NATION AND CHARACTER BUILDING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Gorontalo) Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 2014
ABSTRAK Israwati Apuadji.1 NIM. 231 410 026. 2014. Nation And Character Building Dalam Pembelajaran Sejarah (Suatu Penelitian Di SMA Negeri 1 Gorontalo). Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dra. Hj. Trisnowaty Tuahunse, M.Pd dan Pembimbing II, Dra. Hj. Resmiyati Yunus, M.Pd. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Nation And Character Building Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Gorontalo ini pada dasarnya telah diintegrasikan karena berdasarkan hasil penelitian SMA Negeri 1 Gorontalo ini merupakan salah satu sekolah percontohan dari pada pendidikan karakter di Provinsi Gorontalo. Namun berdasarkan realita yang ada di lapangan menunjukan bahwa masih adanya perilaku siswa yang kurang baik selama berada di lingkungan sekolah, tetapi ada sebagian siswa yang memiliki karakter dan perilaku yang baik.
Kata Kunci : Nation And Character Building, Pembelajaran Sejarah.
1
ISRAWATI APUADJI, 231 410 026, JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH, FAKULTAS
ILMU SOSIAL, TRISNOWATY TUAHUNSE, RESMIYATI YUNUS.
Nation and character building merupakan pembangunan karakter dan bangsa Yang menjadi satu solidaritas besar. Dengan demikian, pembangunan karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau yang baik, bukan yang negatif atau yang buruk, khususnya disini bangsa yakni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan karakter menjadi fokus utama pendidikan di seluruh jenjang pendidikan baik di taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, bahkan sampai ke perguruan tinggi. Kita ingat pada zaman bung karno, beliau mencanangkan Character and Nation Building. Kita diajak berbangga untuk dapat tampil sebagai bangsa Indonesia dan dirintislah rasa kebangsaan. Melalui pembelajaran sejarah dapat membentuk sebuah karakter di dalam diri siswa sebagai anak bangsa, hal ini dikarenakan oleh fungsi dan arti dari ilmu sejarah itu sendiri serta nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap sudut peristiwa historis tersebut. Peristiwa sejarah merupakan sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, sesuai dengan sifatnya yang sekali terjadi (einmalig), maka setiap peristiwa sejarah (event) akan segera lenyap, sehingga kenyataan-kenyataan masa lampau itu tidak mungkin lagi kita saksikan. Namun peristiwa-peristiwa itu biasanya meninggalkan bekas-bekas atau jejak-jejak sejarah yang dapat menjadi bukti adanya peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi. Dengan demikian jejak-jejak sejarah itu dapat menjadi bukti pula akan kenyataan masa lampau itu sendiri. Pentingnya penelusuran dan pengungkapan nilai-nilai yang terkandung didalam berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di masa lampau itu menjadi
barometer penilaian pengalaman kita di masa lampau sebelum kita memproyeksikan ke masa depan harapan dan keprihatinan kita serta tekad kita untuk membangun masa depan guna mewujudkan apa yang kita harapkan sambil menghindarkan apa yang kita prihatinkan. Sehingga Sejarah dalam hal ini tidak hanya berbicara masa lampau tetapi juga membahas masa kelampauan, kekinian, dan keakanan. Nation and Character Building dalam pembelajaran sejarah sangatlah penting untuk diupayakan serta menjadikan dasar bagi pembinaan karakter anak bangsa, khususnya bagi generasi masa kini. Karakter adalah sebuah keunikan yang melekat pada individu, kelompok, masyarakat atau bangsa, Namun karakter bangsa bukanlah agregasi karakter perorangan, karena karakter bangsa harus terwujud dalam rasa kebangsaan yang kuat, berlandaskan kepada core values yang bersifat universal dalam konteks kultur yang beragam. Karakter bangsa mengandung perekat kultural yang harus terwujud dalam kesadaran kultural (cultural awareness) dan kecerdasan kultural (cultural intellgence) setiap warganegara. Karakter menyangkut perilaku yang amat luas karena didalamnya terkandung nilai-nilai kerja keras, kejujuran, disiplin, etika, dan estetika, komitmen, dan rasa kebangsaan yang kuat. Berdasarkan penomena dan realitas yang ada karakter anak masih banyak mengalami kemunduran dalam berbagai sendi-sendi kehidupan hal tersebut akan berdampak terhadap buruknya karakter peserta didik sebagai anak bangsa dalam membangun negara dan memajukan cita-cita bangsanya untuk itu diperlukan penanaman niali-nilai karakter. Selain penomena diatas disisi lain masih memperlihatkan adanya sikap kita yang kurang dalam memaknai nilai-nilai sejarah di
masa lampau bahkan tidak mengetahui arti dari ilmu sejarah tersebut sehingga peran guru
dalam
pembelajaran
dan
pengajaran
sejarah
sangat
penting
dalam
menumbuhkan semangat nasionalisme dan membentuk karakter di dalam diri siswa sebagai anak bangsa. METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan dari tahap persiapan sampai pada penyusunan laporan akhir. Jadwal penelitian dapat ilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Waktu Penelitian Jadwal Kegiatan Penelitian N o 1 2 3
Kegiatan I Pengumpula n data Analisis data Penyusunan laporan
April 2014 II
Mei 2014
Juni 2014
III
IV
I
II
III
IV
I
II
II
IV
Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan jenisnya, data kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengambarkan secara sistematik dan akurat, fakta, dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif digunakan karena peneliti memaparkan dan mengambarkan tentang “ Nation and Character Building Dalam Pembelajaran Sejarah (Suatu Penelitian Di SMA Negeri 1 Gorontalo)” . Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tidih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan data. Dengan demikian dapat dijelaskan Tehnik Pengumpulan data yang Digunakan di dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Observasi merupakan suatu kegiatan penelitian atau langkah awal seorang peneliti untuk mengamati serta melihat sebuah objek yang akan diteliti seperti gejala-gejala ataupun masalah-masalah
yang terjadi di SMA Negeri 1
Gorontalo, yang kemudian dapat dilakukan suatu penelitian atas perubahan tersebut. Observasi ini dilakukan dengan memfokuskan pada hal-hal sebagi berikut: b. Wawancara
merupakan kegiatan penelitian dimana seorang peneliti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memiliki keterkaitan erat dengan objek penelitian,yang memungkinkan responden memberikan jawaban secara luas sesuai dengan apa yang ditanyakan.
c. Dokumentasi merupakan langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian ilimiah. Yaitu dengan Cara pengumpulan data melalui pencatatan dan pengumpulan arsip-arsip, dokumen, buku-buku, dan artikel lainnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Nation And Character Building Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Gorontalo Berdasarkan hasil sajian data dan pokok-pokok temuan pada uraian diatas, dapat dirampuhkan memalui sebuah pembahasan yakni mengenai Nation and Crahacter Building dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gorontalo. Nation atau yang dikenal dengan sebutan bangsa kini bukanlah kata yang terdengar asing di telinga kita sebagai bangsa Indonesia. Karena hal tersebut selalu diucapkan oleh setiap orang, dan bangsa itu sendiri adalah kita yang tinggal di negara Indonesia dan menaati segala aturan dalam negara ini berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar yang berlaku, serta melaksanakan kewajiban kita sebagai warga negara. Sedangkan karakter mempunyai makna tersendiri yakni merupakan nilai-nilai dari perilau manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan. Pendidikan karakter dalam hal ini merupakan suatu sistem penanaman dari nilai-nilai karekter kepada seluruh siswa yang meliputi nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, nasionalisme, dan nilai-nilai lainnya yang dicanangkan oleh kemendiknas untuk membentuk karakter anak bangsa. Pendidikan karakter tersebut merupakan suatu konsep, ide dan desain yang mutlak untuk diberdayakan, tetapi apakah semudah itu dalam implementasinya? Pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih belum mendapatkan titik terang dalam hal ini masih berputar-putar dari orbit kegagalan yang satu ke orbit kegagalan yang lain, sehingganya belum terarah oleh karena itu pendidikan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya agar dapat mengembangkan segala potensi dan membentuk karakter bangsa (Nation and Character Building) untuk generasi sekarang dan ke depanya nanti. Setiap siswa yang terdiri dari berbagai individu dapat dibedakan dari segi kebaikan ataupun keburukan melalui kualitas karakternya. Kepribadian dan karakter mengandung makna yang berdeda, jika kepribadian adalah sifat dari individu itu sendiri yang merupakan sifat pembawaan, sedangkan karakter terdiri dari berbagai perilaku yang diperoleh melalui hasil dari pembelajaran. Pribadi yang baik akan melahirkan generasi yang baik pula dengan selalu menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupanya baik itu dalam bergaul dengan individu lain, kelompok maupun masyarakat luas, Yang ditunjukanya dengan sikap religius, tanggung jawab, toleransi antar sesama, saling menghargai dan menghormati serta nilai-nilai lainnya yang merupakan kandungan isi dari nilai-nilai karakter. Siswa di SMA Negeri 1 Gorontalo secara umum karakternya sudah terbentuk, sebagaimana yang kita diketahui bahwa ketika suatu individu itu telah mengenal yang namanya pendidikan dan bahkan telah merasakan duduk di bangku sekolah mulai dari
taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, bahkan sampai pada perguruan tinggi, maka disitulah mula sabuah karakter dan pemikiranya akan terbentuk, ia juga akan dapat membedakan mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk, mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang tidak, mana yang menguntungkan dan mana yang dapat merugikan. Pada masa-masa transisi anak akan selalu belajar apa yang ia belum ketahui dan hal tersebut pasti akan tetap ia cari tahu demi kemajuanya. Dimana sesuatu yang sebelumnya ia belum ketahui akan ia ketahui melalui proses pembelajaran dan itulah salah satu fungsi dan keistimewaan dari dunia pendidikan. Nation and Crahacter Building dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gorontalo ini berdasarkan realita yang ada dan sesuai dengan hasil penelitian sekolah ini telah dicanangkan mengenai pendidikan karakter. SMA Negeri 1 Gorontalo ini merupakan salah satu sekolah percontohan dari pendidikan karakter di Provinsi Gorontalo. Meskipun sekolah ini merupakan percontohan dari pada pendidikan karakter tetapi masih ada pula sebagian dari siswa yang karakter dan perilakunya tidak baik seperti kurang menghormati guru, tidak disiplin, kurang bekerja sama dengan sesama teman, dan perilaku-perilaku menyimpang lainnya yang hal-hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pergaulan dengan teman sebayanya, kurangnya pengajaranyang lebih intensif dari guru dan orang tua, faktor lingkungan dan pribadi dari siswa itu sendiri. Pendidikan dan pembentukan karakter Nation and Character Building dalam pembelajaran sejarah diibaratkan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan mengapa demikian, karena objek dari ilmu sejarah itu sendiri adalah manusia sebagai pelaku sejarah, waktu, dan tempat kejadian suatu peristiwa. Jika
dikaji ketiga aspek ini maka manusia yang tinggal di suatu negara adalah bangsa yang memiliki karakter berdeda-beda dan ikut serta dalam proses pendidikan demi mendapatkan ilmu pengetahuan dan memperoleh kecerdasan baik kecerdasan intelektual, emosional, maupun berperilaku yang baik dalam keluarga maupun di masyarakat. Melalui proses pendidikan individu akan mengetahui jati dirinya dan perananya sebagai genarasi penerus dalam membangun bangsa ini, dengan nilai-nilai sejarah dan budaya akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadap tanah air dan membangkitkan semangat nasionalisme karena hal tersebut merupakan potensi dan tujuan dari pembelajaran sejarah. Pendidikan karakter hanya akan menjadi slogam belaka di Provinsi Gorontalo ini, jika tidak mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, pelajar, mahasiswa, tokoh agama, tokoh pendidikan, dan generasi mudah. Tentunya hal tersebut membutuhkan upaya, kerja keras, konsekwensi, dan komitmen yang tinggi dalam mengembangkannya secara nyata. Pembentukan dan pembangunan karakter bangsa (Nation and Character Building) dalam pembelajaran sejarah merupakan tujuan utama dari pada pendidikan nasional di era skarang ini, pembelajaran sejarah tidak hanya meriwayatkan namanama tokoh pahlawan, rentetan tahun, dan urutan waktu namun lebih kepada menanamkan makna secara lebih mendalam mengenai nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa sehingganya dapat tertanamkan dalam diri siswa sikap rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, serta menjadikan sebuah pembelajaran di masa mendatang. Merencanakan kehidupan mendatang dengan sebaik-baiknya merupakan
sifat dari individu yang ingin berkembang dengan segala kemampuan yang ia miliki dengan tidak mengabaikan masa lampau pula namun, tidaklah terfokus pada masa lampau itu tetapi lebih kepada memperbaiki kesalahan-keaslan di masa lalu untuk perubahan di masa kini dan perkembangan untuk masa depan yang lebih baik. Mutu pendidikan harus dicanangkan dengan sebaik-baiknya demi melahirkan lulusan-lulusan yang berkualitas berilmu, berpengetahuan, berkarakter, dan menjadi warga negara yang baik. Pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam melahirkan pribadi-pribadi yang berahlak mulia. Tentunya hal tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya peran dari guru yang tidak hanya sekedar mengajar melainkan pula dapat menjadi figur Ayah dan Ibu disekolah bagi anak didiknya dalam membentuk karakter. Peranan guru di SMA Negeri 1 Gorontalo sejauh ini telah dilakukan seoptimal mungkin terutama guru mata pelajaran sejarah dalam upaya mentransfer ilmu pengetahuan, membentuk karakter, dan menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa. Terlepas dari tugas guru pada umumnya yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa untuk selebihnya kita kembalikan pula kepada diri dari masing-masing siswa itu sendiri dalam memahami ,menelaah, dan mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Melalui pembelajaran sejarah dapat dilakukan penilaian moral saat ini sabagai ukuran menilai masa lampau. Fungsi pembelajaran sejarah yang berorientasi pada masa lampau untuk memberikan pembelajaran pada hari ini dan masa yang akan datang. Pembelajaran sejarah memiliki fungsi fundamental dalam kaitanya dengan
tujuan dari belajar sejarah yang diharapkan dapat menumbuhkan wawasan kepada siswa untuk belajar dan sadar akan guna dari sejarah bagi kehidupan sehari-hari sebagai individu maupun sebagai bangsa. Pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gorontalo baik itu di kelas X maupun kelas XI sejauh ini sudah berjalan dengan lancar sesuai dengan proses pembelajaran pada umumnya dimana guru sebelum mengajar terlebih dahulu mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP dan Silabus serta fasilitas fasilitas lainnya yang memilki hubungan dengan meteri pembelajaran pada hari itu. Kemudian dilihat dari berbagi segi baik itu segi fasilitas maupun sarana dan pra sarana di sekolah ini sudah cukup memadai dalam hal pengaplikasian ilmu pengetahuan namun ada sebagian fasilitas yang lainnya masih kurang. Jika ditindaklanjuti dari berbagai segi SMA Negeri 1 Gorontalo ini memilki karakteristik tersendiri dari sekolah-sekolah lainnya di kota Gorontalo. Mulai dari segi, bangunan, sejarahnya, maupun seluruh komponen yang terlibat di dalamnya. Namun untuk Nation and Character Building masih belum terlalu nampak pada permukaan. Apalagi mengenai pembelajaran sejarah yang dapat terbilang sulit dianalisa oleh sebagian siswa karena mencerikatan tentang masa kelampauan sehingganya muncul berbagai anggapan-anggapan yang keliru terhadap pembelajaran sejarah, yang mengatakan bahwa sejarah hanya sebuah cerita, hanya menghafalkan tahun, dan nama-nama tokoh pahlawan jadi itu perlunya model dan strategi pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat menjadi mahnet untuk menarik ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sejarah.
Keterkaitan antara pembelajaran sejarah dengan pembentukan karakter anak bangsa di SMA Negeri 1 Gorontalo sangatlah relevan kerena keduanya memiliki hubungan yang sangat erat , kondisi nyata di sekitar siswa dapat digunakan oleh seorang guru sebagai cara untuk mengambarkan atau mengantarkan suatu peristiwa sejarah sebagai bukti otentik terjadinya peristiwa bersejarah itu, sehingga dengan sendirinya peserta didik akan ikut merasakan perjuangan dari tokoh pahlawan terdahulu yang memperjuangkan bangsa dan negara ini hingga mencapai yang namanya kemerdekaan, dan dapat memotivasi mereka untuk memiliki karakter yang baik seperti yang ditunjukan oleh para pahlawan dalam peristiwa bersejarah tersebut. Karakter inilah yang perlu ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, pengajaran meskipun sedikit tetapi dapat dimengeri dan dihayati oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Negara ini butuh penerus bangsa yang berkarakter, berilmu pengetahuan, berahlak mulia, dan mampu memajukan bangsa dan negera ini agar tidak mudah terpecah bela dan dijajah oleh bangsa barat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Nation and character Building dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gorontalo secara umum telah dicanangkan karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah percontohan dari pada pendidikan karakter di Provinsi Gorontalo, namun pada kenyataanya masih di temukan sebagian siswa yang karakter dan perilakunya tidak baik dalam berinteraksi dengan guru maupun sesama teman sebayanya di sekolah. hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor pergaulan, kurangnya
perhatian dari orang tua terhadap anaknya dan dari guru itu sendiri dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada siswa. Pembentukan karakter bangsa dalam pembelajaran sejarah sangat penting karena pembelajaran sejarah tidak hanya memberikan gambaran tentang masa lampau tetapi juga memberikan makna dari setiap peristiwa tersebut untuk menata hidup di masa depan. Pengajaran dan pendidikan moral bangsa menuntut pembelajaran sejarah berorientasi pada pendidikan kemanusaaan yang memperlihatkan nilai-nilai dan norma-norma. Hasil pembelajaran sejarah menjadikan peserta didik berkepribadian kuat, mengerti sesuatu agar dapat menentukan sikapnya. Saran Untuk dapat membentuk karakter anak bangsa (Nation And Character Building) dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gorontalo, maka beberapa saran yang perlu dikemukakan yakni sebagai berikut -
Guru sebagai pemegang kendali utama dalam pendidikan haruslah pandai melihat setiap kondisi fisik maupun mental dari siswa, baik dari segi pemahaman, pengetahuan, dan perilaku siswa selama berada di lingkungan sekolah agar dapat dijadikan masukan yang baik untuk mengajarkan dan menyajikan strategi serta model pembelajaran sejarah yang menarik perhatian siswa agar dapat tumbuh minat mereka untuk mempelajari sejarah sehingganya tidak akan menimbulkan anggapan-anggapan yang keliru tentag pelajaran sejarah.
DAFTAR RUJUKAN Abin Syamsuddin Makmun, 2007, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Moral, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Daliman, 2012, Pengantar Filsafat Sejarah, Yogyakarta: Ombak Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hamzah B. Uno, Herminarto Sofyan, dan Sutardjo Atmowidjojo, 2004, Landasan Pembelajaran, Gorontalo: Nurul Jannah Isjoni, 2007, Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan, Bandung: CV Alfabeta. Joni Apriyanto dan Sri Wahyuni A. Pinau, 2013, Dari Gorontalo Untuk Indonesia, Sejarah Heroik Patriotik 23 Januari 1942, Yogyakarta: Ombak. .Dalam Surat Kabar Pendidikan Karakter. “Character Assassion”, dan Sejarah Lokal Gorontalo Sebagai Kekuatan Nation and Character Building, dalam surat kabar Gorontalo Post, Bagian 1 sampai dengan Bagian 6, dipublikasikan dari tanggal 19, 2010. Di Gorontalo. Mohamad Surya, 2004, Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Nana Syaodih Sukmadinata, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pupuh Fathurrrohman, AA Suryana, dan Fenny Fatriany, 2013, Pengembangan Pendidikan Karakter, Bandung: PT Refika Aditama. Soemarno Soedarsono, 2002, Character Building Membentuk Watak, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Suyadi, 2013, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta.