PERBANDINGAN RENDEMEN DAN IDENTIFIKASI ALKALOID PADA BUNGA TURI PUTIH (Sesbania grandiflora, L Pers) DENGAN BUNGA TURI MERAH (Sesbania grandiflora, L Pers) DENGAN METODE SOXHLETASI
Novi Wiranawati, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini Program Studi DIII Farmasi STIKes Muhammadiyah Klaten
INTISARI Turi merupakan tumbuhan pekarangan atau sebagai tanaman hias dan biasanya tanaman turi tumbuh dipematangan sawah atau kebun, selain itu juga pada bagian bunga turi terdapat nutrisi yang baik bagi kesehatan tubuh khususnya alkaloid. Bunga turi yang sering digunakan pengobatan kebanyakan bunga turi merah, khasiat bunga turi tersebut digunakan untuk pengobatan diare, produksi ASI, tenggorokan.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan rendemen dan identifikasi bunga turi putih dan bunga turi merah. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi. Penelitian ini mengguanakan sampel bunga turi putih (Sesbania grandiflora, L Pers) dan merah (Sesbania grandiflora, L Pers). Sampel bunga turi putih diperoleh di daerah Dalangan, Ngemplak, Kalikotes, Klaten dan bunga turi merah diperoleh di daerah Gedongsari, Ngemplak, Kalikotes, Klaten. Sampel bunga turi diekstrak secara Soxhletasi, sampel diuji secara kualitatif menggunakan Kromatografi Lapis Tipis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitatif dalam bunga turi putih dan bunga turi merah terdapat senyawa alkaloid yang dilihat dibawah sinar UV 254 nm yang berwarna ungu muda. Perbandingan rendemen antara bunga turi putih dan bunga turi merah adalah bunga turi putih 17,8% dan bunga turi merah 18,93%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rendemen bunga turi merah lebih tinggi daripada bunga turi putih. Kata Kunci : Rendemen, Bunga Turi Putih Bunga Turi Merah, Alkaloid, Soxhletasi.
PENDAHULUAN Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200m dpl, pohon
“kurus” berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerap kali menggantung (Yuniarti, 2008). Tumbuhan turi dapat dimanfaatkan untuk sebagai pengobatan, penyakit yang dapat diobati antara lain : sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan, demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, dan luka, sedangkan pemanfaatan yang digunakan dibagian : kulit batang, bunga, daun, dan akar. Kegunaan tumbuhan turi dibagian kulit batang (terutama bagian pangkalnya) sebagai : sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, demam dengan erupsi kulit, dibagian daun sebagai : keseleo, memar akibat terpukul, luka, keputihan, batuk, hidung berlendir, sakit kepala, memperbanyak produksi ASI, beri-beri, demam nifas, radang tenggorokan, dibagian bunga sebagai : memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI, hidung berlendir, bagian akar sebagai : pegal linu, batuk berdahak. Tanaman Turi mempunyai banyak kandungan kimia antara lain bagian kulit batang: tanin, egatin, basorin, resin, sulfur, kalsium oksalat, glikoside, peroksidase, kalsium, bagian daun: saponin, tannin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B, bagian bunga : alkaloid, tannin, zat besi, zat gula, vitamin A dan B. Untuk mengingat tanaman turi mengandung bermacam-macam kandungan kimia, maka pada kali ini penelitian difokuskan pada senyawa alkaloid karena pada bunga turi mengandung alkaloid yang bersifat rasa pahit, beracun, berupa serbuk dan mengandung atom nitrogen dan untuk perbandingan randemen dan identifikasi alkaloid pada bunga turi putih dengan bunga turi merah dengan metode soxhletasi.
METODE PENELITIAN Bahan Bunga Turi Putih dan Turi Merah dengan berat 50 gram, air bersih, etanol 96 % 250 ml, kertas saring, Ekstrak kental, Metanol P, Etil Asetat P, Aquadest. Peralatan Pisau, talenan, bak cuci, alas pengering, alat penumbuk, wadah, Seperangkat alat soxhletasi, kompor listrik, waterbath, blender, cawan penguap, alat-alat gelas, dan timbangan digital, Silika GF254, Seperangkat alat KLT Lampu UV, dan pipa kapiler. Cara Kerja KLT Menyiapkan ekstrak kental, Menotolkan ekstrak kental + metanol 1-2 ml pada fase diam, Memasukkan fase gerak kedalam bejana, Memasukkan kertas saring, Menjenuhkan bejana, setelah jenuh fase diam dimasukkankedalam bejana, Kemudian bejana ditutup rapat, Elusi fase gerak Etil asetat P : Metanol : Air (100 : 13,5 : 10), Mendiamkan dan membiarkan fase diam sampai mengembang, Mengambil fase diam setelah pengembangan dan dikeringkan, Mengamati dibawah lampu UV 254
ditandai di tempat pemadaman bercak, kemudian
mengamati warnanya, mengamati bercak, warna dan menghitung Rf-nya. Cara Kerja Soxhletasi Menyiapkan simplisia bunga turi, kemudian haluskan simplisia dengan blender, Membungkus simplisia bunga turi yang sudah halus dengan kertas saring, Memasang seperangkat alat sohletasi diatas kompor listrik, Kemudian memasukan simplisia yang telah dibungkus dengan kertas saring ke dalam alat soxhletasi, Memasukan etanol 96% sebanyak 250 ml kedalam alat soxhletasi,
Diekstraksi selama1-2 jam, Sari dipekatkan sampai 20 ml. Menguapkan hasil pemekatan di waterbath sampai kental (1-2 ml). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Determinasi tanaman Tahap
pertama
yang
dilakukan
dalam
penelitian
adalah
menetapkan kebenaran sampel bunga turi (Sesbania grandiflora, L Pers) bunga turi putih yang diambil yang didapat dari perkebunan ibu Mariyati di daerah Dalangan, Ngemplak, Kalikotes Klaten dan bunga turi merah yang didapat dari perkebunan Ibu Parto di daerah Gedongsari, Ngemplak, Kalikotes, Klaten berkaitan dengan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman turi di buktikan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Hasil determinasi tanaman turi (Sesbania grandiflora, L Pers). Untuk mengetahui adanya alkaloid dalam bunga turi dilakukan dengan cara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silica GF 254 dan fase gerak Etil Asetat P :Metanol : Air (100:13,5:10).
Tabel 1. Hasil Kromatografi Lapis Tipis dibawah UV 254 nm No. 1 2
Uraian
Harga Rf
Sinar UV 254 nm
Sampel Turi Putih Sampel Turi Putih
Rf1 0,5 Rf2 0,43 Rf1 0,37 Rf2 0,31
Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan
3 4
1 2 3 4
Sampel Turi Putih Sampel Turi Putih
Rf1 0,87 Rf2 0,88 Rf1 0,87 Rf2 0,88
Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan
Sampel Turi Merah Sampel Turi Merah Sampel Turi Merah Sampel Turi Merah
Rf1 0,25 Rf2 0,2 Rf1 0,21 Rf2 0,25 Rf1 0,87 Rf2 0,86 Rf1 0,88 Rf2 0,88
Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan Ungu Jingga Kecoklatan
Standar Turi Putih Standar Turi Merah
Ungu Jingga
Rf 0,8
Ungu Jingga
Rf 0,87
Pada deteksi dengan sinar UV 254 nm hasil sampel dibandingkan dengan standar adalah jaraknya cukup lumayan jauh dari replikasi pertama kedua dan ketiga. Pada penelitian ini standar bunga turi putih 0,8 dan standard bunga turi merah 0,87, hal ini menunjukkan bahwa jenis alkaloid pada bunga turi putih dan bunga turi merah bukanlah seperti pada standard karena Rf-nya berbeda. Dari deteksi diatas yaitu hasil pada deteksi senyawa alkaloid dengan sinar UV 254 dapat dikatakan bahwa ekstrak bunga turi mengandung senyawa alkaloid (Harborne, 1987). Hasil isolasi perbandingan rendemen alkaloid pada bunga turi Tabel 2. Hasil Isolasi Rendemen Alkaloid Bunga Turi Putih dan Bunga Turi Merah Soxhletasi
Sampel Bunga Turi
Berat Ekstrak
Rendemen (%)
Rata-Rata (%)
(gram) 1 2 3
Turi Putih Turi Putih Turi Putih
9,7 7,2 9,8
19,4 14,4 19,6
17,80
1 2 3
Turi Merah Turi Merah Turi Merah
9,5 9,3 9,6
19,0 18,6 19,2
18,93
Rendemen ekstrak dihitung berdasarkan perbandingan beratakhir (berat yang dihasilkan) dengan berat awal dikalikan 100%. Hasil rendemen ekstrak bunga turi putih dan bunga turi merah (Sesbania grandiflora, L Pers) dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut etanol 96%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai rata-rata rendemen bunga turi putih 17,8% dan nilai rata-rata bunga turi merah 18,93%. Perbandingan antara kedua sampel tersebut bahwa rendemen antara bunga turi merah lebih tinggi daripada bunga turi putih (Sesbania grandiflora, L Pers). Bunga turi yang digunakan adalah bunga turi putih yang diambil yang didapat dari perkebunan ibu Mariyati di daerah Dalangan, Ngemplak, Kalikotes Klaten dan bunga turi merah yang didapat dari perkebunan Ibu Parto di daerah Gedongsari, Ngemplak, Kalikotes, Klaten, pemanenan dengan cara memetik di lakukan pada pagi hari atau siang hari, karena alkaloid tahan terhadap pemanasan. Pengeringan dilakukan secara langsung sinar matahari, sebelum dilakukan penelitian bahan yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan determinasi tanaman untuk menetapkan kebenaran sampel
bunga turi. Hal ini menunjukan bahwa tanaman yang digunakan benar bunga turi (Sesbania grandiflora, L Pers). Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Isolasi kandungan senyawa alkaloid bunga turi putih dan bunga turi merah dapat dilakukan dengan teknik Soxhletasi. Soxhletasi merupakan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus. Kelebihan dari Soxhletasi adalah cara pengerjaannya sebentar tetapi pada saat sirkulasi kadang cepat dan lama ,sedangkan kekurangannya adalah cukup sulit dalam penggunaan alatnya. Selain cara pengerjaannya yang sebentar Soxhletasi pengamatan ekstraksinya juga mudah dengan ditandai solven yang sudah jernih. Cairan yang digunakan pada penelitianini adalah etanol 96% dengan tujuan agar ekstrak tidak mudah ditumbuhi jamur. Analisa kualitatif alkaloid bunga turi putih dengan bunga turi merah (Sesbania grandiflora, L Pers) secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan fase diam silika gel GF 254 fase gerak etil asetat pekat : methanol : air (100:13,5:10). Identifikasi menggunakan sinar UV 254 nm memberikan warna ungu jingga kecoklatan pada sampel turi putih standarnya Rf 0,8 dan memberikan warna ungu jingga kecoklatan pada sampel turi merah standarnya Rf 0,87 Sampel (ekstrak bunga turi) diperoleh nilai Rf per replikasi dapat dilihat pada lampiran 16, hal ini menunjukkan bahwa jenis alkaloid pada bunga turi putih dan bunga turi merah bukanlah seperti pada standar karena
Rf-nya berbeda. Dari deteksi diatas yaitu hasil pada deteksi senyawa alkaloid dengan sinar UV 254 nm dapat dikatakan bahwa ekstrak bunga turi mengandung senyawa alkaloid. Pada deteksi dengan larutan pereaksi Drangendrof terlihat bahwa pada sampel terjadi warna jingga kecoklatan sedangkan standard berwarna ungu jingga.Menurut buku Analisis Obat Tradisional Jilid I (1987), untuk senyawa alkaloid pada deteksi dengan Dragendrof menunjukkan warna jingga hingga merah tua, sehingga dapat dikatakan pada bunga turi mengandung alkaloid. Pada saat penelitian warna yang dilihat pada sinar UV tidak terlalu jelas, saat penotolan terlalu tebal sehingga garis Rf tidak lurus dan bentuknya seperti ekor. Pada penelitian ini presentase nilai rata-rata rendemen bunga turi putih sebanyak 17,8%, sedangkan nilai rata-rata rendemen bunga turi merah sebanyak 18,93%. Perbedaan presentase rendemen ini disebabkan karena perbedaan ekstrak yang terdapat pada kedua sampel tersebut.Rendemen bunga turi merah lebih tinggi daripada bunga turi putih yang sangat rendah.Karena pada standar rendemen bunga turi 24,13% (Anonim, 2009). Pengaruhnya pada saat sirkulasi kadang cepat dan kadang lama, waktu saat sirkulasi berbedabeda. Hasil ekstrak kental tersebut berwarna coklat. Rendemen teoritisnya dihitung berdasarkan jumlah mol pereaksi pembatas. Untuk perhitungan ini biasanya diasumsikan hanya terdapat satu reaksi yang terlibat. Nilai rendemen kimia yang ideal (rendemen teoritis) adalah 100%, sebuah nilai yang sangat tidak mungkin dicapai pada prakteknya. Randemen menggunakan satuan
persen (%) semakin tinggi nilai randemen yang dihasilkan menandakan nilai yang dihasilkan semakin banyak (Anonim, 2000). KESIMPULAN 1. Dalam bunga turi putih dan bunga turi merah terdapat senyawa alkaloid dideteksi dengan warna ungu jingga kecoklatan. 2. Perbandingan rendemen antara bunga turi putih dengan bunga turi merah (Sesbania grandiflora, L Pers), yang diperoleh nilai rata-rata rendemen bunga turi merah 18,95% dan nilai rata-rata bunga turi putih 17,8%.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 1987. AnalisisObat Tradisional Jilid I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Anonim. 1992. UU No. 23.Tentang Kesehatan. Departemen Kesehatan. Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Depatemen Kesehatan Indonesia. Jakarta. Anonim. 2008. Khasiat Turi. http://www.iptek.net.id/pd tanobat/view.php. Diakses Tanggal 3 Desember 2015. Anonim.2009.Rendemen.https://www.semiartp.wordpress.com/category/Rendeme n/publication. Diakses 15 Mei 2015. Anonim. 2009. Alkaloid.https://rgmaisyah.files.wordpress.comdiakses 8 Oktober 2009. Anonim. 2012. Prinsip Kerja Ekstraktor Soxhletasi. Jakarta. Arland. 2007. Kandungan Gizi. Jakarta Dahlnuddin dan Shelton Max. 2001. Optimizing The Use Of (Sesbaniagrandiflora) As Goat Feed. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Fakultas Peternakan Universitas Mataram. NTB.
Dalimartha, Setiawan. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Jakarta Dinamika Media. Duke, James A. 1983. Handbook of Energy Crops (Sesbania grandiflora).UUP. EA. Saati. 2008. Pengaruh Jenis Pelarut Ekstrak. Research.report.umm.ac.id Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan Terbitan Kedua. Bandung. ITB. Imron dan Munif. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Sapto Agung. Jakarta. Muhlisah, Fauziah. 2007. Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jakarta. Penebar Swadaya. Robinson, Trevor. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopis. Bandung. ITB. Runadi, Dudi 2007. Isolasi dan Identifikasi Alkaloid dari Herba Komfrey (Symphytumofficinale L.)https://pustaka.unpad.ac.id>uploads>2009/01 No. 1-12 Sumarno. 2001. Kromatografi Teori Dasar. Fakultas Farmasi. Yogyakarta. UGM Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung : ITB Undang. Ahmad Dasuki. 2004. Sistemik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati (ITB). Bandung. Yasinta T.S. 2011. Daya Antioksidan Ektrak Etanol Bunga Turi Merah Secara In Vitro. Fakultas Farmasi. Surabaya. Universitas Katolik Widya Mandala. Yuniarti, Titin. 2008. Tanaman Obat Tradisional. Jakarta. Medpress.