PERBEDAAN PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG KEAMANAN MAKANAN JAJANAN SEKOLAH SETELAH MENDAPAT PENYULUHAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERBEDA (MEDIA PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA DAN METODE CERAMAH ) DI SD N SOROPADAN KARANGASEM SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Gizi
Disusun Oleh : APRINA RIA PUTRI J300101007
PROGRAM STUDI DIII GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ABSTRAK APRINA RIA PUTRI J300101007 PERBEDAAN PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG KEAMANAN MAKANAN JAJANAN SEKOLAH SETELAH MENDAPAT PENYULUHAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERBEDA (MEDIA PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA DAN METODE CERAMAH ) DI SD N SOROPADAN KARANGASEM SURAKARTA Survei awal di SD N Soropadan Karangasem menunjukkan tingkat pengetahuan anak sekolah tentang keamanan makanan jajanan sekolah sebesar 50% masih rendah.Oleh karena itu diperlukan suatu strategi atau metode yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan sekolah pada anak sekolah dasar. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan anak sekolah dasar tentang keamanan makanan jajanan sekolah setelah mendapat penyuluhan dengan menggunakan strategi berbeda ( media permainan edukatif ular tangga dan metode ceramah) di SD N Soropadan Karangasem Surakarta Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design( eksperimen semu), dengan rancangan non equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III dan IV yang berjumlah 74.Sampel siswa berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 62 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan.Uji statistik yang digunakan adalah t-test independent. Hasil Penelitian diketahui bahwa perbandingan tingkat pengetahuan kedua kelompok rata-rata adalah baik. Hal tersebut ditunjukkan pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode ceramah terdapat 77,4% sampel berpengetahuan baik dan pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode permainan edukatif adalah 87,1%. Berdasarkan hasil t-test independent adanya perbedaan pengetahuan anak sekolah dasar tentang keamanan makanan jajanan sekolah setelah mendapat penyuluhan dengan menggunakan strategi berbeda ( media permainan edukatif ular tangga dan metode ceramah), dengan nilai signifikasi (pvalue) sebesar 0.024. Kata kunci Pustaka
: Permainan edukatif ular tangga, Keamanan makanan jajanan sekolah, Pengetahuan anak sekolah dasar :38 (1995-2012)
PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga gizi dan kesehatan mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk manusia yang sehat, cerdas dan produktif.Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan teratur. Menurut Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat
adalah tumbuh dengan baik, tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnyaserta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan ( Santoso, 2004). Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan.Oleh karena itu anak usia sekolah perlu pembinaan mengenai pengetahuan bagaimana memilih makanan jajanan
yang
sehat
dilingkungan
sekolah,
rumah
maupun
di
masyarakat(Judarwanto, 2006). Penyuluhan merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh audien. Menurut penelitian para ahli indra, yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah indra pandang. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia disalurkan dari indra pandang, 13% melalui indra dengar dan 12% dari indra yang lain (Notoatmodjo, 2003 ). Penyuluhan dengan metode ceramah merupakan penyuluhan yang paling sederhana dan paling sering diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran dan minat sasaran (Mubarak, 2007). Metode ceramah ini juga salah satu metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, selain itu metode ini juga dapat diikuti sasaran dalam jumlah yang besar dan mudah dilaksanakan (Djamarah, 2000).Di samping mempunyai kelebihan,metode ceramah juga mempunyai kekurangan yaitu pesan yang terinci mudah dilupakan setelah beberapa lama (Notoatmodjo, 2007). Penyuluhan juga dapatdilakukan dengan bantuan media misalnyamelalui permainan edukatif. Hal ini merupakan suatu bentuk strategi agar siswa sekolah dasar dapat mengetahui tentang keamanan makanan jajanan. Menurut Yuwanisa (2010), permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa sekolah, permainan edukatif ini dikemas dengan cara yang menyenangkan sehingga pesan-pesan gizi mengenai keamanan makanan jajanan yang diberikan oleh penyuluh lebih dapat diserap dan diterapkan oleh anak-anak. Permainan edukatif berupa ular tangga mempunyai kelebihan yaitu informasi yang diperoleh oleh siswa merupakan hasil dari proses belajar yang tersusun
secara relevan sehingga akan terjaga dalam ingatan dan hal ini akan memudahkan siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari. TINJAUAN PUSTAKA Masa anak berumur 6 - 12 tahun merupakan masa anak sekolah dasar. Usia 6 tahun merupakan usia permulaan anak masuk kedalam dunia baru dimana anak mulai berinteraksi dengan orang – orang yang baru di luar keluarganya dan mengenal suasana lingkungan yang baru dalam hidupnya (Moehji, 2003). Pengetahuan meupakan kesan yang ada didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstition) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan gizi juga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, khususnya dalam memilih makanan yang tepat, bergizi, seimbang dan memberikan dasar bagi perilaku gizi yang baik dan benar yang menyangkut kebiasaan makan seseorang (Sediaoetama, 2000). Penyuluhan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik dan peran secara sistematik dengan melibatkan peran serta aktif individu maupun kelompok guna memecahkan suatu masalah masyarakat dengan cara merubah perilaku manusia itu sendiri (Sulistyoningsih, 2010). Tujuan dari penyuluhan gizi adalah untuk meningkatkan keadaan gizi dimana dengan upaya perbaikan gizi diharapkan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sangat diperlukan untuk pembangunan dan pengembangan nasional (Suhardjo,1996). Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metodeyang
dikemukakan
antara
lain
metode
penyuluhan
perorangan
(individual) dan Metode penyuluhan kelompok. Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metode nya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.
