LAMPIRAN
Umur
:
Jenis Kelamin : ANGKET KOSENTRASI BELAJAR PETUNJUK: Pilihlah salah satu jawaban yang anda. Jawab Ya jika benar-benar sesuai dengan keadaan anda jawaban Tidak jika tidak sesuai dengan keadaan anda atau anda masi ragu-ragu dengan pertanyaan tersebut. Berilah tanda (V) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan keaadaan anda! Hasil dari pengisian angket ini tidak akan mempengaruhi nilai akademik anda. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14
Pertanyaan Saya kesulitan menetapkan pikiran Saya sering susah beristirahat Orang lain nampak mudah melakukan sesuatu dibandingkan saya Saya mudah kacau atau senewen Susah sekali membuat saya berkosentrasi pada tugas-tugas sekolah Saya sering cemas atau tidak tenang ketika duduk Saya sering gugup Saya sering kuatir akan hal-hal buruk akan menimpa saya Saya sering bosan atau jenuh pada saat belajar Saya sering melamun ketika belajar Saya sering mengalami kesulitan untuk memusatkan pikiran ketika belajar Saya harus belajar dalam keadaan tenang tanpa ada permasalahan yang sedang saya hadapi supaya saya dapat belajar dengan baik Bila saya sedanmenghadaoi masalah, saya tidak dapat belajar dengan baik Saya sering panik bila pelajaran yang saya pelajari tidak dapat saya serap dengan baik
Ya
Tidak
15 16 17 18
19 20
Saya merasa cemas bila orang tua saya marah karena prestasi belajar saya menurun Saya merasa tertekan bila tidak bisa mengikuti pelajaran dikelas dengan baik Saya belaja setiap malam tidak hanya pada saat ulangan saja Saya berusaha untuk mempelajari terlebih dahulumateri yang akan ngikuti pelajaran dikelas agar dapat mengikuti pelajaran tersebut dengan baik Saya merasa gelisah bila nilai ulangan saya jelek Saya tidak bisa belajar bila suasananya ramai dan bising
Data induk
a b
1 1
1 0
1 1
1 1
0 0
1 0
0 0
1 1
1 0
1 0
0 0
1 0
1 1
0 1
0 0
0 0
0 0
1 1
c d e f g
1 0 0 0 1
0 0 0 0 0
1 1 1 1 1
1 0 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 1 0 0
1 0 0 0 1
1 1 1 1 0
0 0 0 1 0
0 1 1 1 1
0 0 0 1 0
0 0 1 1 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 0 0 0 1
1 0 0 0 1
1 0 0 1 1
1 0 1 0 0
i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
9 6 1 2 4 8 9 9 1 2 5 5 9 8 8 2 2 7 1 0 2 3 4 7 4 9 6 4 9 9
Lampiran 3 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.829
18
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item-
Alpha if
Item
Item
Total
Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
VAR00001
6.6897
14.079
.703
.804
VAR00002
6.7931
15.313
.404
.822
VAR00003
6.2759
14.707
.537
.814
VAR00005
6.2759
15.135
.408
.821
VAR00006
6.7931
15.241
.427
.821
VAR00008
6.6552
14.091
.678
.806
VAR00009
6.8621
15.695
.348
.824
VAR00010
6.3793
14.601
.514
.815
VAR00011
6.7241
14.850
.493
.817
VAR00012
6.3448
15.663
.232
.831
VAR00013
6.9310
15.995
.351
.825
VAR00014
6.6897
15.079
.406
.822
VAR00015
6.3103
15.222
.365
.824
VAR00016
6.6897
15.436
.305
.827
VAR00017
6.8276
15.076
.523
.816
VAR00018
6.5862
16.180
.288
.840
VAR00019
6.6552
14.948
.429
.820
VAR00020
6.5172
14.901
.414
.821
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERTEMUAN I A. Topik Permasalahan
: Konsentrasi Belajar
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa mampu memahami cara – cara meningkatkan konsentrasi belajar. 2. Siswa mampu melatih cara – cara meningkatkan konsentrasi belajar. 3. Siswa mampu mengatasi masalah dalam meningkatkan konsentrasi belajar. F. Sasaran Kegiatan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.
G. Uraian Kegiatan
: Kegiatan Guru
Waktu
10’
1. Tahap Pembentukan 1. Salam dan ucapan terima kasih 2. Menjelaskan arti dan tujuan bimbingan kelompok 3. Menyampaikan cara pelaksanaan bimbingan kelompok 4. Menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok 5. Permainan 2. Tahap Peralihan 1. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok 2. Menanyakan kesiapan anggota 3. Kegiatan Inti 1. Mengutarakan topik yang akan dibahas oleh kelompok 2. Pembahasan tentang topik permasalahan
30’
3. kesimpulan 4. Tahap Pengakhiran 1. Mengakhiri bimbingan kelompok 2. Laiseg 3. Tindak Lanjut Kegiatan 4. Salam penutup dan ucapan terima kasih
H. Sumber
: Gea,
Antonius.2002.
5’
Relasi
dengan
sendiri.Jakarta : PT.Elex Media Komputindo. I.
Metode
: ceramah dan diskusi
J.
Pertemuan
: Awal
K. Tempat Pelaksanaan
: Kelas
L. Waktu/ Tanggal
: 45 menit / 21 November 2011
M. Penyelenggara Layanan : peneliti N. Pihak yang Disertakan :
diri
O. Alat dan Perlengkapan : alat tulis, kertas, bangku. P. Rencana Penilaian
:
1. Evaluasi Hasil Jangka pendek diukur dengan menggunakan lembar laiseg.
2. Evaluasi Proses Melakukan pengamatan selama proses berlangsung. Aspek yang diamati antara lain : partisipasi siswa dalam proses kegiatan, partisipasi siswa dalam diskusi, penyelesaian tugas refleksi
Mengetahui,
Purwodadi, 21 November2011
Pembimbing,
Pemberi layanan,
Eko Ruwanti, S.Th
Walet Dirgantoro
Materi 1
KONSENTRASI BELAJAR
Pengertian Konsentrasi Belajar Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lain yang tidak berhubungan (Emon dalam Jarwi, 2010). Slameto (2003) berpendapat bahwa dalam belajar, berkonsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Djamarah (2008) mengungkapkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek. Misalnya konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya. Dalam belajar diperlukan kosentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat pada suatu pelajaran. Maka konsentrasi merupakan salah satu aspek pendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik. Apabila konsentrasi berkurang maka dalam mengikuti pelajarn di kelas maupun belajar secara pribadi pun dapat terganggu. Menurut Deny Hendrata (2007) konsentrasi adalah sumber kekuatan pikiran akan bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa. Pikiran tidak bisa bekerja untuk lupa dan untuk ingat dalam waktu yang bersamaan. Apabila konsentrasi seseorang mulai lemah maka akan cenderung mudah melupakan suatu hal. Apabila konsentrasi seseorang masih cukup kuat maka dapat mengingat suatu hal dalam waktu yang lama
Aspek Konsentrasi Belajar Aspek – aspek konsentrasi belajar adalah sebagai berikut: h. Pemusatan pikiran i. Motivasi j. Rasa kuatir k. Perasaan tertekan l. Gangguan pemikiran m. Gangguan kepanikan n. Kesiapan belajar Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Beberapa gangguan yang dapat menyebabkan siswa kehilangan konsentrasi belajar , antara lain: e. Tidak memiliki motivasi diri f. Suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif g. Kondisi kesehatan siswa h. Siswa merasa jenuh Kiat Meningkatkan Konsentrasi Belajar Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa, antara lain : e. Kenali karakter siswa: gaya belajar siswa berbeda-beda, tidak setiap individu mempunyai gaya belajar yang sama. Kembar identik pun mempunyai perbedaan sifat atau karakter. Gaya belajar siswa bermacam-macam, ada yang baru bisa belajar dalam keadaan yang
f. benar-benar sunyi sepi tetapi ada juga siswa yang belajar sambil mendengarkan musik dan mengemil (makan makanan ringan). g. Pergunakan konsep reward dan punisment dalam belajar: terkadang orangtua perlu memberikan suatu penghargaan bagi anaknya yang berprestasi. Hal ini sudah terbukti ampuh meningkatkan konsentrasi siswa dalam belajar untuk mencapai suatu prestasi. Karena dengan reward siswa akan berusaha seoptimal mungkin untuk belajar sungguhsungguh agar memperoleh prestasi yang baik dan pada akhirnya mendapatkan hadiah yang dijanjikan oleh orangtuanya. Bila ada penghargaan tentu saja harus ada diimbangi dengan adanya suatu hukuman (punishment). Apabila prestasi tahun ini lebih jelek dari pada tahun lalu, orang tua bisa memberikan hukuman. Tentu saja nemtuk hukuman yang akan diberikan sudah disepakati terlebih dahulu dengan siswa. h. Mengubah kebiasaan belajar siswa: belajar tidak selamanya harus di dalam kamar. Tidak ada salahnya apabila sekali-sekali siswa diajakin belajar di luar rumah. Bahkan bila perlu belajar di mall atau pun tempat yang menyenangkan lainnya. Yang penting siswa dapat melakukan belajar dengan baik. Hal ini juga dapat mengurangi ketegangan serta kejenuhan siswa dalam belajar. i. Persiapan saran dan prasarana yang mendukung: kelengkapan saran dan prasarana pendukung belajar dapat pula meningkatkan konsentrasi belajar. Sebisa mungkin posisikan ruangan belajar siswa
j. jauh dari TV. Karena godaan terbesar dalam memperoleh konsentrasi dalam belajar adalah keinginan hati siswa untuk menyaksikan acaraacara TV. Dengan meletakkan semua kebutuhan yang diperlukan selama proses belajar dekat dengan posisi siswa, diharapkan siswa tidak perlu meninggalkan posisi belajarnya hanya sekedar untuk mengambil beberapa
kebutuhan
perlengkapan
konsentrasi siswa tidak akan terpecah.
belajar.
