PENGARUH SINETRON TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP N 8 PEKALONGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
AINUR ROHMAH NIM : 232 06 086
JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2012
ii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Ainur Rohmah
NIM
: 232 06 086
Jurusan
: TARBIYAH Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Sinetron terhadap
Motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan” adalah benar-benar karya penulis sendiri kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil plagiasi, penulis bersedia memperoleh sanksi akademik dengan dicabut gelarnya.
Pekalongan,
Februari 2012
Yang Menyatakan
AINUR ROHMAH NIM. 232 06 086
iii
Drs. Slamet Untung, M.Ag Jl. Raya Wonokromo No. 07 Rt.01/Rw.01 Telp (0285) 4474119 Comal Pemalang 52363
NOTA PEMBIMBING
Lampiran
: 3 (tiga) eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Kepada
: Sdr Ainur Rohmah
Pekalongan, Maret 2012
Yth. Ketua STAIN c/q. Ketua Jurusan Tarbiyah di PEKALONGAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah diadakan penelitian dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: AINUR ROHMAH
NIM
: 232 06 086
Judul
: PENGARUH
SINETRON
TERHADAP
MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK SMP N 8 PEKALONGAN Dengan permohonan agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadi perhatian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pembimbing
Drs. Slamet Untung, M.Ag NIP. 19650825 199903 1 001
iv
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN Alamat : Jl. Kusumabangsa No. 9 Pekalongan Telp. (0285) 412575 - 412572. Fax. 423418 Email : stain
[email protected] – stain
[email protected]
PENGESAHAN Ketua
Sekolah
Tinggi
Agama
Islam
Negeri
(STAIN)
Pekalongan
mengesahkan skripsi saudara : Nama
: AINUR ROHMAH
NIM
: 232 06 086
Judul
: PENGARUH
SINETRON
TERHADAP
MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK SMP N 8 PEKALONGAN
Yang telah diujikan pada hari Kamis tanggal 12 April 2012 dan dinyatakan berhasil serta diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Dewan Penguji :
H. SALAFUDIN, M.Si Ketua
KHOIRUL BASYAR, M.S.I Anggota
Pekalongan, 12 April 2012 Ketua
Dr. ADE DEDI ROHAYANA, M.Ag NIP. 19710115 199803 1 005
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim, Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang berarti dalam hidupku, khususnya kepada: 1. Bapak dan ibuku tercinta (Bapak Muhsin dan Ibu Insiyah) yang selalu sabar memberikan dorongan, dukungan dan do’a. 2. Suamiku tercinta (M Khudlori) yang banyak memberikan support. 3. Ibu mertua (Alpiyah) yang selalu membantu dan menyayangiku 4. Anakku tersayang (M Mulqidz Dzikro, M Sabiquz Zaman, dan M Ziyan Musthofa) yang selalu memberikan semangat dan motivasi. 5. Sahabat-sahabat dan temen-temenku khususnya Nisma Zaqul Jannah, Futikhatul Muawanah, Akhliyatur Nur, dan AlMaidah (Alm) yang kuingat selalu serta temen-temen Tarbiyah angkatan 2006 kelas B.
vi
MOTO
يَ ْرفَ ِع هللاُ الَّ ِذيْ َن َامنُواْ ِمْن ُك ْم َوالَّ ِذيْ َن اُْوتُو الْعِْل َم َد َر َجات Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orangorang yang mempunyai ilmu beberapa derajat (Al-Mujadalah: 11)
vii
ABSTRAK Ainur Rohmah. 2012. Pengaruh Sinetron Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan. Skripsi Jurusan Tarbiyah/Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan. Pembimbing: Drs. Slamet Untung, M.Ag
Maraknya tayangan sinetron saat ini sangat digemari. Mulai dari anak-anak sampai orang tua. Kehadiran berbagai macam jenis sinetron tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi motivasi belajar para peserta didik sekolah. Mereka akan lebih mendahulukan menonton sinetron kesayangan mereka daripada mempelajari pelajaran sekolah. Demikian pula para peserta didik SMP N 8 Pekalongan yang kemungkinan sebagian besar dari mereka yang lebih suka menonton sinetron kesayangan dan mengesampingkan belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah. Adapun rumusan masalah adalah bagaimana pengaruh intensitas menonton sinetron pada peserta didik SMPN 8 Pekalongan?, bagaimana motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Pekalongan?, bagaimana pengaruh sinetron terhadap motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Pekalongan?. adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh intensitas menonton sinetron pada peserta didik SMPN 8 Pekalongan, untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Pekalongan, dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sinetron terhadap motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Pekalongan?. Penelitian yang dilakukan dalam rangka penulisan skripsi ini merupakan jenis penelitian lapangan (field reseach) karena data yang diambil berasal dari objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode interview, metode angket dan metode dokumentasi, sedangkan metode analisa data yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh adalah menggunakan teknik analisis rumus “product moment” Hasil analisis dari penelitian intensitas menonton sinetron Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan termasuk dalam kategori tingkat baik hal ini terbukti dengan hasil angket yang memiliki nilai rata-rata 32,5 Nilai tersebut berada dalam interval 31 – 34,5 yang masuk dalam klasifikasi baik. adapun motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan termasuk dalam kategori tingkat baik hal ini terbukti dengan hasil angket yang memiliki nilai rata-rata 31,2. Nilai tersebut berada dalam interval 31 – 33,5 yang masuk dalam klasifikasi baik. Berdasarkan perhitungan dengan teknik korelasi product moment diperoleh rxy = 0,417, jadi hasil diatas menunjukkan bahwa rxy lebih besar dari rt (rxy > rt) baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% yang berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan.
viii
KATA PENGANTAR
Untaian puja dan puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis (Skripsi) yang sederhana ini, sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad Saw. yang telah membawa manusia dari jalan kesesatan menuju ke jalan yang benar dan di ridloi Allah Swt. Dengan berbekal optimis serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi yang berjudul “Pengaruh Sinetron Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan” dapat diselesaikan. Hal ini karena keterlibatan semua pihak yang telah memberikan batuan pikiran, tenaga, waktu dan segalanya demi terselesaikannya penulisan dan penyusunan skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1.
Bapak Dr. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan yang telah memberikan pelayanan akademik.
2.
Bapak Drs. Moh. Muslich, M.Pd., Ph.D, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan yang telah membekali pengetahuan tentang ilmu tarbiyah atau pendidikan.
3.
Bapak Drs. Slamet Untung, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing dan memotivasi kami hingga skripsi ini selesai.
4.
Bapak Zaenal Muhibbin, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 8 Pekalongan yang telah memberikan izin penelitian.
ix
5.
Bapak dan Ibu Dosen yang berada di lingkungan STAIN Pekalongan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dari awal hingga akhir.
6.
Yang selalu penulis rindukan dan sayangi ayah dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan juga bimbingan dengan cintanya yang sejati.
7.
Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Semoga Allah Swt membalas semua budi baik mereka dengan balasan yang
setimpal. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khsusunya serta pembaca pada umumnya.
Pekalongan, Maret 2012 Penulis
AINUR ROHMAH
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING ......................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................
v
HALAMAN MOTO ..........................................................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .....................................................
6
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................
7
E. Metode Penelitian ...........................................................................
11
F. Sistematika Penulisan Skripsi...........................................................
16
BAB II SINETRON DAN MOTIVASI BELAJAR A. Sinetron ..........................................................................................
18
1. Pengertian Sinetron ...................................................................
18
2. Kualitas, Kuantitas, dan Objektivitas Sinetron Televisi .............
19
xi
3. Pesan Sinetron Televisi .............................................................
20
4. Dampak Pengaruh Sinetron ........................................................
21
B. Motivasi Belajar .............................................................................
27
1. Pengertian Motivasi Belajar ......................................................
27
2. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar ..........................................
29
3. Macam-macam Motivasi Belajar ...............................................
31
4. Ciri-Ciri Motivasi Belajar .........................................................
33
5. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa ...........................
34
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi belajar ...................
35
BAB III SINETRON DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI
8 PEKALONGAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 8 Pekalongan ..................................
39
1. Sejarah Berdiri SMP Negeri 8 Pekalongan ................................
39
2. Letak Geografis SMP Negeri 8 Pekalongan ...............................
41
3. Struktur Organisasi Sekolah .......................................................
42
4. Keadaan Guru dan Pegawai Sekolah ..........................................
43
5. Keadaan Peserta Didik ..............................................................
45
6. Keadaan Sarana dan Prasarana ..................................................
46
B. Data tentang Sinetron bagi Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan
52
C. Data Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan ......
54
BAB IV ANALISIS PENGARUH SINETRON TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 8 PEKALONGAN
xii
A. Analisis tentang Sinetron bagi Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan .....................................................................................
57
B. Analisis tentang Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan ....................................................................................
60
C. Analisis tentang Pengaruh Sinetron terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 8 Pekalongan .....................................
62
BAB V PENUTUP A. Simpulan .........................................................................................
68
B. Saran-saran .....................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Angket penelitian. B. Surat penunjukan pembimbing. C. Surat ijin penelitian. D. Surat keterangan penelitian. E. Daftar riwayat hidup.
xiii
DAFTAR TABEL halaman Tabel I
: Struktur Organisasi SMP Negeri 8 Pekalongan ..............................
43
Tabel II
: Keadaan Guru SMP Negeri 8 Pekalongan .......................................
44
Tabel III : Keadaan Guru SMP Negeri 8 Pekalongan berdasarkan tugas dan keahlian ......................................................................................... 44 Tabel IV : Keadaan Peserta didik di SMP Negeri 8 Pekalongan ......................
46
Tabel V
: Keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 8 Pekalongan ..............
46
Tabel VI : Hasil Angket tentang Sinetron .......................................................
53
Tabel VII : Hasil angket Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan .................................................................................... 55 Tabel VIII : Interval Nilai variabel X ................................................................
59
Tabel IX : Interval Nilai variabel Y ................................................................
61
Tabel X
: Koefisien Korelasi antara Variabel X (Sinetron) dengan Variabel Y (Motivasi Belajar) ......................................................................... 62
Tabel XI : Interpretasi “r” product moment .....................................................
65
Tabel XII : Nilai “r” product moment ...............................................................
66
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga atau menopang tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.1 Imam Bainawi, menyebutkan bahwa kata motivasi berasal dari kata “Motivation” yang semula berarti alasan, daya batin atau dorongan, tetapi segi istilah ada yang mengatakan bahwa motivasi adalah latar belakang atau sebab-sebab yang mendorong seseorang bertindak. Adapula yang memakai istilah motiv yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.2 Sehingga dengan demikian motivasi adalah dorongan yang timbul untuk melakukan sesuatu yakni mengubah tingkah laku menjadi lebih baik melalui proses belajar mengajar.3 Baik itu yang bersifat fisik pada diri peserta didik (internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor ekternal motivasi diantaranya adalah media elektronik. Kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini memudahkan manusia untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di negaranegara lain di belahan dunia ini secara cepat. Misalnya melalui televisi yaitu 1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 593 Imam Bawani, Segi-segi Pendidikan Islam, (Jakarta : Al-Khalla, 1998), h. 35 3 Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana, 1993), h. 14 2
2
media elektronik yang mempunyai jaringan yang begitu luas dan mampu menyajikan gambar yang begitu jelas. Televisi (TV) memiliki peran sebagai media informasi, pendidikan dan hiburan bagi masyarakat. Sebagai media informasi TV sangat dibutuhkan untuk menyampaikan pesan-pesan dan ide-ide pembaharuan. Sebagai media media hiburan TV dapat memberikan kepuasan kepada pemirsanya melalui programprogram yang bersifat menghibur dan menghilangkan kejenuhan. Terlepas dari fungsi atau pengaruh televisi baik langsung maupun tidak langsung, tidak semua program acara yang ditayangkan dapat diperoleh manfaatnya karena banyak dari siaran-siaran TV tersebut yang tidak sesuai dengan
sosiokultur
bangsa
Indonesia,
sehingga
dapat
mempengaruhi
perkembangan kejiwaan, sikap dan perilaku masyarakat khususnya anak dan remaja. Maraknya tayangan sinetron saat ini sangat digemari. Mulai dari anakanak sampai orang tua mengikuti tayangan tersebut bahkan tayangan sinetron merupakan acara kesayangan yang tidak terlewatkan karena memang tayangan itu dikemas dalam cerita dan tampilan yang seapik dan semenarik mungkin. Sinetron yang tengah menjamur di samping bersifat menghibur juga memberikan nilai-nilai pendidikan yang negatif. Masa kanak-kanak, dan remaja adalah masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia. Sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa itu sebaiknya merupakan hal yang terbaik. Mulai dari makanan, minuman, tempat tinggal, pendidikan, hingga tontonan yang berkualitas.
