PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 BATULAYAR Almiatun Sulfiana(1), Any Fatmawati(2) dan St. Rabiatul Adawiyah(3) FPMIPA IKIP MATARAM Email:
[email protected] ABSTRAK : Kegiatan belajar mengajar akan tercapai dengan baik apabila dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, sehingga berdampak pada hasil belajar. Selain itu, motivasi siswa dalam belajar juga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dianggap inovatif dalam proses belajar mengajar adalah pendekatan Konstruktivisme dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan Konstruktivisme dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas XII SMKN 1 Batulayar. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasy Experimental Design). Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XII SMKN 1 Batulayar Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 79 orang yang terbagi ke dalam 3 kelas yaitu kelas XII AP 27 orang, XII TB1 27 orang dan XII TB2 25 orang. Teknik pengambilan sampel dengan Uji Homogenitas pasangan kelas kemudian dengan cara Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kelas secara acak sehingga diperoleh sampel sebanyak 54 orang yaitu kelas XII AP 27 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XII TB1 27 orang sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data angket motivasi diperoleh bahwa sebesar 11,50 > = 2,021 pada taraf signifikan 5%, sehingga Ha (1) diterima. Hasil analisis data hasil belajar diperoleh bahwa sebesar 2,232 > = 2,021 pada taraf signifikan 5% sehinggga Ha (2) diterima, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas XII SMKN 1 Batulayar. Kata Kunci: Pendekatan Konstruktivisme, Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL), Motivasi dan Hasil Belajar.
ABSTRACT : The Effectiveness of Constructive Approach using Contextual Teaching Leaf Model (CTL) toward Students' Motivation and Learning Achievement at The velth Year Students of SMKN 1 Batulayar. (Supervised by Any Fatmewati and Sid Rabiatul Adawiyah) Teaching learning- activity would be succeeded, if it used teaching model accurately and has impact; for learning achievement. Moreover, not only teaching model has impact for learning achievement but also students' motivation. One of teaching learning model that innovative in teaching learning process is constructive approach using contextual "teaching learning model (CTL). This research aimed to know whether or not the effectiveness of constructive approach using contextual teaching learning model (CTL) toward students' motivation and learning achievement at the twelfth year students of SMKN 1 Batulayar. The kind of this research is Quasi Experimental Design. The population of this research is all students of twelfth year students of SMKN I Batulayar in academic year 20132014 consist of 79 students in which divided into three classes (XII AP is 27 students, XII TB1 U27 students, d XII TB2 is 25
students). This research used Cluster Random Sampling, it consist of two groups which are XII AP as experimental classand XII TB1 as control class. Based on the result of data analysis used questionnaire, the score oft-test was, 11,50 and t-table was 2,021 in 5% of significant level. It, shows that alternative hypothesis was, accepted and null hypothesis was rejected. The conclusion of this research showed that there is the effectiveness of constructive approach using contextual teaching learning model (CTL) toward students`motivation and learning achievement at the twelfth year students of SMKN 1 Batulayar in teaching learning science. Key Words Constructive Approach, Contextual Teaching Learning Model (CM), Motivation and Learning Achievement
PENDAHULUAN Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pendewasaan peserta didik menuju sikap yang bertanggung jawab baik dalam pola pikir maupun tingkah laku. Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa. Dengan demikian dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut, maka perlu dilakukan pembenahan secara terus menerus yakni diantarannya dengan proses pembelajaran yang efektif serta yang berkualitas (Depdiknas, 2004). Pencapaian hasil belajar yang diinginkan harus didukung oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kemampuan guru merancang dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari siswa. Berdasarkan survei hasil belajar siswa kelas XII pada SMKN 1 Batulayar, ketuntasan secara klasikal belum mencapai standar teknik penilaian kelas (> 85%) yaitu XII AP = 55,55 %, XII TB1 = 51,85% dan XII TB2 = 28 % (Sumber: Arsip Siswa-siswa XII pada SMKN 1 BatulayarTahun
Pelajaran 2013/2014). Secara umum hal tersebut dikarenakan oleh
penggunaan metode pembelajaran yang kurang memotivasi siswa sehingga hasil belajar tidak maksimal. Untuk mencapai keberhasilan belajar kognitif dan meningkatkan motivasi siswa, maka penulis mencoba memberikan salah satu solusi yaitu pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Pendekatan konstruktivisme adalah Pendekatan dimana ide bahwa siswa harus menemukan dan metransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya (Amri, Sumardi dan Zamadi. 2010). Melalui landasan filosofi konstruktivisme, model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL), dipromosikan menjadi alternatif belajar yang baru yang menyajikan materi dari konteks kehidupan dan menemukan arti dalam proses pembelajarannya sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan (Nurhadi, Nugroho dan Riani. 2004). Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas peneliti melakukan penelitian judul Skripsi Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Batulayar.
KAJIAN LITERATUR Pendekatan (Approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Konstruktivisme merupakan landasan filosofis (berpikir) pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil atau diingat (Depdiknas, 2004). Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari hari (Nurhadi,2004). METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian eksperimen semu (Quasy Experimental Design) (Sugiyono, 2008). Jenis Penelitian ini menciptakan suatu perlakuan (treatment) yaitu pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) yang berfungsi sebagai variabel dan sengaja diadakan pada subyek untuk diketahui pengaruh atau akibatnya dalam variabel terikat. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas XII AP berjumlah 27 orang dan XII TB1 berjumlah 27 orang.
Pelaksanaan Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian : a. Pada awal pembelajaran baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan tes hasil belajar obyektif (Pre test). Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dan untuk kelas kontrol diberi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. b. Setelah proses pembelajaran berakhir kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes hasil belajar dalam bentuk objektif (Post test) untuk mengetahui seberapa besar perbedaan hasil belajar yang telah dicapai setelah menerima materi. Kemudian kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberikan angket motivasi untuk mengukur sejauh mana motivasi belajar siswa yang telah dipengaruhi oleh pendekatan, model pembelajaran maupun metode pembelajaran yang diberikan. c. Tes hasil belajar dan angket motivasi yang telah terkumpul kemudian di skoring yaitu pemberian nilai untuk tiap butir soal. Angket motivasi belajar kemudian dianalisis secara
kuantitatif baik secara individu maupun kelas untuk memudahkan konversi berdasarkan kategori kualitatif motivasi belajar. Kemudian baik tes hasil belajar maupun angket motivasi diuji F (Uji Homogenitas) untuk mengetahui apakah kemampuan siswa sama atau tidak jauh berbeda, kemudian Uji Normalitas untuk mengukur kenormalan data dan diuji t. Uji hipotesis menggunakan uji t pada angket dilakukan untuk mengetahui perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun data hasil analisis uji hipotesis hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 1, di bawah ini : Tabel 1 Data Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar
Parameter
Dk
thitung
ttabel
Keterangan
Hasil Belajar Pre test
37
0,850
2,021
Ha (2) Ditolak = H0 Diterima
Hasil Belajat Post test
44
2,323
2,021
Ha (2) Diterima = H0 Ditolak
Parameter
Dk
thitung
ttabel
Keterangan
Hasil Belajar Pre test
37
0,850
2,021
Ha (2) Ditolak = H0 Diterima
Hasil Belajar Post test
44
2,323
2,021
Ha (2) Diterima = H0 Ditolak
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji t (Uji Hipotesis) Hasil Belajar Siswa Uji t dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar secara signiFikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan kata lain Ha (2) diterima atau tidak. Setelah dianalisis melalui uji homogenitas dan uji normalitas, diperoleh asumsi data yaitu homogen dan normal, karena varians sampel homogen dan normal, tetapi n1 ≠ n2 maka rumus t-test yang digunakan adalah rumus Polled Varians (Sugiyono, 2010). Data untuk hasil uji hipotesis hasil belajar siswa dapat dilihat pada secara ringkasnya dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) No 1 2 3 4
Uji Hipotesis t hitung t table Dk Keterangan
Nilai 11,50 2,021 44 Ha (1) Diterima
Berdasarkan data hasil uji hipotesis pada Tabel 2 di atas yang menggunakan uji t yaitu dengan membandingkan skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh thitung = 11,50. Hasil uji t di atas kemudian dikonsultasikan pada ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk dari 25 + 21 – 2 = 44 .Hasil belajar post test diperoleh t hitung = 2,323 kemudian dikonsultasikan pada ttabel. dengan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikan 5% dengan dk post test 23 + 21 – 2 = 44 diperoleh ttabel = 2,021, karena thitung ≥ ttabel, maka Hipotesis Ha (2) diterima, dengan demikian pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan Contetual Teaching Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XII SMKN 1 Batulayar. Berdasarkan hasil análisis uji t angket motivasi, motivasi belajar diperoleh thitung = 11,50 di konsultasikan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan dk = 44 diperoleh ttabel = 2,021 karena thitung ≥ ttabel maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran CTL membuat motivasi belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda secara nyata. Dengan demikian, maka Hipotesis alternatif (1) yang menyatakan: “Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning berpengaruh terhadap Motivasi siswa kelas XII SMKN 1 Batulayar ”. Sementara itu, hasil analisis uji t tes hasil belajar Berdasarkan uji t hasil belajar pre test diperoleh thitung = 0,850 maka Ha (2) ditolak atau H0 diterima yang berarti bahwa tidak ada pengaruh pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan Contextual Teaching Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XII SMKN 1 Batulayar. Hal tersebut seharusnya terjadi karena pre test mengukur kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan, Ha (2) di tolak oleh asumsi bahwa pada pre test siswa belum diberikan perlakuan sehingga variabel bebas tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pre test, keadaan tersebut juga menggambarkan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pre test tidak jauh berbeda atau homogen. Uji t untuk pre test dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi bahwa perbedaan secara signifikan hasil belajar terjadi setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu berupa pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran CTL. Untuk menjawab Hipotesis Ha (2) terdapat dalam analisis uji hasil belajar post test diperoleh thitung = 2,323. Hasil uji t di atas kemudian dikonsultasikan pada ttabel. dengan taraf kepercayaan 5% dengan dk = 44 diperoleh ttabel = 2,021, karena thitung ≥ ttabel, maka Hipotesis Ha (2) diterima artinya bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, dengan demikian pembelajaran menggunakan
pendekatan konstruktivisme dengan Contextual Teaching Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XII SMKN 1 Batulayar. Perbedaan secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut turut menjelaskan bahwa Pendekatan Konstruktivisme dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar kelas XII SMKN 1 Batulayar. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang relevan yaitu penelitian Subagio (2008). Pengaruh Penggunaan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Pada Tumbuhan Siswa Kelas XI MA Assunnah Jurang Jaler Praya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dapat memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar Biologi pada siswa kelas XI MA Assunnah Jurang Jaler Praya Tahun Pelajaran 2006/2007. Ketuntasan belajar yang diperoleh dalam
penelitian menggunakan
sampel 70 siswa yaitu 91,4 % dengan nilai rata-rata 7,77. Meski dalam variabel terikat yang berbeda tetapi pendekatan kontruktivisme dan model pembelajaran CTL telah membuktikan mampu menjadi treatment yang dapat mempengaruhi variabel bebas dalam diri subyek.Senada dengan ungkapan Fathurrohman dan Sulistyorini (2012) bahwa saat ini di Amerika berkembang apa yang disebut dengan Contextual Teaching Learning (CTL) yang intinya membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi peserta didik untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata mereka. Hal itu dikarenakan pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan teori psikologi modern yang berpijak pada filsafat konstruktivisme. Aliran ini mengatakan bahwa proses belajar terjadi karena pemahaman individu terhadap lingkungannya. Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respon. Belajar melibatkan proses mental seperti emosi, minat, motivasi, gaya berpikir, kemampuan dan pemahaman. Menurut paham konstruktivisme manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi arti pada pengetahuan sesuai pengalamannya. Oleh sebab itu, metode pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) yang berasaskan pendekatan konstruktivisme mendorong siswa secara alamiah mengkonstruksikan pengetahuannya melalui pengalaman siswa sendiri sehingga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Dengan konsep itu diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Pendekatan konstruktivisme bersama dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih “hidup” dan lebih “bermakna” karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai (Amri, Sumardi dan Zamadi. 2010). Didalam penelitian ini, pada pertemuan pertama peneliti mengajak siswa secara berkelompok (Learning Community) menganalisa lingkungan sekolah. Pada pertemuan kedua peneliti menghadirkan sebuah video sebagai contoh
alamiah yang mewakili konsep AMDAL (Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan). Video tersebut berisi berbagai jenis usaha dan pembangunan yang ada di Kabupaten Lombok Barat dan sekitarnya. Oleh karena contoh konkrit yang dihadirkan berupa contoh alamiah yang ada disekitar lingkungan siswa dan sering dijumpai oleh siswa maka pembelajaran tersebut menjadi lebih hidup dan lebih bermakna seperti yang diungkapkan oleh (Amri,
Sumardi
dan
Zamadi.
2010)
sehingga
siswa
pun
termotivasi
untuk
mengkontstruksikan pengetahuaannya untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Bila pembelajaran kontekstual diterapkan dengan benar, diharapkan siswa terlatih untuk dapat menghubungkan apa yang diperoleh di kelas dengan kehidupan dunia nyata yang ada dilingkungannya karena dalam standar proses pendidikan yag tertera pada kurikulum tingkat satuan pendidikan siswa tidak hanya dibawa masuk ke kawasan pengetahuan, tetapi juga sampai pada penerapan pengetahuan yang didapatkanya melalui pembelajaran tersebut (Sanjaya, 2006). Sementara itu, perlakuan pada kelas kontrol yang hanya diberikan pembelajaran menggunakan metode ceramah. Metode ceramah (konvensional) merupakan metode yang mengandalkan bahasa verbal dan menuntut siswa memahami pengetahuan pada hafalan. Menurut Sanjaya (2006) konsep seperti ini menyebabkan terjadinya kesalahpahaman persepsi dan verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut, selain itu Sanjaya (2006) mengungkapkan bahwa pembelajaran melalui bahasa verbal membuat siswa kurang bergairah (termotivasi) karena siswa kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis, oleh sebab itu pada saat proses pembelajaran siswa kelas kontrol lebih banyak diam. Berbeda halnya dengan kelas eksperimen, proses pembelajaran berlangsung lebih aktif dan produktif.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:
1.
Ada Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap motivasi kelas XII SMKN 1 Batulayar karena dibuktikan dengan nilai thitung = 11,50 yang lebih besar dari ttabel = 2,021 yang diperoleh pada taraf kepercayaan 5% dengan dk 25 + 21 – 2 = 44 sehingga Ha (1) di terima.
2.
Ada Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar kelas XII SMKN 1 Batulayar karena dibuktikan dengan nilai thitung = 2,323 yang lebih besar dari ttabel = 2,021 yang diperoleh pada taraf kepercayaan 5% dengan dk 25 + 21 – 2 = 44 sehingga Ha (2) di terima.
DAFTAR PUSTAKA Amri, Sumardi dan Zamadi 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktik kurikulum. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya. Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Sains. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta . Nurhadi, Nugroho dan Riani. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contectual Teaching Learning/CTL). Malang : UM. PRESS. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Subagio, B. 2008. Pengaruh Penggunaan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Pokok Bahasan Sisitem Reproduksi Pada Tumbuhan Siswa Kelas XI MA Assunnah Jurang Jaler Praya Tahun Pelajaran 2006/2007. Mataram : IKIP. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung, Alfabeta.