STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL (ACTIVITY DIALY LIFE) PADA TN. S DENGAN HEMAPTOE POST TB DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA
DI SUSUS OLEH :
YUNIAR ARI WIBOWO NIM. P. 09118
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
LAMPIRAN
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL (ACTIVITY DIALY LIFE) PADA TN. S DENGAN HEMAPTOE POST TB DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III keperawatan
DI SUSUS OLEH :
YUNIAR ARI WIBOWO NIM. P. 09118
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
ŝ
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Yuniar Ari Wibowo
NIM
: P. 09118
Program Studi
: D III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
ADL (ACTIVITY DIALY LIFE)
PADA TN. S DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, 12 April 2012 Yang Membuat Pernyataan
YUNIAR ARI WIBOWO NIM. P. 09118
ŝŝ
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: Yuniar Ari Wibowo
NIM
: P. 09118
Program Studi : D III Keperawatan Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL (ACTIVITY DIALY LIFE) PADA TN. S DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di
: STIKes KUSUMA HUSADA SURAKARTA
Hari/Tanggal
: Sabtu, 28 April 2012
Pembimbing : Anissa Cindy N. A, Skep., Ns NIK. 201188087
ŝŝŝ
(…………………….)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: Yuniar ari wibowo
NIM
: P. 09118
Program Studi : D III Keperawatan Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL (ACTIVITY DIALY LIFE) PADA TN. S DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di
: STIKes KUSUMA HUSADA
Hari/Tanggal
: Kamis, 10 Mei 2012
DEWAN PENGUJI Penguji I
: Anissa Cindy N. A, Skep., Ns NIK. 201188087
(…………………………….)
Penguji II
: Joko Kismanto Skep., Ns NIK. 200670020
(…………………………….)
Penguji III
: Mushlihah Mulyana U. Skep., Ns (…………………………….) NIK. 201187086 Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S. Kep, Ns NIK. 201084050
ŝǀ
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
ADL (ACTIVITY DIALY LIFE) PADA TN. S DI RUANG
CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA“ Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Setiyawan, S. Kep, Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah membantu kelancaran untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S. Kep, Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah membantu mempermudah dalam menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Anissa Cindy N. A, S. Kep, Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnaannya studi kasus ini. 4. Joko Kismanto Skep.,Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan ǀ
nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnaannya studi kasus ini. 5. Mushlihah Mulyana Utami Skep.,Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan
nyaman
dalam
bimbingan
serta
memfasilitasi
demi
sempurnaannya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sebar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 8. Putri yang selalu menjadi motivasi dan semangat untuk selalu berusaha lebih baik. 9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan, Amin.
Surakarta, April 2012
Penulis
ǀŝ
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN..................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................
iv
KATA PENGANTAR............................................................................
v
DAFTAR ISI...........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
ix
DAFTAR TABEL....................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang...........................................................
1
B. Tujuan Penulisan........................................................
3
C. Manfaat Penulisan......................................................
4
LAPORAN KASUS A. Identitas Klien............................................................
6
B. Pengkajian...................................................................
6
C. Perumusan Masalah Keperawatan..............................
9
D. Perencanaan Keperawatan..........................................
10
E. Implementasi Keperawatan.........................................
11
F. Evaluasi Keperawatan.................................................. 12
ǀŝŝ
BAB III
PEMBHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan................................................................
14
B. Simpulan.....................................................................
19
Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup
ǀŝŝŝ
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1
Gambar
1
Genogram.................................................... 7
ŝdž
DAFTAR TABEL
Halaman 1
Tabel 1
Pola Aktivitas dan Latihan........................................
7
2
Tabel 2
Pemeriksaan Penunjang.............................................
9
3
Tabel 3
Evaluasi......................................................................