3
Kebanyakan orang tua membiarkan anak-anaknya menonton televisi selama berjam-jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara yang disuguhkan, tanpa memperhatikan mamfaat dan pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa dan mental anak-anaknya. Dampaknya mungkin tidak akan terlihat, tapi beberapa tahun kemudian. Sinetron yang sekarang ini merajai hampir seluruh stasiun televisi swasta lebih banyak menghadirkan kehidupan mewah, yang sangat jarang ditemui di dalam kehidupan nyata. Sinetron juga lebih cenderung mengarah pada tayangan yang berbau kekerasan (sadisme), pornografi, mistik, dan kemewahan (hedonisme). Tayangan-tayangan tersebut terus berlomba demi rating tanpa memperhatikan dampak bagi pemirsa. Kegelisahan tersebut semakin bertambah karena tayangan-tayangan tersebut dengan mudah bisa di konsumsi oleh anakanak. Persoalan gaya hidup dan kemewahan juga patut dikritisi. Banyak sinetron yang menampilkan yang serba glamour, tanpa bekerja orang sudah bisa hidup mewah. Anak-anak sekolahan dengan gaya yang aneh-aneh dan sama sekali tidak mencerminkan sebagai seorang pelajar, dan dipajang sebagai pemikat. Sikap dan dan tingkah laku, terhadap guru, orang tua, maupun sesama teman yang sangat tidak mendidik. Media televisi dewasa ini telah menjadi sahabat yang menemani anakanak dan remaja. Didalam keluarga modern yang orang tuanya sibuk beraktivitas di luar rumah, televisi berperan sebagai penghibur, pendamping, dan bahkan sebagai pengasuh bagi anak-anak mereka. Tapi sayangnya peran vital televisi
4
sebagai media hiburan keluarga tampaknya belum mengimbangi dengan menu tayangan yang bermutu. Kehadiran berbagai macam jenis sinetron tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi motivasi belajar para peserta didik sekolah. Mereka akan lebih
mendahulukan
menonton
sinetron
kesayangan
mereka
daripada
mempelajari pelajaran sekolah. Demikian pula para peserta didik SMP N 8 Pekalongan yang kemungkinan sebagian besar dari mereka yang lebih suka menonton sinetron kesayangan dan mengesampingkan belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah. Untuk itu berdasarkan latar belakang di atas itu menarik untuk di angkat sebagai bahan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Sinetron terhadap motivasi belajar Peserta didik SMPN 8 Pekalongan” dengan alasan sebagai berikut: 1. Sinetron merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan karena sinetron merupakan produk teknologi sebagai manifestasi kemajuan zaman. 2. Motivasi belajar merupakan faktor penting bagi anak didik, demi kelanjutan pembelajaran anak didik memerlukan banyak sekali motivasi-motivasi baik dari diri sendiri atau yang bersifat internal begitu juga motivasi dari orang lain atau motivasi yang bersifat eksternal. 3. Para peserta didik SMP N 8 Pekalongan secara psikologis merupakan masa perkembangan yang mudah terpengaruh oleh keadaan di luar diri peserta didik khususnya pengaruh sinetron, sehingga akan mempengaruhi motivasi belajar mereka.
5
B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana intensitas menonton sinetron pada peserta didik SMPN 8 Pekalongan? 2. Bagaimana motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Pekalongan? 3. Bagaimana pengaruh intensitas menonton sinetron terhadap motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Pekalongan? Kemudian untuk mempermudah dalam pembahasan dalam skripsi ini guna menghindari persepsi yang berbeda, serta kekaburan dan penyimpangan dari pokok bahasan, maka perlu adanya penegasan istilah. 1. Pengaruh Pengaruh ialah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang. 4 2. Intensitas Menonton Sinetron Sinetron adalah kepanjangan dari sinema dan elektronika: film yang dibuat khusus untuk ditayangkan dilayar televisi. 5 Yang dimaksud intensitas menonton sinetron disini adalah kebiasaan menonton film yang ditayangkan di televisi. 3. Motivasi belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan
4
Kamisa, Kamus Lengkap Indonesia, (Surabaya: PT Kartika, 1997), h. 418 J.S. Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Buku Kompas, 2003), h. 319. 5
6
dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan pembelajaran6 4. Peserta didik Peserta didik adalah murid (terutama pada tingkat SD dan sekolah Menengah /Pelajar) 7 yang dimaksud peserta didik disini yaitu peserta didik SMP Negeri 8 Pekalongan khususnya kelas VIII. Jadi yang dimaksud dengan judul skrisi ini adalah daya penggerak psikis di dalam diri peserta didik dari kebiasaan menonton sinetron yang mendorong semangat, gairah atau tidaknya peserta didik SMP Negeri 8 Pekalongan baik dibangku sekolah ataupun di rumah.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah a. Mengetahui intensitas menonton sinetron pada peserta didik SMP N 8 Kota Pekalongan b. Mengetahui motivasi belajar peserta didik SMP N 8 Kota Pekalongan c. Mengetahui pengaruh intensitas menonton sinetron terhadap motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Kota Pekalongan 2. Kegunaan Penelitian Ada dua kegunaan dalam penelitian ini yaitu, secara teoritis dan secara praktis. 6
W. S. Winkel S. J, M.Sc, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : P.T Grasindo, 1999), h. 150 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT Balai Pustaka, 1984). h 849 7
7
a. Secara Teoritis Dengan diketahuinya Pengaruh Sinetron Terhadap Motivasi Belajar Peserta didik SMPN 8 Kota Pekalongan, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang aspek positif juga negatif tayangan televisi khususnya sinetron, sehingga peserta didik dapat memilah-milah tayangan yang sesuai dengan jenjang usia mereka dan tayangan yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. b. Secara Praktis Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi kepada guru-guru serta orang tua peserta didik di SMP Negeri 8 kota Pekalongan sebagai bahan masukan untuk membatasi tayangan televisi yang mereka lihat, disamping itu penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah di STAIN Pekalongan..
D. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Penelitian yang Relevan Didalam penelitian ini penulis banyak mengumpulkan referensi guna menghasilkan sebuah karya ilmiah. Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis telah menemukan buku litelatur yang membahas mengenai sinetron dan motivasi belajar.
8
Kemudian menganalisis dari buku-buku karya ilmiah tersebut dan menghasilkan karya tulis yang benar-benar ilmiah diantara buku-buku tersebut sebagai berikut: Sinetron kependekan dari sinema elektronika sebenarnya adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam bahasa inggris sinetron disebut “Soap Opera” sedangkan dalam bahasa spanyol disebut “Telenovela”. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai dengan konflik, seperti layaknya drama atau sandiwara. Sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter khas masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang semakin lama semakin besar sehingga sampai pada titik klimaknya. Akhir disuatu sinetron dapat menjadi bahagia atau sedih tergantung dari jalan sinetron yang ditentukan oleh sutradara atau penulis cerita.8 Dalam skripsi Laily Rustiani yang berjudul Pengaruh Menonton Sinetron kisah Cinta Terhadap Kesehatan mental Anak (Studi Kasus Pada Peserta didik MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Kelas II) Menyimpulkan adanya pengaruh negatif dari tayangan televisi terhadap kesehatan mental dan akhlak remaja. Hal tersebut dikarenakan adanya adegan-adegan kekerasan dalam televisi sehingga akan mempengaruhi kesehatan mental akhlak remaja, serta para remaja akan meniru atau mencontoh tayangan yang ada di televisi.
8
http://id.wikipedia.org/wiki/sinetron. (3 September 2006)
9
Pengertian belajar ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli psikologi diantaranya : a. Menurut Skinner dalam bukunya Educational Psychology, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. b. Menurut
Witherington
dalam
bukunya
Educational
Psychologi
sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatukan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebutuhan. 9 c. Menurut James O Wittaker yang dikutip oleh Wasly Soemanto, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 10 d. Menurut Lester D.Crow dan Alice Crow berpendapat bahwa belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, Ilmu pengetahuan dan berbagai sikap. 11 2. Kerangka Berpikir Kerangka berfikir merupakan gambaran pola hubungan antara variabel atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan
9
M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), h.
84 10
Wasly Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Malang Rineka Cipta, 2003), h. 103 Lester D.Crow dan Alice Crow, Psikologi Pendidikan, Jilid I, (Surabaya; PT. Bina Ilmu, 1984), h. 321 11
10
masalah yang diteliti disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan. 12 Berdasarkan judul dan permasalahan di atas, maka kerangka berpikir yang digunakan pada pembahasan skripsi ini adalah penulis akan menguraikan sinetron dengan motivasi belajar, Kemudian akan diarahkan kepada prinsip-prinsip dan dasar tentang pengaruh negatif dan pengaruh positif sinetronterhadap motivasi belajar peserta didik adapun untuk mewujudkan kerangka berfikir di atas digunakan acuan literatur buku-buku yang disebutkan di atas dan buku-buku lain yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Dengan demikian, tayangan sinetron dapat disaring mana yang baik dan buruk bagi peserta didik. Dan dapat menjadi jembatan bagi seseorang dalam meningkatkan motivasi belajar dalam suatu lembaga pendidikan, sehingga bisa merubah perilaku dan keterampilan pemikiran peserta didik secara baik dan benar. 3. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.13 Hipotesis dalam penelitian ini menunjukan tayangan sinetron berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 8 Kota Pekalongan. 12
STAIN Pekalongan, Panduan Penyelenggaraan Pendidikan, (Pekalongan :Stain Press, 2003). h 45 13 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), h. 63
11
E. Metode Penelitian Pemaparan metode ini di bagi menjadi lima bagian yaitu desain penelitian, variable penelitian, populasi dan sample, instrument dan teknik pengumpulan data penelitian, teknik pengolahan dan analisis data. 1. Desain penelitian a. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerial (angka) yang diolah dengan metode statistika.14 Pendekatan ini digunakan karena peneliti akan menggali, mengumpulkan dan menganalisis data-data yang berupa angka tentang pengaruh sinetron dan motivasi belajar peserta didik. b. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach). Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala. 15 2. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik tolak perhatian suatu penelitian.16 a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi terhadap variable lain yang ingin diketahui. 17 14
Saifudin Azwar, M.A., Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 5. Komarudin, Kamus Riset, (Bandung: PT Bina Aksara, 1987), h. 60 16 Suharmini Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 179 15
12
Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah intensitas menonton sinetron, dengan indikator jenis sinetron, bentuk-bentuk sinetron kebiasaan menonton sinetron, dan dampak tayangan sinetron. b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. 18 Dalam penelitan ini yang menjadi variabel terikat adalah Motivasi Belajar, dengan indikator kemauan untuk belajar, ketertarikan dan antusiasme dalam belajar, keuletan dalam mengerjakan tugas, pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. 3. Populasi dan Sample a. Populasi Yang dimaksud populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama. 19 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 20 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Pekalongan tahun pelajaran 2010, yang berjumlah 217 peserta didik, yang terdiri dari 97 peserta didik laki-laki dan 120 peserta didik perempuan dan terbagi kedalam enam kelas.
17
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 62 Saiful Azwar, Metode Peneitian..., h. 62 19 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Semarang: Rajawali Press,1995), h. 133 20 Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 115-117 18
13
b. Sampel Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah perwakilan atau sebagian dari jumlah populasi yang diteliti, yang dapat mewakili keseluruhan populasi tersebut. Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang diambil Sutrisno Hadi mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak berapa persen sampel yang harus diambil dari populasi. 21 Namun dalam penelitian ini penulis berpedoman pada : apabila subjek kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan bila jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih22. Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil sampel 20% dari jumlah populasi. 20% dari 217 peserta didik sama dengan 43 peserta didik 4. Sumber Data Sumber data adalah subjek dimana data-data diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data adalah responden yaitu orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. 23 Dalam penelitian skripsi ini, untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan Sumber Data sebagai berikut: a. Sumber Data Primer, yaitu sumber data yang berkenaan langsung
24
dengan pembahasan masalah pengaruh sinetron terhadap motivasi belajar
21
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM, 1992).h 70 Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ..., h 67 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek…, h. 114. 24 Sanapiah Faisal, Formal-formal Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 32. 22
14
peserta didik. Dalam hal ini yang dijadikan Sumber Data Primer adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Pekalongan. b. Sumber Data Sekunder yaitu sumber data yang secara tidak langsung berkaitan dengan penelitian ini. 25 Dalam penelitian ini Sumber Data Sekunder meliputi berbagai referensi yang memuat berbagai informasi tentang pengaruh sinetron terhadap motivasi belajar peserta didik. Referensi tersebut dapat berupa buku, majalah, kitab, dan sumber lainnya yang mendukung. 5. Metode Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode kuisioner, observasi, wawancara (intervieu), dan metode dokumentasi. a. Metode Angket Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. 26 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang tayangan sinetron dan motivasi belajar peserta didik di SMPN 8 Kota Pekalongan. b. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu cara untuk mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang telah diteliti. 27
25
Sanapiah Faisal, Formal-formal Penelitian Sosial…., h. 28. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 140 27 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: UGM, 1973), h. 156 26
15
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi dan kondisi secara umum SMPN 8 Kota Pekalongan. c. Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara Tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan tujuan penelitian.28 Wawancara dilakukan untuk mengetahui data atau informasi sejarah berdirinya sekolah, keadaan guru, karyawan dan peserta didik SMPN 8 Kota Pekalongan. d. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku dan sebagainya. 29 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang guru, karyawan, keadaan peserta didik, struktur organisasi, dan sarana prasarana. 6. Teknik Analisis Data a. Analisis Pendahuluan Yaitu menyusun tabel-tabel distribusi secara sederhana untuk setiap variable yang terdapat dalam penelitian. b. Analisis uji Hipotesis Pada analisis ini digunakan untuk menguji distribusi frekuensi yang telah disusun dalam analisis pendahuluan. 28 29
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, h. 193 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek..., h. 181
16
N.∑xy – (∑x) (∑y) rxy
=
__________________________________________________
√ {(N.∑x2) - (∑x)2}{(N.∑y2) - (∑y2)}
Keterangan : ∑ XY
= koefisien koerelasi variable X dan Y
∑X
= jumlah seluruh skor X
∑Y
= jumlah seluruh skor Y
∑ X²
= jumlah seluruh skor X setelah terlebih dahulu dibulatkan
∑ Y²
= jumlah seluruh skor Y setelah terlebih dahulu dibulatkan 30
F. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulilsan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Sinetron dan Motivasi Belajar, meliputi dua sub bab, pertama Sinetron: pengertian sinetron, kualitas, kuantitas, dan objektivitas sinetron televisi, pesan sinetron televisi, dan dampak pengaruh sinetron televisi, kedua motivasi belajar, meliputi pengertian motivasi belajar, tujuan dan fungsi motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, ciri-ciri Motivasi Belajar, cara
30
84.
Salafudin, Statistika Terapan untuk Penelitian Sosial, (Pekalongan; STAIN Press, 2005) h.
17
membangkitkan motivasi belajar, dan faktor yang mempengaruhi Motivasi belajar. Bab III Sinetron dan motivasi belajar peserta didik di SMPN 8 Kota Pekalongan, meliputi tiga sub bab, pertama gambaran umum SMPN 8 Kota Pekalongan: sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana, kedua pengaruh sinetron bagi peserta didik SMPN 8 Pekalongan, ketiga motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Pekalongan. Bab IV Analisa pengaruh sinetron terhadap motivasi belajar peserta didik di SMPN 8 Pekalongan, meliputi: pengaruh sinetron bagi peserta didik SMPN 8 Pekalongan, analisis motivasi belajar peserta didik SMPN 8 Pekalongan, analisis pengaruh sinetron terhadap motivasi belajar peserta didik di SMPN 8 Pekalongan. Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.
18
BAB II SINETRON DAN MOTIVASI BELAJAR
A. Sinetron 1. Pengertian Sinetron Sinetron kependekan dari sinema elektronika sebenarnya adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut “Soap Opera”, sedangkan dalam bahasa Spayol disebut “Telenovela”. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai dengan konflik. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter khas masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia atau sedih tergantung dari jalan cerita yang ditentukan tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh sutradara atau penulis cerita. 31 Dibuatnya sinetron menjadi berpuluh-puluh episode kebanyakan karena tujuan komersial semata-mata sehingga menurunkan kualitas cerita yang akhirnya membuat sinetron menjadi tidak lagi mendidik tetapi hanya menyajikan hal-hal yang bersifat menghibur. Hal ini banyak terjadi di
31
http://id.Wikipedia.org diakses 3 September 2006
19
Indonesia yang sinetronnya pada umumnya bercerita seputar kehidupan remaja dengan intrik-intrik cerita cinta. Namun tidak semua sinetron Indonesia bermutu rendah, ada juga sinetron yang mengedepankan unsur. Meskipun demikian jumlah sinetron yang berkualitas tersebut masih kalah banyak jika dibandingkan dengan sinetron yang hanya mengandalkan wajahwajah keren dan bermotto kejar tayang atau rating penonton. 2. Kualitas, Kuantitas, dan Objektivitas Sinetron Televisi Menjamurnya sinetron di televisi, bukan hal luar biasa. Kehadiran sinetron merupakan suatu bentuk aktualitas komunikasi dan interaksi manusia yang diolah berdasarkan alur cerita, untuk mengangkat permasalahan hidup manusia sehari-hari. Dalam membuat sinetron, kru televisi (sutradara, pengarah acara, dan produser) harus memasukkan isi. Pesan yang positif bagi pemirsa. Dengan kata lain, pesan sinetron dapat mewakili aktualitas kehidupan masyarakat dalam realitas sosialnya. Memang belum ada metode atau ukuran yang jelas dan pasti dalam membuat sinetron yang baik dan berkualitas serta memenuhi selera pemirsa. Semua masih relatif, tergantung masing-masing penilaian pemirsa. Tetapi para kru televisi dituntut untuk bertanggunjawab dalam membuat paket sinetron. Ini merupakan beban moral yang harus diterima. Banyaknya sinetron yang menggambarkan sisi-sisi sosial dan moral dalam kehidupan masyarakat, tentu sangat bermanfaat bagi pemirsa dalam menentukan sikap. Pesan-pesan sinetron terkadang terungkap secara simbolis dalam alur ceritanya. Kalau isi sinetron tidak mencerminkan realitas sosial yang objektif dalam kehidupan
20
pemirsa, maka yang tampak dalam cerita sinetron tersebut hanya gabaran semu. Akibat fatal yang muncul apabila isi pesan sinetron berlawanan dengan kondisi sosial, yakni pemirsa tidak mendapatkan manfaat secara khusus bagi kehidupannya, menyangkut aspek hubungan dan pergaulan sosial. Sinetronsinetron yang hanya “menjual” kemiskinan dan menonjolkan doktrin tertentu (menggurui), akan membuat pemirsa jenuh untuk menontonnya. Tema-tema seperti di atas, dalam cerita sinetron, lebih banyak terlahir karena unsur kesengajaan dan subjekvitas para pembuat dan penggarap sinetron. Bukan lagi sebagai ekspresi lingkungan sosial sebenarnya. Untuk membuat sinetron, ada dua hal yang cukup penting dan perlu diperhatikan, yaitu: a. Terdapat permasalahan sosial dalam cerita sinetron yang mewakili realitas sosial dalam masyarakat. b. Menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam sinetron secara positif dan responsif (ending cerita). Sebelum membuat sinetron, ada baiknya kru televisi mengenal dan memahami situasi serta kondisi budaya masyarakat. Jadi kesimpulannya, isi pesan sinetron televisi harus dapat mewujudkan dan mengekspresikan kenyataan sosial masyarakat, tanpa melepaskan diri dari lingkaran budaya pemirsa yang heterogen. 3. Pesan Sinetron Televisi Berbicara mengenai isi pesan dalam sebuah paket sinetron televisi, bukan hanya melihat dari segi budaya, tetapi juga berhubungan dengan
21
masalah ideologi, ekonomi, maupun politik. Dengan kata lain, paket sinetron merupakan cerminan kenyataan kehidupan dari masyarakat sehari-hari. Paket sinetron yang tampil di televisi adalah salah satu bentuk untuk mendidik masyarakat dalam bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan tatanan norma dan nilai budaya masyarakat setempat. Otomatis, isi pesan yang terungkap secara simbolis dari sinetron, berwujud kritik sosial dan kontrol sosial terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Masalah yang sangat krusial dalam isi pesan sinetron ialah soal kualitas dan objektivitas. Dalam artian, tidak selamanya sinetron yang berkualitas dapat menunjukkan atau mengungkapkan objektivitas sosial. Ini terjadi karena dalam kehadirannya, isi pesan sinetron selalu terbentur pada masalah politis dan ideologis dalam suatu sistem politik nasional. Dengan adanya event Festival Sinetron Indonesia (FSI), jangan membuat para pembuat sinetron terjebak pada keinginan untuk menghasilkan sebanyak mungkin cerita-cerita sinetron (dalam hal ini production house). 4. Dampak Pengaruh Sinetron Media televisi dewasa ini telah menjadi sahabat yang menemani anakanak dan remaja. Di dalam keluarga modern yang orang tuanya sibuk beraktivitas di luar rumah, televisi berperan sebagai penghibur, pendamping, dan bahkan sebagai pengasuh bagi anak-anak mereka. Tapi sayangnya peran vital televisi sebagai media hiburan keluarga tampaknya belum mengimbangi dengan menu tayangan yang bermutu.
22
Bisa dikatakan televisi nasional, sampai saat ini belum bisa mengakomodasi kebutuhan anak-anak dan remaja yang membutuhkan hiburan sekaligus ilmu pengetahuan. Acara permainan, pentas lagu-lagu anak, kuis dan cerdas cermat untuk para remaja sudah demikian langka. Minimnya komitmen pendidikan pertelevisian nasional sudah sepatutnya menyadarkan para pengelola pertelevisian, dari sini akan lahir langkah kokret dalam memperbaiki kualitas tayangan televisi semakin mendesak dilakukan. a. Dampak Negatif Sinetron Kebanyakan orang tua membiarkan anak-anaknya menonton televisi selama berjam-jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara yang disuguhkan, tanpa memperhatikan manfaat dan pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa dan mental anak-anaknya. Dampaknya mungkin tidak akan terlihat, tapi beberapa tahun kemudian anak-anak yang sering nongkrong di depan televisi akan mengalami
kesulitan
konsentrasi.
Bahkan
ada
penelitian
yang
menyebutkan bahwa apabila anak, remaja, maupun orang dewasa terlalu sering di depan televisi, maka bisa menyebabkan obesitas, atau kelebihan berat badan. Untuk melihat fenomena kehidupan masyarakat saat ini, yang sepertinya begitu mendewakan acara televisi, mereka rela tidak ikut pengajian di majlis taklim, asal sinetron kesayangan mereka tidak terlewati.
Mereka
marah,
saat
pemeran
utama
dari
sinetron
23
kesayangannya tersakiti, mereka pun menangis, dan tertawa setiap kali pemutaran sinetron kegemarannya. Keadaan ini akan semakin parah jika orang tua sendiri tidak mampu memberi keteladanan kepada anak-anaknya, dan hal ini bisa membuat anak-anak mencari tokoh teladan dari tempat lain, termasuk sinetron yang ia tonton. Sehingga saat anak dan remaja menonton sebuah sinetron, mereka akan mengalami proses internalisasi (pengendapan) dan meresapi kesan-kesan, citra yang terkandung dalam alur cerita tersebut. Dampak lain dari anak atau remaja yang keranjingan sinetron adalah mereka akan merasa ketergantungan dengan televisi, mereka akan malas melakukan untuk melakukan kegiatan lain selain menonton televisi. Mereka akan cenderung meniru apa yang mereka lihat di tayangan televisi atau sering dikatakan para psikolog ‘what they see is what they do’ (apa yang mereka lihat adalah apa yang mereka kerjakan. Contoh kasus. Seorang ibu di Jakarta sangat terkejut ketika anaknya yang masih balita, tiba-tiba gagap dan tidak lagi bicara normal seperti biasa. Setelah diselidiki ternyata si anak mengikuti cara bicaranya si Yoyo di dalam sinetron si Yoyo yang di tontonnya lewat layar kaca. Tentu hal ini merupakan kejadian nyata dan sangat memilukan, kurangnya perhatian orang tua terhadap tayangan yang di tonton anaknya, hingga kejadian ini bisa terjadi. Sebaiknya orang tua mendampingi anaknya ketika sedang menonton televisi, dengan begitu orang tua bisa
24
memberikan pengertian dan pemahaman secara langsung tertang acara televisi tersebut. Sinetron yang sekarang ini merajai hampir seluruh stasiun televisi swasta lebih banyak menghadirkan kehidupan mewah, yang sangat jarang ditemui di dalam kehidupan nyata. Sinetron juga lebih cenderung mengarah pada tayangan yang berbau kekerasan (sadisme), pornografi, mistik, dan kemewahan (hedonisme). Tayangan-tayangan tersebut terus berlomba demi rating tanpa memperhatikan dampak bagi pemirsa. Kegelisahan tersebut semakin bertambah karena tayangan-tayangan tersebut dengan mudah bisa di konsumsi oleh anak-anak. Adapun beberapa contoh negatif yang bisa kita dapatkan dari menjamurnya sinetron di dunia pertelevisian Indonesia adalah: 1) Sinetron melumpuhkan kita dalam berpikir kritis Sinetron memiliki gejala-gejala yang sangat membahayakan, karena akan menjadikan otak pasif, melumpuhkan kemampuan berpikir kritis, dan merusak kecerdasan otak sebelah kanan. Tapi bahaya yang paling besar adalah sinetron bisa mengalihkan orang dari membaca.
Padahal
dengan
membaca
neurologis
sangat
menguntungkan otak. Padahal tanpa kita tahu banyak bacaan yang lebih memperkaya secara intelektual kita, dari pada sebuah sinetron yang isinya itu-itu saja. 2) Merebaknya fatamorgana kebebasan
25
Sinetron telah semakin melebarkan jurang pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat. Dan hal ini telah menjadikan belenggu ikatan dengan sinetron lebih sulit diputuskan dengan belenggu ikatan ibadah. Dan hal ini menyebabkan salah kaprah tentang arti dari sebuah kebebasan. 3) Menjadi benih kekerasan Perkelahian yang di lakukan di sinetron adalah perkelahian yang direkayasa, tapi yang tampil di layar demikian realistis. Dan masalah muncul dari sini, karena perkelahian yang anak-anak atau remaja tonton disinetron menimbulkan rangsangan agresivitas, terutama bagi anak-anak dan remaja, yang belum kritis menggunakan media. 4) Globalisasi pornoaksi Ini adalah merupakan hukum di negeri ini memang susah betul ditegakkan, sinetron dan televisi yang menayangkan adegan porno, yang bisa berakibat kepada masyarakat, tapi mereka hanya meminta maaf dan tidak ada tindak lanjut secara hukum. Hal ini menakutkan, sebenarnya kepada siapa masyarakat harus melindungi dirinya dari tindakan pornografi? 5) Melemahkan perkembangan kognitif anak dan remaja Televisi sebagai baby sitter tampaknya tidak masalah. Namun berbagai penelitian menyebutkan fakta, bahwa ‘meletakan anak’ usia dini di depan televisi berbahaya baik fisik, maupun psikis. Apalagi
26
dalam waktu yang panjang. Karena sinetron tidak mengugah anak untuk berpikir.
6) Mesin penggerak identifikasi remaja Sinetron menyodorkan berbagai cara untuk menciptakan ketergantungan pada remaja. Hal ini menyebabkan remaja menjadi pribadi yang lentur, tidak mempunyai pengalaman empiric untuk menempati empati sosial. Demikian pula dalam proses idealis, sinetron bisa menjadi pelaku atau sekedar agen perantara bagi munculnya konsep tertentu. Antara lain, perempuan yang cantik adalah perempuan yang berkulit putih, berambut panjang, lurus, hingga pemutih buatan menjadi sesuatu barang yang laku di buru remaja putri. 7) Menghapus jati diri seorang ibu Dalam konsep keluarga di Indonesia, kaum ibu adalah kalangan yang paling memiliki ketergantungan pada media sinetron. Karena posisinya ini juga kaum ibu memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi. Hal ini bisa mengakibatkan seorang ibu kehilangan jati dirinya, kehilangan kepercayaan dirinya, dan rela diombangambing oleh situasi di sekitarnya. 32 b. Dampak Positif Sinetron
32
www.find.pdf.com. Dampak Sineton Bagi Anak, Remaja Dan Keluaga, diakses April 2011
27
Keberadaan sinetron televisi bisa dikatakan sedikit banyak merubah kehidupan seseorang, tak terkecuali seorang anak dan remaja. Diantara dampak positif sinetron televisi diantaranya: 1) Menumbuhkan keingintahuan untuk memperoleh pengetahuan; 2) Mempengaruhi pada cara bicara, (seorang anak dan remaja akan meniru
apa
yang
di
ucapkan
orang
ditelevisi,
dan
cara
mengucapkannya); 3) Pengaruh pada penambahan kosakata; 4) Televisi berpengaruh pada bentuk permainan; 5) Televisi bisa memberikan berbagai pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan sekitar atau orang lain; Sayangnya pentingnya manfaat dari tontonan televisi tidak diikuti dengan tayangan yang bermutu. Program-program acara yang dihadirkan lebih banyak mengumbar unsur pornografi, vulgarisme, hedonisme, hingga kekerasan (sadisme).
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga atau menopang tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.33 Imam Bainawi, menyebutkan bahwa kata motivasi berasal
33
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 593
28
dari kata “Motivation” yang semula berarti alasan, daya batin atau dorongan, tetapi segi istilah ada yang mengatakan bahwa motivasi adalah latar belakang atau sebab-sebab yang mendorong seseorang bertindak. Adapula yang memakai istilah motiv yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.34 Sedangkan secara terminologi secara umum motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang memunculkan, mengarahkan dan menjaga sebuah perlikau. Dalam definisi demikian, maka pada dasarnya motivasi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang mengarahkan aktivitas individu mencapai tujuan yang perlu didorong dan dijaga.35 Sehingga dengan demikian motivasi adalah dorongan yang timbul untuk melakukan sesuatu yakni mengubah tingkah laku menjadi lebih baik melalui proses belajar mengajar. 36 Baik itu yang bersifat fisik pada diri siswa maupun kejiwaan. Pembelajaran Media LKS juga diperlukan adanya motivasi. Sehingga akan memiliki eksistensi belajar yang baik, yang dapat menunjang hasil pencapaian standar kompetensi yang baik. Sedangkan dalam memberikan pengertian belajar, para ahli berbeda pendapat, namun pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama, Ngalim Purwanto berpendapat “Belajar adalah suatu usaha untuk menguasai materi
34 35
13
36
Imam Bawani, Segi-segi Pendidikan Islam, (Jakarta: Al-Khalla, 1998), h. 35 Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran, (Surabaya: UIN Malang Press, 2009), h. Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), h. 114
29
atau bahan pelajaran yang diberikan oleh guru”. 37 Slameto, menyatakan “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. 38 Adapun Agus Soejanto menyebutkan bahwa yang dimaksud belajar pada hakekatnya adalah “Suatu proses perubahan yang terus-menerus ada pada diri manusia karena usaha untuk mencapai kehidupan atas bimbingan dengan cita-citanya dan sesuai dengan cita-cita dan falsafah hidupnya. 39 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk mengubah perilaku seseorang melalui latihan-latihan
dan
pengalaman-pengalaman
sehingga
mendapatkan
kecakapan yang baru. Jadi motivasi belajar terutama dalam bidang pembelajaran LKS adalah keseluruhan daya penggerak psikis dari siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada hasil yang lebih baik yang sesuai dengan program pembelajaran media LKS yang diharapkan. 2. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar a. Tujuan Motivasi Belajar Secara Umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan 37 38
73
39
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), h. 73 Slameto, Proses Belajar Mengajar Sistem Kredit Semester, (Jakarta: Bumi aksara, 1991), h.
Agoes Soejanto, Bimbingan kearah Belajar yang Sukses, cet ke-3, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 12
30
dan kemauan untuk melakukan sesuatu shingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Bagi konsep guru, tujuan motivasi sendiri adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswa supaya timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan diterapkan dalam kurikulum sekolah. 40 b. Fungsi Motivasi Belajar. Fungsi motivasi dalam belajar antara lain : 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak (motor) yang melepaskan energi motivasi, dalam hal ini merupakan motor dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni searah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Menurut Cecco ada empat fungsi motivasi dam proses belajar mengajar, yaitu :
40
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…, h. 72
31
1) Fungsi Pembangkit (Aurosal), dalam pendidikan aurosal diartikan sebagai kesiapan atau perhatian umum siswa yang diusahakan oleh guru untuk mengikutsertakan siswa dalam belajar. 2) Fungsi Harapan, Fungsi ini menghendaki agar guru memelihara harapan keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mencapai tujuan instruksional. 3) Fungsi Intensif, Fungsi yang menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut dalam mengajar tujuan instruksional. 4) Fungsi Disiplin, Fungsi ini menghendaki agar guru mengontrol tingkah laku yang menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah. 41 3. Macam-macam Motivasi Belajar a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. 1) Motif Bawaan, adalah motif yang dibawa sejak lahir, motivasi ini ada tanpa harus dipelajari. 2) Motif yang timbul karena dipelajari, adalah motif yang timbul karena dipelajari sebagai contoh dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat. b. Motivasi dilihat dari Jenis dalam pandangan Woodworth dan Marquis. 1) Motif kebutuhan organis, seperti kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat.
41
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan…, h. 115-116
32
2) Motif Darurat, seperti motif untuk menyelamatkan diri, membalas, memburu, menyerang,dll. 3) Motif objektif, seperti motif menyelidiki, motif manipulasi, motif interes (minat) yang berhubungan dengan olahraga, kesenian dan keterampilan tertentu.42 c. Motivasi dari Pembentukannya menurut Dr. Dimyari dan Mudjiono. 1) Motivasi Primer, yaitu motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. 2) Motivasi Sekunder,
yaitu
motivasi
yang
dipelajari,
Maslow
menggolongkan menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang dan memperoleh rasa aman, penghargaan dan pemenuhan diri atau aktualisasi diri. 43 d. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah Motivasi jasmaniah meliputi Reflek, instink, dan nafsu. Sedangkan motivasi rohaniah berdasarkan atas kemauan.44 e. Motivasi dilihat dari Sifatnya. 1) Motivasi instrinsik Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang datang dari hati sanubari, umumya kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari 45 dalam diri anak didik itu sendiri. Pada motivasi instrinsik anak belajar karena 42
Syamsu Yusuf dan A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 162. 43 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1994), h. 90 44 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar…, h. 117. 45 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 51
33
anak belajar itu sendiri bermanfaat bagi dirinya dan bukan untuk orang lain oleh karena itu perlu diketahui anak yang memiliki motivasi instrinsik akan memilki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan dan yang ahli dalam bidang studi tertentu. 2) Motivasi Ekstrinsik. Motivasi
ekstrinsik
yaitu
motivasi
yang
timbul
dan
ditimbulkan karena pengaruh dorongan luar. Dalam motivasi ini diperlukan agar anak mau belajar, motivasi ini sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru dan orang tua.46 4. Ciri-ciri Motivasi Belajar Sardiman AM, mengemukakan tentang ciri anak yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi adalah sebagai berikut : a. Tekun menghadapi Tugas (konsentrasi dalam bekerja dan tidak akan berhenti sebelum selesai). b. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah pada orang dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik dan keadilan) d. Cepat bosan pada tugas-tugas yang bersifat rutin e. Dapat mempertahankan pendapatnya apabila merasa yakin terhadap sesuatu.
46
Syamsu Yusuf dan A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling…, h. 162.
34
f. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. g. Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. 47 Selanjutnya
ia
mengemukakan tentang
mengutip
pendapatnya
karakteristik
atau
John
ciri-ciri
Crites
yang
indidividu
yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi adalah sebagai berikut : a. Dalam mengerjakan sesuatu ingin mencapai hasil yang terbaik. b. Adanya dorongan atau motivasi yang kuat dari dalam. c. Memiliki tujuan yang lebih jelas dalam memandang masa depan. d. Lebih memiliki kepercayaan dari dalam, dalam menghadapi sesuatu. 5. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Beberapa hal yang harus diperhatikan guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut : a. Dalam kegiatan rutin kelas, guru perlu menghindari hal yang monoton dan membosankan. b. Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis dan memodifikasikan harapan siswa yang kurang (tidak realistis). c. Guru perlu memberikan intensif berupa nilai harian atau pujian, dan sebagainya. d. Guru harus membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan kegiatan untuk eksplorasi. e. Sekali-kali Guru dapat melakukan hal-hal yang luar biasa, misalnya menyuruh siswa untuk membuat soal ulangan. 47
Sadiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, cet ke 19, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 83
35
f. Agar mata pelajaran lebih mudah dipahami siswa pergunakanlah materi yang sudah dikenal siswa, sebagai contoh penggunaan simulasi dan permainan yang dapat meningkatkan interaksi, perhatian, dan motivasi belajar siswa.48 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu Faktor Intern dan Faktor Ekstern, Faktor Intern adalah Faktor yang ada dari dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor Ekstern adalah Faktor yang ada diluar Individu. 49 a. Faktor Intern 1) Faktor Jasmaniah a) Faktor Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik, segenap badan beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap belajarnya. b) Cacat Tubuh, keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal itu terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. 2) Faktor Psikologis 48
h. 195.
49
Junardi T, dkk, Bimbingan dan Konseling Sekolah, (Semarang: Ikip Semarang Press, 1989),
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Cet III, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 54
36
a) Intelegensi, besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai intelegensi yang rendah. b) Perhatian, Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian. c) Minat, bila pelajaran yang dipelajari sesuai dengan minat siswa maka siswa akan belajar dengan sebaik-baiknya. d) Bakat, jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik, karena ia senang belajarnya dan pastilah ia akan lebih giat lagi dalam belajarnya. e) Motif, dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat berjalan dengan baik. f) Kematangan, belajar akan lebih baik jika anak sudah siap atau matang, jadi kemajuan anak untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar. 3) Faktor Kelelahan Kelemahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani, dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani dapat dilihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
37
kebosanan. Sehingga minat dan motivasi untuk menghasilkan sesuatu menjadi hilang. 50 b. Faktor Ekstern 1) Faktor Keluarga Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecil penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan dari orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. 51 2) Faktor Sekolah Keadaan sekolah atau tempat belajar turut mempengaruhi daripada tingkat keberhasilan belajar, kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas,
pelaksanaan tata-tertib sekolah dan
sebagainya. Semua ini turut mempengaruhi keberhasilan anak didik, bila suatu sekolah kurang memperhatikan disiplin, maka murid-murid kurang mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh, baik dirumah maupun disekolah. Hal ini 50 51
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya…, h. 54 – 59 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 59 – 60
38
mengakibatkan prestasi anak menjadi rendah, dan motivasi belajar anakpun menjadi lemah dan berkurang. 3) Faktor Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan bagaimana prestasi yang dicapai. Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya bersekolah tinggi dan moralnya yang baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar, namun sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran maka akan mempengaruhi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang motivasi belajar. 4) Faktor Lingkungan Sekitar Lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dan mempengaruhi prestasi belajar, keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu-lintas, iklim dan sebagainya, misalnya bangunan rumah penduduk akan mengganggu belajar. Keadaan lalu-lintas yang membisingkan suara hiruk-pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegiatan belajar, sebaliknya tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk akan menunjang proses belajar.
39
BAB III SINETRON DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 8 PEKALONGAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 8 Pekalongan 1. Sejarah Berdiri SMP Negeri 8 Pekalongan Berdirinya
SMP
Negeri
8
pekalongan
dilatarbelakangi
oleh
pemerataan pendidikan dari pemerintah pada saat itu, khususnya pendidikan menengah yang harus diikuti oleh setiap warga negara Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal itu disambut baik oleh masyarakat Kraton Lor dan sekitarnya karena animo masyarakat Kraton Lor khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya sangat membutuhkan lembaga pendidikan menengah untuk menampung putra-putrinya agar kelak menjadi anak yang cerdas, pandai, dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan tujuan pendidikan. SMP Negeri 8 Pekaongan didirikan pada tanggal 14 Juli 1981 di kelurahan Kraton Lor dengan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI nomor: 0219/1981. SMP Negeri 8 Pekalongan beralamatkan di Jl. Perintis Kemerdekaan Kraton Lor Kecamatan Pekalongan Utara. Pada awalnya diampu oleh SMP Negeri 3 Pekalongan di Jl. Merak nomor 3 Pekalongan. Kegiatan operasionalnya dilaksanakan di SMP Negeri 3 sampai gedung baru selesai dibangun.
40
Pertengan tahun 1982 setelah unit gedung baru selesai dibangun, SMP Negeri 8 Pekalongan pindah dari tempat lama ke tempat baru. 6 unit gedung berlantai, 1 Ruang Laboratorium IPA dan 1 ruang ketrampilan yang memiliki fasilitas ruang cukup lengkap dengan luas tanah 12.000 m2, Kepala sekolah pertamanya adalah Bapak M. Soekardi. Keberadaaan SMP Negeri 8 terus berkembang, beberapa kali menerima droping RKB (Ruang Kelas Baru) yaitu tahun 1983 tambah gedung 3 unit dan fasilitas penunjang lainnya, seperti buku - buku paket, peralatan dan bahan praktek laboratorium IPA, dan peralatan ketrampilan tata busana, dan seterusnya sampai beberapa pergantian kepala sekolh. Pada tahun 1987 Bapak M. Soekardi pindah ke SMP Negeri 4 Pekalongan digantikan oleh Ibu Soestiati Handoyo sampai tahun 1990 karena ibu Soestiati Handoyo pensiun, pada tahun 1991 diganti oleh Ibu Hastuti Tjahjadi sampai tahun 1992. Ibu Tjajadi pindah ke SMP Negeri 1 Pekalongan diganti oleh Ibu B.Tugiastiyah Mulyono sampai tahun 1994. Karena ibu Tugiastiyah Mulyono pensiun, diganti oleh ibu Noer Emmy. Pada masa ini dibangun ruang kelas 1 lokal dari sumbangan siswa. Pada tahun 1995 masa jabatan Ibu Noer Emmy berakhir karena pensiun, dan digantikan oleh Bapak Slamet Supriyanto. Pada tahun 1996 SMP Negeri 8 mendapat droping RKB 2 kelas dan membangun masjid. Pada bulan Maret tahun 1997 bapak Slamet Supriyanto meninggal dunia kemudian diganti oleh Bapak Ilyas.
Pada tahun 1998
tambah lokal 2 ruang kelas baru. Pada tahun 2000 Bapak Ilyas dipindah ke
41
SMP Negeri 7 Pekalongan dan digantikan oleh bapak Drs. Eddy Sutopo. Dalam pimpinan Bapak Eddy Sutopo ini mendapat droping 2 Kelas dan pada tahun 2003 membangun lapangan basket. Kemudian Bapak Eddy Sutopo digantikan Oleh Ibu Sri Wigati S.Pd. Pada tahun 2008 ibu Sri Wigati, S.Pd pensiun dan digantikan oleh Bapak Aris Supriyanto M.Pd. sampai juni 2011. Kemudian di gantikan lagi oleh Bapak Zaenal Muhibbin, S.Pd sampai dengan sekarang. 52 Adapun profil SMP Negeri 8 Pekalongan adalah sebagai berikut. Nama Sekolah
: SMP Negeri 8 Pekalongan
No. Statistik Sekolah / NPSN
: 201036404015 / 20331636
Alamat Sekolah
: Jl.Perintis Kemerdekaan
Kecamatan
: Pekalongan Utara
Kota
: Pekalongan
Propinsi
: Jawa Tengah
Telepon/HP/Fax
: (0285)424508, (0285)424297
Email
:
[email protected]
Status Sekolah
: Negeri
Nilai Akreditasi Sekolah
: A53
2. Letak Geografis SMP Negeri 8 Pekalongan Secara geografis SMP Negeri 8 Pekalongan berada di Jalan Perintis Kemerdekaan Pekalongan. Lokasi SMP Negeri 8 Pekalongan sangat nyaman
52
Zaenal Muhibbin,Kepala SMP Negeri 8 Pekalongan,Wawancara pribadi, Pekalongan, 7 Oktober 2011. 53 Dokumentasi SMP Negeri 8 Pekalongan tahun ajaran 2011/2012
42
terletak dekat dengan pemukiman penduduk dan jauh dari pusat keramaian seperti pasar dan pabrik sehingga dapat membangkitkan gairah belajar. 54 Adapun batas-batas wilayah SMP Negeri 8 Pekalongan adalah sebagai berikut : a. Di sebelah utara dibatasi oleh jalan raya. b. Di sebelah selatan dibatasi oleh sekolah tinggi ilmu kesehatan . c. Di sebelah timur dibatasi oleh pemukiman penduduk. d. Di sebelah barat dibatasi oleh jalan raya. 3. Struktur Organisasi Sekolah Untuk mengelola sekolah dibutuhkan seperangkat tenaga yang saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya. Kepala Sekolah mempunyai tanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan hal ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh perangkat yang lain. Untuk memudahkan mekanisme kerja dan tertibnya penyelengaraan pendidikan di SMP Negeri 8 Pekalongan, maka dibentuklah Struktur Organisasi. Adapun Struktur Orgaisasi SMP Negeri 8 Pekalongan adalah sebagaimana pada tabel I.55
54 55
Hasil Observasi SMP Negeri 8 Pekalongan, tanggal 25 September 2011 Dokumen SMP Negeri 8 Pekalongan Tahun Ajaran 2011/2012
43
Tabel I Struktur Organisasi SMP Negeri 8 Pekalongan
KEPALA SEKOLAH
4. Keadaan Guru dan Pegawai Sekolah Sumber Daya Manusia dalam suatu sekolah sangat berperan penting guna mencapai kelancaran PBM yang masing-masing mempunyai peran tugas sesuai dengan jabatan atau bidang yang dibawahinya. Mengenai ketenagaan yang meliputi kepala sekolah, guru dan lainnya yang berdasarkan tingkat pendidikan dan status kepegawaian di SMP Negeri 8 Pekalongan adalah sebagaimana pada tabel II.
