Moving Towards
movingtowards Laporan Tahunan Annual Report 2012
i
ii
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Dalam bisnis ritel, penampilan gerai memainkan peran penting untuk menarik calon pelanggan dan menjadikan mereka pelanggan setia. Itu sebabnya, Grup secara berkala melakukan renovasi berskala kecil dan besar dengan desain interior yang menarik, yang memprioritaskan kenyamanan pelanggan. Selain itu, renovasi juga bertujuan untuk meningkatkan fasilitas serta mengubah suasana restoran sesuai tren. Beberapa restoran yang sudah tidak layak beroperasi atau karena masa sewa telah ber akhir dan t i d a k d a p a t d i p e rpanjang karena satu d a n l a i n h a l , telah d i tutup s e mentra menunggu u n t u k dipindahkan ke lokasi lainnya. Perusahaan memilih sistem franchise untuk ekspansi jaringan bisnisnya dan secara konsisten memonitor perkembangan gerai franchise yang sudah berjalan. Untuk menambah franchise baru, Perusahaan mengikuti berbagai event pameran ataupun kegiatan usaha franchise.
Pioneerindo 2012 Annual Report
Moving Towards
Daftar Isi Table of contents
02 Visi dan Misi
Vision and Mission
04 Ikhtisar Data Keuangan Financial Highlights
07 Laporan Manajemen Management Report
18 Sambutan Dewan Komisaris
Message From The Board Of Commissioners
22 Laporan Dewan Direksi
Report From The Board Of Directors
27 Profil Perusahaan Company Profile
30 Profil Dewan Komisaris Profile Of Commissioners
32 Profil Dewan Direksi Profile Of Directors
34 Jaringan Restoran Restaurant Outlets
36 Aktifitas Penting 2012
Significant Activities In 2012
38 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
43 Laporan Komite Audit Audit Committee’s Report
45 Laporan Keuangan Financial Report
1
2
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Misi Mission
Menjadi restoran pilihan utama dengan pelayanan dan kualitas terbaik di Indonesia. To be the restaurant of choice with the best service and quality in Indonesia
Visi Vision
Mengembangkan eksistensi usaha dengan melahirkan produk berkualitas prima. To develop business existence by delivering premium quality products.
Meningkatkan nilai-nilai Perusahaan dari segi keuangan dan sumber daya manusia. To enhance Company’s values, in terms of financial and human resources.
Moving Towards
CONSTANTLY LOOKING FOR EFFECTIVE WAYS Perusahaan berkomitmen untuk menegakkan tata kelola perusahaan yang baik. The Company has committed to uphold good corporate governance.
3
4
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Ikhtisar Data Keuangan Financial Highlights
Hasil Usaha dan Keuangan (Ribuan rp) Result of Operation and Financial (Thousands Rp) :
2011
2010
2009
2008
353,780,408
292,477,519
247,503,238
226,789,755
207,324,401
234,474,995
192,484,508
162,372,124
144,801,623
131,220,041
Laba Usaha Operating Profit
49,300,561
36,898,144
23,246,779
16,479,031
13,732,430
Laba Sebelum Pajak Profit Before Tax
47,758,930
36,036,602
22,975,887
17,101,502
6,887,730
Laba Bersih Net Profit
34,371,777
25,911,802
15,766,633
10,948,539
4,287,123
Jumlah Aset Total Assets
203,876,991
133,432,784
109,008,910
90,667,258
81,755,257
Jumlah Liabilitas Total Liabilities
85,038,776
63,220,957
67,771,121
69,399,147
73,508,285
Jumlah Ekuitas Total Equity
118,838,214
70,211,826
41,237,789
21,268,112
8,246,972
220,808
220,808
220,808
220,808
220,808
Pendapatan Usaha Operating Revenues Laba Kotor Gross Profit
Jumlah Saham Beredar Stock Issued Posisi Saham (Rp. Penuh ) Stock Position (Rp. Full Amount) : Laba Bersih per Saham Earning Per Share
2012
2012
2009
2010
2008
2008 62.19
155.7
117.3
71.4
49.6
19.4
17.7
5.9
4.3
5.6
20.6
Harga Saham terhadap Laba Bersih per Saham (x) Price Earning Ratio (X) Rasio Keuangan (%) Financial Ratios (%) :
2011
2012
2011
2009
2010
2008
Pertumbuhan Pendapatan Usaha Revenue Growth
21.0
18.2
9.1
9.4
26.6
Pertumbuhan Laba Usaha Operating Profit Growth
33.6
58.7
41.1
20.0
177.7
Pertumbuhan Laba Bersih Net Profit Growth
32.7
64.3
44.0
155.4
2,523.5
Beban Usaha terhadap Pendapatan Usaha Operating Expenses to Revenue
52.3
53.2
56.2
56.6
56.7
Laba Usaha terhadap Pendapatan Usaha Operating Profit Margin
13.9
12.6
9.4
7.3
6.6
Laba Bersih terhadap Pendapatan Usaha Net Profit Margin
9.7
8.9
6.4
4.8
2.1
Laba Bersih terhadap Jumlah Aset Return on Assets
16.9
19.4
14.5
12.1
5.2
Laba Bersih terhadap Ekuitas Return on Equity
28.9
36.9
38.2
51.5
52.0
Kewajiban terhadap Ekuitas Liabilities to Equity
71.6
90.0
164.3
326.3
891.3
Kewajiban terhadap Aset Liabilites to Total Assets
41.7
47.4
62.2
76.5
89.9
Moving Towards
Pendapatan Usaha
Laba Kotor
Laba Usaha
247,5
292,5
353,8
131,2
144,8
162,4
192,5
234,5
13,7
16.5
23,2
36,9
49,3
Operating Profit
226,8
Gross Profit
207,3
Operating Revenues
‘08
‘09
‘10
‘11
‘12
‘08
‘09
‘10
‘11
‘12
‘08
‘09
‘10
‘11
‘12
Dalam Milyar Rupiah In Billion of Rupiah
Laba Bersih
Jumlah Aset
Net Profit
Jumlah Ekuitas
Total Assets
4,3
11,0
15,8
25,9
34,4
81,7
90,7
109
133,4
203,9
8,2
21,2
41,2
70,2
118,8
Total Equity
‘08
‘09
‘10
‘11
‘12
‘08
‘09
‘10
‘11
‘12
‘08
‘09
‘10
‘11
‘12
Dalam Milyar Rupiah In Billion of Rupiah
*Pendapatan Usaha Revenues
21% up
*Laba Bersih Net Profit
*Jumlah Aset Total Assets
32.7% up 52.8% up
Grup pada tahun 2012 membukukan laba bersih sebesar Rp 34,4 milyar, meningkat sebesar Rp 8,5 milyar atau 32,7% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 25,9 milyar. Group in 2012 posted a net profit of Rp 34.4 billion, increased by Rp 8.5 billion or 32.7% compared with a net profit of Rp 25.9 billion in 2011.
5
6
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Pendapatan Usaha Operating Revenues
Persentase Pendapatan Usaha Percentage Operating Revenues
92,5%
Persentase Pendapatan Usaha CFC
6,2%
Persentase Pendapatan Usaha Sapo
CFC Percentage Operating Revenue
Sapo Percentage Operating Revenue
1,3%
Persentase Pendapatan Usaha Cal Donat
Cal Donat Percentage Operating Revenue
Kebijakan Dividen The Policy on Dividends
Kebijakan dividen Perusahaan adalah sebagai berikut: The Company’s policy on dividends is as follows:
DIVIDEN TUNAI TERHADAP LABA BERSIH
LABA BERSIH
NET INCOME
s/d Rp 5 Milyar
Up to Rp 5 Billion
20%
Rp 5 Milyar s/d 10 Milyar
Rp 5 Billion to Rp 10 Billion
25%
Lebih dari Rp 10Milyar
More than Rp 10 Million
30%
OF CASH DIVIDENDS TO NET INCOME
Analisa Harga Saham Share Price Performance
Catatan Harga saham Perusahaan yang diperdagangkan di lantai Bursa Efek Indonesia selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Recorded share prices the Company traded on The Indonesia Stock Ecxhange during the last two years were as follows:
2012
Kuartal
2011
Quarter
Tertinggi
Terendah
Tertinggi
Terendah
I
1820
690
450
375
II
2100
1800
630
590
II
2400
1870
670
580
IV
2450
2300
690
600
Highest
Lowest
Highest
Lowest
Moving Towards
Laporan Manajemen Management Report
TINJAUAN KEUANGAN
FINANCIAL OVERVIEW
Di tahun 2012, Grup membukukan laba bersih setelah pajak yang signifikan, yaitu sebesar Rp 34,4 milyar. Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA) masing-masing sebesar 28,9% dan 16,9%. In 2012, the Group posted significant net income after tax, amounted Rp 34.4 billion. Return on Equity (ROE) and Return on Assets (ROA) of 28,9% dan 16,9% respectively. PENDAPATAN USAHA
OPERATING INCOME
Pada tahun 2012, pendapatan usaha Perusahaan dan Entitas Anak (selanjutnya disebut “Grup”) meningkat 21,0% dari Rp 292,5 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 353,8 milyar di tahun 2012. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan penjualan dari gerai-gerai yang baru dibuka, pertumbuhan penjualan dari gerai-gerai yang sudah ada (same store) sebesar 6,53%, penerapan strategi pemasaran yang efektif dan penjualan produk yang tepat sasaran serta layanan yang semakin baik.
In 2012, the operating revenues of the Company and its subsidiary (hereinafter referred to as “Group”) increased 21.0% from Rp 292.5 billion in 2011 to Rp 353.8 billion in 2012. This is attributable to sales from the newly open outlets, as well as the increase in sales from the existing outlets (same store) as much as 6.53%, effective implementation of marketing strategy, selling the right product on the right target, and improved customers services.
Pendapatan dari penjualan CFC memberikan kontribusi terbesar dari seluruh pendapatan usaha Grup, yakni 92,5%. Sisanya berasal dari penjualan Sapo Oriental dan Cal Donut masing-masing 6,2% dan 1,3%.
CFC’s sales contributed the biggest portion to total income of the Group, namely 92.5%. The rest comes from the sales of Sapo Oriental and Cal Donut, which were 6.2% and 1.3%respectively.
BEBAN POKOK PENJUALAN
COST OF REVENUE
Semakin meningkatnya produktifitas dan efisiensi operasional Grup, ditunjang pula dengan tingkat inflasi yang stabil, membuat beban pokok penjualan pada tahun 2012 menurun sebesar 0,5% bila dibandingkan dengan tahun 2011, yakni dari 34,8% menjadi 34,3%.
With the increasing productivity and efficiency of Group’s operational, supported by stable level of inflation, the cost of goods sold in 2012 decrease by 0.5% compared with the previous year, from 34.8% to 34.3%.
BEBAN USAHA
OPERATING COST
Beban usaha pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp 185,2 milyar, atau meningkat 19,0% dari tahun 2011, sebesar Rp 155,6 milyar. Peningkatan terbesar terjadi pada beban penjualan akibat adanya penambahan gerai-gerai baru dan kontribusi terbesar terdapat pada biaya gaji dan tunjangan, sewa gedung dan utilitas.
Operating cost in 2012 was Rp 185.2 billion, or up by 19.0% from 2011, Rp 155.6 billion. The largest increase of operating cost incurred due to outlet expansion, with the largest contribution came from employee expenses, building rental fee and utility.
Namun bila dilihat dari perbandingan beban usaha terhadap pendapatan usaha, maka terlihat adanya peningkatan efisiensi sebesar 0,9% dari 53,2% di tahun 2011 menjadi 52,3% di tahun 2012. Efisiensi ini mencerminkan semakin baiknya kontrol dan produktifitas di setiap gerai.
However, by comparing operating cost against operating income, there was a 0.9% increase of efficiency from 53.2% in 2011 to 52.3% in 2012. The efficiency aroused in the cost of utilities and rent of building, reflecting the ever better control and productivity in every outlet.
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
EARNING BEFORE INCOME TAX
Laba sebelum pajak pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp 47,8 milyar, meningkat 32,5% dari tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp. 36,0 milyar. Kenaikan ini terutama disebabkan karena persentase kenaikan pendapatan usaha yang lebih tinggi daripada beban pokok penjualan, beban usaha dan ditambah lagi sedikitnya gerai yang ditutup sepanjang tahun 2012.
Earning before income tax in 2011 was Rp 47.8 billion, rose by 32.5% to Rp 36.0 billion in the previous year. The increase was mostly due to the percentage of increase in operating revenue was higher than that of cost of good sold, operating cost, and the low number of outlets ceased to operate in 2012.
7
8
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
LABA BERSIH
NET PROFIT
Pada tahun 2012, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk adalah sebesar Rp 34,4 milyar, meningkat sebesar Rp 8,5 milyar atau 32,7% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 25,9 milyar. Laba bersih per saham menjadi Rp 155,7 naik 32,6% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 117,3. EBITDA mengalami pertumbuhan sebesar 30,9% dari Rp 45,7 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 59,8 milyar di tahun 2012.
In 2012, the net profit attributed to parent entity was Rp 34.4 billion increased by Rp 8.5 billion or 32.7% compared to the net profit of Rp 25.9 billion in 2011. Net income per share was Rp 155.7 increased by 32.6% compare to that of 2011, which amounted to Rp 117.3. EBITDA growth amounting to 30.9% from Rp 45.7 billion in 2010 to Rp 59.8 billion in 2012.
TOTAL ASET
TOTAL ASSET
Total aset Grup meningkat 52,8% dari Rp 133,4 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 203,9 milyar di tahun 2012. Sementara itu, aset lancar meningkat 37,4% atau Rp 22,1 milyar, dimana peningkatan signifikan terdapat pada kas dan setara kas, investasi tersedia untuk dijual, piutang usaha pihak ketiga serta persediaan. Aset tidak lancar naik 65,0% atau Rp 48,3 milyar, peningkatan signifikan terdapat pada penambahan aset tetap dari gerai baru berupa peralatan dan renovasi serta aset tetap pembelian gedung baru untuk kantor di Jln. Palmerah Utara No. 100, Jakarta Barat.
The Grup’s total assets increased by 52.8% from Rp 133.4 billion in 2011 to Rp 203.9 billion in 2012, while Current Assets increased by 37.4% or Rp 22.1 billion, a significant increase in cash and cash equivalents, short term investments, third parties payables, and inventories. Non- Current Assets rose significantly by 65.0% or Rp 48.3 billion, significant increase was due to the addition of fixed assets for new outlets, in form of new equipment and renovation, and from the purchase of new office building at Jln. Palmerah Utara No. 100, West Jakarta.
Aset tetap berupa gedung untuk kantor tersebut dibeli dari PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk, yang merupakan perusahaan dalam 1 Grup. Transaksi pembelian tersebut adalah : 1. Transaksi materal yang tidak perlu RUPS (Per IX.E.2 & Kep 614/BL/2011). 2. Transaksi afiliasi (Per IX.E.1), dengan Laporan Pendapat Wajar oleh Penilai Independen “Kantor Jasa Penilai Publik Asmawi dan Rekan”.
The Company’s fixed Asset, i.e. office building, was acquired from PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk, sister company under one Group. The transaction was :
TOTAL LIABILITAS
TOTAL LIABILITIES
Total liabilitas Grup tahun 2012 tercatat sebesar Rp 85,0 milyar naik 34,5% bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar Rp 63,2 milyar. Kenaikan signifikan terletak pada liabilitas jangka panjang bagian utang bank dan lembaga keuangan jangka panjang sebesar Rp 14,2 milyar. Kenaikan ini disebabkan adanya pinjaman dari bank BCA untuk pembelian gedung kantor Perusahaan.
The Group’s total liability In 2011 was Rp 85.0 billion increased by 34.5% compared with the year 2011 which amounted to Rp 63.2 billion. Significant increase occurred in long-term loans from bank and financial institution amounted Rp 14.2 billion. This increase was due to loan from Bank BCA for the purchase of the Company’s new office.
Meskipun terjadi kenaikan liabilitas, Debt to Aset Ratio masih mengalami penurunan 5,67% dari 47,4% di tahun 2011 menjadi 41,7% di tahun 2012. Penurunan ini disebabkan persentase pertumbuhan aset yang masih lebih besar daripada pertumbuhan liabilitas. Pertumbuhan aset lancar juga lebih besar daripada pertumbuhan liabilitas lancar, sehingga Current Ratio mengalami kenaikan sebesar 28,6% dari 118,7% di tahun 2011 menjadi 147,4% di tahun 2012
Despite the increase in liabilities, the Debt to Asset Ration decreased by 5.67% from 47.4% in 2011 to 41.7% in 2012. This is attributable to the higher percentage of increase in asset growth than liabilities growth. Current assets growth was also higher than the current liabilities growth, resulting an increase in Current Ratio of 28.6% from 118.7% in 2011 to 147.4% in 2012.
TOTAL EKUITAS
TOTAL EQUITY
Di tahun 2012, Grup mampu mencatat peningkatan ekuitas sebesar Rp 48,6 milyar atau 69,3% dari Rp 70,2 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 118,8 milyar di tahun 2012. Kontribusi terbesar dari peningkatan ekuitas ini disebabkan oleh penambahan laba Grup pada tahun 2012 dan pendapatan komprehensif lainnya dari cadangan keuntungan atas harga pasar surat berharga yang belum direalisir. Pertumbuhan persentase ekuitas yang lebih besar dari pertumbuhan liabilitas, menyebabkan Debt to Equity Ratio menurun dari 90,0% di tahun 2011 menjadi 71,6% di tahun 2012.
In 2012, the Group managed to increase its equity by Rp 48.6 billion or 69.3% from Rp 70.2 billion in 2011 to Rp 118.8 billion in 2012. The largest contribution behind the increase in equity is the Group’s profit increase in 2012 and other comprehensive income from reserve for the unrealized gain over market price of the securities held. Growth of equity percentage is higher than the growth of liabilities, resulted in the decrease of Debt to Equity Ratio from 90.0% in 2011 to 71.6% in 2012.
1. Material transaction that does not require GMS (Per IX.E.2 & Kep 614/BL/2011). 2. Affiliation transaction (Per IX.E.1), with a fair value opinion from Independent Appraiser “Public Appraisal Office Asmawi and Associates”.
Moving Towards
Tahun 2012 Grup mampu mencatat peningkatan ekuitas sebesar Rp 48,6 milyar In 2012, the Group managed to increase its equity by Rp 48.6 billion
9
10
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Tinjauan Operasi Operation Overview
Saat ini, secara total gerai yang beroperasi hingga akhir 2012 adalah 274 gerai dengan perincian 244 gerai CFC, 7 gerai Sapo dan 23 gerai Cal Donat. Untuk gerai CFC masing-masing 40 gerai franchise dan 204 gerai milik sendiri. To date, total outlets in operation until the end of 2012 are 274 outlets, comprising 244 CFC outlets, 7 Sapo outlets and 23 Cal Donut outlets. For CFC outlets, 40 are franchise outlets and 204 outlets are self-owned. Strategi ekspansi Grup pada tahun 2012 tetap difokuskan pada upaya membangun lebih banyak gerai bertipe free standing di lokasi-lokasi yang strategis seperti SPBU, rumah sakit, bandara udara dan stasiun kereta api.
In 2012, the Group’s expansion strategy was still focused on the effort of establishing more free-standing types of outlet in strategic locations such as petrol stations, hospitals, airports and railway stations.
Hadirnya gerai bertipe free-standing telah membantu meningkatkan brand awareness. Selain itu juga memberi fleksibilitas operasi yang lebih tinggi dan fasilitas yang lebih lengkap, seperti sarana outdoor merokok, buka lebih awal dan tutup lebih malam dari jam operasional yang telah ditetapkan dan ada juga yang buka 24 jam.
Free-standing outlets has helped increasing Company’s brand awareness. In addition they also provide us with more flexibility of operation and complete facilities, to name a few are outdoor facilities for smoking, longer service hour, some even open 24 hours.
Untuk memperluas jaringan dan memperkuat kehadirannya di tengah masyarakat, Perusahaan menjalin kemitraan yang kuat dengan beberapa mitra usaha lokal maupun internasional, antara lain Jogja Department Store, Borma Department Store, Aksara Supermarket, Naga Department Store, Ramayana Department Store, Matahari Food Court dan Lotte Mart. Aliansi strategis yang saling menguntungkan ini telah berlangsung bertahun-tahun dan akan terus berlangsung hingga bertahun-tahun ke depan.
To expand its network and to strengthen its presence in the community, the Company forged strong partnerships with several local and international business partners, including Jogja Department Store, Borma Department Store, Aksara Supermarket, Naga Department Store, Ramayana Department Store, Matahari Food Court and Lotte Mart. This mutual strategic alliance has been going on for years and will continue for years to come.
Dalam bisnis ritel, penampilan gerai memainkan peran penting untuk menarik calon pelanggan dan menjadikan mereka pelanggan setia. Itu sebabnya, Grup secara berkala melakukan renovasi berskala kecil dan besar dengan desain interior yang menarik, yang memprioritaskan kenyamanan pelanggan. Selain itu, renovasi juga bertujuan untuk meningkatkan fasilitas serta mengubah suasana restoran sesuai tren.
In the retail business, outlets appearance plays an important role in attracting customers and making them loyal customers. Therefore, the Group periodically conducts minor as well as major renovations, with attractive interior design, while prioritizing customer convenience. In addition, renovation is intended to add facilities and to change the atmosphere to suit with the latest trend.
Beberapa restoran yang sudah tidak layak beroperasi atau karena masa sewa telah berakhir dan tidak dapat diperpanjang karena satu dan lain hal, telah ditutup sementara menunggu untuk dipindahkan ke lokasi lainnya.
Some of the restaurants not worthy of operation or the lease period has ended and cannot be extended because one or other reasons have been temporarily closed while waiting for potential locations to be relocated.
Perusahaan memilih sistem franchise untuk ekspansi jaringan bisnisnya dan secara konsisten memonitor perkembangan gerai franchise yang sudah berjalan. Untuk menambah franchise baru, Perusahaan mengikuti berbagai event pameran ataupun kegiatan usaha franchise.
The Company chooses franchise system to expand its business network and consistently monitor the progress of the existing franchise outlets. To add new franchisee, the Company attended various exhibition or activities for franchise business events.
Moving Towards
11
Sapo Oriental “ Pondok Indah Mall “
Grup senantiasa memperhatikan kebutuhan dan permintaan pelanggan dan tidak henti melakukan inovasi untuk memenuhi kepuasan daripada pelanggan setianya.
The Group, always attentive to customer need and demands, never cease to search for ways to maximize its loyal customer satisfaction through innovation.
Pada tahun 2012 Grup meluncurkan program upsize nasi atau soft drink. Dengan program up-size ini pelanggan hanya menambah Rp 1.000 untuk mendapatkan nasi atau soft drink dengan ukuran/size yang lebih besar. Untuk memenuhi kebutuhan dari pelanggan usia anak-anak, Grup meluncurkan paket Fun-Meal, dimana setiap pembelian paket tersebut pelanggan mendapatkan makanan, minuman ditambah dengan mainan robot yang menarik dan mendidik. Sedangkan produk unggulan antara lain ayam goreng, chicken strip, nasi goreng, chicken burger, cheese burger, corn soup, cal blend, avocado float, dan chicken teriyaki tetap menjadi produk yang selalu ada di hati pelanggan.
In 2012 Group launched the up-size program for rice or soft drink. With this up-size program, customers only add Rp 1,000 to get bigger rice or larger soft drink. As for children customers, the Group launched Fun-Meal package, in which, with every purchase customers get the food, beverage plus an attractive educational toy robot. While other products, such as fried chicken, chicken strips, fried rice, chicken burger, cheeseburger, corn soup, cal blend, avocado float, and chicken teriyaki remains everybody’s choice and always in the hearts of customers.
Untuk menarik pelanggan ke restoran untuk sekedar bersantai khususnya di sore hari, tersedia menu seperti: pancake maupun strawberry jelly. Menu ini cocok disantap pada saat santai ataupun bertemu teman dengan suasana dan dekorasi restoran yang nyaman dan menyenangkan.
To attract customers to come in for a cozy time, especially in the afternoon, the restaurant offers menu such as pancakes and strawberry jelly. Suitable for cozy time or meeting with friends, in a comfortable and enjoyable ambiance and decoration.
Kami juga menyadari pentingnya menjaga kualitas operasional seluruh gerai yang ada. Pada tahun 2012, Grup senantiasa menjaga standar seluruh gerai yang tercermin dalam nilai standar ROE (Restaurant Operation Evaluation). Standard ROE mencakup empat pilar penting yaitu Discipline, Quality, Service, Cleanliness. Penilaian dilakukan secara rutin setiap bulan oleh Tim QA (Quality Assurance) dengan cara sidak.
We also recognize the importance of maintaining operational quality of all existing outlets. In 2012, the Group always maintains the standard of all outlets, as reflected in the standard scores of ROE (Restaurant Operation Evaluation). ROE Standard comprises four essential pillars namely Discipline, Quality, Service, Cleanliness. The assessment is carried out regularly every month by a team of QA (Quality Assurance) using unannounced inspections.
Saat ini, secara total gerai yang beroperasi hingga akhir 2012 adalah 274 gerai dengan perincian 244 gerai CFC, 7 gerai Sapo dan 23 gerai Cal Donat. Untuk gerai CFC masing-masing 40 gerai franchise dan 204 gerai milik sendiri.
To date, total outlets in operation until the end of 2012 are 274 outlets, comprising 244 CFC outlets, 7 Sapo outlets and 23 Cal Donut outlets. For CFC outlets, 44 are franchise outlets and 204 outlets are self-owned.
12
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Aktivitas Pemasaran Marketing Activities Untuk mempertahankan brand image dan brand awareness, pada tahun 2012 Perusahaan tetap konsisten melakukan aktivitas promosi secara above the line maupun below the line.
To maintain brand image and brand awareness, in 2012 the Company consistently performing promotional activities through above or below the line.
Secara above the line, Perusahaan melalui iklan TV media secara berkala mempromosikan lezatnya berbagai produk CFC seperti : chicken drumz, chicken kranz maupun chicken strip dan melalui iklan media radio lokal secara nasional mempromosikan program up-size nasi dan soft drink, selain itu dilakukan kerjasama promosi dengan media komunikasi seperti Indosat untuk program “ Indosat Senyum”, dimana pelanggan dapat melakukan pembayaran untuk pembelian produk di CFC dengan menukarkan poin dari penggunaan kartu Indosat.
As for above the line, the Company through TV advertising media periodically promotes the deliciousness of CFC various products such as : chicken drumz, chicken kranz or chicken strips and via local radio media, advertising nationally promoting rice and soft drink up-size program, also conducted joint promotions with communication media such as Indosat for ‘Indosat Senyum’ program, where customers can make payment for the purchase of products in CFC with exchange of points from Indosat’s card.
Secara below the line, di tahun 2012 Perusahaan secara konsisten melakukan brand aktivasi melalui event seperti :
As for below the line, in the year 2012 the Company consistently executed brand activation through events such as :
Event Pantura, Event Sekolahan Alix Cup, SMAK I Penabur serta co branding dalam acara Kresna Food, hari ulang tahun Pusat Grosir Cililitan. Semua program marketing yang telah dilakukan di tahun 2012 akan menjadi dasar Perusahaan untuk melanjutkan program secara berkesinambungan dan terus menerus untuk tahun-tahun yang akan datang.
Pantura Event, School Event “Alix Cup”, SMAK I Penabur and co-branding in programs with Kresna Food, anniversary of Pusat Grosir Cililitan. All marketing programs that have been carried out in the year 2012 will be the basis for the Company to continuing the programs on an ongoing basis and extended for many years to come.
Perusahaan juga senantiasa ingin bisa mengenal lebih dekat dengan pelanggannya dengan menyiapkan media website dan jejaring sosial, untuk itu pelanggan dapat mengunjungi website di www.cfcindonesia.com dan jejaring sosial seperti facebook di www.facebook.com maupun twitter di twitter @CFC_pioneerindo. Sampai saat ini fans dari facebook sudah mencapai 927.000 dan talk about sekitar 25.000, sedangkan dari twitter sudah mencapai 1.000. Media ini sangat membantu Perusahaan menjalin komunikasi dua arah antara Perusahaan dengan pelanggan setianya.
The Company always wanted to get to know closer its customers by setting up websites and social networking media, thus, the customers can visit the website at www.cfcindonesia.com and social networks like facebook and twitter on www.facebook.com and twitter @CFC_pioneerindo. Until now the fans of facebook has reached 927,000 and with some 25,000 talk about, while twitter has reached 1,000. This media is helping the Company to establish two-way communication with its loyal customers.
Moving Towards
Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction
01
Dalam mengembangkan layanannya bagi konsumen, Grup mengacu pada konsep DQSC, yang telah menjadi budaya kerja Perusahaan, yang harus dijalankan oleh setiap karyawan. Sejak masa Program Orientasi Karyawan Baru, karyawan baru sudah harus mempelajari konsep ini.
In developing its customer services, the Group refers to DQSC concept that has been adopted as corporate culture and shall be abode by all employees. Since New Employee Orientation Program, the new employee shall learn about this concept.
Penerapan konsep DQSC ini sangat penting untuk menjaga daya saing di tengah ketatnya persaingan dalam industri layanan. Untuk itulah Grup membentuk departemen khusus, yakni Departemen Quality Assurance (QA), untk melakukan evaluasi/audit secara rutin terhadap pelaksanaan konsep tersebut di setiap gerai. Hasil evaluasi tersebut akan dilaporkan dalam bentuk ROE (Restaurant Operation Evaluation) yang dibahas secara rutin setiap bulan dalam operasional meeting. Geraigerai yang berhasil mendapatkan nilai ROE tertentu akan mendapatkan insentif setiap bulan.
The implementation of DQSC is important in maintaining competitiveness in the midst of tight competition in services industry. Therefore, the Group established a special department, namely Quality Assurance (QA) department, to evaluate/audit on regular basis the implementation of this concept in each outlet. The result will be reported in form of ROE (Restaurant Operation Evaluation) and will be discussed routinely each month during operational meeting. Outlets that meet certain score of ROE are entitled to have monthly incentives.
Dengan adanya kebijakan ini, Grup berharap dapat meningkatkan kunjungan ulang dari para konsumen akan yang puas dengan layanan yang disajikan.
The Group expected this policy would have effect of the repeated visit of customers impressed and satisfied with the services.
Discipline, yang mencakup disiplin terhadap penampilan kebersihan diri, waktu jam kerja/istirahat dan prosedur (SOP pembuatan produk, SOP administrasi store).
02
Discipline, which includes disciplines on the appearance on personal hygiene, working hour/rest hour and procedures (SOP on product making, SOP on stores administrative).
03
Service, yang mencakup pelayanan harus cepat, tepat, ramah, dan antusias. Service, which includes fast, accurate, friendly and enthusiastic services.
Quality, yang mencakup kualitas produk (bau, warna, rasa bentuk, berat & porsi), kualitas penyajian (makanan panas harus disajikan panas dan makanan dingin harus disajikan dingin). Quality, which includes product quality (smell, color, taste, shape, weight & servings), quality of presentation (hot food should be served hot and cold food should be served cold).
04
Cleanliness, yang mencakup kebersihan terhadap diri (badan dan pakaian), lingkungan kerja, equipment, dan kebersihan produk yang dijual. Cleanliness, which includes personal hygiene (body and clothing), work environment, equipment and hygiene on the products sold.
Piagam “Pekanbaru Service Excellence Champion 2012“ Kategori : Fast Food Certificate “Pekanbaru Service Excellence Champion 2012“ Category : Fast Food
13
14
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development Pada tahun 2012, Perusahaan mengganti nama Departemen Training Centre menjadi Departemen Learning Centre. Penggantian ini dimaksudkan agar pelatihan berjalan lebih efektif dan bersifat dua arah, dimana karyawan yang mengikuti pelatihan, selain dapat mengerti materi yang diberikan diharapkan juga dapat memberikan masukan berupa ide untuk perbaikan maupun peningkatan kemampuan praktis karyawan tersebut. Sementara itu proses perekrutan dan supply tenaga kerja ke departemen operasional yang tepat waktu dilakukan oleh departemen HRD. Untuk merekrut tenaga operasional, Departemen HRD melakukan kerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata, aktif ikut acara Job Fair dan pasang iklan online di jobstreet.com dan karir.com.
In 2012, the Company changed the the name of Training Centre Department to Learning Centre in order to provide a more effective two-way training method, in which employees in training besides comprehending the material provided, are also expected to give feedback in the form of ideas, for improvement or for their own practical skills. Meanwhile, the recruitment and supply of labor to the operations department in a timely manner was conducted by HR department. To recruit operational employee, HR Department cooperated with the College of Tourism, actively joined the Job Fair Exhibition and placed online advertisement on jobstreet.com and karir. com.
Keberhasilan mempertahankan pegawai terbaik dalam jangka waktu yang lama juga semakin meningkatkan sustainability dari pertumbuhan Perusahaan. Konsep ini merupakan komitmen Perusahaan dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
The success in retaining the best employees in the long term will increase the sustainability of growth. This concept is the Company’s commitment in efforts to maintain and improve the quality of human resources.
Perusahaan sangat sadar untuk mendukung proses food safety atas produk yang sepenuhnya diproduksi sendiri dari raw material sampai produk siap disajikan ke hadapan publik, perlu dipersiapkan kualitas sumber daya manusia yang handal.
The Company is aware of the importance of upholding food safety on the products that are entirely selfproduced from raw materials to products ready to be served to the public. This must be supported by reliable human resources.
Sepanjang tahun 2012, Perusahaan selalu konsisten melaksanakan program-program pelatihan terpadu, sehingga hasilnya dapat menunjang kelangsungan dan kelancaran operasional secara efektif. Dalam hal ini, Perusahaan telah melaksanakan suatu program yang berkesinambungan dari level crew sampai level manajemen.
During the year 2012, the Company consistently implemented integrated training programs to support the continuity and smoothness of its operations effectively. In this regard, the Company has undertaken a continuous program for all levels, crew to management.
Adapun jenis-jenis pelatihan/program internal yang telah berjalan secara konsisten berupa : • Program Orientasi Karyawan Baru • Beauty Class • Service Excellent • Food Safety • Guest Satisfaction • Communication • English for Cashier • Greeter • Handling Complain • Management Lost Control
Following are the types of training / internal program:
Untuk lebih memberikan motivasi bagi setiap karyawan, Perusahaan juga memberikan kesempatan kepada setiap karyawan yang berprestasi untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih baik melalui program percepatan promosi karyawan, yaitu disebut dengan program “The Best Staff” dan “The Best Store Manager”. Program ini dinilai lebih efektif & cepat menghasilkan calon pemimpin yang diinginkan karena karyawan tersebut terus menerus dinilai selama praktek langsung di gerai.
To further motivate its employees, the Company provides opportunity for all employees who excel in their job to get a better career through accelerated promotion of employees, which is called “The Best Staff” program and “The Best Store Manager” program. Both programs are effective and swift in creating future leaders since the employee under this program were continuously assessed during their work at the outlets.
• • • • • • • • • •
New Employee Program Beauty Class Service Excellent Food Safety Guest Satisfaction Communication English for Cashier Greeter Handling Complain Management Lost Control
Moving Towards
Adapun poin yang dinilai daripada The Best Staff adalah : Gerai di mana staff tersebut inchage harus mencapai standar nilai Restaurant Operation Evaluation (ROE) yang ditetapkan, telah mengikuti standar curriculum training, kedisiplinan, performance kerja perorangan beserta tim, sedangkan poin penilaian untuk The Best Store Manager adalah: gerai di mana store manager tersebut inchage harus mencapai standar nilai ROE yang ditetapkan, target sales, food cost serta telah mengikuti standar curriculum training. Peserta yang memenuhi persyaratan dalam proses seleksi tersebut akan dapat langsung menempati jenjang sebagai Assistant/ Store Manager untuk program The Best Staff dan menjadi Area Manager untuk program The Best Store Manager.
The parameters for The Best Staff assessment are: The outlets where the said staff is in charge must meet the standard score of Restaurant Operations Evaluation (ROE), has followed a standard training curriculum, discipline, individual and team performance. While the parameters for The Best Store Manager assessment are: the store where the said store manager is in charge must meet the standard score of ROE, target sales, food cost, and has followed the standard training curriculum. Participants who meet the requirements in the selection process is eligible to immediately assuming the position of Assistant / Store Manager for the The Best Staff program and became the Area Manager for The Best Store Manager program.
Setiap karyawan yang akan naik ke jenjang yang lebih tinggi harus telah mengikuti program materi training yang ditetapkan, yang disebut Curriculum Training. Setiap training yang telah diikuti akan dicatat secara konsisten dalam Buku Rapor, yang menunjukkan program materi training yang telah diikuti.
Each employee that will be promoted to higher level should have followed the training materials, called Curriculum Training. Any training that has been attended will be logged in the Report Card, indicating which training program materials have been attended.
Setiap jenjang mempunyai program materi training yang harus diikuti :
Each level has a training program materials that must be followed:
JENJANG
LEVEL
PROGRAM MATERI
MATERIALS PROGRAMME
Jenjang Crew
Crew Level
12 materi (Basic Skill)
12 materials (Basic Skill)
Jenjang Shif Manager
Shift Manager Level
8 materi (Basic Management)
8 materials (Basic Management)
Jenjang Assistant Manager
Assistant Manager Level
5 materi (Intermediate Management Training)
5 materials (Intermediate Management Training)
Jenjang Store Manager
Store Manager Level
5 materi (Advance Management Training)
5 materials (Advance Management Training)
Disamping itu Perusahaan juga mengirimkan karyawan berprestasi ke pelatihan/lokakarya eksternal yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pelatihan ternama. Berbagai program pelatihan/lokakarya selama tahun 2012 antara lain : • The Power of Value in Action oleh Tendi NaimNHI • HCCP (Hazard Analysis Critical Control) dan PRP (Pre Requisite Program) oleh Premysis Consulting-IPB • HR Cafe oleh Jamil Azzaini-Kubik • Handling & Preparation of US Potato oleh Mr. Jeffrey Lieuw • Good Boss Bad Boss oleh Antonio Dio Martin • 1st Champion Supervisor oleh James Gwe
Besides, the Company also sends outstanding employees for training / workshops organized by renowned external training institutions. Various training programs / workshops for the year 2012 include :
Program kemitraan dengan karyawan melalui program insentif yang secara menyeluruh dapat meningkatkan motivasi karyawan terus dijalankan dan ditingkatkan. Untuk penghargaan tingkat manajemen restoran, Perusahaan melaksanakan suatu program insentif kepada semua karyawan yang terlibat dalam kegiatan gerai. Regional manager, Area manager, Store manager dan seluruh tim yang terlibat yang berhasil menunjukkan prestasi secara konsisten berdasarkan kriteria yang diterapkan perseroan, termasuk mencapai target sales, food cost, dan ROE akan mendapatkan insentif, dan hasil ini telah terbukti efektif dan berjalan dengan baik sepanjang tahun 2012.
Partnerships Program with employee, through incentive program that can better motivate employee, is still in implementation and continuously improved. To award the restaurant management level, the Company implements an incentive program for all employees involved in the outlet. Regional Manager, Area Manager, Store Manager and the rest of the team involved who have demonstrated consistent performance according to criteria applied by the company, including sales targets, food cost, and the ROE, are eligible to receive the incentive. The program is proven to be effective and work well in 2012.
• • • • • •
The Power of Value in Action by Tendi Naim-NHI HCCP (Hazard Analysis Critical Control) dan PRP (Pre Requisite Program) by Premysis Consulting-IPB HR Cafe by Jamil Azzaini-Kubik Handling & Preparation of US Potato by Mr. Jeffrey Lieuw Good Boss Bad Boss by Antonio Dio Martin 1st Champion Supervisor by James Gwe
15
16
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Prospek Usaha Business Prospect
Tahun 2012, Grup mencatat pertumbuhan kinerja yang sangat memuaskan seiring juga dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
In 2012, the Group recorded a very satisfactory growth performance in line with Indonesia’s economic growth.
Melihat prospek 2013, Indonesia dengan perekonomian yang berbasis konsumen dan besarnya jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 240 juta orang, masih memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi untuk industri ritel terutama sektor makanan. Daya percepatan pertumbuhan GDP sekitar 6,3% di tahun 2012 dengan tingkat inflasi stabil di tingkat 4,3%, masih menjadi daya tarik sebagai negara tujuan investasi.
Looking at 2013, Indonesia, with its consumer-based economy and a large number of people that reached more than 240 million people, still possesses high growth prospects for the retail industry, particularly food sector. An accelerated growth of GDP of around 6.3% in 2012 coupled with a stable inflation rate at 4.3%, makes Indonesia still appealing as an investment destination.
Tren gaya hidup konsumen yang semakin modern dengan basis kelas menengah yang semakin luas dari total populasi saat ini, serta kenaikan signifikan UMP di tahun 2013 yang diharapkan dapat meningkatkan daya konsumsi masyarakat, menjadi motor penggerak utama bagi peluang investasi dan momentum positif untuk tahun-tahun mendatang.
The modern lifestyle of the growing number of middle classes nowadays, as well as a significant increase in minimum wage in 2013 are expected to increase power consumption, and become main driver for investment opportunities and positive momentum for years to come.
Memasuki tahun 2013, melalui rencana ekspansi gerai-gerai baru dan peningkatan kualitas geraigerai yang sudah ada serta senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia, produk yang berkualitas tinggi, serta kwalitas layanan terbaik bagi pelanggan, Perusahaan berkeyakinan di tahun 2013 Grup akan mengalami pertumbuhan yang positif dan berkesinambungan.
Entering the year 2013, through the planned expansion of new outlets and quality improvement of existing outlets and continually upgrading the quality of human resources, high quality food products and the best service quality for customers, the Company believes that in 2013 the Group will encounter positive and sustainable growth.
Chicken Drumz
Moving Towards
17
18
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Sambutan Dewan Komisaris Message From The Board Of Commissioners
Dari kiri ke kanan From left to right
Mr. Suhanda Wiraatmadja Komisaris Independen Independent Commissioner
Mrs. Tjhin Leeris Harni Komisaris Commissioner
Mr. Tjan Soen Eng
Presiden Komisaris President Commissioner
Mr. Yanto Jayadi Wibisono Komisaris Commissioner
Pada 2012, Grup berhasil mencatat prestasi yang menggembirakan dengan peningkatan Pendapatan 21,0% dan kenaikan Total Aset 52,8%. Angka-angka ini meyakinkan kami bahwa strategi kami tempuh berhasil menempatkan kami di jalur yang tepat dalam mewujudkan visi menjadi produsen makanan cepat saji dengan kualitas produk dan layanan terbaik di Indonesia. In 2012, the Group attained a remarkableachievement with 21.0% increase in Revenues and 52.8% increase in Total Assets. Those figures convinced us that our strategy has placed us on the right track in realizing our vision to become a fast food producer with the best quality products and services in Indonesia.
Moving Towards
Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Shareholders,
Prospek perekonomian global pada tahun 2013 masih menyisakan efek dari krisis yang terjadi antara tahun 2008-2009 lalu dan kemungkinan besar akan masih terasa hingga beberapa tahun ke depan. Di tengah situasi perekonomian global yang masih penuh dengan ketidakpastian ini, Indonesia kembali berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi, yakni sebesar 6,3 persen, sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Selepas dampak merugikan krisis keuangan Asia tahun 1997, perekonomian Indonesia mampu bangkit dan cukup kuat dalam menghadapi gejolak ekonomi global 2008. Melihat apa yang terjadi dengan perekonomian di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, investor terdorong untuk beralih ke emerging market, termasuk ke Indonesia.
The global economy outlook in 2013 has yet to shake off the effect from the global crisis of 2008-2009 and will likely continue. Against this backdrop of uncertainty across the world, Indonesia managed to post an economic growth of 6.3 percent, slightly slower than the previous year. Having recovered from the detrimental impact of the 1997 Asian financial crisis, Indonesia came through relatively unharmed from the 2008 global economy turmoil. Investors were turning to emerging markets, including Indonesia, as economies in the United States, Europe and Japan stalled.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat, terutama karena tingkat konsumsi domestik yang cukup tinggi dengan dukungan populasi yang mencapai 240 juta orang, serta situasi politik yang relatif stabil, Indonesia menawarkan peluang bisnis yang besar di industri makanan khususnya makanan cepat saji.
With rapid economic growth, largely due to domestic consumption supported by population reaching 240 million people and a relatively stable political situation, Indonesia offers a large business opportunity in the food industry especially in the sector of fast-food.
Untuk tetap dapat meraih keuntungan dari pasar makanan yang terus berkembang dan bersaing, kami mengambil keputusan untuk melanjutkan dengan strategi bisnis yang telah kami jalankan selama bertahun-tahun, dan mendukung Direksi untuk lebih agresif dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan memperluas pangsa pasar kami di seluruh Indonesia. Di sisi lain, kami juga menyadari kebutuhan untuk terus meningkatkan kinerja operasional internal kami dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk, gerai, dan pelayanan. Kami yakin bahwa strategi yang kami tempuh ini adalah pilihan terbaik dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat.
To continuously reap the benefits from the evergrowing and competitive market of food services, we decided to continue with our business strategy from the past years, supporting our Board of Directors to more aggressively improve performance and expand our market share across every part of Indonesia. On the other hand, we also realized the need to continuously improve our internal operations with the goal of improving product quality, store image, and customer service. We firmly believe that those are the best options in facing the ever-increasing competition in food services market.
Pada 2012, Grup berhasil mencatat prestasi yang menggembirakan dengan peningkatan Pendapatan 21,0% dan kenaikan Total Aset 52,8%. Angka-angka ini meyakinkan kami bahwa strategi kami tempuh berhasil menempatkan kami di jalur yang tepat dalam mewujudkan misi menjadi restoran pilihan utama dengan pelayanan dan kualitas terbaik di Indonesia. Namun strategi yang baik pasti membutuhkan eksekusi yang baik pula. Itu sebabnya pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kami kepada Dewan Direksi atas kepemimpinan mereka dan kepada seluruh karyawan atas kontribusi mereka dalam pencapaian ini.
In 2012, the Group attained a remarkable achievement with 21.0% increase in Revenues and 52.8% increase in Total Assets. Those figures convinced us that our strategy has placed us on the right track in realizing our mission to become the consumer’s number one choice with the best service and quality in Indonesia. And without any doubt, a good strategy need good follow-through. We would like to convey our heartfelt thanks to the Board of Directors for their leadership and to all employees for their contribution in making this achievement possible.
19
20
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Strategi kami selama ini selalu difokuskan pada tiga pilar, yakni pertumbuhan jumlah gerai, penampilan gerai, serta kualitas makanan dan pelayanan. Selain pertumbuhan Pendapatan dan Total Aset, pada tahun 2012 Perusahaan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 34,4 milyar meningkat sebesar 32,7% dari tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 25,9 milyar. EBITDA juga mengalami pertumbuhan dari Rp 45,7 milyar menjadi Rp 59,8 milyar, atau meningkat sebesar 30,9%.
Our strategy has always been focused on three pillars, namely the growth in number of store outlets, store appearance, and quality of food and services. In addition to the aforementioned Revenues growth and Total Assets growth, in 2012 the Company managed to book a net profit of Rp 34.4 billion, increased by 32.7% from the previous year, which was amounted Rp 25.9 billion. The EBITDA also grew from Rp 45.7 billion to Rp 59.8 billion, or increased by 30.9%.
Dewan Komisaris bersama Komite Audit selalu memantau Direksi dan tim manajemen, dan mengevaluasi kinerja Perusahaan berdasarkan rencana bisnis tahunan yang telah disepakati. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa setiap keputusan manajemen memiliki dampak positif dalam meningkatkan efisiensi operasional atau meningkatkan manajemen risiko secara keseluruhan. Berbagai peningkatan kualitas dan program jaminan kualitas yang diterapkan Perusahaan untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan layanan dalam setiap aspek dari operasi dan layanan pelanggan di gerai.
The Board of Commissioners together with the Audit Committee consistently monitors the Board of Directors and the management team, and evaluate the Company’s performance based on its annual business plan. Our main objective is to ensure that each management decision has the impact to increase operational efficiency or improve overall risk management. Various quality improvement and quality assurance programs are implemented to enhance the speed and sharpness of execution in every aspect of the Company operations and customer service at the store level.
Perusahaan memiliki komitmen untuk menegakkan tata kelola Perusahaan yang baik dengan standar yang tinggi dalam pengelolaan perusahaan sehari-hari. Hal ini telah menjadi bagian integral dari cara kami beroperasi dan berinteraksi dengan konsumen, mitra bisnis, vendor, regulator, dan pemegang saham.
Our Company has a commitment to uphold a high standard of good governance in managing our day-today operation. It has become an integral part of how we operates and interacts with our consumers, business partners, vendors, regulators, and shareholders.
Sebagai Dewan Komisaris, kami melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasan kami melalui berbagai pertemuan dengan baik internal maupun dengan Direksi, eksekutif senior, dan Audit Internal. Selain melalui rapat-rapat formal, kami juga membangun komunikasi terbuka dengan setiap anggota Direksi dan eksekutif senior, sehingga kami dan Dewan Direksi dapat bertindak cepat dan proaktif dalam menangani setiap tantangan atau masalah yang timbul dalam operasional perusahaan sehari-hari.
As the Board of Commissioners, we discharge our supervisory duties and responsibilities with diligence by conducting board meetings, attended by the Board of Commissioners, the Board of Directors, senior executives, and Internal Audit. In addition to formal board meetings, we also maintain an open line of communication with every member of the Board of Directors and senior executives, to allow us, and the Board of Directors, to act swiftly and proactively in handling any challenges or issues in our day-to-day operations.
Pada 2012, kami mengambil sejumlah langkah berikut untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis pada tingkat yang tinggi :
In 2012, a number of measures have been taken to maintain the business growth at high level. Among others are :
Inovasi produk dan perbaikan lebih lanjut dalam layanan pelanggan. Memfokuskan dan mengkonsolidasikan berbagai inisiatif operasional untuk menangkap peluang bisnis di berbagai daerah. Memperkuat kapabilitas manajemen inti. Mengoptimalkan penggunaan Teknologi Informasi dengan terus memanfaatkan infrastruktur TI yang sudah ada untuk meningkatkan kinerja di semua bidang operasi dan pemasaran. Lebih meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki Perusahaan sebagai aset penting dalam pencapaian tujuan.
1. Product innovation and further improvements in customer service. 2. Focus and consolidate operational initiatives to concentrate on capturing business opportunities in regional areas. 3. Strengthen management core capabilities by developing the skills of the management team. 4. Optimize the use of Information Technology by continuing to leverage our existing IT infrastructure to enhance capabilities in all areas of operations and tactical marketing. 5. Further enhance and develop the Company’s human resources as the key asset in driving the achievement of goals.
1. 2. 3. 4.
5.
Moving Towards
Setelah mempelajari rencana bisnis tahun 2013 yang disusun oleh Direksi, kami gembira dan yakin bahwa target pertumbuhan yang ditetapkan oleh Direksi dapat dicapai, dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal.
Having reviewed the business plan for 2013 prepared by the Board of Directors and taking into account external and internal factors, we are pleased and assured that the growth target set by the Board of Directors is attainable.
Akhirnya, atas nama Dewan Komisaris, kami ingin menyampaikan penghargaan saya kepada Direksi untuk kepemimpinan mereka, kepada karyawan atas dedikasi mereka dan kepada Pemegang Saham atas dukungan mereka. Kami yakin bahwa pencapaian kami di tahun 2012 telah meletakkan landasan yang kokoh untuk pertumbuhan kami di tahun 2013 dan tahuntahun selanjutnya.
Finally, on behalf of the Board of Commissioners, we would like to convey our appreciation to the Board of Directors for their consistent leadership, to our employees for their dedication, and to our stakeholders for their continued support. We are confident that the good work we completed in 2012 has laid a strong foundation for our growth in 2013 and many years to come.
Jakarta, Maret 2013 / March 2013 Dewan Komisaris / Board of Commissioners PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Tjan Soen Eng
Presiden Komisaris President Commissioner
Suhanda Wiraatmadja Komisaris Independen Independent Commissioner
Tjhin Leeris Harni Komisaris Commissioner
Yanto Jayadi Wibisono, SE Komisaris Commissioner
21
22
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Laporan Dewan Direksi Report From The Board Of Directors
Dari kiri ke kanan From left to right
Mr. Kusuwandi Tamin Direktur Utama President Director
Mrs. Susanna Kusnowo Direktur Director
Mr. Teh Kian Kun Direktur Director
Mr. Iskonda Japiar Budhi Direktur Director
Grup kembali mencatat hasil yang memuaskan, dimana laba bersih setelah pajak meningkat 32,7% dari Rp 25,9 milyar tahun lalu menjadi Rp 34,4 milyar di 2012. Return on Asset (ROA) tercatat sebesar 16,9% dan Return on Equity (ROE) mencapai 28,9%. Our net profit after tax grew 32.7% from Rp 25.9 billion a year ago to Rp 34.4 billion in 2012. Return on Assets (ROA) was 16.9% and Return on Equity (ROE) stood at 28.9%.
Moving Towards
Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Shareholders,
Dengan penuh suka cita, ijinkan kami melaporkan bahwa pada tahun 2012, Grup kembali mencatat hasil yang memuaskan, dimana laba bersih setelah pajak meningkat 32,7% dari Rp 25,9 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 34,4 milyar di 2012. Return on Asset (ROA) tercatat sebesar 16,9% dan Return on Equity (ROE) mencapai 28,9%.
We are pleased to report that the financial year 2012 was another satisfactory year for the group. Our net profit after tax grew 32.7% from Rp 25.9 billion in 2011 to Rp 34.4 billion in 2012. Return on Assets (ROA) was 16.9% and Return on Equity (ROE) stood at 28.9%.
Pencapaian ini terutama karena adanya pertumbuhan pendapatan dari Rp 292,5 milyar pada tahun 2011 menjadi Rp 353,8 milyar di tahun 2012, atau meningkat 21,0%. Adanya pertumbuhan pendapatan yang signifikan juga mendorong pertumbuhan aset secara signifikan dari Rp 133,4 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 203,9 milyar di tahun 2012, atau naik 52,8%. Ekuitas tumbuh 69,3% dari Rp 70,2 milyar menjadi Rp 118,8 milyar pada tahun 2012.
This achievement was attributable to the growth in our revenues, from Rp 292.5 billion in 2011 to Rp 353.8 billion in 2012, or increase by 21.0%. With such a significant growth of revenues, our assets also grew significantly from Rp 133.4 billion to Rp 203.9billion in 2012, or a 52.8% increase. Equities grew 69.3% from Rp 70.2 billion to Rp 118.8 billion in 2012.
Di tahun 2012, Perusahaan juga mendapatkan berbagai penghargaan dari lembaga penilai, seperti dari: • Forbes, dimana Perusahaan kami terpilih sebagai salah satu perusahaan dalam kategori “Best of The Best (Top 50)”, dengan formula penilaian dilihat dari konsistensi pertumbuhan selama 5 tahun operasi untuk kategori pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan laba usaha, pertumbuhan harga saham dan pertumbuhan laba bersih per saham (EPS Growth). • Plimsoll, dimana Perusahaan terpilih sebagai salah satu perusahaan dengan kategori “153 Restoran dengan Performance Baik” ranking “STRONG”. • Dan dari Markplus, dimana Perusahaan terpilih sebagai perusahaan yang memberikan layanan Franchise terbaik.
In 2012, the Company received awards from various rating institutions, such as: • Forbes named our Company as one of the “Best of The Best (Top 50)”, based on our consistent growth over the past 5 years of operation, for the category of revenue growth, operating income growth, share price growth and Earning Per Share Growth. • Plimsoll named the Company as one of the “153 Restaurants with Excellent Performance” ranking “STRONG”. • And Markplus named the Company as the best franchise service provider.
Pengalaman panjang mengajarkan kami bahwa pelaksanaan strategi yang tepat sasaran adalah kunci mencapai kinerja bisnis yang sukses. Menyadari semakin ketatnya persaingan di industri makanan cepat saji, maka untuk mempertahankan daya saing di tengah pasar yang penuh tantangan, dari waktu ke waktu Perusahaan secara konsisten menyesuaikan strategi dengan kondisi domestik dan kontinjensi.
Decades of experience teach us that the implementation of right on target strategy is the key to having a successful business performance. Being aware of the increasing competition in the fast-food industry, to stay competitive in the midst of challenging market place, from time to time the Company consistently adjusts its strategy to suit domestic conditions and contingencies.
Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sekitar 6 persen, walaupun tengah terjadi pelemahan ekonomi global. Pada tahun 2012, Indonesia mampu menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan 6,3% dan tingkat inflasi yang rendah sekitar 4,3%. Kondisi makro-ekonomi yang kuat ini disebabkan konsumsi domestik yang tetap tinggi, iklim investasi yang kuat serta kondisi politik yang relatif stabil.
Over the past few years, Indonesia has seen growth rates around 6 percent, despites the modest growth of the global economy. In 2012, with a 6.3% growth and a low inflation rate of around 4.3%, Indonesia managed to show a strong economic performance. Such a strong macro-economy condition is attributable to steady domestic consumption, a robust investment climate and relatively stable political condition.
23
24
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Sebagai negara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 240 juta jiwa yang memiliki daya beli relatif kuat, Indonesia merupakan lahan subur untuk pertumbuhan bisnis makanan cepat saji. Industri makanan cepat saji itu sendiri merupakan salah satu sub-sektor industri makanan yang memiliki pertumbuhan tercepat. Memanfaatkan dengan baik peluang pasar Indonesia yang terus berkembang, Perusahaan mampu mengembangkan diri menjadi salah satu franchisor terkemuka di Indonesia.