12
4
Tabel 4
Perkembangan Aktivitas Setelah Dilakukan Evaluasi... 13
dž
DAFTAR LAMPIRAN
1
Lampiran
1
Lembar kosul
2
Lampiran
2
Asuhan Keperawatan
3
Lampiran
3
Log Book
4
Lampiran
4
Pendelegasian
5
Lampiran
5
Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
6
Lampiran
6
Daftar Riwayat Hidup
džŝ
ϭ
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang SOPT (Sindroma Obstruksi Pasca Tuberculososis) adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pasca tuberculosis dengan lesi paru yang minimal. (Anonim: 2003). Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). (Abdul Manaf: 2006). Batuk darah atau hemoptisis adalah ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring, atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas bawah laring. Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar sehingga etiologi harus dicari melalui pemeriksaan yang lebih teliti. (Anonim: 2009) Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isu global. Laporan TB dunia oleh WHO (World Health Organitation) yang terbaru tahun 2006, masih menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun. (Abdul Manaf: 2006). Penyakit TB di Indonesia termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta sering mengakibatkan kematian. (RISKESDAS, 2007)
Ϯ
Tuberkulosis paru klinis tersebar di seluruh Indonesia dengan prevalensi pada tahun 2007 terakhir adalah 1,0%. Dua belas provinsi diantaranya dengan prevalensi di atas angka nasional, tertinggi di Provinsi Papua Barat (2,5%) dan terendah di Provinsi Lampung (0,3%). Sebagian besar (26 provinsi) kasus TB terdeteksi berdasarkan gejala penyakit, kecuali di Provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, Kalimantan Tengah, dan Papua. Provinsi Jawa Tengah, TB terdeteksi dengan prevalensi 1,5 per 100, tersebar di hampir seluruh Kabupaten/ Kota (rentang: 0 di Perkotaan Pekalongan – 5,4/100 di Kabupaten Cilacap). Provinsi Jawa Tengah, dalam 12 bulan terakhir penyakit ini masih terdeteksi dengan prevalensi 1,1% (rentang 0,2– 2,9%). Beberapa kabupaten/kota prevalensinya masih 2% atau lebih tinggi, yaitu di Kabupaten Sragen, Jepara, Temanggung, Cilacap, dan Pemalang. (RISKESDAS, 2007) Gejala yang muncul pada pasien yang menderita penyakit TB dibagi menjadi dua yaitu gejala yang timbul pada pernapasan dan gejala yang timbul secara umum. Gejala yang muncul pada pernapasan diantaranya batuk, dahak, batuk berdarah, sakit dinding dada, napas pendek, wheezing lokal, sering flu. Sedangkan gejala yang timbul secara umum adalah berat badan turun, demam dan berkeringat, rasa lelah dan hilang nafsu makan. (Crofton, 2002) Data yang diperoleh melalui pengkajian yang dilakukan oleh penulis di rumah sakit pasien mengalami batuk dan saat beraktivitas agak lama pasien merasa kelelahan yang sangat, saat ruangan terasa pengap pasien mengeluh sesak nafas. Respirasi klien juga mengalami peningkatan sesuai dengan
ϯ
tingkat aktivitasnya. Hal ini sejalan dengan teori, sehingga penulis tertarik untuk membahas tentang masalah gangguan pemenuhan kebutuhan ADL (Activity Dialy Life) yang terjadi pada pasien tuberculosis yang mengalami penurunan dibandingkan dengan orang pada umumnya.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan Kasus gangguan pemenuhan ADL pada Tn. S dengan Hemaptoe post TB paru di ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. 2. Tujuan Khusus Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah: a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL pada Tn. S dengan Hemaptoe post TB paru di ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. b. Merumuskan diagnosa Keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan ADL pada Tn. S dengan Hemaptoe post TB paru di ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL pada Tn. S dengan Hemaptoe post TB paru di ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
ϰ
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL pada Tn. S dengan Hemaptoe post TB paru di ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL pada Tn. S dengan Hemaptoe post TB paru di ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. f. Penulis mampu menganalisa kondisi ADL yang terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL pada Tn. S dengan Hemaptoe post TB paru di ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan tentang gangguan pemenuhan kebutuhan ADL dan penatalaksanaan kasus TB. b. Memperoleh pengalaman yang nyata dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien gangguan mobilitas fisik. 2. Bagi Institusi Pendidikan Bahan pustaka sehingga wawasan mahasiswa lebih meningkat tentang
gangguan
pemenuhan
kebutuhan
diperbandingkan antara teori dengan kasus nyata.
