Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PERAK KABUPATEN JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri
OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : 13.1.01.06.0069P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016 AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PERAK KABUPATEN JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Ainur Rokhmah 13.1.01.06.0069P Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Prodi Pendidikan Biologi Mumun Nurmilawati dan Agus Muji Santoso UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi pada kenyataan bahwa sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam mempelajari IPA pada materi Ekosistem. Hasil belajar IPA masih jauh dari harapan. Rendahnya hasil belajar IPA disebabkan karena kurangnya motivasi dan semangat belajar untuk menguasai materi. Guru juga merupakan penentu keberhasilan pembelajaran. Untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan perlu diterapkan metode yang lebih menuntut akativitas,kerjasama dan motivasi siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning diharapkan mampu menumbuhkan semangat belajar siswa. Model pembelajaran Discovery Learning Model merupakan salah satu tipe model pembelajaran pada kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Materi Ekosistem Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada SiswaKelas VII B SMP Negeri 1 Perak Kabupaten Jombang Tahun Pelajaran 2014-2015. 2) Mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Ekosistem Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Perak Kabupaten Jombang Tahun Pelajaran 20142015.Permasalahan yang muncul dan berkembang dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Discovery LearningTerhadap Prestasi Belajar SiswaKelas VII B SMP Negeri 1 Perak Kabupaten Jombang Tahun Pelajaran 20142015 Pada Materi Ekosistem ? dan 2) Bagaimana Prestasi Belajar Siswa Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Perak Kabupaten Jombang Tahun Pelajaran 2014-2015Ekosistem Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Materi Ekosistem ?. Pada penelitian ini didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 37,5% dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 87,5%, sehingga ada peningkatan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkansimpulan dari hasil penelitian ini bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Perak dalam mempelajari materi Ekosistem. Kata Kunci : Prestasi belajar, Model pembelajaran Discovery Learning.
AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
Metode pelaksanaan pembelajaran IPA
LATAR BELAKANG Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
yang menentukan apakah pengetahuan itu
pengetahuan yang telah diuji kebenarannya
ilmiah atau tidak. Jadi seseorang dapat
melalui metode ilmiah.IPA merupakan mata
mengenal IPA dari metodologinya. Sekarang
pelajaran yang dianggap sulit bagi kebanyakan
ini, dimana produk ilmu pengetahuan telah
siswa. Untuk itu diperlukan suatu mode yang
begitu banyak dan tentunya tidak mengetahui
dapat membantu siswa sehingga mempelajari
secara pasti apakah suatu pengetahuan tertentu
IPA tidak sulit lagi. Seorang guru berperan
itu dapat melalui metode ilmiah atau tidak.
sangat penting dalam kegiatan tersebut. Guru
IPA memerlukan latihan-latihan yang
sebagian besar merupakan tolak ukur dalam
teratur dan bekerja dalam kelompok kecil
menentukan keberhasilan siswa selain dari
untuk menjelaskan pengetahuan IPA kepada
pihak siswa itu sendiri. Dengan kesadaran
orang lain dengan cara presentasi didepan
yang
kelas
tinggi
dan
ikhlas
seorang
guru
sehingga
siswa
terbiasa
untuk
memberikan ilmu yang dimiliki kepada semua
berargumen yang disertai dengan logika yang
siswa meskipun terkadang seorang guru tidak
disertai
mengenal bagaimana cara memberikan
bereksperimen.
hal
alasan
yang
jelas,yaitu
Mengerjakan
saat
eksperimen
yang terbaik kepada siswanya atau dengan
diperlukan partisipasi aktif dari siswa untuk
perencanaan yang sudah dituangkan dalam
memperdalam pengetahuan sehingga dalam
Rencana Pembelajaran.
mempelajari IPA diperlukan suatu metode
Pada diartikan
awal
perkembangannya
IPA
yang sesuai yang melibatkan siswa secara
sebagai
pengetahuan
atau
langsung.
pengetahuan umum yang berisi apa saja yang
Proses
pembelajaran
IPA
yang
diketahui manusia. Kemudian pengertiannya
memang dianggap sebagai momok bagi siswa
berkembang menjadi pengetahuan yang benar
dan
secara rasional artinya bebas dari takhayul atau
pembelajaran tersebut dibutuhkan pengertian-
kepercayaan.
pengertian dan eksperimen-eksperimen serta
menjadi
Kemudian
pengetahuan
berkembang lagi
yang
menakutkan
karena
didalam
dan
penerapan rumus yang mungkin dianggap hal
obyektif. Adapun latar belakang pekerjaan
yang sangat abstrak bagi siswa sehingga
manusia itu memang dapat mempengaruhi
seorang guru harus selektif dalam memberikan
pandangannya
materi kepada siswa dengan menggunakan
terhadap
rasional
sangat
sesuatu.
