Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH, MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MAHASISWA PGSD Rifki Afandi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Surel:
[email protected]. atau
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kegiatan pembelajaran metode pembelajaran problem based learning, dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, motivasi belajar serta hasil belajar kognitif mahasiswa pada mata kuliah konsep dasar IPS di program studi PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model spiral Kemmis dan Mc Taggart dengan alur perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi pada siklus I dan Siklus II . Teknik pengumpulan data dalam penelitian melalui observasi, wawancara, pemberian angket, penilaian tugas, dan tes. Penerapan metode pembelajaran problem based learning dilaksanakan melalui siklus I dan siklus II. Hasil penerapan kegiatan metode pembelajaran problem based learning pada siklus I terlaksana dengan presentase 87,45%, dan pada siklus II terlaksana dengan presentase 96,4%. Hasil kemampuan memecahkan masalah mahasiwa sebelum diterapkan metode pembelajaran problem based learning 75% mahasiswa kemampuan memecahkan masalah denga kategori kurang baik, sedangkan setelah diterapkan metode pembelajaran problem based learning pada siklus I kemampuan memacahkan masalah 75 % mahasiswa dengan kategori baik dan 25% mahasiswa dengan kategori sangat baik, pada siklus II kelampuan memecahkan masalah mahasiswa 12,5% dengan kategori baik dan 87,5% dengan kategori sangat baik. Motivasi belajar mahasiswa pada siklus I 92,06% mahasiswa memiliki motivasi belajar kategori tinggi pada mata kuliah konsep dasar IPS dan 100% mahasiswa memiliki motivasi belajar kategori tinggi pada siklus II. Sedangkan hasil belajar kognitif mahasiswa pada siklus I mencapai 90% dengan nilai rata-rata dengan kriteria baik , dan pada siklus II dengan nilai rata-rata mencapai 100% dengan kriteria sangat baik. Penerapan metode pembejaran problem based learning terlaksana dengan baik, mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, motivasi belajar dan hasil belajar kognitif mahasiswa pada mata kuliah konsep dasar IPS di program studi PGSD. Kata Kunci: Problem Based Learning, Motivasi Belajar, Hasil Belajar Kognitif Abstract This study aimed to know the application of method problem based learning and to increase the students’ ability in solving problems, learning motivation, and cognitive learning outcome in “Konsep Dasar IPS” class in Primary School Education Department at Muhammadiyah University of Sidoarjo. The researcher used Classroom Action Research, modeled by Kemmis dan Mc Taggart: Planning, Acting, Observing, and Reflecting with two cycles. Data collection was taken from observation, interview, questionnaire, assignment, and test. The result showed that in the first cycle method problem based learning application reached 87,45%, and in the cycle II it reached 96,4%. The result of solving problem skill before conducting method problem based learning was 75% for less good category. After the method was given, 75% of the students got good category and 25% got excellent in the first cycle. Next, in the second cycle, the result improved. It was 12,5% with good category and 87,5% with excellent. In addition, the students’ learning motivation in the cycle I was 92,06%, high learning motivation category and it gained 100% high learning motivation category in the cycle II. The learning outcome cognitif presented in the first cycle was 90% with good criterion, while in the second cycle, 100% was in excellent. In brief, the implementation of method problem based learning could run well with improvement, particularly in enhancing problem solving skill, learning motivation, and cognitive learning outcomes in Konsep Dasar IPS class. Keywords: Problem Based Learning, Motivation learning, Student achivement
PUNDAHULUAN Belajar IPS pada hakekatnya mempelajari manusia sebagai mahkluk sosial serta gejala-gejala permasalahan sosial yang ada di masyarakat (Hidayati, dkk, 2009:1), sedangkan menurut Sapriya, dkk (2007:1) hakekat IPS merupakan program pendidikan yang -
mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan. Pendapat tersebut menyatakan bahwa belajar IPS pada hakekatnya mempelajari, mengkaji dan menganalisis permasalahan sosial secara sistematis melalui disiplin ilmu sosial
7
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
dan humanioran untuk tujuan pendidikan. IPS merupakan program pendidikan yang diajarkan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tingggi (Sapriya, dkk. 2007:5), IPS disekolah dasar sebagai program pendidikan berfungsi sebagai civic education. Menurut Soemantri dalam Sapriya (2011:11) IPS di perguruan tinggi adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS diperguruan tinggi merupakan seleksi dari disiplin ilmu sosial dan humaniora yang di sajikan secara ilmiah, psikologis, pedagogis yang menekankan pada tujuan pendidikan untuk mencetak tenaga profesional. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan pencetak tenaga profesional, tugas pokok perguruan tinggi melaksanakan tridharma perguruan tinggi yaitu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (Depdiknas, 2003). Universitas Muhammadiyah Sidoarjo merupakan lembaga pendidikan tinggi yang mencetak tenaga profesional, salah satu program studi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo adalah program studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), program studi pendidikan guru sekolah dasar merupakan program studi pencetak tenaga pendidikan guru sekolah dasar profesional. Kurikulum program studi PGSD Universitas Muhamadiyah Sidoarjo salah satunya adanya mata kuliah keahlian berkarya, tujuan mata kuliah keahlian berkaya adalah memberikan bekal kemampuan kepada mahasiswa sesuai dengan bidang keahlian sebagai tenaga profesional sesuai dengan bidang keilmuwan. Salah satu Mata kuliah keahlian berkarya pada program studi
PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo adalah mata kuliah konsep dasar IPS, mata kuliah konsep dasar IPS merupakan mata kuliah yang bertujuan memberikan bekal mahasiswa sebagai calon guru sekolah dasar sebagai tenaga profesional guru sekolah dasar dan memberikan pemahaman konsep materi pembelajaran IPS di sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS materi memahami isu-isu permasalahan sosial di program studi PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengalami permasalahan, permasalahan tersebut yaitu (1) pada kegiatan pembelajaran mahasiswa mengalami permasalahan kurang baik dalam kemampuan memecahan masalah, indikator yang menunjukkan kemampuan memecahkan masalah mahasiswa adalah analisis tugas yang berorientasi memecahkan masalah hasilnya menunjukkan kemampuan memecahkan masalah mahasiswa kurang baik, (2) motivasi belajar mahasiswa sangat rendah, salah satu indikator motivasi belajar mahasiswa sangat rendah yaitu hasil wawancara mahasiswa menunjukkan mahasiswa kurang tertarik belajar mata kuliah konsep dasar IPS karena belajar IPS bersifat hafalan, (3) hasil belajar kognitif mahasiswa pada materi memahami isu-isu permasalahan sosial tidak mencapai nilai yang ditentukan. Kemampuan memecahan masalah merupakan berhubungan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Arends, 2008), menurut Robert dan Elena (2010:55) memecahkan masalah merupakan suatu siklus yang mengacu pada serangkaian proses yang didalamnya digunakan untuk menyelesaikan masalah, yang mencakup (1) mengidentifikasi suatu masalah, (2) mengidentifikasi sumberdaya, (3) mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, (4) merumuskan strategi, (5)
8
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
memantau strategi memecahkan masalah dan solusi. Sedangakan menurut Jhon Dewey dalam Nasution (2012:121) langkahlangkah dalam memecahkan masalah yaitu (1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah, (2) mengemukakan hipotesis, (3) mencari data, (4) menguji hipotesis, dan (5) mengambil kesimpulan. Berdasarkan pendapat ahli tersebut kemampuan memecahkan masalah merupakan suatu kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang di dalamnya mencakup aspek (1) kemampuan mengidentifikasi masalah, (2) kemampuan merumuskan hipotesis, (3) kemampuan mengumpulkan data, (4) kemampuan menganalisis masalah, dan (5) kemampuan memberikan solusi atau penyelesaian masalah. Motivasi belajar merupakan salah satu unsur penunjang keberhasil pembelajaran, motivasi belajar merupakan suatu kekuatan dalam diri seseorang yang timbul dalam kegiatan belajar memiliki rasa tertarik, aktif, dan semangat belajar (Afandi, 2015:79). Sedangkan menurut Uno (2009:23) motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar secara otomatis hasil belajar kognitif akan tercapai sesuai tujuan. Hasil belajar kognitif merupakan salah satu aspek intelektualitas seseorang. Permasalahan kegiatan pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS di program studi PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tersebut, menuntut dosen memberikan solusi penyelesaian permasalahan pembelajaran dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme, dimana
pebelajar mengkonstruk pemahamannya sendiri. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut dapat diterapkan metode pembelajaran problem based learning, menurut Warsono dan Hariyanto (2014: 149) pembelajaran problem based learning merupakan suatu tipe pengelolaan kelas yang diperlukan untuk mendukung pendekatan konstruktivisme. Sedangkan Arends (2008) berpendapat metode problem based learning merupakan pembelajaran yang mengorientasikan peserta didik pada masalah-masalah outentik dan kontekstual yang mengarahkan siswa pada kegiatan penyelidikan atau investigasi. Pelaksanaan kegiatan pendidikan di perguruan tinggi tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dosen dikelas. Undangundang No. 14 tahun 2005 menyatakan dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama menstranformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Depdiknas, 2005). Pada aspek pendidikan diharapkan dosen mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas, serta dosen meningkatkan kemampuan pedagogis. Permasalahan pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS pada materi kuliah memahami isu-isu permasalahan sosial di program studi PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tersebut tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Perlu adanya tindakan yang memberikan solusi permasalahan tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu pada penelitian ini mencoba menangani masalah kemampuan memecahkan masalah, motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa, dengan menerapkan pembelajaran yang
9
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