44
Tabel II Keadaan Guru SMP Negeri 8 Pekalongan No .
Tingkat Pendidikan
Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/Guru Bantu L P L P
Jumlah
1. S3/S2 2. S1
8
23
2
1
10
24
1
32
3. D-4 4. D3/Sarmud
3
5. D2 6. D1 7. ≤ SMA/sederajat Jumlah
1
35
Sedangkan keadaan guru berdasarkan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian) di SMP Negeri 8 Pekalongan adalah sebagaimana pada tabel III. Tabel III Keadaan Guru SMP Negeri 8 Pekalongan berdasarkan tugas dan keahlian
No.
Guru
1. IPA
Jumlah guru dengan latar Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang belakang pendidikan sesuai TIDAK sesuai dengan tugas dengan tugas mengajar Jumla mengajar h D1/D D3/ S1/D4 S2/S3 D1/D D3/ S1/D4 S2/S3 2 Sarmud 2 Sarmud 1
2. Matematika 3. Bahasa Indonesia
1
4. Bahasa Inggris 5. Pendidikan Agama
1
2
3
4
4
3
4
3
3
1
2
45
6. IPS
4
4
7. Penjasorkes
1
8. Seni Budaya
2
2
9. PKn
2
2
1
10. TIK/Keterampilan
2
11. BK
3
12. Lainnya: B.Jawa
1
1
2
28
4
35
Jumlah
3
2
2
3
Sedangkan tenaga karyawan yang dimaksud di sini adalah sumber daya manusia untuk menjalankan tugas di bagian kantor untuk memperlancar kegiatan pendidikan di sekolah baik yang membantu di bagian inventaris, keuangan, surat menyurat, administrasi maupun tukang kebun. Hal ini merupakan tugas yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dalam keberlangsungan pendidikan. Keadaan karyawan SMP Negeri 8 Pekalongan berjumlah 9 orang yang mempunyai tugas pokok masing-masing. 5. Keadaan Peserta Didik Peserta didik SMP Negeri 8 Pekalongan pada waktu penulis mengadakan penelitian seluruhnya berjumlah 685 yang terdiri dari putra dan putri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.
4
46
Tabel IV Keadaan Peserta didik di SMP Negeri 8 Pekalongan Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah Total L P Jml
Th. Pelajaran
L
P
Jml
L
P
Jml
L
P
Jml
2009/2010
101
141
241
111
126
237
135
102
237
347
369
716
2010/2011
102
119
221
100
143
243
110
123
233
312
385
697
2011/2012
108
121
229
97
119
216
98
142
240
303
382
685
6. Keadaan Sarana dan Prasarana Untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di SMP Negeri 8 Pekalongan menyediakan gedung pembelajaran milik negara, Bangunan tersebut adalah sebagaimana pada tabel V. Tabel V Keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 8 Pekalongan NO
JENIS RUANGAN
JUMLAH
KETERANGAN
1
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
Baik
2
Ruang Guru
1 Ruang
Baik
3
Ruang TU
1 Ruang
Baik
4
Ruang Kelas
18 Ruang
Baik
5
Ruang Laboratorium
1 Ruang
Baik
6
Ruang Keterampilan
1 Ruang
Baik
7
Ruang Perpustakaan
1 Ruang
Baik
8
Ruang BP
1 Ruang
Baik
9
Ruang UKS/ OSIS
1 Ruang
Baik
10
Musholla
1 Ruang
Baik
11
Gudang
1 Ruang
Baik
12
KM/ WC Siswa
4 Ruang
Baik
13
Kantin
1 Ruang
Baik
47
14
KM/ WC Guru
2 Ruang
Baik
15
Ruang Komputer
1 Ruang
Baik
Dan untuk melengkapi kegiatan ekstra kurikuler, khususnya olahraga sekolah menyediakan satu buah lapangan basket dan lapangan volley Keterangan : a. Ruang Guru Ruang Guru adalah ruangan yang digunakan untuk tempat para guru dalam aktivitas sehari-hari. Adapun inventaris barang yang ada adalah sebagi berikut : 1. Kursi Guru
9. TV
2. Meja Guru
10. Kipas Angin
3. Kursi Biasa
11. Meja besar
4. Meja Biasa
12. Meja PP. BP3
5. Almari
13. Kursi PP. BP3
6. Papan Tulis Informasi
14. Meja Ketua
7. Papan Jadwal Pelajaran
15. Jam Dinding
8. Papan Pengumuman b. Ruang TU Ruangan yang paling penting didalam SMP Negeri 8 Pekalongan adalah ruangan tata usaha, karena ruang tersebut digunakan untuk menjalankan segala administrasi sehingga ruangan beserta saranaprasarana yang ada didalamnya harus lengkap. Adapun barang barang yang ada diruangan tata usaha adalah sebagai berikut:
48
1. Meja
15. Papan Tulis data Guru
2. Kursi
16. Papan Tulis Struktur
3. Almari
17. Papan Tulis Pengumuman
4. Kipas Angin
18. Papan Tulis statistik sekolah
5. Telepon
19. Papan Tulis Perkembangan Murid
6. Filing Kabinet
20. Mimbran atau TOA
7. Mesin Styensil
21. Komputer
8. Almari fail
22. Printer
9. Gambar Presiden
23. Gambar Burung Garuda
10. Gambar wakil presiden
24. Meja Kecil
11. Jam dinding
25. Meja Murid
12. Digital
26. Pengeras Suara
13. TV
27. Papa Rekap Keadaan Siswa
14. Komputer c. Ruang Laboratorium Ruang Laboratorium di SMP Negeri 8 Pekalongan keberadaannya sangat penting untuk digunakan dalam penelitian atau praktek hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA, adapun daftar inventaris ruang laboratorium adalah sebagai berikut: 1. Meja Petugas
11. TV
2. Kursi Petugas
12. VCD
3. Meja Praktek
13. Penopang Angin
4. Alat Pemadam Kebakaran
14. Kompas
49
5. Jam dinding
15. Rheastet
6. Almari Kaca
16. C. Hujan
7. Almari kayu
17. Neraca Lengan
8. Papan Tulis
18. Power Supply
9. Mekanik
19. OHP
10. Hidrostatika
20. Microskop
d. Ruang Perpustakaan Perpustakaan merupakan sarana penunjang keberhasilan belajar siswa dalam meraih prestasi yang gemilang, sehingga peranan daripada ruang perpustakaan sangat besar sekali dalam mencetak kader-kader bangsa yang kompeten dalam belajar, didalam perpustakaan tersedia berbagai macam referensi dan sarana penunjang belajar. Adapun koleksi referensi yang ada dalam ruang perpustakaan adalah: 1. Al’Quran dan Terjemah 2. Buku Pelajaran 3. Bungan Rampai 4. Kamus Bahasa 5. Kamus Bahasa Indonesia 6. Laporan Hasil Belajar e. Ruang BP Keberadaan BP dalam lingkup pendidikan disekolah memiliki peranan yang sangat penting dlam membantu siswa memberikan bimbingan bagi anak-anak yang memiliki masalah dalam lingkup intern
50
sekolah maupun tingkat ekstern sekolah. Adapun sarana-prasarana yang ada adalah sebagai berikut : 1. Meja Petugas
9. Jam dinding
2. Kursi Petugas
10. Kursi Siswa
3. Meja dan Kursi Tamu
11. Gambar Peta situasi
4. Almari Toko
12. Kaca Hias
5. Papan Tulis
13. Meja murid
6. Papan Pola
14. Buku Tamu, Buku Catatan
7. Informasi Tata Tertib Siswa
Khusus, Buku Absensi dan
8. Informasi Tata Tertib PNS
Buku Izin Siswa.
f. Ruang UKS/ OSIS Keberadaan ruang UKS sangat penting didalam sekolah, sebab hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan siswa yang sakit dalam proses pembelajaran yang ada dalam sebuah lembaga pendidikan sehingga peran serta UKS bisa memberika pertolongan pertama. Mengenai perlengkapan yang tersedia didalam ruang UKS adalah sebagai berikut : 1. Almari
8. Stetoskop
2. Dipan
9. Meja
3. Kasur Busa
10. Kursi
4. Bed
11. Perlak
5. Timbangan
12. Korden
6. Tensi meter
13. Bantal.
51
g. Musholla Musholla sebagai sarana ibadah dan juga sebagai tempat kegiatankegiatan keislaman sangatlah penting untuk dilengkapi perlengkapan dan fasilitas hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menjalankan ibadah. Mengenai perlengkapan yang tersedia didalam musholla adalah karpet, mukena, sarung, al-qur’an,almari dan korden. h. Gedung Olahraga Sebagai sarana untuk menunjang kegiatan pelajaran Jasmani dan juga kegiatan olah-raga bagi siswa-siswi untuk menjaga kesehatan badan, oleh karena itu pihak sekolah menyediakan beberapa alat dan perlengkapan untuk kegiatan olah-raga. Mengenai perlengkapan dan peralatan yang tersedia adalah sebagai berikut : 1. 4 buah Bola Basket dan 1 buah Bola Takraw 2. 6 buah Bola Volley 3. 1 Set Bola Kasti 4. Box Senam 5. 4 buah Matras 6. Tolak Peluru dan juga Lembing 7. Lapangan Bola Basket 8. Lapangan Bola Volly 9. Lapangan Lompat Jauh 10. Lapangan Sepak Bola mini
52
i. Ruang Komputer Untuk meningkatkan ketrampilan dibidang informatika dan komputer (INFOKOM) maka pihak sekolah menyediakan ruang lab komputer bagi para siswa-siswi tersebut. Adapun peralatan yang ada didalamnya antara lain adalah komputer, meja, kursi, almari dan papan tulis informasi
B. Data tentang intensitas menonton Sinetron bagi Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan Sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam membuat sinetron, kru televisi (sutradara, pengarah acara, dan produser) harus memasukkan isi dan pesan yang positif bagi pemirsa. Dengan kata lain, pesan sinetron dapat mewakili aktualitas kehidupan masyarakat dalam realitas sosialnya. Banyaknya sinetron yang menggambarkan sisi-sisi sosial dan moral dalam kehidupan masyarakat, tentu sangat bermanfaat bagi pemirsa dalam menentukan sikap. Pesan-pesan sinetron terkadang terungkap secara simbolis dalam alur ceritanya. Kalau isi sinetron tidak mencerminkan realitas sosial yang objektif dalam kehidupan pemirsa, maka yang tampak dalam cerita sinetron tersebut hanya gabaran semu. Akibat fatal yang muncul apabila isi pesan sinetron berlawanan dengan kondisi sosial, yakni pemirsa tidak mendapatkan manfaat secara khusus bagi kehidupannya, menyangkut aspek hubungan dan pergaulan sosial.
53
Adapun untuk mengetahui tentang menonton sinetron peserta didik di SMP Negeri 8 Pekalongan disebarkan angket kepada peserta didik yang dijadikan responden. Berikut ini penulis sajikan tabel hasil angket tentang menonton sinetron. Tabel VI Hasil Angket tentang intensitas menonton Sinetron Pilihan No
Nilai
Nama Responden
Jml A
B
C
D
Ax4 Bx3 Cx2 Dx1
1.
M Faiz Alfan
5
0
5
0
20
0
10
0
30
2.
Efa Riskiani
7
2
1
0
28
6
2
0
36
3.
Salma Rosyada
7
0
3
0
28
0
6
0
34
4.
Surya Hadi P
3
4
3
0
12
12
6
0
30
5.
Dian Salmanita
5
4
1
0
20
12
2
0
34
6.
Novi Filifiani
4
0
6
0
16
0
12
0
28
7.
Nur Khalisa
3
4
3
0
12
12
6
0
30
8.
Siti Imroatul Izza
3
5
2
0
12
15
4
0
31
9.
Nurul Hidayah
4
4
2
0
16
12
4
0
32
10. Jagadianto
7
3
0
0
28
9
0
0
37
11. Gustri Ragha
9
0
1
0
36
0
2
0
38
12. Helmi Hariri
4
0
6
0
16
0
12
0
28
13. Darma Rajeb G
5
5
0
0
20
15
0
0
35
14. Saiful Bahri
8
0
2
0
32
0
4
0
36
15. Ahmad Nur R
7
0
3
0
28
0
6
0
34
16. Khairil Anam
3
4
3
0
12
12
6
0
30
17. Saiful Chusnan
5
4
1
0
20
12
2
0
34
18. M Maulana
4
0
6
0
16
0
12
0
28
19. Dik Sarwanto
3
4
3
0
12
12
6
0
30
20. Yodi Adi W
3
5
2
0
12
15
4
0
31
54
21
Yeni Rahmawati
4
4
2
0
16
12
4
0
32
22
Rizqi Maulida
7
3
0
0
28
9
0
0
37
23
Maulida Ilhamna
9
0
1
0
36
0
2
0
38
24
Luthfiah Achmad
4
0
6
0
16
0
12
0
28
25
Iffah Mufida
5
5
0
0
20
15
0
0
35
26
Dia Lutfiana
8
0
2
0
32
0
4
0
36
27
Ika Andriani
7
0
3
0
28
0
6
0
34
28
Ega Okky Ariesta
3
4
3
0
12
12
6
0
30
29
M Risky Subagio
5
4
1
0
20
12
2
0
34
30
Tri Puji Rahayu
4
0
6
0
16
0
12
0
28
31
Septi Nandiastuti
3
4
3
0
12
12
6
0
30
32
Ima Yunika
3
5
2
0
12
15
4
0
31
33
Putri Fariz
4
4
2
0
16
12
4
0
32
34
M Kholil
7
3
0
0
28
9
0
0
37
35
Moh Syafiq H
9
0
1
0
36
0
2
0
38
36
Nur Aini
4
0
6
0
16
0
12
0
28
37
Mailul Izzi
5
5
0
0
20
15
0
0
35
38
Rizka Nurul H
8
0
2
0
32
0
4
0
36
39
Siti Nur Jannah
4
2
4
0
16
6
8
0
30
40
Anita Sari
4
5
1
0
16
15
2
0
33
41
Arfian Adi N
5
3
2
0
20
9
4
0
33
42
Maliq Abdul W
7
1
2
0
28
3
4
0
35
43
Sania Keby A
1
3
5
1
4
9
10
1
24
Jumlah
1400
C. Data Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
55
memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Sehingga dengan motivasi mendorong untuk melakukan sesuatu yakni mengubah tingkah laku menjadi lebih baik melalui proses belajar mengajar. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik, maka disebarkan angket kepada peserta didik SMP Negeri 8 Pekalongan yang dijadikan responden. Adapun data yang diperoleh dari motivasi belajar adalah sebagai berikut. Tabel VII Hasil angket Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan Pilihan No
Nama Responden
Nilai
A
B
C
D
Ax4 Bx3 Cx2 Dx1
Jml
1.
M Faiz Alfan
5
0
5
0
20
0
10
0
30
2.
Efa Riskiani
4
2
1
3
16
6
2
3
27
3.
Salma Rosyada
7
0
3
0
28
0
6
0
34
4.
Surya Hadi P
3
4
3
0
12
12
6
0
30
5.
Dian Salmanita
5
4
1
0
20
12
2
0
34
6.
Novi Filifiani
4
0
6
0
16
0
12
0
28
7.
Nur Khalisa
3
4
3
0
12
12
6
0
30
8.
Siti Imroatul Izza
3
5
2
0
12
15
4
0
31
9.
Nurul Hidayah
4
4
2
0
16
12
4
0
32
10. Jagadianto
6
3
1
0
24
9
2
0
35
11. Gustri Ragha
6
3
1
0
24
9
2
0
35
12. Helmi Hariri
4
0
6
0
16
0
12
0
28
13. Darma Rajeb G
5
5
0
0
20
15
0
0
35
14. Saiful Bahri
4
4
2
0
16
12
4
0
32
15. Ahmad Nur R
6
3
1
0
24
9
2
0
35
16. Khairil Anam
5
4
1
0
20
12
2
0
34
56
17. Saiful Chusnan
3
2
5
0
12
6
10
0
28
18. M Maulana
5
1
4
0
20
3
8
0
31
19. Dik Sarwanto
4
4
2
0
16
12
4
0
32
20. Yodi Adi W
5
3
1
1
20
9
2
1
32
21
Yeni Rahmawati
6
1
2
1
24
3
4
1
32
22
Rizqi Maulida
5
2
1
2
20
6
2
2
30
23
Maulida Ilhamna
5
5
0
0
20
15
0
0
35
24
Luthfiah Achmad
5
0
3
2
20
0
6
2
28
25
Iffah Mufida
4
2
4
0
16
6
8
0
30
26
Dia Lutfiana
4
5
1
0
16
15
2
0
33
27
Ika Andriani
5
3
2
0
20
9
4
0
33
28
Ega Okky Ariesta
5
1
2
2
20
3
4
2
29
29
M Risky Subagio
4
1
2
3
16
3
4
3
26
30
Tri Puji Rahayu
5
4
1
0
20
12
2
0
34
31
Septi Nandiastuti
3
2
5
0
12
6
10
0
28
32
Ima Yunika
5
1
4
0
20
3
8
0
31
33
Putri Fariz
4
4
2
0
16
12
4
0
32
34
M Kholil
5
3
1
1
20
9
2
1
32
35
Moh Syafiq H
6
1
2
1
24
3
4
1
32
36
Nur Aini
5
2
1
2
20
6
2
2
30
37
Mailul Izzi
8
0
2
0
32
0
4
0
36
38
Rizka Nurul H
5
0
3
2
20
0
6
2
28
39
Siti Nur Jannah
4
2
4
0
16
6
8
0
30
40
Anita Sari
4
5
1
0
16
15
2
0
33
41
Arfian Adi N
5
3
2
0
20
9
4
0
33
42
Maliq Abdul W
5
1
2
2
20
3
4
2
29
43
Sania Keby A
4
1
2
3
16
3
4
3
26
Jumlah
1343
57
BAB IV ANALISIS PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 8 PEKALONGAN.
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan dan menganalisis data tentang analisis pengaruh Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan. Data ini asal mulanya bersifat kualitatif, kemudian diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif. Sedangkan rumus yang dipergunakan untuk mengolah data yang ada adalah teknik analisis korelasi Product Moment. Tujuan dari teknik analisis Product Moment ini adalah untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan (hipotesis asosiatif) antara dua variabel (seberapa besar ketergantungan variabel terikat pada variabel bebas). 56 Dengan kata lain apakah ada pengaruh atau tidak, dalam hal ini adalah pengaruh Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut: A. Analisis tentang Intensitas Menonton Sinetron pada Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan Dalam analisis ini, langkah-langkah yang ditempuh adalah memasukkan data hasil angket yang diperoleh kedalam distribusi frekuensi mengenai hasil angket untuk variabel X (Intensitas menonton sinetron). 56
h. 83
Salafudin, M.Si, Statistika Terapan untuk Penelitian Sosial, (Pekalongan: STAIN Press, 2005),
58
Adapun data skor hasil angket tentang intensitas menonton sinetron (Variabel X) adalah sebagai berikut: 38
37
35
34
33
31
30
30
28
38
36
35
34
33
31
30
28
28
38
36
35
34
32
31
30
28
24
37
36
35
34
32
30
30
28
37
36
34
34
32
30
30
28
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui analisis sebagai berikut: a. Untuk menentukan kualifikasi dan panjang interval Adapun cara untuk menentukan kualitas nilai adalah dengan rumus. 57 R =H – L R = Total range H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah Dengan melihat data di atas, maka nilai maksimal per responden adalah 38 dan nilai minimal adalah 24 R = 38 – 24 = 14 Rumus interval i
= Range (R) Jumlah pilihan = 14 4 = 3,5
jadi interval nilai adalah 3,5 57
Salafudin, Op.Cit, h. 68
59
Kemudian dari hasil interval nilai di atas diperoleh data dan dimasukkan dalam tabel dengan kualifikasi sebagai berikut Tabel VIII Interval Nilai Interval
Kualitas
34,5 – 38
Sangat Baik
31 - 34,5
Baik
27,5 – 31
Cukup
24 - 27,5
Kurang
b. Untuk menentukan nilai rata-rata dari Variabel x dengan menggunakan rumus mean : Mx
Σx
=
N Keterangan Mx
=
Mean
N
= Jumlah Responden
Σx
= Jumlah seluruh skor X
Diketahui
Σx
=
N
= 43
Mx
= Σx
1400
N
= 1400 = 32,5 43
Berdasarkan perhitungan data angket dari tabel distribusi frekuensi variabel X didapatkan bahwa nilai rata-rata sinetron bagi peserta didik SMP Negeri 8 Pekalongan adalah 32,5.
60
Nilai tersebut berada dalam interval 31 – 34,5 yang masuk dalam kategori kualifikasi baik.
B. Analisis tentang Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan Di bawah ini tabel nilai hasil angket tentang motivasi belajar peserta didik SMP Negeri 8 Pekalongan (Variabel Y) adalah sebagai berikut: 58 36
35
33
32
32
30
30
28
27
35
34
33
32
32
30
30
28
26
35
34
33
32
31
30
29
28
26
35
34
33
32
31
30
29
28
35
34
32
32
31
30
28
28
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui analisis sebagai berikut : a. Untuk menentukan kualifikasi dan panjang interval dengan rumus 59 : R =H – L R = Total range H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah Dengan melihat data di atas, maka nilai maksimal per responden adalah 36 dan nilai minimal adalah 26 R = 36 – 26 = 10 58 59
Penyebaran angket tanggal 7 Oktober 2011 Ibid, h. 68
61
Rumus interval i
= Range (R) Jumlah pilihan = 10 4 = 2,5
jadi interval nilai adalah 2,5 Kemudian dari hasil interval nilai di atas diperoleh data dan dimasukkan dalam tabel dengan kualifikasi sebagai berikut Tabel IX Interval nilai Interval
Kualitas
33,5 – 36
Sangat Baik
31 - 33,5
Baik
28,5 – 31
Cukup
26 - 28,5
Kurang
b. Untuk menentukan nilai rata-rata dari Variabel Y dengan menggunakan rumus mean. My
=
ΣY N
Keterangan My
= Mean
N
= Jumlah Responden
ΣY
= Jumlah seluruh skor Y
62
Diketahui
ΣY
= 1343
N
= 43
My
= ΣY
= 1343 = 31,2
N
43
Berdasarkan perhitungan data angket dari tabel distribusi frekuensi variabel Y didapatkan bahwa nilai rata-rata motivasi belajar peserta didik SMP Negeri 8 Pekalongan adalah 31,2. Nilai tersebut berada dalam interval 31 – 33,5 yang masuk dalam kategori kualifikasi baik.
C. Analisis tentang Pengaruh Sinetron terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 8 Pekalongan Untuk membuktikan diterima atau tidak diterimanya hipotesis, maka akan dibuktikan melalui perhitungan secara statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun tabel kerja variabel menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut : Tabel X Koefisien Korelasi antara Variabel X (Intensitas MenontonSinetron) dengan Variabel Y (Motivasi Belajar) No. Responden
X
Y
XY
X2
Y2
1.
