ANALISIS KONSEP KOMUNIKASI PADA METODE MENGAJAR OLEH PENGAJAR MUDA DALAM PROGRAM INDONESIA MENGAJAR (Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)
(Skripsi)
Oleh :
Nyimas Rina Desti Arifin
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK ANALISIS KONSEP KOMUNIKASI PADA METODE MENGAJAR OLEH PENGAJAR MUDA DALAM PROGRAM INDONESIA MENGAJAR (Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)
Oleh Nyimas Rina Desti Arifin
Kantor penempatan dan penyebaran guru dunia menyatakan bahwa 66% sekolah dasar di pedesaan kekurangan guru sedangkan guru merupakan faktor penunjang bagi majunya pendidikan. Pendidikan dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya komunikasi. Dalam pendidikan, komunikasi memegang peranan dalam pemantapan pembelajaran dan perilaku yang diharapkan, hubungan antara pengajar dengan pelajar, dan penyampaian instruksi, termasuk di dalamnya bertanya, dan pemberian feedback bagi individu. Tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Komunikasi menjadi bagian yang penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan di sekolah dasar. Indonesia Mengajar atau yang biasa disingkat dengan IM merupakan sebuah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai Pengajar Muda (PM) di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat selama satu tahun. Indonesia Mengajar bertugas mendidik siswa Sekolah Dasar dengan menggunakan metodemetode mengajar kreatif sebagai media penyampaian pesan. Metode-metode mengajar tersebut menggunakan beragam komunikasi seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi informatif, komunikasi instruksional dan komunikasi persuasif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah bagaimana konsep komunikasi pada metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda Angkatan IX. Sumber data pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, observasi riset dan studi kepustakaan . Dengan teknikanalisis data yang menggunakan tahap reduksi, display (penyajian data), dan verifikasi data
Hasil dari penelitian ini adalah konsep komunikasi yang digunakan dalam metode mengajar oleh Pengajar Muda Angkatan IX adalah komunikasi kelompok, komunikasi antar pribadi, komunikasi informatif, komunikasi instruksional dan komunikasi persuasif. Saluran dalam komunikasi kelompok yang digunakan pada metode-metode mengajar merupakan saluran all chanel di mana semua anggota dapat menjadi penerima atau penyebar pesan. Pengajar Muda Angkatan IX diharapkan dapat mengembangkan metodemetode mengajar lain agar anak-anak dapat lebih berkembang dan lebih menyenangi pelajaran dengan metode yang digunakan. Hal ini juga diperlukan untuk meningkatkan minat minat belajar siswa-siswi sekolah dasar agar tidak malas belajar. Serta komunikasi yang digunakan dapat lebih beragam agar informasi yang disampaikan akan lebih mudah diterima. Kata Kunci: Komunikasi Kelompok, Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Persuasif, Komunikasi Instruksional, Komunikasi Informatif, Indonesia Mengajar
ABSTRACT THE ANALYSIS OF COMMUNICATION CONCEPT ON TEACHING METHOD BY YOUNG TEACHERS IN THE INDONESIA TEACHING PROGRAM (Study of Young Teacher Cycle IV of Tulang Bawang Barat District)
By Nyimas Rina Desti Arifin
Teacher Employment and Deployment of World Bank stated that 66% of elementary schools in rural areas lacked of teachers despite of a fact that teachers are supporting factors for education advancement. Education and communication have a very close relationship where everything related to education cannot run without communication. In education, communication has an important role in learning improvement and expected behaviors, relationships between teachers and students, delivering instructions, including asking questions and providing feedbacks for individuals. There is no education behavior which is not resulted from communication. Communication is an important part in education world, especially in elementary school education. Indonesia Teaching is a non-government organization which recruits, trains, and sends best youngsters to varying regions in Indonesia to serve as young teachers in elementary schools and public for one year. Indonesia Teaching serves to educate elementary school students by using creative methods as message delivery media. These teaching methods use varying communication such as interpersonal communication, group communication, informative communication, instructional communication, and persuasive communication. This was a descriptive qualitative research. This research focused on how communication concept in teaching method was applied by Young Teachers Cycle IX. This research used primary and secondary data which were collected with interviews, observations and literary study. Data were analyzed with data reduction, data presentation, and data verification. The results showed that communication concepts applied in teaching method by Young Teachers Cycle IX were group communication, interpersonal communication, informative communication, instructional communication and persuasive communication. Channels in group communication used by these teaching methods were all channels were all group members could be message receivers and message distributors.
The Young Teachers Cycle IX are expected to be able to develop other teaching methods so that students can develop and be more favoring lessons with used methods. These are needed to improve elementary school students’ interests so that they are not reluctant to learn. Communication which is used should be more varying so that delivered information can be easier to accept. Keywords : group communication, interpersonal communication, persuasive communication, instructional communication, informative communication, Indonesia Teaching
ANALISIS KONSEP KOMUNIKASI PADA METODE MENGAJAR OLEH PENGAJAR MUDA DALAM PROGRAM INDONESIA MENGAJAR (Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)
Oleh
Nyimas Rina Desti Arifin
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI Pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
r
HftilH,5: ::[il:lft:ilt;i: 3""na
r,,,
nr
1L.;qti
uNl vEtl'slr'ts
rarrrpr,.rci
Hifti:Hxs :xliilillxs:
$rli ilffx: ::lii:,;i iiilix: F,l;;ilxffi; :m::lritmn: I
j.'1.r
LANri,$.lc
Irqs r-aludr*
I&s
uNlvi'lR5;*^*
r.aurruN(i r-nnarusr,
Siffi*'r^. rJNl
"uRsrTa" aanpuN6 r,ts I n*pltlci tlNIVElt's/Dls t,trMptlN(i
rNI!'t:Rs;i4s
r.,r Mpl nc6 rrr{t vtiRSt l14.r r.A r,*U*,C gN I'uRsf l;4g r.+*rpu}*ri
UNl Vlrf
.qilar
r.,rllsuNG
r.iNl\'Eli"9i1t+5 uNlvER.sl?As r
tNt !. ER,Srtl4
aouput,G LauprrNG
s (.q u pt.rsC
r iN I v t; R srf/;1s
r_aMptn_I,r
iili I vEfi st[a.s, ,-AMpL]NLi
ui-rt yE RsJFa.s u NlvE lt
s
I
inn**o
fl"a s I Alvttn.tt',(i
XXllllI[::sll:
*l,I ll
l..rr,,p.Nc, ttNlvliR"g17,n.
r-4N,,*tn-rG
Iils t aupttr,, ttNlVIiRsl13o ,Arv1ptltttl
l.rMptr$ti uNt\-IlRsllat
1)l.s
I-4 rr-.+
Mpt,r.r(,
r{s r.,rrrrrrr .i(i
tJN
Ivtr
R
r.AMpr.rlqc
s7
1o" r-i\ tr4r,Ul{o UNIVER'sr14* 14611,g1ri
ft::_wffi$rffitffiffilx: 'rDl_A:tvfirlltr$
-
"n
t r.ov ruNG
:xilx:;H;
UNI\
:nfi
UNI
I r4s
{arvrpr.rn,, r'ittlv
r11,1y11NLr
S r- 111p1.1u(i
tJNtvF'Rst1a.
t'lNIVERsllqs
LAtu{pr.rNc
I.Ai\,tpl,rlG 4s r.aH,,ruNG
UNIvF;Rslr^"
tJNI
t{lFilla[rBgu.Daraifrr.+ tvliR
U}.IIVtsR,SJ
f ,1
t lll
s174.9
Mpu,lti
gsIVER.s/?;r g
irir{i,ui\J,
tlNIvERsr'As
ttNlvElt'stq.,
UNI
UNlVEII
r..,tr,1ruN(i
LAilpuxu L,rir{PuNG L411p111i(i
uNI!'Eltsrr1.S
-Lal,tpt..rNo
6
t)NlvERst'7;oo
tlNl\-ERslr4,s
ulilvERS&4{
ERS/Trs
UNI
tA,r4fU}I(j sr.AMsuNG
Lauprnq6
trI-.tVtiRgl
14MP(;NC
TJNM'RSI U:l.llVtlRSI UNIVE-RsI
LJNlVER
r-AMpuI.lG
UNIVE
f
.qllptilu u,tptNti
1-A
t1.
f.*rto,nuai
r.q\.rrrjlifi r rrrruN(i
UNIVERSI
UNII?RSI
rJNM-IRSI
LAN49gNG
gNivEltsrT"l"a4trpriN(i
'9
UNIvtiRsr
rlNlvtrRsrxn"
u*ll,!*t'^*
1
",
tiRsll.rs
..r M pl
lici
J,,4Mf,t it-i(-i
ulitvtiRttIITIs gNl v tlRSIT4,g gt'rlvliRS.lT4s LlNl v IlRs l7e,s gul\ ER,9IT"1"
\1Nlv
r.
+vpr*o
l_
rt l,mr
tr.iti
tAup,
nuti
FlH.5Il;1s'
iN(,
, 4,1rpr
]r,i(_,
a.1iru1p1
;1r:
a,tLfpuN(
g1i1;5ri
r.,t
i\rprjliG
,{ Mpr
IV ti RsIT)1 s r..,ttvr pr
11N
\ lli(i \ iti(.,
$I.it v iiRsI14 a L..lLlpuFi(
ulilvtiRsl14 !
1
i
r-.4
r
1
f ,{,r,rpl rut
i
L,
j r
UN1VE
UNIVtJR.Tj TINIV
r 4 Mpr rN(.,
E
Rsl D{s t-al,zpurqri
gNtv Elttii 14",
11Nlv
F.
R.s,
{NIVtiR si7i1* r.,uu
7hs /
4MpL,r.rcr pr
iN(i
g1*ivER
s I?)1g
UNlv
slzh!
l"tR
1.a
ttNtvuR^srq.t
o
rrrpuruc
rlN tVIiR st1o.*,,ttvrpr
uNI vIlR.sllll.s
gi.t I v IJRSt
* u.^u o uNlvER sI14.r tanar,uNa
a.a rumtn ic;
14
r
a,lr\.rpr rN(i 1ii-ilVERS.t t.1.t 1..1l,.nrr ;r.{r,
iFi(i i
I
\-l
ii1,t,.4 u tu puNc FlltSr?4g r-Atul,LtNo, ltNlV r.,{ i\.1ptrr(i 1l -'orArvIPula(t 1t Nrv E R.sIl1" r-atvtpt.L tlNlv tilt slTntr.qrvrpr 1l aar,.rur.n
iili*X*:n*n"*u _r'
119 tV[. Rsl 14g
u hrIvERsrTa
r-rtilv
Nru
F, 1_A
rNI.VllRStr, '"'r -
[.rpr JtnG
l,4Mrrt_rN(i
E R,S t
I
uti u.t.{
I
lr,i
V tiRSI ?il..i
Lr\Mpr INC I \r ERsi ?4.r L4Mpr rN(.i
(r
L1
LalguNG |4p1p11P{i
L'JN1\'E
RsIth
s.
t:RsITils r,4Mpi tN(j uNlv {.4Mpi rNii 1l
L4plp11$C
\r N1\'Ii RSIt:1.S
LaupUNC
\rN I vER.s/7.4^s
tAMPLTN*
uN IVIIR,SrTh.s L4.tfl ,r,NG
l-eprsuNc 9r.Arvrpulltl
{.euruNG
sLarunr]r(i ,s
! I
uNl\/I-:Rs/r.t ! t.AMpr jN(i ulilvER,9rThr L4Mpr lN(l u jxt, 1lN lvllr si 1,,, a,l,l,tpuN(i 111.11\'/liRSt 4 MlluN(i L\ t,N]\,I:Rs1 /io" adrvrpttNri 1_rNlV t: ttsr 7;1" r.4 Mpi iN(i t:
,.1/-AMpuNG
riNivER.s,
UN1VER
aArtl,ur.liti
1
/.."1
v
r
utirVER"q,
uNt\''1Rs/14( r.nrwptNG uNlvl:Rsrr4.s
l.rr*r,uso
;i I] il,,'"l,t:l,Il i],ifi
4
--
tiNlvL:Rs77*.r
LAMpr-n-rc
l?
UNIV E Rs/?hs t_AMprrN(i ^r"u*u ltilVERst I;4 c a il\f pl N$ lv ERsl 14t UN tv ItrRsirh.t l,t t /1rf pirNLi MprrN(1 g Nlv liRSt r4,t tN tv I;RlrIfAc Lt lvrprrN(i "li L i1 61p1 :Hri
I
tAtvtt,t:NG
LqlrpuNG
r"
, AMpr.Nfi
Lorl,.rpun('
UNlV
t)NlvEksl&^t
l{
vliRsrX4,! v l:B s/ Ia s, L,tl,.rrtNci trr.il l4 [fl , r.rN( i VERsrras \]r.'itvnRsI7h,s
lalrpuNc
ul''iIVI"IRsl&s I.4.MpuN{i u}iIVftRsJr4s ,-Atu{puNc LAMt,,;Ns u'tvElt's/x'ts r.autr,r1!{G LAM,LING tlNlvetlt"n" l.,1N.tpuN(i L,ilrapt.'.t.l(;
i'LrI [l rI 4s
P)
tNtvHlt$177,"r.4Mpr
N(i
r-.tMpur.itl
t,R.r/? 4 8
lA
anrprNG
r..4M prJ
ERslThs
I.aupuNc uNlvIlR
UNIVE&rt 4.1* autvrptr!.*(i
RsI7)q5
t{$ t.4Mpu}ici
LINIV
r-.nvrprnq6
I.:
hf
r:NIvERstT4grau'*r,oo(i
f
tv
tl:rx:]lil:lffilx
ulilv?Rs/?Ag r-ANfpr.,Nc lAMI,uNo UNIvER'sr'['t" IJNI I-ANIpLING aoMpu\,G
Lairpu|{c
gi
\iN ivri R.s/7)l.r /..4MpuNG JNCl N 1\' LR.sIth.s t \i l- 4Mp trN(i
aArolpulro
Lr\[rptiNci
I
uNl\/l:Rstr45, 14Nrpr rN(i \' !'ilViiRSi D{< tA,lrpr,Ur, rtNrv tiRliii ,1a
1y1pp1.,t(i
"1 r-Atvrpt
aAMpu1lci
g'i.{lV
1-un*r*,,
tNlvrRsIi14s t{MprlNG
L,ttltpr
L.{r}4r,u}.lc
Y
ttN tv
rtN lVERstT;1 o a4 MpuN(i uN lvl:R sI r/q ( 14
I-qnr1JNG
uNlv:es'a$ uttl]en'srq" r.-.114p1ig
Nr
UN
.iiNlVE
aAMprr,lc tlNIYIlRs'a{.s UNI LalapuNo LalurprN6 uN1\'ERsIras lj lrur{prtNc I.anpuN(: gNlYERgllror-rro,,tpugG U r-4li{pr.ii.{G
\1
I
t,6rvERslt1,1s 7-AMpuNG gtllVlrRsl ?i1.r rr1lyti,r lr.r(i w H R S/'rd.9 l4y4 nilri gNlV[Ri;] 41. azlMpriNc
tiNIvER,g/
ao
LaNrpur.lc
1
aniru, *O t4 MrluN(i ultlvERSJ nq s Lan,lpr ir,ir_i gNIvllRsrl!4< llRSt llqg a,a"rr,,*,, gritv a{r,rpuN(i rtli tviiR St,l{s, L,ttt prts$ rlNtv tlRS rr4t r_4 puN(, [,] tilt.\t lits,I ltNlVER+-f li1* , ,{ MpLrN(i aVpuN(] rtlilv uN t v l;R.sI?:t!
1.{Mpri},I(i
r.*.,
uNIvERslT 4s LAMI,U}IG
I ur\{t I 4gr 1.1ivlFUN(i
?:'l$
taMpuNG uhilvERSITAs r.,turpuNc i-Aivfprr\..IG
tr I
,l
rrNlVtlRsl I4s I 4,'tpt;Nti
,N.j
r.u
UNI
hs 1.,11r1pg6c rtNl!-ERstz:^rs 1on
is tnwtptNG tINIVIiRSI?4^s
RSI:ri1,*
ptv! Rs/7hs-y.arrpuN(i a1
utilVti&''4qs r-arrrpr-n-c Lart* {.rtrripuNG
tr
ffi {Ailt;ll [WHH3$ir
uNlvEIisII.A! f ttNlvliRsTlo,, ttNlVt'RstD1.q
*ti
\\
LINiVE
.s 1
a A^.rprr-iLi r'rNrv r1Rsr14r r'"rn'"'
H
gprvEi
.! 1..11,1pgNtr
gul v ERSI 14t
h,,or,nn
uNllrER
1..164pggli
rN(i
''4
ulil\rl
4-s
MPr
lil:::ili
--.1o=a-AMFUN{)
tr'r t-arutpr,n*c1 uliiv'IrRsfl4s tAt.ilur,ru
r.i(i
14s (aMn,lrr-i n-ir; L'Nll'unsl \rNr \ r'R s I 14 i /n r,',,,*., PHltffflSAn*r*ici
rtNlvBftSiq,
UNl
uN t'FlR'$r7;,.r aA MFr
gNtvr";R$r?45
lffixl;: il*n: jri;:iiliirlllil :lliriliiiiij ril:ilr; xij:Hifi ir;;::: ::[ii:i;rirmil: iiri*HililHii:: :xi;:ffiI;:H:til :$iltiltiilffi:r :I;il:;il;::nlx; l5:il;::m:S :li;:Hn:*:i::; :xlH:xlt;;xlx:
1.ap1p16lc,
D1s
t
t_.4
M?UN.
t.4m1lli(i
gglv
i'd_5.
l!RSI14 <
uNivERsI14s lAMpuNG uNlv E R*sI'ihs
rlNl vE R $I r4$ I_a.vrpuNG
arU\rprrNb 1.1 ll,rl(
]NLi r..1lvr'rrN{r r-4 p11,1;1iii
\l:
i: u u
\tN1v HI{S/14s LA U t\,rpLr.iG ltNIvERstz4* r.ArvrplrN(r 1iN Iv FJR.tr74 g r-4Mpr iN(i 11 f:RsIT4F \.\ NtV E R^S.Il4( 1i 1 AMpU\G UNiv {.,tl,tpr ERs/I4.s
14;4p1.fi6
ulrlv
tAN.{pLr!.G
uNtvER^srr4.s ta&rpi n ici
st-arurptrNG
gNl\'IiRslT4s
uNl t' ERsl
uli lvllil
t4
":-rr4,, a4
6arp16r.i
L4
pr
rN(i
r
INIVERSl1"o
iNci
, " (.1MPt rNG
rrNlvERSt 4q,t a11\ff
.
cN(l
. ' TIIVIIRSI?:a''J l-rtf,,rDlrhl(l
r
\.1
U
t)
uNlv
tVEfi s/?,.1{ gi}.ll VliRsIrq,(l' r.4t\4pul.lft uN t"q IvrFrlN(, At\rpr rli$ v Lrri.U I liRSl'I4s SN Ll.s f ..1 1 ..{L,r,l rNci ,nnor, ,*a, &r,.tNti 1iN1v LlNlVtlR,SI?..1r riNlvllHst q " *.,1.Mlruil(i uNivERsf rds I.an a r.,rr,r-ruu r,r,*,, ilNlv! R,,tiA.l tA Iil{sil41u,, rt rr lV IIR x t.f*n ,,.1I\,rpuFi6 lruiv r\,tprn{d a tlpLnqqi vi::R$I?l,l p r-tN I v Ir Rst 14,* [iksI?;,tg 1_,{l\{pt.rN( j 11Nlv 1.rllpr lr_lqi a{ urpr rct 111il gNIVERStI;1g lv t:R sI?i{.r \-\ NIV ilR,qI?1,1s Ek s/?A.s
gutvtiR,$I
i;1.9
a.
/.A\{pl rNd uN
1.nrur,*a,
uNtvERslrh,y uNlvEksl?'^.g 11fl l\t r
/.o*o,':** I alarttlrC aAtr{puN(i
ti It,:-/];1 g
tNtYER,irIqs
t rN
tYil
14,r{prNG
Rstry,
r,{tuirrt J}i(i
t_li.llv,ltt,ctr.{"y
Llul\'t-ItsIrr., -"" lAMPI
;1,9
Ljf,ltVliRS/?11. -,,)
-t.Aprpu'Sr"i
uNtV tiRsf 7;r,r,
R s I?;1
o
anprri*rt,
_
r_ALIlrtlNr_!
l..1turpl.rNLi
, .{Mpr
gN
I
\\NIvti
Rl^l
an uru,
* ,a /. A
FIR.S/Il\.s
I.,4MFLJNCi
[AMl\iil(i fu{MPtJt"{O
,rslaMpt,'N(j 1"4$rPUNG
r .4i\,tptiN(i
*,
,.iP1Vllllsli4r
nat,rr*Ci
11N1\
Nrpt,lNU
$Niv
r.{ l\iFr ir.i(i {t\rpr il*rj
vERsIT.i,!
t,lrvtpt jrrid
r.4,9
,_n.\.rpr
uxlv liRstq,t
L,rrutt Urqti
UN
qr,
lNlv
F:ltsl
tl Nly
Lr{ s1 1n
1rr"il \rt: .
H
i"iti
r,a rnpr,r,irr
auprrsn
* r,q[,lptff{ci
SI ?i1.1.
,
glil\/[R$l
".lit,lrlr JNri
14e Llrtfprruq, 1 u t\Ili RSI'r49 LAMpi jN(i
gslvliRSIll
UN
r,*a,
*n,U**r,
Sl?:,g,r,
g$lvliRsl
atlpt-mcl
1*"rt,"ai*,in*a
Fllt.SI T;15 l1H
I
on
7
till,{t411',
gNIv L\N
r*mx,*l*|;; Hi;:fffiiilililx: rflf r.asplpci u*l-I1,
liR.sl lq5 1.,ti\.rpr ir,l(i
r*u r;ptl
r,{s L..t$,puNr,
rtN lv t1R-5/?;,1"
i
r.1lMpt iNt
uNtvIiRsi t"ia (,1MFriNr,
r,4Mpr.rN(i
V li R,5t 74,r
r.iN I \'liH,st 14
t...1 Ml,rit,t(r trl(riJla s t A,upt rN(i qNIVtTRSII;1c
l_nro,r*U
ti lY ti R.SI?;1.1
aar.*pLn..ic)
UN Iv ER.st I,q
rNLj,
t'Nt\
]N(i
*t1iv 7.At\dpltNfi tv titt.ll'I,t( UFItV F. t{S IT.4 r LAi\'tPlt!'16 I.Onro,l*a, $li I 4ArptJl.i(i tlv tik,! l?:1.9 gN tvMi;r?i15 21.$ 1.16p1rH$ Ut r.A trapr N(i ,",t lrpr.rF(i r.)lilV tiR.sy7,r,, l v i ifi s, r.{.\. uli I-ilMPUNLI ,. a r.,rr,rxa t4N{rrtt}.i(i !N lv liRsl 7;,. tllrlVi:lr tI 1*,, 81.4114p131(1 t L.4MPt$l(i
I-"lMpr rN(J
g\tVI:Rsi lils t,4[{pr
r_a n+pt l1.lrl
rauouuri
t-lNlv r'|tslr,{s
t
IIIIT{.I#o.ri,'i*,, '-ns UNIVEtt5t n1r
tvr*
$N lv tiRsJrd.y L4 HIY tlRsr'r4,t a4L{rrr iN(.i ful,tiNCi 1 U\'i I v IiR Sf 'flq,\. L,tMpr y trtqtvriRSlTlq /.allrpimrr , rN(i .trulY tilisJll,ls ilN I v l: I{ st r4*r
gr
IN(
r,.i
\ i FllVfr RS/',1,1.9
a-rrnrr,,n,,
as Lantpt.lur, ;{$ f,Auplnqti
g
laltptNG
r:NlY
!4MPLN(l
L4;gp111t{i ri1{IV
ti lt'$t i fi I{
Stl
a
a4,!rpriN(r
4t , .,1rvrr,r,lu
,
ilt r.oorrr,*r,
y*(VtiRSI?:,I( r 4MFr rNL, LtNtvEREI n4( r Ar\,rrt N., q1N tv ERlsl?,1*
J-A
.9lr
1N1v ll R.llr4.j
ll.ici
r,.n
rro,,**,
r-rt
nr,r,*.,
$Niv EIt,st rA,$ / a rr.rplxti
t{lt S1 7.t".,.a*or,*a, t.4napr:xti rlNlV tvIlR sl?;1" t{ I'4MPUlid rt ,.{.rvlpl.tN( j, 5/?4.! IiRSI'[1e g}IV t-aMrt_,t*irJ, a,lMprir{(i Sl?,t.s
gH lv iiR s.l t4.t, gNlvliRSl'14 r
1,1g-p1q4t*
tu,t*r,h oa^n ,,,^a,
11,
r. n
!.tIVE
sl
1,t tlV ER.SIi;1.5,
-.,4Mtru\!r,
,LAMPUN$
,sr-arururi6 s;4p1pi1Y(i slA[,tp[-lNci $ latr{Prir'-ru S
1-.46apgg{i
L4MPL$i(i I.Ai\,fPulic
LlNtvliRSlt,r. -, , r:N tv ti R.9l t4
$NIvERsIr4s r-AMpuNc
:xffffifi::yl,t: t\Nlv
t4 MprJt_i(l LtMpiIN(i aglvliRSl l.1r
",avpr-rsri
tlR.s, zh.s
tvERsl 14(
\rFt
jv F;Rs/7As
lrl*lV
ER.st7;1,r
ggt VflRStTit,s
r.ArrpuNG
gi-tlvtJR"ll
uNtvi:Rlilt4({.*ru, *a, gi'ilvl; I
r.4,ii
r.AMpr lN(l
tiIi S17;.to r..4h{pt.tN(, L\\it v r;Rs, r)l.t L/lMpr rN$
tl\lV
r_^*n*., ulitv
tiRSI 14.9
I-A&fi,UNC
UN
I:R,SI ra,O
l-AlufPUNG
uNl\rliR,sr4.r
l,rrvlprn*Ci 1t'ilV
4MpuN6 r,NlvliHsIll{s
T,AMyL,N(i
L4MrrUN$
I',{MruNG i:,1Mgultc L4MI{"f!.{(i La.tr,tp1.11r(i,
I.AMPUNG
L.qMruttG
t rvprt tci
1'N1VIR,$i
7i1.5
aAA{pr }NG
,.di\,rprrN(l r_4MFL]N(
,
rlNlvFRsrr4s;;(;Nc
ilNIVER$Irlg aAMpuNc, lir.llV tilttii 7',r U, d Mt LiN(] tNIvF Rslrn" r.AMpuNG \jNtV trR$ID1.!,.a 4Mpr iN(i gprv ERS/7:t.j gNtvI:RsI7i1c
UNiv ERsLxl.s
r;N tvliR,sl7i1.t
liffiff;ffil*::: UNiv tiRSrI,l_T
l-.,lIvIruNli
;Nd
''' r-4[rpt rN(j
I
uNlvliR.tdhaf
r.Al\,fPUNG
ili(i
a..1l\,rpt
F:li5tt4t lrrllpuxei ] ttr*lV , 4il4ptN(i
r_a#,n.r
er^,nc -
141\rFr
< jt a [.fl )r r],i(l \1tilV llRSf?:a r. .
UNLvnRsr14.q
tvtiRs/Ih,q
tvtpUN(i
R,s I T.q
.xilffiifrililrs
L4trLpLNG
-q
1
1 .41\,m,r_rf,i(,
1tNIVER.S,7]4*
Lalv'tPttNc}
7_.,1trrpr
11NIV F)lr ril ?;1g , gNiV titr sI?4 g
uN tv IIRsJ 14.q L4 Mprfl,i(i
11NlvFl[isl f4r, tt NlvERsl::.1"
Nri
rli( 1;NlVl,illSt r4 a f-+,rror,*,-,
/.AMpt.txrl
Ivliit'517o.,,rvprrxri lAMprixU $!r t4r\4FrNG
t:N t\/ trR,$l f4 e t.,l,,,{pt. NG g,IrltiERil] r4,y t.4Mor
r-^n*,^,.,
1iNI VElr st 14.s t,tMp(rN(,
:Iil:ffft*i:*: r iN
uN lVHRst14 I uN tv ItR fi J14 r
L4lvtt,LiNu
-
,t,4p?r\i(.i
FR sIl j s r-a,tlrrr rNri 4appfrsei \rNrv 14", lq, , 4Mpr.iN(; rlrrlvEltst nrou**, RSI'41* Ir sl Ii1.g r.AMpt.tN.; INtYI: ,.,11v,r r,r jt{(,
lvERsIllls
{rtlv
L,1
r-4 Nrrr rNcr
i.a
rf,
noc
[,qr,r,ul(,
:il;Htfii:ffi:r: I JN
lv
B
rLsl
r_4Mpl lNU
a,ljrtpr lNb
v t-Rsl 14,s (.tMpr,Ntr ruti uNl tvliRsr14^s llR stT4,s uN a4,6,1p1c; llNtv l.4Mpr aa;r,rpr
qtNlvliR srr4.t a4MpuNc! rlNl vliR sril4s L4iupLrNfi
uNlv ERqII 4 (
lhi(r
r.4
b,ru},i(r
trNlV t"il{3t1;,,t r.4 i!,pt
;lifi
aat aaltaprr,lcr tlNlv F: R.s rr4 s /.,q1\,{pr jI\ri tit{tV tllts117t" a-4Mpl it".i(i uNIvERstTas t-Ar4prJNG uNtvtiRsIThc i-,t,\4p'Fic rJN t vER.sl74o a.4t4pr,N., $NlvriRst14,$ tAMpriHLi
x*;liiiliiiilin'
u'!'i I vliRsJr4 a t4 MrrriNci ulilv ttNIVt:llsr'4,* alMprrNci r rlilV
liRs.t ra,t Ir"RSiI+
<,
a_4
.
[,fpcN(i
,-/t[nrt tN(l
ST]RAT PER}TYATAAII
Yang bertandatangan di bawatr ini
:
Nama
Nyimas Rina Desti Arifin
NPM
1116031117
Jurusan
Ilmu Komunikasi
Alamat Rumah
Jalan Chairil Anwar Nomor 25 Durian Payung, Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung.
No. HP/Telp Rumah :082232M9911
menyatakaq bahwa skripsi saya yang berjudul (Analisis Konsep Komunikasi pada Metode Mengajar oleh Pengajar Muda dalam Program Indonesia Mengajar (Studi pade Pengaiar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bewang Barat)' adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagrat (milik oftmg Dengan
ini
lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.
Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.
Bandar Larnpung, 25
Apil20l6
___Yanggembuatpernyataan,
Nyimas Rinafesti NPM. 1116031117
Arilin
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung, pada tanggal 10 Desember 1991 sebagai anak ke dua dari dua , putri dari Kemas Zainal Arifin dan Ibu Aminah Arsyad. Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis disaat Taman Kanak-kanak adalah TK Trisula III Bandar Lampung. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD N 2 Palapa Bandar Lampung pada tahun 2004, SMP N 23 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan SMA N 16 Bandar Lampung pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan D3 Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Setelah menyelesaikan kuliahnya, penulis kembali melanjutkan pendidikannya dan diterima menjadi Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Setelah menjalankan proses perkuliahan, pada bulan Januari-Februari 2014 penulis mengaplikasikan ilmu di bidang akademis dengan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Tiyuh Bangun Jaya, Kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang Bawang Barat.
MOTTO
“Work until your idol become your rivals. Kill them with success and bury them with big smile.” GDragon
“Mendidik adalah tugas setiap orang terdidik.” Annies Baswedan
“Never give up. All you have to do is try again.” Nyimas Rina Desti Arifin
الر ِح ْي ِم ِ بس ِم ه َّ الر ْح َم ِن َّ ّللا ْ Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
KUPERSEMBAHKAN KARYA ILMIAH INI TERUNTUK :
“Allah SWT, pemilik nafasku serta satu-satunya tempatku berpulang.”
“Ibundaku, Aminah Arsyad yang selalu memberikan dukungan terkait apapun pilihan yang aku jalani.”
“Ayahandaku, Kemas Zainal Arifin yang rela mengorbankan waktu dan jarak demi mendukung anak-anaknya untuk mencapai cita-cita.”
“Ayundaku, Nyimas Riezky Armalia terima kasih atas segala doa, motivasi, dukungan moril yang senantiasa diberikan.”
“Seseorang yang telah meminjamkan tulang rusuknya, yang kelak akan menjadi tempat aku bersandar.”
“Almamaterku dan kampus FISIP UNILA tercinta”
SANWACANA
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Puji syukur saya kepada Allah atas rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan kemampuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi berjudul: “Analisis Konsep Komunikasi pada Metode Mengajar oleh Pengajar Muda dalam Program Indonesia Mengajar (Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1.
Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya hingga akhirnya Skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.
2.
Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3.
Ibu Dr. Tina Kartika, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan banyak pengetahuan dan wawasan tidak hanya mengenai skripsi tetapi juga dorongan semangat. Terimkasih ya Bu.. terimakasih atas waktu, motivasi, saran serta kesabarannya dalam proses penulisan skripsi ini.
4.
Bapak Prof. Karomani, M.Si selaku Dosen Pembahas Skripsi terimakasih telah mengoreksi, memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.
5.
Bapak Drs Teguh Budi Raharjo, M.Si. selaku Pembimbing Akademik selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
6.
Ibu Dhanik, S.Sos., M. Comme&Media,St selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
7.
Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
8.
Kepada Mama dan Papa yang senantiasa memberikan dukungan, doa, support dalam segala aspek di dalam kehidupan, agar penulis dapat jadi orang yang sukses dan berguna.
9.
Kepada Mas Alitt Susanto, penulis yang terus menginspirasi sejak enam tahun lalu, laki-laki yang terus mengajarkan bagaimana caranya menikmati hidup walau berjalan tak sesuai dengan impian. Seseorang yang akan terus memberikanku inspirasi bahkan sampai ratusan tahun ke depan. Terima kasih Mas, semoga selalu menginspirasi. Semangatlah dalam berkarya.
10. Jemmy yang selalu menemani dan mengantarkan kemanapun tanpa memikirkan terik matahari atau basahnya hujan bahkan sejak masih menempuh pendidikan di D3. 11. Sahabat tercinta yang selama bertahun-tahun terpisah oleh jarak genk LDF Namira, Dinda, Sharoon, Dwi, Nay, Ii, Eja dan Ulva. Wait for me ya, sebentar lagi kita akan bersama. Terima kasih atas doa dan peluk sayang meski kita sangat jarang bersua. 12. Teman seperjuangan selama enam tahun menempuh pendidikan, yang selalu bersama bahkan sejak D3, mengurus Tugas Akhir, mendaftar wisuda bahkan
sampai kuliah dan mengurus kelulusan di Jurusan Ilmu Komunikasi Mayangsari Dwinta Putri, Yolland Rischa Sanjaya, Dhina Febrini, Putri Cahaya Kinanti. 13. Sahabat SMA Nisa Yustiana juga partner diet dan partner makan Sheila Jatu Garcia dan Suzan Irwan. Terimakasih atas doa dan dukungannya sahabatku tercinta. 14. MUA pribadiku Meutia Ayu P yang telah memberikan segala keajaiban tangannya sehingga dapat merubah itik buruk rupa menjadi angsa. 15. Para Pengajar Muda Angkatan IX yang senantiasa mendukung berjalannya skripsi ini. Mas Topik, Mbak Maya, Mas Diyon, Mbak Ani, Mbak Retno, Mas Wido dan Mbak Dhita. Teruslah menjadi inspirasi bangsa. 16. Last but not least, untuk semua pihak yang telah men-support penulis setiap saat, memberi semangat, menghibur penulis. So thankyou so much all, Allah blessing you.. amin.
Bandar Lampung, 25 April 2016
DAFTAR ISI
ABSTRAK HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................
7
1.4 Kegunaan Penelitian ...........................................................................
7
1.5 Batasan Penelitian ..............................................................................
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
9
2.1 Penelitian Terdahulu ..........................................................................
9
2.2 Kajian Teori Analisis Metode Mengajar ............................................
11
2.2.1 Pengertian Analisis ...................................................................
11
2.2.2 Pengertian Konsep ....................................................................
12
2.2.3 Pengertian Komunikasi ............................................................
12
2.2.4 Pengertian Metode ....................................................................
13
2.2.5 Pengertian Mengajar ................................................................
15
2.3 Landasan Teori ...................................................................................
16
2.4 Kerangka Fikir ....................................................................................
18
BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................
20
3.1 Sifat Penelitian ...................................................................................
20
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................
21
3.3 Fokus Penelitian .................................................................................
22
3.4 Penentuan Informan ...........................................................................
22
3.5 Sumber Data .......................................................................................
23
3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................................
24
3.7 Teknik Pengolahan Data ....................................................................
26
3.8 Teknik Analisis Data ..........................................................................
26
BAB IV GAMBARAN UMUM ..........................................................................
28
4.1 Sejarah Singkat Indonesia Mengajar ..................................................
28
4.1.1 Visi dan Misi Indonesia Mengajar ...........................................
31
4.1.2 Lokasi Penempatan ..................................................................
32
4.2 Sejarah Singkat Kabupaten Tulang Bawang Barat ............................
33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
35
5.1 Hasil Penelitian ..................................................................................
35
5.1.1 Identitas Informan ....................................................................
35
5.1.2 Hasil Wawancara ......................................................................
38
5.1.2.1 Metode-metode Digunakan dalam Proses Belajar Mengajar ............................................................................
38
5.1.2.2 Alasan dalam Pemilihan Metode Mengajar .................
41
5.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode-metode Mengajar yang Diterapkan ...........................................................
43
5.1.2.4 Metode Yang Paling Efektif Selama Proses Mengajar
46
5.1.2.5 Langkah-langkah dalam Penentuan Metode Mengajar
48
5.1.2.6 Hambatan-hambatan dan Cara Mengatasinya .............
50
5.1.2.7 Komunikasi yang Diterapkan ......................................
52
5.1.2.8 Strategi-strategi Komunikasi Selama Mengajar ..........
56
5.1.3 Hasil Observasi Terhadap Metode Mengajar Yang Digunakan Pengajar Muda Angkatan IX ...................................................
58
5.2 Pembahasan ........................................................................................
62
5.2.1 Metode Mengajar yang Diterapkan Pengajar Muda Angkatan IX dan Bagaimana Analisis Penerapan Metode Mengajar Tersebut ...................................................................................
62
5.2.1.1 Metode Treasure Hunt .................................................
62
5.2.1.2 Metode Role Play ........................................................
66
5.2.1.3 Metode Pengamatan Langsung ....................................
70
5.2.1.4 Metode Belajar Sambil Bermain ..................................
74
5.2.1.5 Metode Story Telling ...................................................
78
5.2.1.6 Metode Bernyanyi .......................................................
80
5.2.1.7 Metode Galeri ..............................................................
83
5.2.1.8 Metode Tutor Sebaya ...................................................
86
5.2.1.9 Metode Learning By Doing .........................................
89
5.2.2 Metode Komunikasi dalam Metode Mengajar yang Dilakukan Pengajar Muda Angkatan IX ...................................................
94
5.2.3 Strategi Komunikasi yang Diterapkan Pengajar Muda Angkatan IXUntuk Meningkatkan minat Belajar Siswa Sekolah Dasar ..........................................................................
102
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
107
6.1 Kesimpulan .........................................................................................
107
6.2 Saran ...................................................................................................
109
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Pola Komunikasi Kelompok Model Bintang ....................................
18
Gambar 2 Bagan Kerangka Fikir ...................................................................................
19
Gambar 3 Logo Indonesia Mengajar .............................................................................
31
Gambar 4 Lambang Kabupaten Tulang Bawang Barat .................................................
34
Gambar 5 Metode Treasure Hunt ..................................................................................
66
Gambar 6 Metode Role Play .........................................................................................
70
Gambar 7 Metode Pengamatan Langung ......................................................................
73
Gambar 8 Metode Belajar Sambil Bermain Tebak Angka ............................................
76
Gambar 9 Metode Belajar Sambil Bermain Scrabble ...................................................
78
Gambar 10 Metode Story Telling ..................................................................................
80
Gambar 11 Metode Bernyanyi ......................................................................................
83
Gambar 12 Metode Galeri .............................................................................................
86
Gambar 13 Metode Tutor Sebaya ..................................................................................
89
Gambar 14 Metode Learning by Doing .........................................................................
92
Gambar 15 Model Komunikasi Kelompok Kecil ..........................................................
96
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Observasi .................................................................................................
9
Tabel 2 Hasil Observasi .................................................................................................
58
Tabel 3 Metode Treasure Hunt ......................................................................................
62
Tabel 4 Metode Role Play .............................................................................................
66
Tabel 5 Metode Pengamatan Langung ..........................................................................
