Studi Kelayakan Penambahan Kapasitas Produksi Dengan Menggunakan Ayakan Kopi Baru Berdasarkan Konsep Business Process Reenginering (BPR) di PT. Perkebunan Lijen Banyuwangi
STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGUNAKAN AYAKAN KOPI BARU BERDASARKAN KONSEP BUSINESS PROCESS REENGINERING ( BPR ) DI PT.PERKEBUNAN LIJEN BANYUWANGI Endang Suprihatin* ABSTRAK Salah satu perkebunan di Banyuwangi yang saat ini terus berkembang dalam persaingan semakin ketat adalah PT. Perkebunan Lijen yang memproduksi kopi robusta dan arabika. Produksi kopi sebagian besar ditujukan untuk ekspor dan pasar global. Para pekerja di PT.perkebunan Lijen banyak mengeluh bahwa hasil kerja mereka tidak masimal. Karena proses pemisahan kopi yang besar dan yang kecil ( pengayakan ) masih menggunakan alat manual. Kalau hanya mengandalkan alat manual perusahaan tidak dapat menambah kapasitasnya. Berdasarkan pemikira tersebut maka peneliti membuat sebuah usulan yaitu perancangan satu mesin ayakan pemisah biji kopi yang besar dan yang kecil. Dan melakukan studi kelayakan berdasarkan prinsip BusinnesPprocers Reengenering (BPR) dengan menganalisis aspek , tehnik, ekonomi, dan manajemen. Ditinjau dari segi teknis, mesin ayakan kopi yang baru dinilai layak karena output yang dihasilkan dengan mengunakan mesin 2500 kg/hari lebih besar dari output yang dihasilkan mesin ayakan manual 1000 kg/hari. Ditijau dari asper keuangan, mesin ayakan kopi yang baru dinilai layak karena NPV, yang dihasilkan dengan menggunakan mesin ayakan kopi yang baru 55.727.565.540,1 lebih besar dari NPV, menggunakan mesin ayakan manual 33.921.144.551,7. Ditinjau dengan mengunakan Business Process Re-engineering mesin ayakan kopi yang baru layak karena jumlah penghasilan yang diperoleh lebih besar dibandingkan biaya investasi program. ROI = 1,52 > 1 Kata Kunci : Bisnis Proses Reengineering, net present value, return on ivesment ABSTRACT There is one of the plantation in Banyuwangi which in this time continue to expand in emulation progressively tighten is PT. Plantation of Lijen which producing robusta coffee and arabika. Production copy most addressed for the exporting of global market and. All off the worker in PT.PERKEBUNAN Lijen complaining many that result of their jobs do not masimal. Because the process of dissociation between small and big coffee still use manual appliance. If only reliing on company manual appliance cannot add its capacities. Pursuant to the hence so we make the research to solve the problem scheme between one small and big coffee seed winnow sieve machine. And study elegibility pursuant to Businnespprocers Reengenering principle ( BPR) with analysing many aspects, they are technics, economics, and management. Evaluated from technical facet, coffee sieve machine which is just competent assessed because it can produce output until 2500 kg / day bigger than yielded by manual sieve machine that only
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.20, Agustus 2010
30
Studi Kelayakan Penambahan Kapasitas Produksi Dengan Menggunakan Ayakan Kopi Baru Berdasarkan Konsep Business Process Reenginering (BPR) di PT. Perkebunan Lijen Banyuwangi
1000 kg / day. Review from economic aspec, coffee sieve machine which is just competent assessed because NPV, yielded by using new coffee sieve machine 55.727.565.540,1 bigger than NPV, using manual sieve machine 33.921.144.551,7. Evaluated with competent new Business Process ReEngineering coffee sieve machine amount of bigger obtained production compared to the expense of program invesment. ROI = 1,52 > 1 Key Words : bisnis proses reengineering, net present value, return on ivesment PENDAHULUAN Salah satu perkebunan yang saat ini terus berkembang dalam persaingan semakin ketat adalah PT. Perkebunan Lijen yang memproduksi kopi robusta dan arabika. Kopi merupakan bahan makan yang terkait dengan aspek kenikmatan dan kepuasan konsumen. Produksi kopi sebagian besar ditujukan untuk ekspor dan pasar global. Para pekerja di PT.perkebunan Lijen banyak mengeluh bahwa hasil kerja mereka tidak masimal. Karena proses pemisahan kopi yang besar dan yang kecil ( pengajakan ) masih menggunakan alat manual. Kalau hanya mengandalkan alat manual perusahaan tidak dapat menambah kapasitasnya. Oleh karena itu sebagai salah satu perkebuna penghasil kopi PT. Perkebunan lijen merancan satu mesin ayakan pemisah biji kopi yang besar dan yang kecil. Dan melakukan studi kelayakan berdasarkan businnes procers reengenering ( BPR ) dengan menganalisis aspek , tehnik, ekonomi , manajemen.
sangat luas antaralain bisa berarti usaha baru , pengembangan usaha baru, inventasi mesinpeningkatan kapasitas dll ( suad Human , 2000 ). Dalam studi kelayakan terdapat aspek yang dapat di kendalikan oleh perusahaan ( aspek teknis, finansial dan manajemen 1. Aspek teknis Studi aspek teknis pada studi kelayakan meliputi : Penetapan kapitas ( Skala operasi ) dan setrategi kapasitas. Penetapan jumlah mesin / peralatan / fasilitas . Analisa tehnik ekonomi dalam pemilihan teknologi metode kerja, proses produksi. 2.
TINJAUAN PUSTAKA Studi kelayakan merupakan penelitian atau studi tentang dapat atau tidak suatu proyek di laksanankan dengan berhasil. Pengertian proyek didevisinikan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.20, Agustus 2010
Aspek Keuangan Merupakan tahap evaluasi untuk menentukan apakah suatu proyek atau usaha cukup menguntungkan untuk didirikan. Yang perlu dilakukan adalah : Penentuan tptal project cost ( TPC ) Penentuan struktur pembiayaan proyek Penyusunan proyeksi laporan keuangan ( rugilaba,cash flow,dan neraca) Evaluasi criteria keputusan investasi ( NPV )
31
Studi Kelayakan Penambahan Kapasitas Produksi Dengan Menggunakan Ayakan Kopi Baru Berdasarkan Konsep Business Process Reenginering (BPR) di PT. Perkebunan Lijen Banyuwangi
Kreteria Penilaian Investasi Terdapat banyak metode yang bisa dipergunakan untuk menilai suatu usulan investasi layak atau tidak untuk direalisasikan, ditinjau dari profitabilitas yang nantinya akan diperoleh oleh perusahaan. Dalam landasan teori ini penggunaan criteria penilaian inventasi dibatasi pada aplikasi 2 buah metode untuk mengevaluasi usulan investasi tersebut, yaitu : 1. Net Present Value Net present value adalah selisih antara present value dari investasi dengan present value dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. Perhitungan NPV secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Dimana: CFt = aliran kas per tahun pada periode t Lo = investasi awal pada tahun ke-0 K = suku bunga (discount rate) Kreteria dari penilaian dari metode ini adalah sebagai berikut: Jika NPV >0, usulan proyek diterima Jika NPV <0, usulan proyek ditolak Jika NPV=0, nilai perusahan tetap,walau usulan proyek diterima atau ditolak,namun biasanya ditolak karena memiliki tingkat resiko yang tinggi.
