NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM AL-QURAN SURAT AL-WAQIAH AYAT 57-74
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: Nur Choirum Mauzuroh 1110011000050
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEIvIBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRTPSI Skripsi berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Keimana Yang Terkandung Dalam Q.S. AIWaqiah ayat 57-74 disusun oleh Nur Choirum Mauzuroh, NlM.
1
11001 1000050, jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta. Telah rnelalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
lakarta" i4 Januari 2015
Yang mengesahkan,
I
Pembimbing
NrP. 19450612 1965101 001
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Al-Quran Surat Al-
Ayat 57-74 disusun oleh Nur Choirum Mauzuroh Nomor Induk Mahasiswa Ill00l1000050, cliajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Waqiah
I-lidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 05 Maret 2015 di hadapan dervan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.pd.l) dalam bidang Pendidikan Agama lslam.
Jakarta,0T April 2015 Panitia
U.i
ian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) I}, H Abdqtl4atrd Khon. M.Ag NIP: 19580707 198703 I 003 Sekretaris ( Sekretaris .lurusan/Prodi
lm
Ifi.X4arnaman Saten NIP: I 97203 132008012010
Penguji I
|
n^';-
of
Aq.i\ ,ors
rs A\t\
Drs-H. Ahmad Ba$UrM.AgNIP:1 9491126197901
t/
001
t'engu.ii II
QlDim,vati. M.,,\g N IP: I 97 403 I 82003 121002
Prof, Dr. NIP: 19550421
203 I 007
&rF
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
:.M,z"
.
@-,
1WX#
W
No. Dokumen Tgl. No. Revisi:
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia
I
:
Terbit : :
Hal
FITK-FR-AKD-089 '1
Maret 2010
01
1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah
ini,
Nama
Nur Choirum Mauzuroh
Tempat/Tg1. Lahir
Mojokerto, 23 April 1992
NIM
11
Jurusan/Prodi
Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung dalam
1001 10000s0
Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74 Dosen Pembimbing dengan
Prof. Dr. H. Salman Harun
ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
saya beftanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta,03 Maret 2015
Nur Choirum Mau2uroh
NIM.l 1 10011000050
dan
ABSTRAK
Al-Quran diturunkan dengan tujuan agar menjadi petunjuk bagi orang-orang yang berserah diri, orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan. Selain sebagai petunjuk, Al-Quran juga sebagai sumber-sumber pendidikan, karena di dalamnya terdapat banyak nilai pendidikan yang dapat kita ambil untuk kepentingan dunia dan akhirat. Salah satunya adalah nilai pendidikan keimanan, pendidikan keimanan adalah modal utama bagi setiap muslim. Pendidikan keimanan adalah pendidikan yang mengajarkan kepercayaan yang mengandung nilai-nilai keimanan kita kepada Allah serta mengimani adanya malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat serta beriman kepada Qada’ dan Qadar. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk “Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al- Waqiah 57-74” dan “mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.” Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu menganalisis masalah yang akan dibahas dengan cara mengumpulkan data-data kepustakaan, pendapat para mufassir. Kemudian mendeskripsikan pendapat para mufassir, selanjutnya membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ayat ini adalah nilai pendidikan keimanan melalui penelitian alam meliputi tentang asalusul keadian manusia, tanaman, air dan api juga pendidikan keimanan kepada hari kiamat. Dan hal-hal yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam yang Menumbuhkan Keimanan, (Tafakkur) dan Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam (Tadzakkur).
i
ABSTRACT
Al-Quran descended for guidance to all of people surrender. People need light in the dark. Besides for guidance AL-Quran have to as resource of education because in the Al-Quran have more value of education can we take for interest in the world and in the beyond. One of them is value education of faith, education of faith is financial of every moslems. Education of faith taught to belief have our value of faith to Allah and then have faith in angels, holybooks, prophet, doomsday and have faith in qada’ dan qadar. This research have purpose for explain value education of faith in the Q.S. AlWaqiah ayat 57-74 and then apply values education of faith in the daily activity. The method aplicated in this minithesis is descriptive analysis method. The analyze problem with way library research, opinion of mufassir. And then description opinion of mufassir and make conclusion. Result of this research indicate value of education in this ayat is value education of faith pass research of nature there are is origin of human, origin of plants, origin of water, and origon of fire. The value education of doomsday and then something for application in daily activity is aplication education research of nature have feeling faith (Tafakkur) and Tadzakkur.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat yang tiada hentinya engkau menganugerahkan kepada penulis. Dan berkat kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman. Skripsi ini berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam. Atas terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis. 2. Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan Marhamah Saleh Lc. M.Ag, selaku sekertaris jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini. 3. Dr. H. Anshori LAL., MA., Alm. selaku dosen pembimbing skripsi pertama, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis. ii
4. Prof. Dr. H. Salman Harun selaku dosen pembimbing skripsi kedua atas dorongan serta nasihat, masukan, arahan dan motivasi yang tiada henti-hentinya sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan. 5. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis. 6. Kedua orang tua penulis ayahanda Muhammad Kamali dan ibunda Mistianah terimakasi atas do’a, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis, serta kakakku Khaula Mawaziroh yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas do’a dan semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabatku tersayang, para anggota P20AI, khususnya sahabat-sahabat ku Isnin Nadra S.pd.I, Intan Rahma Yuri S.Pd.I, Siti Nurbaiti, S.Pd.I terimakasih atas dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam hidup penulis. 8. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2010 terima kasih atas masukan, dorongan, dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terimakasih atas semangat, senum dan hiburan yang telah kalian berikan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
iii
Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang meungkin tidak dapat penulis sebutkan, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua. Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Ciputat, 01 Maret 2015 Penulis
Nur Choirum Mauzuroh
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah ..... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan ............................................................ 6 1. Pengertian Nilai .................................................................................. 6 2. Pengertian Pendidikan Keimanan ...................................................... 7 3. Rukun Iman ........................................................................................ 10 B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74 .......................................................... 21 1. Teks Ayat dan Terjemah .................................................................... 21 2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah ....................................................... 22 3. Fadilah Membaca Surat Al-Waqiah ................................................... 23 4. Arti Kosa Kata .................................................................................... 24 5. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Para Ulama’ Tentang Q.S. Al-Waqiah Ayat 57-74 ....................................................................... 26 6. Tafsir Perayat ..................................................................................... 35 C. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................. 39 BAB III Metodologi Penelitian A. Objek dan Waktu Penelitian ...................................................................... 41 B. Fokus penelitian ......................................................................................... 41 C. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 41 D. Sumber Data .............................................................................................. 41 E. Metode Peneltian ....................................................................................... 42 v
F. Teknis Penulisan ........................................................................................ 43
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S AlWaqiah 57-74 ............................................................................................ 44 1. Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam ................................. 44 a. Asal-usul Kejadian Manusia .......................................................... 44 b. Asal-usul Tanaman ........................................................................ 49 c. Asal-usul Air .................................................................................. 53 d. Asal-usul Api ................................................................................. 57 2. Pendidikan Iman kepada Hari Akhir ................................................... 59 B. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan dalam Q.S Al-Waqiah 57-74 .... 61 1. Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam Yang Menumbuhkan Keimanan (Tafakur) ........................................................................... 62 2. Aplikasi
Pendidikan
Keimanan
Melalui
Penelitian
Alam
(Tadzakur) .......................................................................................... 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 66 B. Saran .......................................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 68
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Al-Qur’an adalah firman yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril untuk dijadikan pedoman bagi seluruh umat manusia, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang sesat, orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan dan dengan segala petunjuknya yang lengkap menyangkut seluruh aspek kehidupan yang bersifat universal. Rasul SAW bersabda bahwa Al-Quran adalah tali Allah yang terulur dari langit ke bumi, di dalamnya terdapat berita tentang umat masa lalu, dan kabar tentang situasi masa datang. Barang siapa yang berpegang dengan petunjuk-Nya dia tidak akan tersesat.1 Al-Quran memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh setiap umat manusia. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16: 89
) ٩٨:٦١/)النحل
Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (An-Nahl/16:89) Isi Al-Quran bermacam-macam, ia memberikan petunjuk dalam persolan-persolan akidah, syariah, dan akhlak selain sebagai petunjuk alQuran juga memecahkan persoalan kemanusiaan di berbagai segi kehidupan, baik yang berkaitan dengan masalah alam semesta, kejiwaan, jasmani, sosial, ekonomi, politik, dan pendidikan. Begitu banyak nilai serta kandungannya yang sangat luas dan sangat berguna dalam setiap segi kehidupan. Begitu banyak segi kehidupan ini yang tercakup dalam ayat-ayat Al-Quran baik yang
1
Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, (Bandung: Mizan, 2000), hal.13
1
2
tersirat maupun yang tersurat, baik itu mulai dari pri-hidup kemanusiaan sampai ke berbagai bidang dan ruang lingkup dan ilmu pengetahuan. Isi yang terkandung dalam Al-Quran mengandung kebenaran, tidak ada keraguan di dalamnya. Sesuai dengan firman Allah Q.S Al-Baqarah/2:2 ( ٢:٢/ )البقرة
Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.(Al-Baqarah/2:2) Terbukti kebenaran ayat Allah melalui tanda-tanda kehidupan dan fenomena alam. Sebelum para ilmuwan membahas tentang teori alam semesta, Al-Quran telah menjelaskan terlebih dahulu, terbukti dengan adanya firman Allah berikut ini:
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (AlAnbiya/21:33) Seperti dikemukakan ayat diatas bahwa Al-Quran berbicara tentang alam dan fenomenanya. Al-Quran mengajak manusia untuk memperhatikan alam raya, langit, bumi, bintang dan lain sebagainya dalam rangka memperoleh manfat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk mengantarkannya kepada kesadaran akan keesaan dan kemaha Kuasaan Allah SWT. Alam dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki dan dibawah kekuasaan Allah serta diatur dengan sangat teliti. Alam raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan-ketetapan tersebut, kecuali jika dikehendaki oleh Tuhan. Maka dari itu alam raya dan elemen-elemennya tidak boleh disembah atau dipertuhankan, dengan memperhatikan alam semesta diharpkan agar dapat menambah keimanan dan rasa syukur kepada Allah SWT.2 Tidak hanya membahas alam semesta, Al-Quran juga membahas tentang pendidikan. Hampir semua unsur yang berkaitan dengan kependidikan 2
Qurash Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal.61
3
disinggung secara tersurat atau tersirat oleh Al-Quran yang mana nilai pendidikan tersebut harus kita terapkan dalam kehidupan untuk kepentingan dunia dan akhirat.3 Adapun tujuan pendidikan menurut al-Quran adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Pada intinya tujuan pendidikan dalam Al-Quran adalah menjadikan manusia sebagai hamba yang bertaqwa.4 Dengan begitu pendidikan keimanan merupakan modal penting bagi setiap muslim. Seorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yang membenarkan adanya Tuhan yang Maha Agung Tuhan Maha Pencipta Langit dan Bumi.5 Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang membicarakan tentang masalah pendidikan keimanan, salah satunya adalah surat al-Waqiah ayat 57-74, yang menerangkan tentang kebesaran alam dan kekokohan hukum-hukumnya yang menjadi petunjuk adanya kebesaran Allah dan nikmat Nya. Allah telah memberikan berbagai nikmat kepada manusia, dari luar bumi dan pada bumi itu sendiri, dari luar bumi meliputi matahari, rembulan dan seluruh tata surya yang ada, dari bumi itu sendiri meliputi air, tanaman, benih, api dan segala makhluk hidup yang ada di bumi. Namun terkadang manusia melupakan segala nikmat Allah tersebut maka dari itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam skripsi ini, dengan tujuan setelah menemukan nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam ayat ini diharapkan kita sebagai manusia memperbanyak rasa syukur dan dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Tentunya masih banyak nilai pendidikan dan nikmat Allah yang terkandung dalam Q.S Al-Waqiah ayat 57-74 untuk kita syukuri, maka dari itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam skiripsi yang berjudul
3
Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, ( Bandung: Mizan, 2000), hal. 67 Qurash Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 172 5 Abu Bakar Jabir El-Jaziri, Pola Hidup Muslim Aqidah, (Bnadung: Remaja Rosdakarya,1990), hal.1 4
4
“NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEIMANAN YANG TERKANDUNG DALAM AL-QURAN SURAT AL-WAQIAH AYAT 57-74”.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah ayat 57-74 b. Kurangnya rasa syukur kita sebagai manusia terhadap nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. c. Kurangnya penanaman nilai-nilai pendidikan keimanan pada diri manusia. d. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari 2. Pembatasan Masalah Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi hanya pada masalah : a. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Surat AlWaqiah 57-74” b. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari. 3. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam AlQuran Surat Al-Waqiah 57-74 ? b. Apa sajakah aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al- Waqiah 57-74. b. Mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam skripsi ini adalah: a. Penelitian merupakan langkah awal dan dapat ditindak lanjuti oleh peneliti selanjutnya. b. Dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. c. Untuk menambah pengetahuan dan kajian tafsir tentang ayat yang membahas tentang pendidikan keimanan dari surat al-Waqiah 57-74. d. Supaya menambah keimanan, kecintaan dan ketaqwaan pada Allah. e. Agar manusia sadar akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. f. Agar manusia lebih banyak bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan. g. Agar pesan-pesan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II KAJIAN TEORI A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan 1. Pengertian Nilai Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari nilai. Nilai dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya”.1 Sebagaimana Ahmad Tafsir dalam bukunya mengatakan bahwa “nilai adalah harga. Sesuatu barang bernilai tinggi karena barang itu harganya tinggi. Bernilai artinya berharga. Jelas, segala sesuatu tentu bernilai, karena segala sesuatu berharga, hanya saja ada yang harganya rendah ada yang tinggi.”2 Lebih lanjut ditegaskan bahwa , nilai-nilai tidak hanya menurut pikiran dan keinginan manusia secara subjektif. Nilai-nilai itu bersifat objektif, universal, independen dalam arti bebas dari pengaruh rasio dan keinginan manusia secara individual. Nilai bukan semata-mata untuk memenuhi dorongan intelek dan keinginan manusia. Nilai justru berfungsi untuk membimbingdan membina manusia supaya menjadi lebih luhur, lebih matang sesuai dengan martabat Human Dignity, sedangkan Human Dignity ini ialah tujuan itu sendiri, tujuan dan cita-cita manusia. Menurut penulis nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, dimana setiap manusia membutuhkan nilai dan penilaian dalam menjalani kehidupannya. Dalam Islam setiap sesuatu yang diciptakan Allh mempunyai nilai. Nilai sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan harus
dimiliki
setiap
manusia
untuk
1
dipandang
dalam
kehidupan
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.II, hal. 783 2 Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke4, hal. 50.
6
7
bermasyarakat. Nilai di sini dalam konteks etika (baik dan buruk), logika (benar dan salah), estetika (indah dan jelek). 2. Pengertian Pendidikan Keimanan Dalam kehidupan setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan, pendidikan tidak hanya di dapat di bangku sekolah, dalam kehidupan sehari-hari pun dapat kita dapatkan pendidikan. Menurut Heri Jauhari Muchtar dalam bukunya yang berjudul Fikih Pendidikan mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagai mana mestinya. Ada unsur utama yang harus terdapat dalam proses pendidikan, yaitu: Pendidik (Orang Tua, Guru/dosen/ulama‟), Peserta didik (anak, santri/murid), Ilmu atau pesan yang disampaikan”.3 Mortimer J. Adler mengartikan “pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri”.4 Keimanan, berasal dari iman, makna iman dalam segi istilah ialah pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu akan segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yang dketahui dengan jelas sebagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah”.5 Sebagian pakar mengartikannya sebagai pembenaran hati terhadap apa yang didengar oleh telinga. Iman adalah sesuatu yang tidak terjangkau oleh indra. Iman berkaitan dengan nilai atau prinsip-prinsip yang harus menjadi tolak ukur sekaligus pendorong bagi langkah-langkah konkret, menuju tujuan yang konkret pula, dan ini tidak boleh bertentangan dengan akal atau ilmu. Walaupun bisa jadi ia tidak dimengerti oleh hakikat nalar. 3
Heri Jauhari Mukhtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: RosdaKarya, 2008), hal. 14 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2003), hal. 13 5 Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal 21 4
8
Karena iman menjadi tolak ukur sekaligus pendorong, maka iman yag benar
akan
melahirkan
aktivitas
yang
benar
sekaligus
kekuatanmenghadapi tantangan, bukannya kelemahan yang melahirkan angan-angan dan mengantar kepada keinginan terjadinya sesuatu yang tidak sejalan dengan ketentuan hokum-hukum Allah yang berlaku dialam raya, atau yang bertentangan dengan akal sehat dan hakikat Islam.6 Menurut penulis sendiri Keimanan kata dasarnya adalah iman diberi imbuhan ke- dan –an yang menjadikannya kata sifat yaitu keimanan, yaitu rasa iman yang ada pada diri seseorang. Iman adalah keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Iman itu Yazid wa yanqus, naik turun dikatakan naik apabila kita senantiasa beribadah kepada Allah dan dikatakan turun ketika kita bermaksiat kepadaNya. Agar iman senantiasa stabil kita harus selalu mengingat Allah melalui ciptaan-ciptaanNya, senantiasa berdzikir dan berdoa untuk mengingatNya. Semaksimal berusaha untuk menjauhkan diri dari larangan-larangan Allah dan menjalan kan perintah Allah. Sesungguhnya iman tidak akan sempurna kecuali dengan cinta yang sejati, yaitu mencintai Allah,mencintai Rasulullah dan mencintai syariat yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul. Melakukan hal baik kita niatkan untuk beribadah kepada Allah. Pendidikan keimanan perlu ditanamkan sejak dini sebagaimana menurut pendapat Al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin yakni: Ketahuilah, bahwa apa yang telah kami sebutkan itu mengenai penjelasan akidah (keyakinan) maka sebaiknya di dahulukan kepada anak-anak pada awal pertumbuhannya. Supaya dihafalkan dengan baik, kemudian senantiasalah terbuka pengertiannya nanti sedikit demi sedikit sewaktu dia telah besar. Jadi permulaanna dengan menghafal, lalu memahami, kemudian beritika, mempercayai dan membenarkan dan yang berhasil pada anak-anak tanpa memerluka bukti.”7 Penanaman keimanan merupakan aspek yang sangat fundamental di dalam berbagai segi kehidupan. Al-Ghazali mengatur cara berangsur6
Quraish Shihab, MenaburPesanIllahi, (Jakarta: LenteraHati, 2006), hal.5-6 Zainuddin.SelukBelukPendidikan Dari Al-Ghazali. (1991. BumiAksara. Jakarta) hal.98, 100
7
9
angsur mulai membaca, menghafal, memahami, mempercayai dan membenarkan kemudian tertanam sangat kuat pada jiwa anak yang akan mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak lahir dan pandangan hidup.Jadi cara memperteguh iman adalah melalui tiga unsur dari pengertian iman itu sendiri yaitu: 1) Dibaca dan diucapkan dengan lisan atau bahkan dihafalkan ayat-ayat maupun hadis yang berhubungan erat dengan keimanan. 2) Memahami pengertiannya dan mencamkan dalam pikirannya kemudian diakui kebenarannya dalam hati, agar dapat meresap sedalamdalamnya. 3) Mengamalkan ajaran-ajarannya yang terkandung di dalamnya. Allah SWT berfirman:
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gununggunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (AlHijr/15: 19)
)ٔٓ٘:ٕٔ/)يوسف
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.(Q.S. Yusuf/12:105) Keteraturan fenomena alam, keajaiban ciptaan merupakan pertanda adanya Sang Pencipta. Al-quran berulang kali mengungkapkan tentang alam dan fenomenanya yang menggambarkan kekuasaan dan keagungan Allah dan menyerukan agar manusia beriman, beribadah, dan bersyukur kepadaNya. Posisi orang yang beriman yaitu di pertengahan, diantara takut dan harap, disamping takut kepada Allah, juga berharap mendapatkan rahmat
10
dariNya sehingga tidak mudah putus asa. “janganlah kamu berputus asa dari mengharap rahmat Allah” (QS. Az-Zumar: 53).8 3. Rukun Iman Terdapat enam macam rukun Iman yang harus kita Imani yaitu sebagai berikut: a. Iman kepada Allah Iman kepada Allah harus diterjemahkan “mempercayai Allah disertai keyakinana kuat bahwa dirinya akan senantiasa merasa aman sentosa”. Hal ini sesuai dengan tuntutan kata “iman” yang berasal dari kata “aman”. Oleh para mufassir, keduanya dianggap memiliki keterikatan. Penerapan “iman” tidak cukup hanya percaya adanya Allah. Iman harus disertai dengan “mempercayai” Allah dalam kualitas-Nya sebagai satusatunya dzat yang bersifat illahiyat (disembah, sekaligus ditaati) dan rububiyah (dipercaya sebagi pengatur dan pengurus).9 Iman kepada Allah mencerminkan hubungan paling mulia antara manusia sebagai makhluk dengan penciptanya. Hal ini karena makhluk yang paling mulia di muka bumi adalah manusia, dan sesuatu yang ada di dalam diri manusia yang paling mulia adalah hatinya, sedangkan sesuatu yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah keimanan. Allah berfirman dalam Quran surat Al-Hujurat : 15
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa
8
Imam Al-Ghazali, Membangkitkan Energi Qalbu,(Indonesia: Mitrapress, 2008), hal.156 A. Husnul Hakim Imzi, Ber-TuhanMasikahrelevan, (Depok: LingkarStudi Al-Quran, 2006), hal.22 9
11
mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.(Q.S Al-Hujurat: 15) b. Iman kepada malaikat Kata malaikat adalah jama‟ dari kata ( يهكmalak) yang berasal dari kata ( انوكتalukah) yang berarti risalah.10 Malaikat adalah makhluk Allah yang ghaib diciptakan dari cahaya, malaikat disucikan oleh Allah dari hawa nafsu dan dari dosa-dosa maupun kesalahan.
Mereka selalu
berbuat baik, tidak pernah melanggar apa yang diperintahkan Nya, tidak pernah berbuat kemungkaran dan tidak henti-hentinya bertasbih kepada Allah. Dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang mewajibkan seorang mukmin untuk beriman kepada adanya malaikat, salah satunya terdapat dalam potongan surat Al-Baqarah 285
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasulNya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.". (Al-Baqarah/2: 285) Jumlah malaikat amat banyak, tidak ada satupun yang mmpu menghitungnya hanya Allah lah yang tahu jumlah para malaikat, namun terdapat 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya yang wajib kita ketahui, yaitu: 1) Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu 2) Malaikat Mikail bertugas membagi rezeki 3) Malaikat Izrail bertgas mencabut nyawa 10
Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal 93
12
4) Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala, pada hari kiamat dan hari kebangkitan 5) Malaikat Munkar bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada manusia di alam kubur 6) Malaikat Nakir bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada manusia di alam kubur 7) Malaikat Rakib bertugas mencatat amal baik manusia 8) Malaikat atid bertugas mencatat amal buruk manusia 9) Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka 10)
Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga
c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah Iman kepada Allah dsini adalah meyakini secara mantap terhadap apa yang telah diwahyukan Allah kepada orang-orang pilihan, yaitu para rasul. Wahyu-wahyu tersebut dijadikan sebagai suhuf yang bernilai dan kitab yang suci.11 Terdapat dua Shuhuf dan empat kitab yang berisi ajaran dan pesan-pesan dari Allah yang harus kita imani, diantaranya yaitu: 1) Shuhuf Ibrahim 2) Shuhuf Musa Tentang dua shuhuf ini Allah berfirman dalam surat al-A‟la :18-19
(ٔ٧-ٔ١ :٧٨/ )االعلى
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S Al-A‟la/87 : 18-19) Dan keempat kitab itu adalah: 1) Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa Alaihissalam 2) Kitab Zabur yang dirturunkan kepada Daud Alaihissalam 3) Kitab Injil yang diturunkan kepada Isa Alaihissalam 4) Kitab Alquran yang diturunkan kepada Muhammad SAW,
11
SyaikhAbubakar Jabir Al-jazairi, AqidahSeorangmukmin, (Solo: CV.PustakaMantiq, 1994), hal.184
13
Dan firman Allah tentang kitab-kitabnya tertulis dalam potongan ayat Quran Surat An-Nisa:113
)ٖٔٔ :ٗ/)النساء
Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.(Q.S. An-Nisa/4 :113) d. Iman Kepada Rasul Allah Dalam suatu hadist yang driwayatkan oleh Mardawaih dalam tafsirnya dari Abu Zar al-Ghifari disebutkan bahwa jumlah para rasul adalah 313 atau 315 oranf sedangkan jumlah para nabi adalah 124.000 orang. Wallahua‟lam bissoab.12 Allah berfirman dalam Quran surat an-Nisa/4: 164
Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Q.S an-Nisa/4:164) Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Ta‟la yang dipilih oleh-Nya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak. Degnan beriman kepasa rasul, dimaksudkan agar setiap manusia itu mengikuti jejak langkahnya, memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul itu. Selain itu juga 12
Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal.116
14
bersabar dan tabah hati dalam mencontoh sepak terjang beliau-beliau itu. Sebab sudah jelaslah bahwa tindak langkahnya para rasul itu mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik sekali, bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh Allah Taala agar dimiliki oleh seluruh umat manusia. e. Iman Kepada Hari akhir Hari akhir mempunyai dua pengertian, pertama: hancur dan berakhirnya alam dan seluruh kehidupan. Kedua: datangnya kehidupan akhirat dan permulaan kehidupan yang baru.13 Dengan beriman dengan rukun iman yang kelima ini, maka keimanan seorang mukmin bisa dikatakan sempurna. Hari akhir ini dimulai dengan kehancuran alam semesta ini, kemudian semua makhluk hidup menjadi mati, dan bumi ini berganti dengan yang lain. Begitu pula segenap langit mengalami perubahan total.Beriman kepada hari akhir adalah suatu kebajikan seperti yang tertulis dalam potongan ayat al-Quran surat al-Baqarah : 177
Akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, (Q.S Al-Baqarah/2 : 177 1) Nama-nama hari akhir a) Yaumul Qiyamah (hari kiamat) b) Yaumul Akhir (hari akhir). Istilah ini digunaka untuk menunjukkan bahwa hari itu merupakan saat terakhir bagi semua makhluk terutama manusia, sbelum mereka menuju akhirat yang merupakan alam keabadian.
13
SyaikhAbubakar Jabir Al-jazairi, AqidahSeorangmukmin, (Solo: CV.PustakaMantiq, 1994), hal.244
15
c) As-Sa‟ah (waktu/saat berakhirnya alam semesta). Kata ini bermakna waktu, saat yang akan datang, saat datangnya kehancuran alam semesta. d) Al-Qariah (suara ketukan yang keras). Bermakna suara keras yang mengetuk dan memekakan telinga. Hal ini terjadi pada awal kiamat. Saat itu terdengar suara keras yang menggelegar akibat kehancuran yang maha dahsyat.suara tersebut merupakan tanda awal kehancuran alam. e) Al-Haqqah (yang pasti terjadi). Hari kiamat disebut al-haqqah karena kiamat pasti terjadi dan pasti akan datang. Namun tidak satu makhluk pun yang tau kapan terjadinya kiamat. f) Al-waqiah (peristiwa hebat). Disebut sebagai peristiwa hebat karena kiamat adalah peristiwa paling hebat, peristiwa hancur leburnya alam ini. g) Al-Ghasiyah (malapetaka yang menyelimuti perasaan manusia). Disebut seperti itu karena kekacauan yang terjadi pada saat itu mambuat manusia tidak dapat memikirkan hal lain selain kejadian itu. h) As- Sakhah (bunyi gelegar yang keras sekali). Disebut seperti itu karena teriakan dan gelegar suara yang timbul saat itu sangat memekakan telingahingga hampir-hampir membuat tuli. i) Yaumul Ba‟s (hari kebangkitan manusia dari kubur) j) Yaumul Khuruj. Hari dikeluarkanya manusia dari kubur menuju tempat berkumpul
(al-Mahsyar) yaitu ketika sangkakala kedua
ditiup oleh malaikat Israfil. k) Yaumul Fasl. Hari saat Allah memutuskan seluruh persolan yang telah dilakukan dan dipertentangkan oleh manusia. l) At-Tammah al-Kubra. Hari yang merupakan malapetaka sangat besar bagi orang kafir dan pendosa. m) Yaumul Hasrah (hari penyesalan). Pada hari itu manusia yang mempunya banyak kesalahan merasakan penyesalan.
16
n) Yaumul Hisab (hari perhitungan). Hari itu semua amal manusia akan diperhitungkan dengan teliti dan diadili seadil-adilnya. o) Yaumul Wa‟id (hari ancaman). Pada hari itu Allah mengancam orang-orang kafir dengan siksa. p) Yaumul Azifah (hari yang dekat). Karena hari kiamat telah dekat. Sesuatu yang bakal terjadi di masa yang akan datang bisa dibilang dekat karena kepastiannya akan terjadi. q) Yaumul- Jam (hari berkumpul). Pada hari itu, semua manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk ditimbang amalnya dan ditentukan nasibnya, masuk surga atau neraka. r) Yaumul Talaq (hari pertemuan). Pada hari itu, semua manusia kafir dan mukmin, yang zalim dan dizalimi akan bertemu untuk dadili dihadapan Yang Maha Adil. s) Yaumud Tanad (hari saling memanggil). Pada hari itu, sebagian manusia memanggil yang lain untuk emminta pertolongan, karena dahsyatnya kejadian saat itu. t) Yaumut Tagabun (hari kerugian). Pada hari itu ditampakkan kepada orang kafir akan kesalahan mereka.14 2) Adapun tanda-tanda hari akhir yaitu: a) Diutusnya Nabi besar Muhammad SAW., yang mana beliau adalah Rasul yang terakhir. b) Terpecahnya bulan. Dan ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW c) Munculnya kabut, amukan yang dahsyat, tersebarnya berbagai macam fitnah, zina, pembunuhan, minuman keras, kebodohan, amanah sudah tidak dipedulikan manusia.15 d) Allah
akan
mengangkat
atau
mencabut
ilmu;
banyaknya
kemaksiatan, kejahilan yang meluas dan merata, wanita lebih banyak daripada laki-laki sehingga bandingnya adalah 5:1.
14
Kementerian Agama RI, Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011), hal. 10-18 15 M. Abdul Ghaffar, Sudah Ada dan Pasti akan Tiba,(Jakarta: Firdaus,1993), hal.3
17
e) Matahari muncul dari barat; pada hari ini tidak ada gunanya iman bagi orang yang tidak beriman sebelumnya seperti yang tertulis dalam al-Quran potongan surat al-An‟am/6:158
pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau Dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. (Q.S. Al-An‟am/6:158) f) Keluarnya hewan yang dapat berbicara dengan manusia
Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.(QS. An-Naml/27: 82) g) Keluar Dajjal; dia membawa fitnah dengan mengatakan baahwa dirinya adalah tuhan yang mampu menghidupkan orang mati. Mata sebelah kanan buta dan akan tinggal selam empat puluh hari dalam kalangan manusia. h) Kedatangan Imam Mahdi; dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Turmuzi dan al-Hakim disebutkan bahwa nama beliau adalah Ahmad atau Muhammad bin Abdullah dari keturunan Siti Fatimah, serupa dengan Nabi dalam hal akhlak, tidak pada bentuk ciptaan. Beliau akan mengeakkan keadilan diatas bumi ini yang telah penuh dengan kezaliman. Menghidupkan syariat Nabi
18
Muhammad dan sunnahnya. Dan beliau akan tinggal dibumi ini selama tujuh tahun. Sesudah itu datanglah Dajjal dan lalu turunlah Nabi Isa yang kemudian dengan batuan Imam Mahdi membunuh Dajjal itu. Kemudian Imam Mahdi meninngal dunia dan orangorang Islam sembahyang atas jenazahnya. i) Turunnya Nabi Isa dan membunuh Dajjal. Nabi Isa a.s akan turun, tanpa dibarengi oleh Nabi atau Rasul-rasul yang lain. Dia akan menguatkan menguatkan Islam. Turunnya Isa a.s itu dibarengi dengan munculnya Dajjal, kemudian dia membunhnya.16
)
Dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.(Q.S AzZukhruf/43:61) j) Keluarnya Ya‟juj dan Majuj; terdapat dalam surat al-Anbiya‟/21: 96
)١ٙ: ٕٔ/ (األَبيبء hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Alanbiya‟/21: 96) Mereka ini akan keluar nanti pada waktu Nabi Isa turun dan hidup diatas bumi. Semua peristiwa yang tersebut merupakan tanda-tanda kiamat besar. WallahuA‟lam.17
16 17
M. Abdul Ghaffar, Sudah Ada dan Pasti akan Tiba,(Jakarta: Firdaus,1993), hal.162 Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal.135-137
19
f.
Iman Kepada Qadha dan Qadar Iman kepada Qadha dan qadar adalah mempercayai bahwa Allah telah menentukan takdir seluruh makhluk hidup, yaitu sebelum diciptakan langit dan bumi. Kata qadha berasal dari bahasa arab, qadha berarti memutuskan atau keputusan. Qadar artinya keputusan Allah dan ukuran yang ditetapkan Allah. Dari itu setiap muslim wajib mempunyai keyakinan bahwa segala perbuatan makhluk telah ditetapkan Allah.
18
Dari abdullah bin Umar bin Ash, Rasululullah bersabda, “Allah telah mencatat takdir seluruh makhluk hidup. Hal tersebut terjadi lima puluh ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Dan Arasy-Nya berada diatas air.” (HR. Muslim) Iman kepada qada‟ dan qadar artinya percaya dan yakin bahwasannya Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semua makhluk-Nya termasuk segala sesuatu melipui semua kejadian yang menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berarti baik atau buruk, hidup atau mati.19 Allah telah menetapkan ketentuan untuk hamba-hamba-Nya sejak masih menjadi janin, ketika masih berada didalam rahim sang ibu, baik ketentuan yang berhubungan dengan kebahagaiaan, kesedihan, rezeki, karir, maupun kematiannya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Oleh sebab itu, Alalh mempunyai kekuasaan untuk menghidupkan dan mematikan
seluruh
menjadikannya
mulia
makhluk-Nya, atau
hina,
memberi mengangkat
dan
melarang,
derajatnya
atau
menurunkannya, serta mengampuni dan menyiksanya. Semua ketentuan Allah sebenarnya sama. Allah telah menentukan ketentuan seseorang secara terperinci. Setiap ketentuan tersebut telah ditentukan oleh Allahdengan empat unsur. Barang siapa yang idak beriman dengan empat unsur tersebut, berarti ia tidak beriman atau mengingkari ketentuan yang 18 19
Zaimudin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Jakarta: PT. Rineka, 1996), hal. 132 Rois Mahfud, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlengga, 2011), hal.22
20
telah ditetapkan oleh AllahSWT. Keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut: 1) Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang ada di dunia ini sebelum makhluk-Nya karena Dialah Zat yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 2) Allah telah mencatat seluruh ketentuan yang ada di dunia sebelum dunia ini dihidupkan. Sebagaimana Firman Allah:
)ٕٕ: ٘٨/ (انحديد Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadid/57: 22) 3) Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini. Allah berfirman dalam Al-Quran. ) ٧ٕ: ٖٙ/(يس
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (Q.S. Yasiin: 82) 4) Allah adalah Dzat Maha Pencipta. Artinya, Allah yang telah menciptakan seluruh makhluk hidup dan menentukan hal-hal yang akan mereka lakukan. Semua itu akan terus mengikuti perintah-Nya karena Dia yang telah mewujudkan dan menciptakan mereka.20
Ketentuan yang telah Allah berikan kepada manusia, baik sebagai individu maupun golongan merupakan peringatan bagi dirinya dan mereka bahwa kekuasaan Allah berlaku bagi manusia secara keseluruhan. 20
Muahammad Izzuddin Taufiq, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, (Solo, Tiga Serangkai, 2006), hal. 175-177,183
21
Kekuasaan itu akan selalu berada disekeliling mereka, baik dalam pebuatan yang ia kehedaki maupun di luar kehendaknya. Allah telah memperlihatkan berbagai tanda kebesaran kebesaran-Nya kepada manusia, dianataranya berada dalam jiwa manusia sendiri agar meyadari kebenaran janji Allah dan Kekuasaan-Nya selalu mengelilingi mereka. Seandainya mereka tidak menginginkan tanda-tanda Kebesaran Allah yang bersifat negatif datang kepada mreka, hendaknya mereka beriman kepada RasulNya dan mengikuti seluruh perintah-Nya.21
B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74 1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S Al-Waqiah 57-74 )٘٨-٨ٗ :ٗٙ/ )انواقعت 57. Kami telah menciptakan kamu, Maka mengapa kamu tidak membenarkan? 58. Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. 59. kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya? 60. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,
21
Muahammad Izzuddin Taufiq, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, (Solo, Tiga Serangkai, 2006), hal. 175-177,183
22
61. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam Keadaan yang tidak kamu ketahui. 62. dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)? 63. Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. 64. kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya? 65. kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan Dia hancur dan kering, Maka jadilah kamu heran dan tercengang. 66. (sambil berkata): "Sesungguhnya Kami benar-benar menderita kerugian", 67. bahkan Kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa. 68. Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. 69. kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya? 70. kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan Dia asin, Maka Mengapakah kamu tidak bersyukur? 71. Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu). 72. kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya? 73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir. 74. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar. 2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah Surah al-Waqiah merupakan surah ke 56 terdiri dari 96 ayat yang berarti Hari Kiamat, surah ini merupakan surat yang diturunkan sebelum Nabi SAW berhijrah ke Madinah. Itu pendapat dari mayoritas pakar ilmu al-Quran. Sementara ulama berpendapat bahwa ada beberapa ayat yang turun setelah Nabi SW berhijrah. Al-Qurthubi mengemukakan riwayat riwayat yang bersumber dari sahabat Nabi SAW, Ibn Abbas, bahwa ayat 82 turun di Madinah. Tema utama surah ini adalah uraian tentang hari kiamat serta penjelasan tentang apa yang akan terjadi di bumi, serta kenikmatan yang akan diperoleh
23
orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami oleh para pendurhaka. Demikian lebih kurang kesimpulan banyak ulama‟. Al-Biqai berpendapat bahwa surah ini merupakan penjelasan dari apa yang diuraikan pada surah arRahman.22 Ibnu Hatim telah mengetengahkan melalui Abu Hazrah yang telah mengatakan bahwa: Ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshar dalam perang Tabuk. Mereka turun beristirahat di Al-Hajar, lalu Nabi SAW. Memerintahkan kepada mereka agar tidak membawa airnya sedikitpun. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya dan turun beristirahat lagi ditempat lain, sedang mereka tidak memiliki air, lalu mereka mengadukan hal tersebut kepada Nabi SAW., lalu beliau berdiri solat dua rakaat dan kemudian berdoa. Lalu Allah mengirimkan awan dan turunlah hujan menyirami mereka, sehingga mereka mendapat air minum darinya. Seorang laki-laki dari kalangan Ansar berkata kepada temannya dari kalangan kaumnya yang dicurigai munafik, dan lelaki munafik itu menjawab, “celakalah kamu, kapan kamu melihat Nabi berdoa lalu Allah menurunkan hujan kepada kita.” Lelaki munafik itu menjawab bahwa sesungguhnya kita diberi hujan oleh bintang “anu” dan bintang “anu”.23 3. Fadhilah membaca Q.S Al-Waqiah Adapun fadhilah/keutamaan surat Al-Waqiah menurut Imam Ja‟far ra. dalam kitab Khazinatul Asrar Kubra berkata: Barang siapa yang membaca surat al-Waqiah pada waktu pagi ketika keluar dari rumahnya untuk bekerja atau untk mencari kebutuhan. Maka Allah Ta‟ala mempermudah rezekinya dan mendatangkan hajatnya. Dan barang siapa membaca surat Al-Waqiah diwaktu pagi dan sore, maka ia tidak akan kelaparan dan kehausan, dan tidak akan takut terhadap orang yang akan memfitnah sedangkan fitnahannya akan kembai pada orang itu.24
22
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.541 Al-Imam Muhammad Usman Abdullah almaraghi, Mahkota Tafsir, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hal.3171 24 Abu Taufiqurrahman, Terjemah Majmu‟ Syarif , (Semarang,: PT. Karya Toha Putra, 1989), hal.164-165 23
24
Dalam sebuah hadis di sebutkan
ﷺ
Diriwayatkan dari Abu „Abidah dalam (Fadhail Qur‟an) dan Harist bin Abi Usamah dan Abu ya‟la dan Ibnu Mardawiyah dalam (tafsirnya) dan Bayhaqi dalam (Syu‟bul Iman) dari Ibnu Mas‟ud ra berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW berkata ( Barang siapa membaca Surat Al-Waqi‟ah setiap malam maka tidak akan menimpa kepadanya kepapaan).
ﷺ Dan diriwayatkan Ibnu Mardawiyah dari Anas ra Rasulullah SAW berkata surat Al-Waqiah adalah surat kaya maka bacalah dan ajarkanlah kepada anak-anakmu). 4. Arti Kosa Kata
ٌَْنخَبنِقُو
: Asal kata َخَهق َ artinya menciptakan, jamak dari انخبنقartinya pencipta
ٌَْتُصَدِقُو
: Asal kata َ صَ َدقartinya benar. Kalian membenarkan hari kiamat
ٌَْتًُْ ُو
: Kalian mencurahkan nutfah ke dalam rahim
قَدَّرََْب
: Kami telah menentukan
ٍَْيَسْبُوْقِي
: Asal kata سبقyang berarti mendahului yang lain. siapa yang mendahului dinamai سببقdan yang didahului dinamai يسبوق.
َُُبَدِّل
: untuk menukar muka kamu, yaitu setelah datang waktunya untuk mati di dunia ini, tidak ada sesuatu yang dapat menghambat Allah untuk berbuat sekehendak-Nya. Kemudian
25
di akhirat pun kita akan di bangkitkan dari maut itu agar hidup kembali dalam rupa yang lain. Maka wajah manusia ditukar kepada yang lebih gagah dan bagus bagi orang yang beramal baik dan kepada yang lebih buruk dan seram bagi orang yang beramal buruk dan melanggar ketentuan Allah.
َاَيْثَبل
: jamak dari kata يثمmatsil yakni yang serupa atau sama. Sementara ulama memahami ayat diatas dalam arti mengganti badan kamu yag tadinya kamu guakan di dunia sebagai tempat ruh kamu, dengan badan yang lain yang serupa d akhirat nanti yang akan menempati ruh kamu. Ada juga yang memahaminya dalam arti menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kam, atau menggantikan orang-orang yang seperti kamu ditempat kamu sekarang. Kedua makna terakhir mengacu kepada makna mengganti sesuatu yang lain, generasi masa lalu dengan generasi masa kini dan generasi masa kini dengan generasi masa datang.
َُُْْشِئَكُى
: Kami menciptakan kalian
َشْأَةَاألُونَي: Penciptaan yang pertama, kata nasy‟ah terambil dari kata annasy‟ yaitu kejadian. Patron yang digunakan ayat ini menunujukkan
terjadinya
sekali
kejadian.
Para
ulama
memahaminya sebagai menunjuk kepada suatu kejadian yang terjadi sekaligus tidak berulang-ulang atau bertahap yaitu penciptaan pertama.25
ٌَْتَذَكَّزو
: Berbentuk kata kerja mudhari‟ / present tense untuk mengisyaratkan bahwa kalau pada masa lalu kamu belum lagi menarik pelajaran, maka kini dan masa datang, seharusnya kamu secara bersungguh-sungguh menarik pelajaran.
25
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah jilid 10 ( Jakarta: Lentera Hati, 2009), hal. 467
26
ٌَْتَحْزُثُو
:Kamu menyebarkan bijinya dan mengolah tanahnya, kata takhrasun terambil dari kata haratsa dengan arti menanm benih.
: Kamu menumbuhkan dan menjadkannya tumbuhan yang berkemban, berasal dari kata zara‟a yang digunakan untuk tumbuhan yang tumbuh setelah ditanam bijinya seperti gandum, anggur dan lain-lain
حُطًًَب
:Kering dan hancur berantakan, karena sangat kering setelah asalnya kami tumbuhkan.
ٌَْ يُغْزَيُو:
berasal dari kata انغزاوyang artinya terjerumus dalam
kebinasaan dan siksa, atau terambil dari kata غزايتyang berarti keharusan membayar sesuatu.
ٌِْانًُز
:Jamak dari kata انًزَتyang berarti awan yang mengandug air.
ٍَْانًُقْوِي
: Bentuk jamak dari ً انًقوasal kata انقوىyakni tempat yang tidak dihuni seseorang.
5. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Para Ulama Tentang Q.S. AlWaqiah 57-74 Ayat 57 menurut pendapat Al-Misbah, “Kami semata-mata sendiri yang telah menciptakan kamu padahal tadinya kamu tidak wujud, maka mengapa kamu tidak membenarkan, yakni percayalah kuasa Kami membangkitkan kamu kembali. Bukankah dalam logika kamu, menciptakan sesuatu yang telah pernah wujud lebih mudah daripada menciptakan sesuatu yang belum pernah wujud? Bukankah itu bukti bahwa Kami kuasa menghimpun orang-orang terdahulu yang telah mati dan orang yang kemudian akan mati?” Dalam penegasan-Nya bahwa Dia sendiri yang menciptakan manusia, terdapat juga isyarat tentang kuasa-Nya terhadap mereka, juga sebagian dari hal tersebut adalah kebangkitan, ganjaran berikut balasan bagi setiap manusia.
27
Sebenarnya kaum musyrik yang diajak berdialog ini percaya bahwa Allah adalah pencipta. Yang tidak percaya adalah kelompok ad-Dahriyin yakni para atheis. Al Biqai menduga bahwa terhadap merekalah ayat ini ditujukan. Atau bisa juga ayat di atas ditujukan kepada siapapun yang mengingkari kebangkitan, karena siapapun yang mengingkari kuasa Allah membangkitkan, bagaikan mengingkari kuasa untuk mencipta. Sebenarnya kebangkitan adalah pengubahan bentuk dan keadaan, bukan mencipta sesuatu yang baru, sebab kematian bukanlah ketiadaan.26 Menurut Tafsir Al-Azhar,pada ayat ini Allah berfirman “Kamilah yang telah menciptakan kamu.” Bukan yang lain, bukan ayah dan bunda yang menciptakan manusia: “Mengapa tidak kamu terima kebenaran itu?”. Kamilah yang mulai menjadikan kamu, padahal kamu tidak ada sama sekali. Tadinya tidak ada orang yang bernama si Fulan, kemudian dia Kami adakan. Segala sesuatu dalam alam ini diciptakan daripada tidak ada kepada ada, kemudian itu akan lenyap tak ada lagi. “Mengapa tidak kamu terima kebenaran?” yaitu sesudah tidak ada, kelak Allah Ta‟ala akan mengadakan kamu pula kembali setelah kiamat datang? Persamaan pendapat dari Al-Misbah dan Al-Azhar bahwa pada ayat ini Allah menegaskan kepada manusia bahwa yang menciptakan manusia ialah Allah. Dan Allah-lah yang membangkitkan mereka setelah kematian. Kesimpulaan dari ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia-lah yang menciptakan manusia dan Dia pula yang mengatur segala apa yang ada di seluruh jagat raya ini, termasuk hari kiamat dan hari berbangkit. Penciptaan kedua bukan lah hal yang sulit bagi Allah, dimana Allah lah yang menciptakan dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Ayat ini ditunjukan kepada siapa saja yang mengingkari hari kebangkitan dan mengingkari Kuasa Allah. Ayat 58-62 Menurut Al-Misbah Allah menyatakan bahwa: Jika kamu percaya kuasa Kami menciptakan kamu dari tiada, maka perhatikan dan camkanlah reproduksi manusia agar kamu mengetahui bahwa untuk 26
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran Volume 13 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.563-564
28
menciptakan kembali makhluk serupa dengan memulai penciptaannya itu lebih mudah bagi Kami. Maka apakah kamu melihat dengan mata kepala atau hati, keadaan yang sungguh menakjubkan. Terangkanlah kepada-Ku tentang sperma yang kamu pancarkan . kamukah yang menciptakannya, menetapkan kadarnya, menentukan tetesan mana yang membuahi indung telur pasangan kamu dan mengantarkannya ke dinding rahim, lalu berpindah dari dari fase yang satu ke fase lainnya hingga lahir manusia utuh? Apakah kamu yang melakukan itu atau kamukah para penciptanya? Ya, Kami sendiri Penciptanya.27 Kami juga telah menentukan kematian diantara kamu semua secara bergilir pada waktu dan tempat tertentu. Itu pasti terjadi pada waktu yang Kami tetapkan, tidak berlebih dan tidak berkurang karena kami menyediakan balasan dan ganjaran sesuai amal-amal kamu ketika kamu hidup di dunia dan Kami sekali-kai tidak dapat dikalahkan oleh apa dan siapa pun.28 Pada ayat 60 dipahami oleh Thabatba‟i sebagai uraian tentang kuasa Allah mengatur segala urusan ciptaan-Nya. Ayat itu menurutnya menjelaskan bahwa wujud manusia yang terbatas sejak awal kejadiannya hingga akhir saat dari kehidupannya di dunia dengan segala hal yang berkaitan dengannya, kesemuanya di takdirkan yakni di atur Allah. Kematian manusia serupa dengan kehidupannya adalah atas dasar pengaturan Allah. Bukannya kematian itu disebabkan kuasa Allah terbatas sehingga Dia tidak menciptakan manusia yang tidak disentuh kematian atau kematian disebabkan adanya faktor-faktor diluar kekuasaan Allah sehingga kehidupan yang dianugrahkan Allah kepada manusia menjadi binasa. Dapat disimpulkan bahwa kematian diteapan Allah atas keendak-Nya bukan karena ada yang mengalahkan-Nya. Kematian ditetapkan antar manusia secara bergiliran atau bersama-sama adalah karena kehendak dan ketetapan adalah merupakan ketetapan dari Allah. Menurut Thabathabai, sebagaimana dijelaskan M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah mengatakan bahwa:
27
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran Volume 13,... hal.565
29
Tidak ada sesuatu yang sia-sia atau bathil dalam wujud ini, sehingga penciptaan pertama dalam kehidupan dunia pastilah ada tujuannya yang langgeng. Di sisi lain, keberadaan sistem tersebut menuntut adanya hidayah dan petunjuk untuk segala sesuatu menuju kebahagiaan jenisnya. Hidayah untuk manusia menuntut diutusnya rasul, penetapan syariat, pengarahan berupa yang tidak dapat terlaksana secara sempurna di dunia ini, tatapi diakhirat kelak dan itulah penciptaan kedua. Menurut Al-Azhar pada ayat ini Allah berfirman, “Apakah kamu perhatikan mani yang kamu tumpahkan?”. Apakah kamu yang menciptakan ataukah Kami yang menciptakannya?. Mani keluar dari kemaluan manusia apabila manusia telah bersetubuh. Lalu berpadu mani si laki-laki dengan mani si perempuan jadi satu, itulah yang menjadi Nutfah, „Alaqah dan Mudghah. Yaitu air segumpal, darah segumpal dan kemudian menjadi daging segumpal. Siapakah yang mempertemukan dan menciptakan campuran mani itu jadi anak, yang manusia tidak dapat mengatur sama sekali mentang-mentang mereka sudah bersetubuh sudah pasti jadi anak. Bukankah persetubuhan itu hanyalah harapan belaka, moga-moga jadi anak? Bukankah banyak orang bersetubuh namun tidak menghasilkan anak? Telah berahun-tanhun bergaul namun anak yang ditunggu tidak juga datang. Sebaliknya ada orang yang telah merasa tidak tahan lagi karena anak sudah banyak, berlima, berenam, bertujuh, berdelapan, sudah mengharap jangan ada anak lagi, namun dia masih lahir. Sebab itu jelaslah bahwa Allah-lah yang menciptakan ada anak itu, bukan manusia. Meskipun sekarang sudah ada kepandaian baru “bayi tabung”, namun yang ditabungkan itu pasti mani buatan Allah jua. Zat lain tidak dapat dikumpul dan ditabungkan, namun dia tidak akan jadi orang. Apabila Allah telah menentukan seseorang mesti mati, tidaklah dapat sesuatu kekuatan pun dapat menahan. Mati tidak memandang umur. Anak kecil mati dan orang tua pun mati. Tuhan tidak dapat dikalahkan. Kita manusia yang juga kalah. Dan setelah datang waktunya untuk mati di dunia ini, tidaklah ada sesuatu yang dapat mengalahkan Allah, menghambat Allah akan melakukan berbuat sekehendak-Nya. Kemudian diakhirat pun kita akan dibangkitkan dari maut itu agar hidup kembali dalam rupa yang lain. Bagaimana kejadian dirimu pada perulangan kedua kali itu, tidaklah akan kamu ketahui, apakah lebih indah
30
lebih bagus karena indah dan bagusnya perbuatanmu seketika kamu masih ada didunia, atau akan dibuat lebih buruk karena perbuatanmu seketika hidup buruk pula.29 Persamaan penafsiran oleh Al-Misbah dan Al-Azhar pada ayat ini ialah, Allah memerintahkan manusia untuk merenungkan tentang asal-usul kejadian manusia dan kehidupan setelah kematian. Allah bukan saja kuasa mencipta, tapi juga kuasa mengaur ciptaan-Nya dalam hidup ini dan setelah kematian mereka. Kesimpulannya, Sudah dapat kita memahamkan dan merenungkan kejadian kita seluruh manusia ini, sejak zaman masih mulai percampuran mani seorang laki-laki dengan mani seorang perempuan. Kita telah lihat perubahan peringkat hidup itu sejak dari mani sampai jadi manusia, sejak bayi sampai menjadi manusia tua renta. Allah SWT kuasa mencipta manusia manusia dalam bentuk yang berbeda-beda dengan bentuknya yang sekarang. Maka dari itu tidak satupun kuasa Allah yang dapat kita dustakan. Ayat 63-67 Menurut Al-Misbah, setelah ayat yang lalu menguraikan tentang kejadian manusia dari sperma sebagai bukti kekuasaan Allah membangkitkan mereka guna memperoleh ganjaran dan balasan, kini disebutkan salah satu kebutuhan pokok manusia yang mereka lihat sehari-hari dan juga dapat mengantar kepada keyakinan akan adanya hari kiamat yaitu tanaman. Allah menyampaikan pertanyaan kepada manusia untuk dipikirkan dan direnengkan menegnai berbagai tanaman yang ditanam oleh manusia, baik tanaman yang di sawah, ladang maupun bibit-bibit, pohon-pohanan yang di tanam diperkebunan. Diungkapkan bahwa bagi semua tanaman tersebut diatas, kedudukan manusia hanya sekedar sebagai penanamnya, memupuk dan memeliharanya dari berbagai gangguan yang membawa kerugian. Tetapi kebanyakan manusia lupa terhadap siapakah yang menumbuhkan tanaman tersebut? Terang dan jelas dan tidak ragu-ragu lagi adalah bahwa Allah menumbuhkan tanaman tersebut, menumbuhkan tunas membesarkan pohon29
Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar juzu‟ 27, (Jakarta: Pustaka Panjimas),hal. 246-247
31
pohonnya, menambah dahan dan ranting serta memekarkan bunga sampai menjadi buah yang bisa dinikmati manusia. Walaupun tanaman tersebut sangat baik pertumbuan dan buahnya yang menimbulkan harapan untuk mendatangkan keuntungan berlimpah-limpah, namun apabila Allah menghendaki lain dari itu, maka tanaman yang diharapkan itu dapat berubah menjadi tanaman yang tidak berbuah, hampa atau terserang berbagai macam penyakit dan hama, seperti hama wereng, tikus, sehingga pemiliknya tertegun dan merasa sedih. Karena keuntungannya dalam sekejap mata menjadi kerugia yang luar biasa. Sedang untuk membayar berbagai macam pengeluaran seperti ongkos mencangkul, menanam, menyiram, memupuk, dan memebersihkan rumput merupakan beban berat dan merugikan baginya. Menurut tafsir Al-Azhar, pada ayat ini Allah menyuruh kita untuk memperhatikan tanaman yang kita tanam. Siapakah yang menumuhkannya? Bagaimana dia bisa tumbuh? . bahwasannya tumbuh dan hidup biji yang ditanamkan tadi benar-benar buan bergantung kepada kuasa manusia, melainkan belas kasihan Allah. Bisa saja apa yang ditanamkan itu tidak hidup, artinya tidak ia berurat, tidak ia berakar, dan tidak tumbuh daunnya, tidak ada perubahan sejak ia ditanamkan sampai beberapa lama kemudian. Dia kering, dia kersang “Maka jadilah kalian tercengang”. Benar-benarkah tumbuhnya biji itu sangat bergantung kepada belas kasihan Allah. Kalau dia tidak tumbuh, manusia tidak dapat berbuat apa-apa, dia hanya tercengang-cengang tidak dapat bertindak. Semua yang diharap menjadi hampa. Sebab lupa bahwa bukan manusia yang berkuasa menumbuhkan atau memberikan buah atau mengeluarkan hasil sebagai yang kita harap. Pada penafsiran al-Misbah dan Al-Azhar terdapat persamaan yakni, pada ayat 63-67. Allah mengajak manusia untuk berfikir tentang tumbuhan, Kuasa Allah nampak dengan jelas pada tumbuhan dan tanah yag ditumbuhinya. Sudah jelas bahwa Allah lah yang menumbuhkan tanaman itu sampai mereka bisa tumbuh dan berbuah hingga bermanfaat bagi manusia dan memberikan keuntungan yang besar.
32
Kesimpulan, tumbuhnya tumbuhan hingga menghasilkan banyak manfaat karena adanya rahman rahim Allah. Atas kasih sayang Nya, Allah menjadikan tumbuhan itu berbuah dan menghasilkan banyak manfaat kepada manusia, memang manusia lah yang menanam, merawat, dan memanen namun tanpa kuasa Allah tanaman yang sudah dirawat secara teratur belum tentu bisa tumbuh dan berbuah dengan baik. Bisa saja Allah tidak mengizinkan tanaman itu tumbuh dengan berbagai musibah misalnya tanaman tersebut diserang hama wereng, maka manusia akan tercengang melihat tanamannya yang tidak bisa tumbuh dan berbuah. Dan manusia akan mendapat kerugian yang besar. Maka dari itu tidak sepantasnya kita bercongkak hati, karena tanpa kuasa Allah apa yang kita inginkan tidak akan terwujud. Ayat 68-70 menurut Al-Misbah setelah ayat yang lalu mempertanyakan tentang kuasa manusia dalam menumbuhkan tumbuhan, selanjutnya mereka dipertanyakan tentang kuasa mereka menurunkan hujan.
Air hujan itu
manakala di renungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meter pun dalam nya orang menggali sumur, niscaya tidak akan keluar air. Bila tidak ada air, rumput pun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam oleh manusia. Menurut Al-Azhar pada ayat ini Allah mengajak manusia untuk merenungkan tentang air. Adakah kamu perhatikan air yang kamu minum?. Air ialah pokok yang mutlak untuk menentukan hidup manusia. “ kamukah yang menurunkanya dari awan, atau Kamikah yang menurunkannya? Hujan yang akan turun ke bumi itu lebih dahulu berkumpul dan berkumpul dalam awan, setelah awan itu berat dan tebal, barulah dia turun ke bumi menjadi hujan. Ada hujan itu yang mengalir dari gunung-gunung dan bukit-bukit yang tinggi dan setengahnya lagi menyelinap ke dalam bumi dan menggenang di bawahnya.
33
Yang mengalir diatas itulah yang membasihi dan menyuburkan permukaan bumi. Lalu datanglah peringatan dari Allah: “kalau kami mau, Kami jadikanlah dia asin”. Dan kalau itu yang kejadian, akan sengsaralah manusia karena tidak dapat minum. Allah memperingatkan kepada kita, bahwasanya Dia Maha Kuasa buat membuat asin air yang tadinya tawar. Yang diperlihatkan kepada kita hanyalah kasih sayang-Nya belaka. “Adakah kamu perhatikan api yang kamu nyalakan?”. Bagaimana pula keadaan tumbuhnya api itu? Kamukah yang menumbuhkan kayu apinya atau Kamikah yang menumbukannya?. Diberi ingat dalam ayat ini bahwa nyala api yang sekarang ini adalah peringatan kepada kita manusia, bahwasannya kelak akan ada lagi api nyala 70 kali dari api yang sekarang. Pesamaan penafisran oleh Al-Misbah dan Al-Azhar adalah tentang kuasa Allah dalam menurunkan air, air adalah salah satu anugerah dari Allah yang paling penting bagi makhluknya. Kalau Allah berkehedak maka dijadikannya air itu pahit lagi asin sehingga tidak akan bisa memberikan kehidupan pada makhluknya. Selain air dalam ayat ini juga menunjukkan kuasa Allah dalam menciptakan api. Sehingga dalam penciptaan air dan api terdapat perintah bagi manusia untuk berfikir akan kuasa Allah. Kesimpulannya, Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah menurunkan air hujan dari langit, Allah menurunkan air yang segar dan bersih sehingga dapat menjadi manfaat bagi makhluk Nya. Air adalah bagian penting bagi kehidupan, tanpa air makhluk Allah tidak akan bisa bertahan hidup, maka dari itu atas kuasa Allah, Allah menurunkan air kepada manusia dengan berbagai cara agar dari turunnya air manusia bisa bertafakkur kepada Allah. Selain air ada juga api, Allah menciptakan api dengan segala manfaat nya bagi kehidupan. Selain bermanfaat bagi kehidupan api juga sebagai tanda peringatan bagi manusia, peringatan tentang adanya siksaan api neraka, tidak terbayangkan seberapa panasnya api neraka padahal api yang ada di dunia sangat panas dan dapat membakar apa-apa yang ada disekitarnya. Adapun manfaat api bagi kehidupan manusia yaitu bagi para musafir yang
34
membutuhkan makanan ditengah perjalanannya, ia bisa menggunakan api itu untuk memasak makanan yang dbutuhkannya. Ayat 74 menurut tafsir Al-Misbah, Setelah ayat-ayat yang lalu mengangkat dari kenyataan-kenyataan yang dialami manusia- primitive atau modern- yang dapat menjadi bukti kuasa Allah membangkitkan manusia setelah kematiannya, dan dalam kenyataannya kaum Musrikin mekkah yang dihadapi oleh ayat-ayat itu masih bersikeras juga mengingkari, maka Allah SWT. Mengarahkan pembicaraan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan berfirman : jika kini telah jelas kuasa-Nya membangkitkan setelah kematian, maka bertasbillah yakni tingkatkanlah upayamu menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan bahkan dari segala sifat kesempurnaan yang engkau bayangkan, karena kesempurnaanNya tidak dapat terjangkau oleh makhluk. Sucikanlah dengan nama Tuhanmu Pemelihara dan Pembimbing-mu yang Maha Agung. 30 Menurut Al-Azhar, pada ayat ini Allah memerintahkan kita untuk mengucapkan tasbih kapanpun dan dimanapun kita berada. Hujan lebat, kita ucapkan Subhanallah! Api nyala pun demikian juga. Tanaman yang kita tanamkan dibumi, lalu memberikan hasil, pertama yang ditanam tumbuh, setelah itu dia hidup dan membesar, lama kelamaan memberikan hasil, memberikan buah; Subhanallah! Amat suci Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Persamaannya, Al-Misbah dan Al-Azhar yaitu pada ayat ini Allah memerintahkan manusia untuk selalu bertasbih dalam keadaan apapun dan dimanapun. Kesimpulannya, melihat tentang tanda-tanda kuasa pada ayat sebelumnya yaitu mulai terbentuknya manusia, tumbuhnya tumbuhan, turunnya air hujan dan danya api di bumi, mengingat itu semua tak sepantasnya manusia mendustakan Allah SWT, karena tanpa kasih sayang Nya kita tidak akan mendapat ribuan nikmat dari-Nya. Maka tidak ada balasan yang pantas untuk Allah kecuali kita sebagai manusia yang selalau beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Jadilah manusia yang banyak bertasbih dengan menyebut nama Nya yang Maha Agung dan Bijaksana. 30
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.571
35
A. Tafsir Per-Ayat
“Kami telah menciptakan kamu, Maka mengapa kamu tidak membenarkan?”, Pada ayat ini Allah menyatakan bahwa Kami sendiri yang menciptakan kamu, padahal tadinya kamu tidak berwujud.
“Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan”. Pada ayat ini Allah memrintahkan manusia untuk memperhatikan tentang mani yang telah dipancarkan.
“Kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya?”. Kamukah yang menciptakan? Atau Allah yang menciptakan?, yakni menetapkan kadarnya, menetapkan tetesan mana yang membuahi indung telur, dan mengantarkannya kedinding rahim, lalu berpindah dari fase ke fase hingga lahir manusia utuh?. Kamukah yang menciptakannya? Atau Kamikah yang menciptakannya.
“Kami
telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak
akan dapat dikalahkan, Disamping itu kami juga telah menentukan kematian diantara kamu semua, yakni secara bergilir pada waktu dan tempat yang Allah tentukan dan itu pasti terjadi pada waktu yang Kami tetapkan, tidak berlebih dan tida berkurang. Kami meyediakan balasan dan ganjaran sesuai amal-amal kamu disunia dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan oleh apa dan siapapun.
Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam Keadaan yang tidak kamu ketahui.
36
Kami tidak dapat dihalangi untuk menggantikan kamu dengan orang-orang seperti kamu dalam kehidupan dunia dan tidak juga satu kuasa yang menghalangi Kami menciptakan kamu kembali setelah kematian kamu guna bangkit di akhirat dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.
Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)? Sesungguhnya kamu telah mengetahui kuasa Kami dalam penciptaan yang pertama, yakni sebelum wujud kamu di pents bumi ini, bahkan kamu mempercayainya, maka mengapakah kamu tidak secara bersungguh-sungguh mengambil pelajaran, walau sedikit, untuk meyakini kuasa Kami dalam penciptaan yang kedua pada Hari Kiamat nanti? Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Terangkanlah kepada-Ku (Allah) tentang benih yang kamu tanam,
Kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya? Kamukah yang menumbuhkannya setelah benih itu kamu tanam, sehingga (benih)
pada
akhirnya
berubah
,
ataukah
Kami
(Allah)
yang
menumbuhkannya?
Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan Dia hancur dan kering, Maka jadilah kamu heran dan tercengang. Jika seandainya Kami kehendaki, maka benar-benar Kami menjadikan tanaman yang telah tumbuh itukering tidak berbuah dan hancur berkepingkeping sebelum kamu petik akibat terkena sengatan panas atau dimakan hama atas perintah Allah SWT. Maka jika itu terjadi kamu akan terus menerus
37
sepanjang
hari
menjadi
heran
tercengang,
menyesal,
dan
saling
mempersalahkan.
(sambil berkata): "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian", Dan kalianpun berkata: Sungguh kami benar-benar menderita kerugian waktu, tenaga, dan harta benda, setelah kami bersunngguh-sungguh berusaha.
Bahkan Kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa. Bahkan nasib kami buruk sehingga kami menjadi orang-orang yang tercegah memperoleh sedikit hasil pun.
Maka Terangkanlah kepada-ku tentang air yang kamu minum. Hai Manusia, maka terangkanlahkepada Ku tentang air yang telah kamu minum?
Kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya? Kamukah yang menciptakannya sedemikian rupa, antara lain tawar, atau kamukah
yang
mengatur
prosesnya
sehingga
menjadi
tawar,
lalu
menurunkannya dari awan yang mengandung air dalam keadaan enak diminum, ataukah Kami penurun-penurunnya?
Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan Dia asin, Maka Mengapakah kamu tidak bersyukur? Kalau Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikan air yang turun itu, asin lagi snagta pahit membakar perut serupa dengan rasanya sebelum menguap dari laut sehingga tidak dapat kamu minum, maka mengapakah kamu
38
tidak bersyukur kepada Allah yang menjadikannya sedemikian rupa sehingga bermanfaat buat kamu?
Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu). Pada ayat ini Allah mengajak manusia merenungkan tentang api yang dinyalakan dari gosokan-gosokan kayu.
Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya? Kamukah yang menjadikan api itu atau kayu itu mempunya potensi pembakaran atau kamikah pembuat-pembuatnya?
Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir. Kami menjadikannya untuk peringatan tentang azab neraka yang apinya jauh lebih panas dan dahsyat, juga agar bermanfat bagi para mufasir, khususnya dipadang pasir, seperti memasak, menjadi alat penerang, mengahngatkan badan, mengusir binatang buas, dan lain-lain. Demikian juga untuk orang miskin dan kaya dimanapun dan kapanpun.
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar. Pada ayat ini mengarahkan pembicaraan kepada Nabi Muhamad SAW, dengan berfirman bahwa: Jika kini telah jelas kuasa-Nya, maka bertasbihlah, dan tingkatkanlah upayamu menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, sucikanlah nama Tuhan memelihara dan Pembimbing yang Maha Agung.
39
C. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. “Nilai-Nilai Pendidikan yang terkandung dalam Q.S Al-Ankabut Ayat 1624” oleh Rahmat Hidayatullah NIM 10501100198 mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Dengan hasil penelitian bahwa nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Q.S AlAnkabut Ayat 16-24 adalah nilai pendidikan Ibadah, nilai pendidikan Sabar, nilai pendidikan bersyukur, nilai pendidikan keimanan.31 2. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Surat Ar-Rahman Ayat 1-4”, ditulis oleh Yusie Nilam Sari NIM. 208011000057 mahasisiwi jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013, dengan hasil penelitian bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang diajarkan dalam surat Ar-Rahman ayat 1 sampai ayat 4 adalah Pendidikan kasih sayang, pendidikan
syukur,
pendidikan
pemahaman
Al-Qur‟an,
pendidikan
kreativitas dan pendidikan bebas berpendapat.32 3. Metode Pendidikan Keimanan dalam Al-Quran (Suatu Kajian Tafsir Dalam Surah Al-Waqiah ayat 57-74) ditulis oleh Lukmanul Hakim NIM. 208011000074 mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013, dengan hasil penelitian dalam surat Al-waqiah ayat 5774 terkandung suatu metode pendidikan yaitu metode Amtsal. Mendidik
31
Rahmat Hidayatullah, “Nilai-Nilai Pendidikan yang terkandung dalam Q.S Al-Ankabut Ayat 16-24” Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, hal.74, tidak dipublikasikan. 32 Yusie Nilam Sari “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Surat Ar-Rahman Ayat 1-4”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, hal.74, tidak dipublikasikan.
40
dengan menggunakan metode pemberian perumpamaan tentang kekuasaan Allah dalam menciptakan hal-hal yang hak dan bathil. 33
33
Lukmanul Hakim, “Metode Pendidikan Keimanan dalam Al-Quran (Suatu Kajian Tafsir Dalam Surah Al-Waqiah ayat 57-74) “ Skripsi padasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2013 hal. 78, tidak dipublikasikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek dan Waktu Penelitian Objek penelitian ini adalah pendidikan keimanan yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran khususnya surat Al-Waqiah ayat 57-74 dan penelitian ini dimulai pada 09 Oktober 2014 – 14 Januari 2015.
B. Fokus penelitian Penelitian ini berfokus pada nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Al-Quran surah al-Waqiah ayat 57-74, dengan mempelajari dan memahami beberapa kitab tafsir seperti Tafsir Al-Misbah karangan M. Quraish Shihab, dan Tafsir Al-Azhar karangan Buya Hamka.
C. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan data penelitian kualitatif, penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskrisikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok. Menggunakan metode konten analisis dengan menggunakan teknik analisis kajian melalui studi kepustakaan (Library Reseach).
D. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini berasal dari literatur-literatur yang berkaitan dengan tema dalam penelitian ini. Sumber-sumber tersebut terdiri dari data primer yang menjelaskan ayat 57-74 surat Al-Waqiah, di antaranya: 1. Al-Qur’an dan terjemahnya 2. Tafsir Al-Misbah M. Quraish Shihab, 3. Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka,
41
42
Dan data sekunder, yaitu dari buku-buku yang membahas mengenai pendidikan keimanan, diantaranya: 1. Aqidah Islam karya Sayid Sabiq 2. Aqidah Seorang mukmin karya Syaikh Abubakar Jabir Al-jazairi 3. Kuliah Akidah Islam karya Ahmad Daudy 4. Dll
E. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode analisis. Dan metode analisis yang digunakan adalah metode tafsir tahlili, metode yang sebagaimana telah digunakan oleh para sumber rujukan yang digunakan oleh penulis. Tafsir tahlili yaitu metode tafsir yang menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Quran dari seluruh aspek. Penafsir mengikuti runtutan ayat sebagaimana yang telah tersusun didalam mushaf dan memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosa kata diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat. Dan mengemukakkan korelasi ayat-ayat serta menjelaskan hubungan ayat tersebut satu sama lain.1 Dan kemudian menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah dan membandingkan pendapat para ulama’ tentang tafsir surat alWaqiah ayat 57-74. Abd al-Hayy al-Farmawy mengatakan bahwa tafsir tahlili adalah “suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya. Di dalam tafsirnya, penafsir mengikuti urutan ayat, membahas mengenai asbabun nuzul dan dalil-dalil yang berasal dari Rasul, sahabat atau tabi’in yang kadang-kadang bercampur baur dengan pendapat penafsir sendiri dan diwarnai oleh latar belakang pendidikannya”.2 Metode
1
Hamka Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), hal.4 2 Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan al-Qur’an,(Bogor:Granada Sarana Pustaka, 2005) hal 207-208
43
tafsir tahlili juga bisa disebut dengan metode tajzi‟ I tampak merupakan metode tafsir yang paling tua usianya.3 Metode tahlili merupakan metode paling tua. Metode ini paling banyak dipakai para mufassir klasik, namun di masa sekarang pun tafsir model ini masih dominan. Tafsir tahlili menonjolkan pengertian dan kandungan lafadz, hubungan ayat dengan ayat, sebab-sebab nuzulnya, hadis-hadis Nabi, aqwal sahabat atau tabi‟ in, dan pendapat mufassirin lainnya yang ada kaitannya dengan ayat-ayat yang akan diterangkan artinya tersebut. Analisis metode tahlili yang penulis skripsi ini, yang membahas
gunakan dalam penulisan
surat Al-Waqiah ayat 57-74 yang berkaitan
dengan nilai pendidikan keimanan, maka penulis menganalisis penjelasan mengenai pendidikan jihad yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut dengan mencari sumber-sumber yang dapat menjelaskan makna dan penafsiran dari Surat Al-Baqarah ayat 190-193 dan surat At-Taubah ayat 122. F. Teknis penulisan Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun akademik 2014.
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟ an,(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013) cet. I, hal.379 3
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan yang Terkandung dalam QS. AlWaqiah 57-74 Dalam Q.S. Al- Waqiah ayat 57-74
terdapat nilai-nilai pendidikan
keimanan yang dapat kita ambil, diantaranya sebagai berikut: 1. Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam Dalam penciptaan alam beserta isinya terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang mana apabila tanda-tanda tersebut dipelajari maka akan dapat menumbuhkan keimanan kita kepada Allah SWT. Adapun tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat dalam QS. Al-Waqiah 57-74 yaitu sebagai berikut: a. Asal-usul Kejadian Manusia Manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan bentuk raga yang sebaik-baiknya dan rupa yang seindah-indahnya, dilengkapi dengan berbagai organ psikofisik yang istimewa seperti panca indra dan hati agar manusia
bersyukur
kepada
Allah
yang
telah
menganugrahi
keistimewaan-keistimewaan yang dianugrahkan Allah kepada manusia yaitu dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam pembahasan tentang asal-usul kejadian manusia terdapat tiga teori yaitu menurut teori Darwin dimana manusia beasal dari evolusi seeokor kera, teori tentang manusia berasal dari tanah yaitu Nabi Adam dan yang ketiga bahwa manusia berasal dari air mani (Sperma). Dan dalam pembahasan ini penulis membatasasi pada teori yang ketiga yaitu manusia berasal dari sel sperma.
C di bawah suhu tubuh normal.
44
45
Untuk menstabilkan suhu pada tingkat ini, buah pelir dilapisi kulit khusus. Kulit ini mengerut pada cuaca dingin dan mengembang pada cuaca panas, untuk menjaga suhu tetap konstan. Apakah lelaki ? T tidak. Ia bahkan tidak menyadari hal ini. Para pengingkar ciptaan Allah w
f
Sperma diproduksi dalam buah pelir dengan laju produksi 1000 permenit. Sel ini memiliki desain khusus untuk perjalanannya menuju indung telur perempuan, perjalanan yang berlangsung seolah ia
Ekornya membantunya bergerak bagai ikan menuju rahim. Bagian keplanya yang mengandung sebagian kode genetis bayi, ditutupi perisai pelindung khusus. Fungsi perisai itu terungkap di pintu masuk rahim ibu, di sini lingkungannya sangat asam. Jelas sperma di tutupi perisai Y
pel
diejakulasikan ke dalam rahim tidak hanya jutaan sperma karena air mani terdiri dari berbaga macam cairan. Al-Quran menegaskan fakta ini dalam ayat berikut:
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat. (QS. Al Insaan/76:1-2) Cairan dalam air mani berisi gula untuk memberi energi yang dibutuhkan sperma. Di samping itu, komposisi utamanya memliki beragam tugas, seperti menetralkan asam pada pintu masuk ke rahim dan
46
menjaga kelicinan medium untuk pergerakan sperma. Jika sel sperma didesain sesuai dengan sel telur, sel telur juga disiapkan sebagai benih kehidupan pada medium yang sama sekali berbeda. Tanpa sepengetahuan perempuan, sel telur yang telah matang di indung telur ditinggalkan di rongga perut kemudian tertangkap oleh lengan-lengan pada ujung organ tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu sel telur mulai bergerak dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel telur ini besarnya hanya setengah partikel garam. Sel telur dan sperma bertemu dalam tuba falopii. Disini sel telur mulai mengeluarkan cairan khusus. Dengan bantuan cairan ini spermatozoa menemukan sel telur. Saat sel sperma laki-laki bersatu dengan sel telur dari perempuan, inti dari bayi yang akan dilahirkan mulai terbentuk. Sel tunggal ini yang dalam biologi dikenal dengan Z pembelahan sel, dan akhirnya menjadi segumpal daging. Zigot melekat pada
rahim,
agar
zigot
memperoleh
gizi
yang
penting
bagi
pertumbuhannya dari tubuh sang ibu. Setelah melalui beberapa proses zigot berubah menjadi embrio, embrio yang awalnya mirip gel, mulai berubah seiring waktu. Dalam struktur yang mulanya lunak ini, mulai terbentuk tulang keras untuk membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel yang mulanya semua sama, mulai terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata yang peka terhadap cahaya, sel saraf yang peka terhadap panas, dingin dan sakit dan sel yang peka terhadap getaran dan suara1. Di dalam Al-Quran-pun dijelaskan asal muasal kejadian manusia pada QS. Al-Mukminun ayat 12-16
1
Harun Yahya, Pustaka Sains Populer Islami : Manusia dan Alam Semesta, (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2004), hal.2-7
47
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (Q.S. AL-Mukminun/23: 12-16) Dalam firman diatas mengandung makna bahwa dalam penciptaan mansuia terdapat tanda-tanda kebesaran Allah. Hakikat penciptaan manusia bersumber pada dua asal. Pertama Ashal al-bad (asal yang jauh), yaitu
penciptaan
pertama
dari
tanah
yang
kemudian
Allah
menyempurnakan dan meniupkan kepadanya sebagian ruh-Nya. Kedua, Ashal al-qarib (asal yang dekat), yaitu penciptaan manusia dari nutfah. Walaupun manusia tercipta dari nutfah, namun Allah tidak memposisikan manusia dalam kehinaan, atau kerendahan. Allah telah menganugrahi manusia dengan kemampuan yang dengannya manusia mampu membedakan kebaikan dan kejahatan. Proses penciptaan manusia tidak lepas dari kekuasaan Allah dengan tujuan untuk menambah keimanan kita kepada sang Khalik. Manusia jauh lebih kecil dari banyak benda disekitarnya, dan jauh lebih besar dari benda-benda lainnya. Tubuh manusia 60% terdiri dari air dan air yang dikandung manusia inipun mempunyai persamaan yang menarik
dengan
air
laut
dari
senyawa-senyawa
kimia
yang
dikandungnya. Tubuh manusia tersusun dari bermacam unsur kimia. Air, karbon, hidrogen dan nitrogen terdapat dalam jumlah banyak. Diaamping
48
itu masih terdapat unsur lain yang lebih sedikit seperti fosfor, besi, klorin, belerang, kalsium, mangan, kalium, magnesium dan sejumlah unsur lainnya. Unsur kimia yang terdapat dalam tubuh manusia tersebut sangat mirip dengan unsur kimia yang terdapat dalam tanah yang paling subur (tanah yang paling banyak mengandung mineral), yang disebut T
tanah molisol
berwarna coklat/merah gelap atau hitam. 2 Dari pembahasan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling mulia, baik dilihat dari segi bentuk, kepribadian, akal dan pikiran. Sebagai makhluk yang paling mulia ternyata bahan dasar yang digunakan dalam penciptaan manusia adalah tanah, tanah yang dirubah wujud menjad sperma. Tentang asal-asul manusia yang mana dapat kita lihat pada Q.S Al-M ’
1 -14. Dimana proses kejadian manusia bermula dari
saripati tanah yang kemudian dijadikan oleh Allah sari pati itu menjadi air mani. Dimana air mani tersebut mengandung sel sperma. Dan dimulai dari sel sperma yang menyatu dengan sel telur lalu menjadi zigot dan berubah menajdi embrio dimana embrio akan berkembang menjadi selsel yang mana sel-sel tersebut membentuk bagian-bagian tubuh manusia secara bertahap. Dan setelah bagian-bagian tubuh tersusun lengkap maka sang bayi siap untuk melihat dunia. Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna dan memiliki akal, dengan tujuan agar mereka mau berfikir selain itu terdapat kewajiban-kewajiban yang harus dimiliki manusia kepada Tuhannya, diantaranya sebagai berikut: 1) Kewajiban manusia yang pertama adalah: a) Manusia wajib beribadah kepada Allah, dijelaskan pada firman Allah
2
Budiyanto, Risalah alam semesta dan Kehidupan, (Jakarta: G-Kreatif, 2006), hal. 79
49
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Zariyat/51:56) b)
Manusia harus bertanggung jawab atas amalnya, dijelaskan pada firman Allah )٨٣ :٤٧/ ( المدثر
Tiap-tiap diri bertanggung jawab diperbuatnya,(Q.S. Al-Mudasir/74: 38)
atas
apa
yang
telah
2) Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari proses kejadian manusia adalah sebagai berikut: a) Walaupun manusia berasal dari air mani yang menjijikan namun allah tidak menjadikan manusia sebagai makhluk yang rendah. Malah sebaliknya, Allah memberikan suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah yang lain, yaitu akal. Allah memberikan manusia akal agar mereka mau berfikir tentang kebesaran Allah melalui ciptaanya. b) Proses kejadian manusia terbukti dengan adanya temuan penelitian oleh para ahli dan juga terdapat sangat jelas dalam Al-Quran. Maka dapat diambil kesimpuan bahwa Al-Quran yang di turunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW adalah dijamin kebnarannya dan tidak ada satupun kesalahan didalamnya.
b. Asal-usul Tanaman Al-Quran memandang tanaman sebagai ciptaan yang bernilai tinggi. Al-Quran menegaskan bahwa tanaman adalah anugerah khusus yang diberikan Allah kepada manusia. Tanaman merupakan bagian penting dalam kehidupan di bumi. Hewan dan manusia tidak mungkin ada tanpa adanya tanaman. Tanaman adalah segala yang hidup dan berbatang, berdaun, berakar dan sebagainya. Sementara ilmuwan berkata bahwa
50
tanaman berkembang di bumi sejak lebih dari milyar tahun yang lalu sebelum adanya hewan.3 Tanaman merupakan satu-satunya sumber pokok bagi tersedianya oksigen untuk bernafas, tanaman juga menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain yaitu hewan dan manusia bak secara langsung maupun tidak langsung. Makanan utama bagi manusia di bumi adalah biji-bijian. Seperti gandum, beras dan jagung. Dan selain itu juga tanaman memberikan banyak hal lain kepada manusia.4 Hewan dan manusia memperoleh makanan dari tanaman, demikian pula oksigen yang diperlukan untuk bernafas. Dilain pihak hewan dan manusia menghembuskan karbondioksida yang diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis. Maka terjadilah proses keseimbangan hidup, dimana manusia, hewan dan tanaman saling membutuhkan. 1) Siklus tanaman dimulai dari: a) Biji akan mengabsorpsi air, dan secara perlahan membengkak akibat bertambahnya kandungan air di dalamnya. Berikutnya penutup biji bagian luar (dapat berupa selaput atau kulit keras) terblah atau pecah akibat tekanan dari dalam (daging biji yang membengkak karena meningkatnya kendungan air). Pada waktu yang bersamaan air yang menggenangi persediaan makanan dalam biji juga mencapai embrio. Keadaan ini merangsang untuk mempersiapkan persediaan makanan secara kimiawi dan embrio secara biologis. b) Embrio akan mengeluarkan beberapa enzim yang mampu memecah persediaan makanan dan mengarahkannya dalam pembentukan beberapa bagian anakan, antara lain cotyledon, hypocotil, dan lainnya. Enzim ini memecah persediaan makanan yang kompleks menjadi unsur sederhana yang mudah diserap embrio, seperti enzim diastase yang mengubah tepung menjadi gula. Protease yang 3
Quraish Shihab, Dia Dimana-mana “Tangan” Tuhan dibalik Setiap Fenomena, (Jakarta: Lentera Hati, 2011), hal. 325 4 Budiyanto, Rislah Alam Semesta dan Kehidupan, (Jakarta: G-Kreatif, 2006), hal.72
51
mengubah protein menjadi banyak asam amino, atau lipase yang menguba lemak dan minyak menjadi asam lemak dan glycerol. c) Tanah akan merekah atau membelah. Hal ini disebabkan pembengkakan biji akibat penyerapan air dan tanah. Kekuatan pergerakan biji yang membengkak ini sangat besar da seringkali di luar perkiraan manusia. Pergerakan tanah dapat juga terjadi karena penyerapan air oleh mineral yang ada di dalam tanah. Mineral yang sebagian besarnya bersifat argillaceous (mineral renik yang dilapisi selaput
tipis
berupa
gas)
akan
melepaskan
gasnya
dan
menggantinya dengan air. Gas yang terlepas didorong ke atas G
dan
menggemburkan tanah sehingga calon batang dan akar yang muncul dari biji dapat dengan mudah berkembang. Disamping itu muatan listrik pada lapisin yang menutupi mineral, dan juga yang ada pada air, akan saling berinteraksi dan mengakibatkan gerakangerakan secara fisik. d) Pertumbuhan biji menjadi tanaman lengkap. Setelah bakal akar berfungsi penuh untuk memasok makanan, bakal batang dan daun menembus tanah dan muncul di permukaan tanah.5 Dari proses kejadian munculnya tanaman diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan. Bahwa tanaman berasal dari satu benih yang dengan bantuar air dan tanah benih yang awalnya kecil sedikit demi sedikit tumbuh menjadi tanaman yang dapat menghasilkan buah dan bermanfaat untuk makhluk yang lain. tumbuhnya tanaman tak lain dan tak bukan karena atas izin Allah, sesungguhnya Allah yang mengizinkan tanaman itu tumbuh dan berbuah. Dalam proses tumbuhnya tumbuhan ada peringatan bagi manusia untuk mengambil pelajaran dari tanaman.
5
Kementerian Agama RI, Tumbuhan dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011), hal.43-44
52
2) Manfaat Tanaman a) Tumbuhan sebagai satu-satunya sumber pokok bagi tersediaya oksigen untuk bernafas. b) Tanaman menyediakan makanan bagi manusia dan hewan. Dari segi buahnya, daunnya, bahkan biji-bijian seperti beras, gandum dan jagung. c) Selain untuk makanan, tanaman juga dapat berfungsi untuk pakaian manusia. Seperti pohon kapas dimana kapasnya dapat digunakan untuk membuat kain.6 d) Tanaman sebagai obat dari berbagai macam penyakit yang tidak menimbulkan efek samping. Misalnya temulawak yang dapat mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegalpegal. e) Tanaman sebagai resapan air. Dengan adanya tanaman maka bumi akan terselamatkan dari banjir, karena dengan adanya tumbuhan maka akar-akar yang ada pada tanaman akan menyerap air. Coba bayangkan apabila bumi ini tidak ada tanaman mungkin bumi akan menjadi lautan karena air hujan yang turun dari langit tidak dapat diresap oleh tumbuhan.
3) Nilai pendidikan
yang dapat kita ambil dari proses tumbuhnya
tanaman adalah: a) Proses tumbuhnya tanaman membuktikan bahwa Allah Maha Bijaksana dalam mengatur segala hal. b) Allah menjadikan tanaman itu berbuah dan bermanfaat untuk makhluk lain, maka sebutlah dan sucikan nama Allah sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada kasih sayang Allah. c) Tumbuhan melakukan fotosintesis dan hasil dari fotosintesis itu bermanfaat bagi makhluk lain, maka dari itu sebagai manusia
6
Budiyanto, Risalah Alam Semesta dan Kehidupan, (Jakarta: G-Kreatif, 2006), hal.72
53
harusnya kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama makhluk. c. Asal-Usul Air Air adalah benda cair yang terdiri dari oksigen dan hidrogen dalam kadar-kadar tertentu. Setetes air terdiri dari jutaan atom yang berbedabeda jenis. Molekul-molukel pada zat cair saling berpegangan, tetapi tidak terlalu erat, sehingga dengan mudah dapat lepas dan berpindah ikatan. Allah membuatnya sedemikian rupa, sehingga tidak perlu mengunyah air; cukup meneguknya, dia segera dengan mudah masuk ke kerongkongan. Air mendidih pada suhu 100°C; jika temperature turun samapai ke bawah 0°C, maka air akan membeku menjadi es, dan bila temperature berada di atas 110°C, maka air akan menguap.7 Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya 30% berupa daratan (dilihat dari permukaan bumi).8 Air adalah bahan yang ditemui di bumi dalam tiga fase yaitu padat (es), cair dan gas (uap air). 1) Macam-macam air Macam-macam air di bumi dibagi menjadi tiga wujud yaitu padat, cair, dan gas. Menurut hukum islam macam-macam air ada empat macam, diantaranya adalah sebagai berikut: a) Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan. Yang bisa digunakan untuk mensucikan diri dari hadas, baik hadas kecil maupun hadas besar. Diantara air mutlak itu adalah air hujan, mata air, air laut dan embun. b) A
’
mensucikan diri, baik dari hadas besar dan hadas kecil, air mutlak ini suci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci.
7
Quraish Shihab, Dia Di Mana-Mana “Tangan” Tuhan di Balik setiap Fenomena, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), hal.80 8 J.F. Gabriel, Fisika Lingkungan, (Jakarta: Hipokrates, 2001), hal.79
54
c) Air yang bercampur dengan benda-benda suci, seperti air yang bercampur dengan sabun, kopi, susu dan teh. Air ini hukumnya suci namun tidak bisa digunakan untuk mensucikan. d) Air najis yaitu air yang bercampur dengan najis dan hukunya najis tidak bisa digunakan untuk bersuci. 2) Siklus air Susunan molekul air sangat sederhana. Dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. H-O-H atau ditulis dengan rumus H2O. Air juga punya sifat yang unik yang memungkinkan berperan sebagai material yang universal. Salah satu sifat khusus air adala sangat mudah berubah wujud. Air dapat dijumpai di planet bumi dalam tiga bentuk yaitu padat cair dan gas. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi memanaskan suhu air di permukaan laut, danau, atau yang terikat pada permukaan tanah. Kenaikan suhu memacu perubahan wujud air dari cair menjadi gas. Molekul air dilepas menjadi gas. Ini dikenal sebagai proses evaporasi. Air yang terperangkap di permukaan tanaman juga berubah wujud menjadi gas karena pemanasan oleh sinar matahari. Proses ini dikenal sebgai transpirasi. Air yang menguap melalui proses evaporasi dan transpirasi selanjutnya naik ke atmosfer memebentuk uap air. Uap air di atmosfer selanjutnya menjadi dingin dan terkondensasi membentuk awan. Kondensasi terjadi ketia suhu udara berubah. Air akan berubah betuk jika suhu berfluktusi. Sehingga, jika udara cukup dingin, uap air terkondensasi menjadi partikel-partikel di udara mebentuk awan. Awan yang terbentuk selanjutnya dibawa oleh angin mengelilingi bumi, sehingga awan terdistribusi ke seluruh penjuru dunia. Ketika awan sudah tidak mampu lagi menampung air, awan melepas uap air yang ada di dalamnya ke dalam bentuk presipitasi, yang dapat berupa salju, hujan, dan hujan es. Selanjutnya, sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi diserap oleh permukaan tanaman, sisanya akan mengalir di permukaan
55
tanah sebagai aliran permukaan. Aliran permukaan selanjutnya mengalir melalui sungai menjadi debit sungai (streamflow) atau tersimpan di permukaan tanah dalam bentuk danau. Sebagian lagi masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan sebagian mengalir di dalam lapisan tanah melalui aliran-air tanah. Pada lokasi tertentu air yang mengalir di dalam lapisan tanah, keluar sebagai mata air dan bergabung dengan aliran permukaan. Lebih jauh lagi, air yang terinfiltrasi mungkin
dapat mengalami proses perkolasi ke dalam
tanah menjadi aliran air bawah tanah. Siklus ini berlangsung secara kontinu untuk menyediakan air bagi makhluk hidup di bumi. Tanpa proses ini tidak mungkin ada kehidupan di bumi.9 3) Manfaat air a) Air sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa air kelangsungan hidup hanya beberapa hari saja. Air merupakan bahan bangunan dari setiap sel; kandungan air bagi setiap jaringan tubuh sangat bervariasi misalnya jaringan otot sekitar 7,5%: jaringan lemak sekitar 2% : daerah sekitar 90% air merupakan bahan pelarut di dalam tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Suhu tubuh secara tidak langsung diatur oleh air dengan cara penyerapan melalui paru-paru dan keringat melalui kulit. Kebutuhan air untuk diminum setiap hari sekitar 2 liter (bagi orang dewasa). Setiap individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari (untuk minum, cuci dan sebagainya).10 b) Air sebagai sarana untuk bersuci. Seperti dalam firman Allah Q.S. Al-Anfal/8 ayat 11
Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu (Al-Anfal/8:11) 9
Indarto, Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi, (Jakarta: Bumi aksara, 2010), hal.4-6 10 J.F. Gabriel, Fisika Lingkungan, (Jakarta: Hipokrates, 2001), hal.88
56
c) Air bermanfaat dalam menyuburkan tanaman, dengan adanya air tanaman yang awal mulanya hanya berupa biji maka akan berubah menjadi pohon yang kokoh dan berbuah sehingga bermanfat bagi makhluk lainnya. Kesimpulan dari siklus air yang dapat penulis ambil ialah, berawal dari sinar matahari yang memacu kenaikan suhu pada permukaan laut/sungai/danau. Dimana kenaikan itu memacu perubahan wujud air dari cair menjadi gas. Setelah menjadi gas, air naik ke atmosfer membentuk uap air. Uap air di atmosfer menjadi dingin dan terkondensasi (perubahan wujud gas menjadi cair) membentuk awan. Awan yang telah terbentuk dibawah oleh angin mengelilingi bumi sehingga awan terdistribusikan ke seluruh dunia. Lalu awan yang sudah terbentuk dan telah mengandung banyak uap air tidak mampu menampung air. Maka awan pun melepas uap air yang ada di dalamnya. Dan jatuh kebumi berupa air hujan, salju, hujan es dan lain sebagainya. sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi diserap oleh permukaan tanaman, sebagian mengalir pada sungai-sungai, ada juga menjadi mata air yang mana mata air itu dapat dimanfatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 4) Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari air a) Dalam siklus air terdapat tanda dan bukti kebesaran Allah. Bisa saja atas kehendak-Nya air yang diturunkan ke bumi menjadi pahit lagi asin. b) Terdapat bukti bahwa Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang menurunkan ke bumi air yang segar sehingga bermanfaat bagi seluruh makhluk-Nya. c)
Air mengandung banyak manfaat, maka dari itu sebagai manusia kita harus bisa memanfaatkan air seminimal mungkin, agar tidak terjadi pemborosan air.
57
d. Asal-Usul Api Api adalah cahaya dan panas yang timbul karena reaksi kimia.api berasal dari pohon مرخ. api memiliki tiga unsur, yaitu karbon, oksigen dan panas. Ada sifat-sifat dan ukuran-ukuran tertentu dari ketiga hal itu. Andaikata oksigen dan karbon tidak seperti keadaanya sekarang yakni lebih mudah bereaksi satu terhadap yang lain maka pembakaran lebih mudah bereaksi satu terhadap yang lain maka pembakaran spontan akan terjadi dimana-mana. Dalam sistem penciptaan api disinggung juga dalam surat Yasin ayat 80:
Artinya: "Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu” (Q.S.Yaasin/36:80) Peristiwa pembakaran atau yang lebih dikenal dengan istilah oksidasi tidak akan pernah terlepas dari peranan senyawa oksigen (O2) sebagai bagian terpenting dalam reaksi.Sehingga setiap terjadi pembakaran pasti akan melibatkan oksigen (O2) dan membentuk karbon dioksida (CO2) serta air (H2O). Oksigen terbesar di dunia diproduksi oleh tumbuhtumbuhan, dalam ilmu sains dikenal dengan proses fotosintesis, dimana proses ini menghasilkan karbohidrat,O2, H2O dan pati sebagai hasil reaksi dari mineral-mineral yang diserap dari tanah oleh akar dan CO2 yang didapat dari udara dengan bantuan sinar matahari dengan klorofil (zat hijau daun). Al-Quran surat Yasin ayat 80 menjelaskan kayu yang hijau, dimana zat hijau daun berada dan tempat terjadinya reaksi fotosintesis yang menghasilkan O2 sebagai subtansi terpenting dalam proses pembakaran. Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga menghasilkan energi. Bahkan, istilah Al-Quran, al-syajar al-akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dari istilah klorofil (hijau daun),
58
karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja tapi di semua bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau. Hasil samping dari proses fotosintesis yang berupa oksigen (O2) sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya untuk proses respirasi. Sebaliknya, dari hasil samping proses respirasi yang berupa karbon dioksida (CO2) kembali dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Hal ini dapat diketahui bahwa antara makhluk satu dan yang lainnya saling membutuhkan dan keseimbangan alam yang diciptakan oleh Allah SWT sangat sempurna.11 Allah yang telah menciptakan api melalui satu sistem yang ditetapkan-Nya. Dialah yang menganugrahkannya potensi membakar. Dialah yang menciptakan, mengatur dan menentukan kadar-kadar dan unsur pembakarannya, bila Dia kehendaki, dapat menggagalkan fungsi unsur-unsur tersebut. Karena itu walau mustahil menurut kebiasaan adanya api yang tidak membakar, namun itu tidak mustahil bagi mereka yang percaya kepada Allah. Misalnya dalam kisah Nabi Ibrahim, yang dilempar ke dalam kobaran api oleh penguasa masanya, membuktikan kuasa Allah atas api.
Kami berfirman: "Hai api menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (Q.S. Al-A
dinginlah, ’/ 1:69)
dan
menjadi
Allah mencabut dari api potensi panas dan pembakaran dan menjadikannya dngin. Tetapi karena dingin juga dapat membahayakan bila melampaui batas, maka perintah menjadi dingin itu dibarengi dengan perintah untuk menjadi keselamatan bagi Nabi Ibrahim A.S. Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim adalah bukti bahwa Allah Maha berkehendak. 1) Manfaat api a) Air berguna sebagai sumber energi 11
http://group2chemistry.blogspot.com/2012/12/fakta-sains-surat-yasin-ayat-80-dengan.html, diakses 13 Januari 2015, jam 08.00 WIB.
59
b) Api berperan dalam terciptanya IPTEK, karena IPTEK terlaksana melalui proses pembakaran. c) Api dimanfaatkan manusia untuk mmasak, sebagai cahaya dalam ruangan yang gelap dan sebagai sarana penghangat badan ketika musim dingin tiba. d) Panasnya api (Matahari) dapat bermanfaat bagi tumbuhan yaitu sebagai proses fotosintesis. e) Api juga bermanfaat untuk mengusir binatang buas ketika manusia sedang berada di tengah hutan atau padang pasir. f)
Api sebagai tanda peringatan dan pengingat bagi manusia. Bahwa panasnya api di dunia tak sebanding dengan panasnya api di neraka.
Kesimpulan yang dapat diambil dari terbentuknya api adalah, pada unsur api terdapat tiga unsur yaitu karbon, oksigen dan panas. Allah Maha Besar, dengan Kehendak-Nya Dia menjadikan api panas sehingga dapat bermanfaat bagi makhluk ciptaannya. Apabila Allah berkehendak api panas maka api itu akan panas, namun apabila Dia berkehendak dingin maka seketika api itu akan berubah menjadi dingin. Subhanallah dalam segala ciptaan Allah terkandung tanda-tanda kebesaran-Nya. 2) Nilai pendidikan yang terkandung dalam api a. Api yang terlihat menakutkan, berbahaya, mempunyai kekuatan yang terkadang di tuhankan oleh orang kafir ternyata juga tunduk kepada perintah Allah, itu menunjukkan bahwa Allah-lah yang Maha Besar, Maha Pengatur dan berkehendak. b. Melalui penciptaan api Allah mengajak manusia untuk bertafakkur atas kebesaran Allah dan mengingatkan betapa panasnya api neraka. Karena api di dunia tidak sepanas api di akhirat.
2. Pendidikan Keimanan Pada Hari Kiamat Pendidikan keimanan pada hari akhir dalam surat ini menjelaskan bahwa Allah-lah Tuhan semesta alam Dia menciptakan alam dan seluruh
60
isinya dari tidak ada menjadi ada, Allah mampu menciptakan semua itu. Tidak ada yang tidak mungkin apabila Dia telah berkehendak termasuk mampu menciptakan atau membangkitkan manusia setelah kematian. Percaya kepada hari akhir merupakan salah satu rukun atau sendi dari berbagai rukun keimanan dan merupakan bagian utama sekali dari beberapa bagian akidah. Bahkan sebagai unsur yang terpenting yang ada disamping A A
T ’
Y
T ’
padanya itulah timbulnya segala yang ada di alam semesta ini, sedang percaya kepada hari kiamat akan dapat meyakinkan bagaimana kejadian yang terakhir bagi segenap benda yang pernah ada itu.12 Hari kiamat didahului dengan musnahnya alam semesta ini, seperti yang telah terkandung dalam QS. Al-Infitar/82: 1-4
Apabila langit terbelah. Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan. Dan apabila lautan menjadikan meluap. Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,(Q.S Al-Intifar/82: 1-4) Al-Quran menejelaskan peistiwa ini sebagai peristiwa yang dahsyat, hari penuh hiruk pikuk dan huru hara, ketika gunung-gunung meletus dan segala sesuatu akan hancur. Bentuk-fisik-penciptaan akan hancur dan lenyap dalam ketiadaan. Lintasan orbit matahari, bulan dan bintang-bintang akan kacau sehingga kesemuanya akan bertabrakan.13 Jadi pada hari itu akan matilah seluruh makhluk yang masih hidup. Bumipun akan berganti, bukannya bumi atau langit yang sekarang ini. Lalu Allah SWT menciptakan alam lain yang disebut alam akhirat. Disitulah seluruh makhluk akan di bangkitkan kembali. Setelah dibangkitkan lalu setiap jiwa akan dihisab seluruh amalannya, baik amalah yang baik dan amalan yang buruk. 12
Sayid Sabiq, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, (Bandung: CV Diponegoro), cetkan II, hal. 427 13 Fadlala Haeri, Membaca Alam, Memahami Zaman,(Jakarta: Serambi, 2004), hal. 141
61
Pembicaraan tentang hari kiamat banyak dipengaruhi oleh ayat AlQuran. Hal ini bukan dimaksudkan sekadar mengetahui hari tersebut, melainkan juga mendorong manusia untuk mempersipakan diri dalam mengahadapinya. Dalam kehidupan manusia, seseorang harus bersiap diri mengahadapi setiap ujian. Al-Quran mengajak manusia untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah dalam jiwa mereka. Perenungan ini akan mengaruniakan petunjuk kepada mereka tentang keberadaan mereka di muka bumi ini. Di alam ini terdapat hikmah yang sangat mulia, tempat langit dan bumi berpijak diatasnya dan keberlangsungannya secara terus menerus.
B. Aplikasi nilai-nilai pendidikan Q.S. Al-Waqiah ayat 57-74 meliputi: Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S. AlWaqiah ayat 57-74 tersirat pula pada Q.S. Al-Imron ayat 7:
Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.( AlImran/3:7)
62
1. Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam yang Menumbuhkan Keimanan, (Tafakkur) dimana Allah telah menunjukkan kepada manusia tanda-tanda kebesaran Allah melalui hukum alam yang berkenaan dengan: a. Kejadian terciptanya manusia, melalui kejadian terbentuknya manusia dimana manusia berasal dari cairan yang menjijikan yaitu air mani yang mengandung sperma dimulai dari sel sperma yang menyatu dengan sel telur lalu menjadi zigot dan berubah menajdi embrio dimana embrio akan berkembang menjadi sel-sel yang mana sel-sel tersebut membentuk bagian-bagian tubuh manusia secara bertahap. Dan setelah bagian-bagian tubuh tersusun lengkap maka sang bayi siap untuk melihat dunia. Dengan adanya kejadian tersebut membuat kita yakin bahwa Allah lah yang Maha Besar. Kejadian tersebut dapat menambah keimanan kita kepada Allah. b. Terciptanya tanaman, dalam sistem kejadian tumbuhnya tanaman dapat kita ambil hikmahnya. Tumbuhnya tanaman yang dapat kita nikmati sekarang ini merupakan bukti tanda rahman rahim Allah kepada kita, anda saja Allah menjadikan tanaman tersebut kering dan dimakan hama sehingga tidak ada manfaatnya bagi manusia. Namun atas Kuasa-Nya Allah menjadikan tanaman yang awalnya hanya berupa biji/bibit dapat tumbuh dan berbuah sehingga manfaatnya dapat dinikmati oleh makhluk lainnya. Tanaman yang berawal dari biji, sengaja di tanam oleh manusia dengan tujuan apabila tanaman tersebut berbuah, buahnya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Atas izin Allah dijadikannlah tanaman tersebut tumbuh. Dengan sarana air dan tanah , tanaman yang berawal dari biji berkembang menjadi akar, lalu menjadi batang kecil dan terus berkembang hingga menjadi pohon yang kokoh dengan segala manfaat yang ada. Selain usaha manusia, dari proses tumbuhnya tanaman terdapat campur tangan Allah, Allah menjadikan tanaman tersebut tumbuh dan berbuah, namun terkadang manusia lupa akan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Manusia sengaja ingkar dengan nikmat yang Allah berikan, bertindak
63
seolah-olah tidak tau siapa yang sebenarnya menumbuhkan tanaman tersebut. Bisa saja Allah menjadukan tanaman tersebut kering, dan tidak berbuah sehingga akan menimbulkan kerugian yang besar bagi mereka. Maka dari itu tidak selayaknya kita ingkar terhadap Kuasa-Nya, seharusnya kita harus banyak bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepada kita. Memperbanyak Tabih dengan menyebut nama-Nya. c. Kejadian Air, seperti yang kita tahu air mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan kita semua dari manusia,hewan dan tananaman. Maha Besar Allah yang menurunkan air yang segar dari langit sehingga bisa dinikmati seluruh makhluk-Nya. Bisa saja Allah menurunkan air yang pahit lagi asin sehingga tidak bermanfaat bagi makhluk-Nya, bahkan bisa mematikan makhluk-Nya. Melihat air seharsnya bisa menambah keimanan kita kepada Allah, meningkatkan rasa syukur kita kepada-Nya atas nikmat yang begitu besar yang telah diberikan kepada kita. d. Kejadian Api, Allah menciptakan api tidak tanpa tujuan. Salah satunya yaitu menjadi pengingat untuk manusia. Air yang ada di bumi dan alam semesta ini tidak seberapa dibanding dengan api neraka. Maka dari penciptaan api tersebut dimaksudkan agar manusia menambah keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah. Selain sebagai pengingat Allah menciptakan api dengan tujuan agar bermanfaat bagi kehidupan manusia diantaranya yaitu untuk proses memasak, sebagai cahaya, dan sebagai senjata untu menaklukan binatang buas apabila terjebak dalam hutan. Dari
kejadian-kejadian
tersebut
diatas
terkandung pendidikan
penelitian alam, dengan memperhatikan alam maka manusia akan dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah keimanan kepada Allah.
2. Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam (Tadzakkur), diantaranya sebagai berikut: a. Bersyukur kepada Allah; Dalam penciptaan alam terdapat tanda-tanda kebesaran Allah dengan melihat penciptaan alam dengan segala isinya
64
mulai dari penciptaan awal terbentuknya manusia, asal-usul tumbuhnya tanaman, asal-usul air dan api mewajibkan kita sebagai manusia untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita.Tanpa rahman rahim-Nya mungkin kita tidak akan bisa melanjutkan kehidupan. Ketika nikmat yang kita peroleh disyukuri maka Allah SWT akan menambah nikmat tersebut dan begitu pula sebaliknya, bila kekufuran yang kita cerminkan pada kehidupan maka sesungguhnya siksa Allah SWT sangatlah pedih
Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. An-Nahl: 10-11) b. Bertasbih kepada Allah; bertasbih adalah salah satu cara kita untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada kita. Selain bersyukur, tasbih juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Sebagai manusia yang diberi banyak kenikmatan dan kelebihan oleh Allah sudah sepantasnya kita memperbanyak bertasbih kepada-Nya, melalui ayat Q.S. Al-Ahzab/33: 41-42 Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (Q.S. Al-Ahzab/33: 41-42)
65
Pada firman diatas terdapat perintah untuk berdzikir dan bertasbih menyebut nama-Nya, namun perintah tersebut hanya ditujukan kepada orang yang beriman. Karena hanya orang beriman lah yang sadar atas kuasa dan kebesaran Allah. Dan hanya orang beriman yang tau bagaimana cara berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhannya. Jadi dalam pendidikan penelitian alam dan pendidikan keimanan terdapat hubungan yang sangat erat karena diantaranya saling mengisi dan menyempurnakan. Ketika melihat dan mempelajari alam kita akan menemukan betapa Maha Besarnya Allah, sehingga akan menambah keimanan kita kepada Allah. Sebaliknya pula ketika kita beriman kepada Allah dan menegetahui tentang semua ciptaan Allah maka otomatis kita akan mendapat ilmu pengetahuan baru sehingga akan membuat iman kita semakin bertambah dan bertambah.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Nilai-nilai pendidikan Keimanan yang terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah adalah: a. Pendidikan keimnana melalui penelitian alam, diantaranya adalah asal usul kejadian manusia, asal-usul tanaman, asal-usul air dan asal-usul api. Pada penciptaan empat unsur tersebut menjelaskan bahwa Allah lah satu-satunya Maha Pencipta, dengan melihat fenomena alam yang terjadi disekitar kita diharapkan dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Ke empat unsur tersebut diatas merupakan kebutuhan dasar yang perlu dijaga dan dlestarikan tidak boleh dirusak atau mendzholiminya. b. Pendidikan Iman kepada hari akhir. Percaya kepada hari akhir merupakan salah satu rukun atau sendi dari berbagai rukun keimanan. 2. Aplikasi nila-nilai pendidikan keimanan meliputi: a. Aplikasi
pendidikan
penelitian
alam
yang
menumbuhkan
keimanan (Tafakkur), Allah telah menunjukkan kepada manusia tanda-tanda kebesaran Allah melalui hukum alam yang berkenaan dengan awal mula kejadian manusia, tanaman air dan api yang apabila kita memperhatikan hal-hal tersebut akan menambah keimanan kita kepada Allah. b. Aplikasi
pendidikan
keimanan
melalui
penelitian
alam
(Tadzakkur), dengan kita beriman kepada Allah maka kita akan memperhatikan
segala 66
ciptaan-Nya
dengan
begitu
akan
67
menambah ilmu pengetahuan dan akan semakin menambah iman kita kepada Allah. Adapun cara kita untuk beriman yaitu diantaranya sebagai berikut; yaitu dengan selalu bersyukur dan memperbanyak bertasbih kepada Allah. Karena berrsyukur dan bertasbih merupakan salah satu tanda bahwa kita beriman kepada Allah.
B. Saran 1. Bagi pendidik hendaklah mengajarkan kepada peserta didik bahwa dalam terciptanya alam terdapat pendidikan keimanan. 2. Untuk seluruh umat Islam, manusia harus bertafakur akan segala ciptaan Allah agar manusia sering bersyukur dan memperbanyak bertasbih kepada Allah SWT. 3. Untuk seluruh umat manusia pelajarilah alam dan pahamilah segala ni’mat maka dari itu akan menemukan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. 4. Nutfah, benih, air dan api adalah kebutuhan dasar yang harus kita jaga dan kita lestarikan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Imam, Membangkitkan Energi Qalbu, Indonesia: Mitrapress, 2008. Al-Hafidz, Ahsin W, Kamus Ilmu Al-Quran, Jakarta: Amzah, 2006. Al-jazairi,
Syaikh
Abu
Bakar
Jabir,
Aqidah
Seorang
Mukmin,
Solo:
CV.PustakaMantiq, 1994. Almaraghi, Al-Imam Muhammad Usman Abdullah, Mahkota Tafsir, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009. Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,2003. Arifin, M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009. Buchori, Didin Saefuddin, Pedoman Memahami Kandungan al-Qur’an, Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005. Budiyanto, Risalah alam semesta dan Kehidupan, Jakarta: G-Kreatif, 2006. Daudy, Ahmad, Kuliah Akidah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1987. El-Jaziri, Abu Bakar Jabir, Pola Hidup Muslim Aqidah, Bandung: Remaja Rosdakarya,1990. Gabriel J.F., Fisika Lingkungan, Jakarta: Hipokrates, 2001. Ghaffar, M. Abdul, Sudah Ada dan Pasti akan Tiba, Jakarta: Firdaus,1993. Haeri, Fadlala, Membaca Alam, Memahami Zaman, Jakarta: Serambi, 2004. Hamka, Buya, Tafsir Al-Azhar juzu’ 27, Jakarta: Pustaka Panjimas. Hasan, Hamka, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. http://group2chemistry.blogspot.com/2012/12/fakta-sains-surat-yasin-ayat-80dengan.html, diakses 13 Januari 2015, jam 08.00 WIB. Imzi, A. Husnul Hakim, Ber-Tuhan Masikah Relevan, Depok: Lingkar Studi AlQuran, 2006. Indarto, Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi, Jakarta: Bumi aksara, 2010. Kementerian Agama RI, Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011
68
69
Kementerian Agama RI, Tumbuhan dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011. Mahfud, Rois, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Erlangga, 2011. Mukhtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: Rosda Karya,2005.. Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,2002. Rassidy, Imron, Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Al-Quran, UIN Malang Press, 2008. Sabiq, Sayid, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, Bandung: CV Diponegoro. Shihab, Quraish, Dia Dimana-mana “Tangan” Tuhan dibalik Setiap Fenomena, Jakarta: Lentera Hati, 2011. --------, Quraish, dkk, Ensiklopedia Al-Quran: Kajian Kosa Kata, Jakarta: Lentera Hati, 2007. --------, Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1992. --------, Quraish, MenaburPesanIllahi, Jakarta: LenteraHati, 2006. --------, Quraish, Secercah Cahaya Ilahi, Bandung: Mizan, 2000. --------, Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran Volume 13, Jakarta: Lentera Hati, 2002. Taufiq, Muahammad Izzuddin, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, Solo: Tiga Serangkai, 2006. Taufiqurrahman, Abu, Terjemah Majmu’ Syarif , Semarang,: PT. Karya Toha Putra, 1989. Yahya Harun, Pustaka Sains Populer Islami : Manusia dan Alam Semesta, Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2004. Zaimudin, Ilmu Tauhid Lengkap, Jakarta: PT. Rineka, 1996. Z, Zainal, Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali, Jakarta: BumiAksara, 1991.