Menurut Notoatmodjo (2005), penyuluhan tidak dapat lepas dari media karena melalui media pesan dapat disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, dan mempermudah pengertian. Makanan jajanan menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan oleh pedagang kaki lima dan siap dijual di tempattempat keramaian umum yang langsung dikonsumsi tanpa pengolahan lebih lanjut (Judarwanto,2008). Rendahnya kepedulian, pengetahuan pangan dan tanggung jawab produsen mengenai keamanan pangan menimbulkan masalah keamanan pangan diantaranya ditemukan produk makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan yang menyebabkan banyaknya keracunan makanan. Hasil survey oleh Badan POM tahun 2007 menunjukkan 45% produk pangan olahan dan siap saji yang dijual di lingkungan sekolah tercemar baik fisik, mikrobiologis, maupun kimia. Selain tercemar mikroba, banyak produk makanan jajanan mengandung formalin, boraks, dan zat pewarna tekstil (Adriani, 2012) Penelitian yang dilakukan suatu lembaga studi di Jakarta timur mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang sering dikonsumsi anak – anak sekolah adalah lontong, otak-otak, tahu goreng, bakso dan es sirup. Berdasarkan uji lab, pada otak-otak dan bakso ditemukan boraks, tahu goreng ditemukan formalin, dan es sirup positif mengandung Rhodamin-b. Penelitian lain
yang
dilakukan di Bogor telah ditemukan Salmonella paratyphi A di 25%-50% sampel minuman yang dijual di kaki lima (Adriani, 2012)\ METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design ( eksperimen semu), dengan rancangan non equivalent control group design.Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dan kelompok yang menggunakan media permainan edukatif. Penelitian dilakukan bulan Maret 2013 dan lokasi penelitian adalah SD N Soropadan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah dasar kelas III dan IV SD N Soropadan yang berjumlah 74 Siswa. Sampel pada penelitian ini ialah bagian atau cuplikan dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi siswa dan siswi kelas IV, V SD N Soropadan. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah penyuluhan meggunakan metode ceramah dan menggunakan media permainan edukatif ular tangga Variabel terikat dalam hal ini adalah pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan sekolah HASIL PENELITIAN Nilai Pengetahuan terendah sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok metode ceramah adalah 7 dan nilai tertinggi 20 dan nilai terendah setelah diberi penyuluhan dengan metode ceramah adalah 9 dan nilai tertinggi 20, sedangkan nilai pengetahuan terendah sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok metode permainan edukatif adalah 6 dan nilai tertinggi 19 dan nilai terendah pada kelompok yang setelah diberi penyuluhan dengan media permainan edukatif ular tangga adalah 10 dan nilai tertinggi 20 dapat dilihat dalam tabel 5 : Tabel 5 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Sampel Metode Ceramah Nilai Sebelum Intervensi 7
Setelah Intervensi 9
Metode edukatif Sebelum Intervensi 20
permainan Setelah Intervensi 20
Nilai Minimum Nilai 6 11 19 20 Maksimum SD 3.536 3.189 3.795 2.692 Pengetahuan sampel sebelum dan setelah diberikan penyuluhan dengan metode permainan edukatif dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 Pengetahuan Sampel Sebelum dan Setelah dilakukan Penyuluhan dengan Metode Permainan Edukatif Tingkat
Sebelum
Pengetahuan
intervensi
di
berikan Setelah
di
berikan
intervensi
Jumlah
%
Jumlah
%
Baik
19
61,3
27
87,1
Tidak baik
12
38,7
4
12,9
Jumlah
31
100
31
100
Menurut hasil penelitian sebelum dilakukan intervensi dan setelah diberikan intervensi diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah untuk yang berpengetahuan baik. Hal ini ditunjukkan pada jumlah subjek sebelum diberikan intervensi untuk subjek yang berpengetahuan baik yaitu 61,3% dan setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi 87,1% dan untuk yang berpengetahuan tidak baik, sebelum dilakukan intervensi yaitu 38,7% dan setelah dilakukan intervensi menurun menjadi 12,9%. Pengetahuan sampel sebelum dan setelah diberikan penyuluhan dengan metode Ceramah dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7 Pengetahuan Sampel Sebelum dan Setelah dilakukan Penyuluhan dengan Metode Ceramah Tingkat
