M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 31
MUSEUM BENTENG VAN DEN BOSCH (BENTENG PENDEM) DI KELURAHAN PELEM KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI (LATAR BELAKANG SEJARAH, NILAI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH) Ainur Rosikin* Yudi Hartono* Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sejarah Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem) dan nilai-nilai sejarah yang bisa diwariskan kepada masyarakat sebagai sumber belajar sejarah. Lokasi penelitian ini di Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem) dan sekitarnya Kelurahan Pelem Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan induktif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validasi yang digunakan untuk menguji kebenaran dan keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber. Analisis data menggunakan analisis model interaktif miles dan huberman. Hasil penelitian diperoleh yaitu Benteng Van Den Bosch merupakan salah satu jejak peninggalan Kolonialisme Belanda di Kabupaten Ngawi. Benteng Van Den Bosch dibangun pada tahun 1839-1845 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Van Den Bosch pada waktu menjajah daerah Ngawi. Benteng Van Den Bosch sering disebut Benteng Pendem. Hal ini dikarenakan bangunan Benteng Van Den Bosch dikelilingi gundukan tanah yang tingginya hampir menutupi bangunan. Benteng Van Den Bosch dibangun dengan tujuan untuk menguasai jalur transportasi air Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, serta untuk menghambat serangan lanjutan dari perang Diponegoro. Setelah Indonesia merdeka Benteng Van Den Bosch ditempati dan dikelola oleh satuan Yon Armed Kostrad 12 Ngawi sampai saat ini. Benteng Van Den Bosch mulai tahun 2011 dijadikan sebagai tempat wisata edukasi di Kabupaten Ngawi.Keberadaan Benteng Van Den Bosch mempunyai nilai-nilai luhur yang harus diwariskan kepada generasi muda. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Benteng Van Den Bosch seperti nasionalisme, patriotisme, cinta tanah kelahiran, semangat jiwa berjuang, dan pantang menyerah. Nilai-nilai tersebut dapat dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga memiliki potensi menjadi sumber belajar sejarah. Penerapannya dengan mengajak peserta didik berkunjung dan melakukan kegiatan observasi di Benteng Van Den Bosch tentang peninggalan-peninggalan bangsa Belanda di Indonesia. Kata Kunci: Benteng Van Den Bosch, Nilai Sejarah, Sumber Belajar Sejarah
Pendahuluan Jauh sebelum Indonesia merdeka,
Konstatinopel ke tangan Turki sejak Lisabon dikuasai
oleh
Spanyol,
yaitu
2).
semangat
semangat
membalas
negara ini pernah dijajah oleh berbagai
reconquesta
bangsa Eropa antara lain Portugis, Spanyol,
dendam
terhadap
Belanda, dan Inggris. Alasan mereka datang
pernah
mena-klukkannya,
ke Indonesia dikarenakan, 1). jatuhnya
penjelajahan dan penemuan jalur baru oleh
bangsa-bangsa 3).
yang adanya
* Ainur Rosikhin adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN * Yudi Hartono adalah Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
32 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan
banyak
bangunan-bangunan
bersejarah
Inggris, 4). adanya kemajuan dibidang ilmu
hasil pening-galan kolonial Belanda yang
pengetahuan dan teknologi yaitu dengan
sampai saat ini masih bisa kita nikmati.
diketemukan peta dan kompas yang sangat
Peninggalan-peninggalan bangsa Belanda di
penting untuk membantu dalam pelayaran,
Indonesia khususnya di Jawa dan Madura.
5). adanya keinginan untuk mendapatkan
Menurut Poesponegoro (2008: 27)
rempah-rempah dari daerah asalnya, 6).
antara lain jalan kereta api dan bangunan-
adanya jiwa petualang sehingga menggugah
bangunan irigasi di Brantas dan Demak.
semangat untuk melakukan penjelajahan
Selain
samudra.
peninggalan dari Belanda berupa pabrik
itu,
kita
ketahui
peninggalan-
Selain itu bangsa Eropa memiliki
gula dan benteng-benteng seperti yang
semboyan Gold untuk mendapatkan logam
dibangun dan digunakan saat penyerbuan
mulia (emas, perak, dan lain-lain), Glory
daerah Madiun. Bangsa Belanda membuat
untuk mendapatkan kejayaan, dan Gospel
benteng
untuk
agama
(Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II,
5-14).
1980: 173). Pada masa kekuasaan Belanda
Belanda datang ke Indonesia atas dasar Gold
dalam upaya menguasai daerah-daerah di
dan Glory saja, hal ini dika-renakan mereka
Jawa
tidak
masalah
kerajaan
Mataram
dan
penyebaran agama Kristen, seperti yang
pasukan
Pangeran
Diponegoro
terjadi di kerajaan Mataram hanya diambil
mereka membangun benteng tersebut di
kebutuhan-kebutuhan
daerah Ngawi.
menyebarkan
nasrani
pengaruh
(Poesponegoro,
terlalu
2008:
mementingkan
pokok
untuk
pertahanan
khususnya
di
daerah
wilayah
Ngawi
kekuasaan penumpasan maka
mencukupi kehidupan para tentaranya dan
Bangsa Belanda mendirikan benteng
dibawa ke negara asalnya (Poesponegoro,
sebagai pusat pertahanan di daerah Ngawi
2008: 50).
karena tempat tersebut sangat strategis
Kedatangan Belanda pertama kali
untuk menguasai dan menyerang daerah
dipimpin oleh Cournelis de Houtman tahun
sekitarnya seperti Madiun dan Surakarta
1596 dan tiba di Banten. Rombongan kedua
(Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II,
dipimpin oleh Jacob Van Neck tahun 1598.
1980: 173). Benteng tersebut dibangun oleh
Pada masa kekuasaan kolonial Belanda di
Gubernur Jendral Van Den Bosch pada
Indonesia tersebut, semua berbagai bidang
tahun 1839-1845, dengan memanfaatkan
kehidupan dijajah dan dikuasai selama ±
aliran sungai bengawan Solo sebelah utara
350 tahun. Dari bidang politik, bidang
dan bengawan Madiun sebelah selatan yang
perdagangan, bidang pendidikan, bidang
sangat
sosial dan kebudayaan. Maka dari situlah
menguntungkan
pihak
Belanda
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 33
(Dinas Pariwisata Pendidikan Pemuda dan
(Benteng
Pendem),
Olahraga Kabupaten Ngawi, 2012).
potensinya sebagai sumber belajar sejarah.
Benteng Van Den Bosh merupakan salah satu sumber belajar sejarah yang baik bagi
generasi
muda
untuk
dapat
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
maka
permasalahan
juga bisa untuk menumbuhkan nilai-nilai
berikut:
karakter bangsa (nation bulding). Selain itu
1. Bagaimana
benteng ini juga bisa dijadikan alternatif
Benteng
untuk mengadakan pembelajaran di luar
Pendem)?
observasi
dan
Rumusan Masalah
membangkitkan kesadaran sejarah. Serta
kelas melalui
nilai-nilai
dapat
dirumuskan
penelitiannya latar
Van
Den
sebagai
belakang Bosch
sejarah (Benteng
lapangan dan
2. Apa sajakah nilai-nilai sejarah yang bisa
karyawisata. Sehingga pembelajaran sejarah
diwariskan dari Benteng Van Den Bosch
yang selama ini terkesan membosankan,
(Benteng Pendem) bagi masyarakat dan
melalui metode pembelajaran di luar kelas
generasi muda?
dengan berkunjung ke benteng ini dapat terlaksana
dengan
menyenangkan.
menarik
Sehingga
dan mampu
3. Bagaimanakah
Selain
Benteng
Van Den Bosch (Benteng Pendem) dapat sebagai sumber belajar sejarah?
merangsang minat belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah.
pemanfaatan
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah,
karena
kurangnya
maka penelitian ini bertujuan sebagai
pengetahuan masyarakat tentang sejarah
berikut:
berdirinya Benteng Van Den Bosch (Benteng
1. Untuk mengetahui latar belakang sejarah
Pendem) tersebut, keberadaannya di Desa
Benteng
Pelem tersebut juga dapat diaplikasikan ke
Pendem).
Van
Den
Bosch
(Benteng
dalam materi pembelajaran sejarah dengan
2. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai sejarah
mengacu kepada kurikulum KTSP dan
yang bisa diwariskan dari Benteng Van
kurikulum
Den Bosch
2013
yaitu
dengan
cara
mensisipkan ke dalam Kompetensi Dasar
(Benteng Pendem) bagi
masyarakat dan generasi muda.
mengenai peninggalan-peninggalan pada
3. Untuk mengetahui Benteng Van Den
masa penjajahan Belanda di Indonesia. Oleh
Bosch (Benteng Pendem) dapat dijadikan
karena
sebagai sumber belajar sejarah.
itu
dengan
adanya
fenomena
tersebut sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam terutama tentang latar belakang sejarah berdirinya Benteng Van Den Bosch
Kajian Pustaka A. Pengertian Benteng Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990:
103)
pengertian
34 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
benteng
adalah
tempat
kelompok, atau bagian-bagiannya, atau
berlindung atau bertahan dari serangan
sisa-sisanya yang memiliki hubungan
musuh.
erat dengan kebudayaan dan sejarah
Dalam
bangunan Ensiklopedia
Jakarta
(2010) benteng berarti bangunan tempat
perkembangan manusia.
berlindung atau bertahan dari serangan
Bangunan Cagar Budaya adalah
musuh, baik manusia maupun hewan.
susunan binaan yang terbuat dari benda
Bangunan itu dapat berupa dinding satu
alam atau benda buatan manusia untuk
sisi, dua sisi, tiga sisi, empat sisi atau
memenuhi kebutuhan ruang berdinding
lebih dan dapat pula berupa bangunan
dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
yang kompleks. Dari pengertian tersebut
UNESCO
dapat
bersejarah adalah sebagai berikut,
disimpulkan
bahwa
benteng
mendefinisikan
kawasan
adalah sebuah bangunan yang digunakan
“Group of buildings: Group of
untuk berlindung dari serangan musuh
separate or connected buildings, which
baik hewan atau manusia serta dari
because
ancaman bencana alam.
homogeneity ar their place in landscape,
B. Benda Cagar Budaya
of
their
architecture,
their
are of outstanding universal value from
1. Pengertian Benda Cagar Budaya Dalam setiap kehidupan manusia
the point of view of history, art or science”, (UNESCO dalam psychologymania, 2013).
pasti memiliki sebuah peninggalan atau
Artinya,
jejak
tersebut
bangunan cagar budaya adalah kelompok
merupakan bukti nyata dari kebudayaan
bangunan yang terpisah atau tergabung,
manusia. Sisa-sisa peninggalan masa lalu
berdasarkan arsitekturnya,
tersebut dapat membantu para arkeolog
sesuai dengan kesamaan tempat, yang
untuk
memiliki nilai secara universal dari sudut
sejarah.
Jejak-jejak
merekonstruksi
manusia
pada
kebudayaan
masa
masa
kehidupan lalu.
lampau
Setiap tersebut
pandang
Menurut
sejarah,
bersejarah
seni,
adalah
kesamaan
atau
ilmu
pengetahuan.
banyak masyarakat yang menyebutnya sebagai benda cagar budaya.
kawasan
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa benda cagar
Undang-undang
budaya adalah benda tinggalan masa lalu
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
yang
2010 Tentang Cagar Budaya Pasal 1 ayat
pengembangan
2 dan 3: Benda Cagar Budaya adalah
sejarah dan kebudayaan, sehingga perlu
benda alam dan/atau benda buatan
dilindungi
dan
manusia, baik bergerak maupun tidak
memupuk
jati
bergerak,
kepentingan nasional. Perbedaan dengan
berupa
kesatuan
atau
bernilai
penting ilmu
pengetahuan,
dilestarikan diri
bagi
bangsa
demi dan
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 35
bangunan cagar budaya adalah sebuah
Riau terbuat dari bahan utama batu
lokasi
bangunan
merah. Masjid-masjid dan Surau-surau
bersejarah baik buatan alam atau buatan
serta rumah-rumah gadang di Provinsi
manusia untuk memenuhi kehidupan
Sumatera Barat, Pura di Bali, Masjid
manusia tersebut.
Demak, Keraton Ngayogyakarta, dan
2. Keragaman dan Fungsi dari Benda
Keraton Solo, Jawa Tengah merupakan
yang
memiliki
Cagar Budaya
benda cagar budaya yang terbuat dari
Secara umum Yoeti (2006: 317) membedakan
bekas-bekas
kegiatan
bahan utama kayu (2008: 3-4). Suranto
(2008:
menjelaskan
empat kategori, yaitu: artefak (artifact),
berdasarkan
ekofak (ecofact), fitur (feature), dan situs
keberadaan benda cagar budaya ada
(site). Dari situlah benda cagar budaya
yang berfungsi sebagai:
hadir
keberagaman.
a. Sarana tempat ibadah, contohnya
Sebagaimana disebutkan, benda cagar
Masjid Demak di Demak, Candi
budaya sangat beragam dilihat dari
Prambanan di Klaten, Pura Bedugul
aspek bahan, wujud, desain, bentuk,
di Bali, gereja, dan klentheng.
fungsi,
dalam
periodesasi
kurun
waktu
b. Pusat
cagar
juga
manusia pada masa lampau dibagi dalam
di
benda
4)
aspek
pemerintahan,
budaya fungsinya,
contohnya
pembuatan serta latar belakang etnik
Keraton Ngayogyakarta, dan Keraton
dan
Solo di Provinsi Jawa Tengah.
budaya
leluhur
pembuatannya
(Suranto, 2008: 3).
c. Bangunan rumah adat tempat tinggal,
Dari bahan untuk membuatnya,
contohnya rumah adat Kudus di
keragaman benda cagar budaya terlihat
Kudus, rumah adat Joglo di Jogya dan
dari adanya berbagai jenis bahan baku
Solo, dan rumah Gadang di Padang.
atau bahan dasar pembuat benda cagar
d. Sarana
transportasi,
contohnya
budaya. Dengan demikian, benda cagar
kereta kencana, kapal, dan perahu.
budaya yang ditemukan saat ini ada yang
e. Markas TNI, contohnya Benteng Van
terbuat dari bahan utama berupa batu,
Den Bosch (Benteng Pendem) di
batu
Kabupaten Ngawi.
merah,
keramik,
perunggu,
tembaga, dan kayu. Contohnya Candi
Berdasarkan beberapa penjelasan
Dieng, Candi Prambanan, dan Candi
di atas kesimpulannya bahwa benda
Borobudur di Provinsi Jawa Tengah
cagar budaya terbuat dari bahan-bahan
merupakan contoh dari benda cagar
yang berbeda, yaitu batu, batu merah,
budaya yang terbuat dari bahan utama
keramik, perunggu, tembaga, dan kayu.
batu.
