PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: PUNGKY GUPITAWATI NIM: 121134191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: PUNGKY GUPITAWATI NIM: 121134191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Puji syukur Alhamdulilah aku persembahkan karya sederhana ini kepada Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, keselamatan, kemudahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Ibu dan Bapakku tercinta Ibu Tri Ambarwati dan Bapak Suharji yang senantiasa memberikan doa dan dukungan dalam bentuk moril maupun material Adekku tersayang Arsha Devi Pradilawati yang selalu memberikan semangat dan dukungan M. Rizka Kusuma Wardhana, Ibu Warjini, dan Bapak Usman Haris Terimakasih atas doa, perhatian, semangat serta kasih sayangnya Teman-teman satu payung skripsi miskonsepsi IPA Fisika terimakasih atas kebersamaan dan solidaritas dalam proses pengerjaan skripsi ini Teman-teman PPL SD Negeri Nogopuro (Ardi, Anas, Tina, Ones, dan Vero) terimakasih atas motivasi dan dukungannya Teman-teman satu kelas dan satu angkatan PGSD 2012 terimakasih atas kebersamaan selama di PGSD Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Semakin keras usaha seseorang akan semakin kuat pendirian untuk meraih keberhasilan.
Sesulit apapun pekerjaan, akan mudah bila dipelajari dengan sungguh-sungguh.
Waktu yang tepat tidak akan pernah datang bila kau hanya menunggunya sambil berpangku tangan.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Agustus 2016 Peneliti
Pungky Gupitawati
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Pungky Gupitawati
Nomor Mahasiswa
: 121134191
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN”
Beserta perangkat yang diperlukan (Bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 8 Agustus 2016 Yang menyatakan,
Pungky Gupitawati
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN Pungky Gupitawati (121134191) Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini dilatarbelakangi dari prestasi siswa pada mata pelajaran IPA rendah, hal tersebut dikarenakan rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki siswa, sehingga menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Penyebab miskonsepsi salah satunya adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep dilihat dari perbedaan jenis kelamin karena antara siswa laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kemampuan dan inteligensi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan miskonsepsi siswa kelas V Semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman (2) mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode pengambilan data survei. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan kurikulum KTSP yaitu sebanyak 656 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah 242 siswa yang ditetapkan menggunakan ketentuan tabel Krejcie dan Morgan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif berupa data miskonsepsi dari jawaban siswa dan data tentang jenis kelamin siswa. Analisis untuk melihat perbedaan miskonsepsi siswa kelas V SD dilihat dari jenis kelamin siswa dilakukan dengan menggunakan Two Independent Samples Test dengan uji Mann Whitney pada SPSS versi 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, proses pembentukan tanah karena pelapukan, dan struktur bumi. Hasil analisis data yang kedua diketahui tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa. Terbukti dari hasil uji Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa harga sig(2-tailed) pada instrumen soal pilihan ganda adalah 0,517 serta pada soal uraian memperoleh harga sig(2-.tailed) 0,223, karena kedua harga sig(2-.tailed) yang didapatkan lebih dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan Miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis kelamin baik pada instrumen soal pilihan ganda maupun uraian. Kata kunci: Miskonsepsi, IPA Fisika, Jenis Kelamin
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
PHYSICS SUBJECT MISCONCEPTIONS BY FIFTH GRADE ON SECOND SEMESTER OF STATE ELEMENTARY SCHOOLS IN PRAMBANAN DISTRICT, SLEMAN Pungky Gupitawati (121134191) Sanata Dharma University 2016 The background of this research is students’ low achievement on physics subject because of the students’ low concept-understanding, so it causes the misconception. One of the causes of misconception is students’ understanding is based on the different gender, because male and female students have different understanding and intelligence. The objectives of this research are: (1) to describe the misconceptions by fifth grade students in all Prambanan district state elementary schools, (2) to know the different physics subject misconceptions based on students’ gender. This research is descriptive quantitative research by using survey-datataking. The population of this research are 656 fifth grade students on second semester of state elementary schools in Prambanan district, Sleman which use KTSP curriculum. The samples of this research are 242 students which are chosen by using Krejcie and Morgan table. The data analysis in this research is using descriptive analysis in form of misconception data from students’ answer and students’ gender data. The analysis uses Two Independent Samples Test with Mann Whitney test in SPSS 20 version, to see the different misconception by fifth grade students, seen from students’ gender. The result of this analysis shows that there is physics subject misconception by fifth grade students on second semester of state elementary schools in Prambanan district, Sleman on the force, simple device, light characteristics, ground-making process because of corrosion, and earth structure concepts; and there is no physics subject misconception that is seen from students’ gender. This can be seen from Mann-Whitney Test that shows sig point (2-tailed) in the multiple choices instrument is 0,517 and also the sig point in the essay instruments (2-tailed) 0,223. Because of both sig point (2-tailed) are more than 0,05, it means there is no physics subject misconception in both multiple choices and essay instrument by fifth grade of state elementary schools in Prambanan district, Sleman, which is seen from student’s gender. Key words: Misconception, Physics Subject, Gender
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya,
peneliti
dapat
menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman”. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd) di Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian.
2.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3.
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4.
Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, dorongan serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5.
Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi saran sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.ST., Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si., Ari Trisnawati, S.Pd., dan Agustinus Tarmadi, S.Pd., yang telah membantu peneliti dalam melakukan uji validasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
7.
Seluruh dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan seluruh staf karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pelayanan selama peneliti menjadi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
8.
UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Prambanan Sleman atas bantuan dan kerjasamanya.
9.
Kepala sekolah dan guru SD Negeri Kelas V se-Kecamatan Prambanan Sleman, yang telah memberikan ijin penelitian dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
10. Seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Sleman tahun ajaran 2014/2015 yang telah membantu selama penelitian berlangsung. 11. Lima siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung yang telah membantu penelitian. 12. Kedua orang tuaku Tri Ambarwati dan Suharji yang selalu memberikan doa dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Adikku Arsha Devi Pradilawati yang selalu memberikan semangat dan dukungan. 14. M. Rizka Kusuma Wardhana, Ibu Warjini, dan Bapak Usman Haris yang selalu memberikan doa, motivasi, dan semangat. 15. Teman-teman satu payung miskonsepsi IPA fisika.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Teman-teman PPL SD Negeri Nogopuro (Ardy, Anas, Tina, Ones, dan Vero) atas dukungan dan motivasinya. 17. Bapak Ibu guru SD Negeri Nogopuro atas bimbingan dan motivasi yang diberikan. 18. Teman-teman prodi PGSD angkatan 2012 yang senantiasa bekerjasama selama menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma. 19. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa, semangat, dukungan dan bantuan kepada peneliti. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.
Peneliti
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman i HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vii KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ ix ABSTRACT ........................................................................................................... x KATA PENGANTAR .......................................................................................... xiii DAFTAR ISI ......................................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xviii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xxi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 6 C. Batasan Masalah ................................................................................................ 6 D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8 G. Definisi Operasional .......................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ................................................................................................... 11 1. Konsep ........................................................................................................... 11 2. Konsepsi ........................................................................................................ 13 3. Miskonsepsi ................................................................................................... 14 4. Hakikat Pembelajaran IPA ............................................................................ 25
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 ............................................... 27 6. Jenis Kelamin ................................................................................................ 43 B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................... 45 C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 50 D. Hipotesis ............................................................................................................ 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 52 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 54 1. Waktu Penelitian ........................................................................................... 54 2. Tempat Penelitian .......................................................................................... 54 C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 55 1. Populasi ......................................................................................................... 55 2. Sampel ........................................................................................................... 56 D. Variabel Penelitian ............................................................................................ 61 E. Teknik Pengambilan Data ................................................................................. 62 F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 63 G. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................................. 68 1. Validitas......................................................................................................... 68 2. Reliabilitas ..................................................................................................... 81 H. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 90 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 90 2. Deskripsi Responden Penelitian .................................................................... 91 3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan ............................................................................. 93 4. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD dilihat dari Jenis Kelamin......................................................................................................... 132 5. Uji Hipotesis .................................................................................................. 137 B. Pembahasan ....................................................................................................... 139 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................... 144
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 145 C. Saran .................................................................................................................. 145 147 DAFTAR REFERENSI ....................................................................................... 151 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 296 CURRICULUM VITAE ........................................................................................
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Populasi Penelitian ................................................................................................. 56
Tabel 3.2
Krejcie dan Morgan ............................................................................................... 57
Tabel 3.3
Data Sampel Penelitian .......................................................................................... 58
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda dan Uraian ............................................................... 64
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara ............................................................................................. 67
Tabel 3.6
Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen .............................................................. 70
Tabel 3.7
Rangkuman Hasil Validasi Isi Soal Pilihan Ganda ............................................... 72
Tabel 3.8
Rangkuman Hasil Validasi Isi Soal Uraian ........................................................... 74
Tabel 3.9
Hasil Validasi Muka Soal Pilihan Ganda .............................................................. 76
Tabel 3.10
Hasil Validasi Muka Soal Uraian .......................................................................... 76
Tabel 3.11
Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda ........................................................................ 79
Tabel 3.12
Hasil Validitas Soal Uraian.................................................................................... 80
Tabel 3.13
Koefisien Reliabilitas ............................................................................................. 81
Tabel 3.14
Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ............................................................................. 82
Tabel 3.15
Reliabilitas Soal Uraian ......................................................................................... 82
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Siswa .............................................................................................. 92
Tabel 4.2
KD dan Nomor Item Soal pada Instrumen Pilihan Ganda ..................................... 94
Tabel 4.3
Jawaban Soal untuk Item 1 .................................................................................... 115
Tabel 4.4
Jawaban Soal untuk Item 4 .................................................................................... 118
Tabel 4.5
Jawaban Soal untuk Item 2 .................................................................................... 120
Tabel 4.6
Jawaban Soal untuk Item 3 .................................................................................... 123
Tabel 4.7
Jawaban Soal untuk Item 5 .................................................................................... 127
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ......................................................................................................... 132
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal Uraian..................................................................................................................... 134
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ......................................................................................................... 136
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.11
Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal Uraian..................................................................................................................... 136
Tabel 4.12
Hasil Uji Hipotesis Pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ....................................... 138
Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis Pada Instrumen Soal Uraian ................................................... 138
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Penerapan Gaya Gesek .......................................................................................... 29
Gambar 2.2
Penerapan Gaya Gesek .......................................................................................... 29
Gambar 2.3
Penerapan Gaya Gravitasi...................................................................................... 30
Gambar 2.4
Penerapan Gaya Magnet ........................................................................................ 31
Gambar 2.5
Alat-alat yang Termasuk Pengungkit .................................................................... 31
Gambar 2.6
Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 1 ................................................................... 32
Gambar 2.7
Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 2 ................................................................... 32
Gambar 2.8
Prinsip Kerja Pengungkit Golongan 3 ................................................................... 33
Gambar 2.9
Prinsip Kerja Bidang Miring ................................................................................. 34
Gambar 2.10
Macam-macam Katrol ........................................................................................... 34
Gambar 2.11
Roda berporos ........................................................................................................ 35
Gambar 2.12
Contoh cahaya merambat lurus ............................................................................. 36
Gambar 2.13
Contoh cahaya dapat menembus benda bening .................................................... 36
Gambar 2.14
Contoh pemantulan cahaya ................................................................................... 37
Gambar 2.15
Contoh pembiasan cahaya ..................................................................................... 38
Gambar 2.16
Contoh penguraian cahaya .................................................................................... 39
Gambar 2.17
Lapisan-lapisan bumi ............................................................................................ 42
Gambar 2.18
Skema Penelitian yang Relevan ............................................................................ 49
Gambar 4.1
Pie Chart Jenis Kelamin Siswa ............................................................................. 92
Gambar 4.2
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Seluruh KD .............................................................. 95
Gambar 4.3
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 1 ...................................................................... 96
Gambar 4.4
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 2 ...................................................................... 97
Gambar 4.5
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 3 ...................................................................... 98
Gambar 4.6
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 4 ...................................................................... 99
Gambar 4.7
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kecamatan Prambanan pada Item 5 ...................................................................... 100 Gambar 4.8
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 6 ...................................................................... 101
Gambar 4.9
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 7 ...................................................................... 101
Gambar 4.10
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 8 ...................................................................... 102
Gambar 4.11
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 9 ...................................................................... 103
Gambar 4.12
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 10 .................................................................... 104
Gambar 4.13
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 11 .................................................................... 105
Gambar 4.14
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 12 .................................................................... 106
Gambar 4.15
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 13 .................................................................... 106
Gambar 4.16
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 14 .................................................................... 107
Gambar 4.17
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 15 .................................................................... 108
Gambar 4.18
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 16 .................................................................... 109
Gambar 4.19
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 17 .................................................................... 110
Gambar 4.20
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 18 .................................................................... 111
Gambar 4.21
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 19 .................................................................... 112
Gambar 4.22
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri SeKecamatan Prambanan pada Item 20 .................................................................... 112
Gambar 4.23
Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian untuk Semua
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar ................................................................................................. 114 Gambar 4.24
Histogram Jenis Kelamin Siswa pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ..................................................................................................................... 133
Gambar 4.25
Histogram Skor Siswa pada Instrumen Soal Pilihan Ganda .................................. 133
Gambar 4.26
Histogram Jenis Kelamin Siswa pada Instrumen Soal Uraian .............................. 134
Gambar 4.27
Histogram Skor Siswa pada Instrumen Soal Uraian.............................................. 135
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat-surat .......................................................................................... 151
Lampiran 1.1
Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ....................... 152
Lampiran 1.2
Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa ................................................................................................ 153
Lampiran 1.3
Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman
Lampiran 1.4
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
154
Kecamatan Prambanan ....................................................................... 155 Lampiran 2
Data Penelitian ................................................................................... 156
Lampiran 2.1
Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.............................................................................. 157
Lampiran 2.2
Data Hasil Tes Siswa Kelas V pada Soal Pilihan Ganda ................... 159
Lampiran 2.3
Data Hasil Tes Siswa Kelas V pada Soal Uraian ............................... 165
Lampiran 2.4
Data Sekolah dan Jenis Kelamin Siswa ............................................. 171
Lampiran 2.5
Hasil Validitas Isi Instrumen Pilihan Ganda dan Uraian ................... 177
Lampiran 2.6
Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Pilihan Ganda ..................................................................................... 184
Lampiran 2.7
Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Uraian ................................................................................................. 190
Lampiran 3
Instrumen Penelitian ........................................................................... 196
Lampiran 3.1
Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert Judgment ............................................................................................ 197
Lampiran 3.2
Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment................... 219
Lampiran 3.3
Pedoman Penskoran Soal Uraian ....................................................... 222
Lampiran 3.4
Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas ............................................... 230
Lampiran 3.5
Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ......................................................... 232
Lampiran 3.6
Soal Uraian Uji Empiris ..................................................................... 243
Lampiran 3.7
Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Uji Empiris ........................................................... 246
Lampiran 3.8
Soal Pilihan Ganda Penelitian ............................................................ 257
Lampiran 3.9
Soal Uraian Penelitian ........................................................................ 263
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.10
Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Penelitian .............................................................. 265
Lampiran 4
Hasil Validasi Ahli ............................................................................. 271
Lampiran 4.1
Permohonan Izin Validasi Ahli .......................................................... 272
Lampiran 4.2
Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda ................................................................................................. 273
Lampiran 4.3
Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian ...................... 280
Lampiran 5
Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 282
Lampiran 5.1
Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ............... 283
Lampiran 5.2
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ............................................................................................... 286
Lampiran 5.3
Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ........................... 287
Lampiran 5.4
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ....................... 288
Lampiran 6
Uji Asumsi Dasar Penelitian .............................................................. 289
Lampiran 6.1
Hasil Uji Normalitas pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ................. 290
Lampiran 6.2
Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ................................................................................................. 290
Lampiran 6.3
Hasil Uji Normalitas pada Instrumen Soal Uraian ............................. 291
Lampiran 6.4
Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Uraian ......................... 291
Lampiran 7
Hasil Analisis ..................................................................................... 292
Lampiran 7.1
Hasil Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Pilihan Ganda .................... 293
Lampiran 7.2
Hasil Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Uraian................................ 293
Lampiran 8
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 294
Lampiran 8.1
Dokumentasi Kegiatan Penelitian ...................................................... 295
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A.
Latar Belakang Pada era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa dan dapat menjadi tumpuan utama suatu bangsa untuk dapat berkompetisi. Sehubungan hal itu setiap orang tua menginginkan anaknya dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki agar dapat turut serta dalam pembangunan bangsa. Proses pengembangan postensi diri dapat dilakukan di dalam pendidikan. Hal ini tertera dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 (dalam Ahmadi, 2014: 38), yang mendefinisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengembangan potensi dapat dilakukan dengan bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal ini disampaikan oleh Mudyahardjo (dalam Triwiyanto, 2014: 22), yang mengungkapkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang”. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Triwiyanto, 2014: 24.). Pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang salah satunya adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia meliputi delapan (8) mata pelajaran. Hal ini tercantum pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata pelajaran pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar antara lain Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. Imu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan (Iskandar, dalam Anita, 2013: 31). Salah satu tujuan pembelajaran IPA SD/MI yang tercantum dalam Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi adalah memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Pendapat tersebut juga dikatakan oleh Norika (2014: 1) yang mengemukakan bahwa IPA Fisika adalah hubungan yang tak terpisahkan dari hasil keilmuan berupa konsepkonsep fisis, prinsip, hukum, dan teori, proses keilmuan, dan sikap keilmuan, maka mengajar fisika adalah menanamkan konsep, hukum, dan teori, menanamkan pengetahuan tentang proses keilmuan, dan kemampuan melakukanya, dan menanamkan sikap keilmuan. Konsep-konsep yang ada pada IPA fisika tersebut berkaitan erat dengan konsep yang sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari, maka setiap siswa perlu memahami konsep dengan baik. Semakin baik pemahaman konsep fisika maka akan baik pula hasil belajarnya. Hasil belajar siswa pada pelajaran IPA fisika yang kurang baik, disebabkan karena siswa kurang memahami konsep fisika sehingga siswa mengalami
kesalahan konsep atau
miskonsepsi. Faktanya kemampuan siswa dalam memahami konsep IPA terutama pada IPA fisika masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan oleh peneliti melalui wawancara kepada dua (2) guru SD Negeri di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Guru yang peneliti wawancara adalah Ibu Mulyati dan Bapak Hendri. Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 guru tersebut peneliti dapat mengetahui bahwa hampir dari 70 % siswa-siswi pada sekolah tersebut memiliki nilai IPA di bawah KKM, sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi siswa-siswi pada mata pelajaran IPA fisika masih rendah. Prestasi siswa yang rendah tersebut diakibatkan karena siswa kurang memahami konsep IPA fisika sehingga siswa megalami kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
konsep atau miskonsepsi. Hal tersebut diketahui dari hasil tanya jawab dengan siswa dan hasil evaluasi belajar siswa. Rendahnya prestasi siswa pada mata pelajaran IPA diperkuat dengan penelitian dari lembaga yang bernama Trends Internasional in Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student Assessment (PISA). Hasil studi TIMSS pada tahun 2011 memperlihatkan bahwa prestasi IPA (sains) Indonesia berada pada peringkat 40 dari 42 peserta dengan skor rata-rata 406. Indonesia memiliki hasil yang terpaut sangat jauh dengan negara tetangga yaitu Singapura. Singapura berada diperingkat pertama dengan skor rata-rata 590 (Baswedan, 2014: 18). Hasil studi oleh PISA pada tahun 2012 tentang tingkat literasi IPA (sains) Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 peserta dengan skor di bawah angka 400 (Baswedan, 2014: 19-20). Literasi IPA (sains) menurut National Science Education Standards (dalam Zuriyani, 2011) adalah “suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi”. Apabila literasi sains siswa rendah maka pemahaman siswa terhadap suatu konsep rendah. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep mengakibatkan terjadinya miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Terjadinya miskonsepsi ini juga dapat disebabkan oleh kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
(Suparno, 2005: 40). Apabila siswa kurang mampu untuk mempelajari suatu konsep maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang dipelajarinya. Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa adalah jenis kelamin. Hal ini disampaikan oleh Mufida (2013: 3) yang menyatakan bahwa tingkat kemampuan atau kecerdasan siswa baik laki-laki dan perempuan itu berbeda. Pendapat tersebut diperkuat oleh Hamalik (2007: 91) yang menyatakan bahwa secara psikologis tingkat inteligensi antara siswa laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak perempuan dalam penyebaran inteligensi, artinya anak laki-laki tingkat inteligensinya lebih lemah atau rendah daripada anak perempuan. Berdasarkan dua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa perbedaan tingkat inteligensi berpengaruh pada tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep. Sehingga dapat dikatakan bahwa miskonsepsi pada siswa dipengaruhi oleh jenis kelamin, karena laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan tingkat inteligensi. Penelitian yang sama mengenai kesalahan konsep atau miskonsepsi sudah pernah dilakukan oleh tiga (3) peneliti yaitu Pujayanto (2006), Labur (2008), dan Ratama (2013). Berdasarkan 3 penelitian tersebut belum pernah ada yang meneliti tentang miskonsepsi pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa serta perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin, sehingga nantinya dapat dilakukan penanganan-penanganan agar miskonsepsi tersebut tidak berkelanjutan. B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mengungkapkan beberapa masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Prestasi siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman masih rendah. 2. Penguasaan konsep IPA Fisika siswa yang rendah berpotensi mengakibatkan terjadinya miskonsepsi pada mata pelajaran IPA Fisika. 3. Tingkat kecerdasan yang berbeda antara siswa laki-laki dan perempuan.
C.
Batasan Masalah Peneliti membatasi lingkup permasalahan penelitian. Peneliti hanya sebatas meneliti miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD semester 2 serta perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa. Peneliti juga membatasi ruang lingkup penelitian yaitu khusus SD Negeri se-Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman khususnya pada KD 5.1 Mendeskripsikan hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet), 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, 6.2 Membuat suatu karya/ model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana menerapkan sifat-sifat cahaya, 7.1 Mendeskripsikan proses pembuatan tanah karena pelapukan, 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah, 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. D.
Rumusan Masalah Latar belakang masalah dan batasan masalah yang dikemukakan melandasi rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Bagaimanakah miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman?
2.
Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman?
E.
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1.
Mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.
2.
Mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
F.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis: Melalui penelitian ini dapat menambah pengetahuan bidang pendidikan dasar terutama pada miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD terutama pada pelajaran IPA Fisika, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi bagi guru. 2. Manfaat praktis: a.
Bagi Guru Memberikan gambaran tentang tingkat pemahaman yang dimiliki oleh para siswanya pada mata pelajaran IPA dan mengetahui letak miskonsepsi serta faktor yang mempengaruhi miskonsepsi tersebut sehingga dapat dilakukan penanganan untuk miskonsepsinya. Guru akan lebih mudah dan sistematis dalam memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran supaya tidak terjadi kesalahan konsep atau miskonsepsi IPA pada siswa.
b.
Bagi Sekolah Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini sekolah dapat mengetahui kekurangan atau kelemahan yang harus diperbaiki agar dapat meningkatkan kualitas, mutu, serta prestasi sekolah tersebut.
c.
Bagi Peneliti Memberikan gambaran bahwa dalam pembelajaran IPA pemahaman tentang konsep-konsep harus dikuasai dengan matang oleh para calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
guru sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi dan dapat digunakan untuk mendesain pengajaran-pengajaran yang menarik. G.
Definisi Operasional Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.
Miskonsepsi adalah kesalahan, ketidakakuratan, kekacauan akan konsep yang dimiliki (konsep awal) dengan konsep ilmiah atau yang diterima oleh para ahli, ilmuwan pada umumnya. Miskonsepsi pada penelitian ini ditinjau dari jawaban siswa yang salah namun siswa meyakini bahwa jawaban yang mereka pilih yakin benar pada soal tes.
2.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pembelajaran tentang alam atau ilmu tentang alam, dengan menggunakan cara atau metode tertentu yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara
suatu
fenomena
dengan
fenomena
lain,
sehingga
keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya. 3.
Miskonsepsi IPA adalah kesalahan, ketidakakuratan, kekacauan akan konsep yang terjadi pada pembelajaran IPA.
4.
Miskonsepsi IPA Fisika adalah kesalahan, ketidakakuratan, kekacauan akan konsep yang terjadi pada pelajaran IPA khususnya pada materi Fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
5.
Siswa Kelas V SD adalah sejumlah siswa yang berada pada tingkat kelas V di SD Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman dengan rata-rata umur 10-11 tahun.
6.
Kecamatan Prambanan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Prambanan berada di sebelah Tenggara dari Kabupaten Sleman, dan berdampingan dengan kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten sehingga termasuk kecamatan paling Timur di Kabupaten Sleman.
7.
Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara biologis sejak mereka lahir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan teori. Pada bab ini membahas mengenai kajian pustaka; hasil penelitian yang relevan; kerangka berpikir; dan hipotesis tindakan. Uraian pembahasan bab landasan teori adalah sebagai berikut. A.
Kajian Pustaka 1. Konsep Rosser (dalam Dahar, 2006: 63) menjelaskan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Setiap orang mengalami stimulus yang berbeda dan membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus dengan cara tertentu. Konsep merupakan abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman dan tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang sama, sehingga konsep yang dibentuk orang mungkin juga berbeda. Labur (2008: 9) menjelaskan bahwa konsep adalah gambaran mental dari sesuatu (benda, besaran, atau proses-proses) yang memudahkan seseorang untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain dan untuk memahami hal-hal lain. Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan konsep-konsep yang lain dan hanya mempunyai arti dalam hubungan dengan konsep-konsep lain (Berg dalam Labur, 2008: 9). Dalam kepala manusia terbentuk jaringan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
pengetahuan yang berasal dari semua konsep yang diterima. Semakin lengkap, terpadu, tepat dan kuat hubungan antara konsep-konsep dalam kepala seseorang, maka akan semakin pandai orang itu. Kelengkapan jaringan konsep di dalam kepala seseorang mempengaruhi seberapa keahlian seseorang pada bidang studi tertentu. Mertodiharjo dan Mulyono (dalam Suha, 2015: 8) menjelaskan bahwa konsep adalah abstraksi dari kejadian atau hal-hal yang memiliki ciri-ciri yang sama atau merupakan ide tentang sesuatu di dalam pikiran. Konsep mengandung penafsiran dan penilaian, bukan hanya fakta, dan membantu
dalam
mengadakan
pembedaan,
penggolongan
atau
penggabungan fakta di lingkungan sekitar. Konsep tidak dapat dipelajari tanpa pengetahuan yang relevan dengan gejala/kejadian yang akan di“konsepkan”. Konsep tentang suatu objek dapat diperoleh siswa sejak ia masih kecil. Konsep tersebut akan mengalami modifikasi atau perubahan sejalan dengan pengalaman baru yang diperoleh anak, dalam kehidupan sehari-hari. Semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang relevan terhadap suatu objek, semakin berkembanglah konsep yang diperoleh tentang objek tersebut Sund dan Trowbridge (dalam Suryanto dan Hewindati, 2002: 8). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan ide abstrak yang merupakan hasil stimulus atau pemerolehan pengetahuan serta pengalaman. Setiap orang memiliki konsep yang berbeda sesuai dengan stimulus, pengalaman dan pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
diperoleh. Konsep tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling berhubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Konsep yang dimiliki seseorang dapat mengalami modifikasi dan perkembangan seiring pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh. 2. Konsepsi Konsepsi adalah tafsiran seseorang tentang suatu konsep. Seseorang yang akan memasuki bangku sekolah sudah memiliki konsepsi dalam pikirannya yang terbangun dari pengalaman kehidupan sehari-harinya. Tidak semua konsepsi yang dimiliki siswa salah, namun banyak konsepsi yang dimiliki siswa tersebut tidak sesuai dengan konsep yang dimiliki para ahli atau konsep ilmiah (Dewi, 2008: 7). Kurniawan (dalam Hamdani, 2013: 2) menjelaskan bahwa konsepsi siswa merupakan hasil dari pengalamannya sehari-hari pada berbagai aspek kehidupannya, misalnya melalui pembicaraan dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya, dan melalui media seperti surat kabar, televisi, radio, dsb. Siswa tidak dapat diibaratkan sebagai kertas kosong yang bersih, yang kemudian ditulisi oleh guru dalam proses pembelajaran, namun setiap siswa memiliki konsep awal yang kemudian mereka bawa. Berg (dalam Asih, 2008: 5) menjelaskan bahwa konsepsi dapat didefinisikan sebagai tafsiran perorangan atau individu terhadap suatu konsep. Berg memberikan contoh pada konsep bola, seorang siswa dapat menafsirkan bola sebagai suatu benda kecil, bulat dan mengelinding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsepsi merupakan hasil pentafsiran seseorang terhadap suatu konsep atau suatu objek, berdasarkan pengalamannya sehari-hari pada berbagai aspek kehidupan yang kemudian mereka bawa. 3. Miskonsepsi a. Pengertian Miskonsepsi Miskonsepsi atau salah konsep merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Bentuk-bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Fowler (dalam Suparno, 2005: 5) memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsepkonsep yang tidak benar. Miskonsepsi merupakan konsepsi seseorang yang berbeda dengan konsepsi para ahli (konsepsi ilmuwan). Konsepsi para ahli lebih modern, lebih komplek, lebih rumit, melibatkan lebih banyak hubungan antar konsep dari pada konsepsi siswa. Umumnya miskonsepsi menyangkut kesalahan siswa dalam pemahaman hubungan antar konsep Berg (dalam Hamdani, 2013: 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi merupakan kesalahan, ketidakakuratan, kekacauan akan konsep yang dimiliki (konsep awal) dengan konsep ilmiah atau yang diterima oleh para ahli, ilmuwan pada umumnya. b. Penyebab Miskonsepsi Miskonsepsi sering terjadi pada siswa di semua jenjang pendidikan, mulai dari siswa SD, SMP, SMA, dan mahasiswa di perguruan tinggi, bahkan miskonsepsi dapat terjadi pada seseorang yang sudah bekerja. Penyebab miskonsepsi pada siswa paling banyak berasal dari konsep awal (prakonsepsi) yang kemudian dibawa ke pendidikan formal, sehingga miskonsepsi paling sering terjadi pada siswa SD. Sejak kecil, seseorang sudah mengkonstruksi konsep-konsep melalui pengalaman sehari-hari, dengan demikian seseorang dapat dikatakan sudah mengalami proses belajar sejak awal (Yuliati, 2006: 249). Berg (dalam Rahmawati, dkk, 2013: 2) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi miskonsepsi adalah, siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Apabila miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak diperhatikan oleh guru, akan berdampak pada hasil belajar siswa, karena semakin bertambahnya materi yang tidak mampu dipahami oleh siswa dengan tuntas, akan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Penyebab miskonsepsi pada siswa ada beberapa macam. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar (Suparno, 2005: 29-54). Untuk lebih jelasnya peneliti akan menguraikannya sebagai berikut: 1. Siswa Diri sendiri dalam hal ini adalah diri siswa merupakan penyebab terbesar
terjadinya
miskonsepsi
dalam
bidang
fisika.
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain: a. Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa Sebelum siswa mengikuti pelajaran formal atau mendapat bimbingan guru, banyak siswa yang sudah memiliki konsep sendiri tentang suatu bahan. Prakonsepsi siswa biasanya diperoleh
dari
orangtua,
teman,
sekolah
awal,
dan
pengalaman di lingkungan siswa. Konsep awal yang dimiliki siswa sering mengandung miskonsepsi. Contoh konsep awal siswa yang mengandung miskonsepsi adalah peristiwa matahari mengelilingi bumi, berdasarkan pengalaman seharihari siswa yang setiap hari mengamati matahari terbit dari sebelah timur kemudian mengitari bumi dan tenggelam di sebelah barat. b. Pemikiran Asosiatif Siswa Asosiasi siswa terhadap istilah-istilah sehari-hari juga membuat miskonspesi (Arons dalam Suparno, 2005: 35). Contohnya, asosiasi siswa terhadap gaya dengan aksi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
gerakan. Apabila mendorong benda dan benda yang didorong tersebut tidak bergerak maka tidak terjadi gaya pada benda tersebut.
Hal
tersebut
sudah
menunjukkan
adanya
miskonsepsi pada siswa, karena benda yang didorong kemudian benda tersebut tetap diam (tidak bergerak), tetap dapat dikatakan adanya gaya yang bekerja hanya saja gaya tersebut tidak cukup kuat untuk menggerakkan benda. c. Pemikiran Humanistik Pemikiran humanistik adalah pemikiran atau pandangan terhadap semua benda dari pandangan manusiawi (Gilbert dalam Suparno, 2005: 36). Tingkah laku benda dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup, sehingga tidak cocok. Contohnya miskonsepsi siswa pada kekekalan energi. Apabila manusia disepanjang harinya bekerja tanpa istirahat pasti akan merasa lelah dan lapar. Berdasarkan pengalaman tersebut siswa beranggapan bahwa kekekalan energi tidak mungkin terjadi. Energi yang dimiliki pasti berkurang dan pada akhirnya akan lenyap. d. Reasoning yang Tidak Lengkap atau Salah Reasoning adalah penalaran. Miskonsepsi dapat disebabkan oleh reasoning atau penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah (Comins dalam Suparno, 2005: 38). Informasi yang diperoleh siswa tidak lengkap, sehingga siswa menarik kesimpulan secara salah maka timbul miskonsepsi. Contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
dari miskonsepsi yang disebabkan karena penalaran siswa adalah ketika siswa mengetahui bahwa bumi termasuk di dalam sistem tata surya, maka siswa menganggap bahwa pada planet-planet yang lain sama seperti bumi ada tumbuhan, air, dsb. e. Intuisi yang Salah Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang, yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasan tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan rasional diteliti (Suparno, 2005: 38). Pemikiran intuitif biasanya berasal dari pengamatan pada kejadian yang dilihat secara terus-menerus atau sering. Contohnya adalah siswa sering mengetahui bahwa benda padat yang dimasukkan ke dalam air selalu tenggelam. Berdasarkan kejadian tersebut maka apabila siswa secara spontan dihadapkan pada persoalan apakah gabus akan tenggelam, secara spontan siswa menjawab “ya”, karena gabus merupakan benda padat. Melalui uji coba siswa akan mengetahui bahwa, apabila gabus dimasukkan ke dalam air akan mengapung. f. Tahap Perkembangan Kognitif Siswa Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Secara umum siswa yang masih dalam tahap operasional konkret bila mempelajari suatu bahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang konsep
bahan
tersebut.
Siswa
baru
dapat
berpikir
berdasarkan hal-hal yang konkret atau nyata dan dapat dilihat dengan indra (Suparno, 2005: 39). g. Kemampuan Siswa. Siswa yang kurang berbakat fisika, kurang mampu dalam mempelajari fisika, IQ yang dimiliki rendah akan mudah melakukan miskonsepsi karena tidak dapat mengkonstruksi pengetahuan fisika secara lengkap dan utuh (Suparno, 2005: 40). h. Minat Belajar. Siswa yang berminat pada fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa yang tidak berminat pada fisika (Suparno, 2005: 41). Seorang siswa yang tidak berminat pada fisika apabila ada kesalahan dalam menangkap suatu bahan maka tidak akan berusaha mencari kebenaran dan mengubah konsep yang salah tersebut. 2. Guru atau Pengajar Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika secara tidak benar akan berakibat terjadi miskonsepsi pada siswa. Suatu penelitian menunjukkan bahwa beberapa guru mengajarkan bahan secara keliru, namun siswa menganggap apa yang diajarkan oleh guru tersebut benar, sehingga terjadi miskonsepsi pada siswa (Suparno, 2005: 42).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
3. Buku Teks Buku teks merupakan sumber belajar bagi siswa. Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi pada siswa (Suparno, 2005: 44). Miskonsepsi pada buku teks biasa terjadi karena: a. Bahasanya yang sulit atau karena penjelasan yang tidak benar, dan miskonsepsi tersebut tetap diteruskan. b. Banyak penerbit buku menerbitkan buku teks berupa fiksi, misalnya saja buku fiksi sains dengan tujuan menarik anakanak menyukai bidang sains, termasuk fisika, namun banyak hal yang mengakibatkan terjadi miskonsepsi. Contohnya adalah gerakan tokoh fiksi di udara yang terkadang tidak mengindahkan hukum fisika, sehingga tertanam konsep yang tidak benar pada diri siswa (Suparno, 2005: 46). 4. Konteks a. Pengalaman Siswa Pengalaman yang dimiliki siswa dapat menyebabkan miskonsepsi. Contohnya adalah pada hukum kekekalan energi bahwa siswa akan merasa lelah setelah bekerja keras, hal tersebut menunjukkan bahwa energi hilang dan tidak kekal. b. Bahasa Sehari-hari Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh siswa terkadang menimbulkan salah arti karena memiliki arti yang berbeda dengan bahasa fisika Gilbert, Watts, Osborne (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Suparno, 2005: 48). Misalnya dalam bahasa sehari-hari suhu dan panas itu sama, sedangkan dalam fisika kedua pengertian tersebut berbeda. c. Teman Lain Apabila siswa tidak kritis terhadap kesalahan teman akan menyebabkan miskonsepsi pada diri siswa sendiri. Karena konsep yang dimiliki teman terkadang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya. d. Keyakinan dan Ajaran Agama Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan sehingga terjadi miskonsepsi. Contohnya: Berkenaan dengan penciptaan alam. Beberapa siswa di Universitas Maine (AS) memandang penciptaan alam ini dibuat dalam 6 hari, bahwa lubang hitam itu digunakan untuk menyedot roh-roh jahat; bahwa bumi ini datar, dan lain-lain. Dualisme gagasan yang dimiliki siswa yaitu gagasan menurut ilmu dan gagasan menurut agama, sehingga terjadi miskonsepsi pada siswa. 5. Metode mengajar Sebaiknya guru tidak membatasi diri dengan menggunakan satu metode saja, misalnya dengan metode ceramah tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan gagasannya sehingga siswa tidak mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
kesempatan untuk mengetahui apakah konsep yang didapat sudah benar atau tidak. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab miskonsepsi adalah siswa/mahasiswa, guru/pengajar, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Miskonsepsi pada siswa disebabkan oleh pengetahuan awal siswa (prakonsepsi), pemikiran siswa, pemahaman siswa yang berbeda, cara berpikir yang berbeda, serta minat belajar yang ada dalam diri siswa. Miskonsepsi yang terjadi pada guru/pengajar terjadi karena guru kurang menguasai bahan atau materi. Buku teks, buku fiksi, kartun dapat menyebabkan miskonsepsi karena bahasa yang digunakan sulit dan penjelasan tidak benar atau tidak sesuai dengan kaedah ilmu (teori-teori fisika yang berlaku). Konteks menjadi penyebab miskonsepsi karena pengalaman, bahasa, teman, serta keyakinan dan ajaran agama yang dimiliki setiap siswa
berbeda-beda.
Kemudian
minimnya
metode
yang
digunakan guru dalam mengajar sehingga siswa tidak memilliki kesempatan besar untuk mengungkapkan gagasan yang dimiliki. c. Mendeteksi Miskonsepsi Miskonsepsi pada siswa dapat diketahui atau dideteksi melalui enam cara (Suparno, 2005: 121-128). Berikut ini adalah uraian enam cara untuk mendeteksi adanya miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
1)
Peta Konsep (Concept Maps) Melalui
peta
konsep
miskonsepsi
siswa
dapat
diidentifikasi dengan melihat apakah hubungan antara konsepkonsep itu benar atau salah, yang kemudian digabungkan dengan wawancara untuk mengungkapkan gagasan yang dimiliki. Menurut Feldsine (dalam Suparno, 2005: 122), miskonsepsi siswa dapat diidentifikasi dengan mudah oleh guru dari peta konsep siswa dan dapat dibantu dengan interviu. 2) Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka Tes
Multiple Choice mampu mendeteksi miskonsepsi
yang terjadi pada siswa dengan pertanyaan terbuka didalamnya, dimana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban tersebut (Amir dkk dalam Suparno, 2005: 123). Penelitian ini menggunakan tes Multiple Choice melalui instrumen soal pilihan ganda dengan dua pilihan keyakinan siswa terhadap jawaban yang dipilih, siswa yakin benar atau tidak yakin benar. Melalui tes tersebut dapat diketahui apakah siswa mengalami miskonsepsi atau tidak. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi apabila jawaban yang dipilih salah namun siswa yakin benar terhadap jawaban yang dipilih tersebut. 3) Tes Esai Tertulis Tes esai tertulis dapat disertai dengan wawancara yang keduanya dapat digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes esai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
tertulis, yang terdiri dari 5 item soal untuk mendeteksi apakah siswa mengalami miskonsepsi atau tidak. Siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat dari jawaban siswa yang tidak sesuai dengan jawaban para ahli. 4) Wawancara Diagnosis Melalui kegiatan wawancara dengan memilih konsepkonsep yang diperkirakan sulit dimengerti oleh siswa atau konsep pokok yang akan diajarkan pada siswa, dengan begitu siswa mampu mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsepkonsep yang mereka ketahui sehingga dapat diketahui ada tidaknya miskonsepsi pada konsep yang dimiliki siswa. 5) Diskusi dalam Kelas Jumlah siswa yang banyak sulit bagi guru untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa, sehingga diskusi dalam kelas cocok untuk digunakan (Suparno, 2005: 127). Cara yang dilakukan adalah siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang hendak diajarkan, berdasarkan jawaban siswa tersebut dapat diketahui apakah gagasan yang dimiliki siswa tepat atau tidak. 6) Praktikum dengan Tanya Jawab Melalui kegiatan praktikum yang disertai dengan tanya jawab dengan siswa dapat digunakan untuk mendeteksi apakah siswa mengalami miskonsepsi pada konsep praktikum tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
(Suparno, 2005: 128). Melalui praktikum siswa akan mengerti apakah konsep yang dimiliki benar atau salah. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada enam cara untuk mendeteksi adanya miskonsepsi, yang pertama melalui peta konsep dengan melihat apakah hubungan antara konsep-konsep yang dimiliki siswa benar atau salah dan biasanya disertai dengan wawancara supaya hasilnya lebih akurat. Kedua adalah dengan tes multiple choice dengan pertanyaan terbuka, dimana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban tersebut. Ketiga adalah tes esai tertulis yang kemudian
dapat
dilakukan
wawancara
pada
siswa
untuk
mengetahui lebih jelas gagasan siswa. Keempat adalah wawancara diagnosis dengan memberikan konsep yang diperkirakan sulit dimengerti oleh siswa atau konsep pokok yang akan diajarkan pada siswa, supaya siswa mampu mengekspresikan gagasan mereka. Kelima adalah diskusi dalam kelas dengan meminta siswa untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang hendak diajarkan. Keenam adalah praktikum yang disertai dengan tanya jawab. 4. Hakikat Pembelajaran IPA a. Pengertian IPA Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris
yaitu
natural
science, artinya
ilmu
pengetahuan alam (IPA) (Samatowa, 2010: 3). Berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Nash (dalam Samatowa, 2010: 3), menjelaskan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah pembelajaran tentang alam atau ilmu tentang alam, dengan menggunakan cara atau metode tertentu yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya. b. Perlunya IPA Diajarkan di Sekolah IPA merupakan pelajaran yang perlu diajarkan di sekolah dasar dan dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Berikut empat alasan perlunya IPA diajarkan di sekolah dasar (Samatowa, 2010: 4), 1) IPA berfaedah bagi suatu bangsa, karena IPA merupakan
dasar
teknologi
bahkan
tulang
punggung
pembangunan, tolak ukur untuk kemajuan suatu bangsa di dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Misalnya seseorang bisa menjadi insinyur elektronika dan dokter yang baik tidak lepas dari adanya ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam secara luas. 2) IPA adalah suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir lebih kritis, misalnya siswa diberikan suatu masalah, siswa akan memecahkan masalahnya itu sendiri dengan cara mencari dan menyelidiki, sehingga siswa dapat mengetahui suatu pengetahuan yang didapatkannya sendiri. 3) IPA diajarkan kepada siswa melalui kegiatan percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri, sehingga IPA bukan mata pelajaran yang bersifat hafalan. 4) Pada mata pelajaran IPA mempunyai nilai pendidikan karena adanya potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA merupakan dasar teknologi dan sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga IPA sangat perlu diajarkan di sekolah dasar demi menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat membentuk kepribadian anak untuk peduli terhadap alam. 5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, IPA diajarkan dengan tujuan untuk
menumbuhkan kemampuan
berpikir dan mampu
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan siswa dapat memahami konsep-konsep belajar IPA secara benar (Suparno, 2005: 54).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/MI secara garis besar terinci menjadi empat (4) kelompok yaitu: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas; 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. (Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK dan SD, 2007: 14). Beberapa materi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Gaya Gaya dapat menyebabkan benda yang semula diam menjadi bergerak (Rositawaty dan Muharam, 2008: 78). Selain itu gaya juga dapat mengubah bentuk dan ukuran benda serta mengubah arah gerakan benda. Beberapa macam gaya yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain: 1) Gaya Gesek Gaya gesek timbul karena ada persentuhan pada dua permukaan (Rositawaty dan Muharam, 2008: 81). Contoh penerapan gaya gesek adalah pada ban sepeda. Ban yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
lama dipakai akan aus atau gundul. Hal ini terjadi karena ban selalu bersentuhan dengan permukaan jalan. Selama ban bergerak terdapat gaya yang berlawanan arah dengan arah gaya gerak kendaraan. Gaya inilah disebut gaya gesek.
Gambar 2.1 Ban mobil yang digunakan sehari-hari terjadi gaya gesek Sumber : Azmiyati, C., dkk (2008: 87)
Gambar 2.2 Peristiwa mendorong kardus terjadi gaya gesek Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 84) Contoh lainnya adalah peristiwa saat mendorong kardus terjadi gesekan antara permukaan kardus dan lantai, peristiwa tersebut menimbulkan adanya gesekan antara permukaan kardus dengan permukaan lantai sehingga timbul adanya gaya gesek (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 84). Semakin kasar permukaan benda, semakin besar pula gaya geseknya. Hal ini berarti gerakan benda semakin terhambat jika gaya gesekan semakin besar. Demikian sebaliknya jika permukaan licin. Pada permukaan licin, gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
gesekan yang terjadi juga kecil. Akibatnya, benda itu semakin mudah bergerak pada permukaan tersebut. 2) Gaya Gravitasi Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak terlempar ke angkasa luar.
Gambar 2.3 Seorang anak yang melempar bola ke atas Sumber : Sulistyanto dan Wiyono (2008: 98) Gambar 2.3 merupakan contoh peristiwa akibat adanya gaya gravitasi. Benda-benda yang jatuh ke bawah merupakan akibat dari adanya gravitasi (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 84). 3) Gaya Magnet Gaya
magnet
adalah
tarikan
atau
dorongan
yang
disebabkan oleh magnet (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 90). Pada magnet terdiri dari dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan, sehingga pada keadaan bebas magnet akan selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Gaya magnet dapat menyebabkan tertariknya benda-benda di sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Gambar 2.4 Gaya magnet dapat menyebabkan benda yang terbuat dari besi tertarik dan menempel Sumber : Rositawaty dan Muharam (2008: 82) Magnet dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara terbentuknya yaitu magnet alam dan magnet buatan. Magnet alam terjadi secara alami, contohnya magnet bumi. Magnet buatan merupakan magnet yang sengaja dibuat oleh manusia. b. Pesawat Sederhana Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 98). Pada prinsipnya, pesawat sederhana terbagi menjadi empat macam, yaitu pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos. 1) Pengungkit atau Tuas Pengungkit atau tuas termasuk pesawat sederhana yang digunakan untuk mengungkit benda yang berat (Yousnelly, P., dkk, 2010: 93).
Gambar 2.5 Alat-alat yang termasuk pengungkit Sumber : Rositawaty dan Muharam (2008: 85)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Gambar 2.5 merupakan contoh alat-alat yang termasuk pengungkit. Tuas atau pengungkit ada 3 jenis atau golongan, yaitu tuas jenis pertama, tuas jenis kedua, dan tuas jenis ketiga. Tiga golongan tersebut didasarkan pada tiga macam posisi dari titik kuasa, beban, dan tumpu. 1) Tuas Jenis Pertama atau Golongan Pertama
Gambar 2.6 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 99) Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku (Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 111). 2) Tuas Jenis Kedua atau Golongan Kedua
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan II Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 99) Tuas golongan kedua adalah tuas dengan titik beban terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Contohnya: pembuka tutup botol, pemecah buah kenari, dan gerobak dorong beroda satu yang biasa digunakan untuk mengangkut batu atau pasir (Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 111). 3) Tuas Jenis Ketiga atau Golongan Ketiga
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 100) Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban. Contoh tuas golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir, pinset, dan penjepit es (Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 111). 2) Bidang Miring Yousnelly, P., dkk (2010: 93) mengatakan bahwa bidang miring merupakan salah satu pesawat sederhana, yaitu berupa alat yang permukaannya dibuat miring. Seperti pesawat sederhana yang lainnya bidang miring memiliki tujuan untuk mempermudah seseorang memindahkan atau menggerakkan sesuatu benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Gambar 2.9 Penggunaan prinsip bidang miring Sumber: Rositawaty dan Muharam (2008: 90). Gambar 2.9 merupakan contoh penggunaan prinsip bidang
miring,
sehingga
dapat
menghemat
tenaga.
Peristiwa sehari-hari yang memanfaatkan prinsip kerja bidang miring adalah jalan di pegunungan yang berlikuliku, papan yang dimiringkan, baji, sekrup, pisau, pahat, dan lain sebagainya. 3) Katrol Sulistyanto dan Wiyono (2008: 117) menyampaikan bahwa katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Menggunakan katrol benda-benda berat dapat terangkat dengan mudah.
Gambar 2.10 Macam-macam katrol Sumber: Azmiyawati, C., dkk (2008: 100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Gambar 2.10 merupakan macam-macam katrol. Katrol memiliki beberapa jenis yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk. Katrol merupakan prinsip kerja pengungkit golongan ketiga. 4) Roda Berporos (Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 119) mengatakan bahwa adanya roda memungkinkan manusia untuk bergerak lebih cepat dan mudah. Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.
Gambar 2.11 Roda berporos pada sepeda Sumber: Sulistyanto dan Wiyono (2008: 119)
Gambar 2.11 merupakan contoh dari roda berporos. Contoh lainnya yaitu kursi roda, roda gerobak, dan lain sebagainya. c. Cahaya dan sifat-sifatnya Cahaya merupakan gejala alam yang ada di sekeliling kita. Dengan adanya cahaya kita mampu mengamati segala hal di sekeliling kita (Pujayanto, P., dkk, 2007: 69). Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah matahari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda bening, dan dapat dipantulkan. 1) Cahaya Merambat Lurus
Gambar 2.12 Cahaya lilin yang masuk melalui celah-celah kertas karton yang berlubang Sumber: Rositawaty dan Muharam (2008: 100). Gambar 2.12 merupakan bukti bahwa cahaya merambat lurus. Bukti bahwa cahaya merambat lurus yang lainnya adalah cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela. Sifat cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada lampu senter dan lampu kendaraan bermotor (Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 125); 2) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Gambar 2.13 Cahaya lampu senter yang menembus piring jernih Sumber: https://asrimaharanni.wordpress.com/kelasviii/optika/sifat-sifat-cahaya/ Gambar 2.13 merupakan contoh dari sifat cahaya dapat menembus benda bening. Contoh dari sifat cahaya dapat menembus benda bening lainnya adalah ketika kita menyenteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
air yang ada pada gelas bening maka cahaya akan menembus air; 3) Cahaya dapat dipantulkan
Gambar 2.14 Pemantulan teratur dan pemantulan baur Sumber: Rositawaty dan Muharam (2008: 103). Gambar 2.14 merupakan contoh dari pemantulan cahaya. Contoh dari peristiwa pemantulan cahaya adalah sinar senter diarahkan ke cermin dan diarahkan ke dinding, cahaya tersebut akan terlihat memantul ke dinding. Pemantulan
baur
terjadi
apabila
cahaya
mengenai
permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin,
dan
mengkilap. Permukaan
yang
mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Macammacam cermin: a. Cermin datar, yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasa digunakan untuk bercermin. b. Cermin cembung, yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil
(diperkecil)
daripada
benda
yang
sesungguhnya. c. Cermin cekung, yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin. Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya). Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 112-114). 4) Cahaya dapat Dibiaskan
Gambar 2.15 Pensil tampak patah dalam air jernih Sumber: (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 112-115).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Gambar 2.15 merupakan contoh dari sifat cahaya dapat dibiaskan. Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Peristiwa pensil dimasukan kedalam gelas yang terisi air akan terlihat patah tersebut terjadi karena cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat kemudian cahaya dibiaskan mendekati garis normal; 5) Cahaya dapat Diuraikan
Gambar 2.16 Pelangi Sumber: (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 112-115). Gambar 2.16 merupakan contoh dari sifat cahaya dapat diuraikan (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Contoh lainnya adalah cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Sifat-sifat cahaya di atas dapat dimanfaatkan untuk alat-alat optik. Berikut ini akan diuraikan contoh pemanfaatan dari sifatsifat cahaya menurut Azmiyawati, C., dkk (2008: 117). 1) Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat pada kapal selam untuk mengamati keadaan di permukaan laut; 2) Kaca pembesar sederhana (lup) merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda atau tulisan yang berukuran kecil. Alat ini biasanya digunakan oleh tukang
arloji/jam
untuk
memperbaiki
arloji/jam
tersebut. 3) Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda renik; 4) Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang letaknya jauh. d.
Proses Terbentuknya Tanah Sebenarnya, tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah. Macam-macam batuan menurut Azmiyawati, C., dkk (2008: 125-127): 1) Batuan Beku Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma merupakan benda cair yang sangat panas dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai permukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
bumi disebut larva. Ada empat jenis batuan beku yaitu batu apung, batu granit, batu opsidian, dan batu basalt. 2) Batuan Sedimen (Batuan Endapan)
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan. Ada lima contoh batuan sedimen yaitu batu konglomerat, batu pasir, batu serpih, batu gamping (kapur), dan breksi. 3) Batuan Metamorf Batuan metamorf atau disebut dengan batu malihan adalah batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan. Ada lima contoh batuan metamorf yaitu batu marmer, batu kuarsa, batu tulis, batu sabak, dan batu gneiss. Tanah terbentuk dari batuan yang mengalami pelapukan yang bercampur dengan bahan organik (Yousnelly, P., dkk, 2010: 124). Pelapukan dibedakan menjadi tiga kelompok menurut sifatnya. Pertama, pelapukan fisis adalah pelapukan yang disebabkan oleh tenaga dari alam seperti suhu, angin, dan air. Kedua, pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang disebabkan bahan kimia yang bersifat melapukan. Ketiga, pelapukan biologis merupakan pelapukan yang terjadi karena adanya lumut dan lumut kerak yang melapukan batuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
e. Struktur Bumi
Gambar 2.17 Lapisan-lapisan bumi Sumber: (Azmiyawati, C., dkk, 2008: 140). Gambar 2.17 merupakan lapisan penyusun bumi. Struktur bumi terdiri dari lapisan paling dalam hingga paling luar. Berikut ini struktur bumi dari bagian dalam sampai luar: a)
Lapisan inti dalam ini memiliki ketebalan 2.740 km, suhu ±4.500oC, kemudian lapisan ini terbentuk dari nikel dan besi;
b)
Lapisan inti bumi luar ini memiliki ketebalan 2.000 km, ±2.200 oC, kemudian lapisan ini terbentuk dari besi, nikel, dan zat lain;
c)
Lapisan mantel bumi ini memiliki ketebalan 2.900 km, suhu ±3.700 oC, kemudian lapisan ini terbentuk dari mineral silikat;
d)
Lapisan kerak bumi ini memiliki ketebalan 6-70 km, suhu ±1.050 oC, kemudian lapisan bumi tersusun dari batuan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
e)
Lapisan atmosfer memiliki ketebalan 640 km serta tersusun dari lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer.
6. Jenis Kelamin Secara biologis jenis kelamin adalah pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal. Ada dua jenis kelamin di dunia ini yaitu laki-laki dan perempuan (Sundari, 2009). Jenis kelamin mengacu pada ciri organ biologis, seperti payudara, rahim, vagina, dan ovum untuk perempuan; dan memiliki penis dan sperma untuk laki-laki Echols dan Shadily (dalam Marzuki, 2013: 2) Setiap siswa baik itu laki-laki maupun perempuan memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Menurut beberapa pakar, taraf inteligensi seseorang dapat digolongkan berdasarkan jenis kelamin. Muncul anggapan bahwa pada umumnya kecerdasan siswa laki-laki terletak pada kekreatifitasannya (lebih dominan menggunakan otak kanan)
sedangkan
siswa
perempuan
pada
umumnya
memiliki
kecerdasan di bidang akademik (lebih dominan menggunakan otak kiri) (Ahmadi dan Widodo dalam Mufida, 2013: 83). Pendapat tersebut diperkuat oleh Hamalik (2007: 91) yang mengatakan bahwa secara psikologis laki-laki dan perempuan tingkat inteligensinya berbeda, anak laki-laki (sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak perempuan dalam penyebaran inteligensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
artinya anak laki-laki tingkat inteligensinya lebih lemah atau rendah daripada anak perempuan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa lakilaki dengan perempuan berbeda tingkat inteligensinya. Inteligensi atau kecerdasan antara siswa laki-laki dan perempuan berpengaruh pada kemampuan dalam bidang akademik. Bidang akademik berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mempelajari konsep-konsep, sehingga apabila inteligensi atau kecerdasan siswa rendah maka kemampuan siswa dalam memahami konsep rendah yang berakibat terjadinya miskonsepsi. Selain tingkat inteligensi yang berbeda, penyebab lain terjadinya miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin adalah kemampuan dalam mengingat. Daya ingat jangka panjang perempuan lebih baik, sedangkan anak laki-laki lebih baik dalam ingatan jangka pendek (Sulistyo, 2013: 11), sehingga anak laki-laki cenderung lebih mudah lupa dari pada anak perempuan maka anak laki-laki suka mencari cara tersendiri untuk memecahkan suatu masalah. Cara dalam memecahkan masalah terkadang tidak sesuai, sehingga akan menimbulkan kesalahan konsep atau miskonsepsi pada siswa tersebut. Pendapat tersebut diperkuat oleh Mufida (2013, 31) yang menjelaskan bahwa ukuran bagian-bagian otak antara laki-laki dan perempuan berbeda, sehingga menyebabkan adanya perbedaan pada cara kerja otak. Kerja otak berhubungan dengan pusat memori. Pusat memori otak perempuan lebih besar daripada otak laki-laki, sehingga anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
perempuan mampu mengingat secara lebih detail, sedangkan anak lakilaki mudah lupa. Hal tersebut akan berakibat terjadinya miskonsepsi, karena siswa tidak mampu mengingat konsep dengan baik dan lengkap. B.
Hasil Penelitian yang Relevan Peneliti
menemukan
beberapa
penelitian
yang
relevan
atau
mempunyai keterkaitan dengan judul penelitian yaitu Pujayanto, Labur, Ratama, dan Mufida. Keempat penelitian tersebut akan diuraikan peneliti sebagai berikut. Hasil penelitian yang relevan pertama dilakukan oleh Pujayanto (2006) yang berjudul “Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada Guru SD”. Jenis penelitian yang dilakukan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki guru (lebih dari 30 %) dan besar persentase miskonsepsinya adalah sebagai berikut: 1). Gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan (45 %); 2). Gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan (40 %); 3). Massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan (60 %); 4). Setiap dua benda bersentuhan muncul gaya gesekan (60 %); 5). Pesawat sederhana meringankan kerja manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya (kuasa) dan “energi” yang digunakan menjadi lebih kecil (100 %); 6). Cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium (85 %); 7). Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
cahaya dari mata yang sampai ke benda (50 %); 8). Cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari (55 %). Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama membahas mengenai miskonsepsi pada IPA Fisika. Penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu penelitian ini
lebih difokuskan untuk mengetahui ada tidaknya
miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru kelas V Sekolah Dasar, sedangkan peneliti meneliti ada tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Hasil penelitian yang relevan kedua dilakukan oleh Labur (2008) yang berjudul “Miskonsepsi Terhadap Konsep Gerak Dan Gaya Dalam HukumHukum Newton Pada Siswa Kelas 1 SMA Di Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Model penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa sangat rendah yaitu hanya 10,0 %, jawaban salah dan terkaan yang bersumber pada kurang pengetahuan sebesar 33,0 %, sedangkan tingkat miskonsepsi siswa cukup tinggi yaitu sebesar 56,9 %. Dari alasan siswa terhadap jawaban miskonsepsi ditemukan beberapa pola miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya dalam hukumhukum newton, dan umumnya sama dengan yang telah dikemukakan oleh peneliti para ahli sebelumnya. Tingginya tingkat miskonsepsi siswa disebabkan oleh rendahnya minat siswa untuk belajar fisika, rendahnya kemampuan kognitif siswa, rendahnya kualitas guru, dan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
pembelajaran fisika yang dominan dengan metode ceramah. Selain itu minimnya
sarana
pembelajaran
(laboratorium
dan
buku)
turut
mempengaruhi terjadinya miskonsepsi dalam diri siswa. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu samasama membahas mengenai miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya. Penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu penelitian ini lebih difokuskan pada konsep gerak dan gaya dalam hukum-hukum newton pada tingkat SMA, sedangkan peneliti meneliti tentang IPA fisika pada tingkat Sekolah Dasar. Hasil penelitian yang relevan ketiga dilakukan oleh Ratama (2013) yang berjudul “Remidiasi Miskonsepsi Pada Konsep Gerak Lurus Menggunakan Pendekatan Konflik Kognitif’. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) siswa mengalami miskonsepsi pada konsep kinematika gerak lurus, yakni pada konsep gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan, gerak jatuh bebas yakni sebesar 86,4 %. 2) Berdasarkan analisis data diperoleh persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum remidiasi adalah 74,3 % sedangkan setelah dilakukan remidiasi dengan pendekatan konflik kognitif persentase siswa yang mengalami miskonsepsi berkurang menjadi 31,5 %. Penurunan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 42,8 %. Berdasarkan penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan konflik kognitif dapat mengurangi miskonsepsi siswa sekolah menengah pada konsep kinematika gerak lurus. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama membahas mengenai miskonsepsi pada konsep gerak. Penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu penelitian ini lebih difokuskan pada upaya untuk remidiasi miskonsepsi pada konsep gerak lurus menggunakan pendekatan konflik kognitif, sedangkan peneliti meneliti tentang ada tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V Sekolah Dasar tanpa mengetahui upaya untuk remidiasi. Hasil penelitian yang relevan keempat dilakukan oleh Mufida (2013) yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen.
Dengan
model
penelitian
deskriptif.
Penelitian
ini
menunjukkan adanya pengaruh metode pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung dengan nilai thitung > ttabel yaitu 3,040 >1,995 sehingga hasil H0 ditolak dan H1 diterima. Analisis kedua mengenai jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung yang ditunjukkan oleh nilai thitung < ttabel yaitu 1,062 < 2,027 sehingga menerima H0 dan menolak H1. Besarnya pengaruh metode pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung adalah sebesar 15,3 %, sedangkan besarnya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tidak dihitung karena analisis menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung. Penelitian tersebut memilki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena penelitian tersebut meneliti tentang jenis kelamin. Penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui pengaruh suatu metode pembelajaran yaitu mind mapping terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran matematika, sedangkan peneliti meneliti tentang ada tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Berikut ini merupakan bagan tentang literature map penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Literature map penelitian yang relevan dapat dilihat di bawah ini. Pujayanto (2006) “Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada Guru SD” Labur (2008) “Miskonsepsi Terhadap Konsep Gerak Dan Gaya Dalam Hukum-Hukum Newton Pada Siswa Kelas 1 SMA Di Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur” Ratama (2013) “Remidiasi Miskonsepsi Pada Konsep Gerak Lurus Menggunakan Pendekatan Konflik Kognitif” Mufida (2013) “Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung”
Gambar 2.18 Skema penelitian yang relevan.
Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri SeKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Gambar 2.18 merupakan skema penelitian yang relevan. Ada empat penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu penelitian dari Pujayanto (2006) mengenai miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru SD, penelitian dari Labur (2008) mengenai miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya, penelitian dari Ratama (2013) mengenai miskonsepsi pada konsep gerak, dan penelitian dari Mufida (2013) yang sama-sama meneliti tentang jenis kelamin. C.
Kerangka Berpikir IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam ini atau disebut juga dengan ilmu alam. IPA berfaedah bagi suatu bangsa, karena kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam bidang IPA, karena IPA sebagai dasar teknologi sehingga IPA disebut sebagai tulang punggung pembangunan. Di dalam IPA juga terdapat deretan konsep-konsep dasar yang amat penting yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga dalam memasuki dunia sekolah siswa sudah memiliki banyak konsep. Apabila konsep-konsep IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, sehingga mencegah terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para pakar dalam bidang itu. Beberapa faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Perbedaan jenis kelamin juga dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Beberapa sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
mengatakan bahwa inteligensi laki-laki lebih rendah daripada inteligensi perempuan, daya ingat jangka panjang perempuan lebih baik, sedangkan anak laki-laki lebih baik dalam ingatan jangka pendek, dan ukuran otak yang berbeda sehingga menyebabkan adanya perbedaan pada cara kerja otak.
Perbedaan-perbedaan
tersebut
akan
menyebabkan
terjadinya
miskonsepsi IPA fisika. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas mendorong peneliti untuk mendeteksi adanya miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada materi gaya, pesawat sederhana, cahaya, proses terbentuknya tanah, dan struktur bumi. Peneliti juga akan mendeteksi adanya perbedaan miskonsepsi pada siswa dilihat dari jenis kelamin. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah soal pilihan ganda dan uraian (esai). Kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dan disajikan dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif. D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V Semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman masih terjadi dalam konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, proses pembentukan tanah karena pelapukan, dan struktur bumi.
2.
Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III memberikan gambaran kepada pembaca mengenai metode penelitian. Pada bab ini membahas mengenai jenis penelitian; waktu dan tempat penelitian; populasi dan sampel; variabel penelitian; teknik pengumpulan data; instrumen penelitian; teknik pengujian instrumen; dan teknik analisis data. Uraian pembahasan bab metodologi penelitian adalah sebagai berikut. A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan metode pengambilan data survei. Sugiyono (2011: 8) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. Selanjutnya (Mahdi dan Mujahidin, 2014: 104) berpendapat bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berorientasi pada data-data empiris berupa angka atau suatu fakta yang bisa dihitung. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik Rifa’i (dalam Amiruddin, 2010: 1). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang hasilnya berupa angka yang dapat
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
dihitung menggunakan analisis dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. Syaodih (2008: 72) mengungkapkan deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Mamang dan Sopiah (2010: 173) mengungkapkan survei adalah metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.
Survei
adalah
metode
penelitian
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil (Syaodih, 2008: 82). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan survei adalah metode penelitian pengumpulan data atau informasi dengan mengambil sampel dari populasi yang ada, pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan tulis. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diketahui bahwa kuantitatif deskriptif dengan metode pengambilan data survei adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan sebuah instrumen, sehingga mendapatkan data berupa angka dan dianalisis menggunakan statistik kemudian mendeskripsikan
fenomena-fenomena
yang
terjadi.
Penelitian
ini
menggunakan soal tes tertulis sebagai alat atau instrumen pengambilan data dan dibatasi dengan sampel dari keseluruhan populasi yang ada. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan, Sleman dan perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan selama 12 bulan dari bulan Maret 2015 sampai Febuari 2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu penyusunan proposal dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Pada bulan April 2015 peneliti mengurus perijinan penelitian dan penyusunan instrumen penelitian. Validasi instrumen penelitian dan revisi instrumen penelitian dilaksanakan pada awal Mei 2015 dan pada pertengahan Mei 2015 dilaksanakan uji coba instrumen atau uji coba empiris. Setelah melakukan uji coba empiris peneliti masih harus menganalisis tiap butir soal untuk dipilih 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang benar-benar valid, kemudian peneliti melaksanakan proses pengambilan data penelitian pada bulan Juni 2015. Setelah data penelitian terkumpul peneliti selanjutnya melakukan pengolahan data yang berlangsung dari bulan Juli 2015 sampai Agustus 2015. Kemudian peneliti melakukan penyusunan laporan yang berlangsung dari bulan September 2015 sampai Febuari 2016. Pada bulan Agustus 2016 peneliti melaksanakan ujian skripsi dan revisi. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan kurikulum KTSP. Pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
tempat penelitian dikarenakan berdasarkan hasil wawancara pra survei yang dilakukan dengan 2 guru kelas V SD Negeri di Prambanan, mengatakan bahwa prestasi siswanya pada pelajaran IPA relatif rendah hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), banyaknya siswa yang mendapat nilai IPA di bawah KKM karena rendahnya penguasaan konsep IPA terutama pada konsep fisika. C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Sugiyono (2011: 80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Kountur (2003: 137), populasi merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kumpulan objek atau subjek secara menyeluruh yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan dan kemudian dipelajari oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan
Prambanan
Kabupaten
Sleman
yang
menggunakan kurikulum KTSP. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 656 siswa. Populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 3.1. Populasi Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama SD Negeri Delegan 1 Delegan 2 Delegan 3 Bleber 1 Kenaran 1 Kenaran 2 A Kenaran 2 B Potrojayan 2 Gayamharjo Sambirejo Potrojayan 3 Bokoharjo Rejondani A Rejondani B Jali Prambanan A Prambanan B Pelemsari Dadapsari Madusari 1 Candisari Tempursari Madusari 3 Sumberwatu Kenaran 3
Alamat Dinginan, Sumberharjo Dinginan, Sumberharjo Polangan, Sumberharjo Karanggede, Sumberharjo Bandungan, Karangturi, Sumberharjo Sawo, Sumberharjo Sawo, Sumberharjo Sorogedug, Madurejo Gayamharjo Sambirejo Jamusan Marangan, Bokoharjo Rejondani, Madurejo Rejondani, Madurejo Jali, Gayamharjo Klurak baru, Prambanan Klurak baru, Prambanan Pelemsari, Bokoharjo Dadapsari, Gayamharjo Jondani, Madurejo Candisari, Wukirharjo Kentheng, Sumberharjo Sembir, Madurejo Sumberwatu, Sambirejo Gunug cilik, Sumberharjo Jumlah Total
Jenis Kelamin L P 13 20 23 11 19 10 13 15 19 13 13 10 10 12 9 23 18 7 17 17 9 14 21 19 16 18 18 16 9 19 12 13 11 17 16 15 2 7 11 18 5 2 13 21 8 9 7 2 10 6 322 334
Jumlah 33 34 29 28 32 23 22 32 25 34 23 40 34 34 28 25 28 31 9 29 7 34 17 9 16 656
Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa ada 22 SD Negeri di Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan kurikulum KTSP. Jumlah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman sebesar 656 siswa yang terdiri dari 322 siswa laki-laki dan 334 siswa perempuan. 2. Sampel Kountur (2003: 137) menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi, berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari keseluruhan subjek atau objek (populasi). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Untuk menentukan besar sampel Krejcie dan Morgan, (Fenandez dalam Sumanto, 2014: 210) memberikan aturan paktis yang dapat dilihat dalam bentuk tabel 3.2. Krejcie dan Morgan. Tabel 3.2. Tabel Krejcie dan Morgan N S 10 10 15 14 20 19 25 24 30 28 35 32 40 36 45 40 50 44 55 48 60 52 65 56 70 59 75 63 80 66 85 70 90 73 95 76 100 80 110 86 120 92 130 97 140 103 150 108 160 113 170 118 180 123 190 127 200 132 210 136 Keterangan : N = Populasi S = Sampel
N 220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100
S 140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285
N 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 1000000
S 291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 377 379 380 381 382 382 384
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Berdasarkan jumlah populasi penelitian seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman sebesar 656 siswa, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 242 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebesar 242 siswa karena populasi siswa SD Negeri se-Kecamatan Prambanan mendekati populasi 650 yang sudah ditetapkan pada tabel Krejcie dan Morgan. Banyaknya sampel disesuaikan dengan banyaknya subjek pada tiap sekolah, supaya persentase pembagian sampel setiap sekolah seimbang, yaitu dengan cara :
Hasil perhitungan jumlah sampel setiap SD peneliti disajikan pada tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian
No.
Nama SD
1
SD N Delengan 1
2
SD N Delegan 2
3
SD N Delegan 3
4
SD N Bleber 1
5
SD N Kenaran 1
6
SD N Kenaran 2
Kelas
A A A A A A
Jumlah
Penghitungan Jumlah
Siswa
Sampel
33 34 29 28 32 23
Jumlah Sampel (Bulat) 12 13 11 10 12 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
No.
Nama SD
SD N Kenaran 2 7
SD N Potrojayan 2
8
SD N Gayamharjo
9
SD N Sambirejo
10
SD N Potrojayan 3
11
SD N Bokoharjo
Kelas
B A A A A A A
12
13
SD N Rejondani
SD N Jali
B A A
14
Penghitungan Jumlah
Siswa
Sampel
Jumlah Sampel (Bulat) 8
22
12
32
9
25
13
34
8
23
15
40
13
34
13
34
10
28
9
25
SD N Prambanan B
15
SD N Pelemsari
16
SD N Dadapsari
17
SD N Madusari 1
18
SD N Candisari
19
SD N Tempursari
20
SD N Madusari 3
21
SD N Sumberwatu
22
SD N Kenaran 3
Jumlah
Jumlah
A A A A A A A A
10
28
11
31
3
9
11
29
3
7
13
34
6
17
3
9
6
16 656
242,00
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Setelah menentukan besar sampel pada masing-masing sekolah, kemudian peneliti akan melanjutkan menggunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi (Kountur, 2003: 137). Sedangkan menurut Mamang dan Sopiah (2010: 178), sample random sampling adalah teknik sampling dimana peneliti melakukan pengambilan sampel dengan “mencampur” subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Jadi berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari semua populasi yang ada dicampur kemudian dipilih satu persatu, dan setiap siswa hanya mendapat satu kesempatan. Tujuan dari random sampling adalah agar setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sample Syaodih (2008: 253). Ada tiga cara yang bisa digunakan untuk menentukan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling, yaitu undian, ordinal, dan randomisasi (Mahdi & Mujahidin, 2014: 113). Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sistem undian, undian menggunakan lintingan kertas kecil yang berisikan absensi atau nomer urut siswa. Peneliti mengambil undian secara acak sesuai dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan pada setiap sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
D. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu konsep yang mengungkapkan kelompok obyek atau hal yang nilainya berbeda-beda seperti gender, kemampuan, inteligensi, nilai, minat, sikap, motivasi, warna mata, penghasilan, umur, dll (Suparno, 2005: 29). Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 38), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi dapat disimpulkan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti seperti gender, kemampuan dan inteligensi yang kemudian diamati oleh peneliti untuk dipelajari dan dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian. Penelitian
ini
menggunakan
dua
variabel
yaitu
variabel
bebas
(independent) dan terikat (dependent). Variabel bebas dan variabel terikat saling berhubungan karena saling ada yang mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi. Sugiyono
(2011:
39)
mengatakan
bahwa
variabel
bebas
(independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independent) (Sugiyono, 2011: 39). Variabel terikat pada penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa cara. Menurut Sugiyono (2011: 225), teknik pengumpulan data ada 4 yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi/gabungan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data yaitu dengan cara tes dan non tes. Pengumpulan data tes dengan menggunakan teknik tes tertulis, sedangkan pengumpulan data non tes dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Berikut ini akan diuraikan tentang teknik pengumpulan data. 1. Tes Tertulis Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2013: 67). Peneliti menggunakan teknik tes tertulis untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Melalui data yang diperoleh berupa jawaban siswa akan menentukan hasil penelitian. 2. Wawancara Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
respondennya kecil (Sugiyono, 2011: 137). Peneliti akan melakukan wawancara kepada guru kelas V untuk mendapatkan informasi mengenai prestasi siswa pada pelajaran IPA dan sejauhmana penguasaan siswa tentang konsep IPA terutama pada IPA fisika. 3. Dokumentasi Dokumentasi (documentary study) adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar maupun elektronik (Syaodih, 2008: 221). Aspek-aspek dokumen tulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data siswa yang terdiri dari nama siswa kelas V, nomor absensi siswa kelas V, dan jenis kelamin serta alamat sekolah yang diperoleh dari UPT. Dokumen gambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto-foto kegiatan penelitian. Tujuan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data jenis studi dokumenter supaya peneliti mempunyai data fisik yang dapat dijadikan sebagai bukti pelaksanaan penelitian. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 102). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan daftar cek. 1. Instrumen Tes Instrumen tes digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.
Menurut Arikunto (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Mamang dan Sopiah, 2010: 150), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut Djemari (dalam Putro, 2009: 45), tes adalah salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Jadi, dapat disimpulkan tes adalah salah satu alat ukur yang berupa stimulus atau pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mengukur tingkat kemampuannya. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa 50 soal pilihan ganda dan 11 soal uraian. Tes dilaksakan setelah melakukan uji validasi isi instrumen oleh 2 dosen, dan 2 guru. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen tes sebelum validasi isi. Kisi-kisi dalam penyusunan soal pilihan ganda dan uraian terdapat pada tabel 3.4 sebagai berikut. Tabel 3.4 Tabel Kisi-kisi Soal Pilahan Ganda dan Uraian Sebelum Validasi Isi No
1
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
Indikator
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan
Jumlah Soal
Nomor Soal Pilihan Ganda
Nomor Soal Urain
3
1, 2, 3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
No
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Indikator
Jumlah Soal
1
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
3
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama 5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan seharihari 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin 6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya 7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.2.1 Mengetahui jenis-jenis tanah
2.
3
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
Nomor Soal Pilihan Ganda 4, 5, 6
Nomor Soal Uraian
6
7, 8, 9, 10, 11, 12,
1
3
13, 14, 15
6
3
16, 17, 18
5
19, 20, 21, 22, 23
4
5
24, 25, 26, 27, 28
5
3
29, 30, 31
4
32, 33, 34, 35
8
3
36, 37, 38
7
10
39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48
10, 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.3.1 Mendeskripsikan struktur permukaan bumi
Total
2
49, 50
50
Tabel 3.4 menunjukkan kisi-kisi instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan esai (uraian) sebelum validasi isi yang terdiri dari 3 standar kompetensi, 7 kompetensi dasar, dan 12 indikator. Kisi-kisi instrumen tes soal pilihan ganda dan uraian sebelum validasi isi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.1 dan 3.2. Selain membuat kisi-kisi instrumen peneliti juga membuat kunci jawaban untuk soal pilihan ganda dan pedoman penskoran untuk soal uraian. Kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 3.1 pedoman penskoran dapat dilihat pada lampiran 3.3. 2. Non Tes Selain menggunakan bentuk instrumen tes yang berupa soal pilihan ganda dan soal uraian peneliti juga menggunakan instrumen non tes. Instrumen non tes dalam penelitian ini berupa daftar cek dan pedoman wawancara. Berikut ini akan diuraikan pedoman wawancara dan daftar cek yang digunakan dalam penelitian. a. Pedoman wawancara Pedoman wawancara disusun oleh peneliti supaya pertanyaan yang akan dibuat peneliti dapat lebih operasional atau spesifik untuk dapat mencapai tujuan penelitian tersebut (Herdiansyah, 2013: 80). Pedoman wawancara digunakan
3, 9
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
peneliti untuk melakukan wawancara dengan beberapa guru kelas V SD Negeri di Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman untuk mengetahui informasi prestasi siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dan miskonsepsi siswa pada konsep IPA fisika. Pedoman yang dapat digunakan peneliti seperti tabel 3.5 sebagai berikut. Tabel 3.5 Pedoman wawancara Responden Guru
Pertanyaan 1. Apakah siswa-siswi kelas V di semester 2 ini sudah melakukan evaluasi atau tes pada materi IPA fisika? 2. Bagaimana hasil pekerjaan siswa-siswi kelas V pada materi IPA fisika di semester 2 ini? 3. Bagaimana guru menyikapi hasil pekerjaan siswa pada mata pelajaran IPA Fisika kelas V yang belum mencapai KKM? 4. Apa saja teknik yang dipakai guru agar siswa kelas V dapat memahami konsep IPA fisika di semester 2 ini?
Tabel 3.5 di atas merupakan tabel pedoman wawancara yang terdiri dari 4 pertanyaan yang digunakan oleh peneliti untuk mewawancarai guru kelas V SD Negeri di Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. b. Daftar cek Daftar cek atau disebut check list adalah daftar untuk menyatakan ada atau tidaknya suatu unsur, komponen, trait, karakteristik, atau kejadian dalam suatu peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks (Putro, 2009: 107). Dalam hal ini,
peneliti
hanya
memberikan
tanda
centang setiap
pemunculan gejala yang dimaksud (Mamang dan Sopiah, 2010: 154). Daftar cek ini digunakan peneliti untuk mengetahui jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Daftar jenis kelamin siswa dapat dilihat pada lampiran 2.4. G. Teknik Pengujian Instrumen Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur untuk mengukur apa yang ingin diukur (Effendi dan Tukiran, 2012: 125). Penelitian ini menggunakan 3 jenis validitas yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas tersebut akan diuraikan peneliti sebagai berikut. a. Validitas Isi Arifin (2009: 248) menjelaskan bahwa validitas isi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi, melakukan diskusi dengan para ahli dalam hal ini guru dan dosen, atau mencermati kembali substansi dari konsepkonsep yang akan diukur. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat pofessional judgement (Azwar, 2011: 45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Validitas
isi
pada
penelitian
ini
dilakukan
menggunakan professional judgement atau sering disebut dengan expert judgment. Validitas isi dilakukan oleh para ahli yang bidang keahliannya sesuai atau berhubungan dengan penelitian. Pada penelitian ini validiasi isi dilakukan oleh 4 ahli. Ahli yang dipilih untuk melakukan validitas isi ada 2 dosen dari Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma dan 2 guru Sekolah Dasar Kelas V. Setiap ahli memberikan nilai atau skor pada lembar penilaian yang telah disediakan oleh peneliti. Skala skor dalam lembar penilaian instrumen menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur skala sikap, pendapat, dan persepsi orang (Sugiyono, 2012: 93). Skala skor yang biasa digunakan dalam Skala Likert meliputi Skor 1 : Tidak sesuai, Skor 2 : Kurang Sesuai, Skor 3 : Ragu-ragu, Skor 4 : Sesuai, dan Skor 5 : Sangat Sesuai. Peneliti pada penelitian ini hanya memberikan skor 1-4, hal tersebut bertujuan agar validator memberikan penilaian pada instrumen dengan pasti dan jelas sehingga kategori skor ragu-ragu dihapus, dengan demikian Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut: Skor 1 : Tidak Sesuai, Skor 2 : Kurang Sesuai, Skor 3 : Sesuai, Skor 4 : Sangat Sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Keseluruhan data yang diperoleh diakumulasikan beserta komentar dari para ahli peneliti, kemudian keduanya digunakan sebagai dasar untuk menentukan instrumen mana saja yang akan diperbaiki atau direvisi sehingga dapat digunakan sebagai uji validitas selanjutnya. Penelitian ini menggunakan skor 3 yang berarti baik, skor 3 tersebut menjadi batasan dalam mengambil keputusan apakah instrumen tes akan direvisi atau tidak. Kriteria yang peneliti buat untuk menentukan adanya revisi atau tidak terdapat pada tabel 3.6 berikut ini. Tabel 3.6 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen Penilaian Kuantitatif >3 >3 <3 <3
Penilaian Kualitatif Positif Negatif Positif Negatif
Keputusan Tidak Revisi Revisi pada tertentu Revisi Revisi
bagian
Tabel 3.6 menunjukkan ketentuan dalam pelaksanaan revisi. Rata-rata hasil validasi dari ahli pada setiap item soal penilaiannya lebih dari 3 dengan komentar yang positif maka peneliti memutuskan untuk tidak melakukan revisi. Rata-rata hasil validasi dari ahli pada setiap item soal penilaiannya lebih dari 3, namun komentar yang diberikan ahli tersebut negatif maka peneliti memutuskan untuk melakukan revisi dibagian tertentu pada item soal tersebut. Rata-rata hasil validasi dari ahli pada setiap item soal penilaiannya kurang dari 3 dengan komentar yang positif ataupun negatif maka peneliti memutuskan untuk merevisi item soal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Ahli pertama yang melakukan validasi adalah Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.ST. Beliau ditunjuk menjadi validator karena ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen prodi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma sekaligus ahli dalam bidang miskonsepsi karena beliau merupakan penulis dari buku miskonsepsi. Beliau menilai tepat atau tidaknya soal yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa dan memberikan saran kepada peneliti agar soal pilihan ganda diberi deteksi keyakinan terhadap jawaban siswa apakah mereka menjawab soal dengan yakin benar atau tidak yakin benar. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi apabila menjawab salah namun siswa tersebut yakin benar terhadap jawaban yang dipilih, dengan demikian peneliti mampu mendeteksi apakah siswa mengalami miskonsepsi pada soal pilihan ganda, selain itu beliau juga berpendapat bahwa masih ada soal yang masih membingungkan. Ahli kedua yang dipilih untuk menjadi validator adalah Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. Beliau menilai bagian isi soal, yaitu menilai tepat atau tidaknya soal yang dibuat beserta kunci jawaban, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa. Ibu Sri ditunjuk menjadi validator bagian isi soal karena beliau ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen prodi pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Beliau menyarankan untuk soal yang berupa percobaan diganti menjadi soal mengenai peristiwaperistiwa IPA Fisika dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
pembenahan kunci jawaban pada 3 soal pilihan ganda yaitu item 17, 19, dan 28. Ahli ketiga adalah guru kelas V SD Denggung Kabupaten Sleman bernama Ibu Ari Trisnawati, S.Pd dan ahli yang keempat adalah guru Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten Magelang bernama Bapak Agustinus Tarmadi, S.Pd. Ibu Ari dan Pak Agustinus ditunjuk sebagai validator karena keduanya merupakan guru kelas V SD yang setiap harinya mengajar para siswa kelas V, sehingga mereka lebih paham mengenai materi-materi IPA Fisika antara lain gaya, pesawat sederhana, cahaya, pelapukan, dan struktur bumi. Kedua ahli tersebut hanya menilai bahasa yang digunakan dalam soal yang telah dibuat agar mudah dipahami oleh siswa. Ibu Sri dan Pak Agustinus memberikan komentar pada soal pilihan ganda dan uraian bahwa ada gambar yang kurang jelas selain itu masih ada tata bahasa yang sulit dan terlalu tinggi untuk dipahami siswa sehingga perlu dilakukan revisi pada tata bahasa. Berikut ini merupakan rangkuman hasil validasi isi oleh para ahli. Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Validasi Isi Soal Pilihan Ganda oleh Expert Judgment Nomor Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 3 3 2 3 2 1 1 3 4 3 3
Nilai Validator 2 3 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 2 2 4 3 3 4 3 2 2 4 1
Ratarata 3 2.75 3 3.5 3.25 2.5 3 3.25 3.5 3.75 3
Tindak Lanjut Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Nomor Butir Soal 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 3 4 4 4 3 1 2 1 2 1 1 3 3 3 4 4 1 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4
Nilai Validator 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 2 3 4 1 1 4 3 4 4 3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4
Ratarata 3.75 4 3.75 4 3.5 2.75 2.5 3 3.5 0.5 0.5 3.75 3.5 3.75 4 3.75 3.25 3.25 2.75 3.5 3.5 3.75 3.75 3.75 3.75 3.75 3.75 3.25 4 4 3.75 3.5 3.75 4 3.75 3.5 3.75 3.75 3
Tindak Lanjut Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu
Tabel 3.7 di atas merupakan rangkuman hasil validasi isi soal pilihan ganda oleh Expert Judgment. Dari 50 soal pilihan ganda yang dibuat ada 24 soal dinyatakan tidak revisi, 19 soal revisi pada bagian tertentu, dan 7 soal perlu dilakukan revisi. Selain rangkuman hasil validasi isi pada soal pilihan ganda peneliti juga merangkum hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
validasi isi pada soal uraian yang ditunjukkan pada tabel 3.8 berikut ini. Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Validasi Isi Soal Uraian oleh Expert Judgment Nomor Butir Soal
1
2
3
4
1
4
4
3
2
3
4
3
3
4
Nilai Validator
Rata-rata
Tindak Lanjut
1
3
Revisi pada bagian tertentu
2
2
2.75
Revisi
4
4
4
3.75
Revisi pada bagian tertentu
3
4
4
3
3.5
Tidak revisi
5
4
4
3
2
3.25
Tidak revisi
6
3
4
4
2
3.25
Tidak revisi
7
3
4
4
3
3.5
Revisi pada bagian tertentu
8
4
4
3
4
3.75
Tidak revisi
9
4
4
3
4
3.75
Tidak revisi
10
4
4
4
-
3
Revisi pada bagian tertentu
11
4
4
4
-
3
Revisi pada bagian tertentu
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa ada 5 soal yang tidak dilakukan revisi, 5 soal dilakukan revisi pada bagian tertentu, dan 1 soal perlu dilakukan revisi. Berdasarkan hasil validitas isi dari 4 ahli (expert judgment) di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masih ada item-item soal yang perlu diperbaiki kembali. Hal tersebut dilakukan agar instrumen penelitian
layak
untuk
digunakan
dalam
mendeteksi
miskonsepsi pada siswa. Hasil validasi isi dari keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
validator secara lengkap terdapat pada lampiran 2.5, 4.2 dan 4.3. b. Validitas Muka Validitas muka atau rupa adalah validitas yang menunjukkan dari segi “rupanya” suatu alat pengukur tampaknya mengukur apa yang ingin diukur (Effendi dan Tukiran, 2012: 132). Menurut Azwar (2011: 46), tujuan validitas muka adalah untuk memberikan penilaian pada penampilan tes agar lebih meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur. Validitas muka ini dilakukan peneliti untuk mengetahui apakah soal-soal tes tersebut mudah dipahami atau sulit untuk dipahami. Validitas muka pada penelitian ini dilakukan pada 38 soal pilihan ganda dan 9 soal uraian yang sebelumnya sudah divalidasi oleh empat ahli atau empat validator. Validitas muka dilakukan oleh lima siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung. Siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1 dipilih karena mereka duduk di bangku kelas V (setara dengan sampel yang akan diteliti) sekaligus sudah mempelajari materi tersebut, selain itu validitas muka dilakukan di Temanggung untuk menghindari kebocoran soal. Validitas muka ini dilakukan dengan teknik wawancara setelah siswa mengerjakan soal. Hasil wawancara pada siswa didapatkan bahwa siswa masih kebingungan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
mengerjakan beberapa soal yang diujikan, kebingungan siswa ditemuai pada 5 soal pilihan ganda dan 1 soal uraian. Hasil validitas muka soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 3.9 dan hasil validitas muka soal uraian dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut ini. Tabel 3.9 Hasil validitas muka soal pilihan ganda No Item 18 20 24 No Item 34 35
Tanggapan dari siswa Soal susah dipahami Soal membingungkan Soal membingungkan Tanggapan dari siswa Kata-kata pada pilihan b dan d susah dipahami Tidak paham arti fisis
Tabel 3.9 merupakan hasil validitas muka pada soal pilihan ganda. Berdasarkan hasil validitas muka tersebut menunjukkan bahwa
terdapat
4
item
soal
pilihan
ganda
yang
masih
membingungkan bagi siswa, para siswa masih kesulitan dalam memahami bahasa penulisan soal tersebut sehingga peneliti akan memperbaiki tata bahasa yang masih membingungkan, dan 1 item soal yaitu item 35 para siswa belum mengetahui arti fisis sehingga peneliti akan mengganti kata yang mudah dipahami oleh siswa. Kelima item soal tersebut selanjutnya akan dilakukan revisi. Tabel 3.10 Hasil validitas muka soal uraian No Item 9
Masukan dari siswa Merupakan soal yang paling sulit dan membingungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 item soal uraian yang membingungkan bagi siswa yaitu item nomor 9, karena menurut para siswa itu merupakan soal yang paling sulit dikarenakan bahasa penulisan soal tersebut susah untuk dimengerti, sehingga peneliti akan memperbaiki tata bahasa yang masih membingungkan bagi siswa. c. Validitas Konstruk Allen dan Yen (Azwar, 2011: 48) mengatakan bahwa validitas konstrak adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukurnya. Menurut Sugiyono (2011: 125), jumlah anggota sampel untuk uji validitas konstruk sekitar 30 siswa. Arikunto (2013: 83) mengungkapkan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir. Soal yang diuji validitas konstruk merupakan soal yang telah lolos uji validitas isi. Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan pada 55 siswa kelas V SD yang tidak digunakan sebagai sampel penelitian. Siswa yang digunakan untuk validitas konstruk tersebut berasal dari 6 SD Negeri yang ada di Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yaitu SD Negeri Madusari 1 sebanyak 5 siswa, SD Negeri Delegan 3 sebanyak 10 siswa, SD Negeri Bokoharjo sebanyak 5 siswa, SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Potrojayan 3 sebanyak 5 siswa, SD Negeri Delegan 2 sebanyak 10 siswa, SD Negeri Rejondani A sebanyak 10 siswa dan B sebanyak 10 siswa. Validitas konstruk dilakukan kepada siswa yang pernah mendapatkan materi IPA semester 2. Materi-materi yang diujikan meliputi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan, dan susunan bumi. Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan Microsoft Excel dan dihitung menggunakan program Statistical Packages for Social Science (SPSS) 20.00 for Windows melalui Bivariate Correlations Pearson Product Moment. Butir valid dapat diketahui dengan nilai Sig. (2tailed) < 0,05 dan ada tanda bintang (*) dan (**) dalam hasil Pearson Correlation. Item valid dan tidak valid dianalisis dengan membandingkan rhitung > rtabel (Sugiyono, 2011: 631). Sugiyono menjelaskan bahwa rtabel dengan jumlah responden 55 siswa pada taraf kepercayaan 95% dan taraf signifikansi 5%, bernilai 0,266. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan valid, sebaliknya apabila rhitung < rtabel pada taraf kepercayaan 95% dan taraf signifikansi 5%, maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Bintang satu (*) yang tingkat kevalidannya 0,05, taraf kepercayaan 95% dan kesalahannya 5% ataupun bintang dua (**) yang tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
kevalidannya 0,01, taraf kepercayaan 99% dan kesalahan 1%. Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.11 untuk soal pilihan ganda dan 3.12 untuk soal uraian berikut ini. Tabel 3.11 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda No. Butir Soal
r tabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266
r hitung Pearson Correlation A 0,087 0,099 0,440** 0,422** 0,238 0,399** 0,521** 0,354** -0,133 0,465** 0,275* 0,506** 0,341* 0,046 0,144 0,420** 0,140 0,160 0,446** 0,281* 0,338* 0,353** 0,212 0,201 0,064 0,502** 0,335* 0,214 -0,122 0,222 0,140 0,293* 0,319* 0,382** 0,189 0,441** 0,286*
Sig. (2tailed)
Hasil Validasi
0,529 0,470 0,001 0,001 0,080 0,003 0,000 0,008 0,335 0,000 0,042 0,000 0,011 0,741 0,295 0,001 0,306 0,243 0,001 0,038 0,012 0,008 0,121 0,141 0,640 0,000 0,012 0,116 0,375 0,103 0,309 0,030 0,018 0,004 0,168 0,001 0,034
Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Keputusan Buang Buang Revisi Ambil Ambil Buang Ambil Ambil Buang Buang Ambil Buang Ambil Ambil Buang Buang Ambil Buang Buang Ambil Ambil Ambil Ambil Buang Buang Buang Ambil Ambil Buang Buang Buang Buang Ambil Ambil Ambil Buang Ambil Ambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa hasil uji validitas konstruk soal pilihan ganda diperoleh 21 item soal pilihan ganda yang dinyatakan valid yaitu soal nomor 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 33, 34, 35, 37 dan 38. Item soal pilihan ganda yang dinyatakan tidak valid ada 17 yaitu soal nomor 1, 2, 3, 6, 10, 15, 16, 18, 19, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, dan 36. Dari 21 soal yang dinyatakan valid, akan diambil 20 soal untuk penelitian dan masing-masing indikator yang telah dibuat harus mewakili minimal satu soal. Berdasarkan hasil uji validitas konstruk soal pilihan ganda terdapat 1 indikator yang semua soalnya tidak valid, maka dari itu ada soal yang harus direvisi agar dapat mewakili 1 indikator tersebut. Soal yang harus direvisi ada 1 item soal yaitu soal nomor 3. Selain itu, ada beberapa soal yang valid namun harus dibuang atau tidak digunakan yaitu soal nomor 9 dan 12. Tabel 3.12 Hasil Validitas Soal Uraian No. Butir Soal
r tabel
r hitung Pearson Correlation
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266 0,266
0,770** 0,651** 0,485** 0,662** 0,573** 0,396** 0,610** 0,741** 0,420**
Sig. (2tailed) 0,000 0,000 0,001 0,006 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000
Hasil Validasi Valid Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem
Keputusan
Ambil Buang Buang Ambil Ambil Ambil Buang Ambil Buang
Nomor Butir Setelah direvisi 1
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa hasil uji validitas konstruk soal uraian menyatakan bahwa semua item soal valid. Dari 9 soal yang dinyatakan valid, akan diambil 5 soal untuk penelitian yaitu soal nomor 1, 4, 5, 6, dan 8. Selain itu, ada
2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
beberapa soal yang valid namun harus dibuang atau tidak digunakan yaitu soal nomor 2, 3, 7 dan 9. 2. Uji Reliabilitas Hasan (Mamang dan Sopiah, 2010: 163), mengungkapkan reliabilitas adalah derajat keajegan alat dalam mengukur apa saja yang diukurnya. Menurut Effendi dan Tukiran (2012: 141), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (Azwar, 2011: 4). Jadi, dapat disimpulkan instrumen penelitian dikatakan dapat dipercaya atau reabel jika memberikan hasil yang tetap apabila dilakukan tes berkali-kali. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan bantuan program Statistical Packages for Social Science (SPSS) 20.00 for Windows.
Semua
hasil
perhitungan
reliabilitas
instrumen
dicocokkan dengan tabel koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2011) yang dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut ini. Tabel 3.13 Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Kategori Reliabilitas Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Tabel 3.13 merupakan koefisiensi reliabilitas untuk melihat kategori reliabilitas soal pilihan ganda dan uraian yang sebelumnya sudah divalidasi. Setelah mendapatkan butir pernyataan yang valid,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
kemudian item pernyataan dilakukan uji reliabilitasnya. Hasil perhitungan reliabilitas dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 0,05. Jika rtabel > rhitung maka tidak reliabel, sedangkan jika rtabel < rhitung maka dinyatakan reliabel. Priyatno (2012: 103) menjelaskan bahwa suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Cronbach’s Alpha > 0,60. Berikut hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda dan uraian. Tabel 3.14 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Cronbach’s Alpha 0,755
Jumlah Item 21
Kategori Tinggi
Keterangan Reliabel
Tabel 3.14 memperlihatkan hasil dari perhitungan reliabilitas pada soal pilihan ganda menggunakan program IBM SPSS Statistic 20, koefisien korelasinya adalah 0,755. Hasil perhitungan tersebut kemudian
dibandingkan
dengan
tabel
kualifikasi
koefisien
reliabilitas item soal menurut Sugiyono dan hasilnya adalah termasuk ke dalam kategori tinggi, dengan demikian soal tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian. Selain uji reliabilitas pada soal pilihan ganda peneliti juga melakukan uji reliabilitas pada soal uraian yang dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut ini. Tabel 3.15 Reliabilitas Soal Uraian Cronbach’s Alpha 0,759
Jumlah Item 9
Kategori Tinggi
Keterangan Reliabel
Tabel 3.15 memperlihatkan hasil dari perhitungan reliabilitas menggunakan program IBM SPSS Statistic 20, koefisien korelasinya adalah 0,759. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
dengan tabel kualifikasi koefisien reliabilitas item soal menurut Sugiyono dan hasilnya adalah termasuk ke dalam kategori tinggi, dengan demikian soal tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian. H. Teknik Analisis Data Peneliti akan melaksanakan analisis data hasil penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Fungsi analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk menganalisis data miskonsepsi dari jawaban siswa. Analisis dilakukan untuk setiap Kompetensi Dasar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah 1. Analisis deskripstif dilakukan dengan beberapa tahap dimulai dari mengorgasisasi data hingga mendeskripsikan. Uji hipotesis digunakan untuk menjawab rumusan masalah 2. Uji hipotesis dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya merumuskan null hypothesis, menguji normalitas skor tes, menguji homogenitas skor tes, dan yang terakhir adalah menguji hipotesis. 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif atau statistik deskripsi merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2011: 147). Analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan masalah 1 yaitu bagaimanakah miskonsepsi IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Tahap-tahap analisis deskriptif meliputi: a. Mengorganisasi data 1) Data coding Hasan (dalam Sijabat, 2015: 74) mengungkapkan bahwa coding adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angkaangka/ huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Penelitian ini menggunakan data coding untuk mengkode nama siswa dan sekolah. Contoh data coding dalam penelitian ini adalah: DLN 1 1 artinya SD N Delegan 1 siswa 1, DLN 2 1 artinya SD N Delegan 2 siswa 1, dan seterusnya sampai jumlah sampel tertentu dan digunakan saat memasukan data yang berupa skor. 2) Data editing Tahapan editing atau penyuntingan dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang sudah diperoleh. Tahap editing yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengecek kembali kelengkapan lembar instrumen yang akan diujikan. Tahapan editing ini juga dilakukan oleh peneliti untuk memperbaiki instrumen yang telah diuji validitas isi, muka, dan konstruk. 3) Data entry Data entery adalah tahap memasukan data berupa nama siswa, skor dan jenis kelamin ke dalam program Microsoft
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Excel (Ms.Excel) sebagai pengolahan untuk diuji lebih lanjut menggunakan program Statistical Packages for Social Science (SPSS) 20.00 for Windows. 4) Data cleaning Data cleaning dilakukan untuk membersihkan atau merapikan data-data hasil penelitian. Data cleaning pada penelitan ini
seperti
menghapus
data-data
yang tidak
diperlukan. 5) Mengelompokkan Jawaban Setelah peneliti memperoleh jawaban dari siswa dan mengetahui
jenis
dikelompokkan
kelamin
sesuai
siswa
dengan
maka
data
Kompetensi
tersebut Dasarnya.
Pengelompokkan data pada soal pilihan ganda berdasarkan jawaban siswa dan tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban yang dipilih. Siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa yang menjawab salah namun siswa yakin benar terhadap jawaban yang dipilih tersebut. Pada soal uraian jawaban siswa dikelompokkan ke dalam kategori miskonsepsi dan tidak miskonsepsi. Jawaban siswa yang miskonsepsi adalah yang tidak sesuai dengan kunci jawaban. Pengelompokkan siswa berdasarkan
jenis
kelamin
menggunakan daftar cek.
dengan
cara
tabulasi
data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
6) Mempersentasekan Data yang sudah dikelompokkan kemudian dipersentasekan untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi pada tiap item soal. Persentase dilakukan dengan menggunakan
tabel.
Langkah
berikutnya
adalah
mempresentasikan hasil dari persentase setiap jawaban siswa ke
dalam
bentuk
diagram.
Peneliti
menyajikan
data
miskonsepsi siswa melalui 2 cara. Cara pertama yaitu secara umum, artinya data miskonsepsi IPA Fisika pada soal pilihan ganda disajikan berdasarkan seluruh item menggunakan diagram batang. Cara kedua yaitu secara khusus, artinya data miskonsepsi IPA Fisika disajikan khusus per item berdasarkan kelompok KD-nya dengan menggunakan diagram batang. b. Mendeskripsikan Langkah yang terakhir adalah membuat deskripsi tentang miskonsepsi IPA Fisika yang dialami oleh siswa dengan melihat persentase miskonsepsi yang paling tinggi pada setiap item soal. Hal yang sama dilakukan pada item soal uraian, keseluruhan miskonsepsi pada soal uraian dipresentasikan dalam bentuk diagram yang kemudian dideskripsikan secara umum, selanjutnya dilakukan presentasi miskonsepsi siswa per item soal dalam bentuk tabel lengkap dengan beberapa alternatif jawaban siswa dan jumlah persentasenya. Kemudian peneliti membuat deskripsi miskonsepsi yang dialami oleh siswa dengan melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
persentase yang paling tinggi dalam satu konsep atau item soal tersebut. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi jika uraian jawaban yang diberikan oleh siswa tidak sesuai dengan pedoman penskoran yang sudah dibuat oleh peneliti. 2. Uji Hipotesis Peneliti melakukan uji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 2 yaitu apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Tahap-tahap uji hipotesis meliputi: a. Merumuskan null hypothesis Hipotesis statistik penelitian dibuat berdasarkan pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini adalah “apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah H0
=
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)
H1
=
ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
b. Menguji normalitas skor tes Uji normalitas skor tes dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: H0
=
Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal
H1
=
Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal
Kriteria normalitas suatu data adalah 1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal 2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal Kemudian melengkapi dengan grafik histogram sebaran data. c. Menguji homogenitas skor tes Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan analisis Of Variance (ANOVA) pada IBM SPSS 20. Asumsi dalam pengujian ANOVA adalah bahwa varian kelompok data adalah sama atau homogen. Jika Signifikansi < 0,05 maka varian kelompok data tidak sama atau tidak homogen, dan jika Signifikansi > 0,05 maka varian kelompok data sama atau homogen (Priyanto, 2012: 100). d. Menguji hipotesis Uji Hipotesis pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa. Taraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
signifikansi yang digunakan adalah dengan uji dua pihak atau kelompok data yakni jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Apabila semua data terdistribusi normal maka dapat dianalisis menggunakan Independent sample t-test, sedangkan apabila salah satu data atau semua data tidak terdistribusi normal dapat dianalisis menggunakan MannWhitney Test. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0
=
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1= µ2)
H1
=
ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1≠ µ2).
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut (Santosa, 2012: 256). 1) Jika harga sig (2-tailed) > 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. 2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berupa deskripsi data dan analisis data yang dilakukan. Bagian pembahasan dijelaskan mengenai pemaknaan terhadap hasil penelitian yang didapatkan, kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian yang relevan serta kajian teori. A.
Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman atas persetujuan dari Universitas Sanata Dharma, badan pendidikan Kabupaten Sleman, serta UPTD Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun ajaran 2014/2015. Peneliti melakukan pengambilan data atau penelitian pada bulan Mei-Juni. Peneliti menyebar instrumen penelitian ke SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang menjadi sampel penelitian. Peneliti mengambil seluruh SD Negeri di Kecamatan Prambanan yang berjumlah 22 sekolah. Keseluruhan sekolah yang digunakan untuk penelitian tersebut tidak lepas dari persetujuan kepala sekolah setiap SD yang bersangkutan. Setelah kepala sekolah memberikan izin, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menemui guru kelas V untuk menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan, meminta data siswa untuk
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
menentukan sampel yang diambil di SD tersebut, serta tata cara pengerjaan instrumen yang akan diujikan. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan instrumen soal kepada para siswa kelas V SD Negeri seKecamatan Prambanan sesuai dengan sampel yang telah ditentukan pada masing-masing sekolah. Jumlah SD Negeri di Kecamatan Prambanan cukup banyak, sehingga peneliti berkoordinasi dengan guru kelas untuk menitipkan instrumen penelitian tersebut, yang selanjutnya akan diberikan kepada responden (siswa) untuk dikerjakan. Instrumen soal dikerjakan dalam waktu 90 menit. Peraturan dalam mengerjakan instrumen soal tersebut adalah siswa tidak diperbolehkan mencontek, membuka buku, mengerjakan soal tersebut di rumah dan selama pengerjaannya diawasi oleh guru kelas. Peneliti bersepakat dengan wali kelas masing-masing SD yang menjadi sampel penelitian, terkait waktu pengambilan kembali instrumen penelitian yang telah dikerjakan siswa. 2. Deskripsi Responden Penelitian Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 242 responden (siswa). Keseluruhan responden tersebut merupakan jumlah sampel yang diambil dari 22 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan. Penelitian ini menggunakan 2 bentuk instrumen soal yaitu pilihan ganda dan uraian tentang IPA Fisika kelas V SD. Setiap siswa mengisi identitas berupa nama, asal sekolah, dan jenis kelamin. Berdasarkan identitasidentitas tersebut dapat diketahui jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Berikut ini merupakan persentase jenis kelamin siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Jenis Kelamin Siswa No.
Jenis Kelamin
1 2
Laki-laki Perempuan Jumlah
Jumlah Responden 104 138 242
Persentase 42,98 % 57,02 % 100 %
Berdasarkan tabel 4.1, dapat digambarkan pie chart jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman sebagai berikut:
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Kelamin Siswa Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa banyaknya siswa yang berjenis kelamin laki-laki adalah 104 siswa (42,98 %) dan banyaknya siswa yang berjenis kelamin perempuan adalah 138 siswa (57,02 %). Dilihat dari hasil persentasenya jumlah siswa perempuan lebih banyak dari pada jumlah siswa laki-laki. Selisih antara jumlah siswa perempuan dan laki-laki adalah 14,04 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Peneliti pada bagian ini akan mendeskripsikan mengenai miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan
Prambanan
Kabupaten
Sleman
yang
menggunakan
kurikulum 2006. Ada atau tidaknya miskonsepsi dapat diketahui berdasarkan hasil pekerjaan siswa dari Kompetensi Dasar (KD) yang diujikan. Peneliti akan mendeskripsikan data pada instrumen soal pilihan ganda dan instrumen soal uraian. Deskripsi data disajikan secara umum atau keseluruhan dan secara khusus yaitu per KD. Berikut ini adalah deskripsi data dari kedua instrumen (pilihan ganda dan uraian) yang dianalisis secara terpisah. Deskripsi data kedua instrumen tersebut disajikan oleh peneliti sabagai berikut: a.
Deskripsi data instrumen soal pilihan ganda Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal pilihan ganda dapat dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab salah dan yakin benar terhadap jawaban yang dipilih. Pada soal pilihan ganda ada 4 opsi jawaban yaitu a, b, c, dan d. Keempat opsi jawaban tersebut terdiri dari 1 jawaban benar dan 3 jawaban salah, yang disertai dengan tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban yang dipilih, tingkat keyakinan tersebut terdiri dari yakin benar dan tidak yakin benar. Ketiga persentase jawaban yang salah dan yakin benar akan dijumlahkan, sehingga dapat diketahui persentase miskonsepsi siswa pada item tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Peneliti menuliskan KD beserta nomer item soal yang mewakili pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 KD dan Nomor Item Soal yang Mewakili pada Instrumen Pilihan Ganda No 1 2 3 4 5 6
Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
Item 1, 2, dan 3 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 10, 11, 12, dan 13 14 dan 15 16, 17, dan 18 19 dan 20
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ada 6 KD yang digunakan dan diwakili dengan 20 item soal. Keseluruhan hasil pengolahan data tersebut akan dideskripsikan secara umum (seluruh KD) dan secara khusus (per KD dan per item soal pilihan ganda). Bagian pertama peneliti akan mendeskripsikan secara umum miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Sleman. Persentase miskonsepsi IPA Fisika secara umum pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Prambanan pada Seluruh KD Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui dari 20 item soal yang ada, terdapat 13 item soal yang memiliki persentase miskonsepsi lebih dari 30%, 13 item tersebut adalah item nomor 2, 3, 4, 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Item soal yang memiliki persentase miskonsepsi kurang dari 30% adalah item nomor 1, 5, 7, 8, 9, 12, dan 20. Nomor item 16 yang mengulas tentang konsep pembentukan tanah karena pelapukan (menggolongkan jenis-jenis batuan) menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi tertinggi dengan persentase sebesar 47,93%, sedangkan nomor item yang memiliki nilai miskonsepsi terendah dengan persentase sebesar 2,07% terdapat pada nomor item 9 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
(bidang miring). Masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi lebih dari 30% sehingga dapat dikatakan bahwa masih banyak siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan. Bagian yang kedua peneliti akan mendeskripsikan secara khusus miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Deskripsi secara khusus tersebut dilakukan dengan meninjau setiap KD yang telah diujikan. 1) KD 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Pada KD 5.1 peneliti mengujikan 3 item soal yang mewakili 2 indikator. Nomor item 1 mewakili indikator 5.1.1 menyebutkan macam-macam gaya, nomor item 2 dan 3 mewakili indikator 5.1.2 mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya. Hasil pengujian soal pada KD 5.1 tersaji dalam gambar 4.3, 4.4, dan 4.5 berikut ini:
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada item 1 mengenai konsep macam-macam gaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 1 dengan total persentase sebesar 18,59 % atau sebanyak 45 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban A dengan persentase 11,57 % atau sebanyak 28 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa contoh dari penerapan gaya gravitasi adalah jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 2 sebagai berikut:
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.4 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep faktor-faktor yang mempengaruhi gaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 2 dengan total persentase sebesar 45,45 % atau sebanyak 110 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D dengan persentase 26,03 % atau sebanyak 63 siswa. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa permukaan air selalu datar bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 3 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.5 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep faktor-faktor yang mempengaruhi gaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 3 dengan total persentase sebesar 42,97 % atau sebanyak 104 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban C dengan persentase 19,83 % atau sebanyak 48 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
2) KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Pada KD 5.2 ini diujikan dengan memberikan 6 soal yang mewakili 3 indikator. Nomor item 4, 5, dan 6 mewakili indikator 5.2.1 mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana. Nomor item 7 dan 8 mewakili indikator 5.2.2 menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama, dan nomor item 9 mewakili indikator 5.2.3 menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Hasil pengujian soal pada KD 5.2 tersaji dalam gambar berikut ini:
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.6 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep ciri-ciri pesawat sederhana. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 4 dengan total persentase sebesar 36,60 % atau sebanyak 91 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban C dengan persentase 18,18 % atau sebanyak 44 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa semakin besar ukurannya maka gaya kuasanya semakin besar bukan termasuk sifat roda. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 5 sebagai berikut:
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.7 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep ciri-ciri pesawat sederhana. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 5 dengan total persentase sebesar 29,76 % atau sebanyak 72 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban A dengan persentase 16,94 % atau sebanyak 41 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa gunting termasuk pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 6 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 6 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.8 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep ciri-ciri pesawat sederhana. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 6 dengan total persentase sebesar 35,54 % atau sebanyak 86 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban C dengan persentase 14,05 % atau sebanyak 34 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa bagian sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring terletak pada nomer III dan I. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 7 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 7 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.9 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis tuas dan pengungkit jenis pertama. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 7 dengan total persentase sebesar 14,87 % atau sebanyak 36 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D dengan persentase 7,85 % atau sebanyak 19 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pemecah biji termasuk tuas jenis pertama. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 8 sebagai berikut:
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 8 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.10 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis tuas dan pengungkit jenis pertama. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 8 dengan total persentase sebesar 26,44 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
atau sebanyak 64 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban C dengan persentase 18,59 % atau sebanyak 45 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan banyak siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa gerobak dorong merupakan contoh jenis tuas golongan ketiga. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 9 sebagai berikut:
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 9 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.11 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 9 dengan total persentase sebesar 2,07 % atau sebanyak 5 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D dengan persentase 1,24 % atau sebanyak 3 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 3 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok merupakan penerapan pesawat sederhana berupa pengungkit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
3) KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pada KD 6.1 ini diujikan dengan memberikan 4 soal yang mewakili 2 indikator. Nomor item 10 dan 11 mewakili indikator 6.1.1 menyebutkan sifat-sifat cahaya. Nomor item 12 dan 13 mewakili indikator 6.1.2 menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Hasil pengujian soal pada KD 6.1 tersaji dalam gambar berikut ini:
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 10 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.12 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat-sifat cahaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 10 dengan total persentase sebesar 42,15 % atau sebanyak 102 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban B dengan persentase 20,25 % atau sebanyak 49 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 49 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa rambatan cahaya
matahari
yang
menembus
genting
kaca
bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
menunjukkan contoh sifat cahaya merambat lurus. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 11 sebagai berikut:
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 11 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.13 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat-sifat cahaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 11 dengan total persentase sebesar 40,09 % atau sebanyak 97 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban B dengan persentase 16,63 % atau sebanyak 40 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 40 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa dispersi cahaya adalah peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulirbulir air hujan. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 12 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 12 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.14 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 12 dengan total persentase sebesar 23,55 % atau sebanyak 57 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban C dengan persentase 14,46 % atau sebanyak 35 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 35 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin dekat dengan jarak bayangan dengan cermin. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 13 sebagai berikut:
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 13 Soal Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Gambar 4.15 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 13 dengan total persentase sebesar 44,63 % atau sebanyak 108 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban A dengan persentase 28,92 % atau sebanyak 70 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 70 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa yang dimaksud dengan bayangan maya adalah bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya. 4) KD 6.2. membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Pada KD 6.2 ini diujikan dengan memberikan 2 soal yang mewakili 1 indikator, yaitu nomor item 14 dan 15 yang mewakili indikator 6.2.1 mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Hasil pengujian soal pada KD 6.2 tersaji dalam gambar berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 14 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.16 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 14 dengan total persentase sebesar 37,60 % atau sebanyak 91 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D dengan persentase 18,18 % atau sebanyak 44 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 44 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut mikroskop. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 15 sebagai berikut:
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 15 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.17 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 15 dengan total persentase sebesar 46,69 % atau sebanyak 113 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D dengan persentase 32,23 % atau sebanyak 78 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 78 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah cermin dan lem. 5) KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Pada KD 7.1 ini diujikan dengan memberikan 3 soal yang mewakili 2 indikator. Nomor item 16 mewakili indikator 7.1.1 menggolongkan jenis-jenis batuan. Nomor item 17 dan 18 mewakili indikator 7.1.2 menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Hasil pengujian soal pada KD 7.1 tersaji dalam gambar berikut ini:
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 16 Soal Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Gambar 4.18 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep jenis-jenis batuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 16 dengan total persentase sebesar 47,93 % atau sebanyak 116 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D dengan persentase 23,14 % atau sebanyak 56 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 56 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa ciri-ciri dari batuan basal ditunjukkan pada nomor 1, 3, dan 5. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 17 sebagai berikut:
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 17 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.19 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 17 dengan total persentase sebesar 39,24 % atau sebanyak 95 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban D dengan persentase 19 % atau sebanyak 46 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 46 siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena pengaruh paparan panas sinar matahari. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 18 sebagai berikut:
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 18 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.20 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 18 dengan total persentase sebesar 31,41 % atau sebanyak 76 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban B dengan persentase 14,88 % atau sebanyak 36 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 36 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa pelapukan fisis adalah pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup. 6) KD 7.3 mendeskripsikan struktur bumi. Pada KD 7.3 ini diujikan dengan memberikan 2 soal yang mewakili 1 indikator, yaitu nomor item 19 dan 20 yang mewakili indikator 7.3.1 mendeskripsikan struktur permukaan bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Hasil pengujian soal pada KD 7.3 tersaji dalam gambar berikut ini:
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 19 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.21 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep struktur permukaan bumi. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 19 dengan total persentase sebesar 43,80 % atau sebanyak 106 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban A dengan persentase 20,25 % atau sebanyak 49 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 49 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi. Selanjutnya akan dibahas item soal nomor 20 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 20 Soal Pilihan Ganda Gambar 4.22 menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep struktur permukaan bumi. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab salah dan yakin benar pada item 20 dengan total persentase sebesar 9,92 % atau sebanyak 24 siswa. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada jawaban B dengan persentase 4,96 % atau sebanyak 12 siswa. Berdasarkan persentase tersebut dapat dikatakan ada 12 siswa mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman bahwa letak magma pada gambar ditunjukkan oleh huruf B. Berdasaran deskripsi data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa miskonsepsi IPA Fisika masih banyak terjadi pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Hal ini dibuktikan berdasarkan 20 item soal yang diujikan, masih banyak siswa yang menjawab salah dan yakin benar atas jawaban yang dipilih. b. Deskripsi data instrumen soal uraian Peneliti akan mendeskripsikan hasil pengujian instrumen soal uraian yang terdiri dari 5 butir soal. Instrumen tersebut telah diujikan pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman sesuai dengan sampel yang telah ditentukan. Hasil pengujian instrumen soal uraian tersebut akan dideskripsikan per-Kompetensi Dasar (KD). Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
konsep atau tidak sesuai dengan kunci jawaban yang sudah ditetapkan. Deskripsi data pada instrumen uraian dibagi menjadi dua bagian yaitu deskripsi secara umum serta deskripsi secara khusus per KD dan per item soal uraian. Secara umum persentase miskonsepsi IPA Fisika pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada gambar 4.23 berikut ini:
Gambar 4.23 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian untuk Semua KD Gambar 4.23 menunjukkan bahwa siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan
Kabupaten
Sleman
mengalami
miskonsepsi pada mata pelajaran IPA Fisika semester 2. Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui siswa mengalami miskonsepsi lebih dari 30 % pada tiap item soal yang diujikan, hanya pada item 4 saja persentase miskonsepsi siswa di bawah 30 %. Persentase tertinggi terjadinya miskonsepsi terdapat pada nomor item 3 yang mengulas tentang konsep sifat-sifat cahaya (sifat bayangan pada cermin) dengan persentase 96,69 %, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
nomor item 4 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana (fungsi bidang miring) menjadi soal yang memiliki miskonsepsi terendah dengan persentase 17,36 %. Hal ini membuktikan bahwa masih terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan. Bagian
kedua
peneliti
akan
mendeskripsikan
data
miskonsepsi secara khusus atau lebih mendalam per KD. 1) KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Pada KD 5.2 ini diujikan dengan memberikan 2 soal yaitu nomor item 1 yang mewakili indikator 5.2.1 menjelaskan perbedaan golongan pengungkit, serta nomor item 4 yang mewakili indikator 5.2.2 menjelaskan fungsi bidang miring. Hasil pekerjaan siswa akan dianalisis pada tabel 4.3 dan 4.4 berikut ini: Tabel 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Uraian Nomor Butir Soal 1
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Gambar A merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu. Gambar B merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa.
Gambar A merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu. Gambar B merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa. Karena A titik tumpunya berada diantara kuasa dan beban sedangkan yang B bebanya berada diantara kuasa dan titik tumpu.
81
33,47 %
3
1,24 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Nomor Butir Soal 1
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Gambar A merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu Gambar B merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa.
A karena titik kuasa terletak diantara tumpul dan beban B Karena titik tumpul berada diantara kuasa dan beban. A pengungkit diantara beban diantara kuasa dan titik tumpu. B pengungkit diantara kuasa diantara beban dan titik tumpu. A : pengungkit jenis 2 B : pengungkit jenis 2. Karena tang jenis ke 2 dan digunakan sebagai memperkeras skrup. Karena linggis jenis ke 3 dan digunakan sebagai pemecah kemiri.
1
0,41 %
1
0,41 %
1
0,41 %
9
3,72 %
A adalah pengungkit tuas golongan 3 karena beban berada diantara titik tumpu dan kuasa. B adalah pengungkit tuas golongan 1 karena titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Karena letak titik tumpu kuasa dan bebanya berbeda. Gambar A alat pemecah kemiri termasuk pengungkit 3. Gambar B alat pencabut paku termasuk pengungkit 2. Gambar A karena titik bebanya diantara kuasa titik tumpu. Gambar B karena titik bebanya di depan titik tumpu. Karena beban yang tidak sama, tidak sama golongannya. A : jenis golongan ke 1 B : jenis golongan ke 3 A : jenis golongan 1 B : jenis golongan 2. Karena pada gambar A beban berada di tengah dan di ujung depan. Karena pada gambar B beban hanya di atas ujung. A : pengungkit jenis 2 B : pengungkit jenis 1. Karena kemampuan atau bentuk bendanya saling berbeda dan saling mempunyai pertahanan bentuk berbeda
4
1,65 %
39
16,12 %
11
4,55 %
1
0,41 %
3
1,24 %
3
1,24 %
9
3,72 %
1
0,41 %
1
0,41 %
1
0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Nomor Butir Soal 1
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Gambar A merupakan Karena ukuran dan bentuknya pengungkit jenis kedua sangat berbeda dan yang memiliki ciri kegunaannya sangat berbeda. beban berada diantara A untuk membuka tutup posisi kuasa dan titik botol, B untuk mencabut tumpu paku. Gambar B merupakan Jawaban tidak sesuai dengan pengungkit pertama kontek. yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa. Jumlah
Jumlah
Persentase
13
5,38 %
60
24,8 %
242
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 33,47 % siswa atau sebanyak 81 siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman mampu menjelaskan konsep dengan benar bahwa gambar A dan gambar B memiliki perbedaan. Siswa tersebut dapat menjelaskan bahwa gambar A termasuk pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri-ciri titik beban terletak diantara titik tumpu dan titik kuasa, sedangkan gambar B termasuk pengungkit jenis pertama yang memiliki ciri-ciri titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman mengalami kesalahan konsepsi. Ada 19 % siswa mengalami kesalahan dalam menentukan posisi titik kuasa, beban, dan tumpu pada jenis pengungkit; 15,7 % siswa mengalami kesalahan konsepsi dalam menentukan jenis pengungkit gambar A dan gambar B; 1,24 % siswa mengalami kesalahan konsepsi dalam menentukan jenis pengungkit gambar A dan gambar B dengan menjawab karena beban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
yang tidak sama, tidak sama golongannya; 0,41 % siswa menjawab karena kemampuan atau bentuk bendanya saling berbeda dan saling mempunyai pertahanan bentuk berbeda; 5,38 % siswa menjawab karena ukuran dan bentuknya sangat berbeda dan kegunaannya sangat berbeda, A untuk membuka tutup botol dan B untuk mencabut paku; dan ada 24,8 % siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak sesuai dengan kontek. Berdasarkan deskripsi di atas dapat dikatakan bahwa terjadi miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada KD ini adalah 66,53 % atau sebanyak 161 siswa. Peneliti selanjutnya akan menyajikan jawaban siswa pada item 4 berikut ini: Tabel 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Uraian Nomor Butir Soal 4
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelokkelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak.
Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Agar tidak licin dan tergelincir Agar tidak menyebabkan erosi atau tanah longsor Karena kendaraan memperpelan laju Biar jalan semakin jauh Supaya tidak terjadi kemacetan
Jumlah Persentase
Karena untuk menambah aktivitas jalannya dan membuat gaya gravitsai bumi Jawaban tidak sesuai dengan kontek Jumlah
200 24
82,64 % 9,92 %
3 2 3
1,24 % 0,83 % 1,24 %
1
0,41 %
1 8 242
0,41 % 3,31 % 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah mengetahui alasan dari jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok, hal ini terbukti dari 82,64 % atau sebanyak 200 siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman mampu menjelaskan konsep tersebut dengan benar. Siswa tersebut dapat menjelaskan bahwa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok karena agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil, supaya pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak, dapat memperkecil gaya gesek, memanfaatkan cara kerja bidang miring, pengendara dapat sampai tempat tujuan dengan baik dan cepat. Pada tabel 4.4 juga dapat diketahui bahwa ada sebagian siswa yang mengalami miskonsepsi antara lain, ada 9,92 % siswa menyatakan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar tidak licin dan tergelincir; 1,24 % siswa mengatakan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar tidak menyebabkan erosi atau tanah longsor; 0,83 % siswa mengatakan jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok karena kendaraan memperpelan laju; 1,24 % siswa beranggapan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelokkelok biar jalan semakin jauh; 0,41 % siswa beranggapan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok supaya tidak terjadi kemacetan; ada 0,41 % siswa beranggapan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok karena untuk menambah aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
jalannya dan membuat gaya gravitasi bumi; dan ada 3,31 % siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak sesuai dengan kontek. Berdasarkan deskripsi di atas dapat dikatakan bahwa masih terjadi miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada KD ini adalah 17,36 % atau sebanyak 42 siswa. 2) KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KD ini diujikan dengan memberikan 2 item soal yaitu nomor item 2 yang mewakili indikator 6.1.1 mengidentifikasi sifat-sifat cahaya, serta nomor item 3 yang mewakili indikator 6.1.2 menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Hasil pekerjaan siswa akan dianalisis pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut ini: Tabel 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Uraian Nomor Butir Soal 2
Kunci Jawaban
Jawaban
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal.
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Karena cahaya dibiaskan menjauhi garis normal Karena terkena pantulan dari matahari maka bersifat cahaya merambat lurus Karena mengalami pendangkalan Karena air di dalam gelas dapat memantulkan cahaya Karena air benda bening dan mudah ditembus cahaya Karena ada penguraian cahaya Karena ada gaya gravitasi bumi Karena terkena air di dalam air tidak ada udara sedangkan yang diluar air ada udara
Jumlah
Persentase
161
66,53 %
7
2,89 %
14
5,79 %
3
1,24 %
12
4,96 %
2
0,83 %
4 1
1,65 % 0,41 %
1
0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Nomor Butir Soal 2
Kunci Jawaban
Jawaban
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal.
Karena bayangan di udara dan di air berbeda. Jika di air bayangannya lebih besar atau miring Karena gelas bersifat cembung Terurainya cahaya terhadap pensil di dalam gelas yang berisi air Jawaban tidak sesuai dengan kontek Jumlah
Jumlah
Persentase
2
0,83 %
5
2,07 %
1
0,41 %
29 242
11,98 % 100 %
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman sudah mengetahui konsep yang benar mengenai sifat-sifat cahaya. Persentase siswa yang mengetahui konsep yang benar adalah sebesar 62,53 % atau sebanyak 161 siswa. Siswa tersebut dapat menjelaskan mengapa pensil yang dimasukan terlihat patah hal itu disebabkan karena cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Pada tabel 4.5 juga dapat diketahui bahwa sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi antara lain ada 2,89 % siswa mengatakan hal tersebut terjadi karena cahaya dibiaskan menjauhi garis normal; 5,79 % siswa menyatakan karena terkena pantulan dari matahari maka bersifat cahaya merambat lurus, ada juga siswa yang beranggapan hal tersebut terjadi karena mengalami pendangkalan dengan persentase 1,24 % siswa; sebagian siswa mengatakan hal tersebut terjadi karena air di dalam gelas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
memantulkan cahaya dengan persentase 4,96 % siswa; 0,83 % mengatakan karena air benda bening dan mudah ditembus cahaya; sebagian siswa juga menyatakan hal itu terjadi karena ada penguraian cahaya dengan persentase 1,65 % siswa; 0,41 % siswa beranggapan bahwa hal tersebut terjadi karena ada gaya gravitasi bumi; 0,41 % siswa mengatakan hal tersebut terjadi karena terkena air di dalam air tidak ada udara sedangkan yang di luar air ada udara; 0,83 % siswa menyatakan hal tersebut terjadi karena bayangan di udara dan di air berbeda, jika di air bayangannya lebih besar atau miring; sebagian siswa juga mengatakan hal tersebut terjadi karena gelas bersifat cembung dengan persentase 2,07 % siswa; 0,41 % siswa menyatakan bahwa hal tersebut terjadi karena terurainya cahaya terhadap pensil di dalam gelas yang berisi air; dan 11,98 % siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak sesuai dengan kontek. Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa ada sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada KD ini adalah 33,47 % atau sebanyak 81 siswa. Peneliti selanjutnya akan menyajikan jawaban siswa pada item 3 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Tabel 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Uraian Nomor Butir Soal 3
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak.
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak. Pantulan pada cermin cekung selalu terbalik karena bayangan pada pantulan cermin cekung terkena bayangan maya atau semu dan diperbesar lalu bayangan itu akan terbalik. Iya, karena cermin terbentuk dari lup maka cermin cekung selalu terbalik. Iya, karena cermin melengkung ke dalam sehingga gambarnya terbalik. Iya, karena cermin cekung cerminnya menjorok ke depan. Iya, karena cermin cekung untuk dipasang di spion motor atau mobil untuk melihat orang di belakangnya. Ya, karena saat kita bercermin bayangan kita terlihat masuk. Tidak, karena dapat membentuk bayangan di belakangnya. Iya, karena adanya pembiasan cahaya. Iya, karena pengaruh cahaya yang memantul pada cermin cekung Karena cermin cekung bentuknya tidak datar (cekung) jadi bayangan yang terbentuk menjadi terbalik. Tidak karena cermin cekung yang tidak asli tidak akan terbalik. Tidak karena cermin cekung tidak memiliki sifat maya. Tidak, tetap lebih kecil dari nyatanya dan benda yang terlihat dekat menjadi lebih jauh. Iya, kerena cermin cekung berbentuk seperti bulan sehingga bayangan terbalik Ya, karena cahaya yang masuk karena merambat lurus ke dalam cekung dan cermin tersebut miring.
8
3,31 %
40
16,52 %
1
0,41 %
15
6,2 %
5
2,07 %
6
2,48 %
2
0,83 %
1
0,41 %
6
2,48 %
6
2,48 %
18
7,44 %
1
0,41 %
2
0, 83 %
2
0,83 %
1
0,41 %
2
0,83 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Nomor Butir Soal 3
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Ya, karena cahaya yang masuk sangat besar dan terbalik.
6
2,48 %
Iya, karena terpengaruh bayangan cermin cekung jadi terlalu terbalik jika dilihat secara baik-baik. Iya, bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik karena bayangan berada di titik pusat atau mengumpulkan cahaya Cermin cekung adalah cermin yang negatif, sehingga semua bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung pasti selalu terbalik. Tidak selalu terbalik karena cermin cekung itu hanya sementara. Tidak karena cermin cekung bersifat menyebar bukan menterbalikkan benda atau bayangan. Iya, jika benda di ruang 2 maka bayangannya berada di ruang 4. sifat bayangannya adalah terbalik dan besar. Jawaban tidak sesuai dengan kontek Jumlah
8
3,31 %
8
3,31 %
4
1,65 %
1
0,41 %
1
0,41 %
1
0,41 %
97 242
40,08 % 100 %
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan hasil bahwa hanya ada sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang mampu menjelaskan konsep dengan benar yaitu sebesar 3,31 % atau sebanyak 8 siswa. Siswa tersebut dapat menjelaskan bahwa bayangan cermin cekung tidak selalu terbalik, hal itu terjadi karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi pada konsep sifat bayangan pada cermin. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 4.6 bahwa ada 16,52 % siswa beranggapan bahwa pantulan pada cermin cekung selalu terbalik karena bayangan pada pantulan cermin cekung terkena bayangan maya atau semu dan diperbesar lalu bayangan itu akan terbalik; 0,41 % siswa menyatakan iya karena cermin terbentuk dari lup maka cermin cekung selalu terbalik; 6,2 % siswa juga mengatakan iya karena cermin melengkung ke dalam sehingga gambarnya terbalik, ada sebagian siswa mengatakan iya karena cermin cekung cerminnya menjorok ke depan dengan persentase 2,07 % siswa; ada 2,48 % siswa mengatakan iya karena cermin cekung untuk dipasang di spion motor atau mobil untuk melihat orang di belakangnya; 0,83 % siswa membenarkan karena saat kita bercermin bayangan kita terlihat masuk; ada 0,41 % siswa mengatakan
tidak
karena
dapat
membentuk
bayangan
di
belakangnya; 2,48 % siswa mengatakan iya karena adanya pembiasan cahaya; 2,48 % siswa menyatakan iya karena pengaruh cahaya yang memantul pada cermin cekung; sebanyak 7,44 % siswa mengatakan iya karena cermin cekung bentuknya tidak datar (cekung) jadi bayangan yang terbentuk menjadi terbalik; 0,41 % siswa mengatakan tidak karena cermin cekung yang tidak asli tidak akan terbalik; 0,83 % menyatakan tidak karena cermin cekung tidak memiliki sifat maya; 0,83 % siswa mengatakan bahwa tidak tetap lebih kecil dari nyatanya dan benda yang terlihat dekat menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
jauh; ada 0,41% siswa mengatakan iya kerena cermin cekung berbentuk seperti bulan sehingga bayangan terbalik; 0,83 % siswa mengatakan iya karena cahaya yang masuk karena merambat lurus ke dalam cekung dan cermin tersebut miring; 2,48 % siswa mengatakan iya karena cahaya yang masuk sangat besar dan terbalik; 3,31 % siswa mengatakan iya karena terpengaruh bayangan cermin cekung jadi terlalu terbalik jika dilihat secara baik-baik; ada 3,31 % siswa membenarkan jika bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik karena bayangan berada di titik pusat atau mengumpulkan cahaya; 1,65 % siswa mengatakan cermin cekung adalah cermin yang negatif sehingga semua bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung pasti selalu terbalik; 0,41 % siswa menyatakan tidak selalu terbalik karena cermin cekung itu hanya sementara; 0,41 % siswa mengatakan tidak karena cermin cekung bersifat menyebar bukan menterbalikkan benda atau bayangan; ada 0,41 % siswa yang menyatakan bahwa iya jika benda di ruang 2 maka bayangannya berada di ruang 4 sifat bayangannya adalah terbalik dan besar; dan ada 40,08 % siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak sesuai dengan kontek. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti pada tabel 4.6 mengenai konsep sifat bayangan pada cermin dapat disimpulkan bahwa memang benar sebagian besar siswa mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi. Secara keseluruhan persentase siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
mengalami miskonsepsi pada konsep ini adalah 96,69 % siswa atau sebanyak 234 siswa. 3) KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. KD ini diujikan dengan memberikan 1 item soal yaitu nomor item 5 yang mewakili indikator 7.1.1 menggolongkan jenis-jenis batuan. Peneliti selanjutnya akan menyajikan jawaban siswa pada item 5 berikut ini: Tabel 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Uraian Nomor Butir Soal 5
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku Batuan sedimen adalah batuan endapan dari magma yang mengendap. Batuan beku: berasal dari magma Batuan sedimen : berasal dari pelapukan batuan. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena lahar letusan gunung berapi Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena tekanan suhu yang tinggi. Batuan beku adalah batu yang membeku Batuan sedimen adalah batu pasir untuk membuat candi atau bangunan. Batuan beku berasal dari endapan magma Batuan sedimen berasal dari pelapukan makhluk hidup. Batuan beku membeku saat berada di dalam gunung Batuan sedimen membeku saat berada di bawah gunung.
51
21,07 %
48
19,83 %
6
2,48 %
2
0,83 %
15
6,2 %
28
11,57 %
2
0,83 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Nomor Butir Soal 5
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
Batuan beku yang berasal dari es batu Batuan sedimen adalah batuan yang berasal dari letusan gunung berapi yang dikeluarkan oleh lahar. Batuan beku batunya keras Batuan sedimen batunya halus. Batuan beku adalah batuan dari hasil fosil Batuan sedimen adalah batuan dari letusan gunung berapi Batuan beku merupakan hasil pelapukan oleh lumut Batuan sedimen merupakan hasil pelapukan fisika. Batuan beku terbentuk atas embunembun kecil yang terjadi karena perubahan suhu Batuan sedimen terbentuk atas pelapukan karena sinar matahari Batuan beku : berasal dari magma Batuan sedimen : terdiri dari butiranbutiran kapur yang halus.
7
2,9 %
7
2,9 %
1
0,41 %
1
0,41 %
1
0,41 %
3
1,24 %
Batuan beku : batuan yang terdiri atas magma dan larva. Batuan sedimen : batuan yang berasal dari penguapan. Batuan beku adalah batuan yang menjadi konglomerat atau batu granit dan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari magma atau larva dari gunung berapi. Batuan beku adalah batuan yang dingin Batuan sedimen adalah batuan yang panas. Batuan beku : tidak dapat menyerap air dan tidak subur. Batuan sedimen : dapat menyerap air dan tidak subur. Batuan beku terbentuk dari butiranbutiran kapur halus Batu sedimen terbentuk dari magma Batuan beku terbuat dari pelapukan salju Batuan sedimen terbuat dari pelapukan batu tanah. Batuan beku : terjadi karena pelapukan makhluk hidup dan tanah. Batuan sedimen : terjadi karena pelapukan antara batuan malihan dan batuan beku. Jawaban tidak sesuai dengan kontek Jumlah
1
0,41 %
2
0,83 %
2
0,83 %
3
1,24 %
1
0,41 %
1
0,41 %
4
1,65 %
56 242
23,14 % 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa 21,07 % siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman mampu menjelaskan perbedaan batu beku dan batu sedimen dengan benar. Siswa tersebut menjelaskan bahwa batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang sedimen adalah batuan yang
membeku. Sedangkan batuan
terbentuk dari proses pengendapan
lumpur dan mineral dalam air sungai. Pada tabel 4.7 juga dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman mengalamai kesalahan konsep atau miskonsepsi antara lain ada 19,83 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku sedangkan batuan sedimen adalah batuan endapan dari magma yang mengendap; 2,48 % siswa mengatakan batuan beku berasal dari magma batuan dan sedimen berasal dari pelapukan batuan; ada 0,83 % siswa beranggapan bahwa batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena lahar letusan gunung berapi sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena tekanan suhu tinggi; 6,2 % siswa beranggapan bahwa batuan beku adalah batu yang membeku dan batuan sedimen adalah batu pasir untuk membuat candi atau bangunan; 11,57 % siswa menyatakan bahwa batuan beku berasal dari endapan magma dan batuan sedimen berasal dari pelapukan makhluk hidup; 0,83 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku membeku saat berada di dalam gunung batuan sedangkan sedimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
membeku saat berada di bawah gunung; 2,9 % siswa mengatakan bahwa batuan beku yang berasal dari es batu sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang berasal dari letusan gunung berapi yang dikeluarkan oleh lahar; 2,9 % siswa mengatakan bahwa batuan beku batunya keras sedangkan batuan sedimen batunya halus; 0,41 % siswa menyatakan bahwa batuan beku adalah batuan dari hasil fosil dan batuan sedimen adalah batuan dari letusan gunung berapi; 0,41 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku merupakan hasil pelapukan oleh lumut sedangkan batuan sedimen merupakan hasil pelapukan fisika; 0,41 % siswa mengatakan bahwa batuan beku terbentuk atas embun-embun kecil yang terjadi karena perubahan suhu dan batuan sedimen terbentuk atas pelapukan karena sinar matahari; 1,24 % siswa beranggapan bahwa batuan beku: berasal dari magma sedangkan batuan sedimen: terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus; 0,41 % siswa mengatakan batuan beku adalah batuan yang terdiri atas magma dan larva sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang berasal dari penguapan; 0,83 % siswa menyatakan bahwa batuan beku adalah batuan yang menjadi konglomerat atau batu granit dan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari magma atau larva dari gunung berapi; 0,83 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku adalah batuan yang dingin batuan sedangkan sedimen adalah batuan yang panas; 1,24 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku: tidak dapat menyerap air dan tidak subur sedangkan batuan sedimen: dapat menyerap air dan tidak subur; ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
0,41 % siswa mengatakan bahwa batuan beku terbentuk dari butiranbutiran kapur halus sedangkan batu sedimen terbentuk dari magma; 0,41 % siswa menjelaskan bahwa batuan beku terbuat dari pelapukan salju dan batuan sedimen terbuat dari pelapukan batu tanah; ada 1,65 % siswa beranggapan bahwa batuan beku terjadi karena pelapukan makhluk hidup dan tanah sedangkan batuan sedimen terjadi karena pelapukan antara batuan malihan dan batuan beku; dan ada 23,14 % siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak sesuai dengan kontek. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti pada tabel 4.7 tentang perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen dapat disimpulkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi pada konsep pembentukan tanah. Secara keseluruhan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep pembentukan tanah adalah 78,93 % siswa atau sebanyak 191 siswa. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis 5 item soal uraian yang diujikan pada siswa, masih ada siswa yang menjawab di luar konsep atau jawaban yang sudah ditetapkan dalam hal ini adalah kunci jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
4. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD dilihat dari jenis kelamin Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas pada item soal pilihan ganda dan item soal uraian menggunakan SPSS versi 20. Berikut ini peneliti akan menguraikan uji persyaratan analisis. a. Uji Normalitas Peneliti melakukan uji normalitas untuk mengetahui sebaran data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian. Uji normalitas dengan menggunakan bantuan Kolmogorov-Smirnov yang terdapat pada SPSS versi 20. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: 1) Uji normalitas pada instrumen soal pilihan ganda Hasil uji normalitas pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal Pilihan Ganda
No. 1 2
Aspek Jenis kelamin Skor
Nilai Sig. (2-tailed) 0,000 0,105
Keterangan Data tidak terdistribusi nomal Data terdistribusi normal
Tabel 4.8 di atas memperlihatkan sig(2-.tailed) pada variabel jenis kelamin adalah 0,000, maka data dapat dikatakan tidak normal karena nilai signifikansinya kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Pada variabel skor memperlihatkan sig(2-.tailed) adalah 0,105, maka data dapat dikatakan normal karena nilai signifikansinya lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
besar dari taraf signifikansi α = 0,05. Peneliti akan menyajikan data dalam bentuk histogram pada gambar 4.24 berikut ini:
Gambar 4.24 Histogram Jenis Kelamin Siswa pada Soal Pilihan Ganda Gambar 4.24 menunjukkan histogram jenis kelamin siswa pada soal pilihan ganda yang menyatakan bahwa data tidak terdistribusi normal. Sedangkan, histogram tentang skor siswa dapat dilihat pada gambar 4.25 berikut ini:
Gambar 4.25 Histogram Skor Siswa pada Soal Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Gambar 4.25 menunjukkan histogram skor siswa pada soal pilihan ganda yang menyatakan bahwa data terdistribusi normal. 2) Uji normalitas pada instrumen soal uraian Hasil uji normalitas pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal Uraian No. 1 2
Aspek Jenis kelamin Skor
Nilai Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
Keterangan Data tidak terdistribusi nomal Data tidak terdistribusi normal
Tabel di atas memperlihatkan sig(2-.tailed) pada variabel jenis kelamin adalah 0,000, maka dapat dikatakan data tidak normal karena nilai signifikansinya kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Pada variabel skor memperlihatkan sig(2-.tailed) adalah 0,000, maka data dapat dikatakan tidak normal karena nilai signifikansinya kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Peneliti akan menyajikan data dalam bentuk histogram pada gambar 4.26 berikut ini:
Gambar 4.26 Histogram Jenis Kelamin Siswa pada Soal Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Gambar 4.26 menunjukkan histogram jenis kelamin siswa pada soal uraian yang menyatakan bahwa data tidak terdistribusi normal. Sedangkan, histogram tentang skor siswa dapat dilihat pada gambar 4.27 sebagai berikut:
Gambar 4.27 Histogram Skor Siswa pada Soal Uraian Gambar 4.27 menunjukkan histogram skor siswa pada soal uraian yang menyatakan bahwa data tidak terdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas dapat diketahui bahwa salah satu data tidak terdistribusi normal yaitu data jenis kelamin, maka peneliti selanjutnya akan melakukan uji non parametik. Sebelumnya peneliti akan melakukan uji homogenitas. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan adanya kesamaan variansi populasi atau data variabel homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian. Data dapat dikatakan homogen bila nilai disignifikansi lebih dari 0,05. Uji homogenitas didasarkan pada uji Levene Statistic dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Berikut ini merupakan hasil uji homogenitas pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian. 1) Uji homogenitas pada instrumen soal pilihan ganda Hasil uji homogenitas pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Statistik One way ANOVA
Levenes Statistic 0,108
Sig. 0,743
Keterangan Homogen
Tabel 4.10 di atas menunjukkan hasil uji homogenitas yang menyatakan taraf signifikansinya 0,743. Taraf signifikansi yang telah didapatkan oleh peneliti lebih besar dari 0,05. Hasil uji homogenitas pada data yang telah diuji dapat dikatakan bahwa dua kelompok data yaitu laki-laki dan perempuan memiliki variansi yang sama. 2) Uji homogenitas pada instrumen soal uraian Hasil uji homogenitas pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin dan Skor pada Instrumen Soal Uraian Uji Statistik One way ANOVA
Levenes Statistic 1,017
Sig. 0,314
Keterangan Homogen
Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji homogenitas yang menyatakan taraf signifikansinya 0,314. Taraf signifikansi yang telah didapatkan oleh peneliti lebih besar dari 0,05. Hasil uji homogenitas pada data yang telah diuji dapat dikatakan bahwa dua kelompok data yaitu laki-laki dan perempuan memiliki variansi yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
5. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Mann-Whitney Test pada SPSS 20. Uji hipotesis dengan menggunakan Mann-Whitney Test karena data tidak terdistribusi normal. Uji Mann-Whitney Test dilakukan untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney Test adalah H0
=
Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1= µ2)
H1
=
Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. (µ1≠ µ2)
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut (Santosa, 2012: 256). 1) Jika harga sig (2-tailed) > 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. 2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Hasil uji hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian dapat dilihat sebagai berikut: 1) Uji hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda Hasil uji hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Statistik Mann-Whitney Test
Sig. (2-tailed) 0,517
Keterangan Tidak ada perbedaan
Tabel 4.12 di atas menunjukkan hasil uji hipotesis yang telah di uji dengan Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa harga sig(2-.tailed) adalah 0,517. Hasil uji hipotesis ini menyatakan bahwa harga sig(2-.tailed) > 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada instrumen soal pilihan ganda. 2) Uji hipotesis pada instrumen soal uraian Hasil uji hipotesis pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Uraian Uji Statistik Mann-Whitney Test
Sig. (2-tailed) 0,223
Keterangan Tidak ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji hipotesis yang telah di uji dengan Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa harga sig(2-.tailed) adalah 0,223. Hasil uji hipotesis ini menyatakan bahwa harga sig(2-.tailed) > 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada instrumen soal uraian. B. Pembahasan Bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitian miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman serta membahas perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin. Kedua hasil penelitian tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan kurikulum KTSP. Miskonsepsi dapat diketahui melalui uji coba pada siswa dengan menyebarkan soal pilihan ganda dan uraian dengan rincian 20 item soal pilihan ganda dan 5 item soal uraian. Uji coba dilakukan sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 242 siswa dari 22 SD Negeri di Kecamatan Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Peneliti membahas terjadinya miskonsepsi yang pertama melalui soal pilihan ganda. Pada soal pilihan ganda siswa dikatakan mengalami miskonsepsi dilihat dari pilihan jawaban yang salah dan menurut mereka jawaban yang mereka pilih tersebut yakin benar. Hasil penelitian pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa mengalami miskonsepsi pada item pilihan ganda. Hal ini dapat dibuktikan dari 20 item soal yang ada, terdapat 13 item soal yang memiliki persentase miskonsepsi lebih dari 30 %, 13 item tersebut adalah item nomor 2, 3, 4, 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Item soal yang memiliki persentase miskonsepsi kurang dari 30 % adalah item nomor 1, 5, 7, 8, 9, 12, dan 20. Nomor item 16 yang mengulas tentang konsep batuan (menggolongkan jenis-jenis batuan) menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi tertinggi dengan persentase sebesar 47,93 %, sedangkan nomor item yang memiliki nilai miskonsepsi terendah dengan persentase sebesar 2,07 % terdapat pada nomor item 9 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana (bidang miring). Pembahasan miskonsepsi yang kedua melalui soal uraian. Siswa dapat dikatakan mengalami miskonsepsi dilihat dari jawaban siswa yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya dalam hal ini adalah kunci jawaban. Hasil penelitian pada soal uraian menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi lebih dari 30 % pada tiap item soal yang diujikan, hanya pada item 4 saja persentase miskonsepsi siswa dibawah 30 %. Persentase tertinggi terjadinya miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
terdapat pada nomor item 3 yang mengulas tentang konsep sifat bayangan pada cermin dengan persentase 96,69 %, sedangkan nomor item 4 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana (fungsi bidang miring) menjadi soal yang memiliki miskonsepsi terendah dengan persentase 17,36 %. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti pada soal instrumen pilihan ganda dan uraian dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten
Sleman
mengalami
miskonsepsi.
Miskonsepsi atau kesalahan konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005 :4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada konsep gaya, pesawat sederhana, cahaya, pelapukan, dan struktur bumi. Penelitian yang sudah dilakukan peneliti memperoleh hasil yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Labur (2008). Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa tingkat miskonsepsi siswa cukup tinggi, miskonsepsi tersebut terdapat pada konsep gaya dan gerak. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto (2006) guru mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Apabila guru mengalami miskonsepsi dan konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
dimiliki tersebut diberikan kepada siswa, maka siswa juga akan mengalami miskonsepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Labur (2008) dan Pujayanto (2006) telah menguatkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dapat membuktikan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada materi IPA Fisika, walaupun tempat penelitian, variabel penelitian, dan sampel yang digunakan berbeda. 2. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis kelamin Peneliti akan membahas hasil analisis yang kedua yaitu apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dengan melihat hasil analisis dari instrumen soal pilihan ganda dan uraian. Berdasarkan hasil analisis pada soal pilihan ganda dan uraian peneliti mendapatkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak sepenuhnya jenis kelamin mempengaruhi terjadinya miskonsepsi. Secara umum miskonsepsi dapat disebabkan oleh siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks (Suparno, 2005: 29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Terjadinya miskonsepsi juga bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah kurangnya persiapan siswa dalam mengerjakan soal dan minat belajar siswa yang berbeda-beda, hal ini sesuai dengan pendapat Suparno (2005: 34-41) bahwa penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa yaitu prakonsepsi atau konsepsi awal, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning yang tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif, kemampuan siswa, dan minat belajar. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Penelitian yang sudah dilakukan peneliti mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufida (2013). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis kelamin siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Terjadi miskonsepsi pada konsep IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Miskonsepsi tersebut terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, proses pembentukan tanah karena pelapukan, dan struktur bumi. Miskonsepsi tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil analisis pada soal pilihan ganda dan uraian yang telah dikerjakan oleh siswa. Pada soal pilihan ganda siswa banyak mengalami miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah karena pelapukan (menggolongkan jenis-jenis batuan) sedangkan pada soal uraian siswa banyak mengalami miskonsepsi pada konsep sifat-sifat cahaya (sifat bayangan pada cermin). 2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil perhitungan instrumen soal pilihan ganda dan uraian. Hasil analisis peneliti pada instrumen soal pilihan ganda memperoleh harga sig(2-tailed) adalah 0,517 serta pada soal uraian memperoleh harga sig(2-tailed) adalah 0,223. Karena kedua harga sig(2-tailed) yang didapatkan lebih besar dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan Miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V semester 2 SD
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis kelamin siswa. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti memiliki keterbatasan antara lain: 1. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan terjadinya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Prambanan Kabupaten Sleman serta perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa dengan menggunakan instrumen soal pilihan ganda dan uraian. 2. Pada instrumen penelitian ini tidak disertai dengan alasan siswa memilih jawaban tersebut. 3. Peneliti tidak dapat melakukan pengawasan secara menyeluruh pada setiap sekolah yang digunakan untuk penelitian, karena bertepatan dengan waktu perkuliahan, sehingga peneliti memutuskan untuk meminta bantuan kepada bapak/ibu guru wali kelas untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan instrumen penelitian tersebut. C. Saran 1. Alangkah baiknya penelitian selanjutnya tidak hanya bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan terjadinya miskonsepsi, namun mencari penyebab terjadinya miskonsepsi dan cara untuk menanggulangi terjadinya miskonsepsi tersebut. 2. Bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian yang sama, sebaiknya dalam instrumen soal disertai alasan siswa memilih jawaban tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
supaya peneliti dapat menganalisis terjadinya miskonsepsi secara lebih detail dan jelas. 3. Pelaksanaan penelitian sebaiknya dilakukan pengawasan secara langsung oleh peneliti, untuk menanggulangi terjadinya kecurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
DAFTAR REFERENSI
Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas & filsafat pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Amiruddin, Z. (2010). Statistik pendidikan. Yogyakarta: Teras. Anita. (2013). Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran ipa materi gaya (penelitian tindakan kelas di kelas v sd negeri bukanagara lembang semester ii tahun ajaran 2012/ 2013.) (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia. (online). http://repository.upi.edu/1665/6/S_PGSD_0902817_chapter3.pdf diakses tanggal 21/9/2015 pukul 21.30 WIB. Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asih, C. D. (2008). Pemahaman dan miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA stella duce bantul tentang kalor. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta. Azmiyawati, C., Omegawati, W. H., & Kusumawati, R. (2008). IPA salingtemas untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baswedan, A. (2014). Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia. Internet. https://atdikbudlondon.files.wordpress.com diakses tanggal 19 Juli 2015 pukul 22.00 WIB. Cholifah, S. (2014). Perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode montessori. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; Yogyakarta. Dahar, R. W. (2006). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga. (Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK dan SD, 2007: 13-14) Kurikulum Mata pelajaran IPA SD/MI (online). http://IPA.blogspot.com diakses tanggal 24/12/2015 pukul 22.30. Dewi, Y. R. S. (2008). Pemahaman dan miskonsepsi siswa tentang rangkaian listrik seri dan paralel serta perubahannya melalui pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Effendi, S. & Tukiran. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES. Hamdani. (2013). Diskripsi miskonsepsi siswa tentang konsep-konsep dalam rangkain listrik, Vol 4, NO 1, hlm 1-12. Hamalik, O. (2007). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: Sinar baru Algesindo Offset. Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, observasi, dan focus group sebagai instrumen penggalian data kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada. Kountur, R. (2003). Metode penelitiaan untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: PPM. Labur, M. D. (2008). Miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya dalam hukumhukum newton pada siswa kelas 1 SMA di kecamatan lengke rembong, kabupaten manggarai provinsi nusa tenggara timur. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta. Mahdi, A. & Mujahidin. (2014). Panduan penelitian praktis untuk menyusun skripsi, tesis, dan disertasi. Bandung: Alfabeta. Mamang, E.S. & Sopiah. (2010). Metodologi penelitian- pendekatan praktis dalam penelitian. Yogyakarta: C.V Andi offset. Marzuki. (2013). Kajian awal tentang teori-teori gender. Jurnal onlie. staff.uny.ac.id diakses pada 25/03/2016 pukul 09.12 WIB. Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mufida, S. I. (2013). Pengaruh metode pembelajaran mind mapping dan jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas vii mtsn karengrejo tulungagung. (Skripsi). Program studi tadris matematika jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung. Norika, M. T. (2014). Pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya pada siswa di empat sma swasta di yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Permendiknas No. 22 tahun 2006. Online. http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20130729141205.Permendiknas_ No_22_Th_2006.pdf diakses pada 24/12/2015 pukul 11.00 WIB. Priyanto, D. (2012). Cara kilat belajar analisis data dengan spss 20. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Pujayanto, P. , Budiharti, R., Waskita, S., & Raharjo, T. (2007). Profil miskonsepsi siswa sd pada konsep gaya dan cahaya. Jurnal online http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/132 diakses pada 23/12/2015 pukul 10.00 WIB. Pujayanto. (2006). Miskonsepsi ipa (fisika) pada guru SD. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), Vol 1, No 1, Hlm 22. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS. Yogyakarta. Gava Media. Putro, E. W. (2009). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratama, T. S. (2013). Remidiasi miskonsepsi pada konsep gerak lurus menggunakan pendekatan konflik kognitif. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rositawaty, S. & Muharan, A. (2008). Senang belajar ilmu pengetahuan alam untuk kelas v sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Santoso, S. (2012). Panduan lengkap SPSS versi 20. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Samatowa, U. (2010). Pembelajaran ipa di sekolah dasar. Jakarta Barat: PT Indeks. Sijabat, J. E. (2015). Partisipasi masyarakat dalam mendukung bukittinggi sebagai kota wisata. Universitas Pendidikan Indonesia. (online) http://repository.upi.edu/16000/4/S_GEO_1102873_Chapter3.pdf diakses pada 21/12/2015 pukul 08.10. Subali, B. (2012). Prinsip asesmen & evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan rnd. Bandung: Alfabeta. Suha, H. R. N. (2015). Miskonsepsi pada pembelajaran matematika materi bangun datar segitiga kelas IV sekolah dasar. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; Yogyakarta. Sulistyo, A. (2013). Perbedaan gaya belajar antara laki-laki dan perempuan dalam belajar matematika di sdn 1 selodoko kecamatan ampel kabupaten boyolali.(Skripsi). Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Sulistyanto, H. & Wiyono, E. (2008). Ilmu pengetahuan alam 5: untuk SD dan Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sumanto. (2014). Statistika terapan. Yogyakarta: CAPS Sundari, Sr. (2009). Konsep dan teoti gender. Modul Program Pembelajaran Jarak Jauh Pengarus utamaan Gender (PJJ-PUG). ISBN: 978-979-16549-0-6. Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika. Jakarta: Grasindo. Suryanto, A. & Herwindati, Y. T. Internet. (2002). Pemahaman murid sekolah dasar terhadap konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbasis biologi: suatu diagnosis adanya miskonsepsi. Jurnal. Pustaka.ut.ac.id. diakses tanggal 24 Juni 2015 pukul 19.00 WIB. Syaodih, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja. Trianto. (2011). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana. Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Yuliati, L. (2006). Unit 6 miskonsepsi dan remediasi pembelajaran ipa. Modul online.http://pjjpgsd.unesa.ac.id/dok/6.Modul-6 Miskonsepsi%20dan%20Remediasi%20Pembelajaran%20IPA.pdf diakses pada 18/07/2015 pukul 21.00 WIB. Rahmawati, Y., Prayitno, B. A., & Indrowati, M. (2013). Studi komparasi tingkat miskonsepsi siswa pada pembelajaran biologi melalui model pembelajaran konstruktivisme tipe novick dan konstruktivis-kolaboratif. Jurnal online Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS diakses pada 20/12/2015 pukul 29.30 WIB. Yousnelly, P., Dian, & Zuneldi. (2010). IPA ilmu pendidikan alam. Jakarta: Yudhistira. Zuriyanti, E. internet. (2011). LITERASI SAINS DAN PENDIDIKAN. Jurnal http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/wagj1343099486.pdf diakses tanggal 23 Januari 2016 pukul 09.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
Lampiran 1 SURAT-SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD Kecamatan Prambanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Lampiran 2 DATA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri se-Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Rangkuman Data SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2014/2015 Kecamatan
: Prambanan
Kabupaten
: Sleman
Provinsi
: D.I Yogyakarta
Status Sekolah : Negeri No
Nama Sekolah
Alamat
Kurikulum yang digunakan KTSP 2006
1
SD NEGERI DELEGAN 1
Dinginan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman
2
SD NEGERI DELEGAN 2
Dinginan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
3
SD NEGERI DELEGAN 3
Polangan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
4
SD NEGERI BLEBER 1
Karanggede, Sumberharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
5
SD NEGERI KENARAN 1
Bendungan, Karangturi, Sumberharjo, Prambanaan, Sleman
KTSP 2006
6
SD NEGERI KENARAN 2
Sawo, Sumberharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
7
SD NEGERI POTROJAYAN 2
Sorogedug, Madurejo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
8
SD NEGERI GAYAMHARJO
Gayamharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
9
SD NEGERI SAMBIREJO
Sambirejo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
10
SD NEGERI POTROJAYAN 3
Jamusan, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
11
SD NEGERI BOKOHARJO
Marangan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
12
SD NEGERI REJONDANI
Marangan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
13
SD NEGERI JALI
Jali, Gayamharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
No
Nama Sekolah
Alamat
Kurikulum yang digunakan
14
SD NEGERI PRAMBANAN
Klurak baru, Prambanan, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
15
SD NEGERI PELEMSARI
Pelemsari, Bokoharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
16
SD NEGERI DADAPSARI
Dadapsari, Gayamharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
17
SD NEGERI MADUSARI 1
Jondani, Madurejo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
18
SD NEGERI CANDISARI
Candisari, Wukirharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
19
SD NEGERI TEMPURSARI
Kentheng, Sumberharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
20
SD NEGERI MADUSARI 3
Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
21
SD NEGERI SUMBERWATU
Sumberwatu, Sambirejo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
22
SD NEGERI KENARAN 3
Gunung cilik, Sumberharjo, Prambanan, Sleman
KTSP 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Lampiran 2.2 Data Hasil Tes Siswa Kelas V pada Soal Pilihan Ganda No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Sekolah SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1
Nama Responden DLN1 1 DLN1 2 DLN1 3 DLN1 4 DLN1 5 DLN1 6 DLN1 7 DLN1 8 DLN1 9 DLN1 10 DLN1 11 DLN1 12 DLN2 1 DLN2 2 DLN2 3 DLN2 4 DLN2 5 DLN2 6 DLN2 7 DLN2 8 DLN2 9 DLN2 10 DLN2 11 DLN2 12 DLN2 13 DLN3 1 DLN3 2 DLN3 3 DLN3 4 DLN3 5 DLN3 6 DLN3 7 DLN3 8 DLN3 9 DLN3 10 DLN3 11 BLB 1 BLB 2 BLB 3
Jumlah Benar 11 13 9 16 10 13 17 7 9 13 16 15 13 13 7 16 12 5 14 14 9 12 7 8 11 14 16 8 14 10 12 9 14 9 14 8 7 11 7
Nilai 55 65 45 80 50 65 85 35 45 65 80 75 65 65 35 80 60 25 70 70 45 60 35 40 55 70 80 40 70 50 60 45 70 45 70 40 35 55 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
No 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Nama Sekolah SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2
Nama Responden BLB 4 BLB 5 BLB 6 BLB 7 BLB 8 BLB 9 BLB 10 KNRN1 1 KNRN1 2 KNRN1 3 KNRN1 4 KNRN1 5 KNRN1 6 KNRN1 7 KNRN1 8 KNRN1 9 KNRN1 10 KNRN1 11 KNRN1 12 KNRN2A 1 KNRN2A 2 KNRN2A 3 KNRN2A 4 KNRN2A 5 KNRN2A 6 KNRN2A 7 KNRN2A 8 KNRN2B 1 KNRN2B 2 KNRN2B 3 KNRN2B 4 KNRN2B 5 KNRN2B 6 KNRN2B 7 KNRN2B 8 PTJ2 1 PTJ2 2 PTJ2 3 PTJ2 4 PTJ2 5 PTJ2 6
Jumlah Benar 9 14 7 12 6 11 11 16 13 12 6 11 11 12 10 9 14 10 7 14 9 8 10 17 9 9 12 11 8 7 10 14 7 7 12 4 12 12 11 11 11
Nilai 45 70 35 60 30 55 55 80 65 60 30 55 55 60 50 45 70 50 35 70 45 40 50 85 45 45 60 55 40 35 50 70 35 35 60 20 60 60 55 55 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
No 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121
Nama Sekolah SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N POTROJOYO 2 SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO
Nama Responden PTJ2 7 PTJ2 8 PTJ2 9 PTJ2 10 PTJ2 11 PTJ2 12 GYM 1 GYM 2 GYM 3 GYM 4 GYM 5 GYM 6 GYM 7 GYM 8 GYM 9 SBJ 1 SBJ 2 SBJ 3 SBJ 4 SBJ 5 SBJ 6 SBJ 7 SBJ 8 SBJ 9 SBJ 10 SBJ 11 SBJ 12 SBJ 13 PTJ3 1 PTJ3 2 PTJ3 3 PTJ3 4 PTJ3 5 PTJ3 6 PTJ3 7 PTJ3 8 BKJ 1 BKJ 2 BKJ 3 BKJ 4 BKJ 5
Jumlah Benar 10 17 13 11 12 11 6 10 6 12 8 5 7 11 7 8 6 10 11 11 11 10 10 13 13 16 15 13 8 16 12 10 10 11 11 11 14 14 14 12 11
Nilai 50 85 65 55 60 55 30 50 30 60 40 25 35 55 35 40 30 50 55 55 55 50 50 65 65 80 75 65 40 80 60 50 50 55 55 55 70 70 70 60 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
No
Nama Sekolah
122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI
Nama Responden BKJ 6 BKJ 7 BKJ 8 BKJ 9 BKJ 10 BKJ 11 BKJ 12 BKJ 13 BKJ 14 BKJ 15 RJA 1 RJA 2 RJA 3 RJA 4 RJA 5 RJA 6 RJA 7 RJA 8 RJA 9 RJA 10 RJA 11 RJA 12 RJA 13 RJB 1 RJB 2 RJB 3 RJB 4 RJB 5 RJB 6 RJB 7 RJB 8 RJB 9 RJB 10 RJB 11 RJB 12 RJB 13 JL 1 JL 2 JL 3 JL 4 JL 5
Jumlah Benar 16 16 13 13 15 14 8 14 13 17 12 9 9 11 6 9 7 14 9 9 15 5 10 16 15 10 9 13 8 14 11 11 9 8 13 13 9 12 8 10 12
Nilai 80 80 65 65 75 70 40 70 65 85 60 45 45 55 30 45 35 70 45 45 75 25 50 80 75 50 45 65 40 70 55 55 45 40 65 65 45 60 40 50 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
No 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203
Nama Sekolah SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N DADAPSARI SD N DADAPSARI SD N DADAPSARI SD N DADAPSARI SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1
Nama Responden JL 6 JL 7 JL 8 JL 9 JL 10 PBNA 1 PBNA 2 PBNA 3 PBNA 4 PBNA 5 PBNA 6 PBNA 7 PBNA 8 PBNA 9 PBNB 1 PBNB 2 PBNB 3 PBNB 4 PBNB 5 PBNB 6 PBNB 7 PBNB 8 PBNB 9 PBNB 10 PLM 1 PLM 2 PLM 3 PLM 4 PLM 5 PLM 6 PLM 7 PLM 8 PLM 9 PLM 10 PLM 11 DDP 1 DDP 2 DDP 3 MDS1 1 MDS1 2 MDS1 3
Jumlah Benar 12 13 12 11 8 11 15 15 18 10 14 6 12 14 11 13 9 6 10 15 6 12 8 8 12 9 12 13 9 8 9 10 9 13 14 9 11 10 10 11 17
Nilai 60 65 60 55 40 55 75 75 90 50 70 30 60 70 55 65 45 30 50 75 30 60 40 40 60 45 60 65 45 40 45 50 45 65 70 45 55 50 50 55 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
No 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242
Nama Sekolah SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N CANDISARI SD N CANDISARI SD N CANDISARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N SUMBERWATU SD N SUMBERWATU SD N SUMBERWATU SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3
Nama Responden MDS1 4 MDS1 5 MDS1 6 MDS1 7 MDS1 8 MDS1 9 MDS1 10 MDS1 11 CDS 1 CDS 2 CDS 3 TPS 1 TPS 2 TPS 3 TPS 4 TPS 5 TPS 6 TPS 7 TPS 8 TPS 9 TPS 10 TPS 11 TPS 12 TPS 13 MDS3 1 MDS3 2 MDS3 3 MDS3 4 MDS3 5 MDS3 6 SWU 1 SWU 2 SWU 3 KNRN3 1 KNRN3 2 KNRN3 3 KNRN3 4 KNRN3 5 KNRN3 6
Jumlah Benar 11 9 10 13 13 13 15 13 10 12 13 12 11 10 11 12 14 11 9 10 5 10 18 11 13 17 14 12 15 14 9 13 6 11 13 12 12 13 6
Nilai 55 45 50 65 65 65 75 65 50 60 65 60 55 50 55 60 70 55 45 50 25 50 90 55 65 85 70 60 75 70 45 65 30 55 65 60 60 65 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
Lampiran 2.3 Data Hasil Tes Siswa Kelas V pada Soal Uraian No
Nama Responden
Nilai Uraian
1
DLN1 1
40
2
DLN1 2
35
3
DLN1 3
35
4
DLN1 4
35
5
DLN1 5
25
6
DLN1 6
40
7
DLN1 7
60
8
DLN1 8
55
9
DLN1 9
30
10
DLN1 10
55
11
DLN1 11
50
12
DLN1 12
65
13
DLN2 1
35
14
DLN2 2
40
15
DLN2 3
40
16
DLN2 4
40
17
DLN2 5
50
18
DLN2 6
30
19
DLN2 7
50
20
DLN2 8
60
21
DLN2 9
25
22
DLN2 10
40
23
DLN2 11
30
24
DLN2 12
20
25
DLN2 13
40
26
DLN3 1
45
27
DLN3 2
35
28
DLN3 3
30
29
DLN3 4
45
30
DLN3 5
30
31
DLN3 6
45
32
DLN3 7
40
33
DLN3 8
40
34
DLN3 9
40
35
DLN3 10
30
36
DLN3 11
45
37
BLB 1
40
38
BLB 2
35
39
BLB 3
40
40
BLB 4
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
No
Nama Responden
Nilai Uraian
41
BLB 5
35
42
BLB 6
40
43
BLB 7
45
44
BLB 8
30
45
BLB 9
35
46
BLB 10
40
47
KNRN1 1
40
48
KNRN1 2
35
49
KNRN1 3
40
50
KNRN1 4
30
51
KNRN1 5
45
52
KNRN1 6
50
53
KNRN1 7
55
54
KNRN1 8
40
55
KNRN1 9
35
56
KNRN1 10
55
57
KNRN1 11
45
58
KNRN1 12
35
59
KNRN2A 1
45
60
KNRN2A 2
45
61
KNRN2A 3
25
62
KNRN2A 4
40
63
KNRN2A 5
40
64
KNRN2A 6
40
65
KNRN2A 7
35
66
KNRN2A 8
35
67
KNRN2B 1
30
68
KNRN2B 2
40
69
KNRN2B 3
50
70
KNRN2B 4
30
71
KNRN2B 5
40
72
KNRN2B 6
35
73
KNRN2B 7
35
74
KNRN2B 8
35
75
PTJ2 1
30
76
PTJ2 2
35
77
PTJ2 3
35
78
PTJ2 4
55
79
PTJ2 5
45
80
PTJ2 6
30
81
PTJ2 7
40
82
PTJ2 8
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
No
Nama Responden
Nilai Uraian
83
PTJ2 9
60
84
PTJ2 10
60
85
PTJ2 11
50
86
PTJ2 12
45
87
GYM 1
25
88
GYM 2
25
89
GYM 3
30
90
GYM 4
30
91
GYM 5
30
92
GYM 6
25
93
GYM 7
50
94
GYM 8
35
95
GYM 9
15
96
SBJ 1
50
97
SBJ 2
25
98
SBJ 3
40
99
SBJ 4
40
100
SBJ 5
30
101
SBJ 6
40
102
SBJ 7
30
103
SBJ 8
40
104
SBJ 9
25
105
SBJ 10
30
106
SBJ 11
40
107
SBJ 12
45
108
SBJ 13
40
109
PTJ3 1
25
110
PTJ3 2
60
111
PTJ3 3
65
112
PTJ3 4
50
113
PTJ3 5
50
114
PTJ3 6
25
115
PTJ3 7
30
116
PTJ3 8
35
117
BKJ 1
60
118
BKJ 2
40
119
BKJ 3
50
120
BKJ 4
25
121
BKJ 5
30
122
BKJ 6
55
123
BKJ 7
40
124
BKJ 8
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
No
Nama Responden
Nilai Uraian
125
BKJ 9
70
126
BKJ 10
55
127
BKJ 11
35
128
BKJ 12
55
129
BKJ 13
40
130
BKJ 14
50
131
BKJ 15
50
132
RJA 1
20
133
RJA 2
30
134
RJA 3
30
135
RJA 4
30
136
RJA 5
35
137
RJA 6
30
138
RJA 7
25
139
RJA 8
30
140
RJA 9
30
141
RJA 10
30
142
RJA 11
45
143
RJA 12
30
144
RJA 13
45
145
RJB 1
30
146
RJB 2
60
147
RJB 3
45
148
RJB 4
35
149
RJB 5
35
150
RJB 6
20
151
RJB 7
35
152
RJB 8
40
153
RJB 9
25
154
RJB 10
60
155
RJB 11
25
156
RJB 12
25
157
RJB 13
30
158
JL 1
40
159
JL 2
55
160
JL 3
55
161
JL 4
50
162
JL 5
45
163
JL 6
45
164
JL 7
55
165
JL 8
45
166
JL 9
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
No
Nama Responden
Nilai Uraian
167
JL 10
40
168
PBNA 1
40
169
PBNA 2
50
170
PBNA 3
50
171
PBNA 4
55
172
PBNA 5
35
173
PBNA 6
40
174
PBNA 7
40
175
PBNA 8
30
176
PBNA 9
55
177
PBNB 1
35
178
PBNB 2
35
179
PBNB 3
40
180
PBNB 4
40
181
PBNB 5
35
182
PBNB 6
40
183
PBNB 7
25
184
PBNB 8
30
185
PBNB 9
45
186
PBNB 10
40
187
PLM 1
45
188
PLM 2
60
189
PLM 3
45
190
PLM 4
35
191
PLM 5
40
192
PLM 6
30
193
PLM 7
35
194
PLM 8
40
195
PLM 9
30
196
PLM 10
40
197
PLM 11
55
198
DDP 1
40
199
DDP 2
35
200
DDP 3
25
201
MDS1 1
40
202
MDS1 2
40
203
MDS1 3
40
204
MDS1 4
40
205
MDS1 5
35
206
MDS1 6
50
207
MDS1 7
55
208
MDS1 8
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
No
Nama Responden
Nilai Uraian
209
MDS1 9
40
210
MDS1 10
30
211
MDS1 11
55
212
CDS 1
40
213
CDS 2
35
214
CDS 3
55
215
TPS 1
45
216
TPS 2
45
217
TPS 3
30
218
TPS 4
20
219
TPS 5
40
200
TPS 6
55
221
TPS 7
35
222
TPS 8
25
223
TPS 9
45
224
TPS 10
25
225
TPS 11
35
226
TPS 12
45
227
TPS 13
40
228
MDS3 1
45
229
MDS3 2
60
230
MDS3 3
50
231
MDS3 4
55
232
MDS3 5
50
233
MDS3 6
40
234
SWU 1
35
235
SWU 2
35
236
SWU 3
20
237
KNRN3 1
40
238
KNRN3 2
45
239
KNRN3 3
60
240
KNRN3 4
40
241
KNRN3 5
30
242
KNRN3 6
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
Lampiran 2.4 Data Sekolah dan Jenis Kelamin Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Sekolah SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 1 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 2 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N DELEGAN 3 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1
Nama Responden DLN1 1 DLN1 2 DLN1 3 DLN1 4 DLN1 5 DLN1 6 DLN1 7 DLN1 8 DLN1 9 DLN1 10 DLN1 11 DLN1 12 DLN2 1 DLN2 2 DLN2 3 DLN2 4 DLN2 5 DLN2 6 DLN2 7 DLN2 8 DLN2 9 DLN2 10 DLN2 11 DLN2 12 DLN2 13 DLN3 1 DLN3 2 DLN3 3 DLN3 4 DLN3 5 DLN3 6 DLN3 7 DLN3 8 DLN3 9 DLN3 10 DLN3 11 BLB 1 BLB 2 BLB 3 BLB 4
P
L √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
No 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
Nama Sekolah SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N BLEBER 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 1 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N KENARAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2
Nama Responden BLB 5 BLB 6 BLB 7 BLB 8 BLB 9 BLB 10 KNRN1 1 KNRN1 2 KNRN1 3 KNRN1 4 KNRN1 5 KNRN1 6 KNRN1 7 KNRN1 8 KNRN1 9 KNRN1 10 KNRN1 11 KNRN1 12 KNRN2A 1 KNRN2A 2 KNRN2A 3 KNRN2A 4 KNRN2A 5 KNRN2A 6 KNRN2A 7 KNRN2A 8 KNRN2B 1 KNRN2B 2 KNRN2B 3 KNRN2B 4 KNRN2B 5 KNRN2B 6 KNRN2B 7 KNRN2B 8 PTJ2 1 PTJ2 2 PTJ2 3 PTJ2 4 PTJ2 5 PTJ2 6 PTJ2 7 PTJ2 8
P √
L √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
No 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124
Nama Sekolah SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N POTROJAYAN 2 SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N GAYAMHARJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N SAMBIREJO SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N POTROJAYAN 3 SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO
Nama Responden PTJ2 9 PTJ2 10 PTJ2 11 PTJ2 12 GYM 1 GYM 2 GYM 3 GYM 4 GYM 5 GYM 6 GYM 7 GYM 8 GYM 9 SBJ 1 SBJ 2 SBJ 3 SBJ 4 SBJ 5 SBJ 6 SBJ 7 SBJ 8 SBJ 9 SBJ 10 SBJ 11 SBJ 12 SBJ 13 PTJ3 1 PTJ3 2 PTJ3 3 PTJ3 4 PTJ3 5 PTJ3 6 PTJ3 7 PTJ3 8 BKJ 1 BKJ 2 BKJ 3 BKJ 4 BKJ 5 BKJ 6 BKJ 7 BKJ 8
P √ √ √ √
L
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
No 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166
Nama Sekolah SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N BOKOHARJO SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N REJONDANI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI SD N JALI
Nama Responden BKJ 9 BKJ 10 BKJ 11 BKJ 12 BKJ 13 BKJ 14 BKJ 15 RJA 1 RJA 2 RJA 3 RJA 4 RJA 5 RJA 6 RJA 7 RJA 8 RJA 9 RJA 10 RJA 11 RJA 12 RJA 13 RJB 1 RJB 2 RJB 3 RJB 4 RJB 5 RJB 6 RJB 7 RJB 8 RJB 9 RJB 10 RJB 11 RJB 12 RJB 13 JL 1 JL 2 JL 3 JL 4 JL 5 JL 6 JL 7 JL 8 JL 9
P √ √ √ √ √ √ √
L
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
No 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208
Nama Sekolah SD N JALI SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PRAMBANAN SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N PELEMSARI SD N DADAPSARI SD N DADAPSARI SD N DADAPSARI SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1
Nama Responden JL 10 PBNA 1 PBNA 2 PBNA 3 PBNA 4 PBNA 5 PBNA 6 PBNA 7 PBNA 8 PBNA 9 PBNB 1 PBNB 2 PBNB 3 PBNB 4 PBNB 5 PBNB 6 PBNB 7 PBNB 8 PBNB 9 PBNB 10 PLM 1 PLM 2 PLM 3 PLM 4 PLM 5 PLM 6 PLM 7 PLM 8 PLM 9 PLM 10 PLM 11 DDP 1 DDP 2 DDP 3 MDS1 1 MDS1 2 MDS1 3 MDS1 4 MDS1 5 MDS1 6 MDS1 7 MDS1 8
P √
L √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
No 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242
Nama Sekolah SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N MADUSARI 1 SD N CANDISARI SD N CANDISARI SD N CANDISARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N TEMPURSARI SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N MADUSARI 3 SD N SUMBERWATU SD N SUMBERWATU SD N SUMBERWATU SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 SD N KENARAN 3 Jumlah
Nama Responden MDS1 9 MDS1 10 MDS1 11 CDS 1 CDS 2 CDS 3 TPS 1 TPS 2 TPS 3 TPS 4 TPS 5 TPS 6 TPS 7 TPS 8 TPS 9 TPS 10 TPS 11 TPS 12 TPS 13 MDS3 1 MDS3 2 MDS3 3 MDS3 4 MDS3 5 MDS3 6 SWU 1 SWU 2 SWU 3 KNRN3 1 KNRN3 2 KNRN3 3 KNRN3 4 KNRN3 5 KNRN3 6
P √ √ √ √
L
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 138
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
Lampiran 2.5 Hasil Validitas Isi Instrumen Pilihan Ganda dan Uraian Dosen 1: Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. A. Pilihan Ganda No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Penilaian Kuantitatif 3 3 2 3 2 1 1 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 2 1 2 1 1 3 3 3 4 4 1 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 1
Penilaian Kualitatif
Keputusan
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif
Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
No Soal 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Penilaian Kuantitatif 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4
Penilaian Kualitatif
Penilaian Kuantitatif 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif
Keputusan
Positif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
B. Uraian No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Dosen 2: Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. A. Pilihan Ganda No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penilaian Kuantitatif 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
No Soal 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Penilaian Kuantitatif 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif
Keputusan
Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
B. Uraian No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penilaian Kuantitatif 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
Guru 1: Ari Trisnawati, S.Pd. A. No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pilihan Ganda Penilaian Kuantitatif 3 2 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif
Keputusan
Negatif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
No Soal 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Penilaian Kuantitatif 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif
Keputusan
Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
Penilaian Kuantitatif 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4
Penilaian Kualitatif
Keputusan
Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Revisi pada bagian tertentu Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
B. Uraian No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
Guru 2: Agustinus Tarmadi, S.Pd. A. Pilihan Ganda No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Penilaian Kuantitatif 2 2 4 3 3 4 3 2 2 4 1 4 4 3 4 3 2 2 3 4 1 1 4 3 4 4 3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negaitf Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
No Soal 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Penilaian Kuantitatif 3 4 4 4 4 3 3 3 4
Penilaian Kualitatif
Keputusan
Negatif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Positif
Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi
Penilaian Kuantitatif 1 2 4 3 2 2 3 4 4 1 1
Penilaian Kualitatif
Keputusan
B. Uraian No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Negatif Positif Positif Positif Negaitf Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif
Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
Lampiran 2.6 Rekapan Data Miskonsepsi untuk Instrumen Soal Pilihan Ganda 1.
No
Jawaban soal untuk KD 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Indikator
1
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya
2
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
Nomor Butir soal 1
2
Kunci Jawaban C. 3
B. benda cepat mengalami pelapukan
3
D. 4
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A. 1 Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. 2 Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. Benda memiliki berat Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. Benda jatuh ke bawah Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. Permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. 1 Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. 2 Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. 3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
31 28 3 12 12 0 7 5 2 23
12,81 % 11,57 % 1,24 % 4,96 % 4,96 % 0% 2,89 % 2,06 % 0,83 % 9,50 %
21 2 28
8,68 % 0,82 % 11,57 %
26 2 70
10,74 % 0,83 % 28,93 %
63 7 44 35 9 33 21 12 53 48 5
26,03 % 2,90 % 18,18 % 14,46 % 3,72 % 13,64 % 8,68 % 4,96 % 21,90 % 19,83 % 2,07 %
2. Jawaban soal untuk KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. No.
1
Indikator
5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Nomor Butir Soal
4
Kunci Jawabaan
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
B. 1 dan 3
A. 1 dan 2 Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. 1 dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. 2 dan 3
23 15 8 67 44 23 54
9,51 % 6,20 % 3,31 % 27,69 % 18,18 % 9,51 % 22,31 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
5
2
3
B. pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa
6
B. II dan III
7
A. gunting
8
B. kedua
9
C. bidang miring
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan seharihari
Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu Yakin benar Tidak Yakin Benar A. I dan II Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. III dan I Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. IV dan III Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. gerobak pasir Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. sekop Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. pemecah biji Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. pertama Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. ketiga Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. keempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. roda berporos Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. katrol Yakin Benar Tidak Yakin Benar
32 22
12,22 % 9,09 % 22,73 %
55
41 14
16,94 % 5,79 % 9,51 %
23
17 6
7,03 % 2,48 % 8,27 %
20
14 6 38 28 10 47 34 13 28 24 4 10 8 2 13 9 4 29 19 10 18 15 3 54 45 9 4 4 0 5 2 3 1 0 1
5,79 % 2,48 % 15,7 % 11,57 % 4,13 % 19,42 % 14,05 % 5,37 % 11,57 % 9,92 % 1,65 % 4,13 % 3,30 % 0,83 % 5,37 % 3,72 % 1,65 % 11,98 % 7,85 % 4,13 % 7,44 % 6,20 % 1,24 % 22,31 % 18,59 % 3,72 % 1,65 % 1,65 % 0% 2,07 % 0,83 % 1,24 % 0,41 % 0% 0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
D. pengungkit Yakin Benar Tidak Yakin Benar
3 3 0
1,24 % 1,24 % 0%
3. Jawaban soal untuk KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. No.
Indikator
Nomor Butir Soal
10
1
C. terbentuknya pelangi setelah hujan
6.1.1 Menyebutkan sifatsifat cahaya
11
2
Kunci Jawabaan
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
12
A. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
B. sama
Jawaban Siswa A. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari Yakin benar Tidak Yakin Benar B. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulirbulir air hujan Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. lebih jauh Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar
Jumlah
Persentase 18,60 %
45 36 9
14,88 % 3,72 % 23,56 %
57 49 8
20,25 % 3,31 % 10,74 %
26 17 9
7,02 % 3,72 % 19,01 %
46
40 6
16,53 % 2,48 % 16,12 %
39 37 2
15,29 % 0,83 % 12,81 %
31
20 11 21 15 6 43 35 8 10 7 3
8,27 % 4,54 % 8,68 % 6,20 % 2,48 % 17,77 % 14,46 % 3,31 % 4,13 % 2,89 % 1,24 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
13
D. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul
A. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar
38,84 % 94 70 24
28,92 % 9,92 % 16,12 %
39 22 17
9,10 % 7,02 % 13,22 %
32 16 16
6,61 % 6,61 %
4. Jawaban soal untuk KD 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya. No.
Indikator
Nomor Butir Soal
14
1
Kunci Jawabaan
B. periskop
6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifatsifat cahaya. 15
C. kotak pasta gigi dan cermin
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A. lup Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. kacamata Yakin Benar Tidak Yakin Benar
44 30 14 26 17
18,18 % 12,40 % 5,78 % 10,74 % 7,02 % 3,72 %
D. miskroskop Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. gunting dan lem Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. karton dan isolasi Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. cermin dan lem Yakin Benar Tidak Yakin Benar
59 44 15
9
17 13 4 30 22 8 97 78 19
24,38 % 18,18 % 6,20 % 7,02 % 5,37 % 1,65 % 12,40 % 9,09 % 3,31 % 40,08 % 32,23 % 7,85 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
5. Jawaban soal untuk KD 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. No.
1
Indikator
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan
Nomor Butir Soal
16
17
2
Kunci Jawabaan
B. 1,2, dan 4
B. perubahan suhu yang drastis
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
18
A. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A. 1,2, dan 3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. 2,3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. 1,3, dan 5 Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. getaran permukaan bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. pengaruh paparan sinar matahari Yakin Benar Tidak Yakin Benar
33 26 7 53 34 19 88 56 32
13,64 % 10,74 % 2,90 % 21,9 % 14,05 % 7,85 % 36,36 % 23,14 % 13,22 % 10,74 %
B. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Yakin Benar Tidak Yakin Benar
26 17 9
7,02 % 3,72 % 17,77 %
43 32 11
13,22 % 4,55 % 23,55 %
57 46 11
19 % 4,55 % 21,08 %
51 36 15
14,88 % 6,20 % 18,18 %
44
24 20
9,92 % 8,26 % 9,92 %
24 16 8
6,61 % 3,31 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
6. Jawaban soal untuk KD 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. No.
Indikator
Nomor Butir Soal
19
1
Kunci Jawabaan
D. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
7.3.1 Mendeskripsikan struktur permukaan bumi.
20
A. A
Jawaban Siswa A. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. B Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. C Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.D Yakin Benar Tidak Yakin Benar
Jumlah
Persentase 25,62 %
62 49 13
20,25 % 5,37 % 15,70 %
38 32 6
13,22 % 2,48 % 13,64 %
33 25 8 15 12 3 10 9 1 4 3 1
10,33 % 3,31 % 6,20 % 4,96 % 1,24 % 4,13 % 3,72 % 0,41 % 1,65 % 1,24 % 0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
Lampiran 2.7 Rekapan Data Miskonsepsi untuk Instrumen Soal Uraian 1.
Jawaban soal untuk nomor item 1.
Nomor Butir Soal 1
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Gambar A merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu. Gambar B merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa.
Gambar A merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu Gambar B merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa. Karena A titik tumpunya berada diantara kuasa dan beban sedangkan yang B bebanya berada diantara kuasa dan titik tumpu. A karena titik kuasa terletak diantara tumpul dan beban B Karena titik tumpul berada diantara kuasa dan beban. A pengungkit diantara beban diantara kuasa dan titik tumpu. B pengungkit diantara kuasa diantara beban dan titik tumpu. A : pengungkit jenis 2 B : pengungkit jenis 2. Karena tang jenis ke 2 dan digunakan sebagai memperkeras skrup. Karena linggis jenis ke 3 dan digunakan sebagai pemecah kemiri. A adalah pengungkit tuas golongan 3 karena beban berada diantara titik tumpu dan kuasa. B adalah pengungkit tuas golongan 1 karena titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Karena letak titik tumpu kuasa dan bebanya berbeda. Gambar A alat pemecah kemiri termasuk pengungkit 3. Gambar B alat pencabut paku termasuk pengungkit 2. Gambar A karena titik bebanya diantara kuasa titik tumpu. Gambar B karena titik bebanya di depan titik tumpu.
81
33,47 %
3
1,24 %
1
0,41 %
1
0,41 %
1
0,41 %
9
3,72 %
4
1,65 %
39
16,12 %
11
4,55 %
1
0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
Karena beban yang tidak sama, tidak sama golongannya. A : jenis golongan ke 1 B : jenis golongan ke 3 A : jenis golongan 1 B : jenis golongan 2. Karena pada gambar A beban berada di tengah dan di ujung depan. Karena pada gambar B beban hanya di atas ujung. A : pengungkit jenis 2 B : pengungkit jenis 1. Karena kemampuan atau bentuk bendanya saling berbeda dan saling mempunyai pertahanan bentuk berbeda. Karena ukuran dan bentuknya sangat berbeda dan kegunaannya sangat berbeda. A untuk membuka tutup botol, B untuk mencabut paku. Jawaban tidak sesuai dengan kontek. Jumlah
3
1,24 %
3
1,24 %
9
3,72 %
1
0,41 %
1
0,41 %
1
0,41 %
13
5,38 %
60
24,8 %
242
100 %
2. Jawaban soal untuk nomor item 4. Nomor Butir Soal 4
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelokkelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak.
Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Agar tidak licin dan tergelincir Agar tidak menyebabkan erosi atau tanah longsor Karena kendaraan memperpelan laju Biar jalan semakin jauh Supaya tidak terjadi kemacetan
Jumlah Persentase
Karena untuk menambah aktivitas jalannya dan membuat gaya gravitsai bumi Jawaban tidak sesuai dengan kontek Jumlah
200 24
82,64 % 9,92 %
3 2 3
1,24 % 0,83 % 1,24 %
1
0,41 %
1 8 242
0,41 % 3,31 % 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
3. Jawaban soal untuk nomor item 2. Nomor Butir Soal 2
Kunci Jawaban Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal.
Jawaban
Jumlah
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Karena cahaya dibiaskan menjauhi garis normal Karena terkena pantulan dari matahari maka bersifat cahaya merambat lurus Karena mengalami pendangkalan Karena air di dalam gelas dapat memantulkan cahaya Karena air benda bening dan mudah ditembus cahaya Karena ada penguraian cahaya Karena ada gaya gravitasi bumi Karena terkena air di dalam air tidak ada udara sedangkan yang diluar air ada udara Karena bayangan di udara dan di air berbeda. Jika di air bayangannya lebih besar atau miring Karena gelas bersifat cembung Terurainya cahaya terhadap pensil di dalam gelas yang berisi air Jawaban tidak sesuai dengan kontek Jumlah
Persentase
161
66,53 %
7
2,89 %
14 3
5,79 % 1,24 %
12
4,96 %
2 4 1
0,83 % 1,65 % 0,41 %
1
0,41 %
2 5
0,83 % 2,07 %
1 29 242
0,41 % 11,98 % 100 %
4. Jawaban soal untuk nomor item 3. Nomor Butir Soal 3
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak.
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak. Pantulan pada cermin cekung selalu terbalik karena bayangan pada pantulan cermin cekung
8
3,31 %
40
16,52 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
terkena bayangan maya atau semu dan diperbesar lalu bayangan itu akan terbalik. Iya, karena cermin terbentuk dari lup maka cermin cekung selalu terbalik. Iya, karena cermin melengkung ke dalam sehingga gambarnya terbalik. Iya, karena cermin cekung cerminnya menjorok ke depan. Iya, karena cermin cekung untuk dipasang di spion motor atau mobil untuk melihat orang di belakangnya. Ya, karena saat kita bercermin bayangan kita terlihat masuk. Tidak, karena dapat membentuk bayangan di belakangnya. Iya, karena adanya pembiasan cahaya. Iya, karena pengaruh cahaya yang memantul pada cermin cekung Karena cermin cekung bentuknya tidak datar (cekung) jadi bayangan yang terbentuk menjadi terbalik. Tidak karena cermin cekung yang tidak asli tidak akan terbalik. Tidak karena cermin cekung tidak memiliki sifat maya. Tidak, tetap lebih kecil dari nyatanya dan benda yang terlihat dekat menjadi lebih jauh. Iya, kerena cermin cekung berbentuk seperti bulan sehingga bayangan terbalik. Ya, karena cahaya yang masuk karena merambat lurus ke dalam cekung dan cermin tersebut miring. Ya, karena cahaya yang masuk sangat besar dan terbalik. Iya, karena terpengaruh bayangan cermin cekung jadi terlalu terbalik jika dilihat secara baik-baik. Iya, bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik karena bayangan berada di titik pusat atau mengumpulkan cahaya Cermin cekung adalah cermin yang negatif, sehingga semua bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung pasti selalu terbalik. Tidak selalu terbalik karena cermin cekung itu hanya sementara.
1
0,41 %
15
6,2 %
5
2,07 %
6
2,48 %
2
0,83 %
1
0,41 %
6
2,48 %
6
2,48 %
18
7,44 %
1
0,41 %
2
0,83 %
2
0,83 %
1
0,41 %
2
0,83 %
6
2,48 %
8
3,31 %
8
3,31 %
4
1,65 %
1
0,41 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
Tidak karena cermin cekung bersifat menyebar bukan menterbalikkan benda atau bayangan. Iya, jika benda di ruang 2 maka bayangannya berada di ruang 4. sifat bayangannya adalah terbalik dan besar. Jawaban tidak sesuai dengan kontek. Jumlah
1
0,41 %
1
0,41 %
97
40,08 %
242
100 %
5. Jawaban soal untuk nomor item 5. Nomor Butir Soal 5
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Batuan beku adalah batuan yang tebentuk dari magma yang membeku Batuan sedimen adalah batuan endapan dari magma yang mengendap. Batuan beku: berasal dari magma Batuan sedimen : berasal dari pelapukan batuan. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena lahar letusan gunung berapi Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena tekanan suhu yang tinggi. Batuan beku adalah batu yang membeku Batuan sedimen adalah batu pasir untuk membuat candi atau bangunan. Batuan beku berasal dari endapan magma Batuan sedimen berasal dari pelapukan makhluk hidup Batuan beku membeku saat berada di dalam gunung Batuan sedimen membeku saat berada di bawah gunung. Batuan beku yang berasal dari es batu Batuan sedimen adalah batuan yang
51
21,07 %
48
19,83 %
6
2,48 %
2
0,83 %
15
6,2 %
28
11,57 %
2
0,83 %
7
2,9 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
berasal dari letusan gunung berapi yang dikeluarkan oleh lahar. Batuan beku batunya keras Batuan sedimen batunya halus. Batuan beku adalah batuan dari hasil fosil Batuan sedimen adalah batuan dari letusan gunung berapi. Batuan beku merupakan hasil pelapukan oleh lumut Batuan sedimen merupakan hasil pelapukan fisika. Batuan beku terbentuk atas embunembun kecil yang terjadi karena perubahan suhu Batuan sedimen terbentuk atas pelapukan karena sinar matahari Batuan beku : berasal dari magma Batuan sedimen : terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus. Batuan beku : batuan yang terdiri atas magma dan larva. Batuan sedimen : batuan yang berasal dari penguapan. Batuan beku adalah batuan yang menjadi konglomerat atau batu granit dan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari magma atau larva dari gunung berapi. Batuan beku adalah batuan yang dingin Batuan sedimen adalah batuan yang panas. Batuan beku : tidak dapat menyerap air dan tidak subur. Batuan sedimen : dapat menyerap air dan tidak subur. Batuan beku terbentuk dari butiranbutiran kapur halus Batu sedimen terbentuk dari magma Batuan beku terbuat dari pelapukan salju Batuan sedimen terbuat dari pelapukan batu tanah. Batuan beku : terjadi karena pelapukan makhluk hidup dan tanah Batuan sedimen : terjadi karena pelapukan antara batuan malihan dan batuan beku. Jawaban tidak sesuai dengan kontek. Jumlah
7
2,9 %
1
0,41 %
1
0,41 %
1
0,41 %
3
1,24 %
1
0,41 %
2
0,83 %
2
0,83 %
3
1,24 %
1
0,41 %
1
0,41 %
4
1,65 %
56
23,14 %
242
100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
Lampiran 3 INSTRUMEN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert Judgment
No 1.
Standar Kompetensi 5.
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
No soal PG
Indikator
Soal
5.1.1 1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan
2
Kunci Jawaban B
Perhatikan gambar di atas Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat menempel pada paku besar karena adanya gaya … . a. gravitasi b. magnet c. gesek d. pegas Antara ban dan aspal menyebabkan mobil dapat bergerak tanpa tergelincir. Percobaan tersebut menunjukkan adanya gaya … . a. pegas
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
3
5.1.2 4 Mengidentifika si faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
b. c. d. 1. 2.
magnet gravitasi gesek Buah yang jatuh dari pohonnya. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 3. Air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 4. Bola yang dilempar ke atas akan kembali jatuh ke tanah. Manakah di antara empat pernyataan di atas yang menunjukkan penerapan gaya gravitasi? a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4 Berikut ini yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... . a. Benda memiliki berat b. Benda cepat mengalami pelapukan c. Benda jatuh ke bawah d. Permukaan air selalu datar
D
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
5
6
Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memperkecil luas permukaan 4. Menggunakan corak batik pada permukaan benda 5. Memperhalus permukaan benda Yang termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 1, 2, dan 5 d. 2, 3, dan 4 Perhatikan gambar ini!
B
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
5.2.1 7 Mengidentifika si ciri-ciri pesawat sederhana
Gambar di atas menunjukkan pak Beni sedang mendorong tembok. Pernyataan yang benar adalah ... . a. Pak Beni mendorong tembok dan tembok tidak mendorong pak Beni b. Pak Beni mendorong tembok dan tembok diberi gaya oleh pak Beni c. Pak Beni mendorong tembok dan tembok mendorong pak Beni d. Pak Beni mendorong tembok dan tembok tetap diam karena memberi gaya pada pak Beni Cermati sifat-sifat roda berikut ini! 1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil 2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ... a. 1 dan 2
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
8
9
b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... . a. Pengungkit yang titik bebannya terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara titik beban dan kuasa c. Pengungkit yang titik kuasanya terletak di antara titik tumpu dan titik beban d. Pengungkit yang titik kuasanya terletak di antara titik tumpu dan titik beban Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... .
B
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
a. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa b. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat 10
B
Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor ... . a. I b. II c. III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
d. IV 11
12
C
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . a. I b. II c. III d. IV Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... . a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan c. gabungan antara katrol tetap dan
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
katrol lepas d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
13
Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … . a. gunting b. gerobak pasir c. sekop d. pemecah biji
14
A
B
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . a. pertama b. kedua c. ketiga d. keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
15
A 4
1
2
3
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
16
17
Gambar di atas adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop di atas ditunjukkan oleh nomor … . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Pemecah kemiri menggunakan prinsip kerja … . a. pengungkit b. katrol c. gravitasi d. bidang miring Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
18
penerapan … . a. roda berporos b. katrol c. bidang miring d. pengungkit Perhatikan gambar di bawah ini!
D
Alat yang digunakan pada kegiatan seperti pada gambar, menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana berupa ... . a. pengungkit b. roda dan poros c. katrol d. bidang miring 2.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya
19
Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... . a. menjauhi garis normal b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal d. berlawanan arah dengan garis normal
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
20
21
22
Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus adalah, kecuali ... . a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca c. terbentuknya pelangi setelah hujan d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah … . a. menjauhi garis normal b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal d. berlawanan arah dengan garis normal Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... . a. menjauhi garis normal b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal
C
A
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
23
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
24
25
d. berlawanan arah dengan garis normal Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan bahwa adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah ... . a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangannya. a. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya
A
B
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
26
27
28
b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinarsinar pantul d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… . a. semu, tegak, dan diperkecil b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah ... . a. semu, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati … . a. garis horizontal b. garis vertikal
A
C
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
6.2 6.2.1 Membuat suatu Mengetahui karya/model, alat dan bahan misalnya yang periskop atau digunakan lensa dari bahan untuk sederhana dengan membuat menerapkan sifat- karya/model sifat cahaya yang menerapkan sifat-sifat cahaya
29
30
31
3.
7. Memahami perubahan yang terjadi
7.1 Mendeskripsikan proses
7.1.1 Menggolongka n jenis-jenis
32
c. garis normal d. garis lurus Alat yang digunakan untuk melihat bendabenda yang berada di atas batas pandang adalah … . a. lup b. periskop c. kacamata d. mikroskop Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … . a. gunting dan lem b. karton dan isolasi c. kotak pasta gigi dan cermin d. cermin dan lem Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … . a. bola lampu b. kardus c. karet gelang d. air Batuan memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan … .
B
C
A
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
di alam dan pembentukan hubungannya tanah karena dengan pelapukan penggunaan sumber
batuan
33
34
a. kandungan mineralnya b. tempat ditemukannya c. kegunaannya d. proses pelapukannya Perhatikan ciri-ciri batuan berikut ! 1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama 2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin 3. Tidak mengandung banyak gas 4. Terbentuk dari endapan air sungai. Merupakan ciri dari batuan granit adalah ... a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4 Batuan sedimen adalah ... . a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu
A
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
35
d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini.
B
1. memiliki warna hijau keabu-abuan 2. berasal dari magma 3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah 4. memiliki rongga-rongga kecil 5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena
36
a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... . a. getaran permukaan bumi b. perubahan suhu yang drastis c. terbenturnya batuan satu sama lain
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213
pelapukan
37
38
karena angin d. pengaruh paparan panas sinar matahari Pelapukan fisis adalah ... . a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin b. pelapukan yang terrjadi kerena peran makhluk hidup c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... . a. lumut, lichen, akar tanaman dan batuan b. lumut, angin, lichen dan akar tanaman c. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut d. lichen, lumut, humus dari daun dan akar tanaman
A
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
7.2.1 Mengetahui jenis-jenis tanah
39
40
41
42
Berdasarkan komposisi penyusunnya, tanah dibedakan menjadi tiga jenis, kecuali ... . a. tanah berhumus b. tanah liat c. tanah berkapur d. tanah berpasir Tanah yang merupakan perpaduan antara tanah liat, lumpur, dan pasir disebut tanah ... . a. tanah humus b. tanah lempung c. tanah gambut d. tanah liat Tanah yang terbentuk dari tumbuhtumbuhan yang membusuk dan air, serta sering disebut tanah organik adalah tanah ... . a. tanah lempung b. tanah pasir c. tanah humus d. tanah gambut Tanah yang mudah dilalui air, udara, dan zat mineral tanah lainnya disebut tanah ... .
C
B
D
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215
43
44
a. tanah humus b. tanah gambut c. tanah pasir d. tanah lempung Memiliki susunan tanah yang sangat rapat sehingga peredaran udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah ... . a. tanah liat b. tanah lempung c. tanah humus d. tanah gambut Salah satu ciri dari tanah lempung adalah ... . a. kandungan tanah sangat subur dan cocok untuk menanam tanaman pangan b. mengandung banyak unsur hara dan sering dimanfaatkan untuk menanam sayuran c. saat kering tanah retak-retak dan ketika hujan air di atas menggenang d. mengandung banyak air dan bersifat sangat asam
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216
45
46
47
Salah satu dari ciri tanah gambut adalah ... . a. memiliki daya serap dan daya tahan air yang tinggi b. unsur hara yang ada di dalam tanah sangat sedikit c. peredaran udara dan air pada tanah kurang baik d. bersifat sangat asam dan biasanya terdapat di daerah rawa Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari tanah humus, kecuali ... . a. unsur hara sangat sedikit b. berasal dari tumbuhan dan hewan kecil yang membusuk c. memiliki daya serap dan daya tahan air yang tinggi d. sangat cocok untuk menanam tanaman pangan Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari tanah liat, kecuali ... . a. peredaran udara dan air pada tanah kurang baik b. saat musim kemarau tanah menjadi
D
A
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217
48
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.3.1 Mendeskripsik an struktur permukaan bumi
retak-retak c. saat musim penghujan air menggenang d. sering digunakan untuk bercocok tanam Berikut ini yang merupakan ciri dari tanah pasir adalah ... . a. cocok ditanami tumbuhan sayurmayur b. banyak mengandung unsur hara c. hanya dapat ditanami sedikit jenis tanaman d. bersifat sangat asam
49
C
D
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218
b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi 50
A
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... . a. A b. B c. C d. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219
Lampiran 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment
Standar Kompetensi
No. Soal
Soal
Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan 5.1.1 Menjelaskan energi melalui hubungan gaya percobaan (gaya magnet. gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
2
Apakah paku kecil yang dipasang penghalang plastik dapat dipengaruhi magnet? Jelaskan!
Menjelaskan pesawat sederhana 5.2.1 Menjelaskan yang dapat membuat perbedaan pekerjaan lebih golongan mudah dan lebih pengungkit cepat.
1
Kompetensi Dasar 5.1
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya. 5.2
Indikator
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian ? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220
5.2.2
Menjelaskan fungsi bidang miring
6
Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? Perhatikan gambar di bawah ini!
6.1.1Mengidentifikasi 6. Menerapkan sifat-sifat sifat-sifat cahaya cahaya melalui 6.1 Mendeskripsikan kegiatan membuat sifat-sifat cahaya suatu karya atau model
6.1.2Menjelaskan sifat bayangan pada cermin 7.1.1Menggolongkan 7. Memahami perubahan jenis-jenis batuan 7.1 Mendeskripsikan yang terjadi di alam proses pembentukan 7.1.2 Menjelaskan dan hubungannya tanah karena proses dengan penggunaan pelapukan pembentukan sumber daya alam. tanah karena
4
Jelaskan mengapa sedotan di dalam gelas berair pada gambar di atas tampak seperti patah?
5
Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan!
8
Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !
7
Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan penyebabnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221
pelapukan
7.2
Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
7.2.1
Mampu menjelaskan salah satu jenis tanah
10
Jelaskan mengapa tanah pasir hanya dapat ditanami oleh jenis tanaman tertentu dan berikan contoh tanaman tersebut!
11
Mengapa tanaman pangan seperti jagung dan padi cocok ditanam di tanah humus? Jelaskan! Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi berdasar gambar tersebut! 1. ..................... 2. ..................... 3. ...................... 4. ......................
3
1
7.3 Mendeskripsikan 7.3.1 Mendeskripsikan struktur bumi struktur bumi
2 4 3
9
Gambarkan dan jelaskan penyusun atmosfer !
lapisan-lapisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222
Lampiran 3.3 Pedoman Penskoran Soal Uraian No.
Soal
1.
Kedua alat seperti diatas sekilas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan kedalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian ? Jelaskan!
2.
Kunci Jawaban
Kriteria Penilaian
Skor
Gambar a merupakan pengungkit jenis Siswa mampu menyebutkan 2 jenis kedua yang memiliki ciri beban berada pengungkit berserta 2 ciri dari kedua diantara posisi kuasa dan titik tumpu pengungkit tersebut
4
Gambar b merupakan pengungkit pertama Siswa mampu menyebutkan 2 jenis yang memiliki ciri titik tumpu berada pengungkit dan hanya menyebutkan 1 antara beban dan kuasa. ciri dari pengungkit tersebut
3
Siswa mampu menyebutkan 1 jenis pengungkit dan hanya menyebutkan 1 cirinya
2
Siswa mampu menyebutkan 1 jenis pengungkit tanpa diberi ciri-cirinya
1
Siswa tidak bisa menyebutkan jenis pengungkit dan cirinya
0
Karena ada magnet yang dipasang dibadan Siswa mampu lemari es dan bingkai pintunya terbuat dari dengan benar besi. Ketika pintu didekatkan, magnet akan
menjelaskan 3 alasan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223
segera menariknya. Akibatnya,timbullah Siswa mampu menjelaskan 2 alasan gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari dengan benar es tertutup.
3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan benar
2
Alasan :
Perhatikan gambar di atas! Pada saat dibuka, pintu lemari es secara otomatis dapat tertutup kembali rapat. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan!
1. Ada magnet yang dipasang dibadan lemari es Siswa mampu menjelaskan alasan tetapi tidak mencakup poin-poin yang tersedia 2. Bingkai pintunya terbuat dari besi 3. Ketika pintu didekatkan, magnet akan Siswa tidak mengerjakan soal segera menariknya.
0
Akibatnya, timbullah gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari es tertutup. 3.
Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi !
1
Lapisan-lapisan penyusun bumi : a. Kerak bumi Kerak bumi adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin setebal 15-60 km. b. Selubung atau mantel bumi Mantel bumi merupakan lapisan di bawah kerak bumi yang tebalnya mencapai 2.900 km, dan merupakan
Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
4
Siswa hanya mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
3
Siswa hanya mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224
4.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Jelaskan mengapa sedotan pada gambar di atas tampak seperti patah?
lapisan paling tebal. c. Inti luar Inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair, terdiri atas besi, nikel dan oksigen d. Inti dalam Inti dalam merupakan lapisan paling dalam, berupa bola logam yang padat dan sangat panas Kunci Jawaban
Siswa mampu menyebutkan lapisanlapisan penyusun bumi, namun belum mampu menjelaskannya dengan benar.
1
Siswa tidak mengerjakan soal 0
Siswa mampu menjelaskan alasan dengan tepat dan benar. Sedotan pada gambar di atas nampak Siswa mampu menjelaskan alasan seperti patah karena, cahaya datang dari zat mendekati benar. yang lebih rapat (benda di air) menuju ke udara (kurang rapat) dibiaskan menjauhi Siswa hanya mampu menuliskan garis beberapa kata kunci (garis normal, zat, dibiaskan)
4
3
2
Siswa menjawab, namun salah. 1 Siswa tidak menjawab. 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
5.
6.
Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan!
Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelokkelok?
Tidak. Alasan 1: Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Alasan 2 : Jika benda terletak di antara F (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata, terbalik. Alasan 3 : Jika benda terletak di antara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maya, diperbesar, dan tegak.
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan benar
4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan dengan benar
3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan benar
2
Siswa mampu menjelaskan jawaban tetapi tidak mencakup alasan yang tersedia dalam jawaban
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
1. Jalan berkelok-kelok memanfaatkan Siswa mampu menjelaskan 3 alasan cara kerja bidang miring dengan benar 2. Agar orang dapat mudah mencapai Siswa mampu menjelaskan 2 alasan tempat ketinggian tertentu dengan dengan benar tenaga yang lebih kecil. Siswa mampu menjelaskan 1 alasan 3. Dengan dibuat berkelok-kelok dengan benar pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Siswa mampu menjelaskan jawaban tetapi tidak mencakup alasan yang
4
3
2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
tersedia dalam jawaban Siswa tidak mengerjakan soal 7.
8.
Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi! Sebutkan penyebabnya!
Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !
0
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang Siswa mampu menjelaskan pengertian terjadi karena peran makhluk hidup. dan penyebab pelapukan biologi dengan Penyebab pelapukan biologi adalah lumut, benar lichen, akar tanaman dan humus dari daun. Siswa mampu menjelaskan pengertian pelapukan biologi dengan tepat tetapi penyebab hampir tepat
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
4
3
Siswa menjelaskan pengertian dan penyebab dari pelapukan batuan hampir benar
2
Siswa menjawab belum tepat
1
pertanyaan
tetapi
Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menjelaskan pengertian batuan beku dan batuan sedimen dengan benar.
4
Siswa hanya mampu menjelaskan salah satu pengertian dari batuan dengan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227
benar
9.
Gambarkan dan jelaskan lapisan-lapisan penyusun atmosfer !
Siswa mampu menjawab soal dengan jawaban hampir benar
2
Siswa mejawab pertanyaan dengan tidak tepat
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menggambarkan dan menjelaskan 5 lapisan penyusun atmosfer dengan benar
4
Siswa mampu menggambarkan dan menjelaskan 4 lapisan penyusun atmosfer dengan benar
3
Siswa mampu menggambarkan dan a. Lapisan troposfer meruakan lapisan menjelaskan 3 lapisan penyusun yang paling dekat dengan permukaan atmosfer dengan benar bumi, terbentang sejauh 10 km dari
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
b.
c.
d.
e.
10.
Jelaskan mengapa tanah pasir hanya dapat ditanami oleh jenis tanaman tertentu dan berikan contoh tanaman tersebut!
permukaan bumi. Lapisan stratosfer merupakan lapisan di atas lapisan troposfer, berjarak 1030 km dari permukaan bumi. Lapisan mesosfer merupakan lapisan di atas stratosfer, berjarak 50 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer merupakan lapisan di atas mesosfer, terbentang pada ketinggian 50-400 km dari permukaan bumi. Lapisan eksosfer merupakan lapisan tertinggi pada atmosfer bumi, lapisan ini berada pada ketinggian 400-100 km dari permukaan bumi.
Karena banyak mengandung butiran-butiran pasir Unsur hara yang terdapat pada tanah pasir sedikit Mudah dilalui air dan udara Contohnya adalah tumbuhan kaktus
Siswa mampu menggambarkan dan menjelaskan 2 lapisan penyusun atmosfer dengan benar
1
Siswa hanya mampu menggambarkan, namun belum dapat menjelaskan lapisan penyusun atmosfer dengan benar
0
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan tepat beserta contohnya.
4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan dengan tepat beserta contohnya.
3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan tepat beserta contohnya.
2
Siswa
1
belum
mampu
menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
alasan dengan tepat serta memberikan contohnya. Siswa tidak dapat menjelaskan alasan serta memberikan contoh. 11.
Mengapa tanaman pangan seperti jagung dan padi cocok ditanam di tanah humus? Jelaskan!
Karena tanah humus berasal dari tumbuhan dan hewan kecil yang membusuk. Tanah humus memiliki daya serap dan daya tahan air yang tinggi sehingga sangat subur.
0
Siswa mampu memenuhi 2 aspek penilaian dengan tepat.
4
Siswa mampu memenuhi 2 aspek penilaian namun kurang tepat.
3
Siswa mampu memenuhi 1 aspek penilaian dengan tepat.
2
Siswa mampu memenuhi 1 aspek penilaian namun kurang tepat.
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
Lampiran 3.4 Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas Responden Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!
Identitas Siswa Nama
: ......................................................................
No. Absen
: ......................................................................
Umur
: ......................................................................
Kelas
: ......................................................................
Jenis kelamin
: ......................................................................
Nama Sekolah
: ......................................................................
Identitas Orang tua Nama Orang tua
: ......................................................................
Pekerjaan Orang tua
: ......................................................................
Pendidikan terakhir Orang tua
: Cukup lingkari pilihan yang ada
SD (Sekolah Dasar) SMP (Sekolah Menengah Pertama) SMA (Sekolah Menengah Atas) Sarjana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231
Prosedur Pengerjaan Soal 1.
Siswa yang mengerjakan soal harus sesuai dengan nama siswa yang terpilih dalam undian.
2.
Guru dimohon untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.
3.
Guru tidak boleh membantu siswa dalam mengerjakan soal.
4.
Guru dimohon untuk menyampaikan prosedur pengerjaan soal kepada siswa.
5.
Soal tidak boleh dibawa pulang
6.
Lembar soal dan lembar jawab yang telah dikerjakan siswa harus dimasukkan kedalam amplop.
7.
Waktu pengerjaan soal: 90 menit
8.
Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh membuka buku paket atau catatan sejenisnya.
9.
Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh melihat pekerjaan teman (mencontek).
10. Siswa mengerjakan soal harus menggunakan bolpoin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232
Lampiran 3.5 Soal Pilihan Ganda Uji Empiris Nama :...................................... Kelas :...................................... Sekolah :...................................... I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban! Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu pilih) Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang kamu pilih) 1. Perhatikan gambar berikut!
Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat menempel pada paku besar karena adanya gaya … . a. gravitasi b. magnet c. gesek d. pegas Yakin Benar Tidak Yakin Benar 2. Roda yang digelindingkan akan berhenti, hal ini terjadi karena ada pengaruh gaya … . a. pegas b. magnet c. gravitasi d. gesek Yakin Benar Tidak Yakin Benar 3. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. 2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233
Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 4. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... . a. benda memiliki berat b. benda cepat mengalami pelapukan c. benda jatuh ke bawah d. permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 5. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola 4. Memperhalus permukaan benda Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 6. Cara memperkecil gesekan antara poros sumbu dan roda mobil adalah dengan memasang ... . a. sekrup b. laker c. ruji-ruji d. ban Yakin Benar Tidak Yakin Benar 7. Cermati sifat-sifat roda berikut ini! 1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234
2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 8. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... . a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu Yakin Benar Tidak Yakin Benar 9. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... . a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 10. Perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235
Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor ... . a. I b. II c. III d. IV Yakin Benar Tidak Yakin Benar 11. Perhatikan gambar berikut! I IV V
II III
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . a. I dan II b. II dan III c. III dan I d. IV dan III Yakin Benar Tidak Yakin Benar 12. Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... . a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan c. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros Yakin Benar Tidak Yakin Benar 13. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … . a. gunting b. gerobak pasir c. sekop d. pemecah biji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 14. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . a. pertama b. kedua c. ketiga d. keempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 15. Perhatikan gambar berikut! 4
1
2
3
Gambar di atas adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop di atas ditunjukkan oleh nomor … . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237
16. Perhatikan gambar berikut!
Alat pembuka tutup botol seperti gambar di atas menggunakan prinsip kerja… . a. pengungkit b. katrol c. gravitasi d. bidang miring Yakin Benar Tidak Yakin Benar 17. Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis penerapan … . a. roda berporos b. katrol c. bidang miring d. pengungkit Yakin Benar Tidak Yakin Benar 18. Saat membuka kancing baju, kita menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana berupa ... . a. pengungkit b. roda dan poros c. katrol d. bidang miring Yakin Benar Tidak Yakin Benar 19. Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... . a. menjauhi garis normal b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal d. berlawanan arah dengan garis normal Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238
20. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... . a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca c. terbentuknya pelangi setelah hujan d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Yakin Benar Tidak Yakin Benar 21. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah ... . a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin Benar Tidak Yakin Benar 22. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin. a. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 23. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar 24. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… a. semu, tegak, dan diperkecil b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239
d. nyata, tegak, dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar 25. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah ... . a. semu, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 26. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati … . a. garis horizontal b. garis vertikal c. garis normal d. garis lurus Yakin Benar Tidak Yakin Benar 27. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … . a. lup b. periskop c. kacamata d. mikroskop Yakin Benar Tidak Yakin Benar 28. Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … . a. gunting dan lem b. karton dan isolasi c. kotak pasta gigi dan cermin d. cermin dan lem Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240
29. Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … . a. bola lampu b. kardus c. karet gelang d. air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 30. Batuan memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan … . a. kandungan mineralnya b. tempat ditemukannya c. kegunaannya d. proses pelapukannya Yakin Benar Tidak Yakin Benar 31. Perhatikan ciri-ciri batuan berikut ! 1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama 2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin 3. Tidak mengandung banyak gas 4. Terbentuk dari endapan air sungai. Ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh nomor ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 32. Batuan sedimen adalah ... . a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241
33. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini. 1. memiliki warna hijau keabu-abuan 2. berasal dari magma 3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah 4. memiliki rongga-rongga kecil 5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 34. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... . a. getaran permukaan bumi b. perubahan suhu yang drastis c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin d. pengaruh paparan panas sinar matahari Yakin Benar Tidak Yakin Benar 35. Pelapukan fisis adalah ... . a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 36. Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... . a. lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan b. lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman c. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut d. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman Yakin Benar Tidak Yakin Benar 37. Perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar 38. Perhatikan gambar berikut!
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... . a. A b. B c. C d. D Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243
Lampiran 3.6 Soal Uraian Uji Empiris Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawab yang tersedia ! 1. Perhatikan kedua gambar berikut!
A
B
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian? Jelaskan! .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 2. Apakah paku kecil yang dipasang penghalang plastik dapat dipengaruhi magnet? Jelaskan! ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 3. Perhatikan gambar berikut! 1 2 4 3
Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi berdasar gambar di atas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
4.
Perhatikan gambar pensil di dalam gelas berisi air berikut!
Mengapa pensil pada gambar di samping tampak seperti patah? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 5. Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan jawabanmu! ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 6. Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 7. Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan penyebabnya! ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 8. Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen ! ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245
9. Gambarkan dan jelaskan lapisan-lapisan penyusun atmosfer ! ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246
Lampiran 3.7 Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Uji Empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257
Lampiran 3.8 Soal Pilihan Ganda Penelitian Nama :...................................... Kelas :...................................... Sekolah :...................................... I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban! Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu pilih) Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang kamu pilih) 1. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. 2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju Pernyataan di atas yang merupakan penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 2. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... . a. benda memiliki berat b. benda cepat mengalami pelapukan c. benda jatuh ke bawah d. permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 3. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola 4. Memperhalus permukaan benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258
Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 4. Cermati sifat-sifat roda berikut ini! 1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil 2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
5. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... . a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu Yakin Benar Tidak Yakin Benar 6. Perhatikan gambar berikut! I IV V
II III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . a. I dan II b. II dan III c. III dan I d. IV dan III Yakin Benar Tidak Yakin Benar 7. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … . a. gunting b. gerobak pasir c. sekop d. pemecah biji Yakin Benar Tidak Yakin Benar 8. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . a. pertama b. kedua c. ketiga d. keempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar
9. Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis penerapan … . a. roda berporos b. katrol c. bidang miring d. pengungkit Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260
10. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... . a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca c. terbentuknya pelangi setelah hujan d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Yakin Benar Tidak Yakin Benar
11. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah ... . a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin Benar Tidak Yakin Benar 12. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin. a. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 13. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar 14. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … . a. lup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261
b. periskop c. kacamata d. mikroskop Yakin Benar Tidak Yakin Benar 15. Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … . a. gunting dan lem b. karton dan isolasi c. kotak pasta gigi dan cermin d. cermin dan lem Yakin Benar Tidak Yakin Benar 16. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini. 1. memiliki warna hijau keabu-abuan 2. berasal dari magma 3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah 4. memiliki rongga-rongga kecil 5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 17. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... . a. getaran permukaan bumi b. perubahan suhu yang drastis c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin d. pengaruh paparan panas sinar matahari Yakin Benar Tidak Yakin Benar 18. Pelapukan fisis adalah ... . a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262
d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 19. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar 20. Perhatikan gambar berikut!
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... . a. A b. B c. C d. D Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 263
Lampiran 3.9 Soal Uraian Penelitian Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawab yang tersedia ! 1. Perhatikan kedua gambar berikut!
A
B
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian? Jelaskan! .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 2. Perhatikan gambar pensil di dalam gelas berisi air berikut!
Mengapa pensil pada gambar di samping tampak seperti patah? .......................................................................................................... .......................................................................................................... ..........................................................................................................
3. Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan jawabanmu! ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 4. Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264
5. Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen ! ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 265
Lampiran 3.10 Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271
Lampiran 4 HASIL VALIDASI AHLI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272
Lampiran 4.1 Permohonan Izin Validasi Ahli Kepada Yth. Bapak/Ibu validator di tempat Dengan hormat, Bersama ini kami mohon kesediaan Romo/Bapak/Ibu untuk melakukan validasi instrumen penelitian yang terdiri dari soal evaluasi pilihan ganda dan soal essay, dalam penelitian skripsi payung dengan tema Miskonsepsi IPA Fisika Kelas V SD se-Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA (Fisika) pada siswa SD Kelas V di Kabupaten Sleman; 2). mendeskripsikan profil miskonsepsi IPA (Fisika) pada siswa SD Kelas V di Kabupaten Sleman. Kami menyertakan juga pemetaan indikator dan kompetensi dasar yang bisa Romo/Bapak/Ibu pergunakan untuk pertimbangan validasi instrumen penelitian. Tanggapan Romo/Bapak/Ibu adalah anonym (tanpa nama) dan dijamin kerahasiaannya. Kami akan menjadi satu-satunya pihak yang dapat mengakses data Romo/Bapak/Ibu. Laporan penelitian ini, yang akan disajikan untuk masyarakat umum tidak akan mencantumkan segala informasi personal yang dapat digunakan untuk menelusur identitas Romo/Bapak/Ibu. Kami mohon Romo/Bapak/Ibu berkenan untuk melakukan validasi dengan mengisi rubrik penilaian soal pilihan ganda dan essay. Instrumen penelitian yang sudah divalidasi akan kami ambil kembali dari Romo/Bapak/Ibu seminggu setelah penyerahan. Jika Romo/Bapak/Ibu memiliki pertanyaan atau saran, dimohon untuk menghubungi dosen pembimbing kami, Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dengan alamat email :
[email protected] atau dapat menghubungi di nomor telepon 081809809444. Terima kasih atas waktu dan dukungan Bapak/Ibu.
Hormat kami,
Kelompok Studi Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 273
Lampiran 4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda No Soal
Validator 1 2 3 4
Ratarata
1
3
4
3
2
3
2
3
4
2
2
2.75
3
2
4
2
4
3
4
3
4
4
3
3.5
5
2
4
4
3
3.25
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 1: Validator 2: Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan macam-macam gaya Validator 4 Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet, dan gosok. Validator 1 Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh subjek, dan mengganti alternatif pegasnya Validator 2 Percobaan diganti dengan peristiwa Validator 3 Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena Validator 4 Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan seharihari. Validator 1 Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang salah. Validator 2: Validator 3 Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat mengelompokan salah satu jenis gaya Validator 4: Validator 1 Kalimat soalnya tidak baik Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1 Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak Validator 2:Validator 3: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 274
6
1
4
1
4
2.5
7
1
4
4
3
3
8
3
4
4
2
3.25
9
4
4
4
2
3.5
10
3
4
4
4
3.75
11
3
4
4
1
3
Validator 4: Validator 1 Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapat membuat siswa pandai bingung. Validator 2: Validator 3 Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang didorong bergerak karena apa…. Validator 4: Validator 1 Perlu ada gambar dan membingungkan Validator 2: Validator 3 Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4 Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata yang sama nomor 8 dan 9. Soal diganti menjadi: Gambar di samping adalah pengungkit jenis 2 cirinya adalah Validator 1 Soal penting atau tidak diberikan. Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1 Gambar tidak jelas Validator 2: Validator 3 Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi, menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 275
12
3
4
4
4
3.75
13
4
4
4
4
4
14
4
4
4
3
3.75
15
4
4
4
4
4
16
3
4
4
3
3.5
17
1
4
4
2
2.75
18
2
4
3
-
2.5
a. I & IV b. II & I c. III & II d. IV & III Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1 Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti apa Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1 Salah dalam menulis kunci jawaban Validator 2 Kunci jawaban diganti C bukan B Validator 3: Validator 4 Apa iya jawabannya B? Validator 1 Gambar tidak jelas Validator 2: Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari Gambar kurang jelas Validator 4 Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 276
19
1
-
4
3
3
20
2
4
4
4
3.5
21
1
-
4
1
0.5
22
1
-
4
1
0.5
23
3
4
4
4
3.75
24
3
4
4
3
3.5
25
3
4
4
4
3.75
26
4
4
4
4
4
27
4
4
4
3
3.75
2 prinsip bidang miring & pengungkit. Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban diganti B bukan A Validator 3: Validator 4: Validator 1 Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah jawab karena kalimatnya. Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1 Membingungkan Validator 2: Validator 3: Validator 4 Soal sama dengan no. 19 Validator 1 Membingungkan Validator 2: Validator 3: Validator 4 Soal sama dengan no. 19 Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1 Kalimat harus diperbaiki Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 277
28
1
-
4
4
3.25
29
4
4
3
2
3.25
30
1
4
4
2
2.75
31
3
4
4
3
3.5
32
4
4
4
2
3.5
33
3
4
4
4
3.75
34
4
4
4
3
3.75
35
4
4
3
4
3.75
Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban A bukan C Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3 Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah terlalu kecil atau terlalu jauh Validator 4 Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi: “untuk melihat benda angkasa …. Validator 1 Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa mereka membuatnya. Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 278
36
4
4
4
3
3.75
37
4
4
4
3
3.75
38
3
4
4
3
3.75
39
1
4
4
4
3.25
40
4
4
4
4
4
41
4
4
4
4
4
42
4
4
4
3
3.75
43
3
4
3
4
3.5
44
3
4
4
4
3.75
Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2 Diganti hurufnya Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1 Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan lagi. Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4 Dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Validator 1: Validator 2: Validator 3 Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 279
45
4
4
4
4
4
46
3
4
4
3
3.75
47
3
4
4
3
3.5
48
4
4
4
3
3.75
49
4
4
4
3
3.75
50
4
4
4
4
3
Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4 Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan di soal no. 43 Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4 Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng merapi identik dengan fungsi sebagai bahan bangunan Validator 1: Validator 2: Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat mendeskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4 “Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar di atas adalah”. Validator 1: Validator 2: Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar bagan gunung siswa dapat mendeskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4: -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 280
Lampiran 4.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian No. Soal
Validator 1 2 3 4
Ratarata
1
4
4
3
1
3
2
3
4
2
2
2.75
3
3
4
4
4
3.75
4
3
4
4
3
3.5
5
4
4
3
2
3.25
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 1: Validator 2: Validator 3 Disediakan gambar siswa dapat menjelaskan perbedaan golongan pengungkit, gambar kurang jelas Validator 4 Soal kurang jelas, diganti sesuai dengan komentar validator menjadi: “Gambar di samping adalah contoh pengungkit. Jelaskan perbedaannya!” Validator 1: Validator 2: Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar, siswa dapat…., Gunakan data valid, ketika pintu kulkas dibuka lebih dari 450 belum tentu pintu secara otomatis tertutup sendiri (kemungkinan hanya produk-produk tertentu), Mungkin soal diperbaiki dengan menggunakan mainan anak-anak beralaskan besi bisa menempel di pintu kulkas karena…… Validator 4 Perintah soal diganti sesuai dengan komentar validator menjadi: “Jelaskan apa yang terjadi!” Validator 1 Kalimat diperbaiki agar tidak membingungkan Validator 2: Validator 3 Disediakan gambar struktur lapisan bumi, siswa dapat mendeskripsikan struktur bumi Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4 : “sebutkan sifat cermin cekung!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 281
6
3
4
4
2
3.25
7
3
4
4
3
3.5
8
4
4
3
4
3.75
9
4
4
3
4
3.75
10
4
4
4
-
3
11
4
4
4
-
3
Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4 Diberikan contoh penyebabnya, soal direvisi menjadi: “Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan contoh penyebabnya!” Validator 1: Validator 2: Validator 3 Bagian indikator = ada datanya/ ciri-ciri batuan Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4: Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4 Sebaiknya dari pasir saja, misal menjelaskan sifat tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk jenis tanah tertentu. Validator 1: Validator 2: Validator 3: Validator 4 Sebaiknya dari pasir saja, misal menjelaskan sifat tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk jenis tanah tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 282
Lampiran 5 HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 283
Lampiran 5.1 Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris Total Total
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N item1
Pearson Correlation
55 .
a
Sig. (2-tailed) N item2
Pearson Correlation
,087
Sig. (2-tailed)
,529
N item3
,099
Sig. (2-tailed)
,470
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item6
Pearson Correlation
Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N item11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item12
,001 55 .422
**
,001 55
,080
Sig. (2-tailed)
item10
**
Sig. (2-tailed)
N
item9
.440
,238
Sig. (2-tailed)
item8
55
Pearson Correlation
N item7
55
Pearson Correlation
N item4
55
55 .399
**
,003 55 .521
**
,000 55 .354
**
,008 55 -,133 ,335 55 .465
**
,000 55 *
Pearson Correlation
.275
Sig. (2-tailed)
,042
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 284
N item13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item14
Sig. (2-tailed)
,741
,144
Sig. (2-tailed)
,295
Pearson Correlation
55
55
Pearson Correlation
,160
Sig. (2-tailed)
,243
Pearson Correlation
55 .446
**
,001 55 *
Pearson Correlation
.281
Sig. (2-tailed)
,038 55 *
Pearson Correlation
.338
Sig. (2-tailed)
,012
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
55 .353
**
,008 55
Pearson Correlation
,212
Sig. (2-tailed)
,121
N
55
Pearson Correlation
,201
Sig. (2-tailed)
,141
N item26
,001
,306
N
item25
**
Sig. (2-tailed)
N
item24
.420
,140
N
item23
55
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
item22
55
Pearson Correlation
N
item21
55 ,046
N
item20
*
Pearson Correlation
N
item19
55
,011
Sig. (2-tailed)
item18
,000
Sig. (2-tailed)
N item17
**
.341
N item16
.506
Pearson Correlation
N item15
55
Pearson Correlation
55 ,064
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 285
Sig. (2-tailed) N item27
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item28
,116
Pearson Correlation
,375 55
Sig. (2-tailed)
,103 55
Pearson Correlation
,140
Sig. (2-tailed)
,309 55 *
Pearson Correlation
.293
Sig. (2-tailed)
,030 55 *
Pearson Correlation
.319
Sig. (2-tailed)
,018
Pearson Correlation
N
55 .382
**
,004 55
Pearson Correlation
,189
Sig. (2-tailed)
,168
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N item38
-,122
,222
Sig. (2-tailed)
item37
55
Pearson Correlation
N
item36
55
Sig. (2-tailed)
N
item35
*
,214
N
item34
55
Pearson Correlation
N
item33
,000
,012
N
item32
**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
item31
.502
.335
N item30
55
Pearson Correlation
N item29
,640
55 .441
**
,001 55 *
Pearson Correlation
.286
Sig. (2-tailed)
,034
N
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 286
Lampiran 5.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .755
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 287
Lampiran 5.3 Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris total Total
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N item1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
item9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
55 .770
**
,000 55 .651
**
,000 55 .485
**
,000 55 .662
**
,000 55 .573
**
,000 55 .396
**
,003 55 .610
**
,000 55 .714
**
,000 55 .420
**
,001 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 288
Lampiran 5.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 55
100.0
0
.0
55
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .759
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 289
Lampiran 6 UJI ASUMSI DASAR PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 290
Lampiran 6.1 Hasil Uji Normalitas untuk Soal Pilihan Ganda One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Skor N Normal Parameters
242
242
55,6198
1,57
14,49811
,496
Absolute
,078
,377
Positive
,067
,305
Negative
-,078
-,377
1,213
5,866
,105
,000
Mean
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
jenis_kelamin
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 6.2 Hasil Uji Homogenitas untuk Soal Pilihan Ganda Test of Homogeneity of Variances Skor Levene Statistic ,108
df1
df2 1
Sig. 240
,743
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 291
Lampiran 6.3 Hasil Uji Normalitas untuk Soal Uraian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Skor N Normal Parameters
242
242
40,0000
1,57
10,35671
,496
Absolute
,149
,377
Positive
,149
,305
Negative
-,087
-,377
2,314
5,866
,000
,000
Mean
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
jenis_kelamin
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 6.4 Hasil Uji Homogenitas untuk Soal Uraian Test of Homogeneity of Variances Skor Levene Statistic 1,017
df1
df2 1
Sig. 240
,314
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 292
Lampiran 7 HASIL ANALISIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 293
Lampiran 7.1 Hasil Uji Hipotesis untuk Soal Pilihan Ganda
a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U
6828,500
Wilcoxon W
12288,500
Z
-,648
Asymp. Sig. (2-tailed)
,517
a. Grouping Variable: jenis_kelamin
Lampiran 7.2 Hasil Uji Hipotesis untuk Soal Uraian
a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
6526,500 11986,500 -1,220 ,223
a. Grouping Variable: jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 294
Lampiran 8 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 295
Lampiran 8.1 Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Uji Validitas di SD N Delegan 2
Bapak Kelapa Sekolah SD N Delegan 2
Penelitian di SD N Delegan 3
Ibu guru kelas V SD N Delegan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 296
BIODATA
Pungky Gupitawati lahir di Klaten, 9 Juli 1994, merupakan anak pertama dari pasangan Suharji dan Tri Ambarwati. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD N Keputran 1 pada tahun 2000-2006, kemudian peneliti melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Klaten dan lulus pada tahun 2009, selanjutnya pada tahun 2009-2012 peneliti menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 Jogonalan. Pada tahun 2012, peneliti melanjutkan pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjadi mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma, peneliti juga mengembangkan kemampuannya baik di bidang akademik maupun non akademik dengan mengikuti beberapa kegiatan kepanitian yang diselenggarakan di
dalam
kampus.
Beberapa
kegiatan
tersebut
antara
lain,
Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) I dan PPKM II, Kursus Mahir Dasar (KMD) Pembina Pramuka, English Club dan menjadi panitia dalam kegiatan Inisiasi Fakultas Sanata Dharma (INFISA) pada tahun 2013.