PUTUSAN NOMOR HK.2010/07/I/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA TK. ARWANA 250.18 DITUNDA KT. ARWANA 16 DI ALUR SUNGAI KAPUAS SETELAH PULAU TENGAH Pada tanggal 28 Januari 2014, pukul 00.30 WIB, KT. Arwana 16 GT. 138, awak kapal 9 (sembilan) orang menunda TK. Arwana 250.18 GT.2019, berangkat dari MT. Cape Durango menuju dermaga antam Tayan Pontianak, dalam pelayarannya kapal mengalami miring dan tenggelam di Alur Sungai Kapuas setelah Pulau Tengah pada pukul 13.00 WIB. Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka, namun TK. Arwana 250.18 tenggelam beserta muatannya. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/2/7/DN-14, tanggal 11 Maret 2014, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal Tenggelamnya TK. ARWANA 250.18 ditunda KT. ARWANA 16 kepada Mahkamah Pelayaran. Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai. Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Berita Acara Tenggelamnya TK. ARWANA 250.18, tanggal 28 Januari 2014, dibuat oleh Mualim I dan diketahui oleh Nakhoda; 2. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), Nomor KL.205/1/3/KSOP-PTK-2014, tanggal 3 Pebruari 2014, dibuat oleh Nakhoda dan diketahui oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak; 3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), tanggal 3 Pebruari 2014, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, terhadap : a. Nakhoda, Maulipi; b. Mualim I, Hadi Riyanto; c. KKM, Manein Matandatu; d. Jurumudi. . . …
2
d. Jurumudi, Ezet Mutaqin. 4.
Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, tanggal 5 Pebruari 2014;
5.
Surat-surat Kapal, terdiri dari : KT. ARWANA 16 a. Pas Besar, Nomor Urut 17, tanggal 11 Oktober 2013, diberikan di Sunda Kelapa, oleh Kepala Kantor Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa; b. Surat Ukur International (1969) No.488/EEd, dikeluarkan di Pangkal Balam, tanggal 21 Juni 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pangkal Balam, nomor dan tanggal pengesahan Nomor PK.202/42/11/DK-13 tanggal 12 Juli 2013; c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Nomor PK.001/6103/KTK-PM/DK-13, tanggal 22 Oktober 2013, berlaku sampai dengan tanggal 10 Maret 2014, diterbitkan di Jakarta oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut; d. Sertifikat Garis Muat Kapal (Sementara) No. 475-PB/D1.S/2013, tanggal 31 Oktober 2013, berlaku sampai dengan tanggal 30 Januari 2014, diterbitkan di Palembang oleh Biro Klasifikasi Indonesia; e. Daftar Anak Buah Kapal, tanggal 1 Desember 2013, dibuat oleh PT. Kumala Putra Nusantara; f.
Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, Nomor AL.103/665/3/13/13, diterbitkan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktur Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 22 Oktober 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 20 Januari 2014;
g. Sertifikat Klasisfikasi Sementara, Nomor 475-PB/A1.S/2013, tanggal 31 Oktober 2013, berlaku sampai dengan tanggal 30 Oktober 2014, oleh Biro Klasifikasi Indonesia; h. Surat Keterangan Pengawasan Menggandeng No.KL.211/266/XI/CBTA/Kpl.Btm-13, tanggal 1 Desember 2013, oleh Syahbandar Pelabuhan Batam. i.
Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No. C11.1/1-KP.I-WK/0699/12/2013, tanggal 1 Desember 2013, dikeluarkan oleh Syahbandar Pelabuhan Batam. TK. ARWANA 250.18 . . . …
3
TK. ARWANA 250.18 a. Surat Laut No.PK.205/6966/SL-PM/DK-13, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 25 Nopember 2013, oleh oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut; b. Sertifikat Garis Muat Kapal (Sementara) No. 2841-BM/D1.S/2013, tanggal 29 Oktober 2013, berlaku sampai dengan tanggal 28 Maret 2014, dikeluarkan di Batam oleh Biro Klasifikasi Indonesia; c. Surat Ukur International (1969) No.5388/PPm, dikeluarkan di Batam, tanggal 28 Oktober 2013, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam, nomor dan tanggal pengesahan Nomor PK.202/63/4/DK.13 tanggal 28 Oktober 2013; d. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Nomor PK.001/6731/KTK-PM/DK-13, tanggal 20 Nopember 2013, berlaku sampai dengan tanggal 23 Agustus 2014, diterbitkan di Jakarta oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut; e. Sertifikat Klasisfikasi Sementara, Nomor 2841-BM/A1.S/2013, tanggal 29 Oktober 2013, berlaku sampai dengan tanggal 28 Oktober 2014, oleh Biro Klasifikasi Indonesia; f. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No. C11.1/1-KP.I-WK/0700/12/2013, tanggal 1 Desember 2013, dikeluarkan oleh Syahbandar Pelabuhan Batam; Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut : A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal. KT. Arwana 16 Nama Jenis Bendera / Tanda Panggilan Pembuatan / Konstruksi Isi kotor Isi bersih Tanda selar Tenaga Penggerak Utama
: : : : : : : :
Ukuran Pokok Panjang Lebar Dalam Sarat Terbesar Free Board Tropik
Arwana 16 Kapal Tunda Indonesia / YDB 4454 Tahun 2013 di Bangka / Baja GT.138 NT. 42 GT 138 No. 488/Eed 2 (dua) unit mesin merek Weichai 8170Z, 2 x 601 KW, 1350 Rpm
: : : : :
22,12 meter 7,32 meter 3,32 meter Pemilik . . .
4
Pemilik Nakhoda Awak Kapal
: PT. Pelayaran Bintang Arwana Kapuas Armada, Pontianak : Maulipi : 9 (sembilan) orang
TK. Arwana 250.18 Nama Jenis Bendera Pembuatan / Konstruksi Isi kotor Isi bersih Tanda selar
: : : : : : :
Ukuran Pokok Panjang Lebar Dalam Sarat Terbesar Free Board Tropik Pemilik
Arwana 250.18 Tongkang Indonesia Tahun 2013 di Batam/ Baja GT 2019 NT 606 GT 2019 No. 5388/PPm
: 73,15 meter : 24,38 meter : 4,27 meter :: 921 mm : PT. Pelayaran Bintang Arwana Kapuas Armada, Pontianak
2. Jalannya Peristiwa. a. Pada tanggal 28 Januari 2014 pukul 00.30 WIB, KT. Arwana 16, GT.138, dengan awak kapal 9 (sembilan) orang, menunda TK. Arwana 250.18, GT.2019 bermuatan licor (chemical) sebanyak 4.700 Ton, berangkat dari MT. Cape Durango menuju Dermaga Tayan Pontianak; b. Kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai dan diawaki oleh perwira navigasi yang memenuhi syarat, kapal berbalingbaling ganda, menunda tongkang dengan panjang rangkaian tunda ± 200 meter, draft tongkang terdalam 4,10 meter, cuaca cerah, angin tidak terlalu kencang dari utara, laut tenang, arus surut; c. Dalam pelayarannya menyusuri alur sungai Kapuas menuju Dermaga Tayan Pontianak, rangkaian tunda KT. Arwana 16, melapor ke kepanduan menara jungkat dan kapal berlayar tanpa seorang penasehat pandu di atas kapal, tetapi di bantu kapal tunda KT. Arwana 6 di belakang tongkang untuk membantu mengendalikan tongkang, dan ketika KT. Arwana 16 tidak mampu menarik TK. Arwana 250.18, dibantu oleh KT. Delta untuk menarik KT. Arwana 16; d. Pukul 12.20 WIB, kapal melewati Pulau Tengah, posisi berada di sebelah kanan alur, Nakhoda serah terima jaga dengan Mualim I, selanjutnya Nakhoda turun ke kamar untuk melaksanakan sholat, ketika Nakhoda naik ke anjungan lagi dan memperhatikan tongkang diketahui haluan tongkang sudah miring ke kanan; e. Ketika . . .
5
e. Ketika Nakhoda mengamati tongkang tambah miring ke kanan segera memerintahkan KT. Delta dan KT. Arwana 6 agar mendorong tongkang ke kanan untuk dikandaskan ke pantai sebelah kanan alur, untuk penyelamatan dan agar tidak mengganggu alur, namun kemiringan tongkang tambah banyak hingga air menggenangi deck dan air laut masuk ke tangki melalui lubang pipa muatan sebelah kanan dan lubang pipa peranginan, akhirnya tongkang tenggelam sebelum sampai ke tepi pantai yang dangkal pada pukul 12.30 WIB; f.
