Minat Baca Pada .... (Ilham Nur Triatma) 166
MINAT BACA PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI DELEGAN 2 PRAMBANAN SLEMAN YOGYAKARTA READING INTEREST IN 6th GRADE STUDENTS OF THE PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL DELEGAN 2 OF PRAMBANAN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Ilham Nur Triatma, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan minat baca siswa kelas VI SDN Delegan 2 dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca siswa kelas VI SDN Delegan 2. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Delegan 2. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Minat baca siswa kelas VI SDN Delegan 2 masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: Minat baca siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 masih rendah. Dilihat dari tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan yang jarang dilakukan. Para siswa lebih memilih di kelas, bercerita dengan teman, dibandingkan dengan membaca buku ke perpustakaan. Rendahnya minat baca siswa disebabkan siswa kurang memiliki perasaan, perhatian terhadap buku dan manfaat membaca, serta motivasi dari diri sendiri maupun dari orang lain (lingkungan). Faktor-faktor yang mempengaruhi mint baca siswa adalah faktor yaitu: faktor internal (perasaan, perhatian dan motivasi). Langkah yang dilakukan adalah dengan cara memberi motivasi, perhatian secara terus menerus kepada siswa kelas VI dan perhatian untuk meningkatkan minat baca. Faktor yang mempengaruhi minat baca dari luar terdiri dari peranan guru, lingkungan, keluarga dan fasilitas. Seorang guru hendaknya menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip pembelajaran sehingga dalam proses pembelajaran dapat diterima oleh siswanya dengan baik dan lebih mudah. Adanya keberadaan perpustakaan di sekolah, di mana perpustakaan sebagai sumber belajar yang diharapkan dapat menumbuhkan minat baca bagi siswa, maka hendaklah dikelola secara baik, misalnya sistem komputerisasi yang dapat memudahkan siswa dalam mencari judul buku yang diinginkan.
Kata kunci: minat baca, siswa kelas VI
Abstract This study aimed to describe reading interest of sixth grade student of SDN Delegan 2 and the factors that affect students' reading interest. This research is using the descriptive qualitative approach. The subjects were the sixth grade students of SDN Delegan 2. The data collection was done by using the method of observation, interviews, and documentation. Sixth grade students reading interest SDN Delegan 2 remains low. Based on the results of the study concluded that: interest in reading the sixth grade students of State Elementary School Delegan 2 remains low. Judging from the level of student visits to the library that is rarely done. The students prefer classes, storytelling with friends, compared with reading a book to the library. Low interest student reading because students do not have feelings, attention to the book and the benefits of reading, as well as the motivation of themselves and of others (the environment). Factors that influence students' reading mint are factors: internal factors (feelings, attention and motivation). Steps to be done is to give motivation, continuous attention to the students of class VI and attention to increase interest in reading. Factors affecting interest in reading from the outside consists of the role of teachers, the environment, family and facilities. A teacher should use the theory or strategy components of learning as learning principles so that the learning process can be received by students with better and easier. Their presence in the school library, where the library as a learning resource that is expected to foster interest in reading for students, then let is properly managed, for example, a computerized system that can facilitate students in finding the desired book title. Keywords: interest in reading, students of sixth grade
wawasan dan pengetahuan individu. Membaca
PENDAHULUAN Membaca
merupakan
jendela
dunia.
membuat
individu
dapat
meningkatkan
Ungkapan ini secara jelas menggambarkan
kecerdasan, mengakses informasi dan juga
manfaat membaca, yakni membuka, memperluas
memperdalam pengetahuan dalam diri seseorang.
167
E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016
Semakin sering membaca buku, semakin luas
(www.perpusnas.go.id).
Pada
tahun
2011,
pengetahuan yang individu miliki. Sebaliknya,
UNESCO merilis hasil survei budaya membaca
semakin jarang membaca buku, pengetahuan
terhadap penduduk di negara-negara ASEAN.
yang individu miliki semakin terbatas.
Budaya membaca di Indonesia berada pada
Potensi bangsa Indonesia sangat besar
peringkat paling rendah dengan nilai 0,001.
apabila ditinjau dari jumlah penduduknya yang
Artinya, dari sekitar seribu penduduk Indonesia,
terdiri dari berbagai suku, beraneka ragam budaya
hanya satu yang memiliki budaya membaca
dan
tinggi. Pengembangan minat baca ditingkatkan
bahasa
yang
perlu
dilestarikan
keberadaannya. Namun, potensi yang sangat
secara
besar secara kuantitas itu perlu diimbangi dengan
masyarakat yang berbudaya membaca (Kartika,
kualitas
2004: 115).
yang
dimiliki.
United
Nations
berkesinambungan
agar
terbentuk
Development Program (UNDP) pada tahun 2014
Indonesia mengalami loncatan budaya
melaporkan bahwa Human Development Index
dari budaya tutur ke budaya menonton, tanpa
(HDI) Indonesia berada pada peringkat 108 dari
melalui budaya baca terlebih dulu. Sebagian besar
187 negara (www.hdr.undp.org). Hal tersebut
masyarakat
menunjukan kualitas sumber daya manusia
luangnya untuk menonton tv dibanding untuk
Indonesia berada di tingkat menengah. Salah satu
membaca. Data statistik menunjukkan bahwa
faktor penyebab Indonesia belum menempati
jumlah waktu yang dipakai oleh anak-anak
posisi atas adalah karena rendahnya kualitas
Indonesia menonton tv adalah 300 menit/hari.
pendidikan. Keadaan tersebut diperburuk dengan
Bandingkan dengan anak-anak di Australia 150
masih dominannya budaya tutur daripada budaya
menit/hari, Amerika 100 menit/hari, dan Kanada
baca. Padahal Somadayo (2011: 7) memaparkan
60 menit/hari (Dharma, 2012). Pernyataan
bahwa setiap aspek kehidupan melibatkan
tersebut
kegiatan
minat
Indonesia lebih menyukai menonton dibanding
membaca masyarakat khususnya anak sebagai
membaca. Mendukung pernyataan tersebut, PBB
pelajar saat ini masih rendah.
mengungkapkan bahwa satu surat kabar di
membaca.
Kenyataannya,
Indonesia
menyatakan
menggunakan
bahwa
waktu
masyarakat
Rendahnya minat membaca masyarakat,
Indonesia dibaca oleh 25 orang. Idealnya yang
erat hubungannya dengan tingkat pendidikan di
ditoleransikan PBB adalah 10 orang untuk satu
negara tersebut (Galus, 2011). Menurut peraturan
surat kabar. Sedangkan untuk buku, 35 judul buku
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43
untuk satu juta penduduk (Galus, 2011).
Tahun 2007 tentang Perpustakaan bahwa budaya
Rendahnya minat baca disebabkan oleh
kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga,
beberapa hal diantaranya mahalnya harga buku
satuan pendidikan, dan masyarakat dengan
dan terbatasnya fasilitas perpustakaan yang
kerjasama antara pemerintah dalam upaya
menyebabkan membaca tidak lagi sebagai sarana
peningkatan minat baca, dimana pemerintah
pembelajaran dan hiburan bagi masyarakat
bertindak sebagai penanggungjawab utama dan
Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih memilih
pustakawan melakukan kinerja yang optimal
membeli televisi dibanding membeli buku.
Minat Baca Pada .... (Ilham Nur Triatma) 168
Rendahnya budaya membaca pada masyarakat
mampu untuk merangkum materi yang ada di
Indonesia,
buku untuk kemudian disimpulkan.
mengakibatkan
kurang
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Rahim (2008: 28) menyebutkan bahwa
di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) pada
orang yang mempunyai minat baca yang kuat
tahun 2012 menyebutkan bahwa masyarakat
akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk
Indonesia lebih memilih menonton televisi
mendapat
dengan presentase 91,68% dan mendengarkan
membacanya atas kesadarannya sendiri. Bahan
radio dengan presentase 18,57% dibanding
bacaan yang dibaca meliputi surat kabar, majalah,
membaca koran yang hanya sekitar 17,66%
buku pelajaran, buku pengetahuan di luar buku
(www.bps.go.id).
pelajaran, dan buku cerita.
bahan
bacaan
dan
kemudian
Di tingkat pendidikan dasar, kebiasaan
Menurut Harris (Abdurrahman, 2003:
membaca anak-anak masih rendah (Putra, 2008:
201) ada lima tahap perkembangan membaca,
131). Survei yang pernah dilakukan mencatat,
yaitu kesiapan membaca, membaca permulaan,
kemampuan membaca anak Sekolah Dasar di
ketrampilan membaca cepat, membaca luas dan
Indonesia menempati peringkat ke-26 dari 27
membaca
negara yang di survei. Fakta itu diperkuat dengan
Greannary yang dikutip oleh World Bank dalam
hasil penelitian Programme for International
sebuah Laporan Pendidikan “Education in
Student Assesment (PISA) tahun 2003, Indonesia
Indonesia From Cricis to Recovery“ tahun 1998
berada di urutan ke-40 dari 40 negara peserta.
melakukan studi tentang kemampuan membaca
Penelitian tersebut menyimpulkan, kemampuan
anak-anak kelas VI Sekolah dasar (Karyono,
membaca anak-anak Indonesia usia 9-14 tahun
2007). Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa
berada pada urutan terbawah. Yang diukur oleh
kemampuan membaca anak-anak kelas VI
Programme for International Student Assesment
Sekolah
(PISA)
untuk
kedudukan paling akhir dengan nilai 51,7 setelah
mengambil teks, kemampuan menafsirkan teks,
Filipina yang memperoleh nilai 52,6 dan Thailand
serta kemampuan mengolah dan memberi makna
dengan nilai 65,1 serta Singapura dengan nilai
pada teks tersebut. Berinteraksi dengan berbagai
74,0 dan Hongkong yang memperoleh nilai 75,5.
jenis teks mencangkup biografi fiksi sejarah,
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, terlihat
legenda, puisi, dan brosur dapat meningkatkan
bahwa
kinerja membaca siswa (Gambre LL dalam
Indonesia masih sangat rendah.
adalah
kemampuan
siswa
Rahim, 2008: 8).
yang
Dasar
sesungguhnya.
di
kemampuan
Salah
satu
Indonesia
membaca
sekolah
Vincent
menempati
masyarakat
dengan
minat
Abdurrahman (2003: 201) menyebutkan
membaca rendah adalah Sekolah Dasar Negeri
bahwa masih terdapat banyak siswa yang mampu
Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta.
membaca secara benar suatu bahan bacaan tetapi
Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
tidak mampu memahami isi bacaan tersebut.
Sleman Yogyakarta adalah salah satu Sekolah
Kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan
Dasar yang berada di pinggiran kota Yogyakarta
yang rendah dapat menjadikan siswa kurang
dan rata-rata siswanya berasal dari keluarga yang
169
E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016
kelompok sosial ekonominya rendah. Anak dari
seharusnya mampu mengaitkan dengan kegiatan
kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah lebih
membaca serta menciptakan suasana diskusi di
sedikit membaca dibandingkan dengan anak dari
dalam
kelompok
keatas
pembelajaran dengan langsung, memodelkan,
(Hurlock, 2006: 161). Timbulnya minat terhadap
membantu, meningkatkan, memfasilitasi, dan
suatu objek ditandai dengan adanya rasa senang
mengikutsertakan dalam pembelajaran (An &
atau tertarik. Minat tidak hanya diekspresikan
Raphael dalam Rahim, 2008: 6).
ekonomi
menengah
dan
kelas.
Guru
dapat
melaksanakan
Orang tua mempunyai peran untuk
melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu daripada yang
memberikan
contoh
kepada
anak-anaknya
lainnya, tapi juga dapat di implementasikan
dirumah. Dengan menyediakan waktu dan
melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
perhatian kepada anak-anaknya, maka orang tua
Salah satu bukti rendahnya minat membaca siswa
dapat menumbuhkan minat baca anak. Anak-anak
dalam membaca dapat dilihat dari jumlah anak
yang berasal dari rumah yang memberikan
yang mengunjungi perpustakaan sekolah.
banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan tingkat
yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam
kunjungan siswa ke perpustakaan Sekolah Dasar
akan mempunyai kemampuan membaca yang
Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta
tinggi (Crawley & Mountain dalam Rahim, 2008:
rata-rata per harinya hanya 15 sampai 30 siswa
19).
Berdasarkan
survei
awal,
Piaget (Izzaty, 2008: 35) menguraikan
dari 175 siswa. Dalam satu bulan berarti hanya mengunjungi
empat tahap perkembangan kognitif, yaitu tingkat
perpustakaan. Artinya setiap harinya hanya ada
sensorimotor (0-18 bulan), praoperasional (18
kurang lebih 17,1 persen saja siswa sebagai
bulan – 6 tahun), operasional konkret (6-12
pengunjung perpustakaan.
tahun), dan operasional formal (12 tahun keatas).
ada
375-750
siswa
yang
satu
Apabila dilihat dari rentan usia tersebut, anak
bagian dari sekolah yang menyediakan bahan
Sekolah Dasar masuk pada tingkat operasional
bacaan yang diminati siswa. Membaca menjadi
konkret.
menyenangkan apabila materi bacaan memiliki
dikelompokkan menjadi kelas rendah (kelas 1-3)
daya tarik bagi siswa, sehingga siswa akan
dan kelas tinggi (kelas 4-6). Dalam penelitian ini
membaca dengan bersungguh-sungguh yang
dipilih murid kelas VI karena dianggap murid
selanjutnya akan menunjang pemahaman bacaan
kelas VI Sekolah Dasar telah dapat membaca
siswa (Rahim, 2008: 85). Bacaan dapat diambil
dengan lancar dan dapat menjawab pertanyaan
dari buku teks, buku sastra anak-anak, majalah
dalam wawancara.
Perpustakaan
merupakan
salah
yang
dapat
dilakukan
jenjang
Sekolah
Dasar
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
anak-anak, surat kabar dan buku referensi. Hal
Adapun
untuk
tertarik
untuk
mengetahui
faktor
yang
meningkatkan minat baca siswa berupa peranan
mempengaruhi minat baca pada siswa kelas VI
guru dalam memotivasi siswa untuk mencintai
Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
buku sejak dini. Dalam proses pembelajaran, guru
Sleman Yogyakarta melalui penelitian yang
Minat Baca Pada .... (Ilham Nur Triatma) 170
berjudul “Minat Baca pada Siswa Kelas VI
Subjek penelitian dalam penelitian ini
Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
adalah Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri
Sleman Yogyakarta”.
Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta, Pustakawan Sekolah Dasar Negeri Delegan 2
METODE PENELITIAN
Prambanan Sleman Yogyakarta, Guru kelas VI
Jenis Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
Sleman Yogyakarta, dan Siswa kelas VI Sekolah
jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
kualitatif.
Yogyakarta. Dengan masalah yang diteliti adalah
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui dan mendeskripsikan secara rinci dan
minat baca pada siswa kelas VI.
mendalam tentang minat baca siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
Yogyakarta
dengan
Prosedur Sugiyono
menganalisis
(2013:
308)
menyatakan
berbagai hasil wawancara, tulisan atau catatan
penelitian deskriptif kualitatif, pengumpulan data
yang mengandung informasi tentang minat baca
dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting).
siswa.
Berdasarkan pernyataan di atas maka teknik pengumpulan
data
yang
digunakan
dalam
penelitian minat baca siswa kelas VI Sekolah
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
Yogyakarta menggunakan teknik observasi,
Yogyakarta yang beralamatkan di Jalan Dinginan
wawancara, dan dokumentasi.
Desa
1.
Sumberharjo
Kecamatan
Prambanan
Observasi
Kabupaten Sleman. Status akreditasi Sekolah
Nasution (Sugiyono, 2013: 310)
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
menyatakan bahwa observasi merupakan
Yogyakarta yaitu A. Waktu penyelenggaraan
dasar semua ilmu pengetahuan. Teknik
proses pembelajaran dilakukan di pagi hari.
pengumpulan data yang digunakan adalah
Kategori Sekolah Dasar Negeri Delegan 2
teknik observasi partisipatif pasif, yaitu
Prambanan Sleman Yogyakarta yaitu SD SPM
melakukan pengamatan langsung terhadap
(Sekolah Dasar Standar pelayanan Minimal).
subjek dimana sehari-hari mereka berada dan
Kurikulum yang digunakan saat ini masih
biasa melakukan aktivitasnya, tetapi peneliti
menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum
tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Tingkat Satuan Pendidikan).
Observasi
dalam
penelitian
ini
dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kondisi yang terjadi selama di Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Subjek Penelitian
Sleman Yogyakarta, baik kondisi fisik maupun yang menjadi minat baca siswa kelas
171
E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016
VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
Prambanan
selama
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan
Peneliti
dan
Sleman
berlangsungnya
Yogyakarta penelitian.
(interviewee)
yang
menggunakan alat pengumpul data berupa
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
pedoman observasi dengan tujuan untuk
Herdiansyah (2015: 31) menyatakan bahwa
memperoleh
wawancara
data
dan
informasi
yang
dalam
konteks
penelitian
lengkap. Hal tersebut dilakukan sejak awal
kualitatif adalah sebuah proses interaksi
penelitian dengan mengamati kondisi fisik,
komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya
sarana dan prasarana dan lingkungan sekitar
dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam
Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
kondisi
Sleman Yogyakarta. Obyek penelitian dalam
pembicaraan mengacu kepada tujuan yang
penelitian kualitatif yang diobservasi terdiri
telah ditetapkan dengan mengedepankan
atas tiga komponen, yaitu:
kepercayaan sebagai landasan utama dalam
a. Place, yaitu ruang kelas VI Sekolah Dasar
proses memahami.
yang
alamiah,
dimana
arah
Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
Penelitian ini menggunakan teknik
Yogyakarta dan perpustakaan Sekolah
pengumpulan data dengan wawancara semi
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
terstruktur.
Sleman Yogyakarta.
terstruktur ini digunakan oleh peneliti untuk
Teknik
wawancara
semi
b. Actor, yaitu Kepala Sekolah Sekolah
mempermudah peneliti mendapatkan data
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
yang mendalam dan terperinci dengan
Sleman Yogyakarta, Pustakawan Sekolah
mengembangkan pertanyaan tentang minat
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
baca siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
Sleman Yogyakarta, Guru kelas VI
Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta.
2
Wawancara akan dilakukan kepada
Prambanan Sleman Yogyakarta, dan
subyek yang telah ditetapkan yaitu Kepala
Siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
Sekolah Sekolah Dasar Negeri Delegan 2
Delegan
Prambanan Sleman Yogyakarta, Pustakawan
Sekolah
Dasar
2
Negeri
Delegan
Prambanan
Sleman
Yogyakarta.
2.
terwawancara
Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
c. Activity, yaitu proses yang meliputi
Sleman Yogyakarta, Guru kelas VI Sekolah
perencanaan dan pelaksanaan mengenai
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
minat baca siswa kelas VI Sekolah Dasar
Yogyakarta, dan Siswa kelas VI Sekolah
Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
Yogyakarta.
Yogyakarta. Wawancara dilakukan untuk
Wawancara
memperoleh informasi secara mendalam
Menurut Lexy J. Moleong (dalam
tentang apa saja yang menjadi minat baca
Herdiansyah, 2015: 29) wawancara adalah
siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
percakapan dengan maksud tertentu yang
Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta.
Minat Baca Pada .... (Ilham Nur Triatma) 172
3.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
Dokumentasi Dalam penelitian ini, dokumentasi
yang diharapkan adalah menjawab rumusan
merupakan metode bantu dalam memperoleh
masalah. Teknik analisis yang digunakan dalam
data penelitian dilapangan. Dokumentasi
penelitian ini melalui teknik dan prosedur.
diambil dari data-data berupa catatan tertulis
Langkah-langkah tersebut adalah mengumpulkan
maupun peristiwa tertentu
yang dapat
data dengan melalui observasi, wawancara, dan
digunakan untuk mendeskripsikan minat
dokumentasi, serta mereduksi data yang diperoleh
baca siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
dari lapangan, membuat sajian data berdasarkan
Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta .
pola-pola hubungan satu data dengan data yang
Penggunaan
lain, dan menarik kesimpulan.
metode
ini
adalah
untuk
memperoleh data tertulis mengenai lembaga, dan data yang dapat melengkapi minat baca
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian wawancara dengan pihak
siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta.
sekolah,
Data pendukung yang akan diperoleh peneliti
perpustakaan, wali kelas dan beberapa siswa kelas
dalam teknik pengumpulan data dengan
VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
dokumentasi
Sleman Yogyakarta, ditemukan minat baca yang
dapat
berupa
foto-foto,
dokumen, catatan dan peraturan-peraturan.
yaitu
kepala
sekolah,
bagian
masih rendah, rendahnya minat baca disebabkan karena dorongan dari diri sendiri yang masih
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
kurang. Berdasarkan hasil penelitian melalui
Data Pengumpulan data dalam penelitian ini
observasi dan wawancara diperoleh bahwa minat
dengan
baca adalah keinginan yang disertai usaha-usaha
kebutuhan peneliti. Data penelitian ini bersifat
seseorang untuk membaca. Di mana orang yang
deskriptif berupa dokumen pribadi, catatan
mempunyai minat membaca yang kuat akan
harian,
ucapan
diwujudkan untuk mendapat bahan bacaan sesuai
responden dari hasil wawancara. Tekhnik yang
keinginannya. Pembahasan tersebut diperkuat
digunakan adalah observasi, wawancara, dan
oleh Rahim (2008) yang menjelaskan bahwa
dokumentasi.
minat baca ialah keinginan yang kuat disertai
dilakukan
secara
catatan
bertahap
lapangan,
sesuai
ataupun
usaha-usaha seseorang untuk membaca. Minat baca siswa kelas VI Sekolah Dasar
Teknik Analisis Data Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:
Negeri Delegan 2 masih rendah. Dilihat dari
246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan yang
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
jarang dilakukan. Para siswa lebih memilih di
dan berlangsung secara terus menerus sampai
kelas, bercerita dengan teman, dibandingkan
tuntas, sehingga diperoleh data akhir.
dengan
membaca
buku
ke
perpustakaan.
Rendahnya minat baca siswa disebabkan siswa
173
E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016
kurang memiliki perasaan, perhatian terhadap
lebih menarik dan menyenangkan, sehingga lama
buku dan manfaat membaca. Kondisi ini dapat
kelamaan akan tertarik untuk membaca buku.
terdapat pada siswa kelas VI Keadaan tersebut
Disamping mudah mencari judul buku, fasilitas
disebabkan karena kesadaran untuk membaca
lain sudah lebih modern, sehingga siswa lebih
masih rendah, kelas VI setiap harinya difokuskan
tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan dan
untuk membahas soal-soal, sehingga jam untuk
akhirnya mulai untuk membaca buku yang
berkunjung ke perpustakaan kurang sekali.
tersedia tersebut.
Kenyataan tersebut diperjelas oleh petugas
Sedangkan
faktor-faktor
yang
perpustakaan yang menjelaskan bahwa: “siswa
mempengaruhi minat baca siswa Sekolah Dasar
kelas VI jarang berkunjung keperpustakaan
Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta
karena di kelasnya sering diadakan tryout-tryout
selama ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
untuk membahas soal-soal UN”, namun para
faktor internal (perasaan, perhatian dan motivasi),
siswa
yang
sedangkan faktor yang mempengaruhi dari luar
membiasakan
teridiri dari peranan guru, lingkungan, keluarga
tidak
bermanfaat
memperhatikan jika
dampak
benar-benar
membaca.
dan fasilitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kurangnya motivasi yang diberikan dari
tersebut dapat dijelaskan sesuai dengan teori yang
pihak sekolah maupun orang tua itulah, siswa
mengatakan bahwa minat baca siswa yaitu
kelas
pentingnya
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa
perpustakaan. Perpustakaan bukan hanya untuk
(internal) yang meliputi perhatian, perasaan, dan
mengumpulkan dan menyimpan buku-buku,
motivasi, kemudian faktor dari luar siswa
tetapi
(eksternal)
VI
tidak
dengan
perpustakaan
mengetahui
adanya sekolah
penyelenggaraan diharapkan
dapat
membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas-
yang
meliputi
peranan
guru,
lingkungan, keluarga, dan fasilitas. dan faktor lingkungan (di sekolah).
tugas dalam proses pembelajaran. Ketersediaan
Hasil penelitian ini faktor-faktor yang
buku yang cukup memadai dan menarik dapat
mempengaruhi minat baca siswa kelas Sekolah
mendukung timbuhnya
siswa untuk
Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman
membaca. Selain itu, pihak sekolah harus dapat
Yogyakarta yang berasal dari faktor internal
menentukan kondisi belajar yang kondusif,
adalah perasaan yang dimiliki tiap siswa berbeda-
sehingga minat membaca siswa akan meningkat.
beda, sehingga untuk menyatukan perasaan yang
minat
Kondisi yang kondusif akan cepat tercapai
berbeda-beda
itulah
maka,
peneliti
yang
jika didukung adanya pengembangan, baik untuk
bekerjasama dengan pihak sekolah. Langkah
perangkat
di
yang dilakukan adalah dengan cara memberi
komputerisasi,
motivasi, perhatian secara terus menerus kepada
sehingga mempermudah siswa untuk mencari
siswa kelas VI dan perhatian untuk meningkatkan
buku yang dinginkan. Cara ini mungkin dapat
minat baca. Perhatian yang dilakukan peneliti
meningkatkan minat baca siswa, karena siswa
adalah dengan cara penyelami keinginan para
akan terbawa perasaannya jika apa yang dilihat
siswa, untuk mengetahui pentingnya membaca.
lunak,
perpustakaan
yaitu
dibuat
dengan
sistem
cara
Minat Baca Pada .... (Ilham Nur Triatma) 174
Setelah mengetahui keinginan dan motivasi siswa
Faktor dari orang tua yang memiliki tingkat
maka siswa akan menyadari apa pentingnya
pendidikan tinggi dan faktor ekonomi yang
membaca. Manfaatnya selain menambah ilmu,
mapan, terlihat anaknya akan terlihat minat
membaca juga dapat membuka wawasan yang
bacanya lebih bagus dibandingkan dengan
lebih luas lagi serta dapat menambah pengetahuan
pendapatan orang tua kurang mapan dan
yang lebih baik lagi. Penjelasan tersebut dapat
pendidikan kurang memadai. Kondisi ini dapat
dipertegas sesuai dengan teori yang dikemukakan
dijumpai pada siswa kelas VI Sekolah Dasar
oleh Rahim (2008).
Negeri
Delegan
2
Prambanan
Sleman
Faktor dari dalam diri meliputi perhatian,
Yogyakarta. Siswa yang berasal dari keluarga
perasaan, dan motivasi. Perasaan senang terhadap
yang mampu terlihat lebih serius dalam membaca,
bacaan merupakan ekspresi seseorang terhadap
tetapi jika siswa yang berasal dari keturunan
bacaan. Hal tersebut dapat berupa jenis buku
keluarga yang kurang mampu, anak kelihatan
bacaan yang disenangi. Hal tersebut dikarenakan
malas-malasa (minat bacanya kurang sekali).
terdapat unsur perhatian dan motivasi seseorang
Faktor inilah yang sangat berpengaruh terhadap
terhadap bacaan tersebut. Motivasilah yang
minat baca siswa yang ada di Sekolah Dasar
mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta
membaca.
selama ini.
Seseorang
siswa
yang
gemar
Hasil
membaca, maka tidak perlu disuruh-suruh untuk
penelitian
dari
faktor
yang
membaca, karena membaca tidak hanya menjadi
mempengaruhi minat baca siswa selanjutnya
aktifitas kesenangannya, tapi sudah menjadi
adalah adanya peran guru dalam pembelajaran di
kebutuhan. Untuk mendapat hasil membaca yang
kelas, faktor yang dipengaruhi oleh metode
baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
pembelajaran yang digunakan di kelas, dan faktor
terhadap bahan bacaannya, jika bahan bacaannya
yang dipengaruhi oleh aspek perpustakaan.
tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
Faktor tersebut ini di Sekolah Dasar Negeri
kebosanan. Agar siswa dapat membaca dengan
Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta peran
baik, usahakanlah bahan bacaan selalu menarik
guru masih kurang maksimal, sehingga siswa
perhatian. Hal tersebut sesuai dengan yang
akan menolak perintah guru karena guru kurang
dikatakan oleh Herman Wahadaniah (1997: 16)
memperhatikan keinginan siswanya. Seorang
yang menyatakan minat baca adalah suatu
guru
perhatian yang kuat dan mendalam disertai
komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip
dengan perasaan senang terhadap kegiatan
pembelajaran. Secara khas, strategi pembelajaran
membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang
berinteraksi dengan situasi belajar. Situasi-situasi
untuk membaca dengan kemauannya sendiri atau
belajar ini sering dinyatakan dalam model-model
dorongan dari luar.
pembelajaran.
hendaknya
menggunakan
Sehingga
teori
dalam
atau
proses
Disampung faktor dari diri siswa, faktor
pembelajaran dapat diterima oleh siswanya
lain yang mempengaruhi minat baca adalah
dengan baik dan lebih mudah, terutama dalam
tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua.
meningkatkan minat baca siswa yang selama ini
175
E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016
masih rendah. Model pembelajaran maupun
pengetahuan untuk masa depannya. Salah satu
strategi pembelajaran yang diperlukan untuk
peran guru dalam proses pembelajaran adalah
mengaplikasikannya berbeda-beda tergantung
sebagai motivator. Peran guru tersebut yaitu
pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar
pemberian motivasi agar mau membaca. Peranan
yang diinginkan (Tennyson, dan Posey, 1992).
guru sebagai motivator ini penting artinya dalam
Selain menerapkan strategi pembelajaran,
meningkatkan pengembangan kegiatan membaca
pemanfaatan untuk aktivitas menggunakan proses
siswa. Faktor guru yang berupa kemampuan
dan sumber untuk belajar. Pihak guru yang
mengelola
terlibat
mempunyai
mengajar, khususnya dalam program pengajaran
tanggung-jawab untuk mencocokkan para siswa
membaca. Guru yang baik harus mengetahui
dengan bahan dan aktivitas yang spesifik,
karakteristik
menyiapkan mental siswa agar dapat berinteraksi
menyajikan bahan bacaan yang menarik teori
dengan bahan dan aktivitas yang dipilih,
Dawson dan Bamman (dalam Santoso, 2005).
memberikan
kegiatan
Guru harus dapat merangsang dan memberikan
berlangsung, memberikan penilaian atas hasil
dorongan untuk memunculkan potensi siswa
yang dicapai siswa berprestasi, sehingga dapat
dalam hal membaca. Salah satu cara untuk
memotivasi siswa yang lain untuk mendapatkan
memotivasi
prestasi. Karena keberhasilan (prestasi sekolah)
membangkitkan minat siswa. Karena itu upaya
tidak mudah didaptkan jika tidak diikuti kerja
peningkatan minat dan kebiasaan membaca juga
keras dan minat yang tinggi, yaitu minat untuk
diadakan
belajar, minat membaca serta minat mencapai
perpustakaan.
dalam
pemanfaatan
bimbingan
selama
pemanfaatan
penting
dan
minat
siswa
di
dan
interaksi
anak.
dalam
sekolah
Guru
belajar
melalui
belajar
bisa
adalah
keberadaan
Aspek perpustakaan merupakan faktor
keberhasilan sesuai fungsi pemanfaatan. Fungsi
kegiatan
karena
yang
mempengaruhi
minat
baca
siswa.
membicarakan kaitan siswa dalam belajar dengan
Perpustakaan sebagai sumber belajar yang
bahan atau sistem pembelajaran. Jelas fungsi ini
diharapkan dapat menumbuhkan minat baca bagi
sangat kritis karena penggunaan oleh siswa kelas
siswa, maka hendaklah dikelola secara baik,
VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan
misalnya sistem komputerisasi yang dapat
Sleman Yogyakarta yang mana minat baca
memudahkan siswa dalam mencari judul buku
siswanya masih rendah. Minat bacanya yang
yang diinginkan. Perpustakaan yang baik harus
masih rendah ini maka fungsi pemanfaatan ini
bisa memberikan suasana yang nyaman dengan
harus memiliki jangkauan aktivitas dan strategi
selalu menjaga kebersihan, menjaga kerapian
mengajar yang luas untuk meningkatkan minat
buku, serta penataan tempat baca yang bisa
siswanya.
membuat siswa nyaman untuk berlama-lama di
Peran guru merupakan faktor yang mempengaruhi
minat
baca
siswa.
Guru
merupakan orang tua kedua bagi siswa. Guru dapat membantu siswanya mengembangkan ilmu
perpustakaan. Suasana yang nyaman dapat menarik minat siswa untuk membaca ke perpustakaan.
Minat Baca Pada .... (Ilham Nur Triatma) 176
SIMPULAN DAN SARAN
sistem
Simpulan
memudahkan siswa dalam mencari judul
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
komputerisasi
yang
dapat
buku yang diinginkan.
pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
Saran
1. Minat baca siswa kelas VI Sekolah Dasar
Berdasarkan
pada
kesimpulan
dari
Negeri Delegan 2 masih rendah. Dilihat dari
penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan
tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan
adalah sebagai berikut.
yang jarang dilakukan. Para siswa lebih
1. Guru hendaknya lebih mengembangkan
memilih di kelas, bercerita dengan teman,
upaya yang dapat meningkatkan minat baca
dibandingkan dengan membaca buku ke
siswa. Upaya tersebut didasarkan pada
perpustakaan. Rendahnya minat baca siswa
faktor-faktor yang mempengaruhi minat
disebabkan
memiliki
baca. Hal tersebut antara lain pemberian
perasaan, perhatian terhadap buku dan
tugas yang memungkinkan siswa untuk
manfaat membaca, serta motivasi dari diri
mencari tahu dari sumber lain dan diminta
sendiri
untuk menuliskan sumbernya, mengajak
siswa
maupun
kurang
dari
orang
lain
siswa untuk memanfaatkan fasilitas sekolah
(lingkungan). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi mint baca siswa adalah faktor yaitu: faktor internal (perasaan, perhatian dan motivasi).
berupa jadwal kunjung perpustakaan untuk kegiatan kegiatan pembelajaran. 2. Kepala
Sekolah
dan
staf
hendaknya
Langkah yang dilakukan adalah dengan
memberikan teladan kepada siswa untuk
cara memberi motivasi, perhatian secara
gemar membaca. Selain itu, hendaknya juga
terus menerus kepada siswa kelas VI dan
memberikan fasilitas yang menunjang siswa
perhatian untuk meningkatkan minat baca.
untuk gemar membaca seperti majalah
Faktor yang mempengaruhi minat baca dari
dinding
luar terdiri dari peranan guru, lingkungan,
menyediakan tempat khusus untuk membaca
keluarga
selain di perpustakaan dan di dalam kelas.
dan
hendaknya
fasilitas.
menggunakan
Seorang
guru
teori
atau
yang
3. Petugas
lebih
dimaksimalkan,
perpustakaan
hendaknya
komponen strategi pembelajaran sebagai
memperhatikan kondisi perpustakaan, yaitu:
prinsip
penataan buku yang disesuaikan dengan jenis
pembelajaran
sehingga
dalam
proses pembelajaran dapat diterima oleh
bacaannya,
siswanya dengan baik dan lebih mudah.
sehingga dapat mengantisipasi apabila ada
Adanya
pengunjung
keberadaan
perpustakaan
di
tidak
yang
membiarkan
datang,
kosong
memberikan
sekolah, di mana perpustakaan sebagai
pelayanan yang memuaskan, dan membuat
sumber belajar yang diharapkan dapat
kartu pinjam perpustakaan.
menumbuhkan minat baca bagi siswa, maka
4. Orang tua memiliki kemampuan tinggi
hendaklah dikelola secara baik, misalnya
maupun rendah, sekarang ini pendidikan
177
E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V Nomor 6 Tahun 2016
http://digilib.um.ac.id /index.php/JurnalPerpustakaan Sekolah/menumbuhkanminat-baca-sejak-usia-dini.html. pada tanggal 4 November 2015, jam 14.00 WIB.
sangat penting, hendaknya memberikan teladan untuk gemar membaca di rumah, memberikan
pengetahuan
tentang
pentingnya pendidikan, sehingga anak akan lebih giat belajar dan minat baca akan meningkat dengan sendirinya. Selain itu, orang tua lebih memberikan situasi belajar yang kondusif untuk menunjang minat baca
Hari Santoso. (2005). Teknik dan Strategi Dalam Membangun Minat baca. Malang: UM Haris
Herdiansyah. (2015). Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
meningkatkan hasil belajar. 5. Bagi siswa hendaknya selalu mengikuti dan turut mensukseskan kegiatan pembinaan minat baca yang ada di sekolah. 6. Bagi
pemerintah
mendistribusikan
buku
hendaknya bacaan
(buku
Herman Wahadaniah. (1997). Perpustakaan Sekolah sebagai Sarana Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca. Dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Laporan Lokakarya Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca (hlm. 15-22) Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
pelajaran, buku cerita fiksi dan non fiksi) untuk pelaksanaan kegiatan membaca yang ada di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Ben S. Galus. (2011). Budaya Baca Orang Indonesia Masih Rendah. Dinas Pendidikan, Pemuda, & Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta. Diakses dari http://www.pendidikandiy.go.id/dinas_v4/?view=v_artikel&id=8. pada tanggal 4 November 2015, jam 14.00 WIB. Elizabeth B. Hurlock. (2006). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penertbit Erlangga. Esther Kartika. (2004). Memacu Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Penabur (Nomor 03 tahun III). Hlm. 113128. Farida Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar: Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Hari Karyono. (2007). Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini. Jurnal Perpustakaan Sekolah, No.2, Tahun Ke-1. Diakses dari
Mulyono Abdurrahman. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. R. Masri Sareb Putra. (2008). Menumbuhkan Minat Baca: Panduan Praktis bagi Pendidik, Orang Tua, dan Penerbit. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Samsu Somadayo. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca: Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Satria Dharma. (2012). Dialog Budaya: Apakah Membaca itu Budaya?. Jurnal Toddoppuli. Diakses dari https://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/ 2012/05/13/dialog-kebudayaan-apakahmembaca-itu-budaya/. pada tanggal 4 November 2015, jam 14.00 WIB. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. www.bps.go.id, diakses pada tanggal November 2015, pada jam 14.00 WIB.
4
Minat Baca Pada .... (Ilham Nur Triatma) 178
www.hdr.undp.org, diakses pada tanggal 2 November 2015, pada jam 00.02 WIB. www.perpusnas.go.id, diakses pada tanggal 29 Oktober 2015, pada jam 01.15 WIB.