70
Tabel 6 Metode Belajar Sambil Bermain ......................................................................
74
Tabel 7 Metode Story Telling ........................................................................................
78
Tabel 8 Metode Bernyanyi ............................................................................................
80
Tabel 9 Metode Galeri ...................................................................................................
83
Tabel 10 Metode Tutor Sebaya .....................................................................................
86
Tabel 11 Metode Learning by Doing ............................................................................
89
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hidupnya, setiap manusia memiliki beberapa Hak Asasi Manusia yang mutlak diterima sejak mereka dilahirkan, salah satunya adalah memperoleh pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan di Negara Indonesia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 yang berisi tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi
dan
tujuan
pendidikan
nasional
yang
harus
digunakan
dalam
mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Hakikat pendidikan yaitu : 1.
Pendidikan
merupakan
proses
interaksi
manusiawi
yang
ditandai
keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik,
2
2.
Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat,
3.
Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat,
4.
Pendidikan berlangsung seumur hidup, dan
5.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Dari data yang didapat pada website http://indonesiaberkibar.org dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah tidak meratanya penyebaran tenaga pengajar juga rendahnya mutu dari tenaga pengajar itu sendiri. Teacher Employment & Deployment, World Bank tahun 2007 menyebutkan bahwa distribusi Guru tidak merata yaitu 21% sekolah di perkotaan kekurangan guru, 37% sekolah di pedesaan kekurangan guru dan 66% sekolah di daerah terpencil kekurangan Guru1. Selain hal-hal yang disebutkan di atas, hal lain yang menjadi penghambat majunya dunia pendidikan di Indonesia antara lain adalah: 1.
Pembelajaran hanya pada buku paket
2.
Mengajar satu arah
3.
Metode pertanyaan terbuka tidak dipakai
Indonesia Mengajar atau yang biasa disingkat dengan IM merupakan sebuah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai Pengajar Muda (PM) di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat selama satu tahun. Gerakan
1
http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan
3
Indonesia Mengajar dimulai pada tahun 2009 dan dibentuk oleh Anies Baswedan yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina (saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia).Gerakan Indonesia Mengajar diinspirasi proses panjang yang dibangun selama bertahuntahun. Proses ini adalah gabungan dari: 1.
Pelajaran dari berbagai generasi,
2.
Perjalanan
aktivitas
pengabdian
maupun
interaksi
dengan
berbagai
masyarakat, 3.
Pengetahuan modern yang dipetik dari dunia akademik global2.
Selain hal-hal tersebut, peneliti menyadari bahwa hal lain yang mempengaruhi proses mengajar adalah komunikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi dapat diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (KBBI, 1990:454). Cherrey sebagaimana dikutip oleh Anwar Arifin (1995: 24) mengatakan bahwa “Communication is essentially the relationship set up bay the transmission of stimuli and the evocation of response”.
Pendidikan dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya komunikasi. Dalam
pendidikan,
komunikasi
memegang
peranan
dalam
pemantapan
pembelajaran dan perilaku yang diharapkan, hubungan antara pengajar dengan pelajar, dan penyampaian instruksi, termasuk di dalamnya bertanya, dan pemberian feedback bagi individu. Tidak ada perilaku pendidikan yang tidak
2
https://indonesiamengajar.org/tentang-indonesia-mengajar/sejarah/
4
dilahirkan oleh komunikasi.Komunikasi menjadi bagian yang penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan di sekolah dasar.
Pengajar Muda yang ditempatkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat menggunakan metode belajar yang menyenangkan.Tulang Bawang Barat sendiri merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Lampung.Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dengan Kabupaten Tulang Bawang. Di Tulang Bawang Barat, Pengajar Muda ditempatkan di tiga kecamatan yakni Way Kenanga, Gunung Terang dan Gunung Agung. Pengajar-pengajar muda tersebut ditempatkan di Desa Indraloka II Kecamatan Way Kenanga, Desa Marga Jaya, Desa Bangun Jaya, Desa Sumber Jaya yang berkecamatan di Kecamatan Gunung Agung, Desa Terang Agung dan Desa Margomulyo yang merupakan bagian dari Kecamatan Gunung Terang3.
Menurut pra survey yang telah dilakukan oleh penulis, Pengajar Muda menerapkan berbagai macam metode mengajar kreatif untuk membantu siswa agar lebih giat belajar serta dapat mengerti materi pelajaran yang diberikan dengan cepat. Selain itu, hal ini dilakukan agar siswa-siswi sekolah dasar dapat menerima materi pelajaran dengan lebih baik. Metode-metode mengajar tersebut antara lain adalah: a.
Role Playing Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh
3
https://indonesiamengajar.org/kabar-terbaru/profil-kabupaten-tulang-bawangbarat
5
hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
b.
Harta Karun Berbeda dengan role playing, metode harta karun lebih dibuat menyenangkan dimana para siswa dan siswi diberi tugas untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan oleh Pengajar Muda, jawaban tersebut sudah lebih dulu disembunyikan disuatu tempat. Dalam metode ini biasanya siswa kelas dibentuk dalam beberapa kelompok.
c.
Story Telling Metode story telling mempunyai kemiripan dengan metode role playing dimana siswa diminta untuk mengembangkan imajinasinya selama proses belajar menggunakan metode story telling ini berlangsung. Story telling sendiri merupakan sebuah teknik menyampaikan sebuah cerita dengan cara mendongeng.Story
telling
menggunakan
kemampuan
penyaji
untuk
menyampaikan sebuah cerita dengan gaya, intonasi, dan alat bantu yang menarik minat pendengar.
d.
Metode Galeri Metode yang terakhir adalah metode galeri.Metode galeri diterapkan dengan cara membagi siswa kedalam beberapa kelompok.Tiap kelompok diberikan sebuah
tugas
untuk
menjelaskan
satu
bagian
dari
satu
tema
pelajaran.Berbagai macam metode yang diterapkan oleh para Pengajar Mudatersebut memfokuskan pada auditory, kinesthetic juga visual tiap anak.
6
Pengalaman peneliti selama menempuh pendidikan sejak sekolah dasar membuat peneliti tertarik untuk meneliti metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda Angkatan IX. Selama proses menempuh pendidikan, metode yang digunakan hanya berjalan satu arah, hal ini sangat berbeda dengan metode yang diterapkan Pengajar Muda Angkatan IX. Peneliti beranggapan bahwa Pengajar Muda memegang peranan penting dalam membantu menyukseskan pendidikan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada metode-metode yang digunakan oleh Pengajar Muda dapat menarik perhatian siswa-siswi sekolah dasar.
Metode-metode baru yang digunakan oleh Pengajar Muda Angkatan IX akan membuat siswa-siswi sekolah dasar lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga pelajaran dapat mudah diingat oleh mereka. Peneliti merasa perlu meneliti metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda Angkatan IX sebagai bentuk kepedulian peneliti terhadap pendidikan di Indonesia. Selain itu juga peneliti ingin menyampaikan bahwa dengan menggunakan metode mengajar kreatif dan menyenangkan akan membuat siswa-siswi sekolah dasar lebih giat belajar dan dapat meningkatkan keingintahuan mereka.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1.
Apa saja metode-metode yang diterapkan pengajar muda dan bagaimana analisis penerapan metode-metode tersebut di Sekolah-sekolah Dasar di Kabupaten Tulang Bawang Barat?
7
2.
Bagaimana penerapan konsep komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pengajar muda terhadap siswa sekolah dasar?
3.
Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan pengajar muda untuk meningkatkan minat belajar siswa sekolah dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan metode-metode yang diterapkan pengajar muda di Sekolah-sekolah Dasar di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan menganalisis metode-metode tersebut. 2. Untuk mendeskripsikan metode komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan Pengajar Muda terhadap siswa sekolah d 3. Untuk mendeskripsikanstrategi komunikasi yang diterapkan pengajar muda untuk meningkatkan minat belajar siswa sekolah dasar
1.4 Kegunaan Penelitian
1.
Secara teoritis Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi dan diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya penelitan yang berkaitan dengan metode mengajar.Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang diberikan oleh penulis dalam memberikan informasi mengenai metode-metode kreatif yang dapat
8
meningkatkan minat belajar anak sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya atau penelitian berikutnya.
2.
Secara Praktis Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai: a.
Bahan informasi dan masukan bagi para pengajar bahwa metode mengajar yang digunakan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan mengajar siswa.
b.
Untuk
melengkapi
dan
memenuhi
sebagian
persyaratan
guna
memperoleh gelar Sarjana Sosial dan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas lampung.
1.5 Batasan Penelitian
Mengingat banyaknya permasalahan yang akan dibahas serta keterbatasan kemapuan, tenaga, waktu dan fasilitas yang tersedia maka dalam skripsi ini penulis akan membahas masalah sebagai berikut : 1.
Peneliti hanya akan meneliti metode-metode yang diterapkan oleh Pengajar Muda di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2.
Peneliti hanya akan fokus pada satu aspek yaitu metode mengajar.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Tinjuan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian: teori, konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitan atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya (Masyhuri dan Zainudin, 2008:100).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut adakah tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan:
Tabel 1. Penelitian Terdahulu Penulis
Judul
Ainun Indah Pengaruh Strategi Permani. 2013. Komunikasi Fakultas Ilmu Pengajar Bahasa Sosial dan Mandarin Terhadap Ilmu Politik Pemahaman SiswaUniversitas siswi Han Yuan Lampung Dalam Menangkap Materi Pelajaran
Metode
Hasil
Deskriptif Kuantitatif
Pengaruh strategi komunikasi terhadap pemahaman menangkap materi pelajaran memiliki pengaruh yang positif. Artinya jika strategi komunikasi pengajar semakin ditingkatkan maka pemahaman siswa dan
10
siswi Han Yuan dalam menangkap materi pelajaran juga akan meningkat. selain itu,antara dua variabel memiliki pengaruh yang signifikan. Hermawati. 2012. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung.
1.
Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas IV SD Negeri 2 Wonodadi Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012
Deskriptif Kuantitatif
Model pembelajaran Role Playing atau bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SD Negeri 2 Wonodadi Kecamaran Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklusnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Ainun Indah Permani (2013) yang berjudul “Pengaruh Strategi Komunikasi Pengajar Bahasa Mandarin Terhadap Pemahaman Siswa-siswi Han Yuan Dalam Menangkap Materi Pelajaran”. Penelitian ini menggunakan teori S-M-C-R (Berlo) untuk menjelaskan dan memahami bagaimana proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Dalam penelitian ini, para pengajar Han Yuan berperan sebagai komunikator sedangkan siswa dan siswinya berperan sebagai komunikan.
Obyek
penelitian
berfokus
pada
tingkat
keberhasilan
komunikator menyanmpaikan informasi kepada komunikan. 2.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Hermawati
(2012)
yang
berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role
11
Playing Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas IV SD Negeri 2 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk memberi gambaran objektif terhadap tingkat keberhasilan model pembelajaran Role Playing yang diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD Negeri 2 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa guru sebaiknya menggunakan metode belajar yang menyenangkan sehingga minat belajar dari siswa-siswi dapat meningkat sehingga dapat menghasilkan prestasi sesuai dengan yang diinginkan.
2.2 Kajian Teori Analisis Metode Mengajar
2.2.1 Pengertian Analaisis Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai sebuah penyelidikan terhadap suatu peritsiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya atau juga dapat diartikan sebagai sebuah penguraian suatu pokok atas berbagai bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. (KBBI, 1990:32). Sedangkan menurut Effrey Liker, analisis merupakan waktu untuk mengumpulkan bukti sehingga dapat menemukan sumber suatu masalah, yaitu akarnya.Dalam penelitian ini, penulis diharapkan dapat meneliti setiap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dengan baik, sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan atau sebagai contoh untuk penelitian berikutnya.
12
2.2.2 Pengertian Konsep Konsep adalah konstruksi mental, suatu ide yang abstrak, yang menunjuk pada beberapa fenomena atau karakteristik dengan sifat yang spesifik yang dimiliki fenomena
itu.Konsep
juga
mencerminkan
persepsi-persepsi
mengenai
realitas.Konsep ini sendiri lahir dalam pemikiran manusia karena dapat dipakai sebagai batu loncatan (Miriam Budiarjo, 2008:43).Secara umum, konsep dapat diartikan sebagai suatu representasi abstrak dan umum tentang sesuatu.Karena sifatnya yang abstrak dan umum, maka konsep merupakan suatu hal yang bersifat mental.Representasi sesuatu itu terjadi dalam pikiran.Sebuah konsep mempunyai rujukan pada kenyataan.Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antarvariable. Kaplan mengemukakan bahwa “A concept is a construct (konsep adalah sebuah bentuk). Pengertian yang lebih luas terkait dengan konsep merupakan cintra mental yang digunakan sebagai alat untuk memadukan pengamatan dan pengalaman yang memiliki kesamaan. Konsep dibentuk dengan menghubungkan berbagai fakta, benda atau peristiwa yang memiliki kesamaan ciri yang kemudian diberi nama tersendiri (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007:12) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep merupakan sebuah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990:456).
2.2.3 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin communication yang berarti „pemberitahuan‟ atau „pertukaran pikiran‟. Jadi secara garis besar, dalam sebuah proses komunikasi haruslah
13
terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan) (Tommy, 2009: 5). Raymond S. Ross mengatakan bahwakomunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator (Wiryanto, 2004:6). Dalam buku Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui symbol-simbol. Carl Hovland mengemukakan bahwa kegiatan komunikasi adalah untuk mengubah perilaku orang lain (… to modify the behavior of other individual) –yang artinya setiap kegiatan komunikasi bertujuan untuk mengubah perulaku orang lain melalui program informasinya (Tommy, 2009:144). Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa komunikasi adalah sebuah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (KBBI, 1990:454).
2.2.4 Pengertian Metode Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan (Wina Sanjaya, 2006:147).Hamid Darmadi berpendapat bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan (Hamid Darmadi, 2010: 42).Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode dapat diartikan sebagai cara kerja yang teratur dan terpikir baik-baik serta tersistem
14
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1990:581).Dari ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Sangat pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran membuat pengajar haruslah pintar-pintar dalam menentukan metode manakah yang sesuai dengan kondisi kelas yang sedang dia ajar. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menyebutkan bahwa kedudukan metode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan.Penggunaan metode dalam suatu pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam pembelajaran. Semakin pandai seorang pengajar menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, maka keberhasilan yang diperoleh dalam mengajar semakin besar pula. Dari sini kita dapat mengetahui seberapa pentingnya suatu metode dalam proses belajar-mengajar dan dalam mencapai sebuah keberhasilan dari proses belajar-mengajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 72).
Pupuh F dan M. Sobry S berpendapat bahwa makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Jadi, kesalahan dalam menentukan metode mengajar, juga akan berakibat pada menurunnya hasil belajar siswa (Sutikno Sobry, 2010: 55).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (Syaiful Bahri Djarmarah, 2010: 46) diantaranya : 1) Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
15
2) Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya 3) Situasi yang berbagai-bagai keadaannya 4) Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya 5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
2.2.5 Pengertian Mengajar Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang
mengandung
pengertian
bahwa
mengajar
merupakan
usaha
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Mengajar berasal dari kata ajar yang mempunyai arti sebagai sebuah petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui atau dituruti (KBBI, 1991:13). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengajar dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan memberikan pelajaran kepada orang lain (KBBI, 1991:13). Dalam buku “Strategi Pembelajaran” mengajar dapat diartikan sebagai sebuah proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian ini sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam bahasa Inggris kuno, kata mengajar berasal dari kata taecan yang mempunyai arti sebagai sebuah kegiatan memperlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau symbol (Wina Sanjaya, 2006:96).
Sardiman mengajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa (Sadirman, 2003:45).
16
Adapun konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki. Mengajar terjadi ketika adanya proses belajar dan mengajar, dalam hal ini, terjadilah suatu perubahan perilaku pada siswanya, karena mengajar merupakan suatu cara yang dilakukan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimilikinya.
2.3 Landasan Teori
Dalam penelitian kali ini, landasan teori yang digunakan adalah teori Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Kelompok, dan Teori Pedagogik.Teori komunikasi antar pribadi atau interpersonal communication merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004:32). Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih. (Liliweri, 1991: 12). Teori komunikasi antar pribadi digunakan saat pengajar muda berkomunikasi kepada siswa dan siswi sekolah dasar secara pribadi atau saat siswa dan siswi bertanya kepada pengajar muda terkait materi pelajaran yang disampaikan.
Dean C Barnlund dan Franklyn S Haiman dalam Alvin A Goldberg dan Carl E. Larson mengembangkan komunikasi antar pribadi menjadi komunikasi kelompok. Caranya adalah dengan memusatkan pada kesadaran akan kehadiran orang lain dan pemahaman tentang proses terbentuknya suatu kelompok. Tipe komunikasi kelompok ini melibatkan dua atau lebih individu yang secara fisik berdekatan atau
17
berada dilingkungan yang sama (Wiryanto, 2004:46). Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut setiap anggota berkomunikasi satu sama lain (Wiryanto, 2004: 44).
Michael Burgoon menatakan bahwa Group communication is the face to face interaction of tree or more individuals, for a recognized purpose such as information sharing, self maintainance, or problem solving, such that member are able to recall personal characteristics of the other members accurately (komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah dikerahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotaanggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat).
Komunikasi kelompok terjadi saat pengajar muda membentuk sebuah kelompok kecil dalam beberapa metode mengajar dan kelompok-kelompok tersebut saling berinteraksi untuk memberikan berbagai informasi.Pola komunikasi kelompok yang terbentuk dalam komunikasi kelompok adalah pola komunikasi bintang.Pada pola komunikasi bintang, jaringan ini disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all channel sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi dan melakukan timbal balik dengan semua anggota kelompok yang lain.
18
sumber penerima
sumber
sumber
penerima
penerima
sumber
sumber
penerima
penerima
Gambar 1 Bagan Pola Komunikasi Kelompok Model Bintang
Pengantar Ilmu Komunikasi Teori pedagogi adalah teori yang berkaitan dengan cara mengajar. Pedagogi sendiri merupakan cara para pengajar mendampingi para sisiwa dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pedagodi dapat diartikan sebagai sebuah seni dan ilmu mengajar yang meliputi pandangan hidup serta visi mengenai idealnya pribadi terpelajar. Hal ini memberi tujuan, incaran ke arah mana semua aspek dan tradisi pendidikan diarahkan. Hal tersebut juga akan memberikan kriteria dalam menentukan sarana-sarana yang harus dipakai dalam proses pendidikan (Riyo Mursanto SJ, 2010: 22).
2.4 Kerangka Berfikir
Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan tak lepas dari metode-metode mengajar yang diterapkan oleh guru-guru di sekolah.Penulis
19
merasa bahwa metode belajar kretive dapat memudahkan siswa untuk menerima pelajaran.Hal ini yang membuat penulis berinisiatif untuk meneliti metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda yang dinilai dapat memudahkan siswa memahami pelajaran yang diajarkan.
Bagan Kerangka Berfikir:
Pengajar Muda
Metode Mengajar
1. Treasure hunt 2. Role play 3. Pengamatan langsung 4. Belajar sambil bermain 5. Story telling 6. Bernyanyi 7. Galeri 8. Tutor sebaya 9. Learning by doing
Teori yang digunakan: 1. Komunikasi kelompok 2. Komunikasi antarpribadi 3. Komunikasi instruksional 4. Komunikasi informatif 5. Komunikasi persuasif 6. Teori pedagogi
Gambar 2. Kerangka Berfikir
Tujuan: Agar siswa dapat lebih mudah mengerti materi pelajaran yang diberikan
20
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan. Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan.Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.
3.1 Sifat Penelitian
Pada penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif.Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
21
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Penelitian ini juga menggunakan
pendekatan
deskriptif
karena
penelitian
ini
berupaya
mengungkapkan sesuatu secara apa adanya (Sudaryanto 1993, dalam Anggraini, 2012: 132).
Berdasarkan uraian pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif merupakan cara atau studi untuk menggambarkan secara akurat metode-metode mengajar yang dapat membantu meningkatkan mutu juga prestasi pendidikan di Indonesia.Dalam penelitian ini, penulis bermaksud mendeskripsikan Metode Mengajar oleh Pengajar Muda dalam Program Indonesia Mengajar (Studi pada Pengajar Muda Kabupaten Tulang Bawang Barat).Maka dari itu penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif kualitatif.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan beberapa Sekolah Dasar di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang merupakan Sekolah Dasar penempatan para Pengajar Muda Indonesia Mengajar, yaitu: 1.
SD Negeri 4 Indraloka II, Way Kenanga
2.
SD Negeri 5 Indraloka II, Way Kenanga
3.
SD Negeri 1 Margajaya, Gunung Agung
4.
SD Negeri 1 Bangun Jaya, Gunung Agung
22
5.
SD N 2 Sumber Jaya, Gunung Agung
6.
SDS Terang Agung, Gunung Terang
7.
SD Negeri 2 Margomulyo, Gunung Terang
3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam pendekatan kualitatif merupakan fokus kajian yang mengandung penjelasan-penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa saja yang menjadi pusat perhatian serta yang kelak dibahas secara mendalam dan tuntas dengan mengunakan metode deskriptif kualitatif (Arikunto, 2002:12). Dalam penelitian kali ini, penulis memfokuskan pada metode mengajar yang dilakukan para pengajar muda Indonesia Mengajar yang ditempatkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung. Model Analisis yang digunakan untuk menjelaskan metode mengajar pengajar muda di Tulang Bawang Barat adalah model deskripsi. Deskripsi sendiri dapat diartikan sebagai satu kaedah upaya mengolah data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri (Dani Vardiansyah, 2008:9).Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, deskripsi bearti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (KBBI, 1990:201).
3.4 Penentuan Informan
Penentuan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif, dapat menggunakan model criterion-based selection yang didasarkan pada asusmsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian yang diajukan.Dalam penelitian kali
23
ini, peneliti memilih Pengajar Muda Angkatan IX yang ditempatkan di daerah Tulang Bawang Barat sebagai daerah yang diteliti.Berikut adalah daftar Sekolah Dasar juga daftar Pengajar Muda Angkkatan IX yang bertugas di Kabupaten Tulang Bawang Barat: 1.
SD Negeri 5 Indraloka II Kecamatan Way Kenanga, Taufik Akbar
2.
SD Negeri 4 Indraloka II Kecamatan Way Kenanga, Maya Ruslina
3.
SD Negeri 1 Margajaya Kecamatan Gunung Agung, Septiani Caturasih S
4.
SD Negeri 1 Bangun Jaya Kecamatan Gunung Agung, Diyon Iskandar
5.
SD Negeri 2 Sumber Jaya Kecamatan Gunung Agung, Retno Dewi Y
6.
SDS Terang Agung Kecamatan Gunung Terang, Wido Cempaka Warih
7.
SD Negeri 2 Margomulyo Kecamatan Gunung Terang, Ditha Cahya K
3.5 Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi : 1.
Data Primer, yaitu data yang di dapat langsung dari lapangan melalui wawancara mendalam dengan Pengajar Muda Indonesia Mengajar. Teknik wawancara yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan informan yang berdasarkan pada tujuan penelitian.
2.
Data Sekunder, yaitu data tambahan yang diperoleh dari berbagai buku-buku, referensi, artikel, dan internet serta yang berhungan dengan penelitian ini.Dengan demikian data sekunder berfungsi untuk melengkapi dan mendukung data primer
24
3.6 Teknik Pengumpulan Data
1.
Wawancara Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung antara informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal awal mengenai masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam (Sugiyono, 2012:36). Wawancara adalah suatu proses yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Pada saat Pra Survey, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh informasi.Hal ini dilakukan karena wawancara tidak terstruktur bersifat terbuka dan waktu pelaksanaannya lebih bebas, meski begitu pertanyaan yang diajukan oleh penulis tidak menyimpang dari tujuan wawancara. Saat proses berlangsung, peneliti memilih menggunakan metode wawancara terbuka. Peneliti bertanya langsung kepada informan yang pada penelitian kali ini merupakan para Pengajar Muda Indonesia Mengajar terkait hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, sehingga peneliti mendapatkan data yang diinginkan.
2.
Observasi Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung tanpa ada pertolongan lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2011:175). Selain itu menurut Nazir menyatakan bahwa pengamatan dalam metode ilmiah mempunyai kriteria sebagai berikut :
25
a.
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
b.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
c.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
d.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan rehabilitasnya.
Dalam penelitian kali ini, peneliti ikut langsung masuk ke dalam kelas dan memperhatikan bagaimana para Pengajar Muda menerapkan metode-metode mengajar kreatif sehingga siswa dan siswi Sekolah Dasar dapat menerima materi pelajaran yang diberikan.
3.
Risetdi lokasi penelitian juga digunakan peneliti sebagai data pendukung yang akan digunakan peneliti sebagai alat bantu pada tahap pembahasan pada penelitian ini hingga tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan. Disini dokumentasi yang dilakukan adalah dengan membuat foto dari objek yang diteliti.
4.
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir,1988: 111).
26
3.7 Teknik Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data, tahapnya adalah : 1.
Seleksi data yaitu kegiatan memeriksa dan meneliti data yang diperoleh dari wawancara dengan Pengajar Muda Indonesia Mengajar.
2.
Klasifikasi data yaitu menempatkan atau mengelompokkan data sesuai dengan pokok bahasan atau permasalahan yang telah disusun.
3.
Penyusunan data yaitu kegiatan menyusun data secara sistematis menurut tata urutan yang telah ditetapkan sehingga mudah di analisis.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton dalam Moelong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Moelong, 1991:103).
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Proses analisis data kualitatif melalui tiga tahapan menurut (Mathew B. Millins dan A. Michael Humberman, 1992:47) sebagai berikut: a.
Tahap Reduksi Data Reduksi data diartikan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul
27
dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk suatu analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, menyeleksi ketat, dengan membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan.
b.
Display (Penyajian Data) Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian data yang lebih baik adalah suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid untuk melihat gambaran keseluruhan dari penelitian ini.Dalam display data ini sangat membutuhkan kemampuan data yang lebih baik.
c.
Verifikasi (Penarikan Kesimpulan) Didalam penarikan kesimpulan dalam kegiatan yang dilakukan sejak pengumpulan data meskipun masih bersifat sementara, kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh dan melihat kebenaran dan validasinya.
28
BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah Singkat Indonesia Mengajar
Indonesia Mengajar atau yang biasa disingkat dengan IM merupakan sebuah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai Pengajar Muda (PM) di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat selama satu tahun. Ide awal Indonesia Mengajar berasal dari Anies Baswedan.Anies Baswedan memulai gerakan Indonesia Mengajar pada tahun 2009. Pada saat itu Anies Baswedan mengajak beberapa kawan yang memiliki ide yang sama dengannya untuk membentuk GIM (Gerakan Indonesia Mengajar) dan mendorong kemajuan pendidikan di Indonesia, bukan melalui seminar dan diskusi tetapi melalui program konkret mengirimkan sarjana terbaik Indonesia menjadi Guru SD.
Pada dekade 1990-an, Anies adalah mahasiswa dan aktivis di Universitas Gadjah Mada (UGM).Ia adalah Ketua Umum Senat Mahasiswa UGM dan terlibat di berbagai aktivitas kemahasiswaan. Pada masa itu, ia bergaul dan belajar banyak dari seorang mantan rektor UGM periode 1986-1990: Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri (Pak Koes). Pak Koes, seorang keturunan ningrat dari Tasikmalaya, adalah eks Tentara Pelajar yang pasca-revolusi kemerdekaan menjadi mahasiswa di UGM yang baru berdiri di Jogja.
29
Pada tahun 1950an, Pak Koes menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yakni sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar Jawa. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru dan pertama di sebuah kota kabupaten. Pak Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari 8 orang yang menjadi angkatan pertama PTM ini. Beliau berangkat ke Kupang dan bekerja di sana selama beberapa tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak serta 3 siswa paling cerdas untuk kuliah di UGM. Salah satunya adalah Adrianus Mooy yang di kemudian hari menjadi Gubernur Bank Indonesia.Cerita penuh nilai dari PTM inilah salah satu sumber inspirasi bagi Indonesia Mengajar.
Semasa mahasiswa sampai pasca kepulangan dari kuliah di Amerika Serikat, Anies sering melakukan perjalanan, berinteraksi dan tinggal di daerah atau lingkup budaya berbeda. Waktu kuliah, ia tinggal di daerah lain--walau hanya beberapa bulan--semasa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia juga sering melakukan perjalanan riset terkait pekerjaannya sebagai peneliti dan penasehat di sebuah lembaga di Jakarta, dan terkadang tinggal dan berinteraksi dengan berbagai unit budaya di Indonesia maupun di luar negeri.
Pengalaman tersebut membawa Anies pada beberapa hasil perenungan: Janji Kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak diterima merata di penjuru Tanah Air.Sebagian sudah lunas terpenuhi janjinya dan sebagian lainnya belum.
30
Tinggal dan berinteraksi akan memberikan pengalaman kepemimpinan nyata dan pemahaman empatik yang tinggi bagi yang melaluinya. Inilah salah satu rujukan tumbuhnya ide Indonesia Mengajar.
Selepas dari UGM, Anies Baswedan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat. Tinggal, belajar dan bekerja di sana membuatnya memahami bahwa anak-anak Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia untuk bersaing di lingkungan global.
Semua proses di atas, secara perlahan membentuk ide besar Gerakan Indonesia Mengajar. Konstruksi dasarnya mulai terumuskan pada pertengahan 2009.Ketika itu, Anies mendiskusikan dan menguji idenya pada berbagai pihak.Gagasan ini kemudian siap mewujud ketika beberapa pihak berkenan menjadi sponsor.Kabar terbaru mengenai aktivitas Anies Baswedan di Gerakan Indonesia Mengajar dapat dilihat di sini. Proses untuk mendesain dan mengembangkan konsep Indonesia Mengajar dimulai pada akhir 2009, dengan membentuk tim kecil yang kemudian berkembang hingga menjadi organisasi seperti sekarang ini.
Indonesia Mengajar diinspirasi proses panjang yang dibangun selama bertahuntahun. Proses ini adalah gabungan dari: 1) Pelajaran dari berbagai generasi, 2) Perjalanan
aktivitas
pengabdian
maupun
interaksi
dengan
masyarakat, 3) Pengetahuan modern yang dipetik dari dunia akademik global.
berbagai
31
Dari pengalaman dalam pergerakan dan interaksi lintas kelompok, pikiran ekspresif Anies sering muncul dengan pendekatan dan cara pandang baru dalam melihat persoalan di Indonesia.Kalimat dari Anies yaitu janji kemerdekaan kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka janji itu dilunasi untuk setiap warga Negara.Pandangan ini menyadarkan kita bahwa mencerdaskan dan menyejahterakan itu bukan sekadar cita-cita tapi sebuah janji Republik.
Gambar 3. Logo Indonesia Mengajar (Sumber: https://indonesiamengajar.org)
4.1.1 Visi dan Misi Indonesia Mengajar Visi Gerakan Indonesia Mengajar Indonesia Mengajar adalah gerakan.Usaha untuk mengajak semua pihak untuk ambil bagian menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia.Cita-citanya adalah terlibatnya seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai janji kemerdekaan.Bangsa yang dipenuhi oleh pemimpin berbagai bidang dengan kompetensi global dan pemahaman akar rumput.
MisiIndonesia Mengajar 1.
Menciptakan dampak yang berkelanjutan dari kehadiran Pengajar Muda di desa dan kabupaten penempatan.
2.
Membangun jejaring pemimpin masa depan yang memiliki pemahaman akar rumput.
3.
Membangun gerakan sosial pendidikan di Indonesia.
32
4.
Indonesia Mengajar memiliki kegiatan utama yaitu merekrut, melatih dan mengirimkan anak muda Indonesia yang merupakan lulusan terbaik perguruan tinggi untuk bertugas selama satu tahun di berbagai daerah di Indonesia sebagai guru sekolah dasar. Di luar tugas dasarnya sebagai guru, para Pengajar Muda memiliki mandat untuk menggerakkan perubahan perilaku di tempatnya bertugas.
4.1.2 Lokasi Penempatan Saat ini, Indonesia Mengajar sudah menempatkan seratus tujuh puluh orang Pengajar Muda ke enam belas daerah di berbagai pelosok Indonesia, yaitu: Nama-nama Kabupaten Daerah Penempatan 1.
Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh
2.
Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau
3.
Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan
4.
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
5.
Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung
6.
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
7.
Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur
8.
Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat
9.
Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
10. Kabupaten Kep. Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara 11. Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat 12. Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat 13. Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur 14. Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara
33
15. Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku 16. Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat
4.2 Sejarah Singkat Kabupaten Tulang Bawang Barat
Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Tulang Bawang sendiri mempunyai luas wilayah ± 6.851,32 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 berjumlah 860.854 jiwa, terdiri atas 28 (dua puluh delapan) kecamatan. Kabupaten ini memiliki potensi yang dapat
dikembangkan
untuk
mendukung
peningkatan
penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Dengan luas wilayah dan besarnya jumlah penduduk seperti tersebut di atas, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat belum sepenuhnya terjangkau.Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang terdiri atas 8 (delapan) kecamatan, yaitu Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kecamatan Lambu Kibang, Kecamatan Gunung Terang, Kecamatan Tumijajar, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kecamatan Gunung Agung, Kecamatan Way Kenanga, dan Kecamatan Pagar Dewa. Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki luas wilayah keseluruhan ± 1.201,00 km2 dengan jumlah penduduk ± 233.360 jiwa pada tahun 2006.
34
Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dengan Kabupaten Tulang Bawang yang diresmikan pada tahun 2008 dengan ditandai oleh Keputusan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2008. Sebagai kabupaten baru, infrastruktur kabupaten ini masih terbatas.Penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat didominasi warga pendatang transmigran dari daerah Jawa, Sunda dan Bali.Mata pencaharian utama penduduk adalah berkebun karet, sawit dan bertani.
Gambar 4. Lambang Kabupaten Tulang Bawang Barat (Sumber: http://www.kemendagri.go.id/pages/profildaerah/kabupaten/id/18/name/lampung/detail/1812/tulang-bawang-barat)
107
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara, obsesvasi dan pembahasan yang peneliti lakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda merupakan metode mengajar kreatif, yaitu: metode treasure hunt, metode role play, metode pengamatan langsung, metode belajar sambil bermain, metode story telling, metode bernyanyi, metode galeri, metode tutor sebaya, dan metode learning by dong.Metode-metode tersebut diterapkan dengan baik oleh Pengajar Muda Angkatan IX di sekolah-sekolah yang menjadi tempat Pengajar Muda bertugas. Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa-siswi sekolah dasar setiap kali Pengajar Muda Angkatan IX mengajar.
2.
Konsep komunikasi yang digunakan pada tiap metode mengajat berbeda-beda, yaitu: a.
Metode
mengajar
treasure
hunt
adalah
komunikasi
kelompok,
komunikasi instruksional dan komunikasi informatif. b.
Metode role playkonsep komunikasi yang digunakan adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi instruksional dan komunikasi informatif.
108
c.
Metode pengamatan langsung menggunakan konsep komunikasi informatif,
komunikasi
komunikasi
persuasif
dan
komunikasi
antarpribadi. d.
Metode belajar sambil bermain menggunakan konsep komunikasi kelompok, komunikasi instrusional dan komunikasi informatif. Metode ini menggunakan salah satu fungsi komunikasi sebagai media hiburan.
e.
Metode story telling menggunkana konsep komunikasi informatif, komunikasi kelompok dan komunikasi instruksional.
f.
Metode
bernyanyi
menggunakan
konsep
komunikasi
informatif,
kelompok juga instruksional. Metode ini sama seperti metode belajar sambil bermain yaitu menggunakan fungsi komunikasi sebagai media hiburan. g.
Metode galeri menggunakan konsep komunikasi informatif, instruksional, dan komunikasi kelompok.
h.
Metode tutor sebaya menggunakan konsep komunikasi informatif, kelompok dan instruksional.
i.
Metode learning by doing menggunakan konsep komunikasi informatif, komunikasi antarpribadi dan komunikasi intruksional.
3.
Strategi yang digunakan untuk menerapkan komunikasi tersebut adalah membuat lesson plan. Lesson plan dibutuhkan untuk menentukan batasan yang ingin dicapai dan apa yang harus diperbuat selama proses belajarmengajar.
109
6.2 Saran
Dalam hal ini penulis merasa perlu mengutarakan berbagai saran yang ada di pemikiran penulis, saran tersebut antara lain: 1.
Pengajar Muda Angkatan IX diharapkan dapat mengembangkan metodemetode mengajar lain agar anak-anak dapat lebih berkembang dan lebih menyenangi pelajaran dengan metode yang digunakan. Hal ini juga diperlukan untuk meningkatkan minat minat belajar siswa-siswi sekolah dasar agar tidak malas belajar.
2.
Diharapkan agar Pengajar Muda Angkatan IX dapat menggunakan waktu yang sebaik-baiknya agar tidak kekurangan waktu saat mengajar.
3.
Disarankan untuk pihak kepala sekolah untuk dapat membantu proses penerapan metode mengajar kreatif dengan memberikan dukungan dalam segi materi, hal ini dikarenakan banyak metode menggunakan alat peraga atau alat bantu yang disiapkan sendiri oleh Pengajar Muda Angkatan IX. Hal ini bertujuan untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada metode galeri.
4.
Dalam metode treasure hunt, bermain sambil belajar, pengamatan langsung dan learning by doing hambatan yang terjadi adalah Pengajar Muda Angkatan IX sedikit kesulitan dalam mengendalikan siswa-siswa, karena itulah peneliti menyarankan bagi Pengajar Muda Angkatan IX dapat membuat sebuah kesepakatan bersama siswa-siswi sekolah dasar terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran. Sedangkan untuk metode role play hambatan yang terjadi adalah siswa-siswi sekolah dasar masih malu-malu dalam memainkan peran, saran yang penulis sampaikan adalah sebaiknya siswa-siswi sekolah dasar diberikan waktu satu minggu untuk menghafalkan dialog atau berlatih
110
sebelum memainkan peran yang telah ditentukan. Hal tersebut juga berlaku dengan metode bernyanyi. 5.
Mengingat keterbatasan penelitian saya, maka peneliti berikutnya diharapkan meneliti Indonesia Mengajar dari sisi yang lain seperti latar belakang Indonesia Mengajar dan strategi Indonesia Mengajar untuk mencapai tujuan lembaga Indonesia Mengajar.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar. 1995. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers Barata, Atep Adya. 2004. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indobesia. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta Effendi, Onong Uchajana. 2002. Pengertian Strategi Pada Public Relation. Bandung: Rosdakarya -------------------------------. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. CitraAditya Bakti -------------------------------. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. -------------------------------.2015. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Goldberg, Alvin A. dan Carl E. Larson. 1985. Komunikasi Kelompok, ProsesProses Diskusi dan Penerapannya. Jakarta: Universitas Indonesia. J, Sudarmita. 2002. Epistimologi Dasar: Pengantar Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti Masyhuri dan M. Zainuddin. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Replika Aditama, Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mursanto, Riyo. 2010. Paradigma Pedagodi Reflektif: Mendampingi Peserta Didik Menjadi Cerdas & Berkarakter. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Pupuh, Fathurrohman & Sutikno, M. Sobri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama Sadirman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina. 2006. Strageti Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Medpress Suryabrata, Sumardi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). 2003. UU RI No. 20 Th 2003. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo Yusup, Pawit M. 1989. “Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional”. Bandung : Remaja Rosdakarya Ainun Indah Permani. 2013. Pengaruh Strategi Komunikasi Pengajar Bahasa Mandarin Terhadap Pemahaman Siswa-siswi Han Yuan Dalam Menangkap Materi Pelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung Hermawati. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas IV SD Negeri 2 Wonodadi Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012. Bandar Lampung:Universitas Lampung Nyimas Rina Desti Arifin. 2013. Analisis Strategi Yang Dilakukan Oleh Humas BKKBN Provinsi Lampung Dalam Menyukseskan Program Keluarga Berencana. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Sumber lain: Indonesia Berkibar. Fakta Pendidikan. Diakses 8 Desember 2015. http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan Indonesia Mengajar. Sejarah Indonesia Mengajar. Diakses 8 Desember 2015. https://indonesiamengajar.org/tentang-indonesia-mengajar/sejarah Widyastuti Retno. Profil Kabupaten Tulang Bawang Barat. Diakses 8 Desember 2015. https://indonesiamengajar.org/kabar-terbaru/profil-kabupaten-tulang bawang-barat Kemendagri. Kabupaten Tulang Bawang Barat. Diakses 26 Februari 2016. http://www.kemendagri.go.id/pages/profil daerah/kabupaten/id/18/name/lampung/detail/1812/tulang-bawang-barat Indonesia Mengajar. Korps Indonesia Mengajar. Diakses 26 Februari 2016. https://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/?program=9