Dalam kecelakaan ini tidak terdapat korban jiwa ataupun luka namun tongkang beserta muatannya tenggelam.
3. Dalam peristiwa Tenggelamnya TK. Arwana 250.18, tanggal 28 Januari 2014, pukul 13.00, di Alur Sungai Kapuas pada posisi 00°-01’-05”U/ 109°15’-33”T, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut : a. Tersangkut Nakhoda, Maulipi. b. Saksi-saksi : 1) Mualim I, Hadi Riyanto; 2) KKM, Manein Matandatu; 3) Juru Mudi, Ezet Mutaqin; 4) Kabag Operasi, Sudianto. B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal Tenggelamnya TK. Arwana 250.18, tanggal 28 Januari 2014, pukul 13.00 WIB, di Alur Sungai Kapuas pada posisi 00°-01’-05”U/ 109°-15’-33”T, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi - saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak pada tanggal 12 Nopember 2014, adalah sebagai berikut: 1. Tersangkut Nakhoda, Maulipi, hadir dan tanpa didampingi oleh penasehat Ahli, dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, keterangan yang diberikan adalah sebagai berikut : a. Lahir di Tgl/Bln/Thn Agama Alamat Pendidikan Umum
: : : :
Tegal 14 Mei 1982 Islam Kesuben Rt.4/11, Kecamatan Lebaksiu, Tegal
: 1) SD, ijazah tahun 1995, di Tegal; 2) SMP, ijazah tahun 1998, di Tegal; 3) SPM, ijazah tahun 2001, di Tegal. Kepelautan : ANT V, tahun 2011, di Jakarta. Pengalaman berlayar : 1) ABK KM. SINKOMARU Tahun 2004; 2) ABK TB. MANPLUS Tahun 2008; 3) Mualim I TB. LGU-V Tahun 2012; 4) Nakhoda KT. ARWANA 16 Tahun 2012 – Sekarang. b. Tanggal . . . …
6
b. Tanggal 28 Januari 2014, pukul 00.30 WIB KT. Arwana 16 dengan awak kapal 9 orang menunda TK. Arwana 250.18 dengan muatan 4.700 Ton, berangkat dari kapal MT. Cape Durango (ship to ship) yang berlabuh jangkar di muara sungai Kapuas menuju dermaga Tayan Pontianak; c. Kapal berlayar memasuki alur pelayaran sungai Kapuas, Nakhoda melapor ke menara kepanduan jungkat dengan radio VHF, berlayar tanpa seorang penasehat pandu diatas kapal, namun di bantu kapal tunda yang diikat di belakang tongkang untuk membantu mengendalikan tongkang; d. Pukul 08.30 WIB posisi kapal telah melewati menara kepanduan jungkat, kapal melawan arus hingga bergerak mundur, Nakhoda memerintahkan KT. Arwana 6 untuk membantu menarik KT. Arwana 16 dan meminta bantuan kapal tunda ke kantor, yang selanjutnya dari kantor dikirim KT. Delta, setelah KT. Delta tiba diperintahkan oleh Nakhoda untuk menarik KT. Arwana 16 dan KT. Arwana 6 kembali ke belakang TK. Arwana 250.18; e. Pukul 12.20 WIB posisi kapal melewati Pulau Tengah dan berlayar pada sisi sebelah kanan alur, Nakhoda serah terima jaga dengan Mualim I dan Nakhoda meninggalkan anjungan untuk sholat di kamarnya, ketika naik ke anjungan lagi sekitar 10 menit, Nakhoda mengawasi TK. Arwana 250.18 dan diketahui haluan TK. Arwana 250.18 miring ke kanan dan kelihatan tambah miring; f.
Karena tongkang tambah miring ke kanan dan deck kanan sudah terendam air, maka Nakhoda memerintahkan KT. Arwana 6 dan KT. Delta untuk mendorong TK. Arwana 250.18 ke kanan, untuk dikandaskan di posisi sisi kanan alur, namun tongkang tambah miring ke kanan deck sebelah kanan tergenang air dan air mulai masuk ke tangki melalui pipa muatan yang terbuka dan lubang pipa peranginan, akhirnya tongkang tenggelam sebelum kandas di pantai;
g. Setelah tongkang tenggelam, Nakhoda melaporkan kejadian ke menara kepanduan dan ke perusahaan serta memberi tanda pada tiang tongkang yang masih berada di atas air;
h. Nakhoda
mengatakan bahwa tongkang memuat melebihi kapasitasnya (over draft), draft tongkang depan 3.90 meter, draft belakang 4,10 meter, sehingga lambung bebas (free board) depan 37 cm dan belakang 17 cm;
i. Nakhoda menyatakan bahwa pemuatan pada tongkang tidak di isi seluruh tangki yaitu ketiga tangki 1 (cross) tidak diisi dan tangki 3 dan 4 hanya diisi tangki tengahnya (center), tangki kiri dan kanan kosong, untuk tangki lainnya diisi penuh; j. Nakhoda . . .
7
j.
Nakhoda tidak memahami tentang lambung bebas (free board) sehingga tidak mampu menentukan jumlah muatan sampai batas maksimum draft yang diijinkan.
2. Saksi Mualim I, Hadi Riyanto, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut : a. Lahir di Tgl/Bln/Thn Agama Alamat Pendidikan Kepelautan Pengalaman
: : : :
Brebes 31 Juli 1977 Islam Grinting Rt.011/022, Kelurahan Bulukumba
: ANT V, tahun 2002 berlayar : MT. Cahaya Selatan
b. Pada mulanya KT. Arwana 16 menunda TK. Arwana 250.18 berangkat dari kapal MT. Cape Durango (ship to ship) yang berlabuh jangkar di muara sungai Kapuas menuju dermaga Tayan Pontianak kondisi kapal tidak ada kendala; c. Kapal berangkat dengan muatan licor dan sebelum berangkat draft depan 2,1 meter dan draft belakang 2,3 meter dan tongkang tidak ada crew; d. Pukul 12.30 WIB, jurumudi memberitahukan tongkang mulai miring di bagian lambung kanan depan, kemudian disampaikan kepada Nakhoda yang pada saat itu berada di kamar dan mau naik ke anjungan, selanjutnya diperintahkan untuk mengupayakan membawa tongkang ke tepi supaya tidak mengganggu alur pelayaran. 3. Saksi KKM, Manein Matandatu, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut : a. Lahir di Tgl/Bln/Thn Agama Alamat
: : : :
Talaud 5 Mei 1965 Kristen Candi Lontar Tengah Rt.003/014 Blok 4/IIIc No.13 Surabaya
Pendidikan Umum : STM, ijazah tahun 1986 Kepelautan : ATT V, tahun 2005, di Jakarta
b. Kapal berlayar dari Pontianak tujuan ambang luar menggandeng TK. Arwana 250.18 tanpa muatan, setelah tiba di ambang luar sandar di MT. Cape Durango untuk melaksanakan pemuatan;
c. Selesai . . .
8
c. Selesai muat ke tongkang, kapal bergerak menuju ke Pelabuhan Pontianak; d. Pada saat sedang berada didalam kamar, mendengar jurumudi melaporkan ke Mualim I bahwa tongkang miring dan keluar untuk melihat tongkang miring, lalu naik ke anjungan untuk konsultasi dengan Nakhoda dan sepakat untuk menambah kecepatan supaya bebas (aman) dari alur karena tongkang sudah tenggelam sebagian di bagian lambung kanan; e. Setelah ditarik ± 20 menit tongkang tenggelam seluruhnya dan diusahakan menarik lagi ke pinggir alur, ± 10 menit tongkang sudah tidak dapat bergerak dan mesin di slow kan, selanjutnya berlabuh di sekitar tongkang yang tenggelam dan mematikan mesin. 4. Saksi Jurumudi, Ezet Mutaqin, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut : a. Lahir di Tgl/Bln/Thn Agama Alamat Pendidikan Umum Kepelautan
: : : :
Tegal 23 Februari 1985 Islam Rt.19/04 Tembok Luwung, Adiwerna, Tegal.
: SMA : ANT D, ijazah tahun 2007 di Jakarta.
b. Pukul 01.00 WIB, KT. Arwana 16 dan TK. Arwana 250.18 lepas tender dari kapal MT. Cape Durango menuju Tayan; c. Pukul 09.00 WIB, melintang dermaga AKR akan berlabuh, keadaan tidak memungkinkan kapal melanjutkan pelayaran; d. Pukul 12.30 WIB, tongkang miring ke kanan dan 30 menit kemudian tenggelam di depan PT. Lyman. 5. Saksi Kepala Bagian Operasi, Sudianto hadir dan di bawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di Tgl/Bln/Thn Agama Alamat Pendidikan Umum
: : : :
Nangah Pinoh Pontianak 31 Agustus 1973 Khatholik Jl. A Yani Komplek Mega Mall Blok E No.3 Pontianak
: 1) SD, tahun 1987 di Pontianak 2) SMP tahun 1990 di Pontianak 3) SMA, ijazah tahun 1993, di Pontianak. Pengalaman bekerja : Direktur Utama PT. Bintang Arwana tahun 2012 s/d 2014 b. Saksi . . .
9
b. Saksi mengetahui adanya kecelakaan setelah mendapat laporan dari Nakhoda dan tidak mengetahui kapasitas muat TK. Arwana 250.18; c. Saksi mengemukakan setelah kapal diapungkan dan dicek, ternyata tidak ada kebocoran kapal, tetapi ada muatan yang bergeser dari tangki center ke wing, selanjutnya secara teknis Saksi tidak mengetahui; d. Saksi mengakui bahwa tongkang memiliki sertifikat geladak namun setelah dilakukan perubahan menjadi tongkang tangki tidak disertai dengan perubahan sertfikat. C.
Pendapat Mahkamah Pelayaran. Mahkamah Pelayaran atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap tenggelamnya TK. Arwana 250.18, tanggal 28 Januari 2014, pukul 13.00 WIB, di Alur Sungai Kapuas pada posisi 00°-01’-05”U/ 109°-15’-33”T telah sampai pada pendapat sebagai berikut : 1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal. Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kapal. KT. Arwana 16 adalah kapal tunda konstruksi baja berbendera Indonesia dengan ukuran PxLxD (m) = 22,12x7,32x3,32 atau GT 138, NT 42, dibangun di Bangka oleh PT. Pahala Harapan Lestari pada tahun 2013, dengan mesin penggerak utama merk Weichai 8170Z, berkekuatan 2x601KW, mempunyai geladak tunggal dan berbalingbaling ganda dan berlayar untuk daerah pelayaran lokal. TK. Arwana 250.18 adalah kapal tongkang konstruksi baja berbendera Indonesia dengan ukuran PxLxD (m) = 73,15x24,38x4,27 atau GT 2019, NT 606, dengan jumlah geladak 1 (satu) dan berlayar untuk daerah pelayaran kawasan Indonesia. b. Surat - Surat Kapal. KT. Arwana 16 telah memiliki sertifikat keselamatan konstruksi kapal barang, surat ukur internasional dan surat-surat lain yang dipersyaratkan dan masih berlaku. TK. Arwana 250.18 telah memiliki sertifikat keselamatan konstruksi kapal barang, surat ukur internasional dan surat-surat lain yang dipersyaratkan dan masih berlaku, namun sertifikat klasifikasi sementara (profesional classification certificate) tongkang geladak, akan tetapi digunakan untuk muatan cair dan mendapat ijin kegiatan dari pengawas keselamatan pelayaran (syahbandar). c. Awak Kapal . . .
10
c. Awak Kapal KT. Arwana 16 yang menarik TK. Arwana 250.18 diawaki oleh 9 (sembilan) orang termasuk Nakhoda dengan susunan perwira berdasarkan daftar awak buah kapal yang dibuat PT. Kumala Putra Nusantara cabang Batam, tanggal 1 Desember 2013 adalah sebagai berikut : Bagian Dek Nakhoda : Maulipi Mualim I : Hadi Riyanto Jurumudi : Ezet Mutaqin
ijazah ANT V tahun 2011 ijazah ANT V tahun 2002 ijazah ANTD tahun 2007
Bagian Mesin KKM : Manein Matandatu
ijazah ATT V tahun 2005
TK. Arwana 250.18 tidak diawaki. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa: 1. Kapal tunda Arwana 16 telah memenuhi persyaratan keselamatan dan telah dilengkapi dengan surat-surat kapal yang sesuai dengan ketentuan dan masih berlaku serta diawaki sesuai dengan ketentuan KM 70/1998 tentang Pengawakan Kapal Niaga. 2. Kondisi kapal tongkang Arwana 250.18 telah memiliki dokumendokumen yang diperlukan tetapi perubahan konstruksi dari tongkang geladak menjadi tongkang tangki tidak disertai dengan perubahan sertifikat sehingga tidak ada kepastian terhadap kekedapan di antara sekat-sekat tangki. 2. Tentang Cuaca. Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, dan berdasarkan keterangan para Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut : a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 10 Nopember 2014, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 28 Januari 2014, pukul 13.00 WIB, di wilayah tersebut adalah sebagai berikut : Cuaca : Cerah - Berawan Sebagian Arah dan Kecepatan Angin : Utara 7.3 – 10.8/ 15.8 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Tenggara 17.4 – 21.7 Cm/detik Tinggi Gelombang : Barat Laut 0.3 M – 0.4/ 0.7 M Jarak Penglihatan : 10.0 – 15.0 Mil
b. Menurut . . .
11
b. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dalam Persidangan dan keterangan Saksi-saksi dalam BAPP, keadaan cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi, laut tenang, jarak pandang baik, arus surut dengan kecepatan semakin menguat Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan yang didapat dalam pemeriksaan lanjutan dan keterangan Tersangkut dan para Saksi dalam BAPP dapat diterima. 3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal. Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut : TK. ARWANA 250.18 Muatan TK. ARWANA 250.18 dengan Surat Ukur International (1969) No. 5388/PPm, diterbitkan oleh Kantor Pelabuhan Batam, memiliki Ukuranukuran Pokok sebagai berikut : Panjang : 73,15 meter Lebar : 24,38 meter Dalam : 4,27 meter Sertifikat Garis Muat Internasional (1966) “SEMENTARA” No. 2841BM/D1.S/2013, tanggal 29 Oktober 2013, diterbitkan oleh BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI), menerangkan sebagai berikut : Lambung timbul dari garis geladak tropik : 921 mm Pengurangan untuk Air Tawar : 69 mm TK. ARWANA 250.18 tercatat: Draft Depan = 3,90 M Draft Belakang = 4,10 M Draft rata-rata = 4,00 M Lambung Timbul pada kondisi tersebut = 4,27 – 4,00= 0,27 M (270mm) Persyaratan Lambung Timbul 921mm, sehingga kelebihan draft 921mm270mm= 651mm. TK. ARWANA 250.18 dari kondisi diatas mengalami kelebihan muatan. Stabilitas TK. ARWANA 250.18 sebelum kejadian kondisi stabilitas positif dan setelah mengalami kemiringan kapal dan adanya air yang masuk kedalam tongkang mengakibatkan terjadinya perubahan stabilitas sehingga kapal tenggelam. Dengan . . .
12
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan untuk TK. ARWANA 250.18 sebelum dan sesudah kejadian tidak dapat diterima, sedangkan keadaan stabilitas sebelum kejadian dapat diterima. 4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak. Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturanaturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut : a. Tentang Navigasi. 1) Dalam bernavigasi melayari alur sungai Kapuas, kapal telah dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai dan telah diawaki oleh petugas dinas jaga yang memadai untuk melakukan pengamatan keliling. 2) Tersangkut Nakhoda berlayar di perairan wajib pandu tidak menggunakan jasa pandu diatas kapal, sehingga belum sepenuhnya memanfaatkan jasa pemanduan sebagaimana diwajibkan dalam ketentuan Pasal 344 KUHD jo Pasal 198 ayat (2) UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran jo Pasal 113 PP Nomor 5 tahun 2010 tentang Kenavigasian dan jo Pasal 20 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 53 tahun 2011 tentang Pemanduan, namun untuk membantu mengendalikan tongkang di bantu kapal tunda diikat di belakang tongkang. b. Tentang Olah Gerak. 1) KT. Arwana 16 dan TK. Arwana 250.18 berolah gerak menggunakan kemudi manual dengan kecepatan yang terbatas, bergerak dengan dibantu KT. Delta didepan KT. Arwana 16 dan KT. Arwana 06 dibelakang tongkang Arwana 250.18, merupakan rangkaian tunda 4 (empat) kapal. 2) Tersangkut Nakhoda KT. Arwana 16 yang mengetahui tongkang Arwana 250.18 miring ke kanan, memerintahkan kepada KT. Delta dan KT. Arwana 06 untuk mendorong TK. Arwana 250.18 dari lambung kiri, untuk mengandaskan tongkang ke sisi pantai sebelah kanan, agar tidak mengganggu alur bila tenggelam, sedangkan KT. Arwana 16 tetap menarik tongkang dari depan agar tongkang tidak hanyut. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi kurang dapat diterima dan cara berolah gerak Tersangkut Nakhoda dapat diterima. 5. Tentang . . .
13
5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan. Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kecelakaan kapal tenggelamnya TK. Arwana 250.18 tersebut, maka penyebab terjadinya adalah sebagai berikut : a. TK. Arwana 250.18 dibagi dengan sekat-sekat kedap air membujur dan melintang menjadi tangki-tangki, secara melintang dibagi menjadi 3 tangki, dalam pemuatan tangki 3 dan 4 dimuati hanya tangki tengahnya, tangki kiri dan kanannya kosong. b. TK. Arwana 250.18, sesuai sertifikat klasifikasi sementara merupakan tongkang geladak baja, tetapi digunakan untuk memuat muatan cair. c. TK. Arwana 250.18, memuat melebihi kapasitas yang diijinkan (over draft). d. Terjadi kebocoran dari tangki 3 tengah ke tangki 3 kanan, maka tongkang menjadi miring ke kanan, karena tongkang over draft maka lambung bebas menjadi lebih kecil, sehingga ketika tongkang miring ke kanan air laut menggenangi deck, yang menyebabkan tongkang tambah miring, hingga lubang pipa peranginan dan main hold serta lubang pipa muat terendam air dan air masuk ke tangki yang akhirnya tongkang tenggelam. e. Kapal digunakan tidak sesuai dengan peruntukkannya tetapi diberikan ijin oleh pengawas keselamatan pelayaran (syahbandar). Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab tenggelamnya TK. Arwana 250.18 disebabkan oleh faktor kesalahan pemuatan dan teknis konstruksi kapal tidak sesuai dengan peruntukkannya. 6. Tentang Upaya Penyelamatan. Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pada saat TK. Arwana 250.18 mengalami kemiringan, Tersangkut Nakhoda berupaya segera menarik tongkang ke tepi untuk dikandaskan namun TK. Arwana 250.18 tidak lama kemudian tenggelam. b. Selanjutnya KT. Arwana 16 melakukan labuh jangkar di sekitar TK. Arwana 250.18 yang sudah tenggelam dalam rangka antisipasi jika tongkang hanyut/ larat yang dapat mengganggu alur pelayaran. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dapat diterima. 7. Tentang . . .
14
7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus kecelakaan kapal tenggelamnya TK. Arwana 250.18, pada tanggal 28 Januari 2014, Pukul 13.00 WIB, di Alur Sungai Kapuas, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut : a. Operator kapal dipersalahkan telah merubah peruntukan kapal tongkang geladak menjadi tongkang tangki, tidak diikuti dengan perubahan sertifikatnya. b. Regulator dipersalahkan telah memberikan ijin pada tongkang yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. c. Tersangkut Nakhoda dipersalahkan telah bertindak salah dalam pemuatan. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut Nakhoda tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan profesi Nakhoda yang dijabatnya sebagaimana amanah Pasal 342 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD). 8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan a.
Hal – hal yang meringankan. Menghadiri pemeriksaan lanjutan dan memberikan keterangan tidak berbelit-belit.
b.
Hal – hal yang memberatkan. Tidak ada.
D. Putusan Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a ) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 253 ayat ( 1 ) huruf (b), dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran : MEMUTUSKAN : I. Menyatakan bahwa tenggelamnya TK. Arwana 250.18, tanggal 28 Januari 2014, pukul 13.00 WIB, di Alur Sungai Kapuas setelah Pulau Tengah karena telah terjadi kelalaian Nakhoda dalam melaksanakan profesinya dan teknis konstruksi tidak sesuai dengan peruntukkannya. II. Menghukum . . .
15
II. Menghukum Tersangkut Nakhoda KT. Arwana 16, bernama Maulipi, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT-V, Nomor 6200206188N50211, tanggal 25 Nopember 2011, dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut tersebut, untuk bertugas sebagai Nakhoda di kapal-kapal Niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 3 (tiga) bulan. III. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum. Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 13 Januari 2015, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris, tanpa dihadiri oleh Terhukum.
Ketua
: ……………………………….
Capt. Supardi, MM.
Anggota
: ……………………………….
Capt. Yan Risuandi, M.Sc.
Anggota
: ……………………………….
Iswandi, ATT – I.
Anggota
: ……………………………….
Ir. Budi Prasetyo
Anggota
: ……………………………….
Asril Pasaribu, SH.
Sekretaris
: ……………………………….
Bambang Sudarmanto, SH., M.Si.