30
30
900
900
900
2.
36
27
972
1296
729
3.
34
34
1156
1156
1156
63
4.
30
30
900
900
900
5.
34
34
1156
1156
1156
6.
28
28
784
784
784
7.
30
30
900
900
900
8.
31
31
961
961
961
9.
32
32
1024
1024
1024
10.
37
35
1295
1369
1225
11.
38
35
1330
1444
1225
12.
28
28
784
784
784
13.
35
35
1225
1225
1225
14.
36
32
1152
1296
1024
15.
34
35
1190
1156
1225
16.
30
34
1020
900
1156
17.
34
28
952
1156
784
18.
28
31
868
784
961
19.
30
32
960
900
1024
20.
31
32
992
961
1024
21.
32
32
1024
1024
1024
22.
37
30
1110
1369
900
23.
38
35
1330
1444
1225
24.
28
28
784
784
784
25.
35
30
1050
1225
900
26.
36
33
1188
1296
1089
27.
34
33
1122
1156
1089
28.
30
29
870
900
841
29.
34
26
884
1156
676
30.
28
34
952
784
1156
31.
30
28
840
900
784
32.
31
31
961
961
961
33.
32
32
1024
1024
1024
34.
37
32
1184
1369
1024
64
35.
38
32
1216
1444
1024
36.
28
30
840
784
900
37.
35
36
1260
1225
1296
38.
36
28
1008
1296
784
39.
30
30
900
900
900
40.
33
33
1089
1089
1089
41.
33
33
1089
1089
1089
42.
35
29
1015
1225
841
43.
24
26
624
576
676
Jumlah
1400
1343
43885
46072
42243
Dari tabel kerja korelasi diatas maka dapat diketahui :
ΣX
= 1400
ΣX2
= 46072
ΣXY = 43885
ΣY
= 1343
ΣY2
= 42243
N
= 43
Maka kemudian tahap berikutnya adalah memasukkan data-data tersebut kedalam rumus product moment.
rxy
=
=
N XY X Y
N X X N Y 2
2
2
Y 2
43 x 43885 – (1400) (1343) {43 x 46072 – (1400)2} {43 x 42243 – (1343)2}
= 1887055 – 1880200 {1981096 – 1960000} {1816449 – 1803649} = 6855 {21096} {12800} = 6855 270028800
65
= 6855 16433 = 0,417 Untuk langkah-langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan dengan cara sebagai berikut : 1. Interpretasi secara kasar (sederhana) Interpretasi terhadap “r” secara sederhana dilakukan dengan berpedoman pada patokan yang telah ditentukan sebagai berikut : Tabel XI Nilai “r” 0,00-0,20
Interpretasi “r” product moment60 Interpretasi Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat lemah (dianggap tidak ada korelasi)
0,21-0,40
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang lemah
0,41-0,70
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang cukup kuat
0,71-0,90
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat
0,91-1,00
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat kuat Dengan berpatokan pada tabel diatas bahwa nilai r xy = 0,417. Maka
terdapat korelasi positif yang cukup kuat antara variabel X (Sinetron) dengan variabel Y (Motivasi Belajar), karena nilai rxy terletak pada interval 0,41 – 0,70. 2.
Interpretasi dengan menggunakan tabel “r” product moment. Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel secara lebih cermat dan teliti, dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai r h dengan nilai 60
85.
Salafudin, Statistika Terapan untuk Penelitian Sosial, (Pekalongan; STAIN Press, 2005) h.
66
“r” product moment dalam tabel , pada taraf signifikan 5% dan 1% dengan ketentuan sebagai berikut : Jika | rh | > rt, maka menolak Ho atau menerima Ha Jika | rh | < rt, maka menerima Ho atau menolak Ha Berikut ini adalah rumusan hipotesis yang penulis ajukan : Ha
: Terdapat korelasi positif yang signifikan antara Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan.
Ho
: Tidak Terdapat korelasi positif yang signifikan antara Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan. Tabel XII Nilai “r” product moment61 Taraf Signifikan
N
43
5%
1%
0,301
0,389
Melihat tabel diatas dapat diketahui Nilai r pada taraf signifikan 5 % = 0,301 Nilai r pada taraf signifikan 1 % = 0,389 Dengan membandingkan rh dengan rt rh = 0,417 a. Pada taraf signifikan 5%, rt = 0,301, | rh | > rt, maka menerima Ha dan menolak Ho. Jadi pada taraf signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa 61
Salafudin, Statistika Terapan untuk Penelitian Sosial..., h. 182.
67
terdapat korelasi positif yang signifikan antara Intensitas Menonton Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan. b. Pada taraf signifikan 1%, rt = 0,463, | rh | > rt, maka menerima Ha dan menolak H0. Jadi pada taraf signifikan 1 % dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara Intensitas Menonton Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan. Nilai rh lebih besar, baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan. Berdasarkan analisis di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan diterima. Yaitu ada pengaruh yang signifikan antara Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan.
68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sinetron terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan” ini dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perhitungan data angket dari tabel distribusi frekuensi variabel X didapatkan bahwa intensitas menonton sinetron yang dilakukan peserta didik SMP N 8 Pekalongan termasuk dalam kategori tingkat baik hal ini terbukti dengan hasil angket yang memiliki nilai rata-rata 32,5 Nilai tersebut berada dalam interval 31 – 34,5 yang masuk dalam klasifikasi baik. 2. Berdasarkan perhitungan data angket dari tabel distribusi frekuensi variabel X didapatkan bahwa motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan termasuk dalam kategori tingkat baik hal ini terbukti dengan hasil angket yang memiliki nilai rata-rata 31,2. Nilai tersebut berada dalam interval 31 – 33,5 yang masuk dalam klasifikasi baik. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan. Hal ini terbukti berdasarkan perhitungan statistik, yang penulis laksanakan dengan menggunakan rumus product moment yang hasilnya sebagai berikut : a. rt pada taraf signifikan 5% = 0,301 b. rt pada taraf signifikan 1% = 0,389
69
Sedangkan rxy = 0,417, jadi hasil diatas menunjukkan bahwa r xy lebih besar dari rt (rxy > rt) baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% yang berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP N 8 Pekalongan. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara Sinetron dengan Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Negeri 8 Pekalongan.
B. Saran-saran Saran-saran ini kami berikan pada peserta didik di SMP N 8 Pekalongan pada khususnya dan peserta didik pada umumnya serta bagi para guru dan orang tua yaitu sebagai berikut : 1. Bagi para peserta didik a. Hendaknya bagi para peserta didik ketika menonton sinetron televisi dapat memilah-milah sinetron yang pantas dan baik untuk ditonton dan dapat menyaring pesan-pesan yang baik yang patut ditiru dan pesanpesan yang jelek yang harus dijauhi dan tidak pantas untuk ditiru. b. Hendaknya bagi para peserta didik agar lebih aktif dan bersungguhsungguh dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. 2. Para orang tua a. Hendaknya selalu memberikan pengarahan dan pendampingan kepada anak-anaknya ketika menonton sinetron. b. Orang tua juga diharapkan lebih berpartisipasi aktif untuk mengawasi, sekaligus memberikan bimbingan dan pengarahan agar anaknya giat
70
belajar dan tertanam dalam diri anak, untuk selalu memiliki motivasi dalam pembelajaran disekolah. Hal ini karena demi terwujudnya keberhasilan belajar anak itu sendiri.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrahman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Arikunto, Suharsimi. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. _____. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifudin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badudu, J.S. 2003. Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Buku Kompas. Bawani, Imam. 1998. Segi-segi Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Khalla. Crow, Lester D dan Alice Crow. 1984. Psikologi Pendidikan, Jilid I. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Balai Pustaka. Dimyari dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Faisal, Sanapiah. 1995. Formal-formal Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. jilid II. Yogyakarta: Andi Offset. _____. 1992. Metodologi Research. Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM. Hajar, Ibnu. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Semarang: Rajawali Press. http://id.wikipedia.org/wiki/sinetron. (3 September 2006)
72
Junardi T, dkk. 1989. Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang: Ikip Semarang Press. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Indonesia. Surabaya: PT Kartika.
Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cet III. Jakarta: Rineka Cipta. _____. 1991. Proses Belajar Mengajar Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara. Soejanto, Agoes. 1998. Bimbingan kearah Belajar yang Sukses, cet ke-3. Jakarta: Rineka Cipta. Soemanto, Wasly. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Malang Rineka Cipta. STAIN Pekalongan. 2003. Panduan Penyelenggaraan Pendidikan. Pekalongan: Stain Press. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. S. Nasution. 1987. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. cet III. Jakarta: Bina Aksara. Tim Penyusun. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1998 Wahyuni, Esa Nur. 2009. Motivasi dalam Pembelajaran. Surabaya: UIN Malang Press. Winkel S, W. S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: P.T Grasindo. www.find.pdf.com. Dampak Sineton Bagi Anak, Remaja Dan Keluaga, diakses 16 April 2011 Yusuf, Syamsu dan A Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
73
DAFTAR PERTANYAAN ( ANGKET ) NAMA KELAS
: …………………………… : ……………………………
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET. 1. Sebelum anda memberikan jawaban atas angket ini, tulislah terlebih dahulu identitas anda dengan benar. 2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar. 3. Diharapkan Anda dalam menjawab angkrt ini sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya (jujur) yang berarti anda telah membantu dalam penelitian ini. 4. Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap keadaan atau kondisi anda sekarang. 5. Atas kesediaan anda menjawab angket ini kami haturkan banyak terima kasih. Angket tentang Sinetron 1. Apakah anda menonton TV setiap hari ? a. selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Apakah anda menyesal jika tidak menonton TV? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Apakah orang tua anda mendampingi ketika menonton TV? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Apakah anda menonton sinetron sambil belajar? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Apakah anda senang menonton sinetron tentang cinta? a. selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 6. Apakah anda senang menonton sinetron tentang kisah anak sekolah ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 7. Apakah anda termotivasi untuk belajar karena sinetron tentang kisah anak sekolah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 8. Apakah anda menyesal jika tidak menonton sinetron tentang kisah anak sekolah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 9. Apakah anda meniru peran yang ada dalam sinetron ?
74
a. selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 10. Apakah anda memilah-milah peran sebelum meniru? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah Angket tentang Motivasi Belajar 11. Apakah anda bersemangat ketika akan berangkat sekolah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 12. Apakah anda merasa senang dalam mengikuti setiap pelajaran yang ada di sekolah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 13. Apakah anda berangkat ke sekolah atas keinginan sendiri? a. selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 14. Apakah orang tua kalian memberikan dukungan untuk belajar? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 15. Apakah anda lebih senang berangkat ke sekolah ketika ada pelajaran yang anda sukai? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 16. Apakah anda menyesal jika tidak mengikuti pelajaran yang anda sukai? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 17. Apakah setiap malam anda belajar dirumah? a. selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 18. Apakah anda mendahulukan belajar dari pada nonton TV? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 19. Apakah anda mendahulukan belajar walaupun ada sinetron yang anda sukai? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 20. Apakah anda mendahulukan belajar walaupun teman anda mengajak menonton TV? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI Nama
: AINUR ROHMAH
NIM
: 232 06 086
Tempat/Tgl Lahir
: Jepara, 19 Juli 1980
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl H Usman Pabean Rt. 03/01 No. 18 Pekalongan Utara Kota Pekalongan
IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah
: Muhsin
Nama Ibu
: Insiyah
Alamat
: Bulungan Pakis Aji Jepara
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. MI Miftahul Huda Jepara lulus tahun 1992 2. MTs Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati lulus Tahun 1995 3. MA Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati lulus Tahun 1998 4. S1 STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah angkatan 2006 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan seperlunya. Pekalongan, Februari 2012 Yang membuat
AINUR ROHMAH NIM: 232 06 086