NILAI TUKAR PETANI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN KONAWE SULAWESI TENGGARA Analysis Exchange Rate of Seaweed Farmers In Konawe District Southeast Sulawesi Irdam Riani1*, Rahmat Sofyan Patadjai1, Ashar Bafadal2, 1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari Sulawesi Tenggara, 1* email:
[email protected] 2 Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari Sulawesi Tenggara.
ABSTRAK Indikator kesejahteraan petani dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang dapat menggambarkan daya tukar petani dari suatu usahatani terhadap kebutuhan faktor produksi dan kebutuhan konsumsi barang dan jasa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pendapatan petani dari hasil usahatani rumput laut dan mengetahui Nilai Tukar Petani rumput laut di Kabupaten Konawe. Hasil analisis menunjukkan bahwa jika upah tenaga diperhitungkan secara keseluruhan maka pendapatan rata-rata petani budidaya rumput laut adalah Rp3.659.109/tahun, sedangkan jika upah tenaga kerja yang diperhitungkan adalah tenaga kerja luar maka pendapatan rata-rata sebesar Rp6.688.268. Analisis Nilai Tukar Faktor Produksi petani rumput laut NTFP > 1 (153,4 – 203,3) yang menunjukkan bahwa penerimaan petani dari budidaya rumput laut dapat memenuhi seluruh pengeluaran petani untuk faktor produksi dan petani masih memiliki laba 53,4 % - 103,3 %. Sedangkan Analisis Nilai Tukar Konsumsi Petani rumput laut NTFP < 1 (15,4-63,5 ) yang menunjukkan bahwa pendapatan petani dari budidaya rumput laut belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rutin keluarga petani yaitu hanya terpenuhi sebesar 15,4 - 63,5%
. Kata Kunci : nilai tukar petani, pendapatan, pengeluaran, rumput laut.
ABSTRACT Indicators of the farmers wealth can be seen from exchange rate of farmers (NTP), it can depict term of trade of the farmers from a farming conserning the need of produktion factors and consumption on products or services. This research aims to understand farmers revenue from seaweed farming and know the exchenge rate of seaweed farmers in Konawe District. The analysis result show that if power wages are thoroughly calculated, then average revenue of the farmers are IDR3.659.108/years. Mean while if calculated man power wages are those form outside the farmers’s family, then the average revenues of the farmers are IDR6.688.268/year. Exchange rate analysis of seaweed farmer production factors NTFP > 1 (1534 – 203,3) show that the farmers revenue from seaweed farming can fully all farmers expenses for production factors whereby at the same time they still can make profit as 53,4 % – 103,3 %. In eddition, the term of trade consumtion analysis of seaweed farmers NTKP <1 (0,154 – 0,634) shows that the seaweed farmers revenue not yet fully satisfy the revenue consumption of the farmers familly as 15,4 – 0,63,4 %. Keywords : exchange rate farmers, expenditure, revenue, seaweed.
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015:31-44
31
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
PENDAHULUAN
usaha rumput laut petani agar dapat lebih
A. Latar Belakang
meningkatkan produksi. Program Dana
Kebijakan
umum
Departemen
Bantuan
Sosial
(BS-PUKPB,
2008).
Kelautan dan Perikanan (DKP) diantara-
Selisih harga Benih BSHBI Tahun 2009-
nya adalah pengembangan atau percepat-
2010, paket kebun bibit, paket pen-
an peningkatan produksi perikanan yang
jemuran dan paket pengembangan wira-
bertujuan untuk peningkatan pendapatan
usaha tani rumput laut Tahun 2010, serta
dan taraf hidup yang mengarah pada
program pendampingan manajemen usa-
peningkatan kesejahteraan petani.
ha budidaya. (Laporan PPTK Budidaya
Dalam rangka tujuan tersebut,
Kabupaten Konawe 2008- 2010).
maka dikembangkan usaha budidaya
Pengembangan usaha rumput laut
perikanan yang sesuai dengan kondisi
akan cepat berkembang jika hasil usaha
iklim serta kondisi sosial masyarakat.
budidaya rumput laut dapat dijadikan
Salah satunya adalah pengembangan
sebagai mata pencaharian utama yang
usaha budidaya rumput laut.
dapat meningkatkan pendapatan masyara-
Kegiatan usahatani rumput laut
kat sehingga kesejahteraan dapat diting-
merupakan lapangan kerja yang bersifat
katkan. Salah satu indikator tingkat kese-
padat karya dan diminati karena teknologi
jahteraan masyarakat petani dapat dilihat
yang mudah, pasca panen yang sederha-
dari Nilai Tukar Petani (NTP) usahanya.
na, modal yang relatif rendah, siklus
Hendayana (2001) mengemuka-
panen yang relatif cepat. Dengan demi-
kan bahwa NTP merupakan hubungan
kian, usahatani rumput laut sangat tepat
antara hasil pertanian yang dijual dengan
untuk dikembangkan untuk mendukung
barang dan jasa lain yang dibeli. Secara
kebijakan pemerintah
konsepsional
Kabupaten Konawe
NTP
adalah
mengukur
merupakan
kemampuan tukar produk pertanian yang
Sulawesi
dihasilkan petani dengan barang atau jasa
Tenggara yang mengembangkan usaha
untuk konsumsi rumah tangga petani dan
budidaya rumput laut. Dinas Perikanan
keperluan dalam memproduksi barang-
dan Kelautan Konawe melakukan bebe-
barang pertanian. Disini petani dalam ka-
rapa kebijakan pengembangan usahatani
pasitas sebagai produsen dan konsumen.
salah
satu
rumput laut
Kabupaten
di
dengan berbagai program
Peningkatan NTP akan sangat ber-
yang dimaksudkan untuk mendorong
kaitan dengan kegairahan petani berpro-
32
ISSN : 2355-6617, ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
duksi yang berdampak pada peningkatan
tani rumput laut tidak dapat mencukupi
partisipasi dan produksi pertanian, meng-
untuk
hidupkan
Berdasarkan
perekonomian
pedesaan,
pemenuhan
konsumsi
uraian
tersebut,
petani. maka
penumbuhan permintaan produk non per-
penelitian ini akan mengkaji Nilai Tukar
tanian dan ini berarti pula akan mencip-
Petani rumput laut di Kabupaten Konawe.
takan keseimbangan pembangunan antar daerah/wilayah dan optimalisasi sumber
B. Rumusan Masalah 1.
daya nasional (Rachmat, dkk, 2000). Nilai Tukar Petani ditentukan oleh
budidaya rumput laut? 2.
besarnya penerimaan dan pengeluaran petani. Penerimaan petani adalah sejum-
Seberapa besar pendapatan petani
Seberapa besar nilai tukar produksi usaha budidaya rumput laut?
3.
lah nilai yang diterima petani dari total
Seberapa besar nilai tukar konsumsi petani budidaya rumput laut?
produksi rumput laut. Pengeluaran petani adalah semua pengeluaran petani untuk pengadaan faktor-faktor produksi rumput
C. Tujuan 1. Menganalisis
2. Menganalisis
3. Menganalisis nilai tukar konsumsi petani budidaya rumput laut.
hat kemampuan tukar produk rumput laut yang dihasilkan petani dengan barang
nilai tukar produksi
usaha budidaya rumput laut.
Berdasarkan uraian tersebut, NTP rumput laut dapat digunakan untuk meli-
pendapatan
petani budidaya rumput laut.
laut dan kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan.
tingkat
METODE
atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi Penelitian
rumah tangga petani dan keperluan dalam memproduksi rumput laut. Nilai Tukar Petani yang rendah dapat mengindikasikan bahwa penerimaan petani dari hasil rumput laut tidak dapat memenuhi kebutuhan pengadaan faktor-faktor produksi untuk keberlanjut-
bahwa penerimaan petani dari hasil usaha
dilaksanakan
di
Kabupaten Konawe mulai Bulan Januari Agustus 2011. Pemilihan lokasi ditentukan dengan metode purposive pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Soropia, Kecamatan
Lalonggasumeeto
dan
Kecamatan Wawonii Barat. Jenis penelitian adalah survey dengan
an usaha dan pengembangannya. Selain itu NTP yang rendah mengindikasikan
ini
pendekatan kuantitatif yang menjelaskan pendapatan dan NTP budidaya rumput laut.
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
33
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
Sumber data terdiri atas data primer
Keterangan :
yaitu dari semua jenis, jumlah dan harga
N = Jumlah Sampel
faktor produksi yang digunakan budidaya
N = Jumlah Populasi
rumput laut, semua jenis konsumsi yang
e = Derajat Kesalahan (10 %)
merupakan pengeluaran rutin
oleh
Penentuan jumlah sampel untuk
keluarga petani. Data sekunder mencakup
masing-masing desa dilakukan dengan
data monografi,
cara
letak geografis, data
proporsional
dan
penarikan
produksi rumput laut serta data lainnya
sampelnya dilakukan dengan teknik acak
yang relevan.
sederhana (simple random sampling).
Pengumpulam
data
dilakukan
Penentuan jumlah sampel pada masing-
dengan cara wawancara ke responden
masing desa dilakukan dengan meng-
berdasarkan kuisioner serta dengan cara
gunakan rumus sebagai berikut:
mencatat data yang tersedia di kantor-
ni
kantor yang relevan . Populasi dalam penelitian ini adalah
Ni xn …......……….(2) N
Keterangan :
semua petani di lokasi penelitian pada
Ni = Jumlah Sampel pada setiap Kec.
tahun
Ni = Jumlah Populasi pada setiap Kec.
