DESAIN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI PERGURUAN TINGGI MODEL ADDIE Dra. Sukini, M.Pd. Dosen PBSI, FKIP, Unwidha Klaten Email:
[email protected],
[email protected] Abstract This paper aims to describe the subject of poetry appreciation with ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) Model. ADDIE Model consists of five stages, namely the Analysis of the learners’ needs, preparation of learning design (plan), development (teaching materials), implementation, and evaluation, for the sake of the success of the learning activities of students and the success of instructional design and development (teaching materials) implemented. In designing a learning process using ADDIE model, a lecturer must analysis the students’ needs so that the learning process design fit with the needs of the students and it may lead to the students’ skills achievements, considering the use of innovative student-centered learning models and the use of learning media which is appropriate with modern technology. ADDIE Model is one of alternative models which can be used and developed in designing Poetry Appreciation learning model in university so that the learning process will be more effective, efficient, and attractive. Makalah ini bertujuan mendeskripsikan desain/rancangan pembelajaran apresiasi puisi dengan model ADDIE. ADDIE merupakan salah satu model desain sistem pembelajaran yang terdiri atas tahaptahap seperti yang ditunjukkan oleh kepanjangan dari singkatan tersebut, yaitu analyze, design, development, implement, dan evaluate. Dalam mendesain pembelajaran dengan model ADDIE, perancang pembelajaran/dosen wajib melakukan analisis kebutuhan mahasiswa terlebih dahulu agar rancangan pembelajaran yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan benar-benar dapat mengarahkan mahasiswa menuju ketercapaian kompetensi yang diharapkan dengan mempertimbangkan penggunaan model-model pembelajaran inovatif yang berpusat pada mahasiswa dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Desain pembelajaran model ADDIE merupakan salah satu alternatif model yang bisa digunakan dan dikembangkan dalam menyusun desain/rancangan pembelajaran apresiasi puisi di perguruan tinggi agar pembelajaran efektif, efisien, dan menyenangkan. Kata kunci: desain pembelajaran, model ADDIE, silabus, rencana pembelajaran
1. Pendahuluan Reformasi dalam dunia pendidikan berdampak pada pergeseran paradigma proses pendidikan. Paradigma pengajaran yang semula lebih menitikberatkan peran pendidik dalam mentransformasikan pengetahuan kepada peserta didik bergeser pada paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas diri (Penjelasan PP RI No. 19 Th. 2005). Terjadinya pergeseran paradigma tersebut menuntut adanya inovasi pembelajaran, tanpa kecuali pembelajaran di perguruan tinggi. Sejauh ini pembelajaran di perguruan tinggi belum sepenuhnya dapat memenuhi tuntutan pergeseran paradigma tersebut di atas. Fenomena perkuliahan yang dilaksanakan secara konvensional dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta mencatat dengan teknik yang konvensional hingga saat ini masih nampak. Disadari atau tidak, perkuliahan semacam ini akan membawa beberapa dampak, antara lain, perkuliahan tidak mencapai
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
115
tujuan secara optimal, membutuhkan alokasi waktu yang sangat banyak, perkuliahan akan berlangsung monoton dan membosankan, baik bagi dosen maupun mahasiswa. Oleh karena itu, sudah saatnya pembelajaran di perguruan tinggi berinovasi, termasuk pembelajaran apresiasi puisi. Dalam melaksanakan pembelajaran, ada tahap penting yang tidak boleh dilewatkan oleh semua pengajar, yaitu membuat desain pembelajaran. Desain pembelajaran adalah tata cara yang dipakai untuk melaksanakan pembelajaran (Yamin, 2007:10). Lebih lanjut dikatakan Yamin bahwa desain pembelajaran terdiri atas empat unsur yang saling terkait, yaitu siswa/ mahasiswa, tujuan, metode, dan evaluasi. Keempat unsur tersebut merupakan kerangka acuan perencanaan pembelajaran bersistem sehingga dalam membuat desain pembelajaran, dosen harus melihat, memperhatikan, dan mempertimbangkan: (1) ciri mahasiswa, (2) tujuan yang akan dicapai, (3) metode dan kegiatan pembelajaran, dan (4) evaluasi (2007:11). Desain pembelajaran dibuat agar pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien, dan terarah pada pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Dalam makalah ini akan dibahas penyusunan desain pembelajaran apresiasi puisi model ADDIE. Model ADDIE (singkatan dari Analyze-Design-Development-Implement-Evaluate) merupakan salah satu model desain sistem pembelajaran baru yang muncul pada tahun 1990an, dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Model ADDIE mula-mula dikembangkan di Universitas Negeri Florida sebagai cara bagi militer untuk menyusun pelatihan antarlayanan bagi individu dalam melakukan tugas tertentu dan juga untuk pengembangan kurikulum pelatihan bagi semuanya. Berdasarkan penelitian Joyce dkk. (2009:30) selama berpuluh-puluh tahun dinyatakan bahwa model ADDIE dapat pula diterapkan pada proses pembelajaran, bahkan bisa juga diterapkan untuk profesionalitas guru dan para tenaga kependidikan di lembaga-lembaga pendidikan. Desain pembelajaran Apresiasi Puisi dalam tulisan ini disusun berdasarkan model ADDIE yang tahap penyusunannya didasarkan analisis kebutuhan mahasiswa. Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: (1) Bagaimanakah deskripsi mata kuliah Apresiasi Puisi? (2) Bagaimanakah tahap analyze (analisis) pada model ADDIE? (3) Bagaimanakah tahap design model ADDIE? (4) Bagaimanakah desain pembelajaran Apresiasi Puisi yang dikembangkan berdasarkan model ADDIE? 2. Pembahasan 2.1 Deskripsi Mata Kuliah Apresiasi Puisi Apresiasi puisi merupakan salah satu MKK (mata kuliah keahlian) program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dan termasuk mata kuliah wajib bersyarat dengan bobot 2 sampai dengan 3 SKS. Semua mahasiswa Prodi PBSI wajib menempuh mata kuliah ini dan syaratnya, pada semester yang telah dilalui, mahasiswa dinyatakan lulus dalam menempuh mata kuliah Teori Sastra. Nama untuk mata kuliah ini cukup variatif, ada Prodi PBSI yang menamainya mata kuliah Kajian Puisi, Pengkajian Puisi, ada pula yang menamainya mata kuliah Kajian dan Apresiasi Puisi. Pelaksanaan pembelajaran untuk mata kuliah ini di beberapa prodi PBSI pun berbeda. Ada Prodi PBSI yang menjadwalkan pelaksanaannya pada semester 2, ada yang menjadwalkannya pada semester 3, semester 4, bahkan ada pula yang menjadwalkannya pada semester 6. 116
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
Apresiasi lebih mengacu pada masalah sikap dan nilai yang merupakan tingkatan terakhir dalam domain afektif kejiwaan manusia. Pencapaian atau terbentuknya memerlukan waktu yang relatif panjang dan prosesnya berlangsung secara berkesinambungan. Oleh karena itu, pembicaraan mengenai apresiasi puisi di perguruan tinggi harus dirunut dari pengajaran apresiasi puisi pada jenjang pendidikan sebelumnya. Proses apresiasi puisi, sejalan dengan pengajaran sastra secara keseluruhan, secara global dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu tingkat menggemari, menikmati, mereaksi, dan tingkat menghasilkan (Wardani, 1981). Tingkat menggemari ditandai oleh adanya rasa tertarik terhadap karya puisi serta berkeinginan untuk membaca atau mendengarkannya. Pada saat membaca atau mendengarkan, seseorang mengalami pengalaman yang sudah disusun oleh penyairnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya daya empati yang memungkinkan pembaca/ pendengar terbawa ke dalam suasana dan gerak hati dalam karya itu (Shipley, 1963). Ia pun terlibat secara intelektual, emosional, dan imajinatif dengan karya itu. Dalam tingkat menikmati, seseorang mulai dapat menikmati karya sastra karena pengertian sudah mulai tumbuh. Tingkatan ini merupakan kelanjutan tingkat di bawahnya. Dengan mengenal, memahami, merasakan, dan mengambil makna pengalaman orang lain yang dicapai pada tingkat menggemari, seseorang menjadi bertambah pula pengalamannya sehingga ia dapat lebih baik menghadapi kehidupannya sendiri. Kepuasan timbul pula dari kekaguman terhadap kemampuan pengarang dalam mengomunikasikan pengalamannya