Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
PERBEDAAN PENGARUH MICROWAVEDIATHERMY DAN THERABANDEXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT QUADRICEPSFEMORIS PADA KONDISI OSTEOARTHRITISGENUBILATERAL Imam Haryoko1, Juliastuti1 Program Studi DIII Fisioterapi, STIKes Muhammadiyah Palembang Email : @rocketmail.com
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi intervensi pengaruh p microwave diathermy dengan latihan Theraband terhadap kekuatan otot quadriceps ditingkatkan femoris dalam kondisi osteoartritis genu bilateral. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang selama 1 bulan di Juli-Agustus 2015. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimental dengan kelompok pre dan post test. Sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling sebanyak 16 sampel dibagi menjadi dua kelompok perlakuan masing-masing kelompok berisi dengan 8 sampel. Penelitian mendapat hasil ada perbedaan antara MWD dengan latihan Theraband terhadap kekuatan otot quadriceps ditingkatkan femoris dalam kondisi osteoartritis genu bilateral. Kata kunci: kekuatan ototquadriceps, Microwave Diathermy, latihan Theraband Abstract The purpose of this study was to detect intervention gift influence difference microwave diathermy with theraband exercise towards muscle strength enhanced quadriceps femoris in condition osteoarthritis genu bilateral. This research is done at Muhammadiyah Hospital Palembang that during 1 month in Juli-Agustus 2015. This research used quasi experimental research design with pre and post test group design. With purposive sampling methode 16 samples were divided into two treatment groups each group contains with 8 samples. Research gets result there is a difference between MWD with theraband exercise towards muscle strength enhanced quadriceps femoris in condition osteoarthritis genu bilateral. Keywords: Muscle strength quadriceps, Microwave Diathermy, Theraband Exercise
46
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
Pendahuluan
adanya
penurunan
kemampuan
fungsional seperti berjalan (3).
Sendi lutut merupakan sendi yang cukup tinggi terserang Osteoarthritis di
Tanda dan gejala Osteoarthiritis
Indonesia, yaitu mencapai 15,5% pada
antara lain nyeri sendi, hambatan gerak
pria, dan 12,7% pada wanita. Pasien
sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran
Osteoarthritis biasanya mengeluh nyeri
sendi (deformitas), dan perubahan gaya
pada waktu melakukan aktivitas. Pada
berjalan. Tanda dan gejala tersebut
derajat yang lebih berat dapat dirasakan
memberikan efek yang tidak nyaman
terus
pada pasien. Untuk mengurangi gejala
menerus
sehingga
dapat
mengganggu mobilitas pasien.
tersebut di atas, diperlukan tindakan
Sendi lutut adalah sendi engsel
fisioterapi.
dengan perubahan dan yang dibentuk oleh kedua kondil femur yang bersendi
Patofisiologi
dengan permukaan superior dari kondilkondil
tibia. Patela
mengkilat, dan basah. Pada sendi sehat,
permukaan patellar yang halus pada
kartilago melindungi permukaan yang
femur dan di atas itu patella meluncur
bergerak satu sama lain dengan gesekan
sewaktu sendi bergerak. Patella berada
sekecil
di depan bagian-bagian persendian yang
menyerap
utama, tetapi tidak masuk ke dalam
spons, dan ini dapat mempertahankan
Etiologi
di
biasanya licin,
atas
formasi sendi lutut
terletak
Kartilago sendi
(1)
.
mungkin. nutrisi
Kartilago dan
biasanya
cairan
seperti
kartilago tetap sehat dan licin. Pada OA, tidak
kartilago tidak mendapatkan nutrisi dan
diketahui pasti, ada beberapa faktor risiko
cairan yang dibutuhkan. Lama-kelamaan
yaitu umur, jenis kelamin, Suku bangsa,
kartilago dapat mengering dan retak.
dan Genetik Pada banyak
Osteoarthritis
(2)
.
