PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2 Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Aldika Sabdarey NIM : 121134223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2 Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Aldika Sabdarey NIM : 121134223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk Orang-orang tercinta yaitu Jonathan Sutrisno dan Setyo Purwanti Icabela Nugraheni Totok Arriestian Wicaksono Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan doa, cinta kasih, semangat, dan materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Melakukan perbuatan hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan perbuatan hari esok lebih baik daripada hari ini” (Aldika Sabdarey)
“Perjalanan dari ribuan mil diawali dari satu langkah” (Lao Tzu)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 September 2016 Peneliti,
Aldika Sabdarey
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Aldika Sabdarey
Nomor Mahasiswa : 121134223 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Semester 2 Se-kecamatan Gamping Sleman” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan kata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 8 September 2016 Yang menyatakan
Aldika Sabdarey
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD N SEMESTER 2 Se- KECAMATAN GAMPING SLEMAN Aldika Sabdarey Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep IPA fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman dan mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas dilihat dari jenis kelamin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping yang menggunakan KTSP. Sampel dalam penelitian ini adalah 242 siswa yang ditetapkan dengan menggunakan ketentuan Krejcie dan Morgan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa siswa kelas V SD mengalami miskonsepsi pada konsep hubungan antara gaya, gerak dan energi, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, suatu karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, proses pembentukan tanah, dan struktur bumi. Miskonsepsi paling rendah (8,25%) terjadi pada konsep suatu karya/model berprinsip pada sifat-sifat cahaya dan miskonsepsi paling tinggi (54,53%) pada konsep pesawat sederhana. Selain itu, diperoleh hasil tentang tidak adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dilihat dari jenis kelamin siswa. Analisis data dilakukan dengan uji Mann-Whitney. Peneliti memperoleh harga sig (2tailed) 0,231, karena lebih dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan Miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dilihat dari jenis kelamin siswa.
Kata kunci: Miskonsepsi, IPA Fisika, dan jenis kelamin
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Misconception of physical science students of fifth grade semester 2 in elementary school in Gamping district of Sleman Aldika Sabdarey Sanata Dharma University 2016 The research established due to the lack of understanding amongst fifth grade students in Gamping district. The research was purposed to find out and describe the misconception difference amongst the student based on the gender. This research belong to quantitative observation. Survey methodology used as the research’s instrument. The population of this research were those fifth graders of all state elementary school in Gamping district, while the sample were 242 students chosen by using Krejcie and Morgan theory to analyze the data. The result showed that the fifth graders experienced misconception in the relationship between concept of motion, move and energy, simple machine, light’s characteristic, soil formation process, and earth structure. The lowest percentage showed by using the characteristic of light was 8,25%, while the highest percentage was 54,53% by using simple machine concept. However, by using Mann Whitney theory, there is no misconception difference based on gender. The researcher obtained (2-tailed) 0,231. Because the (2-tailed) is more than 0,05, it proves that there is no significant difference in misconception amongst fifth graders of state elementary schools in Gamping district.
Keywords: misconception, Physics Science, gender
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat
dan
berkat-Nya,
sehingga
skripsi
yang
berjudul
“Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD N Semester 2 se-Kecamatan Gamping Sleman” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Karena itu, dengan kesungguhan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan demi terlaksananya penelitian ini hingga penyusunan skripsi. Ucapan terimakasih ini peneliti sampaikan kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan kritik, saran, dorongan, waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan kritik, saran, dorongan, waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 6. Validator yang telah memvalidasi perangkat instrumen penelitian yang peneliti buat. 7. Seluruh SD Negeri se-Kecamatan Gamping yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian. 8. Kedua orang tua Jonathan Sutrisno dan Setyo Purwanti yang telah memberikan dukungan doa, cinta kasih, dan materi. 9. Kakak Icabela Nugraheni yang telah memberikan dukungan doa, cinta kasih, dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. 10. Totok Arriestian Wicaksono yang sudah menemani setiap proses pembuatan
skripsi,
dari
awal
hingga
akhirnya
peneliti
dapat
menyelesaikannya dengan baik. Terima kasih atas segala kesabaran, semangat, dan dukungannya. 11. Teman-teman penelitian payung yang telah membantu dan memberikan dukungan. Dan ini adalah perjuangan kita mahasiswa tingkat akhir yang tidak terlupakan. 12. Teman-teman X - P G S D A d a n CAPE (Cah PGSD E) yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bentuk dukungan yang tak henti-hentinya hingga semester akhir ini. 13. Agatha Ceandy, Theresia Dian Nofitri, Tuti Aprilia sahabat yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang turut memberikan bantuan dan dukungan. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk berbagai pihak dunia pendidikan. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Peneliti
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. B. C. D. E. F. G.
BAB II
Latar Belakang Masalah................................................. Identifikasi Masalah ....................................................... Batasan Masalah ........................................................... Rumusan Masalah .......................................................... Tujuan Penelitian .......................................................... Manfaat Penelitian ......................................................... Definisi Operasional ......................................................
1 4 4 6 6 6 7
LANDASAN TEORI .................................................................. 9 A. Kajian Pustaka ............................................................. 1. Konsep ............................................................ 2. Konsepsi ........................................................... 3. Miskonsepsi .................................................... 4. Penyebab Miskonsepsi ..................................... 5. Hakikat Pembelajaran IPA ............................... 6. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar .... 7. Pembelajaran IPA di SD kelas V Semester...... 8. Jenis Kelamin ..................................................
xiii
9 9 10 11 13 20 22 23 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Penelitian Relevan ........................................................ 36 C. Kerangka Berpikir ....................................................... 43 D. Hipotesis Penelitian...................................................... 44 BAB III
METODE PENELITIAN ........................................................... 45 A. Jenis Penelitian ............................................................ B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... C. Populasi dan Sampel .................................................. 1. Populasi .......................................................... 2. Sampel ............................................................ D. Variabel Penelitian ..................................................... E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... F. Instrumen Penelitian ................................................... G. Teknik Pengujian Instrumen ....................................... 1. Uji Validitas ................................................... 2. Uji Reliabilitas ............................................... H. Teknik Analisis Data ..................................................
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 70 A. Hasil Penelitian ................................................................. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................. 2. Deskripsi Responden Penelitian ................................... 3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping .............................. 4. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa ................................... a) Uji Normalitas ........................................................ b) Uji Homogenitas ..................................................... c) Uji Hipotesis ........................................................... B. Pembahasan .......................................................................
BAB V
45 46 47 47 48 51 52 55 56 56 63 65
70 70 72 74 102 102 103 104 105
PENUTUP ................................................................................... 108 A. Kesimpulan ....................................................................... 108 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 109 C. Saran .................................................................................. 109
DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 110 LAMPIRAN ..................................................................................................... 113 CURRICULUM VITAE ................................................................................... 142
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Acuan Penentu Sampel Menurut Krejcie dan Morgan ................. 48 Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Tabel Krejcie .................................................... 50 Tabel 3.3 Pedoman Wawancara .................................................................... 55 Tabel 3.4 Skala Likert ................................................................................... 57 Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Instrumen ................................................ 58 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Muka Soal Pilihan Ganda .............................. 60 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Pilihan Ganda ......................... 62 Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas .................................................................... 64 Tabel 3.9 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda .................................................... 64 Tabel 4.1 KD dan Nomor Item Soal Pilihan Ganda....................................... 74 Tabel 4.2 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.1 ................................................... 75 Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.2 ................................................... 79 Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.1 ................................................... 86 Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.2 ................................................... 93 Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.1 ................................................... 96 Tabel 4.7 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.2.................................................... 99 Tabel 4.8 Rekapitulasi Total Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ............. 101 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 103 Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas ................................................................... 104 Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 105
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I ........................................ 26 Gambar 2.2 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan II ...................................... 26 Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III ..................................... 27 Gambar 2.4 Contoh Penggunaan Katrol Tetap ............................................. 28 Gambar 2.5 Katrol Bebas .............................................................................. 29 Gambar 2.6 Katrol Majemuk ........................................................................ 29 Gambar 2.7 Literature Map ........................................................................... 42 Gambar 3.1 Rumus Product Moment ............................................................ 61 Gambar 3.2 Rumus Cronbach-Alpha ............................................................ 63 Gambar 4.1 Diagram Batang Jenis Kelamin Siswa ...................................... 72 Gambar 4.2 Diagram Batang Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ............. 73 Gambar 4.3 Hasil Miskonsepsi Siswa pada Soal Pilihan Ganda .................. 101
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ................................................................... 114 Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 115 Lampiran 3 Data Jenis Kelamin Siswa SD Negeri Se-Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman .................................................................... 116 Lampiran 4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement Soal Pilihan Ganda ......... 117 Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda ..................................... 126 Lampiran 6 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ........................................ 127 Lampiran 7 Data Siswa yang Mengalami Miskonsepsi ................................ 128 Lampiran 8 Instrumen Soal ........................................................................... 129 Lampiran 9 Kunci Jawaban ........................................................................... 136 Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 137 Lampiran 11 Hasil Uji Homogenitas .............................................................. 138 Lampiran 12 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 139 Lampiran 13 Hasil Dokumentasi .................................................................... 140
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini akan menguraikan tentang beberapa hal diantaranya latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut. A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan
harus
selalu
dilakukan
untuk
meningkatkan
kualitas
pendidikan nasional (Nurhadi, 2003: 1). Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan sebagai upaya mewujudkan salah satu amanat Pembukaan UUD RI 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah perlu membenahi sistem pendidikan nasional agar tujuan pendidikan nasional yakni untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dapat tercapai (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dalam Sanjaya, 2010: 65).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang salah satunya adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia meliputi delapan (8) mata pelajaran. Hal ini tercantum pada Pemendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata pelajaran pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar antara lain Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di SD yang mencakup tentang alam sekitar yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan (Iskandar, dalam Anita, 2013: 31). IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Hal itu sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) yang menyebutkan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan akan membuat siswa mengaplikasikan teori yang ada dalam pembelajaran IPA sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Konsep IPA penting dilaksanakan supaya siswa mengetahui benar tentang konsep. Tujuannya agar dapat memahami materi dengan baik pula. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan 5 (lima) orang guru di SD Negeri Kecamatan Gamping, diperoleh informasi bahwa nilai siswa-siswa pada mata pelajaran IPA dibawah KKM. Artinya, pemahaman konsep IPA pada siswa masih rendah. Hal ini dapat menimbulkan miskonsepsi IPA oleh siswa. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8).
Terjadinya
miskonsepsi ini juga dapat disebabkan oleh kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep (Suparno, 2005: 40). Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa adalah jenis kelamin. Hal ini disampaikan oleh Hamalik (2007: 91) yang menjelaskan bahwa tingkat intelegensi laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak perempuan dalam penyebaran intelegensi. Artinya, lebih banyak anak laki-laki yang menunjukkan keunggulan dalam intelegensi dibandingkan dengan anak perempuan. Sebagai contoh, dalam satu kelas tidak semua anak laki-laki lemah dalam intelegensi tetapi pasti ada satu anak laki-laki yang unggul daripada anak laki-laki lain. Penelitian yang sama mengenai salah konsep atau miskonsepsi sudah pernah dilakukan tiga (3) peneliti yaitu Anggraeni (2015), Pujayanto (2009) Abdi dan Adi (2012). Berdasarkan 3 penelitian tersebut belum ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
yang membahas mengenai IPA Fisika secara keseluruhan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan Gamping, Sleman”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa serta perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin, sehingga nantinya dapat dilakukan penanganan-penanganan agar miskonsepsi tersebut tidak berkelanjutan.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1.
Rendahnya hasil belajar siswa selama proses pembelajaran IPA Fisika pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
2.
Rendahnya pemahaman konsep IPA fisika pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
C. Batasan Masalah Sehubungan dengan keterbatasan waktu, peneliti membatasi lingkup permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Gamping, Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Fokus penelitian pada miskonsepsi IPA Fisika. 3. Fokus penelitian pada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa. 4. Supaya materi tidak terlalu luas maka peneliti menggunakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut. a. Standar Kompetensi (SK) 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model. 7. Memahami
perubahan
yang
terjadi
di
alam
dan
hubungannya dengan penggunaan sumber. b. Kompetensi Dasar (KD) 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
7.1 Mendeskripsikan
proses
pembentukan
tanah
karena
pelapukan. 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah miskonsepsi IPA siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping?
2.
Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Gamping. 2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Gamping.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna bagi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1. Bagi guru Penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan atau wawasan mengenai miskonsepsi serta masukan bagi guru agar kedepannya lebih berhati-hati dan membaca berbagai macam sumber dalam mengajar, sehingga miskonsepsi pada siswa dapat diminimalisir. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman tentang penelitian yang diteliti.
G. Definisi Operasional Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Miskonsepsi adalah salah konsep yang di bawa seseorang atau konsepkonsep yang salah yang menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para ahli dalam bidang itu. 2. Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu ilmu pengetahuan yang tersusun secara terbimbing tentang alam semesta dengan segala isinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
3. Miskonsepsi Ilmu Pengetahuan Alam adalah pemahaman yang salah terhadapsuatu konsep IPA. 4. Siswa Kelas V SD adalah siswa yang sedang duduk ditingkatan kelas V dengan rentang usia 10-11 tahun. 5. Gamping adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan berpusat di Dusun Patukan, Kelurahan Ambarketawang. 6. Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut biologis dan non biologis. Sudut pandang tersebut mencakup aspek fisik, sosial, budaya, maupun psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bagian ini berisi tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Penelitian ini dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut.
1. Konsep Konsep merupakan penyajian internal sekelompok stimulus, konsep tidak dapat diamati, konsep harus disimpulkan dari perilaku (Ratna, 2011: 62). Sedangkan Rosser (dalam Ratna, 2011: 63) mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Konsep adalah suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya (Dahar, 2002: 62).
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Tidak jarang bahwa konsep siswa, meskipun tidak cocok dengan konsep ilmiah, dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki atau diubah selama dalam pendidikan formal. Misalnya, konsep tentang massa dan berat yang campur aduk. Karena dalam kehidupan sehari-hari mereka membeli beras dalam kg, maka mereka mengatakan bahwa berat beras adalah 10 kg. Padahal, sebenarnya yang benar adalah massa beras itu 10 kg, atau berat beras itu 10 Newton (dalam Suparno, 2005: 3). Menurut Djamarah (2011: 31), konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Sedangkan konsep yang harus didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu ide abstrak yang distimulus yaitu objek untuk memecahkan masalah harus mengetahui konsep-konsep yang diperolehnya kemudian memberikan arti dan pengalaman.
1. Konsepsi Menurut Berg (dalam Suryanto, 2002: 13), pemahaman setiap murid terhadap suatu konsep disebut dengan konsepsi. Contohnya jika dua kutub magnet yang sama yaitu Utara dan Utara didekatkan, maka akan didapatkan murid yang mempunyai pemahaman berbeda satu sama lain tentang konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
magnet tersebut. Ada yang memiliki pemahaman bahwa magnet saling tolak menolak, ada juga murid yang memiliki pemahaman bahwa magnet tidak mau menyatu, ada juga yang memiliki pemahaman magnet saling mendorong atau memberi gaya. Rustaman (2012: 26) menyebutkan bahwa konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang yang lain. Konsepsi berasal dari kata to conceive yang artinya cara menerima. Sementara Budi (1992: 114-115) menyatakan bahwa konsepsi adalah sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh dari indera maupun kondisi lingkungan. Berdasarkan pendapat yang sudah disampaikan oleh ahli dapat disimpulkan bahwa konsepsi adalah suatu pemahaman seseorang terhadap konsep.
2. Miskonsepsi Suparno (2005: 27) menyebutkan bahwa miskonsepsi terdapat pada semua bidang sains, seperti fisika, bilogi, kimia, dan astronomi. Tidak ada bidang sains yang dikecualikan dari miskonsepsi. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang miskonsepsi fisika. Dalam bidang fisika, miskonsepsi meliputi semua subbidang yang ada, seperti mekanika, optika dan gelombang, panas dan termodinamika, listrik dan magnet, fisika modern, dan tata surya (Suparno, 2005: 28). Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep. Konsep awal itu mereka dapatkan sewaktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
berada di sekolah dasar, sekolah menengah, dari pengalaman dan pengamatan di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Misalnya, siswa berpendapat bahwa pada saat seseorang mendorong mobil dan mobil belum bergerak, tidak ada gaya yang bekerja pada mobil tersebut. Konsep tersebut salah karena meskipun mobil tidak bergerak, pada mobil itu terjadi gaya yang diakibatkan oleh dorongan orang tersebut. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan naif. Novak (dalam Suparno, 2005: 4), mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Miskonsepsi adalah konsep awal yang mereka bawa terkadang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli atau konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (Suparno, 2005: 2). Sedangkan menurut Tyas (2013: 12) miskonsepsi adalah suatu interpretasi yang salah akan suatu konsep dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Brown (dalam Suparno, 2005: 4) menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah salah konsep yang dibawa seseorang atau konsep-konsep yang salah yang menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para ahli dalam bidang itu.
3. Penyebab Miskonsepsi Suparno (2005: 29) menyebutkan bahwa secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Penyebab yang berasal dari siswa terdiri dari berbagai hal seperti prakonsepsi awal, kemampuan, tahap perkembangan, minat, cara berpikir, dan teman lain. Penyebab kesalahan dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurangnya penguasaan bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa yang kurang baik. Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut. Suparno (2005: 34-42) menjelaskan mengenai penyebab miskonsepsi seperti berikut ini. a. Siswa 1) Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di bawah bimbingan guru. Konsep awal ini sering kali mengandung miskonsepsi. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orangtua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa. Prakonsepsi yang dimiliki siswa menunjukkan bahwa pikiran anak sejak lahir tidak diam, tetapi terus aktif untuk memahami sesuatu. Suparno (2005: 35) mengatakan bahwa miskonsepsi akan lebih banyak lagi, jika yang mempengaruhi pembentukan konsep pada anak tersebut mempunyai banyak miskonsepsi, seperti orangtua, tetangga, teman, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan anak akan mempengaruhi pembentukan konsep anak. 2) Pemikiran Asosiatif Siswa Menurut Arons (dalam Suparno, 2005: 35-36), asosiasi siswa terhadap istilah-istilah sehari-hari kadang-kadang juga membuat miskonsepsi. Contohnya, siswa mengasosiasikan gaya dengan aksi atau gerakan. Gaya oleh banyak siswa dianggap selalu menyebabkan gerakan. Maka jika siswa tidak melihat suatu benda bergerak, mereka memastikan tidak ada gaya. Marshall dan Gilmour (dalam Suparno, 2005:36), melaporkan bahwa pengertian yang berbeda dari kata-kata antara siswa dan guru juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Kata dan istilah yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran diasosiasikan lain oleh siswa, karena dalam kehidupan mereka kata dan istilah itu mempunyai arti lain. Misalnya, sewaktu guru menjelaskan tentang atom sebagian dari molekul, anak yang mendengar langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
mengasosiasikannya dengan “plastik” karena di kehidupan mereka, atom digunakan untuk menyebut plastik. 3) Pemikiran Humanistik Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan manusiawi (Gilbert dalam Suparno, 2005: 36). Benda-benda dan situasi dipikirkan dalam term pengalaman orang dan secara manusiawi. 4) Reasoning yang Tidak Lengkap/Salah Comins (dalam Suparno, 2005: 38) menyatakan bahwa miskonsepsi juga disebabkan oleh reasoning atau penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh atau data yang didapatkan tidak lengkap. Akibatnya, siswa menarik kesimpulan secara salah dan ini menyebabkan timbulnya miskonsepsi siswa, sedangkan reasoning yang salah dapat juga terjadi karena logika yang
salah
dalam
mengambil
kesimpulan
atau
dalam
menggeneralisasi, sehingga terjadi miskonsepsi. 5) Intuisi yang Salah Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu sebelum secara objektif dan rasional diteliti (Suparno, 2005:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
38-39). Pemikiran intuitif ini sering membuat siswa tidak kritis dan mengakibatkan miskonsepsi. 6) Tahap Perkembangan Kognitif Siswa Suparno (2005: 39) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang masih di tahap operational concrete bila mempelajari suatu bahan yang abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang konsep bahan tersebut. Dalam tahap perkembangan pemikiran operational concrete, siswa baru dapat berpikir berdasarkan hal-hal yang konkret, yang nyata dapat dilihat dengan indra. 7) Kemampuan Siswa Kemampuan
siswa
juga
mempunyai
pengaruh
pada
miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang inteligensi matematislogisnya kurang tinggi, akan mengalami kesulitan dalam menangkap konsep fisika, terlebih yang abstrak. Siswa yang IQ-nya rendah juga dengan mudah melakukan miskonsepsi karena mereka dalam mengonstruksi pengetahuan fisika tidak dapat mengonstruksi secara lengkap dan utuh. Mereka tidak menangkap konsep yang benar dan merasa bahwa itulah konsep yang benar, maka terjadi miskonsepsi (Suparno, 2005: 41).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
8) Minat Belajar Secara umum dapat dikatakan, siswa yang berminat pada fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa yang tidak berminat pada fisika. Hal ini didasarkan pada siswa yang tidak tertarik atau benci pada fisika, biasanya kurang berminat untuk belajar fisika dan kurang memperhatikan penjelasan guru mengenai pengertian fisika yang baru. Akibatnya, mereka akan lebih mudah salah menangkap dan membentuk miskonsepsi. Sedangkan siswa yang menyukai fisika biasanya lebih menaruh perhatian kepada penjelasan guru. Mereka senang mempelajari bahan fisika dari buku-buku secara lebih teliti dan mendalam. Akibatnya, mereka dapat menangkap konsep fisika dengan lebih lengkap dan mendalam. b. Guru/Pengajar Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika secara tidak benar, akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi. Beberapa guru fisika tidak memahami konsep fisika dengan baik, sehingga salah pengertian ini diteruskan kepada siswa (Arons dalam Suparno, 2005: 42). Beberapa guru mengajarkan suatu bahan secara keliru. Oleh karena siswa menganggapnya sebagai benar, maka siswa memegang konsep itu kuat-kuat. Akibatnya, miskonsepsi siswa sangat kuat dan sulit diperbaiki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
c. Buku Teks Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Para peneliti menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks (Lona dalam Suparno, 2005: 44-45). Buku teks yang terlalu sulit bagi level siswa yang sedang belajar dapat juga menumbuhkan miskonsepsi karena mereka sulit menangkap isinya. Selain buku teks, ada juga buku fiksi sains. Comins (dalam Suparno, 2005: 46) mengatakan bahwa meski di satu sisi buku ini baik, karena membuat anak senang membaca dan nantinya mempelajari fisika, tetapi dalam banyak hal dapat juga menyesatkan dan memunculkan miskonsepsi pada diri anak. d. Konteks 1) Pengalaman Pengalaman siswa dapat menyebabkan miskonsepsi. Sebagai contoh kasus kekekalan energi. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengalami bahkan mereka akan merasa lelah setelah bekerja keras. Motor akan kehabisan bahan bakar bila dipakai terlalu lama dan bahan bakarnya tidak diisi kembali. Tampak bahwa energi hilang dan tidak kekal. Di sini siswa berpikir tentang kekekalan energi dalam pengertian yang terbatas dan tidak dalam pengertian yang luas (Stavy dalam Suparno, 2005: 47).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
2) Bahasa Sehari-hari Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari yang mempunyai arti lain dengan bahasa fisika (Gilbert dalam Suparno, 2005: 48). Misalnya, dalam bahasa sehari-hari siswa mengerti dan menggunakan istilah berat dengan satuan kg. Tetapi dalam Fisika, berat adalah suatu gaya, dan satuan adalah Newton. Mereka telah menggunakan istilah itu bertahun-tahun dan tetap menggunakan istilah itu di luar sekolah, maka sangat sulit untuk mengubah pengertian yang telah tertanam tersebut. 3) Teman Lain Orang muda sangat senang belajar dalam kelompok bersama teman-teman kelompoknya. Kelompok sering didominasi oleh beberapa orang yang suaranya vokal. Bila siswa yang dominan atau vokal itu mempunyai miskonsepsi, maka jelas mereka dapat mempengaruhi siswa lain dalam hal miskonsepsi. 4) Keyakinan dan Ajaran Agama Keyakinan atau agama siswa dapat juga menjadi penyebab miskonsepsi dalam bidang fisika. Hal itu diungkapkan Commins (dalam Suparno, 2005: 49) dalam meneliti miskonsepsi tentang astronomi. Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
e. Metode Mengajar Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Menurut teori Gardner, siswa akan lebih mudah menangkap bahan fisika bila fisika disajikan dengan berbagai inteligensi yang kuat pada diri siswa (Suparno, 2004: 1).
4. Hakikat Pembelajaran IPA IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya (Samatowa, 2010: 1). Conan (dalam Samatowa, 2010: 1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Whitehead (dalam Samatowa, 2010: 1) menyatakan sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta (orde observasi), dan kedua didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam (orde konsepsional).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Darmojo (dalam Samatowa, 2010: 2) berpendapat bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Selain itu Nash (dalam Samatowa, 2010: 3) menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan nilai hasil pembelajaran (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 26). Hakikat pembelajaran IPA yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian (Susanto, 2013: 167), yaitu: a. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. b. Ilmu pengetahuan alam sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
c. Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang tersusun secara terbimbing tentang alam semesta dengan segala isinya.
5. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Di sekolah dasar, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dikenal dengan pembelajaran sains. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep pembelajaran yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri. Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP dalam Susanto, 2013: 171) menjelaskan tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar, yaitu untuk: a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f) Meningkatkan
kesadaran
untuk
menghargai
alam
dan
segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
6. Pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2 Materi pembelajaran IPA di kelas V semester 2 merupakan materi yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti akan menguraikan materi yang digunakan yakni sebagai berikut. a. Gaya Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy, serta fungsinya. Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Indikator 5.1.1
Menyebutkan macam-macam gaya.
5.1.2
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya.
Materi Pokok Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah (Sulistyanto, 2008: 89). Azmiyawati (2008: 82-93) menyatakan ada beberapa macam gaya yaitu. 1) Gaya Gravitasi Sulistyanto dan Wiyono (2008: 98) mengatakan bahwa gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah. Buah yang jatuh dari pohonnya, air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah merupakan beberapa
peristiwa
yang
menunjukkan
bahwa
gravitasi
menyebabkan benda bergerak ke bawah. 2) Gaya Gesek Asmiyawati dkk (2008: 84) menjelaskan gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan benda saling bersentuhan. Misalnya, ketika seseorang mendorong kardus terjadi gesekan antara permukaan kardus dengan lantai. Gaya gesekan tersebut akan menghambat gerakan kardus. 3) Gaya Magnet Gaya magnet dapat menyebabkan tertariknya benda-benda di sekitarnya. Magnet mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas, magnet akan selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
magnet yang mengarah ke utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan. Biasanya kedua ujung magnet diberi warna yang berbeda untuk membedakan kedua ujung magnet itu. b. Pesawat Sederhana Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi Dasar 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Indikator 5.2.1
Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana.
5.2.2
Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama.
5.2.3
Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
5.2.4
Menjelaskan perbedaan pengungkit.
5.2.5
Menjelaskan fungsi bidang miring.
Materi Pokok Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana (Sulistyanto, 2008: 109).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos (Sulistyanto, 2008: 110-112). 1) Tuas Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: a) Tuas golongan pertama Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa.
b) Tuas golongan kedua Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titk tumpu dan kuasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
c) Tuas golongan ketiga Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titk tumpu dan beban.
2) Bidang Miring Bidang miring digunakan untuk memudahkan memindahkan benda. Dengan bantuan bidang miring, gaya yang dikeluarkan untuk mendorong benda menjadi lebih kecil daripada diangkat, walaupun lintasan yang ditempuh menjadi lebih panjang. Prinsip kerja bidang miring juga dapat ditemukan pada beberapa perkakas, seperti kapak, pisau, obeng, sekrup, baut. 3) Katrol Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk (Sulistyanto, 2008: 117).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
a) Katrol Tetap Katrol tetap adalah katrol yang tidak berubah posisinya ketika digunakan untuk memindahkan benda. Contoh katrol tetap adalah kerekan pada sumur timba atau katrol pengangkat barang.
Pada gambar 2.4, katrol ditambatkan pada tempat tertentu dan posisi katrol tidak berubah. Tali atau rantai dililitkan pada lingkaran berlekuk. Pada ujung tali ditarik kuasa ke bawah. b) Katrol Bebas Katrol bebas adalah katrol yang berubah posisinya ketika digunakan untuk memindahkan benda. Katrol bebas bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Pada gambar 2.5, menunjukkan bahwa pada katrol bebas, beban digantungkan di tengah-tengah katrol. Salah satu ujung talinya terikat, sedangkan pada tali lainnya dapat ditarik ke atas. c) Katrol Majemuk Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Pada gambar 2.6 menunjukkan bahwa kedua katrol dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik, maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas. 4) Roda Berporos Roda berporos merupakan roda yang di hubungkan dengan sebuah poros
yang dapat
berputar bersama-sama.
Contoh
penggunaan roda berporos terdapat pada roda sepeda, roda gerobak, setir kapal, setir mobil. c. Sifat-sifat Cahaya Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model. Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Indikator 6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Materi Pokok Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda bening, dan dapat dipantulkan (Sulistyanto, 2008: 125). d. Proses terbentuknya tanah Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber. Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Indikator 7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan. 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah (Azmiyawati, 2008: 124). Azmiyawati (2008: 125) mengungkapkan terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi dilihat dari proses terbentuknya yaitu: 1) Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen) Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan. 3) Batuan Malihan (Metamorf) Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami
perubahan
(metamorfosis).
Batuan
sedimen
ini
mengalami perubahan karenamendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Jika mendapat panas terus menerus,batuan ini akan berubah menjadi batuan malihan. Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan Batuan Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah. Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Pelapukan yang disebabkan olehfaktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup ini disebut pelapukan biologi. (Azmiyawati, 2008: 128). e. Susunan Bumi Dalam susunan bumi, peneliti membahas tentang selimut bumi dan lapisan penyusun bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
1) Selimut Bumi Berbicara tentang Bumi, kita tidak boleh melupakan selubung udara yangmenyelimuti Bumi. Selubung udara itu disebut atmosfer. Azmiyawati (2008: 139-140) mengungkapkan bahwa atmosfer terdiri atas lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan bumi. Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca. Di atas lapisan troposfer terdapat lapisan stratosfer. Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis. Lapisan di atas stratosfer yaitu mesosfer. Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas permukaan bumi. Lapisan di atas mesosfer yaitu lapisan termosfer. Lapisan termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas permukaan bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut aurora. Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu lapisan eksosfer. Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas permukaan bumi. Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar. (Azmiyawati, 2008: 139-140). 2) Lapisan Penyusun Bumi Azmiyawati (2008: 141) mengungkapkan ada tiga lapisan penyusun Bumi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
a)
Kerak Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin setebal 15–60 km.
b) Selubung atau Mantel Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah kerak yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini terdiri atas magmakental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C. c)
Inti Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam. Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer, sedangkan lapisan inti dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C.
6. Jenis Kelamin Jenis kelamin ada dua yaitu laki-laki dan perempuan. Menurut Mutmainah (2006: 1) jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut non biologis, yaitu dari aspek sosial, budaya, maupun psikologis. Berdasarkan Coate dan Frey (2007: 1) terdapat beberapa pendekatan yang mempengaruhi perbedaan jenis kelamin, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
a. Pendekatan Struktural Pendekatan ini menyatakan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan disebabkan oleh sosialisasi awal terhadap pekerjaan dan
kebutuhan-kebutuhan
peran
lainnya.
Sosialisasi
awal
dipengaruhi oleh reward dan insentif yang dieberikan kepada individu di dalam suatu profesi. Karena sifat dan pekerjaan yang sedang dijalani membentuk perilaku melalui sistem reward dan insentif, maka laki-laki dan perempuan akan merespon dan mengembangkan nilai etis dan moral secara sama di lingkungan yang sama. b. Pendekatan Sosialisasi Gender Pendekatan ini menyatakan bahwa pria dan wanita membawa seperangkat nilai dan yang berbeda ke dalam suatu lingkungan kerja maupun ke dalam suatu lingkungan belajar. Perbedaan nilai dan sifat berdasarkan jenis kelamin ini akan mempengaruhi pria dan wanita dalam membuat keputusan dan praktik. Jenis kelamin manusia mempengaruhi perbedaan intelegensi seseorang. Hamalik (2007: 91) menjelaskan bahwa tingkat intelegensi laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak perempuan dalam penyebaran intelegensi. Artinya, lebih banyak anak laki-laki
yang
lemah
dalam
intelegensi
dibandingkan
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
perempuan,
namun
banyak
anak
laki-laki
yang
menunjukkan
superioritas dalam intelegensi dibandingkan anak perempuan. Berdasarkan penjelasan di atas tentang tingkat intelegensi siswa laki-laki dan perempuan berbeda, perbedaan intelegensi tersebut berpengaruh pada tingkat kemampuan siswa. Siswa yang kurang memiliki kemampuan dalam mempelajari suatu konsep akan merasa kesulitan dalam mempelajari konsep tersebut.
A. Penelitian Relevan Peneliti
menemukan
beberapa
penelitian
yang
relevan
atau
mempunyai keterkaitan dengan judul penelitian. Penelitian tersebut antara lain: Penelitian pertama oleh Anggraeni (2015) dengan judul “Miskonsepsi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V di Sekolah Dasar”. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan miskonsepsi di buku IPA, miskonsepsi saat pembelajaran IPA, menentukan penyebab miskonsepsi dan persentase miskonsepsi pada buku yang digunakan guru di dalam kelas saat pembelajaran IPA kelas 5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi pada buku teks yang digunakan guru, sehingga miskonsepsi dibawa oleh guru ke dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Persentase adanya miskonsepsi pada buku sebesar 5,45%, angka tersebut termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
kategori kurang sekali sehingga perlu diperbaiki dengan pemilihan buku secara selektif. Penelitian tersebut relevan dengan yang dilakukan oleh peneliti karena membahas mengenai miskonsepsi. Persamaan dengan penelitian ini adalah materi IPA Fisika untuk kelas 5. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian yaitu guru kelas V, sedangkan penelitian ini untuk siswa kelas 5. Penelitian kedua dilakukan oleh Pujayanto (2009) dengan judul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada konsep Gaya dan Cahaya yang dimiliki siswa kelas 5 SD. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitataif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki miskonsepsi pada konsep Gaya dan Cahaya. Pada sebagian besar konsep terjadi miskonsepsi dengan tingkatan yang berbeda-beda. Persentase miskonsepsi pada penelitian ini lebih dari 30%. Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti, karena membahas mengenai miskonsepi dan subjek penelitian ini adalah kelas 5 dengan materi Gaya dan Cahaya. Namun, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai materi. Jika penelitian ini hanya membahas mengenai Gaya dan Cahaya, maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas keseluruhan materi kelas 5 semester 2 seperti gaya, pesawat sederhana, cahaya, sifat-sifat cahaya, proses pembentukan tanah, dan struktur bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Abdi dan Adi (2012) dengan judul “Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya Gravitasi dan Pembelajaran Remidiasinya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi materi gaya gravitasi sampai dapat dibedakan siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep dan menguasai konsep dengan baik; memberikan perbaikan atau remidiasi kepada siswa yang mengalami miskonsepsi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi yang dialami siswa pada masing-masing sub konsep. Peneliti mengambil penelitian ini sebagai salah satu penelitian yang relevan karena membahas mengenai miskonsepsi.
Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah materi mengenai gaya gravitasi, subjek penelitian yaitu siswa kelas 5 SD, dan instrumen pengambilan data yang digunakan yaitu tes dan pedoman wawancara, sedangkan perbedaannya adalah jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen semu dan kuantitatif. Penelitian yang keempat dilakukan oleh Winny dan Taufik (2009) dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di SMA Dengan Menggunakan CRI (Certainly Oof Respons Index) Dalam Upaya Perbaikan Urutan Pemberian Materi IPBA pada KTSP”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi materi IPBA di SMA dengan menggunakan CRI. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI yang tersebar di tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
sekolah di Bandung, Jawa Barat. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa tes dengan bentuk pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan CRI dapat dengan mudah dibedakan siswa yang mengetahui konsep dengan baik, mengalami miskonsepsi, maupun yang sama sekali tidak tahu konsep. Dari keseluruhan konsep-konsep materi IPBA, cenderung banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak tahu mengenai materi IPBA dibanding yang tahu konsep. Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti karena membahas mengenai miskonsepsi. Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data yang menggunakan instrumen tes pilihan ganda. Sedangkan perbedaannya adalah subjek penelitian dan metode yang digunakan. Penelitian kelima dilakukan oleh Nuyami (2014) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Terhadap Self-Efficacy Siswa SMP Ditinjau Berdasarkan Gender”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) perbedaan self-efficacy siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-self dan model pembelajaran konvensional, (2) perbedaan self-efficacy siswa laki-laki dan perempuan, (3) pengaruh interaksi model pembelajaran dan jenis kelamin, (4) perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif think-pair-spare dan model pembelajaran konvensional untuk siswa laki-laki, (5) perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
kooperatif think-pair-spare dan
model pembelajaran konvensional untuk
siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasy eksperiment dengan rancangan Posttest Only Non-Equivalent Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik simple random sampling Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan selfefficacy siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe thinkpair-self dan model pembelajaran konvensional (F= 34,040; p<0,05), (2) terdapat perbedaan self-efficacy siswa laki-laki dan perempuan (F= 132,871; p<0,05), (3) terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran dan jenis kelamin terhadap self-efficacy (F=8,67, p,0,05), (4) terdapat perbedaan selfefficacy yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif think-pair-spare dan model pembelajaran konvensional untuk siswa laki-laki (F= 18,962; p<0,05), (5) terdapat perbedaan self-efficacy yang belajar dengan model pembelajaran
kooperatif
think-pair-spare
dan
model
pembelajaran
konvensional untuk siswa perempuan (F=15,141; p<0,05). Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share,, self-efficacy yang lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena sama-sama menbahas perbedaan jenis kelamin. Persamaan penelitian ini dengan pneleitian yang dilakukan peneliti adalah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
teknik simple random sampling untuk pengambilan sampel. Perbedaannya adalah subjek penelitian dan jenis penelitian. Penelitian relevan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada literature map yang tampak pada gambar 2.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Gambar 2.7 Literature Map Penelitian yang Relevan
Miskonsepsi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V di Sekolah Dasar Anggraeni (2015)
Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya Pujayanto (2009) Penelitian ini: Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya Gravitasi dan Pembelajaran Remidiasinya Abdi dan Adi (2012)
Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di SMA Dengan Menggunakan CRI (Certainly Oof Respons Index) Dalam Upaya Perbaikan Urutan Pemberian Materi IPBA pada KTSP Winny dan Taufik (2009)
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Terhadap Self-Efficacy Siswa SMP Ditinjau Berdasarkan Gender Nuyami (2014)
Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri seKecamatan Gamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Berdasarkan gambar 2.7 dapat dijelaskan bahwa kelima penelitian sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
B. Kerangka Berpikir IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek yang menggunakan metode ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam juga merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA tidak dapat dijadikan keberhasilan tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep materi yang diajarkan. Kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi khususnya pada materi IPA Fisika yang diajarkan. Miskonsepsi adalah salah konsep yang terjadi pada siswa. Miskonsepsi yang diteliti bisa membantu permasalahan yang terjadi di sekolah dasar untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa. Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, maka untuk menemukan miskonsepsi yang dilakukan siswa pada mata pelajaran IPA Fisika kelas V SD terkait materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentuan tanah karena pelapukan batuan, susunan bumi dan mengetahui perbedaan miskonsepsi dilihat dari pekerjaan orang tua dilakukan penelitian. Penelitian ini berjudul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan Gamping, Sleman”. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu tes pilihan ganda. Dari hasil tes kemudian jawaban dianalisis untuk menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
miskonsepsi yang dilakukan siswa dan mengetahui perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa.
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis pada penelitian ini adalah : 1.
Ada miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri semester 2 seKecamatan Gamping, Sleman terjadi di konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, proses terbentuknya tanah karena pelapukan, struktur bumi.
2.
Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bagian ini, akan dibahas beberapa hal mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan yang terakhir teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif survei. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian berorientasi pada data-data empiris berupa angka atau suatu fakta yang bisa dihitung (Mahdi dan Mujahidin, 2014: 104). Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Sofian dan Tukiran, 2012: 3). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif survei adalah penelitian yang berupa angka yang bisa dihitung yang diambil dari sampel dan menggunakan kuesioner. Penelitian ini mengumpulkan data dari responden melalui tes tertulis. Penelitian kuantitatif survei ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman dan perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Penelitian dilakukan di kecamatan ini karena sebagian besar siswa kesulitan menguasai konsep IPA pada suatu materi. Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa guru kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Pemilihan SD ini juga khusus sekolah yang menerapkan Kurikulum KTSP atau Kurikulum 2006.
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2015 sampai Januari 2016. Penelitian dimulai bulan Maret 2015 dengan menyusun proposal awal, dilanjutkan pada bulan April 2015 mengurus surat ijin ke kantor Kesatuan Bangsa serta dilanjutkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) setelah mengurus ijin ke BAPPEDA dengan memberikan surat tembusan kepada Bapak Bupati Sleman, Dinas Pendidikan dan Olahraga (DIPORA) Sleman, dan Kementrian Agama Sleman. Peneliti sebelum menyerahkan surat ijin ke pihak Kecamatan Gamping, UPT Kecamatan Gamping, dan SD Negeri Se-Kecamatan Gamping,
peneliti menyusun instrumen penelitian pada bulan April
2015. Bulan awal Mei 2015 peneliti memvalidasi soal instrumen kepada validator
dan
melakukan
revisi.
Hasil
validasi
soal
kemudian
diujicobakan di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Gamping pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
pertengahan bulan Mei 2015. Peneliti melanjutkan penelitian pada akhir bulan Mei sampai awal Juni 2015 untuk melakukan pengambilan data pada 23 SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Pengolahan data dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli-Agustus 2015, dilanjutkan penyusunan laporan pada bulan September 2015 sampai Juli 2016, dan pada bulan Agustus 2016 peneliti melakukan ujian skripsi dan melakukan revisi. Jadwal
penelitian
tersebut
memudahkan
peneliti
dalam
melaksanakan penelitian. Dengan jadwal tersebut, maka setiap langkah yang dilaksanakan akan lebih terkendali dan terorganisir karena sudah terjadwal sebelumnya.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi artinya jumlah keseluruhan suatu objek penelitian. Nawawi (dalam Mahdi, 2014: 110) mengartikan populasi sebagai semua objek penelitian yang bisa saja berwujud manusia, benda, hewan, tumbuhtumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gamping, Sleman yang berjumlah 663 siswa 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Mamang, 2010: 186). Sampel yang diambil dari populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
harus betul-betul representatif atau mewakili. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Untuk menentukan besar sampel Krejcie dan Morgan, Fenandez (dalam Sumanto, 2014: 210) memberikan acuan penentu sampel yang dapat dilihat dalam bentuk tabel 3.1. Krejcie dan Morgan. Tabel 3.1. Acuan Penentu Sampel Menurut Krejcie dan Morgan N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210
S 10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66 70 73 76 80 86 92 97 103 108 113 118 123 127 132 136
N 220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100
S 140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285
N 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 1000000
S 291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 377 379 380 381 382 382 384
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Keterangan : N = Populasi S = Sampel
Berdasarkan populasi penelitian yaitu 663 siswa, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 242 siswa. Diambilnya sampel penelitian sebesar 242 siswa karena populasi siswa SD Negeri seKecamatan Gamping dekat dengan populasi 650 yang sudah ditetapkan pada tabel Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel setiap sekolah imbang, maka sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya subyek dalam tiap sekolah, yaitu dengan cara :
Keterangan : SP
: Sampel Penelitian
N
: Jumlah siswa kelas V masing-masing SD
Jp
: Jumlah polulasi siswa kelas V SD se-Kecamatan Gamping
Jumlah sampel
: Jumlah sampel sesuai dengan tabel krejcie
Hasil dari penghitungan dengan menggunakan rumus krejcie dapat dilihat pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 3.2. Hasil Penghitungan Tabel Krejcie No
Nama SD
Rombongan Belajar
Jumlah Siswa
1.
SD N Gamping
A
26
2.
SD N Mejing 1
A
31
A
29
B
28
3.
SD N Mejing 2
4.
SD N Balecatur 1
A
37
5.
SD N Balecatur 2
A
23
6.
SD N Kembangjitengan
A
32
7.
SD N Gamol
A
25
8.
SD N Banyuraden
A
17
A
26
9.
SD N Nogotirto B
26
A
34
B
35
11. SD N Demakijo 2
A
34
12. SD N Baturan 1
A
33
13.
SD N Baturan 2
A
19
14.
SD N Jambon 1
A
13
15.
SD N Jambon 2
A
25
16.
SD N Nyamplung
A
16
10. SD N Demakijo 1
Sampel Penelitian 26 x 242 = 9,49663 663 31 x 242 = 11,31663 663 29 x 242 = 10,58 663 28 x 242 = 10,22 663 37 x 242 = 13,50663 663 23 x 242 = 8,39663 663 32 x 242 = 11,68 663 663 25 x 242 = 9,12663 663 17 x 242 = 6,2663 663 27 x 242 = 9,85663 663 25 x 242 = 9,12 663 34 x 242 = 12,41 663 35 x 242 = 12,77 663 34 x 242 = 12,41663 663 33 x 242 = 12,04 663 663 19 x 242 = 6,93663 663 13 x 242 = 4,74509 663 25 x 242 = 9,12 663 663 16 x 242 = 5,84663 663
Pembulatan 9 11 11 10 14 8 12 9 6 10 9 12 13 12 12 7 5 9 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
17.
SD N Patran
A
31
18.
SD N Bedog
A
20
19.
SD N Tegalyoso
A
27
20.
SD N Nogosaren
A
13
21.
SD N Mayangan
A
29
22.
SD N Kanoman
A
23
23.
SD N Tuguran
A
13
Jumlah
31 x 242 = 11,31663 663 20 x 242 =7,30663 663 27 x 242 = 9,85 663 663 13 x 242 = 4,74 663 663 29 x 242 = 10,58 663 663 23 x 242 = 8,39 663 663 13 x 242 = 4,74 663 663
663
11 7 10 5 11 8 5 242
Setelah menentukan besar sampel pada masing-masing sekolah, kemudian peneliti akan melanjutkan menggunakan teknik simple random sampling yaitu cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak akan dipilih lagi (Ronny, 2003: 139). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan undian yang dibuat dari kertas kecil bertuliskan nomor absen siswa sebagai nomor pada populasi kemudian peneliti memilih kertas yang sudah digulung untuk menentukan subjek penelitian pada sampel setiap sekolah. D. Variabel Penelitian Hadi (dalam Mahdi, 2014: 107) menyatakan variabel penelitian adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat saling mempengaruhi. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah jenis kelamin siswa, sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah miskonsepsi siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kuantitatif ini terdapat teknik pengumpulan yang dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu wawancara, angket, observasi, studi dokumenter (Sukmadinata, 2008: 216). 1. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan selain observasi. Siregar (2010: 130) berpendapat bahwa “wawancara merupakan proses memperoleh keterangan atau data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara”. Senada dengan pendapat sebelumnya Kunandar (2008: 157) mengungkapkan bahwa “Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggapperlu dan memiliki relevansi terhadap permasalahan penelitian tindakan kelas.” Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengumpulan data wawancara adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya jawab antara peneliti dengan obyek yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi atau penjelasan. Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara dengan 2 guru di SD Negeri se-Kecamatan Gamping, untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa secara mendalam mengenai pemahaman konsep IPA. Selain melakukan wawancara dengan guru, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui pemahaman konsep IPA Fisika. 2. Studi Dokumentasi Mahdi dan Mujahidin (2014: 119) mengatakan bahwa, studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti
melakukan
analisis
terhadap
dokumen-dokumen
untuk
memperoleh data yang akan diperlukan dalam penelitian. Studi dokumentasi adalah merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimbau dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2010: 221). Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
adalah teknik pengumpulan data berupa dokumentasi tertulis, gambar yang diambil dengan media elektronik. Studi dokumentasi yang diperoleh peneliti dari UPT Kecamatan Gamping yaitu data atau dokumen yang didapatkan dari hasil studi dokumentasi berupa data sekolah se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Selain itu data yang diperoleh dari UPT Kecamatan Gamping berupa alamat sekolah, nama kepala sekolah, dan jumlah siswa. Dokumentasi yang diperoleh berupa beberapa foto peneliti saat menunggui siswa dalam mengerjakan soal. 3. Tes Taniredja (2011:49), bahwa tes merupakan cara yang dapat digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan,
sehingga
dapat
dihasilkan
nilai
yang
melambangkan prestasi siswa tersebut. Arikunto (dalam Sopiah dan Sangadji (2010: 150) menyatakan tes adalah sederet pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu kelompok. Dalam penelitian ini, responden diberi pertanyaan yang harus dikerjakan. Pertanyaan yang diberikan berupa 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Hasil dan skor akan digunakan oleh peneliti untuk analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan menggunakan fenomena-fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 48). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara, dan instrumen tes. 1. Pedoman Wawancara Arikunto (2010: 198) mengungkapkan bahwa wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Pedoman Wawancara No 1. 2. 3. 4.
Pertanyaan Bagaimana hasil pekerjaan siswa kelas V khususnya pada pembelajaran IPA materi fisika semester 2? Apakah guru menemui kendala dalam pemberian materi IPA fisika? Apa saja kendala yang terjadi dalam pemberian materi IPA Fisika? Apakah sering terjadi miskonsepsi pada siswa pada saat pemberian materi IPA Fisika?
Pedoman wawancara pada tabel 3.3 dibuat untuk memudahkan peneliti dalam mengetahui miskonsepsi pada pembelajaran IPA fisika yang terjadi pada siswa. Pedoman wawancara akan digunakan peneliti untuk mengetahui pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA Fisika. 2. Instrumen Tes Instrumen
tes
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
mengetahui miskonsepsi IPA siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Gamping. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda dan uraian. Djemari (2008: 67) berpendapat bahwa tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Menurut Arikunto (2006: 1) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini dilakukan kepada sampel penelitian dengan cara menjawab soal pilihan ganda dan uraian. Jumlah soal awal yang dibuat oleh peneliti sejumlah jumlah 50 soal pilihan ganda dan 9 soal uraian sebelum diberikan kepada validator.
G. Teknik Pengujian Instrumen Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Validitas meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas ini akan dikenakan pada instrumen tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validasi dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Effendi, 2012: 125). Validitas dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
menggunakan validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing validitas: a. Validitas Isi Validitas isi suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep (Effendi, 2012: 129). Validitas isi pada penelitian ini
dilakukan menggunakan
professional
judgment.
Validitas isi diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya berhubungan dengan penelitian ini. Instrumen yang divalidasi yaitu berupa 50 soal pilihan ganda dan 11 soal uraian. Ahli yang dipilih untuk melakukan validitas isi ada 2 dosen dari program studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma dan 2 guru kelas V Sekolah Dasar. Ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang diberikan. Skala skor dalam lembar penilaian instrumen menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan suatu skala untuk mengukur sikap dengan skala ordinal (Subali, 2012: 74). Skala skor yang biasa digunakan dalam Skala Likert dapat dilihat pada tabel 3.4: Tabel 3.4 Skala Likert Skor 1 2 3 4 5
Keterangan Tidak sesuai Kurang sesuai Ragu-ragu Sesuai Sangat sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Dalam pengukuran menggunakan skala Likert, sering terjadi kecenderungan ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam penelitian ini kategori skor ragu-ragu akan dihapus, agar skor yang didapatkan jelas. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut : Skor 1 : Tidak Sesuai, Skor 2 : Kurang Sesuai, Skor 3 : Sesuai, Skor 4 : Sangat Sesuai. Hasil akhir yang diperoleh dari ahli akan diakumulasi kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap instrumen diatur dalam tabel 3.5. Tabel 3.5 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen Penilaian Kuantitatif >3 >3 <3 <3
Penilaian Kualitatif Positif Negatif Positif Negatif
Keputusan Tidak Revisi Revisi pada tertentu Revisi Revisi
bagian
Tidak ada revisi berarti tidak mengubah soal, jawaban, dan bahasa yang digunakan. Revisi pada bagian tertentu berarti mengubah pada bagian tertentu misalnya bahasa yang digunakan. Revisi berarti mengubah semua poin yang divalidasi seperti bahasa, soal, dan jawaban. Dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai ahli pertama untuk menjadi validator adalah Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. Beliau menilai cocok atau tidaknya soal yang digunakan untuk mendeteksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
adanya miskonsepsi pada siswa. Beliau ditunjuk menjadi validator bagian miskonsepsi karena ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen Pendidikan Fisika serta penulis buku tentang miskonsepsi. Ahli kedua yang dipilih untuk menjadi validator adalah Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. Beliau menilai bagian isi soal, yaitu menilai cocok atau tidaknya soal yang dibuat dengan kunci jawaban. Beliau ditunjuk menjadi validator bagian isi karena ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen Pendidikan Fisika. Yang ketiga adalah guru Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten Sleman yaitu Ibu Ari Trisnawati, S.Pd. dan yang keempat adalah guru Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten Magelang yaitu Bapak Agustinus Tarmadi, S.Pd. Beliau dikhususkan untuk menilai bahwa bahasa yang digunakan dalam soal mudah dipahami siswa. Mereka ditunjuk karena sekarang menjadi guru kelas V SD yang otomatis sehari-harinya menggeluti dan lebih paham terhadap soal yang dibuat. b. Validitas Muka Validitas muka dilakukan untuk mengetahui bahwa soal tes yang dibuat mudah dipahami oleh siswa. Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes (Azwar, 2009: 46). Validitas muka pada instrumen tes dilakukan di SD Negeri Candiroto 1, Temanggung kelas V. Peneliti memilih SD tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
karena setara dengan sampel penelitian yang dipilih yaitu kelas V yang sudah mempelajari materi yang sama yaitu mata pelajaran IPA semester 2. Peneliti kemudian melakukan wawancara kepada beberapa siswa di SD tersebut mengenai instrumen tes yang sudah dikerjakan. Berdasarkan soal yang telah dikerjakan oleh siswa ternyata masih ditemukan beberapa soal pilihan ganda yang membingungkan siswa. Berikut ini hasil validitas muka soal pilihan ganda yang terdapat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Hasil Validitas Muka Soal Pilihan Ganda
No Item
Masukan dari siswa
18
Pilihan ganda susah dipahami
20
Pilihan ganda membingungkan
24
Pilihan ganda membingungkan
34
Kata-kata pada pilihan b dan d susah dipahami Tidak paham arti fisis
35
Keterangan Bahasa sulit dipahami sehingga peneliti memperbaiki tata bahasa agar siswa lebih mudah memahami soal.
Tabel 3.6 di atas, merupakan hasil validitas muka soal pilihan ganda yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa item soal pilihan ganda yang masih membingungkan siswa. Item soal yang dianggap masih membingungkan siswa tersebut selanjutnya direvisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
c. Validitas Konstruk Validitas konstruk (construct) adalah kerangka suatu konsep (Effendi, 2012: 126). Pendapat lain menyatakan bahwa validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukan sejauhmana tes mengungkapkan suatu trait atau konstrak teoretik yang hendak diukurnya (Allen & en, 1979 dalam Azwar, 2009: 48). Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan pada 40 siswa SD kelas V. Validitas konstruk juga dilakukan kepada siswa yang pernah mendapatkan materi mata pelajaran IPA semester 2 yaitu gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan, dan susunan bumi. Soal
yang
telah
diujikan
dihitung
validitasnya
dengan
menggunakan korelasi product moment. Rumus product moment dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Rumus Product Moment
rxy
nXY XY nX 2 (X ) 2 nY 2 Y 2
Keterangan: rxy= koefisien validitas X= skor butir soal Y = skor total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
n= jumlah responden Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan Microsoft Excel dan dihitung menggunakan program SPSS Versi 20. Hasil uji validitas konstruk soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Pilihan Ganda No. Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Pearson Correlation -0,013 0,061 0,392** 0,457** 0,465** 0,188 0,209 0,309* 0,419** 0,396** 0,346** 0,392 0,161 0,425** 0,267* 0,182 0,226 0,341** 0,268* 0,224 0,403** 0,383** 0,339** 0,418** 0,483** 0,362** 0,511** 0,509** 0,171 0,204 -0,016 0,166
Sig. (2-tailed)
Hasil
0,921 0,641 0,002 0,000 0,000 0,150 0,110 0,016 0,001 0,002 0,007 0,002 0,219 0,001 0,039 0,163 0,083 0,008 0,039 0,086 0,001 0,003 0,008 0,001 0,000 0,004 0,000 0,000 0,193 0,117 0,905 0,205
Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
No. Butir Soal 33 34 35 36 37 38
Pearson Correlation 0,286* 0,234 0,334** 0,264* 0,523** 0,281*
Sig. (2-tailed)
Hasil
0,027 0,072 0,009 0,041 0,000 0,030
Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel di atas menunjukkan hasil uji validitas pilihan ganda menggunakan program SPSS versi 20 for windows dan dapat diperoleh 24 aitem soal pilihan ganda yang dinyatakan valid yaitu soal 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 35, 36, 37, dan 38. Pada hasil uji validitas tersebut, peneliti akan menggunakan 20 soal pilihan ganda untuk uji penelitian mewakili masing-masing indikator yang sudah dibuat oleh peneliti. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Sangadji, 2010: 163). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Effendi, 2012: 141).Menurut Purwanto (2008), untuk menguji reliabilitas instrument non tes dapat menggunakan rumus Alpha Cronbanch. Gambar 3.2 Rumus Cronbach-Alpha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Keterangan : r
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya aitem
∑σ2b
: Jumlah Varian skor item
∑σ2t
: Varian skor total Tabel di atas adalah rumus untuk mencari reliabilitas instrumen.
Rumus tersebut digunakan karena pengujian dilakukan terhadap butir soal pilihan ganda dan uraian yang telah dinyatakan valid. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen-instrumen ini dicocokkan dengan tabel koefisien reliabilitas menurut Masidjo (2010: 243) yang dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Kategori Reliabilitas Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Tabel 3.8 merupakan koefisiensi reliabilitas untuk melihat kategori reliabilitas soal pilihan ganda dan uraian yang sebelumnya sudah divalidasi. Berikut hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Cronbach Alpha 0,705
Jumlah Item 24
Kategori Tinggi
Keterangan Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil soal pilihan ganda menunjukkan bahwa soal valid dinyatakan reliabel. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang diperoleh soal pilihan ganda sebesar 0,705.
H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif, merumuskan null hypothesis, mengorganisasi data, menentukan taraf signifikansi, menguji normalitas skor tes, menguji homogenitas skor tes, dan menguji hipotesis. 1. Analisis Deskriptif Mahdi (2014: 120) mengungkapkan bahwa analisis deskriptif yaitu menganalisis data dengan menyajikan hal-hal seperti distribusi frekuensi, nilai mean, modus, median, standar deviasi, histogram, dan polygon. Hasan (2004: 185) menyatakan bahwa analisis deskriptif ini menggunakan satu variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan. Tujuan analisis deskriptif adalah untuk menganalisis jawaban siswa, sehingga diperoleh data konsep-konsep yang mengalami miskonsepsi. Analisis data dikelompokan berdasarkan nomor butir soal untuk mengetahui miskonsepsi IPA. Miskonsepsi IPA juga dilihat dengan analisis diskriptif berdasarkan hasil rata-rata jawaban siswa pada setiap butir soal. Selain mendiskripsikan hasil jawaban siswa sesuai nomor butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
soal, penelitian ini juga menganalisis miskonsepsi yang dilihat berdasarkan jenis kelamin siswa. 2. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin dengan perhitungan menggunakan program SPSS. Langkah yang dilakukan antara lain: a. Merumuskan Null Hypothesis Hipotesis nol (hypothesis null) tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan antara satu variabel dengan variabel yang lain sehingga dikatakan sebagai pernyataan netral (Mahdiyah, 2014:14). Hipotesis statistik dalam penelitian ini dibuat berdasarkan pada rumusan masalah yang kedua. Rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini adalah “apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah H0
= tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se- Kecamatan Gamping. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)
H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se- Kecamatan Gamping.(µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
b. Uji Normalitas Skor Tes Uji normalitas skor dimaksudkan untuk mengetahui data yang tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal Kriteria normalitas suatu data adalah 1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal 2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal c. Uji Homogenitas Skor Tes Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji F (Fisher) dengan membandingkan varians data terbesar dengan varians data terkecil. Penentuan homogenitas varians dilihat dari harga Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel. Jika Ftabel> Fhitung serta signifikansi lebih dari 0,05 maka varians data yang dianalisis homogen. Sebaliknya jika Ftabel< Fhitung serta signifikansi kurang dari 0,05 maka varians data yang dianalisis tidak homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
d. Menguji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bergantung pada hasil uji normalitas data. Priyatno (2012: 137) mengungkapkan bahwa jika data normal maka menggunakan statistic parametik yaitu uji Independent Samples T-Test. Sedangkan jika data tidak normal maka harus menggunakan metode statistik non parametik yaitu Two Independent Samples Test dengan uji Mann Whitney. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan uji dua pihak atau kelompok data yakni jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 20. Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis adalah H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Gamping. (µ1= µ2) H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri seKecamatan Gamping. (µ1≠ µ2) Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah: a. Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berupa deskripsi data dan analisis data yang dilakukan. Bagian pembahasan dijelaskan mengenai pemaknaan terhadap hasil penelitian yang didapatkan, kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian yang relevan serta kajian teori.
A.
Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di SD Negeri wilayah UPT Kecamatan Gamping, Sleman. Penelitian ini menggunakan kurikulum 2006 dengan jumlah keseluruhan 23 SD dan dipilih berdasarkan ketersediaan sekolah yang bersangkutan dijadikan tempat penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebesar 663 siswa kelas V. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V di SD N se-Kecamatan Gamping, Sleman. Peneliti menyebar instrumen penelitian dengan memasuki satu persatu SD yang menjadi sampel penelitian. Pada awalnya peneliti menemui kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian. Setelah itu, peneliti menemui wali kelas V untuk berkoordinasi tentang pengambilan sampel dan cara pengerjaan instrumen penelitian. Peneliti membagikan instrumen soal pada walikelas V SD Negeri se-Kecamatan
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Gamping yang selanjutnya akan diberikan kepada responden untuk dikerjakan. Instrumen soal dikerjakan dengan waktu 60 menit. Selama pengerjaan instrumen, responden tidak diperbolehkan mencontek, membuka buku, dan harus dalam pengawasan wali kelas. Instrumen pilihan ganda dikerjakan dengan memberi tanda silang pada jawaban, kemudian memberi tanda silang pada opsi yakin benar atau tidak yakin benar. Instrumen soal uraian dikerjakan dengan cara menguraikan jawaban di lembar jawab. Saat penitipan instrumen, peneliti bersepakat dengan wali kelas masing-masing SD yang menjadi sampel penelitian, instrumen soal penelitian tersebut dapat diambil kembali oleh peneliti. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji materi IPA Fisika kelas V semester 2. Instrumen yang digunakan sebelumnya sudah melalui tahap validasi yang meliputi validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Selain melalui uji validitas juga dilakukan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha dan pengujian dilakukan dengan bantuan SPSS 20. Berdasarkan uji reliabilitas soal pilihan ganda yang sudah valid dinyatakan reliabel. Setelah uji validitas dan reliabilitas peneliti harus memilih soal yang sudah dinyatakan valid dan harus melakukan revisi untuk beberapa soal yang tidak valid karena terdapat indikator yang semua soalnya tidak valid. Revisi dilakukan agar masing-masing indikator dapat mewakili minimal satu soal sehingga diperoleh 20 soal pilihan ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
1. Deskripsi Responden Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen soal pilihan ganda dan uraian tentang IPA Fisika yang dikerjakan oleh 242 reponden yaitu siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Gamping. Identitas dicantumkan pada instrumen soal berupa nama siswa, nama SD, dan jenis kelamin yang diisi oleh responden. Gambar 4.1 akan menjelaskan secara keseluruhan jumlah jenis kelamin siswa kelas V SD negeri se-Kecamatan Gamping. Gambar 4.1 Diagram Jenis Kelamin Siswa 160 137 140 120 105 100 80 60 40 20 0 Jenis Kelamin Siswa
Laki-laki Perempuan
Pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 242 siswa. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat 137 siswa dengan jenis kelamin laki-laki dan 105 siswa dengan jenis kelamin perempuan. Berdasarkan total tersebut dapat digambarkan diagram batang jenis kelamin siswa masing-masing SD kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Gambar 4.2 Diagram Batang Jenis Kelamin Siswa Masing-Masing SD 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Laki-laki Perempuan
2. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD se-Kecamatan Gamping Data penelitian ini mengenai miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Gamping yang akan dideskripsikan. Deskripsi data ini digunakan untuk mengetahui konsep siswa tentang KD yang diujikan. Dalam bagian ini, data akan dideskripsikan per kompetensi dasar yang sudah diujikan. Data yang akan dideskripsikan untuk mengetahui adanya miskonsepsi. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab salah dan yakin benar terhadap jawaban. Dari empat opsi jawaban yaitu a, b, c, dan d, ketiga persentase jawaban salah dan yakin benar akan dijumlahkan. Pada tabel 4.2, peneliti menuliskan KD beserta nomor item soal yang mewakili.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Tabel 4.1 KD dan Nomor Item Soal Pilihan Ganda No 1
K 2 3 4
5 6
Kompetensi Dasar
Item
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak 1, 2, dan 3 dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya 16 dan 17 periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah 18 dan 19 karena pelapukan. 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi. 20
KD beserta nomor item soal yang mewakili dituliskan untuk memudahkan pembaca dalam memahami deskripsi data miskonsepsi pada instrumen pilihan ganda. Deskripsi data untuk soal pilihan ganda disajikan dan dianalisis berdasarkan Kompetensi Dasarnya. Terdapat 6 Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas, yaitu, KD 5.1, 5.2, 6.1, 6.2, 7.1, dan 7.3. Jika dilihat berdasarkan KD, miskonsepsi dapat dilihat seperti berikut ini. a. KD 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Terdapat tiga soal yang mewakili dua indikator diberikan dan diujikan kepada siswa untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 5.1. Jawaban yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 4.2 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.1
No
Indikator
1
5.1.1 Menyebut kan macammacam gaya melalui percobaan
2
5.1.2 Mengiden tifikasi faktorfaktor yang mempeng aruhi gaya.
Nomor Butir Soal 1
2
Kunci Jawaban C
B
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A. 1
21
8,66%
Yakin benar
18
7,43%
Tidak yakin benar B. 2
3
1,23%
15
5,77%
Yakin benar
12
4,95%
Tidak yakin benar C. 3
2
0,82%
195
80,5%
Yakin benar
193
79,7%
Tidak yakin benar D. 4
2
0,82%
9
3,71%
Yakin benar
7
2,89%
Tidak yakin benar A. Benda memiliki berat Yakin benar
2
0,82%
20
8,26%
20
8,26%
0
0%
126
51,64%
Tidak yakin benar B. Benda cepat mengalami pelapukan
Miskonsepsi
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
3
D
Yakin benar
114
47,10%
Tidak yakin benar C. Benda jatuh ke bawah Yakin benar
11
4,54%
26
10,74%
26
10,74%
Tidak yakin benar D. Permukaan air selalu datar Yakin benar
0
0%
67
27,6%
62
25,61%
Tidak yakin benar A. 1
5
2,06%
32
13,22%
Yakin benar
28
11,57%
Tidak yakin benar B. 2
4
1,65%
29
11,97%
Yakin benar
23
9,50%
Tidak yakin benar C. 3
6
2,47%
59
24,38%
Yakin benar
53
21,90%
Tidak yakin benar D. 4
6
2,47%
121
50,4%
Yakin benar
114
47,10%
Tidak yakin benar
8
3,30%
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa indikator 5.1.1 tentang macam-macam gaya melalui percobaan diwakili satu soal. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar. Soal nomor 1: “Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor… .” Jawaban soal penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor 3 dengan pilihan ganda C yaitu air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sebanyak 195 siswa dengan persentase yang tinggi yaitu 80,5% mempunyai konsep yang benar. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 1 yaitu 20 dengan persentase 7,43% memilih pilihan A dengan jawaban jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. Sedangkan 12 siswa dengan memilih pilihan B yaitu nomor 2 dengan jawaban Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan dengan persentase 4,95%, dan 7 siswa dengan memilih pilihan D dengan jawaban orang yang sedang berenang dapat bergerak maju dengan persentase 2,89%. Indikator 5.1.2 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gaya terdiri dari dua soal. Soal nomor 2 : “Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah… .”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Jawaban yang benar sesuai kunci pada soal nomor 2 adalah B yaitu benda cepat mengalami pelapukan. Sebanyak 114 siswa dengan persentase 47,10% menjawab dengan benar, terdapat 20 siswa memilih pilihan A dengan jawaban benda memiliki berat dengan persentase 8,26%, 26 siswa memilih C dengan jawaban benda jatuh ke bawah dengan persentase 10,74% dan 62 dengan persentase 25,61% memilih D dengan jawaban permukaan air selalu datar. Indikator 5.1.2 pada soal nomor 3: “Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah… .” Jawaban benar D yaitu memperhalus permukaan benda. Siswa dengan persentase 47,10% menjawab soal dengan benar yaitu memilih pilihan D. Sebanyak 28 siswa dengan jawaban A yaitu melapisi permukaan benda dengan persentase 11,57%. Sedangkan sebanyak 23 siswa dengan jawaban B yaitu memperluas bidang permukaan dengan persentase 9,50%. Pada pilihan C dengan jawaban member pula tau paku-paku pada sepatu sepak bola terdapat 53 siswa dengan persentase 21,90% menjawab yakin benar. b. KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 5.2, siswa diuji dengan memberikan 6 soal yang mewakili 3 indikator. Jawaban yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.3 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.2 No
Indikator
1
5.2.1 Mengidentifi kasi ciri-ciri pesawat sederhana.
Nomor Butir Soal 4
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Presentase
A
A. Beban berada di antara titik tumpu dan kuasa Yakin benar
143
59,08%
134
55,37%
Tidak yakin benar B. Titik tumpu berada di antara beban dan kuasa Yakin benar
9
3,71%
49
20,24%
45
18,59%
4
1,65%
29
11,97%
21
8,67%
8
3,30%
18
7,43%
11
4,54%
7
2,89%
73
30,16%
Tidak yakin benar C. Kuasa berada di antara titik tumpu dan beban Yakin benar Tidak yakin benar D. Titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat Yakin benar
5
B
Tidak yakin benar A. I
Miskonsepsi
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
6
C
Yakin benar
63
26,03%
Tidak yakin benar B. II
10
4,13%
81
33,46%
Yakin benar
68
28,09%
Tidak yakin benar C. III
13
5,37%
73
30,16%
Yakin benar
60
24,79%
Tidak yakin benar D. IV
13
5,37%
12
4,94%
Yakin benar
9
3,71%
Tidak yakin benar A. I dan II
3
1,23%
63
28,09%
Yakin benar
56
24,38%
Tidak yakin benar B. II dan III
9
3,71%
46
18,48%
Yakin benar
41
16,42%
Tidak yakin benar C. III dan I
5
2,06%
99
40,89%
Yakin benar
93
38,42%
Tidak yakin benar D. IV dan III
6
2,47%
31
12,80%
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
7
A
Yakin benar
28
11,57%
Tidak yakin benar A. Katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap Yakin benar
3
1,23%
213
88,01%
204
84,2%
Tidak yakin benar B. Katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan Yakin benar
9
3,71%
7
2,89%
7
2,89%
Tidak yakin benar C. Gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas Yakin benar
0
0%
4
1,65%
4
1,65%
Tidak yakin benar D. Beberapa roda katrol yang disusun secara berdampin gan dalam satu poros
0
0%
15
6,18%
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
2
3
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
8
9
B
D
Yakin benar
12
4,95%
Tidak yakin benar A. Pertama
3
1,23%
23
9,49%
Yakin benar
20
8,26%
Tidak yakin benar B. Kedua
3
1,23%
184
75,99%
Yakin benar
172
71,04%
Tidak yakin benar C. Ketiga
12
4,95%
23
9,50%
Yakin benar
16
6,61%
Tidak yakin benar D. Keempat
7
2,89%
6
2,47%
Yakin benar
5
2,06%
Tidak yakin benar A. Pengungki t Yakin benar
1
0,41%
67
27,68%
53
21,90%
Tidak yakin benar B. Roda dan poros Yakin benar
14
5,78%
59
24,37%
49
20,24%
Tidak yakin benar C. Katrol
10
4,13%
36
14,86%
√
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Yakin benar
27
11,15%
Tidak yakin benar D. Bidang miring Yakin benar
9
3,71%
77
31,80%
68
28,09%
9
3,71%
Tidak yakin benar
√
Tabel indikator 4.3. menunjukkan bahwa KD 5.2.1 tentang ciri-ciri pesawat sederhana diwakili oleh 3 soal yaitu nomor 4, 5, dan 6. Terjadinya miskonsepsi pada siswa kelas V se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar. Pada soal nomor 4: “Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak roda satu (angkong) yaitu… .” Sebanyak 143 siswa menjawab soal dengan benar yaitu A beban berada di antara titik tumpu dan kuasa dengan persentase 55,39%. Siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase rendah pada soal nomor 4 sebanyak 32, 21 siswa yang menjawab soal dengan jawaban C yaitu kuasa berada di antara titik tumpu dan beban dengan persentase 8,67% dan 11 siswa menjawab soal dengan jawaban D yaitu titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat dengan persentase 4,54%. Pada soal nomor 5:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
“Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor… .” Sebanyak 28,09% siswa menjawab soal dengan benar yaitu B dengan jumlah 68 siswa. Terdapat 63 siswa dengan persentase 26,03% memilih A dengan jawaban I. Terdapat 69 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan jawaban yang salah yaitu 60 siswa menjawab C dengan persentase 24,79%, dan 9 siswa menjawab D dengan persentase 3,71%. Peneliti memilih 2 persentase terendah dari jawaban keseluruhan siswa yang mengalami miskonsepsi. Pada soal nomor 6: “Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor… .” Jawaban yang benar adalah C yaitu bagian sekrup nomor III dan I. Sebanyak 93 siswa dengan persentase 38,42% menjawab dengan benar. Terdapat 56 siswa memilih A yaitu I dan II dengan persentase 24,38%. Sedangkan 69 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase cukup rendah dan jawaban yang salah yaitu 41 siswa menjawab B yaitu nomor II dan III dengan persentase 16,42%, dan 28 siswa menjawab D yaitu nomo IV dan III dengan persentase 11,57%. Pada soal nomor 7: “Ciri-ciri katrol tetap adalah… .” Jawaban yang benar terdapat pada jawaban A yaitu katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap. Siswa yang menjawab soal dengan benar sebanyak 204 siswa dengan persentase 84,2%. Terdapat siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
mengalami miskonsepsi sebanyak 11 siswa yaitu 7 siswa menjawab B dengan jawaban katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan dengan persentase 2,89%, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi dengan menjawab soal C yaitu gabungan antara katrol tetap dan katrol bebas sebanyak 4 siswa dengan persentase 1,65%. Terdapat 4,95% atau 12 siswa memilih D dengan jawaban beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros dan sebanyak 12 siswa. Soal nomor 8: “Contoh tuas dengan gambar seorang anak sedang mendorong gerobak roda 1 termasuk contoh jenis tuas golongan… .” Terdapat 172 siswa menjawab soal dengan benar yaitu jawaban B dengan persentase 71,04%. Sebanyak 20 siswa dengan persentase 8,26% mimilih A dengan jawaban pertama, sedangkan 23 siswa dengan persentase 9,50% jawaban C ketiga, dan 5 siswa dengan persentase 2,06% menjawab D keempat. Pada soal nomor 9 membahas tentang prinsip kerja pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan contoh saat membuka kancing baju. Jawaban soal pada nomor 9 adalah D yaitu bidang miring. Persentase 28,09% dengan siswa sebanyak 68 menjawab dengan benar dan meyakini jawaban tersebut benar. Terdapat 53 siswa dengan persentase 21,90% memilih A pengungkit. Sebanyak 49 siswa menjawab B yaitu roda berporos dengan persentase 20,24%, dan 27 siswa menjawab C yaitu katrol dengan persentase 11,15%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
c. KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Siswa diuji dengan memberikan 6 soal yang mewakili 2 indikator. Jawaban yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.4 sebagai berikut. Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.1 No
Indikator
1
6.1.1 Menyebut kan sifatsifat cahaya
Nomor Butir Soal 10
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Presentase
A
A. Peristiwa penguraia n cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin benar
105
43,37%
93
38,42%
Tidak yakin benar B. Peristiwa terpantuln ya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan Yakin benar
12
4,95%
49
9,49%
44
7,43%
Tidak yakin benar C. Peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan Yakin benar
5
2,06%
31
12,80%
26
10,74%
5
2,06%
Tidak yakin benar
Miskonsepsi
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
2
6.1.2 Menjelask an sifat bayangan pada cermin
11
12
B
D
D. Peristiwa terpantuln ya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin benar
53
21,89%
48
19,83%
Tidak yakin benar A. Lebih jauh
5
2,06%
78
32,22%
Yakin benar
74
30,57%
Tidak yakin benar B. Sama
4
1,65%
114
47,10%
Yakin benar
103
42,56%
Tidak yakin benar C. Dekat
11
4,54%
33
13,63%
Yakin benar
29
11,98%
Tidak yakin benar D. Sangat dekat Yakin benar
4
1,65%
13
5,36%
9
3,71%
4
1,65%
42
17,35%
35
14,46%
Tidak yakin benar A. Bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya Yakin benar
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Tidak yakin benar B. Bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa Yakin benar Tidak yakin benar C. Bayangan yang terbentuk oleh sinarsinar pantul Yakin benar Tidak yakin benar D. Bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin benar
13
A
Tidak yakin benar A. Semu, tegak, dan diperkecil Yakin benar
7
2,89%
30
13,22%
25
10,33%
7
2,89%
31
12,80%
27
11,15%
4
1,65%
134
55,37%
116
47,93%
18
7,43%
90
37,18%
75
30,99%
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
14
C
Tidak yakin benar B. Semu, tegak, dan diperbesar Yakin benar
15
6,19%
54
22,30%
37
15,28%
Tidak yakin benar C. Nyata dan terbalik Yakin benar
17
7,02%
35
14,45%
27
11,15%
Tidak yakin benar D. Nyata, tegak, dan diperkecil Yakin benar
8
3,30%
51
21,06%
49
20,24%
2
0,82%
47
19,41%
37
15,28%
Tidak yakin benar B. Nyata, tegak, dan diperkecil Yakin benar
10
4,13%
48
19,83%
41
16,94%
Tidak yakin benar C. Nyata dan terbalik Yakin benar
7
2,89%
81
33,47%
70
28,93%
11
4,54%
57
23,55%
Tidak yakin benar A. Semu, tegak, dan diperkecil Yakin benar
Tidak yakin benar D. Semu, tegak, dan
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
diperbesar
15
C
Yakin benar
49
20,24%
Tidak yakin benar A. Garis horizontal Yakin benar
8
3,30%
40
16,52%
33
13,63%
7
2,89%
52
21,48%
32
13,22%
20
8,26%
107
44,20%
95
39,25%
Tidak yakin benar D. Garis lurus Yakin benar
12
4,95%
41
16,93%
34
14,04%
Tidak yakin benar
7
2,89%
Tidak yakin benar B. Garis vertical Yakin benar Yakin tidak benar C. Garis normal Yakin benar
√
√
√
√
Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa soal nomor 10 mewakili indikator 6.1.1 tentang sifat-sifat cahaya. Pada soal nomor 10: “Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah… .”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
93 siswa menjawab dengan benar yaitu pilihan A peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna dengan persentase 38,42%. Sedangkan 44 siswa menjawab B peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan dengan persentase 7,43%. 26 siswa mengalami miskonsepsi dengan jawaban C peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan yang memiliki persentase 10,74%. Terdapat 48 siswa dengan persentase 19,83% menjawab D peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Pada indikator 6.1.2 mewakili 5 soal yang diujikan. Soal nomor 11: “Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin … dengan jarak bayangan dengan cermin.” Jawaban yang benar pada soal ini adalah B yaitu sama. Terdapat 74 siswa menjawab A lebih jauh dengan persentase 30,57%. Sebanyak 114 siswa dengan persentase 42,56% menjawab benar yaitu B. Ada 29 siswa menjawab pilihan C dengan persentase 11,98%, 9 siswa menjawab pilihan D dengan persentase 3,71%. Soal nomor 12: “Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah… .” Jawaban yang benar pada soal ini adalah D yaitu bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul. Terdapat 116 siswa yang menjawab soal benar dengan persentase 47,93%, sedangkan terdapat 35 siswa mengalami miskonsepsi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
memilih A bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya dengan persentase 14,46%. Ada 25 siswa dengan persentase 10,33% menjawab soal dengan pilihan B bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa, dan 27 siswa dengan persentase 11,15% menjawab soal dengan pilihan C bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul. Soal nomor 13: “Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… .” Terdapat 75 siswa menjawab soal pilihan dengan benar yaitu A dengan persentase 30,99%. Sedangkan 37 siswa menjawab pilihan B semu, tegak, dan diperbesar dengan persentase 15,28%, 27 siswa dengan persentase 11,15% menjawab pilihan C nyata dan terbalik. Terdapat 49 siswa memilih D nyata, tegak, dan diperkecil dengan persentase 20,24%. Soal nomor 14: “Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah… .” Terdapat 70 siswa dengan persentase 28,93% menjawab soal dengan benar. Sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi pada jawaban B nyata, tegak, dan diperkecil ada 41 siswa dengan persentase 16,94%. 49 siswa dengan persentase 20,24% mengakami miskonsepsi dengan memilih D semu, tegak, dan diperbesar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Pada indikator 6.2.2 soal nomor 15: “Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati… .” 95 siswa dengan persentase 39,25% menjawab pilihan soal C yang sesuai. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada pilihan A garis horizontal dengan persentase 13,63%. Pada pilihan jawaban B garis vertikal terdapat 32 siswa dengan persentase 13,22%, dan 34 siswa dengan persentase 14,04% menjawab D garis lurus. d. KD 6.2 membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 6.2, siswa diuji dengan memberikan 2 soal yang mewakili 1 indikator. Jawaban yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.5 sebagai berikut. Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.2 No
Indikator
1
6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya
Nomor Butir Soal 16
Kunci Jawaban B
Jawaban Siswa
Jumlah
Presentase
A. Lup
56
23,13%
Yakin benar Tidak yakin benar B. Perisko p Yakin benar Tidak yakin benar
51
21,07%
5
2,06%
109
45,03%
101
41,73%
8
3,30%
Miskonsepsi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
17
A
C. Kacama ta Yakin benar Tidak yakin benar D. Mikros kop Yakin benar Tidak yakin benar A.Bola lampu Yakin benar Tidak yakin benar A. Kardus
27
11,15%
23
9,50%
4
1,65%
45
18,59%
38
15,70%
7
2,89%
216
89,25%
209
86,36%
7
2,89%
11
4,54%
Yakin benar Tidak yakin benar B. Karet gelang Yakin benar Tidak yakin benar C. Air
10
4,13%
1
0,41%
7
2,88%
4
1,65%
3
1,23%
6
2,47%
Yakin benar Tidak yakin benar
6
2,47%
0
0%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa indikator 6.2.1 tentang alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya diwakili oleh 2 soal yaitu soal nomor 16 dan 17. Terjadinya
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
miskonsepsi pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu benar. Soal yang terdapat pada nomor 16: “Alat
yang
arah
pandangannya
dapat
dibelokkan
sehingga
benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut… .” Periskop terdapat pada pilihan B. Berdasarkan hasil jawaban, terdapat 101 siswa dengan persentase 41,73% yang mempunyai jawaban benar dan menjawab dengan yakin benar.
Selain itu, terdapat 51 siswa dengan
persentase 21,07% menjawab A lup. Ada 23 siswa dengan persentase 9,50% menjawab pilihan C dengan jawaban kacamata, dan 38 siswa dengan persentase 15,70% menjawab pilihan D yaitu mikroskop. Soal nomor 17 ini membahas tentang bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana dengan jawaban A yaitu bola lampu. Sebanyak 209 siswa atau 86,36% menjawab pertanyan dengan benar dan sesuai dengan konsep. Sedangkan terdapat 10 siswa yang mengalami miskonsepi pada soal nomor 17 dengan memilih B yaitu kardus. Sedangkan 4 siswa dengan persentase 1,65% memilih C karet gelang, dan 6% siswa menjawab D air dengan persentase 2,47%. D. KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan Siswa diuji dengan memberikan 2 soal yang mewakili 2 indikator untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 7.1. Jawaban yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji pada tabel 4.6 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.1 No
Indikator
1
7.1.1 Menggolong kan jenisjenis batuan
2
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
Nomor Butir Soal 18
19
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Presentase
B
A. 1,2, dan 3 Yakin benar Tidak yakin benar B. 1, 2, dan 4 Yakin benar Tidak yakin benar C. 2, 3, dan 4 Yakin benar Tidak yakin benar D. 1, 3, dan 5 Yakin benar Tidak yakin benar A. Proses pelapu kan batuan karena pengar uh suhu, hujan, dan angin Yakin benar Tidak yakin benar
59
24,37%
48
19,83%
11
4,54%
94
38,83%
82
33,88%
12
4,95%
60
24,78%
48
19,83%
12
4,95%
26
10,73%
18
7,43%
8
3,30%
145
59,91%
128
52,89%
17
7,02%
A
Miskonsepsi
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
B. Pelapu kan yang terjadi karena peran makhlu k hidup Yakin benar Tidak yakin benar C. Pelapuk an yang mengha silkan perubah an zat Yakin benar Tidak yakin benar D. Proses pelapuk an batuan karena hujan deras dan arus air Yakin benar Tidak yakin benar
32
13,21%
26
10,74%
6
2,47%
38
15,70%
28
11,57%
10
4,13%
24
9,91%
17
7,02%
7
2,89%
√
√
√
Tabel 4.6 menunjukkan indikator 7.1.1 tentang jenis batuan dan diwakili oleh 1 soal yaitu soal nomor 18. Pada tabel tersebut dapat dilihat adanya miskonsepsi siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dengan jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinan yang dipilih adalah jawaban tersebut yakin benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Soal nomor 18: “Pernyataan yang merupakan ciri-ciri batuan basal adalah… .” Jawaban yang benar adalah B yaitu nomor 1, 2, dan 4 dan sebanyak 82 siswa atau 33,88% menjawab benar dan sesuai konsep. Terdapat beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi yaitu 48 siswa dengan persentase 19,83% menjawab A yaitu nomor 1, 2, dan 3. Sedangkan 48 siswa dengan persentase 19,83% siswa menjawab pilihan C momor 2, 3, dan 4. 7,43% dengan jumlah 18 siswa menjawab D nomor 1, 3, dan 5. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator 7.1.2 tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan diwakili oleh 1 soal yaitu soal nomor 19. Terjadinya miskonsepsi pada siswa kelas V SD se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari jawaban siswa yang salah den menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih adalah yakin benar. Soal nomor 19: “Pelapukan fisis adalah… .” Sebanyak 128 siswa atau 52,89% menjawab A dengan keyakinannya benar dan sesuai dengan konsep. 26 siswa menjawab B pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup dengan persentase 10,74%. Sedangkan 28 siswa dengan persentase 11,57% menjawab C pelapukan yang menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
perubahan zat mineral pembentukan batuan, dan 17 siswa dengan persentase 7,02% menjawab D proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air. E. KD 7.3 mendeskripsikan struktur bumi Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 7.3, siswa diuji dengan memberikan 1 soal yang mewakili 1 indikator. Jawaban yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel 4.7 sebagai berikut. Tabel 4.7 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.2 No
Indikator
1
7.3.1 Mendeskripsik an struktur permukaan bumi
Nomor Butir Soal 20
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Presentase
D
A. Inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi Yakin benar Tidak yakin benar B. Kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi Yakin benar Tidak yakin benar C. Inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi Yakin benar Tidak yakin
44
18,17%
39 5
16,11% 2,06%
32
13,22%
28 4
11,57% 1,65%
35
14,45%
29 6
11,98% 2,47%
Miskonsepsi
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
benar D. Inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin benar Tidak yakin benar
127
52,47%
122 5
50,41% 2,06%
Tabel diatas menunjukkan indikator 7.3.1 tentang struktur permukaan bumi yang terdiri dari 1 soal yaitu soal nomor 20. Terjadinya miskonsepsi pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah namun diyakini benar. Soal nomor 20: “Urutan lapisan bumi dari yang paling dalam adalah… .” Terdapat 122 siswa dengan persentase 50,41% menjawab pilihan D yang sesuai dengan konsep yaitu inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi. Terdapat beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi menjawab soal. 39 siswa dengan persentase 16,11% menjawab A inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi. Pada jawaban B dengan urutan lapisan penyusun bumi dari dalam adalah kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, into luar bumi terdapat 28 siswa dengan persentase 11,57%. Sedangkan 29 siswa dengan persentase 11,98% menjawab C inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi. Apabila hasil miskonsepsi siswa yang terjadi pada soal pilihan ganda disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Gambar 4.3 Hasil Miskonsepsi Siswa pada Soal Pilihan Ganda 60
Persentase
50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nomor Soal
Sedangkan jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap butir soal dapat dilihat melalui rekapitulasi total siswa yang mengalami miskonsepsi pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Rekapitulasi Total Siswa yang Mengalami Miskonsepsi No 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
Indikator 5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan 5.1.2 Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi gaya 5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama 5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
No Soal 1
Miskonsepsi Jumlah Persentase 37 15,27%
2 3 4 5 6 7 8
108 104 77 132 125 23 41
44,61% 42,97% 31,8% 54,53% 52,37% 9,49% 16,93%
9
129
53,29%
10 11 12 13 14
118 112 87 113 127
38% 46,26% 35,94% 46,67% 52,46%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
8.
10. 11. 12
6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya 7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.3.1 Mendeskripsikan struktur permukaan bumi
15 16 17
99 112 20
40,89% 46,27% 8,25%
18 19
114 71
47,09% 29,33%
20
96
39,66%
Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa adanya miskonsepsi siswa terhadap setiap nomor soal yang dijawab. Pada indikator 6.2.1 mengenai konsep alat dan bahan untuk membuat karya/model sifat-sifat cahaya terdapat 20 siswa dengan persentase 8,25% mengalami miskonsepsi paling rendah. Sedangkan pada indikator 5.2.1 mengenai konsep pesawat sederhana terdapat 132 siswa dengan persentase 54,53% mengalami miskonsepsi paling tinggi. 3. Analisis Perbedaan Miskonsepsi Siswa kelas V SD dilihat dari Jenis Kelamin Siswa Peneliti akan melakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji persyaratan analisis ini peneliti menggunakan SPSS versi 20. Uji persyaratan analisis akan diuraikan sebagai berikut. a. Uji Normalitas Uji
normalitas
dilakukan
untuk
mengetahui
sebaran
data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang dibantu program SPSS 20. Data yang digunakan adalah data miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
se-Kecamatan Gamping. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Berikut hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin dan Nilai
No 1 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov test Variabel Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan Jenis Kelamin 0,000 Data tidak terdistribusi normal Nilai 0,10 Data terdistribusi normal
Tabel 4.9 merupakan hasil uji normalitas pada instrumen soal pilihan ganda dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Tabel tersebut memperlihatkan sig (2-tailed) pada variabel jenis kelamin adalah 0,000, maka data dikatakan tidak terdistribusi normal karena nilai signifikansinya kurang dari taraf signifikansi ɑ = 0,05. Pada variabel nilai memperlihatkan sig (2-tailed) adalah 0,10, maka data dapat dikatakan normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi ɑ = 0,05. Karena data tidak terdistribusi normal, maka peneliti melakukan pemilihan perhitungan dengan menguji hipotesis menggunakan Mann-Whitney. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan adanya kesamaan variansi populasi atau data variabel homogen atau tidak. Data yang dapat dikatakan homogen bila nilai disignifikasi lebih dari 0,05. Uji homogenitas didasarkan pada Levene Statistic dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Uji Statistik One Way ANOVA
Levene Statistic 0,240
Sig.
Keterangan
0,965
Homogen
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji homogenitas yang menyatakan bahwa nilai Levene Statistic adalah 0,240 dengan nilai signifikansi sebesar 0,965. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi ɑ = 0,05. Hasil uji homogenitas pada data yang telah diuji dapat dikatakan bahwa dua kelompok data yaitu lakilaki dan perempuan memiliki variansi yang sama. 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan langkah selanjutnya yang harus ditempuh dari penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini merupakan jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya secara empirik. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney Test pada SPSS 20. Uji hipotesis dengan menggunakan Mann-Whitney Test dilakukan untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Gamping. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Uji Statistik Mann-Whitney Test
Sig. (2-tailed) 0,231
Keterangan Tidak ada perbedaan
Tabel 4.10 menunjukkan hasil hipotesis yang telah di uji dengan Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa harga sig (2-tailed) adalah 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa harga signifikansinya lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil yang didapat peneliti dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Gamping. Peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney Test untuk menguji dua pembeda jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. E. Pembahasan Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V di SD Negeri seKecamatan Gamping bertujuan untuk mendeskripsikan adanya miskonsepsi yang dialami siswa. Data analisis tersebut diperoleh dari hasil tes tertulis berupa pilihan ganda. Berdasarkan jawaban yang telah ditulis oleh siswa terdapat siswa yang mengalami miskonsepsi di semua konsep. Miskonsepsi paling rendah terdapat pada konsep karya/model dengan menerapkan sifatsifat cahaya terdapat 20 siswa dengan persentase 8,25%, sedangkan miskonsepsi paling tinggi terdapat pada konsep pesawat sederhana terdapat 132 siswa dengan persentase 54,53%. Dari hasil analisis data, terlihat ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
siswa yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada setiap soal pilihan ganda yang diujikan. Ada beberapa konsep yang membuat siswa mengalami miskonsepsi terbesar yaitu pada konsep pesawat sederhana dan miskonsepsi terkecil pada konsep suatu karya/model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Penelitian yang dilakukan peneliti setara dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto (2009) bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya. Pada penelitian ini materi tentang cahaya mengalami miskonsepsi tetapi kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana. Sebagian besar konsep memiliki miskonsepsi dengan tingkatan yang berbeda-beda. Miskonsepsi menurut Suparno (2005: 8) adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui para ahli. Siswa yang dikatakan mengalami miskonsepsi dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah namun, menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar. Selain untuk mendeskripsikan adanya miskonsepsi yang dialami siswa, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa melalui perbedaan jenis kelamin. Dari hasil analisis data melalui uji normalitas jenis kelamin siswa menggunakan Mann-Whitney Test dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin siswa karena data yang diperoleh tidak signifikan karena harga sig(2-tailed) adalah 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa harga signifikansinya lebih besar dari 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Menurut Hamalik (2007: 91) menjelaskan bahwa tingkat intelegensi laki-laki dan perempuan berbeda. Anak laki-laki (sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak perempuan dalam penyebaran intelegensi. Artinya, lebih banyak anak laki-laki yang lemah dalam intelegensi dibandingkan dengan perempuan, namun banyak anak lakilaki yang menunjukkan superioritas dalam intelegensi dibandingkan anak perempuan. Namun, pada penelitian ini diperoleh hasil laki-laki dan perempuan memiliki potensi yang sama yaitu mengalami miskonsepsi. Hal ini terjadi bahwa penyebab miskonsepsi tidak datang dari siswa itu sendiri, tetapi dari guru/pengajar dan buku teks (Suparno: 2005: 42-45). Disekolah, sosialisasi awal sama, perlakuan guru terhadap siswa laki-laki dan perempuan sama yaitu memberikan reward dan insentif.
Jadi miskonsepsi yang dialami dapat
dipengaruhi dari guru yang selama ini mengajar dan buku yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil analisis data penelitian terkait miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD Negeri seKecamatan Gamping Kabupaten Sleman maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping mengalami miskonsepsi pada materi IPA fisika yang diajarkan pada semester 2 yaitu pada konsep tentang gaya, pesawat sederhana, cahaya, cermin, batuan, pelapukan, dan struktur bumi. Miskonsepsi paling tinggi terjadi pada konsep pesawat sederhana dengan persentase 54,53%, sedangkan miskonsepsi paling rendah terjadi pada konsep suatu karya/model berprinsip pada sifat-sifat cahaya. 2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika yang dapat terlihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Gamping. Dari hasil analisis diperoleh harga sig (2-tailed) adalah 0,231. Harga sig (2tailed) yang didapatkan lebih dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Gamping dilihat dari jenis kelamin siswa.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
B. Keterbatasan penelitian Berikut ini adalah keterbatasan yang dialami selama melakukan penelitian: 1. Keterbatasan waktu dalam mengawasi siswa saat mengerjakan soal sehingga peneliti tidak bisa mengawasi siswa secara langsung. Akibatnya, jawaban siswa tidak dapat dijamin bahwa itu jawaban siswa sendiri. 2. Peneliti hanya mengetahui miskonsepsi siswa dari jawaban-jawaban siswa dan peneliti tidak mengetahui alasan-alasan miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
C. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka penelitian menyampaikan beberapa saran untuk mengatasi permasalahan tentang miskonsepsi yang dialami siswa. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat mengawasi siswa saat mengerjakan soal yang diujikan, supaya peneliti dapat mengetahui kejujuran siswa. 2. Bagi penelitian selanjutnya terutama penelitian mengenai miskonsepsi sebaiknya dalam penyusunan instrumen tes berupa soal pilihan ganda disertai alasan siswa memilih salah satu jawaban pilihan ganda. Hal ini nantinya dapat mempermudah peneliti dalam menganalisis jawaban siswa dan mendeteksi kesalahan yang dialami oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas & filsafat Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Arifin, Z. (2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogakarta: Pustaka Pelajar. Bahri. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Blaseman & Mappa. (2011). Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Budi, K. (1992). Pemahaman konsep gaya dan beberapa salah konsepsi yang terjadi, Widya Dharma, Vol. 3, No 1, halaman 113-130. Djamarah. (2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Penerbit Erlangga. Effendi, S & T. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES. Emir. (2008). Metodologi penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hamalik, O. (2005). Perencanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Cv. Maulana. Kontur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: CV Teruna Grafica. Kunandar. (2008). Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan profesi guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Mulyasa, E. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rochman, A & A, W. (2012). Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga tentang gaya gravitasi & pembelajaran remediasinya, 2 (10): 376-381. Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: Indeks. Sangadji, E & S. (2010). Metodologi Penelitian- Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA. Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. Suharsaputra, U. (2008). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Bandung: Refika ADITAMA. Sukmadinata, N. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sumanto. (2014). Statistika Terapan. Yogyakarta: CAPS. Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika. Jakarta: PT.Grasindo. Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika ADITAMA. Sutoya, A. (2012). Pemahaman individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Budi Aksara. Widiyoko, S. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
NN. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm Diakses pada hari, Kamis, 9 Juli 2015, Pukul 21.23 WIB. Kemenag. (2003). http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf Diakses pada hari Kamis, 9 Juli 2015 pukul 20.23 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
LAMPIRAN 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
LAMPIRAN 3
Data Jenis Kelamin Siswa SD Negeri Se-Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman No
Nama SD
Jumlah Sampel Penelitian
Laki-laki
Perempuan
1
SD N Nogosaren
5
3
2
2
SD N Bedog
7
5
2
3
SD N Patran
11
7
4
4
SD N Demakijo I
25
10
15
5
SD N Kanoman
8
4
4
6
SD N Mejing 2
21
10
11
7
SD N Tuguran
5
4
1
8
SD N Jambon I
5
2
3
9
SD N Tegalyoso
10
5
5
10
SD N Mayangan
11
4
7
11
SD N Balecatur 2
8
5
3
12
SD N Balecatur 1
14
8
6
13
SD N Banyuraden
6
3
3
14
SD N Jambon 2
9
7
2
15
SD N Baturan 2
7
4
3
16
SD N Nyamplung
6
4
2
17
SD N Gamol
9
8
1
18
SD N Kembangjitengan
12
8
4
19
SD N Demakijo 2
12
9
3
20
SD N Nogotirto
19
10
9
21
SD N Baturan 1
12
6
6
22
SD N Gamping
9
5
4
23
SD N Mejing 1
11
6
5
242
137
105
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
LAMPIRAN 4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement Soal Pilihan Ganda
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
1
3
4
3
2
3
2
3
4
2
2
2.75
3
2
4
2
4
3
4
3
4
4
3
3.5
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan macam-macam gaya Validator 4 Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet, dan gosok. Validator 1 Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh subjek, dan mengganti alternatif pegasnya Validator 2 Percobaan diganti dengan peristiwa Validator 3 Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena Validator 4 Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan seharihari. Validator 1 Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang salah. Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat mengelompokan salah satu jenis gaya Validator 4 Validator 1 Kalimat soalnya tidak baik Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
5
2
4
4
3
No. Validator Soal 1 2 3 4
3.25
Ratarata
6
1
4
1
4
2.5
7
1
4
4
3
3
8
3
4
4
2
3.25
9
4
4
4
2
3.5
10
3
4
4
4
3.75
Validator 1 Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 2 Validator 3 Validator 4 -Validator 1 Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat membuat siswa pandai bingung. Validator 2 Validator 3 Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang di dorong bergerak karena apa…. Validator 4 Validator 1 Perlu ada gambar dan membingungkan Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti Validator menjadi: 1 Soal penting atau tidak diberikan. Gambar disamping adalah pengungkit jenis 2 Validator 2 cirinya -Adalah Validator 3 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
No. Soal
Validator 1 2 3 4
Ratarata
11
3
4
4
1
3
12
3
4
4
4
3.75
13
4
4
4
4
4
14
4
4
4
3
3.75
15
4
4
4
4
4
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 4 Validator 1 Gambar tidak jelas Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi, menjadi: a. I & IV b. II & I c. III & II d. IV & III Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
16
3
4
4
3
3.5
17
1
4
4
2
2.75
18
2
4
3
-
2.5
19
1
-
4
3
3
20
2
4
4
4
3.5
21
1
-
4
1
0.5
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 1 Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti apa Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Salah dalam menulis kunci jawaban Validator 2 Kunci jawaban diganti C bukan B Validator 3 Validator 4 Apa iya jawabannya B? Validator 1 Gambar tidak jelas Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari Gambar kurang jelas Validator 4 Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada 2 prinsip bidang miring & pengungkit. Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban diganti B bukan A Validator 3 Validator 4 Validator 1 Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah jawab karena kalimatnya. Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Membingungkan Validator 2 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
22
1
-
4
1
0.5
23
3
4
4
4
3.75
24
3
4
4
3
3.5
25
3
4
4
4
3.75
26
4
4
4
4
4
27
4
4
4
3
3.75
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 3 Validator 4 Soal sama dengan no. 19 Validator 1 Membingungkan Validator 2 Validator 3 Validator 4 Soal sama dengan no. 19 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Kalimat harus diperbaiki Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
28
1
-
4
4
3.25
29
4
4
3
2
3.25
30
1
4
4
2
2.75
31
3
4
4
3
3.5
32
4
4
4
2
3.5
33
3
4
4
4
3.75
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 4 Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban A bukan C Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah terlalu kecil atau terlalu jauh Validator 4 Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi: “untuk melihat benda angkasa …. Validator 1 Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa mereka membuatnya. Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
34
4
4
4
3
3.75
35
4
4
3
4
3.75
36
4
4
4
3
3.75
37
4
4
4
3
3.75
38
3
4
4
3
3.75
39
1
4
4
4
3.25
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Diganti hurufnya Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan lagi. Validator 2 Validator 3 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 No. Soal
Validator 1 2 3 4
Ratarata
40
4
4
4
4
4
41
4
4
4
4
4
42
4
4
4
3
3.75
43
3
4
3
4
3.5
44
3
4
4
4
3.75
45
4
4
4
4
4
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
No. Soal
1
Validator 2 3 4
Ratarata
46
3
4
4
3
3.75
47
3
4
4
3
3.5
48
4
4
4
3
3.75
49
4
4
4
3
3.75
50
4
4
4
4
3
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan di soal no. 43 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4 “Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar di atas adalah”. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
LAMPIRAN 5 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda
CORRELATIONS /VARIABLES=total aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8 aitem9 aitem10 aitem11 aitem12 aitem13 aitem14 aitem15 aitem16 aitem17 aitem18 aitem19 aitem20 aitem21 aitem22 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26 aitem27 aitem28 aitem29 aitem30 aitem31 aitem32 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem38 /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations
total
Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N
total
Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N
total
Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N
total
Pearson Correlatio n Sig. (2tailed) N
aitem 1 -.013
aitem 2 .061
aitem 3 ,392**
aitem 4 ,457**
aitem 5 ,465**
aitem 6 .188
aitem 7 .209
aitem 8 ,309*
aitem 9 ,419**
.921
.641
.002
.000
.000
.150
.110
.016
.001
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
aitem 10 ,396**
aitem 11 ,346**
aitem 12 ,392**
aitem 13 .161
aitem 14 ,425**
aitem 15 ,267*
aitem 16 .182
aitem 17 .226
aitem 18 ,341**
aitem 19 ,268*
.002
.007
.002
.219
.001
.039
.163
.083
.008
.039
60
60
59
60
60
60
60
60
60
60
aitem 20 .224
aitem 21 ,403**
aitem 22 ,383**
aitem 23 ,339**
aitem 24 ,418**
aitem 25 ,483**
aitem 26 ,362**
aitem 27 ,511**
aitem 28 ,509**
aitem 29 .171
.086
.001
.003
.008
.001
.000
.004
.000
.000
.193
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
total 1
aitem 30 .204
aitem 31 -.016
aitem 32 .166
aitem3 3 ,286*
aitem 34 .234
aitem 35 ,334**
aitem 36 ,264*
aitem 37 ,523**
aitem 38 ,281*
.117
.905
.205
.027
.072
.009
.041
.000
.030
60
60
60
60
60
60
60
60
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
LAMPIRAN 6 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda RELIABILITY /VARIABLES=total aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8 aitem9 aitem10 aitem11 aitem12 aitem13 aitem14 aitem15 aitem16 aitem17 aitem18 aitem19 aitem20 aitem21 aitem22 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26 aitem27 aitem28 aitem29 aitem30 aitem31 aitem32 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem38 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Valid Cases
Excludeda Total
% 59
98,3
1
1,7
60
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,705
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
LAMPIRAN 7 Data Siswa yang Mengalami Miskonsepsi
No Soal
Jumlah Siswa yang Mengalami Miskonsepsi
Persentase
1
37
15,27%
2
108
44,61%
3
104
42,97%
4
77
31,80%
5
132
54,53%
6
125
52,37%
7
23
9,49%
8
41
16,93%
9
129
53,29%
10
118
38%
11
112
46,26%
12
87
35,94%
13
113
46,67%
14
127
52,46%
15
99
40,89%
16
112
46,27%
17
20
8,25%
18
114
47,09%
19
71
29,33%
20
96
39,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
LAMPIRAN 8 Instrumen Soal
Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap! Identitas Siswa Nama
: ......................................................................................
Umur
: ......................................................................................
Jenis kelamin
: ......................................................................................
Nama Sekolah
: ......................................................................................
Identitas Orang tua Nama Orang tua
: ......................................................................................
Pekerjaan Orang tua
: ......................................................................................
Pendidikan terakhir Orang tua
: ......................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Prosedur Pengerjaan Soal 1. Siswa yang mengerjakan soal harus sesuai dengan nama siswa yang terpilih dalam undian. 2. Guru dimohon untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal. 3. Guru tidak boleh membantu siswa dalam mengerjakan soal. 4. Guru dimohon untuk menyampaikan prosedur pengerjaan soal kepada siswa. 5. Soal tidak boleh dibawa pulang 6. Lembar soal dan lembar jawab yang telah dikerjakan siswa harus dimasukkan kedalam amplop. 7. Waktu pengerjaan soal: 90 menit 8. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh membuka buku paket atau catatan sejenisnya. 9. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh melihat pekerjaan teman (mencontek). 10. Siswa mengerjakan soal harus menggunakan bolpoin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Nama Kelas Sekolah
: ................................. : ................................. : .................................
I.
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban! Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu pilih) Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang kamu pilih) 1. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. 2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 2. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... . a. Benda memiliki berat b. Benda cepat mengalami pelapukan
c. Benda jatuh ke bawah d. Permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 3. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memberi pul atau pakupaku pada sepatu sepak bola 4. Memperhalus permukaan benda Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 4. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... . a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 5. Perhatikan gambar berikut!
Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor ... . a. I b. II c. III d. IV Yakin Benar Tidak Yakin Benar 6. Perhatikan gambar berikut! I IV V
II III
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . a. I dan II b. II dan III
c. d.
III dan I IV dan III Yakin Benar Tidak Yakin Benar 7. Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... . a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan c. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros Yakin Benar Tidak Yakin Benar 8. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . a. pertama b. kedua c. ketiga d. keempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 9. Saat membuka kancing baju, kita menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana berupa ... . a. pengungkit b. roda dan poros c. katrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
d. bidang miring Yakin Benar Tidak Yakin Benar 10. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah ... . a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin Benar Tidak Yakin Benar 11. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin. a. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 12. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa
c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar 13. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… . a. semu, tegak, dan diperkecil b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar 14. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah… . a. semu, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 15. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati … . a. garis horizontal b. garis vertikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
c. garis normal d. garis lurus Yakin Benar Tidak Yakin Benar 16. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut … . a. lup b. periskop c. kacamata d. mikroskop Yakin Benar Tidak Yakin Benar 17. Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … . a. bola lampu b. kardus c. karet gelang d. air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 18. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini. a. memiliki warna hijau keabu-abuan b. berasal dari magma c. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah d. memiliki rongga-rongga kecil terdiri dari butiranbutiran kapur yang halus Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 19. Pelapukan fisis adalah ... . a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 20. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
LAMPIRAN 9 Kunci Jawaban 1. C
11. B
2. B
12. D
3. D
13. A
4. A
14. C
5. B
15. C
6. C
16. B
7. A
17. A
8. B
18. B
9. D
19. A
10. A
20. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
LAMPIRAN 10 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test jenis_kelamin N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
skor_total
242
242
Mean
1.42
52.79
Std. Deviation
.494
13.904
Absolute
.383
.104
Positive
.383
.104
Negative
-.298
-.075
5.966
1.622
.000
.010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
LAMPIRAN 11 Hasil Uji Homogenitas
Descriptives skor_total N
Mean
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval for
Minimu
Maximu
Mean
m
m
Deviation
laki-laki Perempu an Total
Lower Bound
Upper Bound
141
52.02
13.771
1.160
49.73
54.31
25
85
101
53.86
14.087
1.402
51.08
56.64
20
85
242
52.79
13.904
.894
51.03
54.55
20
85
Test of Homogeneity of Variances skor_total Levene Statistic .002
df1
df2 1
Sig. 240
.965
ANOVA skor_total Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
199.256
1
199.256
Within Groups
46392.996
240
193.304
Total
46592.252
241
F 1.031
Sig. .311
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
LAMPIRAN 12 Hasil Uji Hipotesis
Mann-Whitney Test Ranks jenis_kelamin
skor_total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
laki-laki
141
116.97
16492.50
Perempuan
101
127.83
12910.50
Total
242
Test Statisticsa skor_total Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
6481.500 16492.500 -1.197 .231
a. Grouping Variable: jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
LAMPIRAN 13 Hasil Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE
Aldika Sabdarey merupakan anak kedua dari pasangan Setyo Purwanti dan Sutrisno. Lahir di Temanggung pada tanggal 08 Juli 1994. Pendidikan awal dimulai dari Taman Kanak-kanak Masehi Parakan tahun 1999-2000. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Masehi Parakan tahun 20002006. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Masehi
Parakan
pada
tahun
2006
dan
lulus
pada
tahun
2009.Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Akuntansi 17 Parakan pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma pada tahun 2012.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Kegiatan Program Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I Universitas Sanata Dharma Program Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II Universitas Sanata Dharma Penguasaan Bahasa Inggris Aktif English Club Program For 4 Semester Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) Inisiasi Fakultas (Infisa) Seminar Stadium Generale UNA Seminar and Workshop on Anti Bias Seminar for Stadium Generale Inisiasi Sanata Dharma
142
Tahun 2012
Peran Peserta
2012
Peserta
2014 2014 2012 2012 2013 2012 2013 2012
Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta