PENGGUNAAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER SISWA KELAS BILINGUAL SMP N 1 TAWANGMANGU TAHUN AJARAN 2013/2014 Nurul Hidayati Nafi’ah dan Salmah Lilik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan teknik role playing untuk mengurangi tingkat kecemasan menghadapi ujian akhir semester siswa kelas bilingual SMP N 1 Tawangmangu tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa bilingual kelas VIII SMP N 1 Tawangmangu yang berjumlah 8 siswa. Sumber data berasal dari siswa dan guru BK. Teknik pengumpulan data adalah dengan angket dan observasi. Validitas data menggunakan triangulasi metode dan sumber data. Analisis data menggunakan analisis persentase dan analisis klinis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan teknik role playing dapat mengurangi tingkat kecemasan menghadapi ujian akhir semester dari pretest ke siklus I dan dari pretest ke siklus II. Persentase perubahan pada siklus I sebesar 22.67% dan sebesar 51.60% pada siklus II. Simpulan dari penelitian ini adalah teknik role playing efektif unntuk mengurangi tingkat kecemasan menghadapi ujian akhir semester siswa kelas bilingual SMP N 1 Tawangmangu. Kata kunci: role playing, kecemasan ujian akhir semester
1
perasaan
PENDAHULUAN Dalam lingkup pendidikan formal, seorang
remaja
menempati
yang
menunjukkan
ketidaknyamanan seseorang terhadap suatu
jenjang
hal. Kecemasan dapat dialami pada situasi-
pendidikan Sekolah Menengah Pertama
situasi tertentu yang menjadikan seseorang
(SMP).
lembaga
merasa tidak nyaman atau merasa tertekan.
untuk
Kecemasan dapat berlangsung sementara
Sekolah
pendidikan
sebagai berfungsi
mengembangkan potensi dan keterampilan
maupun
yang dimiliki oleh siswa. Salah satunya
Resminingsih
adalah ketrampilan berbahasa Inggris. Di
bahwa “kecemasan dengan intensitas yang
beberapa sekolah terdapat program kelas
wajar dapat dianggap memiliki nilai positif
bilingual yaitu kelas yang menggunakan
sebagai motivasi”. Hal tersebut dapat
dua
pengantar
dimaknai bahwa kecemasan yang dialami
pembelajaran. Suasana belajar di kelas
oleh seseorang dapat dijadikan sebagai
bilingual dapat meningkatkan ketrampilan
motivasi untuk maju dan berkembang
berbahasa Inggris dan motivasi belajar
selama kecemasan tersebut masih dalam
siswa. Hal tersebut senada dengan hasil
kewajaran. Shipman & Shipman (dalam
penelitian yang dilakukan oleh Apriatin
Ormrod,
(2013) bahwa motivasi belajar siswa
kecemasan dapat mendorong siswa dalam
bilingual termasuk dalam kategori sangat
mengerjakan tugas yang diberikan. Hal
baik. Namun, persaingan yang cukup ketat
tersebut merupakan salah satu contoh
dan kompetisi yang tercipta di kelas
kecemasan yang bersifat positif. Namun
bilingual dapat menjadi suatu tekanan bagi
sebaliknya apabila kecemasan berlangsung
siswa
diri
dengan intensitas yang tinggi hal itu akan
sehingga menimbulkan kecemasan bagi
mengganggu respon siswa terhadap tugas
siswa.
yang diberikan.
bahasa
yang
Nevid
sebagai
sulit
menyesuaikan
(2005:163)
menjelaskan
terus-menerus. (2010:18)
2008)
Astuti
dan
menjelaskan
mengutarakan
bahwa
Sebagai fasilitator di sekolah, guru
“kecemasan adalah keadaan khawatir yang
bertugas
mengeluhkan sesuatu yang buruk akan
materi pelajaran kepada siswa. Untuk
segera
(2009:238)
mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengartikan “kecemasan adalah sebuah
semua materi pelajaran selesai diberikan
perasaan yang tidak menyenangkan akan
maka guru melakukan penilaian dalam
ketakutan atau kekhawatiran yang tidak
bentuk ujian semester. Bagi siswa yang
begitu jelas”. Dari pengertian tersebut
dapat menguasai materi pelajaran dengan
kecemasan dapat diartikan sebagai suatu
baik, ujian semester dapat dikerjakan
terjadi”.
Santrock
2
memberikan/menyampaikan
dengan mudah sehingga nilai yang mereka
teknik
peroleh
memenuhi
kecemasan siswa kelas unggulan dalam
Namun
bagi
standar
sebagian
minimal.
siswa,
ujian
bermain
mengikuti
dapat
mata
menurunkan
pelajaran
eksakta.
semester dapat menjadi suatu momok yang
Penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti
menakutkan. Kecemasan siswa muncul
(2009)
ketika
penerapan
mereka
kurang
siap
dalam
menunjukkan
hasil
strategi
relaksasi
bahwa dapat
menghadapi ujian semester. Halgin dan
mengurangi kecemasan siswa menjelang
Whitbourne
menjelaskan
ujian. Penelitian tersebut memiliki satu
bahwa “kecemasan muncul dikarenakan
kesamaan yaitu menggambarkan bahwa
kurangnya
terdapat siswa yang mengalami kecemasan
(2009:198)
kepercayaan
diri
terhadap
kemampuannya”. Dengan kata lain siswa
di sekolah.
merasa cemas karena tidak yakin dengan kemampuan
yang
dimilikinya
Setiap siswa memiliki kemampuan
dalam
untuk menyerap materi pelajaran yang
mengerjakan soal ujian. Siswa takut salah
telah
ketika menjawab soal ujian semester
kecemasan
yang
sehingga merasa cemas mendapat nilai
mengganggu
proses
jelek. Materi ujian yang dianggap sulit
Konsentrasi
oleh siswa juga dapat menjadi penyebab
berlangsung akan terganggu. Santrock
siswa
(2009)
merasa
menghadapi perasaan
cemas.
ujian
khawatir
Kecemasan
semester atau
takut
oleh
siswa
berpendapat
guru.
Namun,
muncul
dapat
belajar
siswa.
selama
pelajaran
bahwa
tingkat
adalah
kecemasan yang tinggi akan merusak
dalam
kemampuan
menghadapi ujian semester. Berdasarkan
diberikan
siswa
dalam
berprestasi.
Apabila kecemasan berlangsung terus yang
menerus dikhawatirkan akan berdampak
diperoleh dari guru BK di SMP Negeri 1
pada prestasi belajar siswa. Oleh karena
diketahui bahwa terdapat beberapa siswa
itu, untuk mengurangi kecemasan dalam
kelas
menghadapi ujian akhir semester, BK
bilingual
kecemasan.
Hal
informasi
yang
mengalami
tersebut
ditunjukkan
disekolah
perlu
untuk
bantuan
kepada
dengan gejala siswa kurang percaya diri,
memberikan
gelisah, tegang dan berkeringat ketika
siswa. Salah satu upaya untuk mengurangi
mengerjakan soal.
kecemasan siswa dalam menghadapi ujian
Penelitian
mengenai
kecemasan
akhir
layanan
berupaya
semester
adalah
pernah dilakukan oleh Ningtyas (2011).
menggunakan
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
kelompok teknik role playing.
bahwa penerapan bimbingan kelompok 3
layanan
dengan bimbingan
Romlah kelompok
“bimbingan
(1989:3)
adalah
proses
semester dapat dihayati oleh masing-
pemberian
masing
pemeran
untuk
kemudian
bantuan yang di berikan kepada individu
didiskusikan secara bersama alternatif
dalam situasi kelompok”. Dari pengertian
pemecahan masalahnya.
tersebut
dapat
dimengerti
bahwa
Uno (2007:26) menjelaskan bahwa
bimbingan kelompok adalah suatu proses
“bermain
pemberian bantuan yang diberikan kepada
memperoleh pemahaman terhadap suatu
individu
dengan
sikap dan nilai serta untuk mengeksplorasi
menggunakan situasi kelompok. Melalui
perasaan”. Hal tersebut dapat dimaknai
bimbingan kelompok siswa dapat saling
bahwa melalui role playing siswa dapat
berbagi pengalaman mengenai masalah
mengekspresikan
yang
cara
bebas tanpa khawatir akan terkena sanksi.
tersebut.
Siswa dapat memperoleh wawasan dari
Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat
sikap dan perilaku orang lain dalam
dilakukan dengan berbagai teknik. Romlah
menghadapi suatu masalah serta cara
(1989) menjelaskan beberapa teknik yang
pemecahan masalah melalui karakter yang
biasa
bimbingan
diperankan sehingga dapat diterapkan
kelompok adalah pemberian informasi,
kedalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
diskusi
solving,
siswa mendapat pengalaman belajar yang
homeroom, role playing, karyawisata dan
menyenangkan sehingga dapat membantu
simulasi.
mengurangi ketegangan dan kecemasan.
yang
pernah
bermasalah
dialaminya
memecahkan
serta
masalah
digunakan
kelompok,
dalam
problem
Role Playing menurut (2011:87)
adalah
“cara
Hamdani
peran
Wulanyani
bermanfaat
perasaannya
(2008)
untuk
secara
melakukan
penguasaan
penelitian dengan judul Role Playing
pelajaran melalui pengembangan imajinasi
Method Decreases communication Anxiety
dan penghayatan siswa“. Dari pengertian
of Medical Students. Hasil Penelitian
tersebut dapat dimengerti bahwa siswa
menunjukkan bahwa role playing berhasil
dapat mengkesplorasi kemampuan yang
menurunkan kecemasan komunikasi pada
dimiliki dengan cara menghayati tokoh
mahasiswa Fakultas Kedokteran.
yang diperankannya. Salah satu cara untuk menurunkan
kecemasan
siswa
Berdasarkan uraian diatas, maka
dalam
peneliti tertarik untuk mengambil judul “Penggunaan
menghadapi ujian akhir semester adalah
penelitian
dengan menggunakan teknik role playing.
Playing untuk Mengurangi Kecemasan
Permasalahan yang diangkat mengenai
Menghadapi Ujian Akhir Semester Siswa
kecemasan dalam menghadapi ujian akhir 4
Teknik
Role
Kelas Bilingual SMP N 1 Tawangmangu
mengurangi
tingkat
kecemasan
Tahun Ajaran 2013/2014”.
menghadapi ujian akhir semester. c. Memberi masukkan kepada guru
RUMUSAN MASALAH
BK/Konselor untuk meningkatkan
Berdasarkan pada latar belakang
pelayanan kepada siswa dalam
diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai
mengatasi masalah kecemasan.
berikut: “Apakah penggunaan teknik role playing
efektif
kecemasan
mengurangi
menghadapi
PROSEDUR PENELITIAN Penelitian tindakan kelas adalah
tingkat
ujian
akhir
suatu upaya yang dilakukan oleh guru
semester siswa kelas bilingual SMP N 1
untuk memperbaiki atau meningkatkan
Tawangmangu tahun ajaran 2013/2014?”
mutu pembelajaran di kelas. Menurut TUJUAN PENELITIAN
Lewin (dalam Basrowi dan Suwandi,
Tujuan penelitian ini adalah untuk
2008:27)
penelitian
tindakan
kelas
mengetahui keefektifan teknik role playing
merupakan penelitian yang terdiri dari
untuk
kecemasan
rangkaian langkah-langkah (a spiral of
menghadapi ujian akhir semester siswa
steps) yang biasa disebut siklus. Setiap
kelas bilingual SMP N 1 Tawangmangu
siklus
tahun ajaran 2013/2014.
perencanaan,
mengurangi
tingkat
dari
empat
tindakan,
tahap.yaitu
observasi
dan
refleksi. Model penelitian tindakan kelas
MANFAAT PENELITIAN
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis Memberikan
wawasan
1. Perencanaan
tentang
Langkah pertama dalam kegiatan
pentingnya teknik role playing untuk mengurangi
terdiri
tingkat
PTK adalah perencanaan. Perencanaan
kecemasan
tidakan perlu dilakukan secara matang
menghadapi ujian akhir semester.
dan teliti. Pada tahap perencanaan 2. Manfaat Praktis
terdapat beberapa kegiatan yang akan
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru
BK
layanan mengurangi
dalam
memberikan
bimbingan tingkat
dilakukan
antara
lain
menentukan
tujuan, topik yang akan dibahas, cara
untuk
pelaksanaan tindakan dan hasil yang
kecemasan
ingin dicapai. Jika siklus I belum
siswa dalam menghadapi ujian
mencapai
akhir semester.
tindakan yang telah ditetapkan yaitu
b. Memberi pelatihan pada siswa
indikator
keberhasilan
perubahan minimal 50% dari keadaan
tentang teknik role playing untuk 5
awal sebelum diberi tindakan, maka
a. Persiapan tutor dan peneliti sebelum
subjek akan diberi tindakan selanjutnya
pelaksanaan role playing
yaitu pada siklus II. Pemberian tindakan akan
dilakukan
keberhasilan
hingga
tindakan.
b. Penjelasan mengenai role playing
indikator
oleh
peneliti
tercapai.
kelompok
dan
pembentukan
Perencanaan yang dilakukan dalam
c. Membagi skenario kepada pemain
penelitian tindakan kelas ini adalah
d. Tutor
sebagai berikut. a. Menyiapkan
dan
anggota
mengidentifikasi pedoman
observasi,
kelompok
karakter
yang
terdapat dalam skenario
angket kecemasan, skenario role
e. Pembagian peran untuk masing-
playing dan menyusun rancangan
masing anggota kelompok oleh tutor
kegiatan berupa satuan layanan
f. Merencanakan jalannya role playing,
b. Membagi subjek penelitian menjadi
menentukan
dua kelompok
dan
waktu
pelaksanaan role playing
c. Menentukan tutor untuk masing-
g. Pelaksanaan bermain peran sesuai
masing kelompok
dengan rencana yang telah dibuat
d. Menentukan tema role playing untuk
h. Tutor
masing-masing kelompok
dan
peneliti
mengamati
pelaksanaan role playing
e. Penjelasan mekanisme pelaksanaan
i. Diskusi mengenai pelaksanaan role
role playing oleh peneliti
playing dan pemberian evaluasi oleh
f. Memberikan pelatihan kepada tutor
tutor
yang berkaitan dengan pelaksanaan
j. Apabila perlu, pemain memerankan
role playing
ulang skenario sesuai dengan hasil
2. Tindakan Pada
tempat
evaluasi tahap
tindakan
dalam
dilaksanakan
3. Observasi Observasi dalam penelitian ini
kegiatan role playing. Pelaksanaan
dilaksanakan ketika role playing dan
tindakan berupa role playing mengacu
setelah
pada
role
tersebut bertujuan untuk mengamati
playing menurut Shaftel dan Shaftel
perubahan perilaku subjek selama dan
(dalam Mulyasa, 2012:183).
setelah diberi tindakan. Selanjutnya,
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
hasil dari observasi direfleksikan untuk
adalah.
mengetahui perubahan perilaku subjek
penelitian
ini
tahap-tahap
akan
pelaksanaan
pemberian
penelitian. 6
tindakan.
Hal
4. Refleksi
memperoleh tindakan berupa role playing
Refleksi adalah suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mengurangi tingkat
untuk mengemukakan kembali hal yang
kecemasan siswa dalam menghadapi ujian.
telah dilakukan. Jadi, data yang telah
Pelaksanaan kegiatan role playing untuk
diperoleh melalui angket dan observasi
mengurangi tingkat kecemasan dalam
dikaji dan dianalisis pada tahap ini.
menghadapi ujian dilaksanakan dalam 2
Pengkajian data dimaksudkan untuk
siklus. Kegiatan yang dilakukan pada
mengetahui hambatan-hambatan atau
setiap
kekurangan
pada
tindakan, observasi, dan refleksi terhadap
tindakan yang telah dilakukan. Evaluasi
hasil tindakan yang telah diberikan.Pada
yang dilakukan sebagai dasar untuk
Siklus I pelaksanaan role playing masih
melakukan tindak lanjut. Apabila hasil
belum maksimal yaitu subjek kurang
dari tindakan yang telah dilakukan
serius ketika menampilkan drama, kurang
belum memenuhi target yang sesuai
menghayati peran, terlihat kurang percaya
dengan indikator kinerja penelitian
diri dan pemahaman subjek terhadap pesan
maka
yang terkandung dalam drama
yang
akan
selanjutnya
terdapat
dilakukan
sebagai
tindakan
perbaikan
dari
siklus
meliputi
perencanaan,
yang
diperankan juga belum maksimal. Hasil
tindakan yang telah dilakukan. Apabila
yang
hasil tindakan telah mencapai indikator
dilakukan pada siklus I belum mencapai
kerja
target indikator keberhasilan penelitian
penelitian
maka
penelitian
dihentikan dan dinyatakan berhasil.
diperoleh
dari
tindakan
yang
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 50%. Berdasarkan hal tersebut maka pemberian
HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang telah dilakukan
tindakan dilanjutkan pada siklus II. Pada
menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti
siklus II, agar indikator keberhasilan
kegiatan role playing adalah siswa yang
penelitian
memiliki tingkat kecemasan tinggi. Hal
kekurangan yang terdapat pada siklus I
tersebut dapat diketahui dari hasil angket
diperbaiki.
dan observasi yang telah dianalisis. Dari
dilakukan, pelaksanaan role playing pada
24 siswa yang mengisi angket kecemasan
siklus
dalam menghadapi ujian, terdapat 8 siswa
dibandingkan dengan pelaksanaan role
yang memperoleh nilai diatas rata-rata.
playing pada siklus I. Pada pelaksanaan
Selanjutnya
role playing pada siklus II subjek nampak
kedelapan
siswa
tersebut
serius
dipilih sebagai subjek penelitian untuk
II
dan
pelaksanaan 7
dapat
tercapai,
Melalui
perbaikan
berlangsung
aktif
lebih
dalam
kegiatan.
maka
yang
baik
mengikuti
Subjek
sudah
mampu menempatkan diri sesuai dengan
menggerakkan tangan atau kaki secara
perannya masing-masing, mampu tampil
berlebihan. Perubahan pada subjek secara
lebih percaya diri dan lebih menghayati
keseluruhan ditunjukkan melalui perilaku
peran
yang
subjek yang mulai percaya diri, tenang,
terdapat dalam drama dapat tersampaikan
fokus dalam mengerjakan soal. Ketika
dengan
dapat
pelaksanaan role playing subjek yang
yang
awalnya
yang
baik
dibawakan.
sehingga
mengaitkan
Pesan
subjek
pengalaman
kurang
fokus
dan
kurang
diperolehnya melalui role playing untuk
menghayati menjadi lebih serius dalam
diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
mengikuti kegiatan dan lebih ekspresif
Tindakan
role
yang
dalam memerankan karakter tokoh dalam
diberikan kepada 8 siswa terbukti efektif
drama. Selain itu, pesan di dalam cerita
dalam menurunkan tingkat kecemasan
yang
siswa. Hal tersebut didasarkan pada hasil
dengan baik. Hasil penelitian tindakan
analisis
telah
menunjukkan bahwa role playing dapat
adanya
mengurangi kecemasan dalam menghadapi
penurunan tingkat kecemasan pada subjek
ujian akhir semester. Hal tersebut relevan
setelah dilakukan tindakan. Hasil nilai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
rata-rata pra tindakan yang diperoleh
Wulanyani (2008) yang menunjukkan
keseluhan subjek penelitian adalah 69.93.
bahwa role playing berhasil menurunkan
Setelah diberi tindakan pada siklus I, nilai
kecemasan komunikasi pada mahasiswa
rata-rata keseluruhan subjek adalah 53.98
Fakultas Kedokteran. Berdasarkan hal
dan nilai rata-rata pada siklus II adalah
tersebut maka dapat dimaknai bahwa
33.84.
melalui
data
dilakukan
playing
penelitian
yang
Besar
yang
menunjukkan
persentase
perubahan
diperankan
role
dapat
playing
tersampaikan
individu
yang
perilaku pada siklus I sebesar -22.67% dan
mengalami kecemasan dapat bebas berbagi
pada
pengalaman,
siklus
II
sebesar
-51.60
%.
perasaannya,
melepaskan
Berdasarkan pada persentase perubahan
segala tekanan yang dihadapi dengan
perilaku pada siklus II tersebut yang
memerankan
menunjukkan
indikator
memperoleh pengalaman belajar yang
keberhasilan penelitian telah tercapai.
menyenangkan dan dapat belajar untuk
Berdasar analisis yang dilakukan, subjek
mengidentifikasi suatu masalah dan cara
mengalami perubahan tingkah laku. Pada
untuk menyelesaikannya. Melalui pesan
awalnya subjek sering menengok ke arah
yang terkandung di dalam cerita individu
teman-temannya ketika mengerjakan soal,
dapat mengaitkannya dengan masalah
terlihat
tegang,
bahwa
gelisah,
sering 8
tokoh
dalam
cerita,
yang sedang dihadapinya untuk kemudian
analisis yang telah dilakukan maka dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
disimpulkan bahwa teknik role playing efektif
SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah
untuk
kecemasan
mengurangi
menghadapi
ujian
tingkat akhir
dilaksanakan maka dapat disimpulkan
semester siswa kelas bilingual SMP N 1
bahwa penggunaan teknik role playing
Tawangmangu tahun ajaran 2013/2014.
efektif
IMPLIKASI Berdasarkan
untuk
kecemasan
mengurangi
menghadapi
ujian
tingkat akhir
simpulan
hasil
semester siswa kelas bilingual SMP N 1
penelitian di atas maka dapat implikasi
Tawangmangu tahun ajaran 2013/2014.
dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Penelitian tindakan terdiri dari dua siklus
1.
Teknik role playing dapat digunakan
yaitu siklus I dan siklus II. Skor rata-rata
sebagai alternatif dalam memberikan
pretest subjek sebesar 69.93 setelah subjek
bantuan
diberi tindakan pada siklus I mengalami
mengurangi
penurunan menjadi 53.98 dan pada siklus
menghadapi ujian.
II menjadi 33.84. Secara persentase, pada
2.
kepada
siswa
kecemasan
untuk dalam
Teknik role playing dapat membantu
siklus I persentase perubahan perilaku
siswa
pada subjek sebesar 22.67%. Hasil tersebut
pengalaman,
belum memenuhi indikator keberhasilan
perasaan, melepaskan segala tekanan
penelitian yang telah ditetapkan sebesar
yang dihadapi dengan memerankan
50%,
tokoh dalam cerita, meningkatkan
sehingga
tindakan
II.
dilaksanakan
Persentase
bebas
berbagi
mengekspresikan
hasil
kemampuan untuk mengidentifikasi
tindakan pada siklus II sebesar 51.60%.
suatu masalah beserta cara untuk
Hal tersebut telah memenuhi indikator
menyelesaikannya. Melalui pesan
keberhasilan
telah
yang terkandung di dalam cerita
ditetapkan. Hasil analisis klinis juga
siswa dapat mengaitkannya dengan
menunjukkan mengalami
siklus
perlu
untuk
penelitian
bahwa perubahan
yang
subjek
telah
masalah yang sedang dihadapinya
perilaku.