rekayasa ulang proses utama bisnis. Selain itu BPR terkadang di definisikan dengan nama-nama yang lain seperti: inovasi proses, rekayasa proses utama, analisa proses kerja dan peningkatan proses. Di dalamnya terjadi perubahan radikal proses bisnis untuk mendapatkan hasil kinerja dan pengurangan biaya. Perusahaan yang perlu menerapkan reengineering itu adalah : 1. Kebangkrutan yang akan menerpa. PT TIMAH Indonesia merupakan salah satu contoh yaqng tanggap menerapkan konsep ini sebelum mengalami kebangkrutan. 2. mereka memandang akan banyak ancaman yamg bakal muncul. Dalam hal ini reengineering diterapkan untuk mempertahankan posisi yang lebih baikdi masa mendatang. 3. Perusahaan market leader menginginkan meninggalkan market challenger dengan satu lompatan yang sangat jauh je depan, sehingga tidak bisa terkejar lagi oleh para pesaingnya. 3. Value Engineering Value engineering adalah metode yang terorganisir untuk mengidentifikasi dan menghilangkan semua biaya yang tak perlu dengan tanpamengganggu kualitas dan realibilitasnya
2. Business Process Reengibeering (BPR) Business Process Reengineering ( BPR ) juga di kenal sebagai proses inovasa dan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.20, Agustus 2010
Fungsi dan Tujuan VE : VE adalah suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan
32
Studi Kelayakan Penambahan Kapasitas Produksi Dengan Menggunakan Ayakan Kopi Baru Berdasarkan Konsep Business Process Reenginering (BPR) di PT. Perkebunan Lijen Banyuwangi
nilai optimal dari setiap pengeluaran Melalui sebuah metode investigasi, pengeluaran yang tidak bisa dihilangkan, sehingga bisa menghasilkan sebuah perbaikan nilai dan penghematan Pendekatan VE adalah sebuah usaha kreatif yang diarahkan ke analisa fungsi. Hal-hal yang menambah biaya tanpa menambah fungsi dipikirkan untuk dihilangkan. Penerapan VE bisa meliputi :
Proses perencanaan struktur suatu bangunan Metode konstruksi pada saat pelaksanaan proyek Pemilihan bahan/material Dan lain-lain Tujuan VE adalah : Substitusi item – Mengganti tetapi tidak mengurangi tujuan berupa: Item mana yang perlu direkayasa nilainya dalam konstruksi tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berapa biayanya? Metode dan material apa yang dapat diganti dengan job yang sama?
Rekayasa Nilai layak dilakukan bila: VECP ROI= Dimana : VECP Cost of program
> + 1.0 Cost of program = penghematan yang diperoleh = biaya untuk VE program
METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Adalah melakukan pengumpulan data yang di perlukan dalam melakukan pencegahan masalah. Data yang di perlukan untuk mendukung penelitian adalah : Data produksi pengolahan kopi. Data hasil produksi. Data – data yang telah di kumpulkan kemudian diolah. Pengolahan data dan analisis hasil di lakukan dengan :. a. Melakukan studi kelayakan dari aspek teknis
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.20, Agustus 2010
Membandingkan biaya perawatan mesin lama. Membandingkan hasil produsi mesin lama dengan mesin baru. b. Melakukan studi kelayakan dari aspek ekonomi Melakukan studi kelayakan penggunaan mesin lama dengan mesin ayakan yang telah diperbaharui. c. Menganalisa hasil uji mesin terbaik dari hasil studi kelayakan.
33
Studi Kelayakan Penambahan Kapasitas Produksi Dengan Menggunakan Ayakan Kopi Baru Berdasarkan Konsep Business Process Reenginering (BPR) di PT. Perkebunan Lijen Banyuwangi
ANALISIS DATA
TAMPAK ATAS
40 cm
420
TA MP AK SA MP
cm
ING
110 cm
70 cm
Spiral
320cm
Gambar 1. Desain ayakan kopi yang baru Tabel 1: Rincian biaya pembuatan mesin ayakan baru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Part Motor Pulley Pulley Pulley V Bellt V Bellt Besi siku Besi siku Besi siku Elektroda Poras ( AS ) Saklar on of Baut mur 24 mm Baut mur 14 mm Spiral Plat 5 mm Pilo Blak Besi santrik Cat
Spesifikasi 220 V AC 1 Hp Thipe A diameter 500 mm Dobel V diameter 500 mm Thipe A diameter 250 mm Thipe A70 Thipe A80 30 x 30 x 3 mm 80 x 80 x 8 mm 50 x 50 x 5 mm Pak 5 cm x 1 m Set Set Set Pasang Lembar Set Buah Avian
Total
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.20, Agustus 2010
Jumlah 1 3 1 1 2 1 5 4 5 5 3 1 1 1 2 4 8 5 2
Harga sat Jumlah ( Rp ) Harga ( RP ) 1.000.000 1.000.000 250.000 750.000 300.000 300.000 200.000 200.000 70.000 140.000 75.000 75.000 350.000 1.750.000 700.000 2.800.000 450.000 2.250.000 90.000 450.000 200.000 600.000 50.000 50.000 75.000 75.000 50.000 50.000 150.000 300.000 500.000 2.000.000 100.000 800.000 100.000 500.000 60.000 120.000 14.210.000
34
Studi Kelayakan Penambahan Kapasitas Produksi Dengan Menggunakan Ayakan Kopi Baru Berdasarkan Konsep Business Process Reenginering (BPR) di PT. Perkebunan Lijen Banyuwangi
Tabel 2 : proyeksi Laba – Rugi Uraian Penjualan HPP Laba kotor Biaya - biaya Administrasi & Umum
2009
Laba aspirasi sebelum pajak
Pajak Laba Bersih setelah pajak
2010
2011
2012
2013
2014
7.500.000.000 4.500.000.000 3.000.000.000
8.250.000.000 4.950.000.000 3.300.000.000
9.075.000.000 5.445.000.000 3.630.000.000
9.982.500.000 5.989.500.000 3.993.000.000
10.980.750.000 6.588.450.000 4.392.300.000
14.274.975.000 7.247.295.000 7.027.680.000
1.566.109 2.998.433.811 884.530.143,3 2.113.903.668
1.722.807,9 3.298.277.193 974.483.157,6 2.323.794.034,4
1.895.088,6 3.628.104.911,4 1.073.431.473,4 2.554.691.438
2.084.597,6 3.990.915.402,4 1.822.746,7 2.808.640.781,7
2.293.057,2 4.390.006.942,8 1.302.002.082,8 3.088.004.860
2.522.362,9 7.025.157.637,1 2.092.547.291,1 493.261.034,6
Tabel 3 : proyeksi aliran Cash flow Uraian Penerimaan Cash inflow Pengeluaran Menghitung cash Biaya umum dan administrasi Pajak Jumlah cah out flow Total net in flow
2009 7.500.000.000 7.500.000.000
2010 82.500.000.000 8.250.000.000
2011 9.075.000.000 9.075.000.000
2012 9.982.500.000 9.982.500.000
185.760.000 1.566.189 884.530.143,3 1.078.106.332 6.421.893.668
204.305.000 1.722.807,9 974.483.157,6 1.180.510.965,5 7.069.489.034,5
224.715.850 1.895.088,6 1.073.431.473,4 1.300.042.412,6 7.774.957.588
247.159.875 2.084.597,6 1.182.274.620,7 1.431.519.093,3 8.550.980.906,7
2013 10.980.750.000 10.980.750.000
2014 14.274.975.000 14.274.975.000
271.846.920 299.001.223 2.293.057,2 2.522.362,9 1.302.002.082,8 2.092.547.291 1.576.142.060 2.394.070.876,9 9.404.607.940 11.880.904.123,1
Tabel 4 : Perhitungan NPV Tahun
Net inflow
2009 6.421.893.668 2010 7.069.489.034 2011 7.774.957.558 2012 8.550.980.906,7 2013 9.404.607.940 2014 11.880.904.132,1
net out flow
Faktor disconto ( P/F = 17 % n ) 1 0,8547 0,7305 0,6244 0,5337 0,4561
NPV
Cosh flow ( P/F . 17 % . N ) 6.421.893.668 6.042.292.277,3 5.679.606.496,1 5.339.232.478,1 5.019.239.257,6 5.418.880.374,6 33.921.144.551,7
Analisis kelayakan proyek NPV > 0 ( NPV Positif ) proyek diterima Pengolahan data dengan menggunakan konsep BPR Rekayasa nilai layak di lakukan bila
Rol
VECP 1.0 Cost of program
Dimana, VECP = Penghematan yang diperoleh Cost of program = biaya VE program VECP di peroleh dari selisih ayakan manual dan ayakan baru
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.20, Agustus 2010
35
Studi Kelayakan Penambahan Kapasitas Produksi Dengan Menggunakan Ayakan Kopi Baru Berdasarkan Konsep Business Process Reenginering (BPR) di PT. Perkebunan Lijen Banyuwangi
Tabel 5 : Perbandingan Cost of program ayakan baru dan ayakan lama Cost outflow Ayakan Baru 6.413.933.476,7 11.117.282.358,3 10.450.906.470,6 9.825.386.246 9.237.196.508,9 8.682.861.479,6
Cost outflow Ayakan Manual 6.421.893.688 6.042.292.277,3 5.679.606.496,1 533.923.247,1 5.019.239.257,6 5.418.880.374,6
Selisi out flow Baru dan lama
Faktor discontro ( P:F.17%.N )
(7.960.211,3) 1 5.074.990.081 0,8547 4.771.299.974,5 0,7305 4.486.153.767,9 0,6244 4.217.957.251,3 0,5337 3.263.981.105 0,4561 Total cost of program
Cost of program
(7.960.211,3) 4.314.517.122,2 345.434.611,6 2.801.154.412,7 2.251.123.785 1.488.701.781,9 14.332.971.502,1
Pengeluaran data dengan menggunakan konsep BPR Rekayasa nilai layak di lakukan bila
Rol
VECP 1.0 Cost of program
Dimana, VECP = Penghematan yang diperoleh Cost of program = biaya VE program VECP di peroleh dari selisih ayakan manual dan ayakan baru
Cost of program
55.727.565.540,1 33.921.144.551,7 14.332.971.502,1
= 1.52 Dari selisih BPR mesin ayakan baru layak karena jumlah penghasilan yang di peroleh besar di banding biaya untuk investasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan tentang anlisa kelayakna mesin ayakan kopi yang baru dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Ditinjau dari segi teknis, mesin ayakan kopi yang baru dinilai layak karena output yang dihasilkan dengan menguknakan mesin yang
lebih besar dari uotput yang dihasilkan mesin ayakan manual. Output ayaka manual=1000 kg/hari Output ayakan baru =2500 kg/hari 2. Ditijau dari asper keuangan, mesin ayakan kopi yang baru dinilai layak karena NPV, yang dihasilkan dengan menggunakan mesin ayakan kopi yang baru lebih besar dari NPV, menggunakan mesin ayakan manual
Tabel 5. Perbadingan NPV
NPV
Mesin ayakan manual 33.921.144.551,7
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.20, Agustus 2010
Mesin ayakan yang baru 55.727.565.540,1
36
Studi Kelayakan Penambahan Kapasitas Produksi Dengan Menggunakan Ayakan Kopi Baru Berdasarkan Konsep Business Process Reenginering (BPR) di PT. Perkebunan Lijen Banyuwangi
3. Ditinjau dengan mengunakan Business Process Reengineering mesin ayakan kopi yang baru layak karena jumlah penghasilan yang diperoleh lebih besar dibandingkan biaya investasi program. ROI = 1,52 > 1
Saran Dari hasil pengamatan selama penelitian dan hasil analisa pengamatan, penilisan memberikan saran - saran berikut: 1. Peningkatan kapasitas produksi dengan menambah mesin dan peralatan agar bisa memenuhi permintaan kopi yang sudah ada 2. meningkatkan kualitas produk agar dapat lebih besaing di pasar
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan. 1999. Manajemen Produksi. Penerbit LPFE-UI. Jakarta. Husnan, Suad, Muhammad, Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan Percetakan, AMP YKPN, Edisi ke-4. Yogyakarta. Kusuma, Hendra. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Penerbit Andi Offset, Edisi ke-2. Yogyakarta. Tampubolon, Lasman. 1999. Ekonomi Teknik II. Fakultas Teknik Industri ITN. Malang. Trihendradi, Cornelius. 2005. SPSS 13: Step by Step Analisis Data Statistik. Penerbit Andi Offset, Edisi ke-1. Yogyakarta. Umar, Husein. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Edisi ke1. Jakarta.
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.20, Agustus 2010
37