Artinya
obyek yang sama akan diartikan sangat
berbagai
model
pembelajaran
yang
berlainan oleh orang yang mempunyai latar
disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
belakang pekerjaan yang berbeda.
disampaikan. Model pembelajaran mencakup suatu pendekatanpembelajaran yang luas dan
AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menyeluruh. Suatu model pembelajaran dapat menggunakan
sejumlah
metodologis
dan
merumuskan
masalah,
ketrampilan
prosedural
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Perak yaitu pada kelas VII B semester
seperti
genap tahun pelajaran 2014– 2015. Pada
mengemukakan
subjek penelitian ini adalah sekelompok
pertanyaan, melakukan penelitian, berdiskusi
siswa, yaitu siswa kelas VII B di SMP
dan
bekerja
Negeri 1 Perak sebanyak 32 orang,yang
secara kolaboratif, menciptakan karya seni dan
terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 16
melakukan presentasi.(Uno, 2011:3)
orang siswa perempuan.
memperdebatkan
penemuan,
Pada mata pelajaran IPA khususnya
Data
penelitian
yang
akan
materi Ekosistem, hasil belajar yang dicapai
dikumpulkan meliputi: penilaian kognitif
masih rendah. Siswa yang tuntas belajar baru
dan penilaian sikap. Penilaian kognitif
12 siswa dari 32 siswa. Jumlah tersebut
didapat
menunjukkan baru 37,5% siswa yang tuntas
menganalisis timgkat keberhasilan atau
dalam pembelajaran, maka peneliti perlu
prosentase keberhasilan siswa setelah
mengadakan penelitian untuk mengetahui apa
proses belajar mengajar setiap siklusnya
yang menyebabkan hasil belajar pada materi
dilakukan dengan cara memberikan tes
Ekosistem itu rendah.
tertulis pada setiap akhir siklus. Ada dua
Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam
mata
tes
tulis.
Untuk
kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Seorang
mengenai materi Ekosistem dimana hasil
siswa telah tuntas belajar bila telah
belajar pada materi tersebut rendah, sehingga
mencapai KKM, khususnya IPA di SMP
dengan menggunakan model pembelajaran DL
Negeri 1 Perak yaitu 75 dan kelas tersebut
Learning)
IPA
nilai
khususnya
(Discovery
pelajaran
dari
diharapkan
hasil
belajarnya dapat ditingkatkan.
dikatakan tuntas belajar jika dikelas tersebut terdapat ≥85% yang mendapatkan nilai didapat
II. METODE PENELITIAN Model penelitian ini dalah Penelitian Tindakan
Kelas
saat
pembelajaran
berlangsung Analisis data dilakukan terhadap tiga
rancangan
kelompok data yaitu data hasil observasi
(PTK).
rekan sejawat, data refleksi peneliti, dan
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada
dari hasil belajar peserta didik difokuskan
sekelompok
pada dua hal utama yaitu situasi kelas dan
Penelitian
yang
dari
secara
prosedural
(PTK)
≥75. Sedangkan Penilaian sikap
menggunakan Tindakan siswa
Kelas yang
melakukan proses pembelajaran.
AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
sedang
prestasi belajar siswa.
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Penelitian ini dikatakan berhasil jika rata
kemudian memotivasi peseta didik
– rata hasil tes pada siklus II lebih baik yaitu
dengan cara membangkitkan ingatan
jika hasil tes rata-rata siswa lebih dari atau
peserta didik dengan mengaitkan
sama dengan 85% yang mendapatkan nilai
pembelajaran yang diajarkan.
diatas KKM daripada siklus I.
