MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2011-2012 Eka Permata Sari 10211014 STKIP Siliwangi Bandung
ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Model Pembelajaran Prosa Deskripsi dengan Pendekatan Konstruktivisme pada Siswa kelas IX A SMP Pasundan 2 Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012”. Dalam penelitian ini penulis hanya mengangkat dua permasalahan rokok yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran prosa deskripsi dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas IX A SMP Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2011-2012? 2. Bagaimana hasil pembelajaran prosa deskripsi dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas IX A SMP Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2011-2012 Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk memperoleh deskripsi data pelaksanaan kegiatan belajar prosa deskripsi dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas IX A SMP Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2011-2012. 2) Untuk memperoleh deskripsi data hasil kegiatan belajar mengajar prosa deskripsi dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas IX A SMP Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2011-2012. Metetode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Artinya mengujicobakan data yang telah penulis susun. Kata kunci : Prosa Deskripsi, Pendekatan Konstruktivisme. PENDAHULUAN Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang dipergunakan di setiap sekolah, pembelajaran menulis untuk pembelajaran Bahasa Indonesia sangat penting. Hal ini siswa diharapkan mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat dalam berbagai tulisan. Akan tetapi, pada pembelajaran menulis terkadang siswa sulit mengekspresikan gagasannya dalam tulisan. Terkadang kehilangan kata-kata yang tepat untuk ditulis, sehingga apa yang ditulis tidak sesuai dengan harapan dan tujuan semula. Menulis tidaklah rumit, setiap orang mampu melahirkan sebuah tulisan, tapi bagus tidaknya tergantung kepada orang tersebut nnengolah data. Komaruddin dalam bukunya menyampaikan “Seseorang akan terbiasa menulis apabila orang banyak membaca, banyak berlatih
terus-menerus tanpa putus asa, dan siap menerima saran juga kririkan dari orang lain”. (Komaruddin, 1982:50). Keberhasilan menulis yang baik bergantung kepada individu masing-masing terutama kepada kepekaan mengungkapkan perasaan dan banyak latihan dengan kemauan keras. Dalam pembelajaran menulis prosa deskripsi tidaklah rumit seperti membuat tulisan puisi dan drama, karena menulis prosa deskripsi bentuknya bebas, tidak terikat aturan dan persyaratan, melainkan memadukan atau menyatukan dialog dan narasi sehingga menjadi perpaduan isi yang baik dan menarik. Pembelajaran menulis prosa deskripsi untuk SMP kelas IX akan lebih efektif apabila menggunakan metode pendekatan yang tepat. Salah satunya menggunakan pendekatan konstruktivisme. Karena dalam hal ini siswa
1
2 menyajikan tulisannya dilatar belakangi dari pembelajaran sosial kehidupan sehari-hari secara langsung. Kemampuan berbahasa Indonesia terdiri dari empat komponen, yaitu : 1. Mendengarkan 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis (Kurikulum, 2006:4). Dari keempat komponen tersebut, yang menjadi bahan penulisan skripsi ini adalah komponan menulis. Karena menulis merupakan suatu hal yang penting untuk dipelajari dan disampaikan kepada siswa agar siswa pandai menuliskan apa yang ada dalam ide, gagasan, pikiran dalam bentuk tulisan. Sekolah adalah suatu tempat untuk menciptakan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas, baik bagi dirinya sendiri maupun nusa dan bangsa sesuai dengan amanat yang dituangkan dalam muqadimah UUD 1945, maka manfaat penelitian itu antara lain : 1. Siswa terampil menggunakan Bahasa secara komunikatif melalui bahasa tulis sesuai berbagai tujuan. 2. Guru ingin memperoleh hasil yang lebih baik setelah proses kegiatan belajar mengajar menulis prosa deskripsi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada kelas IX. 3. Penulis ingin mendapat gambaran kongkrit tentang cara pembelajaran menulis prosa deskripsi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Adapun yang menjadi tujuan penelitian antara lain : 1) Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam model pembelajaran menulis prosa deskripsi pada kelas IX, diharapkan meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan menulis. 2) Model pembelajaran menulis prosa deskripsi dengan pendekatan konstruktivisme pada kelas IX diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis prosa deskripsi lebih efektif. 3) Setelah menggunakan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran menulis
prosa deskripsi di kelas IX, akan terlihat perbedaan signifikan antara hasil tes siswa sebelum dan sesuai diterapkan pendekatan konstruktivisme. Anggapan dasar adalah anggapan yang menjadi pemikiran dalam usaha memecahkan masalah atau persoalan, pertanyaan di dalamnya relevan dengan masalah yang dikemukakan serta mengandung kebenaran atau dianggap benar dan menjadi aksioma (Komaruddin, 1982:68-69). Adapun dasar penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Model pembelajaran menulis prosa deskripsi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa tulis yang harus diajarkan kepada siswa kelas IX. 2. Pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran menulis prosa deskripsi pada kelas IX merupakan penentu keberhasilan siswa dalam menulis lebih baik dan lebih tepat. 3. Model pembelajaran menulis prosa deskripsi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada kelas IX menjadi salah satu evaluasi pembelajaran menulis yang hasilnya lebih memuaskan. KAJIAN TEORI DAN METODE “Bahasa memiliki peran penting dalam pengembangan intelektual, social dan emosional siswa yang menunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa terutama dalam aspek menulis diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budaya, dan budaya orang lain dengan nengemukakan gagasan, pikiran, pendapat yang bersifat analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya” (Kurikulum 2006:109). Dalam kurikulum tersebut dijelaskan bahwa keterampilan menulis diantaranya untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, gagasan kepada orang lain dalam bentuk tulisan dengan memperhatikan ketetapan bahasa, kosakata, gramatik. dan ejaan yang benar. (Kurikulum 2006:110).
3 Proses pembelajaran menulis dalam pelaksanaannya dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berlangsung, maupun di luar jam pelajaran yang sengaja diselenggarakan oleh guru mata pelajaran. Kemampuan atau keterampilan menulis dalam Kurikulum tahun 2006 bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam mengungkapkan gagasan dan pikiran dalam bahasa tulisan untuk berbagai tujuan. Di sini siswa lebih menekankan pada kemampuan mengekspresikan gagasan, pikiran dalam tulisan sehingga memperoleh manfaat dan sifat positif terhadap hasil yang diperolehnya (Kurikulum, 2006:7). Seperti halnya bahasa pada umumnya pengetahuan bahasa tulis diajarkan dan diujikan seharusnya tidak semata-mata hanya mempertimbangkan satu komponen menulis, akan tetapi harus memperhatikan ejaan yang benar sesuai konteksnya. Di samping tujuan umum menulis prosa deskripsi menurut isi yang terdapat dalam kurikulum adalah sebagai berikut : 1. Peserta didik dapat mengembangkan potensi sesuai kemampuan, kebutuhan dan minat serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya dan hasil intelektual melalui bahasa tulisnya. 2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa tulis peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan dan sumber belajar yang tersedia. 3. Guru harus lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar menulis sesuai kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa. 4. Sekolah harus menyusun program pendidikan tentang menulis sesuai keadaan siswa. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah (Disdik, 2006:109). Sedangkan tujuan khusus menulis prosa deskripsi itu antara lain sebagai berikut : 1. Agar siswa mampu memahami hahasa tulis dan dapat menggunakan dengan tepat, kreatif untuk berbagai tujuan. 2. Agar siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam pembelajaran
menulis. 3. Agar siswa mampu mengkomunikasikan bahasa tulis dengan baik sesuai dengan pengalaman yang dialami (Disdik, 2006:110). “Pembelajaran adalah suatu proses yang diselenggarakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh dan memproses pengetahuan juga keterampilan dan sikap (Dimyati, 2002:157). Pembelajaran merupakan suatu kegiatan praktis yang didasarkan pada konsep teoritik yang berlangsung dalam suatu waktu tertentu dan terikat dalam situasi yang terarah pada tujuan yang akan dicapai. Seperti yang disampaikan oleh Sabarti bahwa menuljs adalah: 1. Suatu bentuk komunikasi secara lisan. 2. Suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pikiran, gagasan yang disampaikan. 3. Merupakan bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap dalam tulisan tidak terdapat intonasi dan ekspresi. 4. Merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca. 5. Menulis merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan suatu gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak, tempat dan juga waktu (Sabarti, 1997:9). “Prosa adalah jenis karangan yang berupa perpaduan dialog dan narasi ataupun keduanya yang bentuknya bebas tidak terikat oleh aturan bunyi rima dan lainnya”. (Sunarti dan Maryani, 2006:288). “Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas yang tidak terikat oleh nada rima, seperti halnya puisi” (Supriatna, 2006:85). Deskripsi berasal dari bahasa Latin, yaitu “describere” yang mempunyai arti tulisan tentang sesuatu. Sedangkan dari bahasa Inggris yaitu “describe” yang artinya melukiskan tentang sesuatu hal (Keraf, 1982:93). HASIL DAN PEMBAHASAN Tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan setelah guru menjelaskan materi,
4 kemudian melakukan kegiatan dalam bentuk tes performansi (Kurikulum 2004:41). Wirasasmita dalam bukunya mendefinisikan sebagai berikut: “Metode adalah satu cara yang akan dipergunakan dalam penelitian dan merupakan sebuah eksperimen. Karena dalam prakteknya peneliti tidak mungkin mengontrol semua variable yang relevan kecuali peneliti-peneliti dari variable tertentu” (Wirasasmita dkk., 1997:23). Populasi dan sampel di sini adalah kelas IX di SMP Pasundan 2 Cimahi yang terdiri dari delapan kelas, yaitu : 1. Kelas IX A terdiri dari 48 siswa 2. Kelas IX B terdiri dari 50 siswa 3. Kelas IX C terdiri dari 44 siswa 4. Kelas IX D terdiri dari 45 siswa 5. Kelas IX E terdiri dari 45 siswa 6. Kelas IX F terdiri dari 46 siswa 7. Kelas IX G terdiri dari 43 siswa Sedangkan sampel yang diambil adalah kelas IX A dengan pertimbangan : 1) Setiap siswa tentu memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda dan tidak sama, apabila dilihat dari tingkat prestasi. 2) Hasil yang diteliti adalah menulis prosa deskripsi yang tentunya melibatkan kreativitas setiap siswa. 3) Setiap siswa mempunyai imajinatif yang berbeda sesuai dengan pengolahan yang dilihat, dirasakan, sehingga dalam mengekspresikan tulisan isinya akan beragam sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini peneliti tidak akan sepenuhnya memahami kondisi siswa sebagai suatu objek penelitian sebelum siswa tersebut diberi perlakuan. Perlakuan tersebut berupa tugas proyek dan dalam tugas tersebut peneliti terlebih dahulu menanyakan apakah tugas itu dapat dimengerti atau tidak oleh peserta didik. Sehingga ketika proses penilaian akan terlihat hasilnya. Hasil pretes menunjukkan bahwa prosa deskripsi yang ditulis siswa tidak ada kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Setelah penulis mengadakan pretes pada siswa, kemudian penulis memberikan pembelajaran tentang prosa deskripsi dengan
pendekatan konstruktivisme. KESIMPULAN Penelitian tentang pembelajaran prosa deskripsi dengan pendekatan konstruktivisme pada kelas IX A SMP Pasundan 2 Cimahi telah peneliti laksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, sehingga setelah dilaksanakan dapat menjawab hipotesis pada bab I. Setelah peneliti melakukan kegiatan penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Pendekatan konstruktivisme sangat baik dan efektif dipergunakan dalam pembelajaran menulis prosa deskripsi di kelas IX SMP, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Pemahaman siswa terhadap materi menulis prosa deskripsi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme cukup baik, karena siswa dapat termotivasi untuk meningkatkan kreativitas melalui kegiatan menulis prosa deskripsi. 3. Setelah pembelajaran menulis prosa deskripsi di lapangan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, terlihat jelas hasil yang signifikan antara hasil pretes dan postes. DAFTAR PUSTAKA Ambary, Abdullah. 1983. Tata Karangan Ilmiah. Bandung: Jatmika. Diknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Dispasmen. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta. Huda, Niamul dan Tholpin, Ahmad. 1995. Kamus Pelajar Populer. Pekalongan: Toko Buku, Agency. Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi. Ende: Nusa Indah. Maryani, Yani dan Rani, Abdul. 2004. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Setia. Natia, I.K. l986. Teori Mengarang. Surabaya: Sinar Wijaya.
5
MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2011-2012
RANGKUMAN
Disusun oleh : Eka Permata Sari 10211014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012