Lingua X (1)(2014)
LINGUA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENDEKATAN KOMUNIKATIF DENGAN ROLE PLAY DALAM PEMBELAJARAN KAIWA PADA MAHASISWA SEMESTER V TAHUN 2013/2014 Rina Supriatnaningsih Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
InfoArtikel
Abstrak
Sejarah Artikel : Diterima 20 November 2013 Disetujui 17 Desember 2013 Dipublikasikan Januari 2014
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaplikasian pendekatan komunikatif teknik role play berupa pemberian latihan berdialog dengan berbagai peran guna memperbaiki hasil pembelajaran mata kuliah kaiwa (percakapan) mahasiswa semester V tahun 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes. Hasil penelitian yang dicapai adalah sebanyak 56 mahasiswa nilai rata-ratanya mencapai 83. Selain itu, 48 (85,71%) mahasiswa memilih role play jenis kedua yakni dialog yang berbeda dengan buku teks. Berdasarkan hasil tersebut, ada peningkatan nilai yang diperoleh dari perkuliahan sebelumnya. Banyaknya mahasiswa memilih tes jenis kedua menunjukkan bahwa pengajaran dengan pendekatan komunikatif dalam pengajaran kaiwa berhasil diterapkan sesuai dengan yang diharapkan.
Kata Kunci: pendekatan komunikatif, kaiwa, role play Key Word: communicative approach, kaiwa, role play
Abstract This research aimed to describe application of communicative approach if role play technique, which was giving dialog exercise with various roles in order to improve learning outcome of kaiwa (conversation) course of fifth semester students of 2013/1014 academic year. Method applied in this research was action research method. Data collection was done by test technique. Result of this research showed that there were 56 students having average score 83. Besides that, 48 (85,71%) students chose role play type two that was constructing different dialogs from the textbook. Based on that finding, there was increasing score achieved compared to previous lecture. The great numbers of students took test type two showed that learning with communicative approach in kaiwa teaching and learning process was successful to be applied in accord with what it was expected.
©Universitas Negeri Semarang 2013
ISSN 1829-9342 Alamat korespondensi: email :
[email protected]
Rina Supriatnaningsih - Pendekatan Komunikatif... PENDAHULUAN Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa asing khususnya pembelajaran bahasa Jepang, seperti metode terjemahan tata bahasa, metode audio lingual, metode langsung, dan pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif tidak disebut sebuah metode dikarenakan tidak terdapat tahapan yang jelas dalam alur pembelajarannya, seperti pada metode audio lingual. Dalam metode audio lingual yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang maupun dalam pembelajaran bahasa