Hal tersebut bisa terjadi disebabkan
Candi Muara Takus di Provinsi
36 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
adanya budaya.
faktor
tempat benda
Sehingga
cagar
yakni masa lalu. Sebagai pohon, sejarah
mempengaruhi
adalah awal dari segalanya yang menjadi
pembuatan bahan utama bangunan atau benda
cagar
budaya.
realitas masa kini.
Seiring
Hal serupa juga disampaikan oleh
perkembangan waktu maka bangunan
Bapak sejarawan Indonesia, Sartono
atau benda cagar budaya difungsikan
Kartodirdjo (dalam Hamid dan Madjid,
menjadi beberapa tempat antara lain,
2011: 8-9), memiliki dua aspek penting
tempat ibadah, pusat pemerintahan,
yaitu (1) sejarah dalam arti subjektif
bangunan rumah adat tempat tinggal,
sebagai suatu konstruksi atau bangunan
sarana transportasi, dan markas TNI.
yang disusun oleh sejarawan sebagai
C. Nilai-nilai Sejarah
suatu uraian atau cerita. Dikatakan
Nilai dalam Kamus Besar Bahasa
subjektif karena sejarah memuat unsur-
Indonesia (1990: 615) mengandung dua
unsur dan isi subjek (penulis) dan (2)
makna, yaitu: (1) pengertian nilai adalah
sejarah
sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau
menunjuk
berguna bagi kemanusiaan, (2) sesuatu
peristiwa itu sendiri, sebagai proses
yang menyempurnakan manusia sesuai
dalam aktualitasnya.
dalam
arti
kepada
objektif
yang
kejadian
atau
dengan hakikatnya. Menurut Abraham
Dari kedua penjelasan nilai dan
Nurcahyo dkk (2012: 86) menyebutkan
sejarah dapat menerangkan tentang
bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatau
pengertian nilai sejarah yaitu semua
yang
peristiwa
bermanfaat
bagi
kehidupan
pada
masa
lampau
yang
manusia, baik lahir maupun batin. Nilai
memiliki nilai kehidupan yang luhur dan
bersifat abstrak, hanya dapat dipahami,
dapat digunakan sebagai pedoman atau
dipikirkan, dimengerti, dan dihayati oleh
dapat dipelajari pada masa kini dan masa
manusia. Nilai dapat bersifat subjektif
yang akan datang agar jadi lebih baik.
bila diberikan oleh subjek dan bersifat objektif bila melekat pada sesuatu yang terlepas dari penilaian manusia. Sedangkan
pengertian
D. Sumber Belajar Sejarah Menurut Association for Educational Communications an Technology
sejarah
(AECT) (dalam Komalasari, 2011: 108)
(secara etimologi) kata sejarah berasal
mengatakan
bahwa
dari bahasa Arab yaitu syajarotun yang
pembelajaran adalah segala sesuatu atau
diadobsi menjadi syajarah yang berarti
daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru,
pohon kehidupan (Hamid dan Madjid,
baik secara terpisah maupun dalam
2011: 3). Maksudnya adalah segala hal
bentuk gabungan, untuk kepentingan
mengenai kehidupan memiliki pohon
belajar
mengajar
dengan
sumber
tujuan
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 37
meningkatkan efektifitas dan efesien
Angicipi Batalyon Armed 12 Kelurahan
pembelajaran. Menurut Saripuddin dan
Pelem, RT/RW 07/02, Kecamatan Nga-
winataputra (dalam Djamarah dan Zain,
wi, Kabupaten Ngawi. Tepatnya berjarak
2010: 122) mengelompokkan sumber
± 1 km dari Kota Ngawi ke arah timur
belajar menjadi lima kategori, yaitu (1)
laut
manusia, (2) buku atau perpustakaan, (3)
tepatnya pertemuan antara Jl. Pangeran
media massa, (4) alam lingkungan, dan
Dipone-goro sebelah timur dan Jl. Untung
(5) media pendidikan. Sumber belajar
Suro-pati sebelah barat.
adalah
segala
sesuatu
yang
menuju
dapat
ke
Kelurahan
Penelitian
ini
Pelem,
dilaksanakan
dipergunakan sebagai tempat dimana
selama 6 bulan yaitu mulai bulan
bahan pengajaran terdapat atau asal
Februari sampai Juli 2015.
untuk belajar seseorang. Sumber belajar sesungguhnya
banyak
sekali
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
dan
Penelitian ini menggunakan pen-
terdapat dimana-mana antara lain di
dekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
sekolah, di halaman, di pusat kota, di
merupakan metode penelitian yang digu-
pedesaan, dan sebagainya (Djamarah dan
nakan untuk meneliti pada kondisi obyek
Zain, 2010: 122).
yang alamiah, disini peneliti adalah se-
Dengan demikian, sumber belajar
bagai instrumen utama, teknik pengum-
sejarah merupakan semua alat bantu
pulan data dilakukan secara trianggulasi,
yang digunakan dalam menerangkan
analisis data bersifat induktif, dan hasil
mata pelajaran sejarah, sehingga siswa
penelitian
mampu menerima pengetahuan dengan
makna (Sugiyono, 2008: 205). Pada
mudah. Sumber belajar bisa diperoleh
dasarnya penelitian kualitatif digunakan
sekolah, di lingkungan tempat tinggal, di
dalam penelitian yang merujuk pada
pusat kota, di pedesaan, dan lain
objek dan fenomena yang terjadi secara
sebagainya.
alami.
Sumber
belajar
juga
dikelompokkan menjadi lima kategori, yakni
manusia,
kualitatif
menekan
pada
Jenis penelitian yang dilakukan
buku/perpustakaan,
yaitu jenis penelitian deskriptif. Bagian
media masa, alam lingkungan, dan media
deskriptif dalam catatan data ini meliputi
pendidikan.
potret
Metode Penelitian
Den
Bosch
dialog,
tempat, dan barang-barang lain yang ada
Penelitian ini dilaksanakan di Van
rekonstruksi
deskripsi keadaan fisik, struktur tentang
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Benteng
subjek,
(Benteng
Pendem) yang terletak di Komplek
di sekitarnya. Demikian juga, catatan tentang
berbagai
peristiwa
khusus
(termasuk siapa yang terlibat dengan
38 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
cara bagaimana, gerak-geriknya, dan juga
Data
tingkah laku atau sikap penelitiannya)
wawancara dengan informan. Sumber
(Sutopo, 2002: 74).
lisan ini dapat diperoleh dengan
Pendekatan
berupa
hasil
mendeskripsikan secara tertulis hasil
meneliti tentang latar belakang sejarah
dari pengamatan atau wawancara
Benteng
(Benteng
serta dokumentasi yang dilakukan.
Pendem), nilai-nilai sejarah yang bisa
Informan dari penelitian ini yaitu
diwariskan kepada masyarakat sebagai
petugas yang mengelola Benteng Van
sumber belajar sejarah. Penelitian ini
Den Bosch, beberapa guru mata
dilaksanakan dengan menganalisis data
pelajaran IPS (sejarah), wisatawan,
yang
perangkat
Den
diperoleh
cocok
didapat
untuk
Van
ini
yang
Bosch
dari
wawancara,
desa,
sesepuh,
serta
dokumentasi, dan observasi langsung di
masyarakat sekitar Benteng Van Den
lapangan.
Bosch yang dipilih secara selektif.
C. Sumber Data Menurut
2. Sumber Data Sekunder Lofland
dan
Lofland
Sumber
data
sekunder
menurut
(dalam Moleong, 2012: 157), sumber
Shilalahi (2003: 57) adalah data
data utama dalam penelitian kualitatif
penelitian yang diperoleh peneliti
ialah kata, dan tindakan, selebihnya
secara tidak langsung atau melalui
adalah data tambahan seperti dokumen
media
dan lain-lainnya. Sumber data penelitian
maupun dicatat oleh pihak lain.
ini merupakan sumber data primer dan
Sumber
sumber
dapat
digunakan dalam penelitian ini adalah
menjelaskan informasi yang diperlukan
profil Benteng Van Den Bosch, data
dalam penelitian. Sumber data pada
yang diperoleh dari pengelola benteng
penulisan ini diperoleh dari:
tersebut, berupa sumber data tertulis
1. Sumber Data Primer
berasal dari arsip, dokumen, serta
data
Sumber
sekunder
data
primer
yang
merupakan
sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak
perantara
buku-buku
data
yang
yang
diperoleh
sekunder
diperoleh
yang
dari
Benteng Van Den Bosch. D. Teknik Pengumpulan Data
melalui perantara. Data-data primer
Menurut Sugiyono (2008: 224)
berupa opini informan utama, hasil
teknik pengumpulan data merupakan
observasi terhadap suatu benda fisik
langkah yang paling strategis dalam
maupun hasil pengujian (Shilalahi,
penelitian, karena tujuan utama dari
2003: 57).
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 39
data, maka peneliti tidak akan men-
Den Bosch, beberapa guru mata
dapatkan data yang memenuhi standar
pelajaran IPS (sejarah), wisatawan,
data yang ditetapkan. Pengumpulan data
perangkat
dalam penelitian ini dilakukan dengan
masyarakat sekitar Benteng Van Den
wawancara, observasi, dan dokumentasi
Bosch yang dipilih secara selektif.
tertulis/arsip.
desa,
sesepuh,
serta
2. Observasi
1. Wawancara
Menurut Nazir (2009: 175) observasi
Wawancara
menurut
langsung atau dengan pengamatan
Esterberg (dalam Sugiyono, 2008:
langsung adalah cara pengambilan
231) adalah pertemuan dua orang
data
untuk bertukar in-ormasi dan ide
tanpa ada pertolongan alat standar
melalui tanya jawab, sehingga dapat
lain untuk keperluan tersebut. Teknik
dikonstruksikan makna dalam suatu
observasi digunakan untuk menggali
topik tertentu.
data dari sumber data yang berupa
dengan
menggunakan
mata
Metode ini digunakan dalam
peristiwa, tempat atau lokasi dan
peneltian ini dikarenakan peneliti
benda serta tekanan gambar yang
akan melakukan wawancara kepada
dilakukan secara langsung maupun
informan yang dianggap sebagai salah
tidak langsung.
satu sumber yang bisa menjawab
Observasi
yang
dilakukan
rumusan masalah penelitian. Peneliti
dalam penelitian ini adalah peneliti
pun
mengamati Benteng Van Den Bosch
perlu
responden
menjelaskan
dan
(Benteng Pendem). Dalam observasi
Sebelum
ini peneliti hanya mendatangi lokasi,
wawancara terlebih dahulu peneliti
tetapi sama sekali tidak berperan
menyusun
wawancara
sebagai
kode
pengamat pasif, namun hadir dalam
tujuan
tentang
kepada
penelitian
sebagai
maksud ini.
pedoman salah
satu
etik
wawancara. Metode ini diharapkan menjadi
kunci
menjawab
latar
belakang sejarah Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem).
sebagai
kepada
sumber
selain
sebagai
konteksnya. 3. Dokumentasi Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi
Nilai-nilai sejarah yang bisa diwariskan
apapun
masyarakat
belajar
penting dalam penelitian kualitatif. Terutama
bila
sasaran
kajian
sejarah.
mengarah pada latar belakang atau
Informan dari penelitian ini yaitu
berbagai peristiwa yang terjadi di
petugas yang mengelola Benteng Van
masa lampau dan berkaitan dengan
40 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
kondisi atau peristiwa masa kini.
dan analisis data. Dalam tahapan
Dokumen bisa memiliki
beragam
pengumpulan data peneliti menda-
bentuk, dari yang tertulis sederhana
patkan data dari berbagai sumber.
sampai yang lebih lengkap, dan
Sumber yang didapat merupakan
bahkan bisa berupa benda-benda
hasil
lainnya sebagi pening-galan masa
dokumen,
lampau (Sutopo, 2002: 69).
observasi secara lansung.
E. Prosedur Penelitian Penelitian
ini
dari
wawancara, dan
sumber
pengamatan
atau
3. Tahap Laporan tentang
latar
Pada tahap akhir merupakan
belakang sejarah Benteng Van Den Bosch
tahap
(Benteng Pendem), nilai-nilai sejarah
penyajian data. Penyusunan laporan
yang bisa diwariskan kepada masyarakat
didasarkan hasil analisis data yang
sebagai sumber belajar sejarah dilakukan
didapatkan pada tahap sebelumnya.
selama 6 bulan. Penelitian dilaksanakan
Laporan atau sajian dilakukan benar
mulai dari bulan Februari sampai dengan
dan tersusun sistematis. Data yang
bulan Juli tahun 2015. Tahapan dalam
disajikan merupakan data yang sesuai
penelitian ini tersusun sebagai berikut:
dengan
1. Tahap Persiapan
jawabkan kebenarannya.
Pada
tahap
persiapan
ini
penyelesaian
fakta
valid
melakukan observasi awal. Kegiatan
menggunakan
tersebut
dilakukan
sebagai
Februari.
Setelah
mendapatkan
dipertanggung
Untuk mendapatkan data yang
pengajuan judul, pengamatan atau bulan
dan
atau
F. Teknik Keabsahan Data
menyangkut penentuan tema dan
pada
laporan
dalam
penelitian teknik
berikut,
ini,
peneliti
validitas
Triangulasi
data
metode
adalah pengumpulan data yang sama
persetujuan dari dosen pembimbing,
dengan
maka kegiatan selanjutnya adalah
pengumpulan data yang berbeda, serta
mengadakan observasi awal terhadap
diusahakan mengarah pada sumber data
objek penelitian agar memperoleh
yang sama untuk menguji kemantapan
suatu gambaran tentang lokasi dan
informasi.
narasumber yang akan digunakan sebagai
pendukung
dalam
pelaksanaan penelitian. 2. Tahap Penelitian Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data, pengolahan data,
menggunakan
metode
Penggunaan
metode
pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk
menguji
informasinya.
ke-mantapan
Misalnya,
untuk
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 41
memantapkan validitas data mengenai
menyeluruh, maka unit-unit laporan
suatu keterampilan seseorang dalam
yang
bidang tertentu. Peneliti menggunakan
dikomunikasikan dengan informannya,
metode pengumpulan data yang berupa
khususnya
kuesioner.
informan utama (Sutopo, 2002: 83).
Kemudian
dilakukan
telah
wawancara mendalam pada informan
disusunnya
yang
Adapun
perlu
dipandang teknik
sebagai
trianggulasi
yang sama dan hasilnya diuji dengam
sumber dapat dilihat dari bagan di
pengumpulan
bawah ini:
data
sejenis
dengan
menggunakan teknik observasi pada saat orang tersebut melakukan kegiatannya atau perilakunya (Sutopo, 2002: 80). Triangulasi sumber data adalah mengumpulkan
data
dari
berbagai
sumber data digunakan untuk menguji kebenaran
tentang
pembelajaran
pelaksanaan
sejarah.
Cara
mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan
data,
yang tersedia. Artinya, data yang sama sejenis,
akan
lebih
mantap
kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Triangulasi sumber data yang memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis (Sutopo, 2002: 79).
G. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah, karena data tersebut dapat diberi arti dan
makna
pengembangan
validitas
penelitian. Digunakan untuk mereview
berguna
dalam
memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan
kategorisasi,
dilakukan
manipulasi, serta diperas sedemikian makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis (Nazir, 2009: 346).
informan, apakah data hasil wawancara sudah
yang
rupa. Sehingga data tersebut mempunyai
Review informan merupakan usaha
2002: 80)
wajib
menggunakan beragam sumber data atau
Bagan 3. 1. Trianggulasi Sumber (Sutopo,
ini
valid
dan
sesuai
dengan
kesepakatan atau belum. Pada waktu peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan belum utuh dan
Sedangkan Miles dan Huberman (dalam
Sugiyono,
2008:
246-253)
mengemukakan bahwa dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
42 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
dan berlangsung secara terus menerus
diteliti.
melalui reduksi data (data reduction),
memudahkan
penyajian
mengelompokkan
data
penarikan
(data
display)
kesimpulan
dan
(conclusion
drawing atau verification).
peneliti
melakukan
pemfokusan,
dilakukan peneliti dan
agar dalam
menentukan
3. Tahap Penarikan Kesimpulan Tahap
tahap
ini
simpulan.
1. Tahap Reduksi data Dalam
Hal
reduksi proses
penyederhanaan
simpulan
merupakan
data,
tahap akhir dalam analisis data ini.
seleksi,
Berbagai data yang dibutuhkan untuk
dan
penarikan
suatu
simpulan
mulai
abstraksi data dari sumber penelitian.
dianalisis secara lebih mendalam. Hal ini
Reduksi data merupakan bagian dari
dilakukan agar penelitian kualitatif ini
proses
bisadipertanggungjawabkan
analisis
yang
memperpendek,
mempertegas,
membuat
fokus,
kebenarannya. Di samping itu, adanya
membuang hal-hal yang tidak penting
data-data
dan mengatur data sedemikian rupa
dijadikan suatu pertimbangan yang akan
sehingga
menentukan arah kajian yang diteliti.
simpulan
penelitian
dapat
yang
dikumpulkan
dapat
dilakukan. Peneliti melakukan tahap Hasil Penelitian
reduksi data dengan membaca secara cermat objek penelitian dan kemudian dibagi ke dalam kategori sesuai kajian
A. Lokasi
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi memungkinkan
narasi
simpulan
yang penelitian
dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. Tujuannya agar peneliti bisa memahami objek yang diteliti dan memberikan jawaban sesuai rumusan
masalah
Den
Bosch
Benteng
Van
Den
Bosch
(Benteng Pendem) terletak di Komplek
2. Tahap Penyajian Data
bentuk
Van
(Benteng Pendem)
yang peneliti amati.
dalam
Benteng
penelitiannya.
Hubungannya dengan tahap penyajian data, peneliti melakukan ringkasan yang relevan dengan bidang kajian yang
Angicipi Batalyon Armed 12 Kelurahan Pelem, RT/RW 07/02, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Benteng Van Den Bosh (Benteng Pendem) berjarak ± 1 km dari Kota Ngawi ke arah timur laut menuju ke Kelurahan Pelem, tepatnya pertemuan antara Jl. Pangeran Dipone-goro sebelah timur dan Jl. Untung Suropati sebelah barat. Luas area Benteng van Den Bosch ±15 ha, sedangkan luas bangunan benteng ini 165 m x 80 m (wawancara INF-03, 22 April 2015).
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 43
B. Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem)
Belanda. Selain itu beliau juga seorang ilmuwan Palaeoantropologi.
1. Sejarah Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem)
Benteng Van Den Bosch sampai saat ini sudah berusia 169 tahun lebih
Benteng Van Den Bosch ini dulu
tua
dari
usia
kemerdekaan
negara
didirikan oleh seorang pemimpin tentara
Indonesia. Benteng ini didiri-kan di
Belanda yang menjajah daerah Ngawi
tempat yang sangat strategis dengan
bernama Gubernur Jendral Van Den
memanfaatkan aliran sungai bengawan
Bosch pada tahun 1839-1845. Sedangkan
Solo sebelah utara dengan bengawan
para
Belanda
Madiun sebelah selatan dan timur yang
memanfaatkan masyarakat sekitar Ngawi
sangat menguntungkan pihak Belanda.
yang ditangkap dan dipaksa untuk kerja
Karena zaman dahulu sungai Bengawan
rodi. Kebanyakan dari mereka tidak
Solo dan sungai Bengawan Madiun
pernah bisa keluar lagi dari benteng
merupakan jalur transportasi utama. Jadi
tersebut, hal ini dikarenakan Benteng
para tentara Belanda bisa mengawasi
Van Den Bosch ini sebagai markas yang
siapa saja yang lewat jalur tersebut.
pekerjanya
sangat rahasia.
Jadi
pihak
jangan sampai
Tujuan didirikan benteng ini
tempat ini diketahui oleh pejuang bangsa
adalah; 1) bangsa Belanda ingin me-
Indonesia.
yang
nguasai jalur transportasi lewat air,
ditangkap akan selamanya di benteng
karena zaman dahulu jalur transportasi
tersebut sampai mati. Mereka yang
yang ramai lewat air atau sungai baik
ditangkap juga dikasih makan meskipun
perdagangan maupun aktifitas lainnya;
hanya sedikit, apabila ada yang mati
2) Belanda ingin menghambat sera-ngan
maka tentara Belanda akan mencari
lanjutan dari perang Diponegoro yang
orang lagi untuk dipaksa kerja di tempat.
terjadi pada tahun 1825-1830. Pada
Sehingga
mereka
Benteng ini ada hubungannya
perang
tersebut
bangsa
Belanda
dengan Museum Trinil yakni berkaitan
mengalami
kerugian
sangat
besar
dengan
khususnya
masalah
biaya
untuk
penemuan
Pithecanthropus
Erectus pada tahun 1891-1892. Penemu
perlengkapan senjata maupun perse-
manusia purba tersebut adalah Eugne
diaan konsumsi (wawancara dengan Edi,
Dubois dan beliau dulu juga tinggal di
22 April 2015).
Benteng Van Den Bosch pada tahun
Karena
peperangan
tersebut
1890-1895, karena beliau berprofesi
sangat sulit untuk dimenangkan oleh
sebagai
Belanda. Namun dengan akal liciknya
dokter
untuk para
tentara
Belanda, Pangeran Diponegoro berhasil
44 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
dikalahkan. Mereka menipu mengajak
tentara Jepang sebagai tempat perta-
berunding dengan Pangeran Diponegoro
hanan pada tahun 1942-1945. Namun
untuk
ternyata
pada tahun 1945-1948 tidak ditempati
Pangeran Diponegoro ditangkap dan
oleh siapapun (wawancara dengan Yu-
diasingkan
rihanto,
perdamaian, ke
tapi
Makasar
sampai
22
April
2015).
Setelah
meninggalnya. Akhirnya para pengikut
Indonesia merdeka maka Benteng Van
Pangeran
ke
Den Bosch (Ben-teng Pendem) di tempati
untuk
beberapa satuan TNI sebagai markas
melawan
pertahanan. Mulai dari TRI pada tahun
bangsa Belanda. Para pengikut Pangeran
1948-1956 sampai Yon Armed Kostrad
Diponegoro antara lain, Mbah Balak dari
12 Ngawi pada tahun 1962 sampai saat
Sukoharjo, Mbah Juro dari Gunung Kawi,
ini, meskipun markas yang baru sudah
Ronggo
dipindah di Jl. Siliwangi Ngawi.
Diponegoro
daerahnya
kembali
masing-masing
menghimpun
masyarakat
Prawirodirjo
dari
Gunung
Bancak Magetan, dan KH. Muhammad Nur Salim berasal dari Ngawi.
Van Den Bosch baru dibuka sebagai
KH. Muhammad Nur Salim ini menghimpun
kekuatan
Pada akhir tahun 2011 Benteng tempat wisata edukasi yang berada di
masyarakat
Kabupaten Ngawi. Pengelolaan sarana
Ngawi yang diberi nama Wiro Tani
dan prasarananya tetap dikelola oleh Yon
(Pasukan
Armed Kostrad 12 Ngawi dan dibantu
Masyarakat
Petani)
untuk
menyerbu Benteng Van Den Bosch.
oleh
Namun usaha perlawanan tersebut gagal.
(wawancara dengan Edi, 22 April 2015)
Akhirnya KH. Muhammad Nur Salim
2. Benteng Van Den Bosch (Benteng
ditangkap dan dijadikan tawanan oleh
Pendem) sebagai Bangunan Cagar
Belanda.
Budaya
Selama
menjadi
tawanan
Pemerintah
Kabupaten
Ngawi
tersebut beliau disiksa untuk dibunuh
Benteng Van Den Bosch bukan
dengan ditembak, digantung, dan ditusuk
termasuk Benda Cagar Budaya, tapi
pedang. Namun KH. Muhammad Nur
termasuk
Salim tidak mati, akhirnya beliau diikat
Karena benteng tersebut meru-pakan
dan dimasukkan dalam lubang untuk
bentuk bangunan yang memiliki dinding
dibunuh secara hidup-hidup. Sampai saat
dan fungsinya untuk tempat bertahan
ini di dalam benteng tersebut terdapat
manusia, yakni tentara Belanda saat
makam
menjajah Indonesia. Sedangkan Benda
beliau
(wawancara
dengan
Bambang, 21 April 2015). Pada masa penjajahan Jepang Benteng Van den Bosch dikuasai oleh
Bangunan
Cagar
Buda-ya.
Cagar Budaya menurut Ade (wawancara, 22 April 2015) itu harus memiliki bermacam-macam
jenis
bendanya.
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 45
Seperti benda-benda purbakala yang ada di Museum Trinil (wawancara 29 April 2015).
- Parit yang terdapat di depan Benteng Van Den Bosch - Tanggul
3. Pengelolaan
Benteng
Van
Den
Bosch (Benteng Pendem) Benteng
Van
- Bekas pondasi jembatan angkat - Pintu gerbang pertama
Den
Bosch
(Benteng Pendem) berada di Kelu-rahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten
- Bekas gerigi katrol jembatan angkat b. Bagian Tengah Benteng
Ngawi dan memiliki luas area ±16 ha.
- Pintu gerbang utama masuk ke
Namun tepatnya berada di Komplek
Benteng Van Den Bosch (1839-
Angicipi Batalyon Armed Kostrad 12
1845)
Ngawi, sehingga dalam pengelolaannya
- Foto lokasi Benteng Van Den
benteng tersebut dike-lola oleh pihak
Bosch dan Perencanaan Revi-
Yon Armed 12 Kostrad 12 Ngawi. Hal
talisasi Kawasan Benteng Pen-
tersebut dikarenakan Benteng Pendem
dem
sejak merdeka sam-pai saat ini ditempati oleh Yon Armed Kostrad 12 Ngawi sebagai markasnya (wawancara dengan Edi, 22 April 2015). (Benteng Pendem) (Benteng
bang utama - Makam
KH.
Muhammad
- Kantor utama dan interiornya yang
Van
Pendem)
ini
Den
Bosch
merupakan
dahulunya
Van Den Bosch - Kantor umum
Kabupaten Ngawi. Benteng ini memiliki
- Lapangan utama
±30
- Sumur
bangunan
dan
benda
peninggalan zaman Belanda. Koleksi bangunan dan benda-benda seperti yang diungkapkan oleh Bambang dan Edi,
digunakan
sebagai tempat tinggal Jendral
bangunan cagar budaya yang ada di koleksi
Nur
Salim
4. Koleksi Benteng Van Den Bosch Benteng
- Bekas tempat jam di atas ger-
- Bekas bangunan yang dibom oleh tentara Jepang - Ruang
penjara
yang
berada
dibagi dalam 4 bagian diantaranya:
disetiap bawah tangga menuju
a. Bagian Depan Benteng
lantai 2
- Taman Labirin - Bangunan
pengintaian
- Bekas gudang amunisi musuh
yang berada di bagian barat, selatan, dan utara
- Bekas kamar mandi tentara
46 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
- Barak tentara yang berjumlah 2
diungkapkan oleh Bambang nilai-nilai
bangunan di sebelah barat dan
yang bisa diwariskan kepada masyarakat
timur yang memiliki 2 lantai
antara lain:
- Tangga menuju lantai 2 yang terbuat dari batu kali - Jembatan
penghubung
1. Nilai
sejarah
yakni
masyarakat
mampu memahami dan mengetahui antar
bangunan
tentang
bukti
perjuangan
rakyat
Ngawi dalam merebut kedaulatan
- Bekas ruangan dapur dan tungku untuk memasak
Indonesia yang dijajah oleh Belanda. Hal
- Fasilitas Toilet
ini
bisa
dilihat
dengan
diketemukan makam KH. Muhammad
c. Bagian Belakang Benteng
Nur Salim, beliau adalah pemimpin
- Bekas pipa saluran air
Wiro Tani untuk menyerang Benteng
- Tempat penampungan air
Van Den Bosch. Makam tersebut
- Pintu gerbang belakang ke arah
berada di dalam benteng yang sampai
sungai Bengawan Madiun dan
saat
sungai Bengawan Solo
wisatawan. Selain itu juga untuk
- Parit sebelah timur, berdekatan
ini
sering
mengetahui
dikunjungi
para
sepak
terjang
atau
bangsa
Belanda
saat
dengan pertemuan antara sungai
keganasan
Bengawan
menjajah Indonesia khususnya di
Solo
dan
sungai
Bengawan Madiun
Kabupaten Ngawi. Dengan begitu
d. Bagian Interior Benteng
mampu
menumbuhkan
rasa
- Besi penguat bangunan
nasionalisme pada masyarakat dan
- Paku penguat bangunan
generasi muda.
- Pengunci
pintu
yang
masih
2. Nilai arsiktektur bangunan, yakni kita
tersisa di ruangan yang ditempati
bisa
melihat
bahwa
oleh Edi
benteng tersebut sama persis dengan
- Ubin Holland
bangunan-bangunan
- Tempat stop kontak listrik
Eropa.
- Koin VOC
yang
bangunan ada
di
3. Nilai pendidikan, yakni kita mampu
C. Nilai-nilai yang Bisa Diwariskan dari
mengambil nilai-nilai pendidikan un-
Benteng Van Den Bosch (Benteng
tuk selalu semangat seperti yang telah
Pendem)
dicontohkan oleh KH. Muhammad Nur
Benteng Van Den Bosch (Benteng
Salim dan Wiro Tani.
Pendem) ini memiliki beberapa nilai-nilai
4. Nilai budaya, yakni benteng tersebut
yang bisa kita pelajari. Seperti yang
menjadi salah satu icon penting bagi
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 47
Kabupaten
Ngawi
yang
akan
tersebut memang peninggalan bangsa
menambah pendapatan daerah, serta
Belanda.
menunjang
masyarakat
nasionalisme atau cinta bangsa Indonesia
sekitar benteng (wawancara 21 April
pada peserta didik (wawancara dengan
2015).
Younanto, 29 April 2015).
ekonomi
Akhirnya
tumbuhlah
D. Benteng Van Den Bosh (Benteng Pendem)
sebagai
Sumber
1. Sejarah
Sejarah Kegiatan belajar mengajar itu tidak hanya dilakukan di dalam kelas, namun bisa juga dilakukan di luar kelas misalnya berkunjung ke tempat-tempat bersejarah,
ke
museum,
atau
ke
laboratorium. Khusus mata pelajaran IPS/sejarah itu perlu kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di luar sekolah supaya terjadi kegiatan belajar mengajar yang menarik. Selain itu kalau kita belajar sejarah harus ada buktinya, karena kalau tidak ada buktinya bukan dikatakan
sejarah.
Yang
dimaksud
sebagai bukti itu bisa diartikan sebagai jejak-jejak
Pembahasan
Belajar
peninggalannya,
seperti
bangunan, fosil, foto, surat, maupun rekaman video. Kabupaten Ngawi memiliki salah satu peninggalan bangsa Belanda pada saat menjajah Indonesia yaitu Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem). Adanya benteng tersebut peserta didik bisa diajak berkunjung untuk mengamati
peserta didik bisa langsung melihat dan memahami dengan nyata bahwa benteng
Van
Den
Bosch
Den
Bosch
(Benteng Pendem) Benteng
Van
merupakan salah satu jejak peninggalan Kolonialisme
Belanda
di
Kabupaten
Ngawi. Benteng Van Den Bosch dibangun pada
tahun
1839-1845
dibawah
pimpinan Gubernur Jendral Van Den Bosch pada waktu menjajah daerah Ngawi. Benteng ini terkenal dengan sebutan
Benteng
Pendem.
Hal
ini
dikarenakan bangunan Benteng Van Den Bosch dahulunya dikelilingi gundukan tanah yang tingginya sejajar dengan tingginya
benteng,
bahkan
sampai
menutupi bangunan ini. Benteng ini dibangun ditempat yang
strategis
yakni
memanfaatkan
aliran sungai Bengawan Solo sebelah utara dan sungai Bengawan Madiun sebelah selatan dengan timur. Tujuannya untuk menguasai jalur transportasi air dan
menumpas
pasukan
Pangeran
Diponegoro. Pada masa penjajahan Jepang
peninggalan-peninggalan bangsa Belanda yang ada di Indonesia. Harapannya
Benteng
Benteng Van den Bosch dikuasai oleh tentara
Jepang
pertahanan
pada
sebagai tahun
tempat
1942-1945.
48 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
Namun pada tahun 1945-1948 tidak
luhur. Sebagai contohnya benda cagar
ditempati
Setelah
budaya atau bangunan cagar budaya.
Indonesia merdeka maka Benteng Van
Karena setiap peristiwa yang terjadi
Den Bosch (Benteng Pendem) di tempati
pada masa lalu pasti meninggalkan jejak
beberapa satuan TNI sebagai markas
peristiwa yang bisa digunakan sebagai
pertahanan.
ilmu
oleh
siapapun.
Mulai dari TRI pada tahun
pengetahuan.
pengertian
sejarah
Sesuai
dengan
menurut
Kamus
1948-1956 sampai Yon Armed Kostrad
Besar Bahasa Indonesia (1990: 794)
12 Ngawi pada tahun 1962 sampai saat
ilmu,
ini, meskipun markas yang baru sudah
tentang kejadian dan peristiwa yang
dipindah di Jl. Siliwangi Ngawi. Pada
benar-benar terjadi pada masa lampau,
akhir tahun 2011 Benteng Van Den
atau juga disebut dengan riwayat.
pengetahuan,
cerita,
pelajaran
Bosch baru dibuka sebagai tempat wisata
Keberadaan Benteng Van Den
edukasi yang berada di Kabupaten
Bosch (Benteng Pendem) secara umum
Ngawi.
dan
sangat penting bagi masyarakat Kabupa-
prasarananya tetap dikelola oleh Yon
ten Ngawi. Sebab memiliki nilai-nilai
Armed Kostrad 12 Ngawi dan dibantu
luhur yang harus diwariskan kepada
oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi.
generasi selanjutnya. Nilai-nilai tersebut
Pengelolaan
sarana
Benteng tersebut juga termasuk
seperti nasionalisme, patriotisme, cinta
bangunan cagar budaya. Bahan dasar
tanah kelahiran, semangat jiwa berjuang,
bangunan Benteng Van Den Bosch terdiri
dan pantang menyerah.
dari kayu jati, batu bata merah, batu bata
3. Benteng Van Den Bosh (Benteng
kuning, ubin HOLLAND Alfred Recoud NC
Pendem)
AASTAUCHT yang diimpor langsung dari
Sejarah
sebagai
Sumber
Belajar
Belanda, dan batu kali. Tidak jauh dari
Menurut Association for Educa-
benteng akan terdapat makam orang-
tional Communications an Technology
orang Belanda yang dibangun pada tahun
(AECT) (dalam Komalasari, 2011: 108)
1880.
mengatakan
bahwa
sumber
2. Nilai-nilai yang Bisa Diwariskan dari
pembelajaran adalah segala sesuatu atau
Benteng Van Den Bosch (Benteng
daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru,
Pendem)
baik secara terpisah maupun dalam
Setiap objek wisata tentunya
bentuk gabungan, untuk kepentingan
me-miliki nilai-nilai yang bisa kita pakai
belajar
mengajar
dalam kehidupan sehari-hari, karena
meningkatkan efektifitas dan efesien
nilai tersebut mengandung nilai yang
pembelajaran.
Dalam
dengan
tujuan
meningkatkan
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 49
efektifitas dan efesien pembelajaran
2. Ditingkat SMP diterapkan pada mata
seorang pengajar haruslah kreatif dan
pelajaran IPS kelas VIII semester I,
inovatif dalam mengadakan kegiatan
tentang
belajar mengajar. Khusus pembelajaran
peninggalan
sejarah
bisa
Indonesia. Dalam kegiatan belajar
menambah wawasan pengetahuan dari
mengajar seorang pendidik dapat
sumber-sumber belajar selain buku.
mengajak peserta didik berkunjung ke
Seperti yang diungkapkan Saripuddin
Benteng Van Den Bosch, tujuannya
dan winataputra (dalam Djamarah dan
untuk
Zain,
beliau
peninggalan bangsa Belanda di Ngawi.
sumber-sumber
Harapannya setelah berkunjung ke
seorang
peserta
2010:
mengelompokkan
didik
122)
pengamatan
peninggalan-
bangsa
Belanda
melakukan
tersebut
di
pengamatan
belajar menjadi lima kategori, yaitu (1)
benteng
manusia, (2) buku atau perpustakaan, (3)
mengetahui
media massa, (4) alam lingkungan, dan
Benteng Van Den Bosch merupakan
(5) media pendidikan.
salah
satu
secara
peserta nyata
peninggalan
didik bahwa bangsa
Keberadaan Benteng Van Den
Belanda di Ngawi. Selain itu juga
Bosch (Benteng Pendem) secara khusus
mengetahui tentang sejarah benteng
dapat dimanfaatkan oleh para pendidik
tersebut dan perjuangan rakyat Ngawi
dan peserta didik sebagai salah satu
melawan bangsa Belanda.
sumber belajar sejarah. Hal ini dapat
3. Ditingkat SMA diterapkan pada mata
dimasukkan ke dalam mata pelajaran IPS
pelajaran Sejarah kelas XI semester I.
(sejarah) dan diselaraskan dengan kuri-
Penerapannya peserta didik diberi
kulum serta silabus disemua jenjang
tugas untuk melakukan observasi ke
pendidikan mulai dari SD sampai SMA.
Benteng Van Den Bosch tentang
Cara pengaplikasiannya sebagai berikut:
peristiwa sejarah penjajahan bangsa
1. Ditingkat SD diterapkan pada mata
Barat khususnya bangsa Belanda saat
pelajaran IPS kelas V semester II,
men-jajah daerah Ngawi. Diharapkan
tentang mendeskripsikan perjuangan
mampu
para tokoh pejuang pada penjajah
secara lengkap dengan melakukan
Belanda dan Jepang. Penerapannya
wawancara kepada pengelola benteng
pendidik
dan masyarakat sekitarnya.
dapat
menceritakan
mendapatkan
informasi
perjuangan KH. Muh. Nur Salim dan
Daftar Pustaka
Wiro Tani dalam menyerang Belanda
Djamarah, S. B., dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
di Benteng Van Den Bosch di Ngawi.
50 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
Hamid, A. R., dan Madjid, M. S. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Komalasari, K., 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama. Moleong, L. J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia. Nurcahyo, dkk. 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Madiun: Institut Press. Poesponegoro, M. D. 2008. Sejarah Nasional Indonesia IV Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. _________________. 2008. Sejarah Nasional Indonesia V Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda. Jakarta: Balai Pustaka. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Madiun. 1980. Sejarah Kabupaten Madiun. Madiun: Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Madiun. Tidak Diterbitkan. Shilalahi, G. A. 2003. Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. Sidoarjo: Citra Media. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Suranto, Y. 2008. Identifikasi Kayu dan Peranannya Terhadap Pelestarian Benda Cagar Budaya. Jurnal Konservasi Benda Cagar Budaya Borobudur Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, 2 (2): 3-4. Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 Pasal 1 (ayat 1, 2, dan 3) tentang Benda Cagar Budaya. Sumber Internet:
Dinas
Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta. 2010. Pengertian Benteng. (Online), (http://www.jakarta.go.id/ web/encyclopedia/detail/3645/Be nteng, Diunduh 6 Maret 2015). Dinas Pariwisata, Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Ngawi. 2012. Benteng Pendem (Van De Bosch). (Online), (http://www.ngawitourism.com/d etail8-benteng-pendem--van-debosch-html, Diunduh 6 Maret 2015). Kurniawan, H. 11 Agustus 2013. Benteng Pendem. Benteng Pendem Van Den Bosch (Ngawi-Jawa Timur). (Online), (http://www.facebook.com/notes/ hari-kurniawan/benteng-pendemvan-den-bosch-ngawi-jawatimur/577887378916622, Diunduh 6 Maret 2015). Psychologymania. September 2013. Cagar Budaya. Pengertian Cagar Budaya. (Online),(http://www.ejurnal.com/2013/11/pengertiancagar-budaya.html, Diunduh 6 Maret 2015)