Nak, Siap-siap Masuk SD, Yuk! Seri 1: Cek Kesiapan Anak Masuk Sekolah Dasar oleh Lita Edia, Asahasuh.com
Daftar Isi Sudah siap atau belum? Siap? Belum? Siap! Sudah Bisa Membaca, Menulis, Menghitung, Belum Tentu Siap! Nah Lho?! Jadi, Apakah yang dimaksud dengan kesiapan masuk sekolah dasar? Cek! Siapkah Fisik dan Motoriknya? Keterampilan Motorik Kasar Keterampilan Motorik Halus Cek! Kesiapan Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Cek Kesiapan Kognitif Anak, Yuk! Bingung dengan ceklis sebanyak itu? Mari kita sederhanakan! Tentang e-book
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
1/19
Sudah siap atau belum? Siap? Belum? Siap! Ayah Bunda Nita ragu-ragu nih memasukkan Nita ke SD, dia sudah TK B, tetapi usianya nanti di bulan Juli belum genap 6 tahun. Terlalu muda tidak ya? Nanti dia mengalami kesulitan tidak ya di SD?
Di tengah keraguan tersebut, Ayahbunda Nita melakukan survey ke beberapa sekolah dasar. Ternyata sekolah dasar swasta di sekitar rumah mereka berkenan menerima anak dengan usia 5,5 tahun. Namun pihak sekolah mengemukakan bahwa nanti akan ada test untuk mengetahui kesiapan anak masuk sekolah. Jika hasilnya siap, maka anak diterima. Jika hasilnya sebaliknya, maka anak tidak bisa masuk ke sekolah tersebut. Ayahbunda Nita mengangguk-angguk menyetujui prosedur tersebut, walau dalam hati sebenarnya masih bertanya-tanya seperti apa sih yang dimaksud dengan siap masuk sekolah dasar?
Apakah di test baca tulis? Ah, kalau itu sih Ayahbunda Nita tidak khawatir, karena di usia 4 tahun, Nita sudah lancar membaca.
Sudah Bisa Membaca, Menulis, Menghitung, Belum Tentu Siap! Nah Lho?! Di sebuah ruang kantor TK, terdapat orangtua yang sedang mensurvey TK tersebut. Kepala sekolah untuk sekian kalinya menjawab dengan sabar pertanyaan Ayahbunda, yang relatif berulang-ulang ditanyakan walau dengan redaksional yang berbeda-beda. Pertanyaan yang diberikan adalah: “Nanti kalau anak saya lulus dari sini, dia sudah bisa membaca, kan?” Bisa membaca, menulis, menghitung, atau yang biasa dikenal dengan istilah calistung, adalah hal yang biasanya dipersiapkan Ayah Bunda sebelum masuk sekolah dasar. Jika perlu, selain sekolah, Ananda juga diikutsertakan pada les/ kursus membaca. Sudah menjadi keyakinan secara umum, bahwa
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
2/19
kesuksesan anak di sekolah dasar adalah dengan menguasai calistung ini, sedini mungkin kalau perlu. Terbayang anak yang sudah mahir calistung, akan mudah menuntaskan tugas-tugas di sekolahnya kelak.
Pada kenyataannya, di sekolah dasar, kerap kali kesuksesan seorang anak dalam mengikuti proses belajar di kelas, tidak hanya cukup dengan bekal kemampuan calistung. Ketrampilan dalam bersosialisasi, kemampuan dalam mengelola emosi, kemampuan untuk mandiri, kemampuan berbahasa, sangat mempengaruhi pada kemampuan anak untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Misalnya saja anak yang sudah bisa membaca, menulis dan menghitung, namun masih belum mau berpisah dengan orangtua, sampai-sampai ia mogok tidak mau masuk kelas. Hal ini menghambat anak untuk mengikuti aktivitas belajar dengan baik.
Contoh lain, anak yang sudah mahir membaca, menulis dan menghitung, namun ia belum bisa mempersiapkan diri di pagi hari dengan tenang, tergesa-gesa dan tidak sempat sarapan. Belum usai sekolah, ia tertidur di kelasnya, lagi-lagi anak menjadi tidak mampu mengikuti aktivitas belajar dengan baik.
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
3/19
Jadi, Apakah yang dimaksud dengan kesiapan masuk sekolah dasar?
Kematangan mengacu pada pertumbuhan biologis yang perlu dicapai sebelum masuk sekolah, misalnya kematangan otak untuk memahami konsep membaca, menulis, menghitung, dan memahami sudut pandang orang lain. Kematangan tidak bisa dipercepat, karena sudah berproses sedemikian rupa secara alami. Biasanya anak matang secara biologis untuk memasuki sekolah dasar adalah pada usia 6 th.
Kematangan secara biologis ini selain ditunggu juga perlu didukung stimulasi, yang akhirnya mewujudkan sebuah kesiapan. Stimulasi yang gencar segencar-gencarnya tidak akan bisa mempercepat kesiapan karena perlu menunggu kematangan. Efek timbal balik terjadi antara nature (alami) dan nurture (stimulasi).
Ayah Bunda sudah menstimulasi si kecil sedini mungkin untuk berbagi, tetapi hingga kini usianya 3,5 tahun, ia belum bisa berbagi mainan dengan adiknya. Sulit sekali untuk mengalah. Sabar Ayah Bunda, karena usia 3,5 tahun secara alami memang masih egosentris, belum begitu bisa memahami sudut pandang orang lain.
Biasanya anak mulai berkembang pemahaman tentang sudut pandang orang lain di usia 6-7 tahun. Pada akhirnya kesiapan anak masuk sekolah tidak ada yang persis sama, kapan akan dicapai. Hal ini sangat tergantung pada stimulasi yang diberikan dan kematangan yang dicapai. Sama halnya seorang
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
4/19
anak usia 7 bulan jika dipaksa untuk berjalan, belum bisa karena otot kakinya masih lemah. Sisi lain mungkin ada anak usia 18 bulan belum bisa berjalan karena kurang latihan.
Sebagai orangtua, Ayah Bunda sebenarnya bisa mengamati kesiapan anak dari perilaku sehari-hari mereka di rumah. Caranya? Ayah Bunda amati saja 4 aspek perkembangannya yaitu: 1. Perkembangan Fisik dan Motorik 2. Perkembangan Sosial 3. Perkembangan Emosi 4. Perkembangan Kognitif (intelektual)
Keempat aspek perkembangan ini perlu terpenuhi secara keseluruhan, karena satu sama lain akan saling menguatkan keberhasilan anak mengikuti aktivitas belajar di sekolah dasar.
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
5/19
Cek! Siapkah Fisik dan Motoriknya? Di minggu-minggu pertama Ragil sekolah, Bunda Ragil sempat bingung, karena Ragil kerap kali sulit untuk masuk sekolah. Ada saja alasannya, diantaranya waktu sekolahnya terlalu lama. Gurunya pun memberi informasi bahwa Ragil kerap tertidur di kelas.
Perkembangan fisik dan motorik anak yang akan masuk sekolah dasar, sebaiknya memang dicermati terlebih dahului oleh orangtua. Sudah siapkah ananda masuk sekolah dasar?
Perkembangan fisik meliputi kesehatan dan pertumbuhan. Apakah anak sudah cukup kuat mengikuti aktivitas belajar dari pagi hingga waktu pulang tiba (saat ini terdapat sekolah full day, dimana anak pulang sore hari). Apakah anak cenderung mengantuk di kelas, di tengah jam pelajaran, atau cepat merasa lelah?
Perkembangan motorik anak terdiri dari keterampilan motorik kasar dan motorik halus.
Keterampilan Motorik Kasar Ketrampilan motorik kasar meliputi gerakan otot-otot besar dari tubuh. Seorang bayi mengembangkan keterampilan motorik kasarnya sejak lahir, diawali dengan kendali kepalanya dan batang tubuhnya, berlanjut hingga ia mampu duduk, merangkak, berdiri, berjalan, berlari, melompat, dan aktivitas lainnya. Anak-anak mempelajari ketrampilan motorik kasar dengan berlatih sampai ketrampilan tersebut terkuasai.
