Yuk Parenting Ala Anti Mainstream!
Parenting merupakan suatu perjalanan dalam membentuk ikatan yang sangat bernilai antara orang tua dan anak. Sangatlah penting untuk mengerti kebutuhan dan keunikan anak dan tidak sekedar mengikuti tren dalam mendirikan parenting/pola asuh.
Parenting ala anti mainstream adalah pola asuh yang bersifat customize atau menyesuaikan baik penyesuaian dari orang tua, maupun dan khususnya menyesuaikan anak. Dalam mendirikan dan menerapkan pola asuh, orang tua menjadi pihak yang berpengetahuan sehingga tidak sekedar mengikuti tren yang ada dan mampu memilah informasi yang ada.
Saat ini memang anak-anak sangat beruntung karena banyaknya penyedia jasa baik pendidikan, aktivitas extrakurikular, rekreasi, sehingga ada berbagai macam les. Penyedia jasa tes dan assessment pun juga banyak sekali, dari finger print sampai IQ test, minat bakat. Semua jasa itu pada dasarnya bersifat positif namun dalam penggunaannya terkadang menjadi tidak efektif. Misalnya, orang tua karena mengetahui ada berbagai macam kegiatan dari dance , yoga hingga robotik akhirnya kalap mau mendorong anaknya untuk mengikuti begitu banyak kegiatan sehingga efektivitas/manfaat dari kegiatan tersebut menjadi tidak terlihat karena anak ada yang menjadi jenuh karena terlalu banyak aktivitas, performa akademik menurun, menunjukkan perilaku yang kurang kooperatif, tidak menunjukkan minatnya, ikatan dengan orang tua juga merenggang karena ada unsur paksaan/terlalu mendorong, perkembangan akhlak terbengkalai karena hanya fokus terhadap aneka ragam aktivitas.
Metode parenting ini mengikuti keunikan dinamika keluarga dan anak, karena bersifat customiz e jadi keunikan karakteristik orang tua dan anak menjadi fokus utama dalam parenting anti mainstream ini. Pertama, keunikan karakteristik orang tua; sebagai orang tua tentunya kita dilatar belakangi nilai budaya, nilai agama, nilai kemanusiaan yang berbeda-beda, maka dari itu kiat pertama dari parenting anti mainstream adalah mendesain pola asuh yang diinginkan dengan menyamakan visi dan misi orang tua. Dalam menyamakan visi dan misi, ada beberapa hal yang bisa didiskusikan dengan pasangan: 1. Kualitas dan karakter seperti apa yang diinginkan pada anak? 2. Keterampilan, kemampuan, dan kemandirian apa yang ingin anda lihat dari anak anda? Di rumah, di sekolah, di masyarakat? 3. Nilai-nilai agama-akhlak, budaya dan kemanusiaanserta sikap apa yang hendak diajarkan
1/5
Yuk Parenting Ala Anti Mainstream!
dan dicontohkan? 4. Suasana seperti apa yang harus disiapkan oleh orang tua sebagai lingkungan rumah yang mendukung tumbuh kembang anak baik secara fisik, kognitif, emosi dan sosial? 5. Apakah harapan terhadap anak realistis atau terlalu memaksakan keinginan orang tua?
Dengan memulai parenting dari yang mendasar seperti visi misi tersebut, maka haluan utama sudah ada kemudian dapat direalisasikan sebagai peraturan di rumah/rules, pembagian tugas orang tua terhadap anak, sehingga tidak mudah terpengaruh dengan tren-tren karena kita dapat memilah-milah aktitivas yang sesuai dengan visi misi orang tua.
Selanjutnya, parenting anti-mainstream menyesuaikan keunikan anak dimana kita melihat kesiapan mental, usia, kebiasaan, minat dan karakter anak. Misalnya, orang tua dapat melihat anak menunjukkan minat, kemampuan pada menggambar lebih daripada aktivitas meronce atau puzzle maka secara umum anak bisa mulai difasilitasi aktivitas yang dalam area seni (melukis, clay art , musik) walaupun tetap didukung menjalani puzzle dan meronce . Bila anak tidak menunjukkan minat dan performa yang diatas rata-rata pada nilai matematika, maka sebaiknya orang tua cermat melihat dan mendengar minat dan kemampuan anak. Seringkali terjadi orang tua tidak mendengar anak sehingga anak merasa tidak dimengerti, stress karena tidak bisa mengikuti matematika dengan baik, merasa kurang percaya diri, hingga anak jadi tidak termotivasi ke sekolah ataupun meneruskan ke jenjang universitas karena takut akan tekanan yang ada. Orang tua jangan panik dengan membandingkan kemampuan dan progress anak terhadap anak lain ataupun menekan anak hanya karena prestise atau menjaga status.
Pola asuh yang cenderung cocok untuk parenting anti-mainstream adalah pola asuh demokratik sehingga dapat terjalin komunikasi dua arah orang tua-anak walaupun tetap menjunjung tinggi disiplin dan kemandirian. Unsur utama dalam menerapkan pola asuh anti mainstream yaitu konsistensi, komitmen, konsekuensi. Konsistensi berarti peraturan berdasarkan visi misi yang disetujui pasangan diterapkan secara konsisten oleh kedua orang tua. Komitmen berarti orang tua dalam menerapkan pola asuh, peraturan, pembagian peran dalam rumah dilakukan dengan penuh komitmen. Konsekuensi berarti dalam pola asuhnya anak dididik mengenai adanya konsekuensi dari perilaku yang ditunjukkan baik positif maupun negatif.
2/5
Yuk Parenting Ala Anti Mainstream!
Dalam pola asuh, walaupun menekankan pada nilai disiplin dan mandiri, orang tua perlu berbicara dengan bahasa anak melalu 3S dan 1T, yaitu security, self-worth dan significance se rta time . Security berarti memberi rasa aman pada anak, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara psikologis. Orang tua yang menjaga rasa aman dengan mencintai anak sepenuhnya sehingga tidak mengancam anak dengan mengatakan "apabila nakal berarti bukan anak ayah ibu".
Bila ada perilaku yang menyimpang maka orang tua secara spesifik merujuk pada perilaku yang menyimpang tersebut misalnya dipanggil tidak menjawab, maka orang tua dapat memberi pengertian pada anak bahwa tidak menjawab pada saat dipanggil orang tua merupakan perilaku yang kurang sopan (dengan mengatakan “kamu tidak sopan”).
Self-worth berkaitan dengan cara orang tua berbicara, mendengarkan dan memperilakukan anak. Misalnya, pencapaian yang kecil pun orang tua memberikan apresiasi maka anak memiliki kepercayaan diri. Kemudian pada saat anak ingin bercerita dengan orang tua, usahakan dengarkan dan bila sedang sibuk maka tatap mata anak, memeluk/mengusap anak kemudian jelaskan anda sedang sibuk namun begitu selesai anda berjanji akan mendengarkan dan menemani anak. Pastikan anda menepati janji anda, maka anak akan merasa dihargai.
Significance adalah mendukung anak anda melakukan kegiatan rumah/housework dan tidak membiarkan pembantu melakukan semuanya. Walaupun anda mampu, namun sebaiknya anda mendukung anak untuk mandiri melakukan kegiatan rumah sehingga mereka merasa penting dan tentunya meningkatkan kepercayaan dirinya. Bahasa anak yang terakhir adalah waktu. Momen dimana anda menyediakan waktu untuk berbicara atau bermain dengan anak merupakan harta karun tersendiri. Sesibuk apapun anda, cobalah untuk menyediakan waktu 30 menit untuk anak anda.
Kiat dalam membuat behavior plan/routine yaitu usahakan memilih kegiatan yang ada unsur ac hivement, closeness, enjoyment . Contoh memasak merupakan kegiatan yang mengandung 3 unsur tersebut karena dapat membuat sesuatu sehingga tercipta rasa pencapaian, kemudian kegiatan tersebut dapat menjadi quality time dengan orang tua dan tentunya kegiatan memasak bisa menjadi hal yang menyenangkan buat anak. Kalau anak bermain
3/5
Yuk Parenting Ala Anti Mainstream!
video game maka hanya unsur enjoyment yang dominan, ada baiknya untuk quality time keluarga mempertimbangkan bermain board game (monopoli, ular tangga, uno staco , dll) karena terdapat 3 unsur yang telah disebut. Memang tidak mesti semua aktivitas terdapat 3 unsur tsb, namun orang tua sudah bisa memilah dan menerapkan aktivitas yang mana dapat diprioritaskan sebagai bagian dari rutinitas anak.
Pola asuh manapun pasti akan mendapati anak yang berperilaku kurang kooperatif dan memang ini merupakan bagian dari parenting untuk mendisiplinkan anak. Pastikan saja anda konsisten dengan konsekuensi negatif dan positif serta diimbangi dengan memenuhi kebutuhan anak melalui bahasa 3S 1T, maka anak akan tumbuh kembang secara optimal. Pola asuh antimainstream tentunya bisa diterapkan ke berbagai keluarga baik bekerja dan tidak bekerja, keluarga tradisional ataupun modern dengan aneka keunikannya karena seperti yang telah dibahas bahwa parenting anti mainstream diawali dengan menyesuaikan orang tua.
Kesimpulan dalam parenting anti mainstream ialah pentingnya orang tua untuk berdiskusi dengan pasangan, mengevaluasi diri sebagai orang tua, menyesuaikan harapan orang tua dengan realitas yang ada dan paling penting ialah mengerti anak, cintailah anak sepenuhnya. Disiplinkan anak dengan tegas dan konsisten menunjukkan kasih sayang dan rasa cinta sedangkan seringkali mengalah pada anak malah akan menimbulkan masalah nantinya. Pola asuh itu bagaikan obat dengan dosis, orang tua hendak menyesuaikan dosis mengikuti kebutuhan orang tua dan kebutuhan anak. Utamakan perkembangan akhlak daripada intellektual karena ketinggalan secara intelektual/akademis itu mudah untuk dikejar namun ketertinggalan akhlak/mental membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diperbaiki.
Marisa M Sjahrir, B.A, S.Psi, M.Counseling Klinik Parent Education Center & Psychology
4/5
Yuk Parenting Ala Anti Mainstream!
5/5