Pada Osteoarthritis
problematic
kasus
yang
kronik
kartilago
terdapat
menyebabkan terjadinya kontak antara
fisioterapi
tulang dengan tulang. Nyeri pada OA
diantaranya adanya kaku sendi lutut < 30
dapat
menit
kapsul synovial oleh peningkatan cairan
pagi hari, bengkak pada lutut,
kelemahan
otot,
deformitas,
adanya
karena
penggelembungan
dari
sendi, mikrofaktur, iritasi periosteal, atau
keterbatasan gerak pada sendi lutut,
kerusakan
ligamen,
sinovium,
atau
gangguan pada saat posisi jongkok ke
meniscus. Tulang rawan artikular memiliki
berdiri, gangguan pola jalan karena
peran penting dalam fisiologi. Tulang
kelemahan otot &instabilitas sendi dan
rawan artikular menyediakan permukaan yang halus, relatif bebas gesekan antara
47
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
ujung tulang membuat sendi. Selain itu,
tangga,
tulang
jarak jauh (4).
rawan
melemahkan
beban
mengangkat
beban,
berjalan
mekanis yang ditularkan melalui sendi. Setelah tulang rawan mulai memecah,
Diagnosis
stres mekanik yang berlebihan mulai
Diagnosis
osteoarthritis
jatuh pada struktur-struktur sendi lainnya.
berdasarkan
Akhirnya, pengikisan tulang rawan dapat
radiologis. Secara klinis osteoarthritis
terjadi. Ruang sendi pada tulang rawan
dapat
mulai
sclerosis
ditemukan nyeri lutut, diagnosis harus
subcondral yang baru terbentuk sebagai
ditambah 3 dari 5 kriteria yaitu : (1) Umur
respon terhadap beban mekanis yang
diatas 45 tahun; (2) Morning stiffnes <30
berlebihan. Tulang baru terbentuk pada
menit; (3) Nyeri tekan pada tulang ; (4)
lapisan sendi (osteofit).
krepitasi; (5) perabaan sendi tidak panas.
menyempit,
dan
gambaran
lutut
ditentukan
klinis
jika
dan
seseorang
Imobilisasi adalah faktor lain yang
Bila ada gambaran osteofit pada
dapat menyebabkan degenerasi tulang
pemeriksaan radiologis dibutuhkan salah
rawan
dari
satu dan 3 kriteria tambahan : (1) Umur
kurangnya pasokan pembuluh darah,
diatas 45 tahun; (2) kaku sendi kurang
tulang rawan artikular berurutan dan
dari 30 menit; (3) krepitasi.
artikular.
Tergantung
berulang-ulang
dalam
pergerakan
unsur-unsur
untuk
memuat nutrisi
Penurunan Kekuatan Otot Quadriceps
untuk mencapai kondrosit dan produk-
pada Osteoarthritis Genu Bilateral
produk limbah selular untuk kembali ke
Osteoarthritis merupakan inflamasi
cairan sinovial dan berakhir ke aliran
kondisi
darah. Mekanisme nutrisi tulang rawan
disebabkan oleh tulang
artikular terganggu oleh Imobilisasi. Efek
lutut menipis dan membentuk retakan-
yang merugikan Imobilisasi dipercepat
retakan di permukaan chondrium yang
dan berkontak langsung pada permukaan
lama kelamaan permukaan sendi akan
artikular sekunder untuk Imobilisasi. Jika
menjadi erosi. Saat itu, secara fisiologis
siklus nutrisi terputus cukup lama, akan
tubuh
terjadi perubahan structural. (4).
perbaikan
akan
tersebut, Tanda dan gejala klinis
pada
suatu
melakukan terhadap
namun
sendi
yang
rawan
sendi
mekanisme
tulang
rawan
bersamaan
dengan
proses degenerasi maka akan terjadi
Nyeri dirasakan pada lutut, nyeri
penurunan fungsi dari hormon pengatur
dirasakan pada saat posisi lutut dalam
kestabilan
keadaan semifleksi, naik atau turun
osteoblas tersebut sehingga perbaikan
48
dari
kerja
osteoclas
dan
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
permukaan beraturan
tulang dan
justru
lebih
menimbulkan
tidak
Microwave Diathermy merupakan
adanya
suatu pengobatan dengan menggunakan
osteofit.
stessor
Nyeri pada osteoarthritis sendi lutut
karena
adanya
kompresi
osteophite-osteophite
yang
Akibat
dihasilkan
nyeri
yang
fisis
elektromagnetik
oleh
berupa yang
energi
dihasilkan oleh
arus bolak-balik frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm (6).
terbentuk. maka
penderita osteoarthritis akan membatasi
Efek Pemberian MWD Pada Kondisi
gerakan-gerakan pada sendi lutut yang
Osteoarthritis Genu Bilateral
pada kasus lanjut akan mengakibatkan
Efek Fisiologis
penurunan kekuatan otot. Timbulnya inaktivitas dari otot-otot
1) Perubahan Temperatur
sekitar lutut akan terjadi jika otot lama
2) Reaksi lokal jaringan
dalam
atau
3) Meningkatkan metabolisme sel-sel
akan
lokal ±13% tiap kenaikan temperatur
menurun sangat cepat sekitar 20-30%
1ºC, dan Meningkatkan vasomotion
perminggu. Penurunan kekuatan otot
sphincter
juga terjadi karena adanya nyeri. Adanya
homeostatik
nyeri mengakibatkan gangguan pada a
terjadi vasodilatasi lokal.
keadaan
immobilisasi,
motor
neuron
inaktivitas
kekuatan
otot
sehingga
pengaturan
4) Reaksi
sehingga lokal
general.
dan
Dapat
akhirnya
terjadi
kontraksi otot secara maksimal tidak
kenaikan
dapat dilakukan. Hal tersebut jika tidak
dipertimbangkan
ditangani dengan baik akan membuat
penetrasinya dangkal ±3 cm dan
otot-otot
aplikasinya lokal(7).
lutut
menjadi
lemah
dan
dystrophy sehingga jumlah motor unit di
tetapi karena
Efek konsensual
otot tersebut menjadi menurun begitu
Timbulnya respon panas pada sisi
juga dengan aktivitas neurotransmitternya
kontra lateral dari segmen yang sama
yang dapat menyebabkan rangsangan
setelah pengobatan lebih dari 20 menit.
pada motor endplate menurun. Hal ini
Dengan penerapan MWD, penetrasi dan
akan menimbulkan penurunan rekruitmen
perubahan
motor unit yang pada akhirnya akan menurunkan kekuatan otot
temperatur,
timbul
temperature
lebih
terkonsentrasi pada jaringan otot sebab
(5)
.
jaringan otot lebih banyak mengandung cairan dan darah(6).
Microwave Diathermy (MWD)
1) Jaringan ikat
49
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
Meningkatkan elastisitas jaringan ikat
jaringan saraf semakin membaik,
menjadi lebih baik seperti jaringan
maka konduktivitas jaringan saraf
collagen kulit, otot, tendon, ligament
akan membaik pula. Dengan efek-
dan kapsul sendi akibat menurunnya
efek
viskositas
(MWD)
matrik
jaringan
tanpa
dari
Microwave maka
menambah panjang serabut kolagen,
peningkatan
tetapi terbatas pada jaringan ikat yang
jaringan
letak kedalamannya ±3cm.
pebaikan
2) Jaringan otot
dan
terjadi
normalisasi
tendon,
metabolisme
serta
sehingga
persepsi nyeri pada jaringan ikat
Meningkatkan elastisitas jaringan otot dan
akan
sirkulasi,
otot
Diathermy
menurunkan
tonus
akan menurun.
melalui
normalis nocicensorik.
Theraband Exercise
3) Jaringan syaraf
Theraband
Exercise
adalah
Meningkatkan elastisitas pembungkus
latihan isotonic dengan menggunakan
jaringan
meningkatkan
theraband atau suatu alat berupa karet
konduktivitas serta ambang rangsang
berwarna yang mempunyai fleksibilitas
syaraf.
yang cukup tinggi. Sedangkan latihan
syaraf,
isotonic itu sendiri adalah suatu bentuk Efek Terapeutik 1)
Nyeri,
latihan melawan tahanan atau beban
hipotonus
vascularisasi.
dan
gangguan
Menurunkan
yang konstan dan terjadi pemanjangan
nyeri,
atau pemendekan otot dalam range of motion gerakan (7).
normalisasi tonus otot melalui efek sedative,
2)
serta
perbaikan
metabolisme.
Mekanisme
Penyembuhan luka pada jaringan
Otot
lunak
Bilateral dengan Theraband Exercise
Meningkatkan proses perbaikan atau
3)
4)
Peningkatan
Pada
Kekuatan
Osteoarthritis
Efek
latihan
penguatan
respirasi secara fisiologis.
menggunakan
Kontraktur
jaringandengan
meningkatkan kekuatan dinamik pada
penigkatan elastisitas jaringan lunak,
otot sehingga power otot bertambah.
maka
Apabila power otot bertambah, maka
dapat
mengurangi
proses
akan
Genu
menghasilkan
kontraktur jaringan.
endurance
Gangguan konduktivitas dan ambang
bertambah pula. Pada peredaran darah
rangsang
akanmeningkat
jaringan
saraf.
Apabila
elastisitas dan ambang rangsang
pembuluh
50
dankeseimbangan
karena
darah.
Selain
akan
vasodilatasi itu
juga
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
akanmemperbaiki kekuatan, ukuran serta
dipilih berdasarkan pertimbangan yang
mencegah
memenuhi kriteria inklusi dan criteria
peradangan
terjadipeningkatan
dan
kelenturan
jaringan
lemak yang dapat menurunkan nyeri Kontraksi
isotonik
ekslusi sebagai berikut :
(7)
.
a)
Kriteria Inklusi
koordinasi
Kriteria inklusi pada penelitian ini
neuromuscular dapat dihasilkanlebih baik
adalah : (1) penderita osteoarthritis
karena innervasi pada nerve muscle lebih
genu
kompleks,
perempuan (3) usia 40 tahun ke atas
dengankata
kontraksi
isotonik
lain
lebih
pada
menerapkan
(4)
prinsip motorperformance. Latihan ini
meningkatkan
intramuskuler
b)
latihan
ini
metode
quasi
rancangan post
penelitian
adalah penderita osteoarthritis genu bilateral jenis kelamin laki-laki
tidak
Hasil dan Pembahasan Dari sampel penelitian yang di
yang
Tabel 1 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Theraban MWD d Jumlah Umur Exercise N % N % N % 40-45 0 0 1 12,5 1 6,25 tahun 46-50 43,7 4 50 3 37,5 7 tahun 5 51-55 4 50 4 50 8 50 tahun Jumla 10 1 8 8 100 100 h 0 6 Sumber : Hasil Olahan Data, 2015
dalam
penelitian ini berjumlah 16 orang yang merupakan penderita osteoarthritis genu bilateral di poliklinik fisioterapi rumah sakit Muhammadiyah Palembang yang akan
dibagi
perlakuan
menjadi
dua
masing-masing
kelompok 8
sample.
Dimana kelompok perlakuan
I akan
dideskripsikanbeberapa
berikut:
dengan
two group and
digunakan
dapat
karakteristik sampel penelitian sebagai
menggunakan
test with control design. Subjek
penelitian
subjek
Kriteria Ekslusi
peroleh
eksperimen
menjadi
dan
Metode Penelitian ini
kelamin
Kriteria ekslusi pada penelitian ini
cepatmenimbulkan kelelahan (7).
Penelitian
jenis
tekanan
menyebabkanmeningkatnya aliran darah, sehingga
bersedia
(2)
penelitian
juga merupakan latihan yang dinamik makadapat
bilateral
diberikan intervensi MWD dan kelompok
Dari tabel diatas diketahui bahwa
perlakuan II akan diberikan intervensi
sebagian
Theraband Exercise.
besar
responden
dalam
penelitian ini berusia 51 - 55 tahun
Teknik pengambilan sampel adalah
sebanyak 8 orang (50%). Presentasi usia
secara purposive sampling, yakni sampel
51
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
paling sedikit di range 40 – 45 tahun
Uji Persyaratan Analisis
sebanyak 1 orang (6,25%).
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Shapiro-Wilk Ket Kelompok Test Statistik (p) Pre 0.858 0.080 Normal MWD Post 0.849 0.063 Normal Theraband Pre 0.858 0.080 Normal Exercise Post 0.853 0.071 Normal Sumber: Hasil Olahan Data, 2015
Tabel 2 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Theraba MWD ∑ nd Exc JK ∑ % ∑ % ∑ % LK 4 50 4 50 8 50 PR 4 50 4 50 8 50 ∑ 8 10 8 10 1 10 0 0 6 0 Sumber : Hasil Olahan Data, 2015
Berdasarkan
hasil
pengujian
normalitas di atas di ketahui bahwa variabel sebelum dan sesudah perlakuan
Dari tabel diatas diketahui bahwa
baik pada kelompok eksperimen maupun
distribusi responden dalam penelitian ini
kelompok
berjenis kelamin perempuan sebanyak 8
kontrol
diperoleh
nilai
probabilitas (p) > 0,05 yang berarti semua
orang (50%) dan laki-laki sebanyak 8
data berdistribusi normal.
orang (50%). Tabel5 Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic
Tabel 3 Deskripsi Indeks Masa Tubuh (IMT) Uji Homogenitas Theraba Variab MWD ∑ Keterangan Levene nd Exc (IMT) el (p) Statistic ∑ % ∑ % ∑ % Pre 3,290 0.089 Homogen 3 37,5 4 50 7 43,7 Sumber: Hasil Olahan Data, 2015 < 18,5 5 18,5 – 4 50 2 25 6 37,5 24,9 Hasil uji homogenitas pada tabel 1 12,5 2 25 3 18,7 25 – 29,9 diatas diketahui bahwa nilai signifikansi 5 30 > 0 0 0 0 0 0 pemberian kinesiotapping sebesar 0,089. ∑ 8 100 8 10 1 100Karena signifikansi (p) > 0,05 maka dapat 0 6 di ambil kesimpulan bahwa tidak ada Sumber: Hasil Olahan Data, 2015 perbedaan varian data. Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian
besar
responden
Uji Hipotesis I Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis I
dalam
penelitian ini memiliki Indeks Masa Tubuh Variabe l
Mea SD (t) Sig n Pre 8 8.20 1.99 8.26 0.00 T.E 0 Post 8 3.00 2.16 8 Sumber: Hasil Olahan Data, 2015
(IMT) < 18,5 sebanyak 7 orang (43,75%) dan persentasi paling sedikit di antara 25 – 29,9 sebanyak 3 orang (18,75%).
52
Kel
N
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
Berdasarkan uji Paired sample t-
Uji hipotesis III Tabel 8 Hasil Uji Hipotesis III
test, diperoleh nilai t 6,708 dengan nilai signifikansi 0.000 , karena nilai t hitung
Varia Kelompo Mea N SD bel k n
lebih besar dari t tabel dan signifikansi < 0.05 (6,708 > 2.262 dan 0.000<0.05)
peningkatan
quadriceps
femoris
kekuatan pada
Sig.(2 tailed)
Selisih 2.50 1,18 8 MWD Selisi 3,6 0.002 Selisih h Theraba 8 5.20 1,99 93 nd Exc Sumber: Hasil Olahan Data, 2015
artinya ada pengaruh pemberian MWD terhadap
(t)
otot
kondisi
osteoarthritis genu bilateral di poliklinik fisioterapi
RS
Muhammadiyah
Berdasarkan
Palembang.
uji
Independent
Sample Test diperoleh nilai p sebesar 0,002, sehingga dapat ditarik kesimpulan
Uji Hipotesis II
ada Perbedaan Pengaruh Pemberian
Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis II Varia bel
Kel N
Mea n
SD
MWD dan Theraband Exercise terhadap
(t)
Sig.(2 tailed)
peningkatan kekuatan otot pasien pada penderita osteoarthritis genu bilateral di
Pre 8 8.20 1.99 8.26 T.E 0.000 Pos 3.00 2.16 8 8 t Sumber: Hasil Olahan Data, 2015
poliklinik fisioterapi RS Muhammadiyah Palembang. Kesimpulan
Berdasarkan uji Paired sample
Dengan
membandingkan
test, diperoleh nilai T 8.268 dengan nilai
hasil penelitian dengan teori pada
signifikansi 0.000, karena nilai t hitung
pembahasan
lebih besar dari t tabel dan signifikansi <
disimpulkan sesuai dengan hipotesis
0.05 (8.268> 2.262 dan 0.000<0.05)
yaitu:
artinya
1) Pemberian microwave diathermy
ada
Theraband
pengaruh
maka
(MWD)
terhadap
terhadap peningkatan kekuatan
peningkatan kekuatan otot quadriceps
otot pada penderita osteoarthritis
femoris pada kondisi osteoarthritis genu
genu
bilateral
Fisioterapi
di
kekuatan
poliklinik
otot
fisioterapi
RS
Muhammadiyah Palembang.
dapat
dapat
terhadap
peningkatan
Exercise
pemberian
ini
bilateral RS
bermanfaat
di
poliklinik
Muhammadiyah
Palembang. 2) Pemberian dapat
theraband
bermanfaat
exercise terhadap
peningkatan kekuatan otot pada penderita
53
osteoarthritis
genu
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
bilateral di poliklinik Fisioterapi RS
6. William.2003.Mecanism Jakarta; EGC
Muhammadiyah Palembang. 3) Pemberian microwave diathermy (MWD)
berbeda
theraband
exercise
dengan dalam
osteoarthritis
pain.
7. Sujatno, dkk. 1993. Sumber Fisis. Makasar; Tidak dipublikasikan 8. Dirgantara, Kusuma,2011. Efek Penambahan Theraband Exercisepada Intervensi Ultrasound terhadap Penurunan Nyeri Kondisi Sprain Ankle Kronik . Universitas EsaUnggul,Jakarta
meningkatan kekuatan otot pada penderita
of
genu
bilateral di poliklinik Fisioterapi RS Muhammadiyah Palembang.
DAFTAR PUSTAKA 1. Pearce, C. Evelyn. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis . Jakarta ; PT Gramedia 2. Soeroso, J., Ishagio, H., Kalim, H., Broto, R., dan Pramudiyo , R., 2006. Osteoartritis, Dalam : Alwi, I., Sudoyo, A. W., dan Setiati, S., ed, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II Edisi IV, Jakarta , Indonesia : Penerbit FKUI Pusat, 1195-1201 3. Daskapan, Arzu, et al., Comparison Of Mini Squats And Straight Leg Raises In Patient With Knee Osteoartritis : A Randomized Controlled Clinical Trial, 2013 4. Kuntono Heru, 2011; Nyeri Secara Umum dan Osteo Arthritis Lutut dari Aspek Fisioterapi;Perpustakaan Nasional RI, Surakarta.Altman R.D.Criteria for Classification of Osteoarthritis. Journal of Rheumatology, 1991;27 (suppl) : 1012 5. Lesmana, Indra S dan Sri Suriani, “Latihan theraband Lebih Baik Menurunkan Nyeri Daripada Latihan Quadriceps Bench pada Osteoasrthritis Genu”, No. , Hlm 49, April 2013
54