Sebelum
Pengetahuan
intervensi
di
berikan Sebelum
di
berikan
intervensi
Jumlah
%
Jumlah
%
Baik
21
67,7
24
77,4
Tidak baik
10
32,3
7
22,6
Jumlah
31
100
31
100
Menurut hasil penelitian sebelum dilakukan intervensi dan setelah diberikan intervensi diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah untuk yang berpengetahuan baik. Hal ini ditunjukkan pada jumlah subjek sebelum diberikan intervensi untuk subjek yang berpengetahuan baik yaitu 67,7% dan setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi 77,4% dan untuk yang berpengetahuan tidak baik, sebelum dilakukan intervensi yaitu 32,3% dan setelah dilakukan intervensi menurun menjadi 22,6%. Perbedaan Pengetahuan tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah setelah Diberikan Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pengetahuan siswa sekolah sebelum dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah adalah 15,65 dan setelah dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan menjadi 17,65, dengan nilai perbedaan 2.00, dan nilai p= 0.000, hal ini bermakna bahwa ada perbedaan pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan sekolah setelah diberikan
penyuluhan dengan metode ceramah dimana dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8 Perbedaan Pengetahuan tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah Setelah diberikan Penyuluhan dengan Metode Ceramah
Pengetahuan Rerata
Perbedaan
P
Kelompok
Rerata
value
2.00
0.000
α
Keputusan
0.05
Ho Ditolak
ceramah sebelum
15.65
Setelah
17,65
Paired t-test Perbedaan Pengetahuan tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah Setelah diberikan Penyuluhan dengan Metode Permainan Edukatif Hasil penelitian menunjukkan pada tabel 9 didapatkan bahwa pre-test penyuluhan dengan metode permainan edukatif ular tangga positive ranks yaitu post-test lebih besar dari pre-test pada keseluruhan sampel yang berjumlah 31 sampel. Setelah dilakukan uji statistik menggunakan wilcoxon menunjukkan bahwa untuk jumlah subyek yang nilai setelah diberikan penyuluhan lebih besar dibandingkan sebelum diberikan penyuluhan yaitu setelah diberikan penyuluhan
30 siswa dan yang nilai
sama sebelum diberikan penyuluhan yaitu
1
siswa Pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan sekolah setelah diberikan penyuluhan dengan metode permainan edukatif diperoleh nilai p< 0,05 artinya ada perbedaan pengetahuan anak sekolah dasar tentang makanan jajanan sekolah setelah diberi penyuluhan dengan metode permainan edukatif. Tabel 9 Perbedaan Pengetahuan Tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah setelah diberikan Penyuluhan dengan Metode Permainan Edukatif. Post test-pre test ranks
N
Negative <
0
Positive >
30
Tiles =
1
Total
31
Variabel
Z
Asymp. Sig (2- Keputusan tailed)
Sebelum
-4.805 a
0.000
Ho ditolak
diberikan intervensi
-
Setelah diberikan intervensi Uji wilcoxon Menurut Augustyn, 2004 dalam Saputri 2012, permainan ular tangga merupakan salah satu cooperative play dan termasuk permainan tradisional yang mudah dibuat,murah dan biasa dilakukan oleh anak-anak dengan bentuk strategi pembelajaran yang efektif melalui pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi para siswa sehingga anak akan lebih tertarik dalam proses pembelajaran. Alat permainan edukatif ular tangga dapat diberikan kepada anak sekolah dasar karena permainan ini memiliki keunggulan yaitu mudah dimainkan, anak belajar untuk bekerja sama dan berkompetisi yang sehat (fairplay), bersosialisasi dengan teman sebaya, serta bermain sambil belajar. Perbedaan Pengetahuan tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah setelah Diberikan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Permainan Edukatif Ular Tangga. Tabel 10 Perbedaan Pengetahuan tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah setelah Diberikan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Permainan Edukatif Ular Tangga.
Pengetahuan
Rerata Perbedaan T
Menurut
P
rerata
hitung value
1.35
-
α
keputusan
Metode Ceramah
2.00
2.313 Permainan edukatif
3.35
0.024 0.05 Ho ditolak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rerata pengetahuan siswa sebelum dan setelah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah adalah 2.00, dengan menggunakanpermainan edukatif ular tangga nilai nya lebih besar yaitu 3.35 dengan nilai p = 0.024 artinya secara statistik ada perbedaan pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan sekolah setelah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan permainan edukatif ular tangga. Media yang digunakan dalam penelitian ini merupakan media permainan edukatif ular tangga.Permainan edukatif ular tangga ini sudah dimodifikasi berisi informasi gambar tentang keamanan makanana jajanan sekolah sehingga anak mengalami ketertarikan untuk bermain.Pemberian informasi dengan permainan ular tangga yang menarik dan suasana belajar yang menyenangkan dapat membuat responden lebih mudah menerima informasi yang telah diberikan. Permainan ini cukup menyenangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah yang mayoritas respondennya berumur 10 tahun berada dalam tahap operasional konkrit ( Saputri, 2012). Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan siswa sekolah tentang keamanan makanan jajanan sekolah setelah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah sebagian besar
baik
yaitu
sebanyak
77,4%dan
yang
mempunyai
tingkat
pengetahuan tidak baik sebanyak 22,6%. 2. Tingkat pengetahuan siswa sekolah tentang keamanan makanan jajanan sekolah setelah diberikan penyuluhan dengan metode permainan edukatif ular tangga sebagian besar baik yaitu sebanyak 87,1 %dan yang mempunyai tingkat pengetahuan tidak baik sebanyak 12,9%. 3. Ada perbedaan pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan sekolah setelah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan permainan edukatif ular tangga. Saran 1. Bagi Sekolah Media
dalam
peneltian
ini
dapat
digunakan
untuk
memberikan
penyuluhan lebih lanjut kepada siswa sekolah dalam upaya peningkatan kebutuhan tentang keamanan makanan jajanan sekolah.
2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam upaya menindaklanjuti hasil penelitian yang ada kearah penelitian yang luas, yaitu dengan mengukur pengetahuan siswa tentang keamanan makanan jajanan sekolah terhadap sikap dan perilaku siswa sekolah. 3. Bagi siswa sekolah dasar Hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan sekolah dan mampu menerapkan informasi-informasi yang telah diterima di kehidupan sehari-hari. Daftar Pustaka
Adriani, Merryana dan Wirajatmadi, Bambang. 2012. Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Pengantar Gizi
Amelia,Charina.2010. Efektivitas Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Pada Siswa Kelas VII Dan VIII SMP Ma’arif Nu Tegal Tahun 2010.Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Anggraeni,Debi Nurul. 2010. Perbedaan Pengetahuan Remaja Tentang Keamanan Pangan dengan Menggunakan Strategi Ceramah Konvensional dan Ceramah Menggunakan Buku Saku. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta Direktorat Inspeksi dan Serifikasi Pangan, 2012.Workshop Inisisasi Perkuatan Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah(http://www.pom.go.id/index.php/home/berita_aktual/1991/worksop.i nisiasi_perkuat_pengawasan_pangan_jajanan_anak_sekolah.html) diakses pada 15 Oktober 2012 Djamarah, B.S, 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Effendy, Nasrul. 1995. Perawatan Keehatan Masyarakat. Jakarta : Buku Kedokteran Hafis. 2012. Sejarah Permainan Ular Tangga. http://hafismuaddab.wordpress.com/2012/05/22/sejarah-permainan-ulartangga/ diakses pada 25 januari 2013 Hastuti, Sri dan Andriyani, Annisa. 2010. Perbedaan Pengaruh Pendidikan Gigi Dalam Peningkatan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Pada Anak di SD Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali.Gaster Vol 7. 624-632 Hotber ER Pasaribu. 2005. Perbandingan Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah Tanya Jawab Dengan Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Buku
Kecacingan Dalam Mencegah Reinfeksi Ascaris limbricoides Pada Anak Sekolah Dasar.Tesis. Universitas Diponegoro Judarwanto, Widodo, 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah (http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/perilaku-makan-anaksekolah.pdf) diakses pada 25 November 2012 Kholid, Ahmad. 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Amplikasinya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Khomsan, Ali.2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada Lubis, Akbar , Lubis,Lumongga dan Syahrial.2013. Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak tentang PHBS di Sekolah Dasar Negeri 065014 Kelurahan Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013. Universitas Sumatra Utara Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Mubarak, Wahid Iqbal, Chayatin, Nurul dan Santoso, Bambang Adi 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung Seto. Mubarak, Wahid iqbal, Chayatin, Nurul , Rozikin, Khoirul dan Supradi. 2007. Promosi Kesehatan; Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Mudanijah, Siti .2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Nayadilaga Mudjajanto E.S. 2005.Keamanan Makanan Jajanan Tradisional dalam Makan Sehat Hidup Sehat.Jakarta : Kompas. Mulyati, Tutik. 2009, Pembelajaran Ular Tangga salah satu alternatif Peningkatan Hasil Belajar sejarah Siswa kelas XI IS Sma Negeri I Musuk Semester 2 Tahun Pelajaran 2007-2008.Didaktika 1, 211-212 Munawaroh dan Sulistyorini.2010. Efektifitas Metode Ceramah dan Lefleat dalam Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas di SMA Negeri Ngrayun. UNMUH Ponorogo Nailul Amalia, 2008. Perbedaan Skor Pengetahuan Gizi antara Siswa yang Diberikan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Siswa yang Diberikan penyuluhan Dengan Metode “Playing by Learning” Melalui Media “ Seri Petualngan Dino dan Dina saatnya Sehat” di Sekolah Dasar Jakarta Timur Tahun 2008. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Notoatmodjo, S. 2003.Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu KesehatanMasyarakat .Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo,S. 2005.Promosi Kesehatan dan Aplikasi.Jakarta : RinekaCipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta. Nugrahani, Rahina.2007, Media Pembelajaran Berbasis Visual Berbentuk Permainan Ular tangga Untuk meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar. Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 36, No 1 Purwanto, E.A. dan Sulistyastuti, D.R, 2007.Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah sosial. Yogyakarta: Gava Media Santosa, Soegeng dan Ranti, Anne Lies .2004.Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Saputri, Kristiawati dan Krisnana.2010. Peningkatan Pengetahuan dan Sikap dalam Pemilihan Jajanan Sehat Menggunakan Alat Permainan Edukatif Ular Tangga. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Sediaoetama, Achmad D. 2000.Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I, Jakarta: Dian Rakyat Sholihatun. 2011. Perbedaan Efektivitas Metode Ceramah dan Metode peer konselor Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Pra Nikah Pada siswa Kelas II Multimedia di SMK Kartini Semarang. Sriningsih, N. 2008.Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini.Bandung : Pustaka Sebelas Suci, Eunike. 2009. Gambaran perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Psikobuana Vol 1. 29-38 Suhardjo. 1996. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta :Penerbit Bumi Aksara Sulistyoningsih, H. 2010. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wigati, Yully, dan Jaya .2011.Efektifitas Penyuluhan kesehatan Gigi Mulut Metode Bermain Ular tangga dengan Ceramah Siswa Kelas II SDN Lowokwaru 2 Malang Tahun 2011. Yasmin, Ghaida dan Madanijah, Siti.2010. Perilaku Penjaja Pangan Jajana Anak Sekolah Terkait Gizi dan Keamanan Pangan di Jakarta dan Sukabumi.Jurnal Gizi dan Pangan vol 5. 148-157 Yuwanisa A. 2010. Permainan Edukatif. http://ainiyuwanisa.wordpress.com/2010/03/11/permainan-edukatif/ di akses pada 20 november 2012