Judul : Oedipus Complex pada Paul didalam novel Sons and Lovers karangan D.H. Lawrence DATA REDUKSI Data Reduksi dibawah ini adalah untuk menyederhanakan penjelasan peneliti. No 1.
Oedipus Complex a. Hubungan antara kedua orang tua yang tidak harmonis. Keluarga memberikan pengaruh besar terhadap pekembangan psikologi anak. Hubungan antara kedua orang tua yang tidak kondusif dapat mempengaruhi kepribadian anak. Kondisi seperti ini akan membuat anak menjadi trauma.
b. Kemiskinan. Status yang rendah dapat membuat kelainan perilaku pada anak.
Keterangan 1. Orang tua Paul selalu bertengkar. Karena ayahnya mempunyai watak yang buruk. Karena kondisi itu, ibunya memberikan cinta yang lebih besar kepada anaknya dari pada cinta yang diberikan pada suaminya.
2. Paul menderita Oedipus complex karena pengalamannya. Dia mempunyai trauma diwaktu kecil. Hubungan antara kedua orangtua yang tidak kondusif mempengaruhi hubungannya dengan ayahnya. Watak yang buruk dari ayahnya membuat ia membencinya. 1. Paul Morel berasal dari keluarga kelas bawah, it membuatnya memiliki ketidaksadaran cinta pada ibunya dan kebencian tehadap ayahnya. Kondisi ini membuatnya dengan tidak sadar berharap agar ayahnya mati. 2. Paul tau bahwa ibunya mencintai ayannya, itu membuatnya cemburu tehadap ayanhya. Dan
Dialog dalam novel Kemudian ibu yang diberitahu temukan tiga atau empat anak laki-laki menangis di sofa. “Ada apa ?” dia bertanya, dan tidak mendapat jawaban “Ada apa ?” dia meminta dengan tegas, “Saya tidak tau,” anak itu menangis. … Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kursinya dan berteriak: “Jika dia tidak berhenti. Saya akan menamparnya sampai dia lakukan” “Kamu tidak akan melakukan ,” kata ibu dengan tanpa kasihan Ketika dia pulang dia tidak berbicara pada siapapun . jika….. dia menggerutu tentang makan malamnya; jika anak – anak membuat suatu omongan dia berteriak pada mereka dengan cara yang membuat ibunya naik darah, dan membuat mereka membencinya.
Halaman (Lawrence, 1913: 38)
Paul membenci ayahnya. Sebagai seorang laki-laki dia mempunyai sebuah kepercayaan agama yang kuat. “ membuatnya berhenti minum,” dia berdo‟a setiap malam. “Tuhan, biarkanlah bapakq mati,” dia berdo‟a sangat sering.
(Lawrence, 1913:48)
Ambisinya, pergi sejauh…., dengan tenang untuk mendapatkan.. Ketika ayahnya meninggal, sebuah dangau dengan
(Lawrence, 1913:71)
(Lawrence, 1913:29)
Ya
Tidak
dia berharap ayannya pergi dari ibunya, lukisan dan keluar seperti ia menyukai, dan hidupnya. sungguh menyukainya. 3. Tanpa disadari segalanya dalam hidupnya berpusat pada ibunya. Segala sesuatu yang dilakukannya setiap hari selalu dia lakukan bersama ibunya. Itu dapat terlihat dari tingkah lakunya kepada ibunya.
Paul mencintai untuk tidur dengan ibunya. Tidur yang paling sempurna. Kendati ahli kesehatan, saat itu adalah kebersamaan dengan seorang kekasih. Kehangatan, keamanan dari lainnya, merajut tidur, sehingga itu membuat jiwa raga dengan sepenuhnya menjadi sembuh. Paul meletakkannya lagi dan tidur, dan mendapat yang lebih baik.
