STU UDI KASU US ASUH HAN KEPE ERAWAT TAN NYE ERI AKUT T PADA TN. T K D DENGAN N GASTRIITIS DI RUANG M MAWAR I RSUD KARANGA K ANYAR
DISU USUN OLE EH :
WAHY YU ANGG GARA NIM. P.101335
PROGR RAM STUD DI DIII KEPERAW K WATAN SEKOLA AH TINGG GI ILMU KESEHA ATAN KU USUMA HU USADA SUR RAKART TA 2013
STU UDI KASU US ASUH HAN KEPE ERAWAT TAN NYE ERI AKUT T PADA TN. T K D DENGAN N GASTRIITIS DI RUANG M MAWAR I RSUD KARANGA K ANYAR
Karyya Tulis Ilmiah Unttuk Memenuuhi Salah Sattu Persyarataan Dalam Mennyelesaikan Program P Dip ploma III Keeperawatan
DISU USUN OLE EH :
WAHY YU ANGG GARA NIM. P.101335
PROGR RAM STUD DI DIII KEPERAW K WATAN SEKOLA AH TINGG GI ILMU KESEHA ATAN KU USUMA HU USADA SUR RAKART TA 2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN.K DENGAN GASTRITIS DI RUANG MAWAR 1 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR.’’ Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan ,S.Kep.,Ns , selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan, serta selaku dosen penguji II yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta serta menguji dengan cermat, memberikan masukan- masukan inspirasi, perasaan yang nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan, serta selaku dosen pembimbing sekaligus penguji I yang memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta, serta membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan yang nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
v
3.Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji III yang telah menguji dan membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaanya studi kasus ini. 4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. 7. Teman-teman WINUD (Wahyu A, Iis A, Niniz Y, Untung T, Denty R) yang telah senantiasa menemani dan memberi dukungan serta semangat baik moril maupun spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan Amin. Surakarta,
Juni 2013
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................
5
C. Manfaat Penulisan ..................................................................
5
LAPORAN KASUS A. Identitas Klien ........................................................................
6
B. Pengkajian ..............................................................................
6
C. Perumusan Masalah Keperawatan .........................................
10
D. Perencanaan Keperawatan .....................................................
10
E. Implementasi Keperawatan ....................................................
11
F. Evaluasi Keperawatan ............................................................
13
vii
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan ...........................................................................
15
B. Kesimpulan ............................................................................
22
Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Log Book Lampiran 3. Format Pendelegasian Pasien Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 5. Asuhan Keperawatan
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gastritis merupakan masalah kesehatan di masyarakat. Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8- 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya (Gustin, 2011). Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis sebesar 115/100.000 penduduk (Wulansari, dkk, 2010). Gastritis merupakan penyakit yang salah satunya disebabkan oleh infeksi Helicobacter Pylori (Hp). Studi sero-epidemiologi beberapa kota
di
Indonesia didapatkan
frekuensi Ig G anti Hp positif yaitu Trenggalek 45,6%, Mataram 54%, Denpasar 35%, Surabaya 36%, Jakarta 50-67%, Malang, Solo dan Medan (34- 37%) (Agung, dkk, 2011). Gastritis adalah inflamasi mukosa yang melapisi lambung. Gastritis dapat akut maupun kronis (Brooker, 2009). Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakankerusakan erosi. Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung. Penyebab
1
2
terjadinya gastritis adalah karena stress, alkohol, obat- obatan: aspirin, merokok, terapi radiasi, makanan merangsang (panas, pedas, asam/ alkali kuat), refluks isi usus kedalam lambung, dan oleh bakteri H. Pylori, Endotoxin, atau salmonella dapat juga menyebabkan gastritis (Dermawan, 2010). Helicobacter pylori merupakan gram negatif berbentuk spiral yang ditemukan lumen epitel lambung. Bakteri ini dapat tetap bertahan hidup di lingkungan yang asam dalam lambung. Hal ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan berupa aktivitas urease tinggi yang mengkatalisis hidrolisis urea dalam cairan lambung menjadi ammonia alkali dan karbon dioksida (Cahyadi & Sakasasmita, 2012). Helicobacter pylori merupakan bakteri oportunistik sejati, karena bakteri tersebut akan menggunakan berbagai cara yang memungkinkan untuk mencapai lambung manusia. Jalur gastro-oral, yaitu melalui kontak dengan muntah dan fekal-oral merupakan jalur transmisi utama. Bakteri ini juga dapat ditransmisikan melalui pajanan terhadap makanan atau minuman yang terkontaminasi (Cahyadi & Sakasasmita, 2012). Manifestasi pada sistem gastrointestinal yaitu nyeri perut, muntah, diare atau konstipasi (Widjajanti, 2012). Nyeri dapat disebabkan oleh terjadinya kerusakan saraf sensorik atau juga diawali rangsangan aktivitas sel T ke korteks serebri dan menimbulkan persepsi nyeri (Hidayat, 2005). Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat
3
bersifat individual. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna kehidupan. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, seperti dengan menggunakan sinar-X atau menggunakan pemeriksaan darah (Potter & Perry, 2005). Tipe nyeri tertentu menimbulkan tanda dan gejala yang dapat diprediksi, seringkali perawat hanya mengkaji nyeri dengan mengacu pada kata- kata dan perilaku klien. Untuk membantu seorang klien dalam upaya menghilangkan nyeri, maka perawat harus yakin dahulu bahwa nyeri tersebut memang ada (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan observasi selama 3 hari di ruang mawar 1 RSUD Karanganyar didapatkan data bahwa 4 dari 20 pasien adalah penderita gastritis. Nyeri adalah salah satu gangguan utama yang dikeluhkan oleh penderita gastritis di ruang mawar 1 RSUD Karanganyar. Tn. K merupakan salah satu pasien yang menderita penyakit gastritis. Tn.K mengatakan nyeri ulu hati seperti ditusuk- tusuk, nyeri timbul setiap telat makan, skala nyeri wajah 4. Apabila masalah nyeri pada Tn. K tidak segera diatasi akan mengakibatkan masalah yang lainnya, seperti pola tidur Tn.K terganggu dan Tn.K akan mengalami gangguan rasa nyaman. Melihat latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan kasus asuhan keperawatan yang dilanjutkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Tn. K dengan Gastritis di Ruang Mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.”
4
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum: Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn. K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. 2.
Tujuan Khusus:
a. Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. d. Penulis mampu melakukan implementasi nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. e. Penulis mampu melakukan evaluasi nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
5
C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan standar asuhan keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah nyeri pada pasien dengan gastritis khususnya dalam bidang / profesi keperawatan. 2. Bagi Institusi Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus nyeri akut pada pasien gastritis di lapangan dan dalam teori. 3. Bagi Pelayanan Kesehatan Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktek pelayanan kesehatan dirumah sakit tentang masalah keperawatan nyeri pada pasien gastritis. 4. Research Selanjutnya Mengembangkan
penelitian
sehingga
dapat
bermanfaat
bagi
pengembangan ilmu dan praktik keperawatan dimasa yang akan datang serta sebagai bahan masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien Klien bernama Tn. K, alamat Jantiharjo, Karanganyar, umur 73 tahun, jenis kelamin laki- laki, pekerjaan petani, klien belum pernah bersekolah, beragama Islam, nomor rekam medik 2731XX. Tanggal masuk 21 April 2013 pukul 18.06 WIB. Dokter mendiagnosa Tn.K menderita gastritis (peradangan mukosa lambung). Penanggung jawab terhadap Tn. K adalah Ny. I, umur 66 tahun, pekerjaan swasta, alamat Banyak Jantiharjo, hubungan dengan klien sebagai istri.
B. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin, tanggal 22 April 2013 pukul 10.05 WIB di rumah sakit umum daerah Karanganyar ruang mawar 1. Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa atau pengkajian yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan alloanamnesa atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari keluarga. 1. Riwayat Kesehatan Klien Keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri pada ulu hati. Pada riwayat kesehatan sekarang, klien mengatakan nyeri ulu hati, pusing, dan mual selama 2 hari sebelum masuk rumah sakit pada tanggal 19-20 April
6
7
2013. Kemudian oleh keluarga dibawa ke IGD RSUD Karanganyar. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 120/60 mmHg, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,9 derajat celcius, nadi 84 kali per menit. Ketika di IGD klien mendapatkan terapi infus ringer laktat 20 tetes per menit, serta injeksi intravena yaitu ranitidine 25mg/2ml tiap 12 jam, piralen 10mg/2ml, cefotaxime 1 gram tiap 12 jam, dan obat oral antasida sirup 3x1 sendok teh. Kemudian klien dirawat di ruang mawar 1 RSUD Karanganyar untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Riwayat penyakit dahulu, sebelumnya klien pernah dirawat dirumah sakit 4 tahun yang lalu karena gastritis, klien mempunyai riwayat gastritis dan klien belum pernah dilakukan tindakan pembedahan atau operasi. Pada riwayat kesehatan keluarga klien tidak mempunyai penyakit keturunan dan kedua orang tua klien sudah meninggal.
Keterangan:
: Laki- laki : Perempuan
: tinggal serumah
: Klien/ Tn.K : Meninggal Gambar 1.1 Genogram Tn.K
8
2. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon meliputi pola aktivitas dan latihan. Klien mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan aktivitas dilakukan secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan aktivitasnya ada beberapa yang dibantu oleh orang lain (skor 2) seperti berpakaian dan toileting. Pola nutrisi dan metabolik, klien mengatakan sebelum sakit makan dua kali sehari dengan menu nasi dan lauk, satu porsi selalu habis, sering telat makan, minum 6-8 gelas air putih dan ditambah teh manis 1 gelas perhari. Selama sakit klien mengkonsumsi makan sesuai diit yang diberikan oleh rumah sakit tiga kali sehari tetapi hanya menghabiskan 3/4 porsi saja, nafsu makan menurun, minum 5-6 gelas air putih perhari, 1 gelas sari kacang hijau. Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian antopometri, biochemical data, clinical sign, dietary (ABCD). Pemeriksaan antopometri diantaranya berat badan 49 kg, tinggi badan 153 cm, IMT = 20,9 % (normal 18,7- 23,9%). Biochemical data didapatkan hasil hemoglobin 13,8 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 40,7 % (normal 35-45%). Clinical sign mukosa bibir lembab, rambut kering, dan kusam. Dietary, klien mendapat bubur, dari rumah sakit tiga kali sehari, klien hanya menghabiskan 3/4 porsi dari rumah sakit. Pola kognitif dan perceptual, selama sakit klien merasa nyeri di bagian ulu hati, pengkajian PQRST dilanjutkan hasilnya provocate: karena telat makan, quallity: seperti
9
ditusuk-tusuk, regio: ulu hati, severe: skala nyeri wajah 4, time: kadangkadang atau hilang timbul. 3. Hasil Pemeriksaan Fisik Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan umum pasien baik, GCS E4M6V5, kesadaran composmentis (sadar penuh). Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 83 kali per menit, suhu 36,7 derajat celcius, pernafasan 19 kali per menit. Pemeriksaan head to toe didapatkan hasil kepala mesochephal, rambut beruban, kering, dan kusam. Pemeriksaan mulut dan gigi diperoleh hasil mukosa bibir lembab, pasien mengatakan mulut terasa asam, gigi ada carries, ada 4 gigi yang tanggal. Inspeksi pada abdomen hasilnya abdomen simetris, tidak ada luka, umbilikus tidak menonjol. Auskultasi peristaltik usus 19 kali per menit. Perkusi hasilnya tympani dan palpasi abdomen tidak ada nyeri tekan. 4. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal 22 April 2013 hemoglobin 13,8 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 40,7 % (normal 35-45 %), eritrosit 4,80 juta/mm3 (normal 4,5-5,9 juta/mm3), leukosit 4,5 ribu/uL (normal 3,6-11,0 ribu/uL), trombosit 112 ribu/uL (normal 150-390 ribu/uL), MCV 84,8 fL (normal80-97 fL), MCHC 33,9 g/dl (normal 31,535,0 g/dl).
10
5. Terapi Klien mendapatkan terapi dari dokter yaitu: Infus Ringer Laktat 20 tpm, pragesol 1gr/ 2 ml/12 jam, cefotaxime 1gr/ 12 jam, levofloxacin100 ml/ 512,5 mg/ 24jam, pantoprazole 40mg + 100 ml NaCl 0,9%, antasida sirup 3x1 sendok teh.
C. Daftar Perumusan Masalah Keperawatan Dari data hasil pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan analisa data kemudian membuat prioritas diagnosa keperawatan sesuai dengan kegawatan yang dialami klien atau yang harus segera mendapatkan penanganan karena apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan masalah yang lain. Prioritas diagnosa keperawatan yang penulis angkat adalah nyeri akut berhubungan dengan agens- agens yang menyebabkan cidera biologi (peradangan mukosa lambung). Ditunjukkan dengan data subjektif klien mengatakan nyeri ulu hati, provocate: karena telat makan, quality: seperti di tusuk- tusuk, regio: nyeri terasa di ulu hati, severe: skala wajah nyeri 4, T: nyeri terjadi hilang timbul. Data objektif nadi klien 83 kali per menit, tekanan darah 130/80 mmHg, pernapasan 19 kali per menit, suhu 36,7 derajat celcius, dokter mendiagnosa Tn.K dengan gastritis (peradangan mukosa lambung).
D. Perencanaan Penulis akan membahas rencana keperawatan dengan tujuan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri akut klien
11
dapat terkontrol, dengan kriteria hasil: pasien mengatakan ulu hati sudah tidak nyeri, nadi 60-80 kali per menit, skala wajah nyeri 1. Intervensi atau rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan nursing interventions classification (NIC) dan kriteria hasil nursing outcomes classification (NOC) adalah observasi karakteristik nyeri, rasionalnya untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi. Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering, rasionalnya makanan sebagai penetralisasi asam lambung. Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung, seperti makanan yang pedas dan asam, rasionalnya makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa lambung. Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien, rasionalnya: posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam, rasionalnya teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri. Kolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida, rasionalnya untuk menghilangkan nyeri lambung.
E. Implementasi Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pukul 10.15 WIB adalah mengobservasi karakteristik nyeri klien. Respon subjektif: provocate: klien mengatakan nyeri karena telat makan, quality: seperti ditusuk- tusuk, regio: nyeri di ulu hati, scale: skala wajah nyeri 4, time: nyeri timbul kadang- kadang. Respon objektif: nadi 83 kali per menit, tekanan darah 130/80 mmHg, pernapasan 18 kali per menit, suhu 36,6 derajat
12
celcius. Pukul 10.20 WIB, mengajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam. Respon subjektif: pasien mengatakan mengerti dan mau melakukan ketika nyeri timbul. Respon objektif: pasien tampak mengerti dan memahami. Pukul 11.00 WIB, mengkolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida, pragesol 1gr/2ml dan pantoprazole 40mg + 100ml Natrium Clorida 0,9%. Respon subjektif: pasien mengatakan mau dilakukan injeksi. Respon objektif: tampak tenang, obat masuk lewat intra vena, dan tidak ada reaksi alergi. Pukul 12.15 WIB, mengkolaborasi pemberian terapi obat antasida sirup 1 sendok teh. Respon subjektif: pasien mengatakan mau minum obat. Respon objektif: obat diminum dan pasien tidak muntah. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 23 April 2013 pukul 08.00 WIB adalah mengobservasi karakteristik nyeri klien. Respon subjektif: provocate: klien mengatakan nyeri karena telat makan, quality: seperti ditusuk- tusuk, regio: nyeri di ulu hati, scale: skala wajah nyeri 3, time: nyeri timbul kadang- kadang. Respon objektif: nadi 79 kali per menit, tekanan darah 120/80 mmHg, pernapasan 17 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius. Pukul 08.15 WIB, menjelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung, seperti makanan yang pedas dan asam. Respon subjektif: klien mengatakan mengerti
dan dapat menyebutkan
makanan yang dapat merangsang lambung. Respon objektif: klien terlihat paham setelah dijelaskan tentang makanan yang dapat merangsang lambung. Pukul 10.30 WIB, memberikan makan dalam porsi sedikit tapi sering. Respon subjektif: pasien mengatakan mau melakukannya. Pukul 11.00 WIB,
13
mengkolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida, pragesol 1gr/2ml dan pantoprazole 40mg + 100ml Natrium Clorida 0,9%. Respon subjektif: pasien mengatakan mau dilakukan injeksi. Respon objektif: Klien tampak tenang, obat masuk lewat intra vena, dan tidak ada reaksi alergi. Pukul 12.15 WIB, memberikan terapi obat antasida sirup 1 sendok teh. Respon subjektif: pasien mengatakan mau minum obat. Respon objektif: obat diminum dan pasien tidak muntah. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 24 April 2013 pukul 08.00 WIB adalah mengobservasi karakteristik nyeri klien. Respon subjektif: provocate: klien mengatakan sudah tidak nyeri, quality: nyeri sudah tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri, scale: skala wajah nyeri 1, time: nyeri sudah tidak timbul. Respon objektif: nadi 72 kali per menit, tekanan darah 120/80 mmHg, pernapasan 17 kali per menit, suhu 36,7 derajat celcius.
F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari senin, 22 April 2013 jam 13.50 WIB, dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah subjektif: provocate: klien mengatakan nyeri karena telat makan, quality: seperti ditusuk- tusuk, regio: nyeri di ulu hati, scale: skala wajah nyeri 3, time: nyeri timbul kadang- kadang. Objektif: nadi 78 kali per menit, tekanan darah 130/80mmHg, pernapasan 18 kali per menit, suhu 36,7 derajat celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada Tn.K belum
14
teratasi. Planning: tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu observasi karakteristik nyeri, berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering, jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung, kolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida. Tanggal 23 April 2012 pukul 13.45 WIB, subjektif: provocate: klien mengatakan nyeri karena telat makan, quality: seperti ditusuk- tusuk, regio: nyeri di ulu hati, scale: skala wajah nyeri 3, time: nyeri timbul kadangkadang. Objektif: nadi 78 kali per menit, tekanan darah 120/80mmHg, pernapasan 17 kali per menit, suhu 36,8 derajat celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada Tn.K belum teratasi. Planning: tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu observasi karakteristik nyeri, Kolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida. Tanggal 24 April 2012 pukul 13.45 WIB, subjektif: : provocate: klien mengatakan sudah tidak nyeri, quality: nyeri sudah tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri, scale: skala wajah nyeri 1, time: nyeri sudah tidak timbul. Objektif: nadi 72 kali per menit, tekanan darah 120/80mmHg, pernapasan 18 kali per menit, suhu 36,6 derajat celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada Tn.K teratasi. Planning: tindakan keperawatan dihentikan.
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan studi kasus asuhan keperawatan nyeri akut pada Tn. K dengan gastritis di RSUD Karanganyar yang dilakukan pada tanggal 22 - 24 April 2013 yang meliputi:
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
intervensi
keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. 1. Pengkajian Pengkajian
keperawatan
adalah
proses
sistematis
dari
pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien (Potter dan Perry, 2005). Keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri pada ulu hati. Pada riwayat kesehatan sekarang, klien mengatakan nyeri ulu hati, pusing, dan mual selama 2 hari sebelum masuk rumah sakit pada tanggal 19-20 April 2013. Kemudian oleh keluarga dibawa ke IGD RSUD Karanganyar. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 120/60 mmHg, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,9 derajat celcius, nadi 84 kali per menit. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal dan
15
16
mempengaruhi makna kehidupan. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, seperti dengan menggunakan sinar-X atau menggunakan pemeriksaan darah (Potter & Perry, 2006). Nyeri akut merupakan pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial dengan awitan yang tiba- tiba dari intensitas ringan sampai berat dalam durasi kurang dari enam bulan (Wilkinson, 2007). Hal ini sesuai bahwa pada kasus gastritis akan menimbulkan gejala salah satunya adalah nyeri pada ulu hati (epigastrium), mual, anoreksia (Ardiansyah, 2012). Nyeri pada epigastrium disebabkan oleh rusaknya mukosa barier. Setelah mukosa barier rusak terjadilah perlukaan mukosa dan diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik ke dalam mucus dan menyebabkan terjadinya bengkak, perdarahan pada lambung, erosi pada lambung, dan terjadi nyeri pada epigastrium (dermawan, dkk, 2010). Hasil pemeriksaan pola kognitif dan perseptual dilakukan pengkajian yang hasilnya provocate: karena telat makan, quallity: seperti ditusuk-tusuk, regio: ulu hati, severe: skala nyeri wajah 4, time: kadangkadang atau hilang timbul selama empat hari. Hal ini sesuai dengan teori, pada pengkajian nyeri yang komprehensif dengan mengkaji PQRST. P adalah provocate (faktor presipitasi nyeri), Q adalah quality (kualitas nyeri), R adalah region (daerah yang terjadi nyeri), S adalah severe (skala
17
nyeri// tingkat keeparahan nyyeri), T adalah time (aw witan/ durasi terjadinya nyeri)) (Wilkinson n, 2007). Penulis menggunaka m an teori Woong dan Baaker dalam Potter dan Perry (2005) untu uk menilai skala s nyeri wajah, w skalaa tersebut terrdiri dari 6 wajahh dengan proofil kartun. Seperti S gamb bar di bawahh ini:
Gambar 3.1 Skala Nyeri Wajah (Wong DL, Baker CM, 1988)
Berdasark kan gambarr di atas, penilaian p skaala wajah nyeri n yaitu untukk wajah 0 meenandakan sangat s senanng karena tiddak ada nyerri, wajah 1 nyeri sangat sedikkit, wajah 2 nyeri yang sangat sedikkit lebih bannyak, wajah yeri, dan wajah 5 nyeri sebanyak 3 nyeeri lebih bannyak, wajah 4 sangat ny yang bisa pasien bayangkan, meskipun pasien p tidak harus menaangis untuk mengalami nyeri. Kemudian jjelaskan pad da klien bahw wa setiap waajah adalah untukk individu yang y merasaa senang kaarena tidak ada nyeri atau sedih karena mengalam mi nyeri yangg banyak ataau sedikit. Setelah S melihhat gambar di ataas kemudian penulis mem minta klien untuk memilih wajah yang y paling baik menggambar m rkan nyeri laalu beri nom mor di bagiann wajah yangg dipilihnya pada catatan peng gkajian nyerri. Menurut hasil penguukuran yangg dilakukan penulis, dimana klien k memillih wajah deengan nomoor skala 4 yaaitu sangat
18
nyeri (Potter & Perry, 2006). Penulis menggunakan skala nyeri wajah karena klien sudah tua dan klien lebih mudah dalam menentukan skala nyeri yang dirasakan. Jika menggunakan skala numeric, klien kesulitan dalam menentukan skala nyeri yang dirasakan. Pada pemeriksaan abdomen inspeksi hasilnya abdomen simetris, tidak ada luka, umbilikus tidak menonjol. Auskultasi peristaltik usus 19 kali per menit. Perkusi hasilnya tympani dan palpasi abdomen tidak ada nyeri tekan. Hal ini berbeda dengan teori, pada pengkajian abdomen dijelaskan terdapat nyeri tekan pada ulu hati (Ardiansyah, 2012). Hal ini antara teori dan kasus berbeda karena tiap personal mempunyai rangsangan terhadap nyeri berbeda- beda (Potter & Perry, 2006). 2. Perumusan Diagnosa Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005). Perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus ini didasarkan pada beberapa karakteristik yang muncul pada klien, yaitu data subjektif klien mengatakan nyeri ulu hati, provocate: karena telat makan, quality: seperti ditusuk- tusuk, region: nyeri terasa di ulu hati, severe: skala wajah nyeri 4, T: nyeri terjadi hilang timbul selama empat hari. Data objektif nadi klien 83 kali per menit. Batasan karakteristik untuk menegakkan diagnosa nyeri meliputi data subjektif dan data objektif. Data subjektif klien mengungkapkan secara
19
verbal atau melaporkan dengan isyarat. Data objektif klien menunjukkan perilaku ekspresif (misalnya kegelisahan, merintih, menangis, dan menarik nafas dalam), gerakan menghindari nyeri, posisi menghindari nyeri (Wilkinson, 2007). Data objektif pada klien pada saat pengkajian tidak ditemukan
perilaku
ekspresif,
gerakan
menghindari
nyeri,
posisi
menghindari nyeri. Hal ini disebabkan individu bereaksi terhadap nyeri dengan
cara
berbeda-
beda
dan
individu
mempunyai
toleransi
ketidakinginan menunjukkan tingkat keparahan nyeri yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama (Potter & Perry, 2006). Penulis menegakkan masalah keperawatan pada klien karena sesuai batasan karakteristik yang dialami klien nyeri selama empat hari. Hal ini sesuai dengan teori bahwa nyeri akut terjadi kurang dari enam bulan (Wilkinson, 2007). Penentuan etiologi didasarkan pada data objektif klien yaitu: dokter mendiagnosa klien degan gastritis (peradangan mukosa lambung). Hal tersebut menunjukkan adanya injuri berupa kerusakan mukosa lambung, sehingga dapat ditegakkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (peradangan mukosa lambung). 3. Rencana Keperawatan Berdasarkan diagnosa keperawatan yang sudah dirumuskan, penulis menyusun kriteria hasil yang berpedoman pada SMART yaitu S (specific) dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda, M (measurable) dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku pasien : dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan
20
dibau. A (achievable) dimana harus dapat dicapai, R (reasonable) dimana tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, T (time) mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2008). Penulis akan membahas rencana keperawatan dengan tujuan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri akut klien dapat terkontrol, dengan kriteria hasil: pasien mengatakan ulu hati sudah tidak nyeri, nadi 60-80 kali per menit, skala wajah nyeri 1. Penulis menentukan intervensi atau rencana keperawatan sesuai dengan teori yaitu observasi karakteristik nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi. Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering, dengan rasional makanan sebagai penetralisasi asam lambung. Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung, seperti makanan yang pedas dan asam, dengan rasional makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa lambung. Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien, dengan rasional posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam, dengan rasional teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri. Kolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida, dengan rasional untuk menghilangkan nyeri lambung (Ardiansyah, 2012). 4. Implementasi Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
21
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter dan Perry, 2005) Penulis melaksanakan implementasi dari tanggal 22- 24 April 2013, tidak semua intervensi diimplementasikan. Ada satu intervensi yang tidak dilaksanakan yaitu mengatur posisi tidur yang nyaman bagi pasien karena klien sudah dalam keadaan yang menurut klien nyaman. Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis secara umum yaitu mengobservasi karakteristik nyeri klien. Bertujuan untuk menentukan intervensi lanjutan dan mengetahui efek terapi yang telah diberikan (Ardiansyah, 2012). Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi bertujuan untuk mengalihkan perhatian pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri (Ardiansyah, 2012). Memberikan terapi obat analgetik dan antasida, pragesol 1gr/2ml dan pantoprazole 40mg + 100ml Natrium Clorida 0,9%. Pragesol merupakan obat analgetik yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri. Pantoprazole merupakan pengganti benzimedazole, bekerja dengan cara menghambat sekresi asam lambung. Pantoprazole dapat mempengaruhi asam lambung tanpa dipengaruhi zat lain (acetylcholine, histamine, gastrin) (IAI, 2010). Menjelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung, seperti makanan yang pedas dan asam, bertujuan untuk memberi pengetahuan bahwa makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa lambung dan menyebabkan nyeri (Ardiansyah, 2012).
22
Tindakan hari ketiga tidak bisa dilakukan secara menyeluruh karena pada hari ketiga pada pukul 10.00 WIB klien sudah pulang. Penulis hanya
melakukan
tindakan
keperawatan
pada
08.00
WIB
yaitu
mengobservasi karakteristik nyeri klien. 5. Evaluasi Evaluasi adalah mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2005). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, hasil evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya subjektif: provocate: klien mengatakan sudah tidak nyeri, quality: nyeri sudah tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri, scale: skala wajah nyeri 1, time: nyeri sudah tidak timbul. Objektif: nadi 72 kali per menit, tekanan darah 120/80mmHg, pernapasan 18 kali per menit, suhu 36,6 derajat celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada Tn.K teratasi. Planing: tindakan keperawatan dihentikan. Penulis telah melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari secara optimal sehingga masalah nyeri akut dapat teratasi sesuai dengan kriteria hasil yang telah disusun.
B. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan keperawatan nyeri nkut pada Tn. K dengan
23
gastritis di ruang mawar 1 rumah sakit umum daerah karanganyar, maka penulis mengambil kesimpulan meliputi: a. Pengkajian nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 rumah sakit umum daerah Karanganyar, diperoleh melalui data subyektif yaitu Tn.K mengatakan nyeri ulu hati, karena sakit maag, nyeri seperti tertusuk- tusuk, pasien menunjukkan skala nyeri wajah 4, nyeri kadang- kadang hilang timbul. Data obyektif yang diperoleh penulis yaitu nadi 80 kali per menit. b. Penulis mampu memprioritaskan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yang sesuai dengan buku saku diagnosa keperawatan edisi 7 (2007). c. Rencana asuhan keperawatan nyeri akut pada Tn.K dengan gastritis di ruang mawar 1 rumah sakit umum daerah Karanganyar yaitu observasi karakteristik nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi. Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering, dengan rasional makanan sebagai penetralisasi asam lambung. Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung, seperti makanan yang pedas dan asam, dengan rasional makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa lambung. Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien, dengan rasional posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam, dengan rasional teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri.
24
Kolaborasi pemberian terapi obat analgetik dan antasida, dengan rasional untuk menghilangkan nyeri lambung. d. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Tn.K selama tanggal 2224 April 2013 yaitu mengobservasi karakteristik nyeri, menjelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang lambung, mengajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam, memberikan terapi obat analgetik dan antasida sesuai advis dokter. e. Evaluasi terhadap keberhasilan tindakan telah dilakukan per hari dengan hasil evaluasi akhir pada Tn.K, yaitu secara evaluasi subjektif : provocate: klien mengatakan sudah tidak nyeri, quality: nyeri sudah tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri, scale: skala wajah nyeri 1, time: nyeri sudah tidak timbul. Evaluasi objektif: nadi 72 kali per menit, tekanan darah 120/80mmHg, pernapasan 18 kali per menit, suhu 36,6 derajat celcius. Analisis: masalah nyeri akut pada Tn.K teratasi. Planing: tindakan keperawatan dihentikan. f. Analisa kondisi nyeri pada Tn.K adalah PQRST dan hasilnya provocate: klien mengatakan nyeri karena sakit maag sudah berkurang, quallity: nyeri sudah tidak ada, regio: ulu hati sudah tidak nyeri, severe: skala nyeri wajah 1, time: nyeri sudah tidak timbul.
25
2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran antara lain: a. Bagi penulis Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan keperawatan selanjutnya pada pasien dengan masalah nyeri akut dengan gastritis. b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan. c. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit) Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan klien pada umummya dan pada klien dengan gastritis secara khusus. d. Research selanjutnya Lebih memperoleh data yang lebih akurat sebagai data untuk mendukung penelitian selanjutnya berkaitan dengan masalah nyeri akut pada kasus gastritis.
26
DAFTAR PUSTAKA
Agung, H. Novida, D. Fetarayani, A.Baskoro, C. Effendi. 2011. Asosiasi Penyakit Alergi Atopi dengan Ig Anti Helicobacter Pylori Penelitian Observasional Kasus Kontrol Analitik di Unit Rawat Jalan Penyakit Dalam RSU Dr Soetomo Surabaya. http://ojs.unud.ac.id diakses tanggal 27 april 2013 Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI) Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC Cahyadi,
Alius,
Silvie
Sakasasmita.
2012.
Infeksi
Heliobacter
Pylori.
http://www.jurnalmedika.com/edisi-terbaru/478-artikel-konsep/1015infeksi-helicobacter-pylori diakses tanggal 01 Mei 2013 Dermawan , D., Tutik Rahayuningsih. 2010. Keperawtan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan). Edisi 1. Editor Surjono Riyadi, S.Kep, M.Kes. Yogyakarta: Penerbit Gosyen Publishing Gustin, Rahmi Kurnia. 2011. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukit Tinggi Tahun 2011. http://downloadjurnalpenelitianpdf.co.id diakses tanggal 26 April 2013 Herdman, Heather. 2011. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi. Alih Bahasa: Sumarwati Made, Widiarti Dwi, Tiar Estu, Translate: Ester Monica. Jakarta: EGC Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2010. Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia. Jakata: PT. ISFI Hidayat, Azis Alimul, Musrifatul Uliyah,S.Kep.. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar. Jakarta: EGC
27
Nursalam. 2003. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Potter, Patricia A, dkk. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC Potter, Patricia A, dkk. 2006. Buku Ajar Fundamental. Edisi 4. Vol 2. Jakarta: EGC Widjajanti, Martani. 2012. Manifestasi dan Komplikasi Gastrointestinal pada Purpura Henoch Schonlein. http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/13-56.pdf diakses tanggal 27 April 2013 Wilkinson, Judith M., .2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC Wulansari, Ronasari Mahaji Putri, Hanum Agustin. 2010. Hubungan Pola Makan dengan Timbulnya Gastritis pada Psien di Universitas Muhammadiyah Malang Medical Center (UMC). http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewArticle/406 diakses tanggal 29 April 2013