ADL
yang
dapat
ϱ
3.
Bagi Rumah Sakit Bahan pustaka untuk meningkatkan asuhan keperawatan pada gangguan pemenuhan kebutuhan ADL pada pasien di rumah sakit.
6
BAB II LAPORAN KASUS
A. Pengkajian Seorang pasien laki-laki bernama Tn. S usia 46 tahun, lulusan sarjana ekonomi yang bekerja sebagai akuntan. Pasien tinggal di Nanasa RT 03/04 Malang Jiwan, Colomadu, Karanganyar. Tanggal 30 Maret 2012 pukul 04.30 WIB pasien dibawa oleh Tn. P adik pasien ke IGD Rumah Sakit Panti Waluyo, dengan keluhan batuk muntah darah. Pasien kemudian di periksa di IGD dan didiagnosa hemaptoe dengan riwayat TB. Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan, 4 hari sebelum di bawa ke IGD pasien batuk – batuk, sempat keluar darah saat batuk. Pasien juga mengalami sesak nafas jika dirinya merasa kelelahan. Kemudian pasien dipindahkan ke ruang Cempaka. Keluhan utama pasien saat dikaji di ruang perawatan tanggal 02 April 2012 pasien mengeluh apabila berjalan atau berdiri terlalu lama pasien merasa kelelahan yang sangat. Riwayat penyakit dahulu pasien, pasien menderita penyakit TB sudah sejak 5 tahun yang lalu, sebelumnya pasien pernah menjalani pengobatan penyakit TB selama 4 bulan dan kemudian berhenti. Pasien merupakan seorang perokok aktif hingga saat ini. Menurut pasien, pasien anak ke-4 dari lima bersaudara, dan ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dengan TB yaitu nenek dari
7
ibu pasien. Diantara saudara pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
Meninggal dengan TB
Tn.S ( Hemamptoe & TB )
Gambar 1: Genogram Keterangan gambar : = Laki - laki = Perempuan = Pasien = meninggal = Serumah
Hasil pengkajian pola aktivitas dan latihan pasien dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dimana hampir seluruh aktivitas pasien dibantu orang lain. Tabel 1: Pola Aktivitas dan Latihan RS Panti Waluyo April 2012 Kemampuan perawatan diri
0
Makan / minum Toileting Berpakaian Mobilitas di tempat tidur
¥
1
2 ¥ ¥
¥
3
4
8
Berpindah Ambulasi / ROM
¥ ¥
Ket : 0: mandiri ; 1: dengan alat ; 2: dibantu orang lain ; 3: dibantu orang lain dan alat ; 4: tergantung total
Hasil pengkajian terhadap pasien tanggal 02 April 2012 pasien mengeluh kelelahan yang sangat saat berjalan atau berdiri agak lama pasien merasa pusing dan berkunang-kunang. Pasien mengatakan saat ruangan terasa pengap pasien mengeluh sesak nafas, disaat udara terasa pengap pernafasan: 32 x/menit, nadi: 90 x/menit; saat berjalan ke kamar mandi pernafasan: 28 x/menit, nadi: 82 x/menit; saat pasien dalam kondisi tenang (istirahat) pernafasan: 18 x/menit, nadi: 74 x/menit. Tekanan darah pasien tidak mengalami peningkatan/penurunan yang signifikan saat beraktivitas dengan tekanan darah: 100/60mmHg. Apabila pasien melakukan aktivitas ringan pasien merasa kelelahan pasien batuk-batuk. Hasil pengkajian pemeriksaan fisik keadaan umum klien adalah sedikit lemah, kesadaran komposmentis. Hasil pemeriksaan fisik dari kepala hingga kaki umumnya tidak ditemukan adanya tanda-tanda abnormalitas. Pemeriksaan dada dengan IPPA simetris kanan dan kiri, tidak ada bekas luka, pengembangan dan vokal fremitus sama kanan dan kiri, sonor, suara nafas vesikuler. Hasil pemeriksaan jantung diperoleh data ictus cordis tidak tampak, ictus cordis teraba di SIC 5, pekak, BJ I – II. Pemeriksaan ekstermitas atas kedua tangan dapat digerakkan secara normal dan terpasang infus pada tangan kirinya, sedangkan ekstermitas bawah kedua tangan dapat digerakkan secara normal dan tidak ada odema.
9
Pasien mendapatkan terapi dari dokter yaitu infus Asering yang ditanbah dengan neurogat. Selain itu pasien juga mendapatkan terapi obat cordipron, erdobat, somerol, levovid dan fixipar. Hasil pemeriksaan penunjang dapat dibaca pada tabel di bawah ini: Tabel 2: Pemeriksaan Penunjang RS Panti Waluyo 30 April 2012 Nama test
Hasil
Unit
Nilai rujukan
Ket
Eritrosit Lekosit Neutrofil Limfosit Ureum Kreatinin Glukosa darah sewaktu
29.7 3.36 89.3 6.6 56.2 0.89 145
% Juta/mmˆ³ % % Mg/dL Mg/dL Mg/dL
35 – 45 4.5 – 5.9 55 – 80 22 – 44 10 – 50 0.9 – 1.3 60 – 140
L H H L H L H
Hasil pemeriksaan kultur dahak untuk mengetahui hasil mikrobiologi dan parasitologi diperoleh data sebagai berikut: BTA 1 tanggal 31/03/2012: Tidak didapat bakteri batang tahan asam latar belakang lekosit 4-7/LPB BTA 2 tanggal 01/04/2012: Tidak didapat bakteri batang tahan asam latar belakang lekosit 13-18/LPB BTA 3 tanggal 02/04/2012: Tidak didapat bakteri batang tahan asam latar belakang lekosit 13-18/LPB
B. Perumusan Masalah Hasil pengkajian terhadap kondisi pasien secara menyeluruh menunjukkan data secara subyektif pasien mengeluh apabila berjalan atau berdiri terlalu lama pasien merasa kelelahan yang sangat. Secara obyektif
10
saat udara di ruangan normal dan pasien dalam kondisi istirahat pernafasan: 18 x/menit, nadi: 74 x/menit. Pasien sehabis dari kamar mandi/berpindah pernafasan: 28 x/menit, nadi: 82 x/menit. Aktivitas pasien untuk berpindah, berpakaian, dan toileting pasien membutuhkan bantuan dari orang lain. Mengacu pada data yang ada maka diagnosa keperawatan yang dapat diangkat adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Mengacu pada diagnosa keperawatan yang diangkat, dapat dirumuskan masalah yang ada pada Tn. S adalah adanya keterbatasan pemenuhan kebutuhan ADL dengan hemaptoe post TB.
C. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada pasien dengan masalah di atas adalah kaji ADL pasien untuk mengetahui bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas, anjurkan pasien untuk istirahat untuk mengurangi aktivitas pasien agar tidak kelelahan, pantau TTV untuk mengetahui bagaimana perubahan nadi dan pernapasan pasien, berikan posisi nyaman (semi fowler) untuk meningkatkan ekspansi paru dan meringankan kerja paru pada pasien, modifikasi ruangan untuk menurunkan stress dan rangsangan berlabih serta meningkatkan istirahat, anjurkan pasien untuk menggunakan pispot untuk membatasi aktivitas pasien mencegah terjadiinya kelelahan, anjurkan keluarga untuk membantu ADL pasien untuk memudahkan setiap aktivitas yang akan dilakukan oleh pasien dan meminimalkan terjadinya kelelahan.
11
D. Implementasi Mengacu pada perencanaan yang telah dibuat, penulis melakukan tindakan keperawatan pada pasien. Hari pertama tanggal 02 April 2012 penulis melakukan pengkajian terhadap pasien, memotivasi pasien untuk banyak beristirahat, memotivasi keluarga untuk membantu ADL pasien. Hasil evaluasi respon subyektif dari pasien, apabila berjalan atau berdiri terlalu lama pasien merasa kelelahan yang sangat, respon obyektif dari pasien, saat udara di ruangan normal dan pasien dalam kondisi istirahat pernafasan: 18 x/menit, nadi: 74 x/menit; saat pasien sehabis dari kamar mandi/berpindah pernafasan: 28 x/menit, nadi: 82 xX/menit; saat melakukan
kegiatan
berpindah,
berpakaian,
dan
toileting
pasien
membutuhkan bantuan dari orang lain. Hari kedua penulis melakukan tindakan membantu ADL pasien, memberikan lingkungan yang nyaman, menganjurkan pasien untuk beristirahat, memberikan posisi yang nyaman (semi fowler), menganjurkan pasien untuk menggunakan pispot. Hasil yang didapat saat diberi arahan pasien bersedia dan berusaha untuk melakukan apa yang telah diarahkan oleh penulis, kemudian penulis memeriksa pernafasan pasien sebanyak 18 x/menit dan nadi pasien 74 x/menit. Hari ketiga penulis kembali mereview apa yang telah dilakukan dan di ajarkan, saat di evaluasi pasien mengatakan kalau kondisinya masih sama seperti sebelumnya.
12
E. Evaluasi Hasil evaluasi yang diperoleh penulis setelah melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4: Evaluasi RS Panti Waluyo April 2012 Hari/tanggal Senin, 02/04/2012
Evaluasi TTD S: Pasien mengeluh saat berdiri agak lama Yuniar
pasien merasa pusing dan berkunang – kunang serta saat ruangan terasa pengap pasien mengeluh sesak nafas O: Saat udara di ruangan normal dan pasien
dalam kondisi istirahat pernapasan: 18 x/menit, nadi: 74 x/menit. Saat pasien sehabis dari kamar mandi/ berpindah pernapasan: 28 x/menit, nadi: 82 x/menit. Saat melakukan kegiatan berpindah, berpakaian, dan toileting pasien membutuhkan bantuan dari orang lain. A: Masalah belum tertasi P : Intervensi dilanjutkan • Bantu ADL pasien • Beri lingkungan yang nyaman • Anjurkan pasien untuk istirahat • Beri posisi yang nyaman • Anjurkan pasien menggunakan pispot Selasa, 03/04/2012
S: Pasien mau dan melakukan O: pasien dalam kondisi istirahat pernafasan:
18 x/menit, nadi: 74 x/menit A: Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan • Bantu ADL pasien • Beri lingkungan yang nyaman • Anjurkan pasien untuk istirahat • Anjurkan pasien menggunakan pispot Rabu, 04/04/2012
S: Pasien mengatakan kondisinya masih
sama belum ada perubahan O: ADL pasien masih dibantu oleh keluarga A: Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
13
• • •
Bantu ADL pasien Anjurkan pasien untuk istirahat Anjurkan pasien menggunakan pispot
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari data yang sudah ada kondisi pasien masih sama, belum ada kemajuan dengan kondisi pasien. Sehingga masih diperlukan tindakan keperawatan yang lebih lanjut agar kondisi pasien bisa pulih kembali. Data status perkembangan aktivitas pasien yang diperoleh setelah dilakukan tindakan keperawatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5: Perkembangan Aktivitas setelah dilakukan evaluasi RS Panti Waluyo April 2012 02/04/2012 03/04/2012 04/04/2012 Kemampuan perawatan diri 0 0 0 Makan / minum Toileting 2 2 2 Berpakaian 2 2 2 Mobilitas di tempat tidur 0 0 0 Berpindah 2 2 2 Ambulasi / ROM 0 0 0 ket : 0 : mandiri ; 1 : dengan alat ; 2 : dibantu orang lain ; 3 : dibantu orang lain dan alat ; 4 : tergantung total
ϭϰ
BAB III PEMBAHASAN DAN SARAN
A. Pembahasan Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menyerang paru-paru, penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis. Mikro bakteria adalah bakteri aerob, berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai, jika telah diwarnai bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam atau alkohol, oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam atau basil tahan asam (Hiswani, 2004). Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberkulosis akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit tuberkulosis jaringan yang paling sering diserang adalah paru paru (95,9 %). Cara penularan melalui ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu batuk butir-butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (TB Paru). Mycobacterium Tuberkulosis dapat tahan hidup di udara kering maupun dalam keadaan dingin, atau dapat hidup bertahun-tahun
ϭϱ
dalam lemari es. lni dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dorman (tidur). (Hiswani, 2004). Riwayat penyakit sekarang pasien mengalami batuk – batuk, sempat keluar darah saat batuk. Pasien juga mengalami sesak nafas jika dirinya merasa kelelahan. Gejela yang muncul pada pasien yang menderita penyakit TB dibagi menjadi dua yaitu gejala yang timbul pada pernapasan dan gejala yang timbul secara umum. Gejala yang muncul pada pernapasan diantaranya batuk, dahak, batuk berdarah, sakit dinding dada, napas pendek, wheezing lokal, sering flu. Sedangkan gejala yang timbul secara umum adalah berat badan turun, demam dan berkeringat, rasa lelah dan hilang nafsu makan. (Crofton, 2002) Riwayat penyakit dahulu pasien, pasien menderita penyakit TB sudah sejak 5 tahun yang lalu, sebelumnya pasien pernah menjalani pengobatan penyakit TB selama 4 bulan dan kemudian berhenti. Pengobatan primer pada penyakit TB adalah pemberian obat antimikroba dalam waktu lama. Obat-obatan ini juga dapat digunakan untuk mencegah berkembangnya penyakit klinis pada seseorang yang terinfeksi. (Price, 2005). Pasien merupakan seorang perokok aktif hingga saat ini. Merokok juga berperan dalam memperpanjang ketidak seimbangan oksidanantioksidan. Dalam keadaan normal, paru mengandung sejumlah antioksidan (superoksidan dismutase,glutati) yang menekan kerusakan oksidatil hingga tingkat minimum. Asap rokok mengandung banyak
ϭϲ
spesies oksigen reaktif (radikal bebas), yang menghabiskan mekanisme anti oksidan sehingga terjadi kerusakan jaringan. (Robbins, 2007) Menurut pasien, pasien anak ke-4 dari lima bersaudara, dan ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dengan TB yaitu nenek dari ibu pasien. Diantara saudara pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil Tuberkulosis paru. Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam paru-parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru. (Hiswani, 2004) Hasil pengkajian pada pasien, pasien mengeluh kelelahan yang sangat saat berjalan atau berdiri agak lama pasien merasa pusing dan berkunang-kunang. Pernapasan dan respirasinya pasien mengalami peningkatan saat beraktivitas, apabila pasien melakukan aktivitas ringan pasien merasa kelelahan pasien batuk-batuk. Gejala yang muncul pada pernapasan diantaranya batuk, dahak, batuk berdarah, sakit dinding dada, napas pendek, wheezing lokal, sering flu. Sedangkan gejala yang timbul secara umum adalah berat badan turun, demam dan berkeringat, rasa lelah dan hilang nafsu makan. (Crofton, 2002) Pemeriksaan kultur dahak untuk mengetahui ŚĂƐŝů mikrobiologi dan parasitologi diulang sampai 3 kali dan hasilnya tetap sama negatif. Pemeriksaan dahak lebih dapat dipercaya dari pada pemeriksaan rontgen. Bila 3 kali dahak negatif, berikan pengobatan sederhana (bukan obat anti-
ϭϳ
tuberkulosis). Tetapi ulangi pemeriksaan dahak bila gejala-gejala berlanjut dan segera lakukan tindak lanjut untuk melakukan penanganan yang tepat. (Crofton, 2002) Perumusan masalah terhadap kondisi pasien secara subyektif pasien mengeluh apabila berjalan atau berdiri terlalu lama pasien merasa kelelahan yang sangat. Secara obyektif pernapasan dan nadi pasien mengalami peningkatan. Beberapa aktivitas klien membutuhkan bantuan dari orang lain. Mengacu pada data yang ada maka diagnosa keperawatan yang dapat diangkat adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. (NANDA, 2011). Gejala yang muncul pada pernapasan diantaranya batuk, dahak, batuk berdarah, sakit dinding dada, napas pendek, wheezing lokal, sering flu. Sedangkan gejala yang timbul secara umum adalah berat badan turun, demam dan berkeringat, rasa lelah dan hilang nafsu makan. (Crofton, 2002) Perencanaan yang dilakukan pada pasien dengan masalah di atas adalah kaji ADL pasien untuk mengetahui bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas, anjurkan pasien untuk istirahat untuk mengurangi aktivitas pasien agar tidak kelelahan, pantau TTV untuk mengetahui bagaimana perubahan status vital pasien, berikan posisi nyaman (semi fowler) untuk meningkatkan ekspansi paru dan meringankan kerja paru pada pasien, modifikasi ruangan untuk menurunkan (stress, rangsangan berlabih dan meningkatkan istirahat), anjurkan pasien untuk
ϭϴ
menggunakan pispot untuk membatasi aktivitas pasien mencegah terjadiinya kelelahan, anjurkan keluarga untuk membantu ADL pasien untuk memudahkan setiap aktivitas yang akan dilakukan oleh pasien dan meminimalkan terjadinya kelelahan. (Doenges, 2000) Implementasi yang telah dilakukan pada pasien, hari pertama penulis melakukan pengkajian terhadap pasien, memotivasi pasien untuk banyak beristirahat, memotivasi keluarga untuk membantu ADL pasien dalam melakukan kegiatan berpindah, toileting, dan berpakaian. Hari pertama semua berjalan dengan baik, pasien dan keluarga bisa bekerja sama dengan baik dalam melakukan intruksi dari penulis. Hari kedua penulis melakukan tindakan membantu ADL pasien dalam melakukan kegiatan (berpindah, toileting, dan berpakaian), memberikan lingkungan yang nyaman dengan membuka jendela dan menyalakan ac agar lingkungan mendapat udara segar
dan
pasien
merasa
nyaman,
menganjurkan
pasien
untuk
beristirahat(di tempat tidur), memberikan posisi yang nyaman (semi fowler), menganjurkan pasien untuk menggunakan pispot. Hari kedua saat penulis menganjurkan pasien untuk menggunakan pispot pasien terlihat masih ke kamar mandi karena belum terbiasa untuk BAK (Buang Air Kecil) menggunakan pispot. Hari ketiga penulis kembali mengulang apa yang telah dilakukan dan di ajarkan, setelah dilakukan pengulangan pasien masih ingat apa yang telah dianjurkan oleh penulis dan melakukan apa yang telah dianjurkan oleh panulis.
ϭϵ
B. Simpulan dan Saran 1. Simpulan a.
Hasil pengkajian pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL dengan Hemaptoe post TB paru adalah pasien mengeluh kelelahan atau
berdiri
agak
lama
kunang-kunang.
Pernapasan
dan
respirasinya pasien mengalami peningkatan saat beraktivitas, apabila pasien melakukan aktivitas ringan pasien merasa kelelahan pasien batuk-batuk. b.
Diagnosa Keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan ADL dengan Hemaptoe post TB paru adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
c.
Rencana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL dengan Hemaptoe post TB paru adalah kaji ADL pasien, anjurkan pasien untuk istirahat, pantau TTV, berikan posisi nyaman (semi fowler), modifikasi ruangan/lingkungan, anjurkan pasien untuk menggunakan pispot, anjurkan keluarga untuk membantu ADL pasien.
d.
Implementasi pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL dengan Hemaptoe post TB paru adalah mengkaji ADL pasien, menganjurkan pasien untuk istirahat, memantau TTV, memberikan posisi nyaman (semi fowler), memodifikasi ruangan/lingkungan,
ϮϬ
menganjurkan pasien untuk menggunakan pispot, menganjurkan keluarga untuk membantu ADL pasien. e.
Evaluasi pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL dengan Hemaptoe post TB paru adalah setelah dilakukan perawatan selama 3 hari belum ada perubahan yang signifikan.
f.
Hasil analisa kondisi ADL yang terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan ADL dengan Hemaptoe post TB paru kondisi pasien masih dalam keadaan yang sama belum ada tandatanda kondisi membaik. Untuk toileting, berpakaian dan berpindah pasien masih tetap harus dibantu oleh orang lain serta saat melakukan aktivitas pasien merasa kelelahan. Pasien lebih banyak berbaring di tempat tidur.
2. Saran Keluarga -
Agar
turut
serta
dalam
proses
keperawatan
dan
proses
penyembuhan terutama di rumah. -
Agar selalu memberi dukungan baik moral maupun spiritual serta motivasi, kepada pasien agar lebih mempunyai semangat untuk sembuh.
-
Agar lebih antisipasi dalam proteksi diri agar terhindar dari penularan.
Ϯϭ
Rumah Sakit Rumah sakit bisa labih meningkatkan pelayanan kesehatan pada pasien khususnya pada penderita TB. Institusi Pendidikan Institusi pendidikan dapat memberikan bimbingan semakin baik dari waktu ke waktu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK ) www.klikpdpi. Comkonsensuskonsensus -ppokppok.pdfdiakses pada tanggal 9 April 2012 Anonim.2009.Hemoptisis jurnalrespirologi.orgjuhttpwww.google.co.idurlsa= rct= j&q= batuk % 20 darah diakses pada tanggal 9 April 2012 Anonim. 2008. laporan Nasional Riskesdas 2007 http://www.google.co.id/ url?sa=t&rct=j&q= laporan %20nasional%20 riskesdas%202007 diakses pada tanggal 12 April 2012
Anonim. 2008. laporan Jawa Tengah http://www.dinkesjatengprov.go.id/ download _jateng2007.pdf diakses pada tanggal 12 April 2012
/
Riskesdas 2007 mi / riskesdas
Crofton jhon, dkk. 2002. Tuberkulosis Klinis. Jakarta: Widya Medika Doenges Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Hiswani. 2004. Tuberkolosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat http://www.google.co.id/search?q= tuberculosis+hiswani&ie= utf-8&oe= utf-8&aq= t&rls= org. mozilla: enUS:official&client=firefox-adiakses pada tanggal 15 April 2012 Manaf Abdul, dkk. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis http://www.tbindonesia.or.id/pdf/BPN_2007.pdf diakses pada tanggal 16 April 2012
Price Sylvia A, Lorraine M Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Jakarta: EGC Robbin Seanley L, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC Widianti Dwi, dkk. 2010. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20092011. Jakarta: EGC
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Yuniar Ari Wibowo
Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 10 Juni 1991 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Rumah
: Gugur 03/13 Koripan, Matesih, Karanganyar
Riwayat Pendidikan : - TK
: TK Pertiwi 03 Koripan
(Lulus tahun 1997)
Ͳ SD
: SD Nengeri 02 Koripan
(Lulus tahun 2003)
Ͳ SMP
: SMP Negeri 02 Tawangmangu (Lulus tahun 2006)
Ͳ SMA
: SMA Negeri Karangpandan
Riwayat Pekerjaan
:
-
Riwayat Organisasi
: -
Osis Pramuka
(Lulus tahun 2009)