Pada pelaksaan refleksi, peneliti dan
diskusi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan
tindakan
rekan
model
observer untuk
melakukan
mengevaluasi
kelemahan maupun kekuatan yang
pembelajaran Discovery Learning pada
ditemukan
peserta didik kelas VII B dilaksanakan
berlangsung, kemudian hasil refleksi
dalam satu kali pertemuan per siklus.
ini
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan untuk melaksanakan
rencana pembelajaran (RPP) yang telah
tindakan pada siklus ke dua.
dibuat.
dijadikan
Hasil
1. Pelaksanaan Siklus I I
selama
siklus acuan
pembelajaran
dan
tersebut
menunjukkan bahwa sebagian siswa
Pelaksaan tindakan pada siklus
belum menunjukkan hasil
adalah
optimal,
menerapkan
model
pembelajaran Discovery Learning merupakan
I
pelaksanaan
rencana
sehingga
yang
pembelajaran
perlu dilanjutkan tindakan siklus II. 2. Pelaksanaan Siklus II
yang telah disusun peneliti. Aktifitas
Tindakan pembelajaran yang
pembelajaran sub topik Konsep
dilakukan pada siklus II sama
lingkungan ekosistem dan apa yang
halnya
kamu
pembelajaran pada siklus I. Adapun
temukan
lingkungan
dalam
suatu
menggunakan
model
kegiatan
dengan ini
tindakan
dilaksanakan
pada
pembelajaran Discovery Learning
tanggal 6 Juni 2015. Tindakan
pada siklus I dilakasnakan dalam
dalam siklus II dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan dengan alokasi
satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 X 40 menit. Pertemuan
waktu
pertama dilaksanakan pada hari
menggunakan materi pembelajaran
Kamis 4 Juni 2015. Pada tahap ini
yang berbeda dengan siklus I,
aktivitas
namun
pembelajaran
diawali
3X
40
tujuan
menit,
dengan
pembelajarannya
dengan guru menyampaikan salam,
sama dengan siklus I. Hal ini
mengecek kehadiran siswa, dan
dilaksanakan agar pendidik dan
menyampaikan tujuan pembelajaran, AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
peserta didik terbiasa dengan model
Discovery Learning menunjukkan peningkatan
pembelajaran Discovery Learning.
yang baik.
Kegiatan pengamatan terhadap tindakan
Langkah-langkah
yang
ditampilkan
pembelajaran siklus II dilakukan selama
dalam pembelajaran dengan menggunakan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan
model
memanfaatkan instrumen pengamatan. Dari
sudah berhasil sepenuhnya sehingga dapat
hasil pengamatan tersebut telah ditemukan
membantu siswa dalam memahami materi
bahwa proses pembelajaran terlaksana dengan
Ekosistem dengan cepat sesuai dengan apa
pembelajaran
Discovery
Learning
yang akan dicapai dalam tujuan pembelajaran. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pembelajaran sub topik bentuk saling ketergantungan dnegan menggunakan model pembelajaran
Discovery
Learning
menunjukkan peningkatan yang baik. a. Prestasi Belajar Siswa Dalam penelitian ini ditetapkan kriteria secara klasikal dinyatakan tuntas apabila peserta didik yang memperoleh nilai diatas 75 sebanyak 85% dari jumlah peserta didik di kelas itu. Data prestasi belajar peserta didik diperoleh dari nilai rata-rata tes tulis dan nilai hasil praktikum pada siklus I dan siklus II. Perbandingan rata-rata nilai siklus I dan ratarata nilai siklus II dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Perolehan Nilai Tes Siklus I dan Siklus II
baik. Secara keseluruhan peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan tindakan dan interaksi selama pembelajaran berlangsung. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pembelajaran sub
topik
Bentuk
–
bentuk
Saling
Ketergantungandengan model pembelajaran
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan: Secara individu pada Siklus I: 1) Peserta didik yang memperoleh nilai ≥75 = 12 anak. 2) Persentase
peserta
didik
yang
memperoleh nilai ≥75 =12 :32 X 100% = 37,5%.
AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
3) Peserta didik yang memperoleh nilai di
Dari data tersebut diperoleh informasi
bawah 75 = 20 anak, persentase peserta
bahwa terjadi peningkatan pencapaian hasil
didik yang memperoleh nilai di bawah
belajar oleh peserta didik baik secara individu
75
maupun secara klasikal.
= 20 : 32 X 100% = 62,5%.
Peningkatan pencapaian hasil belajar oleh peserta didik baik secara individu maupun
Secara individu pada Siklus II: 1) Peserta didik yang memperoleh nilai
klasikal
pembelajaran
≥75 = 28 anak. 2) Persentase
secara
peserta
didik
yang
sudah
Discovery
tercapai. Learning
meningkatkan hasil belajar
Model dapat
IPA materi
memperoleh nilai ≥75
Ekosistem pada peserta didik kelas VII B SMP
= 28 :32 X 100% = 87,5%.
Negeri I Perak pada semester Genap Tahun
3) Peserta didik yang memperoleh nilai di
Pelajaran 2014 – 2015.
bawah 75 = 4 anak, persentase peserta didik yang memperoleh nilai di bawah
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari uraian diatas dapat diberikan
75
kesimpulan bahwa setelah dilakukan
= 4 : 32 X 100% = 12,5%
tindakan pembelajaran dua siklus, maka
Secara klasikal: 1) Peserta didik belum berhasil secara
hasilnya
dapat
disimpulkan
klasikal pada siklus I karena kriteria
dengan
keberhasilan apabila secara klasikal
pembelajaran Discovery Learning dapat
peserta didik yang memperoleh nilai≥75
meningkatkan prestasi belajar siswa
sebanyak 85%, sedangkan pencapaian
kelas VII B SMP Negeri 1 Perak dalam
hasil belajar pada siklus I baru mencapai
mempelajari materi Ekosistem dan untuk
37,5%sehingga
mengetahui peningkatan prestasi belajar
keberhasilan
untuk secara
mencapai
klasikal
masih
menggunakan
bahwa model
ekosistem dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
kurang 47,5%. 2) Pada siklus II pencapaian hasil belajar
Kegiatan
pembelajaran
siklus
1
peserta didik yang memperoleh nilai ≥75
ketuntasan kelas baru mencapai 37,5%.
sebanyak
sudah
Pada pembelajaran siklus 2 tingkat
melampaui kriteria keberhasilan secara
ketuntasan meningkat menjadi 87,5%.
klasikal.
Dengan demikian model pembelajaran
87,5%,
sehingga
3) Rata-rata nilai pada siklus I = 69,38.
Discovery Learning dapat meningkatkan
4) Rata-rata nilai pada siklus II = 81,41
prestasi belajar siswa dalam mempelajari materi Ekosistem.
AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan kepada siswa, guru dan kepala sekolah. 1. Saran untuk siswa Kepada siswa disarankan : a. Merespon dengan baik hasil materi pembelajaran. b. Berinteraksi dengan sesama siswa dan guru dalam proses pembelajaran sebaik mungkin. c. Merangkum materi pembelajaran pada akhir pembelajaran. 2. Saran untuk guru Kepada guru disarankan : a. Menganalisis tingkat kesulitan materi dengan
kemampuan
rata-rata
siswa
untuk dapat menentukan metode atau media yang tepat. b. Memperhatikan keaktifan siswa. 3. Saran untuk kepala sekolah Kepada kepala sekolah disarankan : a. Memberikan perhatian pada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru. b. Mendukung
upaya
guru
dalam
peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran. c. Menghargai
upaya
guru
dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arifin, Z. 2011. Penelitian Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pendidikan.
AINUR ROKHMAH | 13.1.01.06.0069P FKIP – Prodi Pendidikan Biologi
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Arikunto,S.2002.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Edisi Revisi.Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, Ratna Wilis. 1999.Teori-Teori Belajar.Jakarta: Erlangga. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Edisi 3.Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.2004.Pedoman Musyawarah Guru Mata Pelajaran.Jakarta: Depdiknas. Djamarah, S.B.2000.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Edisi 1. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta. Hainur R.2009. Modul PLPG IPA.Surabaya:Departemen Pendidikan Nasional. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara. Herawati, Husnul, Yuyun, 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Bayumedia Publishing. Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyaningsih. 2009. Pembelajaran IPA Terpadu. Surabaya: Unesa University Press. Ridwan Abdullah Sani. 2014. Pembelajaran Saintifik. Jakarta: Bumi Aksara. Sofiah, S. 2004. Profesionalisme dan Mutu Pendidikan. Jurnal Balitbang, Depdiknas. Suyanto dan Abbas, M.S. 2001. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. Yogyakarta: Adicita. Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Erlangga. Tim Pengembang. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Mata Pelajaran IPA. Pusbangprodik.
simki.unpkediri.ac.id || 7||