PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Agus Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo melalui Media Iklan Televisi. Masalah khusus penelitian ini adalah (1) bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Situbondo melalui media iklan televisi? dan (2) bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo melalui media iklan televisi. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan guru lain, peneliti bertindak sebagai pengamat (observer), yang mengamati semua kegiatan guru selama proses perbaikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) terjadi peningkatan proses pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo melalui Media Iklan Televisi, yang ini dibuktikan dengan sikap siswa yang memperhatikan, tenang, dan sungguh-sungguh mengikuti pemberlajaran, mendengarkan dengan baik, dan siswa telah serius untuk menulis puisi berkaitan dengan keindahan alam; (2) terjadi peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi dari pratindakan ke siklus I dan ke siklus II , yang ini dibuktikan dari hasil tahap pratindakan yang nilai rata-rata 64, kemudian pada siklus I nilai- rataratanya menjadi 72, dan pada siklus II telah memenuhi standar kurikulum karena nilai rata-ratanya 81. Kata kunci: iklan televisi, media pembelajaran, menulis kreatif puisi
Fenomena pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia seperti yang diungkapkan oleh penyair Taufik Ismail, bahwa pelajar dan mahasiswa Indonesia rabun membaca dan buta menulis. Pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa pelajar dan mahasiswa Indonesia tidak terbiasa untuk membaca dan kurang mempunyai keterampilan menulis. Menulis pada dasarnya merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berupa kegiatan
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman | 72
produktif dan ekspresif yang membutuhkan kesabaran, keuletan, dan kejelian tersendiri. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum memberikan arahan untuk mencapai tujuan. Nurhadi (2004:1) menyatakan bahwa kurikulum merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Suatu kurikulum membawa implikasi pada suatu pelaksanaan pembelajaran yang terarah dan berkesinambungan sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Hamalik (2004:18) menambahkan bahwa isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pembelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapai tujuan pendidikan nasional. Jadi pada kurikulum terdapat tujuan pedoman penyelenggaraan pembelajaran. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disebutkan salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP/MTS adalah siswa mampu mengungkapkan pengalaman,
gagasan, pendapat, dan pernyataan secara sistimatis, logis, dan kreatif yang sesuai denga kontek dan situasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang harus dikuasai siswa tertuang dalam satu butir pembelajaran menulis. Pembelajaran menulis meliputi mengungkap ide, pengalaman, gagasan, pesan, pendapat dan pernyataan secara tulisan dalam berbagai situasi dan kondisi (BSNP, 2005) Namun kenyataanya kurikulum tersebut tidak berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Kegagalan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran keterampilan menulis khususnya dalam menulis kreatif puisi ini disebabkan banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan siswa dalam kemampuan menulis kreatif puisi ini adalah miskinnya pengalaman dan pengetahuan guru terhadap berbagai pendekatan ataupun metode pembelajaran menulis. Pemerintah, dalam hal ini departemen pendidikan nasional belum mampu memfasilitasi seluruh para pengajar khususnya guru bahasa untuk mendapatkan akses pelatihan-pelatihan ataupun loka karya yang mampu memberikan sumbangan pengetahuan yang cukup, terutama dalam hal pembelajaran menulis khususnya kemampuan menulis kreatif puisi. Beberapa sumber informasi menyimpulkan bahwa kemampuan menulis kreatif puisi siswa masih rendah dibandingkan dengan keterampilan bahasa lainnya. Alwasilah (1993) memperkuat pernyataan di atas dengan mengatakan bahwa bahasa Indonesia di sekolah-sekolah lebih mengajarkan keterampilan menyimak, membaca, dan berbicara.
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman | 73
Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia KKM yang harus dicapai oleh siswa SMP Negeri 4 Situbondo kelas VII A semester genap tahun pelajaran 2012/2013 angka yang harus dicapai adalah 75. Akan tetapi pada kenyataanya, berdasarkan data rata-rata ulangan harian yang dicapai siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo tahun pelajaran 2012/2013 dibawah KKM atau nilainya dibawah angka 75. Di antara penyebab yang menjadikan rendahnya kemampuan menulis siswa kelas VIIA di SMP Negeri 4 Situbodno khususnya menulis kreatif puisi. Kegiatan menulis kreatif puisi menjadi suatu kegiatan pembelajaran yang sulit karena kurang kreatifnya guru memanfaatkan media ajar yang digunakan yang berhubungan dengan kemampuan menulis kreatif puisi bagi siswa. Padahal kegiatan menulis ini merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan siswa sebagai sarana pencurahan gagasan. Tarigan (1995:22) berpendapat bahwa keterampilan menulis dapat dikuasai dan diperoleh dengan jalan praktek dan latihan yang tersistematis. Berdasarkan data nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo, diperoleh fakta bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang memuaskan. Dari analisis hasil ulangan harian kemampuan menulis kreatif puisi ditemukan bahwa : (1) kandungan isi yang tertuang di dalam bait demi bait kurang sesuai dengan judul, dan (2) siswa banyak menggunakan kata yang mubazir, sehingga puisi kurang bermakna. Selain itu dalam proses belajar mengajar kurang kondusif. Pelaksanaan pembelajaran yang diberikan kurang variatif, guru
cenderung lebih dominan dalam kelas dan kurang inovatif. Selain itu dalam pembelajaran manulis puisi guru belum sepenuhnya memperhatikan tahap-tahap menulis puisi, cara menulis puisi yang baik, serta unsur keindahan didalamnya. Sehingga siswa kurang tertarik dengan materi yang dismpaikan dan tentu hal itu menyulitkan guru dalam menyampaikan materi. Hal itu terlihat dari hasil penugasan siswa dalam menulis puisi, yang masih di bawah rata-rata KKM atau nilainya di bawah 75. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Situbondo melalui Media Iklan Televisi, secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mendeskripsikan proses peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi dengan media iklan televisi pada siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Situbondo tahun pelajaran 2012/2013 b. Mendeskripsikan hasil peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi dengan media iklan televisi pada siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Situbodo tahun pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas subyek yang hendak diteliti. Oleh karena subyek di dalam penelitian ini adalah berupa kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman | 74
proses pembelajaran secara berkesinambungan, maka jenis penelitian ini lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Rancangan penelitian tindakan kelas dipilih karena (1) penelitian – penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran menulis kreatif puisi, (2) penelitian tindakan untuk mengubah keadaan, kenyataan dan harapan mengenai pembelajaran menulis puisi menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat, (3) bentuk kajian yang dilakukan dikelas bersifat reflektif oleh guru untuk meningkatkan, memperdalam, dan memperbaiki praktik – praktik pembelajaran, maka penelitian dilakukan pada konteks alamiah, ialah untuk mengkaji permasalahan faktual dalam pembelajaran menulis kreatif puisi, (4) dalam pelaksanaannya, penelitian ini membutuhkan keterlibatan guru secara kolaborasi selama penelitian berlangsung.
Sehubungan dengan itu, dapat dikemukakan bahwa rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo dengan media iklan televisil, dalam pelaksanaannya akan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik tindakan kelas. Karakteristik tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut. Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini merujuk pada pendapat Kemmis dan Taggrat (dalam Wiriaatmadja, 2005 : 66 – 67) yang menjelaskan tahap – tahap penelitian tindakan yang dimulai dari (1) menyusun perencanaan tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Dengan demikian penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memiliki siklus yang bersifat spiral, mulai dari perencanaan, melakukan tindakan dan penemuan fakta – fakta untuk melakukan refleksi. Untuk lebih jelasnya PTK ini digambarkan dengan alur sebagai berikut.
Permasalahan
Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi
Analisis Data
Observasi
Rencana Tindakan yang Sudah Direvisi
Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi
Analisis Data
Observasi
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman | 75
Bagan 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tempat peneliti adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 4 Situbondo, yang beralamat di jalan WR.Supratman 17 Situbondo. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang. Data-data yang diperlukan diperoleh melalui lembar observasi. Lembar observasi berisi indikator aktivitas siswa di kelas.Hasil puisi siswa dinilai oleh guru dan oleh siswa dan digunakan sebagai data dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menulis kreatif puisi dengan memanfaatkan media pembelajaran iklan televisi. Analisis dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu : a. Untuk menghitung data dari laporan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, meliputi aktivitas siswa dan hasil evaluasi nilai puisi dari siswa dan guru. b. Untuk ketuntasan belajar Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang berlaku,yaitu siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah memperoleh nilai 75, dan kelas dinyatakan tuntas belajar jika di kelas tersebut terdapat
85% siswa telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75. Untuk menghitung persentase ketuntasaan belajar digunakan rumus sebagai berikut: X X N Dengan : X siswa
= Nilai rata-rata
ΣX
= Jumlah semua nilai
ΣN
= Jumlah siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% Siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan hasil keterampilan menulis kreatif puisi, siswa mencapai 70%. Pada kegiatan menulis puisi siklus I rata-rata siswa mencapai 72 dan pada siklus II mencapai 81. Ketuntasan belajar mencapai 75%, dengan kata lain siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan pada penelitian ini adalah 32 siswa dan 4 siswa belum dapat memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Untuk lebih jelasnya dipaparkan pada tabel berikut.
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman | 76
Tabel 5.1. Kemampuan Keterampilan Siswa Menulis Kreatif Puisi Nomor Urut Induk 2640 1
Nilai Pratindakan 65
Nilai Siklus I 65
Nilai Siklus II 90
2
2648
70
85
100
3
2650
75
90
90
4
2653
65
85
85
5
2656
65
85
75
6
2663
75
75
75
7
2673
80
80
90
8
2674
65
65
95
9
2676
60
70
75
10
2677
65
70
70
11
2678
75
60
75
12
2679
65
85
80
13
2680
80
60
95
14
2682
75
80
95
15
2685
65
90
85
16
2688
75
60
75
17
2690
65
80
75
18
2694
65
85
95
19
2697
60
70
80
20
2700
75
50
75
21
2702
70
75
75
22
2704
80
75
95
23
2713
65
75
80
24
2715
65
75
80
25
2717
65
85
100
26
2722
75
85
85
27
2724
65
65
80
28
2725
75
60
70
29
2729
60
85
85
30
2736
65
75
85
31
2740
75
60
70
32
2745
65
55
80
33
2748
65
50
75
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman | 77
34
2749
75
55
70
35
2750
75
75
80
36
2751
65
65
75
2310
2585
2915
64
71.81
81.97
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo pada tahap pratindakan ada 21 siswa yang belum tuntas (58%) dan 15 siswa yang tuntas (42%) dari jumlah siswa 36, dengan nilai rata-rata 64. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi belum memenuhi standar kurikulum atau masih rendak sehingga perlu diadakan tindakan kelas. Dan pada Siklus I ada 17 siswa yang tuntas (47%) dan 19 siswa yang belum tuntas (53%) dari jumlah siswa 336, dengan nilai rata-rata 72 atau mengalami kenaikan setelah dilakukan tindakan yaitu dari 64 menjadi 72. Sedangkan pada siklus II dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ada 32 siswa yang tuntas (89%) dan 4 siswa yang belum tuntas SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media iklan televisi telah mampu secara efektif meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Stubondo. Selanjutnya hasil kesimpulan dapat dirinci sebagai berikut. 1) Peningkatan pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas VII A SMP Negeri A Situbondo melalui Media iklan televisi telah membuktikan bahwa media iklan televisi telah mempengaruhi siswa
(11%) dari jumlah siswa 36, dengan nilai rata-rata 82. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi secara umum telah memenuhi standar kurikulum yaitu dengan nilai ratarata 75 atau sesuai dengan KKM, dan jumlah ketuntasan siswa 89% lebih, atau mengalami kenaikan dari nilai rata-rata 72 menjadi 82. Maka dengan demikian kemampuan siswa pada siklus 2 telah memenuhi standar yang ditetapkan kurikulum dan tindakan terhenti pada siklus II. Dengan demikian penggunaan media iklan televisi dalam pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Situbondo dapat ditingkatkan dengan penggunaan media iklan televisi yang telah dibuktikan dalam penelitian ini. dalam pembelajaran menulis puisi sehingga siswa memperhatikan, tenang, dan sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran, mendengarkan dengan baik, dan siswa telah serius untuk menulis puisi berkaitan dengan keindahan alam yang ditayangkan melalui LCD. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kemampuan menuliskreatif puisi dari pratindakan ke siklus I dan ke siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada tahap pratindakan nilai rata-ratanya 63, kemudian pada siklus I nilai rataratanya menjadi 72 dan pada siklus II telah memenuhi standar
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman | 78
kurikulum karena nilai rataratanya 82. 2) Peningkatan hasil kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 4Situbondo melalui Media iklan televisi dari siklus ke siklus selalu mengalami peningkatan. Pada pratindakan ada 21 siswa yang belum tuntas (58%) dan 15 siswa yang tuntas (42%) dengan nilai rata-rata 64, pada siklus I ada 17 siswa yang tuntas (47%) dan 19 siswa yang belum tuntas (53%) dengan nilai rata-rata 72. Sedangkan pada siklus II ada 32 siswa yang tuntas (89%) dan 4 siswa yang belum tuntas (11%) dengan nilai ratarata 82. Dengan demikian media iklan televisi telah mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Adapun saran yang perlu dilakukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan televisil adalah sebagai berikut : 1) Untuk mencapai kualitas kemampuan menulis puisi siswa, perlu adanya bimbingan yang lebih dari guru selama proses pembelajaran, sebagaimana tugas guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar. 2) Untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar yang baik dalam pembelajaran dengan menggunakan media iklan televisi
diperlukan persiapan perangkat pembelajaran yang cukup memadai, misalnya rencana pembelajaran dan buku siswa yang harus dimiliki oleh setiap siswa, dan instrumen penilaian. 3) Dalam pengembangan konsep pembelajaran Bahasa Indonesia dan mengajukan masalah kontekstual hendaknya menggunakan bahasa atau istilah yang mudah dimengerti oleh siswa. DAFTAR RUJUKAN Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Perta-nyaan dan Jawaban). Jakarta : Grasindo. Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi AksaraRachmat Djoko Pradopo. 1990 Pengkajian Puisi. Yokyakarta : Gadjah Mada University Press. Rizanur Gani. 1981. Pengajaran Apresi-asi Puisi: Sebuah Antologi : FKIP Universitas Islam Malang. Suminto A. Sayuti. 1985. Puisi dan Pengajarannya. Semarang : IKIP Semarang Press. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif : UNS Press Trianto. 2007. Model-model Pembelajar-an Inovatif Berorientasi Konstru-ktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman | 79