31
METODE
Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah restrospektif.
Lokasi penelitian adalah
Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan (Lampiran 1).
Pemilihan
lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa ; a) Kabupaten Muara Enim sebagai wilayah yang mendukung Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan, tetapi masih menjadi prioritas penanganan daerah rawan pangan, b) kebutuhan luas lahan untuk produksi pertanian pangan yang perlu dipertahankan untuk menjamin keberlanjutan ketersediaan pangan di Kabupaten Muara Enim belum diketahui. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2010. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut waktu meliputi data kependudukan, data produksi, luas lahan pertanian, ketersediaan pangan, konsumsi pangan, rencana strategis (renstra) kabupaten dan renstra SKPD (satuan kerja perangkat daerah). Tabel 3 Keterkaitan tujuan penelitian dengan data dan sumber data Tujuan 1
2
3
Data dan Jenis Data a. Data produksi pangan tahun 2003-2009 (sekunder)
Sumber Data - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan
b. Data NBM tahun 2004-2009 (sekunder)
Kantor Ketahanan Pangan
a. Data jumlah dan laju pertumbuhan penduduk (sekunder)
BPS
b. Data konsumsi pangan tahun 2009 (sekunder)
Dinas Kesehatan dan Kantor Ketahanan Pangan
c. Data target produksi pangan SKPD tahun 2008-2013 (sekunder)
‐ Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura ‐ Dinas Peternakan dan Perikanan ‐ Dinas Perkebunan
a. Proyeksi kebutuhan produksi pangan tahun 2010-2015
Hasil pengolahan data Tujuan 2
32
Tabel 3. Keterkaitan tujuan penelitian dengan data dan sumber data (Lanjutan) Tujuan
4
Data dan Jenis Data b. Data arahan tata guna lahan pertanian (sekunder)
Sumber Data Balitbang SDL Pertanian
c. Data aktual luas lahan (sekunder)
BPS
d. Data lahan pertanian tahun 2028 (sekunder)
RTRW Kab. Muara Enim
a. RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Sumsel dan RPJMD Kabupaten Muara Enim (sekunder)
Bappeda
b. Renstra Kabupaten Muara Enim, renstra SKPD terkait (sekunder)
‐ Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura ‐ Dinas Peternakan dan Perikanan ‐ Dinas Perkebunan ‐ Kantor Ketahanan Pangan
Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell 2007, kemudian dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data yang dilakukan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4. Pengolahan dan Analisis Data Tujuan
Pengolahan Data
1
a. Menghitung rata-rata laju produksi b. Menghitung laju ketersediaan pangan aktual
2
a. Menghitung proyeksi penduduk dengan model pertumbuhan b. Menghitung kebutuhan konsumsi ideal pangan penduduk tahun 2013 dan 2015 c. Menghitung kebutuhan ketersediaan ideal pangan tahun 2013 dan 2015
Analisis Data a. Analisis laju pertumbuhan produksi b. Analisis gap antara kondisi ketersediaan aktual dan kondisi ideal Analisis gap antara proyeksi SKPD dan poduksi berbasis PPH
33
Tabel 4 Pengolahan dan Analisis Data (Lanjutan) Tujuan
Pengolahan Data
Analisis Data
d. Menghitung kebutuhan produksi ideal tahun 2013 dan 2015 e. Membandingkan proyeksi produksi pangan berbasis PPH dan target produksi SKPD terkait 3
a. Menghitung luas kebutuhan lahan berdasarkan kebutuhan produksi pangan ideal b. Menghitung proyeksi luas lahan dari tren perubahan luas lahan pertanian dengan model persamaan linier (metode Least Square) c. Membandingkan luas lahan pertanian pangan (aktual, RTRW, produksi pangan ideal) d. Membuat skenario kebutuhan lahan pertanian pangan e. Menghitung land man ratio
a. Analisis gap antara luas lahan ideal dengan potensi luas lahan b. Analisis gap land man ratio untuk produksi pangan ideal dan aktual
4
a. Membandingkan prioritas pembangunan bidang ketahanan pangan b. Membandingkan visi misi renstra kabupaten dengan visi misi SKPD lingkup pertanian c. Menelusuri dasar penetapan target produksi SKPD d. Menelusuri arahan luas lahan pertanian dalam RTRW
Analisis konten : ‐ Keterpaduan dan konsistensi antar dokumen kebijakan ‐ Keterpaduan dengan kondisi yang diharapkan
Dari Tabel 3 dan 4, disusun langkah-langkah pengolahan dan analisis data pada Gambar 2.
