MODEL STRATEGI KEBIJAKAN REGIONAL DALAM PENGELOLAAN IRIGASI BERKELANJUTAN
SJOFJAN BAKAR
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Bersama ini saya menyatakan bahwa segala pernyataan yang ada dalam disertasi yang berjudul: ”MODEL STRATEGI KEBIJAKAN REGIONAL DALAM PENGELOLAAN IRIGASI BERKELANJUTAN” adalah buah karya hasil penelitian saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi. Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenar-benarnya.
Bogor, Mei 2008
Sjofjan Bakar P 062040284
ii
ABSTRACT SJOFJAN BAKAR. Model of Regional Policy Strategy in Sustainability Irrigation Management, under direction of ERIYATNO, BAMBANG PRAMUDYA and IKHWANUDIN MAWARDI. At present, Indonesia’s regional economic growth strategy and related sectoral policies still do not adequately consider sustainable environmental management aspects. The empirical consequences of this condition are the emergence of negative impacts in the form of ecosystem degradation due to increasing exploitation of natural resources. In the case of deforestation, excessive soil erosion and degradation of the watershed catchments area could decrease reliable river flows. Unstable landscape and rivers alignments increased risk of catastrophic landslides and excessive sediment transport. All of those contribute to decreased water availability for domestic uses, irrigation, industry and public utility as well as increase public goods losses. In the paddy fields, there is tendency that productivity of irrigated lands becoming smaller over time. This research aims to develop strategic regional policy for sustainability of irrigation management systems through synthesis of environment, economic, technique, and institution aspects and formulates implication of model policy. This research apply the ‘Soft System Methodology to analyze current irrigation policies, through Strategic Assumption and Surfacing Testing (SAST) and Focus Group Discussions (FGD). Expert Survey was conducted to implement Interpretative Structural Modeling (ISM) technique and equipped with farming surveys and field observations. The result of this study is expressed as conceptual model, which is the strategic policy for regional irrigation management (PKSARI model) covering both upstream and downstream areas. The sustainability development approach used Comhar principles which are: (1) Good Decision-making; (2) Satisfaction of human needs by the efficient use of resources; and (3) Equity between countries and regions. The policy implication of PKSARI model recommend better regulation and supervision for Komisi Irigasi (Irrigation Commission), as well as strengthening community participation. Coordinated efforts of various technical departments in the region should be done with Komisi Irigasi framework. Sources of various funding should be adequately available for infrastructure rehabilitation, re-forestation, irrigation maintenance costs and farm credits. Key words: Sustainable irrigation management, Regional policy, and Soft System Methodology.
iii
RINGKASAN SJOFJAN BAKAR. Model Strategi Kebijakan Regional Dalam Pengelolaan Irigasi Berkelanjutan. Dibawah bimbingan ERIYATNO, BAMBANG PRAMUDYA dan IKHWANUDIN MAWARDI. Selama ini, strategi pertumbuhan ekonomi regional Indonesia dan kebijakan sektoral terkait masih belum mempertimbangkan aspek keberlanjutan pengelolaan lingkungan hidup. Konsekuensi empiriknya dari kondisi demikian adalah banyak dijumpai dampak negatif yang tidak diharapkan baik dalam bentuk kerusakan lingkungan maupun semakin terbatasnya sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan. Hal ini terlihat dari beberapa kasus penebangan hutan yang tidak terkendali menyebabkan kerusakan kawasan hutan, erosi tanah, dan degradasi daerah tangkapan air yang dapat menimbulkan keterbatasan ketersediaan air sepanjang tahun. Fenomena kerusakan kawasan hutan menimbulkan semakin terbatasnya ketersediaan air sepanjang tahun dalam memenuhi berbagai kebutuhan baik untuk domestik, pertanian beririgasi, industri maupun kebutuhan umum lainnya. Terdapat kecenderungan bahwa menurunnya ketersediaan air irigasi menyebabkan produktivitas pertanian beririgasi, khususnya padi sawah menjadi menurun dari tahun ke tahun. Ketersediaan air yang semakin terbatas merupakan cermin adanya kerusakan lingkungan di sekitar kawasan hutan dan lahan kritis. Kondisi demikian tentunya dapat mengancam keberlanjutan pengelolaan irigasi untuk memenuhi kebutuhan air tanaman melalui suatu sistem irigasi yang merupakan prioritas utama dalam kerangka pembangunan sumber daya air. Mengingat tingkat kepentingannya yang sangat strategis, maka perlu diupayakan pengelolaan irigasi secara tepat dan berkelanjutan yang memadukan daerah hulu dan hilir dengan daya dukung sintesa kelembagaan, ekonomi, teknik, dan lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan suatu model strategi kebijakan regional dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan dengan mengambil kasus di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, khususnya pada 10 (sepuluh) daerah irigasi terpilih. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan faktor penentu strategi kebijakan regional dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan; membuat dan mensintesa berbagai asumsi dasar yang mendukung strategi kebijakan regional dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan; merumuskan struktur model strategi kebijakan regional dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan melalui sintesa aspek lingkungan, ekonomi, teknik dan kelembagaan; dan menetapkan alternatif kriteria pengambilan keputusan rancang bangun model strategi kebijakan regional dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan permodelan sistem melalui metode Soft System Methodology (SSM) yang berorientasi pada penyusunan pedoman guna bertindak (action oriented). Metode tersebut dipergunakan dalam rangka memperhatikan upaya menyiapkan informasi yang relevan pada suatu kebijakan yang harus ditetapkan (policy research). Dengan demikian diharapkan tujuan perumusan model strategi kebijakan regional dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan dapat tercapai secara tepat. Analisis situasi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kerusakan terjadi di kawasan hutan yang luasannya semakin menurun, sedangkan luas lahan kritis cukup besar. Hal ini menyebabkan terbatasnya ketersediaan air pada beberapa sumber air permukaan (sungai) di Kabupaten
iv
Cianjur sehingga dapat menurunkan intensitas tanam dan mengancam produktivitas hasil pertanian beririgasi. Pada sisi lain pembiayaan untuk operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi juga relatif terbatas, serta dukungan kelembagaan belum berjalan optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu model keberlanjutan pengelolaan irigasi secara terpadu dengan memperhatikan daerah hulu dan hilir, yang dimulai dengan perumusan asumsi dasar melalui teknik Surfacing Asumption Strategic and Testing (SAST) dengan Focus Group Discussion (FGD), kemudian dalam proses strukturisasi diperoleh 9 elemen melalui teknik Intepretative Structural Modeling (ISM) sebagai input penyusunan model dengan indikasi elemen sasaran program yang paling penting dan driver powernya adalah kemantapan peraturan pemerintah tentang irigasi. Hasil penelitian model strategi kebijakan regional dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan dikonsepsikan melalui PKSARI-Terpadu (Program Konservasi Sumber Daya Air dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Terpadu). PKSARI-terpadu terdiri 3 sub-model yaitu konservasi sumber daya air, pengelolaan/rehabilitasi jaringan irigasi dan pengembangan pertanian beririgasi. Peningkatan dan pengembangan PKSARI-Terpadu membutuhkan kesadaran, komitmen, dan keberpihakan pemerintahan daerah dengan dukungan partisipasi masyarakat secara optimal. Sedangkan prioritas kegiatan penunjang model yang dirumuskan dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) adalah operasional, pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi dan penetapan kebijakan daerah baik dalam bentuk peraturan daerah tentang irigasi maupun pengembangan komisi irigasi. Implikasi kebijakan dari model PKSARI-Terpadu tersebut membutuhkan dukungan kebijakan daerah melalui pembentukan peraturan daerah dan pengembangan komisi irigasi. Selain itu juga akan berjalan apabila programprogram konservasi sumbedaya air, pengelolaan/rehabilitasi jaringan irigasi, dan pengembangan pertanian beririgasi berjalan secara terpadu. Dukungan kerjasama antarlembaga dan pembiayaan anggaran untuk setiap program sangat dibutuhkan baik melalui mekanisme anggaran daerah (DPA dan DAU) maupun dukungan lembaga pendanaan/perbankan melalui akses kredit (KUM, KMKH, KUR, dan KKP-E) dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Bank. Keberlanjutan model didasarkan pada 3 (tiga) prinsip-prinsip keberlanjutan sebagaimana dikemukakan dalam Comhar (2007), yaitu pengambilan keputusan yang tepat, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui efisiensi penggunaan sumberdaya dan pemerataan pembangunan. Keberlanjutan sistem irigasi tersebut diformulasikan melalui pola pengembangan dan pengelolaan irigasi dengan menggunakan pendekatan sistem dan mendayagunakan berbagai faktor/komponen yang berpengaruh terhadap sistem irigasi tersebut.
Kata Kunci: Manajemen irigasi berkelanjutan, kebijakan regional, and Soft System Methodology.
v
© Hak Cipta Milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2008 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritis atau tinjauan suatu masalah b. pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
vi
MODEL STRATEGI KEBIJAKAN REGIONAL DALAM PENGELOLAAN IRIGASI BERKELANJUTAN
SJOFJAN BAKAR
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
vii
Judul Disertasi
:
Model Strategi Kebijakan Regional Dalam Pengelolaan Irigasi Berkelanjutan
Nama
:
Sjofjan Bakar
NIM
:
P 062040284
Program Studi
:
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Eriyatno Ketua
Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya Anggota
Dr. Ir. Ikhwanudin Mawardi Anggota Diketahui
2. Ketua Program Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan
3. Dekan Sekolah Pascasarja Dekan Sekolah Pasca Sarjana
______________________ Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS.
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS. ________
Tanggal Ujian :
Tanggal Lulus:
viii
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun disertasi dengan judul ”Model Strategi Kebijakan Regional Dalam Pengelolaan Irigasi Berkelanjutan”. Penulis merasa tertarik untuk meneliti topik ini karena pengelolaan irigasi berkelanjutan terkait dengan upaya mencapai ketahanan pangan di Indonesia. Kondisi sumberdaya air irigasi sangat tergantung dengan fluktuasi debit air yang sekarang memperlihatkan indikasi cenderung menurun akibat kerusakan lingkungan seperti penggundulan hutan dan bencana alam. Hal ini apabila dibiarkan akan menjadi kendala dalam pengelolaan irigasi secara berkelanjutan. Meskipun demikian, penelitian doktoral ini banyak mengungkap temuan baru dengan menerapkan ilmu sistem sebagai pendekatan ilmiah dalam metodologi penelitian. Hasil kajian menyatakan pentingnya sintesa aspek teknik, lingkungan, ekonomi, dan kelembagaan sebagai bagian yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan irigasi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini dapat diselesaikan karena adanya bimbingan, peran serta dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE, Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, Dr. Ir. Ikhwanudin Mawardi, selaku Komisi Pembimbing yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan arahan kepada penulis dengan penuh ketulusan dan perhatian yang sangat baik. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Heri Suhardiyanto, M.Sc selaku Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S., selaku Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, M.S dan Dr. Ir. Etty Riani, M.S., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi PSL-IPB serta para dosen di lingkungan PSL dan Sekolah Pascasarjana IPB atas bekal ilmu, arahan dan segala masukan yang diberikan guna penyusunan disertasi ini. Selain itu ucapan rasa terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Menteri Dalam Negeri dan Bapak Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menempuh pendidikan S3 pada Sekolah Pascasarjana IPB.
Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bupati Cianjur dan Sekretaris Daerah Kabupaten
ix
Cianjur yang telah memberikan ijin untuk penelitian di Kabupaten Cianjur, termasuk juga Drs. Kasmiri, MM selaku Asisten Daerah (Asda) II. Selain itu juga ucapan terima kasih kepada jajaran Bappeda, Dinas PSDAP, Dinas Kehutanan dan PKT, Dinas Pertanian, dan perguruan tinggi serta lembaga swadaya masyarakat dan tak lupa juga seluruh tenaga pendamping masyarakat yang telah banyak membantu kegiatan penelitian lapangan. Kontribusi akademis secara konseptual juga banyak disampaikan sebagai masukan dari seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, serta teman seperjuangan Bambang Wibisono dan tenaga pendukung lainnya, yaitu Ir. Dadan Hermajanda, MSi dan Ir. Nunung Nurhayati yang telah meluangkan waktu, memberikan dukungan, serta berbagai masukan yang berharga dalam penyelesaian disertasi ini. Penghargaan terbesar juga disampaikan kepada keluarga, yaitu istri tercinta Dra. Nansaribudhi dan anak-anak terkasih Lintang Kirana, Rahmat Satria dan Muhamad Ilham, serta saudara-saudara yang telah memberikan dukungan do’a, semangat, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan disertasi ini. Akhirnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, dan kontribusi sangat berharga baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu juga diucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.
Atas segala hal tersebut,
semoga Allah SWT membalas amal dan budi yang telah diberikan.
Bogor, Mei 2008
Sjofjan Bakar
x
RIWAYAT HIDUP
Sjofjan Bakar dilahirkan di Padang 29 Juni 1955 sebagai putra ke lima dari dua belas bersaudara buah pasangan dari Bapak Bakar Rajo Sutan Indo dan Ibunda Sawiyah. Penulis menikah dengan seorang isteri yang bernama Dra. Nansaribudhi dan telah dikaruniakan tiga orang anak (Lintang Kirana, Rahmat Satria, dan Muhamad Ilham). Pada tahun 1967, penulis lulus dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 58 di Padang kemudian melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Adabiah tahun 1968 di Padang yang lulus pada tahun 1971. Selanjutnya penulis mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I di Padang dan lulus pada tahun 1974. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi dan meraih gelar Sarjana Geografi di Universitas Gadjah Mada tahun 1983, dan kemudian meraih Master of Science di bidang Rural Regional Development di Human Settlement Division (HSD) pada Asian Institute of Technology (AIT) – Bangkok pada tahun 1989. Pendidikan kedinasan ditempuh dengan mengikuti pendidikan SPAMA tahun 1996/1887 dan SPAMEN tahun 2002 Angkatan IV (Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tk. II/Diklatpim). Pada tahun 2005, mengikuti pendidikan program Doktor (S3) pada Sekolah Pascasarjana IPB dengan mengambil Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Pendidikan nongelar lainnya yang pernah diikuti adalah perencanaan pengembangan wilayah di AIT Bangkok, Thailand (selama 3 bulan tahun 1987); konservasi tanah dan sistem pertanian di ASOCON, Filipina (selama 2 bulan tahun 1990); teknologi konservasi lingkungan di Jepang (selama 2 bulan tahun 1992), dan promosi pembangunan pedesaan pada daerah subtropik dan tropik di Munich, Jerman (selama 2.5 bulan tahun 1993).
Pengalaman yang terkait
lainnya adalah proyek program pengembangan wilayah terpadu Bank Dunia di A.S tahun 1996; delegasi Indonesia pada Prepcom KTT dunia pembangunan berkelanjutan di Denpasar Bali tahun 2002; negosiasi technical assistance natural resources for decentralization, Grant ADB, Manila Philipina Agustus 2003; dan mengikuti beberapa seminar nasional dan internasional.
xi
Riwayat penugasan dan jabatan penulis ketika berdinas di lingkungan departemen
dalam
negeri
adalah
sebagai
staf
Subdit
Pembinaan
Pengembangan Wilaya Direktorat Dati I Bangda (April 1984 – Desember 1986); staf bagian Perencanaan Sekretariat Ditjen Bangda (Januari 1987 – 1993); Kasi Kerjasama Sosial Budaya pada Subdit Kerjasama Pembangunan Antar Kota, Dit. Bina Pembangunan Perkotaan (Maret 1993 – 1995); Kasi Sumber Daya Manuia pada Subdit Bina Pertumbuhan Wilayah, Dit PPW (Februari 1995 – Desember 1998) ;Kasubdit Bina Prasarana dan Sarana Desa Dit. Sumberdaya Alam dan Pemukiman Desa, Ditjen Pembangunan Masyarakat Desa (Desember 1998); Kasubdit Regional E Dit. Sumberdaya Daerah, Ditjen Bangda (Juni 2000); Kasubdit Konservasi Alam dan Perairan Dit. Bina Tata Lingkungan Hidup Ditjen Bina Bangda (Maret 2001); Kasubdit Fasilitasi Konservasi dan Rehabilitasi Lingkungan Ditjen Bina Bangda (April 2002); Kasubdit Penataan Ruang Kawasan Tertentu Dit. Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang, Ditjen Bina Bangda (November 2003 – Agustus 2004); dan Kasubdit Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Sumber Daya Buatan Dit. Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Ditjen Bina Bangda (Agustus 2004 – Maret 2007); dan saat ini penulis menjadi Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri sejak Maret 2007 sampai sekarang.
Jakarta, Mei 2008
Sjofjan Bakar
xii
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI............................................................................................. DAFTAR TABEL...................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
xiii xv xvi xviii
I.
PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1. Latar Belakang..................................................................... 1.2. Permasalahan Irigasi ........................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 1.5. Kerangka Pemikiran ............................................................ 1.6. Ruang Lingkup .................................................................... 1.7. Novelty .................................................................................
1 1 9 12 12 13 22 24
II.
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2.1. Manajemen Lingkungan Hidup ............................................ 2.2. Teori Sistem dan Permodelan Sistem ................................. 2.3. Manajemen Strategi............................................................. 2.4. Konsep Kebijakan .............................................................. 2.5. Pengelolaan Irigasi Berkelanjutan ......................................
25 25 30 36 40 45
III.
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 3.1. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 3.2. Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 3.3. Teknik Analisis Data ........................................................... 3.4. Teknik Permodelan ............................................................. 3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 3.6. Kondisi Daerah Penelitian ..................................................
52 53 56 58 59 64 67
IV.
ANALISA SITUASIONAL............................................................... 4.1. Profil Umum Daerah Irigasi ................................................. 4.2. Aspek Lingkungan ............................................................... 4.3. Aspek Ekonomi Pertanian ................................................... 4.4. Aspek Kelembagaan............................................................ 4.5. Aspek Teknis .......................................................................
76 76 82 89 92 97
V.
ANALISIS KEBIJAKAN.................................................................. 5.1. Perkembangan Kebijakan Pengelolaan Irigasi ................... 5.2. Penataan Ruang Wilayah .................................................... 5.3. Komisi Irigasi ...................................................................... 5.4. Peran Organisasi Masyarakat dalam Pengelolaan Irigasi ..
103 103 109 121 129
VI.
MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN IRIGASI TERPADU ......... 6.1. Asumsi Dasar Kebijakan Pengelolaan Irigasi Terpadu........ 6.2. Strukturisasi Program Pengelolaan Irigasi Terpadu ............ 6.3. Model Strategi Kebijakan Pengelolaan Irigasi Berkelanjutan 6.4. Submodel Konservasi Sumber Daya Air ............................. 6.5. Submodel Pengelolaan Irigasi/Rehabilitasi Jaringan Irigasi 6.6. Submodel Pengembangan Pertanian Beririgasi .................. 6.7. Verifikasi dan Validasi Model PKSARI-Terpadu .................. 6.8. Prioritas Kegiatan Pencapaian Tujuan Model Melalui MPE.
131 131 134 152 157 161 169 172 173
xiii
VII.
IMPLIKASI KEBIJAKAN ................................................................ 7.1. Pembentukan Kebijakan Daerah ......................................... 7.2. Konservasi Sumber Daya Air............................................... 7.3. Pengelolaan Jaringan Irigasi .............................................. 7.4. Pengembangan Pertanian Beririgasi ..................................
207 207 213 216 218
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 8.1. Kesimpulan .......................................................................... 8.2. Saran ...................................................................................
220 220 221
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN ..............................................................................................
223 229
xiv
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Proyeksi konversi lahan pertanian beririgasi (ha/tahun)....................
5
2.
Kondisi jaringan irigasi di Indonesia, 1999 (ha).................................
6
3.
Kondisi jaringan irigasi di sentra produksi pada tahun 2007 (ha)......
7
4.
Perkembangan pembentukan Perda irigasi ......................................
11
5.
Analisis kebutuhan model pengelolaan irigasi berkelanjutan ............
19
6.
Kewenangan Pemerintah Daerah dalam urusan Pemerintahan yang bersifat wajib.............................................................................
44
7.
Kerangka kegiatan reformasi kebijakan pengelolaan irigasi .............
49
8.
Jenis dan sumber data penelitian......................................................
54
9.
Responden dan partisipan penelitian ................................................
57
10. Kondisi jaringan irigasi di Jawa Barat ...............................................
70
11. Jumlah penduduk berdasarkan lapangan usaha, Tahun 2005 ........
72
12. Peruntukan lahan sawah kabupaten Cianjur, Tahun 2005................
73
13. Jumlah daerah irigasi di Kabupaten Cianjur berdasarkan kewenangan pengelolaan irigasi, tahun 2004 ...................................
74
14. Rata-rata produksi padi sawah di kabupaten Cianjur Tahun 2004.... 15. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya di Kabupaten Cianjur ......
74 83
16. Status dan luas kepemilikan lahan pertanian irigasi petani Cianjur ..
89
17. Perkembangan P3A di Kabupaten Cianjur Tahun 2005....................
94
18. Kondisi Saluran Irigasi dan Bangunan Utama Jaringan Irigasi .........
99
19. Kondisi jaringan irigasi pada lokasi daerah irigasi (DI ) sampel di Kabupaten Cianjur .........................................................................
100
20. Asumsi kebijakan regional dalam pengendalian irigasi terpadu ........
132
21. Matriks reachibility elemen masyarakat yang terkait .........................
135
22. Matriks reachibility elemen kebutuhan program ................................
137
23. Matriks reachibility elemen kendala program ....................................
139
24. Matriks reachibility elemen perihal yang berubah dan dapat dirubah
141
25. Matriks reachibility elemen sasaran program ....................................
143
26. Matriks reachibility elemen tolak ukuran sasaran..............................
145
27. Matriks reachibility elemen aktivitas yang diperlukan dalam perencanaan kerja ............................................................................
147
28. Matriks reachibility elemen tolak ukur aktivitas..................................
149
29. Matriks reachibility elemen lembaga yang terkait ..............................
151
30. Urutan prioritas kegiatan berdasarkan MPE......................................
174
31. Kinerja Kredit Usaha Rakyat (KUR) ..................................................
204
xv
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Pengelolaan sumber daya air ..........................................................
2
2.
Kondisi keandalan prasarana sumber daya air/irigasi .....................
8
3.
Kerangka pemikiran penelitian ........................................................
16
4.
Diagram input-output model kebijakan regional dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan ........................................................................ Irisan yang saling terkait diantara sasaran pembangunan berkelanjutan ..................................................................................
5.
20 22
6.
Permodelan sistem (Sargent, 1999) ...............................................
35
7.
Soft system methodology (Checkland, 1981) ..................................
36
8.
Paradigma pembangunan berkelanjutan.........................................
46
9.
Peta Kabupaten Cianjur (citra satelit) ..............................................
66
10.
Pintu tersier pada DI Cihea .............................................................
76
11.
Kondisi bendung Cibeleng pada DI Cipadang Cibeleng..................
77
12.
Areal persawahan siap panen pada DI Susukan Gede...................
78
13.
Kerusakan pintu pembagi pada DI Cikawung..................................
79
14.
Saluran pembawa tanah rawan kehilangan air pada DI Cilumut/ Pasir Kerud......................................................................................
80
15.
Sedimentasi di saluran pada DI Ciraden/Leuwi Leungsir ................
81
16.
Kerusakan pada saluran tersier pada DI Cisalak/Batusahulu .........
82
17.
Luas lahan kritis di Kabupaten Cianjur ............................................
84
18.
Debit air sungai bulanan (B-I dan B-II) pada daerah irigasi lokasi Sampel di Kabupaten Cianjur, 2007 ................................................
85
19.
Luas areal kepemilikan lahan pertanian irigasi petani Cianjur.........
89
20.
Persentase pengumpulan iuran pengelolaan irigasi jaringan tersier pada P3A unit .......................................................................
92
21.
Pendanaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi....................
101
22.
Perkembangan kebijakan pengelolaan irigasi .................................
104
23.
Pembangunan infrastruktur prasarana sumber daya air .................
109
24.
Struktur organisasi komisi irigasi berdasarkan Keputusan Bupati...
126
25.
Struktur rganisasi komisi irigasi berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum ............................................................................
128
26.
Peta kuadran asumsi .......................................................................
134
27.
Grafik driver-power independent elemen masyarakat yang terkait .
136
28.
Struktur Program elemen masyarakat yang terkait ........................
136
29.
Grafik driver-power independent elemen kebutuhan program ........
138
xvi
30.
Struktur program elemen kebutuhan program.................................
138
31.
Grafik driver-power independent elemen kendala program.............
140
32.
Struktur program elemen kendala program .....................................
140
33.
Grafik driver-power independent elemen perihal yang berubah dan dapat dirubah ...........................................................................
142
34.
Struktur program elemen perihal yang berubah dan dapat dirubah
142
35.
Grafik driver-power independent elemen sasaran program ...........
143
36.
Struktur program elemen sasaran program.....................................
144
37.
Grafik driver-power independent elemen tolak ukur sasaran .........
145
38.
Struktur program elemen tolak ukur sasaran...................................
146
39.
Grafik driver-power independent elemen aktivitas yang diperlukan dalam perencanaan kerja ...............................................................
147
Struktur program elemen aktivitas yang diperlukan dalam perencanaan kerja ..........................................................................
148
41.
Grafik driver-power independent elemen tolak ukur aktivitas .........
149
42.
Struktur program elemen tolak ukur aktivitas ..................................
150
43.
Grafik driver-power independent elemen lembaga yang terkait .....
151
44.
Struktur program elemen lembaga yang terkait...............................
152
45.
Model PKSARI-Terpadu ..................................................................
156
46.
SubModel konservasi sumber daya air............................................
158
47.
SubModel pengelolaan/rehabilitasi jaringan irigasi..........................
162
48.
SubModel pengembangan pertanian beririgasi ...............................
170
49.
Skim Kredit Usaha Rakyat (KUR)....................................................
204
50.
Sikronisasi tugas Komisi Irigasi dalam proses Musrenbangda........
213
40.
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Perbandingan tatanan kebijakan tentang irigasi..............................
229
2.
Struktur biaya usaha tani beririgasi .................................................
237
3.
Struktur biaya usaha tani non irigasi ...............................................
238
4.
Data usaha tani irigasi (PI) dan non irigasi (PN) .............................
239
5.
Grafik usaha tani irigasi (PI) dan non irigasi (PN)............................
241
6.
Tabel Perhitungan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) .....
243
7.
Matriks VAXO Interpretative Structural Modelling (ISM)..................
244
8.
Hasil verifikasi model melalui FGD ..................................................
246
9.
Contoh gambar kerusakan jaringan irigasi ......................................
248
10. Peta potensi sumber daya air dan daerah irigasi Kabupaten Cianjur
250
11. Data debit air daerah irigasi lokasi penelitian tahun 2007 ...............
251
12. Keputusan Bupati tentang komisi irigasi..........................................
252
xviii