(Lawrence, 1913: 53)
4. Nyonya Morel sangat mencintai Paul sangat sakit, ibunya meletakkannya di tempat tidur Paul dan memberikan perhatian pada malam hari dengannya… yang besar kepadanya Dia mengangkatnya keatas, menanggis dalam suara kecil: “ oh, anakku - anakku”! Membawanya. Dia menyadarinya. Seluruhnya akan melawan dan menangkapnya. Dia meletakkan kepalanya dia atas dadanya, dan mendapatkan ketenangan dari cintanya. 5. Ibu Paul Morel memberikan Tiba-tiba mereka saling memandang, dan dia tersenyum perhatian besar dan kepadanya – sesuatu yang jarang, teman tersenyum, mmeperlakukannya sebagai indah dengan cinta yang bersinar. Kemudian masingseorang kekasih. Itu membuat Paul masing melihat keluar jendela. 16 mil telah berlalu sangat sulit mengakhiri Oedipus kereta api berjalan lambat. Ibu dan anak laki-laki complex yang dideritanya. berjalan dibawah jalan stasiun. Perasaan gembira dari kekasih yang melakukan perjalan bersama-sama. Ia menciumnya lagi, menarik rambut dari….., dengan hati-hati, dengan lemah lembut, seolah-olah dia adalah seorang kekasih Ia berlutut, dan meletakkan wajahnya kepadanya dan lengannya mengelilinginya: “cintaku – cintaku – oh, cintaku !” ia berbisik lagi dan lagi. “cintaku – cintaku – oh, cintaku.” c. Sakit jiwa dari orang tua 1. Nyonya morel memberikan Ibunya mencintai dengan nafsu, dia dating hanya ketika membuat seorang anak perhatian yang sangat besar kepahitan kekecewaannya yang paling keras untuk memiliki kelainan terhadap anak-anaknya dan itu membawa; ketika imannya dalam hidup terguncang, psikologi membuat ayahnya cemburu dan jiwanya merasa kesepian dan membosankan. Dia memuji-muji anak, dan ayah cemburu. 2. Setiap hari ayahnya selalu Dan saya tidak pernah – kamu tahu, Paul – saya tidak
(Lawrence, 1913:114)
(Lawrence, 1913:73)
(Lawrence, 1913:317)
(Lawrence, 1913:338)
(Lawrence, 1913:12)
(Lawrence, 1913:173
menunjukkan sifat buruknya. Itu membuat Ibu Paul menganggap bahwa dia tidak pernah mempunyai seorang suami. Dia memberikan cinta yang seharusnya untuk suaminya tapi dia berikan kepada Paul. 3. Ibu Paul menberikan cinta dan perhatian yang lebih kepadanya semenjak William, saudara lakilaki nya yang paling tua pindah ke Nottingham 4. Setelah William meninggal, seluruh cinta ibunya diberikan Paul. 5. Paul terkena bronchitis sejak kecil, sehingga dia memerlukan dukungan dan perhatian yang lebih dari ibunya. Itulah yang menjadi alasan ibunya untuk membedakan persaannya kepada Paul. 3.a. 2 Masalah dengan diri 1. Oedipus complex yang diderita sendiri. Paul mempunyai oleh Paul membuatnya mencintai masalah dengan dirinya ibunya seperti seorang kekasih. Ia sesendiri, khususnya sulit membedakan antara cinta masalah hubungannya kepada gadis lain dengan cinta dengan perempuan. kepada ibunya. Oedipus complex membuatnya mencintai ibunya seperti seorang kekasih. Iakesulitan membedakan antara cinta yang dibeikan untuk ibunya dan cinta yang diberikan untuk perempuan lain. Sehingga ia tidak bisa mengambil keputusan dalam hidupnya.
pernah mempunyai suami - tidak dengan sungguhsungguh
Ketika Wiliam pergi ke Nottingham, dan sering berada dirumah, ibu membuat kedekatan dengan Paul
(Lawrence, 1913:54)
Keduanya saling menyatu dalam keakraban yang sepenuhnya. Nyonya Morel sekarang hidup memakukan dirinya sendiri pada Paul Paul adalah seorang anak laki-laki yang baik, yang terkena bronchitis. Lainnya begitu kuat; jadi ini adalah lain untuk perbedaan ibunya dalam perasaan untuknya.
(Lawrence, 1913:114)
Hari berikutnya dia menciumnya sebelum kembali bekerja. Itu sangat awal di pagi hari, dan mereka sendirian. “ kamu tidak akan marah, anakku !” dia berkata. “ tidak, ibu.” “tidak; itu akan bersifat tolol. Dan jaga dirimu.” “ya, dia menjawab. Kemudian, sesaat kemudian: “ dan saya akan datang sabtu berikutnya, dan akan membawa ayahku ?” “ saya kira dia ingin datang,” dia menjawab. “ bagaimanapun juga, jika dia lakukan kamu harus biarkan dia.” Dia menciumnya lagi, dan menarik rambutnya dari …, dengan hati-hati, dengan lemah lembut. Seperti dia adalah seorang kekasih.
(Lawrence,1913: 317)
(Lawrence, 1913:52)
316-
4. 2 2 .
2.
3. Paul morel tidak bisa lepas dari Oedipus complex karena kondisi keluargannya. Perilaku dari ibumya memberikan pengaruh besar terhadap Paul, sehingga ia menderita Oedipus complex. 4. Paul kesulitan membedakan jenis cinta yang diberikan kepada ibunya dan perempuan lain. Dia tidak bisa meninggalkan ibunya dan selalu dikuasai oleh cinta terhadap ibunya. 5. Paul menjalin hubungan dengan perempuan lain tapi Ia selalu mersa bersalah pada ibunya. Itu yang selalu membuatnya selalu kembali pada ibunya.
Dia berlutut, dan meletakkan wajahnya kepadanya dan lengannya mengelilinginya: “cintaku – cintaku – oh, cintaku !” dia berbisik lagi dan lagi. “cintaku – cintaku – oh, cintaku.” Tiba-tiba mereka saling memandang, dan dia tersenyum kepadanya – sesuatu yang jarang, teman tersenyum, indah dengan cinta yang bersinar. Kemudian masingmasing melihat keluar jendela. 16 mil telah berlalu kereta api berjalan lambat. Ibu dan anak laki-laki berjalan dibawah jalan stasiun. Perasaan gembira dari kekasih yang melakukan perjalan bersama-sama. Paul tidak puas dengan dirinya sendiri dan dengan segalanya. Yang paling dalam untuk cinta yang dimiliknya kepada ibunya. Ketika dia merasa dia telah menyakitinya, atau melukai cintanya untuk nya, dia tidak bisa membawa itu.
(Lawrence, 1913:338)
Dia menekan wajahnya dalam kesengsaraan amukan. Tetapi, dia suatu tempat dalam jiwanya, ia damai karena cinta ibunya masih yang terbaik. Itu menjadi kedamaian yang pahit.
(Lawrence, 1913:175)
Dia telah datang kembali kepada ibunya,. Disini adalah ikatan yang paling kuat dalam hidupnya. Ketika dia berpikir, Miriam menyusutkan pergi. Ada sesuatu samar-samar, perasaan yang tidak nyata tentangnya. Dan tidak ada orang lain yang berarti. Ada satu tempat di dunia ini yang berdiri dengan kokoh dan tidak larut kedalam ketidaknyataan : tempat dimana itu dalah ibunya. Semua orang bisa tumbuh dengan bayangan, hampir tidak ada untuknya, tetapi dia tidak bisa. Seolah-olah poros dan kutub hidupnya, yang mana dia tidak bisa lepas, dari ibunya. 6. Paul merasa cintanya dengan “ kamu lihat,” dia berkata, “ saya tidak berfikir perempuan lain akan memonopoli seseorang akan pernah memonopoli aku – segalanya dirinya dan membuatnya tidak untukku – saya piker tidak pernah.
(Lawrence, 1913:73)
Lawrence, 1913:176)
(Lawrence, 913: 181)
(Lawrence, 1913:183)
nyaman. 7. Paul tiak pernah bisa membuat sebuah keputusan dalam hidupnyakarena perilaku dari ibunya yang selalu tidak menyukai hubungan paul dengan perempuan lain. 8. Paul Morel tidak bisa membuat keputusan dalam hidupnya, Oedipus complex membuatnya selalu datang kembali pada ibunya dan memutuskan cintanya dengan perempuan lain.
b. Masalah dengan orang lain: 1. masalah Paul dengan ibunya. Masalah antara Paul dan ibunya terjadi ketika dia tahu bahwa Paul mempunyai hubungan dengan Miriam Leivers seperti seorang kekasih,
1. Paul merasa bahwa cinta kepada ibunya tidak akan pernah mati, walaupun ada cinta dari wanita lain tapi ia tidak bisa meninggalkan cinta ibunya. Ibunya sangat tidak suka hubungan antara Paul dan Miriam. 2. Ibu Paul tidak menyukai hubungan Paul dengan gadis lain dan itu membuat Paul marah. Dia membenci Miriam karena dia melihat anaknya menjadi cepat
“kamu tidak bertemu dengan perempuan yang benar.” “ dan tida pernah akan bertemu perempuan yang benar selagi kamu hidup,” dia berkata.
(Lawrence, 1913:295)
“ saya tidak pernah akan melihat. Saya akan menikah kalau saya mendapatkanmu – saya tidak inggin”
(Lawrence,1913: 201)
“ saya akan putus dengan Miriam, ibu,” hia menjawab dengan santai. … “ baiklah, “ ia menjawab, “ saya tidak ingin menikahinya – maka saya akan telah perbuat,” … “ pada hari minggu saya putus,‟ dia berkata. … “ saya telah berpikir, “dia berkata, kita sebaiknya putus.” … “ saya ingin kita putus – kamu bebas dariku, aku bebas darimu.”
( Lawrence,1913:243)
Ia terluka antara daya tarik masa lalu dengan Miriam dan (Lawrence,1913: 129) mengetahui bahwa ibunya kecewa. Ia tidak mempunyai maksud untuk mengatakan sesuatu apapun, untuk keberatan menjawab. Tapi ia tidak bisa mengeraskan hatinya untuk mengabaikan ibunya.
“ Aku akan menyenangkan diriku,” ia menjawab ketus. “ itu tidak terlambat . aku akan lakukan seperti yang aku suka.” “baik sekali,” kata ibunya dengan memotong. “ kemudian lakukan seperti yang kamu suka.” Dan dia
(Lawrence, 1913:143)
marah, angkuh, dan sedih.
3. Ketika Paul mengajak Miriam dan saudara laki-lakinya, ibunya menunjukkan sikap dingin kepada mereka dan itu membuat Paul marah pada ibunya karena dia masih menunjukkan sikap seperti sebelumnya.
tidak mengambil pesan lebih lanjut darinya sore itu tidak ada. Tidak ada lebih lanjut yang mana ia menganggap dirinya bukan untuk berpesan maupun untuk memperhatikan, tapi duduk membaca. Miriam membaca juga, menghapuskan dirinya. Nyonya Morel membencinya karena membuta putranya seperti ini. Dia melihat Paul tumbuh menjadi cepat marah, angkuh, dan sedih. Karena itu dia mencela Miriam. “Edgar dan Miriam datang untuk minum the besok.” Dia tidak menjawab. “Kamu tidak memperhatikan?” “ begitu?” dia menjawab. “kamu mengetahui apakah aku memperhatikan atau tidak.” “Aku tidak melihat mengapa kamu perlu. Aku mempunyai banyak makanan disana.” “ Kamu lakukan,” “kemudian kenapa kamu mengomel teh mereka ?” “ Aku mengomel teh siapa ?” “ untuk apa kamu begitu takut”
(Lawrence,1913:154)
“Oh, jangan katakana lagi ! kamu telah bertanya untuk minumteh. Itu sugguh cukup. Dia akan datang.” Ia sangat marah dengan ibunya. Ia tahu bahwa hanya Miriam yang dia tolak. Ia melepaskan sepatu bootnya dan pergi tidur.
4. Paul sangat marah kepada ibunya karena dia tidak menyukai Miriam. Dia bertanya kepada ibunya, mengapa dia tidak menyukai Miriam tapi ibunya tidak bisa menjelaskan alasannya karena ibunya mempunyai cinta yang besar kepada Paul seperti cinta seorang kekasih.
Kemudian dia marah dengannya karena pergi begitu jauh dengan Miriam. “ Mengapa kamu tidak menyukainya, Ibu?” dia menangis dalam keputus-asaan. “ Aku tidak tau, anakku,” dia menjawab dengan iba. “ Aku yakin aku telah mencoba menyukainya. Aku telah mencoba, tapi aku tidak bisa – aku tidak bisa!”
(Lawrence, 1913:155)
5. Paul mempunyai cinta yang dalam terhadap ibunya. Itu yang mengakhiri hubungannya dengan Miriam kemudian datang kembali pada ibunya.
2. Masalah Paul dengan Miriam Leivers. Masalah diantara mereka terjadi karena Oedipus complex dari Paul membuatnya terikat begitu kuat dengan ibunya. Dan itu yang membuat Miriam sebagai kekasih tidak bisa menerimanya.
1. Miriam sebenarnya tahu bahwa nyonya Morel tidak pernah menyukainya. Itu yang membuat Miriam begitu sedih.
“Tidak, Ibu – aku benar tidak mencintainya, aku berbicara kepadanya, tapi aku ingin pulang kerumah untukmu.” … “ Aku tidak bisa membawa itu. Aku mendapat perempuan lain – tapi bukan dia. Dia telah meninggalkanku Tidak ada ruang, sama sekali tidak ada ruang.” Dan dengan seketika Ia membenci Miriam dengan pahit. “ Dan aku tidak pernah – kamu tahu, Paul – aku tidak pernah mempunyai seorang suami – bukan sebenarnya,” … “Dan dia sangat senang dalam mengambilmu dariku – dia tidak suka anak perempuan biasa.” “ baiklah, aku tidak mencintainya, Ibu,” Ia berbisik, menundukkan kepalanya dan menyembunyikan matanya pada bahunya didalam kesengsaraan.
(Lawrence, 1913:173)
Kemudian lain waktu dia melihat Miriam dia berkata kepadanya : “ jangan terlambat malam ini – tidak lebih dari 10 jam. Ibuku akan sangat terganggu.” Miriam terjatuh kepalanya, memikirkan hal yang sedih. “Mengapa dia mendapat gangguan?” dia berkata. “Karena dia berkata aku tidak seharusnya terlambat kalau aku bangun lebih awal.” “ baik sekali!” kata Miriam, dengan sungguh-sungguh, dengan hanya sekedar sentuhan dari olokan.
(Lawrence,1913:130 131)
“ Ini adalah ibumu, kata dia. “ Aku tahu dia tidak pernah menyukaiku.” “tidak, tidak, bukan itu, Ia berkata dengan tergesa-gesa. … Dia tidak menjawab. Saat ini dia sangat marah.
(Lawrence, 1913:183)
-
2. Paul memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Miriam. Mereka hanya menjadi sahabat dan itu yang membuat Miriam sangat kecewa pada Paul
“ Aku tidak harus datang dan bertemu kamu,” dia berkata. „Oh, baiklah ; itu tidak baik sekali,” dia menjawab pelan-pelan. “bukan itu – hanya mereka tidak suka aku. Mereka bilang aku lebih mempedulikan kamu dari pada mereka. Dan kamu mengerti, ya kan? Kamu tahu itu hanya persahabatan.” Miriam terkejut dan terluka karenanya.
(Lawrence, 1913:157)
(Lawrence, 1913:180) “ Kamu tahu, “ dia berkata panjang lebar, agak letih – “ kamu tahu – kita lebih baik putus.” … “ Mengapa!” dia berbisik. “ Apa yang terjadi?” “ Tidak ada apapunynag terjadi. Kita hanya menyadari dimana kita. Ini baik. 3. Paul Morel datang kembali kepada “Aku senang aku datang kembali padamu. Aku merasa Miriam dan memintanya untuk sangat sederhana denganmu - seolah olah tidak ada menjadi kekasihnya lagi. sesuatu untuk disembunyikan. Akankah kita bahagia?” “Ya,” dia berbisik “Aku telah berfikir,” kata dia, “kita sebaiknya putus.” “ kenapa?” dia menangis dengan terkejut. “karena itu tidak akan berlangsung baik.” “Kenapa itu tidak baik?” “ Bukan itu. Aku tidak ingin menikah. Aku tidak pernah ingin menikah. Dan jika kita tidak akan menikah, itu tidak akan berlangsung baik.”
(Lawrence, 1913:244)
5. Miriam menolak Paul, ketika Ia “ Apakah kamu mempunyai aku, untuk menikahi aku?” mengajak Miriam untuk menjadi dia berkata sangat pelan. kekasihnya lagi. “Tidak,”dia berkata dan seperti bunyi bel.” Bukan, aku pikir bukan.” 1. Paul menemukan sosok ibunya Dengan Clara, bagaimanapun, keningnya bersih, dan dia dalam diri Clara. Ia merasa gembira lagi. Dia memperlakukannya dengan sangat nyaman ketika berada didekat sabar. Seolah-olah dia adalah seorang anak kecil. Clara.
(Lawrence, 1913:355)
4. Paul datang kembali pada Miriam tapi hubungan mereka tidak berlangsung lama karena Paul memutuskan kembali hubungannya dengan Miriam. Itu membuat Miriam sedih
3. Masalah Clara. nyaman disisi
Paul dengan Paul merasa ketika berada Clara tapi
(Lawrence, 1913:233)
(Lawrence, 1913:241)
masalah timbul ketika dia menemukan sosok ayah yang dibencinya ada dalam diri suami Clara. 2. Seperti sebelumya, Ibu Paul Clara masih agak gelisah; nyonya Morel sedikit Morel tidak menyukai hubungan banyaknya pada martabatnya. Dia memotong bahasanya antara Paul dengan Clara sangat jelas dan tepat. Tapi mereka pergi untuk memperoleh kebersamaan, Paul melihat.
(Lawrence, 1913:267