Motorik kasar ini jika terkuasai baik akan mempengaruhi juga pada perkembangan sosial dan emosi. Anak tumbuh menjadi percaya diri. Sayang saat ini banyak orangtua yang melupakan hal ini. Anak lebih banyak diajak
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
6/19
duduk manis, mengerjakan soal-soal tertulis. Padahal ia perlu bergerak.
Hal lain berkaitan dengan perkembangan motorik adalah John Medina dalam bukunya Brain Rues menjelaskan bahwa otak akan bekerja lebih baik saat tubuh bergerak. Berolahraga sehari-hari akan menciptakan protein di otak yang mengatur memori dan proses belajar. Jadi ayo jangan ragu untuk mengembangkan motorik anak agar kelak ia dapat belajar lebih baik di sekolah dasar.
Keterampilan motorik kasar meliputi: 1. keseimbangan Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan (equilibrium) 2. body awareness Digunakan untuk mengembangkan sikap dan pengendalian tubuh 3. crossing mid line Salah satu tangan secara spontan bergerak melewati sisi lain dari tubuh untuk melakukan satu aktivitas di sisi tersebut, misalnya: anak dominan menggunakan tangan kanan, ia dapat menggerakkan tangan kanannya sampai sisi kiri tubuhnya sehingga ia dapat menuntaskan aktivitas di sisi kiri tubuhnya dengan menggunakan tangan kanannya. 4. kesadaran akan sisi kanan dan kiri 5. koordinasi otot 6. orientasi ruang Kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang dan hubungannya dengan benda-benda lain
Seiring dengan perkembangan anak yang semakin baik kendali tangan dan kakinya, ia mulai mengembangkan ketrampilan motorik halus seperti: menggenggam, menyentuh, makan sendiri, dan lain sebagainya. Tanpa ketrampilan motorik kasar, seringkali anak kesulitan dalam hal ketrampilan motorik halus, yang dibutuhkan untuk aktivitas belajar anak di sekolah. Misalnya tanpa otot bahu yang kuat, anak akan cepat lelah saat
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
7/19
menggunakan tangannya untuk menulis.
Amatilah apakah Anak sudah bisa : No
Kemampuan 1
Tidak tersandung benda-benda di depannya
2
Tidak menabrak benda-benda di sekitarnya
3
Tidak mengacaukan/ menjungkirbalikkan/ merusak benda-benda di sekitarnya
4
Melompat dan kemudian mendaratkan kedua kakinya secara bersamaan
5
Tidak merasakan rasa takut merangkak melalui terowongan/ banban yang diberdirikan
6
Dapat menangkap bola besar
7
Dapat menangkap bola kecil
8
Dapat menendang bola kecil tepat pada sasaran
9
Dapat melambungkan bola
10
Dapat memanjat jaring-jaring tali/ atau memanjat dengan berpegangan pada tali
11
Melompat-lompat dengan menggunakan tali skipping
12
Berjalan maju di papan titian* dengan langkah-langkah kecil (ujung jari kaki kiri menyentuh tumit kaki kanan, selanjutnya ujung kaki kanan menyentuh tumit kaki kiri letakkan di belakang atau di sisi tubui, demikian seterusnya) dengan lengan direntangkan ke samping
13
Berjalan mundur di papan titian* dengan langkah-langkah kecil (ujung jari kaki kiri menyentuh tumit kaki kanan, selanjutnya ujung kaki kanan menyentuh tumit kaki kiri, demikian seterusnya) dengan dengan lengan direntangkan ke samping
14
Berjalan maju di papan titian* dengan langkah-langkah kecil (ujung jari kaki kiri menyentuh tumit kaki kanan, selanjutnya ujung kaki kanan menyentuh tumit kaki kiri, demikian seterusnya) dengan lengan diletakkan di belakang, di sisi tubuh, dilipat, direntangkan ke atas (tidak direntangkan ke samping)
Checklist
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
8/19
15
Dapat mengikuti intruksi yang berkaitan dengan sisi kanan dan kiri, seperti berdiri di samping kanan kursi, berdiri di samping kiri kursi, melangkah dua langkah ke samping kanan, dan sebagainya
16
Dapat mengikuti instruksi yang berkaitan dengan kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang dan hubungannya dengan benda-benda lain seperti berdiri di belakang kursi, berdiri di depan kursi, duduk di bawah meja, dan lain sebagainya)
*papan titian: lebar 4cm, panjang: 3 m (jika tidak terdapat papan titian, bisa menggantinya dengan membuat garis titian dari isolasi hitam dengan lebar 4 cm, panjang 3m). Pada dasarnya berjalan di papan titian ini untuk melihat keseimbangan.
Jika sebagian besar indikator kesiapan ketrampilan motorik kasar sudah ada pada diri anak, hal tersebut mengindikasikan ia sudah siap masuk sekolah dasar, dipandang dari aspek perkembangan motorik kasar.
Keterampilan Motorik Halus Orangtua siswa kelas 1 SD, kerap mengeluhkan anaknya malas menulis. Sebenarnya yang terjadi adalah bukan malas, tetapi lelah. Anak merasa lelah saat menulis dikarenakan otot motorik halusnya yang belum kuat. Kemampuan menulis didasari oleh ketrampilan motorik halus, yang biasanya distimulasi di usia pra sekolah.
Keterampilan Motorik Halus adalah keterampilan dan aktivitas yang melibatkan penggunaan tangan dan jari. Keterampilan motorik halus ini sudah berkembang dari sejak bayi baru lahir, secara bertahap sampai pada keterampilan motorik yang diperlukan untuk mengikuti aktivitas belajar di sekolah. Di sekolah dasar diharapkan anak sudah fokus pada halhal yang perlu ditulis, dan kualitas tulisan, dikarenakan sudah memiliki otot-otot tangan yang kuat untuk menulis, serta mampu memegang dan mengendalikan alat tulis dengan benar.
Saat anak belum melewati masa-masa latihan untuk memperkuat otot motorik halus, dan cara mengendalikan alat tulis dengan benar, tetapi sudah
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
9/19
memasuki sekolah dasar, maka akan timbul permasalahan seperti: ● menolak terlibat pada aktivitas belajar ( enggan/ malas menulis) ● membuat alasan untuk menghindari aktivitas belajar (“saya mau minum dulu”) ● merasa tidak mampu (“saya tidak bisa”), karena anak memerlukan waktu lama untuk menulis sehingga kerap kali tertinggal dan tidak tuntas dalam menyelesaikan persoalan ● sedih/ mengamuk karena tidak dapat menyelesaikan persoalan yang diberikan
Amatilah apakah anak.... No 1
Kemampuan
Checklist
Sudah menunjukkan kecenderungan tangan yang digunakan (dominasi kanan/ kiri)
2
Memegang pensil dengan benar (menggunakan ujung ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah), bukan dengan menggenggam menggunakan seluruh jari.
3
Menggunakan pensil dengan tekanan yang cukup (tidak terlalu menekan atau tanpa tekanan sama sekali)
4
Mengikuti suatu objek dengan matanya saja, dengan posisi kepala tetap.
5
Menggunting gambar yang cukup kompleks desainnya, seperti kombinasi garis lurus dengan garis lengkung, dan sudut.
6
Menggambar lingkaran, segi tiga, persegi dan gambar yang dapat dengan jelas dikenali bentuknya seperti orang atau rumah (bukan berupa coretan yang tidak jelas bentuk gambar yang dimaksud)
7
Menuntaskan tugas sehari-hari tanpa bantuan seperti makan, mandi, berpakaian, membersihkan diri di toilet, mengikat tali sepatu.
8
Mampu menyusun puzzle yang cukup kompleks, dan puzzle itu terpasang rapat, tidak terlepas.
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
10/19
9
Dapat beraktivitas dengan menggunakan benda-benda yang kecil dan memegang benda-benda itu dengan jari-jarinya, seperti membuat kolase dengan menempelkan benda-benda kecil (robekan kertas kecil, kacang hijau, dll.
10
Merangkai manik-manik
11
Membuat bentuk-bentuk dari playdough/ lilin malam, dengan bentuk yang jelas dikenali.
12
Mewarnai pada objek gambar dengan rapi (tidak berupa coretan tak beraturan/keluar objek)
Jika sebagian besar indikator kesiapan ketrampilan motorik halus sudah ada pada diri Ananda, hal tersebut mengindikasikan Ananda sudah siap masuk sekolah dasar, dipandang dari aspek perkembangan motorik halus.
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
11/19
Cek! Kesiapan Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Sekolah bukan sekedar belajar materi akademik. Di sekolah anak akan bertemu dengan permasalahan yang sifatnya emosional. Berkenalan dengan guru baru, teman baru. Beradaptasi dengan lingkungan baru. Ia perlu diterima oleh teman-temannya. Ia perlu mengikuti aturan sosial yang ada di lingkungan barunya agar bisa diterima dengan baik. Mau berbagi, bekerjasama, memaafkan, menunggu giliran adalah contoh perilaku sosial yang perlu dikuasai.
Kerap kali permasalahan mogok sekolah diawali oleh kekurangmampuan anak dalam beradaptasi di lingkungan sekolah barunya.
Amatilah apakah si kecil sudah bisa …. No
Kemampuan
Checklist
1
Senang bermain dengan teman-temannya atau memilih bermain sendirian
2
Mudah bergabung dengan kelompok
3
Mudah terlibat pembicaraan dengan teman
4
Bersedia bekerjasama dengan teman-temannya
5
Bersedia berbagi mainan
6
Bersedia menolong teman
7
Bersedia meminjamkan krayon, pensil warna dan alat aktivitas lainnya
8
Mampu menuntaskan tugas sehari-hari tanpa bantuan, seperti makan sendiri, memilih pakaian sendiri, berpakaian sendiri, dan lain sebagainya
9
Sudah muncul rasa tanggungjawab, seperti membuang sampah pada tempatnya, membereskan kembali perlengkapan aktivitasnya, membereskan kembali mainannya
10
Tidak kembali melakukan perbuatan yang baru saja dilarang (memahami)
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
12/19
Jika sebagian besar indikator kesiapan ketrampilan sosial sudah ada pada diri Ananda, hal tersebut mengindikasikan Ananda sudah siap masuk sekolah dasar, dipandang dari aspek sosial.
Amatilah juga apakah si kecil sudah …. No
Kemampuan
Checklist
1
Tidak menangis saat berpisah dengan Ayahbunda
2
Tidak mudah menangis saat ia kecewa
3
Dapat membedakan antara fantasi dan kenyataan
4
Tidak mudah menangis saat tidak berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan
5
Tidak takut terlibat aktivitas di kelas
6
Tidak memukul, menendang, mengganggu atau membuat teman atau orang lain terluka / menangis
7
Bersedia meminta ma’af saat melakukan kesalahan
8
Tidak malu yang berlebihan
9
Tidak memaksa meminta sesuatu dengan cara merengek atau mengamuk
10
Tidak sering tampak sedang melamun
Jika sebagian besar indikator kesiapan ketrampilan emosi sudah ada pada diri Ananda, hal tersebut mengindikasikan Ananda sudah siap masuk sekolah dasar, dipandang dari aspek perkembangan emosi
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
13/19
Cek Kesiapan Kognitif Anak, Yuk! Nah, inilah aspek yang biasanya menjadi fokus orangtua saat mempersiapkan anak masuk sekolah dasar. Namun sayangnya karena kurangnya pemahaman di masyarakat, anak pra sekolah kerap dipersiapkan kesiapan kognitifnya dengan cara belajar konvensional seperti layaknya di sekolah dasar. Kesiapan kognitif sebenarnya bukan hanya meliputi mampu baca, tulis, dan hitung. Namun juga meliputi persepsi, intelektual, bahasa, konsep angka, konsentrasi, pemahaman sebab akibat, memori, dan pengetahuan umum. Lebih dari itu semua, selain kesiapan kognitif yang perlu dibangun adalah minat belajar anak.
Ya, anak sudah bisa baca, tulis, hitung. Namun kalau mereka tidak suka membaca, menulis, dan menghitung. Hasilnya akan sama-sama membingungkan orangtua. Prestasi akademik pun sulit dicapai.
Amatilah apakah anak sudah…. No
Kemampuan
Checklist
1
Dapat menyebutkan usianya
2
Sudah memahami konsep waktu. Contoh perkataan anak yang belum memahami konsep waktu, diantaranya:“Saya sedang bermain boneka besok”, “Saya akan berlibur ke rumah nenek kemarin”
3
Mengingat intruksi yang diberikan atau mudah lupa dan selalu bertanya kembali instruksi tersebut.
4
Memahami instruksi yang diberikan
5
Mudah mengingat cerita pendek/ puisi/ syair lagu yang diajarkan
6
Mengetahui nama-nama bentuk sederhana (lingkaran, segitiga, persegi), dan dapat membedakannya satu sama lain
7
Dapat meniru menggambar bentuk sederhana
8
Memahami konsep letak seperti kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang, di dalam, di luar
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
14/19
9
Memahami konsep ukuran seperti besar, kecil, lebih besar, lebih kecil, paling besar, paling kecil, panjang, pendek, paling panjang, paling pendek, lebih panjang, lebih pendek, tinggi, rendah, lebih tinggi, lebih rendah, paling tinggi, paling rendah.
10
Memahami urutan, seperti yang di awal, di akhir, pertama, terakhir, tengah, yang ketiga, yang kelima.
11
Memahami pola, misalnya Ayahbunda mengurutkan gambar sepatu, tas, bola, sepatu, tas,bola, sepatu. Ananda dapat menyebutkan gambar berikutnya.
12
Mengulang empat kata yang disebutkan, misalnya “coba dengarkan ibu akan menyebutkan angka, kamu ulangi angka yang ibu sebutkan ya, 8 – 6- 4- 2
13
Bisa menyebut jumlah jari pada masing-masing tangan walau kadang gagal menyebutkan jumlah keseluruhan jari di kedua tangan.
14
Mampu bermain puzzle
15
Mampu mengelompokkan benda-benda berdasarkan kategori tertentu, misalnya berdasarkan warna, bentuk atau jenis (sekelompok buahbuahan, sekelompok ikan, sekelompok alat kebersihan)
16
Membereskan mainan dengan aturan tertentu, misalnya lego dikumpulkan dan disimpan dalam kotak lego.
17
Mampu mengidentifikasi gambar yang tidak lengkap
18
Mengetahui angka 1-10 atau 1-20, dapat menyebutkannya secara berurutan baik berurutan maju dan mundur.
19
Dapat menggunakan angka untuk menghitung suatu benda satu persatu. Satu angka mewakili satu benda.
20
Dapat menjawab pertanyaan mengenai penjumlahan dan pengurangan sederhana, secara lisan.
21
Mengetahui nama huruf, dan menyebutkan nama huruf-huruf tersebut
22
Memahami konsep huruf. Misalnya menyebutkan kata yang berawalan dari huruf b
23
Menuliskan namanya
24
Bermain maze (menelusuri jejak)
25
Menyebutkan nama-nama warna
26
Menanyakan banyak pertanyaan tentang bagaimana benda-benda bekerja, apa gunanya dan arti dari kata
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
15/19
27
Menyampaikan cerita yang panjang dengan alur yang runtut
28
Mengucapkan kata-kata dengan jelas, tidak dengan pengucapan yang kekanak-kanakan
29
Setelah mendengarkan sebuah cerita, dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita tersebut.
30
Fokus saat menyampaikan ide, atau banyak hal detil yang disampaikan tetapi tidak sesuai dengan ide tersebut
31
Dapat duduk dengan tenang, atau selalu bergerak dan sulit untuk diminta duduk.
32
Fokus pada aktivitas yang dilakukan, atau mudah teralih pandangannya pada objek atau kejadian di sekitarnya
33
Fokus pada aktivitasnya, tidak mudah teralih dan berganti-ganti dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya.
34
Fokus pada aktivitasnya, tidak melakukan aktivitas sambil memainkan benda-benda lain di sekitarnya (yang tidak berhubungan dengan aktivitas yang sedang dilakukan)
35
Tuntas menyelesaikan pekerjaan yang sudah ia mulai kerjakan. Jika sebagian besar indikator kesiapan kognitif tersebut sudah ada pada diri anak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ia sudah siap masuk sekolah dasar, dipandang dari aspek perkembangan kognitif
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
16/19
Bingung dengan ceklis sebanyak itu? Mari kita sederhanakan! Ada banyak respon ketika melihat ceklis sebanyak ceklis di atas. Ada yang senang karena mendapat informasi detil. Ada yang menjadi bingung karena kok banyak sekali. Mau masuk SD saja kok repot, begitu katanya:)
Sederhananya yang perlu diperhatikan oleh Ayahbunda untuk menilai anak siap masuk sekolah dasar adalah sebagai berikut:
No
Kemampuan
Checklist
1
Fisik cukup kuat beraktivitas lama, bagi yang akan mengikuti sekolah full day school.
2
Memahami intruksi_permintaan melakukan sesuatu yang diberikan
3
Mau menuntaskan intruksi tersebut sampai selesai, tanpa perlu banyak bantuan
4
Fokus menyelesaikan satu per satu aktivitas, tidak cepat teralih
5
Mengucapkan dengan baik kata, bisa dipahami dengan jelas oleh semua orang
6
Mampu menceritakan sesuatu secara runtut, dengan rangkaian kata menjadi kalimat yang terstruktur
7
Bisa berpisah dari orangtua, mandiri masuk kelas tanpa merengek minta ditemani
8
Bisa beradaptasi dengan teman-temannya, santun, mau berbagi, mau menunggu giliran, tidak bersikap agresi seperti memukul, menendang, menyakiti teman
9
Sudah mandiri menyelesaikan tugas sehari-hari tanpa bantuan, seperti makan sendiri, mandir sendiri, memilih pakaian sendiri, memilih aktivitas keseharian
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
17/19
10
Menguasai ketrampilan pra baca, tulis dan hitung seperti mengenal bentuk, warna, urutan, konsep ukuran, konsep letak, pola, mengkontruksi puzzle, memegang pensil dengan benar, mewarnai secara rapi, menempel, menggunting, meronce, membentuk lilin dengan bentuk yang bermakna dan lain-lain.
Lebih mudah bukan? Tetapi ada baiknya deskripsi detil juga dibaca-baca ya Ayah Bunda. Minimal untuk memperkaya pemahaman kita.
Sampai berjumpa di seri selanjutnya! Seri 2: Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah Dasar Seri 3: Memilih Sekolah Terbaik Seri 4: Hari Pertama Sekolah
Pertanyaan dan diskusi lebih lanjut dapat dilakukan di forum AsahAsuh: http://www.asahasuh.com/communities/topic/nak-siap-siap-masuk-sd-yukseri-1-cek-kesiapan-anak-masuk-sekolah-dasar
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
18/19
Tentang e-book Referensi http://www.brainline.co.za/sagr123/schoolready.pdf
Ilustrasi cover novika.com
Author Lita Edia Harti (@litaedia)
Editor Rakhmita Akhsayanti (@tehmit) Ratna Mutia Suci (@cimuthmulya)
Kontak AsahAsuh website
: http://asahasuh.com
twitter
: @parentingID
facebook
: asahasuhparenting
@2012 | AsahAsuh.com | Referensi Pengasuhan Buah Hati Kita
19/19