melalui bahasa puitik atau literer. Kepuasan ini sering disebut sebagai kenikmatan puitik. Seseorang menjadi ikut tertawa tatkala membaca/mendengar karya puisi yang humoris, menjadi ikut menganggukangguk tatkala menyadari bahwa apa yang diungkapkan dalam karya yang dihadapinya merupakan sebuah kebenaran yang diyakininya, demikian seterusnya. Tingkat mereaksi ditandai oleh adanya keinginan untuk menyatakan pendapatnya tentang karya yang telah dinikmatinya. Pada tingkat ini daya intelektual mulai bekerja lebih giat. Seseorang mulai bertanya pada dirinya sendiri tentang makna pengalaman yang didapatnya dari karya sastra itu. Ia mulai bertanya, mengapa penyair mengungkapkan hal itu, bagaimana implikasinya. Adakah hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah puisi misalnya, demikian seterusnya. Pembaca/pendengar pada tingkatan ini akan memperoleh pengalaman yang lebih baik dan dalam serta kenikmatan yang lebih tinggi berkat kemampuan intelektual yang dimiliki dan dioperasikannya. Perwujudan yang paling sederhana dari apresiasi tingkatan ini adalah dalam bentuk pengungkapan pendapat tentang suatu karya, termasuk keinginannya untuk berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan yang terkait dengan puisi. Tingkatan selanjutnya adalah tingkat memproduksi, terjadi manakala seseorang sudah mulai mencoba untuk mengungkapkan diri dan pengalamannya melalui penciptaan puisi, apa pun bentuk dan kualitasnya. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa apresiasi sebagai tujuan utama pengajaran puisi sifatnya sangat bervariasi. Tujuan pengajaran puisi di perguruan tinggi tentu saja berbeda dengan pengajaran puisi di sekolah dasar dan menengah. Pengajaran puisi untuk anak-anak sekolah dasar lebih diorientasikan untuk memupuk minat, selain berfungsi dedaktis dan kesenangan sehingga yang dipentingkan cara mengarahkan mereka agar memiliki kegemaran membaca dan mendengarkan puisi. Jadi pengajaran puisi di SD yang diutamakan adalah apresiasi tingkatan pertama, yaitu menggemari puisi.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
117
Di tingkat SMP dan SMA/K pengajaran puisi sudah mulai diorientasikan pada permasalahan bagaimana menikmati dan menanggapi karya puisi, dan jika dimungkinkan menciptakannya. Pada jenjang pendidikan berikutnya, yaitu di perguruan tinggi, mahasiswa sudah lebih diorientasikan pada tingkat apresiasi yang menggiatkan kerja daya intelektual dengan penekanan pada tahap memberi tanggapan terhadap puisi dan menciptakan puisi (setelah melalui tahapan menggemari dan menikmati pada jenjang pendidikan sebelumnya). Namun demikian, perlu diingat pula bahwa mahasiswa Prodi PBSI antara lain dipersiapkan untuk menjadi pengajar. Oleh karena itu, penekanan pada tingkat mereaksi dan memproduksi harus sejalan dengan upaya pemberian bekal berbagai kompetensi profesional guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Kaitannya dengan apresiasi puisi, mahasiswa sebagai calon pendidik harus memiliki kompetensi professional, memiliki cukup ilmu di bidang apresiasi sastra. Berdasarkan uraian di atas, topik-topik yang dapat disajikan untuk mengantarkan mahasiswa agar memiliki kompetensi di bidang apresiasi puisi, mencakup: (1) teori dasar tentang apresiasi puisi, (2) pemahaman unsur-unsur puisi, (3) berbagai ragam bentuk apresiasi puisi:pembacaan puisi, (4) penikmatan musikalisasi (orkertrasi) puisi, (5) apresiasi puisi (angkatan Pujangga Baru - angkatan Mutakhir), (6) musikalisasi puisi karya kelompok, (7) dramatisasi/pementasan puisi, (8) menulis puisi. 2.2 Tahap Analyze pada model ADDIE Model ADDIE merupakan desain sistem pembelajaran yang bersifat makro namun tahap analisis pada model ADDIE bisa diterapkan secara mikro dalam menyusun desain/rancangan pembelajaran. Tahap analisis (analyze) dari model ADDIE berisi analisis kebutuhan, merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh mahasiswa untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. Analisis kebutuhan bisa dilakukan melalui interview atau penyebaran angket untuk mengetahui: (1) karakteristik mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan Apresiasi Puisi (learner skill), (2) pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki oleh mahasiswa (prerequesite skills), (3) kemampuan dan kompetensi yang perlu dimiliki oleh mahasiswa (task/goal analysis), (4) indikator/kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa mahasiswa telah mencapai kompetensi yang diharapkan setelah melakukan proses pembelajaran (evaluation and assessment), (5) kondisi yang diperlukan mahasiswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang diharapkan (setting or condition analysis). Untuk memperoleh informasi mengenai berbagai hal di atas, dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut. a. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang akan mengikuti program pembelajaran? b. Pengetahuan dan keterampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh mahasiswa? c. Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki mahasiswa? d. Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa mahasiswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan proses pembelajaran? e. Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh mahasiswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? (Pribadi, 2011:128-130)
118
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
Berdasarkan data yang terkumpul, dosen melakukan identifikasi masalah. Setelah semua masalah teridentifikasi, dosen berusaha menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Solusi mencakup empat unsur penting dalam desain pembelajaran, yaitu mahasiswa, tujuan, metode, dan evaluasi. 2.3 Tahap Design pada model ADDIE Desain pada model ADDIE difokuskan pada upaya untuk menyusun perancangan pembelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah ditemukan selama tahap analisis. Langkah penting yang perlu dilakukan dalam tahap desain adalah menentukan pengalaman belajar atau learning experience yang harus dimiliki mahasiswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Dalam desain pembelajaran, pengalaman belajar ini termasuk ke dalam unsur tujuan. Tahap desain ini dalam ADDIE harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan kemampuan (perbedaan yang dapat diamati antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa)? Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan: “Mahasiswa tidak mampu mencapai tingkat kompetensi 60 % dari standar kompetensi yang telah digariskan”. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh dosen/pendesain pembelajaran pada saat melakukan tahap desain adalah sebagai berikut. a. Kemampuan dan kompetensi khusus seperti apa yang harus dimiliki oleh mahasiswa setelah menyelesaikan program pembelajaran? b. Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti program pembelajaran? c. Peralatan/kondisi yang bagaimanakah yang diperlukan oleh mahasiswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi ( pengetahuan keterampilan, dan sikap) setelah mengikuti program pembelajaran? d. Bahan ajar atau kegiatan seperti apa yang paling cocok untuk mendukung program pembelajaran, dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memediasi pembelajaran? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan data hasil analisis kebutuhan dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menyusun desain/rancangan pembelajaran. 2.4 Desain/Rancangan Pembelajaran Apresiasi Puisi Model ADDIE Desain pembelajaran terdiri atas beberapa unsur pokok. Yamin (2007:12-13) mengemukakan adanya sepuluh unsur desain pembelajaran, yaitu (1) kajian tujuan belajar beserta tujuan pencapaiannya, kendala, dan prioritas yang harus diketahui; (2) pemilihan pokok bahasan atau tugas untuk dilaksanakan berdasarkan tujuan umum yang akan dicapai; (3) Mengenali ciri siswa/mahasiswa; (4) Menentukan isi pelajaran dan unsur tugas berdasarkan tujuan; (5) Menentukan tujuan belajar yang akan dicapai beserta tugas; (6) Menentukan desain kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan (pengembangan silabus); (7) Memilihkan media yang akan dipergunakan; (8) memilihkan pelayanan penunjang yang diperlukan; (9)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
119
120
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
1. Memahami pengertian apresiasi puisi.
Indikator teori dasar tentang apresiasi puisi
Materi Pokok Tujuan
1. Mhsw dapat menjelaskan pengertian apresiasi puisi. 2. Mahasiswa dapat 2. Menyimpulkan menyimpulkan teori teori dasar dasar tentang apresiasi tentang apresiasi puisi berdasarkan puisi. pendapat para pakar. Pemahaman 1. Mhw dapat menjelaskan Memahami 1. Menjelas-kan unsur-unsur unsur-unsur pengertian struktur lahir pengertian puisi puisi: struktur struktur lahir puisi. lahir puisi 2. Mhw dapat menjelaskan puisi. dan struktur 2. Menjelas-kan pengertian struktur batin batin puisi. puisi. pengertian 3. Mhw dapat menjelaskan struktur batin unsur-unsur yang puisi. membentuk struktur 3. Menjelas-kan lahir puisi. unsur-unsur yang 4. Mhw dapat memben-tuk menjelaskanunsurstruktur lahir dan unsur yang membentuk struktur batin struktur batin puisi. puisi.
Memahami teori dasar apresiasi puisi.
Kompetensi
penugasan
Penilaian proses: melalui partisipasi mhw dalam diskusi
Penilaian
Ruang kuliah yang representatif
LCD (untk menayangkan rekaman kegiatan baca puisi).
Peralatan/ Kondisi yg Diperlukan LCD KKK
1. Mendengarkan pembacaan puisi 2. Menemukan pengertian struktur lahir dan struktur batin puisi. 3. Menemukan unsur-unsur yang membentuk struktur lahir puisi. 4. Menemu-kan unsur-unsur yang membentuk struktur batin puisi. 5. Mengidentifikasi struktur lahir puisi (yang telah dibacakan). 6. Mengidentifikasi struktur batin puisi.
•
Puisi (hasil kompilasi). Buku Pengkajian dan Apresiasi Puisi Karangan Herman J. Waluyo, terbutan Widya Sari Press Salatiga, tahun 2008.
• Buku Apresiasi
•
kelompok masing-masing untuk menemukan pengertian apresiasi puisi. 2. Menyimpulkan pengertian apresiasi puisi.
Puisi (hasil kompilas) Artikel dari internet.
• Buku Apresiasi 1. Bekerja sama dalam
Bahan Ajar
Memilihkan evaluasi hasil belajar mahasiswa; (10) Memilih uji awal kepada mahasiswa. Unsur-unsur tersebut tidak tertutup kemungkinan diadakan revisi apabila terdapat kekurangan dan kelemahan dari hasil proses ketika diadakan evaluasi formatif atau evaluasi sumatif. Berdasarkan topik-topik yang telah ditentukan dalam mata kuliah apresiasi puisi, dalam langkah desain ini dosen merumuskan: (1) kemampuan dan kompetensi khusus yang harus dimiliki mahasiswa setelah menyelesaikan program pembelajaran, (2) indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti perkuliahan, (3) peralatan/kondisi yang diperlukan mahasiswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) setelah mengikuti perkuliahan, (4) bahan ajar dan kegiatan macam apa yang dapat digunakan untuk mendukung program perkuliahan (Pribadi, 2011:131-132). Berikut disajikan contoh silabus pembelajaran Apresiasi Puisi yang bisa dikembangkan dengan mempertimbangkan data yang diperoleh dari tahap analisis kebutuhan pada model ADDIE. Rancangan ini merupakan rancangan minimalis yang dalam pengembangannya perlu pula memperhatikan sepuluh unsur pokok desain pembelajaran seperti yang dikemukakan Yamin di atas. Topik materi yang lain yang ada pada sub Deskripsi Mata Kuliah Apresiasi Puisi di atas dikembangkan demikian rupa sehingga memjadi silabus. Berdasarkan silabus yang dikembangkan berdasarkan model ADDIE, disusunlah langkah-langkah rencana pembelajarannya. Perlu diketahui bahwa mengajarkan sastra, termasuk puisi, pada dasarnya merupakan sebuah upaya menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar sastra. Menurut Sayuti (2014:7) sistem lingkungan ini terdiri atas komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yang terdiri atas: (a) tujuan instruksional yang ingin dicapai; (b) teks sastra yang diajarkan; (c) guru-siswa (mahasiswa - dosen) yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu; (d) bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan; (e) sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia. Komponen-komponen sistem lingkungan ini saling mempengaruhi secara bervariasi. Oleh karena itu, desain/ rancangan pembelajaran yang disusun harus didukung oleh komponen-komponen lain dari sistem lingkungan tersebut di atas. 4. Penutup Reformasi pendidikan antara lain mengakibatkan terjadinya pergeseran paradigma pembelajaran, dari teacher centered learning menuju student centered learning. Pergeseran paradigma tersebut menuntut adanya inovasi dalam pembelajaran, tanpa kecuali dalam pembelajaran apresiasi puisi di perguruan tinggi. Agar pembelajaran bersifat inovatif, berpusat pada mahasiswa, efektif, efisien, dan menyenangkan, perlu dibuat desain/rancangan pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan mahasiswa. Hal itu bisa diwujudkan antara lain melalui penyusunan desain/rancangan pembelajaran dengan model ADDIE karena desain model ini dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Dengan mempertimbangkan hasil analisis kebutuhan mahasiswa, dosen akan mengetahui secara pasti tentang kondisi mahasiswa, kompetensi yang hendaknya dicapai, metode pembelajaran yang digunakan, dan bahan ajar yang diperlukan, serta bentuk-bentuk evaluasi yang hendaknya dilaksanakan untuk mengetahui proses dan hasil belajar. PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
121
Desain pembelajaran yang dirumuskan pun harus didukung oleh komponen-komponen sistem lingkungan yang lain, yaitu teks puisi yang diajarkan (bahan ajar); hubungan sosial mahasiswa - dosen yang kolaboratif; bentuk kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa dalam belajar; serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang memadai. Adanya keserasian hubungan antarkomponen sistem lingkungan tersebut memungkinkan terjadinya pembelajaran yang kreatif, demokratis, menyenangkan, efektif, dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Joyce, Bruce, Marsha Weil & Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching. (Edisi Kedelapan)(Terjemahan Achmad Fawaid & Ateilla Mirza). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. -----------. 1991. “Pembinaan Apresiasi Sastra dalam Proses Belajar Mengajar” dalam BulirBulir Sastra dan Bahasa Pembaharuan Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pribadi, Benny A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Effendi, S. 2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya. Sayuti, Suminto A.2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. ------------, 2014. “Model Transaksional dalam Pembelajaran (Bahasa dan) Sastra” Disampaikan pada Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Malang pada tanggal 18 September 2014. Shipley, Joseph T. 1963. Dictionary of World Literature. Littlefield. Adam and Coy, Paterson, N. Jersey. Waluyo, Herman J. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga: Widya Sari Press. Wardani, I.G.A.K. 1981. Pengajaran Sastra. Jakarta: P3G. Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
122
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”