asing lainnya, tahapan alur pembelajarannya jelas, yakni dimulai dari latihan pengulangan kata dan pola kalimat kemudian latihan penggantian dan perluasan. Setelah itu diberikan latihan pengubahan tetapi khusus untuk kata yang dapat diubah seperti pada kerja dan kata sifat . Setelah latihan pengubahan, tahap berikutnya yaitu latihan tanya jawab terkontrol dan tanya jawab bebas. Dalam pendekatan komunikatif, yang diutamakan dalam pembelajarannya adalah tersampaikannya pesan dialog kepada lawan bicaranya dengan menggunakan berbagai strategi cara penyampaian, penggunaan wacana yang runtun sesuai dengan konteks isi dialognya dengan memperhatikan aspek sosiolinguistiknya sesuai dengan peran atau tokoh yang terdapat pada temanya. Oleh karena itu, sesuai dengan tujuan dalam mata kuliah kaiwa di semester V, yaitu mahasiswa dapat menyampaikan pesan komunikasinya kepada lawan tuturnya dengan menggunakan berbagai strategi penyampaian dengan runtun sesuai dengan aspek sosiolinguistiknya (dengan siapa lawan bicaranya) dengan karakter yang jujur, sopan santun dan bekerjasama dalam proses pembelajarannya. Proses pembelajaran kaiwa pada mahasiswa semester V Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang tahun 2012/2013 dengan nama mata kuliah Kaiwa Chuukyuu Kohan menggunakan metode audio lingual dan pendekatan komunikatif. Namun, dengan penggunaan kedua pendekatan tersebut, hasilnya belum dirasa maksimal karena dari dua jenis tes yang diberikan kepada mahasiswa, yakni tes jenis pertama isi dialog sama seperti dengan yang ada di buku teks dan tes jenis kedua dengan isi pesan yang sama tetapi dengan peran yang berbeda, banyak tidak
89 dipilih oleh mahasiswa. N i l a i ra t a - ra t a ya n g d i p e ro l e h mahasiswa (sebanyak 66 orang) sebesar 73,44 (kategori baik), tetapi penggunaan metode audio lingual yang diharapkan sebagai pendukung dalam pengetahuan aspek tatabahasanya tidak berjalan sesuai harapan. Demikian pula dengan penggunaan berbagai variasi ungkapan, strategi penyampaian pesan dari aspek sosiolinguistik yang berbeda dengan buku teks tidak banyak dipilih. Sebagian besar mahasiswa memilih jenis pertama, yakni isi dialog sama seperti di buku teks, sehingga mahasiswa hanya memikirkan penggunaan kalimat yang baik dan benar tetapi penguasaan aspek sosiolinguistiknya tidak tampak, yakni tidak berani mengganti peran yang lain yang tidak terdapat dalam dialog buku teks. Berdasarkan penelaahan tersebut, metode yang digunakan untuk pembelajaran kaiwa di semester V tahun 2013/2014 menggunakan pendekatan komunikatif dengan kegiatan kelas sama seperti tahun sebelumnya yakni dengan teknik roleplay. Tujuan penggunaan pendekatan komunikatif dengan teknik roleplay dalam pembelajaran kaiwad ya i t u m a h a s i s wa d i h a ra p k a n d a p a t mempraktekkan pengungkapan pesan tuturan kepada lawan tuturnya dengan mengaplikasikan berbagai strategi ungkapan yang telah dipelajarinya dengan wacana yang runtun pada setiap ungkapan kalimatnya dan dapat mengaplikasikan aspek sosiolinguistiknya yakni mengerti akan peran atau tokoh dari tema yang sedang dipelajarinya walaupun berbeda dengan yang ada pada buku teks. Kemampuan yang diperlukan dalam berkomunikasi menurut Canal (dalam Kida et al. 2007:17) ada da 4 kemampuan, yang selanjutnya dijadikan teori dalam pendekatan komunikatif, yaitu: 1. ᩥἲ⬟ຊࠉ㸦ᩥἲつ๎ࠊㄒᙡ ࡢ▱㆑ࠊⓎ㡢ࠊᩥᏐࠊ⾲グ࡞ 㛵ࡍࡿ⬟ຊ࡛ࠊእᅜㄒᩍ⫱࡛ ࡣࠊྂࡃࡽὀ┠ࡉࢀ࡚࠸ࡓ⬟ ຊ㸧 2. ♫ゝㄒ⬟ຊ㸦ゝⴥࢆ⏝ ࡍࡿࡁࠊࡢࡼ࠺࡞ヰ㢟ࢆࠊ ࡢࡼ࠺࡞ሙ㠃࡛ࠊࡢࡼ࠺࡞ ேྥࡗ࡚ࠊࡢࡼ࠺࡞⾲⌧ ࢆࡗ࡚ࠊࡢࡼ࠺ゝ࠼ࡤ࠸ ࠸ࡢࡣ♫ࡸᩥ࡛Ỵࡲࡗ࡚ ࠸ࡿᅛ᭷ࡢ࣮ࣝࣝࡀ࠶ࡾࡲࡍࠋ 3. ㄯヰ⬟ຊ㸦ヰࡣࠊᬑ㏻ࠊ
90 ୍ᩥࡔࡅ࡛ࡣ࡞ࡃࠊ」ᩘࡢᩥࡀ 㞟ࡲࡗ୍࡚ࡘࡢពࡢࡲࡲࡾ ࢆᣢࡕࡲࡍࠋ 4. ࢫࢺࣛࢸࢪ࣮㸦ヰࢆࡋ࡚࠸ ࡿᅔࡗࡓࡇࡀ࠶ࡗ࡚ࡶࠊ ࡢ᪉ἲ࡛ࠊࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ ࢩࣙࣥ┠ⓗࢆ㐩ᡂࡍࡿࡇࡀ࡛ ࡁࡿ⬟ຊ Dengan demikian keempat kemampuan yang diperlukan dalam berkomunikasi meliputi kemampuan tata bahasa yang sudah sejak dahulu sebagai sasaran yang harus diperhatikan dalam pembelajaran bahasa asing, kemampuan aspek sosilinguistik yang memperhatikan aturan pemakaian bahasa dengan memperhatikan dengan siapa berbicara dan budaya masyarakat pengguna bahasa tersebut,ࠉ kemampuan dalam merangkai kalimat yang runtun dalam berdialog,ࠉ kemampuan strategi dalam menyampaikan pesannya agar dapat tersampaikan dengan baik. Berikut dijelaskan sasaran pembimbingan kaiwa pada level menengah ke atas seperti yang ditulis oleh Takami (2004:100). ࠕึ⣭ࣞ࣋ࣝࠖẚ࡚ࠊࠕ୰⣭ࣞ࣋ࣝࠖࡢ ヰᣦᑟ࡛ࡣࠊḟࡢࡼ࠺ᣦᑟࡢ┠ᶆࡀኚࢃ ࡾࡲࡍࠋ ୰ୖ⣭ࣞ࣋ࣝࡢヰᣦᑟ┠ᶆ㸸 㸦㸯㸧 㡢ኌᣦᑟ࡛ࡣࠊⓎ㡢ࠊࢡ ࢭࣥࢺ࡞ࡢṇ☜ࡉࡼࡾࡶὶᬸ ࡉࢆ㔜どࡍࡿࠋ 㸦㸰㸧 ⦎⩦࡛ࡣࠊゝㄒ᧯సࡼࡾࡶ ఏ㐩ෆᐜࢆ㔜どࡍࡿࠋ 㸦㸱㸧 ⦎⩦࡛ࡣࠊ♫ࡢゝㄒάື ࡢ‽ഛ㔜Ⅼࢆ⛣ࡋࠊᐇ㊶ⓗ࡞ カ⦎ࢆቑࡸࡍࠋ 㸦㸲㸧 ಶࠎࡢᩥࡢᩥἲⓗṇ☜ࡉ ࡽࠊㄯヰᵓᡂࡢ㐺ษࡉᣦᑟࡢ 㔜Ⅼࢆ⛣ࡍࠋ 㸦㸳㸧 ᚅ㐝⾲⌧ࡢ⏝ἲ࡞ᩥⓗ ഃ㠃ࡢᣦᑟࡶ୍ᒓຊࢆධࢀࡿࠋ Dari penjelasan tersebut, bahwa pembelajaran kaiwa berdasarkan levelnya, diperlukan pembimbingan yang berbeda. Pembimbingan kaiwa pada level menengah dibandingkan dengan level dasar diperlukan perhatian dalam kelancarannya dibandingkan dengan kebenaran aksen ataupun pelafalan.ࠉ S e l a n j u t nya l e b i h m e m p e rh a t i ka n i s i penyampaiannya dibandingkan pengulangan stuktur bahasanya.ࠉ Setelah itu, peralihan perhatian dari penyiapan aktivitas kebahasaan dalam masyarakat dengan memperbanyak latihanࠉ pembiasaan situasiࠉ nyata atau situasi sebenarnya.ࠉ Setelah itu, dari pembenaran masing-masing kalimat dalam tata
Lingua. Volume X. Nomor 1. Januari 2014 bahasanya beralih memperhatikan pembimbingan kesesuaian bentuk keruntunan wacananya.ࠉ Selanjutnya,ࠉ memasukkan kemampuan menyeluruh dengan melihat sudut pandang terhadap budaya penggunaan ungkapan pertimbangannya (yang berlaku pada masyarakat pengguna bahasa tersebut㸧. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam proses pembelajaran kaiwa pada semester V tahun 2013/2014 ini, penilaian diutamakan pada penyampaian pesan dialog dengan menggunakan berbagai strategi berdasarkan topik yang disediakan, sehingga tidak begitu menekankan pada penggunaan aksen, pelafalan maupun tata bahasanya. Pe n d e k a t a n ko m u n i k a t i f s e j a k diperkenalkan sampai sat ini banyak dipakai dalam pengajaran bahasa di berbagai negara. Salah satu contoh yang menggunakannya adalah Indonesia (Danasasmita, 2009:65). Pendekatan komunikatif yang disebut Communicative Language Teaching (CLT) lahir dikarenakan adanya upaya untuk melengkapi keterbatasan cara pengajaran Audio lingual (ALM) seperti yang dinyatakan oleh Finocchiro &Brumfit (dalam Danasasmita 2009:66). Keistimewaan pendekatan komunikatif atau disebut CLT ya k n i C LT s a n g a t m e m p e r i o r i t a s k a n ketersampaian pesan 1) tidak menuntut penghapalan struktur kalimat, 2) sangat berpegang pada pemikiran dasar perlu mengetahui hubungan kalimat, 3) pembelajaran bahasa adalah pembelajaran berkomunikasi, 4) menuntut agar komunikasi dapat terlaksana secara tepat guna, 5) kegiatan komunikasi dipakai secara aktif sejak awal pembelajaran, 6) tujuan akhir adalah pembelajar memiliki kemampuan menggunakan keterampilan berkomunikasi Dari beberapa keistimewaan dalam pendekatan komunikatif di atas, ada 5 hal yang menjadi prinsip titik perhatian dalam pengajarannya yang disimpulkan oleh Morrow (dalam Takami 2004:168) bahwaࢥ ࣑ ࣗ ࢝ ࢸࣈ㸬ࣉ࣮ࣟࢳࡢࠊᣦᑟ᪉㔪5ཎ๎ࡣࠊ ࢥ࣑ࣗ࢝ࢸࣈ㸬ࣉ࣮ࣟࢳࡢᣦᑟཎ๎㸸 ཎ๎㸯㸸ࢡࣛࢫάື࡛ࡣࠊఱࢆࡋ࡚࠸ࡿࢆ ᢕᥱࡋ࡚࠸࡞ࡅࢀࡤ࡞ࡽ࡞࠸ࠋ ཎ๎2㸸ゝㄒࡢ㒊ศࢆᏛ⩦ࡍࡿࡔࡅ࡛࡞ࡃࠊ యពᚿࢆྥࡅ࡞ࡅࢀࡤ࡞ࡽ࡞࠸ࠋ ཎ๎3㸸ࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩ࡛ࣙࣥࡣࠊఏ㐩㐣⛬ ࡣゝㄒᙧᘧྠᵝ㔜せ࡛࠶ࡿࠋ ཎ๎4㸸ゝㄒࢆᏛࡪࡣ⤒㦂ࡍࡿࡇࡀษ ࡛࠶ࡿࠋ
Rina Supriatnaningsih - Pendekatan Komunikatif... ཎ๎5㸸Ꮫ⩦⪅ࡢ≢ࡍࠕㄗࡾࠖࡣࠊᚲࡎࡋࡶ ࠕㄗࡾ࡛ࠖࡣ࡞࠸ࠋ Dari keistimewaan dan prinsip yang dijadikan perhatian dalam pengajaran dengan pendekatan komunikatif , yakni dalam komunikasi yang terpenting adalah tersampaikannya pesan pembicaraan kepada lawan tuturnya. Dengan demikian agar tersampaikannya pesan yang akan dibicarakan sehingga diperlukan lawan bicara sebagai penerima objek pesannya. Untuk itu, diperlukan kegiatan kelas yang memerlukan keaktifan kelas dengan kegiatan kelompok atau berpasangan dalam proses komunikasinya. Oleh karena itu, dalam proses kegiatan kelasnyanya diperlukan kegiatan yang cocok. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk menjalankan pendekatan komunikatif yang intinya agar pesan dalam dialog dapat tersampaikan kepada lawan tuturnya, maka proses pembelajaran dalam mata kuliah kaiwa pada mahasiswa semester V menggunakan role play. Penggunaan role playi ini diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan informasi (information gap ) seperti yang terdapat pada ciri khas pendekatan komunikatif yakni silabus yang digunakan adalah kinou silabus. Kegiatan di dalam kelas yang mempunyai information gap digunakan materi ajar yang autentik dan bahasa dipelajari melalui pengalaman melakukan sesuatu komunikasi, dan pembelajaran berpusat pada pembelajar. Oleh karena itu, berdasarkan keistimewaan dan ciri khas dalam pendekatan komunikatif, tujuan pembelajaran kaiwa pada mahasiswa semester V Universitas Negeri Semarang memfokuskan agar mahasiswa dapat berkomunikasi dengan mengutamakan isi pesan dialognya kepada lawan tuturnya yang sesuai dengan tema dan situasi yang sedang dihadapinya. Takami (2004:103) menyebutkan bahwa, sebagai latihan untuk pembelajaran kemampuan berkomunikasi adalah dengan 'roleplay',ࠉ'shinario',ࠉ ' Task Renshuu' dan lain lain (ࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩࣙࣥ⬟ຊࢆ⫱࡚ࡿ⦎⩦ ࡋ ࡚ ࠊ ࠕ ࣟ ࣮ ࣝ .ࣉ ࣞ ࠖ ࠕ ࢩ ࢼ ࣜ ࢜ .ࣉ ࣞ ࠖࠕࢱࢫࢡ⦎⩦ࠖ࡞ࡀ࠶ࡿࠋ Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Takami, role play adalah salah satu metode atau cara latihan untuk pembelajaran berkomunikasi.ࠉ Untuk itu, dalam pembelajaran kaiwa pada mahasiswa semester
91 V tahun 2013/2014 Universitas Negeri Semarang, mencoba menggunakan salah satu dari metode tersebut yakni metode roleplay. Role play menurutࠉKida (2007: 62) Ỵࡵࡽࢀ ࡓ≧ἣࡸሙ㠃࡛ࠊᏛ⩦ࡀ࠶ࡿᙺ࡞ࡗ࡚ࠊ ⮬ศ࡛⾲⌧ࢆ㑅ࢇ࡛ࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩࣙࣥࡍࡿ ⦎ ⩦ ࢆ ࣟ ࣮ ࣝ ࣉ ࣞ ࡧ ࡲ ࡍ ࠋ 'latihan berkomunikasi dengan memilih sendiri ungkapan yang akan digunakannya dan mahasiswa yang menjadi perannya dalam suatu situasi dan keadaan yang telah ditentukan' Teori tersebut diaplikasikan pada mata kuliah kaiwa pada mahasiswa semester V dengan proses pembelajarannya sebagai berikut: pengajar menentukan berbagai tema yang akan dijadikan tema rolep lay pada pembelajaran kaiwa. Setiap pertemuan mahasiswa diberi pemahaman tentang isi tema yang harus disampaikan kepada lawan tuturnya berdasarkan perannya masing-masing, seperti yang dicontohkan dalam buku teks. Setelah itu, agar nalar penggunaan tata bahasa, wacana. aspek sosiolinguistik, dan strategi penyampaiannya terlatih, mahasiswa tanpa melihat buku teks praktek berbicara secara bergantian dengan teman/pasangan sesuai tema yang sedang dipelajarinya dengan memperhatikan empat aspek dalam komunikasi . METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan action research dengan tahapan sebagai berikut (mengikuti Yokomizo (2010:59: ࢡࢩࣙࣥ㸬ࣜࢧ࣮ࢳࡢࣉࣟࢭࢫ
Lingua. Volume X. Nomor 1. Januari 2014
92
ࢡࢩࣙࣥ㸬ࣜࢧ࣮ࢳࡢࣉࣟࢭࢫ
ࢡࢩࣙࣥ㸬ࣜࢧ࣮ࢳࢫࢸࢵࣉ ձ
ෆᐜ㸬ࡍࡿࡇ
ᨵၿࡋࡓ࠸ࢸ࣮࣐ࡢⓎぢ
ղ
ࢸ࣮࣐ࡸㄢ㢟ࢆ᫂ࡽࡍࡿ
ճ
ሗࢆ㞟ࡵࡿ
ᅔࡗ࡚࠸ࡿࡇࠊ▱ࡾࡓ࠸ࡇࢆぢࡘࡅࡿ
ఱၥ㢟ࢆࡼࡃ⪃࠼ࡿ ࡲ࡛⾜ࢃࢀ࡚࠸ࡿ◊✲ࢆㄪࡿ
մ
ᐇ㝿ఱࡀ㉳ࡇࡗ࡚࠸ࡿࡢㄪࡿ
յ
ᨵၿࡢ᪉ἲࢆ⪃࠼ࡿ
ᤵᴗほᐹ㸦㘓⏬㸧ࠊࣥࢣ࣮ࢺࠊࢸࢫࢺ࡞ࢆࡗ࡚ㄪࡿ ࡢࡼ࠺࡞᪉ἲࡀ㐺ษࢆ⪃࠼ࡿ
ն
ᨵၿࢆᐇ⾜ࡍࡿィ⏬ࢆ❧࡚ࡿ
շ
ィ⏬ࢆᐇ⾜ࡍࡿ
ィ⏬ࢆᐇ⾜ࡍࡿ
ո
⤖ᯝࢆㄪ࡚ࠊศᯒࡍࡿ
ᨵၿࡢᐇ⾜๓ẚࡿࢹ࣮ࢱࢆ㞟ࡵ࡚ศᯒࡍࡿ
չ
⤖ᯝࡘ࠸࡚⪃࠼ࡿ
࡞ࡐࡇࡢࡼ࠺࡞⤖ᯝ࡞ࡗࡓ㸦࠺ࡲࡃ࠸ࡗࡓࠊ
պ
⤖ᯝࢆⓎ⾲ࡍࡿ
࠸ࡘࠊࢇ࡞ᨵၿࢆࡍࡿࠊ⤖ᯝࢆࡢࡼ࠺ㄪࡿࢆ⪃࠼ࡿ
ࡲࡓࡣ࠸࡞ࡗࡓࡢࡣ࡞ࡐ㸧
ࡢᩍᖌ▱ࡽࡏ࡚ࠊ࠸ࡗࡋࡻ⪃࠼ࡿ
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan action research ini digunakan karena berdasarkan hasil pembelajaran kaiwa pada semester V tahun 2012/2013, pembelajarannya menggunakan metode audio lingual dan pendekatan komunikatif. Hasil pembelajarannya belum sesuai harapan. Apabila pembelajaran yang sudah dilakukan hasilnya kurang memuaskan maka perlu ada perbaikan pada pembelajaran berikutnya, seperti yang terdapat dalam proses action research yakniࠕ⮬ศࡢᩍᐊࡢ୰ࡸእࡢၥ㢟 ࡸ㛵ᚰࡀ࠶ࡿࡇࡘ࠸࡚ࠊᩍᖌ⮬㌟ࡀ⌮ゎ ࢆ῝ࡵࠊᩍ࠼᪉ࡸᏛ⩦⪅ࡢ᥋ࡋ᪉࡞ࢆᨵ ၿࡍࡿ┠ⓗ࡛⾜ࢃࢀࡿㄪᰝ◊✲ࢡࢩࣙࣥ㸬 ࣜࢧ࣮ࢳ࣮ࡣ௨ୗࡢࡼ࠺࡞ࢫࢸࢵࣉ࡛⾜ࢃࢀ ࡿࡇࡀከ࠸࡛࠶ࡿ㸦ྠ㸸17㸧ࠋ Sumber data dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa semester V yang mengambil mata kuliah kaiwa di tahun 2013/2014 pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif persentase yaitu hasil tes dipersentase untuk mendapatkan hasil ratarata nilai yang didapatkan dari hasil tes yang telah dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan action research pada pengajaran kaiwa ini dilakukan dengan 2 siklus seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni pada siklus 1 pengajaran menggunakan pendekatan komunikatif dengan 4 tahap rancangan. Untuk selanjutnya hasil pelaksanaan dari siklus 1 dan siklus 2 dijelaskan sebagai berikut. Siklus 1 Pada Siklus 1, dari keempat tahapan yang dirancang seperti yang sudah dijelaskan di atas, didapatkan data dari 56 mahasiswa, masih a d a b e b e r a p a m a h a s i s wa ya n g b e l u m mendapatkan nilai 71 (kategori baik) walaupun rata-rata secara keseluruhan sudah mendapat nilai 76, tetapi masih ada beberapa mahasiswa yang masih mendapat nilai dibawah 71. Selain itu, dari 56 mahasiswa masih cukup banyak mahasiswa yang memilih role play jenis kesatu, yakni role play yang isi temanya sama seperti yang ada dalam buku teks sebanyak 16 mahasiswa. Berdasarkan hasil pada siklus 1, maka diperlukan tindak lanjut berikutnya dengan siklus 2. Tindak lanjut pada siklus 2 diharapkan adanya peningkatan nilai yang didapat agar tidak ada yang mendapat nilai
Rina Supriatnaningsih - Pendekatan Komunikatif... dibawah 71. Selain itu, diharapkan adanya keberanian mahasiswa untuk memilih role play jenis kedua, karena role play jenis kedua ini dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penggunaan berbagai strategi penyampaian dialog. Siklus 2 Pa d a s i k l u s 2 d i l a ks a n a ka n p e rb a i ka n perancangan dari tahap yang sudah dilaksanakan pada siklus 1, yakni sebagai berikut: 1) tata bahasa yang belum pernah diterangkan pada mata kuliah lain yang berhubungan dengan tema dialog dilatihkan secara berulang dalam beberapa contoh kalimat, 2) latihan dialog dilakukan minimal dengan 2 pasangan yang berbeda sehingga mahasiswa dapat mengembangkan berbagai strategi dan wawasan penggunaan berbagai kalimat yang berbeda dari pasangan dialognya, 3) pada saat latihan, mahasiswa tidak boleh melihat contoh dialog dari buku teks supaya mau mencoba menggunakan berbagai strategi penyampaian dialognya yang berbeda dengan
93 isi buku teks, 4) penginformasian kembali tentang jenis tes yang diberikan yakni, dengan disarankan memilih role play jenis kedua, karena dengan pilihan jenis role play kedua ini, selain dapat mendapat nilai maksimal 100, juga supaya terbiasa melatih berbagai strategi penyampaian dialog yang nantinya bermanfaat untuk bekal pada mata kuliah kaiwa berikutnya dan bekal setelah lulus dari Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes. Hasil Siklus 2, dalam pembelajaran kaiwa di semester V dengan menggunakan pendekatan komunikatif dengan role play, didapatkan data sebagai berikut dari mahasiswa sebanyak 56 orang, yang memilih tes dengan jenis kedua (isi dialog berbeda dengan buku teks) sebanyak 48 mahasiswa (85,71%) . Sisanya 8 mahasiswa (14,29%) memilih jenis tes kesatu yakni isi dialog sama seperti yang terdapat pada buku teks. Dari sejumlah mahasiswa 56 orang, dapat diambil rata-rata nilainya 83. Untuk lebih jelasnya, pemilihan jenis tema role play dan rata-rata nilai, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Hasil Penilaian Tes Kaiwa dengan Role Play dan Pemilihan Jenis Tes Kesatu dan Jenis Tes Kedua dari Siklus 1 dan Siklus 2
No
ྡ๓
1
Af
2
Di
3
Ar
4
Pris
5
Ret
6
Me
7
Fi
8
De
9
Ang
10
Sho
-HQLV -HQLV 5ROH 5ROHS SOD\ OD\ ղ
ձ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ྜィ +DVLO 6LNOXV
ྜィ +DVLO 6LNOXV
Keterangan
80
85
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke
80
90
65
75
70
75
90
90
90
94
75
88
70
80
80
80
90
90
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2
Lingua. Volume X. Nomor 1. Januari 2014
94
11
Ri
12
Ar
13
Riy
14
Eng
15
Me
16
Sep
17
Muh
18
Ist
19
Lai
20
Pra
21
Dan
22
Fer
23
In
24
5LN
25
Chi
26
Rad
27
Ti
28
Shi
29
Gal
30
Ama
31
Din
32
Im
33
Yu
34
Ik
35
Her
36
De
37
Wul
38
Cah
39
Dya
40 41
Huro
42
Ann
Ri
43 M.Dan 44
Ari
45
Nov
46
Ni
47
Em
ղ
ձ
ղ
ձ
ղ ղ
ղ
ղ
ղ
ձ
ձ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ձ
ձ
ղ
ղ
ղ
ձ
ղ ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ձ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ղ
ձ
80
85
85
94
75
90
60
88
85
87
75
80
67
75
70
80
90
90
90
93
90
95
80
93
90
90
85
90
85
92
85
92
70
75
80
88
70
75
65
75
50
65
50
69
75
80
80
88
85
85
75
77
75
80
75
80
75
73
88
90
88
90
82
80
73
85
90
95
73
75
70
75
65
80
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 dan pemilihan jenis roleplay Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 dan pemilihan jenis roleplay
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 dan pemilihan jenis roleplay Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 dan pemilihan jenis roleplay Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2
Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2
Rina Supriatnaningsih - Pendekatan Komunikatif...
48
Mus
49
Han
50
Ind
51
Di
52
Nov
53
Ad
54
Nii
55
Sul
56
Nin
ղ
ղ
ղ
ձ
ղ
ղ
ղ
ձ
Rata nilai
80
80
80
75
90
90
80
75
90
80
90
85
75
78
60
80
53
76
76
83
Pada siklus 2 data yang didapatkan setelah dilakukan perbaikan dengan melakukan ke-4 tahapan tersebut, ternyata ada peningkatan perbaikan nilai yang didapat dari rata –rata nilai 76 pada siklus 1 menjadi rata-rata 83 pada siklus 2. Selain itu, adanya perubahan dalam pemilihan jenis tes role play. Pada siklus 1 terdapat 16 mahasiswa masih memilih role play kesatu yakni role play yang isi dialognya sama seperti yang ada di buku teks. Pada Siklus 2 dari 16 mahasiswa yang memilih roleplay jenis kesatu berkurang menjadi 8 mahasiswa. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut. Pengajaran kaiwa pada mahasiswa semester V tahun 2013/2014 yang menggunakan pendekatan komunikatif dengan role play dapat dikatakan berhasil dengan baik karena adanya peningkatan nilai dan pemilihan jenis tes yang berbeda dengan hasil pengajaran kaiwa pada tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai yang didapatkan pada siklus 1 dan siklus 2. Ada peningkatan nilai dari siklus 1 yakni rata-rata 76 menjadi 83. Keberhasilan lain yang kedua, adalah banyaknya mahasiswa yang memilih role play jenis kedua sebanyak 48 orang atau 85,71% dari jumlah mahasiswa 56 orang. Pada Siklus 1, yang memilih role play jenis satu ada 16 orang sedangkan pada siklus 2 yang memilih role play kesatu menjadi 8 orang saja. Berdasarkan hasil tersebut, dengan banyaknya pemilihan jenis role play kedua, dapat dikatkan sebagian besar mahasiswa dapat menggunakan berbagai strategi penggunaan ungkapan dan dapat mengembangkan
95 Ada penurunan nilai dari siklus 1 ke siklus 2 Ada penurunan nilai dari siklus 1 ke siklus 2 Ada penurunan nilai dari siklus 1 ke siklus 2 Ada penurunan nilai dari siklus 1 ke siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus 2 Ada perbaikan nilai dari Siklus 1 ke Siklus (Ada kenaikan rata rata nilai)
dialognya sesuai isi pesannya. Namun demikian, karena masih ada 8 mahasiswa (14,29%) yang memilih role play jenis kesatu, yakni mahasiswa yang belum memilih peran lain yang berbeda dengan dialog di buku teks, sehingga kemampuan nalar aspek sosiolinguistik serta aplikasi penggunaan wacana dan strategi penyampaiannya belum tampak. Untuk itu, diperlukan pemikiran lebih lanjut dalam pembelajaran kaiwa berikutnya di semester V dalam pemilihan strategi pengajarannya maupun kegiatan kegiatan kelas yang akan digunakannya. DAFTAR PUSTAKA Danasasmita, W. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang (Nihongo Kyojuho). Bandung: Rizqi. Kida, Mari . etc. 2007. Nihongo Kyozuho Shirizu 6. Hanasu Koto o oshieru. Tokyo: Kokusai Koryu Kikin Takami. 2004. Shin Hajimete no Nihongo Kyojuho 2. Tokyo: Aruku. Kokusai Koryu Kikin. 2007. Nihongo Kyojuho shirizu 09.Shokyu o oshieru. Tokyo: Kokusai Koryu Kikin Yamauchi. 2006. Role Play de Manabu Nihongo. Tokyo: Aruku. Yokomizo. 2010. Nihongo Kyozuho Shirizu 13.oshiekata o kaizensuru. Tokyo: Kokusai Koryuukikin.