2010
yang
telah
melakukan
produksi rumput laut berjumlah 251
N = Jumlah Seluruh Populasi
petani. Pengambilan sampel didasarkan
N = Jumlah Seluruh Sampel Penelitian
pada adanya perbedaan produktivitas,
Tabel 1 Populasi dan sampel penelitian
skala
No
jumlah usaha, harga dan jumlah
faktor produksi, harga produksi serta harga dan jumlah konsumsi petani. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 1998):
n
N .....................(1) 1 Ne 2
1 2 3
Lokasi Populasi Sampel (Kecamatan) Wawonii Barat 126 36 Soropia 90 26 Lalonggasumeeto 35 10 Total 251 72
Sumber : Hasil Penelitian Irdam, 2012
Analisis Data a. Pendapatan Usaha Tani Rumput Laut
n
251 1 (245)(0,1) 2
n = 72 petani
34
Pendapatan
usahatani
(Farming
Income = FI) merupakan selisih antara nilai produksi dengan seluruh biaya usaha
ISSN : 2355-6617, ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
tani yang benar-benar dikeluarkan dengan
nilón, tali rapiah, pelampung, pemberat,
formulasi berikut:
perahu motor, perahu, sarana penjemuran
Pd = TR – TC............................(3)
dan upah tenaga kerja.
TR = P.Q
c. Nilai Tukar Konsumsi Petani
TC = TFC + TVC
Nilai Tukar Konsumsi Petani
Keterangan :
yaitu rasio antara indeks harga yang
Pd = Pendapatan
diterima petani terhadap indeks harga
TR = Total penerimaan
konsumsi petani dengan formulasi :
TC = Total biaya
NTKP
P = Produksi Q = Harga produksi
Keterangan :
b. Nilai Tukar Faktor Produksi Usaha Tani Rumput Laut Nilai tukar faktor produksi usaha tani (Factoral Terms of Trade) yaitu rasio indeks
harga
yang
diterima
petani
terhadap indeks harga faktor produksi usaha
tani
dengan
formulasi
pada
persamaan berikut : HTP NTFP x100% HFP ............... (4)
NTFP : Nilai tukar faktor produksi : Indeks petani
harga dari
yang hasil
diterima usahatani
rumput laut HFP
NTKP : Nilai tukar konsumsi petani HTP
: Indeks petani
harga dari
: Indeks harga faktor produksi usahatani rumput laut
yang hasil
diterima usahatani
rumput laut HKP : Indeks harga konsumsi petani Harga barang konsumsi merupakan nilai pengeluaran untuk konsumsi petani. Pengeluaran konsumsi terdiri atas beras, gula, rokok, snack dan pendidikan. Konsumsi yang rutin dan terbesar petani di lokasi penelitian
Keterangan :
HTP
HTP x100% HKP ............... (5)
yaitu konsumsi
pangan (beras, gula, rokok, snack). Dalam
penelitian
ini
akan
difokuskan pada analisis NTFP dan NTKP, sebagai indikator kesejahteraan. Simatupang
dan
Muliana
(2008)
menyarankan bahwa yang dipandang lebih memiliki hubungan yang jelas
Harga faktor produksi meliputi harga faktor produksi yang masuk dalam biaya tetap yaitu bibit, bahan bakar, tali
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
dengan kesejahteraan petani yaitu Nilai Tukar Faktor Produksi (NTFP) dan Nilai Tukar Konsumsi Petani (NTKP).
35
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
HASIL A. Hasil Penelitian 1. Pengeluaran Faktor Produksi Tabel 2 Total pengeluaran faktor produksi pertahun Biaya Faktor Produksi pertahun No Kecamatan (Rp/unit usaha) 1 Wawonii Barat 6.769.534 2 Soropia 3.025.597 3 Lalongasumeeto 3.968.951
Tabel 5 Total pendapatan petani tanpa memperhitungkan upah tenaga kerja No Kecamatan Total pendapatan (Rp/Tahun) 1 Wawonii Barat 11.915.393,2 Soropia 3.497.824,3 Lalonggasumeeto 4.651.586,Sumber : Hasil Penelitian Irdam, 2012
4. Nilai Tukar Faktor Produksi Petani Budidaya Rumput Laut
Sumber : Hasil Penelitian Irdam, 2012
2. Pengeluaran Konsumsi Tabel 3 Total pengeluaran rata-rata konsumsi keluarga petani No Kecamatan Total Pengeluran Konsumsi (Rp/Tahun) 1 Wawonii Barat 12.254.661 2 Soropia 11.206.868 3 Lalonggasumeeto 8.839.343. Sumber : Hasil Penelitian Irdam, 2012
Gambar 1 Nilai Tukar Faktor Produksi pada Lokasi Penelitian 5. Nilai Tukar Konsumsi Petani Budidaya Rumput Laut
3. Pendapatan Petani Budidaya Rumput Laut Tabel 4 Total pendapatan dengan memperhitungkan upah tenaga kerja No Kecamatan Total pendapatan (Rp/Tahun) 1 Wawonii Barat 7.004.077,2 Soropia 1.723.201,3 Lalonggasumeeto 2.250.049,Sumber : Hasil Penelitian Irdam, 2012
36
Gambar 2 Nilai Tukar Konsumsi Petani Budidaya Rumput Laut
ISSN : 2355-6617, ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
PEMBAHASAN
akan menggunakan bibit per setiap ikatan
1. Pengeluaran Faktor Produksi
dengan berat awal yang lebih rendah
Faktor produksi dengan penge-
sehingga menggunakan jumlah bibit yang
luaran yang cukup besar adalah penga-
lebih sedikit per setiap tali bentangan
daan bibit yang sangat mempengaruhi
dalam panjang bentangan yang sama.
produksi rumput laut yaitu 5 % dari 12
Produktivitas rumput laut di Kecamatan
jenis faktor produksi rumput laut. Oleh
Wawonii Barat sebesar 3,99 berarti
karena itu kualitas bibit dan produktivitas
produksi rumput laut sebesar 3,99 atau 4
lahan
kali dari jumlah penggunaan bibit diban-
usahatani
pengeluaran produksi
sangat
untuk
dan
menentukan
pengadaan
sekaligus
faktor
dingkan dengan Kecamatan Lalonga-
menentukan
sumeeto dan Kecamatan Soropia yang
produksi usahatani rumput laut.
masing-masing hanya memiliki produk-
Biaya produksi yang dikeluarkan
tivitas sebesar 2,50 dan 2,13.
oleh petani dalam setiap tahun, akan mempengaruhi
Biaya produksi dapat mempe-
besarnya
pendapatan
ngaruhi besarnya penerimaan dan atau
dapat
menentukan
pendapatan petani, akan menentukan
kemampuan petani dalam pemenuhan
besarnya NTP pada lokasi penelitian.
konsumsi keluarga.
Secara umum semakin besar pengeluaran
petani
sehingga
Biaya produksi rata-rata yang dikeluarga
petani
dalam
untuk masing-masing faktor produksi
setahun
maka NTP dapat lebih rendah. Namun
ditampilkan dalam Tabel 2, yang menun-
secara keseluruhan jika biaya produksi
jukkan perbedaan pada setiap lokasi,
lebih tinggi karena skala usaha yang lebih
selain ditentukan oleh harga setiap faktor
tinggi
produksi juga ditentukan oleh skala
mendukung maka NTP dapat lebih baik.
usaha. Misalnya di Kecamatan Wawonii Barat memperli-hatkan biaya produksi
pada
harga
produk
yang
2. Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran konsumsi petani ada-
yang lebih tinggi karena skala usaha yang
lah pengeluaran petani untuk konsumsi
lebih besar sehingga
rutin sehari-hari sehingga dalam pene-
produksi dapat
lebih tinggi. Biaya produksi juga ditentukan oleh produktivitas lahan. Lahan yang
litian ini diambil kebutuhan yang paling rutin dan paling besar dikeluarkan petani dalam kehidupan mereka sehari-hari.
memiliki produktivitas yang lebih tinggi
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
37
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
Berdasarkan
penelitian
besar jumlah pengeluaran dengan pen-
bahwa konsumsi tertinggi petani adalah
dapatan yang sama maka NTP akan lebih
beras yaitu sebesar 41 % dari total
rendah. Oleh karenanya pola konsumsi
pengeluaran untuk semua jenis konsumsi
petani akan dapat mempengaruhi NTP.
yang rutin dikeluarkan oleh keluarga
3. Pendapatan Petani Budidaya Rumput Laut
petani
dalam
hasil
kehidupan
sehari-hari.
Konsumsi yang mencolok juga nampak
Pendapatan petani rumput laut
pada konsumsi rokok yaitu sebesar 20 %
adalah sejumlah uang yang diterima oleh
dari total konsumsi petani
selanjutnya
petani setelah biaya produksi dikeluarkan.
snack 19 %, pendi-
Pendapatan petani rumput laut tersebut
adalah konsumsi
dikan 14 % dan gula 6 %.
Konsumsi
dapat dikaitkan dengan tingkat kemis-
rokok ini sangat penting untuk diper-
kinan dengan merujuk pada metode BPS
timbangkan oleh petani, terutama karena
yaitu dengan menghitung pendapatan
rokok
perkapita petani. Perhitungan pendapatan
bukan
merupakan
kebutuhan
seluruh anggota keluarga.
perkapita
Pengeluaran petani untuk kon-
petani
tanggungan
terbesar di Kecamatan Wawonii Barat
tersebut.
nilai
rata-rata
/tahun.
Pengeluaran yang lebih besar
jumlah
pendapatan petani dibagi dengan jumlah
sumsi pada Tabel 3, secara totalnya
dengan
merupakan
Rp10.504.781
dalam
Gambaran rata-rata
petani
keluarga
tentang dari
petani
pendapatan
hasil
budidaya
cenderung disebabkan jumlah tanggungan
rumput laut ditampilkan Tabel 4. Tabel 4
lebih besar untuk anak usia sekolah.
tersebut
Pengeluaran konsumsi untuk Kecamatan
perbedaan
Soropia dan Kecamatan Lalongasumeeto
mencolok antara petani di Kecamatan
masing-masing
Wawonii
memiliki
nilai
Rp11.206.868/tahun dan Rp8.839.343/
menunjukkan
bahwa
terjadi
pendapatan
yang
cukup
Barat
Kecamatan
memiliki
dalam
dengan
Wawonii
rata-rata
Barat
pendapatan
jumlah
Rp7.004.077,- pertahun atau Rp583.673,-
pengeluaran konsumsi keluarga. Jumlah
perbulan dengan tanggungan keluarga
pengeluaran untuk konsumsi petani akan
rata-rata
mempengaruhi NTP, dimana semakin
perkapita petani dari hasil budidaya
38
perbedaan
Kecamatan
Soropia dan Lalonggasumeeto.
tahun Setiap keluarga petani umumnya
dengan
5
orang maka
pendapatan
ISSN : 2355-6617, ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
rumput
laut
adalah
pertahun atau Untuk
Rp116.735,- perbulan.
Kecamatan
pendapatan pertahun
Rp1.400.815,-
Soropia
rata-rata atau
sekaligus sebagai pendapatan keluarga petani.
dengan
Rp1.723.201,-
Wawonii
Barat
merupakan lokasi pengembangan usaha
perbulan
budidaya rumput laut dengan tingkat
dengan jumlah tanggungan keluarga 5
pendapatan rata-rata petani yang jauh
orang
lebih besar dibandingkan dengan 2
maka
Rp143.001,-
Kecamatan
pendapatan
perkapita
keluarga petani dari hasil budidaya
kecamatan lainnya.
rumput laut adalah Rp344.640,- pertahun
yang lebih tinggi di Kecamatan Wawonii
atau Rp28.720,- perbulan.
Selanjutnya
Barat yang disebabkan oleh besarnya
Lalonggasumeeto
penerimaan dan relatif lebih rendahnya
rata-rata
pengeluaran terhadap faktor produksi
untuk dengan
Kecamatan pendapatan
petani
Rp2.250.049,- pertahun atau Rp187.504,-
bibit
perbulan dengan jumlah tanggungan rata-
Penerimaan yang tinggi karena produksi
rata petani 4 orang maka pendapatan
yang lebih tinggi di Kecamatan Wawonii
perkapita keluarga petani dari hasil
Barat karena daya dukung lahan yang
budidaya rumput laut adalah Rp562.512,-
lebih baik sehingga produktivitas lebih
Pertahun atau Rp46.875,- perbulan.
tinggi dan umumnya dapat melakukan
Berdasarkan
indikator
BPS
dalam
Pendapatan petani
setiap
kilogram
bibit.
produsi lebih maksimal.
bahwa garis kemiskinan untuk Kabupaten
Jika
pendapatan
petani
tidak
Konawe Tahun 2010 sebesar Rp211.726,-
diperhitungkan upah tenaga kerja dengan
Perkapita perbulan. Jika dilihat dari
asumsi
pendapatan perkapita keluarga petani
merupakan pendapatan bagi petani itu
rumput laut maka kontribusi rumput laut
sendiri maka pendapatan petani rumput
masih rendah. Namun dalam hal ini upah
laut di Kabupaten Konawe seperti pada
tenaga kerja yang menjadi pengeluaran
Tabel 4.
terbesar dalam usahatani rumput laut
kerja merupakan pendapatan bagi petani
tetap diperhitungkan dalam penelitian ini,
itu
sementara itu yang menjadi tenaga kerja
penanaman
sampai
adalah dalam keluarga petani itu sendiri.
umumnya
dilakukan
Oleh karena itu, pengeluaran untuk upah
anggota petani itu sendiri.
bahwa
upah
tenaga
kerja
Asumsi bahwa upah tenaga
sendiri
karena
dalam
proses
pemasaran
hasil,
bersama
oleh
tenaga kerja dalam penelitian ini adalah
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
39
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
Pendapatan rata-rata
petani di
Kecamatan Wawonii Barat Rp11.915.393,-
adalah
pertahun
atau
produktivitas
yang
lebih
Kecamatan Wawonii produksi
dapat
Barat
lebih
tinggi
di
sehingga
dimaksimalkan
Rp992.949,- perbulan. Petani di Keca-
dibandingkan
matan Soropia memiliki pendapatan rata-
lainnya.
rata
pengembangan usahatani rumput laut di
Rp3.497.824,-
pertahun
atau
Rp291.485,- perbulan. Selanjutnya untuk
Kabupaten
petani di Kecamatan Lalonggasumeeto
Gambar 1.
memiliki pendapatan rata-rata petani
dengan
2
Kecamatan
Adapun NTFP pada lokasi
Konawe
Nilai
Tukar
disajikan
Faktor
dalam
Produksi
Rp4.651.586,- pertahun atau Rp387.632,-
secara keseluruhan di Kabupaten Konawe
perbulan. Berdasarkan hasil perhitungan
berkisar 1,534 – 2,033 yang mengindi-
tersebut
pendapatan
kasikan bahwa daya tukar atau daya beli
petani dari hasil usahatani rumput laut
petani terhadap faktor produksi dari
khusus di Kecamatan Wawonii Barat
penerimaan usahatani rumput laut sebesar
sebesar
153,4 % - 203,3 % /tahun dari total biaya
nampak
bahwa
Rp992.949,- perbulan, mem-
berikan sumbangsi yang cukup berarti
produksi berkisar antara
bagi
sampai Rp6.769.534,- /tahun.
keluarga petani.
Nilai
4. Nilai Tukar Faktor Produksi Petani Budidaya Rumput Laut
Tukar
Rp3.032.785,-
Faktor
Produksi
tersebut dapat menjadi penanda insentif
Produksi
petani dari hasil usahataninya, dimana
secara keseluruhan adalah perbandingan
NTFP berpengaruh positif terhadap laba
antara total harga yang diterima petani
usahatani. Berdasarkan hal tersebut maka
dengan total harga faktor produksi yang
dapat dilihat bahwa petani rumput laut di
digunakan. Kecamatan Wawonii Barat
Kabupaten Konawe cukup mendapatkan
memiliki NTFP lebih tinggi dibandingkan
keuntungan dari hasil usahatani rumput
Nilai
Tukar
Faktor
dengan 2 kecamatan lainnya. Hal tersebut
laut.
Nilai
Tukar
Faktor
Produksi
disebabkan oleh skala usaha yang lebih
Kebupaten Konawe berkisar antara 1,534
besar, harga produk yang lebih stabil,
– 2,033 maka dapat dikatakan bahwa laba
harga bibit yang lebih rendah yang
petani mencapai 53,4 % - 103,3 %
merupakan pengeluaran yang cukup besar
pertahun
dalam usahatani rumput laut. Selain itu
pertahun yang digunakan. Oleh karena
juga
itu usahatani rumput laut di Kabupaten
40
dapat
disebabkan oleh tingkat
dari
total
biaya
produksi
ISSN : 2355-6617, ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
Konawe masih dapat dikembangkan dan
dermaga untuk transportasi laut serta
dijadikan
Tempat
sebagai
utama bagi petani. terwujudkan
mata
Hal tersebut dapat
jika petani melakukan
usahatani rumput laut intensif
pencaharian
dengan
dengan lebih
penggunaan
Pelelangan
Pembangunan
kedua
Ikan
(TPI).
sarana
tersebut
dilakukan dengan cara menimbun daerah pantai
sehingga
dapat
menyebabkan
faktor
kekeruhan, serta aktivitas yang terjadi
produksi secara efektif dan efisien serta
setelah kedua sarana tersebut beroperasi
manajemen usaha petani yang lebih baik.
dapat
Nilai Tukar Faktor Produksi di
mengganggu
kehidupan
pertumbuhan rumput laut.
dan
Jika daya
Kecamatan Wawonii Barat lebih tinggi
dukung lahan untuk usahatani rumput laut
dibandingkan dengan 2 kecamatan lain-
menurun
nya yaitu 2,033 yang mengindikasikan
penurunan NTP yang mengindikasikan
bahwa
penurunan kesejahteraan petani. Pengaruh
daya
beli
petani
dari
hasil
maka
yang
faktor produksi yang digunakan dalam
penataan pembangunan tersebut dapat
proses produksi rumput laut adalah 203,3
menyebabkan masyarakat disekitarnya
% atau petani memiliki laba sebesar
kehilangan sumber pendapatan utama
103,3% dari pengeluaran faktor produksi
atau sampingan mulai dari petani itu
dalam 1 tahun.
Oleh karena itu dapat
sendiri sampai pada pedagang-pedagang
dikatakan bahwa petani rumput laut,
pengumpul dan penyedia sarana produksi
khususnya di Kecamatan Wawonii Barat
rumput laut.
memiliki peluang yang besar untuk
4. Nilai Tukar Konsumsi Budidaya Rumput Laut.
hal penambahan modal untuk pengadaaan faktor produksi. Namun demikian peluang tersebut
Nilai
besar
menyebabkan
usahatani rumput laut terhadap total
mengembangkan skala usahanya dalam
lebih
dapat
akibat
kekeliruan
Tukar Konsumsi
Petani
Petani
secara keseluruhan adalah perbandingan antara total harga yang diterima petani
dapat dipertahankan jika ada dukungan
dari suatu usahatani dengan total harga
dari pemerintah terutama dalam hal
yang dikeluarkan petani untuk kebutuhan
penataan pembangunan di sekitar lokasi
konsumsi. Nilai Tukar Konsumsi Petani
usahatani rumput laut. Lokasi usahatani
secara keseluruhan digambarkan dalam
rumput laut di Kecamatan Wawonii Barat
Gambar 2.
berdekatan dengan lokasi pembangunan
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
41
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
Gambar 2 menunjukkan NTKP
yang lebih besar sehingga produksi lebih
terhadap total konsumsi rutin sehari-hari
tinggi.
di lokasi penelitian
Kecamatan
yaitu 0,635 untuk
Produksi yang lebih besar di Wawonii
Barat
juga
petani di Kecamatan Wawonii Barat yang
disebabkan oleh daya dukung lahan dari
mengindikasikan bahwa daya beli petani
beberapa kriteria parameter kualitas air
dari pendapatan usahatani rumput laut
pada penjelasan sebelumnya.
terhadap konsumsi rutin hanya sebesar
Meskipun demikian, NTKP di
63,5 %/tahun dari total konsumsi rata-rata
Kecamatan Wawonii Barat yaitu sebesar
sebesar Rp12.254.661,-/tahun. Nilai Tu-
0,635 atau sebesar 63,5 % kebutuhan
kar Konsumsi Petani di Kecamatan
konsumsi
Lalonggasumeeto
Kecamatan
diperoleh dari hasil usahatani rumput laut,
Soropia adalah 0,233 dan 0,154. Secara
yang menunjukkan bahwa sumbangsi
berturut-turut
bahwa
usahatani rumput laut bagi kehidupan
kemampuan petani dalam memenuhi
keluarga petani di kecamatan tersebut
kebutuhan konsumsinya adalah 23,3 %
cukup berarti.
dari total konsumsi rata-rata sebesar
ditingkatkan dengan manajemen usaha,
Rp9.664.486,- di Kecamatan Lalongga-
maka pendapatan usahatani rumput laut
sumeeto dan 15,4 % dari total konsumsi
di Kecamatan Wawonii Barat dapat
rata-rata
menjadi
dan
menunjukkan
sebesar
Kecamatan Soropia.
Rp11.206.868,-
di
rutin
petani
sehari-hari
Jika skala usaha dapat
pendapatan utama
keluarga.
Nilai Tukar Kon-
Pendapatan petani yang meningkat, maka
sumsi Petani dengan nilai dibawah 1
petani dapat memenuhi kebutuhan sehari-
menunjukkan bahwa pendapatan petani
hari dan bahkan kebutuhan lainnya dalam
dari hasil usahatani rumput laut belum
keluarga petani dari hasil usahatani
sepenuhnya dapat memenuhi konsumsi
rumput laut.
rutin keluarga petani.
Perbedaan NTKP selain dipenga-
Perbedaan NTKP pada masing-
ruhi oleh pendapatan juga dipengaruhi
masing kecamatan yang berbeda sangat
oleh besarnya pengeluaran konsumsi
ditentukan oleh perbedaan pendapatan
petani.
petani karena skala usaha yang berbeda.
pendapatan dari hasil usahatani rumput
Kecamatan Wawonii Barat dengan NTKP
laut yang terendah, memiliki pengeluaran
lebih besar dibandingkan dengan 2
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kecamatan lainnya karena skala usaha
Kecamatan Lalonggasumeeto.
42
Di Kecamatan Soropia dengan
ISSN : 2355-6617, ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
Secara keseluruhan NTP akan
(Wawancara pedagang besar tali nilon di
dapat mengalami perubahan setiap siklus
Kota Kendari).
produksi atau setiap tahun.
Perubahan
dimana peningkatan penerimaan petani
NTP dapat terjadi karena perubahan dari
lebih besar dibandingkan dengan pening-
sisi penerimaan petani dan pengeluaran
katan
petani. Perubahan penerimaan petani
faktor produksi, sehingga pendapatan
disebabkan
petani dari hasil usahatani rumput laut
oleh
adanya
perubahan
Pada kondisi demikian,
pengeluaran
jumlah produksi, harga produk dan harga
juga
meningkat
faktor produksi. Perubahan pengeluaran
sebelumnya.
petani disebabkan oleh perubahan harga
untuk
pengadaan
dibandingkan
tahun
Kondisi sebaliknya terjadi pada
faktor produksi, perubahan harga barang
awal Tahun 2011 – Oktober
2011,
konsumsi petani serta perubahan jumlah
kondisi
tidak
faktor produksi dan barang konsumsi.
mendukung kehidupan dan pertumbuhan
lingkungan
perairan
Tahun 2008, dimana harga produk
rumput laut. Sebagian besar petani khu-
rumput laut kering meningkat secara
susnya di Kecamatan Wawonii Barat dan
drastis yaitu dari harga normal Rp9.000,-
sebagian petani di Kecamatan Soropia
/kg
tidak dapat melakukan produksi secara
naik
dengan
harga
rata-rata
Rp13.000,-/kg dan bahkan mencapai
optimal meskipun di musim timur.
harga Rp20.000,-/kg. Selain itu kondisi
Perubahan-perubahan kondisi ter-
lingkungan perairan pada tahun tersebut
sebut akan menyebabkan perubahan NTP
di Kabupaten Konawe sangat mendukung
di Kabupaten Konawe. Petani akan
kehidupan dan pertumbuhan rumput laut
mengalami
sehingga produksi dapat lebih optimal
kondisi harga produk yang meningkat
(Laporan Penyuluh Lapangan Tahun
lebih besar peningkatan harga barang
2008). Meskipun harga faktor produksi
konsumsi
utama untuk usahatani rumput laut yaitu
penerimaan lebih besar dibandingkan
tali nilon naik, namun peningkatan harga
dengan peningkatan harga pengeluaran
per kilogramnya lebih rendah diban-
untuk
dingkan
lingkungan
dengan
peningkatan
harga
produk rumput laut perkilogram yaitu
peningkatan
rutin
berproduksi
dan
yang
NTP
pada
peningkatan
serta
kondisi
mendukung
untuk
melakukan produksi secara optimal.
dari harga Rp28.000,-/kg naik menjadi Rp31.000,-
sampai
Rp32.000,-/kg
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
43
Irdam Riani dkk, Nilai Tukar Petani Rumput Laut
Pengembangan Sosial Pertanian. Bogor.
SIMPULAN
Ekonomi
1. Pendapatan rata-rata usaha budidaya rumput laut sebesar Rp6.688.268/ tahun 2. Nilai Tukar Faktor Produksi Petani rumput laut antara
1,534 – 2,033,
menunjukkan nilai tukar yang baik yaitu petani memiliki laba sebesar 53,4 % - 103,3 % dari pengeluaran untuk faktor produksi untuk setahun. 3. Nilai Tukar Konsumsi Petani rumput laut berkisar antara 0,154- 0,635 yang menunjukkan bahwa kebutuhan rutin
sehari-hari
keluarga
petani
belum dapat sepenuhnya dipenuhi dari hasil usaha budidaya rumput laut. DAFTAR PUSTAKA BPS, 2010. Perkembangan Nilai Tukar Petani. Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara. Kendari. ____, 2010. Kabupaten Konawe dalam Angka. Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara. Kendari
Padangaran, A.M., 2009. Statistik Ekonomi (Ekonometrika). Program Pasca Sarjana Universitas Haluoleo. Kendari. ______., 2010. Pembiayaan Agribisnis. Universitas Haluoleo. Kendari. Patadjai, R.S., 2007. Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) pada Berbagai Habitat Budidaya yang Berbeda. Disertasi. Program Pasca Sarjana Unhas. Makassar. Rachmat, M. dkk., 2000. Studi Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Simatupang, P., dan M. Maulana, 2006. Kaji Ulang Konsep dan Perkembangan Nilai Tukar Petani Tahun 2003 – 2006. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
DKP, 2007. Pengembangan usaha Perikanan Di Kabupaten Konawe. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe. Unaaha. DKP Kabupaten Konawe. 2010. Laporan PPTK Budidaya Kabupaten Konawe, 2008-2010. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Konawe. Hendayana, R., 2001. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani. Pusat Penelitian dan
44
ISSN : 2355-6617, ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan