MODUL PERKULIAHAN
Penulisan Naskah Non Berita Proposal Program Dokumenter
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu Komunikasi
Penyiaran
Tatap Muka
05
Kode MK
Disusun Oleh
41710007
A. Asrul Sani Fauzan, S.S., M. Pd
Abstract
Kompetensi
Membuat Proposal Program Dokumenter
Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara membuat proposal program dokumenter
Proposal Program Dokumenter Pada pertemuan sebelumnya sudah dibahas tentang apa yang harus dilakukan oleh seseorang yang akan membuat program dokumenter mulai dari ide sampai dengan membuat riset tentang materi yang akan kita sajikan dalam program dokumenter itu. Sebelum terlalu jauh, perlu Anda camkan bahwa membuat naskah program dokumenter mungkin akan terasa lebih sulit dibanding dengan yang lainnya. Karena dokumenter harus didasarkan atas fakta dan data yang akurat tanpa rekayasa, maka segala informasi yang ada hendaknya dikonfirmasi validitasnya. Anda tidak cukup melakukan googling melalui internet tapi harus menemui sumber informasi yang paling mendekati kebenarannya. Masalah kebenaran ini ada beberapa versi, hal ini dikembalikan kepada si pembuat dokumenter; dari point of view manakah dia akan membahas topiknya, sebagai oposan atau proponan. Berbagai info yang sudah didapat mulai dari ide sampai riset itu tadi harus dituangkan dalam bentuk proposal, karena hasil catatan riset harus bisa disampaikan kepada orang lain dan menjadi pondasi yang kuat dari karya dokumenter kita. Gagasan yang dituangkan di dalam proposal harus di atas hitam dan putih. Sehingga jika kumpulan gagasan tersebut belum dituangkan dalam bentuk tulisan, maka itu baru sebatas angan-angan. Proposal dokumenter harus menjadi satu kesatuan yang utuh, mudah dimengerti, tidak menimbulkan pertanyaan besar dan dapat dijabarkan oleh sequence/scene yang berkualitas. Perencanaan proposal program dijadikan dasar atau pondasi dari berdirinya program yang akan diproduksi. Langkah ini yang pertama harus dibuat dan menjadi ukuran/barometer oleh produser/reporter pada saat mengembangkan atau mengkreasiakan karyanya hingga siap siar. Proposal program dokumenter terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan serta melengkapi. Proposal ini sangat ringkas karena hanya selembar kertas saja, tetapi efisien dan efektif bagi siapapun untuk menilai dan mengerti apapun juga yang akan diceritakan program tersebut dan lain sebagainya. Adapun bagian-bagian yang ada dalam proposal dokumenter tersebut adalah; Identitas stasiun televisi, Judul, Poin of View, Team produksi, Sinopsis, Main Character, Jadwal produksi, Jadwal siaran, dan Budget. Berikut ini akan dijabarkan bagian-bagian yang penting dari sebuah proposal program documenter sebagai berikut:
A. Sinopsis Sinopsis atau ringkasan cerita dari program yang diinginkan didalam membuat perencanan dokumenter menjadi landasan utama atau langkah pertama yang harus dilakukan terlebih dahulu. Sinopsis ini harus singkat, padat dan dimengerti oleh siapapun juga, kerangka sinopsis terdiri dari latar belakang, pokok permasalahannya serta kesimpulan dari program dimaksud. Membuat sinopsis sebaiknya didahului oleh riset/analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas, mengetahui latar belakangnya atau lebih baik lagi kalau produser tersebut pernah kelokasi tempat utama kegiatan program atau melakukan hunting/mengejek kelapangan. Latar belakang; Bagian ini pertama kali dibuat (alinea pertama) dengan menampilkan kondisi sebenarnya pada subyek cerita/permasalahan yang paling menarik atau mudah dimengerti, tidak juga terlalu banyak komentar jadi pilih yang terbaik. Biasanya dimulai dengan hal yang paling umum, menarik dan lokasi dari identitas permasalahan yang akan dibahas. Latar belakang tidak langsung menjelaskan inti permasalahan walaupun bagi yang membaca, bisa kira-kira (belum tentu tepat) problem yang akan dibicarakan. Bila dibandingkan dengan bagian permasalahan, latar belakang relative sama banyaknya atau lebih sedikit. Permasalahan/problem; Bagian ini menjadi kelanjutan latar belakang atau penjelasan pokok problema yang perlu diketahui serta ingin disampaikan pada pemirsa televisi. Alur cerita pada bagian ini mengupas tantangan, kunci keberhasilan, masalah yang timbul dan ciri-ciri subyek yang menjadi analisa bagi sang produser dalam mengekspos suatu peristiwa dan kodrat alam berdasarkan realita. Bagian ini belum menjawab problem yang timbul tetapi merinci ketidak seimbangan atau ketidak cocokan dari variable-variabel yang dikemukakan sehingga menarik. Kesimpulan; Bagian ini menjadi penutup serta memberikan solusi jalan keluar yang menjadikan pemirsa puas/mengerti pada alur cerita tersebut. Kesimpulan lebih sedikit komentarnya namun tergambarkan keinginan produser dalam upayanya menginformasikan hal-hal yang menarik pada pemirsa televisi yang tidak melihat atau tidak tahu cerita/ permasalahan di program tersebut.
B. Judul Setelah selesai membuat sinopsis produser baru memikirkan judul apa yang paling tepat dari program tersebut. Mengapa sinopsis terlebih dahulu? Tujuannya agar produser lebih fokus memikirkan alur cerita yang disingkat padat, lalu melihat judul yang mewakili latar belakang hingga kesimpulan program sesuai keinginannya. Judul sebaiknya sederhana, mudah dicerna, menimbulkan daya tarik dan tidak banyak kata-kata.
Nama lokasi, orang, benda/bangunan dapat dijadikan bagian judul dengan harapan mendapatkan dukungan emosi dan pendefinisian identitas. Apabila telah memilih judul yang tepat didalam proposal dan disetujui oleh atasan atau pihak sponsor, maka hal tersebut menjadi terikat sehingga dalam proses produksi hingga finishing, ketika produser merasa ada kejanggalan atau kekurangan dari judul maka harus di konsultasikan ke pihak-pihak terkait. Biasanya proses keinginan perubahan akan terjadi disaat pekerjaan dilapangan berlangsung, berdasarkan informasi dan kenyataan/realita yang berkembang. C. Point of View Bagian ini adalah bagian pendukung dari judul, sehingga memperjelas bagi siapapun juga yang membaca proposal program tersebut. Point of view artinya nilai penekanan dari produser yang menjadi fokus pembahasan dan menganalisa alur cerita program. Apabila judul telah didapat maka selanjutnya harus mencari point of view yang paling tepat. Untuk lebih memudahkan mendapatkannya; didalam program (lihat sinopsis) yang akan dibuat kira-kira apakah yang menjadi pokok permasalahan untuk dibahas. Atau dari judul yang dibuat; apakah yang paling berkaitan dengan judul untuk mengupas problema sebagai pisau analisis.
Pembahasan
problem yang terjadi didalam program harus berkaitan dengan point of view yang pilih sebagai ukuran. Didalam point of view terangkum secara keseluruhan apa yang menjadi tujuan program, prespektif, pendekatan/approach, format & style. D. Tim produksi Team produksi harus disebutkan dan dijelaskan sebagai bukti adanya perencanaan membuat suatu program, dan hal ini berkaitan sumber daya manusia serta budgeting. Pengertian tim produksi adalah orang/kru yang mengerjakan produksi nanti dikenal dengan identitas apa? Atau siapakah nama pimpinan/produser pelaksana program tersebut. Sehingga memudahkan pertanggung jawaban dan mengenali proposal siapakah nanti dengan bentuk program yang telah sesuai diuraikan. Prosedur kerja pada stasiun televisi mengacu pada tim produksi yang telah dibentuk atau disepakati sebelumnya pada rapat kerja operasional produksi. Hal ini dapat terjadi pada bagian program dengan jumlah kru yang besar atau maksimal. Sedangkan bagian pemberitaan pada umumnya mengerjakan dokumenter dengan jumlah kru kecil (2 orang). Maka jumlah dan identitas tim produksi harus disesuaikan dengan kebutuhan, biaya, kondisi dan keinginan pimpinan produksi atau yang berkepentingan dengan program dimaksud.
E. Main Character / Narasumber Main character artinya karakter utama yang diperankan dalam program. Program dokumenter yang akan dibuat membutuhkan karakter-karakter pengerak sebagai bagian cerita program tersebut. Dari beberapa karakter yang ada harus ditentukan karakter utama yang menjadi pusat perhatian berkembangnya alur cerita, pusat informasi, atau andalan/harapan dari produser untuk memecahkan masalah yang timbul. Bagi pemirsa yang menonton kelak juga akan mengerti dengan mudah penonjolan karakter utama di program sebagai bagian yang menarik, informatif dan menghibur. Didalam proposal kolom main charcter di isi secara berurutan dari karakter yang utama selanjutnya karakter ke dua, dll. Jumlah karakter pada setiap program disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dilapangan. Namun biasanya pada dokumenter durasi 30’ dibutuhkan minimum 1 (satu) dan maksimum 3 (tiga) karakter. Istilah yang disebutkan pada kolom karakter dimulai dengan nama orang, pekerjaan/tugas dan lokasinya. Sehingga siapapun yang membacanya akan mengerti maksud dari program tersebut. Karakter atau talent adalah seseorang yang bakal menjadi pemeran utama dalam film dokumenter ini. Tujuannya, agar ia bisa menjadi kendaraan yang bisa menghubungkan satu elemen ke elemen yang lain. Seperti benang merah untuk keseluruhan cerita. Perlunya menentukan karakter yang tepat merupakan upaya untuk memuluskan alur cerita. Sehingga, pemirsa bisa menikmati jalannya cerita dengan mudah dan meraih pesan yang dimaksud. Penggunaan karakter di produksi film dokumenter tidak selalu berarti film tentang profil seseorang. Karakter sebagai profil berbeda dengan karakter sebagai benang merah alur cerita setiap film dokumenter. Pada film dokumenter genre profil, hampir sebagian cerita mengungkapkan data dan informasi sang karakter. Sedangkan pada cerita yang menggunakan karakter sebagai kendaraan cerita, porsi sang karakter sangat kecil dipaparkan. Sebaliknya, masalah dalam premis itulah yang sebagian besar diungkapkan. Agar karakter yang dipilih tepat sasaran dan memiliki kaitan erat dengan premis yang dimaksud dalam film, maka proses seleksi pun harus dilakukan. Disinilah produser berfungsi sebagai talent director dimana harus berinisiatif dan memiliki kecermatan serta ketelitian dalam menentukan karakter utama, minimal bisa mempertimbangkan hubungannya dengan cerita, angle kamera dan kru produksi. Agar menaikkan kredibilitas dan kualitas film dokumenter tersebut.
F. Production schedule / Jadwal Produksi
Jadwal produksi harus ditentukan produser sebagai bagian yang penting dan dapat dinilai kematangan perencanaan memproduksi program. Jadwal produksi juga sangat berkaitan dengan berbagai hal yaitu; 1. Lama perjalanan atau waktu tempuh ke lokasi. 2. Genre dokumenter yang akan diproduksi. 3. Jumlah kru yang bekerja (maksimum atau minimum). 4. Keadaan peralatan yang digunakan sejak awal produksi hingga akhir. 5. Besarnya target biaya. 6. Kondisi alam, karakter manusianya dan faktor X yang tidak terduga. Bagian ini sangat sulit diprediksi apabila tidak disiplin dalam menjalankan proses produksi dari awal melangkah ataupun menggangap remeh setiap pekerjaan. Di beberapa stasiun televisi terkemuka setiap bagian dari proposal yang dibuat, apabila tidak sesuai dengan hasilnya akan dinyatakan gagal. Terutama production schedule menjadi ukuran pimpinan untuk menilai baik buruknya kinerja sang produser bekerja.
G. Required On-air. Date/time Bagian ini sangat berperan dalam menentukan kebijakan atau strategi penyiaran bagi setiap stasiun televisi. Karena audien yang diperebutkan untuk dipengaruhi agar memilih program acaranya sangat tergantung dari apakah program yang disiarkan telah sesuai antara content dengan segmentasi audien pada waktu jam tayang, yang tentunya setiap wilayah memiliki karakteristik dan style yang berbeda. Disetiap negara memiliki berbagai corak ragam yang berbeda kebiasaan audiennya menonton televisi, demikian pula di Indonesia yang beraneka ragam budaya adat istiadat dan geografis wilayahnya sangat luas. Contohnya berdasarkan ekonomi suatu keluarga akan berpengaruh pada kebiasaan menonton televisi. Keluarga yang memiliki ekonomi lemah akan memilih cepat tidur atau tidak akan menonton televisi jauh malam, karena berkepentingan cukup tidur dan bangun cepat untuk pergi kerja esok pagi. Sedangkan bagi yang ekonomi mapan akan santai menonton sampai jauh malam karena bisa tidur besok di kendaraan karena ada supir, atau tidak bisa tidur memikirkan pekerjaan kantor yang rumit. Menentukan jam tayang harus mempertimbangkan banyak hal yaitu; 1. Content dokumenter yang memiliki sasaran audien siapa? 2. Jangkauan stasiun televisi yang menyiarkan mencakup wilayah mana saja? Dengan mempertimbangkan masyarakat mayoritas.
3. Sponsor yang membiayai atau mendukung program memiliki kepentingan pada segmentasi audien yang mana? 4. Dampak/feedback yang akan terjadi setelah program disiarkan. 5. Memperhitungkan hari (Senin-Jum’at dan hari kerja atau libur) serta hari-hari besar yang hormati oleh masyarakat yang dituju. 6. Memperhitungkan jam (pagi-siang dan malam) berdasarkan content program. 7. Mempertimbangkan proses produksi (syuting, editing, dll) hingga siap disiarkan. Perhitungan program yang akan disiarkan memerlukan ketelitian dan kedisiplinan mengatur waktu berdasarkan proposal, sehingga akan mempermudah proses produksi sesuai rencana. Jadwal penayangan sangat dibutuhkan oleh pimpinan sebagai target mengisi slot waktu dan menilai keseriusan produser dalam bekerja. Sedangkan bagi sang produser sendiri menjadi patokan mengatur efisiensi dan efektifitas kerja karena tuntutan produksi berdasarkan perencanaan yang matang. Berdasarkan penelitian AGB Nielsen Media Research membagi dalam satu hari dalam beberapa bagian yang disebut dengan Day Part. Ketentuan ini didasari oleh sampel yang diambil oleh lembaga tersebut dalam jumlah yang dominan. Hal ini sangat penting bagi stasiun televisi untuk menempatkan program mana yang akan dijual dengan rate card berapa per spot, ROS, backdrop, add lips, tag on dan lain sebagainya. Maka setiap produser dapat mempertimbangkan keberadaan Day Part ini untuk mempertimbangkan kapankan sebaiknya program disiarkan sesuai dengan harapan yang diinginkan. Bentuk proposal dokumenter seperti pada gambar diatas telah menjelaskan rincian berbagai macam fungsinya yang akan menjadi kerangka yang kuat untuk membangun suatu film dokumenter. Berbekal dengan proposal seperti diatas siapapun yang membacanya akan bisa membayangkan bentuk filmnya nanti. Tentunya isi setiap kolom proposal tersebut tidak akan bisa dibuat sebelum melakukan riset yang mendalam dari ide yang pertama kali ditemukan. Sebagai salah satu perencanaan (pra produksi), membuat proposal kedudukannya sangat penting, karena setiap bagian didalamnya berperan sebagai sekuen-sekuen yang memandu tim produksi untuk mengetahui hal apa saja yang harus direkam oleh kamera untuk mengisi alur cerita dokumenter sesuai pondasi proposal yang direncanakan. Proposal yang baik sangat membantu produser menghemat biaya produksi, mengukur lama produksi, sampai memperkirakan kapan program bisa disiarkan, target audien dan target marketnya. Hal tersebut bisa menghindari pengambilan gambar yang tidak perlu untuk program kita. Sekalipun peristiwa itu menarik, sehingga menghemat waktu, tenaga, kaset dan cara berpikir kita juga menjadi sistematis.
H. Budget Bagian budgeting artinya perencanaan biaya yang dibutuhkan dalam produksi program yang tersusun lengkap definisinya didalam proposal. Dengan melihat biaya yang tercantum setiap orang akan menafsirkan kualitas program, ketepatan perhitungan biaya dan penilaian sesuai tidaknya seluruh kompoten dalam proposal yang saling terkait. Apabila produser memberikan proposal kepada pimpinan stasiun televisi atau penyandang dana/support untuk membiayai program tersebut, maka nilai biaya sangat mudah di jawab akan tertarik mengijinkan untuk diproduksi atau mau mendukung biaya operasional produksinya. Selanjutnya secara rinci akan dijabarkan perkiraan cara menghitung biaya produksi dokumenter sesuai yang diinginkan. Adapun untuk mendapatkan standarisasi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dokumenter sangat bervariasi jumlahnya sesuai dengan tingkat kesulitan dan durasi yang ada.
Daftar Pustaka 1. Atkins Jr, Jim & Willette, Leo. 1965. Filming TV News and Documentaries. New York: Amphoto. 2. Ayawaila, Gerzon. 2009. Dokumenter: Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV IKJ Press. 3. Fachrudin, Andi. 2012. Dasar Dasar Produksi Televisi. Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana. 4. Nugroho, Fajar. 2007. Cara Pintar Bikin Dokumenter. Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas.