MODUL PERKULIAHAN
PENULISAN NASKAH NON BERITA TELEVISI
POKOK BAHASAN : PENULISAN SKENARIO
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
2015
1
Tatap Muka
15
Kode MK 41019
Disusun Oleh Patricia Robin, S.I. Kom., M.I.Kom
Abstract
Kompetensi
Sebuah ide cerita yang baik tidak akan tersajikan sempurna tanpa ada dukungan dari output berupa skenario yang luar biasa.
Mahasiswa mampu membuat skenario yang bisa diimplementasikan secara maksimal dalam sebuah drama.
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Apakah anda menyukai film “Avatar” yang begitu booming pada tahun 2009? Atau kisah romantis dalam film “The Notebook”? Atau yang paling dekat dengan kita, dan sedang shooting sekuelnya yaitu seri AADC? (Ada Apa Dengan Cinta?). Mengapa semua film tersebut begitu disukai masyarakat ? Darimana para penggagasnya mendapatkan ide cerita yang complicated khas film, tetapi dengan mudahnya dipahami audience hingga akhirnya menjadi film favorit? Pertanyaan selanjutnya akan sangat berhubungan dengan film-film action, terutama superhero yang sama sekali tidak masuk di akal. Siapa yang menjadi penggagas menyajikan seorang superhero dari laba-laba? Apabila tidak ada Spiderman, maka laba-laba tidak mungkin menjadi idola. Lalu siapa yang berpikir bahwa seekor semut yang dikenal kecil bisa memiliki kekuatan super? Semut adalah semut, bisa berguna, bisa mengganggu. Itu adalah yang terpikirkan sebelum adanya tokoh Antman. Tetapi kehadiran Antman seakan memastikan bahwa semut adalah hewan yang paling kompak dan rela gotong royong demi membantu sesamanya. Semut kini memiliki definisi berbeda ketimbang “ada gula, ada semut”. Ada yang mengatakan, hidup itu adalah ide. Tanpa ide, tidak ada sesuatu yang harus dilakukan atau dikatakan, atau si manusia tersebut tidak ubahnya sebuah mayat yang bergerak dan berjalan, tanpa ada nafas dan kepentingan dan tujuan. Hidup menjadi kosong dan hampa. Tetapi karya drama bukanlah sesuatu yang kosong, hampa, tanpa arti dan tak bertuan. Karya drama khususnya film adalah sebuah karya yang paling agung, karena menggabungkan segala macam unsur seni yang ada. Ya, hal ini disebabkan karena salah satu sifat film yang berupa fiksi, sehingga dibutuhkan kreatifitas dan ide dasar sehingga menghasilkan karya yang juga luar biasa. Walaupun lagi-lagi tidak ada ide yang orisinil, setidaknya ide yang dimiliki setiap orang adalah ide baru yang akan terus berkembang waktu ke waktu. Mungkin ide dasar dari kisah A akan dilengkapi oleh penulis B kemudian dikembangkan lagi oleh produser C yang akhirnya menemui tangan yang tepat yaitu Sutradara D. Ide adalah hal yang tidak akan ditemukan bila dicari. Apabila anda disuruh membuat sebuah film pendek berdurasi 5 menit saja, maka akan kesulitan memaparkan apa yang sebenarnya akan dibuat. Durasi yang terlalu singkat dijadikan alasan sehingga tidak bisa menghasilkan alur cerita yang maksimal. Durasi yang terlalu panjang dijadikan alasan juga karena ide cerita yang sudah mentok dan klaim tidak ingin sama dengan ide yang ada sebelumnya, jadi ingin mencari sesuatu yang beda, sehingga begelut sekian lama dengan ide yang berputar-putar. Jadilah yang dikerjakan hanya terus menerus mengeluh, dan yang ada di hadapan tidak lebih dari selembar kertas kosong atau justru penuh coretan tanpa arti.
2015
2
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Sebenarnya, pencarian ide dimulai dari hal yang paling dekat dan sepele, atau darimana saja. Bisa jadi sebuah ide akan berelaborasi dengan ide lain sehingga menghasilkan ide yang luar biasa. Berikut adalah beberapa point yang bisa dijadikan ide cerita, antara lain : -
Diri sendiri atau sekeliling “Tulislan apapun yang diketahui dan dirasakan” Hal apa yang paling diketahui di dunia ini? Bukan tokoh idola, bukan barang bermerk terfavorit, bukan juga hewan peliharaan. Itu adalah sebagian saja. Tetapi yang paling orang ketahui adalah tentang diri sendiri. Pasti satu kali dalam seumur hidup, pernah ada kejadian yang unik, jarang terjadi atau bahkan hanya diri sendiri yang bisa merasakannya. Dari yang paling mudah, mungkin jatuh dari sepeda ketika kecil hingga memiliki 10 jahitan di usia 5 tahun; atau menjalin cinta dengan sahabat bayangan yang Cuma ada dalam pikiran saja; atau bertemu dengan makhluk halus di rumah sendiri, atau lainnya. Tulis, tulis dan tulis, itu adalah metode awal terampuh untuk menghasilkan mahakarya audio visual ini.
-
Cerita Rakyat Terlalu kuno? TIDAK! Cerita asli negeri sendiri terutama Indonesia memiliki ragam kisah yang menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat masa kini. Nilai yang dikandungpun cukup banyak, ada yang menyangkut persahabatan, cinta keluarga, kepahlawanan. Jangan pernah ragu meng-adopsi kisah rakyat ini menjadi sebuah ide cerita utama dalam film karena kisah ini sangat mudah diterima, mungkin dialami oleh sebagian besar masyarakat kita, dan pastinya dekat dengan keseharian.
-
Inspirasi “Ah ini mah sama aja dengan drama korea. Orang Indonesia gak kreatif banget! Cuma bisa menjiplak!” Kata-kata ini yang mungkin muncul dari dalam benak ketika melihat sebuah sinetron Indonesia yang mirip sama sekali dengan drama asli Korea. Ketika setiap konflik, penokohan, hingga unsur dramatik yang dimiliki si sinetron Indonesia sama persis dengan yang ada di Korea, maka bisa dikatakan ini adalah kegiatan menjiplak. Tetapi ketika salah satunya berbeda, maka perlakuan ini bukan menjiplak, melainkan memodifikasi. Ketika mendengarkan sebuah lagu, terbayang visual yang ingin disajikan, adegan yang ada di dalam lagu tersebut, bahkan penggunaan talent yang pas dan sesuai. Secara
2015
3
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
simple, hal tersebut akan tersaji dalam sebuah video clip. Tetapi kembangkanlah bayangan visual tersebut menjadi sebuah ide lagi yang lebih detail dan mendalam, hingga bisa menjadi karya drama. Intinya dalam inspirasi adalah ketika menonton suatu tayangan, catatlah setiap elemen yang menarik dari tayangan tersebut. Gabungkan setiap scene yang menarik hingga menjadi ide cerita baru yang termodifikasi. Jadi proses ini sama sekali tidak disebut sebagai menjiplak. -
Koran, Majalah, Tabloid Apabila belum bisa menulis dengan sempurna, setidaknya harus memiliki bakat baca yang kritis demi mencari si ide. Sebagai media massa cetak, koran majalah dan tabloid adalah ladang cerita dengan segudang inspirasi yang tidak pernah habis. Selalu ada yang diberitakan di sana, baik itu menyangkut kriminalitas, ekonomi,sosial, internasional, olahraga, bisnis, dan lain-lain. Hal ini bisa menjadi sumber ide utama dalam membuat karya drama sinetron bahkan film layar lebar. Sebut saja kasus penganiayaan, selingkuh berujung maut, korupsi, dan lain-lain.
-
Buku bacaan (Novel dan Cerpen) Harry Potter dengan 7 (sampai 8) filmnya sukses mengisi masa bahagia anak-anak hingga orang dewasa. Darimana film ini berasal? Tidak lain adalah dari serial buku yang ditulis oleh seorang Ibu Rumah Tangga ketika sedang iseng menunggu anaknya pulang sekolah. Siapa yang menyangka si buku akan sukses? Tidak ada! Nyatanya si film juga turut laris manis dengan dampak hingga si pemeran yang terkenal sampai masa tuanya. Bukan hanya Harry Potter, di Indonesia karya film paling fenomenal seperti Ayatayat Cinta juga sukses dibuat berdasarkan tulisan indah dari sebuah buku.
-
Musik Bukan semata-mata alunan musik saja yang menjadi inspirasi si penulis ide, melainkan lebih ke sosok pemusik itu sendiri. Sesuai dengan pepatah Indonesia yang mengatakan “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”, hal ini yang terus menerus ditekankan dalam sajian ide dari musisi. Cerita yang sering diangkat adalah kegigihan dalam mencapai puncak karier, yang akhirnya berujung pada motivasi kepada para fans yang tersebar; atau bisa juga bagaimana lika liku kehidupan yang harus dilalui musisi dengan segala tuntutan untuk menghasilkan karya; atau bisa juga kekompakan dan kekisruhan di dalam satu team.
-
Olahraga
2015
4
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah topik yang bisa jadi diketahui dan disukai oleh semua orang. Di dalam olahraga bukan cuma mengangkat sisi olahraganya saja, tetapi bisa juga sportifitas, kekompakan, persaingan, perjuangan hingga keterpurukan. -
Peristiwa berkesan Pernahkah melihat satu keluarga yang tidur dalam satu gerobak di tepi jalan? Bukan hanya sekali, melainkan setiap hari. Itu adalah salah satu peristiwa berkesan yang pernah dilihat dalam kejadian nyata sehari-hari. Mendapatkan tampilan nyata seperti ini, tidak menutup kemungkinan kisah tersebut diangkat menjadi sebuah karya film yang akan menyentuh hati banyak orang. Atau yang sederhana adalah kisah memasuki masa remaja yang penuh dengan liku-liku terkait senioritas, percintaan, belajar di kelas, dan lain-lain. Silahkan paparkan dalam sebuah tulisan yang menarik, dan dipastikan karya ini akan laku, mengingat target drama di Indonesia masih didominasi oleh anak remaja.
-
Imajinasi atau khayalan Jangan berhenti berkhayal, bahkan untuk sesuatu yang tidak penting dan mustahil. Pasti anda pernah bermimpi (berkhayal) bagaimana nikmatnya hidup di Ibukota yang tanpa kemacetan, maka anda bisa berimajinasi membuat sebuah mesin canggih yang bisa terbang bebas macet. Atau imajinasi bagaimana sebuah rumah yang notabene besar, bisa menjadi sangat simple dan mudah dibawa kemana-mana. Tidak ada yang salah dalam imajinasi, malah hal ini akan membantu dalam pencarian ide yang tepat dan paling dahsyat untuk dijadikan karya film.
-
Kriminalitas Ini adalah sebuah topik tidak biasa yang bisa diangkat menjadi karya film yang ideal. Karya yang sudah-sudah seperti Kasus Marsina, Sumanto si Kanibal atau karya “kejam” lainnya, sebagian sukses membuat penonton terperangah dan menyukainya. Yang harus diingat adalah pengemasan berita kriminal tersebut menjadi ide yang dramatis sehingga bukan semata-mata menonjolkan sisi kekerasan saja.
-
Komik Apakah kisah komik hanya diperuntukkan bagi anak-anak? Apakah semua kisah komik adalah kisah yang datar? Sama sekali tidak. Kisah di dalam komik adalah sesuatu yang begitu menggugah perasaan dan rasa penasaran pembacanya. Alurnya begitu rumit, sukar ditebak, dan membuat orang tidak akan berhenti membaca hingga halaman terakhir dan mengetahui kisah akhirnya. Itulah yang bisa dilakukan dalam pembuatan film, ikuti dan tanamkan ide yang ada dari sebuah komik.
2015
5
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
-
Perang Tembakan dimana-mana, darah seakan tidak berhenti muncul di setiap scene. Apakah penonton akan tahan dengan audio keras dan visual kejam terus menerus seperti ini selama menonton film? Mata dan otak seakan tidak berhenti berpikir dan mengira-ngira kejadian dan kejutan apalagi yang akan muncul selanjutnya. Bukan film perang seperti ini yang dikagumi oleh penonton, melainkan film perang yang mengedepankan unsur dramatik. Maka tidak jarang dalam setiap film perang, diselipkan sebuah kisah romance antara si pemeran dengan wanita di sekitar ataupun rasa solidaritas yang tinggi dari sesama pejuang.
Luar biasa begitu beragamnya ide yang bisa dituangkan menjadi skenario yang (mungkin) nantinya akan menjadi sebuah karya drama memukau yang akhirnya memberikan nilai dan budaya baru tersendiri di masyarakat. Tetapi ketika ide brilian sudah ditemukan, apalah artinya ide itu tanpa realisasi yang maksimal. Maka untuk mewujudkan ide tersebut, penting sekali dilaksanakan riset terkait cerita dan karakter. Kata “Riset” tidak se-ilmiah dalam ilmu pengetahuan yaitu kegiatan mencari data untuk mengetes kebenaran atau keabsahan suatu hal. Riset dalam pembangunan skenario drama dilakukan untuk mempermudah dalam pengembangan cerita yang akan ditulis karena walaupun tergolong karya fiksi, drama juga akan dikaitkan oleh penontonnya dengan hal yang nyata sesuai realita (non fiksi). Apa kata audience apabila semua hal yang disajikan dalam drama adalah hal yang bertolak belakang? Pasti tayangan ini akan dianggap tidak kredibel dan sukar diidentifikasi dengan kehidupan yang dialami sehari-hari. Riset yang dilakukan dengan teliti bukan hanya dapat mengembangkan naskah, melainkan juga mengembangkan setiap detail yang bisa diangkat dalam sebuah cerita. Anggaplah ketika sedang membuat suatu pekerjaan drama tentang sosok Kapten yang terombang-ambing di tengah laut sambil menghadapi keganasan dari sekelompok penduduk yang anti dengan negara si Kapten tersebut. Fokus Kapten akan terbagi menjadi dua, yaitu menyelematkan penumpang dari ancaman alam dan manusia (teror), sekaligus menghadapi tuntutan berat dari setiap teror yang diberikan. Apakah sebelum riset, penulis naskah sudha mengetahuiseluk beluk dari sebuah badan kapal? Apakah penulis juga menghafal semua kata sandi yang digunakan untuk komunikas dari Kapten ke anak buah kapalnya? Rasanya tidak. Semua ini diketahui dan ditemukan dalam pelaksanaan riset. Dari sini dimunculkan juga ide yang lebih konkret dan keat yaitu sosok Kapten yang berani, juga memiliki sisi kemanusiaan 2015
6
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
yaitu sedih dan gundah ketika menghadapi teror. Rasa rindu akan keluarga, atau lainnya. Dari riset ini juga bisa ditambahkan dalam susunan scriptnya, seperti adegan action yang tidak melulu dilakukan di ruang nahkoda, melainkan juga bisa di ruang bawah tempat penyimpanan bahan berlayar yang gelap, sehinga menimbulkan kesan misterius, kelam dan mencekam bila disajikan di gambar. Maka dilihat, salah satu kepentingan dari riset adalah untuk mengembangkan keberadaan dan sifat karakternya. Sebuah tim kreatif memiliki creative license sebagai bumbu untuk membuat cerita, asalkan tidak terlalu menyimpang dari kenyataan dan mengganggu jalannya cerita. Riset akan membantu untuk mengetahui unsur “nyata” dari sebuah cerita, sehingga mengembangkan karakter dan peristiwa dengan cermat dan teliti.
2015
7
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Tips dan Trik Menulis Skenario
Sebuah karya drama yang indah tidak akan terjadi tanpa pembuatan dan pengenalan skenario yang matang. Setelah mengetahui apa saja yang bisa menjadi sumber ide dalam drama yang akan dibuat, kita sudah dikenalkan juga dengan keberadaan riset yang akan memperkuat keberadaan karakter dan peristiwa supaya lebih “membumi” dan diterima oleh masyarakat. Tetapi rasanya itu semua akan “terbuang percuma” apabila tidak mengetahui kepentingan utama dalam tayangan televisi yaitu “mentok dengan durasi”. Dalam pembahasan selanjutnya, akan banyak dibahas terkait logika dan perhitungan cermat demi membuat scene yang diperlukan demi membangun skenario utuh. Yang penting disadari bagaimana drama yang kuat adalah kerjasama yang baik antara si audio dan visual. Singkatlah setiap scene yang dibuat, hemat dalam penggunaan visualisasi, dan pastikan menyikapi setiap adegan dengan mengutamakan cara pandang penonton (jangan egois, semua hal harus bersumber dari dalam diri tim penulis, karena baik buruknya sajian drama, sebagian besar berada di tangan audience). Sebagai contoh, demi menghemat durasi, tidak semua kisah romantis dimulai dan diakhiri dengan kata “I Love You” atau “Aku Cinta Kamu”. Ada banyak visual yang bisa menggambarkan sebuah kisah romantis. Sebut saja lilin temaram yang menunjukkan adanya tanda cinta, bisa juga bunga berwarna merah yang menandakan adanya pasangan kasmaran, atau yang paling mudah dipahami adalah dari tatapan dua orang yang terlihat saling mencinta. Hal ini pastinya juga didukung dengan audio seperti alunan petikan gitar, piano yang ditekan sempurna, atau mungkin suara violin yang syahdu. Audio lain yang tidak kalah penting untuk diberikan adalah voice over (VO), yang dapat mempersingkat scene yang terlampau detail. 1. Interaksi antar karakter Darimana diketahui bahwa Radit dan Jani saling mencintai? Darimana diketahui bahwa James Bond memiliki ikatan khusus tersendiri dengan M dalam setiap misinya? Darimana diketahui sosok Wolverine sangat mengagumi Professor X dalam Xmen? Semua itu terjawab dengan pemaparan interaksi antar karakter yang bukan hanya dialog, melainkan juga bahasa tubuh (gesture) yang disajikan. Dialog memiliki posisi pertama untuk memberikan bumbu dalam skenario, tetapi apabila visual (nonverbal-nya) tidak mendukung, apakah penonton akan percaya?
2015
8
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Dialog menggambarkan berbagai macam keadaan yang dialami oleh sang karakter saat menjalankan sebuah tugas. Dan dari dialog (bahkan yang paling singkat), dapat menimbulkan rangkaian kisah yang selanjutnya, yaitu konflik, problem, dukungan, aksi reaksi dan keterkaitan.
Yang terpenting, setiap karakter memiliki tiga elemen yaitu : -
Motivasi Adalah latar belakang yang memberikan motif bagi karakter untuk melakukan aksi. Motivasi sendiri biasanya terbagi dalam dua bagian, yaitu motivasi positif yaitu ketika karakter bergerak untuk melakukan suatu hal larena keadaan yang menunjang dan memberikan semangat dalam kehidupannya di masa lalu. Berbeda halnya dengan motivasi negatif, yaitu karakter yang bergerak karena keadaan buruk yang menimpa di masa lalu seperti kemiskinan, ketakutan, dan lain-lain yang akhirya menjadi motivasi untuk memulai sebuah perjalanan.
-
Interaksi Sudah memiliki pemicu dalam melaksanakan sebuah tugas dan perjalanan, dipastikan sang karakter tidak diam begitu saja akan setiap tantangan, kebaikan atau kejutan yang hadir di hadapannya. Semua pasti akan ditanggapi, juga dengan beragam ekspresi dan tindakan. Maka inilah yang disebut sebagai interaksi, yaitu ketika karakter melakukan komunikasi timbal balik dengan lingkuang dan karakter lain, yang nantinya ada yang disebut dengan interaksi positif, dan interaksi negatif.
Interaksi positif terjadi ketika menemui konflik, masalah, ketakutan. Segala sesuatu dipandang skeptis (sebelah mata), apa yang dialami dari karakter lain dianggap pengkhianatan dan lingkungan adalah penyebab kekalahan. Berbeda lagi dengan interaksi positif, yaitu ketika dirasakan adanya rasa cinta, pertolongan, kepercayaan dan perlindungan. -
Tujuan/Goal Sesuai dengan hakikatnya yang “sama seperti realita”, sebuah sajian drama memiliki tujuan tertentu yang patut diperjuangkan dari awal hingga akhir tayangan. Tujuan bisa menjadi sangat sederhana, seperti lari dari kejaran musuh dalam satu malam (“Run All Night” – Liam Neeson), ataupun tujuan yang berat seperti membawa “cincin hidup” yang bisa menghabiskan seluruh manusia di jagad raya apabila tidak tepat dalam
2015
9
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
penanganannya (“The Lord Of The Ring” – Elijah Wood). Maka tujuan dalam sebuah drama bisa jadi tujuan jangka pendek, bisa juga tujuan jangka panjang, dengan akhir berupa kemenangan, pengorbanan, dan pemecahan masalah.
2. Konflik antar karakter Apa jadinya apabila sebuah cerita tidak memiliki konflik sama sekali. Semua berjalan seakan lancar dan aman, lurus tidak menemui rintangan. Alih-alih dikatakan sebagai drama terbaik, sajian seperti ini justru akan dianggap sebagai isapan jempol dan angan saja. Maka hal yang paling mudah membuat drama disukai adalah timbulkan konflik antar karakter dengan dipicu emosi dan kepentingan antar karakter. Perkaya cerita bukan hanya dengan keberadaan si antagonis versus si protagonis, melainkan juga konflik yang memperkaya cerita. Biasanya konflik seperti ini akan muncul secara temporer melalui sistematikan dramatik yang sesuai.
3. Mental karakter Membuat drama seperti menjalankan rangkaian seni lainnya. Segala sesuatu harus seimbang dan indah. Yang paling gampang dipahami adalah ketika memiliki karakter protagonis yang kuat, maka harus dihadapkan dengan tokoh antagonis yang tidak kalah kuatnya. Pertanyaannya, apakah setiap film akan seperti itu selamanya? Apakah audience tidak akan bosan dan kesal? Kini diketahui, bahwa walaupun tidak memiliki kontak konflik antar pemain (biasanya adalah yang antagonis dan protagonis), tetap bisa dibangun mental karakter yang kuat, yaitu melalui pendekatan mental karakter untuk membuat jalinan konflik antar pemain. Mental ini sebenarnya dibagi menjadi dua , yaitu male dan female. Walaupun bernama demikian, pembagian mental ini tidak ada hubungan sama sekali dengan gender dan sex, melainkan dengan psikologi, lantaran dalam diri setiap manusia dipastikan ada dua penggerak. Sebuah mental female biasanya mewakili perasaan defensif, takut, sedih, cemas, sensitif, dan lain-lain yang berhubungan dengan hati kecil. Sementara mental karakter male adalah berhubugan dengan masalah ofensif, pemberani, logika, berhitung, dan penakluk.
2015
10
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id
Daf tar Pustaka Fachruddin, Andi, 201, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, Andi, Yogyakarta Mabruri, Anton, 2013, Penulisan Naskah TV, Grasindo, Jakarta
Morissan, 2009, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
2015
11
PNNB
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom
http://www.mercubuana.ac.id