As a country with population reaching over 240 million with considerable purchase power, Indonesia provides fertile soil for fast-food business. Fast-food business itself is among the fastest growth sector in the world’s food business industry. Tapping into the opportunities of Indonesia’s growing market, the Company manage to evolve to become one of the leading franchisor in Indonesia.
Grup menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 dan terus meningkatkan pangsa pasarnya.
The group has demonstrated a strong growth in the period of 5 years from the year 2007 to the year 2012 and continued to increase its market share.
Untuk mendukung pertumbuhan keuangan yang kuat di masa depan, Perusahaan meningkatkan dan menyempurnakan strategi bisnis, rencana pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia. Pada tahun 2013, kami telah menyiapkan Revenue Management Strategy, Menu Management Strategy, dan People Operational Excellence.
In support of solid financial growth in the future, the Company has been improving and refining its business strategy, marketing plan and human resource development. For 2013, we have prepared new Revenue Management Strategy, Menu Management Strategy, and People - Operational Excellence.
Revenue Management Strategy adalah sistem yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas, penetapan harga dan pengaturan pengunjung hunian sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil terbaik. Menu Management Strategy adalah strategi menyesuaikan tampilan dan nuansa dari menu untuk menarik pengunjung. Sedangkan People-Operational Excellence yaitu sumber daya manusia operasional yang handal dapat dicapai dengan upaya perbaikan sumber daya yang berkelanjutan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang lebih baik.
Revenue Management Strategy is a system for increasing profitability, pricing and occupancy in such a way to have the greatest effect. Menu Management Strategy is the strategy of adjusting the look and feel of the menu in order to attract visitors. Furthermore, People-Operational Excellence is a good operational human resources development attainable by making continuing human resources improvements to achieve a better competitive advantage.
Kami juga menyadari pentingnya mematuhi prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik dengan memantau pelaksanaannya di semua tingkat organisasi dengan mengacu pada standar praktik terbaik. Adalah komitmen kami untuk menjunjung tinggi prinsipprinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik sebagai dasar untuk membangun rasa saling percaya dengan para pemangku kepentingan dan telah menjadi bagian integral dalam menjalankan kegiatan usaha dan berinteraksi dengan konsumen, mitra bisnis, vendor, regulator, dan pemegang saham. Kami mematuhi sepenuhnya semua standar pelaporan keuangan yang baru yang berlaku pada tahun 2012.
We also realize the importance of adhering the Good Corporate Governance (GCG) principles by monitoring its implementation at all levels of the organization by referring to the best practice standards. It is of our commitment to uphold GCG principles as a basis for building mutual trust with our stakeholders and has become an integral part of how we operates and interacts with our consumers, business partners, vendors, regulators, and shareholders. We are also in full compliance with all new financial reporting standards that are in effect in 2012.
Sementara itu di tahun 2013, Perusahaan menghadapi kenyataan akan besarnya kenaikan Upah Minimum Propinsi yang secara rata-rata lebih dari 30% , kenaikan biaya gas 38%, rencana pemerintah menaikkan biaya listrik yang mencapai 15%.
Meanwhile in 2013, the Company will face the reality of the magnitude of the increase in the minimum wage in provincial with averaging more than 30%, the increase in gas costs about 38%, the Government’s plan to raise the cost of electricity that reaches 15%.
Semuanya itu menjadi tantangan yang berat untuk industri makanan, namun kami percaya bahwa strategi yang telah kami canangkan di tahun 2013 dan komitmen untuk mewujudkan Tata Kelola Perusahaan yang baik, akan memungkinkan kami untuk melanjutkan momentum pertumbuhan kami di tahuntahun mendatang.
They are a tough challenge for the food industry, but we believe that the strategy we have laid out for 2013 and a commitment to bring about good corporate governance, will allow us to continue our growth momentum in the coming years.
Moving Towards
Akhir kata, atas nama Dewan Direksi, ijinkan kami menutup laporan ini dengan mengucapkan selamat kepada seluruh karyawan Grup untuk satu tahun yang penuh prestasi dan kerja keras mereka yang inspirasional dalam mempertahankan tren pertumbuhan usaha. Kami juga ingin berterima kasih kepada pelanggan dan mitra, yang telah berjalan bersama kami selama ini. Ucapan terima kasih juga ingin kami sampaikan kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham atas dukungan dan arahannya kepada kami.
Finally, on behalf of the Board of Directors, let us in closing, congratulate all of the employees of the group for another year of achievement and for their inspirational efforts in maintaining business growth trend. We wish also to thank our customers and partners, who, in sharing our confidence, have embarked on our journey of growth. Many thanks also go to the Board of Commissioners and shareholders for their continued support and guidance.
Jakarta, Maret 2013 / March 2013 Dewan Direksi / Board of Directors PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Kusuwandi Tamin Direktur Utama President Director
Teh Kian Kun Direktur Director
Susanna Kusnowo Direktur Director
Iskonda Japiar Budhi Direktur Director
25
26
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
CFC “ Bekasi Junction”
Moving Towards
Profil Perusahaan Company Profile
Pada akhir tahun 2012, Perusahaan memiliki 274 gerai dengan 3 merek dagang dan didukung oleh 2,723 karyawan tetap. At the end of 2012, the Company has 274 outlets and 3 trademarks, and supported by 2.723 permanent employees. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (d/h PT Putra Sejahtera Pioneerindo) didirikan pada tahun 1983. Menjadi salah satu Perusahaan pertama di Indonesia yang memperkenalkan model restaurant cepat saji berbahan dasar ayam dengan nama dagang California Pioneer Chicken, terwaralaba Pioneer Take Out dari Amerika Serikat, Perusahaan tumbuh menjadi salah satu restoran cepat saji favorit masyarakat berkat kualitas produk dan layanannya.
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (formerly PT Putra Sejahtera Pioneerindo) was founded in 1983. Among the first to introduce chicken-based fast-food service in Indonesia under the trademark California Pioneer Chicken, a franchisee of Pioneer Take Out from the United States of America, the Company has evolved to become one of the public’s favorite fast-food restaurants thanks to its quality product and services.
Pada tahun 1989, setelah tujuh tahun menempa pengalaman dan teruji dalam penguasaan pasar, Perusahaan meningkatkan diri dari franchisee menjadi franchisor yang memproduksi dan memasarkan merek sendiri, yaitu California Fried Chicken (CFC). Basis usahapun diperkuat dengan membentuk franchise dan mendirikan anak perusahaan, yaitu PT Putra Asia Perdana Indah dan PT Mitra Hero Pioneerindo, guna mendukung penuh kinerja Perusahaan dengan pola kemitraan terpadu yang dijalankan sebagai sebuah kekuatan sinergi untuk memacu pertumbuhan usaha.
In 1989, after seven years of experience and a proven market share, the Company upgraded itself from franchisee to franchisor that produce and market its own brand California Fried Chicken (CFC). Business foundation was strengthened using franchise system and later by establishing subsidiary companies, namely PT Putra Asia Perdana Indah and PT Mitra Hero Pioneerindo, to fully support the Company’s performance with an integrated partnership framework that operated as a synergy to boost its business growth.
Selain CFC, Perusahaan melakukan ekspansi bisnis dengan menggarap peluang pasar berikutnya, melalui Cal Donut pada tahun 1993.
Besides CFC, the Company expanded its business to develop other opportunities in the market, by launching Cal Donut in 1993.
Kepercayaan publik adalah hal penting bagi bisnis Perusahaan dan untuk itu harus senantiasa dijaga. Perusahaan senantiasa menjaga stabilitas dan kontinuitas usaha dengan berpegang teguh kepada komitmen kualitas. Perusahaan mencatatkan diri sebagai Perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada bulan April 1994.
Public trust is essential for the Company’s business and therefore shall be safeguarded. The Company always maintains the stability and continuity of its business by upholding the commitment for quality. The Company went public and listed itself in the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange) in April 1994.
Pada tahun 1996, Perusahaan sekali lagi membuat langkah penting dalam sejarah usahanya dengan membuka Sapo Oriental, sebuah restoran keluarga yang disambut baik oleh masyarakat, membuktikan kemampuan Perusahaan dalam mengenali pasar.
The year 1996 saw another important step in the milestone of the Company, with the launching of Sapo Oriental, a family restaurant concept that is well accepted by the public, proving the Company’s excellent market recognition.
Perusahaan senantiasa mengikuti perkembangan dunia usaha khususnya industri makanan cepat saji. Meningkatnya persaingan dan kesadaran masyarakat akan makanan sehat merupakan tantangan bagi Perusahaan untuk terus bertumbuh. Untuk menjawab tantangan tersebut, Perusahaan melakukan revitalisasi yang ditandai dengan perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
The Company always keeps abreast with the development of fast-food industry. The increasing competition coupled with the rising of public awareness on health food presented challenges for the future growth of the Company. To answer such challenges, the Company revitalized itself in 2001, and marked with the change of the Company’s name to PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Pengalaman sukses dan peningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan selama 29 tahun, menjadikan Perusahaan merupakan restoran pilihan utama dari pelanggan. Pada akhir tahun 2012, Perusahaan memiliki 3 merek dagang dan didukung oleh 2.723 karyawan tetap.
A 29-year of successful experience and continuous growth has placed the Company as the restaurant of choice by customers. By the end of 2012, the Company has 3 trademarks, and supported by 2,723 permanent employees.
27
28
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Struktur Organisasi Perusahaan Organization Structure of the Company
Moving Towards
29
Better practices deliver the best results.
Grup senantiasa memperhatikan kebutuhan dan permintaan pelanggan dan tidak henti melakukan inovasi untuk memenuhi kepuasan daripada pelanggan setianya. The Group always attentive to customer needs and demands, never cease to search for ways to maximize its loyal customer satisfaction through innovation.
30
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Profil Dewan Komisaris Profile of Commissioners
Mr. Tjan Soen Eng Presiden Komisaris President Commissioner
Presiden Komisaris Perseroan sejak tahun 2007. Beliau lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 28 Maret 1956. Pada saat ini beliau berkecimpung dan menangani berbagai tugas eksekutif serta bertindak sebagai pengambil kebijakan dan keputusan strategis pada berbagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri asuransi, jasa pembiayaan, sektor pariwisata dan properti. Pengalaman kerja lainnya adalah beliau berkarya sebagai konsultan keuangan dan partner pada Ernest & Young selama 7 tahun, dan memiliki berbagai pengalaman memimpin tim dan langsung dalam menangani berbagai tugas merger/akuisisi, uji tuntas, penilaian badan usaha, strukturisasi keuangan dan korporasi, serta pembenahan strategi perusahaan.
Mr. Suhanda Wiraatmadja Komisaris Independen Independent Commissioner
Lahir di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1954 sebagai Warga Negara Indonesia yang berhasil menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada tahun 1982, dan saat ini beliau adalah Komisaris Utama PT Towers Watson Purbajaga dan PT Dharma Nilaitama serta Komisaris Independen PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, PT Bayu Buana Tbk, dan PT Towers Watson Indonesia. Dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Zurich Insurance, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
Beliau memperoleh gelar Sarjana Manajemen dari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya pada tahun 1981. Kemudian beliau melanjutkan studi di University of Nebraska, Lincoln, Nebraska, USA, untuk meraih gelar MBA di tahun 1984 dan PhD tahun 1988. President Commissioner of the Company since 2007. He was born on 28 March 1956 in Tondano, North of Sulawesi. Currently he is involved and handling a variety of executive duties and act as a strategic policy and decision makers at various companies engaged in the insurance industry, financial services, tourism and property sectors. Other work experience is working as financial consultant and partner at Ernest & Young for 7 years, and has several experiences as team leader and directly involved in handling the various tasks of mergers/ acquisitions, due diligence, company valuation, financial and corporate restructuring and revamping of corporate strategy. He earned a Bachelor’s degree from Atmajaya Catholic University of Indonesia in 1981. Then he continued his studies at the University of Nebraska, Lincoln, Nebraska, United States of America, in order to obtain an MBA degree in 1984 and PhD in 1988.
Born in Jakarta on 25th March 1954 as an Indonesian Citizen, and who has successfully completed his studies for a degree in accountancy at the Faculty of Economics, University of Indonesia in 1982, and currently has held some positions as President Commissioner of PT Towers Watson Purbajaga & PT Dharma Nilaitama and as Independent Commissioner of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, PT Bayu Buana Tbk and PT Towers Watson Indonesia. And before that ever held some positions as President Commissioner of PT Zurich Insurance Indonesia, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk and PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
Moving Towards
Mrs. Tjhin Leeris Harni Komisaris Commissioner
Mr. Yanto Jayadi Wibisono, SE Komisaris Commissioner
Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta, 5 Oktober 1967. Beliau diangkat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2011. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi Yayasan Administrasi Indonesia pada tahun 1986 dan AKSEK LPK Tarakanita di tahun 1989. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai sekretaris dari Presiden Direktur di Divisi Property PSP Group (1990), legal Officer di Divisi Property PSP Group (1991 - 1993), Chief Legal di Divisi Property PSP Group (1993 - 1997) dan sebagai Coorporate Secretary di PSP Group (1997 - 2000). Beliau juga menjabat sebagai Coorporate Legal dan Lisence di PT Triputra sejak tahun 2001 sampai dengan sekarang.
Lahir di Jakarta, tanggal 17 Mei 1967. Mendapat gelar Sarjana dari Fakultas Ekonomi, Universitas Parahyangan, Bandung, pada tahun 1990. Sejak Mei 2012 bergabung di PT Pioneerindo Gourmet International Tbk sebagai Komisaris.
An Indonesian citizen, born in Jakarta on 5 October 1967. She was appointed as Company’s Commissioner since 2011. She completed her study at Accounting Faculty of Yayasan Administrasi Indonesia in 1986 and AKSEK LPK Tarakanita in 1989. Previously, she has held several positions, as Secretary to the President Director of PSP Group’s Property Division (1990), as Legal Officer of PSP Group’s Property Division (1991 - 1993), as Chief Legal at Property Division of PSP Group (1993 - 1997) and as Coorporate Secretary of PSP Group (1997 - 2000). She is currently holding a position as Corporate Legal and License at PT Triputra since 2001.
Born in Jakarta, May 17, 1967. Graduated from the Faculty of Economics, University of Parahyangan, Bandung, in 1990. He joined PT Pioneerindo Gourmet International Tbk as Commissioner since May 2012,
Sebelum bergabung dengan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk menjabat posisi eksekutif sebagai AVP, CFO dan Direktur di beberapa perusahaan antara lain di group Tamara, group Sinarmas dan group Asco yang bergerak di bidang perbankan, investasi, perdagangan dan properti. Juga pernah menjabat sebagai Komisaris di Bank Chinatrust Indonesia dan beberapa perusahaan lainnya. Saat ini menjabat sebagai Direktur di PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan Komisaris di PT Bayu Buana Tbk.
Prior to joining PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, he held several executive positions as AVP, CFO and Director at several companies, among others in Tamara Group, Sinarmas Group, and Asco Group engaged in banking, investment, trade and property. Also served as a Commissioner in Bank Chinatrust Indonesia and several other companies. Currently, he also serves as Director at PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk and Commissioner at PT Bayu Buana Tbk.
31
32
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Profil Dewan Direksi Profile of Directors
Mr. Kusuwandi Tamin Presiden Direktur President Director
Presiden Direktur Perseroan sejak tahun 2007. Lahir di Tanjung Pandan 47 tahun yang lalu. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Administrasi Indonesia tahun 1990 dan meraih gelar Magister Management di IPMI Business School tahun 2002 dengan spesialisasi bidang Manajemen Internasional. Tahun 1987 berkarir sebagai Chief Accountant di PT Tiga Ikan Engineering dan mulai bergabung di Perusahaan sejak tahun 1988 dengan menempati berbagai posisi mulai dari Chief Accountant, Finance Manager, Direktur Keuangan, Komisaris, Direktur Operasional, dan Managing Direktur.
President Director of the Company since 2007. Born in Tanjung Pandan 47 years ago. He graduated with a Degree in Accounting from STIE Yayasan Administrasi Indonesia in 1990 and Magister Management from IPMI Business School in 2002, majoring in International Management. In 1987 served as Chief Accountant in PT Tiga Ikan Engineering and joined the Company in 1988 as Chief Accountant, then Finance Manager, Finance Director, Commissioner, Director of Operation, and Managing Director.
Mr. Teh Kian Kun Direktur Direktur
Warga Negara Indonesia lahir di Pematang Siantar pada tahun 1968, menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Administrasi Indonesia pada tahun 1993. Sejak tahun 2007 beliau bergabung dengan PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk sebagai Direktur Keuangan. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai asisten Direktur PT. ABDA Insurance, Tbk. Direktur PT Putra Swareka Perdana, Direktur Utama PT BPR Kumara Abadi dan PT BPR Mitrakarya Aratamulia.
Indonesian citizen, born in Pematang Siantar in 1968, graduated from the Accounting School of the Faculty of Economics at the Tertiary School of Economics Education, Foundation of Administrative Indonesia in 1993. Since 2007, he joined PT Pioneerindo Gourmet International Tbk as the Director of Finance. Previously, he served as Assistant Director of PT ABDA Insurance Tbk, Director of PT Putra Swareka Perdana, President Director of PT BPR Kumara Abadi and PT BPR Mitrakarya Aratamulia.
Moving Towards
Mrs. Susanna Kusnowo
Mr. Iskonda Japiar Budhi
Direktur Perseroan sejak tahun 1998. Lahir di Jakarta, 11 Januari 1969. Beliau menyelesaikan pendidikan Bachelor of Science dalam bidang Finance pada Loyola Marymount University, Los Angeles, California, USA, tahun 1990. Selama memasuki dunia kerja sejumlah posisi telah diduduki olehnya, yaitu: 1989 – 1990 sebagai Floor Operation Supervisor di Wells Fargo Bank, Los Angeles, California, USA; tahun 1990 – 1991 sebagai Quality Control Supervisor di raksasa industri restoran McDonalds Corporation, Los Angeles, California, USA; tahun 1991 – 1993 Chief Financial Officer Asean Computer Technology, Walnut, California, USA. Audit Manager di PT Putra Sejahtera Pioneerindo tahun 1993 – 1994 dan tahun 1994 – October 1996 dipromosikan menjadi Direktur PT Putra Sejahtera Pioneerindo, dan tahun 1996 – 1998 menjadi Deputy General Manager Marketing PT Putra Surya Perkasa. Sejak bulan Juli 1998 - 2001 beliau menjabat sebagai Direktur PT Putra Sejahtera Pioneerindo, dan tahun 2001 - sekarang, menjabat sebagai Direktur PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (sebelumnya dikenal sebagai PT Putra Sejahtera Pioneerindo).
Komisaris Perseroan sejak 2006. Beliau lahir di Bandung, 5 Januari 1958 dan lulusan Arsitektur di UK tahun 1982. Pada tahun 1985 - 1990 menjabat sebagai Managing Director di Putra Asia Perdana Indah. Kemudian menjabat juga sebagai Direktur Utama di Perusahaan yang sama sejak tahun 1990 - sekarang. Sejak 2006 - April 2011, beliau menjabat sebagai Komisaris di PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan sejak Mei 2011 sekarang beliau sebagai Direktur Operasi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Director of the Company since 1998. Born in Jakarta on 11 January 1969. She finished her study for Bachelor of Science in Finance degree at Loyola Marymount University, Los Angeles, California, USA, in 1990. Entering the business world, she held several positions during her career, which include: 1989 – 1990, as Floor Operation Supervisor at Wells Fargo Bank in Los Angeles, California, USA; 1990 – 1991, as Quality Control Supervisor at restaurant industry giant McDonalds Corporation, Los Angeles, California, USA; 1991 – 1993,as Chief Financial Officer, Asean Computer Technology, Walnut, California, USA. Audit Manager at PT Putra Sejahtera Pioneerindo for period 1993 – 1994 and subsequently promoted to become a Director of PT Putra Sejahtera Pioneerindo which position she held tor period 1994 – 1996. Following this, she held the position of Deputy General Manager Marketing at PT Putra Surya Perkasa for the period 1996 – 1998. Since July 1998 - 2001, she held position as Director of PT Putra Sejahtera Pioneerindo and since then (2001), she became The Director of PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk. (previously known as PT Putra Sejahtera Pioneerindo).
Commissioner of the Company since 2006. Born in Bandung on 5 January 1958, who in 1982 graduated from his studies in architecture in the UK. During the period 1985 – 1990 he held position of Managing Director of PT Putra Asia Perdana Indah, and later he became President Director, also at the same Company and which position he has been holding since 1990. Since 2006 - April 2011, as Commissioner of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, and since May 2011 he was appointed as Operations Director of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Direktur Director
Direktur Direktur
33
34
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Jaringan Restoran Pembukaan 30 gerai baru di tahun 2012. The opening of 30 new outlets in 2012.
Moving Towards
244
Gerai / Outlets
7
Gerai / Outlets
23
Gerai / Outlets
35
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Aktivitas Penting 2012 Significant Activities In 2012
0 1
4 0 6
0
0 3
5
0
2
08
0
36
07
Moving Towards
37
9 0
10
0117
01 02 03 04
Forbes - Best of The Best, 6 Desember 2012, Jakarta Forbes - Best of The Best, 6 December 2012, Jakarta
Natal, 12 Desember 2012, Pondok Gede Christmas, 12 December 2012, Pondok Gede
“Buka Puasa bersama anak-anak Panti Asuhan” 6 Agustus 2012, Jl. Sabang, Jakarta “Breaking Fast Together with Orphanage “ 6 August 2012, Jl. Sabang, Jakarta Pameran Franchise, 14-16 September 2012, JCC, Jakarta Franchise Exhibition, 14-16 September 2012. JCC, Jakarta
05 06 07 08
Donor Darah, 27 Juni 2012. Gedung Jaya, Jakarta Blood Donor Program, 27 June 2012. Gedung Jaya, Jakarta
Championship 2012, Gedung BPPT, Jakarta Championship 2012, BPPT Building, Jakarta
Tur Motivasi Karyawan Manajerial, 17-26 Mei 2012, Cina Managerial Employee Motivation Tours, 17-26 May 2012, China
RUPS 2012, 11 Mei 2012. Hotel Morrissey, Jakarta RUPS 2012, 11 May 2012. Morrissey Hotel, Jakarta
09 10 11
Office Outing, 14-15 Desember 2012. Lembang, Jawa Barat Office Outing, 14-15 December 2012. Lembang, West Java
Rakernas Supervisor, 17-18 Oktober 2012. Ciawi, Bogor Rakernas Supervisor, 17-18 October 2012. Ciawi, Bogor
Rakernas II, 5-8 November 2012, Bogor Rakernas II, 5-8 November 2012, Bogor
38
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Perusahaan terus berkomitmen untuk menerapkan secara efektif tata kelola Perusahaan yang baik yang antara lain meliputi: 1. Tanggung jawab menjaga stabilitas pertumbuhan usaha. 2. Transparan dalam menjalankan kegiatan usaha. 3. Akuntabilitas dari anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 4. Kemandirian dalam menjaga aset Perusahaan dan nilai jangka panjang pemegang saham.
The Company is fully committed to the effective implementation of Good Corporate Governance practices, among others include: 1. The responsibility of maintaining the stability of business growth. 2. The transparency in conducting any business activities. 3. The accountability of members of the Board of Commissioners and Directors. 4. The self-sufficiency in keeping the Company’s assets and long-term shareholders’ value.
Struktur dan prosedur internal yang dijalankan saat ini dibuat sejalan dengan usaha pemenuhan Tata Kelola Perusahaan yang baik.
Structure and internal procedures executed at present was made in line with the efforts to fulfill a Good Corporate Governance.
KARYAWAN
EMPLOYEES
Karyawan merupakan bagian dari struktur internal yang dituntut menjalankan prosedur standar pemenuhan tata kelola Perusahaan yang baik meliputi:
Employee is part of the internal structure that is obliged to implement the standard procedure of good corporate governance, which include:
1. ETIKA KERJA Etika Kerja merupakan sistem nilai atau norma yang digunakan seluruh karyawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing, seperti: memelihara dengan baik semua milik Perusahaan, mengikuti petunjuk yang diberikan oleh atasan, menjaga kerahasiaan Perusahaan , menjaga kualitas layanan kepada setiap konsumen, jujur, serta disiplin.
1. WORK ETHIQUE Work ethic is a system of values or norms serving as guidance for all employees in conducting their respective duties, such as: keeping well all properties belonging to Company, obeying the instructions given by their superior, maintaining the confidentiality of Company, maintaining the service quality to every consumer, being honest and discipline.
2. ETIKA USAHA Etika Usaha merupakan sistem nilai atau norma Perusahaan yang diwujudkan melalui seluruh karyawannya dalam menjaga hubungan dengan lingkungan usaha, seperti : menjaga hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra usaha, mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, serta mementingkan kejujuran dan integritas dalam usaha.
2. BUSINESS ETHIQUE Business Ethics is a system of value or norms of a Company that are realized through all its employees in keeping the relationship with business environment, such as: maintaining mutually beneficial relationships with business partners, comply with applicable laws and regulations, as well as upholding honesty and integrity in conducting business.
DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS
Dewan Komisaris Perusahaan terdiri dari 4 anggota, merupakan para profesional yang dipilih melalui RUPS dan bertanggung jawab kepada pemegang saham.
The Board of Commissioners the Company consists of 4 members, all of them are professionals, appointed in the Annual General Shareholders Meeting and are responsible to shareholders.
Susunan Dewan Komisaris saat ini meliputi 1 Komisaris Utama dan 3 anggota Komisaris yang mana 1 anggota diantaranya merupakan merupakan Komisaris Independen.
Current composition of BOC consists of 1 President Commissioner and 3 Commissioners; one of them is an Independent Commissioner.
Dewan Komisaris berfungsi mengawasi dan memberi nasihat atas kebijakan yang dijalankan oleh Direksi, melakukan pengawasan atas tindakan hukum yang dilakukan Direksi, menerima laporan Direksi atas semua peristiwa penting yang terjadi dalam proses jalannya usaha, serta memberikan laporan atas tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
BOC oversees and provides advices on the policy undertaken by the Directors, conducts supervision over legal action taken by the Directors, receives reports from the Directors on all the important events that happened in the course of the business activities, as well as providing reports on supervising duty that has been carried out over the pass year to the Annual General Shareholders Meeting.
Moving Towards
Dewan Komisaris mengadakan rapat berkala dengan Dewan Direksi yang diatur sebagai berikut:
BOC meets regularly with the Directors, which have been laid out as follows :
•
•
Biweekly periodic meetings (week 1 and 3) between 1 member of the Board of Commissioners with all the Board of Directors discussing on-going weekly progress and important issues that occur up to the week.
•
Biweekly periodic meetings (week 2 and 4) among all members of the Board of Commissioners with all the Board of Directors to discuss the important issues that occur in carrying out business activities, as well as discussing directly minutes of meeting of the Audit Committee, if any.
•
Rapat berkala 2 mingguan (Minggu ke 1 dan 3) antara 1 anggota Dewan Komisaris dengan seluruh Dewan Direksi yang membahas progress mingguan yang sudah berjalan dan isu-isu penting yang terjadi sampai dengan minggu tersebut. Rapat berkala 2 mingguan (Minggu ke 2 dan 4) antara seluruh anggota Dewan Komisaris dan seluruh Dewan Direksi untuk membahas isuisu penting yang terjadi dalam menjalankan kegiatan usaha, serta mendiskusikan langsung risalah Komite Audit apabila ada.
DEWAN DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS
Dewan Direksi Perusahaan terdiri dari 1 Direktur Utama dan 3 Direktur Bidang. Direksi bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai maksud dan tujuan daripada visi dan misi.
The Company’s Board of Directors consists of 1 President Director and 3 Division Director. BOD is responsible for achieving the Company’s vision and mission.
Rapat Direksi diadakan secara berkala kwartalan (rakernas) untuk membahas program kerja yang sudah dicapai dan menentukan rencana kerja kwartal berikutnya dan secara mingguan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program kerja dan hal-hal penting lainnya dalam upaya mencapai maksud dan tujuan Perusahaan.
BOD holds regular meeting every quarter (rakernas) to discuss the work program that has been realized and determine the plan for the next quarter; and every week to evaluate the effectiveness of the implementation of the work program and other important things in order to reach the goals and purpose of Company.
Daftar Kehadiran Rapat Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Meeting Attendance List
JUMLAH KEHADIRAN RAPAT BERKALA / Number of Attendance
NAMA Name
MINGGU KE 1 DAN 3 / Week 1 and 3
MINGGU KE 2 DAN 4 / Week 2 and 4
Tjan Soen Eng Suhanda Wiraatmadja Tjhin Leeris Harni Yanto Jayadi Wibisono
16 17 19 16
15
Jumlah Rapat/ Number of Meetings
20
15
Daftar Kehadiran Rapat Dewan Direksi Board of Directors’ Meeting Attendance List NAMA Name
JUMLAH KEHADIRAN Number of Attendance
Kusuwandi Tamin Teh Kian Kun Susanna Kusnowo Iskonda Japiar Budhi
39 38 38 36
Jumlah Rapat/ Number of Meetings
41
39
40
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
KOMITE AUDIT
AUDIT COMMITTEE
Komite Audit merupakan komite yang tugas dan fungsinya membantu Dewan Komisaris. Komite Audit merupakan pihak independen yang tugas dan fungsinya memenuhi Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia no. Kep-339/BEJ/01-2001 dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK no. Kep-29/PM/2004.
The Audit Committee is a committee whose tasks and functions are to help the Board of Commissioners. The Audit Committee is an independent party that was established pursuant to the Decision of Board of Directors of the Indonesia Stock Exchange No. Kep-339/ JSE/01-2001 and Bapepam-LK Rules No. IX.I.5 annexes Decisions of Chairman of Bapepam-LK No. Kep-29/ PM/2004.
Fungsi dan tanggungjawab Komite Audit adalah mengawasi sistem pengendalian internal Perusahaan dan pertanggungjawaban atas laporan keuangan Grup. Untuk hal ini Komite Audit memiliki wewenang untuk mengakses catatan atau informasi Perusahaan dan membuat suatu risalah guna memberikan masukan kepada Dewan Komisaris.
The functions and responsibilities of the Audit Committee is supervising the internal control system of the Company and the responsibility over financial reporting of the group. For this ends, the Audit Committee has the authority to access the records or information of the Company and make a minute in order to provide input to the Board of Commissioners.
Adapun susunan Komite Audit sudah tertera pada Laporan Keuangan Konsolidasian.
As for the composition of the Audit Committee are already set forth in the consolidated financial statements.
Kegiatan Komite Audit yang telah dijalankan :
The Audit Committee has performed the following activities : 1. Reviewing financial statements issued periodically by the group. 2. Assessing the accounting systems and internal control. 3. Examining the Company’s compliance to laws and regulations in the capital markets and other regulations related to business activities..
1. 2. 3.
Menelaah laporan keuangan yang dikeluarkan Grup secara periodik. Menilai sistem akuntansi serta pengendalian internal. Menelaah kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di Pasar Modal dan peraturan lainnya berhubungan dengan kegiatan usaha.
Moving Towards
INTERNAL AUDIT
INTERNAL AUDIT
Departemen Internal Audit dimaksudkan untuk membantu Direksi untuk melakukan pengawasan internal untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dan kekayaan Perusahaan serta memastikan efektivitas pengendalian internal operasional Perusahaan sudah sesuai dengan kebijakan dan sistem yang telah ditetapkan. Saat ini Kepala Unit Internal Audit adalah Bapak Simon Situmorang, SE.
The Internal Audit Department is intended to help Directors to perform internal oversight, in order to prevent the occurrence of irregularities and breach of authority and Company’s wealth, as well as to ensure the effectiveness of internal control of Company’s operational is in compliance with the policies and systems that have been set. The current Head of the Internal Audit Unit is Mr. Simon Situmorang, SE.
Internal Audit melakukan audit atas catatan dan laporan keuangan yang dibuat dan dihasilkan kantor pusat dan cabang. Hasil daripada pemeriksaan audit, saran-saran dan rekomendasi diberikan kepada Direksi sebagai masukan untuk peningkatan efektivitas pengawasan internal.
The Internal Audit audits the notes and the financial statements from the headquarter and branches. The results of the audit examination, suggestions and recommendations given to the Directors as input for enhancement of the effectiveness of internal control.
Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Grup. 2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Grup terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan oleh Perusahaan. 3. Melaporkan kepada Direktur Utama tentang berbagai resiko yang dihadapi Grup dan pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi. 4. Menerbitkan laporan kepada Direktur Utama atas hasil penelaahan serta memberikan rekomendasi dan saran untuk perbaikan.
The activities conducted are as follows: 1. Examination of financial information to be issued by group. 2. Review on the compliance of the group to the system and procedures that were set forth by the Company. 3. Report to the President Director about the various risks faced by the group and implementation of risk management by the Directors. 4. Submits report to the President Director on results of review and provide recommendations and suggestions for improvement.
SEKRETARIAT PERSEROAN
CORPORATE SECRETARY
Perusahaan menunjuk seorang Sekretaris Perusahaan dengan tugas dan fungsi mengacu pada Peraturan nomor IX.1.4 Lampiran Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) nomor Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta nomor Kep-339/BEJ/07-2001 tanggal 20 Juli 2001 tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa.
The company appointed a Corporate Secretary in which tasks and functions refer to rule number IX.1.4 annexes Capital Markets Supervisory Agency (Bapepam) Decision number Kep-63/PM/1996 dated 17 January 1996, regarding the formation of the Corporate Secretary and the Decision of the Directors of PT Jakarta Stock Exchange number Kep-339/JSE/072001 dated 20 July 2001 on General Provision for Security Listing in the form of Equity in Exchanges.
Perusahaan telah menunjuk Sekretaris Perusahaan sesuai dengan tujuan untuk melaksanakan prinsipprinsip tata kelola Perusahaan yang baik, transparan, solid dan dapat dipertanggungjawabkan.
The Company has appointed a Corporate Secretary with the objective of implementing the principles of good corporate governance in transparent, solid, and responsible manner.
Adapun tugas pejabat Sekretaris Perusahaan sudah tercantum pada Laporan Keuangan Konsolidasian.
As for the Corporate Secretary in charge has been shown in the consolidated financial statements.
Tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Mengikuti perkembangan di Pasar Modal khususnya untuk peraturan-peraturan yang berlaku. 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas informasi yang dibutuhkan tentang Perusahan. 3. Memberikan masukan kepada Perusahaan untuk mematuhi ketentuan serta peraturan yang berlaku di Pasar Modal. 4. Sebagai penghubung / contact person antara Perusahaan dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia dan masyarakat.
Duties and functions of the Corporate Secretary are as follows: 1. Closely follow the developments in the stock market especially to the regulations in force. 2. Provide information about the Company to the public. 3. Giving inputs for the Company to obey the rules and regulations in the capital market. 4. As liaison / contact person between the Company with Financial Services Authority, Indonesia Stock Exchange and the public.
41
42
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Gerai CFC Outlet CFC Gerai Sapo Oriental Outlet Sapo Oriental
Moving Towards
Laporan Komite Audit Audit Committee’s Report
Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 dan Bursa Efek Indonesia mengenai pembentukan Komite Audit, Perusahaan telah membentuk Komite Audit untuk membantu Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan.
Pursuant to Bapepam-LK Regulations No. IX.I.5 and Indonesia Stock Exchange concerning the Establishment of the Audit Committee, the Company has established the Audit Committee to assist the Commissioner in performing the oversight duties.
Tugas dari Komite Audit antara lain untuk memberikan pendapat secara independen dan profesional kepada Dewan Komisaris mengenai laporan keuangan, pengendalian internal dan kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan di Pasar Modal dengan melibatkan audit internal dan eksternal.
The Audit Committee’s duty, among others, is to provide independent and professional opinions to the Board of Commissioners with respect to financial reporting, internal control and compliance to regulations in capital market by involving internal and external audits.
Pada tahun 2012, Komite Audit telah melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan Grup, ikut mengawasi program kerja dan secara berkala mengadakan rapat dengan Dewan Direksi. Setiap risalah rapat Komite Audit dilaporkan kepada Dewan Komisaris, disertakan pendapat dan usulan, jika terdapat hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
In 2012, the Audit Committee has reviewed the Group’s financial statements, performed control duties over the work programs and regularly attended meeting with the Board of Directors. Each minutes of meeting of the Audit Committee is reported to the Board of Commissioners, including the opinions and recommendations in the event that there is things need to get BOC’s attention.
Untuk lebih memastikan kepatuhan Perusahaan dalam menjalankan peraturan internal maupun eksternal, Komite Audit juga menghadiri pertemuan akhir dengan auditor internal maupun auditor eksternal.
To ensure compliance with internal and external rules, the Audit Committee also attended the final meeting with internal or external auditors.
Berdasarkan hasil penelaahan sebagaimana tersebut di atas : • Komite tidak menemukan hal-hal yang cukup material untuk dilaporkan dalam Laporan Tahunan tahun buku 2012. • Berdasarkan saran auditor eksternal, Perusahaan telah menjalankan Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang direvisi (PSAK revisi dan ISAK).
Based on the aforementioned review:
• •
The Committee did not find any material findings that need to be reported in the 2012 Annual Report. Based on the suggestions from external auditor, the Company has implemented the application of statement and interpretations of Financial Accounting Standards that was revised (PSAK revised and ISAK).
Jakarta, Maret / March 2013 Komite Audit / Audit Committee PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Suhanda Wiraatmadja Ketua Chairman
43
44
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Laporan Tahunan ini telah disetujui dan ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Direksi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk pada bulan Maret 2013.
This Annual Report have been approved and signed by the Board of Commissioners and Directors of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk in March 2013
Dewan Komisaris - Board of Commissioners PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
Tjan Soen Eng
Komisaris Utama President Commissioner
Suhanda Wiraatmadja
Komisaris Independen Independent Commissioner
Tjhin Leeris Harni Komisaris Commissioner
Yanto Jayadi Wibisono Komisaris Commissioner
Dewan Direksi - Board of Directors PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
Kusuwandi Tamin Direktur Utama President Director
Teh Kian Kun Direktur Director
Susanna Kusnowo Direktur Director
Iskonda Japiar Budhi Direktur Director
Moving Towards
Laporan Keuangan Financial Report
Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen The Consolidated Financial Statements and Independent Auditor’s Report PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan anak perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada and susidiaries for the years ended 31 Desember 2012 dan 2011 December 31st, 2012 and 2011
45
46
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2012 and 2011, and January 1, 2011/December 31, 2010 (Expressed in Thousands of Rupiah,Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 (Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah Kecuali Dinyatakan Lain)
ASET
ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Investasi Tersedia untuk Dijual Piutang Usaha-Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Persediaan Pajak Dibayar di Muka Bagian Lancar atas Biaya Dibayar di Muka Aset Lancar Lainnya Total Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Aset Tetap Aset Takberwujud Biaya dibayar dimuka Jangka Panjang Aset Pajak Tangguhan Aset Tidak Lancar Lainnya Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET
Catatan/
2012
2011
Note
Rp
Rp
3.d, 3.e, 3.n, 4, 33, 35 3.n, 5, 35 3.n, 6, 35 3.n, 7, 35 3.j, 8 3.f, 18.c 3.l, 9 10
11 3.k, 3.r, 12 3.m, 3.r 3.l, 9 3,f, 18.b 13
ASSETS
18,215,595 23,117,269 3,252,069 210,760 20,520,370 -14,331,599 1,656,971 81,304,633
15,759,269 10,274,342 2,096,755 653,974 14,163,757 131,984 14,557,970 1,522,110 59,160,161
10,323,104 7,435,379 2,587,156 1,650,860 12,486,986 4,419 11,456,437 2,472,850 48,417,191
CURRENT ASSETS Cash and Cash Equivalents Available for Sale Investments Trade Receivables-Third Parties Other Current Financial Assets Inventories Prepaid Taxes Current Portion of Prepaid Expenses Other Current Assets Total Current Assets
3,437,542 110,599,515 117,960 6,245,916 237,706 1,933,722 122,572,361 203,876,994
3,052,093 64,793,193 140,134 4,599,287 167,749 1,520,170 74,272,626 133,432,787
3,051,494 53,372,833 163,489 3,909,154 94,749 -60,591,719 109,008,910
NON CURRENT ASSETS Other Non Current Financial Assets Fixed Assets Intangible Assets Long Term Prepaid Expenses Deferred Tax Assets Other Non Current Assets Total Non Current Assets TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
D1/March 21, 2013
1 Jan 2011/ 31 Des 2010/ Jan 1, 2011/ Dec 31, 2010 Rp
The aaccompanying notes to the consolidated financial statements form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
1
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) As of December 31, 2012 and 2011, and January 1, 2010 / December 31, 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011 / 31 Desember 2010 (Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah Kecuali Dinyatakan Lain)
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Usaha-Pihak Ketiga Beban Akrual Utang Pajak Utang Bank Jangka Pendek Bagian Lancar atas Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Total Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Liabilitas Pajak Tangguhan Liabilitas Tidak Lancar Lainnya Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL LIABILITAS
Catatan/
2012
2011
Note
Rp
Rp
LIABILITIES AND EQUITY
3.n, 15, 35 3.n, 17, 35 3.f, 18.d 3.e, 3.n, 14, 33, 35
16,679,927 6,589,114 12,597,080 5,163,361
16,316,777 5,611,929 10,994,919 4,711,067
16,548,180 6,998,903 8,493,741 4,907,005
3.e, 3.n, 19, 33, 35 3.n, 16, 35
9,373,429 4,771,392 55,174,303
8,161,200 4,030,644 49,826,536
8,991,000 1,981,805 47,920,634
CURRENT LIABILITIES Trade Payables-Third Parties Accrued Expenses Taxes Payable Short Term Bank Loans Current Portion of Bank Loans and Long Term Financial Institutions Other Financial Current Liabilites Total Current Liabilities
13,486,500 3,814,930 2,420,882 128,175 19,850,487 67,771,121
NON CURRENT LIABILITIES Bank Loans and Long Term Financial Institutions Long Term Employee Benefits Liabilities Deferred Tax Liabilities Other Non Current Liabilities Total Non Current Liabilities TOTAL LIABILITIES
3.e, 3.n, 19, 33, 35 3.o, 20 3.f, 18.b
EKUITAS Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Modal Saham - nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per Saham Modal Dasar - 883.232.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 220.808.000 saham 22 Tambahan Modal Disetor 23 Saldo Rugi Telah ditentukan penggunaannya 24 Belum ditentukan penggunaannya Pendapatan Komprehensif Lainnya 3.n, 5, 35 Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali 21 TOTAL EKUITAS-BERSIH TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
19,642,857 5,059,920 5,161,697 -29,864,474 85,038,777
5,440,800 4,106,618 3,697,049 149,955 13,394,422 63,220,958
110,404,000 5,900,000
110,404,000 5,900,000
75,968 (24,676,214) 20,680,882
75,968 (59,047,991) 7,837,955
112,384,636 6,453,581 118,838,217
65,169,932 5,041,897 70,211,829
203,876,994
133,432,787
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
D1/March 21, 2013
1 Jan 2011/ 31 Des 2010/ Jan 1, 2011/ Dec 31, 2010 Rp
EQUITY Equity Attributable to: Owners of the Parent Entity Share Capital - Rp 500 (Full amount) Par Value per Share Authorized Capital - 883,232,000 shares Issued and Paid-Up Capital 110,404,000 220,808,000 shares 5,900,000 Additional Paid-In Capital Accumulated Losses 75,968 Appropriated (84,959,796) Unappropriated 4,998,992 Other Comprehensive Income Equity Attributable to 36,419,164 Owners of the Parent Entity 4,818,625 Non Controlling Interests 41,237,789 TOTAL EQUITY-NET 109,008,910
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY STOCKHOLDERS' EQUITY
The aaccompanying notes to the consolidated financial statements form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
2
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan/ Note PENDAPATAN USAHA-BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN
353,780,408
292,477,518
OPERATING REVENUES-NET
3.g, 26
(119,305,413)
(99,993,010)
COST OF GOODS SOLD
234,474,995
192,484,508
GROSS PROFIT
2,485,921 (162,288,015) (23,886,032) (1,486,308)
758,772 (133,943,833) (21,275,767) (1,125,536)
49,300,561
36,898,144
OPERATING INCOME
(1,878,288) 336,656
(1,021,522) 159,983
Finance Costs Finance Income
29 3.g, 27 3.g, 28 3.k, 3.n, 12
LABA USAHA Biaya Keuangan Penghasilan Keuangan LABA SEBELUM PAJAK Beban Pajak
2011 Rp
3.g, 3.h, 3.i, 25
LABA BRUTO Pendapatan Lainnya Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Beban Lainnya
2012 Rp
3.f, 18.a
LABA TAHUN BERJALAN
Other Income Selling Expenses General and Administrative Expenses Other Expenses
47,758,929
36,036,605
(11,975,468)
(8,921,528)
INCOME BEFORE TAX Income Tax Expenses
35,783,461
27,115,077
INCOME FOR THE YEAR
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan yang dikategorikan Sebagai Tersedia untuk Dijual
12,842,927
2,838,963
OTHER COMPREHENSIVE INCOME Unrealized Gain on Financial Asset Classified as Available For Sale
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
48,626,388
29,954,040
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
21
TOTAL LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali LABA PER SAHAM
34,371,777 1,411,684 35,783,461
47,214,704 1,411,684 48,626,388
28,750,768 1,203,272 29,954,040
155.66
117.35
3.p, 31
Dasar, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME ATTRIBUTABLE TO: Owner of the Parent Company Non Controlling Interest EARNINGS PER SHARE
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
D1/March 21, 2013
25,911,805 1,203,272 27,115,077
INCOME FOR THE YEAR ATTRIBUTABLE TO: Owner of the Parent Company Non Controlling Interest
Basic, profit for the year attributable to shareholders of common shares of the parent entity
The aaccompanying notes to the consolidated financial statements form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
3
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah Kecuali Dinyatakan Lain)
Ekuitas yang Dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk/ Equity Attributable to Owners of the Parent Entity Modal Saham/ Share Capital
Tambahan Modal Disetor/ Additional Paid In Capital
Rp
SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010
`
Dividen Kas Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011
`
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012
`
Rp
Saldo Laba/ Retained Earnings Yang Telah Yang Belum Ditentukan Ditentukan Penggunaannya/ Penggunaannya/ Appropriated Unappropriated
Rp
Pendapatan Komprehensif LainnyaAset Tersedia untuk Dijual/Other Comprehensive IncomeAsset Available for Sale
Jumlah / Total
Rp
Rp
Rp
110,404,000
5,900,000
75,968
(84,959,796)
---
---
---
-25,911,805
110,404,000
5,900,000
75,968
(59,047,991)
--
--
--
110,404,000
5,900,000
75,968
4,998,992
Total Ekuitas/ Total Equity
Rp
Rp
36,419,164
4,818,625
41,237,789
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2010
--
--
2,838,963
28,750,768
(980,000) 1,203,272
(980,000) 29,954,040
Cash Dividend Total Comprehensive Income for the Year
7,837,955
65,169,932
5,041,897
70,211,829
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2011
34,371,777
12,842,927
47,214,704
1,411,684
48,626,388
Total Comprehensive Income for the Year
(24,676,214)
20,680,882
112,384,636
6,453,581
118,838,217
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
D1/March 21, 2013
Kepentingan Non Pengendali/ Non Controlling Interest
The aaccompanying notes to the consolidated financial statements form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
4
paraf
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan/ Note ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pelanggan Pembayaran Pajak Penghasilan Pembayaran kepada Karyawan Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Deposito Berjangka Penempatan Pencairan Penerimaan Penjualan Aset Tetap Pembelian Aset Tetap Penerimaan Dividen Pembayaran Dividen oleh Perusahaan Anak kepada Pemegang Saham Minoritas Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
12
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan Utang Jangka Panjang Baru Utang Bank (Rekening Koran) Penerimaan Pembayaran Fasilitas Time Loan Revolving Penerimaan Pembayaran Pembayaran Pinjaman Jangka Panjang Pembayaran Biaya Keuangan Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
19
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
2012 Rp
2011 Rp
352,625,094 (10,442,344) (78,845,326)
292,457,014 (5,535,317) (60,768,416)
(224,212,321)
(189,862,593)
39,125,103
36,290,688
(500,000) 5,500,000 2,335,189 (58,069,525) 344,731
(500,000) 1,500,000 296,877 (21,400,894) 337,972
--
(980,000)
(50,389,605)
(20,746,045)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Collection from Customers Cash Paid for Income Tax Payments for Employess Payment to Suppliers and Third Parties Net Cash Flows Provided by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Time Deposit Placement Proceeds Proceeds from Sale of Fixed Assets Purchases of Fixed Assets Dividends Received Dividend Payment by Subsidiaries to Minority Shareholders Net Cash Flows Used In Investing Activities
25,000,000
--
5,163,361 (4,711,067)
4,711,067 (4,907,005)
2,500,000 (2,500,000) (10,170,714) (1,559,952)
--(8,817,500) (1,094,918)
13,721,628
(10,108,356)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Receipt of New Long-Term Loan Bank Loan (Overdraft Facilities) Proceeds Payment Time Loan Revolving Facility Proceeds Payment Payments of Long-Term Loans Payment of Financial Costs Net Cash Flows Provided by (Used In) Financing Activities
2,457,126
5,436,287
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
DAMPAK SELISIH KURS PADA KAS DAN SETARA KAS
(800)
(122)
EFFECTS OF FOREIGN EXCHANGE DIFFERENCE ON CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
15,759,269
10,323,104
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
18,215,595
15,759,269
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
4
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
D1/March 21, 2013
The aaccompanying notes to the consolidated financial statement form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
5
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1. Umum
1. General
1.a. Pendirian Perusahaan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (“Perusahaan”), semula bernama PT Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris Arikanti Natakusumah, S.H., No. 84 tanggal 13 Desember 1983. Akta Pendirian ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-2169HT.01.01.TH.84 tanggal 10 April 1984 dan didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor pendaftaran 1218/1984 tanggal 4 Mei 1984.
1.a. The Company’s Establishment PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (“the Company”) formerly known as PT Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk was established under on Notarial Deed of Arikanti Natakusumah, S.H., No.84 dated December 13, 1983. The Articles of Association was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decree No.C2-2169-HT.01.01.TH.84 dated April 10, 1984 and registered at the State Court of Central Jakarta under registration No.1218/1984 dated May 4, 1984.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 79 tanggal 13 Agustus 2008, dari notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai susunan dewan komisaris dan dewan direksi Perusahaan. Akta tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (Sismin Bakum) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-79006.AH.01.02 .Tahun 2008, tanggal 28 Oktober 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 30 Januari 2009 No. 9, Tambahan No. 2690.
The Company’s Articles of Association has been amended several times, the latest of which was based on Notarial Deed No. 79 dated August 13, 2008 of The General Meeting of Shareholders from Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., a Notary in Jakarta, concerning the changes of the composition of th Board of Directors and Commissioners. The deed had been received and recorded on Legal Entity Administrative System Database (Sismin Bakum) of the Directorate General of Legal Administration of Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia No.AHU-79006.AH.01.02. Tahun 2008 dated October 28, 2008 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 9 Supplement No. 2690 dated January 30, 2009.
Aktivitas utama Perusahaan saat ini adalah usaha penyediaan makanan dan minuman dengan menggunakan merek dagang “California Fried Chicken” yang disingkat CFC, Sapo Oriental dan Cal Donat. Semua merek dagang tersebut telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek Dagang, masing-masing dengan nomor pendaftaran No. 362925, No. 382249, dan No. 412199 pada tanggal 26 Juni 1996, 15 Agustus 1997, dan 21 Juni 1996. Pada tahun 2009 semua merk dagang telah diperpanjang masing-masing dengan nomor pendaftaran No. IDM 000177144, No. IDM 000164976 dan No. IDM 000164977 pada tanggal 2 Juni 2009, 16 April 2009 dan 16 April 2009. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984.
The Company’s main activity is engaged in restaurant business using the trademark of “California Fried Chicken” abbreviated as CFC, Sapo Oriental and Cal Donat. All trademarks had been registered at the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia, Directorate General of Copyright, Patent and Trademark with registration number No. 362925, No. 382249 and No. 412199 dated June 26, 1996, August 15, 1997, and June 21, 1996, respectively. In 2009 all trademarks was extended with registration number No. IDM 000177144, No. IDM 000164976 and No. IDM 000164977 on June 2, 2009, April 16, 2009 and, April 16, 2009. The Company’s commercial operation started in 1984.
Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Jaya lantai 6, Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta Pusat.
The Company’s head office is located at Jaya Building, 6th floor, Jl. M.H. Thamrin No. 12, Central Jakarta.
Jumlah gerai yang dimiliki oleh Perusahaan dan Entitas Anak dan gerai waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 274 gerai dan 244 gerai masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s and subsidiaries and franchisee’s outlets throughout Indonesia totalled 274 and 244 as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
D1/March 21, 2013
6
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1.b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Penawaran umum perdana efek Perusahaan terdiri dari 9.000.000 saham kepada masyarakat dan telah dinyatakan efektif sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. S-520/PM/1994 tanggal 29 Maret 1994, dan selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 Mei 1994.
1.b. The Company’s Public Offerings of Shares The Company’s initial public offering was consist of 9,000,000 shares to public and was declared effective by the Chairman of Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) decree No. S-520/PM/1994, dated March 29, 1994, and subsequently, listed at the Jakarta and Stock Exchange on May 30, 1994.
1.c. Struktur Entitas Anak Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak sebagai berikut:
1.c. Subsidiaries’ Structure The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries:
Domisili/ Domicile
Aktivitas Utama/ Main Activities
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Tahun Operasi Komersial/ Years of Commercial Operation
% PT Putra Asia Perdana Indah
Bandung
PT Mitra Hero Pioneerindo
Jakarta
Restoran Ayam Goreng/ Fried Chicken Restaurant Restoran Ayam Goreng/ Fried Chicken Restaurant
51
Januari 1985/ January 1985 April 1990/ April 1990
51
Jumlah Aset/ Total Assets 2012 Rp
2011 Rp
18,310,739
14,320,121
778,064
969,856
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini Perusahaan dan entitas anak secara bersama-sama disebut sebagai “Grup”.
In these consolidated financial statements, the Company and its subsidiary are collectively referred as (“the Group”).
Perusahaan tidak memiliki entitas induk pengendali karena tidak terdapat pemegang saham yang memiliki porsi kepemilikan efektif atau hak suara di atas 50%.
The Company does not have a controlling parent entity since there are no stockholders that has effective ownership or voting rights above 50%.
1.d. Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan Berdasarkan akta Notaris No. 93 tanggal 11 Mei 2012, yang dibuat dihadapan Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., mengenai perubahan susunan Komisaris dan Direksi. Susunan pengurus Perusahaan pada 31 Desember 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut:
1.d. Board of Commissioners Board of Directors, Audit Committee, Corporate Secretary and Employees Based on Notarial Deed No. 93 dated May 11, 2012 of notary Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., regarding changes in the composition of Board of Commissioners and Directors. The Composition of the Company’s Key Management as of December 31, 2012 and 2011 are as follow:
Komisaris: Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Komisaris Direktur: Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
2012
2011
Tjan Soen Eng Suhanda Wiraatmadja Tjhin Leeris Harni Yanto Jayadi Wibisono
Tjan Soen Eng Suhanda Wiraatmadja Tjhin Leeris Harni --
Commissioners: President Commissioner Independent Commissioner Commissioner Commissioner
Kusuwandi Tamin Teh Kian Kun Susanna Kusnowo Iskonda Japiar Budhi
Directors: President Director Director Director Director Audit Committee: Chairman Member Member
Kusuwandi Tamin Teh Kian Kun Susanna Kusnowo Iskonda Japiar Budhi
Komite Audit: Ketua Anggota Anggota
Suhanda Wiraatmadja Teddy Sujana Herlani Sunardi
Suhanda Wiraatmadja Teddy Sujana Irawan Kurniadi
Audit Internal
Simon Situmorang
Simon Situmorang
Internal Audit
Sekretaris Perusahaan
Kusuwandi Tamin
Kusuwandi Tamin
Corporate Secretary
D1/March 21, 2013
7
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah karyawan tetap Grup masing-masing sebanyak 2.723 dan 2.133 orang (tidak diaudit).
As of December 31, 2012 and 2011, the Group has 2,723 and 2,133 permanent employees, respectively (unaudited).
2. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang Direvisi (PSAK dan ISAK Revisi)
2. Adoption of Revised Statements of Accounting Standards and Interpretation to Statements of Financial Accounting Standards (Revised SFAS and IFAS)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia adalah Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI) serta peraturan regulator pasar modal, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (atau dahulu disebut Bapepam-LK), untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya. Berikut SAK baru yang diterapkan dalam Grup beserta dampaknya, yaitu:
Indonesian Financial Accounting Standards (SAK) are Standards and Interpretations issued by the Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) and the regulation of capital market regulator, that is the Indonesia Financial Services Authority (OJK) (or formerly called Bapepam-LK), for the entity under its supervision. The following new SAK applied in the Group along with its impact, which is:
2.a. Peraturan Regulator Pasar Modal Ketua Bapepam-LK telah menerbitkan Surat Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012, mengenai ketentuan Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan No. VIII.G.7 yang berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada atau setelah tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan keputusan ini, maka keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 dan No. KEP-06/PM/2000, serta Surat Edaran Ketua Bapepam-LK No. SE-03/BL/2011, No. SE-02/PM/2002 dan SE-02/BL/2008 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak 31 Desember 2012.
2.a. Regulation of Capital Market Regulator The Chairman of Bapepam-LK has issued the Decree No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012, regarding the Presentation and Disclosure of the Financial Statements of the Issuers and the Public Companies as set forth in the Regulation No. VIII.G.7 are effective for financial statements which ends on or after December 31, 2012. According to this decree, the previous decree of the Chairman of Bapepam-LK. No. KEP-554/BL/2010 and KEP-06/PM/2000, and Circular of Chairman of Bapepam-LK No. SE-03/BL/2011, SE02/PM/2002 and SE-02/BL/2008 are revoked and declared not applicable since December 31, 2012.
Dalam rangka implementasi ketentuan ini, Grup telah melakukan penyesuaian nama-nama pos laporan keuangan, pengelompokan pos-pos laporan keuangan dalam komponen utama yang sama serta penyesuaian dan reklasifikasi terhadap pengungkapan dan penyajian dalam laporan keuangan.
In order to implement this regulation, the Group has adjusted the names of the financial statement items, grouping items in the financial statements of the same main components as well as adjustments and reclassification to the disclosure and presentation of the financial statements.
2.b. Standar dan Interpretasi yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan Berikut ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi Standarr Akuntansi Keuangan (ISAK) dan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) untuk diterapkan pada tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
2.b. Standards and Interpretations Effective in the Current Year The following are the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK), Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) and Revocation of Financial Accounting Standards (PPSAK) that have been issued by the Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) effective on or after January 1, 2012:
PSAK No. 10 (Revisi 2010): “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” PSAK No. 13 (Revisi 2011): “Properti Investasi”
SFAS No. 10 (Revised 2010): “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates” SFAS No. 13 (Revised 2011): “Investment Property” SFAS No. 16 (Revised 2011): “Fixed Assets”
PSAK No. 16 (Revisi 2011): “Aset Tetap” D1/March 21, 2013
8
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PSAK No. 18 (Revisi 2010): “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” PSAK No. 24 (Revisi 2010): “Imbalan Kerja”
SFAS No. 18 (Revised 2010): “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans” SFAS No. 24 (Revised 2010): “Employee Benefits” SFAS No. 26 (Revised 2011): “Borrowing Costs” SFAS No. 28 (Revised 2012): “Accounting for Losses on Insurance Contract” SFAS No. 30 (Revised 2011): “Leases” SFAS No. 33 (Revised 2010): “Stripping Activities and Environmental Management in General Mining” SFAS No. 34 (Revised 2011): “Contruction Contracts” SFAS No. 36 (Revised 2012): “Accounting for Life Insurance” SFAS No. 45 (Revised 2011): “Financial Reporting for Non-Profit Entity” SFAS No. 46 (Revised 2010): “Income Taxes” SFAS No. 50 (Revised 2010): “Financial Instruments: Presentation” SFAS No. 53 (Revised 2010): “Share-based Payment” SFAS No. 55 (Revised 2011): “Financial Instruments: Recognition and Measurement” SFAS No. 56 (Revised 2010): “Earnings Per Share” SFAS 60: “Financial Instruments: Disclosures” SFAS No. 61: “Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance” SFAS No. 62: “Insurance Contract” SFAS No. 63: “Financial Reporting in Hyperinflationary Economies” SFAS No. 64: “Exploration and Evaluation Activities in the Mining and Mineral Resources” IFAS No. 13: “Hedges of Net Investment in a Foreign Operation” IFAS No. 15: “SFAS No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction” IFAS No. 16: “Service Concession Arrangements” IFAS No. 18: “Government Assistance - No Specific Relation to Operating Activities” IFAS No. 19: “Applying the Restatement Approach under SFAS No. 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies” IFAS No. 20: “Income Taxes-Change in the Tax Status of an Entity or its Stockholders” IFAS No. 22: “Service Concession Arrangements: Disclosure” IFAS No. 23: “Operating Leases – Incentives” IFAS No. 24: “Evaluating the Substance of Transactions in the Legal Form of a Lease” IFAS No. 25: “Landrights”
PSAK No. 26 (Revisi 2011): “Biaya Pinjaman” PSAK No. 28 (Revisi 2012): “Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian” PSAK No. 30 (Revisi 2011): “Sewa” PSAK No. 33 (Revisi 2010): “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum” PSAK No. 34 (Revisi 2010): “Kontrak Konstruksi” PSAK No. 36 (Revisi 2012): “Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa” PSAK No. 45 (Revisi 2010): “Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba” PSAK No. 46 (Revisi 2010): “Pajak Penghasilan” PSAK No. 50 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No. 53 (Revisi 2010): “Pembayaran Berbasis Saham” PSAK No.55: (Revisi 2011): “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” PSAK No.56 (Revisi 2010): “Laba per Saham” PSAK No. 60: “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” PSAK No. 61: “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah” PSAK No. 62: “Kontrak Asuransi” PSAK No. 63: “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi” PSAK No. 64: “Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral” ISAK No. 13: “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri” ISAK No. 15: “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya” ISAK No. 16: “Perjanjian Konsesi Jasa” ISAK No. 18: “Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi” ISAK No. 19: “Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi” ISAK No. 20: “Pajak Penghasilan - Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang Saham Entitas” ISAK No. 22: “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan” ISAK No. 23: “Sewa Operasi – Insentif” ISAK No. 24: “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa” ISAK No. 25: “Hak Atas Tanah” D1/March 21, 2013
9
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
ISAK No. 26: “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”
PPSAK No. 11: “Pencabutan PSAK No. 39 Akuntansi Kerja Sama Operasi”
IFAS No. 26: “Reassessment of Embedded Derivatives” PPSAK No. 7: “Revocation of PSAK No. 44: Accounting for Real Estate Development Activity paragraph 47-48 and 56-61” PPSAK No. 8: “Revocation of PSAK No. 27: Accounting for Cooperatives” PPSAK No. 9: “Revocation ISAK No. 5: Interpretation of Paragraph 14 on PSAK No. 50 (1998) regarding the Reporting of Fair Value Changes in Equity Investment – Available-forSale” PPSAK No. 11: “Revocation of PSAK No. 39: Accounting for Joint Ventures”
Perubahan standar akuntansi di atas yang relevan atau memiliki dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup, antara lain:
The changes of the above new standards which are relevant or have effect to the Group’s consolidated financial statements, as follows:
PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja” Standar ini memberikan panduan dalam perhitungan dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK No. 24 yang baru memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca kerja di mana keuntungan/kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lainnya.
SFAS No. 24 (Revised 2010) “Employee Benefits” The standard provides guidance for calculation and disclosure for employee benefits. The revised SFAS No. 24 and another option for recognition of actuarial gain/loss post employment benefits which is full recognition through other comprehensive income.
Grup telah memilih untuk tetap menggunakan pendekatan koridor dalam pengakuan keuntungan/ kerugian aktuarial.
The Group has determined to continue to use the corridor approach in the recognition of actuarial gains/losses.
Standar yang direvisi juga mensyaratkan pengungkapan baru tambahan. Pengungkapan yang disyaratkan tersebut telah diungkapkan dalam Catatan 20 yang telah disusun sesuai dengan standar.
The revised standard also introduces additional new disclosures. The new disclosure requirements as disclosed in Note 20 have been in accordance with the standard.
PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” Standar ini mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan; dan sifat dan luas risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.
SFAS No. 60 “Financial Instrument: Disclosures”
Pengungkapan tambahan sehubungan dengan PSAK No. 60 telah diungkapkan pada Catatan 35 atas laporan keuangan konsolidasian.
Additional disclosures related to SFAS No. 60 is disclosed in Note 35 to the consolidated financial statements.
PPSAK No. 7: “Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat Paragraf 47- 48 dan 56 – 61” PPSAK No. 8: “Pencabutan PSAK No. 27: Akuntansi Perkoperasian” PPSAK No. 9: “Pencabutan ISAK No. 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK No. 50 (1998) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual”
D1/March 21, 2013
The standard requires disclosures to consolidated financial statements that enable users to evaluate the significance financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
10
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting
3. Summary of Significant Accounting Policies
3.a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Keputusaan No. KEP347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik.
3.a. Compliance to the Financial Accounting Standards (FAS) The Group’s consolidated financial statements has been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards which include the Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) and Interpretation of Financial Accounting Standards (IFAS) issued by the Financial Accounting Standards Board Indonesian Institute of Accountants (FASB-IIA) and Regulations from Capital Market and Supervisory Board and Financial Institution (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding the “Preparation of Financial Statements” and Decree No. KEP-347/BL/2012 regarding presentation and disclosure of financial statements the issuer or public company.
3.b.Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
3.b. Basis of Measurement and Preparation of Consolidated Financial Statements The consolidated financial statements have been prepared based on the going concern assumption and accrual basis, except for the consolidated statements of cash flows which used the cash basis. The basis of measurement in preparation of these consolidated financial statements is the historical costs concept, except for certain accounts which have been prepared on the basis of other measurements as described in their respective accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities.
Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Transaksi dicatat menggunakan mata uang fungsional.
The functional currency of the Group is Rupiah. Transactions are recorded using the functional currency.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.
The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is Rupiah.
3.c. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan secara langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50% seperti disebutkan pada Catatan 1.c.
3.c. Principles of Consolidation The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entity in which the Company has the ability to directly exercise control with ownership percentage of more than 50%, as described in Note 1.c.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
Control also exists when the parent entity owns half or less of the voting power of an entity when there is: a.
power over more than half of the voting rights by virtue of an agreement with other investors;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
b.
power to govern the financial and operating policies of the entity under a statute or an agreement;
D1/March 21, 2013
11
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau
c.
power to appoint or remove the majority of the members of the board of directors or equivalent governing body and control of the entity is by that board or body; or
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
d.
power to cast the majority of votes in the meetings of the board of directors or equivalent governing body and control of the entity is by that board or body.
Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.
The existence and effect of potential voting rights that can be implemented or converted on the date of the reporting period should be considered when assessing whether an entity has the power to govern financial and operating policies of another entity.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif.
The entities are consolidated from the date on which effective control was transferred to the Company and are no longer consolidated when the Company ceases to have effective control.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Grup sebagai satu kesatuan.
The effects of all significant transactions and balances between companies within the Group have been eliminated in the consolidated financial statements to reflect the financial position and results of operations of the Group as one business entity.
Kepentingan nonpengendali atas laba (rugi) tahun berjalan dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) tahun berjalan dan ekuitas entitas anak.
Non controlling interest in the net income (loss) and equity of subsidiary is stated as a proportion of the minority shareholders on profit (loss) for the year and equity of subsidiary.
3.d. Setara Kas Setara kas meliputi deposito yang jangka waktunya kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan jaminan.
3.d. Cash Equivalents Cash equivalents consist of time deposits with maturity date of not more than 3 (three) months since their placement and not pledged as collateral.
3.e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. Pada tanggal pelaporan, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
3.e. Foreign Currency Transactions and Balances Transactions involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At each reporting dates, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are converted to reflect the rates of exchange prevailing at Bank Indonesia at that date.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kurs yang digunakan adalah:
The prevailing exchange rate on December 31, 2012 and 2011 are as follows:
2012 Rp 1 Dolar Amerika Serikat (USD)
D1/March 21, 2013
2011 Rp
9,670
12
9,068
1 United States Dollar
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Keuntungan/kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dicatat sebagai laba atau rugi tahun berjalan. 3.f. Pajak Penghasilan Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas neraca. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku atau yang secara subtansial telah berlaku.
Gain/loss resulting from conversion of monetary assets and liabilities in foreign currency are recorded as gain or Gain/loss from conversion of monetary assets and liabilities in foreig loss in resulting current year. 3.f. Income Tax All temporary differences between the tax bases of assets and liabilities and their carrying value for financial reporting purposes are recognized as deferred tax using balance sheet liability method. Currently or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Adjustments to tax obligations are recognized when the tax decision letter is received or, if an appeal is filed, when the decision of such appeal has been determined.
Pajak penghasilan kini dihitung dari laba kena pajak, yaitu laba yang telah disesuaikan dengan peraturan pajak yang berlaku.
Current income tax is determined based on taxable income, which is computed using the prevailing tax rates.
Atas pendapatan yang terkena pajak final, tidak terdapat perbedaan temporer antara pelaporan komersial dan fiskal. Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final untuk laporan komersial berbeda dengan nilai untuk pelaporan fiskal, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset dan liabilitas pajak tangguhan.
For revenues subject to final income tax, there is no temporary difference between commercial and tax reporting purposes. If the carrying value of assets and liabilities related to the final income tax between commercial and tax reporting is different, it is not recognized as deferred tax assets or liabilities.
Saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini dilakukan jika, dan hanya jika, entitas: 1) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan 2) bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Current tax assets dan current tax liabilites are offset if, and only if, the entity: 1) has a legally enforceable right to set off the recognised amount; and
Saling hapus atas aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan dilakukan jika, dan hanya jika, entitas: 1) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan 2) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak yang sama atas entitas kena pajak yang sama.
Deferred tax assets dan deferred tax liabilites are offset if, and only if, the entity: 1) has a legally enforceable right to set off current tax asset against current tax liability; and
3.g. Pengakuan Pendapatan dari Penjualan dan Beban Pendapatan dari penjualan diakui berdasarkan penerimaan tunai dari cash register, sedangkan beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
3.g. Revenue from Sales and Expenses Recognition Revenue from sales is recognized based on the cash receipt from cash register, while expenses are recognized when they are incurred (accrual basis).
D1/March 21, 2013
2) intents to settle in net basis, or realizes and settles the asset and liability simultaneously.
2) the deferred tax asset and the deferred tax liability relate to income taxes levied by the same tax authority on the same taxable entity.
13
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
3.h. Pendapatan Royalti Pendapatan royalti merupakan hasil yang diperhitungkan sebesar persentase tertentu dari penjualan kotor entitas waralaba yang memakai merek dagang berikut logo California Fried Chicken milik Perusahaan. Pendapatan royalti dihitung dan diakui berdasarkan penjualan kotor bulanan entitas waralaba.
3.h. Royalty Revenues Royalty revenue represents income which is computed at certain percent of gross sales of franchisee using the Company’s trademark and logo of California Fried Chicken. Royalty revenue is computed and recognized based on the franchisee’s monthly gross sales.
3.i. Initial Fee Initial fee merupakan pendapatan yang diterima Grup dengan entitas waralaba yang menggunakan merek dagang berikut logo California Fried Chicken milik Perusahaan. Besarnya Fee ini ditetapkan dalam perjanjian waralaba tergantung lokasi atau tempat usaha dimana Perusahaan waralaba tersebut didirikan. Pendapatan initial fee diakui pada saat penandatanganan perjanjian waralaba dan lisensi.
3.i. Initial Fee Initial fee represents revenue received by the Group with the franchisee of California Fried Chicken trademark and logo. The amount of the fee is defined in Franchise Agreement depends on the location or the place of franchise Company was established. The initial fee is recognized upon signing of the franchise and license agreement.
3.j. Persediaan Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan ditetapkan berdasarkan metode first-in first-out (FIFO) yang meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang.
3.j. Inventories Inventories are carried at the lower of cost and net realizable value. Cost is determined using the first-in firstout method which includes expenditures incurred in acquiring the inventories and bringing them to their present location and condition.
Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan tersebut.
Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale.
3.k. Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup telah menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap”. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan. Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011), Grup telah memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya.
3.k. Fixed Assets Effective on January 1, 2012, the Group has applied SFAS No. 16 (Revised 2011) “Fixed Assets”. The adoption of this revised SFAS has no significant impact on the related disclosures in the financial statements. In accordance with SFAS No. 16 (Revised 2011), the Group have choosen the cost model for the measurement of its fixed assets.
Aset tetap, setelah pengakuan awal, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan. Taksiran masa manfaat ekonomis untuk masing-masing aset tetap adalah sebagai berikut:
Fixed assets, after initial recognition, are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Depreciation is computed using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years Bangunan Furniture Mesin Peralatan Restoran Kendaraan Bermotor Renovasi Bangunan Sewa Tanah tidak disusutkan D1/March 21, 2013
20 10 10 2 dan/and 10 5 10
14
Building Furniture Machineriess Store Equipments Motor Vehicles Renovation of Rented Building Land is not depreciated paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah.
Land is stated at cost and is not depreciated. Initial legal costs incurred to obtain legal rights are recognized as part of the the acquisition cost of the land, and these cost are not depreciated. Cost related to renewal of landrights are recognized as intangible assets and amortized over the period of the landrights.
Biaya-biaya setelah perolehan awal dimasukkan di dalam nilai tercatat aset dan diakui secara terpisah, hanya jika terdapat kemungkinan besar biaya yang dikapitalisasi tersebut akan memberikan manfaat ekonomis bagi Grup dan dapat diukur secara andal. Nilai tercatat dari komponen yang diganti dihentikan pengakuannya.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount and recognized as a separate asset, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Group and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of replaced parts is derecognized.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian saat terjadinya biaya-biaya tersebut.
The cost of maintenance and repairs is charged to consolidated statements of comprehensive income as incurred.
Grup melakukan evaluasi atas penurunan nilai aset tetap apabila terdapat peristiwa atau keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tetap tersebut kemungkinan tidak dapat dipulihkan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi estimasi jumlah terpulihkan, nilai aset tersebut diturunkan menjadi sebesar estimasi jumlah terpulihkan, yang ditentukan berdasarkan nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai.
The Group evaluates its fixed assets for impairment whenever events and circumstances indicate that the carrying amount of the assets may not be recoverable. When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined based upon higher of fair value less cost to sell and value in use.
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.
When assets are retired or otherwise disposed of, their costs and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current consolidated statements of comprehensive income.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan di review setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektip.
The estimated usefull lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimated accounted for on a prospective basis.
3.l. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka akan diamortisasi dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
3.l. Prepaid Expenses Prepaid expenses is amortized over the periods benefited using straight-line method.
3.m. Aset Takberwujud Aset takberwujud merupakan hak paten atas merek dagang, disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Aset takberwujud diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya 5 (lima) tahun.
3.m. Intangible Asset Intangible asset represents patent of trademark which is carried at carrying amount which is acquisition cost less accumulated amortization. Intangible assets is amortized using the straight-line method based on the estimated useful life of 5 (five) years.
3.n. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (ii) pinjaman yang diberikan dan
3.n. Financial Instruments Financial Assets The Group classifies its financial assets in the following categories (i) financial assets at fair value through profit or loss; (ii) loans and receivables; (iii) held-to-maturity
D1/March 21, 2013
15
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
piutang; (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
investments; and (iv) available-for-sale financial assets. This classification depends on the Group’s purpose of financial assets’ acquisition. The management recognizes financial assets’ classification upon initial acquisition.
(i)
Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan, kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
(i) Financial Assets At Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) Financial assets which recognized at FVTPL are financial assets for trading. Assets are classified in this category when they are held principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term and there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking. Derivatives are classified as trading assets, except when designated and effective as hedging instruments.
Pada 31 Desember 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
As of December 31, 2012 and 2011, the Group has no financial assets at fair value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada nilai wajarnya. Biaya transaksi sehubungan dengan perolehannya diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. Kenaikan atau penurunan nilai wajar selanjutnya diakui pada laporan laba rugi.
At initial recognition, financial assets measured at FVTPL are measured at fair value. Transaction costs related to the acquistion are recognized in the current year profit or loss. Subsequent increase or decrease in fair value is recognized in profit or loss.
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
(ii) Loans and Receivables Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. At initial recognition, loans and receivables are recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga dan aset keuangan lancar lainnya.
The financial assets which classified as loans and receivables are cash and cash equivalents, trade receivables-third parties and other current financial assets. (iii) Held-to-Maturity (HTM) Investments
(iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; D1/March 21, 2013
HTM investments are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity that Management has the positive intention and ability to hold to maturity, other than: a. Investments which from initial recognition, were designated as financial assets measured at FVTPL; 16
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
b. Investments which designated as available-forsale; and c. Investments that meet the definition of loans and receivables.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
At initial recognition, HTM investments are recognized at fair value plus transaction costs and are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Grup mengklasifikasikan deposito yang jatuh tempo dalam 6 (enam) bulan sebagai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
The Group classified time deposits which mature in 6 (six) months as held to maturity investments.
(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(iv) Available-for-Sale Financial Assets (AFS) Available for sale financial asset are non-derivative financial assets that held during a certain period with intention for sale in order to fulfill liquidity needs, changes in interest rates or foreign exchange, or those that are not classified as loans and receivables, investments that classified into held-to-maturity or financial assets at fair value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi konsolidasian dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian laporan perubahan ekuitas konsolidasian akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
At initial recognition, available for sale financial assets are recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at fair value with any gain or loss recognized in the consolidated statements of changes in equity, except for impairment loss and foreign exchange to derecognized. If available for sale financial assets are impaired, the accumulated profit or loss previously recognized in the consolidated statements of changes in equity is recognized in the consolidated statements of comprehensive income. Interest income is calculated using the effective interest rate method and gains or losses from changes in exchange rates of monetary assets that classified as available for sale financial assets are recognized in the consolidated statements of comprehensive income.
Grup mengklasifikasikan investasi jangka pendek dalam bentuk saham ke dalam kategori aset keuangan tersedia untuk dijual.
The Group classified its short term investment in form of shares as available for sale financial assets.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
Financial Liabilities and Equity Instruments
Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial Liabilities Financial liabilities are classified into (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities at amortized cost.
D1/March 21, 2013
17
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
•
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
•
Financial Liabilities at Fair Value through Profit or Loss
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
The fair value of financial liabilities measured at fair value through profit or loss are the financial liabilities that are designated for trade. Financial liabilities are classified for trade if acquired primarily for the purpose of selling or repurchasing in the near term and there is evidence of a pattern of short-term profit taking. Derivatives are classified as trading liabilities except those effectively designated as hedging instruments.
Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
At initial recognition, financial liabilities measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortized cost using effective interest rate method.
Pada 31 Desember 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
As of December 31, 2012 and 2011, the Group has no financial liabilities at fair value through profit or loss.
•
•
Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
Financial Liabilities at Amortized Cost
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities not classified as financial liabilities at fair value through profit or loss are categorized and measured using amortized cost.
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi terdiri dari utang usaha pihak ketiga, liabilitas keuangan jangka pendek lainnya, beban akrual, utang bank jangka pendek dan utang bank dan lembaga keuangan jangka panjang.
Financial liabilities at amortized cost consists of trade payables-third parties, other current financial liabilities, accrued expenses, short term bank loan and bank loans and long term financial institutions.
Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Impairment of Financial Assets Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at reporting date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the equity investment below its cost is considered to be an objective evidence of impairment.
D1/March 21, 2013
18
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Beberapa bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
Some objective evidence for impairment value are as follows: significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or default or delinquency in interest or principal payments; or it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganization.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, the impairment value of assets are assessed individually. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Group’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period and observable changes in the national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortized cost, the amount of impairment is the difference between the assets’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial assets’s original effective interest rate.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
The carrying amount of the financial asset is directly reduced by the amount of impairment loss for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written-off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written-off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognized in the consolidated statement of comprehensive income.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam periode yang bersangkutan.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognized in equity are reclassified to the consolidated statement of comprehensive income in the current period.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment on the date of the impairment is reversed does not exceed the amortized cost had there been no impairment recognized.
D1/March 21, 2013
19
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
In respect of AFS equity securities, impairment losses previously recognized in the consolidated statement of comprehensive income are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognized directly in equity.
Reklasifikasi Aset Keuangan Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen utang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar asset keuangan pada tanggal reklasifikasi.
Reclassification of Financial Assets Reclassification is only permitted in rare circumstances and where the asset is no longer held for the purpose of selling in the short-term. In all cases, reclassification of financial assets is limited to debt instruments. Reclassifications are accounted for at the fair value of the financial asset on the date of reclassification.
Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapus dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan konsolidasian ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Offsetting of Financial Instruments Financial assets and liabilities are offset and the net amount is reported in the consolidated statements of financial position when there is a legally enforceable right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
Derecognition of Financial Assets and Liabilities The Group derecognizes a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Group neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Group recognizes their retained interest in the asset and an associated liability for the amounts they may have to pay. If the Group retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Group continues to recognize the financial asset and also recognizes a collateralized borrowing for the proceeds received. The Group derecognizes financial liabilities when, and only when, the Group’s obligations are discharged, cancelled or are expired.
Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Effective Interest Method The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and others paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
D1/March 21, 2013
20
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan.
Fair Value Determination The fair value of financial assets and liabilities must be estimated for recognition and measurement or for disclosure purposes.
PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut: (i) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1) (ii) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan (iii) input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).
PSAK 60, “Financial Instruments: Disclosures” requires disclosure of fair value measurements by level of the following fair value measurement hierarchy: (i) quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (level 1) (ii) inputs other than quoted prices included within level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (as prices) or indirectly (derived from prices) (level 2), and
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Grup untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
The fair value of financial instruments traded in active markets is based on quoted market prices at the reporting date. The quoted market price used for financial assets held by the Group is the current bid price, while financial liabilities use ask price. These instruments are included in level 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin tidak mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.
The fair value of financial instruments that are not traded in an active market is determined using valuation techniques. These valuation techniques maximize the use of observable market data where it is available and rely as minimum as possible on estimates. If all significant inputs required to fair value an instrument are observable, the instrument is included in level 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3. Ini berlaku untuk surat-surat berharga ekuitas yang tidak diperdagangkan di bursa.
If one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in level 3. This is the case for unlisted equity securities.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup: penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis dan; teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan lainnya.
Specific valuation techniques used to value financial instruments include: the use of quoted market prices or dealer quotes for similar instruments and; other techniques, such as discounted cash flow analysis, are used to determine fair value for the remaining financial instruments.
D1/March 21, 2013
(iii)
21
inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (level 3).
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
3.o. Imbalan Kerja Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Liabilitas imbalan kerja jangka pendek yang mencakup upah dan gaji diakui pada dibayarkan kepada karyawan.
3.o. Employee Benefits Short-Term Employee Benefits Liabilities Short term employee benefits liabilities is includes wages and salaries paid to employees.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Liabilitas imbalan kerja jangka panjang diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Grup dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Grup. Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit.
Long-Term Employee Benefits Liabilities Long term employee benefits liabilities are recognized at discounted amount when the employees have rendered their service to the Group during the accounting period. The liabilities and expenses are measured using actuarial techniques which include constructive obligation that arises from the Group’s common practices. In calculating liabilities, the benefit must be discounted using the projected unit credit method.
3.p. Laba per Saham Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual (laba atau rugi setelah pajak dikurangi dividen saham utama) yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan
3.p. Earnings Per Share Earnings per share is computed by dividing residual net income (loss) (income after income tax less dividends of primary stockholders) by the weighted average number of shares outstanding during the year.
3.q. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Grup (sebagai entitas pelapor), yang meliputi:
3.q. Transactions and Balances with Related Parties A related party is a person or an entity related to the Group (as reporting entity) which consist of:
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
(a) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person: (i) has control or joint control over the reporting entity; (ii) has significant influence over the reporting entity; or (iii) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); (ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya); (iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;
(b) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (i) The entity and the reporting entity are members of the same business group (i.e. parent entity, subsidiary and the fellow subsidiary is related to the others); (ii) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a business group of which the other entity is members);
D1/March 21, 2013
(iii) Both entities are joint ventures of the same third party; (iv) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity;
22
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
(v)
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program teresebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; (vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); atau (vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
(v) The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity;
3.r. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
3.r. Impairment of Non-Financial Assets At reporting date, the Group reviews the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered any impairment. If any such indication exists, the recoverable amount of the assets is estimated in order to determine the extent of any impairment loss. Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Group estimates the recoverable amount of the cashgenerating unit (CGU) of the asset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset nonkeuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Estimated recoverable amount is the higher of net selling price or value in use. If the recoverable amount of nonfinancial assets (cash-generating unit) is lower than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cashgenerating unit) is reduced to its recoverable amount and impairment loss is recognized immediately to profit or loss.
3.s. Informasi Segmen Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Grup yang secara regular direview oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
3.s Segment Information Operating segments are identified on the basis of internal reports about components of the Group that are regularly reviewed by the operational decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
An operating segment is a component of an entity: a) that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity);
D1/March 21, 2013
(vi) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a); or (vii) A person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
b) whose operating results are reviewed regularly by the Company’s operational decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance; and c) for which discrete financial information is available.
23
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
3.t. Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
3.t. Critical Accounting Estimates and Judgements The preparation of the Group’s consolidated financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki resiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year/period are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.
Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap Grup melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas.
Estimated Useful Lives of Fixed Asset The Group reviews periodically the estimated useful lives of fixed assets based on factors such as technical specification and future technological developments. Future results of operations could be materially affected by changes in these estimates brought about by changes in the factors mentioned.
Grup melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat renovasi bangunan sewa berdasarkan faktor-faktor seperti manfaat di masa depan dan potensi keuntungan yang diperoleh dari lokasi gerai yang disewa. Kondisi ini dapat menyebabkan Grup melakukan penutupan gerai apabila selama 3 tahun berturut-turut pendapatan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan biaya operasional gerai yang bersangkutan.
The Group reviews periodically the estimated useful lives of renovation of rented buildings based on factors such as future benefits and potential income that can be generated from the rented store. This condition may cause the Group to close the store if during 3 consecutive year, the revenue generated is lower than the related operational costs.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka pendek tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan kerja jangka pendek.
Short Term Employee Benefit Liabilities The present value of the short term employee benefit liabilities depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of short term employee benefit liabilities.
Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat
The Group determines the appropriate discount rate at the end of each reporting period. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the obligations. In determining the appropriate discount rate, the Group considers the interest rates of
D1/March 21, 2013
24
paraf:
34. Criti
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait.
government bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related obligation.
Asumsi kunci liabilitas imbalan kerja jangka pendek sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
Other key assumptions for short term employee benefit liabilities are based in part on current market conditions.
Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan Manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan likuiditas tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat, dan asumsi tingkat gagal bayar.
Fair Value of Financial Instruments Where the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the financial statement position cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are derived from observable market data where possible, but where observable market data are not available, judgment is required to establish fair values. The judgments include considerations of liquidity discount rates, prepayment rates, and default rate assumptions.
Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Income Tax Significant judgement is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transaction and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Group recognized liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.
Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui hanya ketika pajak tangguhan yang timbul dapat dipulihkan, dalam hal ini tergantung pada pembentukan laba kena pajak yang mencukupi di masa depan. Asumsi pembentukan laba kena pajak di masa depan tergantung pada estimasi manajemen untuk arus kas di masa depan. Hal ini tergantung pada estimasi jumlah penjualan produk makanan, penambahan outlet, harga bahan baku, biaya operasi, belanja modal, deviden dan transaksi manajemen modal lainnya di masa depan.
Deferred Tax Asset Deferred tax asset are recognized only when deferred tax will be recovered, in this case is dependent on generation of sufficient future taxable profits. Assumptions about the generation of future taxable profits depend on management estimates of future cash flows. These depend on estimates of the number of sales product, additional outlet, raw material cost, operating cost, capital expenditure, dividends, and other capital management transactions.
Liabilitas Pajak Tangguhan Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum terpakai, sepanjang besar kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum terpakai tersebut dapat dimanfaatkan.
Deferred Tax Liabilities Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences and unused tax losses to the extent that it is probable that taxable income will be available in future years against which the deductible temporary differences and unused tax losses can be utilized.
D1/March 21, 2013
25
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pertimbangan Penting dalam Penentuan Kebijakan Akuntansi Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
Critical Judgments in Applying the Accounting Policies The following judgments are made by management in the process of applying the Group’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the consolidated financial statements:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 3.n.
Classification of Financial Assets and Liabilities The Group determine the classifications of certain assets and liabilities as assets and financial liabilities by judging if they meet the definitions set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group accounting policies disclosed in Note 3.n.
4. Kas dan Setara Kas
4. 2012 Rp
Kas Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk Deutsche Bank PT Bank OCBC NISP Tbk US Dolar PT Bank Mutiara Tbk (2012 : USD 1,325 ; 2011 : USD 1,589) Total Bank Deposito Berjangka Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Victoria International Tbk Total Kas dan Setara Kas
2011 Rp
8,103,085
1,151,172
4,830,633 2,118,312 690,198 689,440 533,106 401,351 280,810 42,615 8,655 4,579 9,599,699
4,270,674 1,848,264 -1,521,855 -520,759 104,079 1,061,848 -266,209 9,593,688
12,811
14,409
12,811 9,612,510
14,409 9,608,097
D1/March 21, 2013
Cash on Hand Cash in Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk Deutsche Bank PT Bank OCBC NISP Tbk US Dollar PT Bank Mutiara Tbk (2012 : USD 1,325 ; 2011 : USD 1,589) Total Cash in Banks
500,000 --
-5,000,000
Time Deposit Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Victoria International Tbk
18,215,595
15,759,269
Total Cash and Cash Equivalents
7,25% 3 bulan
8,5% 1 bulan
Time Deposits Interest Rates Maturity Period
Deposito Berjangka Tingkat Suku Bunga Jatuh Tempo
Cash and Cash Equivalents
26
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
5. Investasi Tersedia untuk Dijual
5. Available for Sale Investments
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2012 Rp
Tersedia untuk Dijual Instrumen Ekuitas Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan yang dikategorikan Sebagai Tersedia untuk Dijual Total Investasi
2011 Rp
2,436,387
2,436,387
20,680,882 23,117,269
7,837,955 10,274,342
Available for Sale Equity Instrument Unrealized Gain on Financial Asset Classified as Available For Sale Total Investments
Investasi pada efek ekuitas merupakan investasi 8.447.600 lembar saham PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) yang merupakan investasi tersedia untuk dijual dengan harga perolehan sebesar Rp 135 per saham. Pada bulan Juni 2004 Perusahaan menerima dividen saham sebesar 1.689.520 saham dengan nilai Rp 400 per saham serta saham bonus sebesar 844.760 saham. Bulan Agustus 2009 menerima 1.937.978 saham deviden dengan nilai Rp 320 per saham serta saham bonus sebesar 599.012 saham. Perusahaan mempunyai 13.518.870 saham pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Investment in equity instrument is represented by investment in 8,447,600 shares of PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) which is classified as available for sale with an acquisition price of Rp 135 per share. In June 2004, the Company received shares dividend of 1,689,520 shares, at Rp 400 per share and bonus shares of 844,760 shares. In August 2009 recieved 1,937,978 shares dividend, at Rp 320 per shares and bonus shares of 599,012 shares, the Company has 13,518,870 shares as of December 31, 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai pasar MREI per lembar masing-masing sebesar Rp 1.710 dan Rp 760 sehingga nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masingmasing sebesar Rp 23.117.269 dan Rp 10.274.342. Selisih harga pasar dengan harga perolehan yang merupakan laba yang belum direalisasikan masing-masing sebesar Rp 20.680.882 dan Rp 7.837.955 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 disajikan sebagai komponen ekuitas.
On December 31, 2012 and 2011, market price for MREI shares is Rp 1,710 and Rp 760 respectively, which resulted in fair value of on December 31, 2012 and 2011 amounting to Rp 23,117,269 and Rp 10,274,342 respectively. The Difference between market price over its acquisition price which represents the unrealized gain of Rp 20,680,882 and Rp 7,837,955 as of December 31, 2012 and 2011, respectively, were recorded as a component of equity.
6. Piutang Usaha-Pihak Ketiga
6.
Trade Receivables-Third Parties
Piutang ini merupakan tagihan atas pemakaian bahan baku kepada franchise, pengguna merek dan logo Grup melalui perjanjian waralaba masing-masing per 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 3.252.069 dan Rp 2.096.755. Seluruh piutang ini jatuh tempo dalam waktu satu bulan.
This account represents the receivables from usage of raw material by franchisees, the users of trademark and logo of the Group through franchise agreement, the balance were Rp 3,252,069 and Rp 2,096,755 as of December 31, 2012 and 2011, respectively. All of these trade receivables are due within one month.
Grup tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha karena tidak terdapat indikasi penurunan nilai dan manajemen juga berkeyakinan bahwa piutang usaha seluruhnya dapat ditagih.
The Group did not provide allowance for impairment of trade receivables since there was no indication of impairment issue, and the management also believes that all trade receivables are collectible.
7. Aset Keuangan Lancar Lainnya
7.Other Current Financial Assets
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2012 Rp
Pihak Ketiga Piutang Lain-lain Deposito Berjangka Total Aset Keuangan Lancar Lainnya
D1/March 21, 2013
2011 Rp
210,760 -210,760
27
153,974 500,000 653,974
Third Parties Other Receivables Time Deposit Total Other Current Financial Assets
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Piutang kepada karyawan diberikan oleh Grup tanpa bunga dan pembayarannya dilakukan dengan memotong gaji karyawan yang bersangkutan. Selain itu pula terdapat pembayaran dari pelanggan melalui kartu kredit.
The other receivables account represents non-interest bearing loan provided by the Group to its employees which are being paid through salary deduction. Other than that there are payments from customers via credit card.
8. Persediaan
8. Inventories
Akun ini terdiri dari:
Persediaan Barang Dagangan Ayam Segar dan Ayam Marinasi Bahan Pelengkap Bahan Pembungkus Bahan Makanan Bahan Minuman Persediaan Non Barang Dagangan Suku Cadang Gas dan Bahan Pembersih Souvenir Seragam Lain-lain Total
This account consists of: 2012 Rp
2011 Rp
5,791,386 4,034,192 3,519,991 2,012,482 1,576,142 16,934,193
2,734,158 3,446,598 2,441,510 1,542,909 1,293,205 11,458,380
1,968,077 767,968 662,337 142,673 45,122 3,586,177 20,520,370
1,405,185 689,785 187,663 311,905 110,839 2,705,377 14,163,757
Merchandises Fresh and Marinated Chicken Complimentary Material Packaging Food Material Beverages Non Merchandises Spareparts Gas and Cleaner Souvenir Uniform Others Total
Persediaan Grup dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (lihat Catatan 14).
Inventories of the Group are secured for loan facilities obtained from PT Bank Central Asia Tbk (see Note 14).
Persediaan barang dagangan Grup per 31 Desember 2012 dan 2011 telah diasuransikan dengan nilai pertanggungan masingmasing sebesar Rp 16.742.800 dan Rp 13.991.300. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul.
As of December 31, 2012 and 2011, the Group’s merchandise inventories have an insurance coverage amounting to Rp 16,742,800 and Rp 13,991,300, respectively. Management believes that the coverage value is adequate to cover any possible losses on the insured assets..
Manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak terjadi penurunan terhadap nilai persediaan serta tidak terdapat persediaan yang usang.
Management of the Group believes that there is no event or change in circumstances that indicates material impairment on inventories and there are no obsolete inventories.
9. Bagian Lancar atas Biaya Dibayar di Muka
9. Current Portion of Prepaid Expenses
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2012 Rp
Sewa dan Service Charge Asuransi Lain-lain (saldo masing-masing di bawah Rp 50 Juta)
2011 Rp
14,977,103 422,528 -3,757,626 19,157,257 (4,599,287)
Others (below Rp 50 million each)
Dikurangi: Bagian Jangka Panjang
17,599,473 359,126 -2,618,916 20,577,515 (6,245,916)
Total Bagian Lancar atas Biaya Dibayar Di Muka
14,331,599
14,557,970
Total Current Portion of Prepaid Expenses
Sewa dan service charge merupakan pembayaran di muka atas sewa ruang kantor pusat, gerai dan gudang. D1/March 21, 2013
28
Rental and Service Charge Insurance
Less: Long Term Portion
Rental and service charge represent the advance payment of rental for head office, outlets and warehouse. paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
10. Aset Lancar Lainnya
10. Other Current Assets
Akun ini merupakan uang muka pembukaan gerai baru, uang muka pembelian persediaan dan uang muka operasional lainnya, masing-masing sebesar Rp 1.656.971 dan Rp 1.522.110 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
This accounts represents advance payments for opening new outlets, purchase of inventories and other operational advances, the balance were Rp 1,656,971 and Rp 1,522,110 as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
11. Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya
11. Other Non Current Financial Assets
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2012
2011
Rp
Rp
Uang Jaminan Sewa Gerai Uang Jaminan Listrik, Telepon dan Lainnya Total
3,064,884 372,658 3,437,542
Uang jaminan sewa gerai dikenakan atas lokasi gerai yang disyaratkan pengelola gedung dalam perjanjian. Uang jaminan ini dapat diterima kembali bila Grup telah memenuhi segala liabilitas yang disyaratkan pada saat kontrak sewa berakhir
Outlets Rental Deposits Electricity, Telephone and Other Deposits Total
2,743,386 308,707 3,052,093
Outlets rental deposits are charged to outlet locations which is required by the property owners as stated in the related agreement. The deposit is refundable if the Group have completed all terms and conditions stated in the agreement at the end of rental period.
12. Aset Tetap
12. Saldo Awal/ Beginning Balance Rp
Harga Perolehan Kepemilikan Langsung Hak atas Tanah Bangunan Mesin Kendaraan Bermotor Furniture Perlengkapan Subtotal Renovasi Bangunan Sewa Total harga perolehan
958,054 2,216,470 691,076 4,376,520 7,257,216 69,360,522 84,859,858 53,772,257 138,632,115
Penambahan/ Additions
2012 Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassification
Rp
Rp
Rp
Saldo Akhir/ Ending Balance Rp
-1,828,258 1,040,708 11,801,023 45,453,676
--5,184 315,588 2,400 3,016,847 3,340,019
---408,812 (194,627) (480,708) (266,523)
25,657,519 8,300,692 685,892 6,298,002 8,100,897 77,663,990 126,706,992
Acquisition Cost Direct Ownership Landright Building Machineries Motor Vehicles Furniture Equipments Subtotal
12,615,850 58,069,526
520,800 3,860,819
266,523
66,133,830 192,840,822
Renovation of Rented Building Total cost
(235,166) (4,061) 260,892 30,731 (671,181) (618,785)
1,773,736 535,473 3,798,837 4,557,470 46,466,447 57,131,963
Accumulated Depreciation Direct Ownership Building Machineries Motor Vehicles Furniture Equipments Subtotal
25,109,344 82,241,307 110,599,515
Renovation of Rented Building Total accumulated depreciation Net book value
24,699,465 6,084,222
--
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung Bangunan Mesin Kendaraan Bermotor Furniture Perlengkapan Subtotal
1,765,289 517,013 3,261,135 4,046,662 44,069,832 53,659,931
Renovasi Bangunan Sewa Total akumulasi penyusutan Nilai buku bersih
20,178,991
4,464,628
259,382
725,107
73,838,922 64,793,193
10,512,778
2,216,715
106,322
D1/March 21, 2013
Fixed Assets
243,613 27,705 592,396 482,477 4,701,959 6,048,150
-5,184 315,586 2,400 1,634,163 1,957,333
29
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Saldo Awal/
Penambahan/
2011 Pengurangan/
Reklasifikasi/
Beginning
Additions
Deductions
Reclassification
Ending
Rp
Balance Rp
Balance Rp
Rp
Rp
Harga Perolehan Kepemilikan Langsung Hak atas Tanah Bangunan Mesin Kendaraan Bermotor Furniture Perlengkapan Subtotal
958,054 2,216,470 674,199 4,118,120 6,227,078 62,384,057 76,577,978
Renovasi Bangunan Sewa Total harga perolehan
43,215,120
12,407,409
119,793,098
21,400,894
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung Bangunan Mesin Kendaraan Bermotor Furniture Perlengkapan Subtotal
1,664,042 476,336 2,967,244 3,731,030 40,591,493 49,430,145
Renovasi Bangunan Sewa Total akumulasi penyusutan
16,990,120 66,420,265
Nilai buku bersih
53,372,833
--16,877 258,400 1,063,869 7,654,339 8,993,485
958,054 2,216,470 691,076 4,376,520 7,257,216 69,360,522 84,859,858
-711,605
(1,850,272) (1,850,272)
53,772,257 138,632,115
Renovation of Rented Building Total cost
---27,174 459,965 487,139
-------
1,765,289 517,013 3,261,135 4,046,662 44,069,832 53,659,931
Accumulated Depreciation Direct Ownership Building Machineries Motor Vehicles Furniture Equipments Subtotal
3,906,256
717,385
8,623,181
1,204,524
---
20,178,991 73,838,922
Renovation of Rented Building Total accumulated depreciation
64,793,193
Net book value
101,247 40,677 293,891 342,806 3,938,304 4,716,925
2012 Rp
Keuntungan Penjualan Aset Tetap
711,605
--------
Acquisition Cost Direct Ownership Landright Building Machineries Motor Vehicles Furniture Equipments Subtotal
----33,731 677,874
Rincian pengurangan aset tetap yang merupakan penjualan aset adalah sebagai berikut:
Nilai Buku Harga Jual
Saldo Akhir/
Deductions in fixed assets which represent sale of assets are as follows: 2011 Rp
1,382,685 2,335,189
223,862 296,877
Book Value Selling Price
952,504
73,015
Gain on Sale of Fixed Assets
Pengurangan aset tetap selain karena penjualan juga merupakan penghapusan aset tetap. Penghapusan aset tetap pada tahun 2012 dan 2011, masing-masing dengan nilai buku sebesar nihil dan Rp 605 diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan dalam akun “Kerugian Penghapusan Aset Tetap”.
Deduction of fixed assets consist of written-off and sale of fixed assets. The net book value of the written-off fixed assets in 2012 and 2011 amounting to nil and Rp 605 respectively was recognized in the consolidated statement of comprehensive income as “Loss on Write off of Fixed Assets”.
Pembebanan penyusutan tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (Catatan 27 dan 28):
Depreciation charged for 2012 and 2011 are as follows (Notes 27 and 28):
2012 Rp Biaya Penjualan Biaya Umum dan Administrasi Total
2011 Rp
9,698,260 814,518
7,393,940 1,229,241
Selling Expenses General and Administrative Expenses
10,512,778
8,623,181
Total
Pada tanggal 29 Juni 2012, Grup melakukan pembelian atas tanah dan bangunan perkantoran di Jl. Palmerah Utara No. 100, Jakarta Barat dengan nilai total Rp 30.881.823 D1/March 21, 2013
30
On June 29, 2012, the Group purchased land and office buildings on Jl. Palmerah Utara No. 100, West Jakarta with a total value of Rp 30,881,823. paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Aset tetap berupa tanah dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (lihat Catatan 14).
Land is pledged as collateral for loan obtained from PT Bank Central Asia Tbk (see Note 14).
Aset tetap Grup per 31 Desember 2012 dan 2011 telah diasuransikan masing-masing dengan nilai pertanggungan Rp 84.468.385 dan Rp 69.632.674. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
The Group’s fixed assets as of December 31, 2012 and 2011 have been insured with the coverage value of Rp 84,468,385 and Rp 69,632,674, respectively. The Management believes that the coverage value is adequate to cover possible loss over the insured assets.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada indikasi perubahan keadaankeadaan yang menyebabkan nilai aset mengalami penurunan nilai.
As of December 31, 2012 and 2011 the management believes that there are no indications of changes in condition that might cause an impairment in value of fixed assets.
Pada tahun 2012 dan 2011, pengurangan nilai buku renovasi bangunan sewa pada Grup merupakan penghapusan renovasi bangunan sewa sehubungan dengan penutupan gerai yang tidak menguntungkan dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan dalam akun “Kerugian Penghapusan Aset Tetap”.
During 2012 and 2011, the deduction in the book value of renovation of rented building in the Group represents writte-off in connection with the closure of unprofitable outlets. This was recognized and presented in the consolidated statements of comprehensive income under “Loss on Write-off of Fixed Asset”.
Rincian kerugian penghapusan renovasi bangunan sewa sehubungan dengan penutupan gerai sebagai berikut :
The details of loss on write-off of renovation of rented Building are as follows:
2012 Rp Perusahaan Entitas Anak Total
2011 Rp 53,426
1,105,567
207,992 261,418
19,969 1,125,536
Renovasi bangunan sewa per 31 Desember 2012 dan 2011, telah diasuransikan masing-masing dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 51.317.142 dan Rp 44.344.345. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul. 13. Aset Tidak Lancar Lainnya
Renovation of rented building as of December 31, 2012 and 2011, have been insured with coverage value of Rp 51,317,142 and Rp 44,344,345, respectively. The Management believes that the coverage value is adequate to cover any possible loss. 13. Other Non Current Assets
Akun ini merupakan aset yang belum digunakan seperti peralatan kantor yang dibeli untuk digunakan untuk outlet baru oleh Grup, masing-masing sebesar Rp 1.933.722 dan Rp 1.520.170 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
This account represent unused assets such as store equipments purchased by the Group to be used for the new stores, the balance amounted to Rp 1,933,722 and Rp 1,520,170 as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
14. Utang Bank Jangka Pendek
14. Short Term Bank Loans
Pada tanggal 10 Agustus 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah plafon Rp 7.500.000 dari PT Bank Central Asia Tbk. Perjanjian fasilitas ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui akta perjanjian kredit No. 242, tanggal 29 Juni 2012 yang memperpanjang jatuh tempo fasilitas ini sampai dengan 10 Agustus 2013. Pinjaman ini dikenakan bunga 10,25% per tahun. Saldo pinjaman rekening koran per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Rp 5.163.361 dan Rp 4.711.067. D1/March 21, 2013
The Company Subsidiaries Total
31
On August 10, 2009, the Company obtained Overdraft facility with maximum limit of Rp 7,500,000 from PT Bank Central Asia Tbk. This facility agreement has been amended several times, most recently, through loan agreement deed No. 242 dated June 29, 2012 which extended the term period of facility up to August 10, 2013. This loan bears annual interest rate of 10.25% per annum. The outstanding balance of loan as of December 31, 2012 and 2011 were Rp 5,163,361 and Rp 4,711,067, respectively. paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 22 Juli 2011, Perusahaan juga memperoleh fasilitas pinjaman Time Loan Revolving dengan jumlah plafon Rp 2.500.000. Perjanjian fasilitas ini telah mengalami perubahan, terakhir melalui akta perjanjian kredit No. 242 tanggal 29 Juni 2012. Pinjaman ini jatuh tempo pada 10 Agustus 2013 dan dikenakan tingkat bunga 10% per tahun. Pada tanggal 1 Agustus 2012 seluruh saldo pinjaman ini sudah dilunasi.
Related to the above mentioned loan agreement dated July 22, 2011, the Company also obtained a Time Loan Revolving facility with maximum limit of Rp 2,500,000. This facility agreement has been amended, most recently, through loan agreement deed No. 242 dated June 29, 2012. This loan will mature on August 10, 2013 and bears an annual interest rate of 10% per annum. On August 1, 2012 the entire balance of the loans had been repaid.
Utang bank ini dijamin dengan aset Perusahaan sebagai berikut:
This bank loans are secured by the Group’s assets as follows:
a. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 481 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Karya Jasa, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan (lihat Catatan 12). b. Tanah dan bangunan (ruko) dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 548 atas nama Perusahaan, yang terletak di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi (lihat Catatan 12). c. Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 549 atas nama Perusahaan, yang terletak di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi (lihat Catatan 12). d. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 722 atas nama Perusahaan, yang terletak di Perkav. Mas Naga Blok A6 Kav No 13, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur (lihat Catatan 12). e. Persediaan barang berupa bahan makanan dan minuman yang dimiliki oleh Perusahaan (lihat Catatan 8).
a.
b.
c.
d.
e.
Land and building under Building Right Title No. 481 registered under the name of the Company, located at Jl. Karya Jasa, Pangkalan Masyhur sub district, Medan Johor district, Medan City (see Note 12). Land and building (shop) under Building Right Title No.548 registered under the name of the Company, located at Kotabaru sub district, West Bekasi district, Bekasi Regency (see Note 12). Land under Building Right Title No.549 registered under the name of the Company, located at Kotabaru sub district, West Bekasi district, Bekasi Regency (see Note 12) Land and building under Building Right Title No. 722 registered under the name of the Company, located at Perkav. Mas Naga Blok A6 Kav No 13, Pondok Kopi sub district, Duren Sawit district, East Jakarta (see Note 12). Inventories of goods in the form of food and beverages that are owned by the Company (see Note 8).
15. Utang Usaha-Pihak Ketiga
15. Trade Payables-Third Parties
Merupakan utang usaha Grup kepada para pemasok bahan baku, terdiri dari: 2012 Rp
This account represents the Group's payable to suppliers for purchase of raw material, consist of the following: 2011 Rp
Pihak Ketiga PT Putra Mandiri PT Unilever Indonesia PT Buana Distrindo PT Sukanda Jaya PT Ciomas Adisatwa PT Sinar Sosro PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT Heinz ABC Indonesia Michael Leong PT Sinar Meadow International Indonesia Toko Yanti PD Petra Foods Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) Total
D1/March 21, 2013
Third Parties 2,183,213 1,380,925 1,264,327 897,314 877,377 835,619 822,558 746,579 708,817 625,089 ---
1,966,482 845,882 1,066,542 814,021 426,006 491,080 313,194 433,629 -348,085 868,689 521,279
6,338,109
8,221,888 16,316,777
16,679,927
32
PT Putra Mandiri PT Unilever Indonesia PT Buana Distrindo PT Sukanda Jaya PT Ciomas Adisatwa PT Sinar Sosro PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT Heinz ABC Indonesia Michael Leong PT Sinar Meadow International Indonesia Toko Yanti PD Petra Foods Others (each below Rp 500 million) Total
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Rincian umur utang usaha pihak ketiga dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2012 Rp Belum jatuh tempo Telah Jatuh Tempo: 1 - 30 Hari 31 - 60 Hari Total Utang Usaha Pihak Ketiga
A detail of aging trade payables-third parties based on its invoice date is as follows: 2011 Rp
10,565,430
9,245,676
Not yet due Over Due :
5,208,352 906,145 16,679,927
6,450,330 620,771 16,316,777
1 - 30 days 31 - 60 days Total Trade Payables-Third Parties
Seluruh utang usaha Grup adalah dalam mata uang Rupiah.
All Group’s trade payables are denominated in Rupiah.
16. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
16. Other Current Financial Liability
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya merupakan utang lainnya kepada pihak ketiga atas pembelian lainnya selain bahan baku dan deposit royalti, masing-masing sebesar Rp 4.771.392 dan Rp 4.030.644 per 31 Desember 2012 dan 2011.
Other current financial liability account represents other payable to third parties for purchases other than raw materials and royalty deposits, amounting to Rp 4,771,392 and Rp 4,030,644 as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
Seluruh liabilitas jangka pendek lainnya Grup adalah dalam mata uang Rupiah.
All Group’s other current liabilities are denominated in Rupiah.
17. Beban Akrual
17. Accrued Expenses
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2012 Rp
Sewa Gedung dan Service Charge Listrik, Air, Telepon, dan Gas Bunga Pinjaman Jamsostek Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 Juta ) Total
2011 Rp
3,068,706 1,951,670 196,043 81,004 1,291,691 6,589,114
Bunga pinjaman merupakan bunga atas fasilitas pinjaman bank diperoleh Grup (lihat Catatan 14 dan 19).
2,832,961 1,438,113 214,363 22,669 1,103,823 5,611,929
Building Rent and Service Charges Electricity, Water, Telephone and Gas Interest on Loan Jamsostek Others (each below Rp 50 million) Total
Loan interest represents accrual of interest from bank loan facilities obtained by the Group (see Notes 14 and 19).
18. Perpajakan a.
18. Taxation
Beban Pajak Penghasilan
Kini Tangguhan
a. 2012 Rp
2011 Rp
(10,580,777) (1,394,691)
(7,718,361) (1,203,167)
(11,975,468)
(8,921,528)
Total Beban Pajak Penghasilan Konsolidasian- Bersih
D1/March 21, 2013
Income Tax Expense
Current Deferred Total Consolidated Income
33
Tax Expenses - Net
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba fiskal untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31.Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Rp Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Sesuai dengan Laporan Laba Rugi Konsolidasian Komprehensif Dikurangi : Laba Sebelum Pajak Entitas Anak Laba Sebelum Pajak Penghasilan Perusahaan Perbedaan Waktu: Penyusutan Aset Tetap Manfaat Imbalan Kerja Perbedaan Permanen: Penyusutan Penghapusan Aset Tetap Perjamuan dan Hadiah Laba Penghapusan Aset Lain-lain Pendapatan Deposito dan Jasa Giro
Current Tax A reconciliation between income before income tax as presented in the consolidated statements of comprehensive income with tax income for the years ended December 31, 2012 and 2011, is as follows: 2011 Rp
47,758,929
36,036,605
3,981,476
3,145,550
43,777,453
32,891,055
(6,721,798) 895,972 (5,825,826)
(5,371,276) 243,528 (5,127,748)
Income Before Income Tax presented in the to Consolidated Statements of Comprehensive Income Less: Income Before IncomeTax of Subsidiaries Income Before Income Tax of The Company Timing Differences: Depreciation of Fixed Assets Employee Benefits Permanent Differences: Depreciation from Fixed Assets Written-Off Entertainment and Donation Gain on Other Assets Written Off Interest Income on Time Deposit and Current Accounts
(3,571) 6,440 27,545 -(307,950) (277,536) 37,674,091 37,674,000
(10,185) 8,037 47,988 -(10,338) 35,502 27,798,809 27,798,800
Estimated Taxable Income for the Year Rounded - off
Estimasi Pajak Kini - Perusahaan Estimasi Pajak Kini Entitas Anak
9,418,500 1,162,255
6,949,700 768,659
Estimated Current Income Tax - The Company Estimated Current Income Tax - Subsidiaries
Beban Pajak Kini Konsolidasian Pajak Penghasilan Dibayar di Muka Perusahaan Pasal 23 Pasal 25 Estimasi Utang Pajak - Perusahaan
10,580,755
7,718,359
(908,521) (6,002,888) 2,507,091
(735,402) (3,661,313) 2,552,985
Consolidated Current Tax Expenses Prepayments of Income Tax The Company Article 23 Article 25 Estimated Tax Payable - The Company
(743,079) 419,176
(651,225) 117,434
Subsidiaries Article 25 Estimated Tax Payable - Subsidiaries
2,926,267
2,670,419
Estimasi Laba Kena Pajak Tahun Berjalan Pembulatan
Entitas Anak Pasal 25 Estimasi Utang Pajak - Entitas Anak Estimasi Utang Pajak Penghasilan Badan Konsolidasian
Estimated Corporate Income Tax Payable Consolidated
Sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Indonesia, pajak penghasilan badan dihitung secara tahunan untuk Perusahaan dan masing-masing entitas anak sebagai entitas hukum yang terpisah (laporan keuangan konsolidasian tidak dapat digunakan untuk menghitung pajak penghasilan badan).
In accordance with Indonesia Taxation Law, corporate income tax is calculated for the Company and each of its subsidiaries in the understanding that they are separate legal entities (the consolidated financial statements are not permitted for computing corporate income tax) on an annual basis.
Perhitungan Penghasilan Kena Pajak Laba Fiskal untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 tersebut di atas telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahun (SPT) Pajak 2011 yang dilaporkan Perusahaan kepada kantor pajak untuk tahun pajak 2011. Laba kena pajak tahun 2012 tersebut diatas akan menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahun 2012.
Calculation of Taxable Income Tax Income for the year ended December 31,2011 above are in accordance with the Corporate Income Tax Returns (SPT) for Fiscal Year 2011 that the Company reported to the tax office for 2011 fiscal year. Taxable income for 2012 above will be the basis in filling SPT for Fiscal Year 2012.
D1/March 21, 2013
34
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba komersial sebelum pajak penghasilan dengan dan tarif pajak penghasilan yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income tax expense with the result of computation of commercial income with the prevailing tax rate is as follows:
2012 Rp Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Dikurangi: Laba Entitas Anak Laba Komersil Perusahaan Pajak Penghasilan Dihitung dengan Tarif Pajak Yang Berlaku Beban yang Tidak Dapat Menjadi Pengurang Pajak Penghasilan Tidak Kena Pajak/Dikenakan Pajak Final Total Beban Pajak Penghasilan Perusahaan Pajak Kini Entitas Anak Pajak Tangguhan Entitas Anak Total Beban Pajak Penghasilan Entitas Anak Total Beban Pajak Penghasilan Konsolidasian
2011 Rp
47,758,929
36,036,605
(3,981,476) 43,777,453
(3,145,550) 32,891,055
Income Before Income Tax as presented in the to Consolidated Statements of Comprehensive Income Less : Income of Subsidiaries Commercial Income - the Company
(10,944,363)
(8,222,764)
Income Tax Calculated using Current Tax Rate
(7,604)
(11,460)
76,988 (10,874,979)
2,585 (8,231,639)
(1,162,255) 61,766
(768,659) 78,770
(1,100,489)
(689,889)
Current Tax - Subsidiaries Deferred Tax - Subsidiaries Total of Income Tax ExpensesSubsidiaries
(11,975,468)
(8,921,528)
Total Consolidated Income Tax Expenses
b. Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan, seperti yang disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 31 Des 2010/ Dec, 31 2010
Rp Aset Pajak Tangguhan Entitas Anak PT Putra Asia Perdana Indah Liabilitas Pajak Tangguhan Perusahaan Imbalan Kerja Penyusutan Aset Tetap Entitas Anak PT Mitra Hero Pionerindo Total Liabilitas Pajak Tangguhan - Bersih
94,749
Non Deductible Expenses Non-Taxable Income/ Subject to Final Tax Total of Company Income Tax Expenses
Dibebankan (Dikreditkan) pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian/ Charged (Credited) to Consolidated Statement of Comprehensive Income Rp
b. Deferred Tax Assets (Liabilities) The detail of deferred asset and liabilities as presented in consolidated statements of financial position as of December 31, 2012 and 2011 are as follows: 31 Des 2011/ Dec, 31 2011
Dibebankan (Dikreditkan) pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian/ Charged (Credited) to Consolidated Statement of Comprehensive Income Rp
Rp
73,000
167,749
69,957
31 Des 2012/ Dec, 31 2012
Rp
237,706
Deferred Tax Assets Subsidiaries PT Putra Asia Perdana Indah Deferred Tax Liabilities The Company Employee Benefits Depreciation of Fixed Assets
858,140 (3,263,520) (2,405,380)
60,882 (1,342,819) (1,281,937)
919,022 (4,606,339) (3,687,317)
223,993 (1,680,450) (1,456,457)
1,143,015 (6,286,789) (5,143,774)
(15,502)
5,770
(9,732)
(8,191)
(17,923)
Subsidiaries PT Mitra Hero Pionerindo
(2,420,882)
(1,276,167)
(3,697,049)
(1,464,648)
(5,161,697)
Deferred Tax Liabilities - Net
c. Pajak Dibayar di Muka
c. Prepaid Taxes 2012 Rp
2011 Rp
Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai Total Pajak Dibayar di Muka
---
D1/March 21, 2013
35
131,984 131,984
The Company Value Added Tax Total Prepaid Taxes
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
d.
Utang Pajak
d. Taxes Payable 2012 Rp
Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 15 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Pasal 4 ayat (2) Pajak Pembangunan I Pajak Pertambahan Nilai Entitas Anak PT Putra Asia Perdana Indah PT Mitra Hero Pioneerindo Total Utang Pajak
2011 Rp
533 182,565 9,531 534,952 2,507,114 315,211 7,957,599 228,221
-10,506,338
813,315 48,039 12,597,080
440,713 47,868 10,994,919
Subsidiaries PT Putra Asia Perdana Indah PT Mitra Hero Pioneerindo Total Taxes Payable
19. Bank Loans and Long Term Financial Institutions 2012 Rp
Lembaga Keuangan US Dolar Tuscan Asset Ltd (d/h Coralbells International Ltd) (2012: USD 600,000 2011: USD 1,100,000) Income Holding Ltd (2012: USD 0; 2011:USD 400,000) Total Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Dikurangi Bagian Lancar Bagian Jangka Panjang
20,833 360,870 2,552,987 432,708 6,749,417
11,735,726
19. Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang
Perusahaan Utang Bank Rupiah PT Bank Central Asia, Tbk (Kredit Investasi)
-389,523
The Company Income Tax Article 15 Article 21 Article 23 Article 25 Article 29 Article 4 verse 2 Development Tax 1 Value Added Tax
2011 Rp
23,214,286
--
5,802,000
9,974,800
--
3,627,200
29,016,286 (9,373,429) 19,642,857
13,602,000 (8,161,200) 5,440,800
The Company Bank Loans Rupiah PT Bank Central Asia, Tbk (Credit of Investment) Financial Institutions US Dolar Tuscan Asset Ltd (formerly Coralbells International Ltd) (2012: USD 600,000 2011: USD 1,100,000) Income Holding Ltd (2012: USD 0; 2011:USD 400,000) Total Bank Loans and Long Term Financial Institutions Less : Current Portion Non Current Portion
Berdasarkan akta perjanjian fasilitas kredit No. 242 tanggal 29 Juni 2012, yang diaktakan oleh Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H. Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Kredit Investasi dengan jumlah plafon Rp 25.000.000. Pinjaman ini jatuh tempo pada 28 Juni 2019 dan dikenakan tingkat bunga 10% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman Perusahaan atas fasilitas ini adalah Rp 23.214.286.
Based on credit facilities agreement deed No. 242 dated June 29, 2012, by notarial deed of Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H. the Company also obtained a Investment Credit facility with maximum limit of Rp 25,000,000. This loan will mature on June 28, 2019 and bears an interest rate of 10% per annum. As of December 31, 2012, the Company outstanding balances of the loans was Rp 23,214,286.
Fasilitas Kredit Investasi digunakan untuk pembiayaan pembelian tanah di Jl. Palmerah Utara No. 100 Jakarta Barat yang akan digunakan sebagai Kantor Pusat, Processing, Operasional dan Gudang.
Facility Credit Investment is used to finance the purchase of land in Jl. Palmerah Utara No. 100, West Jakarta, which will be used as an Officer Center, Processing, Operations and Warehouse.
D1/March 21, 2013
36
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Utang bank untuk fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan aset Perusahaan sebagai berikut:
This bank loans for facility credit investment are secured by the Company’s assets as follows:
a.
Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 455 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Palmerah Utara No. 100, Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Kotamadya Jakarta Barat (lihat Catatan 12).
a.
Land and building under Building Right Title No. 455 registered under the name of the Company, located at Jl. Palmerah Utara No. 100, located at Palmerah sub district, Palmerah district, West Jakarta City (see Note 12).
b. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 502 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Palmerah Utara No. 14 B, Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Kotamadya Jakarta Barat (lihat Catatan 12).
b.
Land and building under Building Right Title No.502 registered under the name of the Company, located at Jl Palmerah Utara No. 14 B, located at Palmerah sub district, Palmerah district, West Jakarta City (see Note 12).
Lembaga Keuangan
Financial Institutions
a. Pada tanggal 22 Pebruari 2002 dan 24 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pinjaman jangka panjang dari Coralbells International Ltd., pihak ketiga, dengan jumlah keseluruhan sebesar USD 6,000,000. Pinjaman ini digunakan untuk mendukung kegiatan operasional Perusahaan.
a.
Berdasarkan surat tanggal 30 April 2008 dari Coralbells International Ltd. kepada Perusahaan, efektif tanggal 1 Mei 2008 seluruh saldo pinjaman jangka panjang sebesar USD 2,750,000 berikut bunganya dialihkan ke Tuscan Assets Ltd., pihak ketiga. Efektif sejak Juni 2008, pinjaman ini dikenakan bunga tetap 6% per tahun sesuai dengan addendum perjanjian pada tanggal 30 Mei 2008. Berdasarkan addendum perjanjian pada tanggal 16 Desember 2009 jatuh tempo pinjaman ini diperpanjang sampai tanggal 2 Juli 2015. b. Perusahaan memperoleh pinjaman dari Income Holding Ltd sebesar USD 1,100,000. Pinjaman ini tanpa jaminan. Berdasarkan addendum perjanjian tanggal 29 Mei 2008, terhitung efektif sejak tanggal 1 Juni 2008, pinjaman ini dikenakan bunga tetap 6% per tahun. Perjanjian pinjaman telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir berdasarkan addendum perjanjian tanggal 21 Desember 2009 yang memperpanjang pinjaman sampai dengan tanggal 25 Pebruari 2015. Pada tanggal 10 September 2012 seluruh saldo pinjaman ini sudah dilunasi. 20. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
On February 22, 2002 and June 24, 2004, the Company obtained a long term loan from Coralbells International Ltd., third party, totaling USD 6,000,000. This loan is used to support the Company’s operational activities. Based on letter dated April 30, 2008 from Coralbells International Ltd. to the Company, effective on May 1, 2008, all outstanding principal long term loans amounted to USD 2,750,000 included the interest were transferred to Tuscan Assets Ltd., third party. Effective since June 2008, this loan bears interest rate of 6% per annum according to the amendment of the agreement dated May 30, 2008. Based on amendment of the agreement dated December 16, 2009 which states that the term period of loan is extended up to July 2, 2015.
b.
The Company obtained loan from Income Holding Ltd amounting to USD 1,100,000. The loan has no collateral. Based on amendment of agreement dated May 29, 2008, effectively on June 1, 2008, the loan bears an annual fixed interest of 6%. The loan agreement had been amended several times and the latest amendment was made on December 21, 2009 which extended the loan up to February 25, 2015. On September 10, 2012, the entire balance of the loans had been repaid.
20. Long Term Employee Benefits Liabilities
Grup menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tanggal 25 Maret 2003. Jumlah tenaga kerja yang berhak atas imbalan kerja sejumlah 2.723 dan 2.133 orang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The Group calculated and recognized the liabilities on employee benefits based on Labor Law No. 13 dated March 25, 2003. The number of employees who are entitled to receive the benefit totalled 2,723 and 2,133 employees as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja dihitung oleh Aktuaris Independen PT Prima Bhaksana Lestari yang menerbitkan laporan masing-masing pada tanggal 18 Februari 2013 dan 12 Maret 2012.
Estimated liabilities on employee benefits are calculated by the Independent Actuary of PT Prima Bhaksana Lestari which issued their report dated February 18, 2013 and March 12, 2012, respectively.
D1/March 21, 2013
37
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut:
Actuarial assumptions used for determination of expenses and liabilities of employee benefits as of December 31, 2012 and 2011, are as follows:
2012
2011
Usia pensiun normal 55 tahun/55 years old Tingkat diskonto 6.4% Estimasi kenaikan gaji di masa datang 6.5% Tingkat pengunduran diri Umur/Age 18 - 35 = 18% per tahun/per annum Umur/Age 36 - 44 = 15% per tahun/per annum Umur/Age 45 - 54 = 5% per tahun/per annum Tabel mortalita CSO - 1980 Metode Projected Unit Credit
55 tahun/55 years old 7.3% 6.5% Umur/Age 18 - 35 = 15% per tahun/per annum Umur/Age 36 - 44 = 10% per tahun/per annum Umur/Age 45 - 54 = 1% per tahun/per annum CSO – 1980 Projected Unit Credit
Mutasi liabilitas imbalan pascakerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Saldo Awal Pembayaran Manfaat Karyawan Selama Tahun Berjalan Beban Imbalan Kerja Tahun Berjalan Liabilitas Akhir Tahun
Total Beban Imbalan Kerja Karyawan
2012
2011
Rp
Rp
4,106,618
3,814,930
(978,025)
(1,067,088)
1,931,327 5,059,920
1,358,776 4,106,618
D1/March 21, 2013
Beginning Balance Payment of Employee Benefit during the Current Year Employees' Benefits Expenses in the Current Year Liabilities at the End of Year
The details of employee benefits expenses for the current year are as follows:
2012 Rp 1,235,935 565,888 129,504
2011 Rp 872,029 441,090 45,657
Current Services Cost Interest Expenses Realized Actuarial Gain (Loss)
1,931,327
1,358,776
Total Employee Benefits Expenses
Liabilitas imbalan pascakerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti Kerugian Aktuarial yag belum diakui Total
Mortality table Method
Movements in employee benefits liability in the consolidated statements of financial position are as follows:
Rincian beban manfaat pasca kerja karyawan yang diakui di tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Biaya Jasa Kini Biaya Bunga Keuntungan (Kerugian) Aktuarial yang Diakui
Normal pension age Discount rate Estimated future salaries increase Resignation rate
Employee benefits liabilities recognized in the consolidated statements of financial position are as follows:
2012 Rp 11,174,345 (6,114,425) 5,059,920
38
2011 Rp 8,718,257 (4,611,639) 4,106,618
Present Value of Defined Benefits Obligation Unrecognized Actuarial Losses Total
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Rekonsiliasi saldo awal dan akhir dari nilai kini liabilitas imbalan pasti yang adalah sebagai berikut:
Reconciliation of beginning and ending balance of present value of defined benefits obligation is as follows:
2012 Rp Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti Awal Tahun Beban Jasa Kini Beban Bunga Pembayaran Imbalan Kerugian Aktuarial yang belum diakui Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti Akhir Tahun
2011 Rp
8,718,257 1,235,935 565,888 (978,025) 1,632,290
5,661,780 872,029 441,090 (1,067,088) 2,810,446
11,174,345
8,718,257
Rincian nilai kini liabilitas, surplus dan defisit program serta penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan empat tahun sebelumnya adalah sebagai berikut: 2012 Rp Nilai Kini Liabilitas Defisit Program
2011 Rp
Present Value of Defined Benefits Obligation at Beginning of Year Current Service Cost Interest Cost Expected Benefit Payment Actuarial Gain on Obligation Present Value of Defined Benefits Obligation at End of Year
Detail of present value of liabilities, surplus and deficit program and experience adjustment on liability program for the year ended December 31, 2012 and previous four annual periods are as follows: 2010 Rp
2009 Rp
2008 Rp
11,174,345 11,174,345
8,718,257 8,718,257
5,661,780 5,661,780
3,682,983 3,682,983
4,399,972 4,399,972
Present Value of Liabilities Deficit Program
--
--
--
--
--
Experience Adjustment on Liability Program
Penyesuaian Pengalaman pada Liabilitas Program
21. Kepentingan Non Pengendali
21.
Hak minoritas pada entitas merupakan hak pada PT Mitra Hero Pioneerindo dan PT Putra Asia Perdana Indah sesuai dengan kepemilikannya pada ekuitas dan laba rugi komprehensif pada entitas anak.
Non Controlling Interest in subsidiary represents interest in PT Mitra Hero Pioneerindo and PT Putra Asia Perdana Indah according to its shares of ownership in the equity and comprehensive income in subsidiary entity.
22. Modal Saham
22.
Susunan pemegang saham Grup berdasarkan laporan PT EDI Indonesia, Biro Administrasi Efek pada 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham BNYM SA/NV as Custodian of Bank of Singapore Ltd. Deutsche Bank AG Singapore ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd PT Bayu Buana Tbk Masyarakat/Publik (masing-masing di bawah 5%) Total
D1/March 21, 2013
Non Controlling Interest
Jumlah Saham/ Number of Shares (Lembar) /Shares
Composition of the Group’s stockholders based on report from PT EDI Indonesia, Share Registrar as of December 31, 2012 and 2011 is as follows:
2012 dan/and 2011 Jumlah/ Total
Rp
104,997,320 48,234,900 20,697,000 19,682,000 27,196,780 220,808,000
52,498,660 24,117,450 10,348,500 9,841,000 13,598,390 110,404,000
39
Share Capital
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership (%) 47.55 21.84 9.37 8.91 12.33 100.00
Stockholders BNYM SA/NV as Custodian of Bank of Singapore Ltd. Deutsche Bank AG Singapore ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd PT Bayu Buana Tbk Public (below 5 % each) Total
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
23. Tambahan Modal Disetor
23.
Akun ini merupakan selisih antara hasil penjualan saham (agio saham) kepada masyarakat (penawaran umum perdana) dengan nilai nominalnya yang dilakukan tahun 1994 setelah dikurangi dengan pelunasan saham bonus yang dikeluarkan tahun 1995, dengan rincian sebagai berikut:
Additional Paid-in Capital
This account represents the difference between the price in which the shares were sold to the public (initial public offering) and its par value in 1994 after deducting the bonus shares issued in 1995, with details as follows: Rp
Hasil penjualan 9.000.000 lembar Saham dengan nilai @ Rp 5.100 Nilai nominal 9.000.000 lembar Saham dengan nilai @ Rp 1.000
45,900,000
Dikurangi: Saham Bonus Total
Proceeds from sale of 9,000,000 Shares @ Rp 5,100 Face value of 9,000,000 Shares @ Rp 1,000
(9,000,000) 36,900,000 (31,000,000)
Less: Distribution of Bonus Shares
5,900,000
Total
24. Cadangan Umum
24. General Reserves
Pada tahun 1997, berdasarkan Akta Notaris Mudofir Hadi, S.H., No. 55 tanggal 19 Juni 1997, Grup menyisihkan sebagian dari saldo laba sebagai dana cadangan umum sebesar Rp 75.968.
In 1997, based on the Notarial Deed of Mudofir Hadi, S.H., No. 55 dated June 19, 1997, the Group provided general reserves amounting to Rp 75,968 from retained earnings.
25. Pendapatan Usaha - Bersih
25. Operating Revenues- Net
Akun ini merupakan pendapatan dari penjualan Grup masingmasing pada 234 dan 208 gerai pada tahun 2012 dan 2011 dengan rincian sebagai berikut :
California Fried Chicken Sapo Oriental Cal Donat Subtotal Pendapatan dari Royalti dan Franchise Fee Total
This account represents revenue generated by the Group from the 234 and 208 outlets in 2012 and 2011, respectively, with the following details:
2012
2011
Rp
Rp
322,238,243 21,520,789 4,467,922 348,226,954
262,853,308 20,787,113 3,895,658 287,536,079
California Fried Chicken Sapo Oriental Cal Donat Subtotal
5,553,454
4,941,439
Revenue from Royalty and Initial Fee
353,780,408
292,477,518
Total
26. Beban Pokok Penjualan
26.
Akun ini terdiri dari:
Persediaan Awal Pembelian Barang Tersedia untuk Dijual Persediaan Akhir Beban Pokok Penjualan
D1/March 21, 2013
Cost of Goods Sold This account consists of:
2012 Rp
2011 Rp
11,458,380 124,781,226 136,239,606 (16,934,193) 119,305,413
11,017,219 100,434,171 111,451,390 (11,458,380) 99,993,010
40
Beginning Balance of Inventories Purchases Goods Available for Sale Ending Balance of Inventories Cost of Goods Sold
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih masing-masing pada tahun 2012 dan 2011 merupakan pembelian bahan baku kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:
Purchases of raw materials which represent more than 10% of net purchases in 2012 and 2011 represent purchases from third parties are as follows:
Total
PT Putra Mandiri PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Total
Persentase dari Total Pembelian/ Percentage of Total Purchases 2012 2011 % %
2012 Rp
2011 Rp
20,009,736 7,879,010 27,888,746
14,389,304 12,739,051 27,128,355
16.04 6.31 22.35
27. Beban Penjualan 2011 Rp
63,130,930 33,114,882 27,789,616 9,698,260 9,352,122 7,312,954 5,227,725 2,451,570 1,600,935 2,609,021
46,648,456 30,423,675 22,814,254 7,393,940 11,198,804
162,288,015
133,943,833
6,504,180 3,969,694 1,661,002 1,203,446 2,126,382
28. Beban Umum dan Administrasi
Penyusutan Aset Tetap Jasa Profesional dan Pelatihan Alat-alat Kantor Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) Total Beban Umum dan Administrasi
D1/March 21, 2013
Salaries and Allowances Rent and Service Charges Electricity, Water and Telephone Depreciation of Fixed Assets Marketing Expenses Expedition, Travel and Transportation Repaired, Maintenance and Usage of Spareparts Office Supplies Fees and Retribution Others (each below Rp 1 billion) Total Selling Expenses
28. General and Administrative Expenses 2012 Rp
Gaji dan Tunjangan Sewa dan Service Charge Listrik, Air, dan Telepon Biaya Angkut, Perjalanan dan Transportasi Kesejahteraan Karyawan
PT Putra Mandiri PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Total
27. Selling Expenses 2012 Rp
Gaji dan Tunjangan Sewa dan Service Charge Listrik, Air, dan Telepon Penyusutan Aset Tetap Biaya Pemasaran Biaya Angkut, Perjalanan dan Transportasi Perbaikan, Pemeliharaan dan Pemakaian Suku Cadang Alat-alat Kantor Iuran dan Retribusi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 milyar) Total Beban Penjualan
14.33 12.68 27.01
2011 Rp
15,714,396 1,452,270 1,004,038 983,616 953,302 814,518 779,075 703,100 1,481,717 23,886,032
41
14,086,428 1,388,247 716,526 1,249,718 291,688 1,229,241 400,388 500,141 1,413,390 21,275,767
Salaries and Allowances Rent and Service Charges Electricity, Water and Telephone Expedition, Travel and Transportation Employee Benefits Depreciation of Fixed Assets Professional Fees and Training Office Supplies Others (each below Rp 500 million ) Total General and Administrative Expenses
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
29. Pendapatan Lainnya
29. Other Income 2012 Rp
2011 Rp
952,504 405,566 1,127,851 2,485,921
Keuntungan Penjualan Aset Tetap Pendapatan Dividen Lain-lain Total Pendapatan Lainnya
73,016 337,972 347,784 758,772
30. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Gain on Disposal of Fixed Assets Dividend Income Others Total Other Income
30. Related Party Transactions
Manajemen kunci termasuk dewan direksi, dewan komisaris dan personil manajemen kunci lainnya (Catatan 1.d).
Key management includes board of directors, board of commisioners and other key management personnel (Note 1.d).
Tidak ada imbalan pasca kerja untuk personil manajemen kunci. Manfaat jangka pendek untuk personil manajemen kunci merupakan gaji kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris masing-masing sebesar Rp 4.756.063 dan Rp 4.489.727.
No post employment benefit for key management personnel. The short-term benefits for key management personnel represents salaries paid to Board of Directors and Board of Commisioners amounting to Rp 4,756,063 and Rp 4,489,727, respectively.
Hubungan dan sifat saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
The relationship and nature of transactions with related parties are as follows:
No.
1.
Pihak Berelasi/ Related Parties Komisaris dan Direksi/ Commissioners and Directors
Hubungan dengan Perusahaan/ Relationship
Transaksi/ Transaction
Manajemen Kunci/ Key Management
Beban Imbalan Kerja/ Employee Benefit Expense
Seluruh transaksi dengan pihak berelasi telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties have been disclosed the consolidated financial statements.
31. Laba per Saham
31. Earnings Per Share 2012 Rp
Laba yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk (Rupiah Penuh) Total Saham Beredar (Lembar) Laba per Saham (Rupiah Penuh)
D1/March 21, 2013
2011 Rp
34,371,777,658 220,808,000 155.66
25,911,801,751 220,808,000 117.35
42
Income Attributable to Owner of the Parent Entity (Full Amount) Total Common Outstanding Share (shares) Earnings per Share (Full Amount)
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
32. Ikatan dan Perjanjian
32. Commitments and Agreements
Grup melakukan kerjasama waralaba dengan pihak ketiga untuk menggunakan merek dagang milik Grup “California Fried Chicken (CFC)”. Sesuai dengan perjanjian waralaba, masingmasing pihak pengguna hak waralaba diwajibkan membayar kepada Group berupa biaya waralaba (initial fee) sebesar Rp 125.000 dan biaya royalty sebesar 7% dari penjualan kotor.
The Group entered into franchise agreements with the third parties to use Group trademark “California Fried Chicken (CFC)”. According to franchise agreement, the user of franchise brand should pay initial fee to the Group amounting to Rp 125,000 and 7% royalty from gross sales.
Jumlah gerai waralaba sampai dengan 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebanyak 40 dan 36 yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Jangka waktu perjanjian selama 5 (lima) tahun, perjanjian terakhir sampai dengan tahun 2017.
The number of franchise outlets as of December 31, 2012 and 2011 totalled 40 and 36, repectively that located spreadly throughout Indonesia. The term of agreement is 5 (five) years which the latest will be ended in 2017.
33. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
33. Balances and Transactions in Foreign Currencies
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Group mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
As of December 31, 2012 and 2011, the Group’s monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are as follows:
Mata Uang Asing / Foreign Currency 2012 2011
Ekuivalen / Equivalent Rupiah 2012 2011
Aset / Assets Kas dan Setara Kas / Cash and Cash Equivalents Pihak Ketiga / Third Parties
USD
1,324.86
1,588.99
Liabilitas / Liabilities Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang/ Bank Loan and Long Term Financial Institutions Pihak Ketiga / Third Parties
12,811 12,811
14,409 14,409
USD
600,000
1,500,000
5,802,000 5,802,000 (5,789,189)
13,602,000 13,602,000 (13,587,591)
Total - Bersih / Total - Net
34. Informasi Segmen
34. Segment Information
Manajemen telah menentukan segmen operasi didasarkan pada laporan yang ditelaah oleh Direksi, yang digunakan dalam mengambil keputusan strategis. Direksi mempertimbangkan operasi bisnis dari perspektif jenis bisnis dan geografis.
The management has classified segment operation based on the report evaluated by the Director, which has been used as a basis of strategic decision. The Director considered the business operation from the perspective of business classification and geographics.
Segmen operasi Grup dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) unit bisnis stratejik yang menawarkan produk yang berbeda yaitu ayam goreng (California Fried Chicken), masakan oriental (Sapo Oriental) dan donat (Cal Donat).
Operating segment of the Group can be classified into 3 (three) strategic business units which provide various products consist of fried chicken (California Fried Chicken), oriental food (Sapo Oriental) and donuts (Cal Donuts).
Jumlah yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional sehubungan dengan jumlah aset dan liabilitas diukur dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Aset dan liabilitas ini dialokasikan berdasarkan operasi segmen.
The amounts provided to the chief operating decision-maker with respect to total assets and liabilities are measured in a manner consistent with that of the consolidated financial statements. These assets and liabilities are allocated based on the operations of the segment.
D1/March 21, 2013
43
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Tidak ada pendapatan, aset, dan liabilitas yang tidak dapat dialokasikan kepada operasi segmen tertentu.
There are no revenue, assets, and liabilities that cannot be allocated to a particular operating segment. 2012
California Fried Chicken Rp Pendapatan Pihak Eksternal Antar Segmen Jumlah Pendapatan Hasil Hasil Segmen Beban Usaha Tidak Dapat Dialokasi Laba (Rugi) Usaha Penghapusan Aset Tetap dan Lain-lain Keuntungan Penjualan Aset Tetap Pendapatan (Beban) Lain-lain Tidak Dapat Dialokasi: Keuntungan Selisih Kurs Pendapatan Dividen Pendapatan Bunga Beban Bunga Beban Lain-lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Beban Pajak Penghasilan Tidak dapat Dialokasi Kepentingan Non Pengendali Laba (Rugi) Setelah Pajak Penghasilan dan Hak Minoritas
Sapo Oriental Rp
Cal Donat Rp
Total/ Total Rp
Eliminasi/ Elimination Rp
Konsolidasian/ Consolidated Rp
332,471,639 -332,471,639
21,520,789 -21,520,789
4,467,922 -4,467,922
358,460,350 -358,460,350
(4,679,942) -(4,679,942)
353,780,408 -353,780,408
84,873,812
(1,502,337)
(221,821)
(4,679,942)
84,873,812
(1,502,337)
(221,821)
83,149,654 (30,168,762) 52,980,892
(4,679,942)
78,469,712 (30,168,762) 48,300,950
(261,417) 952,504
---
---
(261,417) 952,504
---
(261,417) 952,504
(1,016,227) 405,566 336,656 (1,878,288) 919,185 (542,021) 84,331,791
------(1,502,337)
------(221,821)
(1,016,227) 405,566 336,656 (1,878,288) 919,185 (542,021) 52,438,871
------(4,679,942)
(1,016,227) 405,566 336,656 (1,878,288) 919,185 (542,021) 47,758,929
---
---
---
(11,975,468) (1,411,684)
---
(11,975,468) (1,411,684)
(1,502,337)
(221,821)
(4,679,942)
34,371,777
84,331,791
39,051,719
Revenues External Parties Among Segment Total Revenues Results Segment Results Unallocated Operating Expenses Income (Loss) from Operation Fixed Assets Written off and Others Gains on Sale of Fixed Assets Unallocated Other Income (Expenses): Gain on Foreign Exchange Dividend Income Interest Income Interest Expenses Others Expenses Income (Loss) Before Income Tax Unallocated Income Tax Expense Non Controlling Interest Income (Loss) After Income Tax and Minority Interest
2012 California Fried
Sapo
Cal
Total/
Eliminasi/
Konsolidasian/
Chicken
Oriental
Donat
Total
Elimination
Consolidated
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Aset Segmen Investasi Tersedia Untuk Dijual Aset tidak dapat Dialokasi Total Aset
154,600,250 23,117,268 23,866,081 201,583,599
9,279,311 --9,279,311
613,020 --613,020
164,492,581 23,117,268 23,866,081 211,475,930
15,518,332 (23,117,268) -(7,598,936)
180,010,913 -23,866,081 203,876,994
Segment Assets Available for Sale Investments Unallocated Assets Total Assets
Liabilitas Segmen Liabilitas tidak dapat Dialokasi Jumlah Liabilitas
27,844,390 57,194,387 85,038,777
----
----
27,844,390 57,194,387 85,038,777
----
27,844,390 57,194,387 85,038,777
Segment Liabilities Unallocated Liabilities Total Liabilities
2012 California Fried
Sapo
Cal
Konsolidasian/
Chicken
Oriental
Donat
Consolidated
Rp
Rp
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Rp 38,125,271
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
D1/March 21, 2013
901,002
98,830
Rp 39,125,103
Cash Flows from Operating Activities
(49,946,212)
(406,562)
(36,831)
(50,389,605)
Cash Flows from Investing Activities
13,721,628
--
--
13,721,628
Cash Flows from Financing Activities
44
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2011 California Fried Chicken Rp Pendapatan Pihak Eksternal Antar Segmen Total Pendapatan Hasil Hasil Segmen Beban Usaha Tidak Dapat Dialokasi Laba (Rugi) Usaha Penghapusan Aset Tetap dan Lain-lain Keuntungan Penjualan Aset Tetap Pendapatan (Beban) Lain-lain Tidak Dapat Dialokasi: Keuntungan (Kerugian) Selisih Kurs Pendapatan Dividen Pendapatan Bunga Pendapatan Sewa Beban Bunga Beban Lain-lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Beban Pajak Penghasilan Tidak dapat Dialokasi Kepentingan Non Pengendali Laba (Rugi) Setelah Pajak Penghasilan dan Hak Minoritas
Sapo Oriental Rp
Cal Donat Rp
Total/ Total Rp
Eliminasi/ Elimination Rp
Konsolidasian/ Consolidated Rp
271,604,484 -271,604,484
20,787,113 -20,787,113
3,895,658 -3,895,658
296,287,255 -296,287,255
(3,809,737) -(3,809,737)
292,477,518 -292,477,518
72,795,706 -72,795,706
(1,753,339) -(1,753,339)
(83,178) -(83,178)
70,959,189 (29,884,547) 41,074,642
(3,809,737) -(3,809,737)
67,149,452 (29,884,547) 37,264,905
(1,125,536) 73,016
---
---
(1,125,536) 73,016
---
(1,125,536) 73,016
54,094 357,940 159,983 -(1,021,522) 304,709 (1,197,316) 71,598,390
-------(1,753,339)
-------(83,178)
54,094 357,940 159,983 -(1,021,522) 304,709 (1,197,316) 39,877,326
-----(30,984) (30,984) (3,809,737)
54,094 357,940 159,983 -(1,021,522) 273,725 (1,228,300) 36,036,605
(8,921,528) (1,203,272)
---
---
(8,921,528) (1,203,272)
---
(8,921,528) (1,203,272)
61,473,590
(1,753,339)
(83,178)
29,752,526
(3,809,737)
25,911,805
Revenues External Parties Among Segment Total Revenues Results Segment Results Unallocated Operating Expenses Income (Loss) from Operation Fixed Assets Written off and Others Gains on Fixed Assets Unallocated Other Income (Expenses): Gain on Foreign Exchange Dividend Income Interest Income Rent Income Interest Expenses Others Expenses Income (Loss) Before Income Tax Unallocated Income Tax Expense Minority Interest Income (Loss) After Income Tax and Minority Interest
2011 California Fried
Sapo
Cal
Total/
Eliminasi/
Konsolidasian/
Chicken
Oriental
Donat
Total
Elimination
Consolidated
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Aset Segmen Investasi Tersedia untuk Dijual Aset tidak dapat Dialokasi Jumlah Aset
97,986,999 10,274,341 21,977,257 130,238,597
8,899,816 --8,899,816
616,322 --616,322
107,503,137 10,274,341 21,977,257 139,754,735
3,952,390 (10,274,341) -(6,321,951)
111,455,527 -21,977,257 133,432,784
Segment Assets Available for Sale Investments Unallocated Assets Total Assets
Liabilitas Segmen Liabilitas tidak dapat Dialokasi Jumlah Liabilitas
26,969,204 37,326,016 64,295,220
----
----
26,969,204 37,326,016 64,295,220
(1,074,262) -(1,074,262)
25,894,942 37,326,016 63,220,958
Segment Liabilities Unallocated Liabilities Total Liabilities
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
California Fried Chicken Rp 34,351,801
2011 Sapo Oriental Rp 1,860,461
Cal Donat Rp 78,426
Konsolidasian/ Consolidated Rp 36,290,688
Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
(19,215,241)
(1,460,529)
(70,275)
(20,746,045)
Cash Flows from Investing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
(10,108,356)
--
--
(10,108,356)
Cash Flows from Financing Activities
Grup tidak menyajikan informasi geografis dalam catatan atas laporan keuangan, karena informasi yang relevan digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen didasarkan pada informasi segmen usaha atas produk yang ditawarkan.
The Group does not disclose geographical information in the notes to the consolidated financial statements, since relevant information used for the management’s decision making is based on the operating segment information for the deliverable products.
Seluruh kegiatan Grup dijalankan dan terpusat di Indonesia.
Whole operation of the Group are solely based in Indonesia.
D1/March 21, 2013
45
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
35. Instrumen Keuangan: Manajemen Risiko Keuangan a.
35. Financial Instruments: Financial Risk Management
Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan yaitu, risiko likuiditas, risiko mata uang, risiko suku bunga dan risiko kredit. Grup mendefinisikan risiko-risiko tersebut sebagai berikut: Risiko likuiditas merupakan risiko atas ketidakmampuan Grup membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo. Saat ini Grup berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Risiko mata uang merupakan risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing. Risiko suku bunga terdiri dari risiko suku bunga atas nilai wajar, yaitu risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar, dan risiko suku bunga atas arus kas, yaitu risiko arus kas di masa datang akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Risiko suku bunga terdiri dari risiko suku bunga atas nilai wajar, yaitu risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar, dan risiko suku bunga atas arus kas, yaitu risiko arus kas di masa datang akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.
a. Factors and Policies of Financial Risk Management In its operating, investing and financing activities, the Group are exposed to the following financial risks: liquidity risk, foreign currency risk, interest rate risk and credit risk and define those risks as follows: Liquidity risk represents risk of the Group’s inability to repay all their liabilities at maturity date. At present the Group does expect to pay all liabilities at their contractual maturity. Foreign currency risk represents fluctuation of financial instrument caused by changes of foreign currency exchange. Interest rate risk consists of fair value interest rate risk, which is the risk of fluctuation of financial instrument caused by changes in in market interest rate, and cash flow interest rate risk, which is the risk that the future cash flow of a financial instruments will fluctuate due to changes in market interest rate. Interest rate risk consists of fair value interest rate risk, which is the risk of fluctuation of financial instrument caused by changes in in market interest rate, and cash flow interest rate risk, which is the risk that the future cash flow of a financial instruments will fluctuate due to changes in market interest rate.
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara efektif, Direksi Grup telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan Grup. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi Grup.
In order to effectively manage those risks, the Board of Directors of the Group has approved some strategies for the management of financial risks, which are in line with corporate objectives. These guidelines set up objectives and action to be taken in order to manage the financial risks that the Group faces.
Pedoman utama dari kebijakan ini adalah sebagai berikut: Meminimalkan dampak dari perubahan mata uang dan risiko pasar atas semua jenis transaksi dengan menyediakan cadangan mata uang yang cukup; Memaksimalkan penggunaan lindung nilai alamiah yang menguntungkan sebanyak mungkin off-setting alami antara pendapatan dan biaya dan hutang piutang dalam mata uang yang sama; dan Semua kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan secara bijaksana, konsisten, dan mengikuti praktik pasar terbaik.
The major guidelines of this policy are the following: Minimize effect of changes in foreign exchange and market risk for all kind of transactions by providing adequate foreign currencies reserve; Maximize the use of “natural hedge” favouring as much as possible the natural off-setting of revenue and costs and payables receivables denominated in the same currency; and All financial risk management activities carried out on a prudent, consistent basis, and following the best market practices.
(i) Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Pada saat ini Grup berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Grup memiliki kas dan setara kas dan aset keuangan lainnya yang dapat D1/March 21, 2013
46
(i)
Liquidity Risk Liquidity risk is the risk that the Group is unable to meet its obligations when they fall due. At present the Group expects to pay all liabilities at their contractual maturity. The Group has cash and cash equivalents and other financial assets which paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
digunakan untuk memenuhi memenuhi liabilitas keuangan jangka pendeknya.
can be used to meet its short term financial liabilities.
Untuk memenuhi liabilitas keuangan jangka panjangnya, Grup berharap dapat meningkatkan pendapatan usahanya setiap tahun melalui penambahan gerai dan peningkatan kerjasama waralaba dengan pihak ketiga maupun pihak berelasi.
To fulfill their long term financial liabilities, the Group expects to increase their annual revenues through expansion of stores and increase the franchise cooperation with third parties and related parties.
Tabel berikut menganalisis liabilitas keuangan berdasarkan sisa umur jatuh temponya:
The following table analyses financial liabilities by remaining contractual maturity: 2012
Kurang dari Satu Tahun/Less
Jumlah/ Total
1 - 2 Tahun/
2 - 5 Tahun/
Diatas 5 Tahun/
Years
Years
More than 5 Years
than One Year Liabilitas Keuangan diukur pada Biaya perolehan diamortisasi: Utang Usaha-Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Utang Bank Jangka Pendek Bagian Lancar atas Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Total
16,679,927 4,771,392 6,589,114 5,163,361
-----
-----
5,802,000
3,571,429
--
--
9,373,429
--
--
--
19,642,857
19,642,857
39,005,794
3,571,429
--
19,642,857
62,220,080
Kurang dari Satu Tahun/Less than One Year Liabilitas Keuangan diukur pada Biaya perolehan diamortisasi: Utang Usaha-Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Utang Bank Jangka Pendek Bagian Lancar atas Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Total
2011 2 - 5 Tahun/ Years
1 - 2 Tahun/ Years
-----
Diatas 5 Tahun/ More than 5 Years
16,679,927 4,771,392 6,589,114 5,163,361
Financial Liabilities at Amortized cost: Trade Payables-Third Parties Other Current Financial Liabilites Accrued Expenses Short Term Bank Loans Current Portion of Bank Loans and Long Term Financial Institutions Bank Loans and Long-Term Financial Institutions Total
Jumlah/ Total
16,316,777 4,030,644 5,611,929 4,711,067
-----
-----
-----
16,316,777 4,030,644 5,611,929 4,711,067
8,161,200
--
--
--
8,161,200
--
--
5,440,800
--
5,440,800
38,831,617
--
5,440,800
--
44,272,417 30,670,417
Financial Liabilities at Amortized cost: Trade Payable-Third Parties Other Current Financial Liabilites Accrued Expenses Short Term Bank Loans Current Portion of Bank Loans and Long Terrm Financial Institutions Bank Loans and Long-Term Financial Institutions Total
(ii) Risiko Mata Uang Grup tidak signifikan terekspos risiko mata uang asing untuk pinjaman jangka panjang dalam US. Dolar. Grup tidak mempersiapkan kebijakan khusus untuk meminimalkan risiko. Tidak ada aktivitas lindung nilai mata uang pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
(ii) Foreign Currency Risk The Group is exposed to currency risk for payment of long term loan in US. Dollar. The Group did not prepare any specific policy to minimize the risk. There is no currency hedging activities as of December 31, 2012 and 2011.
Aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan jenis mata uang disajikan pada Catatan 33.
Financial assets and liabilities denominated in foreign currency as of December 31, 2012 and 2011 based on foreign currency represented in Note 33.
Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat pertukaran mata uang asing terhadap Rupiah, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap laba sebelum beban pajak penghasilan sebagai berikut:
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably changes of foreign currencies against Rupiah, with all other variable held constant, with the effect to the consolidated income before corporate tax expense:
D1/March 21, 2013
47
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2012 Rp Dampak Terhadap Laba Sebelum Pajak Penghasilan Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (1%) Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (-1%)
(57,892) 57,892
2011 Rp (135,876) 135,876
Effect on Income Before Income Tax Change in exchange rate against Rupiah (1%) Change in exchange rate against Rupiah (-1%)
(iii) Risiko Suku Bunga Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.
(iii) Interest Rate Risk Cash flow interest rate risk is the risk that the future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates.
Grup memiliki pinjaman jangka pendek dengan bunga mengambang dan jangka panjang dengan bunga tetap. Grup akan memonitor secara ketat pergerakan suku bunga di pasar dan apabila suku bunga mengalami kenaikan yang signifikan maka Grup akan menegosiasikan suku bunga tersebut dengan pemberi pinjaman.
The Group has short term and long term debt with floating interest rates. The Group will strictly monitor the market interest rate fluctuation and if the interest rate significantly increased, the Group will renegotiate the interest rate to the lender.
Pada saat ini, Grup tidak mempersiapkan kebijakan atau pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga untuk mengarungi risiko nilai wajar yang berhubungan dengan risiko arus kas yang terkait dengan liabilitas tingkat bunga mengambang. Tidak terdapat aktivitas lindung nilai tingkat bunga pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
At present, the Group did not prepare certain policy or arrangement in order to manage the interest rate risk to mitigate the fair value risk relating to the cash flow risk related to floating interest rate liabilities. There is no interest rate hedging activities in place as of December 31, 2012 and 2011.
(iv) Risiko Kredit Grup mengendalikan eksposur risiko kredit dengan menetapkan kebijakan, dimana persetujuan atau penolakan kontrak kredit baru dan kepatuhan atas kebijakan tersebut dipantau oleh Direksi. Sebagai bagian dari proses dalam persetujuan atau penolakan tersebut, reputasi dan jejak rekam pelanggan menjadi bahan pertimbangan. Saat ini, tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.
(iv) Credit Risk The Group controls its exposure to credit risk by setting its policy in approval or rejection of new credit contract and compliance is monitored by the Board. As part of the process in approval or rejection, the customer reputation and track record is taking into consideration. There are no significant concentrations of credit risk.
Jumlah aset keuangan merupakan eksposur kredit maksimum. Eksposur maksimum risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The amount of financial assets represents the maximum credit exposure. The maximum exposure to credit risk as at December 31, 2012 and 2011 are as follows:
Kas dan Setara Kas Investasi Tersedia untuk Dijual Piutang Usaha-Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Total
2012 18,215,595 -3,252,069 210,760 21,678,424
Pada tanggal pelaporan, tidak ada konsentrasi signifikan atas resiko kredit.
D1/March 21, 2013
48
2011 15,759,269 -2,096,755 653,974 18,509,998
Cash and Cash Equivalents Available for Sale Investments Trade Receivables -Third Parties Other Current Financial Assets Total
As of reporting date, there were no significant concentrations of credit risk.
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
b.
Estimasi Nilai Wajar Tabel di bawah ini menyajiakan nilai tercatat masing-masing kategori aset dan liabilitas keuangan pada 31 Desember 2012 dan 2011:
b. Fair Value Estimation The schedule below presents the carrying amount of the respective categories of financial assets and liabilities as of December 31, 2012 and 2011:
2012 Nilai Tercatat/ Carrying Value Rp Aset Keuangan Kas dan Setara Kas Investasi Tersedia untuk Dijual Aset Lancar Lainnya Piutang Usaha-Pihak Ketiga Aset Keuangan Lancar Lainnya Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Total Liabilitas Keuangan Utang Bank Jangka Pendek Utang Usaha-Pihak Ketiga Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Beban Akrual Bagian Lancar atas Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Total
2011 Nilai Wajar/ Fair Value Rp
Nilai Tercatat/ Carrying Value Rp
Nilai Wajar/ Fair Value Rp
18,215,595 23,117,269 1,656,971 3,252,069 210,760 3,437,542 49,890,206
18,215,595 23,117,269 1,656,971 3,252,069 210,760 3,437,542 49,890,206
15,759,269 10,274,342 1,522,110 2,096,755 653,974 3,052,093 33,358,543
15,759,269 10,274,342 1,522,110 2,096,755 653,974 3,052,093 33,358,543
5,163,361 16,679,927 4,771,392 6,589,114
5,163,361 16,679,927 4,771,392 6,589,114
4,711,067 16,316,777 4,030,644 5,611,929
4,711,067 16,316,777 4,030,643 5,611,929
9,373,429
9,373,429
8,161,200
8,161,200
Financial Assets Cash and Cash Equivalents Available for Sale Investments Other Current Asset Trade Receivable-Third Parties Other Current Financial Assets Other Non Current Financial Assets Total
19,642,857
19,642,857
5,440,800
5,440,800
Financial Liabilities Short Term Bank Loans Trade Payables-Third Parties Other Current Financial Liabilites Accrued Expenses Current Portion of Bank Loans and Long Term Financial Institutions Bank Loans and Long Term Financial Institutions
62,220,080
62,220,080
44,272,417
44,272,416
Total
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 manajemen memperkirakan bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan jangka pendek dan yang jatuh temponya tidak ditentukan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dalam laporan posisi keuangan, mendekati nilai wajarnya, dan tingkat bunga hutang bank dan sewa pembiayaan diasumsikan sama dengan tingkat diskon pasar.
As of December 31, 2012 and 2011 management considers that the carrying amount of financial assets and liabilities recorded at amortized cost in the consolidated statements of financial position approximate their fair value for both short term and those which maturities were not determined, and bank loans and financial lease interest rate assuming equal with the market discount rate. 36. Capital Management
36. Pengelolaan Permodalan Tujuan Grup ketika mengelola modal adalah untuk mempertahankan kelangsungan usaha Grup serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
The Group’s objectives when managing capital are to safeguard the Group’s ability to continue as a going concern whilst seeking to maximize benefits to shareholders and other stakeholders.
Grup secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan untuk memastikan struktur modal dan hasil pengembalian ke pemegang saham yang optimal, dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal Grup, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi peluang investasi yang strategis. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Grup dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham, mengeluarkan saham baru atau menjual aset untuk mengurangi utang.
The Group actively and regularly reviews and manages its capital structure to ensure optimal capital structure and shareholder returns, taking into consideration the future capital requirements and capital efficiency of the Group, prevailing and projected profitability, projected operating cash flows, projected capital expenditures and projected strategic investment opportunities. In order to maintain or adjust the capital structure, the Group may adjust the amount of dividends paid to shareholders, issue new shares or sell assets to reduce debt.
Grup memonitor modal berdasarkan rasio gearing konsolidasian. Rasio gearing dihitung dengan membagi pinjaman bersih dengan jumlah ekuitas yang disesuaikan. Pinjaman bersih dihitung dengan mengurangkan jumlah pinjaman dengan kas dan setara kas serta kas yang dibatasi penggunaannya.
The Group monitors capital on the basis of the Group’s consolidated gearing ratio. The gearing ratio is calculated as net debt divided by adjusted equity. Net debt is calculated as total borrowings less cash and cash equivalents and restricted funds.
D1/March 21, 2013
49
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Rasio gearing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The gearing ratios as of December 31, 2012 and 2011 are as follows:
2012 Rp Total Utang Bank dan Lembaga Keuangan Dikurangi: Kas dan Setara Kas Pinjaman - Bersih
2011 Rp
34,179,647
18,313,067
Total Bank Loans and Financial Institutions Less: Cash and Cash Equivalents Net - Payable
18,215,595 15,964,052
15,759,269 2,553,798
Total Ekuitas Yang Disesuaikan
118,838,217
70,211,829
Adjusted Equity
Rasio Gearing Konsolidasian
13%
4%
Consolidated Gearing Ratio
37. Latest Development in Financial Accounting Standard
37. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan Pada tahun 2012 DSAK – IAI telah mengeluarkan PSAK No. 38 (Revisi 2012) mengenai Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan PPSAK No. 10 mengenai Pencabutan PSAK No. 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi yang berlaku untuk diterapkan pada periode tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013.
In 2012 DSAK - IAI has issued SFAS No.38 (Revised 2012) regarding the Business Combination and PPSAK No. 10 regarding Revocation. SFAS 51: Accounting QuasiReorganization that apply t to the period of fiscal year financial statements beginning on or after January 1, 2013.
Selain itu DSAK-IAI juga telah mengeluarkan ISAK No. 21 mengenai Perjanjian Konstruksi Real Estat dan PPSAK No.7 mengenai Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat paragraf 1 – 46, 49 – 55 dan 62 – 64 yang sampai dengan tanggal laporan ini masih belum ditentukan efektif berlakunya sesuai dengan surat pengumuman DSAK-IAI No.0643/DSAK/IAI/IX/2012 tanggal 21 September 2012.
Additionally DSAK-IAI has also issued No. IFAS. 21 of the Real Estate Construction Agreement and PPSAK No.7 regarding Revocation SFAS No. 44: Accounting for Real Estate Activities paragraphs 1-46, 49-55 and 62-64 are up to the date of this report has not been determined in accordance with the letter of the effective-IAI No.0643/DSAK/IAI/IX/2012 DSAK announcement dated September 21, 2012.
Manajemen masih mengevaluasi dan belum menentukan dampak penerapan PSAK, ISAK dan PPSAK tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Management is still evaluating and has not determined the Impact os SFAS, IFAS and PPSAK above to the consolidated financial statements.
38. Reklasifikasi Akun
38. Accounts Reclassification
Laporan keuangan konsolidasian, pada tahun 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan Entitas Anak telah menerapkan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-347/BL/2012 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Penerapan ini mengakibatkan beberapa angka perbandingan di laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akun-akun dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2012. Rincian akun – akun signifikan yang direklasifikasi adalah sebagai berikut:
D1/March 21, 2013
The consolidated financial statements, in 2012 the Group have implemented The Decision of Chairman BAPEPAM-LK No. KEP-347/BL/2012 regarding Guidelines on Financial Statements Presentations and Disclosures for Issuer or Public Companies. The implementation of this makes several comparative figures in the statement of financial position on December 31, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010 have been reclassified to conform with the presentations of the consolidated statement of financial position as of December 31, 2012. The details of the significant accounts being reclassified are as follows:
50
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification
Reklasifikasi/ Reclassification
Setelah reklasifikasi/ After reclassification
Laporan posisi keuangan konsolidasian 31 Desember 2011 Aset Lancar Investasi Investasi tersedia untuk dijual Investasi tersedia untuk dijual
Consolidated statement of financial position December 31, 2011 Current Assets 10,774,342
(10,774,342)
--
Short - term investments
--
10,774,342 (500,000)
10,774,342 10,274,342
Available for sale investments Available for sale investments Other current financial assets
10,774,342
--
500,000
500,000
153,974
(153,974)
--
Other receivables
--
153,974
153,974
Other current financial assets
1,522,110
(1,522,110)
--
Advances
--
1,522,110
1,522,110
Other current assets
3,052,093
(3,052,093)
--
Other assets(Deposit)
--
Aset keuangan lancar lainnya Piutang lain-lain Aset keuangan lancar lainnya Uang muka Aset lancar lainnya Aset tidak Lancar Aset lain-lain(Jaminan)
Non Current Assets
Aset keuangan tidak lancar lainnya Aset tetap
31,199,926
3,052,093 33,593,265
3,052,093 64,793,191
Other non current financial assets Fixed assets
Renovasi bangunan sewa
33,593,265
(33,593,265) (1,520,170)
---
Renovation of Rented Building
1,520,170
--
1,520,170
1,520,170
Other Non Current Assets
Aset lain-lain Aset tidak lancar lainnya Liabilitas Jangka Pendek
Current Liabilities
Bagian lancar atas utang bank dan
Current portion of bank loans
lembaga keuangan jangka panjang
8,161,200
--
8,161,200
Liabilitas Jangka Panjang
Bank loans and long term 13,602,000
Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification
(8,161,200)
Reklasifikasi/ Reclassification
5,440,800
Investasi tersedia untuk dijual Investasi tersedia untuk dijual Aset keuangan lancar lainnya Piutang lain-lain Aset keuangan lancar lainnya Uang muka Aset lancar lainnya
Consolidated statement of financial position December 31, 2012 and 2011, and January 1, 2011/December 31, 2010 Current Assets 8,935,379
(8,935,379)
--
Short - term investments available for sale
-8,935,379
8,935,379 (1,500,000)
8,935,379 7,435,379
Available for sale investments Available for sale investments Other current financial assets
--
1,500,000
1,500,000
150,860
(150,860)
--
Other receivables
--
150,860
150,860
Other current financial assets
2,472,850
(2,472,850)
--
Advances
--
2,472,850
2,472,850
Other current assets
3,051,493
(3,051,493)
--
Other assets(Deposit)
--
Aset tidak Lancar Aset lain-lain(Jaminan)
financial institutions
Setelah reklasifikasi/ After reclassification
Laporan posisi keuangan konsolidasian 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 Aset Lancar Investasi
and long term financial institution Non Current Liabilities
Utang bank dan lembaga keuangan jangka panjang
Other assets
Non Current Assets
Aset keuangan tidak lancar lainnya Aset tetap
27,147,834
3,051,493 26,224,999
3,051,493 53,372,833
Other non current financial assets Fixed assets
Renovasi bangunan sewa
26,224,999
(26,224,999)
--
Renovation of Rented Building
Liabilitas Jangka Pendek
Current Liabilities
Bagian lancar atas utang bank dan lembaga keuangan jangka panjang Liabilitas Jangka Panjang Utang jangka panjang keuangan jangka panjang
D1/March 21, 2013
Current portion of bank loans 8,991,000
--
22,477,500
(8,991,000)
51
8,991,000
and long term financial institution
13,486,500
Non Current Liabilities Bank loans and long term financial institutions
paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
39. Tanggung Jawab dan Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian
39. Responsibility and Authorisation of Consolidated Financial Statements
Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyajian laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian telah diotorisasi dan disetujui untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 8 Maret 2013.
D1/March 21, 2013
The management of the Group is responsible for the preparation and presentation of the consolidated financial statements. The consolidated financial statement have been authorized and approved for issuance by the Board of Directors on March 8, 2013.
52
paraf:
Moving Towards
47
48
Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk Gedung Jaya Lantai 6 Jl. MH. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Tel. +62 21 3147654 , +62 21 3157611 Fax. +62 21 3157609
scan me for website info