MODUL PERKULIAHAN
PENULISAN NASKAH NON BERITA TELEVISI
POKOK BAHASAN : KREATIFITAS PEMBUATAN DRAMA
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
2015
1
Tatap Muka
14
Kode MK 41019
Disusun Oleh Patricia Robin, S.I. Kom., M.I.Kom
Abstract
Kompetensi
Drama yang ada di masyarakat Indonesia sekarang semakin beragam dan bersaing, maka kreatifitas akan ide yang matang akan membuat drama berbeda dan disegani.
Mahasiswa mampu berfikir out of the box terkait pembuatan konsep dasar dari drama, sehingga berbeda dari drama yang sudah ada.
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
“Ah! Lo terlalu drama!” “Aduh drama banget sih kisah perjuangan gw sampe kampus hari ini!” “Hello?? Hari ini masih ngarepin cowok yang Cuma bisa ngasih bunga mawar dan kata romantis doang? Emang bisa hidup pake bunga? Ini kehidupan nyata, bukan DRAMA kali” “Gaya keren, Mobil keche, Muka tampan, Duit banyak! Aduh, ni cowok beneran ada atau Cuma muncul di drama ya?” Dan lain-lain......................
Coba lihat apa yang menjadi inti dari setiap kalimat di atas? Kata apa yang selalu diulang dalam 4 kalimat pernyataan (dan pertanyaan) yang ada di atas? Ya, Betul! Kata “Drama” menjadi kata yang muncul dalam setiap 4 kalimat tersebut. Bukan hanya kata-kata yang bermakna sama atau kemiripan pernyataan saja, tetapi kata ini juga kerap muncul dalam kehidupan kita sehari-hari. Lalu mengapa dipaparkan kata-kata tersebut di bagian awal pembahasan kali ini? Hal ini disebabkan seringkali orang menyebutkan kata “Drama” itu sendiri, tetapi sebenarnya tidak terlalu mengetahui apakah yang dimaksud dengan drama.. Kata “Drama” berasal dari kata Yunani “draomai” yang berarti berbuat, bertindak, dan bereaksi. Atau intinya, kata “drama” ini adalah sebuah perbuatan dan tindakan. Permasalahannya, perbuatan yang bagaimana? Oleh siapa tindakan ini bisa disebut sebagai drama? Dan kapankah drama itu terjadi? Apabila tindakan dari setiap manusia disebut sebagai drama, berarti drama itu memang benar dan nyata? Lalu setiap orang tidak terlepas dari panggung drama? Ternyata tidak semua hal disebut dan diartikan sebagai drama. Drama hanya ada di dalam sebuah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor (atau aktris). Pertunjukkan ini biasa disebut dengan teater yang dipentaskan di panggung dan dilihat oleh ratusan pasang mata secara langsung, tanpa perlu perantara baik itu pita rekam, memory card dalam camera ataupun alat pemancar televisi dan jaringan. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan kemauan masyarakat yang “beragam”, maka lapangan pertunjukkan teater seakan tidak terbatasi lagi. Inilah yang membuat pengertian drama dibagi menjadi dua, yaitu luas dan sempit. Pengertian yang luas adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita dan 2015
2
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
dipertunjukkan di depan orang banyak. Sementara dalam arti sempit, yaitu kisah hidup manusia yang diproyeksikan di atas panggung. Drama bisa dinikmati audionya saja, yaitu melalui radio. Drama ini adalah bentuk drama yang paling flexibel, karena tanpa perlu memusingkan pergantian set dan dekorasi,properti dan wardrobe talent, ataupun lighting pendukung, sehingga alur cerita dapat mengalir maksimal, bahkan dengan perubahan di tengah drama tersebut. Maka tidak heran pada zaman dahulu (bahkan sampai sekarang), terdapat Drama Radio terkenal seperti “Butir-butir pasir laut” dan “Tutur Tinular”. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan drama ini adalah tonjolan variasi dialog yang digunakan. Di sebuah drama radio, suara karakter yang kuat dan khas menjadi point utama yang harus dipenuhi apabila ingin drama radio tersebut didengar, dimengerti dan diresapi oleh audience. Jangan lupa “bumbu” lain dari drama radio tersebut yang tidak boleh terlewatkan, yaitu selingan musik, sound effect, dan lain-lain. Drama lain yang tidak kalah terkenal dan akan menjadi pembahasan utama di sini adalah drama audio visual (televisi), sebut saja film, sinetron dan telenovela. Ketika ditayangkan, dengan kelebihannya, televisi mampu mendramatisir beberapa adegan seperti adegan flashback. Sadar atau tidak, segala pengetahuan tentang drama yang diketahui masyarakat kini adalah berasal dari si drama audiovisual. Maka tidak jarang, kekeliruan juga terjadi ketika orang menganggap bahwa drama itu hanya terkait hal yang sedih dan mengharukan saja. Di bawah ini adalah beberapa macam “kandungan kisah” drama yang sering kali diangkat ke dalam pertunjukkan ataupun televisi, antara lain : - Drama Romantis Kandungan dalam drama ini menjadi yang paling ditunggu dan disukai oleh hampir semua orang. Biasanya berisikan kisah yang sederhana, tetapi memiliki banyak bumbu sehingga membuat orang yang melihat dan mendengar seakan merasakan langsung kegetiran hati yang dimiliki oleh tokoh dalam drama ini. Kisah yang dihadirkan tidak jauh dari hal yang menyentuh perasaan, mendebarkan hati, dan mengharukan.
Drama apapun yang disajikan oleh sutradara, pasti unsur romantis ini tetap ada, walaupun hanya beberapa scene dan durasi sekian menit. Sebenarnya part romantis ini tidak penting dan sama sekali tidak mengganggu jalannya sebuah cerita, dalam artian tanpa adanya “kutipan kisah romantis” dalam drama tersebut, cerita tersebut masih bisa berjalan sempurna dan menemui ending yang sesuai. Hanya saja, banyak produksi 2015
3
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
masa kini yang sudah terdoktrin bahwa part romantis harus tetap ada, apabila tidak ada, maka sajian drama pasti tidak lengkap. Yang menjadi inti dalam drama romantis adalah adanya percintaan antara dua atau tiga orang tokoh. Tidak dijelaskan secara rinci apakah percintaan ini baru disebut romantis ketika terjadi antara sepasang kekasih atau sepasan suami istri atau bisa lebih. Tetapi yang harus diingat, ketika kata “cinta” sudah disebutkan, maka cinta itu menjadi universal, bisa saja cinta dengan orang tua, pasangan, keluarga, sahabat, teman, “cinta terlarang”, ataupun dengan binatang dan lingkungan.
Drama romantis atau melodrama ini seringkali ditemui dalam sinetron dan film di Indonesia. Bukan hanya sering, tetapi SELALU. Sebut saja film “Habibie Ainun”, “Ayatayat Cinta”, “AADC”, “Cinta Fitri”, “Tersanjung”, dan lain-lain. Apa yang menjadi persamaan?
Apabila dilihat dari judul, banyak sekali yang menggunakan judul penuh dengan kegalauan dan kerisauan hati. Apabila dilihat dari pemeran, maka sudah dipastikan pemeran utama yaitu seorang wanita dan seorang pria. Lebih dalam, yang menjadi kesamaan dari setiap kisah melodrama adalah setiap tokoh (biasanya) utama dilukiskan sebagai orang yang pasrah dan menerima nasib. Apabila tokoh tersebut memiliki ketegaran, maka ketegaran itu akan luluh atau terhapus sejenak ketika ia mengenal dan bersinggungan dengan “cinta” atau romance.
- Drama Komedi Ternyata drama yang selama ini dikenal oleh masyarakat hanyalah sebuah kisah mengharu biru dan menggugah perasaan penontonnya, sama sekali salah. Suatu bentuk sajian yang lucu dan menghibur atau akrab disebut komedi juga adalah bentuk drama. Suatu hal yang susah-susah gampang untuk membuat drama komedi lantaran seringkali drama komedi itu dianggap berhasil ketika penikmatnya mengerti dengan cerita dan kata yang diucapkan oleh tokoh, kemudian berujung pada tindakan tertawa. Apabila hanya tertawa datar atau tersenyum, seringkali drama komedi dianggap tidak berhasil, melainkan setiap yang menikmati wajib tertawa terpingkal-pingkal.
2015
4
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Suatu tugas yang sulit diemban oleh tim kreatif dan juga sutradara. Mengapa? Hal ini disebabkan standarisasi kelucuan seseorang akan berbeda dengan orang lain. Walaupun ia memiliki kesamaan suku, ras, daerah tempat tinggal, ataupun sifat sekalipun. Bisa saja kelucuan versi Amerika akan berbeda dengan kelucuan asli Eropa. Tidak usah terlalu jauh, sebuah kelucuan dari Jakarta, pasti akan dimaknai atau mungkin dianggap biasa saja oleh warga Tangerang, dan sebaliknya. Sebuah kelucuan dan kekonyolan asli Bogor, Jawa Barat, mungkin akan dimaknai berbeda juga oleh penduduk di Bandung, Jawa Barat. Maka film komedi yang sudah tayang di seluruh dunia, mendapatkan rating tinggi, disukai bahkan dikenang oleh penikmatnya patut mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Mereka mampu mengemas aktor dan aktris kelas A dunia ke dalam suatu film komedi, yang tidak terlepas dari unsur “konyol” dan “polos”.
Sebut saja salah satu film yang belum lama ini booming di Indonesia, bahkan dunia, yaitu “Spy”. Drama komedi aksi ini dibintangi oleh aktor aktris dunia yang sudah lekat dengan karakter kuat masing-masing. Mereka adalah Jason Statham, Jude Law, Rose Byrne, dan Melissa McCarthy. Ada satu nama yang sangat jarang muncul (atau mungkin perdana) dalam genre drama komedi. Ia adalah Jason Statham. Wajah tampan, kepala botak, tubuh ideal, menjadikan ia dikenal sebagai sosok yang selalu menjadi pahlawan dalam setiap filmnya. Biasa bersanding dengan Sylvester Stallone dalam Expendables, atau memegang senjata dengan gagah dalam “The Transporter”, dalam film ini Jason Statham juga turut memegang senjata, tetapi dalam karakter yang sangat lucu. Bukan salah, tetapi beberapa bagian, ke-garang-annya sebagai sosok “hero” tidak bisa lepas begitu saja. Seiring waktu, mungkin semakin banyak orang yang memiliki “ketegangan dan stress” yang tinggi dengan rutinitas harian yang tidak henti. Drama komedi menjadi sebuah jalan keluar yang paling dinantikan oleh penikmatnya. Maka semakin banyak juga drama komedi yang dibuat dan ditayangkan di layar lebar ataupun layar kaca. Drama komedi memiliki satu pattern pasti yang menjadi template nya, yaitu dialog yang kocak dan menggelitik, penuh keceriaan, dan berakhir dengan kebahagiaan. Contoh yang sederhana adalah kisah serial “Bajaj Bajuri” yang meledak di tahun 2000-an. Bukan
2015
5
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
hanya “kecablakan” dari Bajuri saja yang mengundang gelak tawa, tetapi keluguan Oneng dan kelicikan Emak sangat menghibur kita kala itu. Sebuah hal dikatakan komedi bukan hanya dari tutur kata, melainkan juga bisa dari nonverbal yang disajikan oleh si pemain di dalam drama tersebut. Untuk lebih mudah, mari diingat kembali sosok Rowan Atkinson. Apakah anda tahu siapakah dia? Mungkin sebagian saja yang mengenalnya. Tetapi ketika dikatakan sosok Mr. Bean. Semua orang pasti akan tersenyum dengan gaya olahraganya yang unik, kepolosannya ketika tertidur di gereja, atau kebingungannya ketika memasak ayam kalkun. Ya, Mr. Bean tidak berkata-kata yang aneh dan “wah” hingga membuat anda tertawa, melainkan hanya dengan mimik dan gestur tubuh yang begitu alami, ia adalah ikon drama komedi yang (mungkin) paling lucu.
- Drama Tragedi Apa yang terlintas ketika mendengar kata “tragedi”? Suatu keadaan hancur yang menimpa bukan hanya seseorang, melainkan sebuah kota atau bahkan negara, sehingga tidak ada satupun yang selamat dari “tragedi” tersebut. Betul sekali, karena tragedi adalah suatu kisah drama yang menyayat hati dengan setting-nya yang “gila”. Setting di sini bukan hanya tempat saja, tetapi keseluruhan tampilan dan pembawaan yang ada di dalam drama tragedi tersebut. Sebuah drama tragedi biasanya menceritakan kisah yang penuh dengan kemalangan. Bisa jadi seorang Ibu yang ditinggal suami, harus membesarkan anak seorang diri, tanpa bantuan keluarga, juga harus memusingkan uang yang harus dicari untuk menyambung hidup. Ini adalah sebuah genre tragedi. Atau keluarga yang terombang ambing di tengah kekisruhan perang antar negara, mereka terlantar dan tidak memiliki tempat untuk hidup lagi. Semua tidak ada yang aman, hingga mati rasanya adalah hal yang paling diinginkan. Itu juga adalah sebuah tragedi. Lalu bisa juga perjuangan seorang anak kecil yang cacat, untuk bertahan hidup menggunakan alat bantu. Sekeras apapun usaha yang ia miliki, ternyata kematian tetap ingin menjemputnya. Itu juga adalah sebuah tragedi. Lalu sebuah kisah nyata terkait bencana alam yang menimpa sebuah negara, membuat penyakit merajalela, kehidupan yang lebih baik menjadi hanya dalam angan. Itu juga adalah sebuah tragedi. 2015
6
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah drama tragedi tergambar jelas dalam film “Romeo and Juliet”, serta “Titanic”. Mengapa termasuk dalam drama tragedi, bukan melodrama? Hal ini disebabkan ending kisah dua insan manusia yang saling mencintai tersebut adalah duka dan kematian salah satu tokoh utama, bukan berakhir kebahagiaan. Jack Dawson dalam Titanic dipastikan tenggelam setelah si kapal besar menabrak Gunung Es. Walaupun Rose Dewitt itu hidup, ia hidup dalam kegetiran dan kepahitan lantaran pria yang paling ia cintai meninggal dunia. Jangan lupakan unsur tragedi lainnya, yaitu ketika Jack masih hidup, Rose harus menghadapi ancaman dari luar dirinya untuk tetap mempertahankan kisah cintanya dengan Jack. Terdapat kekuatan yang sangat besar dari luar diri yang memaksa ia untuk berpisah dan lepas dari Jack Dawson. Tetapi atas nama cinta, mereka bisa bersama-sama sampai salah satu harus tenggelam.
Disadari atau tidak, setiap tokoh utama yang ada ada dalam sebuah kisah tragedi adalah jenis tokoh protagonis. Dalam artian, dirinya adalah orang yang baik, memiliki kisah hidup yang lurus tanpa liku, tetapi akhirnya menemui masalah yang harus dihadapi yaitu masalah percintaan entah itu dalam bentuk tidak direstui hubungannya oleh orang tua, memiliki penyakit yang tidak bisa disembuhkan, ditinggal oleh orang yang paling disayangi, dan banyak lainnya. Seluruh pertentangan dari sosok protagonis ini berakhir dengan hal yang menyedihkan (bukan menggembirakan seperti pada komedi), yaitu keputusasaan, kehancuran, dan kematian. Maka dapat disimpulkan, bahwa sebenarnya sebuah drama tragedi tidak jauh berbeda dengan drama percintaan atau melodrama, hanya saja sebuah tayangan melodrama bisa saja berakhir bahagia, lain hal dengan tragedi yang pasti berakhir duka. - Drama Tragedi Komedi Ini adalah sebuah bentuk drama yang paling terbuka. Di satu sisi bisa membawa penonton dalam suasana duka yang dalam karena kisah yang menyedihkan, tetapi di sisi lain juga bisa memunculkan gelak tawa yang luar biasa. Dibutuhkan pembangunan alur yang handal dan kemampuan tata kamera yang baik apabila ingin menghasilkan genre tragedi komedi yang sempurna. Hal ini agak merepotkan ketika membangun mood penonton haruslah berhati-hati hingga mereka memahami apa sebenarnya yang menjadi inti dari cerita tersebut. 2015
7
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Bukan hanya permasalahan equipment dan konsep yang harus diperhatikan, melainkan juga talent yang ikut berperan dalam drama tersebut. Dibutuhkan sosok yang kuat membangun karakter tokoh yang bisa menjadi aktor handal dalam tayangan tragedi komedi. Di satu sisi harus mampu membuat penonton yang mendengar dan melihat tertawa akan aksi yang dilakukan, sementara di scene selanjutnya, ia wajib membuat penonton mengerti kepedihan yang ia rasakan. Dalam drama tragedi komedi, ending yang ditawarkan begitu beragam. Bisa saja kebahagiaan, bisa saja justru kepedihan. Tetapi seiring perkembangan film yang ada sekarang, rasanya ending yang menyedihkan justru dipilih. Mengapa? Karena tidak bisa dipungkiri, sebuah ending yang berujung kepahitan lebih mudah dan lama diingat oleh penontonnya. Karena apabila selalu happy ending, hal itu menjadi sangat biasa. Semua orang akan berkata “namanya juga film, jelas aja bahagia”. Tetapi jangan sembarangan membuat ending. Apabila tidak bisa berakhir sedih jangan dipaksakan, karena ini semua kembali ke plot cerita yang disajikan sejak awal. - Lelucon atau Dagelan Drama jenis ini adalah mungkin jarang ditemui dalam sajian audio visual. Sebuah dagelan lebih sering dipertunjukkan di panggung dengan penonton yang bisa berinteraksi langsung dengan tokoh, dan tokoh juga bisa merasakan langsung feedback dari penonton. Tokoh dalam genre ini akrab disebut lakon, yaitu mereka yang selalu bertingkah jenaka.
Sebuah sajian dagelan tidak memiliki pakem tersendiri dalam penyajiannya. Setiap pemain diberikan kebebasan untuk mengeksplor kemampuan dalam hal menari, menyanyi, melawak, ataupun sulap-sulap sederhana. Alur cerita bisa berubah walaupun sudah ada skrip awal yang menjadi penuntun. Mengapa ? Karena dagelan sepenuhnya mengandalkan kreatifitas dari lakon yang ada di dalamnya. Irama tidak harus cepat terus atau lambat terus, kisah bisa berakhir klimaks atau antiklimaks sekalipun, karena irama ini juga bebas melantur kemana-mana.
Yang paling menyenangkan dari semua kebebasan dalam dagelan ini adalah isinya tidak terikat dengan durasi. Apabila tayang di stasiun televisi,memang ada durasi yang 2015
8
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
menentukannya, tetapi sebuah Ketoprak Humor dan Srimulat biasanya memiliki waktu panjang, sekitar 90 – 120 menit, jadi eksplorasi yang dilakukan oleh lakon dan sutradaranya bisa sangat panjang. Tidak lupa, sebuah Dagelan juga memiliki konsep cerita yang bebas. Tidak menuntut kesedihan atau menyayat hati atau idealnya hidup dengan orang yang paling dicintai, melainkan bisa sesuatu yang menyentil dan menyindir banyak pihak. Konsep yang seringkali ditawarkan adalah sesuatu yang kasar, lentur, dan vulgar.
Dari beberapa pemaparan terkait ragam drama yang ada di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada intinya drama adalah sesuatu yang merupakan karya cipta seniman. Dibuat untuk memuaskan kebutuhan masyarakat akan sebuah hiburan ringan (karena mengandung kisah sehari-hari), ataupun wujud pelestarian budaya khusus yang ada di masyarakat. Apakah maksudnya pelestarian budaya? Apakah sebuah drama hanya berkutat pada hal yang terkait dengan seni tradisional saja? Ternyata tidak. Budaya yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang terjadi berulang-ulang dan ada di seputar hidup manusia. Bisa jadi ini berwujud dalam biografi penulis yang begitu menjiwai alur cerita; atau bisa juga kritik sosial dan tujuan dari drama adalah pengaruh pementasan drama bagi kehidupan sosial. Ini adalah sebuah unsur ekstrinsik dari karya drama yang sukses. Lalu apabila memiliki konsep dan ide yang luar biasa, bagaimana sebuah drama secara intrinsik akan disukai oleh penontonnya? Berikut adalah unsur instrinsik yang harus kuat mutlak ada dalam sebuah drama : - Naskah Adalah sebuah karangan yang berisi cerita atau lakon dan tokoh-tokoh cerita yang diberi nama, memiliki dialog antar tokoh, dan penjelasan mengenai keadaan adegan tersebut di atas pentas. Diutamakan sebuah naskah bisa memberikan gambaran mengenai cerita yang dibangun, berikut alur babak yang ada. Setiap babak berisi peristiwa dengan waktu dan suasana tertentu yang sudah ada urutannya. Bukan hanya alur yang dipaparkan dalam sebuah naskah, melainkan hal yang harus dilakukan oleh pemain, yaitu menyangkut ekspres. Hal ini disebabkan sebuah naskah drama bukan hanya milik crew, melainkan pegangan wajib dari seorang pemain dalam mempertunjukkannya. - Pemain atau tokoh drama 2015
9
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
- Sutradara Drama Adalah orang yang memimpin segala pengaturan dalam drama. - Tata rias Adalah bagian terpenting yang dapat membangun watak dan peran dalam pertunjukkan drama. - Tata busana Unsur drama yang mengatur busana atau kostum pemain, baik itu jenis pakaian, model, hingga cara pemakaiannya. - Tata panggung Adalah penataan arena atau panggung untuk setiap adegan drama yang akan dipentaskan. - Tata Lampu Adaah pengaturan pencahayaan pada waktu pengadegan atau pementasan drama. - Tata suara Adalah pengaturan terhadap suara yang berhubungan dengan pementasan.
2015
10
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Daf tar Pustaka Fachruddin, Andi, 201, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, Andi, Yogyakarta Mabruri, Anton, 2013, Penulisan Naskah TV, Grasindo, Jakarta
Morissan, 2009, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
2015
11
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id