MODUL BAHAN AJAR
TUGAS
[ETIKA PROFESI] Modul 4
Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
0
1
Modul Bahan Ajar
MODUL-4: ASPEK TANGGUNGJAWAB DALAM ETIKA PROFESI
4.1 Latar Belakang Etika profesi merupakan cara untuk melakukan kegiatan keprofresian, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika profesi dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika profesi dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Dalam Etika Profesi dikenal Responsibility dan juga Theories about right action, dimana kita akan membahasnya dalam makalah ini.
4.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan di bahas, yaitu :
Apa yang dimaksud dengan Responsibility dalam Etika Profesi ?
Apa yang dimaksud dengan Theories about right action?
4.3 Tujuan Pembahasan Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini, yaitu :
Kita dapat mengenal dan memahami lebih jauh mengenai Responsibility dalam Etika Profesi.
Kita dapat mengenal dan memahami lebih jauh mengenai Theories about right action dalam Etika Profesi.
1
2
Modul Bahan Ajar
4.4
Responsibility Dalam Etika Profesi
Tanggungjawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga tanggungjawab dapat dipahami sebagai kewajiban menanggung, memikul jawab, dan menanggung segala sesuatunya. Bertanggungjawab berarti dapat menjawab bila ditanya tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertaggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab melainkan juga harus menjawab. Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum profesional. Pertama, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaannya dan terhadap hasilnya. Maksudnya, orang yang profesional tidak hanya diharapkan melainkan juga dari dalam dirinya sendiri menuntut dirinya untuk bekerja sebaik mungkin dengan standar di atas rata-rata, dengan hasil yang maksimum dan dengan moto yang terbaik. Ia bertanggung jawab menjalankan pekerjaannya sebaik mungkin dan dengan hasil yang memuaskan dengan kata lain. Ia sendiri dapat mempertanggungjawabkan tugas pekerjaannya itu berdasarkan tuntutan profesionalitasnya baik terhadap orang lain yang terkait langsung dengan profesinya maupun yang terhadap dirinya sendiri. Kedua, ia juga bertanggung jawab atas dampak profesinya itu terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain khususnya kepentingan orang-orang yang dilayaninya. Pada tingkat dimana profesinya itu membawa kerugian tertentu secara disengaja atau tidak disengaja, ia harus bertanggung jawab atas hal tersebut, bentuknya bisa macammacam. Mengganti kerugian, pengakuan jujur dan tulus secara moral sebagai telah melakukan kesalahan: mundur dari jabatannya dan sebagainya.
4.4.1
Kewajiban dan Akuntabilitas
Ini berarti bahwa bertanggung jawab (dengan pengertian hukum) untuk memenuhi kewajiban dalam cara yang lebih baik. Orang cenderung untuk menanggapi secara hukum, jika diperlukan. Akuntabel berarti bahwa seseorang bersedia untuk membenarkan atau membela keputusan yang telah dibuat/diambil, ini dapat mencakup menawarkan alasan yang masuk akal atau menerima rasa malu karena tidak memenuhi hasil akhir atau menerima rasa bersalah untuk merugikan orang lain. Begitupun untuk penilaian oleh orang lain pada tindakan (sarana) atau hasil seseorang.
4.4.2
Tipe Tanggung Jawab Dalam kehidupan manusia, ada beberapa tipe tanggung jawab : a. Tanggung jawab Moral
2
3
Modul Bahan Ajar
Seorang profesional harus bertanggung jawab secara moral, dalam menciptakan hasil yang baik, dan menghilangkan/meminimalkan efek samping yang tidak diinginkan dari segi teknik dan teknologi. b. Tanggung Jawab Kausal Hal ini merupakan sebab-akibat dari suatu kejadian. Misalnya, seorang anak bermain korek api menyebabkan rumah terbakar. Anak itu kausal bertanggung jawab, tetapi orang tua yang meninggalkan anak dengan korek api, bertanggung jawab secara moral. c. Tanggung Jawab Pekerjaan Ini terdiri dari tugas yang diberikan di tempat kerja dan mencapai tujuan. d. Tanggung Jawab Hukum Tanggapan yang diperlukan oleh hukum dan termasuk kewajiban hukum dan akuntabilitas untuk mencapainya. Banyak dari tanggung jawab ini tumpang tindih dengan tanggung jawab moral.
4.4.3
Tanggung Jawab Profesionalisme Kebajikan yang paling komprehensif dari insinyur adalah profesionalisme bertanggung jawab. Hal ini juga dapat disebut Tanggung Jawab Profesional. Ini terdiri dari lima jenis kebajikan, sebagai berikut: a.
Pengarahan diri sendiri (Self-governance) adalah kebajikan yang mendasar dan perlu dalam menjalankan tanggung jawab moral. Atas dasar pemahaman dan kognisi, itu termasuk pemahaman diri, kerendahan hati (penilaian yang tepat dari karakter seseorang), dan penilaian moral yang baik.
b.
Kebajikan publik berjiwa fokus pada kebaikan klien dan publik. Ini termasuk menghormati hak (untuk membuat keputusan dan menghadapi risiko), tidak bersifat mencelakakan (tidak menyakiti orang lain secara sengaja). kebaikan yang mencakup mencegah atau menghilangkan bahaya bagi orang lain dan juga mempromosikan keselamatan publik, kesehatan, dan kesejahteraan, kemurahan hati (membantu masyarakat dengan sukarela.
c.
Team-work virtues memungkinkan para profesional untuk bekerja dengan sukses dengan orang lain. Mereka termasuk kolegialitas, kegotong-royongan, kemampuan komunikatif, dan menghormati otoritas yang sah. Latihan bertanggung jawab otoritas dan kemampuan untuk memotivasi lain untuk mencapai yang juga relevan dengan kebajikan-kerja tim.
d.
Proficiency virtues, yang berarti penguasaan keterampilan teknis (disebut sebagai Kebajikan Intelektual oleh Aristoteles). Ini mencakup kompetensi (setelah memenuhi syarat, lisensi, dan siap untuk melaksanakan pekerjaan yang dilakukan), ketekunan (waspada terhadap bahaya, perhatian, dan menghindari kemalasan atau alam workaholic), kreativitas (belajar untuk menanggapi 3
4
Modul Bahan Ajar
masyarakat), keunggulan (tampil di tingkat tertinggi), dan pembaruan diri melalui pendidikan berkelanjutan.
e.
4.4.4
Cardinal (chief) virtues adalah Kebijaksanaan (kehati-hatian), keberanian (ketabahan), kesederhanaan dan keadilan. Beberapa mungkin tumpang tindih kebajikan lainnya. Mereka disebut 'Kardinal' karena mereka adalah engsel di mana semua kebajikan bergantung padanya.
THEORIES ABOUT RIGHT ACTION (ETHICAL THEORIES) Teori-teori etika yang berguna dalam banyak hal.
1. Dalam memahami dilema moral. Mereka memberikan kejelasan, konsistensi, sistematis dan pemahaman yang komprehensif. 2. Menyediakan membantu panduan praktis dalam isu-isu moral terhadap solusi. 3. Membenarkan kewajiban profesional dan keputusan, dan 4. Dalam berhubungan moralitas biasa dan profesional. Kriteria yang berbeda dapat diterapkan untuk mengevaluasi berbagai teori etika dan memutus yang terbaik. 1. Teori harus jelas dan (koheren) diformulasikan dengan konsep yang terhubung secara logis. 2. Ini harus konsisten secara internal, yaitu, tidak ada prinsip-prinsip konflik dengan yang lain 3. Teori dan pertahanan harus bergantung, hanya pada fakta. 4. Ini harus mengatur nilai-nilai moral dasar dalam cara yang sistematis dan komprehensif. Hal ini untuk memperbaiki prioritas nilai-nilai dan memberikan bimbingan dalam segala situasi 5. Ini harus memberikan bimbingan kompatibel dengan keyakinan moral kita (penilaian) tentang situasi konkret. Teori dan penilaian terus disesuaikan satu sama lain sampai kita mencapai keseimbangan reflektif. Sebagian besar teori konvergen menuju kesejahteraan kemanusiaan. Etika tugas dan etika yang benar berbeda dalam sebagian besar pada penekanan mereka. Tapi mereka tetap saling melengkapi selalu.
4.4.5. Kesimpulan Profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi dan bertanggung jawab pada saat merek ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa tanggung jawab etika profesi, apa yang semula 4
5
Modul Bahan Ajar
dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak adanya lagi respek maupun kepercayaan yag pantas diberikan kepada para elite profesional ini.
Daftar Pustaka Naagarazan, R.S. 2006 “A Textbook on Professional Ethic”, New Delhi: NEW AGE INTERNATIONAL.
5