NOTULENSI RAPAT KERJA 19 SEPTEMBER 2013 DI HOTEL HARRIS-KELAPA GADING-JAKARTA Hadir dalam rapat: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Prof. M. Rasjad Indra Prof. A.M Hutapea Herry Asnawi Dr. Irfannuddin Dr. Retty Ratnawati Dr. Tomi Hardjatno Drh. Ronald Tarigan Prof. Agik Suprayogi Dr. Triadiati Prof. Beltasar Tarigan Dr. Leonardo Lubis Dr. V. Sutarmo Setiadi Ketut Tirtayasa Drh. Maxs U.E Sanam Prof. dr. Yasmaeni Yazir dr. Yetty Machrina dr. Maya Savira Prof. Ambrosius Purba Prof. H.M.H Bintoro Dr. Miftahudin Dr. Reni Farenia Dr Juliati
Cabang Malang Bandung Palembang Palembang Malang Jakarta Bogor Bogor Bogor Bandung Bandung Jakarta Bali Kupang Medan Medan Medan Bandung Bandung Bogor Bandung Bandung
Agenda: Informasi Rencana Kerja/Program PP IAIFI Laporan Ketua Bidang Laporan Ketua Cabang Keorganisasian (Keanggotaan IAIFI) Iuran keanggotaan Prof Agik: Menguraikan program kerja PP IAIFI dan tugas pokok dan fungsi kepala bidang masing-masing (Bidang I sampai VII). Bahwa IAIFI telah ada kemajuan, terlihat dengan adanya beberapa indikator penting yaitu: Website telah tersedia on line, telah terbentuk IAIFI Cabang Baru (IAIFI Cab. Kupang-NTT), dan MIFI ada kemajuan pesat (telah terbit edisi September 2013). Dari hasil Rapat Kerja 23 Januari 2013 di Bogor dan informasi informal dari beberapa cabang, terasa IAIFI
ini AD/ART nya sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi keilmuan yang telah berkembang. Saat ini muncul cabang-cabang ilmu dari ilmu Faal, sehingga terasa baju kita sudah tidak cukup lagi. Laporan Bidang Bidang I: Sesuai dengan program kerja yang ada, maka Bidang I telah berhasil menambah satu cabang di Indonesia yaitu IAIFI Cabang Kupang. Sesuai AD/ART (Pasal 9 ayat 1 dan 2), maka PP IAIFI wajib membuatkan SK kepengurusan dan SK keanggotaan bagi setiap cabang di Indonesia. Oleh karena itu mohon seluruh cabang IAIFI untuk menengok ulang apakah SK Cabang yang ada masih berlaku, dan bila sudah habis segera untuk mengeirim surat permohonan SK pengurus dan keanggotaan IAIFI ke PP IAIFI. Bidang II: Berdasarkan laporan dari Dr. Adrianta, kita (IAIFI) masih diberi kelonggaran untuk mengikuti acara internasional meskipun belum bisa membayar iuran keanggotaan. Jadi seandainya kita mengikuti, kita masih tetap mendapatkan perhatian. Perlu dipikirkan apakah kita perlu membayar iuran tersebut..?. Jawaban IAIFI saat ini belum siap. Bidang III: MIFI pernah terakreditasi, namun saat ini sudah tidak lagi mengingat saat itu untuk kita tidak cukup waktu dan makalah sebagai syarat perpanjangan akreditasi. MIFI mulai terbit lagi dengan kemampuan yang ada melalui penerbitan MIFI Vol 10/2/2013. Masalah utama dalam penerbitan MIFI adalah sumber (naskah) untuk diterbitkan. Untuk penerbitan 1 edisi kurang lebih diperlukan 10 naskah, untuk penerbitan itu kurang lebih diperlukan 30 naskah yang masuk agar mudah menatanya untuk membuat format/komposisi yang baik. Banyak naskah yang masuk tidak sesuai dengan gaya selingkung MIFI, namun ketika dibalikkan lagi ke penulis tidak balik lagi ke redaksi/panitia. Saat ini penerbitan yang telah berlangsung melibatkan mahasiswa dan staf kependidikan di UNAIR tanpa memberikan kompensasi karena sampai saat ini kita kesulitan pembiayaan. Di sarankan bahwa setiap cabang mampu menyerap minimal 10 eksemplar setiap edisi meskipun tidak ada anggotanya yang menulis. Penting untuk pendanaan terbitan MIFI. Jawaban: disetujui dan telah diputuskan dalam rapat kerja ini, sekaligus Redaksi MIFI akan mengelola mekanisme pengiriman maupun administrasinya.
Diharapkan setiap kali pengiriman 10 eksemplar MIFI oleh Redaksi ke Cabang, disertai dengan pengiriman 1 naskah dari Cabang ke Redaksi MIFI. Biaya penggantian MIFI Rp. 50.000,- per eksemplar. Sumber naskah saat ini telah terbuka, yaitu setiap seminar IAIFI yang diselenggarakan oleh Pusat maupun Cabang, makalah yang masuk merupakan sumber naskah. Mekanisme penjaringan naskah dalam kegiatan setiap seminar ini, diatur dalam sistem kepanitiaan yaitu didalam komposisi Panitia/Seksi harus dimasukkan paling tidak 1 anggota redaksi MIFI. Cabang Kupang merasa sangat membutuhkan jurnal MIFI, sebagai salah satu upaya mendorong pengembangan SDM di Perguruan Tinggi di Kupang. Pengelolaan MIFI yang telah lama dikelola oleh Cabang Surabaya sudah berjalan dengan baik, pengalaman tempo dulu yang terasa ada hambatan terhadap pengadaan naskah atau penerbitannya merupakan pelajaran tersendiri sebagai suatu pendewasaan dalam pengelolaan MIFI. MIFI memang harus mampu menyerap sebanyak-banyaknya naskah dari anggota IAIFI, dan selalu mendorong anggota IAIFI untuk berkarya dalam penulisan naskah untuk diterbitkan. Namun demikian Redaksi MIFI tetap harus mempertimbangkan kualitas dan etika penulisan, mengingat MIFI dalam waktu dekat harus didaftarkan untuk mendapatkan akreditasi. Penilaian akreditasi cukup sulit.
Humas dan IT: Website IAIFI sudah online dengan baik dan telah ter-update secara kontinyu ketika ada kegiatan IAIFI di seluruh cabang. Namun demikian website ini harus terus ditingkatkan kualitas maupun muatan informasinya. MIFI sebaiknya dapat dibuat link dalam website IAIFI sehingga anggota IAIFI dapat menguopload, mungkin seandainya tidak bisa Full-Naskah cukup judulnya saja sudah bagus. Apakah bisa MIFI terbit online (2 ISSN) (Prof Albert)..?. Jawabannya: kita lihat perkembangan dan kelancaran MIFI terlebih dahulu. Promosi Program Studi yang terkait keilmuan Faal di website IAIFI merupakan peluang yang saling menguntungkan antara Program Studi dengan IAIFI. Di website saat ini sudah online promosi PS. IFO (Ilmu Faal dan Khasiat Obat) Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, FKH-IPB dan PS. Biologi (ada pengajaran Fisiologi Tumbuhan) Departemen Biologi FMIPA-IPB. Website IAIFI dapat diisi dengan muatan forum konsultasi online, dimana para pakar di IAIFI sebagai narasumber. Ide ini sangat baik sekali karena selain dapat memperkenalkan para ahli di IAIFI juga sekaligus sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Implementasinya dapat segera ditindaklanjuti oleh Ketua Bidang IV (Humas dan IT). Kurikulum pengajaran ilmu faal seharusnya dapat dibagikan pada Fakultas yang lain terutama hal ini akan sangat membantu bagi Fakultas yang baru berdiri (berkembang).
Implementasinya masih perlu kajian lebih lanjut, mengingat perlu adanya ijin dan penyesuaian dari yang bersangkutan. Judul-judul penulisan artikel/buku/ tugas akhir mahasiswa ditaro di website, sebagai media komunikasi. Implementasinya masih perlu kajian lebih lanjut, mengingat perlu adanya ijin dan penyesuaian dari yang bersangkutan.
Pendanaan: Mekanisme penarikan Iuran anggota IAIFI melalui berbagai cara, beberapa yang biasa dilakukan adalah menarik iuran cabang saat acara seminar/kegiatan IAIFI. Saat ini telah diinformasikan via website IAIFI tentang no. Rekening PP IAIFI, atas nama Bendahara PP IAIFI Dr. Aryani Sismin Satyaningtijas, BNI 0293846887. Jadi setiap cabang dapat langsung mentransfer via rekening Bank tersebut. PP IAIFI seharusnya lebih aktif mencari investor untuk membantu pendanaan operasional/kegiatan PP, tidak selalu mengandalkan iuran keanggotaan. Iuran tetap boleh ditagih, tapi bukan menjadi sumber dana utama. Iuran anggota masih tetap penting, mengingat adanya pasal di AD/ART kita, disamping itu iuran ini merupakan bentuk tanggung jawab anggota atas keberadaan IAIFI. Perlunya ada sistem informasi dan manfaat penting dari keikutsertaan menjadi anggota IAIFI terkait dengan iuran tersebut. Keputusan: iuran tetap 10.000 per bulan Sertifikasi: Pemberian keahlian hanya boleh diberikan oleh PT yang diberi izin oleh Dikti (UU) Ada moratorium pembentukan PS baru oleh Dirjen Dikti Kemendikbud Keahlian yang dikeluarkan IAIFI saat ini hanya berlaku intern saja sebagai penanda, tidak secara resmi diakui Dikti dan pemerintah. Dengan berlakunya UU PT-12 2012 sejak 10 Agustus 2012, maka barang siapa yang menuliskan gelar yg tidak diakui pemerintah akan memiliki sangsi hukum. KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia): tertulis level 1-9.. AIF level berapa??? Gelar AIF tidak bisa sembarangan dikeluarkan. Banyak tahapan dalam penyusunan KKNI, sudah diatur oleh Kemendikbud. terakhir ada uji publik (hadir perwakilan dari bidang ilmu lain ± 100 orang). Ada pertentangan tidak dengan bidang ilmu mereka. Way out: BNSKI (Badan Nasional Sertifikasi Kompetensi Indonesia), jadi bisa lewat sana dulu Keputusan: Pemberian sertifikat keahlian bidang faal harus ditunda terlebih dahulu. Penetapan Seminar/Simposium/workshop- 2014
Seminar/Simposium.workshop-2014 diupayakan berlangsung di Jogjakarta, meskipun dalam rapat kerja ini IAIFI Cabang Jogjakarta tidak dapat hadir. Ketidak hadiran ini sulit pada Rapat Kerja ini untuk diputuskan dengan pasti. Acara Seminar/workshop ini sangat penting artinya bagi IAIFI, mengingat hari tersebut merupakan HUT IAIFI ke-50 (mengenang 50 tahun IAIFI (historis: Golden Jubilee). Diharapkan acara ini dapat berlangsung dengan kesiapan yang matang untuk menghasilkan kegiatan yang meriah dan sukses. Mohon semua pihak yang memiliki kontak person IAIFI Cab. Jogjakarta dapat membantu mengkomunikasikan hal ini. IAIFI Cab. Surabaya dan IAIFI Cab. Kupang siap memfasilitasi untuk mengkomunikasikan hal ini dengan waktu efektif adalah 1 bulan semenjak saat ini (19 September 2013). Mohon bantuannya.
KEPUTUSAN: 1. Setiap IAIFI Cabang wajib menerima dan dikirim dari dan oleh Redaksi MIFI sejumlah 10 eksemplar per terbitan dengan harga Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah). Secara administratif dan teknis akan ditindaklanjuti oleh Redaksi MIFI. 2. Bidang IV (Humas dan IT) memiliki program promosi Program Studi (PS) di website IAIFI, dengan biaya yang dapat di diskusikan, hal ini merupakan peluang promosi PS bagi anggota IAIFI yang mengelola PS tersebut. Untuk hal ini Sejawat yang berminat dapat menghubungi Dr.Ir. Miftahudin, MSi, HP:081339711945 email:
[email protected]. 3. Bidang IV juga memiliki Progam Konsultasi Pakar (PKP) di website IAIFI, bila ada sejawat yang berminat mengisi program PKP tersebut dapat segera hubungi alamat tersebut diatas, Implementasi dari PKP segera dibangun oleh Bidang IV. 4. Pendanaan operasional dan kegiatan PP IAIFI didorong untuk mampu menarik sponsor, namun iuaran keanggotaan yang telah ditetapkan di AD/ART IAIFI tetap penting untuk diupayakan sebagai suatu perwujudan Tanggung Jawab Anggota IAIFI terhadap organisasi. Iuaran keanggotaan bagi setiap IAIFI Cabang ditetapkan sama dengan tahun sebelumnya yaitu Rp. 10.000,- per bulan, dan separuhnnya (50%) dari iuaran tersebut (Rp. 5000,-) disetorkan ke Bendahara PP IAIFI Dr. Aryani Sismin Satyaningtijas, BNI 0293846887. 5. Pemberian sertifikasi keahlian (AIFM, AIFO, AIFH, dan AIFT), diputuskan untuk ditunda terlebih dahulu sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan, mengingat adanya konsekuensi hukum yang harus dipelajari terlebih dahulu. Ketua Bidang I (keorganisasian) akan mempelajari dan menindaklanjuti terkait dengan hal ini. 6. Pelaksanaan acara Seminar/Workshop berikutnya diupayakan di Jogjakarta, walaupun sampai saat ini masih belum adanya kepastian. Semangat dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah kebersamaan, kesiapan, keharmonisan untuk suatu suksesnya pelaksanaan kegiatan.