Pada
untuk kemudian diterapkan dalam
awalnya subjek nampak cemas dalam mmenghadapi tindakan,
ujian
setelah
diberi
perilaku
subjek
yang
kehidupan sehari-hari. 3.
Teknik role playing dapat dijadikan sebagai alternatif guru BK dalam
menunjukkan bahwa subjek mengalami
memberikan layanan kepada siswa
kecemasan menjadi berkurang. Dari hasil 9
kelompok yang berbeda sehingga
SARAN Berdasarkan simpulan dan implikasi diatas,
maka
peneliti
hasil yang diperoleh lebih bervariasi
memberikan
beberapa saran yaitu sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
1. Kepada Guru BK
Apriatin, M.B. 2013. Perbedaan Motivasi
a. Guru BK diharapkan menggunakan
dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Bilingual dengan Reguler pada Mata Pelajaran Ekonomi di MAN Malang II Kota Batu. Diperoleh 1 Agustus 2013, dari http://karya-ilmiah.um.ac.id/ index.php/ ekonomipembangunan/article/view/25169.
teknik role playing sebagai salah satu
variasi
dalam
memberikan
layanan bimbingan kelompok dalam rangka membantu siswa mengatasi masalah kecemasan b. Guru BK diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan layanan
sehingga
siswa
Astuti, E.S. dan Resminingsih. 2010. Bahan Dasar untuk pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah. Jakarta: PT Grasindo.
merasa
tertarik dan tidak bosan dalam mengikuti layanan BK 2. Kepada Siswa
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.
a. Siswa diharapkan berpartisipasi aktif dan serius dalam mengikuti layanan BK yang diberikan oleh guru b. Siswa
diharapkan
Halgin, R.P. dan Whitbourne, S.K. 2009. Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis pada Gangguan Psikologis Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika.
dapat
mempersiapkan diri secara matang dalam
menghadapi
ujian
akhir
semester sehingga dapat mengurangi
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
kecemasan dalam dirinya 3. Kepada Peneliti Lain a. Peneliti
selanjutnya
Irmayanti, D.F. dan Warsito, Hadi. 2009. Penerapan Strategi relaksasi Untuk Mengurangi Kecemasan Siswa Menjelang Ujian, 10 (2). Diperoleh 21 Februari 2013, dari http://ppb.jurnal.unesa.ac.id.
diharapkan
dapat mengembangkan materi role playing dengan permasalahan yang bersifat aktual b. Peneliti penelitian
yang
ingin
sejenis
melakukan
Mulyasa, H.E. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
hendaknya
mengambil subjek penelitian pada
10
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., dan Greene, Baverly. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.
Romlah, Tatiek. 1989. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Jakarta: Dirjen Dikti.
Ningtyas, R.E. 2011. Penerapan Bimbingan Kelompok Teknik Bermain untuk Membantu Mengurangi Tingkat Kecemasan dalam Mengikuti Mata Pelajaran Eksakta, 12 (1). Diperoleh 21 Februari 2013, dari http://ppb.jurnal.unesa.ac.id.
Santrock, John W. 2009. Pendidikan. Jakarta: Humanika.
Ormrod, Jeanne E. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga.
Wulanyani, Ni Made Swasti. 2008. Role Playing Method Decreases Communication Anxietyof Medical Students, 23 (4). Diperoleh 24 Juli 2013, dari http://isjd.pdii.lipi.go.id
Psikologi Salemba
Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
11