PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Marcelina Riski Yunita Jayanti NIM: 121134139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI Diajukaan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Marcelina Riski Yunita Jayanti NIM: 121134139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus, Allah yang mahamurah, serta Bunda Maria, yang selalu memberkati dan mendampingi setiap langkahku hingga sampai sejauh ini dan sepanjang hidupku nanti. 2. Bapakku Heribertus Sukirman dan ibuku Chatarina Suparti yang telah membesarkan,
mendidikku
dan
mencurahkan
seluruh
kasih
sayangnya untukku, untuk selalu mendoakan, mendukung serta memberiku semangat untuk terus maju menjadi lebih baik dan menyelesaikan skripsi ini. 3. Adikku Venantius Riski Mei Aditama dan Lucky Bintang Hardiansyah yang memberikan warna ceria dengan penuh canda tawa dalam hari-hariku. 4. Semua keluarga, sahabat-sahabat baikku, teman-teman payungku, teman-teman PPL, dan semua orang yang telah mendukung sehingga karya skripsiku ini dapat aku selesaikan. 5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.” (Matius 7:8)
“Aku bersyukur kepada Dia yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita.” (1 Timotius 1:12)
Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juru Selamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. (1 Timotius 4:10)
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:4)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Maret 2016 Penulis
Marcelina Riski Yunita Jayanti
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Marcelina Riski Yunita Jayanti
Nomor Mahasiswa
: 121134139
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN beserta perangkat yang digunakan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 4 Maret 2016 Yang menyatakan,
Marcelina Riski Yunita Jayanti
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN
Marcelina Riski Yunita Jayanti Universitas Sanata Dharma 2016 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep IPA Fisika siswa kelas V yang menyebabkan adanya miskonsepsi. Salah satu yang menjadi faktor penyebab miskonsepsi adalah kemampuan siswa dilihat dari perbedaan jenis kelamin siswa yang memiliki tingkat intelegensi berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dan mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif survei. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 217 siswa yang diambil dengan cara random sampling. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah dengan teknik tes. Instrumen tes yang digunakan berbentuk instrumen pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya miskonsepsi IPA Fisika pada siswa SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Dari 20 butir soal pilihan ganda yang dianalisis, miskonsepsi yang terbesar terjadi pada butir soal nomer 14 tentang materi sifat bayangan yang terbentuk pada kaca spion mobil atau motor. Dalam hal ini sebanyak 106 siswa atau 48,85 % mengalami miskonsepsi. Hipotesis penelitian ini dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney U-Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah dua sampel yang bebas berasal dari populasi yang sama. Nilai signifikansi yang diperoleh 0,264 dengan α = 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin. Kata kunci : miskonsepsi, jenis kelamin, IPA Fisika.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT STUDENT’S MISCONCEPTION OF SCIENCE PHYSICS IN THE SECOND SEMESTER OF THE FIFTTH GRADER IN STATE ELEMENTARY SCHOOLS IN SEYEGAN DISTRIC OF SLEMAN REGENCY
Marcelina Riski Yunita Jayanti Sanata Dharma University 2016 The background of this research is the low student’s understanding about Science Physics concept for students of 5th grader that caused there are misconception. The one of all that become a factor caused misconception is student’s ability refer to student’s gender contrast that has the difference intelegensi level. The aim of this research is to describe misconception of Science Physics in the second semester of the fifth grader in State Elementary School in Seyegan Distric and to know whether or not the misconception Science Physics viewed of student’s gender. This research use quantitative survey method. Subject in this research is students of the fiftth grader in State Elementary Schools in Seyegan Distric of Sleman Regency. There is 217 students as sample which take by random sampling. This research use the test technique to get data. This research use multiple choice to test instrument as many as 20 items question. This research’s result is found the misconception of Science Physiscs in student’s of the State Elementary Schools in Seyegan Distric. From 20 items which analyzed, the bigest misconception occur in the 14th item about shadow characteristic in car or motorcycle mirror. In this matter, as many as 106 students or 48,85 % experience misconception. This research’s hypothesis analyzed use Mann-Whitney Test method, which the aim to know what the two independent samples source from the same population. From the analysis, get significant value 0,264 with α = 0,05, talk about result show that there is not contrast student’s misconception of Science Physics refer to students gender. Key words : misconception, gender, Science Physiscs.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas berkah dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari banyak dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dengan segala ketulusan hati kepada : 1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, M.Pd., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dan Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan karya ilmiah ini. 5. Semua kepala sekolah dan guru kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman yang telah bersedia bekerja sama dengan baik dalam pelaksanaan penelitian ini. 6. Semua siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman yang telah bersedia bekerja sama dan mendukung terlaksananya penelitian ini. 7. Bapakku Heribertus Sukirman, ibuku Chatarina Suparti, adikku Venantius Riski Mei Aditama, dan Lucky Bintang Hardiansyah yang
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selalu memberikan doa, dukungan, kasih sayang serta perhatian kepada penulis. 8. Teman-teman Payung Miskonsepsi IPA Fisika (Ardi, Annas, Lukas, Ones, Rani, Asri, Ratna, Mbak Pipin, Puput, Vero, Luky, Aldika, Dita, Pungky) yang selalu mau untuk bekerja sama, berbagi pengetahuan dan canda tawa. 9. Teman-teman PPL SD Kanisius Kenteng (Dewi, Tri, Johan) yang selalu memberi dukungan dan inspirasi serta penguatan. 10. Teman-teman kelas A, D, E angkatan 2012 yang selalu memberikan semangat, inspirasi dan banyak pengalaman. 11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam bentuk apapun, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya karya ilmiah ini.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii ABSTRAK .....................................................................................................viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xviii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. B. C. D. E. F. G.
Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 Identifikasi Masalah ............................................................................... 6 Batasan Masalah ..................................................................................... 6 Rumusan Masalah .................................................................................. 7 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7 Manfaat Penelitian ................................................................................. 8 Definisi Operasional ............................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10 A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 10 1. Konsep ........................................................................................... 10 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Konsepsi ......................................................................................... 15 3. Miskonsepsi ................................................................................... 15 4. Hakikat Pembelajaran IPA ............................................................. 21 5. Pembelajaran IPA untuk Kelas V SD ............................................ 26 6. Miskonsepsi Dalam IPA ................................................................ 33 7. Jenis Kelamin ................................................................................. 34 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................ 36 C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 42 D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 45 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 46 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 46 B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 47 1. Waktu Penelitian ............................................................................ 47 2. Tempat Penelitian ........................................................................... 47 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 48 1. Populasi .......................................................................................... 48 2. Sampel ............................................................................................ 49 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 51 1. Variabel Terikat (Dependent Variabels) ........................................ 52 2. Variabel Bebas (Independent Variabels) ....................................... 52 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 52 1. Studi Dokumentasi .......................................................................... 52 2. Wawancara ...................................................................................... 53 3. TesTertulis ...................................................................................... 53 F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 54 1. Instrumen Tes .................................................................................. 54 2. Daftar Cek ....................................................................................... 56 G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 57 1. Uji Validitas ................................................................................... 57 2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 65 H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 66 1. Analisis Deskriptif ......................................................................... 66 2. Uji Hipotesis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Dilihat Dari Jenis Kelamin ................................................................................. 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 73 A. Hasil Penelitian .................................................................................... 73 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................... 73 2. Deskripsi Responden Penelitian ..................................................... 75 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan.................................................. 77 4. Uji Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa ........... 109 B. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 116 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 125 A. Kesimpulan ........................................................................................ 125 B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 126 C. Saran ................................................................................................... 126 DAFTAR REFERENSI ............................................................................... 127 LAMPIRAN .................................................................................................. 130
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
Tabel 2.1. Tabel Perbedaan Emosional dan Intelektual ................................... 35 Tabel 3.1. Populasi Siswa Kelas V SD N Se-Kecamatan Seyegan ................. 48 Tabel 3.2. Sampel Penelitian yang Dihitung dengan Rumus Krejcie .............. 50 Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda ........................................................... 55 Tabel 3.4. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen ....................................... 59 Tabel 3.5. Tabel Hasil Uji Validasi Ahli .......................................................... 61 Tabel 3.6. Validitas Soal Pilihan Ganda .......................................................... 64 Tabel 3.7. Kualifikasi Reliabilitas .................................................................... 65 Tabel 3.8. Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ...................................................... 66 Tabel 4.1. Jenis Kelamin Siswa di SD Negeri Se-Kecamatan Seyegan ........... 76 Tabel 4.2. Soal dan Kunci Jawaban KD 5.1 .................................................... 79 Tabel 4.3. Soal dan Kunci Jawaban KD 5.2 .................................................... 85 Tabel 4.4. Soal dan Kunci Jawaban KD 6.1 .................................................... 94 Tabel 4.5. Soal dan Kunci Jawaban KD 6.2 .................................................. 101 Tabel 4.6. Soal dan Kunci Jawaban KD 7.1 .................................................. 103 Tabel 4.7. Soal dan Kunci Jawaban KD 7.3 .................................................. 108 Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 112 Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas .................................................................. 113 Tabel 4.10. Peringkat Nilai Siswa Laki-Laki dan Perempuan ....................... 115 Tabel 4.11. Hasil Uji Hipotesis Mann-Whitney U-Test ................................. 116
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
Gambar 2.1. Literatur Map Penelitian ............................................................. 42 Gambar 3.1. Rumus Krejcie ............................................................................. 50 Gambar 4.1. Pie Chart Jenis Kelamin Siswa ................................................... 76 Gambar 4.2. Persentase Miskonsepsi Secara Umum ....................................... 78 Gambar 4.3. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 1 ............................................. 81 Gambar 4.4. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 2 ............................................. 82 Gambar 4.5. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 3 ............................................. 83 Gambar 4.6. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 4 ............................................. 84 Gambar 4.7. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 5 ............................................. 87 Gambar 4.8. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 6 ............................................. 88 Gambar 4.9. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 7 ............................................. 89 Gambar 4.10. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 8 ........................................... 91 Gambar 4.11. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 9 ........................................... 92 Gambar 4.12. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 10 ......................................... 93 Gambar 4.13. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 11 ......................................... 96 Gambar 4.14. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 12 ......................................... 97 Gambar 4.15. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 13 ......................................... 98 Gambar 4.16. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 14 ......................................... 99 Gambar 4.17. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 15 ....................................... 100 Gambar 4.18. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 16 ....................................... 102 Gambar 4.19. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 17 ....................................... 104 Gambar 4.20. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 18 ....................................... 106 Gambar 4.21. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 19 ....................................... 107
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.22. Miskonsepsi Pada Butir Soal No. 20 ....................................... 109 Gambar 4.23. Histogram Data Jenis Kelamin Siswa ..................................... 111 Gambar 4.24. Histogram Data Nilai Siswa .................................................... 111
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
Lampiran 1a. Surat Pernyataan Bersedia Menyerahkan Hasil Penelitian ...... 130 Lampiran 1b. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa ................. 131 Lampiran 1c. Surat Ijin dari BAPPEDA ........................................................ 132 Lampiran 1d. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................. 133 Lampiran 1e. Surat Ijin Penelitian Dari Universitas/FKIP ............................ 134 Lampiran 2. Data SD Di Kecamatan Seyegan ............................................... 135 Lampiran 3a. Rekap Hasil Expert Judgment Ahli ......................................... 136 Lampiran 4. Prosedur Pengerjaan Soal .......................................................... 145 Lampiran 5. Identitas Siswa dan Orang Tua Siswa ....................................... 146 Lampiran 6. Soal Uji Empiris ........................................................................ 147 Lampiran 7. Hasil Uji Validasi Soal Empiris ................................................. 153 Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Soal Empiris ............................................ 154 Lampiran 9. Instrumen Soal Penelitian .......................................................... 155 Lampiran 10. Hasil Pengerjaan Salah Satu Sampel Penelitian ...................... 160 Lampiran 11a. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.5.1 ...................... 165 Lampiran 11b. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.5.2 ...................... 166 Lampiran 11c. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.6.1 ...................... 168 Lampiran 11d. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.6.2 ...................... 170 Lampiran 11e. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.7.1 ...................... 171 Lampiran 11f. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.7.3 ...................... 172 Lampiran 12. Hasil Pengerjaan Soal Pilihan Ganda ..................................... 173 Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas ................................................................ 185 Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas ............................................................ 186
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 187 Lampiran 16. Hasil Uji Validitas Muka ......................................................... 188 Lampiran 17. Hasil Wawancara ..................................................................... 189 Lampiran 18. Daftar Cek Jenis Kelamin ........................................................ 190 Lampiran 19. Foto Penelitian ......................................................................... 191 Lampiran 20. Tabel Krejcie ........................................................................... 192 Curriculum Vitae ............................................................................................ 193
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab I menjelaskan tentang berbagai landasan dari penelitian ini, yang memberikan informasi kepada pembaca. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A.
Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari manusia lahir hingga manusia menjadi dewasa tentunya tidak lepas dari pendidikan. Hal tersebut didukung dengan hakikat pendidikan yang menjadikan arah pendidikan kokoh dan kuat untuk bisa memuliakan manusia (Triwiyanto, 2014: 19). Pendidikan ini
menjadi
sumber untuk
manusia memperoleh
pengetahuan yang dapat meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran dalam hidup (Triwiyanto, 2014: 19). Pengetahuan tidak begitu saja bisa langsung muncul, tetapi seperti yang diungkapkan oleh Keraf dan Dua (dalam Triwiyanto, 2014: 19) bahwa gejala yang menyebabkan pengetahuan terbentuk adalah melalui dua sumber yaitu kutub si pengenal dan kutub yang dikenal, atau dapat juga diantara subjek serta objek. Pengetahuan sendiri memiliki arti sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh manusia (Samatowa, 2011: 2).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Pendidikan yang wajib ditempuh siswa di Indonesia adalah pendidikan dasar, salah satunya sekolah dasar (SD). Di SD terdapat berbagai mata pelajaran, salah satunya Ilmu Pengetahuan Alam. Secara umum hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu tentang alam, termasuk berbagai peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011: 3). Dalam IPA ini dibahas tentang berbagai gejala serta kejadian-kejadian di alam yang disusun secara sistematis. Hal tersebut dilaksanakan berdasarkan pada percobaan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh para ahli. Dalam IPA ini bukan semata-mata membahas tentang benda dan makhluk hidup saja, tetapi juga mempelajari tentang bagaimana cara kerja, cara berpikir atau menalarnya serta mempelajari bagaimana cara untuk memecahkan setiap persoalan yang ada di dalamnya. Materi dasar-dasar IPA sudah mulai disampaikan di tingkat SD, sedangkan materi yang lebih tinggi akan disampaikan di tingkat sekolah menengah hingga ke perguruan tinggi. Di SD materi IPA yang disampaikan lebih menjurus pada IPA secara umum, belum diajarkan IPA secara spesifik pada fisika, biologi maupun kimia. Namun meskipun demikian, materi tersebut tetap dapat dibedakan pada setiap cabangnya. Dalam IPA di SD ini, siswa diberikan kesempatan untuk berlatih berbagai keterampilan yang telah disesuaikan dengan perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011: 5). Dalam keterampilan proses berarti siswa belajar untuk mengamati, mencoba memahami apa yang diamatinya, menggunakan pengetahuan yang baru untuk menebak apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
yang terjadi dan menguji hasil tebakan atau ramalan berdasarkan kondisi untuk melihat apakah hal tersebut benar (Paolo dalam Samatowa, 2011: 5). IPA penting disampaikan sebagai pembelajaran karena memiliki tujuan untuk membantu perkembangan suatu bangsa, yang mana dalam hal ini IPA menjadi dasar suatu teknologi, sedangkan teknologi sendiri dianggap sebagai tulang punggung pembangunan suatu bangsa. Kemudian selain itu IPA juga bertujuan untuk bisa membentuk kepribadian siswa secara keseluruhan dengan menggunakan nilai-nilai pendidikannya. Selain itu siswa dapat juga menjadi berpikir kritis, sehingga ia bisa berlatih menemukan dan menyelidiki pengetahuan yang baru atau dengan kata lain siswa bisa mengikuti metode “inkuiri”. Di samping itu, IPA juga mengajarkan ilmunya kepada siswa dengan kegiatan-kegiatan percobaan, sehingga anak tidak melulu harus menghafalkan materi yang disampaikan (Samatowa, 2011: 4). Pentingnya konsep IPA dipahami oleh siswa adalah untuk
bekal
pada
nantinya
ketika
mereka
menerapkan
dan
mengimplementasikan ilmunya tersebut pada kehidupannya sehari-hari, baik itu dalam pendidikan yang lebih lanjut maupun di dalam dunia kerja. Hasil pembelajaran IPA di Indonesia saat ini seakan jauh berbeda dengan tujuan dari IPA itu sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa sekolah, IPA merupakan ilmu hafalan. Sehingga pada waktu ada tes atau ujian, siswa belajar untuk menghafalkan materi yang diujikan tersebut. Padahal sesuai dengan pendapat beberapa ahli bahwa IPA merupakan ilmu yang memupuk rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
ingin tahu yang tinggi, mengembangkan kemampuan bertanya dan kemudian akan membuat siswa tersebut berusaha sendiri untuk mencari jawaban
dari
suatu
pertanyaan
tersebut
serta
mengembangkan
kemampuannya dalam berpikir ilmiah (Samatowa, 2011: 2). Di Indonesia pada saat sekarang ini, peneliti melihat dari hasil International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007 yang menyatakan bahwa siswa Indonesia khususnya pada literasi Sains terletak di urutan 35 dari 49 negara, dengan pencapaian skor 433 yang masih di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500. Hal ini membuktikan bahwa prestasi IPA siswa di Indonesia rendah. Rendahnya prestasi IPA didukung data wawancara dengan salah satu guru SD di kecamatan Seyegan, keadaan yang dialami siswa kelas V di SD Negeri seluruh Kecamatan Seyegan terutama pada mata pelajaran IPA kurang baik. Dikatakan oleh guru tersebut bahwa pemahaman siswa terhadap materi IPA masih kurang. Hal tersebut berpengaruh pada hasil belajar yang mereka peroleh. Menurut guru tersebut, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi IPA disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya kreatifitas guru ketika mengajar dan minimnya alat peraga yang tersedia di sekolah. Rendahnya prestasi seseorang atau siswa, salah satunya disebabkan oleh miskonsepsi (Suparno, 2005: 40). Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Miskonsepsi ini perlu dihindari agar tidak terjadi salah pengertian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
terus ada dalam pikiran siswa, sehingga dengan hal tersebut siswa dapat membentuk pengetahuannya dengan lebih tepat dan benar (Suparno, 2005: 136) sesuai dengan konsep yang sebenarnya dan kemudian dapat menggunakan pengetahuan tersebut dengan tepat dan benar pula. Miskonsepsi juga perlu diteliti agar dapat diketahui penyebab dan cara untuk bisa mengatasi miskonsepsi tersebut, sehingga dengan hal tersebut para ahli maupun guru dapat membantu siswa keluar dari miskonsepsi dan pendidikan pun dapat menjadi maju serta lebih berkembang (Suparno, 2005: 131). Kemampuan siswa juga menjadi pengaruh dalam terjadinya miskonsepsi. Suparno (2005: 40) mengatakan bahwa siswa yang memiliki intelegensi matematis-logis yang kurang tinggi, maka ia akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep pelajaran, khususnya fisika, terlebih yang abstrak. Di antara siswa laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan secara biologis dan juga psikologis. Dari segi biologis, siswa laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari fisiknya, seperti perbedaan alat reproduksi dan bentuk badannya. Dari segi psikologis, seperti yang dikatakan Unger (dalam Amanah, 2012: 32) siswa laki-laki memiliki tingkat pemikiran logis yang lebih tinggi daripada siswa perempuan. Namun perbedaan jenis kelamin tersebut, bukan menjadi jaminan ada atau tidaknya perbedaan miskonsepsi antara siswa laki-laki dan perempuan, karena selain hal tersebut juga masih ada faktor yang menjadi penyebab miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman”. Hal ini peneliti pilih sebagai penelitian, karena peneliti tertarik dan berharap agar tidak terjadi lagi miskonsepsi, terutama dalam mata pelajaran IPA Fisika di SD.
B.
Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini mengungkapkan beberapa masalah yang menjadi dasar penelitian. Masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Prestasi belajar IPA di Kecamatan Seyegan yang tergolong rendah.
2.
Penguasaan siswa tentang konsep IPA yang masih sempit.
3.
Penguasaan keterampilan dan kreatifitas guru dalam mengajar IPA yang masih kurang atau minim.
C.
Batasan Masalah Batasan masalah yang diungkapkan peneliti dalam penlitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di seluruh SD Negeri yang berada di Kecamatan Seyegan, semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang menggunakan KTSP 2006.
2.
Penelitian ini adalah tentang miskonsepsi IPA Fisika untuk siswa SD kelas V pada semester 2, khususnya pada materi gaya, gerak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat-sifat cahaya (KD 6.1) serta pelapukan (KD 7.1).
D.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah diungkapkan oleh peneliti, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan?
2.
Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan?
E.
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan. 2. Mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan.
F.
Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna untuk :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
1. Guru Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki caranya dalam menyampaikan materi pelajaran, terutama dalam materi IPA Fisika untuk kelas V SD, sehingga setidaknya guru bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan miskonsepsi pada siswa. Selain itu, guru juga bisa mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya miskonsepsi pada siswa. 2. Siswa Dengan penelitian ini, siswa dapat lebih memahami konsep materi IPA Fisika yang benar, sehingga tidak terjadi miskonsepsi lagi. Selain itu siswa juga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 3. Peneliti Dengan penelitian ini, peneliti dapat mengetahui berbagai faktor yang menyebabkan timbulnya miskonsepsi terutama pada materi IPA Fisika untuk kelas V SD, sehingga pada nantinya peneliti dapat mengurangi terjadinya miskonsepsi ini ketika menjadi guru.
G.
Definisi Operasional Definisi operasional ini memuat tentang jabaran singkat mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini. Istilah-istilah tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1.
Miskonsepsi dapat diartikan sebagai suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diungkapkan atau diakui oleh para ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
2.
Miskonsepsi IPA adalah miskonsepsi yang terjadi pada semua bidang IPA atau sains, baik dalam bidang biologi, kimia dan juga fisika.
3.
Miskonsepsi IPA Fisika adalah miskonsepsi yang terjadi dalam semua bidang fisika, seperti mekanika, optika dan gelombang, panas dan termodinamika, listrik dan magnet, fisika modern, dan tata surya.
4.
Siswa kelas V SD adalah siswa yang menempuh pendidikan dasar dan berada pada tingkat yang kelima, berusia sekitar 10 tahun.
5.
Kecamatan Seyegan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Di sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Minggir, batas sebelah Timur adalah Kecamatan Mlati, kemudian di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Godean, dan di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tempel.
6.
Jenis kelamin adalah suatu sifat yang dibagikan ke dalam dua jenis kelamin manusia, yang mana sifat tersebut ditentukan dengan cara biologis, yang mana sifat tersebut sudah melekat pada jenis kelamin tertentu, yaitu laki-laki dan perempuan. Selain perbedaan biologis, antara siswa laki-laki dan perempuan juga terdapat perbedaan secara psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam landasan teori dalam Bab II ini akan membahas tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir serta hipotesis penelitian. Dalam bagian kajian teori akan membahas beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian, yaitu konsep, konsepsi, miskonsepsi, hakikat pembelajaran IPA, pembelajaran IPA untuk kelas V SD, miskonsepsi dalam IPA, dan jenis kelamin.
A.
Kajian Pustaka 1.
Konsep a.
Definisi Konsep Konsep adalah suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus atau rangsangan, yang mana konsep tersebut sudah dipelajari bila siswa atau yang diajar sudah dapat menampilkan perilaku tertentu atau umpan balik (Dahar, 2006: 64). Selain itu seperti yang diungkapkan oleh Soejadi (dalam Ramadhani, 2015: 9) bahwa konsep adalah sebuah ide yang abstrak,
yang
digunakan
dalam
penggolongan
maupun
klasifikasi dari beberapa objek. Berdasarkan dari kedua pendapat ahli tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa konsep merupakan suatu ide yang mewakili abstraksi mental, yang kemudian digunakan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
dalam
penggolongan
beberapa
objek
sehingga
dapat
memberikan umpan balik. b.
Ciri-ciri Konsep Pada dasarnya, konsep yang merupakan suatu ide abstrak yang diharapkan dapat memberikan umpan balik dari setiap orang, yang mana setiap orang tersebut kemudian dapat mengartikan konsep tersebut. Ciri-ciri konsep yang dipaparkan oleh Hamalik (dalam Ramadhani, 2015: 10) dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, seperti berikut ini : 1)
Memiliki hal yang membedakan konsep satu dengan konsep yang lainnya yaitu adalah atribut konsep. Hal tersebut membuat munculnya kekhasan dari setiap konsep.
2)
Banyaknya atribut dalam konsep disebut dengan jumlah atribut. Hal ini yang menyebabkan jumlah setiap atribut dalam satu konsep dengan konsep yang lainnya berbeda.
3)
Penunjuk lebih dominannya bebebapa atribut daripada atribut yang lain adalah kodominan atribut. Contoh sederhana atribut suatu konsep adalah atribut
konsep suatu buku tulis. Atributnya adalah kertas, sampul buku, warna buku putih, digunakan untuk menulis, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
c.
Jenis-jenis Konsep Selain memiliki ciri-ciri, konsep juga memiliki beberapa jenis seperti yang diungkapkan Amien (dalam Risqi, 2015: 10). Jenis-jenis konsep dalam hal ini dibagi menjadi 3, yaitu : 1)
Konsep klasifikasional, merupakan jenis konsep yang bentuknya berdasarkan pada klasifikasi beberapa fakta yang kemudian dimasukkan ke dalam suatu bagan yang terorganisir.
2)
Konsep korelasional, jenis konsep ini berisi tentang berbagai kejadian yang saling berhubungan.
3)
Konsep teoritik, merupakan jenis konsep yang membantu setiap orang agar lebih mudah ketika mempelajari berbagai fakta, kejadian ataupun peristiwa yang memiliki sistem terorganisir.
d.
Perolehan Konsep Konsep dapat diperoleh atau didapatkan melalui dua cara, yaitu dengan pembentukan konsep dan asimilasi konsep sesuai dengan yang diungkapkan Ausubel (dalam Dahar 2011: 64). Selain itu, yang disampaikan oleh Gagne (dalam Dahar 2011: 64) bahwa pembentukan dari suatu konsep tersebut sama dengan belajar konsep yang konkret atau nyata. Yang terutama dalam pembentukan konsep ini adalah bentuk yang telah didapatkan oleh anak sebelum ia memasuki dunia sekolah. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
asimilasi konsep adalah suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan konsep ketika sekolah dan sesudah sekolah. Berikut ini adalah cara yang digunakan dalam perolehan konsep : 1)
Pembentukan Konsep Pembentukan konsep ini merupakan suatu proses induktif, di mana anak akan mengabtraksi atribut tertentu yang sama dengan stimulus, apabila anak tersebut dihadapkan pada stimulus lingkungan tertentu. Dalam hal ini, pembentukan konsep merupakan bentuk dari belajar penemuan. Tidak hanya pada anak-anak saja, namun orang tua juga mengalami hal tersebut dalam proses kehidupannya tetapi tingkat kerumitannya akan lebih tinggi. Pola yang diikuti dalam pembentukan konsep ini adalah pola contoh atau pola “egrule” (eg = example = contoh). Contoh pembentukan konsep yang terjadi pada anak adalah ketika sebelum ia memasuki dunia sekolah, ia sudah memperoleh tentang konsep-konsep mengenai meja, tas, sepatu, berjalan, dan konsep-konsep sederhana lain yang mereka temui di kehidupannya. Misalnya konsep induktif tentang meja. Anak mengetahui bahwa benda tersebut terbuat dari kayu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
memiliki
empat
kaki,
memiliki
permukaan
datar,
kemudian memahami bahwa benda tersebut merupakan benda padat. Dari proses tersebut, siswa mengetahui bahwa benda tersebut adalah meja. 2)
Asimilasi Konsep Asimilasi
konsep
ini
berlawanan
dengan
pembentukan konsep yang sifatnya induktif. Asimilasi konsep bersifat deduktif. Hal tersebut dikarenakan dalam hal ini anak akan memperoleh nama konsep dan juga atribut konsep. Sesuai dengan pendapat dari Ausubel (dalam Dahar, 2011: 65) hal ini berarti bahwa siswa belajar tentang konsep baru, sehingga pada akhirnya mereka bisa menghubungkan setiap atribut dengan ide-ide yang telah ada di dalam kemampuan kognitif yang telah mereka miliki sebelumnya. Untuk memperoleh konsep secara asimilasi ini, siswa yang belajar haruslah sudah mempunyai pengertian atau definisi yang formal terlebih dahulu dari konsep itu sendiri. Contohnya adalah siswa harus mengetahui dulu konsep tentang binatang zebra. Zebra adalah hewan yang memiliki garis hitam putih di badannya. Dengan hal tersebut siswa akan mengetahui perbedaan antara hewan satu dengan yang lainnya, karena setiap konsep memang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
berbeda atributnya. Hal ini biasanya disebut dengan belajar konsep atau “rule-eg”. 2.
Konsepsi Konsepsi berdasarkan yang diungkapkan oleh Berg (dalam Ramadhani, 2015: 15) adalah suatu penafsiran setiap individu terhadap suatu konsep. Setiap individu sebelum ia memasuki dunia sekolah tentu saja sudah memiliki bekal pemahaman tentang suatu konsep yang ia pahami dengan caranya sendiri. Konsepsi tersebut ia dapatkan bisa dari pengalaman-pengalamannya sendiri maupun dari apa yang disampaikan oleh lingkungan di sekitarnya. Konsep yang ia pahami tersebut bisa memiliki dua kemungkinan, bisa salah atau juga bisa benar. Dari uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa konsepsi merupakan pemahaman seseorang terhadap suatu konsep yang ia jabarkan
berdasarkan
pemahamannya
sendiri
sesuai
dengan
pemikirannya. 3.
Miskonsepsi a.
Pengertian Miskonsepsi Tentunya istilah miskonsepsi sudah banyak dikenal diberbagai kalangan pendidikan. Namun mungkin pada dasarnya setiap orang belum mengetahui benar definisi atau pengertian dari miskonsepsi itu sendiri. Miskonsepsi atau salah konsep tersebut adalah sesuatu yang menunjuk pada suatu konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
memang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang telah diterima oleh pakar yang memang mengetahui mengenai bidang tersebut (Suparno, 2005: 4). Miskonsepsi adalah suatu pandangan yang masih naif atau gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang sudah diterima, hal tersebut merupakan ungkapan dari Brown (dalam Suparno, 2005: 4). Selain itu miskonsepsi yang diungkapkan oleh Novak (dalam Suparno, 2005: 4) adalah suatu interpretasi atau penerapan berbagai konsep yang ada dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Berdasarkan
dari
beberapa
definisi
yang
telah
diungkapkan oleh sejumlah ahli tersebut, peneliti menyimpulkan miskonsepsi adalah ketidaksesuaian suatu konsep yang diterima oleh seseorang dengan konsep yang sebenarnya dan yang telah didasarkan pada suatu pengertian ilmiah. b.
Faktor Penyebab Miskonsepsi Suparno (2005: 34) menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan
terjadinya
miskonsepsi
dalam
diri
siswa.
penyebabnya adalah sebagai berikut : 1)
Mahasiswa atau Siswa Penyebab ini biasanya yang sering menjadi hal utama munculnya miskonsepsi pada siswa. Hal ini dikarenakan (a) pemahaman awal siswa/prakonsepsi yang sekian lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
tertanam dalam pikirannya, yang berasal dari orang tua, teman atau lingkungan sekitarnya. Namun, dalam hal ini sesuatu yang ada di pikiran siswa akan terus berkembang sesuai dengan situasi yang dihadapinya, menurut Piaget (dalam Suparno, 2005: 35), (2) pemikiran asosiatif pada siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi, karena siswa sudah mempunyai suatu konsep yang memiliki arti tertentu sebelum ia ikut dalam pembelajaran di kelas dan menurut Marshall dan Gilmour (Suparno, 2005: 36) biasanya konsep tersebut akan mereka asosiasikan secara berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh guru. Kemudian (3) pemikiran humanistik atau pandangan manusiawi
menjadi
penyebab
lain
munculnya
miskonsepsi. Pemikiran humanistik ini berarti bahwa siswa memandang benda-benda di sekitarnya secara manusiawi atau menganggap benda tersebut hidup seperti manusia. Lalu (4) penalaran atau reasoning siswa yang tidak lengkap/salah juga dapat menyebabkan miskonsepsi, hal ini terjadi karena alasan bahwa informasi yang siswa dapatkan tidak lengkap, selain itu karena adanya penarikan kesimpulan yang salah. Selanjutnya (5) intuisi atau perasaan dalam diri siswa yang salah juga dapat menyebabkan
miskonsepsi.
Pemahaman
intuitif
ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
biasanya muncul dari hasil pengamatan suatu benda, kegiatan,
atau
kejadian
yang
terus-menerus,
yang
kemudian menghasilkan pengertian secara spontan. Hal tersebut yang bisa menyebabkan munsulnya miskonsepsi, karena siswa tidak berpikir secara kritis. Ada juga penyebab miskonsepsi yang lain, yaitu (6) tahap perkembangan
kognitif
siswa.
Jika
materi
yang
disampaikan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, maka hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi karena siswa belum bisa mencerna apa yang ia dapatkan. Ada di mana saatnya siswa belum mengerti sesuatu hal yang abstrak, sehingga ia perlu contoh yang nyata untuk dia bisa memahami dan mengerti suatu konsep dengan benar. Hal lain yang dapat menyebabkan miskonsepsi adalah (7) kemampuan siswa dan (8) minat belajar dari siswa itu sendiri. Jika seorang siswa kurang memiliki kemampuan dalam suatu bidang pelajaran, maka biasanya ia akan sulit untuk mengikuti proses pembelajaran dan sulit untuk menangkap konsepkonsep materi pelajaran yang disampaikan. Selain itu, beberapa siswa memang tidak berminat pada mata pelajaran tertentu. Siswa tidak mau mendengarkan ketika guru menjelaskan, tidak mau membaca sumber-sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
belajar, sehingga hal tersebut menimbulkan miskonsepsi dalam diri siswa tersebut. 2)
Guru Miskonsepsi juga dapat terjadi karena pengaruh dari guru. Hal tersebut dapat terjadi karena guru sendiri memiliki pemahaman yang kurang atau salah mengenai bahan yang disampaikannya kepada siswa, sehingga pemahaman yang salah tersebut akan diteruskan kepada siswa (Suparno, 2005: 42).
3)
Buku Teks Suparno (2005: 44) menerangkan bahwa buku teks panduan pembelajaran suatu mata pelajaran dapat saja menyebabkan miskonsepsi. Hal ini bisa terjadi karena bahasa yang digunakan dalam buku tersebut sulit dan bisa juga karena memang penjelasannya kurang atau bahkan salah, tetapi hal itu masih terus menerus dilanjutkan.
4)
Konteks Miskonsepsi yang terjadi karena konteks ini dapat berasal dari beberapa hal, seperti pengalaman siswa yang menyebabkan adanya pengertian yang terbatas, bahasa sehari-hari yang digunakan menimbulkan kebiasaan penggunaan istilah yang salah. Selain itu ada juga karena pengaruh dari teman-teman lain di sekitar, adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
dominansi dari seseorang dapat menyebabkan miskonsepsi tersebut karena jika seseorang yang dominan tersebut sudah berbicara dan yakin benar, padahal kenyataannya salah, tetap saja orang lain atau siswa lain mempercayai kata-kata orang tersebut. Hal lain yang menyebabkan miskonsepsi
adalah
ajaran
agama
terkadang
sulit
disambungkan dengan ilmu pengetahuan secara ilmiah (Suparno, 2005: 49). 5)
Metode Mengajar Seorang guru yang hanya menggunakan satu metode saja dalam mengajar memang baik, hanya saja juga akan menimbulkan efek yang tidak baik terhadap pemahaman siswa. Maka, guru perlu untuk membuka diri untuk menggunakan metode mengajar yang lain (Suparno, 2005: 50).
6)
Filsafat Konstruktivisme Filsafat konstruktivisme menyatakan bahwa ilmu pengetahuan
yang
diperoleh
siswa
berasal
dari
lingkungan, tantangan atau materi yang dipelajari. Dalam hal ini, siswa membangun sendiri pengetahuannya sehingga bisa saja terjadi kesalahan pemahaman yang kemudian menimbulkan miskonsepsi dalam pemikiran siswa tersebut (Suparno, 2005: 30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab miskonsepsi dapat berasal dari berbagai macam hal. Mulai dari diri siswa sendiri, pembentukan pengetahuan awal seseorang, guru yang mengajarkan materi, konteks kehidupan seseorang, buku pelajaran yang digunakan dan metode mengajar yang dilakukan oleh guru. 4.
Hakikat Pembelajaran IPA a.
Hakikat IPA Hakikat IPA menurut pernyataan Darmojo (dalam Samatowa, 2011: 2) adalah ilmu pengetahuan yang objektif dan rasional mengenai alam semesta beserta seisinya. Selain hal tersebut, IPA juga merupakan suatu cara untuk mengamati apa saja yang berhubungan dengan alam. Dalam hal ini perspektif IPA terbentuk dari hubungan antara fenomena satu dengan fenomena yang lain yang pengamatannya bersifat analisis, lengkap, dan cermat. Pada umumnya, IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai berbagai kejadian dan peristiwa yang terjadi di alam. IPA ini mengkaji mengenai berbagai gejala alam yang didasarkan dari pengamatan dan berbagai percobaan, yang kemudian hasilnya disusun secara sistematis. Karena IPA ini merupakan ilmu yang berhubungan dengan ilmu alam yang sistematis dan berdasarkan percobaan serta pengamatan, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
disebutkan Samatowa (2011: 3) bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang memiliki objek serta dalam pengamatannya menggunakan metode secara ilmiah. Pada hakikatnya IPA ini disusun berdasarkan IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai dimensi sikap, seperti pernyataan Iskandar (dalam Berek, 2015: 9) berikut ini: 1)
IPA sebagai produk IPA sebagai produk ini adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang mana ilmu ini mempelajari tentang berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam. IPA sebagai produk ini kemudian akan menghasilkan berbagai fakta, konsep, prinsip dan teori-teori (hukum) yang ada di dalam IPA.
2)
IPA sebagai proses IPA
bukanlah
ilmu
yang
hanya
merupakan
kumpulan dari pengetahuan tentang berbagai benda atau makhluk
yang hidup
saja, namun
IPA
ini
juga
memerlukan cara untuk bekerja, cara untuk berpikir serta cara untuk menemukan pemecahan suatu permasalahan. Proses IPA ini dilakukan oleh para ahli atau ilmuwan dengan cara yang sistematis. 3)
IPA sebagai dimensi sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Selain IPA bisa dinyatakan sebagai suatu produk dan proses dalam hal perkembangan pengetahuan, IPA ini juga dinyatakan sebagai suatu dimensi sikap. Dimensi sikap ini dikarenakan IPA dapat mengembangkan rasa ingin
tahu
siswa,
mengajarkan
ketelitian
serta
mengajarkan tanggung jawab kepada siswa. b.
Hakikat Pembelajaran IPA Hakikat pembelajaran IPA secara umum adalah ilmu yang berhubungan dengan bagaimana cara untuk mencari tahu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam secara sistematis. Hal ini dilakukan agar pengetahuan yang diperoleh tidak hanya sebatas pada penguasaan berbagai fakta, konsep ataupun prinsip saja tetapi juga diharapkan bisa digunakan sebagai suatu proses penemuan atau sering disebut dengan inkuiri (Standar Isi SK/KD KTSP, 2006: 161). Pembelajaran IPA ini pada dasarnya melaksanakan prosesnya dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk mengenal, memahami serta mengeksplorasi alam di sekitarnya. Pembelajaran IPA yang paling tepat menurut Samatowa (2011: 5) adalah pembelajaran mengenai latihan berbagai keterampilan proses IPA yang telah disesuaikan dan dibentuk kembali sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Dalam hal ini, keterampilan proses dalam IPA menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Paolo dan Marten (dalam Samatowa, 2011: 5) terdiri dari mengamati, memahami apa yang diamati, meramalkan apa yang terjadi dengan pengetahuan baru yang dimiliki dan menguji tebakan atau ramalan, apakah itu benar atau tidak. Dalam pembelajaran IPA ini siswa perlu untuk melakukan coba-coba, sehingga jika terjadi kesalahan atau kegagalan maka siswa tersebut bisa untuk mencoba lagi. IPA juga tidak selalu menyediakan jawaban untuk setiap masalah secara instan, sehingga berdasarkan hal berikut seorang guru harus selalu siap untuk memodifikasi pembelajaran tentang alam ini sesuai dengan perkembangan penemuan yang baru. Samatowa (2011: 6) menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang dimasukkan ke dalam kurikulum memiliki tujuan untuk: 1)
Membantu
suatu
bangsa
dalam
perkembangan
pembangunan melalui teknologi yang semakin mutakhir. 2)
Membantu siswa untuk belajar berpikir secara kritis, dengan metode inkuiri.
3)
Mematahkan anggapan IPA sebagai mata pelajaran hafalan dengan mengajarkan berbagai eksperimen yang dilakukan oleh siswa.
4)
Membentuk kepribadian siswa secara menyeluruh dengan adanya
nilai-nilai
dalamnya.
pendidikan
yang
terkandung
di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Pembelajaran IPA memiliki ciri khusus yaitu adanya interaksi langsung siswa dengan lingkungan di sekitarnya. Dengan demikian IPA mengambangkan nilai yang bermanfaat dalam kehidupannya secara pribadi maupun masyarakat sekarang maupun di masa depan. Hal lain adalah bahwa pembelajaran IPA juga akan mempengaruhi konsepsi pada siswa. Jika siswa memperoleh suatu konsep dasar yang sederhana, maka dengan pembelajaran IPA anak akan semakin mengembangkan pemahaman yang lebih jauh tentang kosep tersebut. Kemudian dengan pembelajaran IPA secara hafalan dan
pemahaman
suatu
konsep,
siswa
perlu
diberikan
kesempatan untuk mengambangkan rasa ingin tahunya dan bagaimana ia mengungkapkan penjelasannya secara logis. Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, karena menekankan kegiatan siswa dari pada gurunya. Pembelajaran IPA juga memiliki aspek pokok yaitu siswa menyadari keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki, siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap pengetahuan baru dan kemudian siswa bisa menerapkannya dalam kehidupan secara nyata. Aspek penting menurut Samatowa (2011: 10) yang perlu diperhatikan guru untuk mengembangkan pembelajaran IPA pada siswa adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
1)
Guru perlu memahami konsepsi dan pengetahuan relevan yang telah dimiliki oleh siswa sejak sebelum pembelajaran dimulai.
2)
Hal utama dalam pembelajaran IPA adalah aktivitas siswa di alam secara nyata.
3)
Yang
menjadi
bagian
penting
dan
utama
dalam
pembelajaran IPA adalah kegiatan bertanya. 4)
Pembelajaran IPA memberikan kesempatan untuk siswa dalam mengembangkan kemampuannya berpikir dan menjabarkan suatu masalah.
5.
Pembelajaran IPA untuk Kelas V SD Dalam penelitian ini, pembelajaran kelas V SD yang digunakan adalah materi semester 2 tentang gaya, gerak dan energi, pesawat sederhana, cahaya, serta bumi dan alam semesta khususnya struktur bumi, pelapukan dan jenis tanah. a.
Gaya, Gerak dan Energi Gaya adalah gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda menjadi bergerak (Sulistyanto, 2008: 89). Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut, sehingga benda dapat bergerak, berubah bentuk maupun berubah arah. Kekuatan yang dikeluarkan untuk melakukan gaya tersebut disebut dengan energi (Priyono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
2009:99). Berdasarkan sumbernya, gaya dapat dibedakan menjadi gaya gesek, gaya magnet, dan gaya gravitasi. 1)
Gaya gesek Gaya gesek merupakan gaya yang timbul atau muncul
pada
dua
permukaan
benda
yang
saling
bersinggungan (Priyono, 2009:100). Akibat dari dua benda yang bersinggungan tersebut maka salah satu benda akan bergerak. Gaya gesek ini dipengaruhi oleh permukaan bidang sentuh. Semakin licin permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil gaya geseknya. Selain itu, gaya gesek juga dipengaruhi oleh luas permukaan bidang singgung. Semakin luas bidang singgungnya, maka semakin besar gaya geseknya. Contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari yang mudah ditemui adalah gaya gesek antara jalan dengan roda kendaraan. Selain itu, gaya gesek antara sepatu sepak bola dan lapangan. 2)
Gaya Magnet Gaya magnet adalah tarikan atau dorongan yang disebabkan oleh magnet (Sulistyanto, 2008:90). Benda yang dapat ditarik oleh gaya magnet disebut benda magnetis, sedangkan benda yang tidak dapat ditarik oleh gaya magnet disebut benda non magnetis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari adalah pada pengunci kotak pensil atau tas, kompas, speaker radio, dll. 3)
Gaya Gravitasi Gaya gravitasi bumi disebut juga dengan gaya tarik bumi (gravitasi bumi). Gravitasi merupakan gaya tarikmenarik yang terjadi antara semua partikel yang memiliki massa atau berat di alam semesta (Sulistyanto, 2008:98). Gravitasi menyebabkan benda selalu bergerak ke bawah. Contohnya adalah bola yang dilempar ke atas maka akan kembali ke bawah lagi, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan juga buah yang jatuh dari pohon.
b.
Pesawat Sederhana Pesawat sederhana adalah alat teknik yang digunakan untuk mempermudah atau meringankan pekerjaan maupun usaha manusia (Priyono, 2009:111). Pesawat sederhana dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tuas, bidang miring, dan katrol. 1)
Tuas Sistem kerja sebuah tuas terdiri dari beban, titik tumpu dan kuasa. Tuas jenis pertama contohnya jungkatjungkit dengan titik tumpu berada di antara beban dan kuasa. Tuas jenis kedua letak beban berada di antara titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
tumpu dan kuasa, contohnya gerobak pasir dan pemecah kemiri. Tuas jenis ketiga letak kuasanya di antara titik tumpu dan beban, contohnya sekop. 2)
Bidang Miring Bidang miring merupakan permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya (Sulistyanto, 2008: 115). Keuntungan menggunakan bidang miring adalah lebih mudah untuk memindahkan suatu benda ke tempat yang tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Namun ada juga kelemahan bidang miring, yaitu jarak yang ditempuh untuk memindahkan benda akan semakin jauh. Contoh benda yang menggunakan prinsip kerja bidang miring adalah sekrup, pisau, dan kapak. Selain itu, jalan di pegunungan yang dibuat berkelok-kelok juga merupakan penerapan bidang miring.
3)
Katrol Katrol adalah roda yang berputar pada porosnya (Priyono, 2009: 117). Katrol juga merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa dan beban. Terdapat tiga jenis katrol, yaitu katrol tetap, katrol bebas dan katrol majemuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Katrol tetap adalah katrol yang posisinya tidak berubah atau berpindah ketika digunakan. Misalnya katrol yang digunakan pada sumur timba. Katrol bebas merupakan katrol yang posisinya dapat berubah atau berpindah ketika digunakan, biasanya terdapat pada alatalat pengangkat peti kemas di pelabuhan. Katrol majemuk adalah perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas. c.
Sifat-sifat Cahaya Kita dapat melihat suatu benda karena adanya cahaya. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan kembali menuju ke mata kita sehingga benda dapat terlihat. Cahaya memiliki beberapa sifat, seperti (1) merambat lurus, (2) menembus benda bening, dan (3) dapat dipantulkan, (4) dapat dibiaskan dan (5) dapat diuraikan (Priyono, 2009: 123-128). Selain ketiga sifat tersebut, terdapat juga sifat cahaya berdasarkan bentuk cermin. Sifat cahaya yang mengenai cermin datar memiliki sifat (1) bayangan benda tegak dan semu, (2) besar dan tinggi bayangan sama dengan tinggi dan besar benda sebenarnya, (3) jarak benda dengan cermin sama dengan jarak bayangan, (4) arah benda dan arah bayangan berkebalikan. Sifat bayangan jika suatu benda dekat dengan cermin cekung adalah semu, diperbesar, dan tegak. Jika benda berada jauh dari cermin cekung maka bayangannya nyata dan terbalik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Sedangkan sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung adalah semu, tegak, dan diperkecil. d.
Bumi dan Alam Semesta Alam semesta menyimpan semua kebutuhan yang kita butuhkan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Kekayaan
yang
disediakan oleh alam memberikan banyak manfaat. 1)
Proses Terbentuknya Tanah Bumi terdiri atas berbagai macam batuan yang berada di lapisan paling atas bumi atau kerak bumi. Batuan
tersebut
lama-kelamaan
akan
mengalami
pelapukan. Pelapukan adalah hancurnya batuan dari bentuk yang besar menjadi butiran yang kecil, hingga menjadi sangat halus atau menjadi tanah (Priyono, 2009: 137). Pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pelapukan mekanik (fisika), pelapukan biologi, dan pelapukan kimia. Pelapukan mekanik adalah pelapukan yang terjadi karena adanya proses fisika. Pelapukan ini hanya mengubah bentuk atau wujud dari suatu benda. Pelapukan ini disebabkan oleh perubahan suhu, angin, air, dan gelombang laut. Pelapukan
kimia
merupakan
pelapukan
yang
menyebabkan struktur kimi benda menjadi berubah. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
ini dapat terlihat jelas pada besi yang berkarat. Besi yang warnanya berubah menjadi coklat kemerahan akan menjadi sangat rapuh. Perkaratan ini terjadi karena oksigen di alam bersenyawa dengan air. Selain itu, hujan asam dari hasil kegiatan industri yang mengandung asam sulfur dan asam nitrat juga dapat menyebabkan pelapukan pada logam dan asam. Pelapukan biologi adalah pelapukan yang terjadi karena
adanya
tumbuhnya
aktivitas
lumut
pada
makhluk hidup. Misalnya permukaan
batuan
akan
menyebabkan batuan tersebut menjadi lapuk. 2)
Jenis Tanah dan Jenis Batuan Tanah yang berada di suatu tempat dengan tempat yang lain tersusun dari bahan yang berbeda-beda, sehingga jenis tanahnya berbeda pula. Jenis tanah di suatu tempat bergantung pula pada jenis batuan yang mengalami pelapukan. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi jenis tanah berpasir, tanah liat, tanah berhumus dan tanah berkapur. Jenis batuan berbeda-beda tergantung pada jenis kandungannya. Selain itu jenis batuan juga berbeda-beda karena proses pembentukkannya. Ada batuan beku yang terbentuk dari magma yang membeku. Kemudian ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
batuan endapan (batuan sedimen) yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan. Selanjutnya ada juga batuan malihan (batuan metamorf) yang terbentuk dari batuan sedimen yang mengalami perubahan. 6.
Miskonsepsi dalam IPA Miskonsepsi dalam IPA terjadi atau terdapat pada semua bidang IPA tanpa ada pengecualian (Suparno, 2005: 9). Miskonsepsi tersebut terjadi pada bidang biologi, kimia astronomi dan fisika. Dalam penelitian ini yang disoroti adalah miskonsepsi tentang fisika. Bidang-bidang fisika yang sering ditemui mengalami miskonsepsi adalah bidang mekanika, listrik, panas, optika, sifat-sifat materi, bumi dan antariksa, serta fisika modern. Dalam bidang mekanika terdapat banyak miskonsepsi yang terjadi, terutama pada materi gerak, vektor, gaya, massa dan berat, hukum Newton, kerja, kekekalan energi dan momentum, serta mekanika fluida. Seperti yang dingkapkan Suparno (2005:11) dalam bidang fisika, materi mekanika ini memiliki masalah miskonsepsi yang terbanyak menurut penelitian, jumlah studinya sekitar 300. Selain materi mekanika, yang paling sering
ditemukan
miskonsepsinya
adalah
materi
panas
dan
termodinamika, gelombang dan optika, listrik dan magnet, fisika modern, astronomi dan bumi antariksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Berdasarkan
uraian
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
miskonsepsi IPA adalah miskonsepsi yang terjadi di semua cabang ilmu IPA, baik fisika, biologi maupun kimia. 7.
Jenis Kelamin Dalam penelitian ini menggunakan jenis kelamin sebagai variabel yang akan dilihat perbedaannya tentang miskonsepsi IPA Fisika, Fakih (dalam Nuruzzaman, 2005: 17) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah suatu sifat yang dibagikan ke dalam dua jenis kelamin manusia, yang mana sifat tersebut ditentukan dengan cara biologis, yang mana sifat tersebut sudah melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya seorang laki-laki adalah manusia yang dapat menghasilkan sel sperma, sedangkan perempuan adalah manusia yang memiliki ovarium atau rahim yang nantinya bisa melahirkan, dan juga memiliki kelenjar susu untuk menyusui. Hal ini sifatnya permanen dan merupakan anugerah dari Tuhan YME. Jenis kelamin pada masa sekarang ini juga dikenal dengan istilah gender. Gender yang memiliki arti seks atau jenis kelamin, dpat juga diartikan sebagai suatu sifat maupun karakter yang terdapat dan melekat pada kedua jenis kelamin yang dibentuk secara sosial dan budaya (Amanah, 2012: 30). Sesuai dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan (dalam Amanah 2012: 30) definisi gender mengacu pada berbagai peran yang dibentuk dan dibebankan kepada perempuan dan laki-laki oleh masyarakat. Berbagai peran ini dapat berubah dari waktu ke waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dan dipelajari dalam setiap budaya yang berbeda. Gender ini mengacu pada perilaku seseorang yang dipelajari dan berbagai harapan masyarakat yang kemudian membedakan antara femininitas dan maskulinitas, artinya gender ini tidak seperti seks yang dibedakan berdasarkan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Terdapat perbedaan secara emosional dan intelektual antara lakilaki dan perempuan seperti yang diungkapkan Unger (dalam Amanah, 2012: 32). Pada tabel 2.1 berikut ini akan disajikan perbedaan emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan menurut Unger. Tabel 2.1. Tabel Perbedaan Emosional dan Intelektual Laki-laki (Masculine) Sangat agresif Independen Tidak emosional Dapat menyembunyikan emosi 5. Lebih objektif 6. Tidak mudah terpengaruh 7. Tidak submisif 8. Tidak mudah goyah terhadap krisis 9. Lebih aktif 10. Lebih logis 11. Lebih ambisius, dll. 1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Perempuan (Feminin) Tidak terlalu agresif Lebih emosional Sulit menyembunyikan emosi Mudah terpengaruh Lebih pasif Kurang rasa percaya diri Kurang ambisi
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin adalah ciri biologi yang sifatnya permanen yang dimiliki oleh seorang laki-laki maupun perempuan. Dari tabel 2.1 di atas juga dapat diketahui bahwa pemikiran laki-laki lebih logis daripada pemikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
perempuan. Selain itu, terdapat juga berbagai perbedaan antara lakilaki dan perempuan, baik dari segi emosional ataupun psikologi. Dagun (dalam Amanah, 2012: 31) mengatakan bahwa pada sekolah campuran (laki-laki & perempuan) ternyata siswa perempuan kurang berminat dan memiliki prestasi rendah dalam bidang Matematika dan IPA. Biasanya siswa perempuan lebih menonjol pada bidang Biologi saja dan dibandingkan dengan bidang Fisika hanya sedikit.
B.
Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian relevan yang pertama merupakan penelitian yang dilakukan oleh Bati (2015). Penelitian ini berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Pembelajaran Matematika Materi Volume Bangun Ruang (Tabung, Balok, Kubus) Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, dengan jenis penelitiannya adalah kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Alan tersebut adalah untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas V SD Negeri Tempak 1 pada tahun pelajaran 2014/2015 tentang materi menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung serta menemukan berbagai faktor yang menyebabkannya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) siswa mengalami miskonsepsi dalam materi menghitung balok yakni siswa salah dalam menentukan rumus yang tepat untuk menghitung volume balok, (2) miskonsepsi dalam menghitung volume tabung yaitu siswa tidak tepat dalam penggunaan phi antara 3,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
dan
. Dalam hal tersebut miskonsepsi yang dialami oleh siswa adalah jenis
miskonsepsi teoritik. Relevansi penelitian Alan tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama membahas tentang miskonsepsi dan subjeknya adalah siswa kelas V SD. Hanya saja terdapat perbedaan, yaitu penelitian Alan tersebut membahas tentang miskonsepsi Matematika, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Kusuma (2014). Penelitian ini berjudul “Miskonsepsi Tentang Fotosintesis Pada Siswa Kelas V SDN 4 Trebugan Situbondo Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, mendeskripsikan tingkat miskonsepsi tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN 4 Trebugan Situbondo tahun pelajaran 2013/2014, yang kedua, mendeskripsikan faktor penyebab miskonsepsi tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN 4 Trebugan Situbondo tahun pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa miskonsepsi tertinggi terjadi pada konsep hasil fotosintesis dengan persentase 62%, sedangkan persentase miskonsepsi terendah terdapat pada konsep tempat terjadinya fotosintesis dan penerapan fotosintesis dengan persentase 15%. Persentase miskonsepsi siswa pada konsep pengertian fotosintesis dan reaksi fotosintesis sebesar 46%, konsep peran klorofil sebanyak 38%, konsep bahan fotosintesis 31%, konsep pernyataan tentang fotosintesis, percobaan fotosintesis dan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
terjadinya fotosintesis sebanyak 23%. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa ditemukan adanya miskonsepsi pada siswa SDN 4 Trembugan dan penyebabnya bersumber dari siswa sebanyak 62%, guru dan siswa 23%, guru 15%, maupun buku sebanyak 7%. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama membahas tentang miskonsepsi dalam IPA dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD. Dalam penelitian tersebut membahas miskonsepsi tentang fotosintesis, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika. Penelitian yang ketiga merupakan penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto (2007), dengan judul “Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada Guru SD”. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah ternyata terbukti bahwa guru SD mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Dapat diketahui bahwa profil miskonsepsi yang dimiliki guru (lebih dari 30%) dan besar persentase miskonsepsinya sebagai berikut: (1) gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan (45%); (2) gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan (40%); (3) massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan (60%); (4) setiap dua bendabersentuhan muncul gaya gesekan (60%); (5) pesawat sederhana meringankan kerja manusia,berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya (kuasa) dan energi yangdigunakan menjadi lebih kecil (100%); (6) cahaya merambat lurus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
berarti cahaya tidak dapatdipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium atau perantara (85%); (7)bendadapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari mata yang sampai kebenda (50%); (8) cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahayalampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari (55%). Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika SD. Penelitian tersebut membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika untuk guru SD, sedangkan penelitian ini membahas tentang miskonsepsi Fisika untuk kelas V SD. Penelitian yang keempat merupakan penelitian yang berjudul “Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Konflik Kognitif”. Penelitian ini dilakukan oleh Mosik dan Maulana (2010). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan konflik dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap miskonsepsi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh terhadap miskonsepsi fisika, dengan taraf signifikansi 5%, hipotesis penelitian yang menyatakan rata-rata miskonsepsi eksperimen lebih kecil dari rata-rata miskonsepsi kontrol diterima. Selain itu, pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
hasil belajar fisika, dengan signifikansi 5%, hipotesis penelitian yang menyatakan rata-rata hasil belajar eksperimen lebih besar dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol diterima, sehingga terlihat adanya pengaruh miskonsepsi terhadap hasil belajar. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika. Penelitian tersebut membahas tentang usaha untuk mengurangi terjadinya miskonsepsi Fisika, sedangkan penelitian ini membahas tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD. Penelitian yang kelima ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Ditinjau Dari Perbedaan Jenis Kelamin Pada Siswa Kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.” Penelitian ini dilakukan oleh Purwoko (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mind mapping terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Jenis kelamin pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui metode mind mapping lebih berpengaruh pada siswa laki-laki atau perempuan. Hasil penelitian ini adalah kelas kontrol memiliki rata-rata 74,269 dan kela eksperimen 82,87. Nilai signifikansi yang diperoleh dari penghitungan anova 2 jalan 0,000 dengan kesalahan 5% hasil tersebut menunjukkan bahwa metode mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar.
Sedangkan
penghitungan
dalam
perbedaan
jenis
kelamin
menunjukkan nilai 0,003 yang menunjukkan bahwa jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
berpengaruh terhadap metode yang digunakan. Peneliti menggunakan perbandingan gain yang dibandingkan dari hasil pretest dan nilai postest kemudian dicari selisih antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dari hasil perhitungan terebut ada selisih 10,449, sehingga kesimpulannya adalah bahwa metode mind mapping lebih berpengaruh terhadap siswa dengan jenis kelamin laki-laki. Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah karena penelitian yang dilakukan sama-sama meninjau dari sisi jenis kelamin.Hanya saja dalam penelitian ini membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika untuk kelas V SD, sedangkan penelitian di atas membahas tentang penggunaan metode mind mapping terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Ditinjau Dari Perbedaan Jenis Kelamin Pada Siswa Kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Konflik Kognitif
Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada Guru SD
Miskonsepsi Tentang Fotosintesis Pada Siswa Kelas V SDN 4 Trebugan Situbondo Tahun Pelajaran 2013/2014
Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri SeKecamatan Seyegan Kabupaten Sleman
Identifikasi Miskonsepsi Pembelajaran Matematika Materi Volume Bangun Ruang (Tabung, Balok, Kubus) Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Berdasarkan gambar 2.1 di atas, penelitian-penelitian tersebut merupakan penelitian yang mendasari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian tersebut dijadikan dasar oleh peneliti karena relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. C.
Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang termasuk pokok untuk siswa SD. Pembelajaran IPA untuk SD tersebut biasanya membahas tentang dasar-dasar dalam ilmu alam yang harus dipahami oleh setiap siswa. Pembelajaran IPA ini sering dihubungkan dengan kegiatan percobaanpercobaan, hal inilah yang membuat antusiasme siswa tinggi untuk mengikuti pembelajaran IPA. Namun sebelum melakukan percobaan seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
itu, tentunya siswa juga perlu memahami konsep-konsep materinya terlebih dahulu. Dalam penyampaian konsep-konsep tersebut, guru perlu untuk memahami terlebih dahulu apa yang akan disampaikan. Hal ini sangatlah menjadi perhatian karena beberapa materi di dalam pembelajaran IPA bisa saja terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi tersebut sebaiknya dihindari atau bahkan dihilangkan karena jika terus menerus tertanam dalam pemikiran siswa, maka seterusnya siswa akan memiliki bekal konsep yang salah atau tidak tepat hingga ia beranjak dewasa dan sampai di tingkat pendidikan yang tinggi. Miskonsepsi ini bukan sepenuhnya kesalahan dari guru, tetapi dapat juga berasal dari faktor siswa sendiri. Namun dalam hal ini peran guru sangatlah penting untuk memperbaiki miskonsepsi yang terjadi pada siswa tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi pembahasan adalah pembelajaran IPA untuk kelas V SD semester 2, terutama pada materi IPA Fisika. Ruang lingkup IPA Fisika untuk kelas V ini adalah mengenai gaya, gerak dan energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat-sifat cahaya (KD 6.1) serta pelapukan (7,1). Materi-materi tersebut dipilih sebagai bahan penelitian karena memang sering terjadi miskonsepsi pada bagian-bagian tersebut. Biasanya miskonsepsi yang terlihat pada diri siswa adalah mereka belum bisa membedakan antara tuas golongan 1, 2, dan 3 beserta contohcontohnya. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal, terutama ketika soal
tersebut
berbentuk
uraian
yang
mengharuskan
siswa
untuk
menjabarkan atau menjelaskan jawabannya. Selain itu, siswa juga terkadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
bingung dengan materi tentang struktur lapisan bumi dan struktur atmosfer bumi. Sering ditemui siswa yang menggambarkan struktur lapisan bumi padahal soal yang tersedia meminta untuk menggambarkan dan menjelaskan struktur atmosfer bumi. Munculnya miskonsepsi siswa pada materi-materi tersebut bisa saja karena pengetahuan awal siswa yang memang sudah salah, atau karena penjelasan guru yang hanya berpatokan pada buku yang ternyata buku tersebut juga salah. Dengan mengerjakan soal-soal, maka dapat diketahui miskonsepsi yang terjadi melalui jawaban-jawaban yang dituliskan, selain itu dengan wawancara secara langsung juga dapat mengungkap miskonsepsi yang terjadi melalui jawaban langsung siswa. Dari hal tersebut juga dapat dilihat apakah ada perbedaan miskonsepsi pemahaan yang terjadi antara siswa laki-laki dan perempuan. Sesuai dengan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Seyegan berdasarkan jenis kelamin. Dengan penelitian ini, peneliti berharap pada nantinya penelitian ini bisa menjadi sumber belajar bagi para pembaca, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi alat pengingat bahwa miskonsepsi yang terjadi harus segera ditangani dan ditanggulangi, agar tidak terus menerus terjadi kesalahan pemahaman konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Seyegan terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, cahaya, struktur bumi, pelapukan dan jenis tanah.
2.
Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini membahas tentang metodologi penelitian. Yang dibahas adalah mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian survei. Penelitian kuantitatif sendiri adalah penelitian yang data-datanya disajikan dalam bentuk angka-angka dan menggunakan analisis melalui statistik (Sugiyono, 2011: 7). Metode survei adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan populasi dalam jumlah yang besar, namun sampel yang digunakan relatif kecil (Sukmadinata, 2008: 82).
Sedangkan sesuai dengan yang diungkapkan
Suparno (2010: 8) bahwa penelitian kuantitatif survei adalah penelitian yang digunakan untuk mencari data, sehingga kemudian bisa dipakai untuk menentukan sifat atau karakteristik yang khas dari suatu kelompok. Penelitian kuantitatif survei ini akan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika di kelas V SD antara siswa lakilaki dan perempuan.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
B.
Waktu dan Tempat Penelitian 1.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret sampai Desember 2015. Pada bulan maret, peneliti mulai menyusun proposal peneltian. Awal bulan April, peneliti mengurus keperluan perijinan untuk penelitian. Pertengahan bulan April peneliti melakukan penyusunan instrumen penelitian. Pada awal bulan Mei peneliti melakukan validasi instrumen dan melakukan revisi instrumen. Pertengahan bulan Mei instrumen yang telah direvisi kemudian diujicobakan. Mulai akhir bulan Mei sampai awal bulan Juni peneliti mendistribusikan instrumen penelitian untuk pengambilan dan pengumpulan data. Bulan Juli hingga Agustus digunakan oleh peneliti untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Bulan September 2015 sampai Januari 2016 digunakan untuk merevisi laporan, dan bulan Februari 2016 peneliti melaksanakan ujian skripsi dan melakukan revisi.
2.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di seluruh SD Negeri se-Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman yang menggunakan KTSP. Tempat ini dipilih peneliti sebagai tempat penelitian karena berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa di Kecamatan Seyegan ini ditemukan miskonsepsi tentang IPA Fisika, khususnya di kelas V SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
C.
Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi merupakan suatu objek yang berupa suatu kumpulan menyeluruh, yang menjadi perhatian peneliti (Kountur, 2003: 137). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman yang menggunakan KTSP, yang berjumlah 21. Populasi selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Seyegan. No
Nama SD
1. 2. 3. 4. 5.
SD N Margoagung SD N Ngetal SD N Ngino 1 SD N Ngino 2 SD N Margokaton
6.
SD N Susukan
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
SD N Margomulyo 1 SD N Margomulyo 2 SD N Kandangan 1 SD N Kandangan 2 SD N Gendengan SD N Cibuk Lor SD N Gentan SD N Bokong
15.
SD N Sompokan
16. 17. 18. 19. 20. 21.
SD N Klaci SD N Jamblangan SD N Ngemplaksari SD N Tegal Klaci SD N Pete SD N Margoluwih Jumlah
Kelas Paralel A A A A A A B A A A A A A A A A B A A A A A A 23
Jumlah Siswa Kelas V 21 34 22 24 14 19 16 28 21 24 15 32 19 41 15 23 22 28 31 13 23 38 17 540
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Dari tabel 3.1 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 21 SD Negeri yang berada di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Populasi yang disajikan oleh peneliti, hanyalah populasi siswa kelas V. Terdapat dua SD yang mempunyai dua kelas paralel, yaitu kelas A dan kelas B. SD yang memiliki dua kelas paralel tersebut adalah SD N Sompokan dan SD N Susukan, sedangkan SD yang lain hanya memiliki satu kelas paralel saja. Jumlah keseluruhan populasinya adalah 540 siswa. 2.
Sampel Sampel adalah suatu kelompok kecil bagian dari populasi yang secara nyata diteliti (Sukmadinata, 2010: 250). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan cara random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang kepada setiap anggota dalam populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian (Sugiyono, 2011: 91). Tujuan digunakannya random sampling ini adalah agar setiap siswa mendapatkan peluang yang sama untuk diambil menjadi sampel. Selain itu, setiap siswa bebas dipilih karena pemilihan tiap-tiap siswa tersebut tidak mempengaruhi siswa yang lainnya. Sesuai dengan jumlah pada tabel Krejcie dan Morgan pada lampiran 20, jika jumlah populasi 540 siswa, maka sampel yang digunakan disesuaikan pada jumlah tabel yaitu 500, sehingga sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
yang digunakan adalah 217 siswa. Dalam menentukan jumlah sampel, penelitian ini menggunakan rumus Krejcie. Berikut ini adalah rumus Krejcie :
Gambar 3.1. Rumus Krejcie Dari rumus pada gambar 3.1 di atas, berikut ini disajikam perhitungan jumlah sampel dari setiap SD Negeri se-Kecamatan seyegan. Perhitungan sampel penelitian ini disajikan dalam tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Sampel Penelitian yang Dihitung dengan Rumus Krejcie. No
Nama SD
Kelas Paralel
Jumlah Siswa Kelas V
Perhitungan dengan Rumus Krejcie
Pembulatan
1.
SD N Margoagung
A
21
8
2.
SD N Ngetal
A
34
14
3.
SD N Ngino 1
A
22
9
4.
SD N Ngino 2
A
24
10
5.
SD N Margokaton
A
14
6
A
19
8
6.
SD N Susukan B
16
6
7.
SD N Margomulyo 1
A
28
11
8.
SD N Margomulyo 2
A
21
8
9.
SD N Kandangan 1
A
24
10
10.
SD N Kandangan 2
A
15
6
11.
SD N Gendengan
A
32
13
12.
SD N Cibuk Lor
A
19
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
No
Nama SD
Kelas Paralel
Jumlah Siswa Kelas V
Perhitungan dengan Rumus Krejcie
Pembulatan
13.
SD N Gentan
A
41
16
14.
SD N Bokong
A
15
6
A
23
9
15.
SD N Sompokan B
22
9
16.
SD N Klaci
A
28
11
17.
SD N Jamblangan
A
31
13
18.
SD N Ngemplaksari
A
13
5
19.
SD N Tegal Klaci
A
23
9
20.
SD N Pete
A
38
15
21.
SD N Margoluwih
A
17
7
23
540
217
Jumlah
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, di kecamatan Seyegan terdapat 21 SD Negeri, dengan 23 kelas. Jumlah populasi keseluruhannya ada 540 siswa, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 217 siswa, sesuai dengan jumlah pada tabel Krejcie.
D.
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala hal yang terdapat dalam penelitian, yang telah ditentukan oleh peneliti dan berbentuk apa saja, sehingga peneliti dapat mempelajarinya dan menemukan informasi serta kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2011: 38). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis variabel penelitian, yaitu variabel terikat (dependent variabels) dan variabel bebas (independent variabels).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
1.
Variabel Terikat (dependent variabels) Variabel terikat adalah variabel yang bergantung pada variabel bebas. Variabel ini adalah akibat atau outcome dari pengaruh adanya variabel bebas (Creswell, 2014: 77). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah miskonsepsi IPA Fisika. Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi pada siswa.
2.
Variabel Bebas (independent variabels) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan bahkan berimbas pada hasil atau outcome (Creswell, 2014: 77). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin siswa. Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui apakah jenis kelamin siswa akan berpengaruh pada adanya miskonsepsi atau tidak.
E.
Teknik Pengumpulan Data Menurut Nawawi (dalam Mahdi, 2014: 116) teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa cara. Penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi, wawancara dan tes tertulis. 1.
Studi Dokumentasi Teknik ini adalah teknik yang mengharuskan peneliti untuk melakukan analisis terhadap berbagai dokumen yang berhubungan dengan penelitiannya, sehingga peneliti kemudian akan memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
data yang diperlukan. Dokumen yang dianalisis tentunya adalah dokumen yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data studi dokumentasi. Dokumen yang diperlukan peneliti untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian ini diperoleh dari UPT Pendidikan Kecamatan Seyegan. Dokumen yang didapatkan oleh peneliti adalah data tentang daftar SD Negeri yang terdapat di Kecamatan Seyegan beserta dengan jumlah siswanya, terutama siswa kelas V. 2.
Wawancara Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan percakapan dan pertemuan secara langsung dengan narasumber atau informan, yang mana percakapan dilakukan spontan maupun sudah direkayasa sebelumnya (Mahdi, 2014: 116). Cara tersebut biasanya dikenal dengan istilah wawancara. Teknik wawancara ini digunakan peneliti untuk mencari informasi awal dari guru kelas V SD di Kecamatan Seyegan tentang kesulitan dan pemahaman siswa tentang materi IPA Fisika. Selain itu, wawancara juga digunakan peneliti untuk mencari informasi dari siswa tentang pemahamannya terhadap materi IPA Fisika.
3.
Tes Tertulis Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara serta berbagai aturan yang telah ditetapkan (Arikunto, 2012:67). Dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
menggunakan jenis tes tertulis pilihan ganda. Tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD se-Kecamatan Seyegan.
F.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis instrumen penelitian yaitu instrumen tes dan daftar cek. 1.
Instrumen Tes Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan juga untuk mengumpulkan informasi atau data tentang hal-hal yang bersangkutan dengan objek penelitian (Widoyoko, 2009: 45). Tes ini dapat berupa beberapa pertanyaan yang disampaikan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang. Hal ini berarti bahwa tes ini dapat disebut sebagai stimulus yang perlu ditanggapi atau diberikan respon yang nantinya akan menjadi patokan dalam mengukur kemampuan seseorang tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan tes objektif. Tes objektif adalah bentuk tes yang dibuat atau disajikan dengan menyediakan atau memiliki berbagai kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh responden atau peserta yang mengikuti tes (Widoyoko, 2009: 49). Tipe tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe pilihan ganda (multiple choice). Soal yang disampaikan pada penelitian ini memiliki lima pilihan jawaban. Materi yang disajikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
adalah tentang IPA Fisika untuk kelas V SD, yaitu materi yang membahas tentang gaya, gerak dan energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat-sifat cahaya (KD 6.1) serta pelapukan (7,1). Pada tabel 3.3 berikut, akan disajikan kisi-kisi instrumen tes pilihan ganda. Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda No. 1.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan Perubahannya 5.Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
2.
6.Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator
Materi Pokok
5.1.1 Menyebutkan macammacam gaya melalui percobaan 5.1.2 Mengidentifik asi faktorfaktor yang mempengaruhi gaya 5.2.1 Mengidentifik asi ciri-ciri pesawat sederhana 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama 5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan
Gaya Magnet, Gaya Gesek, Gaya Gravitasi
3
No Soal PG 1, 2, 3
Gaya Gravitasi, Gaya Gesek, Gaya Dorong
3
4, 5, 6
Pesawat Sederhana
6
7, 8, 9, 10, 11, 12
Tuas dan pengungkit
3
13, 14, 15
Penerapan pesawat sederhana.
3
16, 17, 18
Sifat cahaya
5
19, 20, 21, 22, 23
Sifat bayangan pada kaca spion, cermin
5
24, 25, 26, 27, 28
Jumlah Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
No.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya
3.
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
2.
Indikator pada cermin 6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya 7.1.1 Menggolongk an jenis-jenis batuan 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.2.1 Mengetahui jenis-jenis tanah
Materi Pokok cekung Teleskop
Jumlah Soal 3
29, 30, 31
4
32, 33, 34, 35
Pelapukan biologi
3
36, 37, 38
Berbagai jenis tanah
12
39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
Daftar Cek Selain menggunakan instrumen tes, dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen non tes yang berupa daftar cek (chek list). Daftar cek adalah instrumen yang digunakan oleh seorang peneliti atau pengamat untuk menyatakan ada atau tidaknya unsur atau karakteristik yang ada dalam suatu peristiwa atau kejadian (Widoyoko, 2009: 107). Dalam penelitian ini, daftar cek digunakan untuk mengetahui data yang menjadi unsur dalam penelitian, seperti jenis kelamin siswa.
No Soal PG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
G.
Teknik Pengujian Instrumen Dalam setiap penelitian, instumen yang akan digunakan tentulah harus melalui tahapan uji validasi dan juga reliabilitas. Dalam uji validitas terdapat tiga macam jenis validitas, yaitu validitas isi, validitas muka dan validitas konstruk. Pengujian validitas dan reliabilitas hanya digunakan untuk instrumen yang bersifat tes saja, sedangkan untuk daftar cek tidak memerlukan pengujian validitas dan reliabilitas. 1.
Uji Validitas Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan pada suatu instrumen, yang bertujuan untuk mencari tahu tentang ada tidaknya kesamaan antara data yang telah diperoleh dengan data yang nyata terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2011: 121). Uji validitas ini juga digunakan sebagai pengukur suatu instrumen. Suatu instrumen yang dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila fungsi dari instrumen tersebut menunjukkan kesesuaian dengan tujuan atau maksud diadakannya pengukuran tersebut, tetapi instrumen tersebut dikatakan memiliki validitas rendah apabila data yang dihasilkan dari pengukuran tidak relevan atau tidak sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2011: 6). Biasanya dalam suatu uji validitas terdiri dari tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, validitas muka dan validitas konstruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
a.
Validitas Isi Validitas isi merupakan validitas yang ditujukan untuk menguji isi tes atau instrumen yang menggunakan pemikiran rasional atau dengan expert judgment (Azwar, 2011: 45). Validitas isi ini dilakukan oleh para ahli yang memiliki kemampuan atau keahlian yang beruhubungan dengan penelitian ini, tujuannya adalah untuk membandingkan antara isi dari instrumen yang disusun dengan materi yang digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2011: 129). Dalam hal ini ada empat orang ahli yang melakukan validitas isi yaitu dua ahli Fisika dan dua guru kelas. Instrumen yang divalidasi adalah kisi-kisi soal pilihan ganda dan soal uraian bebas tentang IPA Fisika untuk kelas V SD, yang telah disusun oleh peneliti. Keempat ahli tersebut kemudian memberikan penilaian pada lembar penilaian yang telah diberikan. Dalam penilaian ini, digunakan skala Likert pada lembar penilaian instrumen. Pada dasarnya skala Likert digunakan untuk pengukuran terhadap sikap, pendapat dan persepsi dari seseorang maupun dari sekelompok orang mengenai suatu kejadian atau fenomena sosial yang terjadi (Sugiyono, 2011: 93). Fenomena sosial dalam penelitian ini sudah ditentukan oleh peneliti secara spesifik dan kemudian biasa disebut sebagai variabel penelitian. Variabel tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam indikator yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
digunakan sebagai acuan untuk menyusun aitem atau butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap aitem butir instrumen tersebut dapat memiliki ragam jawaban mulai dari yang paling negatif hingga paling positif. Untuk penelitian kuantitatif ini, jawaban dari pernyataan bisa saja disertai dengan skor. Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah berupa pernyataan yang ditambah dengan bobot skor. Skor yang digunakan adalah 1, 2, 3, dan 4. Skor 1 adalah pernyataan yang paling negatif, sedangkan 4 merupakan pernyataan yang paling positif. Dalam penelitian ini, skor 3 biasanya tidak digunakan, karena cenderung pernyataannya ragu-ragu sehingga kurang pasti. Dari setiap komentar dan skor yang diberikan oleh validator dalam penelitian ini, pada nantinya akan ditentukan perlu diadakan revisi instrumen atau tidak. Pelaksanaan revisi instrumen tersebut disesuaikan dengan ketentuan seperti pada tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen Penilaian Kuantitatif >3 >3 <3 <3
Penilaian Kualitatif Positip Negatif Positif Negatif
Keputusan Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Melihat dari ketentuan pelaksanaan revisi instrumen seperti pada tabel tersebut, jika skor yang diperoleh lebih besar daripada tiga dan penilaian kualititatif dari validator positif maka instrumen tidak perlu direvisi, namun jika skor lebih dari tiga dan penilaian kualitatif validator negatif maka ada bagian tertentu yang perlu direvisi dari instrumen tersebut. Selanjutnya, apabila skor yang diperoleh kurang dari tiga, baik itu penilaian kualitatif dari validator positif atau negatif tetap harus ada revisi pada instrumen tersebut. Validasi yang pertama dilakukan oleh Bapak PS. Bapak PS dipilih menjadi validator dalam penelitian ini karena beliau adalah seorang ahli Fisika yang berkarya sebagai dosen pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma dan juga mengarang sejumlah buku tentang miskonsepsi IPA dan juga buku-buku yang berkaitan dengan ilmu Fisika. Masukan yang diberikan oleh Bapak PS secara umum adalah tentang bagaimana melihat dengan teliti bagaimana miskonsepsi tersebut terjadi pada siswa. Untuk memperhatikan hal tersebut, Bapak PS memberi masukan agar peneliti perlu untuk mendeteksi keyakinan jawaban yang dipilih oleh siswa, apakah siswa memilih jawaban tersebut yakin benar atau tidak khususnya pada instrumen pilihan ganda. Selanjutnya validator kedua yang dipilih adalah ibu SAS. Beliau adalah seorang ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
fisika yang berkarya sebagai dosen di Program Studi Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma. Beliau dipilih karena menguasai dan memahami mengenai berbagai teori dalam ilmu Fisika. Dalam hal ini, Bu SAS memberikan masukan berupa koreksi salah satu teori yang kurang tepat di dalam instrumen penelitian. Validator yang ketiga adalah Ibu ATI, beliau adalah seorang guru SD di SD N Denggung, Sleman. Bu ATI dipilih sebagai validator karena beliau adalah seorang guru kelas V yang mengetahui bagaimana tata bahasa soal yang mudah dipahami oleh siswa. Validator yang terakhir adalah Bapak AGT. Beliau adalah seorang guru kelas V di Kabupaten Magelang. Sama seperti Bu ATI, Bapak AGT ini juga memberikan masukan tentang bahasa yang digunakan dalam pembuatan instrumen, agar siswa lebih mudah dalam memahami soal pilihan ganda. Tabel 3.5 Tabel Hasil Uji Validasi Ahli No.
Skor PG 2,92 3,68
Penilaian Keputusan
1. 2.
Nama Ahli PS SAS
3.
ATI
3,76
Positif
4.
AGT
3,1
Positif
Positif Positif
Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Dari tabel 3.5 tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut hasil validasi dari para ahli, maka instrumen atau soal yang akan digunakan dalam penelitian ini tidak perlu direvisi. b.
Validitas Muka Validitas muka yang diungkapkan oleh Moh. Nazir (dalam Darmadi, 2014: 164) adalah suatu pengukuran yang dilakukan oleh ahli terhadap atribut yang nyata atau konkret tanpa perlu adanya inferensi. Selain itu validitas muka juga dapat dikatakan sebagai hal yang berhubungan dengan penilaian yang dilakukan oleh para ahli terhadap suatu alat ukur yang digunakan. Jika para ahli berpendapat bahwa berbagai unsur dalam instrumen dapat mengukur anggapan dengan baik dan sesuai, maka instrumen tersebut dapat dikatakan memiki validitas yang tinggi. Sedangkan, apabila instrumen tersebut tidak bisa mengukur dengan baik dan sesuai, maka instrumen tersebut dikatakan validitas yang rendah (Darmadi, 2014: 164). Validitas muka dalam penelitian ini dilakukan oleh siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung. Siswa kelas V ini dipilih karena sudah mempelajari dan mengetahui tentang materi IPA Fisika, khususnya mengenai gaya, energi, cahaya, dan struktur bumi. Menurut siswa di kelas V tersebut ada 6 soal, pada soal pilihan ganda yang kalimatnya sulit untuk dipahami. Untuk soal pilihan ganda adalah nomor 18, 20, 24, 34, dan 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Berdasarkan keterangan dari siswa kelas V tersebut, maka diputuskan untuk merevisi soal dengan memperbaiki kalimat agar dapat dimengerti oleh siswa setingkat kelas V SD. c.
Validitas Konstruk Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan berapa jauh tes atau instrumen penelitian mengungkapkan suatu teori yang akan diukur (Azwar, 2011: 48). Validitas konstruk ini diuji menggunakan product moment. Hasil dari uji validitas ini kemudian direkap menggunakan Ms. Excel dan perhitungan datanya menggunakan SPSS versi 20. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 20, soal yang valid ditandai dengan adanya tanda bintang satu (*) dan bintang dua (**) pada nomor soal. Tanda bintang satu berarti adalah bahwa soal tersebut valid, sedangkan tanda bintang dua berarti soal tersebut sangat valid. Selain itu, ada pula soal yang tidak terdapat tanda bintang, artinya soal tersebut tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Tabel. 3.6 Validitas Soal Pilihan Ganda
No soal PG
rtabel
1
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
No.
0,312
rhitung (Pearson Correlation) .209
Sig. (2tailed) .109
Tidak Valid
Dibuang
2
0,312
.404**
.001
Valid
Dipakai
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
.516** .372** .507** .101 .431** .439** .430** -.004 .389** .190 .309* .286* .025 .122 .357** -.030 -.018 .437** .253 .419** .295* .269* .340** .219 .474** .157 .115 -.008 .495** .249 .218 .340** .214 .387** .638** -.067
.000 .003 .000 .442 .001 .000 .001 .975 .002 .146 .016 .027 .849 .351 .005 .823 .892 .000 .051 .001 .022 .038 .008 .093 .000 .231 .383 .951 .000 .055 .094 .008 .101 .002 .000 .611
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid
Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang
2 3 4
Kategori
Keterangan
No Soal Setelah Validasi
5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15 16
17
18 19 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap instrumen dapat dipercaya (Azwar, 2011: 4). Uji reliabilitas ini perlu dilakukan karena hasil dari suatu pengukuran hanya dapat dipercaya apabila diperoleh hasil yang relatif sama dalam beberapa pelaksanaan pengukuran. Hal ini terjadi selama di dalam diri subjek aspek-aspek yang diukur belum berubah. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan pengujian internal consistensy. Pengujian semacam ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen hanya dengan sekali pelaksanaan saja (Sugiyono, 2011: 131), kemudian dilanjutkan dengan analisis data dengan teknik Spearman Brown atau teknik belah dua (split half) sehingga hasil dari analisis data tersebut dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas dari instrumen penelitian ini. Uji Reliabilitas ini dihitung menggunakan SPSS versi 20 for Windows. Tabel 3.7. Kualifikasi Reliabilitas Nilai Koefisien < 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 0,90 0,91 – 1,00 1,00
Keterangan Derajat Reliabilitas Hampir ada Rendah Sedang Tinggi Tinggi sekali Sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 3.8. Tabel Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Cronbach’s Alpha 0,778
Jumlah Soal
Keterangan
Kualifikasi
21
Tinggi
Reliabel
Sesuai dengan tabel 3.7 dan 3.8 di atas, Cronbach’s Alpha yang diperoleh dalam uji reliabilitas instrumen pilihan ganda adalah 0,778. Taraf signifikansi reliabilitas adalah α > 0,60, maka berarti bahwa 21 soal pilihan ganda tersebut dinyatakan reliabel karena 0,778 > 0,60.
H.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan berdasarkan pada dua tujuan penelitian, yaitu : 1.
Mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika
2.
Perbedaan mikonsepsi siswa yang dilihat dari jenis kelamin Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data, yang terdiri
dari analisis deskriptif, merumuskan null hypothesis, pengorganisasian data, menentukan taraf signifikansi, menguji normalitas skor tes, menguji homogenitas skor tes dan pengujian hipotesis. 1.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif penting dalam penelitian ini karena digunakan untuk menggambarkan data yang sudah dikumpulkan dengan apa adanya, tanpa membuat suatu kesimpulan secara umum maupun generalisasi (Sugiyono, 2011: 147).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Data manajemen adalah upaya pengelolaan data mulai dari data tersebut dikumpulkan hingga siap dianalisis. Data manajemen meliputi empat langkah, yakni data coding,(untuk jenis kelamin, tingkat pendidikan dll) data editing, data entry, dan data cleaning. a.
Data coding Data coding adalah kegiatan pemberian kode atau simbol agar mempermudah dalam pengolahan data.
b.
Data editing Editing adalah kegiatan memeriksa kelengkapan pengisian dan ketepatan data sebelum proses pemasukan data. Kegiatan editing meliputi memeriksa kelengkapan jawaban pertanyaan pada instrumen tes secara keseluruhan, memeriksa kejelasan tulisan jawaban, memeriksa kelogisan jawaban.
c.
Data entry Entry adalah memasukkan data ke dalam perangkat yang digunakan untuk menganalisis data tersebut. Misalnya dalam SPSS.
d.
Data cleaning Cleaning adalah menganalisis data yang telah di masukkan ke dalam perangkat (misal SPSS). Seperti menganalisis normalitas, homogenitas data yang telah di entry.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
e. Deskripsi analisis data Analisis data dalam penelitian ini pertama kali dilakukan dengan melihat jawaban siswa. Kemudian mengelompokkan data tersebut berdasarkan jawaban siswa dan jenis kelamin siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen soal pilihan ganda, sehingga pengelompokkan jawaban dilakukan berdasarkan tingkat keyakinan jawaban, yaitu yakin benar dan tidak yakin benar. Dalam hal ini, siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa yang memilih jawaban salah dan yakin benar atas jawaban tersebut. Data miskonsepsi siswa secara umum dipersentasekan dan disajikan dalam bentuk diagram serta deskripsi secara umum. Kemudian, disajikan juga persentase data miskonsepsi siswa setiap butir soal dalam bentuk diagram dan dilengkapi dengan deskripsinya. Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan siswa berdasarkan jenis kelamin menggunakan daftar cek. Hal ini dilakukan untuk mengatahui ada atau tidaknya perbedaan miskonsepsi siswa berdasarkan jenis kelamin. Cara yang digunakan adalah menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dan menjumlahkan jenis kelamin siswa yang menjadi sampel penelitian. Kemudian, dilakukan analisis data menggunakan SPSS versi 20 for Windows untuk mengetahui ada atau tidaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
perbedaan miskonsepsi siswa dilihat dari jenis kelamin siswa berdasarkan null hypothesis yang telah ditentukan. 2.
Uji Hipotesis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Dilihat dari Jenis Kelamin a.
Menentukan Taraf Signifikansi Taraf signifikansi adalah tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk dasar atau landasan menolak hipotesis dalam penelitian (Setyosari, 2013: 242). Taraf siginfikansi ini perlu ditentukan karena hal ini dijadikan sebagai patokan untuk menentukan peluang perbedaan miskonsepsi IPA Fisika yang diperoleh dari antara skor rata-rata setiap siswa adalah memang benar perbedaan yang riil dan bukan karena adanya kebetulan.
b.
Uji Normalitas Skor Tes Pengujian normalitas skor, dilakukan untuk mengetahui data tersebar apakah sudah sesuai dengan kurva normal atau tidak. Pengujian normalitas skor tes dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut: H0
= sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal
H1
= sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Kemudian, hipotesis normalitas data dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut: 1)
Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal
2)
Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal
c.
Uji Homogenitas Skor Tes Dalam pengujian homogenitas varians data penelitian ini menggunakan uji One Way Anova dengan membandingkan antara varians data yang terbesar dengan varians data yang terkecil. Homogenitas varians ini ditentukan dengan melihat harga sig 2.tailed. Apabila signifikansinya lebih dari 0,05 maka varians data penelitian yang dianalisis tersebut adalah homogen. Sebaliknya, apabila signifikansinya kurang dari 0,05 maka varians data penelitian yang telah dianalisis tersebut adalah heterogen.
d.
Merumuskan Null Hypothesis Null hypothesis atau hipotesis nol adalah hipotesis yang diujikan dalam hipotesis statistik. Hipotesis nol ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara data sari setiap sampel yang digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2011: 66). Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
penelitian ini hipotesis nol digunakan untuk menyatakan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika yang dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semester 2 seKecamatan Seyegan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 = Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Seyegan. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2) H1 = Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Seyegan. (µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2) e. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney
U-Test.
Teknik
ini
dilakukan
membandingkan perbedaan dua kelompok
sampel
untuk yang
independen dan datanya berbentuk ordinal (Yusuf, 2014: 276). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20 for Windows, dengan menggunakan uji Mann-Whitney U-Test yang termasuk dalam pengujian data Non Parametrik dengan taraf signifikansi α = 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Hipotesis penelitian yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah: H0
= Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Seyegan. (µ1= µ2)
H1
= Ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Seyegan. (µ1= µ2)
Dalam pengambilan keputusan terdapat kriteria seperti berikut: 1)
Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Seyegan.
2)
Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Seyegan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan disajikan hasil dari penelitian yang bertujuan untuk melihat miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V di SD Negeri se-Kecamatan Seyegan yang dilihat dari jenis kelamin siswa. Hasil penelitian ini akan disajikan KD per KD. A.
Hasil Penelitian 1.
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang menggunakan metode survei. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Seyegan yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Kecamatan Seyegan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Minggir di sebelah Barat, Kecamatan Godean di sebelah Selatan, Kecamatan Mlati di bagian Timur dan Kecamatan Tempel di bagian Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V di SD Negeri se-kecamatan Seyegan. Peneliti memilih siswa kelas V SD karena pada kelas ini siswa mendapatkan materi tentang gaya, pesawat sederhana, tanah, dan struktur bumi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap (2), tahun ajaran 2014/2015.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan instrumen tes dan juga non tes. Bentuk instrumen tes dalam penelitian ini adalah 20 butir soal pilihan ganda. Butir-butir soal tersebut sebelumnya telah diuji validitas serta reliabilitasnya. Sebelum melaksanakan pengambilan data di wilayah UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Seyegan, peneliti melakukan proses perijinan di pemerintahan daerah setempat, seperti di Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman. Peneliti melakukan pengambilan data pada 25 sampai 30 Mei 2015. Jumlah soal yang diujikan kepada siswa adalah 20 butir soal pilihan ganda. Waktu pengerjaan soal adalah 90 menit diluar jam belajar efektif sekolah, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar. Siswa tidak diperkenankan saling mencontek satu sama lain, melihat dan mencari jawaban dari buku pelajaran, atau berarti adalah siswa harus mengerjakan soal tersebut secara mandiri di bawah pengawasan guru kelas serta tidak boleh dikerjakan di rumah. Dalam butir soal pilihan ganda terdapat pernyataan “yakin benar” dan “tidak yakin benar” yang harus dipilih oleh siswa sebagai indikator miskonsepsi. Sebelum mengerjakan soal, siswa diminta untuk mengisi lembar identitas yang terdiri dari nama siswa, umur, jenis kelamin, nama sekolah, pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Setelah mendapatkan data, kemudian peneliti menganalisis data dengan menggunakan SPSS versi 20 for Windows. Data yang dianalisis digunakan untuk menguji normalitas data dan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. 2.
Deskripsi Responden Penelitian Di UPT Kecamatan Seyegan ini terdiri dari 26 SD yang terdiri dari 5 SD swasta (Muhamadiyah) dan 21 SD negeri. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek penelitian hanyalah SD negeri saja, yaitu yang terdiri dari 21 SD. Hampir semua SD di Kecamatan Seyegan ini terletak di daerah pedesaan, yang rata-rata setiap kelasnya berjumlah 15-30 siswa. Sekolah-sekolah tersebut terletak di dekat area persawahan, bentuk bangunannya sudah baik serta sarana dan prasarananya cukup lengkap. Keseluruhan SD negeri di Kecamatan Seyegan tersebut menggunakan KTSP 2006 sebagai landasan dalam pelaksanaan pembelajarannya. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan sebanyak 217 siswa kelas 5 dari 540 siswa kelas 5 yang terdapat pada 21 SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Jumlah sampel tersebut diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan skala Krejcie. Sampel tersebut diambil dari siswa yang terdapat di SD Negeri seluruh Kecamatan Seyegan. Selain data jumlah siswa tersebut, data juga diperoleh dari identitas siswa dan juga identitas orang tua yang ada di lembar identitas, yang kemudian dapat diketahui jumlah siswa laki-laki dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
siswa perempuan. Pada tabel 4.1 di bawah ini disajikan persentase jumlah siswa jenis kelamin laki-laki dan perempuan di kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
No. 1. 2.
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Siswa di SD Negeri Se-Kecamatan Seyegan Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 108 49,77 % Perempuan 109 50,23 % 217 100% Jumlah Berdasarkan dari jumlah persentase yang terdapat pada tabel di
atas, dapat disajikan pie chart jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan.
Jenis Kelamin Siswa Kelas V SD Negeri seKecamatan Seyegan
50.23%
49.77%
Laki-laki Perempuan
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Kelamin Siswa Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah siswa jenis kelamin laki-laki sebanyak 108 siswa (49,77%) dan siswa perempuan sebanyak 109 siswa (50,23%). Selisih persentase antara jumlah siswa laki-laki dan perempuan adalah 10,46 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
3.
Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri SeKecamatan Seyegan Peneliti akan menyajikan deskripsi tentang miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Deskripsi data ini akan disajikan setiap KD, ada 6 KD yaitu KD 5.1, KD 5.2, KD 6.1, KD 6.2, KD 7.1 dan KD 7.3. Deskripsi yang disajikan oleh peneliti adalah konsep siswa tentang KD yang telah diujikan. Deskripsi data yang disajikan dari instrumen soal pilihan ganda. Secara umum pada setiap butir soal terdapat miskonsepsi jawaban siswa. Pada butir soal pilihan ganda, miskonsepsi terjadi apabila siswa memilih jawaban yang salah namun siswa tersebut meyakini benar jawaban yang telah dipilihnya. Berikut ini adalah persentase secara umum miskonsepsi yang terjadi dalam butir-butir soal pilihan ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
60.00%
Persentase Jumlah Siswa
50.00% 48.85% 47.00% 45.63% 44.23%
40.00% 30.00%
47.01%
34.10%
33.18% 33.18% 31.33%
27.18% 26.08% 23.50%
26.73% 20.00%
Miskonsepsi
20.27% 17.05% 14.01% 13.83%
13.82%
10.00%
7.37% 0.00%
2.76% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nomor soal
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi Secara Umum Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa miskonsepsi yang terbesar terjadi pada aitem soal nomer 14 sebanyak 48,85 %. Hal ini berarti bahwa miskonsepsi yang terbesar dalam aitem soal pilihan ganda terjadi pada konsep sifat bayangan yang terbentuk pada kaca spion motor atau mobil. Sedangkan miskonsepsi yang paling sedikit terjadi pada aitem soal nomer 10 yaitu 2,76 % tentang penerapan bidang miring pada jalan di pegunungan yang berkelok-kelok. a.
Deskripsi Instrumen Soal Pilihan Ganda 1)
KD 5.1 KD pertama yaitu KD 5.1. mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Pada KD ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
peneliti membuat dua indikator, yaitu indikator 5.1.1 (menyebutkan macam-macam gaya) dan indikator 5.1.2 (mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya). Pada indikator 5.1.1 diujikan dua soal, yaitu soal nomer 1 dan 2, kemudian pada indikator 5.1.2 diujikan dua soal juga, yaitu soal nomer 3 dan 4. Tabel 4.2. Soal dan Kunci Jawaban KD 5.1 No.
Indikator
1.
2.
5.1.1. menyebutkan macam-macam gaya
3.
4.
5.1.2. mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
Soal Roda yang digelindingkan akan berhenti, hal ini terjadi karena ada pengaruh gaya... a. pegas b. magnet c. gravitasi d. gesek Perhatikan pernyataan berikut! 1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. 2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... a. benda memiliki berat b. benda cepat mengalami pelapukan c. benda jatuh ke bawah d. permukaan air selalu datar Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melapisi permukaan benda
Kunci Jawaban d.gesek
c.3
b.benda cepat mengalami pelapukan
d.memperhalus permukaan benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
No.
Indikator
Soal
Kunci Jawaban
dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola 4. Memperhalus permukaan benda Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
Tabel 4.2 di atas menunjukkan soal dan kunci jawaban soal nomer 1, 2, 3 dan 4 yang terdapat pada KD 5.1. Hasil dari pengujian soal pilihan ganda dari KD 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet), dapat diketahui bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Hal ini dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah tetapi mereka yakin bahwa jawabannya itu adalah benar. Pada indikator 5.1.1 (menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan) yang diwakili oleh butir soal nomer 1 dan 2, adalah bahwa jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 1 yaitu pada pilihan jawaban A dan yakin benar adalah 6 siswa atau 37,5 %, pilihan jawaban B dan yakin benar adalah 2 siswa atau 12,5 %, dan pilihan jawaban C serta yakin benar adalah 8 siswa atau 50 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Miskonsepsi Soal No. 1 37.50%
50%
A B
12.50%
C
Gambar 4.3 Miskonsepsi pada Butir Soal No. 1 Dari pie chart 4.3 di atas dapat dilihat bahwa miskonsepsi terjadi paling banyak pada siswa yang memilih jawaban C. Artinya bahwa siswa mengalami miskonsepsi bahwa roda yang digelindingkan akan berhenti
karena
pengaruh
gaya
gravitasi.
Padahal
seharusnya konsep yang benar adalah roda yang digelindingkan akan berhenti karena pengaruh gaya gesek. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 2 yaitu pada pilihan jawaban A dan yakin benar adalah 17 siswa atau 56,67 %, pilihan jawaban B dan yakin benar adalah 11 siswa atau 36,67 %, pilihan jawaban D dan yakin benar adalah 2 siswa atau 6,67 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Miskonsepsi Soal No. 2 6.67% 36.67%
56.67%
A B D
Gambar 4.4. Miskonsepsi pada Soal No. 2 Dari gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa miskonsepsi siswa terbesar terjadi karena memilih jawaban A. Pada soal ini membahas tentang penerapan gaya gravitasi. Miskonsepsi terbesar yang terjadi adalah karena menurut siswa penerapan gaya gravitasi pada pernyataan jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. Padahal seharusnya penerapan gaya gravitasi yang benar adalah pada pernyataan air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada indikator 5.1.2 (mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya) yang diwakili soal nomer 3 dan 4, jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 3 yaitu pada pilihan jawaban A dan yakin benar adalah 12 siswa atau 20,69 %, pilihan jawaban C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
dan yakin benar adalah 10 siswa atau 17,24 %, pilihan jawaban D dan yakin benar adalah 36 siswa atau 62,07 %.
Miskonsepsi Soal No. 3 20.69% A
17.24%
62.07%
C D
Gambar 4.5. Miskonsepsi pada Soal No. 3 Dari gambar 4.5 di atas dapat dilihat bahwa miskonsepsi yang terbanyak terjadi karena siswa memilih jawaban D. Artiya siswa mengalami miskonsepsi tentang pengaruh
gaya
gravitasi
yang
berpengaruh
pada
permukaan air yang selalu datar. Padahal konsep bahwa pengaruh permukaan air selalu datar adalah benar pengaruh gaya gravitasi. Jawaban yang tepat, yang bukan pengaruh gaya gravitasi pada benda adalah benda cepat mengalami pelapukan. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 4 yaitu pada piihan jawaban A dan yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
benar adalah 24 siswa atau 35,29 %, pilihan jawaban B dan yakin benar adalah 14 siswa atau 20,59 %, pilihan jawaban C dan yakin benar adalah 30 siswa atau 51,72 %.
Miskonsepsi Soal No. 4 35.29% 51.72%
A 20.59%
B C
Gambar 4.6. Miskonsepsi pada Soal No. 4 Pada gambar 4.6 di atas dapat dilihat bahwa miskonsepsi yang paling banyak terjadi pada soal nomer 4 disebabkan karena siswa yang memilih jawaban C. Menurut sebagian besar siswa yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola, padahal jawaban yang paling tepat adalah memperhalus permukaan benda, karena semakin halus atau semakin licin permukaan benda maka akan semakin kecil gaya geseknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
2)
KD 5.2 Kompetensi dasar yang kedua yaitu KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Dalam KD ini terdapat tiga indikator yang diwakili oleh enam soal. Indikator tersebut adalah 5.2.1 (mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana), 5.2.2 (menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama), dan 5.2.3 (menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan seharihari). Pada indikator 5.2.1 diujikan tiga butir soal yaitu soal nomer 5,6, dan 7, pada indikator 5.2.2 diujikan dua soal, yaitu soal nomer 8 dan 9, sedangkan indikator 5.2.3 diujikan satu butir soal, yaitu soal nomer 10. Tabel 4.3. Soal dan Kunci Jawaban KD 5.2
No.
Indikator
5.
5.2.1. mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Soal Cermati sifat-sifat roda berikut ini! 1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil 2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3
Kunci Jawaban b.1 dan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
No.
Indikator
Kunci Jawaban a.beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
Soal
6.
Perhatikan gambar berikut!
7.
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat Perhatikan gambar berikut!
b.II dan III
I IV V
8.
5.2.2. menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
9.
10.
5.2.3. menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam
II
III Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … a. I dan II b. II dan III c. III dan I d. IV dan III Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … a. gunting b. gerobak pasir c. sekop d. pemecah biji Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … a. pertama b. kedua c. ketiga d. keempat Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis penerapan … a. roda berporos b. katrol
a.gunting
b.kedua
c.bidang miring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
No.
Indikator kehidupan sehari-hari
Kunci Jawaban
Soal c. bidang miring d. pengungkit
Pada indikator 5.2.1 (mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana ) yang diwakili soal nomer 5, 6 dan 7, siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 5 adalah siswa yang memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 11 siswa atau 15,28 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak 33 siswa atau 45,83 %, serta jawaban D dan yakin benar sebanyak 28 siswa atau 38,89 %.
Miskonsepsi Soal No. 5 15.28% 38.89%
A 45.38%
C D
Gambar 4.7. Miskonsepsi pada Soal No. 5 Dari gambar 4.7 di atas dapat diketahui bahwa miskonsepsi yang paling banyak terjadi karena siswa memilih jawaban C. Pada soal nomer 5 ini membahas tentang sifat roda. Miskonsepsi yang paling banyak terjadi karena siswa menjawab bahwa sifat roda itu (2) semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
kecil ukurannya, maka kuasanya semakin besar dan (3) semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar. Padahal jawaban yang benar dan sesuai dengan konsep adalah yang bukan sifat roda itu (1) semakin kecil ukurannya, maka kuasanya semakin kecil dan (3) semakin besar ukurannya. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 6 ditunjukkan dengan jawaban siswa yang salah namun siswa meyakini bahwa jawaban tersebut benar, yaitu yang memilih jawaban B dan yakin benar sebanyak 24 siswa atau 54,55 %, siswa yang memilih jawaban C dan yakin benar sebanyak 15 siswa atau 34,09 %, siswa yang memilih jawaban D dan yakin benar sebanyak 5 siswa atau 11,36 %.
Miskonsepsi Soal No. 6 11.36% 34.09%
54.55%
B C D
Gambar 4.8. Miskonsepsi pada Soal No. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa miskonsepsi yang paling banyak terjadi pada siswa karena siswa memilih jawaban B. Pada soal nomer 6 membahas tentang posisi titik tumpu, beban dan kuasa pada roda tiga. Sebagian besar siswa dalam soal ini memilh jawaban B, urutannya yaitu titik tumpu berada diantara beban dan kuasa, padahal jawaban yang paling benar dan sesuai dengan konsep adalah jawaban A, urutannya yaitu beban berada diantara titik tumpu dan kuasa. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 7 ditunjukkan dengan siswa yang memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 10 siswa atau 13,89 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak 39 siswa atau 54,17 %, serta jawaban D dan yakin benar sebanyak 23 siswa atau 31,94 %.
Miskonsepsi Soal No. 7 31.94%
13.89% A 54.17%
C D
Gambar 4.9. Miskonsepsi pada Soal No. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Soal nomer 7 membahas tentang prinsip kerja bidang miring pada sekrup. Berdasarkan gambar 4.9 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak siswa memilih jawaban C, padahal jawaban tersebut salah, namun siswa meyakini benar jawaban tersebut. Hal tersebut berarti miskonsepsi siswa yang paling banyak terjadi pada pilihan jawaban C. Pada indikator 5.2.2 (menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama) yang diwakili nomer soal 8 dan 9, jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 8 ditunjukkan dengan siswa yang memilih jawaban salah namun mereka menganggap jawaban tersebut benar, yaitu pada jawaban B dan yakin benar sebanyak 13 siswa atau 43,33 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak 8 siswa atau 26,67 %, serta jawaban D dan yakin benar sebanyak 9 siswa atau 30 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Miskonsepsi Soal No. 8 30% 43.33%
B C
26.67%
D
Gambar 4.10. Miskonsepsi pada Soal No. 8 Dari gambar 4.10 di atas dapat dilihat bahwa jawaban salah yang paling banyak dipilih oleh siswa adalah jawaban B. Soal nomer 8 ini membahas tentang contoh benda yang termasuk dalam tuas jenis pertama. Paling banyak siswa memilih jawaban B yaitu gerobak pasir, padahal jawaban yang benar dan sesuai konsep adalah gunting. Jadi, siswa mengalami miskonsepsi karena menurut mereka contoh tuas jenis pertama adalah gerobak pasir. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 9 ditunjukkan dengan siswa yang memilih jawaban salah namun mereka menganggap jawaban tersebut benar, yaitu pada jawaban A dan yakin benar sebanyak 9 siswa atau 24,32 %, jawaban C dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
yakin benar sebanyak 27 siswa atau 72,97 %, serta jawaban D dan yakin benar sebanyak 1 siswa atau 2,70 %.
Miskonsepsi Soal No. 9 2.70% 24.32% A 72.97%
C D
Gambar 4.11. Miskonsepsi pada Soal No. 9 Berdasarkan gambar 4.11 di atas dapat dilihat bahwa miskonsepsi yang paling banyak terjadi terdapat pada pilihan jawaban C. Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi tentang gerobak pasir yang merupakan contoh dari tuas jenis ketiga, padahal konsep yang benar adalah gerobak pasir merupakan jenis tuas golongan kedua. Pada indikator 5.2.3 (Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari) yang diwakili oleh butir soal nomer 10 jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi ditunjukkan dengan memilih jawaban A dan yain benar sebanyak 5 siswa atau 83,33 %, pada jawaban B ternyata tidak ada yang yang memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
jawaban ini, kemudian pada jawaban D dan yakin benar sebanyak 1 siswa atau 16,67 %.
Miskonsepsi Soal No. 10 16.67% A 83.33%
D
Gambar 4.12. Miskonsepsi pada Soal No. 10 Pada soal nomer 10 ini, siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa yang memilih jawaban salah A dan D. Tidak ada siswa yang memilih jawaban salah B. Paling banyak siswa memilih jawaban salah A. Pada soal nomer 10 ini membahas tentang lintasan berkelok-kelok pegunungan menggunakan penerapan bidang miring, namun menurut paling banyak siswa bahwa jalan berkelok-kelok merupakan penerapan roda berporos. 3)
KD 6.1 Kompetensi dasar yang ketiga adalah KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KD ini diwakili oleh 2 indikator yaitu indikator 6.1.1 (menyebutkan sifat-sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
cahaya) yang diwakili butir soal nomer 11 dan indikator 6.1.2 (menjelaskan sifat bayangan pada cermin) yang diwakili oleh butir soal nomer 12, 13, 14 dan 15. Tabel 4.4. Soal dan Kunci Jawaban KD 6.1 No. 11.
Indikator 6.1.1. menyebutkan sifat-sifat cahaya
12.
13.
6.1.2. menjelaskan sifat bayangan pada cermin
14.
15.
Soal Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca c. terbentuknya pelangi setelah hujan d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin. a. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… a. semu, tegak, dan diperkecil b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil Sifat bayangan yang terbentuk
Kunci Jawaban c.terbentuknya pelangi setelah hujan
b.sama
d.bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul
a.semu, tegak, diperkecil
c.nyata dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
No.
Indikator
Soal jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah ... a. semu, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar
Kunci Jawaban terbalik
Pada KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Dalam KD ini terdapat 2 indikator, yaitu indikator 6.1.1 (menyebutkan sifat-sifat cahaya) yang diwakili oleh 1 butir soal, nomer 11 dan indikator 6.1.2 (menjelaskan sifat bayangan pada cermin) yang diwakili 4 butir soal, nomer 12, 13, 14, dan 15. Berdasarkan gambar di bawah dilihat bahwa pada butir soal nomer 11, siswa yang mengalami miskonsepsi ditunjukkan dengan siswa memilih jawaban yang salah namun mereka meyakini benar jawaban tersebut. Siswa yang mengalami miskonsepsi memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 17 siswa atau 17,71 %. Siswa yang memilih jawaban B dan yakin benar sebanyak 51 siswa atau 53,13 % dan siswa yang memilih jawaban D dan yakin benar sebanyak 28 siswa atau 29,17 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Miskonsepsi Soal No. 11 29.17%
17.71% A B 53.13%
D
Gambar 4.13. Miskonsepsi pada Soal No. 11 Pada gambar 4.13 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi terbesar karena memilih jawaban B. Soal nomer 11 ini membahas tentang contoh peristiwa perambatan cahaya yang lurus. Dalam hal ini, paling banyak siswa mengalami miskonsepsi karena menurut mereka yang bukan contoh peristiwa cahaya merambat lurus adalah rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca. Padahal yang bukan merupakan peristiwa perambatan cahaya lurus adalah terbentuknya pelangi setalah hujan, hal ini merupakan peristiwa penguraian cahaya (dispersi cahaya). Pada butir soal nomer 12, siswa yang mengalami miskonsepsi memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 9 siswa atau 30 %. Siswa yang memilih jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
C dan yakin benar sebanyak 20 siswa atau 66,67 %. Siswa yang memilih jawaban D dan yakin benar sebanyak 1 siswa atau 3,33 %.
Miskonsepsi Soal No. 12 3.33%
30% A C
66.67%
D
Gambar 4.14. Miskonsepsi pada Soal No. 12 Dari gambar 4.14 dilihat data miskonsepsi siswa pada soal nomer 12. Soal nomer 12 ini membahas tentang bayangan pada cermin. Sesuai dengan konsep, ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin sama dengan jarak bayangan pada cermin atau dalam soal merupakan jawaban B. Namun, sebagian
besar
siswa
dalam
soal
ini
mengalami
miskonsepsi karena menurut mereka kerika bercermin maka jarak benda dengan cermin dekat dengan jarak bayangan dengan cermin atau di dalam soal merupakan pilihan jawaban C dan mereka yakin benar atas jawaban tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Pada butir soal nomer 13, siswa yang mengalami miskonsepsi memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 56 siswa atau 56,57 %. Siswa yang memilih jawaban B dan yakin benar sebanyak 21 siswa 21,21 %. Siswa yang memilih jawaban C dan yakin benar sebanyak 22 siswa atau 22,22 %.
Miskonsepsi Soal No. 13 22.22% 56.57%
21.21%
A B C
Gambar 4.15. Miskonsepsi pada Soal No. 13 Gambar 4.15 di atas menunjukkan miskonsepsi siswa terhadap konsep tentang bayangan maya pada soal nomer 13. Sebagian besar siswa memilih jawaban A dan meyakini
benar
jawaban
tersebut,
sehingga
siswa
mengalami miskonsepsi. Sebagian besar siswa tersebut menganggap bahwa bayangan maya adalah bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya, padahal konsep yang benar tentang bayangan maya adalah bayangan yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
kita lihat dalam cermin, teteapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul. Pada butir soal nomer 14, siswa yang mengalami miskonsepsi ditunjukkan dengan memilih jawaban B dan yakin benar sebanyak 45 siswa atau 42,45 %. Siswa yang memilih jawaban C dan yakin benar sebanyak 1 siswa atau 0,94 %. Siswa yang memilih jawaban D dan yakin benar sebanyak 60 siswa atau 56,60 %.
Miskonsepsi Soal No. 14
42.45% 56.60% 0.94%
B C D
Gambar 4.16. Miskonsepsi pada Soal No. 14 Gambar 4.16 di atas menunjukkan miskonsepsi yang terjadi pada siswa terhadap soal nomer 14. Soal tersebut membahas tentang sifat bayangan pada spion mobil atau motor. Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban D, yang menyatakan bahwa sifaat bayangan pada spion mobil atau motor adalah nyata, tegak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
dan diperkecil. Pada konsep yang benar menyatakan bahwa sifat bayangan pada spion mobil atau motor adalah semu, tegak dan diperkecil atau terdapat pada jawaban A. Pada butir soal nomer 15, siswa yang mengalami miskonsepsi ditunjukkan dengan memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 33 siswa atau 32,35 %. Siswa yang memilih jawaban B dan yakin benar sebanyak 27 siswa atau 26,47 %. Siswa yang memilih jawaban D dan yakin benar sebanyak 42 siswa atau 41,18 %.
Miskonsepsi Soal No. 15 41.18%
32.35%
26.47%
A B D
Gambar 4.17. Miskonsepsi pada Soal No. 15 Gambar 4.17 menunjukkan miskonsepsi siswa terhadap konsep sifat bayangan cermin cekung pada soal nomer 15. Sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban D. Sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi karena menganggap bahwa sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
dari cermin cekung adalah semu, tegak, dan diperbesar. Sesuai dengan konsep yang benar bahwa sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah nyta dan terbalik atau terdapat pada jawaban C. 4)
KD 6.2 Kompetensi dasar yang keempat adalah KD 6.2 membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, dengan 1 indikator yang digunakan, yaitu indikator 6.2.1 (mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya). KD dan indikator tersebut diwakili oleh 1 butir soal, yaitu butir soal nomer 16. Tabel 4.5. Soal dan Kunci Jawaban KD 6.2
No.
Indikator
16.
6.2.1. mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya
Soal Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … a. lup b. periskop c. kacamata d. mikroskop
Kunci Jawaban b.periskop
Hasil pengujian butir soal nomer 16 yang mewakili KD 6.2 dan indikator 6.2.1. Pada butir soal tersebut, siswa yang mengalami miskonsepsi dilihat dari pilihan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
siswa yang salah, namun siswa meyakini benar jawaban tersebut. Pada butir soal nomer 16 ini siswa yang mengalami miskonsepsi memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 17 siswa atau 30,36 %, siswa yang memilih jawaban C dan yakin benar sebanyak 10 siswa atau 17,86 %, siswa yang memilih jawaban D sebanyak 29 siswa atau 51,79 %.
Miskonsepsi Soal No. 16 30.36% 51.79% 17.86%
A C D
Gambar 4.18. Miskonsepsi pada Soal No. 16 Gambar 4.18 di atas menunjukkan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomer 16. Pada soal ini membahas tentang alat yang menggunakan prinsip sifat optik. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut periskop, namun sebagian besar siswa menjawab mikroskop atau memili jawaban D dan meyakini benar jawaban tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
5)
KD 7.1 Kompetensi dasar yang kelima adalah KD 7.1 mendeskripsikan
proses
pembentukan
tanah
karena
pelapukan. Dalam KD ini terdapat 2 indikator, yaitu indikator 7.1.1 (menggolongkan jenis-jenis batuan) yang diwakili oleh 1 butir soal, butir soal nomer 17 dan indikator 7.1.2 (menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan) yang diwakili oleh 2 butir soal, butir soal nomer 18 dan 19. Tabel 4.6. Soal dan Kunci Jawaban KD 7.1 No.
Indikator
Soal
17.
7.1.1. menggolongkan jenis-jenis batuan
Perhatikan ciri-ciri batuan berikut ! 1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama 2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin 3. Tidak mengandung banyak gas 4. Terbentuk dari endapan air sungai. Ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh nomor ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4 Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... . a. getaran permukaan bumi b. perubahan suhu yang drastis c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin d. pengaruh paparan panas sinar matahari Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... . a. lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan
18.
19.
7.1.2. menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
Kunci Jawaban a.1,2 dan 3
b.perubahan suhu yang drastis
d. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
b. lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman c. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut d. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman
tanaman
Hasil pengujian soal dari KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam KD tersebut dapat dilihat dari jawaban siswa yang salah, namun siswa meyakini benar jawaban tersebut. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada butir soal nomer 17 dilihat dari yang memilih jawaban B dan yakin benar sebanyak 30 siswa atau 40,54 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak 20 siswa atau 27,02 %, jawaban D dan yakin benar sebanyak 24 siswa atau 34,43 %.
Miskonsepsi Soal No. 17 34.43%
40.54%
B C
27.02%
D
Gambar 4.19. Miskonsepsi pada Soal No. 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Gambar 4.19 di atas menunjukkan persentase miskonsepsi siswa pada soal nomer 17. Soal nomer 17 ini membahas tentang ciri dari batuan granit. Sebagian besar siswa menjawab bahwa ciri batuan granit adalah terbentuk dari lava yang membeku dalam waktu lama, dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin dan terbentuk dari endapan air sungai atau jawaban B. Sedangkan jawaban yang sesuai dengan konsep adalah jawaban A, yaitu ciri batuan granit adalah terbentuk dari lava yang membeku dalam waktu lama, dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin dan tidak mengandung banyak gas. Pada butir soal nomer 18 jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat dari yang memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 10 siswa atau 16,95 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak 6 siswa atau 10,17 %, jawaban D dan yakin benar sebanyak 43 siswa atau 72,88 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Miskonsepsi Soal No. 18 16.95% 10.17% 72.88%
A C D
Gambar 4.20. Miskonsepsi pada Soal No. 18 Gambar 4.20 menunjukkan persentase miskonsepsi siswa tentang materi pelapukan batuan pada nomer 18. Paling banyak siswa yang mengalami miskonsepsi terjadi karena memilih jawaban D dan meyakini benar jawaban tersebut. Soal nomer 18 ini membahas tentang penyebab pelapukan batuan di gurun pasir. Sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi memilih jawaban D yang menyatakan bahwa pelapukan batuan di gurun pasir disebabkan oleh pengaruh paparan sinar matahari, padahal jawaban benar yang sesuai dengan konsep adalah karena perubahan suhu yang drastis atau jawaban B. Pada butir soal nomer 19 siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat dari yang memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 43 siswa atau 42,19 %, jawaban B dan yakin benar sebanyak 38 siswa atau 37,25 %,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
jawaban C dan yakin benar sebanyak 21 siswa atau 20,59 %.
Miskonsepsi Soal No. 19 20.59% 42.16% 37.25%
A B C
Gambar 4.21. Miskonsepsi pada Soal No. 19 Gambar 4.21 menunjukkan persentase miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam soal nomer 19. Soal nomer 19 ini membahas tentang penyebab pelapukan biologi. Sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi memilih jawaban A, pelapukan biologi disebabkan oleh lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan. Jawaban yang sesuai konsep adalah jawaban D, penyebab pelapukan biologi adalah lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman. 6)
KD 7.3 Kompetensi dasar yang keenam atau yang terakhir dalam soal pilihan ganda adalah KD 7.3 mendeskripsikan struktur bumi. Dalam KD ini disajikan 1 indikator yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
indikator 7.3.1 (mendeskripsikan struktur permukaan bumi) yang diwakili oleh butir soal nomer 20. Tabel 4.7. Soal dan Kunci Jawaban KD 7.3 No.
Indikator
20.
7.3.1. mendeskripsikan struktur permukaan bumi
Soal Perhatikan gambar berikut!
Kunci Jawaban d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
Pada KD ini siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat dari pilihan jawabannya yang salah, namun siswa yakin jawabannya adalah benar. Siswa yang memilih jawaban A dan yakin benar sebanyak 18 siswa atau 35,29 %, jawaban B dan yakin benar sebanyak 19 siswa atau 37,25 %, jawaban C dan yakin benar sebanyak 14 siswa atau 27,45 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Miskonsepsi Soal No. 20 27.45%
35.29% A B
37.25%
C
Gambar 4.22. Miskonsepsi pada Soal No. 20 Gambar 4.22 menunjukkan persentase miskonsepsi yang terjadi pada siswa terhadap soal nomer 20 tentang lapisan penyusun bumi. Paling banyak siswa yang mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban B. Siswa mengurutkan mulai dari kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi. Jawaban benar yang sesuai dengan konsep adalah inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi dan kerak bumi. 4.
Uji Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD Negeri seKecamatan Seyegan Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa a.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan SPSS versi 20 for Windows. Data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
digunakan dalam penelitian ini adalah data miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji normalitas penelitian ini adalah 0,05. Hipotesis yang diuji adalah : H0
=
Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal
H1
=
Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal
Uji normalitas dengan metode One Sample KolmogorovSmirnov, kriteria pengujiaannya (Priyatno, 2013:38)yaitu : 1)
Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed)> 0,05, maka data berdistribusi normal.
2)
Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed)< 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Pada gambar 4.23 berikut, peneliti menyajikan histogram
data jenis kelamin siswa untuk melihat datanya berdistribusi normal atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Gambar 4.23 Histogram Data Jenis Kelamin Siswa Gambar 4.23 di atas menunjukkan histogram data jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamata Seyegan. Histogram tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal karena kecondongan kiri dan kanan tidak seimbang dengan nilai skewness, tidak mendekati nol (0). Kemudian, pada gambar 4.24 berikut peneliti menyajikan histogram data nilai siswa.
Gambar 4.24 Histogram Data Nilai Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Gambar 4.24 di atas menunjukkan histogram data nilai Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Dapat dilihat dari histogram tersebut bahwa datanya beridistribusi tidak normal, karena kecondongannya tidak seimbang antara kanan dan kirinya, dengan nilai skewnees tidak mendekati nol (0). Hasil penghitungan uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas No.
Aspek
Asymp. Sig. (2tailed)
1.
Jenis kelamin
.000
2.
Skor
.005
Keterangan Berdistribusi tidak normal Berdistribusi tidak normal
Tabel 4.8 di atas menunjukkan hasil uji normalitas data dalam penelitian ini. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi atau Asymp.Sig.(2-tailed) pada jenis kelamin siswa adalah 0,000, yang mana nilai tersebut lebih kecil daripada taraf signifikasi α = 0,05 sehingga datanya tidak berdistribusi normal. Sedangkan nilai signifikansi atau Asymp.Sig.(2-tailed) pada nilai siswa adalah 0,005, yang mana nilai tersebut juga lebih kecil daripada taraf signifikansi α = 0,05 sehingga datanya berdistribusi tidak normal. Berdasarkan perhitungan uji normalitas di atas, data nilai siswa dan data jenis kelamin siswa berdistribusi tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Karena data berdistribusi tidak normal, maka selanjutnya pengujian homogenitas dan hipotesis menggunakan uji nonparametrik. b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam populasi adalah sama atau tidak sama. Dalam
penelitian
ini
pengujian
homogenitas
dilakukan
menggunakan uji One Way Annova dengan bantuan SPSS versi 20 for Windows. Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji homogenitas penelitian ini adalah 0,05. Uji homogenitas dengan metode One Way Annova, kriteria pengujiannya yaitu : 1)
Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed)> 0,05, maka data homogen.
2)
Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed)< 0,05, maka data tidak homogen Hasil pengujian homogenitas penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas No. 1. 2.
Aspek Skor (Levene Statistic) Skor (Anova)
Asymp. Sig. (2tailed)
Keterangan
.725
Homogen
.248
Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai Sig 2 tailedpada tabel Levene Statistic adalah 0,725 yang berarti lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 (0,725 > 0,05). Sedangkan nilai Sig 2 tailed tabel Anovaadalah 0,248 yang berarti lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 (0,248 > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini homogen. c.
Uji Hipotesis Penelitian Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Mann-Whitney U-Test. Model Mann-Whitney UTest digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini karena data yang digunakan tidak normal. Tujuan pegujian ini adalah untuk mengetahui apakah dua sampel yang bebas berasal dari populasi yang sama (Santoso, 2014:104). Syarat perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0
= Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Seyegan.
H1
= Ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Seyegan. Kriteria
pengambilan
keputusan
menggunakan
probabilitas, dengan ketentuan (Santoso, 2014: 111)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
1)
Jika harga sig (2-tailed) > 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Seyegan.
2)
Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 dierima, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Seyegan. Hasil penghitungan uji hipotesis menggunakan Mann-
Whitney U-Test pada SPSS 20 dapat dilihat pada tabel 4.10 dan 4.11 sebagai berikut. Tabel 4.10. Peringkat Nilai Siswa Laki-Laki dan Perempuan Rata-rata Jumlah Jenis Kelamin Jumlah Peringkat Peringkat Nilai Laki-laki 108 104,24 11257,50 Perempuan 109 113,72 12395,50 Total 217
Peneliti
menganalisis
hasil
pengujian
hipotesis
menggunakan dua tabel, yaitu tabel 4.10 mengenai peringkat kelompok siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan dan tabel 4.11 mengenai tes statistik. Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa kelompok siswa laki-laki yang berjumlah 108 siswa,
dengan
jumlah
peringkat
11.257,50.
Sedangkan
kelompok siswa perempuan yang berjumlah 109 siswa, dengan jumlah peringkat 12.395,50. Dari jumlah peringkat tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
peringkat siswa perempuan lebih tinggi daripada peringkat siswa laki-laki yang jumlah peringkatnya terpaut 1,138.
Tabel 4.11. Hasil Uji Hipotesis Mann-Whitney U-Test Aspek
Asymp. Sig. (2tailed)
Keterangan
Jenis Kelamin
.264
Ho diterima / Tidak ada perbedaan
Pada tabel 4.11 di atas, peneliti menganalisis dari tes statistik siswa, yang menyatakan bahwa probabilitas atau asymp.sig.(2-tailed) adalah 0,264. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga signifikansinya lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 (0,264 > 0,05). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa H0 diterima atau H1 ditolak. Dari analisis yang telah peneliti lakukan tersebut, maka keputusan yang diambil adalah bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin siswa.
B.
Pembahasan Hasil Analisa Data Penelitian yang dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Seyegan ini bertujuan agar mendapatkan data yang kemudian akan digunakan untuk melihat apakah terdapat miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V dan apakah miskonsepsi tersebut dapat dilihat dari perbedaan jenis kelamin siswa atau tidak. Data tersebut kemudian dianalisis sehingga menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
deskripsi tentang miskonsepsi IPA Fisika yang dialami oleh siswa dan perbedaan miskonsepsi berdasarkan jenis kelamin siswa. Data yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut berupahasil jawaban dari soal pilihan ganda yang telah dikerjakan oleh siswa. Penelitian ini melihat miskonsepsi yang terjadi pada materi tentang gaya (gesek, magnet, gravitasi) pada KD 5.1, cermin dab cahaya pada KD 6.1 dan KD 6.2, pesawat sederhana pada KD 5.2, batuan pada KD 7.1, dan struktur bumi pada KD 7.3. Terdapat 217 siswa kelas V dari 21 SD Negeri se-Kecamatan Seyegan yang dijadikan subjek dalam penelitian ini. Jumlah soal yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah 20 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa terlihat dari jawaban siswa pada butir-butir soal pilihan ganda yang salah, namun siswa memilih bahwa jawabannya adalah yakin benar. Pada butir soal pilihan ganda nomer 1 membahas tentang gaya gesek pada roda yang digelindingkan, terdapat 16 siswa atau 7,37 % yang memilih jawaban salah, namun menyatakan bahwa siswa meyakini benar jawaban tersebut. Hal ini menyatakan bahwa 16 siswa tersebut mengalami miskonsepsi pada materi gaya gesek. Pada butir soal pilihan ganda nomer 2 membahas tentang gaya gravitasi, terdapat 30 siswa atau 13,82 % yang memilih jawaban salah, namun meyakini benar jawaban tersebut. Hal tersebut berarti bahwa 30 siswa tersebut mengalami miskonsepsi tentang materi gaya gravitasi. Pada butir soal pilihan ganda nomer 3 masih membahas tentang gaya gravitasi, sebanyak 58 siswa atau 26,73 % memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
jawaban salah namun meyakini jawaban tersebut benar. Artinya bahwa 58 siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Pada butir soal pilihan ganda nomer 4 tentang gaya gesek terdapat 68 siswa atau 31,34 % yang memilih jawaban salah namun meyakini jawaban tersebut benar. Hal tersebut berarti bahwa 68 siswa itu mengalami miskonsepsi tentang gaya gesek. Butir soal nomer 1, 2, 3 dan 4 tersebut mewakili KD 5.1 tentang gaya, gerak dan energi. KD selanjutnya yang disajikan dalam butir soal pilihan ganda adalah KD 5.2 tentang pesawat sederhana, yang diwakili butir soal nomer 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Pada butir soal nomer 5 tentang sifat roda, terdapat 72 siswa atau 33,18 % yang memilih jawaban salah namun yakin bernar terhadap jawaban tersebut. Hal ini berarti 72 siswa tersebut mengalami miskonsepsi tentang sifat roda. Pada butir soal pilihan ganda nomer 6 yang membahas tentang letak posisi titik tumpu, beban dan kuasa pada gerobak roda satu, terdapat 44 siswa atau 20,28 % yang memilih jawaban salah namun yakin benar terhadap jawaban tersebut. Artinya bahwa, 44 siswa tersebut mengalami miskonsepsi tentang materi letak titik tumpu, beban dan kuasa. Butir soal nomer 7 membahas tentang prinsip kerja bidang miring pada sekrup. Pada butir soal ini terdapat 72 siswa atau 33,18 % yang mengalami miskonsepsi, karena memilih jawabn yang salah namun yakin benar dengan jawabannya tersebut. Butir soal pilihan ganda nomer 8 membahas tentang tuas jenis pertama. Pada butir soal ini terdapat 30 siswa atau 13,83 % yang mengalami miskonsepsi, karena memilih jawaban salah namun yakin benar terhadap jawaban tersebut. Selanjutnya ada butir soal nomer 9 yang membahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
tentang contoh jenis tuas golongan kedua. Pada butir soal ini terdapat 37 siswa atau 17,05 % yang memilih jawaban salah namun yakin benar terhadap jawaban tersebut, hal ini berarti bahwa 37 siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Butir soal yang terakhir pada KD 5.2 ini adalah butir soal nomer 10 yang membahas tentang penerapan bidang miring pada jalan yang berkelok-kelok. Pada butir soal pilihan ganda nomer 10 ini terdapat 6 siswa atau 2,76 % yang mengalami miskonsepsi, karena memilih jawaban yang salah namun meyakini benar jawaban tersebut. KD selanjutnya dalam instrumen soal pilihan ganda adalah KD 6.1 tentang sifat-sifat cahaya, yang diwakili oleh butir soal nomer 11, 12, 13, 14 dan 15. Butir soal nomer 11 membahas tentang peristiwa perambatan cahaya lurus. Pada butir soal ini terdapat 96 siswa atau 44,24 % yang mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban salah namun yakin benar terhadap jawabannya tersebut. Butir soal nomer 12 membahas tentang bayangan pada cermin. Pada materi ini terdapat 30 siswa atau 13,82 % yang mengalami miskonsepsi, karena memilih jawaban salah namu meyakin jawabannya tersebut benar. Butir soal nomer 13 membahas materi tentang konsep bayangan maya. Pada materi ini terdapat 99 siswa atau 45,62 % yang mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban yang salah namun yakin bernar terhadap jawaban tersebut. Kemudian, butir soal nomer 14 membahas tentang sifat bayangan pada kaca spion motor atau mobil. Pada materi ini ada 106 siswa atau 48,85 % yang mengalami miskonsepsi karena memiliki pemahaman yang salah denga memilih jawaban salah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
meyakini benar jawaban salah tersebut. Lalu, butir soal pilihan ganda nimer 15 membahas tentang sifat bayangan pada cermin cekung. Pada butir soal ini ada sebanyak 102 siswa atau 47,00 % mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban yang salah namun yakin benar atas jawaban tersebut. KD selanjutnya yang dibahas dalam butir soal pilihan ganda adalah KD 6.2 tentang contoh benda yang menerapkan sifat cahaya. KD ini diwakili oleh butir soal nomer 16. Butir soal ini membahas tentang benda yang menerapkan sifat cahaya, yaitu periskop. Pada butir soal ini terdapat 65 siswa atau 29,95 % mengalami miskonsepsi karena memilih jawaban salah namun meyakini benar jawaban tersebut. KD selanjutya adalah KD 7.1 yang membahas materi tentang batuan dan pelapukan. KD ini diwakili 3 butir soal pilihan ganda, yaitu soal nomer 17, 18 dan 19. Butir soal nomer 17 membahas tentang ciri dari batuan granit. Pada butir soal ini ada sebanyak 74 siswa atau 34,10 % mengalami miskonsepsi pada materi ini. Kemudian soal nomer 18 membahas tentang penyebab pelapukan batuan di gurun pasir. Pada butir soal ini ada 59 siswa atau 27,19 % yang mengalami miskonsepsi yang diketahui dari hasil jawaban siswa yang salah namun siswa yakin benar atas jawabannya tersebut. Pada butir soal pilihan ganda nomer 19 ini membahas tentang penyebab pelapukan biologi. Ada sebanyak 102 siswa atau 47,00 % yang mengalami miskonsepsi pada materi ini. Miskonsepsi tersebut dilihat dari siswa yang memilih jawaban salah namun meyakini benar jawaban tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
KD yang terakhir dalam instrumen soal pilihan ganda ini adalah KD 7.3 tentang struktur bumi. KD ini diwakili oleh 1 butir soal, yaitu soal nomer 20. Terdapat 51 siswa atau 23,50 % yang memilih jawaban salah namun meyakini benar jawaban tersebut, sehingga siswa tersebut berarti mengalami miskonsepsi. Dari pembahasan butir soal tiap-tiap KD di atas, menunjukkan bahwamiskonsepsi IPA Fisika terjadi pada siswa di SD Negeri seKecamatan Seyegan. Miskonsepsi tersebut bahkan terjadi pada setiap KD, namun miskonsepsi yang paling banyak terjadi yaitu pada butir soal nomer 14 yang mewakili KD 6.1 tentang sifat bayangan pada cermin. Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan uji normalitas data yang digunakan untuk melihat apakah distribusi data yang digunakan normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 20 for Windows. Hasil yang diperoleh dari pengujian normalitas ini adalah bahwa data yang digunakan berdistribusi tidak normal, karena kurva pada histogram cenderung menjauhi nol. Distribusi yang tidak normal tersebut ditunjukkan juga oleh nilai Asymp.Sig.(2-tailed) yang lebih kecil daripada taraf signifikansi α = 0,05, baik itu dilihat dari data jenis kelamin siswa (0,000 < 0,05) maupun data nilai siswa (0,005 < 0,05). Selain uji normalitas, peneliti juga melakukan uji homogenitas dala penelitian ini. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji One Way Annova dengan bantuan SPSS versi 20 for Windows. Hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
diperoleh pada uji homogenitas ini adalah bahwa data yang digunakan homogen. Hal ini ditunjukkan dengan nilaiSig.(2-tailed) pada Levene Statistic yang lebih besar daripada taraf signifikansi α = 0,05, yaitu sebesar 0,725 (0,725 > 0,05)dan nilai Sig.(2-tailed)pada Anova juga lebih besar daripada taraf signifikansi α = 0,05, yaitu sebesar 0,248 (0,248 > 0,05). Selain uji normalitas dan uji homogenitas, peneliti juga melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann-Whitney U-Test. Peneliti menggunakan uji Mann-Whitney U-Test ini karena data yang digunakan distribusinya tidak normal. Pengujian hipotesis dilihat dari asymp.sig.(2tailed) yang nilainya 0,264, maka nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 (0,264>0,05). Hal tersebut berarti bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin siswa. Dari analisis data tersebut, peneliti mengetahui bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan yang dilihat dari jenis kelamin. Hal ini berarti bahwa miskonsepsi IPA Fisika yang terjadi pada siswa laki-laki maupun perempuan semuanya sama. Yang dimaksudkan sama adalah bahwa baik siswa laki-laki maupun perempuan mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada semua materi di setiap KD yang dimunculkan dalam instrumen soal pilihan ganda. Namun terdapat sedikit perbedaan antara jumlah peringkat siswa laki-laki dan siswa perempuan. Dalam hal ini, jumlah peringkat siswa perempuan lebih tinggi daripada jumlah peringkat siswa laki-laki, yaitu 12.395,50 > 11.257,50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Pada umumnya miskonsepsi disebabkan oleh beberapa faktor seperti diri siswa sendiri, guru yang mengajar, buku teks yang digunakan, konteks pembelajaran dan juga metode yang digunakan dalam pembelajaran (Suparno, 2005:29). Apabila dilihat dari siswa sendiri, miskonsepsi terjadi karena prakonsepsi awal, kemampuan belajar siswa, perkembangan siswa, minat belajar, cara berpikir siswa serta pengaruh dari temannya yang lain (Suparno, 2005: 29). Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor penyebab miskonsepsi terjadi karena banyak hal, bukan hanya dilihat dari kemampuan atau prestasi siswa yang dilihat dari perbedaan jenis kelamin saja. Bisa jadi miskonsepsi yang terjadi pada siswa dikarenakan minat belajar siswa, cara guru mengajar, buku pelajaran yang digunakan atau hal lain yang terkait dengan pembelajaran. Dari hasil penelitian ini, tidak adanya perbedaan miskonsepsi antara siswa laki-laki dan perempuan mematahkan hipotesis yang telah diungkapkan sebelumnya. Anggapan selama ini bahwa siswa laki-laki lebih pandai atau lebih unggul daripada siswa perempuan ternyata salah. Seperti yang diungkapkan oleh Mufida (2013: 79) bahwa anggapan tersebut hanya dipengaruhi karena adanya tradisi yang berkembang di masyarakat luas, sehingga berpengaruh pada perbedaan pola pikir. Hal tersebut yang kemudian menjadi dasar bahwa intelegensi antara siswa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan, termasuk pada tidak adanya perbedaan miskonsepsi. Tidak dipungkiri lagi bahwa saat ini siswa perempuan yang berprestasi di berbagai bidang termasuk IPA sudah banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Bahkan, terbukti bahwa perempuan yang memiliki kepandaian luar biasa di Indonesia ini mampu menjadi setara dengan laki-laki di tingkat pemerintahan, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mulanya hanya seorang lulusan SMP namun beliau mampu membuktikan kepada Indonesia bahkan dunia internasional bahwa ia sebagai seorang perempuan mampu menjadi setara dengan laki-laki dalam bidang pemerintahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Pada bab V ini, peneliti akan menyajikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, peneliti juga menyajikan keterbatasan dalam penelitian dan saran bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Siswa kelas V SD semester genap se-Kecamatan Seyegan mengalami miskonsepsi pada mata pelajaran IPA Fisika. Miskonsepsi terjadi pada setiap kompetensi dasar yang dimunculkan pada instrumen soal pilihan ganda. Miskonsepsi tersebut terjadi pada materi gaya, gerak dan energi (KD 5.1), pesawat sederhana (KD 5.2), sifat cahaya (KD (KD 6.1), contoh benda yang menerapkan sifat cahaya (KD 6.2), batuan dan pelapukan (KD 7.1) dan struktur bumi (KD 7.3). Miskonsespsi paling banyak terjadi pada materi sifat cahaya pada butir soal nomer 14 tentang sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil atau motor.
2.
Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin siswa. Hasil analisis hipotesis yang dilakukan oleh peneliti memperoleh harga sig.2(tailed) adalah 0,264, yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi 0,05
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
(0,264 > 0,05). Hal tersebut artinya bahwa H0 diterima atau tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri seKecamatan Seyegan dilihat dari jenis kelamin.
B.
Keterbatasan Penelitian Berdasarkan
hasil
penelitian,
peneliti
dapat
mengungkapkan
keterbatasan penelitiang yang telah dilakukan sebagai berikut. 1.
Peneliti tidak mengawasi ketika siswa mengerjakan soal, sehingga peneliti tidak mengetahui apakah siswa mengerjakan soal tersebut secara mandiri dan jujur, atau dengan cara curang seperti mencontek.
2.
Materi yang disajikan bermacam-macam, sehingga cukup sulit untuk menemukan miskonsepsi pada setiap siswa.
C.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran atas keterbatasan penelitian sebagai berikut. 1.
Untuk hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya ketika siswa mengerjakan soal penelitian, peneliti mengawasi di tempat.
2.
Bagi peneliti yang ingin meneliti miskonsepsi siswa pada suatu mata pelajaran, sebaiknya lebih mendetailkan materi atau fokus pada satu atau dua jenis materi saja sehingga lebih mudah untuk menemukan miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Referensi Amanah, U. (2012). Pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik, motivasi, dan jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika materi trigonometri siswa kelas X MAN Rejotangan tahun ajaran 2012/2013. (diakses pada tanggal 22 September 2015, pukul 09:21) Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Bati, A.T. (2015). Identifikasi miskonsepsi pembelajaran matematika materi volume bangun ruang (tabung, balok, kubus) pada siswa kelas v sekolah dasar. (diakses pada tanggal 10 Juli 2015, pukul 11:14) Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jakarta: BSNP. Berek, N. S. A. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta. (diakses pada tanggal 30 Juli 2015, pukul 12:43) Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Darmadi, H. (2014). Metode penelitian pendidikan dan sosial. Bandung: Alfabeta. Kountur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: Penerbit PPM. Kusuma, D. W. (2014). Miskonsepsi tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN 4 Trebugan Situbondo tahun pelajaran 2013/2014. (diakses pada tanggal 10 Juli 2015, pukul 12:12) Mahdi, A& Mujahidin. (2014). Panduan penelitian praktis untuk menyusun skripsi, tesis, dan disertasi. Bandung: Alfabeta. Mosik & Maulana, P. (2010). Usaha mengurangi terjadinya miskonsepsi fisika melalui pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif (Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia). Vol 6 Hal 98-103. (diakses pada tanggal 13 Juli 2015, pukul 12:37) Mufida, S.I. (2013). Pengaruh metode pembelajaran mind mapping dan jenis kelamin terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII MTSN Karangrejo Tulungagung. (diakses pada tanggal 22 September 2015, pukul 09:29)
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nuruzzaman, M. (2005).Kiai Husein membela perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. Priyatno, D. (2013).Mandiri belajar analisis data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Priyono, A., Katrin T.M., Choirul A. (2009). Ilmu pengetahuan alam: jilid 5 untuk SD dan MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Pujayanto. (2007). Miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru SD (Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika). Vol 1No 1. (diakses pada tanggal 10 Juli 2015, pukul 10:02) Purwoko, D. H. (2012). Pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap hasil belajar IPA siswa sekolah dasar ditinjau dari perbedaan jenis kelamin pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa semester II tahun ajaran 2011/2012. (diakses pada tanggal 22 September 2015, pukul 8:57) Ramadhani, M. D. (2015). Miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran Matematika materi bangun ruang limas siswa kelas VI sekolah dasar. (diakses pada tanggal 19 Juni 2015, pukul 20:41) Risqi, F. D. N. (2015). Miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran Matematika materi bilangan bulat kelas VI sekolah dasar. (diakses pada tanggal 10 Juli 2015, pukul 11:13) Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT Indeks. Santoso, S. (2014). Statistik NonParametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan & pengembangan. Jakarta: Kencana. Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: dilengkapi perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015). Statistik nonparametris: untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Sulistyanto, H. & Edi W. (2008). Ilmu pengetahuan alam: untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika. Jakarta: PT Grasindo. Suparno, P. (2010). Metode penelitian pendidikan fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Taniredja, T. & Hidayati M. (2011). Penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yusuf, A. M. (2014). Metode penelitian:kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Lampiran 1a. Surat Pernyataan Bersedia Menyerahkan Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Lampiran 1b. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Lampiran 1c. Surat Ijin dari BAPPEDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Lampiran 1d. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Lampiran 1e. Surat Ijin Penelitian Dari Universitas/FKIP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Lampiran 2. Data SD Di Kecamatan Seyegan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Lampiran 3. Rekap Hasil Expert Judgmen Ahli No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
1
3
4
3
2
3
2
3
4
2
2
2.75
3
2
4
2
4
3
4
3
4
4
3
3.5
5
2
4
4
3
3.25
6
1
4
1
4
2.5
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan macam-macam gaya Validator 4 Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet, dan gosok. Validator 1 Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh subjek, dan mengganti alternatif pegasnya Validator 2 Percobaan diganti dengan peristiwa Validator 3 Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena Validator 4 Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan sehari-hari. Validator 1 Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang salah. Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat mengelompokan salah satu jenis gaya Validator 4 Validator 1 Kalimat soalnya tidak baik Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat membuat siswa pandai bingung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
7
1
4
4
3
3
8
3
4
4
2
3.25
9
4
4
4
2
3.5
10
3
4
4
4
3.75
11
3
4
4
1
3
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 2 Validator 3 Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang di dorong bergerak karena apa…. Validator 4 Validator 1 Perlu ada gambar dan membingungkan Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti menjadi: Gambar disamping adalah pengungkit jenis 2 cirinya adalah Validator 1 Soal penting atau tidak diberikan. Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Gambar tidak jelas Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi, menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
12
3
4
4
4
3.75
13
4
4
4
4
4
14
4
4
4
3
3.75
15
4
4
4
4
4
16
3
4
4
3
3.5
17
1
4
4
2
2.75
18
2
4
3
-
2.5
Komentar, Saran, Perbaikan a. I & IV b. II & I c. III & II d. IV & III Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti apa Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Salah dalam menulis kunci jawaban Validator 2 Kunci jawaban diganti C bukan B Validator 3 Validator 4 Apa iya jawabannya B? Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
19
1
-
4
3
3
20
2
4
4
4
3.5
21
1
-
4
1
0.5
22
1
-
4
1
0.5
23
3
4
4
4
3.75
24
3
4
4
3
3.5
Komentar, Saran, Perbaikan Gambar tidak jelas Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari Gambar kurang jelas Validator 4 Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada 2 prinsip bidang miring & pengungkit. Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban diganti B bukan A Validator 3 Validator 4 Validator 1 Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah jawab karena kalimatnya. Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Membingungkan Validator 2 Validator 3 Validator 4 Soal sama dengan no. 19 Validator 1 Membingungkan Validator 2 Validator 3 Validator 4 Soal sama dengan no. 19 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Kalimat harus diperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
25
3
4
4
4
3.75
26
4
4
4
4
4
27
4
4
4
3
3.75
28
1
-
4
4
3.25
29
4
4
3
2
3.25
30
1
4
4
2
2.75
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban A bukan C Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah terlalu kecil atau terlalu jauh Validator 4 Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi: “untuk melihat benda angkasa …. Validator 1 Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa mereka membuatnya. Validator 2 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
31
3
4
4
3
3.5
32
4
4
4
2
3.5
33
3
4
4
4
3.75
34
4
4
4
3
3.75
35
4
4
3
4
3.75
36
4
4
4
3
3.75
37
4
4
4
3
3.75
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
38
3
4
4
3
3.75
39
1
4
4
4
3.25
40
4
4
4
4
4
41
4
4
4
4
4
42
4
4
4
3
3.75
43
3
4
3
4
3.5
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 2 Diganti hurufnya Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan lagi. Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
44
3
4
4
4
3.75
45
4
4
4
4
4
46
3
4
4
3
3.75
47
3
4
4
3
3.5
48
4
4
4
3
3.75
49
4
4
4
3
3.75
Komentar, Saran, Perbaikan sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan di soal no. 43 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
No. Soal
50
1
4
Validator 2 3 4
4
4
4
Ratarata
3
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 4 “Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar di atas adalah”. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Lampiran 4. Prosedur Pengerjaan Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Lampiran 5. Identitas Siswa dan Orang Tua Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Lampiran 6. Soal Uji Empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
Lampiran 7. Hasil Uji Validasi Soal Empiris Total Total
Pearson Correlation
Aitem1 ,209
Aitem2 ** ,404
Aitem3 ** ,516
Aitem4 ** ,372
Aitem5 ** ,507
Aitem6 ,101
,109
,001
,000
,003
,000
,442
60
60
60
60
60
60
60
1
Sig. (2tailed) N
Aitem7 ** ,431
Aitem8 ** ,439
Aitem9 ** ,430
Aitem10 -,004
Aitem11 ** ,389
Aitem12 ,190
Aitem13 * ,309
Aitem14 * ,286
Aitem15 ,025
,001
,000
,001
,975
,002
,146
,016
,027
,849
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Aitem16
Aitem17
Aitem18
Aitem19
Aitem20
Aitem21
Aitem22
Aitem23
Aitem24
,122
,357**
-,030
-,018
,437**
,253
,419**
,295*
,269*
,351
,005
,823
,892
,000
,051
,001
,022
,038
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Aitem25 ** ,340
Aitem26 ,219
Aitem27 ** ,474
Aitem28 ,157
Aitem29 ,115
Aitem30 -,008
Aitem31 ** ,495
Aitem32 ,249
Aitem33 ,218
,008
,093
,000
,231
,383
,951
,000
,055
,094
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Aitem34 ** ,340
Aitem35 ,214
Aitem36 ** ,387
Aitem37 ** ,638
Aitem38 -,067
,008
,101
,002
,000
,611
60
60
60
60
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Soal Empiris
R e lia biltyS tatistics Cronbach's N of Alpha Items ,778 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Lampiran 9. Instrumen Soal Penelitian Nama :...................................... Kelas :...................................... Sekolah :...................................... I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban! Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu pilih) Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang kamu pilih)
1. Roda yang digelindingkan akan berhenti, hal ini terjadi karena ada pengaruh gaya … . e. pegas f. magnet g. gravitasi h. gesek Yakin Benar Tidak Yakin Benar 2. Perhatikan pernyataan berikut! 5. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. 6. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan.
7. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 8. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... . e. 1 f. 2 g. 3 h. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 3. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... . e. benda memiliki berat f. benda cepat mengalami pelapukan g. benda jatuh ke bawah h. permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 4. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 5. Melapisi permukaan benda dengan karet 6. Memperluas bidang permukaan 7. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola 8. Memperhalus permukaan benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . e. 1 f. 2 g. 3 h. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... . a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar
5. Cermati sifat-sifat roda berikut ini! 5. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil 6. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 7. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 8. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ... e. 1 dan 2 f. 1 dan 3 g. 1 dan 4 h. 2 dan 3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 6. Perhatikan gambar berikut!
7. Perhatikan gambar berikut! I IV V
II III
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . e. I dan II f. II dan III g. III dan I h. IV dan III Yakin Benar Tidak Yakin Benar 8.
Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … . e. Gunting f. gerobak pasir g. sekop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
h.
9.
pemecah biji Yakin Benar Tidak Yakin Benar
Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . a. pertama b. kedua c. ketiga d. keempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 10. Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis penerapan … . e. roda berporos f. katrol g. bidang miring h. pengungkit Yakin Benar Tidak Yakin Benar 11. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwadi bawah ini yang tidakmenunjukkan cahaya merambat lurus adalah... . e. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari
rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca g. terbentuknya pelangi setelah hujan h. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Yakin Benar Tidak Yakin Benar 12. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin. b. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar f.
13. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul d.bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
14. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… . a. semu, tegak, dan diperkecil b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar 15. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah ... . a. semu, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 16. Alat yangarah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … . e. lup f. periskop g. kacamata h. mikroskop Yakin Benar Tidak Yakin Benar 17. Perhatikan ciri-ciri batuan berikut ! 5. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama
6. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin 7. Tidak mengandung banyak gas 8. Terbentuk dari endapan air sungai. Ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh nomor ... . e. 1, 2, dan 3 f. 1, 2, dan 4 g. 2, 3, dan 4 h. 1, 3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 18. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... . e. getaran permukaan bumi f. perubahan suhu yang drastis g. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin h. pengaruh paparan panas sinar matahari Yakin Benar Tidak Yakin Benar 19. Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... . e. lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan f. lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman g. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut h. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Tidak Yakin Benar
20. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... .
e. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi f. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi g. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi h. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Lampiran 10. Hasil Pengerjaan Salah Satu Sampel Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
Lampiran 11a. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.5.1 No.
Indikator
1.
5.1.1. Menyebutkan macam-macam gaya
2.
5.1.2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
No. Butir Soal 1
Kunci Jawaban D. Gesek
2
C.3
3
B.Benda cepat mengalami pelapukan
4
D.4
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A.Pegas Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.Magnet Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.Gravitasi Yakin Benar Tidak Yakin Benar A.1 Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.2 Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar A.Benda memiliki berat Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.Benda jatuh ke bawah Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.Permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar A.1 Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.2 Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
6 6 0 2 2 0 8 8 0 23 17 6 12 11 1 2 2 0 14
2,76 % 2,76 % 0% 0,92 % 0,92 % 0% 3,69 % 3,69 % 0% 10,60 % 7,83 % 2,76 % 5,53 % 5,07 % 0,46 % 0,92 % 0,92 %
12 2 10
5,53 % 0,92 % 4,61 %
10 0 54
4,61 % 0% 24,88 %
36 8 27 24 3 18 14 4 36 30 6
16,59 % 3,67 % 12,44 % 11,06 % 1,38 % 8,29 % 6,45 % 1,84 % 16,59 % 13,82 % 2,76 %
6,45 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
Lampiran 11b. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.5.2 No.
Indikator
1.
5.2.1. Mengidentifikasi ciriciri pesawat sederhana
No. Butir Soal 5
6
2.
5.2.2. Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
Kunci Jawaban B.1 dan 3
A.Beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
7
B.II dan III
8
A.Gunting
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A.1 dan 2 Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.1 dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.2 dan 3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.Titik tumpu berada di antara beban dan kuasa Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.kuasa berada di antara titik tumpu dan beban Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.Titik tumpu, beban dan kuasa berada satu tempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar
15 11 4 55 33 22 47 28 19 38
6,91 % 5,07 % 1,84 % 25,35 % 15,21 % 10,14 % 21,66 % 12,90 % 8,76 % 17,51 %
24 14 17
11,06 % 6,45 % 7,83 %
15 2 11
6,91 % 0,92 % 5,07 %
5 6
2,30 % 2,76 %
A.I dan II Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.III dan I Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.IV dan III Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.Gerobak pasir Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.Sekop Yakin Benar
16 10 6 49 39 10 26 23 3 17 13 4 9 8
7,37 % 4,61 % 2,76 % 22,58 % 17,97 % 4,61 % 11,98 % 10.60 % 1,32 % 7,83 % 5,99 % 1,84 % 4,15 % 3,87 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
No.
3.
Indikator
5.2.3. Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
No. Butir Soal
Kunci Jawaban
9
B.Kedua
10
C.Bidang miring
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
Tidak Yakin Benar D.Pemecah biji Yakin Benar Tidak Yakin Benar A.Pertama Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.Ketiga Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.Keempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar A.Roda berporos Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.Katrol Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.Pengungkit Yakin Benar Tidak Yakin Benar
1 14 9 5 11 9 2 34 27 7 3 1 2 6 5 1 0 0 0 4 1 3
0,46 % 6,45 % 4,15 % 2,30 % 5.07 % 4,15 % 0,92 % 15,67 % 12,44 % 3,23 % 1,38 % 0,46 % 0,92 % 2,76 % 2,30 % 0,46 % 0% 0% 0% 1,84 % 0,46 % 1,38 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
Lampiran 11c. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.6.1 No. 1.
2.
Indikator 6.1.1. Menyebutkan sifat-sifat cahaya
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
No. Butir Soal 11
12
13
Kunci Jawaban C.Terbentu knya pelangi setelah hujan
Jawaban Siswa
A.Pemantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.Rambatan cahaya matahari yang menembus genting Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.Sama A.Lebih jauh Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.Dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.Sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.Bayangan A.Bayangan yang yang dapat arahnya terbalik kita lihat terhadap dalam bendanya cermin, Yakin Benar tetapi di Tidak Yakin Benar tempat B.Bayangan yang bayangan letaknya di depan tersebut cermin atau di tidak belakang lensa terdapat Yakin Benar cahaya Tidak Yakin Benar pantul C.Bayangan yang
Jumlah
Persentase
22
10,14 %
17 5 55
7,83 % 2,30 % 25,35 %
51 4 31
23,50 % 1,84 % 14,29 %
28 3 13 9 4 25 20 5 1 1 0 69
12,90 % 1,38 % 5,99 % 4,15 % 1,84 % 11,52 % 9,22 % 2,30 % 0,46 % 0,46 % 0% 31,80 %
56 13 33
25,81 % 5,99 % 15,21 %
21 12 33
9,68 % 5,53 % 15,21 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
No.
Indikator
No. Butir Soal
14
15
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
terbentuk oleh sinar-sinar pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar A.Semu, B.Semu, tegak tegak, dan dan diperbesar diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.Nyata dan terbalik Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.Nyata, tegak dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.Nyata dan A.Semu, tegak, terbalik dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar B.Nyata, tegak dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.semu, tegak dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar
Jumlah
Persentase
22 11 61
10,14 % 5,07 % 28,11 %
45 16 3
20,74 % 7,37 % 1,38 %
1 2 69
0,46 % 0,92 % 31,80 %
60 9 57
27,65 % 4,15 % 26,27 %
33 24 38
15,21 % 11,06 % 17,51 %
27 11 60
12,44 % 5,07 % 27,65 %
42 18
19,35 % 8,29 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
Lampiran 11d. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.6.2 No.
Indikator
1.
6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya
No. Butir Soal 16
Kunci Jawaban B.Periskop
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A.Lup Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.Kacamata Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.Mikroskop Yakin Benar Tidak Yakin Benar
26 17 9 16 10 6 39 29 10
11,98 % 7,83 % 4,15 % 7,37 % 4,61 % 2,76 % 17,97 % 13,64 % 4,61 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
Lampiran 11e. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.7.1 No. 1.
2.
Indikator 7.1.1. Menggolongkan jenis-jenis batuan
7.1.2. Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
No. Butir Soal 17
18
19
Kunci Jawaban A. 1, 2, dan 3
B.Perubahan suhu yang drastis
D. Lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
B. 1, 2, dan 4
44
20,28 %
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C.2, 3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar D.1, 3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. Getaran permukaan bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. Terbenturnya batuan satu sama lain karena angin Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. Pengaruh paparan panas sinar matahari Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. Lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. Lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. Akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut Yakin Benar Tidak Yakin Benar
30 14 32 20 12 38 24 14 16
13,82 % 6,45 % 14,75 % 9,22 % 5,53 % 17,51 % 11,06 % 6,45 % 7,37 %
10 6 13
4,61 % 2,76 % 5,99 %
6 7 59
2,76 % 3,23 % 27,19 %
43 16 60
19,81 % 7,37 % 27,65 %
43 17 52
19,82 % 7,83 % 23,96 %
38 14 28
17,51 % 6,45 % 12,90 %
21 7
9,68 % 3,23 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Lampiran 11f. Jawaban dan Miskonsepsi Siswa pada KD.7.3 No. 1.
Indikator 7.3.1. Mendeskripsikan struktur permukaan bumi
No. Butir Soal 20
Kunci Jawaban D.Inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A. Inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi
28
12,90 %
Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. Kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar
18 10 23
8,29 % 4,61 % 10,60 %
19 4 16
8,76 % 1,84 % 7,37 %
14 2
6,45 % 0,92 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
Lampiran 12. Hasil Pengerjaan Soal Pilihan Ganda
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kode SSK A1 SSK A2 SSK A3 SSK A4 SSK A5 SSK A6 SSK A7 SSK A8 SSK B1 SSK B2 SSK B3 SSK B4 SSK B5 SSK B6 NGI 1 NGI 2 NGI 3 NGI 4
1
2
3
4
5
6
7
8
Nomor Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
16 15 15 11 9 8 12 15 16 12 16 16 15 16 12 10 6 10
80 75 75 55 45 40 60 75 80 60 80 80 75 80 60 50 30 50
Jenis Kelamin L
P 0 0
1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NGI 5 NGI 6 NGI 7 NGI 8 NGI 9 NGI2 1 NGI2 2 NGI2 3 NGI2 4 NGI2 5 NGI2 6 NGI2 7 NGI2 8 NGI2 9 NGI2 10 GNT 1 GNT 2 GNT 3 GNT 4 GNT 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
10 7 8 10 12 13 10 10 12 14 6 10 11 14 8 10 7 7 10 8
50 35 40 50 60 65 50 50 60 70 30 50 55 70 40 50 35 35 50 40
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
GNT 6 GNT 7 GNT 8 GNT 9 GNT 10 GNT 11 GNT 12 GNT 13 GNT 14 GNT 15 GNT 16 MGA 1 MGA 2 MGA 3 MGA 4 MGA 5 MGA 6 MGA 7 MGA 8 NGS 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0
0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
14 13 11 18 12 9 8 16 11 16 11 16 15 15 14 12 12 16 14 11
70 65 55 90 60 45 40 80 55 80 55 80 75 75 70 60 60 80 70 55
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
NGS 2 NGS 3 NGS 4 NGS 5 NTL 1 NTL 2 NTL 3 NTL 4 NTL 5 NTL 6 NTL 7 NTL 8 NTL 9 NTL 10 NTL 11 NTL 12 NTL 13 NTL 14 MGM1 1 MGM1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0
0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1
0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
10 15 9 11 13 11 12 9 13 8 12 10 13 14 7 13 9 10 10 8
50 75 45 55 65 55 60 45 65 40 60 50 65 70 35 65 45 50 50 40
0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
79 80 81 82 83 84 85
MGM1 3 MGM1 4 MGM1 5 MGM1 6 MGM1 7 MGM1 8 MGM1 9 MGM1 10 MGM1 11 MGM2 1 MGM2 2 MGM2 3 MGM2 4 MGM2 5 MGM2 6 MGM2 7 MGM2 8 SPK A1 SPK A2
0 1 1 1 1 0 1 0
1 0 0 1 1 1 1 0
0 0 1 1 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 1 1 1 1 0
0 1 0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 0 0
0 1 1 1 1 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 0 1 1 0 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1
1 1 0 1 0 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 0
0 1 0 1 1 1 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1
7 14 4 18 9 11 9 8
35 70 20 90 45 55 45 40
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
13
65
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
11 18 18 18 17 8 8 9 8 5
55 90 90 90 85 40 40 45 40 25
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117
SPK A3 SPK A4 SPK A5 SPK A6 SPK A7 SPK A8 SPK A9 SPK B1 SPK B2 SPK B3 SPK B4 SPK B5 SPK B6 SPK B7 SPK B8 SPK B9 JMB 1 JMB 2 JMB 3 JMB 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
17 7 15 14 7 13 14 17 15 15 9 15 14 13 15 10 8 10 9 8
85 35 75 70 35 65 70 85 75 75 45 75 70 65 75 50 40 50 45 40
0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137
JMB 5 JMB 6 JMB 7 JMB 8 JMB 9 JMB 10 JMB 11 JMB 12 JMB 13 PTE 1 PTE 2 PTE 3 PTE 4 PTE 5 PTE 6 PTE 7 PTE 8 PTE 9 PTE 10 PTE 11
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
14 11 9 14 11 17 12 13 17 14 13 10 17 16 12 14 14 14 17 15
70 55 45 70 55 85 60 65 85 70 65 50 85 80 60 70 70 70 85 75
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157
PTE 12 PTE 13 PTE 14 PTE 15 BKG 1 BKG 2 BKG 3 BKG 4 BKG 5 BKG 6 MGK 1 MGK 2 MGK 3 MGK 4 MGK 5 MGK 6 GED 1 GED 2 GED 3 GED 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
15 15 15 14 16 14 7 16 14 15 14 13 11 15 13 11 14 13 12 7
75 75 75 70 80 70 35 80 70 75 70 65 55 75 65 55 70 65 60 35
1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
No
Kode
GED 5 GED 6 GED 7 GED 8 GED 9 GED 10 GED 11 GED 12 GED 13 KDG1 1 KDG1 2 KDG1 3 KDG1 4 KDG1 5 KDG1 6 KDG1 7 KDG1 8 KDG1 9 KDG1 176 10 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175
1
2
3
4
5
6
7
8
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0
0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0
0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
8 10 11 13 5 13 14 11 11 16 10 6 12 14 8 11 10 12 16
40 50 55 65 25 65 70 55 55 80 50 30 60 70 40 55 50 60 80
0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196
KDG2 1 KDG2 2 KDG2 3 KDG2 4 KDG2 5 KDG2 6 KLC 1 KLC 2 KLC 3 KLC 4 KLC 5 KLC 6 KLC 7 KLC 8 KLC 9 KLC 10 KLC 11 TKC 1 TKC 2 TKC 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
13 14 13 13 14 20 9 15 12 13 13 15 16 14 15 10 13 9 16 8
65 70 65 65 70 100 45 75 60 65 65 75 80 70 75 50 65 45 80 40
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216
TKC 4 TKC 5 TKC 6 TKC 7 TKC 8 TKC 9 CBL 1 CBL 2 CBL 3 CBL 4 CBL 5 CBL 6 CBL 7 CBL 8 MGL 1 MGL 2 MGL 3 MGL 4 MGL 5 MGL 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
8 9 9 14 7 10 16 14 13 9 9 9 15 16 16 14 10 17 14 15
40 45 45 70 35 50 80 70 65 45 45 45 75 80 80 70 50 85 70 75
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
217 MGL 7
1
1
1
1
0
1
1
1
Jenis Nomor Butir Soal Kelamin 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Nilai L P 1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
12
60
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jenis_kelamin N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Skor
217
217
Mean
1,50
60,7373
Std. Deviation
,501
15,78678
Absolute
,342
,118
Positive
,340
,088
Negative
-,342
-,118
5,038
1,733
,000
,005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Skor Levene Statistic ,124
df1
df2 1
Sig. 215
,725
ANOVA Skor Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
334,119
1
334,119
Within Groups
53497,908
215
248,827
Total
53832,028
216
F 1,343
Sig. ,248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
Lampiran 15. Hasil Uji Hipotesis
Ranks Jenis_kelamin
Skor
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Laki-laki
108
104,24
11257,50
Perempuan
109
113,72
12395,50
Total
217
a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
5371,500 11257,500 -1,118 ,264
a. Grouping Variable: Jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
Lampiran 16. Hasil Uji Validitas Muka No
Pertanyaan
1.
Soal pilihan ganda nomer berapa yang anda anggap sulit ? mengapa soal tersebut dianggap sulit?
Nama Siswa
Hasil Wawancara
AX
Soal no 18, karena bahasa sulit dipahami.
BD
Soal no 20, karena soal membingungkan
ZX
Soal no 24, karena soal membingungkan
BG
Soal no 34, karena kata-kata pada pilihan b dan d susah dipahami
YN
Soal no 35, karena tidak paham arti fisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
Lampiran 17. Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan siswa Pertanyaan
Jawaban responden
Apakah kamu paham tentang semua materi, terutama materi IPA yang diajarkan di kelas V semester 2 ini?
Tidak semua materi mudah kami pahami, ada materi yang mudah dipahami, tetapi ada beberapa materi yang sangat sulit dipahami.
Materi-materi apa saja yang kurang kamu pahami dalam pelajaran IPA di semester 2 ini?
Materi yang kurang kami pahami adalah tentang cahaya dan gaya.
Apa yang menyebabkan kamu kurang paham pada materi tersebut?
Yang menyebabkan adalah karena kurangnya kegiatan praktik langsung yang diajarkan oleh guru, kebanyakan hanya dengan ceramah.
Hasil wawancara dengan guru Pertanyaan
Jawaban responden
Bagaimana hasil belajar siswa kelas V pada materi IPA fisika di semester 2?
Sebagian siswa ada yang mencapai KKM, namun sebagian lagi masih di bawah KKM.
Bagaimana anda sebagai guru menyikapi hasil belajar siswa kelas V yang belum menguasi atau belum mencapai nilai sesuai KKM yang sudah ditentukan untuk mata pelajaran IPA?
Yang saya lakukan untuk menyikapi dan memperbaiki hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA adalah dengan melakukan les dan juga remidi.
Hal apa yang dipersiapkan oleh guru agar siswa lebih mudah dalammemahami konsep materi IPA khususnya fisika di semester 2?
Hal yang akan saya persiapkan adalah dengan lebih banyak menggunakan alat peraga IPA dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
Lampiran 18. Daftar Cek Jenis Kelamin
No.
Nama Sekolah
1. 2. 3. 4. 5.
SD N Margoagung SD N Ngetal SD N Ngino 1 SD N Ngino 2 SD N Margokaton
6.
SD N Susukan
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
SD N Margomulyo 1 SD N Margomulyo 2 SD N Kandangan 1 SD N Kandangan 2 SD N Gendengan SD N Cibuk Lor SD N Gentan SD N Bokong
15.
SD N Sompokan
16. 17. 18. 19. 20. 21.
SD N Klaci SD N Jamblangan SD N Ngemplaksari SD N Tegal Klaci SD N Pete SD N Margoluwih
Kelas Paralel A A A A A A B A A A A A A A A A B A A A A A A
Sampel Penelitian 21 34 22 24 14 19 16 28 21 24 15 32 19 41 15 23 22 28 31 13 23 38 17
Jenis Kelamin L P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
Lampiran 19. Foto Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
Lampiran 20. Tabel Krejcie
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
CURRICULUM VITAE
Marcelina Riski Yunita Jayanti merupakan anak pertama dari pasangan Heribertus Sukirman dan Chatarina Suparti. Lahir di Kulon Progo, 10 Juni 1994. Pendidikan pada awalnya dimulai dari TK Kanisius Pelem Dukuh tahun 1998-2000. Jenjang pendidikan dasar di SD Kanisius
Pelem
Dukuh
pada
tahun
2000-2006.
Dilanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Girimulyo pada tahun 2006-2009. Kemudian pada tahun 20092012 penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Sentolo. Pada tahun 2012, penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dengan masuk ke Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa pendidikan, penulis menjadi pelajar yang terlibat aktif dalam berbagai kegiatan. Kegiatan pada saat SD adalah sebagai dokter kecil dan siswa berprestasi tingkat Kabupaten Kulon Progo. Pada saat SMP dan SMA, penulis terlibat aktif dalam kegiatan Organisasi SiswaIntra Sekolah (OSIS). Pada jenjang pendidikan tinggi, penulis aktif dalam berbagai kegiatan universitas, misalnya panitia INSIPRO PGSD 2013, INSIPRO PGSD 2014 dan Malam Kreativitas PGSD.