NEWSLETTER Edisi 2, Tahun 2013
Daftar Isi:
Better Work Indonesia Betterworkindo
2. Meningkatkan Performa Industri Garmen di Indonesia Melalui Pengawas Ketenagakerjaan 4. Menjaga Score Melalui Better Work Indonesia: Cerita Sebuah Pabrik Tentang Peningkatan Produksinya. 6. Pastikan Keamanan Struktural di Pabrik-Pabrik Garmen di Indonesia 7. Better Work Indonesia Menangani Keselamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Selama Bulan April 9. Galeri Photo Dari Perayaan Hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Kampung Tempat Tinggal Pekerja
Better Work Indonesia didanai oleh: The Australian Netherlands Ministry Government of Foreign Affairs
Swiss State Secretariat for Economic Affaris (SECO)
MENINGKATKAN PERFORMA INDUSTRI GARMEN DI INDONESIA MELALUI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
Salah satu penyumbang terbesar bagi perekonomian Indonesia adalah sektor manufaktur dari produk pakaian. Selain menciptakan lebih dari satu juta pekerjaan, industri pakaian adalah sumber pendapatan utama. Laju pertumbuhan industri pakaian Indonesia melebihi 8% per tahun hal ini disebabkan karena perpindahan pabrik garmen dari China dan beberapa negara lainnya ke Indonesia. Hanya saja keuntungan dari industri yang tengah berkembang ini sering kali tidak sampai kepada para pekerja yang bergelut dengan ketidak pastian pekerjaan dan kontrak jangka pendek. Tidak adanya aturan alih daya (outsourcing), ketidakpatuhan dalam pembayaran upah minimum dan tidak adanya kerjasama di tempat kerja yang memperburuk kondisi kerja . Hubungan kerja yang tidak adil dan berimbang antara pemilik pekerjaan dan pekerja sering kali menyebabkan kerugian di pihak pekerja. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam rangka meningkatkan penghidupan yang layak bagi para pekerja, sangat dibutuhkan. Hal ini merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Dasar 45 Pasal 28 D ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan adil dan layak dalam hubungan kerja. Untuk mewujudkan keharmonisan dalam hubungan kerja di Indonesia, Pemerintah Indonesia melalui para pengawas ketenagakerjaannya harus memiliki integritas tinggi dalam rangka menjalankan peran dan fungsinya secara berkeadilan. Untuk mengingatkan kembali pentingnya peran pengawas dalam hubungan industrial ini, maka Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi bekerja sama dengan Better Work Indonesia menyelenggarakan acara “Pelatihan Norma Ketenagakerjaan & K3 untuk Pengawas Ketenagakerjaan” pada tanggal 22-23 Mei lalu di Hotel
Padjajaran Suites. Pelatihan serupa juga akan dilakukan di Yogyakarta dan Semarang di waktu dekat. Di sela-sela pelatihan, Ibu Rahmawati dari Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari Jakarta Utara berkata “Selaku pengawas saya menemui berbagai pemasalahan di lapangan yang tidak mudah. Sebagai contoh; ketika berkunjung ke sebuah pabrik dan berdikusi dengan para pekerja, saya sering mendengar keluhan bahwa mereka kerap menerima tindak kekerasan: baik kekerasan secara verbal maupun fisik. Ketika saya mengungkapkan fakta kekerasan kepada pengusaha pabrik tersebut, mereka menyanggah hal itu terjadi. Sering kali saya mendapatkan tawaran untuk menerima sogokan, tetapi saya memiliki integritas tinggi terhadap pekerjaan saya. Saya tolak tawarantawaran tersebut.
Bapak Sjamsul Bahri, Kepala Bagian Kerjasama Luar Negeri dan Hukum Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam diskusi tentang norma-norma ketenagakerjaan menyatakan bahwa “Sebagai pengawas kita harus mampu melakukan penilaian secara komprehensif karena apabila kita gagal melakukan hal tersebut maka industri garmen tidak dapat bertahan di Indonesia. Selain itu kita harus dapat membenahi sistem penilaian dan mengumpulkan data lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan sehingga akan ada landasan kuat dalam mengambil tindakan hukum yang diperlukan, “ Beliau juga menegaskan bahwa kerjasama antara Better Work Indonesia dan Pengawas Ketenagakerjaan harus berjalan berdampingan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial serta performa dari perekonomian di Indonesia.
MENJAGA SCORE MELALUI BETTER WORK INDONESIA: CERITA SEBUAH PABRIK TENTANG PENINGKATAN PRODUKSINYA. Lorong-lorongan PT Logos Indonesia dipenuhi oleh dengungan tiada henti yang berasal dari deretanderetan mesin jahit yang tengah berfungsi.. Bangunan kecil tersebut adalah tempat bekerja 233 pekerja yang bertugas untuk menyulam logo yang akan menghiasi pakaian dari merek-merek ternama.
berserakan, tetapi setelah itu, manajemen telah berhasil menciptakan sebuah sistem yang memudahkan akses bagi para pekerja untuk dapat mendapatkan material pada saat dibutuhkan. “Program tersebut telah membantu meningkatkan kebersihan dan kerapihan dari pabrik ini,’ kata M. Manalu.
PT Logos merupakan salah satu pabrik garmen yang berukuran kecil di Jakarta. Pabrik ini menjadi pilihan lokasi percontohan yang tepat bagi pelaksanaan program milik ILO, Better Work Indonesia dan Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahaan (SCORE) dalam rangka penyelenggaraan serangkaian pelatihan untuk meningkatkan produktivitas dan penegakkan hak-hak pekerja.
Menurut manajemen senior, pelatihan tersebut membawa dampak yang baik untuk bagian produksi. “Kami telah melihat penurunan reject rate dari tiga persen turun menjadi 2.5 persen, tetapi kami ingin melihatnya di angka nol,” kata Hendrawan, ketua dari lembaga kerjasama bipartite di PT Logos. Better Work Indonesia mulai melakukan penilaian independen di pabrik garmen di Indonesia pada tahun 2011 dan program ini berkomitmen untuk meningkatkan kondisi di tempat kerja. Program pelatihan yang tepat merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan ini.
Dalam waktu tiga bulan sejak SCORE menyelenggarakan seri pertama dan lima modul pelatihannya, perubahan di sistem produksi PT Logos dapat terlihat. Manajemen berkata bahwa mereka belajar sambil mempraktikannya. “Anda dapat melihat betapa bersihnya lorong-lorong disini,” kata M. Manulu, pegawai PT Logos yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program SCORE. “Kami hanya memiliki ruang yang terbatas oleh karena itu kami harus dapat menggunakannya dengan baik.” Sebelum SCORE diimplementasikan di pabrik ini, manajemen mengalami permasalahan karena ruang kerja dipenuhi dengan contoh dan pola pakaian yang
Melalui kerjasama dengan SCORE, yang merupakan salah satu program ILO, Better Work Indonesia berhasil menawarkan kepada perusahaan untuk uji coba metode pelatihan milik SCORE.
“Mereka berpikir bahwa alat ini dapat membuat mereka terlihat buruk, seperti seekor binatang babi, “kata Hendra. “Kita harus mengkomunikasikan peraturan tentang keselamatan dengan lebih baik.”
“Pelatihan ini telah memiliki sistem yang baik yang dibangun oleh pelatih (SCORE) yang berpengalaman,” kata Simon Field, Manajer Better Work Indonesia Program. “Mari gunakan kerangka kerja yang ada dan ciptakan sinergi antara program-program milik ILO.”
Better Work Indonesia akan menawarkan program pelatihan SCORE kepada mitra pabrik yang bersedia untuk ikut serta dimasa yang akan datang. “PT Logos dapat menjadi contoh,” Kata Field.
Paket pelatihan milik SCORE memiliki lima modul termasuk didalamnya kepemimpinan dan kooperasi di tempat kerja. Satu keluhan umum dari para pekerja di banyak pabrik garmen di Indonesia adalah serikat pekerja dan manajemen tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi. Hal ini merupakan salah satu hal yang sangat diminati oleh manajemen PT Logos. “Komunikasi antara pekerja dan manajemen sangat penting dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan di tempat kerja,” kata Hendrawan. “Saat ini kita telah memiliki papan pengumuman, tetapi kita harus mampu membuat informasi tersebut menjadi lebih cair. Walaupun banyak pekerja yang telah mengadopsi protokol keselamatan perusahaan karena komunikasi yang berjalan dengan baik, namun para manajer menyatakan bahwa mereka masih mengalami tantangan dalam meyakinkan pekerja untuk memakai masker untuk kesalamatan terutama untuk area kimia yang memiliki potensi resiko yang tinggi. Kebanyakan pekerja dengan mudah mempraktekan penggunaan masker dan penutup kuping, tetapi untuk pekerjaan yang menangani bahan kimia beresiko tinggi, para manajer mengakui bahwa pekerja enggan untuk menggunakan masker hitam plastik berukuran besar tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai SCORE, silahkan menghubungi: Januar Rustandie Manajer Proyek Tingkat Nasional SCORE ILO Jakarta Office Menara Thamrin Level 22 Jln. M.H. Thamrin Kav. 3 Jakarta 10250 Telp: +62-21-3913112 Ext 118 Fax: +62-21-310 0766 Mobile: +62 856 9705 8811 Email:
[email protected] www.ilo.org/jakarta Score Indonesia @SCORE_Indonesia
PASTIKAN KEAMANAN STRUKTURAL DI PABRIK-PABRIK GARMEN DI INDONESIA Berkaitan denga insiden runtuhnya bangunan pabrik di Bangladesh dan Kamboja, timbul berbagai seruan untuk melakukan inspeksi bangunan yang lebih ketat di pabrik-pabrik garmen di seluruh dunia. Sebagai negara yang rentan terhadap berbagai bencana alam, Indonesia harus memberikan perhatian lebih terhadap keutuhan sebuah infrakstruktur bangunan. Gempa bumi yang sering kali terjadi, dapat melemahkan infrastruktur bangunan, sehingga sangat penting untuk melakukan inspeksi rutin yang dapat mencegah kerentanan sebelum bencana terjadi. Demikian pula dengan keausan dan kerusakan atau penyalah gunaan ruang kerja dari tujuan yang sesungguhnya (peralatan berat pada lantai yang lebih tinggi), dapat berdampak pada keutuhan bangunan. Oleh karena itu, dalam rangka merespon terhadap situasi yang terjadi, Better Work Indonesia (BWI) kini akan mengembangkan kriteria penilaian infrastruktur yang baru untuk memastikan bahwa kriteria tersebut dapat memberikan masukan yang komprehensif dan lengkap bagi pabrik-pabrik yang berpartisipasi sebagai mitranya. Di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia, inspeksi yang menyuluruh terhadap bangunan pabrik harus dilakukan oleh petugas pemerintahan yang kompeten. Rekaman perizinan terhadap struktur bangunan baru dan penambahannya harus tersedia di tempat kerja, demikian pula dengan sertifikat layak fungsi, harus diperbaharui tiap lima tahun sekali. Para pengusaha/ pemilik pabrik garmen diminta untuk menghubungi Dinas Pekerjaan Umum untuk memastikan bahwa bangunan pabrik mereka telah memenuhi persyaratan yang diatur dalam peraturan perundangan tentang keamanan bangunan. Para pengusaha/pemilik pabrik garmen diwajibkan untuk berkonsultasi dengan Dinas Pekerjaan Umum karena Dinas tersebut adalah badan yang tepat untuk memberikan masukan dalam hal pelaksanaan inspeksi bangunan. Dalam rangka membantu mitra pabrik BWI agar dapat patuh terhadap peraturan perundangan ini, akan dibuat sebuah rancangan pedoman untuk inspeksi infrakstuktur bangunan pabrik. BWI tidak akan melakukan pemeriksaan struktural bangunan sebagai bagian dari penilaian independen bagi pabrikpabrik mitranya, tetapi BWI akan memastikan bahwa pabrik-pabrik garmen tersebut mematuhi peraturan pendirian bangunan yang berlaku dan telah memenuhi persyaratan inspeksi yang dibutuhkan.
Dengan bantuan dari insinyur yang memiliki keahlian dalam struktur bangunan, BWI akan menambahkan satu bidang pengawasan baru yang berkenaan dengan penilaian untuk bidang kesehatan dan keselamatan. Hal ini akan membantu untuk meminimalkan resiko-resiko sehubungan dengan runtuhnya bangunan, perlindungan pekerja, dan memberikan perasaan aman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam rantai pasokan garmen. ‘Di sebuah negara yang rentan terhadap gempa bumi dan bencana alam lainnya, sangat penting bagi para pengusaha untuk memastikan struktur bangunan yang kuat dan secara teratur memeriksa bangunan pabrik mereka agar sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku dan tidak berkompromi terhadap hal-hal yang membahayakan keutuhan struktural bangunan pada tahap apapun, kata Simon Field, Program Manajer Better Work Indonesia. Dalam rangka memastikan keamanan bangunan, Better Work Indonesia tidak dapat bekerja sendirian. Dibutuhkan sebuah komitmen dan kerjasama diantara para mitra kerja seperti pemerintah, pemilik pabrik dan juga peran serta pembeli internasional (buyers) dalam rangka memastikan berjalannya kepatuhan terhadap hukum yang berlaku. Satu hal yang harus kita sadari bahwa setiap pekerja memiliki hak untuk tetap selamat dan terlindungi di tempat mereka bekerja.
BETTER WORK INDONESIA MENANGANI BAHAYA KEBAKARAN BULAN APRIL Ketika kebakaran menyulut di sebuah pabrik sandal Swallow di Jakarta Barat pada bulan Maret tahun 2010, para pekerja berebut untuk menyelamatkan diri dari nyala api. Empat orang meninggal dunia setelah terjebak diantara ruang yang terbakar api dan pintu darurat yang terhalang dan terkunci.
Para peserta mendapatkan tambahan pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, mulai dari peraturan perundangan ketenagakerjaan terkait hingga peralatan dan tehnik terbaru untuk memadamkan api. “Saya akan menganalisa kembali pelajaran yang telah didapat hari ini begitu saya kembali ke pabrik,” kata Warlim Wibawa dari PT CSITE TEXPIA. “Saya rasa secara keseluruhan, kita harus melakukan peninjauan ulang”. Reaksi langsung yang demikian memang dibutuhkan, kata salah satu pelatih, dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Lena Kurniawati
Lena Kurniawaiti, seorang petugas pemerintah dan ahli pencegahan kebakaran, mengajukan pertayaan kepada para peserta pelatihan BWI di Jakarta. Departemen penanggulangan kebakaran di Jakarta menyalahkan pabrik sandal tersebut atas pelanggaran yang terjadi. Tidak hanya pintu darurat yang terkunci, ada pula dugaan tidak berfungsinya alat pemadam kebakaran, dan bahan kimia berbahaya tidak disimpan di tempat yang aman, hal inilah yang menyebabkan kebakaran dan menghambat waktu untuk menyelamatkan diri. Pintu darurat yang terkunci dan terhalang menjadi salah satu penyebab dari kebakaran pabrik di Bangladesh pada akhir tahun 2012, kebakaran tersebut telah menelan korban 112 orang, yang kebanyakan mereka adalah perempuan. Kasus-kasus kebakaran ini memberikan peringatan kepada industri garmen untuk meninjau kembali protokol pencegahan kebakaran dan penegakan kembali peraturan tersebut di mana perlu. “Ini adalah topik yang hangat bagi pabrik garmen saat ini, “ kata Andy Agusta, manajer compliance dari PT Hollit Internasional. “Kesalahan manusia memberikan dampak yang besar”. Agusta adalah salah satu manajer yang bekerjasama dengan program Better Work Indonesia selama bulan April. Pada tanggal 18 April lalu, BWI telah menyelenggarakan pelatihan di daerah KBN, sebuah komplek pabrik di Jakarta Utara.
berkata bahwa kesalahan manusia dan kelalaian memberikan kontribusi yang besar sehingga membuat tempat bekerja menjadi tidak aman sehingga pelatihan serta adopsi pembelajaran sangat penting dalam rangka meningkatkan kondisi keamanan di tempat kerja.
“Pabrik dapat mencegah kebakaran dengan mengidentifikasi resiko; mengontrol potensi bahaya; sebagai contoh, jika benda mudah terbakar, jangan diletakan di tempat yang dekat dengan paparan panas; tegakkan prosedur, seperti secara rutin memeriksa mesin dan peralatan karena kemungkinan benda-benda ini sudah tidak dalam kondisi yang baik, dan latihlah para pekerja, “kata wanita tersebut. Pelatihan merupakan salah satu bagian dari pelayanan BWI dalam rangka mencegah kebakaran di pabrik. Melalui penilaian BWI, pabrik-pabrik dapat melihat perbedaan dan potensi bahaya; dan kedua pihak, baik BWI dan pabrik, dapat bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kondisi keamanan di tempat kerja. Meskipun demikian, pemeliharaan peralatan membutuhkan biaya yang tinggi. “Kita membutuhkan perangkat pencegahan kebakaran (seperti alarm dan pemadam kebakaran), bentuk sebuah tim pemadam kebakaran, tetapi yang paling penting adalah kita membutuhkan manajeman yang berkemauan untuk mengubah keadaan,” kata Agusta.
GALERI PHOTO DARI PERAYAAN HARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI KAMPUNG TEMPAT TINGGAL PEKERJA Sebagai bagian dari perayaan Hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Better Work Indonesia menyelenggarakan acara kedua yang terletak di kampung t pekerja di bagian utara Jakarta. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pekerja tentang pentingnya keselamatan terhadap bahaya kebakaran baik di tempat kerja maupun di rumah pribadi mereka. Acara tersebut dimulai pagi hari pada pukul 09:00 WIB dan dihadiri oleh 150 pekerja dan keluarganya. Sesi pertama digunakan untuk memperkenalkan prinsip dasar terhadap keselamatan kebakaran dan diikuti oleh kuis dan permainan untuk meramaikan suasana. Abdul Azis, Kepala Lingkungan, mengatakan, “Acara ini sangat penting karena para pekerja dan keluarga mereka tinggal di daerah yang sangat padat penduduknya. Ancaman kebakaran sering terjadi di daerah ini. Melalui acara ini, lingkungan secara terus-menerus diingatkan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan. “
Bapak Abdul Azis, Ketua Lingkungan mendukung pelaksanaan dari perayaan kesehatan dan keselamatan Kerja di daerah lingkungannya. “Acara ini sangat penting karena para pekerja dan keluarga mereka tinggal di daerah yang padat penduduk. Ancaman kebakaran sering terjadi disini,” kata Azis.
Bapak Imam Triongko dari PT Global Media Proteksindo memimpin sesi briefing di pagi hari tentang keselamatan terhadap bahaya kebakaran di rumah and di tempat kerja bagi para pekerja dan keluarganya.
Para pekerja dan keluarga berpartisipasi dalam sebuah kuis tentang bahaya kebakaran, kuis ini membutuhkan kerjasama dalam sebuah tim.
Better Work Indonesia dan petugas pemerintah mengambil bagian dari peringatan penanggulangan bahaya kebakaran di perkampungan pekerja di Jakarta. Tiap orang dalam kegiatan tersebut yang terlihat begitu bahagia.
Peserta baik tua dan muda ikut serta dalam kegiatan perayaan penanggulangan bahaya kebakaran yang diselenggarakan oleh Better Work Indonesia. Kebanyakan peserta bekerja di pabrik garmen di Jakarta.
Kompetisi pemadaman kebakaran diselenggarakan dibawah pengawas petugas pemadam kebakaran terdekat. Ini adalah saat pertama kali dari kebanyakan peserta menggunakan alat pemadam kebakaran.
Salah satu bagian dari kompetisi ini adalah membedakan berbagai peralatan kebakaran yang dapat mereka temukan di tempat mereka bekerja. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menggunakan peralatan pemadam kebakaran di tempat kerja.
Para peserta bersuka cita dalam pertandingan penanggulangan bahaya kebakaran yang diselenggarakan pada bulan april. Para peserta memperagakan membawa korban yang menderita luka bakar, sebagai bagian dari perlombaan.
Para peserta membuat dapur yang dapat terhindar kebakaran. Listrik dan kebakaran pada saat memasak menjadi sebab utama dari kebakaran rumah di Indonesia. Menempatkan barang-barang jauh dari kobaran api yang terbuka serta memeriksa secara teratur sumber listrik dapat membantu mencegah kebakaran.
Agenda Mendatang: Juli – September 2013: • Bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Better Work Indonesia akan menyelenggarakan pelatihan norma ketenagakerjaan serta kesehatan dan keselamatan kerja di tingkat pabrik. • Bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Better Work Indonesia akan menyelenggarkan pelatihan penyegaran untuk hubungan industrial bagi Dinas-Dinas Tenaga Kerja setempat di Bogor dan Cikarang.
Newsletter ini diterbitkan oleh: ILO melalui Better Work Indonesia program. Opini yang terdapat didalam terbitan ini tidak mencerminkan pandangan resmi dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), maupun Korporasi Keuangan Internasional (IFC).
Apabila ada pertanyaan lainnya, mohon menghubungi Petugas Manajemen Pengetahuan
[email protected].