MAKALAH PENELITIAN
MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS VII SMP YAS BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh : DUDAN MILLATY HANIFAH NIM
: 1021.0736
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS VII SMP YAS BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Dudan Millaty Hanifah (10210736)
[email protected] Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di tingkat SMP merupakan pembelajaran wajib, yang didalamnya ada pembelajaran apresiasi puisi. Dalam proses pembelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikenal dengan pendekatan kontekstual, model pendekatan ini yang dipakai penulis untuk memberikan suasana baru dalam dunia pendidikan khususnya di SMP YAS Bandung. Penulis dalam penelitian ini merumuskan masalahnya, apakah proses pembelajaran apresiasi puisi berdasarkan model pendekatan kontekstual berhasil dengan baik?, dan apakah hambatan/kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran apresiasi puisi dengan model pendekatan kontekstual di kelas VII SMP YAS Bandung. Penelitian ini bertujuan mengetahui keberhasilan siswa dalam berapresiasi puisi dengan model pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), juga ingin mengetahui hambatan/kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran apresiasi puisi dengan model pendekatan kontekstual. Proses penelitian melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode deskriptif. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 150 orang dengan sampel sebanyak 30 siswa diambil secara acak. Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil, bahwa keberhasilan siswa dalam berapresiasi puisi dengan model pendekatan kontekstual adalah baik, dengan demikian hipotesa dalam penelitian ini diterima. Analisis yang dilakukan terhadap hasil dari penelitian yaitu proses pembelajaran apresiasi puisi dengan perbandingan hasil pretest dan postest. Berdasarkan data yang terkumpul, terdapat peningkatan nilai dari pretes dan postes. Hambatan dan kendala yang ditemukan terlihat bahwa siswa masih terpola dengan model pembelajaran lama, kondisi keluarga yang kurang mendukung terhadap belajar siswa, serta sumber belajar di SMP YAS Bandung kurang representatif. Kata Kunci: Apresiasi puisi ; Pendekatan kontekstual.
PENDAHULUAN Kemampuan bersastra dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMP masih sangat sulit pemahamannya. Strategi dan pendekatan pembelajaran diberikan kepada siswa selalu terbentur oleh beberapa faktor diantaranya adalah minimnya sumber belajar di lingkungan siswa, kurangnya kemampuan guru untuk memahami sastra itu sendiri, dan sekolah tersebut belum memiliki perpustakaan sebagai sumber belajar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis membatasi permasalahan yang akan menjadi objek pnelitian yaitu model pembelajaran Apresiasi Puisi dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual di Kelas VII SMP YAS Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012. Kemudian akan dilihat bagaimana keberhasilan model pembelajan beserta kendala atau hambatan yang ditemui penulis dalam pelaksanaan proses pembelajaran apresiasi sastra /puisi dengan menggunakan pendekatan konstektual di kelas VII SMP YAS Bandung. Variabel yang ditentukan dalam penulisan ini yaitu pembelajaran apresiasi sastra/puisi dan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran adalah suatu proses pengalaman belajar, dimana siswa menemukan informasi berupa ilmu pengetahuan yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, berupa perubahan tingkah laku, pola hidup dan Iain-Iain. Apresiasi adalah pengenalan nilai pada bidang nilai yang lebih tinggi sehingga siap untuk melihat serta mengenal nilai dengan tepat, dan menjawab dengan hangat dan simpati (Yus Rusyana, 1984: 321). Sedangkan menurut Poerwadarminta (1984 : 55) apresiasi merupakan penilaian yang baik/penghargaan. Menurut penelitian, penulis berpendapat bahwa apresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP YAS Bandung, ditemukan beberapa tingkatan pemahaman yaitu tingkat menggemari, menikmati dan mereaksi sehingga siswa dituntut kesungguhan dalam belajar. Mengapresiasi berarti menikmati keindahan sebuah karya puisi, mengapresiasi berarti menghayati dan memahami sebuah karya puisi yang pada gilirannya memberikan penghargaan kepada sebuah karya puisi itu sendiri. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), adalah sebuah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas :2002 : 4). Model pendekatan ini adalah model yang baru dalam proses pembelajaran, titik berat pendekatan ini adalah siswa. Siswa belajar dari mengalami sendiri bukan dari pemberian orang lain, siswa secara langsung bersentuhan, mendengar dengan karya sastra melalui sumber belajar dan media pembelajaran. Dalam penelitian ini penulis merumuskan anggapan dasar bahwa apresiasi adalah bagian penting dalam proses pembelajaran apresiasi puisi yang harus disampaikan kepada siswa. Keberhasilan pembelajaran apresiasi puisi ditentukan oleh kegiatan penyampaian bahan pelajaran dalam proses pembelajaran Model pendekatan kontekstual memberi ruang kepada siswa dalam berapresiasi puisi Pembelajaran apresiasi puisi perlu terus diberikan untuk lebih menggairahkan siswa dalam proses belajar mengajar dengan bertumpuk pada tujuan pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Model Pembelajaran Apresiasi Sastra/Puisi dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual di Kelas VII SMP YAS Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012 menunjukkan kemampuan siswa dengan apresiasi yang baik. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993: 102). Sedangkan menurut pendapat (Surakhmad, 1994: 93) penarikan sebahagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Sedangkan sampel adalah bagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi, 1998: 177). Sedangkan sample yang penulis ambil dari penelitian ini adalah 15 % dari jumlah pupulasi kelas 1 SMP YAS Bandung yang berjumlah 150 siswa atau sebanyak 30 siswa. Kemudian teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu teknik sampel random kelas. Menurut Poerwadarminta (1976 :29) yang dimaksud dengan mengajar yaitu memberi pelajaran atau melatih. Mengajar merupakan kegiatan terpadu yang berkesinambungan dengan berbagai komponen, seperti komponen guru, bahan, murid, media .tujuan, kurikulum, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru agar bisa memberi pelajaran dengan cara mengarahkan,
membimbing serta memberikan dorongan kepada siswa. Agar kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan baik maka seorang guru harus mampu untuk merancang kegiatan belajar mengajar secara efektif dengan suasana yang kondusif bagi siswa. Pada kurikulum yang selama ini berlaku, upaya untuk mengetahui tujuan pembelajaran dilihat melalui tercapai tidaknya tujuan khusus pembelajaran. Sementara itu, untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dilihat melalui indikator. Indikator adalah karekteristik, ciri-ciri, perbuatan atau tanggapan yang ditunjukkan oleh siswa berkaitan dengan kompetensi dasar. Indikator yang berisi kata kerja operasional merupakan petunjuk tingkah laku siswa sebagai bukti hasil belajar yang dapat diukur. Pada penelitian ini bahan pembelajaran yang penulis ambil yaitu Menanggapi dan Merefleksikan Pembacaan Puisi. Sedangkan bahan/ materinya diambil dari lagu Ebiet G. Ade yang berjudul "Berita Kepada Kawan". Puisi yang dilagukan Ebiet G. Ade tersebut indah bahasanya dan padat isinya. Sesuai dengan bahan / materi pembelajaran di atas, maka waktu yang dibutuhkan untuk penyampaiannya yaitu 4 jam pelajaran atau 4 45 menit. Penetapan waktu ini didasarkan pada pemikiran, bahwa kegiatan ini bukanlah kegiatan rutin. Sesuai dengan bahan / materi pembelajaran di atas, maka waktu yang dibutuhkan untuk penyampaiannya yaitu 4 jam pelajaran atau 4 x 45 menit. Penetapan waktu ini didasarkan pada pemikiran, bahwa kegiatan ini bukanlah kegiatan rutin. Bentuk instrument tes atau soal ujian performansi berbahasa dan bersastra dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk, yaitu tes objektif, tes nonobjektif, dan tes perbuatan. Agar pembelajaran dapat dilakukan dengan baik dan terarah, maka guru sebelum melakukan KBM diharapkan menyusun rencana pembelajaran yang dapat digunakan setiap satu pertemuan. Dalam penyajian bahan yang dilakukan penulis yaitu sesuai dengan scenario pembelajaran. Langkah pertama yaitu pendahuluan kemudian diteruskan kegiatan inti dan diakhiri dengan penutup. Metode yang paling tepat menurut penulis adalah metode deskriptif. Dengan metode penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil. Hasil yang dimaksud adalah hasil uji coba proses pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media audio (kaset audio), sehingga akhirnya akan dapat diambil kesimpulan apakah pembelajarannya akan berhasil atau tidak.
Di dalam penelitian tersebut, terdapat arti tersendiri diantaranya: Pembelajaran adalah cara /proses seseorang dalam belajar. Apresiasi puisi adalah penilaian yang baik atau suatu penghargaan. Pendekatan konstektual adalah Belajar sesuai dengan kenyataan. Apresiasi puisi dengan menggunakan konstektual adalah sebuah konsep belajar yang membantu guru antara pengetahuan materi dengan situasi dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam KTSP siswa dinyatakan tuntas belajar apabila yang bersangkutan menguasai sekurang-kurangnya 70 % (standar nasional), tetapi untuk di SMP N 2 Bandung hanya 60 % atau siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila memperoleh nilai 60 dalam setiap kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Hasil tes awal nilai rata-rata siswa hanya 4,29, setelah tes akhir nilainya menjadi 6,88. Perubahan nilai tidak terlalu tinggi karena motivasi belajar siswa SMP N 2 Bandung masih kurang. Dari hasil yang diperoleh tadi maka bahan pembelajaran sastra yang sesuai dengan kurikulum 2004 untuk siswa SMP sudah bisa dipahami apabila didukung oleh media yang mereka kenal dan dengar sehari-hari. Alokasi waktu yang telah ditetapkan yaitu 4x45 menit atau 180 menit, 15 menit kegiatan pendahuluan, 150 menit untuk kegiatan inti dan 15 menit untuk kagiatan penutup. Untuk waktu kegiatan inti yaitu 150 menit, waktu ini digunakan untuk menyimak puisi, diskusi kelompok, permainan, dan mempubliksikan hasil diskusi. Bentuk instrument tes yang penulis gunakan yaitu bentuk soal-soal objektif dan essay yang disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan. Dalam kegiatan pembelajaran sastra (puisi) bisa digunakan berbagai teknik, tetapi untuk media pun harus lebih diperhatikan karena media yang digunakan dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Yang dimaksud dengan analisis keberhasilan siswa yaitu analisis perubahan pengetahuan dan pengalaman siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat keberhasilan yang diperoleh siswa, akan dianalisis dari perolehan nilai evaluasi (pretes dan postes) yang diikuti oleh para siswa dengan menggunakan kriteria pedoman penilaian untuk soal nomor 1 s/d 5 masing-masing diberi bobot 2 jadi skor
maksimal 10 dan untuk skor nomor 6 s/d 10 diberi bobot 5 jadi jumlah skor 30. Pengolahan skor yang penulis gunakan yaitu pendekatan PAP dengan rumus sebagai berikut: × 10
Keterangan: = jumlah skor yang diperoleh = Skor maksimal Tes signifikansi dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut
dengan derajat kebebasan = 29. Hasil perhitungan = 5,78 dikonsultasikan dengan tabel distribusi t-student dengan = 0.05 didapat harga = 2,04, sehingga 5.78 > = 2,04 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan. SIMPULAN Berdasarkan pedoman penilaian di atas dan hasil pretes dan postes yang diberikan kepada siswa sebagai sample, maka di bawah ini penulis kemukakan hasil penilaian sebagai berikut: 1. Terdapat peningkatan perolehan nilai dari pretest dan postest yang signifikan. 2. Model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas VII SMP YAS Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012 ditemukan kendala dan hambatan a. siswa tidak dengan mudah menyesuaikan diri. b. Lingkungan keluarga yang kurang mendukung terhadap belajar siswa, sehingga motivasi siswa terhadap belajar sangat kurang.
c. Sumber belajar di SMP YAS Bandung masih sangat kurang refresentatif. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.1993. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Depdiknas. --------------. 2004. Media Pembelajaran . Jakarta : Depdiknas. : Depdiknas. Efendi. 1993. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta : Tangga Mustika VII. Jakarta: Erlangga P. 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka. R, Y. 1992. Metode Pengajaran sastra. Bandung : Gunung. Pratama. Suroso. 2000. Ikhtisar Seni Sastra. Surakarta : Tiga Bandungkai. Surya, Muhamad . 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.