berorientasi menghadapkan suatu permasalahan pada mahasiswa melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian praktis yang menganalisis suatu permasalahan pembelajaran dikelas, dengan melakukan tindakan untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran, serta untuk meningkatkan kinerja pendidik dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran dikelas. Salah satu alternatif tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran problem based learning. Alasan dipilihnya tindakan tersebut adalah karena metode pembelajaran problem based learning merupakan suatu pembelajaran yang mengorientasikan siswa pada suatu permasalahan, dan problem based learning pembelajaran yang mengajarkan siswa cara menyelidiki permasalahan-permasalahan penting dan kemampuan berpikir dalam memecahkan permasalahan (Arends, 2008:43). Sedangkan kelebihan pembelajaran problem based learning menurut Warsono dan Hariyanto (2014:152) adalah peserta didik akan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah. Mengingat metode pembelajaran problem based learning memiliki kelebihan seperti yang dipaparkan tersebut, maka metode pembelajaran problem based learning digunakan dalam pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS di program studi PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Diharapkan dengan pembelajaran diterapkan metode pembelajaran problem based learning melalui penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, motivasi belajar dan hasil belajar kognitif mahasiswa pada mata kuliah konsep dasar IPS. Selain bermanfaat bagi mahasiswa, penelitian
ini diharapkan bermafaat bagi dosen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalan dalam penelitian dan pendidikan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif (Ulfatin, 2013), menurut Mulyasa (2009: 11) penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. Model penelitian ini menggunakan menggunakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart menggambarkan adanya empat langkah penanggulangannya (Wiriaatmatmadja, 2008:66) yang disajikan dalam gambar 1 berikut:
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart.
Gambar 1 menunjukkan tahap dalam penelitian, dalam penelitian ini tahap penelitian dilaksanakan sebagai berikut: perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan Refleksi (reflection). kegiatan tersebut merupakan tahap penelitian pada setiap siklus.
10
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
Penelitian diterapkan pada mata kuliah konsep dasar IPS, subjek penelitian yaitu 40 mahasiswa kelas A2 semester 2 tahun ajaran 2014-2015 program studi PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Analisis data dilaksanakan setiap kali pemberian tindakan, analisis data penelitian ini menggunakan analisis kualitatif model interactive model Miles dan Hiberman (Sugiono, 2013:92), analisis data dalam penelitian terdiri empat komponen yaitu data colection, data display, reduction data dan consclusions:drawing /verification. Analisis data dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
data colection
P = ∑Kx 100% ∑N
Keterangan: P = presentase keterlaksanaan pembelajaran problem based learning ∑K = jumlah skor yang terlaksana ∑N = jumlah seluruh langkah yang harus dilaksanakan
Kriteria keterlaksanaan yang digunakan mengacu pada methdo of granding in summative evaluation dari Bloom, Madaus & Hastings (Tahmrin, 2007) yaitu: 90% ≤ K = sangat baik 80% ≤ K < 90% = baik 70% ≤ K < 80% = cukup baik 60% ≤ K < 70% = kurang baik K < 60% = sangat kurang baik
Data tentang kemampuan memecahkan masalah mahasiswa dengan pemberian tugas, dengan melakukan analisis tugas mahasiswa dengan cara penyekoran nilai tugas menggunakan lembar penilaian yang didalamnya terdapat rubik penilaian aspek kemampuan memecahkan masalah, dengan menggunakan skala likert yaitu dengan kategori skor (1) kurang baik, (2) cukup baik, (3) baik dan (4) sangat baik. Pengolahan data kemampuan memecahkan masalah mahasiswa dalam satu kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
data display
data reduction Consclusions: Drawing/verification Gambar 2. Alur analisis data Interactive model Miles dan Hiberman (Sugiono, 2008:92)
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian menggunakan triangulasi teknik yaitu membandingkan data yang terkumpul baik melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, penilaian tugas, tes. Data untuk mengetahui proses penerapan pembelajaran problem based learning dengan cara observasi menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran, serta lembar observasi hambatan kegiatan pembelajaran problem based learning berupa catatan lapangan, dan wawancara mahasiswa menggunakan lembar wawancara. Pengolahan data untuk mengetahui penerapan kegiatan pembelajaran problem based learning sebagai berikut:
P = ∑K ∑M x ∑N x 100%
Keterangan: P = Presentase kemampuan memecahkan masalah ∑K = skor total mahasiswa ∑M = Total skor kemampuan memecahkan masalah ∑N = Jumlah mahasiswa Tabel 1 Kemampuan Memecahkan Masalah Prosentase Kriteria 0-25 Kurang Baik 26-50 CukupBaik 51-75 Baik 76-100 Sangat Baik
Data tentang motivasi belajar mahasiswa dengan cara observasi dan pemberian angket, instrumen motivasi belajar mahasiswa berupa lembar
11
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
observasi kegiatan mahasiswa dan angket diadobsi dari Afandi (2015:87). hasil pengamatan aktivitas mahasiswa digunakan analisis presentase (%), yakni diolah dengan cara banyaknya frekuensi aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikali 100%.
siswa secara individual dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: K=
X 100%
Keterangan: K = Persen ketuntasan belajar secara klasikal T = Jumlah siswa yang tuntas belajar 𝑇1 = Jumlah seluru mahasiswa
𝐴
Presentase Aktivitas siswa = 𝐵 𝑥 100% Keterangan : A = Banyaknya frekuensi aktivitas mahasiswa B = Jumlah seluruh aktifitas mahasiswa
Tabel 3 Kriteria Hasil Belajar Kognitif
Prosentase 0-25 26-50 51-75 76-100
Data hasil angket motivasi belajar mahasiswa diadobsi dari Zubaidah (2008:21) diolah menggunakan rumus:
Kriteria Kurang Baik CukupBaik Baik Sangat Baik
HASIL Berikut di uraikan secara rinci hasil penelitian sbagai berikut:
P = ∑SAx 100% ∑N
Keterangan: P = presentase keterlaksanaan ∑SA = jumlah skor yang didapatkan mahasiswa ∑N = jumlah skor
Penerapan Problem Based Learning Pada pembelajaran Mata Kuliah Konsep Dasar IPS.
Penerapan kegiatan penerapan metode pembelajaran problem based learning pada mata kuliah konsep dasar IPS materi memahami isu-isu permasalahan sosial pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata hasil observasi proses penerapan problem based learning pada siklus I menunjukkan pembelajaran terlaksana dengan baik dengan persen -
Tabel 2 Kriteria Motivasi Belajar Prosentase 0-25 26-50 51-75 76-100
𝑇 𝑇1
Kriteria Sangat Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Data hasil belajar diperoleh melalui pemberian tes soal esay berisi 20 soal pada setiap silkus I dan siklus II, nilai KKM yang ditentuukan adalah 70. Analisis data hasil belajar kognitif maha-
Tabel 4 Proses Pembelajaran Problem Based learning Kategori Keterlaksanaan SAP 1. 2. a. b. c. d. e.
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Mengorientasikan pada masalah Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran Mengumpulkan Informasi Menganalisis Data Mengevaluasi dan menganalisis penyelesaian masalah
SAP Siklus 1
SAP Siklus II
Skor Rata-rata
Skor Rata-rata
P1 4
P2 4
P1 4
P2 4
sangat baik
3 3 3 3 4
3 3 4 3 4
3 4 4 3 4
4 4 4 4 4
sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik
4 4 4 4 3. Penutup Keterlaksanaan SAP (%) 85,7 89,2 92,8 100 Rata-rata pada setiap Siklus (%) 87,45 96,4 Keterangan: Skor 1 = Sangat kurang baik Skor 3 = Baik P1 = Pengamat 1 Skor 2 = Kurang baik Skor 4 = Sangat baik P2 = Pengamat 2
12
Kriteria Rata-rata
sangat baik
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
Kemampuan Mememecahkan Masalah
tase keterlaksanaan rata-rata 87,45%, sedangkan pada siklus II menu njukkan terlaksana dengan kategori sa-ngat baik, dengan keterlaksanaan rata-rata pada siklus II 96,4%. Hasil observasi catatan kegiatan pembelajaran pada siklus I, bahawa dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa masih mengalami hambatan dalam kegiatan penerapan metode pembelajaran problem based learning, hambatan tersebut yaitu mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan yang diberikan dalam materi pembelajaran, serta mahasiswa belum memahami instruksi yang ada di lembar kerja mahasiswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan hasil wawancara menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami permasalahan dalam memahami penggunaan lembar kerja mahasiswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran siklus I .
Kemampuan memecahkan masalah mahasiswa setelah diterapkan pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS disajikan pada tabel 5, tabel 6 dan tabel 7. Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 bahwa dalam pembelajaran sebelum diterapkan problem based learning kemampuan memecahkan masalah mahasiswa dengan kategori kurang baik, Sedangkan kemampuan memecahkan masalah mahasiswa setelah diterapkan pembelajaran problem based learning pada siklus I diperoleh 25% mahasiswa dengan kategori baik, dan 75% dengan kategori sangat baik, serta diperoleh skor rata-rata pada siklus I dengan kategori baik. Pada siklus II diperoleh 12,5% dengan kategori baik dan 87,5% dengan kategori sangat baik, pada siklus II skor rata-rata dengan kategori sangat baik.
Tabel 5 Hasil Tes Kemampuan Memecahkan Masalah Mahasiswa Pada Setiap Aspek Pembelajaran Siklus I Pembelajaran Siklus II Aspek Kemampuan Jumlah Jumlah Memecahkan Masalah Kategori Kategori Mahasiswa Mahasiswa Kemampuan merumuskan 10 Sangat Baik 35 Sangat Baik permasalahan 30 Baik 5 Baik Kemampuan merumuskan 8 Sangat Baik 35 Sangat Baik hipotesis 32 Baik 5 Baik Kemampuan mengumpulkan 20 Sangat Baik 30 Sangat Baik informasi atau data 30 Baik 5 Baik Kemampuan menganalisis data 9 Sangat Baik 35 Sangat Baik 31 Baik 5 Baik Kemampuan dalam memberikan 10 Sangat Baik 35 Sangat Baik solusi dalam memecahkan 30 Baik 5 Baik permasalahan Rata-rata Kemampuan Baik Sangat Baik Memecahkan Masalah Sumber : Data Yang Sudah di Olah Tabel 6. Analisis Tugas Kemampuan Memecahkan Masalah Mahasiswa
Keterangan
Kemampuan Memecahan Masalah Rata-Rata Kategori
Sebelum diterapkan Problem Based Learning % Kategori 75% Kurang baik 25% Cukup Baik
Siklus I
% 25% 75%
Kurang baik
Kategori Sangat baik Baik Baik
Sumber: Data yang sudah diolah
13
Siklus II
% 87,5% 12,5%
Kategori Sangat Baik Baik
Sangat Baik
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
Berdasarkan tabel 7 hasil observasi kemampuan memecahkan masalah mahasiswa diterapkan metode pembelajaran problem based learning, pada siklus I menunjukkan 73% mahasiswa memiliki kemampuan memecahkan masalah, hal tersebut menunjukkan kemampuan memecahkan masalah mahasiswa termasuk dalam kategori baik.
Sedangkan hasil observasi kemampuan memecahkan masalah mahasiswa diterapkan metode pembelajaran problem based learning, pada siklus II menunjukkan 87,5% mahasiswa memiliki kemampuan memecahkan masalah, hal tersebut menunjukkan kemampuan memecahkan masalah mahasiswa termasuk dalam kategori sangat baik
Tabel 7 Observasi Kemampuan Memecahkan Masalah Mahasiswa Pembelajaran Siklus I Aspek Kemampuan Memecahkan Masalah Frekuensi Persentase Kemampuan merumuskan permasalahan 30 75% Kemampuan merumuskan hipotesis 30 75% Kemampuan mengumpulkan informasi 30 75% atau data Kemampuan mampuan menganalisis 28 70% data Kemampuan dalam memberikan solusi 38 70% dalam memecahkan permasalahan Rata-rata 73% Kategori Baik Sumber: Data yang Sudah diolah
Pembelajaran Siklus II Frekuensi Persentase 36 90% 36 90% 35
87,5%
34
85%
34
85% 87,5% Sangat Baik
learning pada mata kuliah konsep dasar IPS pada mahasiswa program studi PGSD disajikan pada tabel 8 dan tabel 9 berikut:
Motivasi Belajar
Motivasi belajar mahasiswa diterapkan pembelajaran problem based-
Tabel 8. Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Observasi Pada Penerapan Problem Based Learning Aspek Motivasi Belajar
Penerapan Problem Based Learning Siklus I Frekuensi %
Deskripsi
Aktif dalam Mahasiswa aktif mengerjakan tugas 35 87,5% pembelajaran yang diberikan dosen 36 90% Mahasiswa mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan instruksikan dosen 40 100% Mahasiswa bekerja sama dengan kelompok dalam kegiatan pembelajaran Semangat 30 75% Mahasiswa tidak bicara sendiri ketika dalam mengikuti pembelajaran mata kuliah pembelajaran konsep dasar IPS (berbicara diluar konten materi pembelajaran mata 40 100% kuliah konsep dasar IPS) Mahasiswa tidak merasa bosan dalam 38 95% mengikuti pembelajaran mata kuliah konsep IPS 36 90% mahasiswa antusias mengikuti pembelajaran IPS Mahasiswa tidak mengantuk saat kegiatan pembelajaran Rata-Rata (%) 91,07% Kategori Sangat Tinggi Sumber: Data yang Sudah di Olah Keterangan: Instrumen dan penentuan skor diadobsi dari Afandi (2015)
14
Penerapan Problem Based Learning Siklus II Frekuensi %
40
100%
38
95%
40
100%
40
100%
40
100%
36
90%
40
100%
97,8% Sangat Tinggi
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan motivasi belajar mahasiswa dilihat pada aspek aktif dalam pembelajaran dan semangat dalam pembelajaran yaitu siklus I mencapai 91,07% dan siklus II 97,8% mahasiswa yang memiliki motivasi belajar pada aspek tersebut.
Sedangkan motivasi belajar mahasiswa dilihat dari aspek ketertarikan pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS disajikan pada tabel 9 menunjukkan pada siklus I 93,5% dan pada siklus II 100% mahasiswa yang memiliki motivasi belajar pada aspek tersebut.
Tabel 9. Motivasi Belajar Mahasiswa Berdasarkan Aspek Ketertarikan diterapkan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Aspek Motivasi Penerapan Problem Penerapan Problem Deskripsi Based Learning Siklus I Based Learning Siklus II Belajar Frekuensi (%) Frekuensi (%) Katertarikan 36 92% 40 100% Apakah anda senang pembelajaran yang dilakukan hari ini Bagaimana apabila 38 95% 40 100% pembelajaran materi berikutnya dilakukan seperti ini Rata-Rata % 93,5% 100% Kategori Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sumber: Data yang Sudah di Olah Keterangan: Instrumen dan penentuan skor diadobsi dan dikembangkan dari Afandi (2015)
Berdasarkan tabel 9 motivasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah konsep dasar IPS sebelum diterapkan metode pembelajaran problem based learning menunjukkan 25% mahasiswa yang memiliki motivasi belajar, sedang-
kan diterapkan metode pembelajaran problem based learning pada siklus I 92% mahasiswa yang memiliki motivasi belajar dan pada siklus II 98% mahasiswa memiliki motivasi belajar pada mata kuliah konsep dasar IPS.
Tabel 10 Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Konsep Dasar IPS Sebelum Tindakan % 25% Sangat Rendah
Keterangan Motivasi Belajar Mahasiswa Kategori
Siklus I
Siklus II
% 92% Sangat Tinggi
% 98% Sangat Tinggi
Sumber: Data yang Sudah di Olah
Hasil Belajar Kognitif
ah diterapkan pembelajaran problem based learning hasil belajar kognitif pada siklus I 90% mahasiswa mencapai nilai diatas kriteria ketuntasan minimum (KKM), pada siklus II nilai hasil belajar kognitif mencapai 100% mahasiswa mencapat nilai KKM yang ditetapkan.
Hasil belajar kognitif mahasiswa disajaikan pada tebel 10, berdasarkan tabel 10 menunjukkan hasil belajar kognitif mahasiswa sebelum diterapkan pembelajaran problem based learning 25% mahasiswa yang mencapai nilai KKM yang ditetapkan, sedangkan setel-
Tabel 11 Hasil Belajar Kognitif diterapkan Problem Based Learning Keterangan Hasil Belajar Mata Kuliah Konsep Dasar IPS Kategori
Sebelum tindakan Nilai < KKM % 25% Kurang Baik
Siklus I Nilai < KKM % 90% Sangat Baik
Sumber: Data yang Sudah di Olah Keterangan: Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan 70 PEMBAHASAN
15
Siklus II Nilai < KKM % 100% Sangat Baik
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning
menganalisis data, (5) mengevaluasi dan menganalisis penyelesaian masalah. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran problem based learning menurut beberapa ahli diantaranya, menurut Arends (2008) pembelajaran problem based learning yaitu memiliki langkah-langkah sebagai berikut (1) mengorientasikan siswa pada masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) mendukung kelompok investigasi atau mengumpulkan informasi, (4) menganalisis data atau informasi dan (5) mengevaluasi dan proses penyelesaian masalah. Pada kegiatan pembelajaran problem based learning Siklus I hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Namun, masih mengalami hambatan, hambatan kegiatan pembelajaran pada siklus I yaitu mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan sesuai isi materi yang diberikan dosen, dikarenakan pada bahan sumber informasi bacaan yang kurang didukung, serta mahasiswa mengalami permasalahan dalam memahami instruksi lembar kerja mahasiswa (LKM). Permasalahan pada siklus I tersebut dilakukan refleksi dengan menghasilkan perbaikan lembar kerja mahasiswa pada siklus II dan memberikan lebih banyak informasi tentang materi pembelajaran konsep dasar IPS pada materi memahami isu-isu permasalahan sosial melalui dosen menyediakan bahan bacaan seperti buku yang berhubungan materi pembelajaran, serta memberikan kebebasan pada mahasiswa untuk menggali informasi dari berbagai sumber dalam kegiatan pembelajaran, menurut Hamdani (2011:88) pembelajaran problem based learning dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan siswa
Seperti yang dikemukakan tabel 4, penerapan kegiatan metode pembelajaran problem based learning berjalan dengan kategori baik pada siklus I dan berjalan dengan kategori sangat baik pada siklus II. Keberhasilan kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari guru dan dosen dalam merangcang perencanaan (planning) kegiatan pembelajaran, menurut Majid (2011:18) perencanaan pembelajaran merupakan pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Sebelum penerapan tindakan dalam penelitian dilakukan perencanaan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran problem based learning. Kegiatan perencanaan dilaksanakan dengan menganalisis isi materi pembelajaran pada mata kuliah konsep dasar IPS pada kompetensi memahami isu-isu pemasalahan sosial, dan merancang kegiatan pembelajaran menyesuaikan dengan alur kegiatan pembelajaran problem based learning. Menurut Hamdani (2011:204) prinsip pengembangan perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan jelas, pendapat tersebut menunjukkan dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran diharapkan memperhatikan berbagai aspek seperti materi pembelajaran, kompetensi yang dicapai dan menyesuaikan dengan strategi pembelajaran yang digunakan. Kegiatan pembelajaran problem based learning dalam penelitian mengacu pada pendapat beberapa ahli yang memiliki langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengorientasikan pada masalah, (2) mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, (3) mengumpulkan informasi, (4)
16
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
memperoleh informasi dari berbagai sumber. Pada siklus II dilakukan perbaikan lembar kerja mahasiswa (LKM), dengan memberikan instruksi pada langkahlangkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan, setelah adanya perbaikan lembar kerja mahasiswa (LKM), serta memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber. pada siklus II proses kegiatan pembelajaran problem based learning mahasiswa tidak mengalami hambatan. Menurut Hamdani (2011:75) Lembar kerja sebaiknya dirancang oleh pendidik sesuai dengan tujuan yang jelas.
pembelajaran problem based learning, menjadi rata-rata baik pada siklus I, dan rata-rata dengan kategori sangat baik pada siklus II setelah diterapkan pembelajaran problem based learning. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lain, diantaranya penelitian Haris (2013) menunjukkan penerapan problem based learning mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah siswa pada pembelajaran IPS. Menurut Arends (2008:46) problem based learning mampu melatih siswa untuk melakukan penyelidikan dan kemampuan mememecahkan masalah. berdasarkan pernyataan tersebut bahwa pembelajaran problem based learning mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Kemampuan memecahkan masalah dapat dilakukan dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang mengorientasikan siswa pada suatu permasalahan berorientasi konstruktivisme, salah satu pembelajaran tersebut adalah pembelajaran problem based learning. Seperti yang diungkapakan Arends (2008:57) problem based learning pembelajaran yang megorientasikan siswa pada suatu permasalahan, sedangkan menurut Warsono dan Hariyanto (2014:149) pembelajaran problem based learning merupakan pembelajaran berorientasi konstruktivisme yang mengorientasikan siswa pada suatu permasalahan. Pemberian suatu permasalahan pada kegiatan pembelajaran akan membiasakan peserta didik dalam mengatasi suatu permasalahan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa dengan pembelajaran problem based learning dapat mengajarkan peserta didik untuk terbisa menyelesaikan permasalahan dan akan membisakan siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam memecahkan suatu permasalahan.
Kemampuan Memecahkan Masalah
Kemampuan memecahkan masalah mahasiswa berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah mahasiswa sebelum diterapkan pembelajaran problem based learning rata-rata dengan kategori kurang baik mencapai 75% dan cukup baik 25%, sedangkan setelah diterapkan pembelajaran problem based learning kemampuan memecahkan masalah mahasiswa pada siklus I 75% mahasiswa mencapai kategori baik dan 25% mencapai kategori sangat baik, pada siklus II kemampuan memecahkan masalah menunjukkan 87,5% mahasiswa dengan kategori sangat baik dan 12,5% mahasiswa dengan kategori baik. Sedangakan pada tabel 7 hasil observasi kemampuan memecahkan masalah mahasiswa pada siklus I dengan kategori baik, dan pada siklus II dengan kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan maslah mahasiswa dengan diterapkan pembelajaran problem based learning pada mata kuliah konsep dasar IPS mengalami peningkat, dari rata-rata kategori kurang baik sebelum diterapkan
17
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
Motivasi Belajar
bahwa pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa 25% mahasiswa yang memiliki motivasi belajar pada mata kuliah konsep dasar IPS sebelum diterapkan metode pembelajaran problem based learning, pada siklus I 92% mahasiswa memilki motivasi belajar dan 98% mahasiswa memiliki motivasi belajar dalam pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS diterapkan metode pembelajaran problem based learning terjadi peningkatan 70%, dari kategori motivasi belajar sangat rendah sebelum diterapkan metode pembelajaran problem based learning, motivasi belajar mahasiswa meningkat dengan kategori sangat tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain diantaranya, penelitian Styaningrum (2015) bahwa penerapan pembelajaran problem based learning ada pengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajarn IPS, sedangkan hasil penelitian Kristiana, dkk. (2014) menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Hasil penelitian tersebut menunjukkan penerapan pembelajaran problem based learning mampu meningkatkan motivasi belajar. Meningkatkan motivasi belajar dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif, salah satu metode pembelajaran inovatif yaitu metode pembelajaran problem based learning. Menurut Julianto dkk. (2011) pembelajaran problem based learning di dukung oleh teori konstruktifisme, dimana pembelajaran tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar. Pendapat tersebut menunjukkan
Hasil Belajar Kognitif
Seperti yang disajikan pada tabel 11 hasil belajar kognitif mahasiswa diterapkan pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS menunjukkan tercapai sesuai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditetapkan, dan terjadi peningkatan hasil belajar kognitif, sebelum diterapkan problem based learning 25% mahasiswa mencapai nilai KKM, dan setelah diterapkan pembelajaran problem based learning 90% mahasiswa mencapai nilai diatas KKM pada siklus I, dan 100% mahasiswa mencapai nilai diatas KKM. Hal tersebut menunjukkan terjadi peningkatan 65% hasil belajar kognitif mahasiswa setelah diterapkan pembelajaran problem based learning. Hasil penelitian ini didukung oleh Nasrudin (2010) bahwa pembelajaran problem based learning mampu meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan hasil penelitian Nuari (2014) menyatakan bahwa penerapan problem based learning mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Hamdani (2011:88) pembelajaran problem based learning keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran pengetahuan yang didapatkan benar-benar terserap. Pendapat tersebut menyatakan bahwa penerapan problem based learning dapat meningkatkan pengetahuan siswa, dalam artian dapat meningkatakan hasil belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran problem based learning mampu meningkatkan kemampuan
18
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
memecahkan masalah mahasiswa, dan mampu meningkatkan motivasi belajar serta hasil belajar kognitif mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS pada mahasiswa program studi PGSD.
Soetjipto. New York: McGraw Hill Companies, alih dalam bahasa Indonesia diterbitkan Pustaka Belajar. Depdiknas. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Depdiknas. 2005. Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Hidayati, dkk. 2009. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Haris, A. Muhammad. 2013. Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Pembelajaran IPS Pada Siswa SD Kelas IV Blondo Magelang. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Website ttp://eprints.uny.ac.id/15968/1/Skri psi%20Muhammad%20Abdul%20 Haris%20NIM%2009108244066.p df. Kristiana, O. Muhammad, dkk. 2013. Penerapan Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran IPS. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Diakses 14 Juli 2015 hhtp://download.portalgaruda.org/a rticle.php?article=289009&val+72 39&title=PENERAPAN%20BAS ED%20LEARNING%20%20PAD A%20MATA%20PELAJARAN% 20IPS. Mulyasa. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
SARAN Penerapan metode pembelajaran problem based learning pada kegiatan pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPS memerlukan berbagai sumber informasi, karena dalam kegiatan pembelajaran problem based learning ada kegiatan mengumpulkan informasi, sehingga diperlukan penyediaan bahan bacaan referensi dalam kegiatan pembelajaran dari berbagai sumber, bacaan referensi tersebut dapat memanfaat melalui teknologi komunikasi seperti internet. Seiring perkembangan zaman rata-rata mahasiswa memiliki alat komunikasi seperti HP androit, dosen dapat menyarankan mahasiswa mengumpulkan sumber informasi melalui internet dalam kegiatan pembelajaran problem based learning. DAFTAR PUSTAKA Afandi, Rifki. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Pembelajaran JINoP P-ISSN 2443-1591 dan E-ISSN 2460-0873 Volume 1 Nomer 1 Edisi Mei 2015. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang dicetak UMM Press. Website:http://ejournal.umm.ac.id/ index.php/jinop/ Arends, I. Richard. 2008. Learning To Teach, Belajar Mengajar. Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini
19
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Implementasi Pembelajaran Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 24 Oktober 2015 ISBN 978-602-70216-1-7
Nasution. 2012. Kurikulum dan Pengajaran. Cetakan ketujuh. Jakarta: Bumi Aksara. Nuari Y. Cipta. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa. Pontianak: Universitas Tanjung Pura. Robert, J. Sterenberg & Elena, L. Grigorenko. 2010. Mengajar Kecerdasan Sukses. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sapriya, dkk. 2007. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI Press. Sapriya. 2011. Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Cetakan ke dua. Bandung: Remaja Rosdakarya. Setyaningrum, E. Farid. 2015. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem based Learning Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta diakses 25 Agustus 2015 hhtp://eprints.ums.ac.id?32650?20 ?NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. Sugiono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Warsono dan Hariyanto. 2014. Pembelajaran Aktif, Teori dan Asesmen. Cetakan ketiga. Bandung: Remaja Rosdakarya Offsed. Ulfatin, Nurul. 2013. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya, Studi Kasus, Etnografi, Interaksi Simbolik, dan Penelitian Tindakan Pada Konteks Manajemen Pendidikan. Malang: Bayumedia Publishing. Uno, B. Uno. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bimiaksara. Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Cetakan kelima. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan Remaja Rosdakarya. Zubaidah, Siti. 2008. Pembelajaran Kontekstual Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim III Malang. Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 15, Nomer I April 2008. Malang: Lembaga Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang.
20