34
Tujuan 1
Tujuan 2
‐ Data konsumsi pangan thn 2007 dan 2009 ‐ Data produksi pangan thn 2003-2009
‐ Data jumlah dan laju pertumbuhan penduduk ‐ Data konsumsi pangan penduduk ‐ Data target produksi pagan SKPD
‐ Menyusun data seri produksi ‐ Menyusun data seri ketersediaan
‐ Menghitung proyeksi penduduk thn 2011-2015 ‐ Menghitung kebutuhan konsumsi , ketersediaan dan produksi pangan thn 2013 dan 2015 menuju ideal
‐ Analisis laju produksi ‐ Analisis gap ketersediaan aktual dan ideal
‐ Situasi produksi pangan ‐ Situasi ketersediaan aktual dan ideal
Analisis gap proyeksi produksi ideal dan target produksi SKPD
Acuan produksi pangan thn 2013 dan 2015
Tujuan 3
Tujuan 4
‐ Proyeksi produksi pangan ideal thn 2013 dan 2015 ‐ Data aktual luas lahan ‐ Data arahan tataguna lahan pertanian ‐ Data tata ruang lahan pertanian
a. Data prioritas pembangunan nasional b. Data prioritas pembangunan Provinsi Sumsel c. Data prioritas pembangunan Kabupaten Muara Enim (RPJMD tahun 2008-2013 d. Data renstra SKPD lingkup pertanian
‐ Menyusun data seri lahan pertanian tahun 2003-2009 dan proyeksi lahan pertanian tahun 2010-2015 ‐ Menghitung kebutuhan luas lahan produksi pangan berbasis PPH tahun 2013 dan 2015 ‐ Membandingkan luas lahan berbasis PPH dengan potensi, terpakai dan yang dicadangkan ‐ Menyusun skenario kebutuhan luas lahan Analisis gap kebutuhan luas lahan pertanian
a. Analisis konten keterpaduan dan konsistensi ‐ Membandingkan prioritas pembangunan bid. ketahanan pangan lintas wilayah ‐ Membandingkan visi misi renstra kabupaten dengan visi misi SKPD lingkup pertanian b. Menelusuri dasar penetapan proyeksi target produksi pangan c. Menelusuri luas lahan pertanian yang dicadangkan dalam RTRW
Land man ratio lahan pertanian ideal
Gambar 2. Alur pengolahan data
35
Secara lebih rinci langkah pengolahan dan analisis data diuraikan sebagai berikut : 1)
Untuk menganalisis situasi konsumsi, ketersediaan dan produksi pangan penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2003-2009, yaitu dengan : -
Membandingkan jumlah dan mutu data konsumsi pangan tahun 2007 dan 2009 dengan konsumsi pangan ideal, kemudian dilakukan analisis gap.
-
Membandingkan jumlah dan mutu data ketersediaan pangan tahun 20032009 dengan ketersediaan ideal, kemudian dilakukan analisis gap.
-
Menghitung pertumbuhan/laju skor PPH ketersediaan energi Laju skor PPH =
(PPHt – PPHt-1) x 100 PPHt-1
Keterangan : PPHt = skor PPH tahun tertentu (2010-2015) = skor PPH tahun sebelumnya PPHt-1 -
Menyusun data seri produksi pangan tahun 2003-2009, lalu dihitung pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan produksi untuk melihat tren perkembangannya, dengan rumus : P.Pr(n)
=
(Pr (n) – Pr (n-1)) Pr (n-1)
x 100%
Keterangan : P.Pr (n) = persentase pertumbuhan produksi tahun ke n Pr (n) = tingkat produksi tahun ke n Pr (n-1) = tingkat produksi tahun sebelumnya (n-1) Rata- rata P.Pr
=
P.Pr1 + P.Pr2 +…+ P.Prn n
Keterangan : P.Pr1 = persentase pertumbuhan produksi tahun ke 1 P.Pr2 = persentase pertumbuhan produksi tahun ke 2 = persentase pertumbuhan produksi tahun ke n P.Prn n = jumlah tahun
36
2)
Untuk menyusun proyeksi kebutuhan konsumsi, ketersediaan dan produksi pangan penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2010-2015 berdasarkan pada data konsumsi pangan actual tahun 2009. Tahapannya adalah sebagai berikut: -
Menghitung proyeksi jumlah penduduk tahun 2011-2015 dengan menggunakan tingkat pertumbuhan penduduk 1,79 persen per tahun (BPS, 2010), dengan rumus : PT= Po(1+r)n Keterangan
-
PT
:
Po r n
: : :
Jumlah penduduk pada tahun ke-n (tahun 2010 sampai dengan tahun 2015) jumlah penduduk pada tahun awal (tahun 2009) tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (1,79 persen) banyak perubahan tahun
Menghitung kebutuhan konsumsi pangan ideal penduduk dengan cara : a.
Menghitung proyeksi PPH konsumsi tahun 2010-2015 mengacu pada PPH nasional (Tabel 5) dengan menggunakan data PPH konsumsi tahun 2009 menggunakan metode interpolasi. Tabel 5 Konsumsi Pangan Berdasarkan PPH Nasional No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelompok Pangan Padi-padian Umbi-umbian Hewani Minyak/lemak Buah/biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur dan buah Minuman dan bumbu Total
Konsumsi % (kkal/kap/hari) AKE 1000 50 120 6 240 12 200 10 60 3 100 5 100 5 120 6 60 3 2000 100
Bobot 0,5 0,5 2 0,5 0,5 2 0,5 5
Skor PPH 25 2,5 24 5 1 10 2,5 30 100
Rumus interpolasi PPH : Proyeksi PPHKPt =
PPHKPt0 +
(tn-t0) x PPHKPta-PPHKPt0 tn-t0
37
Keterangan : PPHKPt PPHKPt0 tn t0 PPHta PPHt0 b.
= = = = = =
skor PPH kelompok pangan tertentu (tahun 2010-2015) skor PPH kelompok pangan tertentu tahun 2009 tahun 2010-2015 tahun 2009 skor PPH kelompok pangan tertentu tahun 2015 skor PPH kelompok pangan tertentu tahun 2009
Menghitung proyeksi konsumsi pangan (kkal/kap/hari) setiap kelompok pangan tahun 2010-2015, dengan rumus : Konsumsi kelompok pangan
=
PPHt x konsumsi klp pangan thn 2009 PPH t0
Keterangan : PPHt = skor PPH konsumsi tahun 2010-2015 = skor PPH konsumsi tahun dasar (2009) PPH0 c.
Menentukan jenis pangan dari setiap kelompok pangan berdasarkan data konsumsi pangan penduduk tahun 2009, dengan mengambil proporsi jenis pangan terbesar dari kelompok pangan (Tabel 6). Tabel 6 Jenis pangan terpilih dalam setiap kelompok pangan berdasarkan hasil survey konsumsi pangan penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2009 No
d.
Kelompok Pangan
1 2 3
Padi-padian Umbi-umbian Hewani
4 5 6 7
Minyak/lemak Buah/biji berminyak Kacang-kacangan Sayur dan buah
Jenis Pangan Terpilih Beras Ubi kayu Daging ayam Ikan Minyak sawit Kelapa Kacang kedelai Kacang panjang Tomat Jeruk Nanas
Proporsi (%) 91 90 40 48 100 100 82 41 28 12 19
Menghitung berat setiap jenis pangan (setara) dalam satuan gram berdasarkan data konsumsi tahun 2009, dengan rumus :
38
Berat pangan setara (gr)
=
Konsumsi energi klp pangan x 10.000 KE x BDD
Keterangan : KE = kandungan energi per 100 gram berat pangan BDD = persentase bagian yang dapat dimakan e.
Menghitung kebutuhan konsumsi pangan penduduk tahun 2010-2015 dengan rumus : Kebutuhan konsumsi pangan = Bps x jumlah penduduk x 365 hari penduduk (ton/tahun) 1.000.000 Keterangan : Bps = berat pangan setara dalam satuan gram
f.
Menghitung ketersediaan pangan penduduk tahun 2010-2015 dengan rumus : Ketersediaan pangan = penduduk
g.
Menghitung
proyeksi
110% x kebutuhan konsumsi pangan produksi
pangan
tahun
2010-2015
memperhitungkan kebutuhan untuk bibit, pakan dan tercecer kemudian dikali faktor konversi dari bahan makanan hasil olahan ke hasil asli usahatani on farm, dengan rumus : Produksi pangan = penduduk
(Kp + % bibit + % pakan + % tercecer) x ak
Keterangan : Kp = angka ketersediaan pangan ak = angka konvenrsi jenis pangan ke bentuk panen -
Dilakukan analisis gap antara produksi berbasis proyeksi SKPD (dalam renstra) dan berbasis PPH.
3)
Untuk mengetahui daya dukung wilayah untuk mendukung produksi pangan yang memenuhi kebutuhan ideal pangan penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2010-2015, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
39
-
Menghitung luas lahan untuk proyeksi produksi pangan berbasis PPH. Asumsi yang digunakan adalah rata-rata produktifitas sama dengan kondisi aktual. Untuk lahan sawah asumsi yang digunakan adalah tidak ada lahan fuso dan indeks pertanaman satu kali setahun (IP 100). Rumus luas lahan untuk padi, tanaman perkebunan dan buah-buahan : Luas lahan =
target produksi ——————— produktivitas
Rumus untuk mencari luas lahan yang dibutuhkan untuk kelompok pangan hewani : Jika pangan acuannya unggas : Target produksi (kg) Standar luas kandang Luas lahan = ——————————— X ——————————— Berat 1 ekor unggas Jumlah unggas dlm kandang
Asumsi berat rata-rata 1 ekor ayam adalah 1,75 kg dan luas kandang standar untuk 1000 ekor ayam adalah 200 m2 (Kepmentan, 2001). Jika pangan acuannya ikan (kolam/tambak): Target
produksi (kg)
Standar luas kolam
Luas lahan = ——————————— X ————————————— Berat rata 1 ekor ikan
Populasi ikan dlm kolam standar
Asumsi berat rata-rata 1 ekor ikan mas adalah 0,25 kg dan luas kolam standar untuk 100 ekor ikan mas adalah 10 m2. -
Menghitung proyeksi luas lahan dari tren perubahan luas lahan pertanian tahun 2003-2009, dengan metode Least Square dengan model persamaan linier. Rumus : YT = β0 + β1T + ε Keterangan YT : besarnya luas lahan pada tahun ke-i (tahun dasar adalah tahun 2003) β0 : nilai tren yang merefleksikan luas lahan sejak tahun 2003
40
‐
β1
:
T ε
: :
nilai slope yang menggambarkan peningkatan/penurunan luas lahan per tahun kode tahun ke-i galat
Menyusun skenario kebutuhan lahan tahun 2013 dan 2015 untuk mencapai kondisi keseimbangan antara ketersediaan (supply) luas lahan pertanian pangan (berbasis trend) dengan kebutuhan (demand) luas lahan pertanian (berbasis kebutuhan konsumsi pangan penduduk) : 1.
Laju pertumbuhan penduduk tetap, pola konsumsi pangan tetap (skenario I)
2.
Laju pertumbuhan penduduk tetap, konsumsi pangan per kapita menuju kondisi ideal (skenario II)
3.
Laju pertumbuhan penduduk turun menuju 1,49 persen selama lima tahun, konsumsi pangan per kapita menuju kondisi ideal (skenario III)
‐
Dari skenario I, II dan III kemudian dihitung land man ratio dengan rumus : Land man ratio =
4)
Luas lahan pertanian Jumlah penduduk
Analisis terhadap kebijakan dilakukan dengan : ‐
Matriks analisis konsistensi dan keterpaduan antar dokumen perencanaan kebijakan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten
‐
Matriks analisis konsistensi dan keterpaduan antar Renstra Kabupaten Muara Enim dengan Renstra SKPD.
‐
Penelusuran terhadap renstra SKPD untuk mengetahui dasar untuk proyeksi target produksi dan kebutuhan luas lahan pertanian pangan dalam menjamin keberlanjutan produksi pangan.
‐
Penelusuran RTRW Kabupaten Muara Enim untuk mengetahui luas lahan pertanian yang dicadangkan kemudian dibandingkan dengan kebutuhan luas lahan pertanian pangan berbasis PPH.
41
Keterbatasan dan Asumsi dalam Penelitian Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Potensi produksi pangan wilayah hanya dicari melalui analisis tren terhadap data seri produksi pangan selama 8 tahun (2003-2009). 2. Ketersediaan lahan pertanian hanya digunakan untuk memperhitungkan kebutuhan produksi pangan on farm saja. 3. Ketersediaan lahan diproyeksikan dengan model persamaan linear, tanpa mempertimbangkan konversi lahan. Asumsi Penelitian Penelitian ini menggunakan asumsi sebagai berikut : 1. Ketersediaan pangan di Kabupaten Muara Enim diasumsikan dapat dipenuhi melalui swasembada absolut. 2. Dalam memperhitungkan proyeksi kebutuhan lahan pertanian untuk produksi pangan
ideal diasumsikan bahwa tingkat produktifitas masing-masing
komoditas pangan adalah sama dengan produktifitas pada tahun aktual. 3. Pencapaian konsumsi pangan ideal sesuai pola pangan harapan (PPH) yang ditunjukkan dengan skor PPH minimal 95 diasumsikan akan dicapai oleh Kabupaten Muara Enim pada tahun 2015.
Definisi Operasional Ketersediaan pangan berkelanjutan : anekaragam pangan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk untuk hidup sehat, aktif dan produktif, yang diukur dari AKE 2.200 kkal/kap/hari dan skor PPH 100. Penduduk : penduduk Kabupaten Muara Enim yang diukur dalam jumlah (jiwa). Konsumsi pangan ideal : adalah jumlah konsumsi pangan yang dibutuhkan penduduk Kabupaten Muara Enim untuk hidup sehat, aktif dan produktif berdasarkan pola pangan harapan (PPH) pada tahun tertentu yang diukur dalam satuan kkal/kapita/hari dan ton/tahun.
42
Produksi pangan : adalah jumlah produksi aneka pangan (berdasarkan kewenangan SKPD teknis) yang dibutuhkan per tahun untuk mencukupi konsumsi pangan penduduk menuju ideal dan penggunaan lain (industri, pakan ternak, bibit, tercecer,) pada tahun tertentu yang diukur dalam satuan ton/tahun. Ketersediaan pangan : adalah jumlah ketersediaan aneka pangan per tahun yang berasal dari produksi, stok dan perdagangan untuk mencukupi konsumsi pangan menuju ideal penduduk Kabupaten Muara Enim pada tahun tertentu yang diukur dalam satuan ton/tahun. Daya dukung pangan wilayah : adalah luas lahan pertanian pangan
yang
dibutuhkan dalam produksi pangan dalam rangka mencukupi konsumsi pangan penduduk menuju ideal dibagi jumlah penduduk, yang diukur dengan land man ratio. Lahan pertanian pangan : adalah luasan lahan yang dibutuhkan untuk budidaya pertanian pangan dalam memproduksi pangan dalam rangka mencukupi konsumsi pangan penduduk menuju ideal, yang diukur dalam satuan hektar (ha). Kebijakan ketahanan pangan : adalah kebijakan pemerintah Kabupaten Muara Enim (RPJMD, renstra SKPD) yang mendukung produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan yang berkelanjutan di Kabupaten Muara Enim.