Dengan
demikian
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Topik Permasalahan
: Konsentrasi Belajar
2. Spesifikasi Kegiatan 2.1 Bidang Bimbingan
: Pribadi
2.2 Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
2.3Fungsi Layanan
: Pengembangan dan Pemahaman
2.4 Sasaran Layanan
: Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi
3. Pelaksanaan Layanan 3.1. Waktu
: Senin, 21 November 2011
3.2 Tempat
: Kelas XI IPS 3
3.3 Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan: : Kegiatan layanan bimbingan kelompok di mulai dengan pemberian salam, kepada siswa untuk mengkondisikan suasana kelompok sehingga mereka siap mengikuti bimbingan kelompok, selanjutnya menjelaskan pengertian, tujuan, asa seta mekanisme pelaksanaan bimbingan kelompok. Untuk mencairkan suasana penulis mengadakan ice breaking sebelum memasuki kegiatan inti. siswa yang awalnya tidak semangat mengikuti kegiatan ini menjadi mulai tertarik dan antusias. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi mengenai
kosentrasi
belajar
serta
dikusi
bersama-sama.
Penulis
memberikan
petunjuk
kepada
siswa.
Kemudian
siswa
mulai
mendengarkan penjelasan dari penulis kemudian penulis mencoba
memancing siswa agar mau bertanya. Pada proses diskusi masih sedikit pasif karena karena hanya 3 siswa yang mau bertanya sedangkan siswa lain masih diam dan kurang antusias. Kemudian siswa masih asing dengan kegiatan bimbingan kelompok dan belum terlalu terbuka kepada penulis.. 4. Evaluasi : 1. Cara penilaian : a. Melakukan observasi saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. b. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok. c. Memberikan penilaian segera (laiseg).
2. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian Dari hasil observasi bahwa siswa-siswa masih merasa asing dan belum nyaman mengikuti kegiatan. Pada proses dikusi awal hanya 3 siswa yang berani bertanya sedangkan siswa lain cenderung diam dan berbicara sendiri dengan siswa lain. Hal ini disebabkan karena siswa belum telalu mengenal penulis sebagai pemberi layanan serta siswa belum pernah mengikuti ayanan bimbingan kelompok.
Mengetahui, Pembimbing,
Eko Ruwanti, S.Th
Purwodadi, 21 November 2011 Pemberi layanan,
Walet Dirgantoro
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERTEMUAN II
A. Topik Permasalahan
: Pemusatan Pikiran
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa mampu meningkatkan cara – cara memusatkan pikirannya. 2. Siswa mampu menerapkan dan mengembangkan cara – cara memusatkan pikiran. F. Sasaran Kegiatan G. Uraian
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi. Kegiatan
: Kegiatan Guru 1. Tahap Pembentukan
Waktu 10’
1. Salam dan ucapan terima kasih 2. Menjelaskan arti dan tujuan bimbingan kelompok 3. Menyampaikan cara pelaksanaan bimbingan kelompok 4. Menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok 5. Permainan 2. Tahap Peralihan 1. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok 2. Menanyakan kesiapan anggota 3. Kegiatan Inti
30’
1. Mengutarakan topik yang akan dibahas oleh kelompok 2. Pembahasan tentang topik permasalahan 3. kesimpulan 4. Tahap Pengakhiran 1. Mengakhiri bimbingan kelompok 2. Laiseg 3. Tindak Lanjut Kegiatan 4. Salam penutup dan ucapan terima kasih
5’
H. Sumber
:
Hendra Surya. 2009. Cara Konsentrasi Belajar. (http://hendrasurya. blogspot.com/2009/02/cara-konsentrasi-belajar.html diunduh Kamis, 3 November 2011). I. Metode
: ceramah dan diskusi
J. Pertemuan
: Pertemuan II
K. Tempat Pelaksanaan
: Kelas
L. Waktu/ Tanggal
: 45 menit / 23 November 2011
M. Penyelenggara Layanan
: peneliti
N. Pihak yang Disertakan
:-
O. Alat dan Perlengkapan
: alat tulis, kertas, bangku.
P. Rencana Penilaian
:
- Laiseg : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti layanan. - Menilai laporan hasil diskusi siswa. Q. Tindak lanjut
: Jika terdapat siswa yang memiliki masalah dalam materi layanan maka akan dilakukan layanan konseling perorangan/konseling kelompok.
Mengetahui,
Purwodadi, 23 November2011
Pembimbing,
Pemberi layanan,
Eko Ruwanti, S.Th
Walet Dirgantoro
Materi 2 PEMUSATAN PIKIRAN
Pemusatan
pikiran
merupakan
suatu
keadaan
belajar
yang
membutuhkan ketenangan, nyaman, perhatian seseorang dalam memahami isi pelajaran yang dihadapi. Cara – cara memusatkan pikiran adalah sebagai berikut : 1. Kesiapan belajar (ready learning). Sebelum melakukan aktivitas belajar kita harus benar-benar dalam kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu kondisi fisik dan psikis. Kondisi fisik harus bebas dari gangguan penyakit, kurang gizi dan rasa lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan atau ketegangan emosional, seperti cemas, kecewa, patah hati, iri dan dendam. Masalah-masalah konflik kejiwaan ini harus diselesaikan terlebih dahulu. Pikiran harus benar-benar jernih, jika hendak melakukan kegiatan belajar. 2. Menanamkan minat dan motivasi belajar dengan cara mengembangkan “Imajinasi Berpikir”. Untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar, maka perlu kita mengetahui apa yang dipelajari, untuk apa mempelajari materi pelajaran yang hendak dipelajari, apa hubungan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-
hari (manfaat mempelajari dan apa yang dapat kita lakukan dengan pengetahuan tersebut), bagaimana cara mempelajarinya. Dengan mengetahui keempat hal tersebut di atas, kita akan belajar secara terarah atau lebih terfokus pada materi pelajaran. Kemudian untuk membangkitkan faktor intelektual-emosional belajar kita, maka perlu mengembangkan dan membiasakan “berimajinasi dalam berpikir”. 3. Cara belajar yang baik. Untuk memudahkan konsentrasi belajar dibutuhkan panduan untuk pengaktifan cara berpikir, penyeleksian fokus masalah dan pengarahan rasa ingin tahu. Juga, harus memuat tujuan yang hendak dicapai dan cara-cara menghidupkan dan mengembangkan rasa ingin tahu kita, hingga tuntas terhadap apa yang hendak dipelajari. Dengan kata lain, berusaha menyusun kerangka berpikir dan bertindak step by step dalam memecahkan masalah. 4. Lingkungan belajar harus kondusif. Belajar membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk memperoleh hasil belajar secara optimal. Harus diupayakan tempat dan ruangan yang rapi, teratur dan bersih. Suasanapun harus nyaman untuk belajar. 5. Belajar aktif. Jika kita sulit berkonsentrasi belajar di sekolah atau sulit mengerti apa yang dijelaskan guru dan sebagainya, maka kita harus dapat mengembangkan pola belajar aktif. Kita harus aktif belajar dan berani mengungkapkan ketidaktahuan pada guru atau teman. Buang rasa sungkan, rasa malu dan rasa takut pada guru. Guru tidak akan memberi hukuman pada kita yang proaktif
dalam belajar. Jika kita proaktif dalam belajar, maka kita akan mendapat perhatian khusus guru. Kita yang belajar yang proaktif akan menghalau timbulnya proses pengembaraan pikiran (duplikasi pikiran). Kita akan tetap fokus pada pelajaran. Intensitas konsentrasi belajar pun akan menjadi semakin optimal. 6. Perlu disediakan waktu untuk menyegarkan pikiran (refreshing) saat menghadapi kejemuan belajar. Saat kita belajar sendiri di rumah dan menghadapi kesulitan (jalan buntu) mempelajari materi pelajaran, kadangkala menimbulkan rasa jemu dan bosan untuk berpikir. Jika hal ini terjadi, maka jangan paksakan diri kita untuk terus melanjutkan belajar. Jika dipaksakan akan menimbulkan kepenatan dan kelelahan, sehingga akan menimbulkan antipati untuk belajar. Jalan keluarnya kita harus menyediakan waktu 5-10 menit untuk beristirahat sejenak dengan mengalihkan perhatian pada hal lain yang bersifat menyenangkan dan menyegarkan. Jika kepenatan dan kelelahan daya pikir atau daya kerja otak kita hilang dan pikiran kembali fresh, maka kita dapat kembali melanjutkan pelajaran yang tertunda tersebut.
LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI, ANALISIS, DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Topik Permasalahan
: Pemusatan Pikiran
2. Spesifikasi Kegiatan 2.1. Bidang Bimbingan : Pribadi 2.2. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
2.3. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
2.4. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi
3. Pelaksanaan Layanan
:
3.1. Waktu
: Rabu, 23 November 2011
3.2. Tempat
: Aula SMA Kristen Purwodadi
3.3. Deskripsi
:
Kegiatan ini diawali dengan perkenalan dengan siswa. Sebelum memasuki kegiatan inti, penulis mengajak siswa melakukan permainan agar siswa lebih besemangat. Kemudian penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan kedua yaitu mendiskusikan materi mengenai cara – cara memusatkan pikiran dalam belajar. Siswa diminta menceritakan permasalahanya yang berhubungan dengan permasalahan pemusatan pikiran atau kesulitan berkosentrasi dalam belajar. Siswa di
minta bercerita masalahnya satu per satu . Kemudian setiap siswa di berikan kertas kosong dan di minta menuliskan apa yang menyebabkan susah kosentrasi dan di minta menyebutkan cara – cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kosentrasi. Tiap siswa berdikusi mengenai kelebihan dan kelemahan cara yang akan diambil untuk mengatasi masalah kosentasi belajar. . 4.
Evaluasi :
3. Cara penilaian : d. Melakukan
observasi
saat
kegiatan
bimbingan
kelompok
berlangsung. e. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok. f. Memberikan penilaian segera (laiseg). 4. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian Pada pertemuan keduan ini siswa sudah mulai terbuka dan antusias dengan kegiatan bimbingan kelompok. Siswa sudah berani bertanya dan berpendapat dalam proses diskusi bahkan ada beberapa pedebatan mengenai satu sama lainnya Mengetahui, Pembimbing,
Eko Ruwanti, S.Th
Purwodadi, 23 November 2011 Pemberi layanan,
Walet Dirgantoro
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERTEMUAN III
A. Topik Permasalahan
: Motivasi
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
3. Siswa mampu meningkatkan motivasi. 4. Siswa mampu menerapkan cara – cara meningkatkan motivasi. F. Sasaran Kegiatan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.
G. Uraian Kegiatan
:
Kegiatan Guru a. Tahap Pembentukan
Waktu 10’
i. Salam dan ucapan terima kasih ii. Permainan/ selingan b. Tahap Peralihan i. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok ii. Menanyakan kesiapan anggota 30’
c. Kegiatan Inti i.
Mengutarakan topik yang akan dibahas oleh kelompok
ii.
Pembahasan tentang topik permasalahan
iii.
kesimpulan 5’
d. Tahap Pengakhiran i.
Mengakhiri bimbingan kelompok
ii.
Laiseg
iii.
Tindak Lanjut Kegiatan
iv.
Salam penutup dan ucapan terima kasih
H. Sumber
:
Adi Soenarno.2006. Creativity Games.Yogyakarta: C.V Andi Offset. Beritasi. 2011. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar. (http://beritasi.blogspot. com/2011/06/cara-meningkatkan-motivasi-belajar.html diunduh Kamis, 3 November 2011).
I. Metode
: ceramah, diskusi, permainan.
J. Pertemuan
: Pertemuan III
K. Tempat Pelaksanaan
: Kelas
L. Waktu/ Tanggal
: 45 menit / Desember 2011
M. Penyelenggara Layanan
: peneliti
N. Pihak yang Disertakan
: -
O. Alat dan Perlengkapan
: alat tulis, kertas, bangku.
P. Rencana Penilaian
:
- Laiseg : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti layanan. - Menilai laporan hasil diskusi siswa. Q. Tindak lanjut
: Jika terdapat siswa yang memiliki masalah dalam materi layanan maka akan dilakukan layanan konseling perorangan/konseling kelompok.
Mengetahui, Pembimbing,
Eko Ruwanti, S.Th
Purwodadi, 25 November 2011 Pemberi layanan,
Walet Dirgantoro
Materi 3
MOTIVASI
Motivasi adalah suatu keinginan atau dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Mencari motivasi khususnya motivasi belajar tidak selalu gampang. Namun dengan sedikit usaha kita dapat belajar bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar kita. Berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya. 1. Berikan Hadiah Pada Diri Anda Sendiri Anda seharusnya memberikan hadiah atau semacam penghargaan kepada diri anda ketika anda menyelesaikan suatu tugas. Hadiahnya bisa berupa makanan kesukaan anda atau sesuatu yang lebih besar misalnya liburan. Ingat bahwa anda harus menetapkan kondisi tepat yang perlu anda penuhi untuk menerima hadiah itu. 2. Ingat Akan Kesuksesan Di Masa Lalu Anda perlu membentuk suatu gambaran positif dalam otak anda tentang belajar anda. Sebagian dari kita pastilah telah berhasil dalam beberapa kesempatan, ingatlah akan kesuksesan lama ini dan anda akan merasa lebih termotivasi untuk maju.
3. Tulislah Tujuan Anda Jangan hanya memikirkannya, jangan hanya mengatakannya, tulislah tujuan anda. Kata-kata yang tertulis memiliki kekuatan besar, itulah mengapa beberapa salesman selalu ingin anda untuk menuliskan sesuatu sebelum anda melakukan suatu pembelian. Dengan menuliskan nama anda, anda dalam situasi memberikan dukungan anda untuknya. Jika kemudian diminta untuk melakukan pembelian anda akan merasa lebih cenderung untuk melakukan hal itu daripada jika anda tidak menandatangani kertasnya. 4. Lihatlah Tujuan Anda Jangan hanya menulis dan membiarkannya begitu saja. Tempel di dinding, taruh catatan-catatan kecil di seluruh tempat. Anda harus selalu mengingatkan diri anda tentang tujuan di balik proses belajar anda dan hasil yang ingin anda capai
Permainan Meningkatkan Motivasi
Nama permainan
: Melipat (origami)
Aturan
: Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Masing – masing kelompok diminta membuat origami dari kertas yang telah disediakan sebanyak – banyaknya. Waktu yang diberikan sekitar 10 menit.
Bahan dan alat
: kertas origami, timer.
LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI ( PENILAIAN ), ANALISIS, DAN TINDAK LANJUT, LAISEG DAN REFLEKSI DIRI SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik Permasalahan
: Motivasi
B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang bimbingan
: Bimbingan pribadi
2. Jenis layanan
: Bimbingan kelompok
3. Fungsi layanan
: Pemahaman dan Pengembangan
4. Sasaran layanan
: Kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.
C. Pelaksanaan Kegiatan 1. Waktu
: Jumat 25 November 2011
2. Tempat pelaksanaan
: Halaman
sekolah
3. Diskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan Kegiatan layanan bimbingan kelompok dimulai dengan pemberian salam, Sebelum
memasuki kegiatan inti, penulis mengajak siswa melakukan
selingan agar siswa lebih semangat. Awalnya penulis menberikan informasi mengenai bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar. Kemudian siswa mengadakan diskusi mengenai motivasi belajar dan masalah yang terkait dengan motivasi belajarnya. Para siswa saling memberikan agar dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar. Proses diskusi berjalan aktif dan lancar banya ide mengenai pemecahan masalah untuk meningkatkan motivasi yang di lantarkan para siswa. Ada yang berani mengutarakan masalahnya mengenai masalah kurangnya motivasi belajar dan teman lainya memberikan saran – saran. Saat proses diskusi, penulis hanya sebagai fasilitator. Kegiatan yang dilakukan berikutnya adalah permainan origami yang bertujuan untuk meningkatkan rasa motivasi siswa terhadap suatu hal. Pada waktu proses permainan belangsung, siswa sangat antusias melakukan permainan. Siswa saling belomba untuk menjadi pemenang. Setelah waktu habis, penulis mengumumkan kelompok yang menang dan kalah. Siswa yang menang behak memberikan hukuman kepada kelompok yang kalah. D. Evaluasi 1. Cara penilaian : a. Melakukan observasi saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung.
b. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok. c. Memberikan penilaian segera (laiseg). E. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian Proses kegiatan layanan bimbingan kelompok pada tahap ketiga berjalan lancar dan aktif . Siswa antusias mengikuti diskusi dan pemainan kelompok. Siswa banyak
yang
mengutarakan
pendapatnya
saat
diskusi
serta
berani
menceritakan permasalahnya mengenai motivasi belajar. Siswa masih banyak terkendala dengan mativasi belajar. Banya siswa masih mempunyai motivasi belajar rendah. Kemudian kemudian siswa diajak untuk melakukan pemainan motivasi dan siswa sangat antusias melakukan permainan tersebut
Mengetahui, Pembimbing,
Eko Ruwanti, S.Th
Purwodadi, 25 November 2011 Pemberi layanan,
Walet Dirgantoro
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERTEMUAN IV
A. Topik Permasalahan
: Rasa Kuatir
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
5. Siswa mampu mengatasi rasa kuatir. 6. Siswa mampu menerapkan dan mengembangkan cara – cara mengatasi rasa kuatir. F. Sasaran Kegiatan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.
G. Uraian Kegiatan
:
Kegiatan Guru a. Tahap Pembentukan
Waktu 10’
i. Salam dan ucapan terima kasih ii. Permainan/ selingan b. Tahap Peralihan i. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok ii. Menanyakan kesiapan anggota 30’
c. Kegiatan Inti i.
Mengutarakan topik yang akan dibahas oleh kelompok
ii.
Pembahasan tentang topik permasalahan
iii.
kesimpulan 5’
d. Tahap Pengakhiran i.
Mengakhiri bimbingan kelompok
ii.
Laiseg
iii.
Tindak Lanjut Kegiatan
iv.
Salam penutup dan ucapan terima kasih
H. Sumber
:
Arief Furchan. 2009. Mengatasi Kecemasan Ujian. (http://pendidikanislam. net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/37-trampil-belajar/54-mengatasikecemasan-ujian diunduh Kamis, 3 November 2011) I. Metode
: ceramah, diskusi.
J. Pertemuan
: Pertemuan IV
K. Tempat Pelaksanaan
: Kelas
L. Waktu/ Tanggal
: 45 menit / 28 Desember 2011
M. Penyelenggara Layanan
: peneliti
N. Pihak yang Disertakan
:-
O. Alat dan Perlengkapan
: alat tulis, kertas, bangku.
P. Rencana Penilaian
:
- Laiseg : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti layanan. - Menilai laporan hasil diskusi siswa. Q. Tindak lanjut
: Jika terdapat siswa yang memiliki masalah dalam materi layanan maka akan dilakukan layanan konseling perorangan/konseling kelompok.
Mengetahui,
Purwodadi, 28 November 2011
Pembimbing,
Pemberi layanan,
Eko Ruwanti, S.Th
Walet Dirgantoro
Materi 4
RASA KUATIR
Rasa kuatir merupakan perasaan yang tidak tenang karena seseorang merasa tidak optimal dalam melakukan pekerjaannya. Kecemasan dalam belajar adalah rasa cemas yang berlebihan ketika menghadapi proses belajar misalnya menghadapi ujian. Sedikit rasa cemas dapat mendorong semangat belajar Anda dan menjaga Anda tetap termotivasi. Akan tetapi, rasa cemas yang berlebihan dapat mengganggu belajar Anda.
Berikut ini adalah
beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebelum, selama, dan sesudah belajar untuk mengurangi kecemasan dalam proses belajar. 1. Gunakan teknik belajar untuk dapat menguasai materi yang akan dipelajari. Penguasan ini akan membantu Anda percaya diri, dan bukan rasa cemas yang berlebihan. Kembangkan kebiasaan belajar yang baik. 2. Tetaplah bersikap positif ketika Anda belajar. Pikirkan keberhasilan, bukan kegagalan. 3. Tetaplah santai selama proses belajar berlangsung. Menarik nafas pelan-pelan dan dalam-dalam. Ini bisa membantu. Pusatkan perhatian pada pernyataan positif
seperti
“Saya
dapat
mengerjakan
ini.”
4. Ikuti rencana belajar yang sudah Anda buat untuk menghadapi pealajaran tersebut. Jangan panik meskipun seandainya materi itu ternyata sulit. Tetaplah dengan rencana belajar Anda. 5. Jangan mempedulikan siswa lain yang dapat menguasai atau menyelesaikan tugas belajarnya lebih dulu daripada Anda.
Gunakan waktu yang Anda
perlukan untuk berusaha sebaik mungkin.
Cara Menghilangkan Kekhawatiran Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang pantas dikhawatirkan, namun jika rasa khawatir sedang muncul di dalam perasaan Anda, terimalah rasa khawatir itu apa adanya, dan berusahalah untuk berdialog dengannya. Caranya : 1.
Pelajari semua data dan fakta Lihatlah pada data dan fakta yang sedang Anda alami. Pelajari data dan fakta itu untuk menemukan kebenarannya. Di sini, Anda dituntut untuk melepaskan opini Anda sendiri, Anda harus menggunakan sudut pandang yang bebeda. Bila tidak, Anda akan kesulitan untuk menemukan kebenarannya.
2.
Berpikir Rasional Dengan menggunakan pikiran yang rasional, pertanyakan apa yang sedang Anda
khawatirkan.
membimbing
Lakukan
sampai
penggalian
ditemukannya
melalui
sumber
pertanyaan
yang
kekhawatiran
itu.
Ketika sampai pada dasar akan kekhawatiran itu, maka Anda akan menyadari bahwa sesungguhnya apa yang Anda khawatirkan itu tidaklah rasional. Cobalah untuk mengombinasikan langkah pertama di atas dengan langkah kedua ini.
3.
Percaya kepada kemampuan diri sendiri Kekhawatiran itu lebih banyak bersumber dari ketidaktahuan akan kemampuan diri sendiri. Karena itu kita sering merasa ragu dan khawatir bila akan mengerjakan sesuatu atau menghadapi sesuatu hal yang baru. Untuk ini kita harus menggali dan mengenali apa yang menjadi kemampuan diri sendiri, sehingga rasa percaya diri itu tumbuh.
4.
Percaya kepada Tuhan Sebagai ciptaan Tuhan, telah disediakan bakat, kemampuan, dan potensi diri yang melimpah di dalam diri kita. Semuanya ini dapat kita gunakan untuk menjalani hidup yang sukses. Bila kita percaya akan hal ini, kita akan berusaha untuk menemukan potensi tersebut dan memanfaatkannya untuk kebaikan diri sendiri.
Menghadapi Kekhawatiran Kekawatiran adalah kebiasaan berpikir buruk dan kebiasaan ini harus digantikan dengan yang lebih baik. Dan caranya adalah dengan sengaja memilih untuk
mengubah
pola
pikir
-
kebiasaan
berpikir
-
Anda.
Kebiasaan berpikir positif akan mengalahkan kekhawatiran, sedangkan kebiasaan berpikir negatif akan memperbesar kekhawatiran. Jadi apapun yang sedang Anda hadapi, sebaiknya bersikap positif. Dengan begitu, Anda akan mampu mengatasi kekhawatiran.
LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI ( PENILAIAN ), ANALISIS, DAN TINDAK LANJUT, LAISEG DAN REFLEKSI DIRI SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik Permasalahan
: Rasa Kuatir
B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang bimbingan
: Bimbingan pribadi
2. Jenis layanan
: Bimbingan kelompok
3. Fungsi layanan
: Pengembangan
4. Sasaran layanan
: Kelas XI SMA Kristen Purwodadi
C. Pelaksanaan Kegiatan 1.
Waktu
: Senin 28 November 2011
2.
Tempat pelaksanaan
:
Halaman
asrama
sekolah 3. Diskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan ini. Sebelum
memasuki kegiatan inti, penulis mengajak siswa melakukan ice breaking agar siswa lebih besemangat. Penulis awalnya memberikan informasi terlebih dahulu mengenai pengertian rasa kuatir dalam belajar. Siswa mengikuti kegiatan dengan cukup antusias. Kemudian siswa di minta menuliskan pemasalahannya yang behubungan dengan rasa kuatir pada saat proses belajar baik di sekolah maupun di rumah. Siswa diminta menuliskan apa apa yang terjadi penyebabrasa kuatir tersebut serta tindakan yang sudah dilakukan untuk mengurangi rasa kuatir tersebut. Setelah selesai tiap siswa menceritakan pengalamannya tersebut dan siswa lain memberikan pendapat mengenai kelemahan dan kelebihan cara yang dipakai untuk mengurangi rasa kuatir dalam belajar D. Evaluasi 1. Cara penilaian : a. Melakukan observasi saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. b. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok. c. Memberikan penilaian segera (laiseg). 2. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian Pada proses diskusi terlihat beberapa siswa masih antusias memberikan pendapat maupun saran kepada siswa lain. Tetapi sekitar 3 siswa cenderung pasif dan banyak diem. Siswa tersebut akam memberikan pendapat apabila diminta oleh penulis. Tetapi secara keseluruhan, kegiatan
berjalan lancer dan semua siswa mengutarakan masalahnya dengan cukup jelas sehingga teman lain dapat memberikan saran dan pendapatnya.
Mengetahui,
Purwodadi, 28 November 2011
Pembimbing,
Pemberi layanan,
Eko Ruwanti, S.Th
Walet Dirgantoro
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERTEMUAN V
A. Topik Permasalahan
: Perasaan Tertekan
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
7. Siswa mampu mengatasi perasaan tertekan. 8. Siswa mampu menerapkan cara – cara mengatasi perasaan tertekan. F. Sasaran Kegiatan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.
G. Uraian Kegiatan
: Kegiatan Guru
Waktu
a. Tahap Pembentukan
10’
i. Salam dan ucapan terima kasih ii. Permainan/ selingan b. Tahap Peralihan i. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok ii. Menanyakan kesiapan anggota 30’
c. Kegiatan Inti i.
Mengutarakan topik yang akan dibahas oleh kelompok
ii.
Pembahasan tentang topik permasalahan
iii.
kesimpulan 5’
d. Tahap Pengakhiran i.
Mengakhiri bimbingan kelompok
ii.
Laiseg
iii.
Tindak Lanjut Kegiatan
iv.
Salam penutup dan ucapan terima kasih
Sumber
: http://blog.arinboutique.com/2011/03/mengatasi-rasa-tertekan-ataustress.html,
H. Metode
: ceramah dan diskusi,.
I. Pertemuan
: Pertemuan V
J. Tempat Pelaksanaan
: Kelas
K. Waktu/ Tanggal
: 45 menit / 30 November 2011
L. Penyelenggara Layanan
: peneliti
M. Pihak yang Disertakan
:-
N. Alat dan Perlengkapan
: alat tulis, kertas, bangku.
O. Rencana Penilaian
:
- Laiseg : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti layanan. - Menilai laporan hasil diskusi siswa. P. Tindak lanjut
: Jika terdapat siswa yang memiliki masalah dalam materi layanan maka akan dilakukan layanan konseling perorangan/konseling kelompok.
Mengetahui, Pembimbing,
Eko Ruwanti, S.Th
Purwodadi, 30 November 2011 Pemberi layanan,
Walet Dirgantoro
Materi 5
PERASAAN TERTEKAN
Perasaan tertekan merupakan perasaan seseorang yang bukan dari individu melainkan dorongan / tuntutan dari orang lain maupun lingkungan. Perasaan tertekan terjadi karena Anda merasa tidak mampu mengendalikan situasi dan kondisi. Kehilangan arah dan pegangan, visi yang jelas. Selain itu juga karena makanan yang berkecenderungan menstimulasi hormon-hormon penyebab stress. Jagalah hidup Anda, dengan hidup dalam lingkungan yang lebih mudah Anda kendalikan, konsumsilah makanan yang membuat Anda lebih rendah stress Dalam hidup banyak hal yang kita jumpai, banyak pilihan yang harus kita pilih, banyak faktor yang dapat menimbulkan kebimbangan sehingga muncul yang dinamakan stress atau rasa tertekan. Stress biasanya timbul karena apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan pencapaian yang kita terima, selain itu faktor dari lingkungan, keluarga, tempat kerja atau lingkungan kita dalam bermasyarakat yang tidak bersahabat atau tidak sesuai dengan karakter kita juga dapat memicu timbulnya rasa tertekan atau stress. Jika rasa tertekan atau stress itu muncul biasanya akan merubah pola pikir atau cara pandang kita (menjadi lebih sempit) dalam menghadapi persoalan
yang ada. Orang yang mengalami rasa tertekan akan cenderung mudah sekali marah atau tersinggung (sensitif), malas beraktivitas atau kinerja nenurun bahkan untuk sebagian orang ada yang nekat mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi tanpa memperdulikan akibat yang ditimbulkannya. Sebenarnya jika kita mau berfikir sedikit tenang dan jernih permasalahan-permasalahan yang dapat menimbulkan stress itu dapat kita atasi, berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi rasa tertekan atau stress: 1.
Kenali hal-hal yang dapat memicu stres dan lakukan sesuatu untuk mengatasinya. misalnya : stres karena selalu gagal memenuhi tuntutan kerja, atasi dengan memperbaiki manajemen waktu, stres karena lingkungan yang tidak sesuai, atasi dengan memperbaiki pergaulan dan berusaha lebih terbuka dengan orang lain.
2.
Bicarakan keadaan atau kesulitan yang sedang kita hadapi pada orang lain yang kita percaya. Dengan berbagi cerita atau kesulitan kita kepada orang lain akan mengurangi stres yang kita rasakan. Selain karena didengarkan, sering kali dengan bercerita kita akan mendapatkan masukan terhadap permasalahan yang sedang kita alami, sehingga solusi yang kita cari dapat kita temukan. Atau hanya sekedar mengetahui bahwa masalah seperti itu bukan hanya kita yang alami, sehingga timbul rasa optimisme dalam diri kita.
3.
Selalu berfikir positif, ingatlah bahwa kemampuan atau kesuksesan kita mengatasi masalah-masalah sulit dimasa lalu yang menjadikan kita masih bertahan di masa sekarang. Selain itu dengan berfikir positif akan membuat kita lebih bijak dalam menghadapi permasalahan yang ada.
4.
Lakukanlah kegiatan-kegiatan kecil yang bersifat menghibur diri kita untuk menghilangkan rasa tertekan, misal jika kita banyak aktifitas atau kegiatan yang padat lakukanlah kegiatan kecil (meregangkan badan) sebagai selingan.
5.
Perbanyak minum air putih akan membantu menghindari dehidrasi dan dapat meningkatkan kemampuan otak untuk mengatasi stres yang sedang kita alami.
6.
Lebih mendekatkan diri kita kepada-Nya. Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk mendekatkan diri kita kepada-Nya, seperti : berdzikir, berdoa, sholat, beramal, dan lain-lain. Kalau dengan bercerita kepada orang lain belum merasa cukup, berceritalah kepada Tuhan mu, utarakan semua yang menjadi keluh kesahmu dan selalu berpasrah diri kepada ALLAH Yang Maha
7.
Kuasa dan Maha Penyayang dengan bertawakal. 2. Hadapi dengan senyuman, berpikir positif, dan tenang dalam menyelesaikannya. Dengan begitu, perasaan akan lebh terasa relax dan sadar bahwa masalah yang dihadapi gak’ seberat yang dibayangkan.
8.
Selalu aja merasa beruntung, agar bisa terus bersyukur atas semua nikmat dari Tuhan.
9.
Lakukan kegiatan positif dan berguna, lalu nikmatilah semua itu.
10. Dengarkan lagu-lagu yang disukai. 11. Kumpul bersama teman-teman, kerabat, keluarga, lalu sharing dan curhat ke mereka. Tetapi jangan sampai salah pilih orang, karena bisa makin’ runyam ntar masalahnya. Bukannya nyelesain’ tapi malah nambah, capek deh… 12. Hadapi yang akan terjadi, bukan malah menghindari dan takut. Jangan pernah berpikir untuk lari dari masalah. Masalah yang ada bukan untuk dihindari, tetapi untuk diselesaikan. Semakin dihindari, maka ia akan makin membesar. Menghadapi tidak selalu berdampak negatif, malah kebanyakannya berdampak positif. Justru menghindar akan makin membuat pribadi kalah dan merusak diri dari segi mental.
LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI, ANALISIS, DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
4. Topik Permasalahan
: Perasaan Tertekan
5. Spesifikasi Kegiatan 2.1. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi 2.2. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
2.3. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
2.4. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi
6. Pelaksanaan Layanan
:
3.1. Waktu
: Rabu,30 November 2011
3.2. Tempat
: Halaman SMA Kristen Purwodadi
Deskripsi
: Kegiatan layanan bimbingan kelompok dimulai
dengan pemberian salam, memriksa situasi dan kondisi siswa dan lingkungan, memeriksa kehadiran siswa, Sebelum memasuki kegiatan inti, penulis mengajak siswa melakukan selingan agar siswa lebih semangat. Memasuki tahap inti, penulis memberikan informasi mengenai pengertian rasa tertekan dalam belajar, serta cara – cara mengurangi perasaan tertekan dalam belajar. Siswa kemudian diberikan kertas kosong. Siswa diminta membagikan kertas tersebut menjadi dua bagian dengan menggaris tepat di tengah kertas. Pada bagian kiri siswa menuliskan kelebihan langkah – langkah yang pernah di lakukan untuk mengurangi perasaan tertekan. Pada bagian kanan siswa diminta
menuliskan kelebihan cara –cara yang telah dilakukan serta menuliskan cara – cara yang baru yang akan diambil untuk mengurangi perasaan tertekan dalam belajar. Setelah siswa selesai mengerjakan maka hasil jawaban tersebut didiskusikan bersama. Siswa sangat antusias pada kegiatan dengan topic perasaan tertekan dalam pelajaran karena siswa sering mengalami hal tesebut. Banyak siswa yang mengutarakan permasalahannya, pendapat dan bertanya baik kepada siswa lain maupun penulis. Pada akhir kegiatan siswa diminta memilih langkah mana yang akan diambil dan akan dilakukan dikemudian hari untuk mengurangi perasaan tertekan. 7.
Evaluasi 3. Cara penilaian : d. Melakukan observasi saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. e. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok. f. Memberikan penilaian segera (laiseg). 4. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian Dari hasil kegiatan tersebut diketahui bahwa siswa sering mengalami perasaan tertekan terutama pada saat ulangan atau tes mata pelajaran tertentu seperti matematika, akutansi, dan sebagainya. Siswa menjadi tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Ada perasaan grogi dan takut pada mata pelajaran tertentu dan membuat siswa sering ceroboh dan tidak teliti dalam mengerjakan soal dan tidak konsentrasi dalam
pelaarannya. Kegiatan bimbingan kelompok ini cukup membantu siswa mencari jalan keluar yang tepat untuk mengatasi perasaan tertekan itu. Tetapi secara keseluruhan kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan lancar dan aktif dalam prosesnya.
Mengetahui,
Purwodadi,30 November 2011
Pembimbing,
Pemberi layanan,
Eko Ruwanti, S.Th
Walet Dirgantoro
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERTEMUAN VI
A. Topik Permasalahan
: Gangguan Pemikiran
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
9. Siswa mampu mengatasi gangguan pemikiran. 10. Siswa mampu menerapkan dan mengembangkan cara – cara mengatasi gangguan pemikiran. F. Sasaran Kegiatan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.
G. Uraian Kegiatan
: Kegiatan Guru
Waktu
a. Tahap Pembentukan
10’
i. Salam dan ucapan terima kasih ii. Permainan/ selingan b. Tahap Peralihan i. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok ii. Menanyakan kesiapan anggota c. Kegiatan Inti i.
Mengutarakan topik yang akan dibahas oleh kelompok
ii.
Pembahasan tentang topik permasalahan
iii.
kesimpulan
d. Tahap Pengakhiran i.
Mengakhiri bimbingan kelompok
ii.
Laiseg
iii.
Tindak Lanjut Kegiatan
iv.
Salam penutup dan ucapan terima kasih
30’
5’
H. Sumber
: http://vimyza.blogspot.com/2010/05/tips-dalammengatasi-masalah-pribadi.html
I.
Metode
: ceramah dan diskusi,.
J.
Pertemuan
: Pertemuan VI
K. Tempat Pelaksanaan
: Kelas
L. Waktu/ Tanggal
: 45 menit / 2 Desember 2011
M. Penyelenggara Layanan : peneliti N. Pihak yang Disertakan
: -
O. Alat dan Perlengkapan
: alat tulis, kertas, bangku.
P. Rencana Penilaian
:
- Laiseg : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti layanan. - Menilai laporan hasil diskusi siswa. Q. Tindak lanjut
: Jika terdapat siswa yang memiliki masalah dalam materi layanan maka akan dilakukan layanan konseling perorangan/konseling kelompok.
Mengetahui,
Purwodadi, 2 Desember 2011
Pembimbing
Pemberi layanan,
Eko Ruwanti, S.Th
Walet Dirgantoro
Materi 6
GANGGUAN PEMIKIRAN
Gangguan pemikiran adalah hambatan seseorang yang berasal dari dalam individu maupun orang sekitar sendiri. Misalnya: masalah ekonomi keluarga, masalah pribadi individu. Langkah pertama untuk berkembang menjadi orang yang lebih baik adalah untuk menghadapi kesulitankesulitan pribadi Anda dan percaya bahwa Anda bisa melompati setiap rintangan di jalan untuk mencapai kemajuan. Dalam mengatasi kesulitan pribadi tersebut, Anda harus mengubah bentuk kebiasaan yang berbeda, setidaknya Anda tidak mengulang kembali siklus kehidupan yang sama sehingga sesuatu yang menyebabkan munculnya kesulitan tersebut tidak muncul kembali atau bisa diminimalisir. Terus terang, 6 tips untuk mengatasi kesulitan pribadi berikut ini juga jelas berlaku untuk diri saya, karena kehidupan yang semakin meradang terkadang membuat kebosanan dan rasa malas kembali muncul dan membuat sulit hidup kita sendiri. Jadi, semoga tips ini pun bermanfaat bagi Anda. 1. Berurusan dengan “bagaimana jika” Pertanyaan-pertanyaan tertentu cenderung masuk ke pikiran kita ketika mengalami kesulitan, misalnya, “bagaimana kalau ada yang lebih parah? Bagaimana jika saya tidak pernah menemukan jawabannya? Bagaimana jika saya tidak seharusnya melakukan ini? Bagaimana jika saya tidak berada di
sini? Bagaimana jika saya gagal? Bagaimana jika saya tidak menyukai?” dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan ini sesungguhnya berasal dari rasa takut yang tidak diketahui. Buatlah keputusan hari ini untuk berurusan dengan “bagaimana jika ini dan itu”. Masalah akan tetap ada, sementara rasa takut atau khawatir atau rasa cemas dengan ungkapan “bagaimana jika begini begitu”, membuat Anda tidak akan beranjak kemana pun. Akan ada saat-saat ketika sesuatu yang
salah dan seharusnya tidak perlu menyalahkan diri sendiri atau pun orang lain bahkan hingga mengumpat atau kesal. 2. Belajar untuk menjadi kuat Belajar untuk menangani kesulitan secara matang, membuat kita lebih mampu berpikir yang tepat untuk melihat hal-hal yang bergerak ke arah yang positif. Kita mampu menghadapi tantangan ini karena kita menolak untuk membiarkan awan pesimisme dalam pikiran kita. Menjadi kuat memerlukan tekad, ketegasan dan kekuatan untuk menjaga fokus kita pada hasil, bukan pada prosesnya. Niatkan dan bulatkan tekad diri kita kepada hasil yang akan kita dapatkan, bukan kepada proses yang akan dijalani. 3 Bangun Pengalaman “Pengalaman adalah guru yang hebat.” Biarkan setiap kejadian positif atau negatif menandai proses pembelajaran yang signifikan dalam hidup Anda. Ambil hikmah dan pengetahuan yang berharga dari berbagai pengalaman Anda. Satusatunya tujuan dari setiap pengalaman yang didapat, adalah untuk membuat Anda orang yang lebih baik yang bisa hidup dengan percaya diri menghadapi apa pun yang ditawarkan. 4. Buat Jaminan Keamanan atas Diri Anda sendiri Ketidakamanan tidak mempunyai tempat dalam permainan kehidupan. Belajar mencintai / menghargai diri sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahan Anda. Mampu memberikan sedikit arti penting bagi diri Anda sendiri akan memungkinkan Anda menilai apa yang Anda miliki, apa yang perlu Anda dapatkan
dan
bagaimana
Anda
bekerja
keras
mencapai
hal
ini.
Meremehkan kemampuan Anda akan membuat Anda menjadi orang malang
yang tidak punya jaminan keamanan sendiri. Dengan menerima siapa diri Anda, apa yang Anda miliki, keyakinan dalam diri Anda, maka Anda dapat dengan mudah berpindah menjadi orang terkenal. 5. Berbagi ketakutan Kita menjadi takut gelap secara tidak sadar karena kita telah mendengar cerita tentang Count Dracula yang mengisap darah atau zombie. Ketakutan adalah Benar – benar dibuang ketika kita percaya hal-hal seperti itu tidak ada. Dalam konteks persahabatan, jika kita telah mengembangkan kepercayaan kepada individu-individu tertentu, kita tidak takut untuk mencurahkan “sekam dan bijibijian bersama”, dengan rasa takut dinilai atau semakin kecewa. Kita tahu kita akan merasa lebih baik karena teman yang dipercaya adalah tempat berkumpul yang kita inginkan di masa-masa sulit. Kita akan selalu butuh orang yang bisa kita percaya, yang menerima kita sebagai individu dengan ketidaksempurnaan. Berupaya untuk mencari nasihat yang bijaksana karena keadaan yang terlihat dalam perspektif yang berbeda akan memberikan beberapa wawasan yang berbeda dan mungkin lebih mencerahkan. Berbagi masalah dengan orang yang Anda percayai adalah terapi yang baik dan akan melepaskan bendungan yang terpendam jauh di dalam hati Anda serta dapat menjaga emosi Anda yang berlebihan. 6. Action, bergeraklah! Sekali Anda telah mengakui akar masalah, merumuskan rencana tindakan yang akan membantu Anda menemukan solusi. Hati-hati mempertimbangkan setiap pro dan kontra. Ingatlah untuk melangkah ringan terlebih dahulu, satu
kesalahan kecil mungkin akan membawa Anda kembali ke titik awal. Jadilah berani oleh fakta bahwa Anda telah mempersenjatai diri dengan tekad dan kekuatan pikiran untuk melampaui kesulitan yang Anda hadapi. Juga ingat Anda tidak boleh melupakan tujuan hidup Anda. 1. Mencari akar permasalahan Kadang, ketika masalah datang, kita justru fokus pada efek dari masalah tadi, bukan fokus pada penyebab masalahanya dimana, kadang solusi akan cepat ditemukan ketika akar permasalannya ditemukan 2. Jika masalah tersebut berhubugan dengan orang lain, diskusikan Jika masalah yang kita hadapi masih ada hubungan dengan orang lain, akan lebih baik kita diskusikan baik baik, kalau itu masalah pribadi, bisa kita diskusikan 4 mata ditempat yang tenang. Ajak aja pihak yang bermasalah dengan kita makan bersama dan membicarakan masalah yang dihadapi 3. Jujur, tenang dan bertanggungjawab Ketika kita mengalami masalah, yang perlu di lakukan adalah, kita harus jujur kepada diri kita sendiri dan ketika kita menyampaikan kepada orang yang bermasalah dengan kita kita harus tenang dan bertanggung jawab terhadap resiko yang akan muncul, misal masalah pekerjaan, kita harus jujur kepada atasan kita tentang progress pekerjaan kita, jika kita tidak jujur kepada atasan baik masalah project atau progress pekerjaan kita sendiri, siap siap saja menunggu masalah dan resiko yang lebih besar 4. katakan mampu jika mampu dan katakan TIDAK MAMPU jika kita tidak mampu
Bonek alias modal nekat banyak dilakukan banyak orang, ketika mereka di beri tugas/pekerjaan mereka akan selalu bilang bisa, yang pada akhirnya mereka kerepotan sendiri ketika tugas tersebut dilaksanakan. Jujur ketika diberi tugas dengan kemampuan, waktu dan tenaga kita akan membuat kita terhindar dari masalah, jika anda sudah terlanjur mengatakan mampu dan ternyata tugas yang diberikan tidak sesuai dengan yang ada dalam bayangan kita, bicarakan dengan baik baik dan berikan atasan penjelasan yang rasioanal. 5. Permasalahan adalah guru yang paling baik Jika ada pepatah yang bilang bahw pengalaman adalah guru yang paling baik untuk perkara umum, maka permasalahan adalah guru yang paling baik untuk mendewasakan diri kita. Siapa yang hidup tanpa masalah? bisa tunjukan jari? saya yakin tidak ada yang bebas dari masalah, namun dengan banyaknya masalah yang kita hadapi akan menjadikan kita lebih dewasa dan lebih tenang dalam menghadapi masalah sejenis di masa yang akan datang.
LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI, ANALISIS, DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
8. Topik Permasalahan
: Gangguan Pikiran
9. Spesifikasi Kegiatan 2.1.
Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi
2.2.
Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
2.3.
Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
2.4.
Sasaran Layanan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi
10. Pelaksanaan Layanan 3.1.
Waktu
: Jumaat,2 Desember 2011
3.2.
Tempat
: Aula SMA Kristen Purwodadi
Deskripsi
:
Kegiatan layanan bimbingan kelompok dimulai dengan pemberian salam, Sebelum memasuki kegiatan inti, penulis mengajak siswa melakukan permainan agar siswa lebih besemangat. Penulis awalnya memberikan informasi mengenai pengertian gangguan pemikiran dalam belajar serta cara mengatasi gangguan pemikiran yang biasa muncul dalam proses belajar. Kemudian siswa dibagikan studi kasus mengenai suatu permasalahan gangguan pemikiran dalam belajar. Siswa diminta mengidentifikasi
permasalahan
tersebut,
apa
yang
menjadi
permasalahannya, memberikan saran mengenai cara-cara untuk
mengatasi gangguan pemikiran dalam belajar. Siswa juga diminta menuliskan kelemahan dan kelebihan langkah-langkah tersebut. Setelah siswa menjawab pertanyaan yang ada di studi kasus tersebut, siswa mengadakan brainstorming. Pada proses brainstorming, siswa cukup aktif dalam memberikan saran dan pendapat terhadap hasil identifikasi siswa lain. Dalam kegiatan brainstorming siswa tidak boleh
menyangkal dan memberikan komentar negatif terhadap pendapat siswa lainnya. 4.
Evaluasi : 5. Cara penilaian : g. Melakukan observasi saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. h. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok. i. Memberikan penilaian segera (laiseg). 6. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian : Dari hasil evaluasi yang diadakan, penulis menyimpulkan siswa sudah aktif
dalam
menyampaikan
pendapat
dan
dalam
menceritakan
permasalahannya. Siswa juga telah memahami mengenai topic yang dibahas pada pertemuan keenam yaitu mengenai cara-cara mengatasi gangguan pemikiran. Siswa mengutarakan akan menghilangkan gangguangangguan pemikiran dalam belajar sehingga tidak lagi mengganggu konsentrasi dalam belajar. Siswa merasa ada keuntungan setelah mengikuti layanan ini yaitu siswa menjadi paham bagaimana cara mengatasi gangguan pemikiran tersebut.
Mengetahui,
Purwodadi, 2 Desember 2011
Pembimbing,
Pemberi layanan,
Eko Ruwanti, S.Th
Walet
Dirgantoro
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERTEMUAN VII
A. Topik Permasalahan
: Gangguan kepanikan
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
11. Siswa mampu mengatasi gangguan kepanikan. 12. Siswa mampu menerapkan dan mengembangkan cara – cara mengatasi gangguan kepanikan. F. Sasaran Kegiatan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.
G. Uraian Kegiatan
: Kegiatan Guru
a. Tahap Pembentukan
Waktu 10’
i. Salam dan ucapan terima kasih ii. Permainan/ selingan b. Tahap Peralihan i. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok ii. Menanyakan kesiapan anggota 30’
c. Kegiatan Inti i.
Mengutarakan topik yang akan dibahas oleh kelompok
ii.
Pembahasan tentang topik permasalahan
iii.
kesimpulan 5’
d. Tahap Pengakhiran i.
Mengakhiri bimbingan kelompok
ii.
Laiseg
iii.
Tindak Lanjut Kegiatan
iv.
Salam penutup dan ucapan terima kasih
H. Sumber
: http://reviewpla.net/3098/apakah-anda-mengidapgangguan-kepanikan
I.
Metode
: ceramah dan diskusi,.
J.
Pertemuan
: Pertemuan VII
K. Tempat Pelaksanaan
: Kelas
L. Waktu/ Tanggal
: 45 menit / 5 Desember 2011
M. Penyelenggara Layanan : peneliti N. Pihak yang Disertakan
: -
O. Alat dan Perlengkapan
: alat tulis, kertas, bangku.
P. Rencana Penilaian
:
- Laiseg : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti layanan. - Menilai laporan hasil diskusi siswa. Q. Tindak lanjut
: Jika terdapat siswa yang memiliki masalah dalam materi layanan maka akan dilakukan layanan konseling perorangan/konseling kelompok.
Mengetahui, Pembimbing,
Eko Ruwanti, S.Th
Purwodadi, 5 Desember 2011 Pemberi layanan,
Walet Dirgantoro
Materi 7 GANGGUAN KEPANIKAN
Gangguan kepanikan adalah hambatan dalam berkonsentrasi dalam bentuk rasa was-was akan menunggu hasil yang akan dilakukan maupun yang sudah dilakukan oleh seseorang tersebut. Jangan pernah menyelepekan bila anda sering mengalami kecemasan, berkeringat dingin, seluruh tubuh lemas, gemetar, tidak mampu bersuara. Ini adalah gejala gangguan kepanikan yang banyak dialami oleh masyarakat perkotaan. Gangguan utama adalah serangan kepanikan atau kecemasan yang berulang-ulang, yang tidak terbatasi pada situasi tertentu atau rangkaian peristiwa dan tidak pernah diduga sebelumnya. Gejala kecemasanatau ketakutan terjadinya mendadak disertai dengan gejala somatik seperti jantung berdebar-debar atau disebut dengan istilah "Palpitasi", nyeri dada, perasaan tidak enak. Gejala ini dikaburkan dengan gejala serius yang lainnya seperti infark otot jantung atau gelaja histeria. Gejala lainnya yang lazim adalah napas terasa memendek atau melemah, perasaan tercekik, kepala pusing, tubuh bergetar atau bergoyang, perut mual, terhuyung-huyung atau kepala goyang disertai perasaan takut kehilangan kendali, takut mati,rasa kesemutan pada bagian kepala atau seluruh tubuh. Biasa berlangsung beberapa menit, bisa lama, frekuensinya variatif. Penderita biasanya terburu-buru meninggalkan lokasi tertentu seperti di dalam bus, kerumunan banyak orang, dipasar atau mall, menghindar dari tempat-tempat
keramaian. Beberapa penelitian berpendapat bahwa gangguan ini erat kaitannya faktor genetik. Namun disisi lain kepanikan bisa juga disebabkan oleh faktor psikososial. Menurut teori psikoanalisis, serangan kepanikan merupakan hasil pertahanan yang tidak berhasil melawanimpuls yang menimbulkan kecemasan. Walaupun rangsangan panik erat hubungannya dengan fisiologi syaraf, mulai terjadi kepanikan pada umumnya lebih berhubungan dengan faktor lingkungan & psikologis, seseorang yang mempunyai stress tinggi & penderitaan hidup terutama kehilangan, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan harga diri, kehilangan kepercayaan pada orang yang dicintai. Gangguang kepanikan pada usia sebelum umur 17 tahun berhubungan kuat dengan peristiwa perpisahan dengan orang tua atau kematian orang tua. Peristiwa penyebab serangan kepanikan dikatakan mempunyai arti di alam bawah sadar. Lantas bagaimana agar terbebas gangguan dari kepanikan? Pada kasus kepanikan bila doktertidak menemukan gangguan fisik biasanya diberikan obat agar tenang dan tidur nyenyak yang
disebut dengan
"benzodiazepin", obat ini menimbulkan efek atau dampak ketergantungan dan gangguan kognitif. Obat hanya bisa menghilangkan gejalanya, kesembuhan datangnya dari diri sendiri. Ketahanan diri dan iman anda menjadi faktor kunci untuk bisa menyembuhkan diri sendiri. Sholat dan dzikir bisa mendatangkan
kedamaian
dan
ketenangan.
Rasa
kedamaian
menumbuhkan ketenangan batin yang menghindarkan dari kepanikan.
ini
Rasa damai ini disebabkan rahmat Allah semata, sebagai sumber kedamaian. jika anda dekat dengan Allah saja tentunya yang bisa merasakan Secara biologis pada saat anda menemukan titik kedamaian maka otak akan mengeluarkan suatu dzat yang memberikan rasa segar, damai dan menyenangkan ke seluruh jasmani yang disebut dengan zat "endorphine" maka disaat itulah anda terbebas daris egala bentuk kepanikan.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Topik Permasalahan
2.
Spesifikasi Kegiatan
: Gangguan kepanikan
2.1 Bidang Bimbingan
: Pribadi ,belajar
2.2 Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
2.3 Fungsi Layanan
: Pengembangan dan Pemahaman
2.4 Sasaran Layanan
: Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi
3.
Pelaksanaan Layanan 3.1. Waktu
: Senin, 5 Desember 2011
3.2 Tempat
: Kelas XI IPS 3
3.3 Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan: Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta attending untuk mengkondisikan suasan kelompok siap mengikuti kegiatan ini. Sebelum memasuki kegiatan inti, penulis mengajak siswa melakukan ice breaking agar siswa lebih bersemangat. Memasuki kegiatan inti penulis memberikan informasi mengenai pengertian gangguan kepanikan dalam belajar. Siswa kemudian diberikan kertas kosong. Siswa diminta membagikan kertas tersebut menjadi dua bagian dengan menggaris tepat di tengah kertas. Pada bagian kiri siswa menuliskan kelebihan langkah – langkah yang pernah dilakukan untuk mengurangi gangguan kepanikan.
Pada bagian kanan siswa diminta menuliskan cara – cara yang telah dilakukan serta menuliskan cara –cara baru yang akan diambil untuk mengurangi gangguan kepanikan belajar. Banyak siswa yang mengutarakan permaslahannya, pendapat dan bertanya baik pada siswa lain maupun kepada penulis. Pada akhir kegiatan siswa diminta memilih langkah mana yang akan diambil dan akan di lakukan di kemudian hari untuk mengurangi gangguan kepanikan.
4.
Evaluasi : 1. Cara penilaian : a. Melakukan observasi saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. b. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok. c. Memberikan penilaian segera (laiseg). 2. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian Dari hasil kegiatan tersebut diketahui bawah 13 siswa sering mengalami gangguan kepanikan terutama pada saat ulangan atau tes mata pelajaran seperti matematika,ekonomi, akutansi dan sebagainya. Ada perasaan gerogi dan takut pada mata pelajaran tertentu dan membuat siswa sering ceroboh dan tidak teliti dalam mengerjakan saol dan tidak berkosentrasi dalam pelajarannya. Kegiatan bimbingan kelompok ini cukup membantu siswa mencari jalan keluar yang tepat untuk mengatasi gangguan kepanikan itu. Tetapi secara keseluruhan kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan lancer dan aktif dalam prosesn
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERTEMUAN VIII
A. Topik Permasalahan
: Kesiapan Belajar
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
13. Siswa mampu meningkatkan kesiapan belajar. 14. Siswa mampu menerapkan dan mengembangkan cara – cara meningkatkan kesiapan belajar. F. Sasaran Kegiatan
: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.
G. Uraian Kegiatan
:
Kegiatan Guru a. Tahap Pembentukan
Waktu 10’
i. Salam dan ucapan terima kasih ii. Permainan/ selingan b. Tahap Peralihan i. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok ii. Menanyakan kesiapan anggota 30’
c. Kegiatan Inti i.
Mengutarakan topik yang akan dibahas oleh kelompok
ii.
Pembahasan tentang topik permasalahan
iii.
kesimpulan 5’
d. Tahap Pengakhiran i.
Mengakhiri bimbingan kelompok
ii.
Laiseg
iii.
Tindak Lanjut Kegiatan
iv.
Salam penutup dan ucapan terima kasih
H. Sumber
: http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alimsumarno/pengertian-hasilbelajar.http://episentrum.com/artikelpsikologi/mo tivasi-belajar/
I.
Metode
: ceramah dan diskusi.
J.
Pertemuan
: Pertemuan VIII
K. Tempat Pelaksanaan
: Kelas
L. Waktu/ Tanggal
: 45 menit / 7 Desember 2011
M. Penyelenggara Layanan : peneliti N. Pihak yang Disertakan
: -
O. Alat dan Perlengkapan
: alat tulis, kertas, bangku.
P. Rencana Penilaian
:
- Laiseg : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti layanan. - Menilai laporan hasil diskusi siswa. Q. Tindak lanjut
: Jika terdapat siswa yang memiliki masalah dalam materi layanan maka akan dilakukan layanan konseling perorangan/konseling kelompok.
Mengetahui, Pembimbing,
Eko Ruwanti, S.Th
Purwodadi, 7 Desember 2011 Pemberi layanan,
Walet Dirgantoro
Materi 8
KESIAPAN BELAJAR
Kesiapan belajar adalah keadaan seseorang yang sudah siap akan menerima pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jerome S. Bruner adalah seorang ahli Psikologi Kognitif, yang memberi dorongan
agar
pendidikan
memberi
perhatian
pada
pentingnya
pengembangan berpikir. Bruner tidak mengembangkan teori belajar yang sistimatis, dasar pemikiran teoritis memandang bahwa manusia adalah sebagai pemrosesan, pemikir dan pencipta informasi. Oleh itu yang terpenting dalam belajar menurut Bruner (1961:23)adalah cara-cara bagaimana seseorang memilih, mempertahankan dan mentransformasikan informasi yang diterimanya
secara
aktif.
Sehubungan
dengan
itu
Bruner
sangat
memperhatikan masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterima itu untuk mencapai pemahaman dan membentuk kemampuan berpikir siswa. Selanjutnya menurut Bruner (1962:98) agar proses belajar berjalan lancar ada tiga faktor yang sangat ditekankan dan harus menjadi perhatian guru-guru di dalam menyelenggarakan pembelajaran yaitu: 1. Pentingnya memahami struktur mata kuliah. 2. Pentingnya belajar aktif agar seseorang bisa menemukan sendiri konsepkonsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar. 3. Pentingnya nilai dari berpikir induktif.
`
Berdasarkan pandangan Bruner ini, maka ada empat aspek utama yang harus menjadi perhatian dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1.
Struktur Mata Pelajaran. Struktur mata pelajaran mengandung ide-ide, konsep-konsep dasar, hubungan antara konsep atau contoh-contoh dari konsep tersebut yang dianggap penting. Menurut Brunerpembelajaran akan lebih bermakna, kepadadan mudah diingat oleh siswa bila difokuskan pada memahami struktur mata pelajaran yang akan dipelajari, sebab si belajar
2.
dapat menghubungkan antara subyek yang satu dengan pokok bahasan yang lain, baik dalam mata pelajaran yang sama atau dalam mata pelajaran yang berbeda.
3.
Kesiapan Untuk Belajar. Dalam belajar guru harus memperhatikan kesiapan si belajar untuk mempelajari materi baru atau yang bersifat lanjutan. Kesiapan belajar dapat terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih mudah yang telah dikuasai sebelumnya dan yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan mencapai keterampilan yang lebih tinggi. Kesiapan untuk belajar ini dipengaruhi oleh kematangan psikologis dan pengalaman si belajar. Untuk mengetahui apakah si belajar telah memiliki kesiapan untuk belajar perlu diberikan tes tentang materi awal yang terkait dengan topik yang akan diajarkan. Kapan si belajar dapat mengerjakan tes dengan baik, berarti ia telah siap. Kapan tidak mampu mengerjakan sekalipun ia telah bekerja keras, ia dinyatakan belum sia
4.
Intuisi. Menurut Bruneryang dimaksud dengan intuisi adalah teknik-teknik intelektual analitis untuk mengetahui apakah formulasi-formulasi itu merupakan kesimpulan yang sahih atau tidak.
5.
Motivasi. Menurut Bruner motivasi adalah kondisi khusus yang dapat mempengaruhi individu untuk belajar. Motivasi merupakan variabel penting, oleh karenanya Bruner percaya bahwa hampir semua anak-anak memiliki waktu-waktu pertumbuhan akan "keinginan untuk belajar", imbalan (reward) dan hukuman (punishment) mungkin penting untuk meningkatkan perbuatan tertentu atau untuk membuat mereka yakin sampai mau mengulangi apa yang
sudah
dipelajari.
Bruner
menekankan
pentingnya
motivasi
instrinsik
dibandingkan motivasi ekstrinsik. Dari uraian di atas nampak bahwa belajar merupakan jaringan aktivitas yang kompleks, tetapi dilakukan dengan sadar oleh seseorang yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Kasiyati (2000:93) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: 1.
Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara Siswa dan lingkungannya.
2.
Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas untuk Siswa.Tujuan akan menentukan dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
3.
Belajar yang paling efektif saat didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber di dalam dirinya sendiri.
4.
Selalu ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu Siswa harus sanggup mengatasinya secara tepat.
5.
Belajar membutuhkan bimbingan, bimbingan itu baik dari dosen atau klaim dari buku pelajaran sendiri.
6.
Jenis belajar yang paling utama adalah belajar untuk berpikir kritis, lebih baik dari pembentukkan kebiasaan mekanis.
7.
Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk solusi masalah melalui kerja kelompok selama masalah-masalah tersebut telah disadari bersama.
8.
Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh
pengertian-pengertian.
9.
Belajar membutuhkan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai.
10. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan atau hasil. 11. Belajar dianggap berhasil apabila sipelajar telah sanggup mentransferkan atau menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari. Motivasi untuk belajar melibatkan lebih dari keinginan atau kehendak untuk belajar, namun juga mencakup kualitas mental atas usaha siswa (Woolfolk, 1993). Oleh karena itu motivasi dalam belajar dapat dikatakan efektif apabila dapat memberikan penempaan mental pada belajar, karena kalau tidak ada motivasi malah akan menjadi kekuatan yang merusak dan bukan kekuatan yang membimbing (Mustaqim dan Wahib, 1991). Jenis-jenis motivasi belajar Menurut Winkel (1996) ada dua jenis motivasi yang dapat dikaitkan dengan kegiatan belajar, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. a.
Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan untuk melakukan sesuatu dengan tujuan memperoleh sesuatu yang lain (sebagai alat mencapai tujuan akhir). Motivasi ekstrinsik biasanya sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti hadiah dan hukuman.
Contoh: seorang siswa belajar dengan keras untuk ujian agar dapat memperoleh nilai bagus di sekolah. Sejalan dengan pendapat Winkel (1996) yang menggolongkan motivasi belajar yang bersifat ekstrinsik, seperti: belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan, belajar demi meningkatkan gengsi sosial, belajar demi memperoleh pujian dari orang penting, belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjang atau golongan administratif. Menurut Winkel (1996) dalam motivasi yang bersifat ekstrinsik, aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu sendiri. Selanjutnya Winkel (1996) juga menyatakan bahwa motivasi belajar ekstrinsik bukanlah bentuk motivasi yang secara langsung dapat diidentikkan berasal dari luar siswa. Oleh karena motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, biarpun orang lain mungkin memegang peranan dalam menimbulkan motivasi itu. Kekhasan motivasi belajar ekstrinik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi melalui belajar atau sebetulnya juga dapat dipenuhi dengan cara lain. b. Motivasi Instrinsik Adalah keterlibatan motivasi internal dari individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan keinginannya sendiri. Contoh: seorang siswa belajar keras untuk ujian karena dia menyukai pelajarannya. Hasil penelitian menyarankan perlu
dibangun iklim kelas yang baik untuk dapat memotivasi siswa secara instrinsik. Siswa lebih termotivasi untuk belajar ketika mereka diberikan pilihan dan menerima hadiah yang mengandung nilai informasional, tetapi fungsi hadiah tersebut tidak untuk mengontrol perilaku. Contoh: pujian (Santrock, 2008). Dalam motivasi yang bersifat intrinsik, biasanya orang lain juga memegang peranan, misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan antara belajar dengan menjadi orang yang berpengetahuan. Sardiman (2001), menjelaskan hal- hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah : 1) Pengetahuan tentang kemajuannya sendiri Siswa yang mengetahui hasil prestasi sendiri menyadari apakah dirinya mengalami kemajuan atau kemunduran dalam belajarnya. Siswa yang mendapatkan nilai kurang bagus akan terdorong untuk lebih giat belajar lagi agar mendapat nilai yang lebih baik. Sebaliknya, siswa yang mendapat nilai baik akan terdorong untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapai.
2) Cita-cita Seseorang yang mempunyai cita-cita akan terdorong untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Cita-cita siswa diguankan sebagai pemacu dalam hal belajar. 3) Kebutuhan Adanya kebutuhan tertentu mendorong siswa untuk berbuat dan berusaha dalam mencapai tujuan tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua jenis motivasi yang dapat dikaitkan dengan kegiatan belajar, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Kekhasan motivasi belajar ekstrinik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi melalui belajar atau sebetulnya juga dapat dipenuhi dengan cara lain. Sedangkan kekhasan motivasi belajar ekstrinsik ialah kenyataan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan adalah belajar. Oleh karena itu kedua jenis motivasi belajar ini sering diaplikasikan oleh siswa dalam setiap kegiatan belajarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Berbagai macam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Kock (dalam Sardiman, 2001) adalah : a. Faktor Keluarga Pengaruh orang tua dapat berupa pemberian latihan dan contoh perbuatan belajar, keakraban orang tua dan anak serta kesesuaian antara harapan orang tua dengan kemampuan anak. Orang tua yang mempunyai pengaruh yang baik akan menimbulkan persepsi yang positif dan menumbuhkan semangat dan motivasi untuk belajar. b. Faktor sekolah atau lingkungan sekolah Suasana di sekolah juga penting dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Pembentukan motivasi belajar di sekolah ditentukan oleh guru, karyawan,
sekolah dan lingkungan sekolah. Penyediaan fasilitas yang diperlukan juga akan sangat membantu pembentukan motivasi belajar siswa, seperti perpustakaan dan laboratorium. Adanya persepsi yang positif terhadap lingkungan (fisik dan sosial) akan memudahkan siswa belajar dengan baik karena lingkungan dianggap dapat memberikan dukungan terhadap proses belajar. c. Faktor masyarakat Usaha membangkitkan motivasi belajar juga menjadi tugas pemerintah dan masyarakat. Misalnya dengan mengadakan taman bacaan/ perpusatakaan dengan koleksi referensi yang bermutu, penyelenggaraan pendidikan praktis di televisi dan sebagainya.
Karakteristik Motivasi Belajar Anderson dan Faust (dalam Prayitno, 1999) menjabarkan tiga karakteristik adanya motivasi belajar dalam diri siswa, yaitu :
a. Minat dalam Belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat akan menampakkan minat yang besar untuk belajar. Siswa akan tertarik dengan pelajaran-pelajaran yang diterimanya disekolah dan selalu berusaha mempelajarinya kembali. Menurut Sardiman (2001) siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan minat yang besar terhadap berbagai macam ilmu pengetahuan
serta senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal pelajaran yang dihadapinya. b. Konsentrasi terhadap Pelajaran Konsentrasi yang penuh terhadap pelajaran yangs edang berlangsung di dalam kelas akan membawa pengaruh yang positif dalam mencapai hasil belajar. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan senantiasa mengkonsentrasikan pikirannya pada pelajarannya di sekolah, konsentrasinya tidak terpecah pada hal-hal di luar sekolah. c. Ketekunan dalam belajar Ketekunan dalam belajar sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang baik. Siswa yang memiliki ketekunan dalam belajar serta tidak mudah merasa putus asa ketika mendapat kegagalan dalam proses belajar. Menurut Prayitno (1999) salah satu karakteristik siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi adalah dimilikinya ketekunan dalam belajar. Sardiman (2001) juga menyatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi menunjukkan adanya ketekunan dalam belajar serta tidak mudah putus asa dalam hal belajar.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Topik Permasalahan
2.
Spesifikasi Kegiatan
: Kesiapan Belajar
2.1 Bidang Bimbingan
: Pribadi ,belajar
2.2 Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
2.3 Fungsi Layanan
: Pengembangan dan Pemahaman
2.4 Sasaran Layanan
: Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi
3.
Pelaksanaan Layanan 3.1. Waktu
: Rabu, 7 Desember 2011
3.2 Tempat
: Taman SMA Kristen Purwodadi
3.3 Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta attending untuk mengkondisikan suasan kelompok siap mengikuti kegiatan ini. Sebelum memasuki kegiatan inti, penulis mengajak siswa melakukan permaina agar siswa lebih bersemangat. Penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan kedelapan yaitu mendiskusikan materi mengenai cara – cara meningkatkan kesiapan belajar, siswa di minta menceritakan satu per satu tentang permasalahankesiapan dalam belajar. Kemudian setiap siswa diberikan kertas kosong dan di minta menuliskan apa yang penyebab masalah tersebut muncul dan diminta menyebutkan
cara – cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesiapan dalam belajar. 4.
Evaluasi : 3. Cara penilaian : d. Melakukan observasi saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. e. Memberikan pertanyaan seputar topik yang telah dibahas pada anggota kelompok. f. Memberikan penilaian segera (laiseg). 4. Diskripsi dan komentar tentang hasil penilaian Pada proses dikusi terliat 9 siswa masih antusias memberikan pendapat maupun saran kepada siswa lain. Teetapi sekitar 2 orang cenderung pasif dan banyak diam. Siswa tersebut akan memberikan pendapat apabila diminta oleh penulis. Tetapi secara keseluruhan, kegiatan berjalan lancar dan semua siswa mengutarakan masalahnya dengan cukup jelas sehingga teman lainnya menberikan saran dan pendapatnya.
10 siswa sudah memahami topik – topic yang disampaikan. Selain itu siswa memperoleh pemahaman bahwa dalam meningkatkan kosentrasi belajar ada banyak aspek yang harus di benahi juga. Siswa juga telah mendapatkan cara – cara dalam mengatasi kosentrasi belajar yang berhubungan dengan kesiapan dalam belajar. Siswa sangat senang telah mendapatkan suatu layanan yang berguna untuk mendukung prestasi akademiknya. Siswa menyarankan apabila sekolah sebaiknya mengadakan rutin kegiatan bimbingan seperti ini.
Mengetahui,
Purwodadi, 7 Desember 2011
Pembimbing,
Pemberi layanan,
Eko Ruwanti, S.Th
Walet Dirgantoro
2
3
4
5