PUTUSAN NOMOR HK.2010/11/VI/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KM. JALA SEJAHTERA 2 DI PERAIRAN LAUT ARAFURA Pada tanggal 18 Januari 2014, KM. Jala Sejahtera 2 berangkat dari Pelabuhan Ambon menuju daerah penangkapan ikan (fishing ground), dengan diawaki 36 (tiga puluh enam) orang dan pada tanggal 12 Pebruari 2014 pukul 07.50 WIT kapal mengalami cuaca buruk dan tenggelam di perairan laut Arafura pada posisi 10º-02´.5 S/ 139º-15´.1 T. Dalam peristiwa tersebut terdapat korban jiwa 1 (satu) orang meninggal, 10 (sepuluh) orang tidak diketemukan, dan 25 (dua puluh lima) orang korban selamat, serta terdapat kerugian harta benda KM. Jala Sejahtera 2 tenggelam Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/2/12/DN-14, tanggal 24 Maret 2014, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tenggelamnya KM. Jala Sejahtera 2 kepada Mahkamah Pelayaran. Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai. Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) Nomor UM.003/5/1/KSOP-ABN-14 tanggal 24 Pebruari 2014, dibuat oleh Nahkoda dan diketahui oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon; 2. Berita Acara Kronologis tenggelamnya KM. Jala Sejahtera 2, dibuat oleh Nakhoda; 3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon, pada tanggal 4 Maret 2014 terhadap: a. Nakhoda Roynaldo M. Pattiasina, b. Kelasi Samsul Boamona. 4. Dokumen . . .
2
4.
Dokumen Kapal, terdiri dari : a. Surat Ukur Internasional (1969) nomor 1129/MMa, dikeluarkan di Ambon, tanggal 20 Desember 2006, oleh Administrator Pelabuhan Ambon; b. Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan No. PK.001/2/5/KSOP.ABN-2014 tanggal 13 Januari 2014 berlaku sampai dengan tanggal 28 April 2014 oleh Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon; c. Re-Inspection Certificate Life Raft No.136/CV.CMP-ILR/IX/2013 tanggal 09 September 2013 dibuat oleh CV. Crisindo Multi Perdana; d. Certificate Fire Extinguishers Fire Extinguishers Instalations Fire Hoses Safety and Rescue Equipment No. 062/CV.CMP-PMK/IX/2013 dibuat oleh CV. Crisindo Multi Perdana; e. Surat Ijin Operasi Perusahaan Angkutan Laut Khusus (SIOPSUS) No.B.XXXIV-276/AT.54 dikeluarkan di Jakarta tanggal 9 Juli 2007 oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut; f.
Surat Keterangan Aktivasi Transmiter No. 12/PSDKP.4/TU.212/VII/2013 dibuat di Jakarta tanggal 1 juli 2013 oleh Direktur Pemantauan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan;
g. Daftar Awak Kapal/Crew List dibuat di Ambon tanggal 14 Januari 2014 oleh Nakhoda dan diketahui oleh PT. Bersama Mitra Sejahtera dan Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor KSOP Kelas I Ambon; h. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No.BBI/KSOP/43/1/2014, tanggal 18 Januari 2014, dikeluarkan oleh Syahbandar Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon; 5. Sertifikat Keahlian Pelaut Awak Kapal KM. Jala Sejahtera 2, ANT V, atas nama Roynaldo M. Pattiasina ; Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut : A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal. Nama Jenis Bendera / Tanda Panggilan Pembuatan / Konstruksi Isi kotor / Isi bersih
: : : : :
Jala Sejahtera 2 Kapal Ikan ( Penangkap) Indonesia / YE.9322 Tahun 1999 di Thailand / Baja GT. 228 / NT. 119 Tanda . . .
3
Tanda selar Tenaga Penggerak Utama Ukuran Pokok Panjang Lebar Dalam Pemilik Nakhoda Awak Kapal
: GT. 228 No.1129/MMa : Cummins KTA 38 M1 nomor seri Mesin. 37195451 : : : : : :
30,04 meter 7,00 meter 4,00 meter PT. Bersama Mitra Sejahtera Roynaldo M. Pattiasina 36 (tiga puluh enam) orang
2. Jalannya Peristiwa. a. Pada tanggal 18 Januari 2014, KM. Jala Sejahtera 2, diawaki 36 (Tiga Puluh Enam) orang, bertolak dari Pelabuhan Ambon menuju daerah penangkapan ikan (fishing ground) di Perairan Laut Arafura; b. KM. Jala Sejahtera 2 berlayar dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang tidak memadai, alat-alat keselamatan yang tidak memadai dan susunan perwira dinas jaga yang tidak memadai, untuk berlayar pada daerah pelayaran yang ditunjuk; c. Tanggal 12 Pebruari 2014, pukul 04.00 WIT awak kapal menebar jaring, dan pukul 07.30 WIT mulai mengangkat jaring dengan menggunakan mesin Winch kapal; d. Pada saat kapal melakukan kegiatan mengangkat jaring, datang cuaca buruk yang mengakibatkan kapal miring ke kanan, dan pada pukul 07.50 WIT, KM. Jala Sejahtera 2 terhempas oleh gelombang besar yang datang dari arah kiri lambung kapal yang mengakibatkan kapal terbalik langsung tenggelam.; e. Akibat dari kondisi tersebut, sebagian besar awak kapal terlempar ke laut dan menyelamatkan diri masing-masing, setelah lebih kurang 2 jam terapung-apung di laut, sebagian awak kapal KM. Jala Sejahtera 2 yang selamat mendapatkan pertolongan dari KM Tamina 8 ; f.
Dalam peristiwa tersebut, terdapat 1 korban jiwa, 10 orang hilang dan 25 orang korban selamat, serta kerugian harta benda berupa KM. Jala Sejahtera 2 tenggelam beserta isinya.
3. Dalam peristiwa Tenggelamnya KM. JALA SEJAHTERA 2, tanggal 12 Februari 2014, pukul 07.50 WIT, di Laut Arafura pada posisi 10º-02´.5 S/ 139º-15´.1 T, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksisaksi sebagai berikut : a. Tersangkut Nakhoda, Roynaldo M. Pattiasina b. Saksi-saksi : 1) Kelasi, Samsul Boamona; 2) Kepala PT. Bersama Mitra Sejahtera Cabang Ambon, Jefri Engka; 3. Kabid . . .
4
3) Kabid Penjagaan dan Patroli KSOP Ambon, Abdul Muis M.; 4) Kabid Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Ambon, Frans B.; 5) Marine Inspector KSOP Ambon, Hasim Safri Noya. B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal Tenggelamnya KM. JALA SEJAHTERA 2, tanggal 12 Februari 2014, pukul 07.50 WIT, di Laut Arafura pada posisi 10º-02´.5 S/ 139º-15´.1 T, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi - saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta pada tanggal 21 Januari 2015 dan 26 Februari 2015, sebagai berikut : 1. Tersangkut Nakhoda, Roynaldo M. Pattiasina, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) adalah sebagai berikut : a. Lahir di Tanggal Agama Alamat Pendidikan Umum Kepelautan
: : : :
Ambon 17 Juni 1978 Kristen Protestan Lateri 3 Jl. Wolter Monginsidi RT.001/RW.005 Ambon
: SMK Negeri 3 Ambon; : ANT V Tahun 2003.
Pengalaman berlayar : 1) Bosun, KM. Kompak 015 tahun 1998-2006 GT 200; 2) Nakhoda, KM. Tamina 9 Tahun 2006-2009 GT.180; 3) Nakhoda, KM. Dawai Emas Tahun 2009-2011 GT.390; 4) Nakhoda, KM. Jala Sejahtera 2 Tahun 2011 s/d kejadian. b. Tanggal 18 Januari 2014 pukul 14.00 WIT, KM.Jala Sejahtera 2 berangkat dari pelabuhan Ambon menuju ke tempat daerah penangkapan ikan (fishing ground) bersama 36 awak kapal dengan cuaca cerah dan kapal laik laut ; c. Dalam pelayarannya KM.Jala Sejahtera 2 dilengkapi dengan peralatan navigasi antara lain echosounder, kompas, kemudi, lampu penerangan dan jangkar yang dalam keadaan baik; d. Tanggal 12 Februari 2014 pukul 04.OO WIT, awak kapal KM. Jala Sejahtera 2 menebar jaring kelaut, pukul.07.30 WIT awak kapal mulai mengangkat jaring dengan menggunakan winch Kapal ; e. Pada saat mengangkat jaring angin bertiup cukup kencang dari arah lambung kiri sehingga posisi kapal dalam keadaan miring ke kanan, pada pukul 07.50 WIT Kapal dihantam gelombang besar dari lambung kiri mengakibatkan kapal terbalik dan langsung tenggelam dan awak kapal menyelamatkan diri masing-masing ; f. Setelah . . .
5
f.
Setelah awak kapal menyelamatkan diri masing-masing lebih kurang 2 (dua) jam baru mendapatkan pertolongan dari KM. Tamina 8, selanjutnya awak kapal di evakuasi ke darat dan 25 awak kapal selamat, 1 meninggal dunia serta 10 hilang;
g. Keadaan cuaca pada saat kejadian angin kencang, ombak 6-7 meter, arus 2 mil/jam dan jarak penglihatan 200 meter. 2. Saksi Kelasi, Samsul Boamona, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut : a. Lahir di : Sanana Tanggal : 17 Juli 1977 Agama : Islam Alamat : Amahusu-Ambon Pendidikan Umum : 1) SD, Ijazah tahun 1992; 2) SMP, Ijazah tahun 1998; 3) SMA, Ijazah tahun 2001. Kepelautan : Tidak ada Pengalaman berlayar : 1) Oil Man Kapal Motor Timika 56 1995-1999; 2) Kelasi, Kapal Motor ARUMINA Pekasa 2007-2008; 3) Kelasi, Kapal Motor Mahattam Aru Jaya 21 2009-2011; 4) Kelasi, Kapal Motor Jala Sejahtera 2 2011 s/d kejadian. b.
Tanggal 18 Januari 2014 pukul 14.00 WIT, KM.Jala Sejahtera 2 berlayar menuju kelaut untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di wilayah Ffshing ground ;
c.
Pada tanggal 12 Pebruari 2014 pukul 07.30 WIT Saksi bertindak sebagai Kelasi dan berada di deck depan haluan Kapal sedang bekerja menarik jaring bersama-sama ABK lainnya;
d.
Pada tanggal 12 Pebruari 2014 pukul 07.45 WIT pada saat saksi menarik jaring merasakan kapal miring kanan yang di akibatkan oleh tiupan angin yang cukup kencang ;
e.
Pada saat itu tidak lama kemudian datang gelombang dari lambung kiri kapal dan secara tiba-tiba kapal terbalik, sehingga semua awak kapal terlempar ke laut ;
f.
Para Awak Kapal langsung berenang dan menyelamatkan diri masingmasing sehingga kurang lebih 2 jam para awak kapal terapung-apung baru mendapatkan pertolongan dari KM. Tamina 8 ; g. Saksi . . .
6
g.
Saksi tidak sempat menggunakan alat keselamatan kapal karena kejadiannya secara tiba-tiba, sehingga saksi berusaha menyelamatkan diri dengan menggunakan penutup palka yg terapung sampai tibanya KM. Tamina 8 untuk menolong ;
h.
Dari kejadian tersebut terdapat korban jiwa 1 ( satu ) orang awak kapal dan 10 ( sepuluh ) orang awak kapal hilang, serta sebuah kapal tenggelam beserta isinya.
3. Saksi Kepala PT. Bersama Mitra Sejahtera Cabang Ambon, Jefri Engka tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan tidak dilakukan pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal. 4. Saksi Kabid Penjagaan dan Patroli KSOP Ambon, Abdul Muis M., hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal dan memberikan keterangan dibawah sumpah sebagai berikut : a. Lahir di : Tanggal : Agama : Alamat : Pendidikan Umum :
Ambon 10 mei 1968 Islam Komplek BTN Kebun Cengkeh Blok. A1 No.25/27,Ambon
1) SD, Ijazah tahun 1981, di Ambon; 2) SMP, Ijazah tahun 1984, di Ambon; 3) SMA, Ijazah tahun 1987, di Ambon; 4) S1/Teknik Perkapalan, Ijazah tahun 1996, di Ambon; Pengalaman bekerja : 1) Kepala Seksi Keselamatan KPLP, mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013; 2) Kepala Bidang Keselamatan Berlayar 2013 s/d sekarang.
b. Saksi menyatakan tidak mengetahui kejadian tenggelamnya KM. Jala Sejatera 2 secara langsung, dan saksi mengetahui kejadian setelah pihak keagenan mengirimkan surat pemberitahuan tenggelamnya KM. Jala Sejahtera 2 ke Kantor Pelabuhan Ambon; c. Saat kejadian Saksi bertindak sebagai Pelaksana Harian Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon, sebelum memberikan SPB, Syahbandar melakukan pemeriksaan dan fisik kapal; d. KM. Jala Sejahtera 2 laik layar dan diawaki 36 (tiga puluh enam) orang awak kapal, saat kapal bertolak, cuaca dalam keadaan aman atau baik; e. Saksi mulai menjabat sebagai Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli di Kantor Pelabuhan Ambon sejak tahun 2013 yang bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan keselamatan dan keamanan pelabuhan pada daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan, mengadakan pemeriksaan . . .
7
pemeriksaan terhadap kapal yang akan keluar masuk pelabuhan, mengecek dokumen-dokumen kapal, memberikan rekomendasi perijinan olah gerak kapal, penerbitan SPB, pengangkutan Barang Berbahaya, membuat BAPP serta memberikan pertolongan dalam hal terjadi kecelakaan; f.
Prosedur dalam pelayanan surat persetujuan berlayar (SPB) diawali dari proses permohonan dari agen kapal kepada kepala KSOP, kemudian dilakukan penelitian dokumen kapal dan pemeriksaan fisik kapal dan apabila memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal diterbitkan surat persetujuan berlayar (SPB). Untuk jenis kapal penangkap ikan diterbitkan 2 (dua) SPB, yaitu yang diterbitkan oleh KSOP Ambon dan oleh Syahbandar di Pelabuhan Perikanan.
g. Saksi membenarkan bahwa jumlah awak kapal yang diijinkan bagi KM. Jala Sejahtera 2 maksimum 25 orang dan mengenai kenyataan pada saat kejadian jumlah awak kapal 36 orang, saksi tidak mengetahui, karena dokumen kapal penangkap ikan tidak disimpan di KSOP Ambon melainkan disimpan di Kamtor Syahbandar Pelabuhan Perikanan; h. Saksi menyatakan bahwa komposisi awak kapal yang diijinkan bagi kapal penangkap ikan adalah 70% WNI dan 30% WNA. 5. Saksi Kabid Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Ambon, Frans Bakarbessy, hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal dan memberikan keterangan dibawah sumpah sebagai berikut : a. Lahir di : Ambon Tanggal : 12 Januari 1959 Agama : Kristen Alamat : Palem I Blok F Nomor 830 Jakamulia Bekasi Selatan. Pendidikan Umum : S1, ijazah tahun 1987 Kepelautan : Pengalaman Bekerja: 1. Kepala Seksi Adpel Benoa Tahun 2009-2010; 2. Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Ambon Tahun 2010-2014. b. Saksi menjelaskan bahwa KM. Jala Sejahtera 2 adalah kapal penangkap ikan yang terbuat dari baja dan telah tenggelam pada tanggal 18 Januari 2014 di Laut Arafura; c. Tugas Pokok sesuai dengan Kepmenhub Nomor 63 tahun 2013 antara lain: melaksanakan proses pengukuran dan pendaftaran kapal, melaksanakan kegiatan marine inspector dan melaksanakan kegiatan sertifikasi kapal-kapal berbendera Indonesia; d. Saksi . . .
8
d. Saksi membenarkan bahwa sesuai dengan sertifikat kelaikan yang dikeluarkan oleh KSOP Ambon, KM. Jala Sejahtera 2 diberi kewenangan untuk berlayar pada daerah pelayaran perairan Indonesia, tetapi kapal tidak dilengkapi dengan alat bantu navigasi radar transponder NAVTEX Receiver dan perangkat EPIRB, serta saksi membenarkan bahwa jumlah awak kapal KM. Jala Sejahtera 2 pada saat kejadian melebihi kapasitas rakit penolong kembung yang tersedia diatas kapal (25 orang); e. Saksi membenarkan bahwa dock terakhir KM. Jala Sejahtera 2 dilaksanakan di Ambon pada tanggal 11 Agustus 2010 s/d 31 Agustus 2010 dan sampai dengan kapal tenggelam belum melaksanakan dock selama waktu 3 tahun 5 bulan 12 hari. 6. Saksi Marine Inspector KSOP Ambon, Hasim Safri Noya, hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal dan memberikan keterangan dibawah sumpah sebagai berikut : a. Lahir di : Tulehu Tanggal : 27 Februari 1976 Agama : Islam Alamat : Hatturessy 24A Tulehu Ambon Pendidikan Umum : D3, ijazah tahun 2004 Kepelautan : ANT III, tahun 2004, di Makassar. Pengalaman Bekerja: 1. Dan KNP.338 KSOP Ambon Tahun 2007-2012; 2. Marine Inspector KSOP Ambon Tahun 2012-sekarang.
C.
b.
Saksi mengetahui terjadinya kecelakaan kapal setelah mendapat laporan dari Perusahaan;
c.
Saksi telah memeriksa kapal sebelum berlayar sesuai prosedur dan memenuhi syarat-syarat Keselamatan laik layar;
d.
Sepengetahuan Saksi awak Kapal sejumlah 37 orang namun Life Jacket yang tersedia di kapal sejumlah 25 unit;
e.
Menurut Saksi tenggelamnya Kapal disebabkan karena terlalu banyak muatan dan cuaca buruk.
Pendapat Mahkamah Pelayaran. Mahkamah Pelayaran atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap Tenggelamnya KM. JALA SEJAHTERA 2, tanggal 12 Februari 2014, pukul 07.50 WIT, di Laut Arafura pada posisi 10º-02´.5 S/ 139º-15´.1 T telah sampai pada pendapat sebagai berikut : 1. Tentang . . .
9
1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal. Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kapal. 1) KM. JALA SEJAHTERA 2 eks SAPMEESAP adalah kapal nelayan konstruksi baja dengan ukuran P X L X D (m3) = 30,04 X 7,00 X 4,00; dengan GT 228 dan NT 119; dibangun di Thailand tahun 1999. Dok terakhir 11-08-2010 s/d 31-08-2010 di Ambon dengan pemeriksaan terakhir tanggal 09 – 01 - 2014 dan berlayar untuk daerah penangkapan ZEE Laut Arafura. 2) KM. Jala Sejahtera 2 dengan pelabuhan pangkal Ambon dan diberi kewenangan daerah pelayaran perairan Indonesia meliputi daerah penangkapan ZEE Laut Arafura, tidak dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai seperti radar transponder, NAVTEX Receiver dan perangkat EPIRB. b. Surat - Surat Kapal. 1) KM. JALA SEJAHTERA 2 telah memiliki Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan, Surat Ukur Internasional, dan surat-surat lainnya yang dipersyaratkan dan masih berlaku. 2) Dalam memberikan perpanjangan sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkap ikan pada tanggal 13 Januari 2014 oleh KSOP Ambon tidak mempertimbangkan masa dock KM. Jala Sejahtera 2 yang sudah berjalan selama 3 tahun 4 bulan 13 hari, sedangkan seharusnya bagi kapal-kapal yang tidak diklaskan menjalani dock setiap tahun. c. Awak Kapal 1) KM. JALA SEJAHTERA 2 diawaki oleh 36 (tiga puluh enam) orang termasuk Nakhoda, dengan susunan perwira yang dibuat oleh Nakhoda dan diketahui oleh Perusahaan Pelayaran PT Bersama Mitra Sejahtera tanggal 14 Januari 2014 adalah sebagai berikut : Bagian Dek Nakhoda : Roynaldo M Pattiasina berijazah ANT V Tahun 2006. First Master : Somkit Butcham Bagian Mesin Engineer :Sarawut Klonglingcheep dan Sorathon Thongpathap. Awak . . .
10
Awak kapal Warga Negara Indonesia 8 (delapan) orang dan awak kapal Warga Negara Asing 28 (dua puluh delapan) orang. 2) Jumlah awak kapal KM. Jala Sejahtera 2 pada saat kejadian 36 orang adalah melebihi dari jumlah pelayar yang diijinkan (25 orang), jumlah perwira dinas jaga tidak memadai dan penggunaan tenaga asing diatas kapal tidak sesuai dengan ketentuan (70% WNI dan 30% WNA). Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa mengenai keadaan kapal, surat-surat kapal dan awak kapal tidak dapat diterima. 2. Tentang Cuaca. Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, dan berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut : a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 10 Nopember 2014, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 12 Pebruari 2014, pukul 07.50 WIT, di wilayah tersebut adalah sebagai berikut : Cuaca : Berawan Banyak dan Hujan Arah dan Kecepatan Angin : Tenggara - Selatan 9.7 – 13.5/ 17.4 Knots Arah dan Kecepatan Arus :Tenggara - Selatan 14.5 – 23.7 Cm/detik Tinggi Gelombang : Barat 0.9 M – 1.5/ 1.6 M Jarak Penglihatan : 3.0 – 5.0 Mil b. Menurut . . . b. Menurut buku kepanduan bahari jilid III, halaman 30 mengenai iklim di laut Arafura menyebutkan: Di kepulauan Tanimbar kadang-kadang terdapat kabut, penduduk disitu menamakan keadaan tersebut kumakuma dan menurut mereka adanya selang 5 atau 6 bulan. Gelombang tinggi jarang terdapat. Arusnya kuat dan searah dengan angin di Laut Arafura. Kekuatan angin pada musim tenggara lebih besar dibandingkan dengan waktu musim barat laut. c. Menurut keterangan nakhoda dan saksi dalam BAPP, keadaan cuaca angin kencang, ombak 6-7 meter, arus 2 mil/jam, jarak penglihatan 200 meter. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan yang didapat dalam pemeriksaan lanjutan dan keterangan Tersangkut serta Saksi dalam BAPP tidak dapat diterima.
3. Muatan . . .
11
3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal. Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut : Muatan
Dengan . . .
Berdasarkan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 1129/MMa: LxBxH = 30,04 m x 7,00 m x 4,00 m Garis muat = 50 cm Draft Maksimum = 400 cm – 50 cm = 350 cm = 3500 mm. Displacement (D) = 30,04 x 7,00 x 3,50 x 0,70 x 1,025 = 528,065 Ton Berat kapal kosong (W) = 0,30 x D = 158,419 Ton Kapasitas angkut =D–W = 528,065 – 158,419 = 369,646 Ton Saat berangkat jenis muatan ikan campur, jumlah muatan 23 Ton/M3, dengan draft depan 1,50 meter dan draft belakang 2,50 meter, draft ratarata (dr)= 2,00 meter. D1 = 30,04 x 7,00 x 2,00 x 0,70 x 1,025 = 301,751 Ton W1
= 0,3 x D1 = 90,525 Ton
DWT 1
= 301,751 - 90,525 = 211,226 Ton
Dari hasil perhitungan tersebut kapal tidak terjadi kelebihan muatan. Stabilitas 1) Berdasarkan konstruksi kapal penangkap ikan pada umumnya, penempatan ikan hasil tangkapan dimuat dalam palka yang posisinya pada bagian bawah kapal atau tidak ada yang diatas geladak (on deck), sehingga dengan kondisi jumlah muatan sebagaimana dalam perhitungan tidak mempengaruhi terhadap kondisi stabilitas kapal atau stabilitas positif. 2) Patut diduga bahwa tenggelamnya KM. Jala Sejahtera 2 bukan dikarenakan faktor stabilitas kapal melainkan karena faktor permibilitas (daya apung cadangan) yang terlampaui akibat dari adanya . . .
12
adanya kebocoran lambung kapal ataupun pada lubang kedap air (water tight). Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa mengenai kondisi muatan dan stabilitas dapat diterima, namun kondisi fisik kapal tidak dapat diterima. 4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak. Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturanaturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut : Navigasi
5. Tentang . . .
1) Berdasarkan bukti-bukti sertifikat kapal dan keterangan saksi pemroses pembuatan sertifikat KM. Jala Sejahtera 2, terdapat kekurangan alat bantu navigasi berupa radar transponder, NAVTEX Receiver dan perangkat EPIRB diatas KM. Jala Sejahtera 2. 2) Mengingat tidak adanya keterangan mengenai cara bernavigasi diatas KM. Jala Sejahtera 2 didalam BAPP baik pada Tersangkut maupun Saksi dan disertai dengan tidak hadirnya Tersangkut dan Saksi fakta dalam sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, maka patut diduga cara bernavigasi Tersangkut Nakhoda KM. Jala Sejahtera 2 tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Olah Gerak Dalam BAPP tidak didapat keterangan tentang cara berolah gerak KM. Jala Sejahtera 2 pada saat kejadian dan dalam sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal tidak dihadiri oleh Tersangkut dan Saksi fakta, sehingga mengenai cara berolah gerak pada saat kejadian tidak dapat dinilai. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tentang cara bernavigasi Tersangkut Nakhoda KM.Jala Sejahtera 2 tidak dapat diterima dan tentang cara berolah gerak tidak dapat dinilai. 5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan. Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi, mengenai tenggelamnya KM. JALA SEJAHTERA 2 tersebut, maka penyebab terjadinya kecelakaan adalah sebagai berikut : a. Kejadian tenggelamnya KM.Jala Sejahtera 2 pada tanggal 12 Pebruari 2014 pukul 07.50 WIT disebabkan oleh buruknya kondisi fisik kapal sebagai . . .
13
sebagai akibat dari tidak dilaksanakannya pengedokan kapal sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, serta tidak lengkapnya alat bantu navigasi yang terpasang diatas kapal sehingga kapal dinilai tidak laik untuk berlayar pada daerah pelayaran yang ditunjuk (perairan Indonesia); b. Kurangnya pengetahuan dan tidak cakapnya Tersangkut Nakhoda didalam perencanaan pelayaran sehingga bersedia melayarkan KM. Jala Sejahtera 2 yang tidak laik secara fisik maupun dalam pengawakannya; c. Buruknya sistem organisasi pengawas keselamatan kapal pada KSOP Ambon sehingga telah memberi surat persetujuan berlayar (SPB) bagi KM. Jala Sejahtera 2 yang tidak laik secara fisik maupun dalam pengawakan untuk berlayar pada daerah pelayaran yang tidak sesuai dengan peruntukkannya; d. Berdasarkan argumentasi pada huruf a, b dan c diatas, maka patut diduga tenggelamnya KM. Jala Sejahtera 2 disebabkan karena bocornya lambung kapal sehingga kapal kehilangan daya apung cadangan dan tenggelam. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa faktor penyebab kebocoran dan tenggelamnya KM. Jala Sejahtera 2 adalah merupakan gabungan dari faktor teknis (kondisi fisik kapal tidak laik laut), faktor manusia (Nakhoda tidak cakap) dan faktor organisasi (buruknya sistem organisasi pengawas keselamatan kapal). 6. Tentang Upaya Penyelamatan.
7. Tentang . . .
Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Didalam BAPP terhadap Tersangkut dan Saksi fakta tidak terdapat keterangan mengenai upaya keselamatan dan didalam sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal tidak dihadiri oleh Tersangkut dan Saksi fakta sehingga tidak dapat dimintai keterangannya;
b.
Dari jumlah korban yang meninggal dunia 1 (satu) orang dan yang tidak diketemukan 10 (sepuluh) orang dari jumlah keseluruhan awak kapal 36 (tiga puluh enam) orang, maka patut diduga bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda adalah buruk.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda tidak dapat diterima. 7. Tentang . . .
14
7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus kecelakaan kapal tenggelamnya KM. JALA SEJAHTERA 2, tanggal 12 Februari 2014, pukul 07.50 WIT, di Laut Arafura pada posisi 10º-02´.5 S/ 139º-15´.1 T, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut : a.
Dari hasil pemeriksaan terhadap sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkap ikan KM. Jala Sejahtera 2 terdapat kelalaian dari pihak KSOP Ambon dalam memperpanjang sertifikat tersebut pada tanggal 13 Januari 2014 tidak mempertimbangkan masa dock kapal sudah terlampaui (3 tahun 4 bulan 13 hari) dan dalam memberikan surat persetujuan berlayar (SPB) terdapat kelalaian tidak mempertimbangkan kondisi kelaikan kapal terhadap daerah pelayaran yang akan dilayari maupun antara jumlah awak kapal (36 orang) terhadap jumlah awak kapal yang diijinkan (25 orang);
b.
Dari hasil pemeriksaan terhadap tatacara perencanaan pelayaran, terdapat kesalahan Tersangkut Nakhoda yang dinilai tidak mampu dan tidak melaksanakan kebiasaan pelaut yang baik dalam melayarkan kapalnya.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa terjadinya kecelakaan kapal, maka kesalahan dan kelalaian terletak pada: 1) Kesalahan pejabat penandatangan sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkap ikan KM. Jala Sejahtera 2 yang telah memperpanjang sertifikat tanpa mempertimbangkan masa dock kapal dan kesalahan pejabat penandatangan surat persetujuan berlayar (SPB) yang telah memberi tanpa mempertimbangkan kondisi kelaiklautan kapal terhadap daerah pelayaran, maupun tanpa mempertimbangkan antara jumlah awak kapal yang diijinkan, terhadap kelalaian tersebut sesuai ketentuan Pasal 47 ayat 1 (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal, akan dibuatkan rekomendasi kepada Ketua Mahkamah Pelayaran. 2) Kesalahan Tersangkut Nakhoda KM. Jala Sejahtera 2 dalam merencanakan pelayaran tidak sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), sehingga dinilai telah lalai tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan Pasal 342 Kitab Undangundang Hukum dagang (KUHD).
8. Tentang . . .
15
8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan a.
Hal – hal yang meringankan. Tidak ada.
b.
Hal – hal yang memberatkan. Tidak ada.
D. Putusan Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 253 ayat (1) huruf (b), dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran : MEMUTUSKAN : I. Menyatakan bahwa Mahkamah Pelayaran telah memanggil Tersangkut Nakhoda KM. Jala Sejahtera 2 secara patut, namun Tersangkut Nakhoda telah tidak hadir untuk memenuhi panggilan tersebut dan pemeriksaan lanjutan dilaksanakan secara in absensia. II. Menyatakan bahwa tenggelamnya KM. JALA SEJAHTERA 2, tanggal 12 Februari 2014, pukul 07.50 WIT, di Laut Arafura pada posisi 10º-02´.5 S/ 139º-15´.1 T, disebabkan karena kapal bocor sebagai akibat dari buruknya kondisi kelaiklautan kapal dan tidak adanya perencanaan pelayaran yang dilaksanakan oleh Tersangkut Nakhoda. III. Menghukum Tersangkut Nakhoda KM. JALA SEJAHTERA 2, bernama Roynaldo M. Pattiasina, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT-V, Nomor 6200429677N50206, tanggal 16 Maret 2006, dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut tersebut, untuk bertugas sebagai Nakhoda di kapal-kapal Niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan. IV. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.
Demikian . . .
16
Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa tanggal 9 Juni 2015, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris, tanpa dihadiri oleh Terhukum.
Ketua
: ………………………………. Capt. A. Utoyo Hadi, SH., M.Si., M. Mar.
Anggota
: ……………………………….Capt. Gajah Rooseno
Anggota
: ………………………………. Iswandi, ATT-I
Anggota
: ………………………………. Ir. Benny Haryono, MM.
Anggota
: ………………………………. Asril Pasaribu, SH.
Sekretaris
: ………………………………. R. Totok Mukarto, SH., CN., M.Si.