perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE CERAMAH TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi Oleh: Marchella Yanualisa K5408036
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE CERAMAH TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: MARCHELLA YANUALISA K5408036
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Marchella Yanualisa, K5408036. “STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE CERAMAH TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Agustus 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa terhadap siswa yang diajar dengan menggunakan Metode Problem Based Learning (PBL) dan siswa yang diajar dengan menggunakan Metode Ceramah Tanya Jawab dalam pembelajaran IPS Geografi, kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan” pada siswa kelas VII semester II SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan cara teknik acak sederhana. Sampel yang terpilih adalah siswa kelas VII A dan VII I. Teknik pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan teknik tes dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda dan tes uraian. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Uji-t pada taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi antara siswa yang diajar dengan menggunakan Metode pembelajaran Problem Based Learning dan siswa yang diajar dengan menggunakan metode Ceramah Tanya Jawab pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan” pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Marchella Yanualisa, K5408036. “COMPARATIVE STUDY OF LEARNING METHOD PROBLEM BASED LEARNING (PBL) AND QUESTION ANSWER SPEECH METHOD ON THE STUDENTS’ LEARNING OUTCOME OF SOCIAL SCIENCE GEOGRAPHY TO THE STUDENTS OF GRADE VII OF SMP NEGERI 1 MAGETAN IN 2011/2012 ACADEMIC YEAR”. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Educational Knowledge. Sebelas Maret University, August 2012. The objective of this study was to know the differences between the students’ learning outcome to the students who were taught using Problem Based Learning (PBL) method and the students who were taught using Question Answer Speech method in learning Social Science Geography, on basic competence "Describing the symptoms of Atmosphere and Hydrosphere and its impact on life" on the students of grade VII semester II of SMP NEGERI 1 Magetan in 2011/2012 Academic Year. This study used experimental research. The population was every student of grade VII of SMP Negeri 1 Magetan in 2011/2012 Academic Year. The samples were taken by using simple random technique. The selected samples were the students of grade VII A and VII I. The data collection technique used test technique in the form of objective multiple choice test and description test. The data analysis technique used was the t-test analysis at a significance level of 5%. The result of the study showed that there was the difference on the students’ learning outcome of Social Science Geography between the students who were taught using Problem Based Learning method and the students who were taught using Question Answer Speech method on the basic competence “Describing the symptoms of Atmosphere and Hydrosphere and its impact on life” on grade VII students of SMP Negeri 1 Magetan.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak membebani Hamba-Nya melebihi kemampuannya. ( Al-Baqoroh :286)
Bermimpilah tentang apa yang kamu inginkan. Pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan. Karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang kamu inginkan. (Mario Teguh)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali nampak mustahil, kita baru yakin kalu kita telah melakukannya dengan baik. (Evelyn Underhill)
Never give up my dreams because one day my dream comes true (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini saya persembahkan kepada: Mama dan bapak tercinta, terima kasih atas doa, dukungan dan kesabarannya selama ini. Adek-adekku, Dennis dan Rifa yang selalu membuat hari-hariku berwarna. Keluarga di Sukomoro terima kasih selalu memberiku dorongan dan menyayangiku sepenuh hati . Motivation of my life ‘Luhan’ thanks for everything. Teman-teman kos Idaman, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini. Nuzul, Lintang, Eka, Indah terimakasih untuk kebersamaannya selama ini. Sahabat Geografi 08 yang kusayangi. Almamater.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian untuk menyusun skripsi ini.
2.
Bapak Drs. Syaiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian untuk menyusun skripsi ini.
3.
Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian untuk menyusun skripsi ini.
4.
Ibu Dra. Inna Prihartini, M.S selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan motivasi dan saran.
5.
Bapak Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan penyusunannya.
6.
Ibu Pipit Wijayanti, S.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan penyusunannya.
7.
Ibu Rahning Utomowati, S.Si, M.Sc selaku Pembimbing Akademik yang commitsejak to user dengan sabar membimbing penulis awal masa studi hingga sekarang. ix
perpustakaan.uns.ac.id
8.
digilib.uns.ac.id
Bapak/ Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
9.
Bapak Drs. Djoko Santoso, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Magetan yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian
10. Ibu Hartatie, S.Pd dan Ibu Kuswahyusi Musringah, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 1 Magetan yang telah berkenan membantu penelitian. 11. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Magetan, terimakasih atas bantuan kalian. 12. Sahabat-sahabat Geografi 2008 yang selalu mewarnai hari-hariku, semoga silaturahmi dan persahabatan indah kita takkan pernah putus. 13. Anak-anak kost “Idaman” (Mbak Yani, Muji, Mbak Fajar, Mbak Dewi, Rus, Dita, Iin, Mbak Partini, Tiwi) yang selalu memberi semangat dan menemani hari-hariku. 14. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta,
Agustus 2012 Penulis,
Marchella Yanualisa commit to user x
K5408036
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI halaman JUDUL ............................................................................................................ i PENGAJUAN ................................................................................................. ii PERSETUJUAN ............................................................................................. iii PENGESAHAN .............................................................................................. iv ABSTRAK ..................................................................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ...................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6 A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6 1. Hakekat Belajar ........................................................................ 6 2. Pembelajaran ............................................................................ 7 3. Metode Pembelajaran ............................................................... 8 4. Metode Ceramah Tanya Jawab ................................................ 10 commit to user 5. Metode Problem Based Learning ............................................ 14 xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Materi Pembelajaran ................................................................ 20 7. Hasil Belajar ............................................................................. 20 B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 25 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 30 D. Hipotesis........................................................................................ 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33 1. Tempat Penelitian..................................................................... 33 2. Waktu Penelitian ...................................................................... 33 B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 34 1. Populasi Penelitian ................................................................... 34 2. Sampel Penelitian ..................................................................... 34 C. Rancangan penelitian .................................................................... 34 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36 1. Variabel Penelitian ................................................................... 36 2. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 36 3. Instrumen Penelitian................................................................. 37 4. Uji Coba Instrumen .................................................................. 38 E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 42 1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................... 42 2. Uji Hipotesis ............................................................................ 44 BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 46 A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 46 B. Deskripsi Data ............................................................................... 50 1. Uji Instrumen Soal .................................................................... 50 2. Hasil Belajar .............................................................................. 53 C. Uji Prasayarat Analisis .................................................................. 58 1. Uji Normalitas ........................................................................... 58 2. Uji Homogenitas ....................................................................... 58 D. Pengujian Hipotesis....................................................................... 59 commit to user E. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 59 xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 66 A. Kesimpulan ................................................................................... 66 B. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................. 66 C. Saran .............................................................................................. 67 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68 LAMPIRAN .................................................................................................... 71
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Rata-rata nilai ujian semester genap sebelum diremidi .................. 2 Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning ............. 15 Tabel 2.2 Penggolongan Ranah Kognitif Berdasarkan Taksonomi Bloom .... 23 Tabel 2.3 Penelitian yang relevan ................................................................... 27 Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 33 Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ...................................................................... 35 Tabel 4.1 Daftar Sarana dan Prasarana Penunjang KBM SMP N 1 Magetan ................................................................. 47 Tabel 4.2 Data Perlengkapan KBM (ruang teori dan praktek) ....................... 47 Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Magetan ............................................ 48 Tabel 4.4 Data Statistik Uji Validitas Soal Pilihan Ganda............................... 51 Tabel 4.5 Data Statistik Uji Validitas Soal Uraian .......................................... 51 Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Pilihan Ganda dan Uraian ......................................................... 52 Tabel 4.7 Indeks Kesukaran Instrumen Tes .................................................... 52 Tabel 4.8 Daya Beda Butir Soal Instrumen Tes .............................................. 53 Tabel 4.9 Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ..................................... 53 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen .................................................... 54 Tabel 4.11 Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................................ 55 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol...... 55 Tabel 4.13 Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol .................. 56 Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ................................................................................ 57 Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 58 Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Analisis Uji t..................................................... 59 commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 2.1 Contoh Kerangka Pemikiran ........................................................ 32 Gambar 4.1 Histogram Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksprimen .............. 54 Gambar 4.2 Histogram Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ................... 56 Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ................................................................................ 57
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1
Silabus ...................................................................................... 71
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 74
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.......... 108
Lampiran 4
Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas VII SMP....................... 128
Lampiran 5
Kisi-Kisi Soal Tryout................................................................ 171
Lampiran 6
Soal Tryout ............................................................................... 173
Lampiran 7
Kunci Jawaban Soal Tryout ...................................................... 184
Lampiran 8
Lembar Jawaban Soal Tryout ................................................... 186
Lampiran 9
Kisi – kisi Soal Pretest dan Posttest ......................................... 187
Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest .......................................................... 189 Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ................................. 198 Lampiran 12 Lembar Jawaban Soal Pretest dan Posttest .............................. 200 Lampiran 13 Soal Diskusi .............................................................................. 201 Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal Diskusi .................................................... 210 Lampiran 15 Data Nilai Siswa ....................................................................... 216 Lampiran 16 Uji Validitas Soal Pilihan Ganda .............................................. 220 Lampiran 17 Hasil Perhitungan Validitas Soal Pilihan Ganda ..................... 226 Lampiran 18 Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda .......................................... 227 Lampiran 19 Uji Validitas Soal Uraian.......................................................... 231 Lampiran 20 Hasil Perhitungan Validitas Soal Uraian ................................. 232 Lampiran 21 Uji Reliabilitas Soal Uraian ...................................................... 233 Lampiran 22 Taraf Kesukaran dan Daya Beda ButirSoal.............................. 235 Lampiran 23 Data Induk ................................................................................ 242 Lampiran 24 Data Pretest .............................................................................. 244 Lampiran 25 Data Posttest ............................................................................. 245 Lampiran 26 Uji Normalitas .......................................................................... 246 Lampiran 27 Uji Homogenitas ....................................................................... 250 Lampiran 28 Perhitungan Uji T ..................................................................... 252 commit to user Lampiran 29 Tabel R, Chi Square, T ............................................................. 253 xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 30 Foto Penelitian .......................................................................... 260 Lampiran 31 Perijinan .................................................................................... 263
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan formal merupakan salah satu proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia meliputi beberapa jenjang yaitu jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang pendidikan atas. Proses pendidikan formal ini lebih dikenal sebagai proses pendidikan di sekolah, dalam proses pendidikan di sekolah ada proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal dimana faktor internal meliputi guru dan siswa sedangkan faktor eksternal meliputi faktor di luar guru dan siswa seperti lingkungan dan fasilitas belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan berhasil apabila kedua faktor tersebut dapat dikoordinasikan dengan baik. Salah satu faktor internal yang memegang peranan sangat penting adalah metode pembelajaran yang digunakan guru. Metode pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran, bentuk pengajaran (kelompok atau individu), kemampuan pendidik dan fasilitas yang tersedia. Kegiatan belajar mengajar yang baik harus terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa. Guru dalam menyampaikan informasi harus mendapat umpan balik dari siswa. Siswa harus bertanya apabila ada materi yang belum jelas bahkan siswa dapat mengoreksi kesalahan guru dalam menyampaikan materi jika siswa sudah tahu terlebih dahulu dari sumber lain. Guru juga harus menerima hal tersebut dengan lapang dada sehingga benar-benar terjadi proses belajar mengajar antara guru dengan siswa. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Kegiatan pembelajaran akan semakin bermakna jika didukung dengan fasilitas belajar yang memadai seperti adanya buku sebagai salah satu sumber belajar ataupun alat peraga lainnya. SMP Negeri 1 Magetan
merupakan
sekolah yang memiliki input atau
masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik dibandingkan dengan sekolah lain pada jenjang pendidikan yang sama di Kabupaten Magetan. Meskipun memiliki input siswa dengan prestasi belajar yang baik tetapi hasil belajar IPS Geografi siswa masih kurang maksimal. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan wawancara dengan salah satu guru Mata Pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 1 Magetan, dari empat materi pokok pelajaran IPS Geografi yang diberikan pada kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2010/2011 antara lain Peta Objek Geografi, Sketsa dan Peta Wilayah, Kondisi Geografis dan Penduduk, Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk materi pokok Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan paling rendah. Tabel 1.1: Daftar Rata-rata nilai Ujian Semester Genap sebelum diremidi untuk Mata Pelajaran IPS Geografi pada Kompetensi Dasar Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan kelas VII SMP Negeri 1 Magetan Tahun Pelajaran 2010/2011: Kelas VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H VII I Nilai ratarata
68
70
69
68
72
69
67
69
66
Sumber: Daftar nilai Ujian Semester Genap siswa kelas VII Mata Pelajaran IPS Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh kesimpulan rata-rata nilai tiap kelas pada mata pelajaran IPS Geografi Kompetensi Dasar Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum di SMP Negeri 1 Magetan yaitu 70. Berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) guru IPS pada mata pelajaran IPS Geografi, adanya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa untuk pelajaran IPS Geografi dikarenakan kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan guru. Selain itu berdasarkan hasil tanya jawab peneliti dengan commit guru IPS, to usermayoritas siswa mengesampingkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
pembelajaran Geografi karena dianggap hafalan semata menjadikan mereka malas untuk memahaminya. Siswa kurang terdorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir sehingga mereka cenderung pasif dan bosan yang menyebabkan materi yang disampaikan guru kurang bisa diserap sepenuhnya sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Berdasarkan permasalahan tersebut diharapkan guru mampu untuk membuat suatu inovasi yang tepat saat menyajikan pelajaran Geografi, sehingga akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, kreatif dan lebih bermakna. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya adalah metode ceramah yang disertai tanya jawab. Metode tersebut pada dasarnya adalah penggabungan dari metode ceramah dengan metode tanya jawab yang bertujuan untuk mengurangi kelemahan dari metode ceramah yang cenderung membuat siswa pasif, dan bosan dengan variasi tersebut, materi pembelajaran dapat disampaikan secara praktis oleh guru dan dapat melatih keberanian siswa untuk bertanya dan berpendapat, akan tetapi metode ceramah tanya jawab juga mempunyai keterbatasan karena dalam metode tersebut, seorang guru diposisikan sebagai sumber belajar utama bagi siswa dan bukan sebagai fasilitator sehingga kreativitas siswa kurang berkembang. Pertanyaan yang diajukan oleh guru terkadang membuat siswa merasa takut dan tegang serta waktu banyak terbuang karena dengan jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. Variasi metode pembelajaran yang lain dengan menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Metode pembelajaran PBL ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah dari kehidupan siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir. Prosedur yang digunakan yaitu siswa dibagi berkelompok untuk mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan guru, siswa mengorientasi, mengorganisasi, menyelidiki, menganalisis dan akhirnya menemukan solusi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir secara optimal. Diskusi dalam bentuk kelompok sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan commit to user metode pembelajaran berdasarkan memecahkan suatu permasalahan. Penerapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
masalah dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena melalui pembelajaran ini siswa belajar aktif bagaimana menggunakan konsep dan prosedur pengetahuan mereka pada saat memecahkan masalah dengan anggota kelompoknya. Metode PBL juga memiliki keterbatasan diantaranya membutuhkan waktu yang lama dan proses pembelajarannya perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat soal. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Studi Komparasi Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Metode Ceramah Tanya Jawab Terhadap Hasil Belajar IPS Geografi
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Magetan Tahun Pelajaran
2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, timbul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. 2. Perlu adanya metode atau yang tepat dalam penyampaian materi untuk mata pelajaran IPS Geografi. 3. Kurang tertariknya siswa pada pelajaran IPS Geografi karena materi Geografi dianggap hafalan dan siswa cenderung mengesampingkan / menggampangkan pelajaran Geografi. 4. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran, hal ini terlihat pada hasil belajar IPS Geografi siswa yang belum maksimal.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini diberikan untuk lebih mefokuskan topik masalah agar dalam pengkajiannya lebih jelas dan terarah. Untuk itu pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan tahun ajaran 2011/2012 dan penggunaan metode pembelajaran Problem Based Learning dan metode Ceramah Tanya Jawab pada kompetensi dasar “ Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer commit to user serta dampaknya terhadap kehidupan”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dalam penelitian ini dikemukakan perumusan masalah yaitu: “Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Metode Ceramah Tanya jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan metode Ceramah Tanya Jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar siswa dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Mendorong siswa agar belajar lebih aktif dan bisa memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi dalam mata pelajaran IPS Geografi. 2) Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami perbedaanperbedaan yang tumbuh dalam kelompok. b. Bagi Guru Memberikan masukan bagi guru untuk memperoleh pendekatan atau metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS Geografi di kelas VII. c. Bagi Penulis Membekali penulis sebagai calon guru mengenai metode-metode mengajar commit to user Problem Based Learning (PBL). khususnya mengenai metode mengajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah memulai kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan disadari atau telah tidak dilakukan manusia. Para ahli telah menjelaskan pengertian belajar yang berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain. Namun perlu diketahui bahwa disamping perbedaan, terdapat pula kesamaan dalam definisi tersebut. Beberapa ahli mendefinisikan belajar sebagai berikut: a. Menurut Sanjaya (2011:112) “Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku, aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari”. b. Menurut Gino dkk. (2000:31) “Belajar adalah proses perubahan prilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri dengan lingkungannya, yang berupa proses internalisasi yang dilakukan secara aktif dengan segenap pancaindera sehingga melahirkan suatu pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain akan menyebabkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar. Perubahan itu mengenai segala aspek organisma atau pribadi seseorang. Karena commit to user itu, sesorang yang belajar itu tidak sama dengan sebelumnya, karena ia lebih 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia tidak hanya menambah pengetahuannya, tetapi dapat pula menerapkannya secara fungsional dalam situasi-situasi kehidupan. Belajar tidak senantiasa berhasil, tetapi seringkali ada hal-hal yang bisa mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya menjadikan gangguan yang bisa menghambat kemajuan belajar. Kegagalan atau keterlambatan kemajuan biasanya ada faktor -faktor yang mempengaruhinya. Menurut Syah (2004:132) ada tiga macam faktor yang mempengaruhi belajar siswa : 1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor ekstern (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Ketiga faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Yang termasuk dalam faktor internal antara lain kondisi umum jasmani, intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan yang termasuk faktor ekstern antara lain guru dan staf, keluarga, masyarakat, teman, rumah, sekolah, peralatan dan alam. Yang termasuk faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.
2. Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan “instruction” atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Bila pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar, tentunya ada yang mengajar yaitu guru dan ada yang diajar yaitu siswa. Dengan demikian pengajaran diartikan sebagai perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar oleh guru. commit to user Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
searah. Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang primer dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Sedangkan mengajar adalah proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya (Sanjaya 2011:102). Pengertian pembelajaran menurut Gino (2000: 32) adalah suatu usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan pembelajar harus disesuaikan dengan materi dan tujuan yang sudah diterapkan sebelumnya. Dalam proses pembelajaran keaktifan siswa lebih diutamakan sehingga mereka mempunyai kebebasan yang bertanggung jawab untuk mengungkapkan ide atau gagasan dalam pikirannya.
3. Metode Pembelajaran Menurut Sanjaya (2011:126) “Metode pembelajaran adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”. Sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen-komponen
lainnya
dalam
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar tanpa metode, karena dengan metode dapat meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, metode pembelajaran memberi manfaat bagi guru selaku pengajar dan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang telah dikembangkan saat ini antara lain metode ceramah, ekspositori, tanya jawab, diskusi, pembagian tugas, eksperimen, pembelajaran kooperatif, dan lain-lain. Pada prinsipnya tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi karena setiap metode mengajar pasti memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen mengapa seorang guru gagal commit to userSeorang guru yang profesional dan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan, materi dan tujuan pengajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan. Menurut Lestari (2009: 21-23) Macam-macam metode mengajar dapat diuraikan lebih jelas lagi sebagai berikut: 1. Metode Ceramah (Preaching Method) Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik. Metode ceramah merupakan metode yang paling populer dan banyak dilakukan guru. Selain mudah penyajiannya juga tidak banyak memerlukan media. 2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui transaksi dua arah atau two way traffics dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik. 3. Metode Diskusi (Discussion Method) Metode diskusi adalah proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. 4. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu untuk dibahas dalam kelompok tersebut. 5. Metode Pemberian Tugas (Recitation Method) Metode pemberian tugas adalah suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau kelompok. 6. Metode Demonstrasi (Demonstration Method) Metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instrumen/tim guru menunjukkan/memperlihatkan sesuatu proses. 7. Metode Eksperimen (Eksperimental Method) Metode eksperimen atau percobaan adalah salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. 8. Metode Simulasi (Simulation Method) Metode simulasi adalah cara pengajaran dengan menggunakan suatu tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
9. Metode Inkuiri (Inquiri Method) Metode Inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru yang melibatkan peserta didik dalam proses mental dalam rangka penemuannya. 10. Metode Pengajaran Unit Metode pengajaran unit adalah pengajaran yang mengarahkan kegiatan peserta didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara bersama-sama. Metode ini merupakan cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. 11. Metode Latihan Keterampilan (Drill Method) Metode ini adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. 12. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) Metode ini adalah suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan dengan masalah nyata. 4.Metode Ceramah Tanya Jawab Metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan karena dalam prakteknya metode ini memerlukan biaya yang murah dan tidak menuntut fasilitas-fasilitas yang rumit, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:13). Berdasarkan definisi diatas berarti pada pengajaran ini guru memegang peranan yang sangat penting karena pihak gurulah yang aktif dan pihak siswa pasif, mendengarkan dengan teliti dan mencatat hal-hal yang penting. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru. Dalam metode ini pengajaran terpusat kepada guru. Guru berperan penuh dalam proses kegiatan belajar mengajar. Keahlian guru dalam menguasai bahan, lingkungan kelas, keterampilan berbahasa dan intonasinya sangat menentukan keberhasilan metode ini. Metode ini akan menjadi metode yang membosankan apabila guru tidak mampu menarik minat perhatian siswa dalam belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa metode ceramah sering digunakan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 13). a. Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit. b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat. c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah. e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan. Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya: a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru. b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemanamana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik. d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham. Pengajaran yang menggunakan metode ceramah, perhatian hanya terpusat kepada guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif. Hal ini timbul kesan siswa hanya sebagai objek yang selalu menganggap benar apa yang disampaikan guru. Padahal posisi siswa selain sebagai penerima pelajaran ia juga menjadi subjek pengajaran dalam arti individu yang berhak untuk aktif mencari dan memperoleh sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk meminimalisir dan meningkatkan keefektifan metode ceramah maka dalam penelitian ini menggunakan variasi lain yaitu metode Tanya Jawab. Metode Ceramah Tanya Jawab digunkan dengan memanfaatkan keunggulan yang dimiliki dan mengatasi kekurangan dari metode ceramah. Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa (Departemen Pendidikan, 2008:26). Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab. a. Tujuan utama penggunaan metode tanya jawab. 1) Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa. 2) Untuk merangsang siswa berfikir. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami. b. Jenis pertanyaan Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran: 1) Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, dimana, berapa, dan yang sejenisnya. 2) Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana. c. Teknik mengajukan pertanyaan. Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat tergantung kepada tehnik guru dalam
mengajukan
pertanyaannya.
Metode
tanya
jawab
biasanya
dipergunakan apabila: 1) Bermaksud mengulang bahan pelajaran 2) Ingin membangkitkan siswa belajar 3) Tidak terlalu banyak siswa 4) Sebagai selingan metode ceramah (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 26)
Sebagai salah satu metode interaksi edukatif, metode tanya jawab mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya. Di samping
terdapat
kelemahan-kelemahannya.
Menurut
Pandie
(dalam
http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-tanya-jawab.html). a. Kelebihan Metode Tanya Jawab: 1) Suasana kelas lebih hidup karena murid-murid berpikir aktif. 2) Sangat positif untuk melatih anak untuk berani mengemukakan pendapat secara lisan dan teratur. 3) Murid yang biasanya malas memperhatikan menjadi lebih hati-hati dan commit to user sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
4) Walaupun pelajaran berjalan agak lambat tetapi guru dapat melakukan kontrol terhadap pemahaman murid. b. Kelemahan Metode Tanya Jawab: 1) Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan sengit sehingga mamakan waktu banyak untuk menyelesaikan, terkadang murid mengalahkan pendapat guru. 2) Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan. 3) Memakan waktu yang lama untuk merangkum bahan pelajaran.
5. Metode Problem Based Learning (PBL) a. Pengertian Problem Based Learning Doig (1993) dalam Beringer (2007:445) mengemukakan bahwa: “Problem Based Learning (PBL) is designed to develop problem-solving strategies, disciplinary knowledge bases and skills simultaneously by placing students in the active role of problem-solvers”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa metode PBL dipusatkan pada keaktivan siswa dalam memecahkan masalah. Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya sehingga dari ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Hmelo-Silver (2004) dalam Hmelo-Silver dan Barrows (2006: 24) mengemukakan bahwa: “Problem Based Learning method is characteristically carried out in small, facilitated groups and takes advantage of the social aspect of learning through discussion, problem solving, and study with peers” Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dalam Problem Based Learning dapat diperoleh keuntungan dari aspek sosial pembelajaran melalui diskusi, pemecahan masalah dan belajar bersama dengan teman-teman. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. b. Karakteristik Problem Based Learning Menurut Suci (2008:68), model pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya yaitu: 1. Pembelajaran bersifat student centered. 2. Pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil. 3. Dosen atau guru berperan sebagai fasilitator dan moderator. 4. Masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan ketrampilan problem solving. 5. Informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri (self directed learning). Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut disajikan pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap-1
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Orientasi siswa pada masalah
Tahap-2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Tahap-3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Tahap-4
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan Mengembangkan dan menyajikan hasil model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. karya Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Sumber: Ibrahim & Nur dalam Trianto (2011:72)
c. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 1) 2) 3) 4)
Melatih keterampilan memecahkan masalah. Berperan sebagai orang dewasa. Menjadi pebelajar yang mandiri. Mendorong berbagai inkuiri, dialog, keterampilan sosial, dan berpikir melalui kerjasama. Muslimin (2002) dalam Darningwati (2008: 66)
d. Manfaat pembelajaran berdasarkan masalah yaitu: 1) students deciding on the information and skills they need to investigate issues while building on their current knowledge to synthesise then integrate new information. 2) students taking responsibility for the learning that occurs within their group while instructors monitor and facilitate student learning. 3) students engaging with the learning experience more fully. Pepper ( 2009: 129) e. Kelemahan pembelajaran berdasarkan masalah 1) Pembelajaran metode PBL membutuhkan waktu yang lama. 2) Perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat soal. (Rizky Sina dalam http://www.Metode-Pembelajaran-Problem-SolvingDan-Problem-Based Learning. html)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
f. Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah 1) Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBL adalah: 1) membantu siswa mengubah cara berpikir; 2) menjelaskan apakah PBL itu? pola apa yang akan dialami oleh siswa?; 3) memberi siswa ikhtisar siklus PBL, struktur dan batasan waktu; 4) mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan; 5) menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang; dan 6) membantu siswa merasa memiliki masalah. 2) Menekankan Belajar Kooperatif PBL menyediakan cara untuk inquiry yang bersifat kolaboratif dan belajar. Dalam proses PBL, siswa belajar bahwa bekerja dalam tim dan kolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang berguna untuk meneliti lingkungan, memahami permasalahan, mengambil dan menganalisis data penting, dan mengelaborasi solusi. 3) Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBL untuk menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide. 4) Melaksanakan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry kolaboratif dan proses belajar siswa. (Rusman, 2010: 234)
g. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah commit user Pelaksanaan dalam Problem BasedtoLearning ini antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
1) Tugas-tugas Perencanaan a) Penerapan tujuan b) Metode pembelajaran berdasarkan masalah dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri.
c) Merancang situasi masalah d) Beberapa guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah lebih suka memberi kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk memilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. e) Organisasi sumber daya dan rencana logistik f) Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan peralatan, dan dalam pelaksanaannya bisa dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau di laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. 2) Tugas Interaktif a) Orientasi Siswa pada Masalah b) Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pembelajar yang mandiri. c) Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar d) Metode pembelajaran berdasarkan masalah membutuhkan pengembangan ketrampilan kerjasama dianatara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal itu siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugastugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif berlaku juga dalam mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok pembelajaran berdasarkan masalah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
e) Membantu penyelidikan Mandiri dan Kelompok (1) Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. (2) Guru mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dan penerimaan sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam tahap penyelidikan dalam rangka pembelajaran berdasarkan masalah. (3) Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan video tape. f) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan. 3) Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu memiliki seperangkat aturan yang jelas agar supaya pembelajaran dapat berlangsung tertib tanpa gangguan, dapat menangani prilaku siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, juga perlu memiliki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja kelompok. 4) Assesmen dan Evaluasi Seperti halnya pembelajaran dalam metode pembelajaran kooperatif, dalam metode pembelajaran berdasarkan masalah fokus perhatian pembelajaran tidak pada perolehan pengetahuan deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil (paper and pencil test).Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka. commit to user (Trianto, 2011:72)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Adapun alasan digunakannya metode pembelajaran PBL dengan pertimbangan sebagai berikut. Pertama, metode pembelajaran PBL merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Kedua, metode pembelajaran PBL merupakan suatu metode pembelajaran yang membuat siswa belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Penyelesaian tugas kelompok ini, setiap anggota harus tahu materinya, tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya. Ketiga, metode pembelajaran PBL menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga memacu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan mengembangkan segala potensi siswa secara optimal sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.
6. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran IPS Geografi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan”. Materi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Indikator yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (a) Mendeskripsikan sifat-sifat fisik atmofser bumi, (b) Mendeskripsikan cuaca dan iklim, (c) Menghitung suhu suatu daerah berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut, (d) Mengidentifikasi tipe hujan, (e) Menganalisis proses terjadinya angin dan tipe-tipe angin, (f) Mendeskripsikan siklus hidrologi serta dampaknya bagi kehidupan, (g) Mendeskripsikan manfaat rawa, (h) Mengklasifikasikan jenis-jenis danau, (i) Menentukan jenis air tanah, (j) Mengklasifikasikan ciri sungai dan jenis pola aliran sungai, (k) Mendeskripsikan zone laut menurut letak dan kedalamannya, (l) Menafsirkan pengertian batas landas kontinen laut teritorial dan Zone Ekonomi Eklusif (ZEE).
7. Hasil Belajar Hasil belajar siswa merupakan hasil usaha siswa dalam proses belajar. commit to usertertentu. Hasil belajar siswa dalam Usaha tersebut dipengaruhi kondisi dan situasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
penelitian ini adalah keberhasilan siswa yang telah diperoleh yang ditunjukkan dengan penilaian hasil belajar siswa yang berwujud angka. Menurut Sudjana (2011:22) “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Menurut Bloom dalam Sudjana (2011: 23) ”Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional pengklasifikasian hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan rahah psikomotorik”. Masing-masing ranah tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesia dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau refleksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yaitu (a) gerak reflek, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilam kompleks dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi aspek penilain hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Pada penelitian ini, metode pembelajaran PBL digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar geografi siswa pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan. BerdasarkanTaksonomi Bloom (dalam Sudjana, 2011) ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek perilaku yaitu commit to user pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
1) Pengetahuan, tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi, baik bidang matematika, pengetahuan alam, ilmu sosial maupun bahasa. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut. 2) Pemahaman, tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. 3) Aplikasi, penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulangulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. 4) Analisis, merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk beberapa hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. 5) Sintesis, merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan 6) Evaluasi, pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil dan lainlain. Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirangkum pada tabel 2.2 berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Tabel 2.2. Penggolongan Ranah Kognitif (Pengetahuan) Berdasarkan Taksonomi Bloom
Kategori jenis perilaku
RANAHKOGNITIF-PENGETAHUAN(KNOWLEDGE) Kemampuan internal Kata kerja operasional
Pengetahuan Mengetahui……… Misalnya:Istilah (C1) Fakta Aturan Urutan Metode
Mengidentifikasi Menyebutkan Memberinamapada Menyusundaftar Menggarisbawahi Menjodohkan Memilih Memberikandefinisi
Pemahaman (C2)
Penerapan (C3)
Menterjemahkan Menafsirkan Memperkirakan Menentukan…….. Misalnya:Metode Prosedur Memahami…….. Misalnya:Konsep Kaidah Prinsip Kaitanantara Fakta Isipokok Mengartikan Menginteprestasikan…… Misalnya:Tabel Grafik Bagan Memecahkanmasalah Membuatbagan&grafik Menggunakan…………. Misalnya:Metode/prosedur Konsep Kaidah Prinsip commit to user
Menjelaskan Menguraikan Merumuskan Merangkum Mengubah Memberikancontohtentang Menyadur Meramalkan Memperkirakan Menerangkan
Memperhitungkan Membuktikan Menghasilkan Menunjukan Melengkapi Menyediakan Menyesuaikan Menemukan
perpustakaan.uns.ac.id
Analisa (C4)
Sintesa (C5)
Evaluasi (C6)
digilib.uns.ac.id 24
Mengenalikesalahan Membedakan……….. Misalnya:Faktadari interprestasi Datadari kesimpulan Menganalisa………… Misalnya:Strukturdasar Bagian-bagian Hubunganantara
Menghasilkan…………… Misalnya:Klasifikasi Karangan Kerangkateoritis Menyusun………….. Misalnya:Rencana Skema Programkerja Menilaiberdasarkannorma internal…. Misalnya:Hasilkaryaseni Mutukarangan Mutuceramah Program Penataranmenilaiberdasarkannorma eksternal.. Misalnya:Hasilkaryaseni Mutukarangan Mutupekerjaan penataran Mempertimbangkan…………… Misalnya:Baik-buruknya Pro-kontanya Untungruginya
Memisahkan Menerima Menyisihkan Menghubungkan Memilih Membandingkan Mempertentangkan Membagi Membuatdiagram/skema Menunjukanhubunganantara Mengkategorikan Mengkombinasikan Mengarang Menciptakan Mendesain Mengatur Menyusunkenmbali Merangkaikan Menghubungkan Menyimpulkan Merancangkan Membuatpola Memperhitungkan Membuktikan Menghasilkan Menunjukan Melengkapi Menyediakan Menyesuaikan Menemukan
Menurut Arikunto (1980:21) secara garis besar faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor eksternal. 1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar. 2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik.
B.
Penelitian Yang Relevan
Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis : Dyah Setianingrum (2011) dengan judul Studi Komparasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Model Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS Semester 2 SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan teknik analisis Uji-t dengan prasyarat yaitu t-matching. Populasi sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam 1 Surakarta dengan sampel kelas XI IPS 4 dan XI IPS 5. Hasil penelitian menunjukkan 1) Terdapat perbedaan hasil belajar akuntasi siswa. Ditunjukkan dengan
>
yaitu 2,303 > 1,995 pada taraf
signifikansi 5% dan db= 75. 2) Model pembelajaran berdasarkan masalah lebih efektif
diterapkan
daripada
model
pembelajaran
ekspositori.
Kelompok
eksperimen rata-rata nilai post-test sebesar 79,75 sedangkan pada kelompok kontrol 74,76. Efan Subiyantoro (2010) dengan judul Studi Komparasi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator Explaining Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA 1 Ngawen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Tahun Pelajaran 2009/2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan teknik analisis Uji-t. Populasi sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas XI IPS SMA 1 Ngawen Blora dengan sampel kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 3. Hasil penelitian menunjukkan 1)
Terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining. Ditunjukkan dengan
>
yaitu 2, 163 > 1,
994 pada taraf signifikansi 5% dan derajat bebas= 70. 2) Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah lebih baik dari model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining. Ditunjukkan dengan rata-rata nilai posttest kelompok Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebesar 6,898 sedangkan rata-rata nilai posttest kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining adalah sebesar 6,370. Fery Mufarokhah (2007) dengan judul Pengaruh penggunaan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar Geografi di SMPN 8 Malang Tahun Ajaran 2006/2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan teknik analisis Uji t dengan menggunakan program SPSS 10.0. Populasi sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMPN 8 Malang tahun ajaran 2006/2007 dengan sampel kelas VIII G dan VIII F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Model Ekspositori. Ditunjukkan dengan signifikansi 0,05
>
yaitu 2, 184 > 1, 998 dan sig (0,032) < 0,05).
Haniah Nurlaili (2011) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Media Komik Untuk Meningkatkan Keaktivan Dan Hasil Belajar Geografi siswa Kelas XI IPS 2 SMA Al Islam 1 Surakarta Pada Materi Pokok Lingkungan Hidup Tahun Ajaran 2010/2011. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 sebanyak 41 anak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
pembelajaran komik dapat meningkatkan keaktivan belajar geografi siswa. Hal ini dapat diketahui dari keaktivan belajar individu siswa pada kondisi awal ke siklus 1
rata-rata meningkat 15,9 %, keaktivan belajar siswa dalam kelompok dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat 73,1 %. Sedangkan keaktivan individu siswa dari siklus 1 ke siklus 2 rata-rata meningkat 20,8 %, keaktivan belajar siswa dalam
kelompok dari sikus 1 ke siklus 2 rata-rata meningkat 17,1 %. 2) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media komik dapat meningkatkan hasil belajar geografi. Hal ini dapat diketahui dari tercapainya ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 sebanyak 63% dan pada siklus 2 sebanyak 80%.
Tabel 2.3 Penelitian yang relevan No Nama
Judul
Metode
1.
Studi Komparasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Model Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS Semester 2 SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Metode Eksperimen semu dengan teknik analisis
Dyah Setianingrum (2011)
Hasil
1) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan model Uji-t dengan pembelajaran Ekspositori yang prasyarat yaitu ditunjukkan dengan Ditunjukkan dengan > yaitu t-matching 2,303 > 1,995 pada taraf signifikansi 5% dan db= 75.
commit to user
2) Prestasi belajar menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Ekspositori yang ditunjukkan dengan nilai ratarata kelompok kontrol sebesar 74,76 dan nilai rata-rata kelompok eksperimen adalah 79,75.
perpustakaan.uns.ac.id
2.
3.
Efan Subiyantoro (2010)
Fery Mufarokhah (2007)
digilib.uns.ac.id 28
Studi Komparasi Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator Explaining Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA 1 Ngawen Tahun Pelajaran 2009/2010.
Metode Eksperimen dengan teknik analisis
Pengaruh penggunaan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar Geografi di SMPN 8 Malang Tahun Ajaran 2006/2007
Quasi Eksperimen dengan teknik analisis
Uji-t
1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining. Ditunjukkan dengan >
yaitu 2, 163 > 1, 994
pada taraf signifikansi 5% dan derajat bebas= 70. 2) Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah lebih baik dari model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining. Ditunjukkan dengan rata-rata nilai posttest kelompok Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebesar 6,898 sedangkan rata-rata nilai posttest kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining adalah sebesar 6,370 Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Model Uji t dengan Ekspositori. Ditunjukkan dengan menggunakan signifikansi 0,05 > program SPSS yaitu 2, 184 > 1, 998 dan sig 10.0. (0,032) < 0,05).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.
5.
Haniah Nurlaili (2011)
Marchella Yanualisa (2012)
digilib.uns.ac.id 29
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Media Komik Untuk Meningkatkan Keaktivan Dan Hasil Belajar Geografi siswa Kelas XI IPS 2 SMA Al Islam 1 Surakarta Pada Materi Pokok Lingkungan Hidup Tahun Ajaran 2010/2011.
Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Studi Metode Komparasi eksperimen Metode dengan teknik Pembelajaran analisis uji-t Problem Based Learning (PBL) Dengan Metode Ceramah Tanya Jawab Terhadap commit to user Hasil Belajar
1) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media pembelajaran komik dapat meningkatkan keaktivan belajar geografi siswa. Hal ini dapat diketahui dari keaktivan belajar individu siswa pada kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat 15,9 %, keaktivan belajar siswa dalam kelompok dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat 73,1 %. Sedangkan keaktivan individu siswa dari siklus 1 ke siklus 2 rata-rata meningkat 20,8 %, keaktivan belajar siswa dalam kelompok dari sikus 1 ke siklus 2 rata-rata meningkat 17,1 %. 2) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media komik dapat meningkatkan hasil belajar geografi. Hal ini dapat diketahui dari tercapainya ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 sebanyak 63% dan pada siklus 2 sebanyak 80%. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning dengan Metode Ceramah Tanya Jawab.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Siswa Dalam Pembelajaran IPS Geografi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Magetan Tahun Pelajaran 2011/2012
C. Kerangka Berpikir Proses belajar mengajar merupakan suatu proses terjadinya interaksi siswa dan guru. Guru menyampaikan suatu materi pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran tersebut. Siswa dituntut aktif dalam mempelajari materi, agar terjadi transfer pengetahuan yang baik perlu didukung oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi. Tetapi kenyataan yang sering dijumpai guru kurang dapat menyampaikan materi dan mentransfer pengetahuan dengan baik kepada siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak optimal. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini diantaranya adalah penggunaan metode mengajar. Penggunaan metode belajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran, bentuk pengajaran (kelompok atau individu), kemampuan pendidik dan fasilitas yang tersedia. Guru harus senantiasa mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Penelitian ini mengambil kelas yang mempunyai nilai rata-rata hampir sama untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diajar menggunakan metode Problem Based Learning sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok yang diajar menggunakan metode Ceramah Tanya Jawab. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Metode Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada keaktivan siswa, melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah dari kehidupan siswa. Prosedur yang digunakan yaitu siswa dibagi berkelompok untuk mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan guru, siswa mengorientasi, mengorganisasi, menyelidiki, menganalisis dan akhirnya menemukan solusi. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. Metode ceramah tanya jawab merupakan
variasi dari metode
ceramah. Materi pembelajaran disampaikan secara praktis oleh guru dan dapat melatih keberanian siswa untuk berpendapat, dalam metode ceramah tanya jawab guru diposisikan sebagai sumber belajar utama bagi siswa dan bukan sebagai fasilitator sehingga kreativitas siswa kurang berkembang. Kemudian dilakukan posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya dibandingkan, sehingga dapat diperkirakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan metode Ceramah Tanya Jawab.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Penggunaan Metode Pembelajaran
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Metode Problem Based Learning (PBL)
Metode Ceramah Tanya Jawab Posttest
Posttest
Hasil Belajar
Hasil Belajar
Dibandingkan
Tidak ada perbedaan
Ada perbedaan
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis yaitu “Ada perbedaan hasil belajar IPS Geografi antara siswa yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Metode Ceramah Tanya Jawab pada
siswa
kelas
VII
SMP
commit to user
Negeri
1
Magetan”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Magetan beralamat di Jalan Kartini no. 4 Magetan Jawa Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian Peneliti merencanakan waktu pelaksanaan penelitian ini dari bulan Desember 2011 sampai dengan Agustus 2012. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 2011 Jadwal Kegiatan
Des
2012 Jan
Feb
Mar
Apr
Persiapan Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Penelitian Pengumpulan data Analisis data Penulisan laporan
commit to user 33
Mei
Jun
Jul
Agt
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Sugiyono (2009:117) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 9 kelas yaitu VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, VII H, VII I dengan jumlah populasi 270 siswa.
2. Sampel Penelitian Menurut Hadi (2004:182), sampel adalah sebagian dari populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak dengan sederhana. Berdasarkan populasi tersebut dipilih 2 kelas dengan sistem undian dengan maksud agar setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi kesembilan kelas yang menjadi anggota populasi. Undian tersebut dilaksanakan satu tahap dengan dua kali pengambilan. Nomor undian yang pertama keluar ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, dan nomor undian yang keluar kedua ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan undian maka terpilih kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII I sebagai kelas kontrol.
C. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat (Hadi 2004:427). Keunggulan penelitian ekperimen adalah dapat menentukan apakah hubungan yang ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
merupakan hubungan sebab akibat, sedangkan pada penelitian korelasional hanya dapat menunjukkan hubungan, bukan sebab-akibat. Jenis desain eksperimen yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberikan perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Siswa pada awal kegiatan penelitian dikenakan test awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian untuk kelompok eksperimen siswa diberi perlakuan dengan menggunakan metode PBL, sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan metode Ceramah Tanya Jawab. Pada akhir penelitian, siswa dikenakan tes akhir (posttest). Hasil kedua tes tersebut dipakai sebagai data penelitian untuk kemudian diolah dan dibandingkan hasilnya dengan analisis statistik. Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Kelompok Eksperimen (Metode PBL)
Pretest
Perlakuan Postest X
Kontrol (Metode Ceramah Tanya Jawab) (Sugiyono, 2009:112) Keterangan: Tabel diatas adalah bagan Pretest-Posttest Control Group Design (Desain PratesPascates kelompok kontrol). = hasil belajar siswa pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan” sebelum diberi perlakuan. = hasil belajar siswa pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan” sesudah diberi perlakuan. X
commit to user = perlakuan dengan metode Problem Based Learning (PBL)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Tahap penelitian dalam rancangan ini adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.
2.
Mengelompokkan sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.
Menyamakan kemampuan awal dengan memberikan pretest
pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif sebelum obyek diberi perlakuan. 4.
Memberikan perlakuan X pada kelompok eksperimen, berupa penggunaan metode Problem Based Learning (PBL).
5.
Memberikan posttest
pada kelompok eksperimen untuk mengukur rata-
rata kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan X. 6.
Memberikan posttest pada kelompok kontrol.
7.
Membandingkan hasil posttest kedua kelompok dengan analisis uji-t.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Untuk keperluan pengambilan data, dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel bebas dan satu variabel terikat. a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang meliputi: 1) Metode Problem Based Learning (PBL) 2) Metode Ceramah Tanya Jawab b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Geografi.
2. Metode Pengumpulan Data Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpul data. Untuk mengukur variabel maka diperlukan instrument yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada dua cara, yaitu metode dokumentasi dan metode tes. a. Metode Dokumentasi Menurut Arikunto (2002:206) “Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya”. Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah SMP Negeri 1 Magetan, nama-nama siswa, data nilai ulangan siswa kelas VII pada pelajaran IPS dan data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian. b. Metode Tes Menurut Arikunto (2009:33), “Tes adalah suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan”. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang nilai kemampuan awal (pretest) dan posttest hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan. Tes awal atau yang sering dikenal dengan istilah pretest ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Sementara itu, tes akhir atau posttest dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Fungsi posttest adalah untuk menilai kemampuan murid mengenai materi pelajaran sesudah pengajaran dan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan.
3. Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini disusun relevan dengan variabel penelitian commit dan metode pengumpulan data, yaknito user berupa tes formatif. Tes formatif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Bentuk soal yang digunakan adalah tes obyektif pilihan ganda atau multiple-choice test dan soal uraian atau essay. Langkahlangkah pembuatan tes formatif terdiri dari: a) Membuat kisi-kisi soal tes b) Menyusun soal-soal tes c) Menguji kualitas soal tes dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Sebelum tes diberikan pada subyek penelitian, soal-soal tes yang telah dibuat kemudian akan di uji cobakan terlebih dahulu pada kelas lain yang tidak digunakan sebagai subyek penelitian yang harus mempunyai kemampuan yang sama dengan kelas lain yang digunakan dalam subyek penelitian. Tujuan dari uji coba (tryout) instrument ini untuk mengetahui apakah soal tersebut layak atau tidak sehingga perlu dilakukan uji instrument dengan menganalisis validitas dan reliabilitas soal.
4. Uji Coba Instrumen Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrument tes obyektif dan tes esai tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Uji coba ditujukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. a. Validitas Sudjana (2011:12) menyatakan “Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai”. Suatu item soal yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan item yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrument atau alat mengevaluasinya harus valid. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:72) untuk menghitung
validitas soal tes digunakan rumus korelasi product moment dari Person yaitu :
rxy Keterangan:
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah seluruh subjek X = Skor tiap-tiap item soal Y = Skor total subjek Kriteria: rxy > r tabel (0,05), maka item dinyatakan valid.
b. Reliabilitas Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009:86). Reliabilitas
soal dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut : 2 N S pq r11 S2 N 1
Dimana: r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan.
p
= proporsi subyek yang menjawab item dengan benar.
q
= proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p). = jumlah hasil perkalian antara p dan q.
n
= banyaknya item.
s2
= variansi dari total. (Arikunto, 2009:100-101)
Kriteria reliabilitasnya adalah: Nilai
Keterangan
0,00
rn < 0,20
sangat rendah
0,20
rn < 0,40
rendah
0,40
rn < 0,60
cukup
0,60
rn < 0,80
Tinggi
0,80
rn < 1,00
sangat tinggi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
(Arikunto, 2002:100)
c. Indeks Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar, sehingga dapat dikerjakan semua anak dalam kelompok kelas tersebut. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan membuat siswa malas untuk mengerjakannya. Menurut Arikunto (2009:208) untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus:
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kualifikasi indeks kesukaran sebagai berikut: 1,00-0,30 : Sukar 0,30-0,70 : Sedang 0,70-1,00 : Mudah
d. Daya Beda Perhitungan daya beda adalah pengkuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Arikunto (2009:211) menyatakan bahwa “Daya beda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok berprestasi tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang berprestasi rendah (kelompok bawah) dari peserta tes”. Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu membedakan anak yang berprestasi tinggi dengan anak yang berprestasi rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Untuk mengetahui daya beda tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: D : Deskriminasi J : Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2009:213)
Arikunto (2009:218) mengemukakan bahwa ketentuan yang sering digunakan untuk menentukan daya beda sering diklasifikasikan sebagai berikut: 1) D = < 0,00
: Tidak baik
2) D = 0,00-0,20 : Jelek 3) D = 0,20-0,40 : Cukup 4) D = 0,40-0,70 : Baik 5) D = 0,70-1,00 : Baik Sekali Apabila langkah-langkah tersebut telah dilaksanakan berarti persyaratan butir tes sebagai alat pengumpul data telah dapat dipenuhi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
E. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Dalam penelitian ini digunakan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas, dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka digunakan uji Liliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut ini: 1) Pengamatan X1, X2, …Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ….Zn dengan rumus: Z1 =
X1 X dengan X rerata dan SD simpangan baku. SD
2) Data dari sampel kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi. 3) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku. Kemudian dihitung peluang F( Zi ) = P ( Z Zi ). 4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek dengan subyek n yaitu n
S Z i
i 1
fi
n
Keterangan : fi : cacah Z dimana Z Zi n : cacah semua observasi n 5) Statistik uji
Lobs Max F Zi S Zi 6) Daerah kritik
DK =
L
Lobs L , n
7) Keputusan uji
Jika Lobs < Ltabel maka hipotesis H0 diterima. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. commit to user
(Budiyono, 2004:170)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas disini digunakan untuk menguji apakah variansi kedua distribusi sama atau tidak, maka digunakan metode Bartlet, dengan langkahlangkah sebagai berikut ini :
1) Hipotesis H0 : 12 22 32 42 (sampel homogen) H1 : 12 22 32 42 (paling sedikit terdapat satu variansi yang berbeda atau sampel tidak homogen) 2) Statistik uji
2
2,303 f log RKG f j log S 2j c
Keterangan : f
:
derajat kebebasan untuk RKG = N – k
N :
banyaknya seluruh nilai
k
:
cacah sampel
fj
:
derajat kebebasan untuk Sj2= nj – 1;j=1,2,….,k
nj : c
cacah pengukuran pada sampel ke-j
= 1
RKG
1 1 1 3k 1 fj f
SS = rataan kuadrat galat= f
x n 2
j
; SS j x j
2
j
nj
j
1S j
2
3) Daerah Kritik
DK = 2 2 2j ; k 1
4) Keputusan Uji Jika 2hitung < 2j: k -1, maka kedua populasi homogen. (Budiyono, 2004: 176)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis adalah langkah atau prosedur untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus uji-t (t-test) pada taraf signifikansi 5% (=0,05). Rumus uji-t yang digunakan sebagai berikut:
dengan S= (Sudjana, 2002 : 239)
Keterangan: t
: harga distribusi eksperimen
: rata-rata skor kelompok eksperimen : rata- rata skor kelompok kontrol : jumlah subjek kelompok eksperimen : jumlah subjek kelompok kontrol S
: standar deviasi gabungan : tidak ada perbedaan mean antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol : ada perbedaan mean antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Kriteria pengujian: Ho diterima jika
= tidak ada perbedaan hasil belajar IPS Geografi
antara yang menggunakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Metode Ceramah Tanya Jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan. Ho ditolak jika
= ada perbedaan hasil belajar IPS Geografi antara
yang menggunakana Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Metode Ceramah Tanya Jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Magetan terletak di Jalan Kartini Nomor 4, Kelurahan Magetan, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. Letak SMP Negeri 1 Magetan berbatasan dengan: Sebelah Barat
: SMK Negeri 2 Magetan
Sebelah Timur
: Jalan Kartini
Sebelah Selatan
: SMK Negeri 1 Magetan
Sebelah Utara
: SD Negeri Magetan 1 dan 2
Lokasi SMP Negeri 1 Magetan terletak pada 7°39’29.13” LS dan 111°19’44.95” BT. Jalan Kartini dikenal dengan lingkungan pendidikan karena selain SMP Negeri 1 Magetan, terdapat beberapa sekolah lainnya seperti SMK Negeri 1 Magetan, SD Negeri Magetan 1, SD Negeri Magetan 2, TK Santa Maria dan SD Santa Maria. Dilihat dari lingkungannya SMP Negeri 1 Magetan memiliki tempat yang sangat strategis untuk belajar selain didukung aksesbilitas transportasi yang mudah didukung pula oleh lingkungan yang sangat tenang, udara yang sejuk karena kawasannya terletak pada ketinggian 357 meter di atas permukaan air laut dengan suhu udara berkisar 22° - 26° C. Walaupun SMP Negeri 1 Magetan lokasinya di pusat ibukota kabupaten dan terletak di tepi jalan raya, bangunan sekolah yang agak masuk dan tertutup menjadikan proses belajar mengajar cukup nyaman sehingga para siswa dapat belajar dengan baik. SMP Negeri 1 Magetan diresmikan sejak tanggal 5 September 1946 dan sekolah memiliki luas 8926
. Sarana dan prasarana penunjang kelancaran
kegitan belajar mengajar secara umum cukup lengkap. Adapun rincian sarana dan prasarana penunjang KBM terdapat dalam tabel 4.1-4.2 berikut ini. commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Tabel 4.1 Daftar Sarana dan Prasarana Penunjang KBM SMP N 1 Magetan Jenis Sarpras Ruang kepala sekolah Ruang wakasek Ruang tamu Ruang kelas Laboratorium
Jumlah Kondisi 1 Baik
Jenis Sarpras Ruang Parkir
Jumlah Kondisi 2 Baik
1 1 27 3
Baik Baik Baik Baik
21 4 1 1
Baik Baik Baik Baik
Perpustakaan Ruang Guru Aula Ruang BK Koperasi Ruang UKS
1 1 1 1 1 1
Baik Baik Baik Baik Baik Baik
1 1 1 1 2 1
Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Ruang Tata 1 Usaha Ruang ganti 2
Baik
Kamar Mandi Kantin Ruang OSIS Ruang Multimedia Ruang Satpam Masjid Gudang Ruang Pramuka Ruang Penjaga Lapangan olahraga Laptop
20
Baik
Baik
LCD
25
Baik
Sumber : Buku Profil Sekolah SMP N 1 Magetan
Tabel 4.2. Data Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar (ruang teori dan praktek) Komputer/Laptop
Printer
LCD
(1) 20
(2) 1
(3) 25
Lemari TV/Audio (4) 20
(5) 0
Meja Siswa (6) 487
Kursi Siswa (7) 864
Sumber : Buku Profil Sekolah SMP N 1 Magetan
Kegiatan belajar mengajar di SMP N 1 Magetan didukung oleh tenaga pengajar yang sudah berpengalaman dan bergelar sarjana (baik S1 maupun S2) dengan jumlah total 63 guru yang terdiri 55 guru tetap dan 8 guru bantu, khusus untuk guru IPS di SMP N 1 Magetan ada 7 orang yaitu 2 guru mengajar di kelas VII, tiga guru mengajar di kelas VIII, dan 2 guru mengajar di kelas IX sedangkan jumlah siswa tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 865 siswa, dengan rincian terdapat pada tabel 4.3 berikut ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Tabel 4.3. Jumlah siswa SMP N 1 Magetan Kelas Laki-laki VII 117 Total Kelas Laki-laki VIII 122 Total Kelas Laki-laki IX 142 Total
Perempuan 151 268 Perempuan 141 263 Perempuan 192 334
Sumber: Buku Profil Sekolah SMP N 1 Magetan
Kurikulum yang digunakan SMP N 1 Magetan tahun ajaran 2011/2012 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dirancang oleh masing-masing sekolah dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Peta citra SMP Negeri 1 Magetan dapat dilihat dibawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
B. Deskripsi Data Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode Problem Based Learning (PBL) dan metode Ceramah Tanya Jawab. Variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS Geografi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan. Penelitian ini melibatkan 58 siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas VII A dan 28 siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2011/2012 kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) dan kelas VII I sebagai kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan metode Ceramah Tanya Jawab. Instrumen pada penelitian ini yang di uji cobakan berupa tes hasil belajar IPS Geografi pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer
serta
Dampaknya
Terhadap
Kehidupan”.
Sebelum
instrumen
digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan instrumen adapun hasil uji persyaratan dan analisis data uji coba pada lampiran.
1. Uji Intrumen Soal Data yang digunakan adalah data hasil dari tryout soal yang dilaksanakan di kelas VII D, dengan jumlah 30 siswa dilakukan tryout soal agar dapat diketahui
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda instrumen sebelum diujikan pada kelas eksperimen dan kontrol. a. Validitas Soal Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan di kelas VII D, diperoleh hasil bahwa sebanyak 40 butir soal pilihan ganda diperoleh 30 soal yang valid (rxy > rtabel = 0,361). 10 butir soal yang tidak valid adalah nomor 4, 9, 13, 14, 20, 22, 25, 33, 35, 36. Kemudian untuk soal uraian atau essay dengan jumlah 3 soal diperoleh hasil ketiga soal tersebut valid. Untuk bisa diujikan di kelas kontrol dan kelas eksperimen maka 10 soal pilihan ganda yang tidak valid tersebut tidak digunakan hanya 30 soal yang dapat digunakan, sedangkan untuk soal uraian semua soalcommit dapat digunakan untuk mengukur kemampuan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
awal siswa dan mengukur kemampuan siswa setelah dikenai perlakuan (posttes). Adapun tabel 4.4 data validitas soal sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Statistik Uji Validitas Soal Pilihan Ganda No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
r-hitung r-tabel keputusan 0,419 0,361 Valid 0,392 0,361 Valid 0,544 0,361 Valid 0,345 0,361 Invalid 0,544 0,361 Valid 0,416 0,361 Valid 0,504 0,361 Valid 0,502 0,361 Valid 0,275 0,361 Invalid 0,388 0,361 Valid 0,403 0,361 Valid 0,412 0,361 Valid 0,223 0,361 Invalid 0,342 0,361 Invalid 0,408 0,361 Valid 0,481 0,361 Valid 0,490 0,361 Valid 0,475 0,361 Valid 0,412 0,361 Valid 0,166 0,361 Invalid
No soal r-hitung r-tabel keputusan 21 0,431 0,361 Valid 22 0,349 0,361 Invalid 23 0,429 0,361 Valid 24 0,404 0,361 Valid 25 -0,107 0,361 Invalid 26 0,498 0,361 Valid 27 0,422 0,361 Valid 28 0,413 0,361 Valid 29 0,400 0,361 Valid 30 0,480 0,361 Valid 31 0,486 0,361 Valid 32 0,534 0,361 Valid 33 0,302 0,361 Invalid 34 0,414 0,361 Valid 35 -0,249 0,361 Invalid 36 0,100 0,361 Invalid 37 0,512 0,361 Valid 38 0,547 0,361 Valid 39 0,504 0,361 Valid 40 0,397 0,361 Valid
Sumber: Data Hasil Olahan Uji Validitas (lampiran 17)
Tabel 4.5 Data Statistik Uji Validitas Soal Uraian No Soal
r-hitung r-tabel 1 0,772 0,361 2 0,56 0,361 3 0,894 0,361
Keputusan Valid Valid Valid
Sumber: Data Hasil Olahan Uji Validitas (lampiran 20)
Uji validitas diatas menggunakan rumus korelasi product moment oleh Pearson. Sebagai contoh hasil perhitungan butir soal nomor 1 pilihan ganda pada taraf signifikan 5% n= 30 dan rtabel 0,361 diperoleh rxy 0,419 (lampiran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
16). Hasil uji validitas pada tabel 4.4 dan 4.5 dapat disimpulkan dalam tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Pilihan Ganda dan Essay Pokok Bahasan Atmosfer dan Hidrosfer
Keputusan uji vaiditas Valid Tidak valid
Jml soal awal 43
33
Jml soal akhir
10
33
Sumber: Hasil Rekapan Uji Validitas Soal Pilihan Ganda dan Soal Uraian (lampiran 17 & 20)
b. Reliabilitas Sebanyak 30 soal pilihan ganda dan 3 soal uraian yang valid kemudian dilakukan uji reliabilitas. Diperoleh hasil perhitungan untuk soal pilihan ganda dengan taraf signifikan 5%, jumlah butir soal (k) = 30, dan rtabel= 0, 361 diperoleh
= 0,865, karena
reliabel (
maka instrumen dikatakan ) kemudian soal uraian dengan taraf
signifikan 5%, jumlah butir soal (k) = 3, dan rtabel= 0,361 diperoleh 0,600,
karena
maka
(
instrumen
dikatakan
=
reliabel
). Berdasarkan kriteria indeks reliabilitas, instrumen tes soal pilihan
ganda memiliki reliabilitas sangat tinggi sedangkan untuk instrumen tes soal uraian memiliki reliabilitas tinggi. Perhitungan uji reliabilitas instrumen tes disajikan pada lampiran 18 dan 21. c. Taraf kesukaran Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang tingkat kesukarannya mudah sebanyak 21 soal dan sedang 9 soal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22 dan terangkum dalam tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Jumlah soal 30
Sukar 0
Indeks kesukaran Sedang 9
Sumber: Hasil Rekapan Taraf Kesukaran Soal (lampiran 22)
commit to user
Mudah 21
Total 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
d. Daya Beda Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang daya pembedanya jelek sebanyak 2 soal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22 dan terangkum seperti tabel berikut ini: Tabel 4.8. Ringkasan Daya Beda Soal Jumlah butir 30
Tidak baik 0
Jelek 2
Daya beda Sedang 21
Baik 7
Baik sekali 0
Total 30
Sumber: Hasil Rekapan Uji Daya Beda Butir Soal (Lampiran 22)
2. Hasil Belajar a. Metode Pembelajaran Problem Based Learning Kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dengan metode pembelajaran Problem Based Learning mempunyai jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Pada tahap pretest hasil penilaian menunjukkan bahwa nilai tertinggi = 76, nilai terendah = 46, rata-rata 64,400, nilai tengah 64, dan standar deviasinya 7,454 sedangkan pada tahap posttes hasil penilaian menunjukkan nilai tertinggi 88, nilai terendah 54, rata-rata = 73,267, nilai tengah 74, dan standar deviasinya 5,907 (lampiran 23). Berdasarkan data pretest dan posttest kelas eksperimen dapat disimpulkan dalam tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Data
Jumlah Siswa
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Sd
Pretest
30
76
46
64,400
7,454
Posttest
30
88
54
73,267
5,907
Sumber: Data hasil Olahan Pretest dan Posttest (lampiran 23)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Untuk lebih jelas data hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6
Frekuensi Pretest Posttest 41- 50 2 0 51 – 60 6 1 61-70 16 8 71- 80 6 20 81- 90 0 1 91- 100 0 0
Interval
Sumber: Data Olahan Nilai Prestest dan Posttest Kelas Eksperimen (lampiran 23)
Distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dapat diperjelas dalam histogram pada gambar berikut ini. Gambar 4.1 Histogram Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Sumber: Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan histogram diatas antara nilai pretes dan posttest persebaran tiap intervalnya tidak sama, pada nilai pretest sebagian besar siswa mendapat nilai antara 61-70 dengan jumlah16 siswa, kemudian pada nilai posttest sebagian besar siswa mendapat nilai antara 71-80 dengan jumlah 20 siswa. Hasil rata-rata nilai pretest adalah 64,400 dan terjadi kenaikan pada rata-rata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
nilai posttest setelah siswa diberi perlakuan dengan metode pembelajaran PBL menjadi 73,267. b. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab Kelas VII I sebagai kelas kontrol dengan metode pembelajaran ceramah tanya jawab mempunyai jumlah siswa sebanyak 28 siswa dengan hasil pretest menunjukkan nilai tertinggi = 76 nilai terendah = 48, rata-rata = 61,357, nilai tengah = 61 dan standar deviasinya 7,140 (lampiran 23), sedangkan hasil posttest menunjukan nilai tertinggi = 84, nilai terendah = 54, rata-rata = 69,000, nilai tengah = 70 dan standar deviasinya 6,313 (lampiran 23). Berdasarkan data pretest dan posttest kelas kontrol dapat disimpulkan dalam tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11 Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Data
Jumlah Siswa
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Sd
Pretest
28
76
48
61,357
7,140
Posttest
28
84
54
69,000
6,313
Sumber: Data hasil Olahan Pretest dan Posttest (lampiran 23)
Untuk lebih jelas data hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi pada tabel 4.12 berikut ini. Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6
Frekuensi Pretest Posttest 41- 50 1 0 51 – 60 13 2 61-70 12 16 71- 80 2 9 81- 90 0 1 91- 100 0 0
Interval
Sumber: Data Olahan Nilai Prestest dan Posttest Kelas Eksperimen (lampiran 23)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelas kontrol dapat diperjelas dalam histogram pada gambar berikut ini. Gambar 4.2 Histogram Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
C. Pengujian Prasyaratan Analisis
Sumber: Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan histogram diatas antara nilai pretes dan posttest persebaran tiap intervalnya tidak sama, pada nilai pretest sebagian besar siswa mendapat nilai pada interval 51-60 dengan jumlah 13 siswa, kemudian pada nilai posttest sebagian besar siswa mendapat nilai pada interval 61-70 dengan jumlah 16 siswa. Hasil rata-rata nilai pretest adalah 61,357 dan nilai posttest adalah 69,000. c. Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Deskripsi statistik nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.13 . Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Posttest
N
Mean
SD
Nilai Min
Nilai Max
Eksperimen
30
73,267
5,907
54
88
Kontrol
28
69,000
6,313
54
84
Sumber: Data Hasil Olahan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (lampiran 23)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 4.14 berikut ini. Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No
Interval
1 2 3 4 5 6
41- 50 51- 60 61-70 71- 80 81-90 91-100
Frekuensi Eksperimen Kontrol 0 1 8 20 1 0
0 2 16 9 1 0
Sumber: Data Olahan nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol (lampiran 23)
Distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diperjelas dalam histogram pada gambar berikut ini. Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sumber: Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar 4.3 antara nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Nilai posttest kelas eksperimen kebanyakan siswa mendapat nilai pada interval 71-80 sebanyak 20 siswa dengan standar deviasi sebesar 5,907 sedangkan pada kelas kontrol kebanyakan siswa mendapat nilai pada interval 61-70 sebanyakcommit 16 siswa dengan standar deviasi sebesar 6,313. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Hasil rata-rata nilai posttes kelas eksperimen adalah 73,267 dan nilai posttest kelas kontrol adalah 69,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran Problem Based Learning hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum melaksanakan analisis variansi untuk menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang digunakan dalam uji persyaratan analisis adalah nilai pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 1. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji adalah metode Liliefors. Hasil uji normalitas dengan taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 4.15 dan selengkapnya disajikan pada lampiran 26. Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Kelas
Harga
Harga
Eksperimen
0,093
0,161
Kontrol
0,144
0,161
Sumber: Data uji normalitas (lampiran 26)
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Harga
<
.
pada masing-masing kelas dari tabel di atas, lebih kecil dari
sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas yang digunakan adalah uji Bartllet dengan taraf signifikan 5%. Hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
diperoleh nilai sebesar X2hitung= 0.051, sedangkan nilai X2tabel =3.841 (Lampiran 27). Hal ini menunjukkan bahwa X2hitung = 0.051< X2tabel =3.841, sehingga dapat disimpulkan populasi variansi kedua kelompok sama / homogen.
D. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat analisis terpenuhi. Untuk mengetahui uji hipotesis analisis data yang digunakan adalah uji-t. Berikut disajikan rangkuman analisis data hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan metode pembelajaran Problem Based Learning dan metode ceramah tanya jawab. Tabel 4.16. Rangkuman Hasil Analisis Uji-t Kelas Eksperimen
Hasil Belajar Postest
N 30
Mean 73,267
SD 5.907
Kelas Kontrol N
Mean
SD
28
69.000
6.313
thitung 2,659
Sumber: data hasil analisis posttest (lampiran 28) Berdasarkan analisis data diatas untuk perbandingan hasil belajar posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Keputusan uji hasil analisis data menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung sebesar 2,659 sedangkan ttabel sebesar 1,673 sehingga H0 ditolak karena thitung > ttabel (lampiran 28). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS Geografi yang signifikan antara yang menggunakan Metode Problem Based Learning dengan Metode Ceramah Tanya Jawab pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Magetan.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dengan metode ceramah tanya jawab ditinjau dari hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada pembelajaran IPS Geografi pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Magetan menggunakan populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan dengan jumlah sampel dua kelas yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII I sebagai kelas kontrol, dimana kelompok eksperimen
metode pembelajaran yang digunakan adalah
Problem Based Learning (PBL) sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah tanya jawab. Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditentukan secara simple random yaitu dipilih 2 kelas dengan sistem undian dengan maksud agar setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi kesembilan kelas yang menjadi anggota populasi. Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan tryout soal yang digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda instrumen soal. Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sebanyak 40 butir soal pilihan ganda diperoleh 30 soal yang valid, kemudian untuk soal uraian atau essay dengan jumlah 3 soal diperoleh hasil ketiga soal tersebut valid. Setelah diketahui validitas intrumen tersebut kemudian dilakukan uji reliabilitas soal, diketahui instrumen tes soal pilihan ganda memiliki reliabilitas sangat tinggi sedangkan untuk instrumen tes soal uraian memiliki reliabilitas tinggi. Selanjutnya dilakukan tes taraf kesukaran diketahui tidak ada soal yang memiliki tingkat kesukaran sukar, soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang berjumlah 9, dan soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah berjumlah 21 soal. Setelah diketahui taraf kesukaran soal selanjutnya dilakukan uji daya beda soal dapat diketahui bahwa soal dengan kriteria yang jelek berjumlah 2 soal, kriteria soal sedang berjumlah 21 soal, dan kriteria soal baik berjumlah 7 soal. Kegiatan penelitian dimulai dengan memberikan pretest kepada kelas kontrol dan kelas ekperimen sebelum kelas diberi perlakuan. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Diperoleh hasil pretest untuk kelas eksperimen nilai rata-rata 64,400 dan Sd = 7,454, sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh 61,357 dan Sd = 7,140. Setelah melakukan pretest kemudian dilanjutkan dengan commit to user dengan menggunakan metode memberikan perlakuan pada kelas eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah tanya jawab. Proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu kelas VII I dengan metode ceramah tanya jawab dilaksanakan 4 x pertemuan, tiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Berikut langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran ceramah tanya jawab: 1) Pembukaan (Apersepsi), 2) Kegiatan inti berupa penyampaian materi pelajaran, 3) Penutup yang berisi kesimpulan dan tanya jawab. Pembelajaran ceramah tanya jawab memiliki kelebihan antara lain
metode ceramah tanya jawab merupakan metode yang
murah dan mudah untuk dilakukan, dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan, dan guru dapat melakukan kontrol secara penuh terhadap pemahaman murid, namun dalam pembelajaran ceramah tanya jawab juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya: guru memiliki dominasi penuh dalam pembelajaran sehingga kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung, membuat siswa jenuh dan bosan, kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan dan memakan waktu yang lama untuk merangkum bahan pelajaran. Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu kelas VII A dengan metode Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan 4 x pertemuan, tiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Berikut langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran PBL. 1) Pembukaan (Apersepsi) dengan pemberian motivasi, pembagian kelompok, menginformasikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan inti (penyajian) meliputi : a) Mengorientasikan siswa kepada masalah b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar c) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok d) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 3) Penutup yang berisi merangkum materi yang telah dipelajari, melaksanakan tes dan pemberian pekerjaan rumah. Pembelajaran dengan metode Problem Based Learning memiliki kelebihan diantaranya merangsang pengembangan keterampilan berpikir siswa secara aktif, kreatif dan menyeluruh, melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa mengahadapi dan memecahkan masalah secara kreatif apabila menghadapi commit to user Problem Based Learning juga permasalahan dalam kehidupannya. Metode
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
memiliki kelemahan diantaranya proses pembelajarannya membutuhkan watu yang lama dan perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat soal. Posttest dilaksanakan setelah kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dan kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah tanya jawab, posttest berfungsi untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan. Kelas eksperimen diketahui rata-rata nilai 73, 267 dan Sd= 5,907, sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata 69,000 dan Sd= 6,313. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode ceramah tanya jawab dimana guru diposisikan sebagai sumber belajar utama siswa dan guru sebagai pusatnya, hasil belajar siswa lebih kecil dibandingkan dengan guru yang menggunakan metode Problem Based Learning, metode yang melibatkan keaktifan siswa, dan berpikir secara kreatif dengan metode PBL siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam mempelajari dan memamahami materi atmofser dan hidrosfer pada mata pelajaran IPS Geografi. Uji prasyarat analisis dilakukan sebelum dilakukan uji hipotesis dengan mengunakan uji normalitas dengan rumus Liliefors dan uji homogenitas dengan rumus Bartllet. Uji normalitas dan homogenitas berdasarkan nilai pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan uji normalitas kelompok eksperimen diperoleh kontrol
<
<
yaitu 0,093 < 0,161, kelompok
yaitu 0,144 < 0,161 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas diperoleh hasil X2hitung = 0.051< X2tabel =3.841 sehingga disimpulkan populasi variansi kedua kelompok sama / homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung = 2,659, ttabel 1,673 sehingga H0 ditolak karena thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS Geografi antara yang menggunakan Metode Problem Based Learning dengan Metode Ceramah Tanya Jawab, maka hipotesis “Ada perbedaan hasil belajar IPS commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Geografi antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode Ceramah Tanya Jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan” terbukti. Perbedaan hasil belajar tersebut diantaranya karena metode Problem Based Learning merupakan metode yang melibatkan keaktifan siswa. Siswa dituntut berpikir kritis untuk dapat memecahkan masalah yang sering terjadi di kehidupan mereka, dengan begitu siswa akan mampu untuk menghubungkan antara teori yang mereka pelajari dengan kehidupan nyata sehingga ingatan siswa terhadap materi lebih tahan lama. Nilai rerata pretest pada kelas yang diajar menggunakan metode Problem Based Learning sebesar 64,400 sedangkan nilai rerata posttest sebesar 73,267. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Problem Based Learning pada kelas eksperimen dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik karena rata-rata nilai siswa meningkat. Proses pembelajaran dengan Problem Based Learning dapat dilaksanakan dengan baik karena didukung pula oleh beberapa hal diantaranya penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Magetan yang merupakan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI). Sekolah tersebut juga didukung oleh fasilitas belajar yang lengkap diantaranya ketersediaan LCD di tiap kelas, kewajiban setiap siswa memiliki laptop dan ketersediaan hotspot area di sekolah. Faktor-faktor pendukung itulah yang juga mendukung proses pembelajaran dengan metode Problem Based Learning dapat dilaksanakan dengan baik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Pembelajaran
Problem
Based
Learning
memiliki
lima
langkah
pembelajaran. Kelima langkah tersebut meliputi: orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, kemudian menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Orientasi siswa pada masalah, merupakan tahap yang pertama dilakukan sebelum memulai pelajaran. Kegiatan ini dimulai dengan guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk to user terlibat dalam pemecahan masalahcommit yang dipilih.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Tahap yang kedua adalah mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Setelah mengorganisasi siswa untuk belajar tahap selanjutnya adalah membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Kegiatan ini dilakukan oleh guru dengan memberikan dorongan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Merupakan tahapan dimana guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap yang terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Metode pembelajaran PBL merupakan metode yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan berbuat sehingga memacu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan mengembangkan segala potensi siswa secara optimal sehingga akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran tersebut tidak dijumpai pada pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tanya jawab. Siswa yang diajar dengan metode pembelajaran ceramah tanya jawab kurang dapat berinteraksi dan bekerjasama dengan siswa yang lain, sehingga keaktifan dalam proses pembelajaran sangat kurang. Selain itu, jumlah siswa yang banyak menyebabkan pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya. Hasil penelitian sebelumnya tentang penggunaan metode pembelajaran Problem Based Learning telah dilakukan oleh 1) Fery Mufarokhah (2007) dengan metode penelitian eksperimen diperoleh peningkatan rata-rata nilai geografi siswa yang commit to user Based Learning meningkat 13, diajar dengan menggunakan metode Problem
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
541%. 2) Haniah Nurlalini (2011) dengan metode penelitian tindakan kelas, diperoleh hasil bahwa penggunaan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar geografi. Hal ini dapat diketahui tercapainya ketuntasan belajar siswa sebanyak 80%. Berdasarkan kedua penelitian tersebut dapat diasumsikan bahwa metode Problem Based Learning cocok digunakan pada pelajaran geografi karena mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS geografi antara yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dengan metode ceramah tanya jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan dengan uji-t pada taraf signifikansi 0,05 % diperoleh harga thitung > ttabel atau 2,659 > 1,673. Kelas yang diajar dengan metode Problem Based Learning lebih baik dibandingkan kelas yang diajar dengan metode ceramah tanya jawab yang ditunjukkan dari nilai rerata posttest pada kelas eksperimen sebesar 73,267 lebih tinggi daripada nilai rerata kelas kontrol sebesar 69,000.
B. Implikasi Hasil penelitian yang menunjukkan penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) memberikan hasil belajar IPS geografi yang lebih baik daripada penggunaan metode ceramah tanya jawab maka dapat dikemukakan bahwa implikasi metode Problem Based Learning (PBL) sebagai variasi metode pembelajaran memberikan sumbangan terhadap peningkatan hasil belajar IPS geografi siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pemilihan metode
pembelajaran
IPS
Geografi
utamanya
pada
kompetensi
dasar
mendeskripsikan gejala atmofser dan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan.
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah penulis sampaikan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan keberhasilan bagi siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar. 1. Bagi Guru Guru dapat menggunakan metode Problem Based Learning dalam mengajarkan mata pelajaran IPS Geografi pada kompetensi dasar gejala atmofser dan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan, sebagai salah satu alternatif metode yang efektif. Hal ini disebabkan PBL merupakan pembelajaran yang berpusat pada keaktivan siswa dalam memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok, sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari. 2. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha mengembangkan metode pembelajaran yang merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran salah satunya dengan menggunakan metode Problem Based Learning utamanya pada pelajaran IPS Geografi. 3. Bagi Peneliti lain Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini, masih terdapat beberapa kekurangan dalam hal, kurang meratanya partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok, kegiatan penyelidikan siswa yang terbatas di dalam ruang lingkup kelas atau sekolah, dan jumlah jenis soal analisis yang terbatas. Oleh karena itu disarankan pada peneliti lain untuk memperhatikan aspek-aspek tersebut.
commit to user