MODUL BAHAN AJAR
TUGAS
[ETIKA PROFESI] Modul-1
Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
1
2
Modul Bahan Ajar
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur sepatutnya kita panjatkan atas segala bentuk anugerah, nikmat dan rahmat Allah SWT yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan amanah dalam penyusunan modul bahan ajar Etika Profesi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan berkontribusi dalam pembuatan modul ini. Cakupan materi yang telah dituliskan dalam modul bahan ajar ini meliputi dua hal penting terkait pentingnya isu standar etika profesi yang harus diadopsi dan diterapkan oleh para mahasiswa peserta mata kuliah ke dalam lingkungan dunia kerja nyata pada suatu waktu nanti ketika telah merampungkan proses pendidikan di dunia pendidikan tinggi mereka menuntut ilmu dan keahlian. Konten materi kuliah yang disajikan dalam modul bahan ajar ini akan meliputi konsepsi-konsepsi fundamental terkait etike profesi insinyur, baik ditinjau dari sudut pandang ke-Indonesiaan maupun yang mengacu pada modelmodel yang terdapat di belahan dunia lainnya seperti di India, di Negara-negara yang tergabung dalam commonwealth, di Jepang, dan yang juga berlaku pada organisasi-organisasi profesi keinsinyuran lainnya seperti IEEE dan ACM. Di samping itu, modul bahan ajar ini juga akan mengupas sejumlah kasus-kasus aktual dalam dunia kerja atau dalam kehidupan masyarakat yang sarat akan model pengejewantahan sejumlah nilai-nilai etika luhur dalam mengemban profesi seorang insinyur.
Melalui upaya pemutahiran pada cakupan materi Etika Profesi yang saat ini telah
dituangkan maka pada masa-masa yang akan datang modul bahan ajar ini masih dapat diperluas cakupannya sehingga pembahasannya akan menjadi lebih baik lagi. Pada akhirnya, harapan akan adanya suatu perbaikan pada modul ini tentu selalu ada dikarenakan keterbatasan penulis, sehingga sangat diharapkan adanya kritik
dan
saran
yang
membangun untuk pencapaian yang lebih baik. Terima kasih.
Makassar, 2 Desember 2015
Penulis
2
3
Modul Bahan Ajar
DAFTAR ISI Kata Pengantar ..............................................................................................................
1
Daftar Isi .........................................................................................................................
2
I. Modul-1: Pengantar Etika Profesi ..……………………………… II. Modul-2: Etika Profesional
4
17
III. Modul-3: Kode Etik Profesi Keinsinyuran
23
IV. Modul-4: Image Processing ..................................................................................
34
V. Modul-5: Image Processing (Image Enhancement): Part 1 ..............................
49
VI. Modul-6: Image Processing (Image Enhancement): Part 2 ……………………………… 68
(Muallim) Otonomi Profesional dan Hubungannya dengan Client Penilaian Tentang Keselamatan dan Resiko – Keluar Dengan Aman Distribusi Tanggungjawab pada Proyek dan Distribusi Tanggungjawab pada Pekerja Lainnya The Professional Body &The Professional Identity RISK BENEFIT ANALYSIS - SAFETY LESSON FROM "THE CHALLENGER" POSTMODERNITY AND DISCOVERING MEANING PROFESSIONAL ETHICS Virtues and Engineers - Overall Virtues
3
4
Modul Bahan Ajar
MODUL-1: PENGANTAR ETIKA PROFESI
I. 1. Pendahuluan Pada masa sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudahbegitu pesat dan tentunya sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Namun sedihnya pengaruh perkembangan teknologi kini telah mengubah nilai-nilai moral di masyarakat disebabkan karena maraknya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet.internet sudah menjadi bahan yang sering disalahgunakan seperti kejahatan cyber, pembajakan, pornografi hingga penculikan dapat terjadi karena penyalahgunaan informasi. Tindak kriminal yang terjadi bukan disebabkan karenakesalahan pelaku saja, melainkan karena korban yang salah menempatkan dan mendapatkan informasi yang seharusnya tidak diketahui oleh publik.Misalnya kasus penculikan yang kini marak terjadi, sebagian besar dikarenakankesalahan korban sendiri. Korban sering membagikan foto atau status yang tidak perlu diketahui oleh publik, yang dimana pelaku menggunakan kesempatan ini untuk melakukan tindak kriminalnya seperti menculik, merampok bahkan sampai membunuh. Kasus-kasus ini memberi pelajaran bahwasanya etika profesi sangatlah diperlukan agar individu yang nantinya akan menjadi seorang profesional pada bidangnya dapat memiliki kesadaran diri, tanggung jawab untuk memanfaatkan informasi yang ia miliki secara positif dan menempatkan informasi yang akan dibagikan pada publik pada tempatnya, jikalau tidak berbagi tadi dapat menimbulkan dampak negatif namun juga memiliki dampak positif yang besar pada berbagai bidang khususnya bidang teknik, yang nantinya akan dibahas pada bab selanjutnya.
I.2 Etika Profesi Etika profesi ialah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan ketertiban penuh dan keahlian sebagai
4
5
Modul Bahan Ajar
pelayanan
dalam
rangka
melaksanakan
tugas
berupa
kewajiban
terhadap
masyarakat. (Suhrawardi Lubis, 1994). Sedangkan dari susunan katanya, Etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.Etika merupakan sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa etika profesi dalah keterampilan seseorang dalam suatu pekerjaan utama yang diperoleh dari jalur pendidikan atau pengalaman dan dilaksanakan secara kontinu yang merupakan sumber utama untuk mencari nafkah. Sedangkan dalam bidang keteknikan, etika profesi diperlukan untuk menjaga perilaku anggotanya dalam menjalankan praktek profesinya bagi masyarakat dan lingkungannya. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari seorang tenaga ahli profesi. Dalam rangka menjunjung tinggi integritas, kehormatan dan martabat profesi keteknikan sesuai dengan kode etika profesi keteknikan menurut ABET terdapat 4 (empat) prinsip dasar (fundamental principles) yang harus dilakukan oleh insinyur, yaitu: a. Menggunakan keterampilan dan pengetahuan para orang teknik untuk peningkatan kesejahteraan manusia. b. Menjadi tidak berat sebelah dan bersikap jujur, melayani dengan ketepatan publik, serta pemberi kerja dan klien para orang teknik. c. Bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan wewenang. d. Mendukung profesional dan masyarakat yang teknis dari disiplin. Bila profesi keteknikan tanpa adanya etika profesi, kepercayaan masyarakat akan berkurang dan akan terjadi penyalahgunaan dalam keteknikan itu sendiri. Sehingga pentingnya etika profesi ini dalam mewujudkan harapan yang dinginkan dengan hasil 5
6
Modul Bahan Ajar
baik tanpa melakukan tindakan-tindakan penyimpangan yang tidak diperlukan. Etika seorang insinyur dibagi dalam 2 : a. Pembelajaran mengenai masalah moral dan keputusan yang dihadapi oleh individu dan organisasi yang terlibat dalam bidang keteknikan b. Pembelajaran mengenai pertanyaan yang terkait dengan perilaku moral, karakter dan hubungan yang melibatkan dalam pengembangan teknis (Martin and Schinzinger 1989).
I.3 Profesi A. Profession (Profesi) dijelaskan sebagai membutuhkan kemampuan atau pemahaman lebih mendalam (dalam hal ini adalah skill dan pengetahuan), regulasi terhadap diri sendiri (yang mengikat diri sendiri) dan hal tersebut dipadukan demi kebaikan dan kepentingan masyarakat. Dapat meningkatkan derajat, baik secara social dan ekonomi.
suatu
pekerjaan
yang
Ilustrasi profesi
Karakteristik dari Profesi antara lain : 1. Keahlian tingkat lanjut : Banyak profesi yang menuntut kemampuan praktik (lakukan-bagaimana caranya) dan pengetahuan secara teori (tahu-bagaimana dan mengapa?). Pembelajaran formal, latihan, melanjutkan pembelajaran, meningkatkan apa yang diperlukan. 2. Regulasi terhadap diri sendiri : Masyarakat yang professional memainkan peranan penting dalam menentukan standar untuk hak profesi, penyusunan kode etik, memaksakan standar perilaku dan menampilkan bagaimana profesi itu terhadap public dan pemerintahan.
6
7
Modul Bahan Ajar
3. Keuntungan terhadap masyarakat : pekerjaan ini(profesi) menyediakan beberapa kepentingan demi keuntungan masyarakat, dengan memadukan tiap usaha demi mempertahankan standar etik. Contohnya para peracik obat mendorong tingkat kesehatan, hakim melindungi hak asasi, para engineer menyediakan produk atau sebuah proyek yang dapat digunakan masyarakat untuk mendukung hidup mereka baik itu di lingkup kesehatan, kesejahteraan dan keamanan. Mengajar juga termasuk sebagai salah satu profesi sebagaimana mengajar dapat membantu membentuk dan melatih kemampuan berfikir siswa baik muda ataupun tua. Beberapa berpendapat bahwa pekerjaan seperti tukang kayu, tukang cukur, kuli, dan supir juga termasuk sebagai profesi. Hal demikian tidak dapat kita putuskan hanya dengan melihat artinya di kamus saja. Analisis yang berkelanjutan mengharapkan pekerjaan-pekerjaan ini harus lah dilihat dulu tujuan dan dilihat kriteria nya apakah telah memenuhi syarat dari suatu profesi itu sendiri.Namun seorang pengemudi(supir) yang telah handal yang terikat dengan suatu agensi travel untuk mengemudi berbagai macam mobil untuk turis, memiliki perilaku (kesopanan) terhadap pelanggan, memiliki pengetahuan, kehalian mengemudi (dalam hal ini dibuktikan dengan memiliki surat ijin mengemudi) dan rasa hormat ke public maka pekerjaan tersebut dapat kita anggap sebagai profesi. Tentara bayaran tidak dapat kita sebut sebagai profesi dikarenakan perilaku/tindakan nya berlawanan dengan kepentingan public.
7
8
Modul Bahan Ajar
Contoh profesi
Contoh bukan profesi
B. Profesional berhubungan dengan pribadi atau pekerjaan apa saja yang dilakukan sehubungan dengan profesi nya dan yang mana memerlukan keahlian( skill dan pengetahuan), regulasi terhadap diri sendiri dan hasil yang mampu memuaskan publik. Masaalah professional disini berarti “seseorang” sama dengan “status”. C. Profesionalisme. Merupakan status dari sikap atau perilaku seorang professional secara tersirat atau kualitas yang sesuai dengan seorang professional. Menurut Macintyre, profesionalisme diartikan sebagai pelayanan yang berhubungan dengan tujuan keuntungan masyarakat sebagai tambahan dari pengetahuan moral yang diaplikasikan secara langsung. Kriteria untuk dapat memenuhi dan mempertahankan profesionalisme antara lain : 1. Keahlian tingkat lanjut : Keahlian ini meliputi kemampuan secara praktik dan pengetahuan (teori) dalam latihan pengambilan keputusan. Ini berarti seorang profesional seharusnya mampu menganalisa suatu masalah dalam ruang lingkup yang telah ditentukan secara objektif.
Ilustrasi perkembangan dari normal ke advance
8
9
Modul Bahan Ajar
2. Self-regulation. DImana seorang profesional seharusnya mampu menganalisa suatu masalah tanpa atau terlepas dari ketertarikan dari dalam diri terhadap hal tersebut dan langsung mengarah ke satu keputusan yang terbaik sesuai dengan keinginan atau harapan Dari client atau costumer. Sebuah keputusan
Ilustrasi self-regulation
atau pertimbangan yang autonomous (keputusan yang tidak memihak dan pada kemampuannya) benar-benar diharapkan. Dalam situasi seperti tadi, kode etik keprofesionalitasan akan dijadikan sebagai patokan. Public good. Dimana seorang professional bukanlah seorang pegawai honorer atau seorang yang mengajar di kampus atau organisasi manufaktur untuk melaksanakan apapun yang majiikan mau. Pekerjaan tersebut haruslah dikenali di masyarakat. Upaya bersama dalam pekerjaan sebaiknya tertuju pada promosi kesejahteraan, keamanan dan kesehatan masyarakat.
Karakteristik Karakteristik dari ' profesi ' yang berbeda dari ' pekerjaan non - profesional ' terdaftar sebagai berikut : 1. Pelatihan ekstensif Untuk masuk ke dalam kategori profesi membutuhkan jangka waktu pelatihan intelektual ( kompetensi ) dan moral ( integritas ) karakter yang cukup lama. Dasar teoritis diperoleh melalui pendidikan formal , biasanya dalam sebuah institusi akademik . Mungkin seperti gelar Sarjana dari sebuah perguruan
9
10
Modul Bahan Ajar
tinggi atau universitas atau gelar yang lebih tinggi yang diberikan oleh sekolah profesional . 2. Pengetahuan dan Keterampilan Pengetahuan dan keterampilan ( kompetensi ) sangat diperlukan untuk kesejahteraan masyarakat . Pengetahuan yang dimiliki dokter melindungi kita dari penyakit dan menjaga kesehatan . Pengetahuan yang dimiliki pengacara berguna ketika kita digugat dalam tindak kejahatan , atau jika bisnis kita digabung atau tertutup atau ketika kita membeli properti . Pengetahuan seorang akuntan penting bagi keberhasilan pencatatan transaksi keuangan atau ketika kita mengajukan kembalian pendapatan . Pengetahuan , studi , dan penelitian dari para insinyur yang diperlukan untuk keselamatan pesawat udara , untuk kemajuan teknologi dan pertahanan nasional . 3. Monopoli Kontrol monopoli dapat dicapai dengan dua cara : ( a) profesi meyakinkan masyarakat bahwa hanya mereka yang telah lulus dari sekolah profesional yang diizinkan untuk memegang gelar profesional . Profesi juga mendapat kontrol atas sekolah profesional dengan membentuk standar akreditasi ( b ) Dengan membujuk masyarakat untuk memiliki sistem lisensi bagi mereka yang ingin memiliki profesi . Jika berlatih tanpa lisensi , mereka bertanggung jawab untuk membayar denda .
4. Otonomi di Tempat Kerja Profesional yang terlibat dalam praktek swasta memiliki kebebasan yang cukup dalam memilih klien atau pasien mereka . Bahkan profesional yang bekerja di organisasi besar melatih ketidakberpihakan derajat yang besar, kreativitas dan kebijaksanaan ( peduli dengan pengambilan keputusan dan komunikasi ) dalam menjalankan tanggung jawab mereka . Selain itu , para
10
Modul Bahan Ajar
11
profesional diberdayakan dengan hak-hak tertentu untuk membangun otonomi mereka . Dengan demikian dokter harus menentukan perawatan medis yang paling tepat untuk pasien mereka dan pengacara harus memutuskan pertahanan yang paling sukses untuk klien mereka . Kepemilikan pengetahuan khusus demikian pertahanan kuat otonomi profesional .
5. Standar Etika Masyarakat profesional menyebarluaskan kode etik untuk mengatur para profesional terhadap penyalahgunaan atau setiap keputusan dan tindakan tidak etis ( ketidakberpihakan , tanggung jawab ) yang mempengaruhi individu atau kelompok atau masyarakat
I.4 MODEL PERAN PROFESIONAL Promosi yang baik kepada publik merupakan perhatian utama dari para insinyur profesional. Ada beberapa model peran yang dijadikan pusat perhatian oleh para engineer. Model ini mempengaruhi pemikiran mereka, sikap dan tindakan. 1.
Juru Selamat Insinyur sebagai penyelamat, menyelamatkan masyarakat dari kemiskinan, buta huruf, pemborosan, inefisiensi, kesehatan yang buruk, manusia (tenaga kerja) martabat dan mengarahkan ke kemakmuran, melalui pengembangan teknologi dan perencanaan sosial. Misalnya, R.L. Stevenson. 2.
Wali Dia menjaga kepentingan masyarakat miskin dan umum. Sebagai salah satu yang fasih dengan pengembangan teknologi,dia diberi kewenangan yang sesuai dengan keahliannya untuk menentukan apa yang paling cocok untuk masyarakat. Misalnya, Lawrence of Arabia (seorang insinyur). 3.
Pelayan Birokrasi
11
Modul Bahan Ajar
12
Ia melayani organisasi dan pengusaha. Manajemen suatu perusahaan memperbaiki tujuan dan memberikan tugas untuk memecahkan masalah kepadainsinyur, yang menerima tantangan dan membentuknya menjadi prestasi nyata. Misalnya, Jamshedji Tata. 3.
Pelayan Masyarakat Mereka adalah salah satu yang menunjukkan tanggung jawab sosial. Insinyur menerjemahkan kepentingan dan aspirasi masyarakat menjadi kenyataan, mengingat bahwa guru yang sebenarnya adalah masyarakat luas. Misalnya, Sir M.Viswesvarayya. 4.
Social Enabler dan Catalyst Merekalah Salah satu yang mengubah masyarakat melalui teknologi. Insinyur harus membantu manajemen dan masyarakat untuk memahami kebutuhan mereka dan membuat keputusan mengenai perkembangan teknologi yang diinginkan dan meminimalkan dampak negatif teknologi terhadap masyarakat dan lingkungan hidup mereka. Dengan demikian, ia bersinar sebagai enabler sosial dan katalis untuk pertumbuhan lebih lanjut. Misalnya, Sri Sundarlal Bahuguna. 5.
Pemain Mereka bukanlah pelayan atau majikan. Seorang insinyur adalah pemain yang tegas, bukan pemain pasif yang dapat melaksanakan perintah tuannya. Dia memainkan peran yang unik yang berhasil dalam organisasi, menikmati keseruan dalam profesinya dan memiliki kepuasan untuk terus ke depan di dalam dunia yang kompetitif. Misalnya, Narayanamurthy, Infosys dan Dr. Kasthurirangan, ISRO.
12
13
Modul Bahan Ajar
I.5 Kesimpulan
Etika Profesi dapat menjadi patokan bagi kita sang calon Engineer yang akan merubah dunia. Dengan adanya pengetahuan tentang Etika Profesi kita dapat mengetahui bagaimana kedepannya kita dapat membuat pekerjaan kita menjadi sebuah profesi dan dengan bantuan dari model peran para profesional kita insha Allah akan memiliki sikap layaknya seorang profesional sejati.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Sahrawardi, 1994. Etika Profesi Hukum. Jakarta : Sinar Grafika. Martin, M.W. and Schinzinger, R. (1989). Ethics in Engineering. New York: McGraw Hill. Naagarazan, R.S., 2006. A Textbook on Professional Ethics and Human Values. New Delhi : New Age International.
13