Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disusun berdasarkan rangkuman tinjauan teori yang ada, khususnya mengenai hubungan antara satu faktor risiko dengan faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh hipertensi cukup kompleks yang dapat disebut juga sebagai titik akhir penyakit, sehingga dalam hal ini hipertensi disebut sebagai faktor risiko langsung dari titik akhir penyakit. Sedangkan yang merupakan faktor risiko tidak langsung dari titik akhir penyakit merupakan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi. Faktor-faktor yang berpengaruh kejadian hipertensi adalah faktor risiko yang tidak dapat diubah atau faktor risiko melekat yaitu faktor demografi meliputi umur, jenis kelamin, ras, dan keturunan meliputi genetik, riwayat keluarga. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu faktor demografi meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan, jenis pekerjaan, jabatan pekerjaan, letak geografi dan pola hidup meliputi rokok, gizi/pola makan, alkohol, olah raga, aktivitas fisik serta status kesehatan yang meliputi obesitas/IMT, penggunaan estrogen/pil KB dan stres kejiwaan. METODE Desain, Waktu dan Tempat Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan studi kasus kontrol, yang dapat menilai hubungan paparan penyakit dengan cara menentukan kelompok kasus dan kelompok kontrol, kemudian mengukur besarnya hubungan faktor risiko pada kelompok tersebut. Desain ini dipilih dengan pertimbangan bahwa dibandingkan dengan desain studi analitik lainnya, biaya studi kasus kontrol lebih murah dan secara teknis lebih mudah dilakukan. Kekuatan hubungan sebab akibat rancangan studi kasus kontrol lebih kuat dibandingkan dengan studi belah melintang. Studi kasus kontrol membutuhkan jumlah sampel yang lebih kecil dibandingkan studi kohort dan membutuhkan waktu lebih singkat. Dibandingkan dengan studi eksperimental, studi kasus kontrol secara etika lebih memungkinkan untuk dilakukan. Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dimulai dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2011. Rancangan penelitian kasus kontrol yang diajukan sebagai berikut: Retrospektif : - Terpapar Faktor Risiko - Tidak Terpapar Faktor
Sampel Yang Menderita Hipertensi
Kasus
Retrospektif : - Terpapar Faktor Risiko - Tidak Terpapar Faktor
Sampel Yang Tidak Menderita Hipertensi
Kontrol
Gambar 5 Desain studi kasus kontrol (Gordis 2000)
Prospektif
Prospektif
Cara Penetapan Sampel Responden penelitian ini adalah semua peserta pelatihan Pimpinan III dan IV yang merupakan pejabat Eselon III dan IV dari Kementerian Pertanian, Kementerian Luar Negeri dan Pemda DKI. Dari semua peserta Pelatihan Pimpinan III dan IV periode Juli – Oktober 2011 hanya didapatkan 48 responden yang hipertensi sebagai kelompok kasus, kemudian diambil jumlah yang sama secara acak yang tidak hipertensi sebagai kelompok kontrol, sehingga jumlah sampel pada penelitian ini 96 responden Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data primer terdiri dari karakteristik individu, pola hidup dan status kesehatan. Data karakteristik individu meliputi : umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan tekanan darah, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah anggota keluarga; data pola hidup meliputi : kebiasaan makan, merokok merokok, dan kebiasaan olahraga; data status kesehatan meliputi : IMT, penggunaan kontrasepsi estrogen dan stres kejiwaan. Data umur individu dikumpulkan dengan cara ditanyakan secara langsung dan dengan melihat dari Nomor Induk Pegawai. Data berat dan tinggi badan dikumpulkan masing-masing dengan melakukan pengukuran menggunakan timbangan berat badan dan microtoise. Timbangan berat badan yang digunakan adalah timbangan digital dengan kapasitas 200 kg dan ketelitian 0.1 kg. Microtoise yang digunakan mempunyai kapasitas 200 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Data tekanan darah dikumpulkan dengan cara pengukuran langsung menggunakan alat pengukur tekanan darah air raksa (Spignomanometer) dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak masing-masing 5 menit dalam keadaan berbaring. Data tingkat pendidikan responden dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner terstruktur yang telah dipersiapkan. Data pola hidup meliputi kebiasaan makan, merokok, dan olahraga dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur yang telah dipersiapkan. Data status kesehatan meliputi IMT, penggunaan kontrasepsi estrogen dan stres kejiwaan dilakukan dengan pemeriksaan fisik dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan, anamnesis dokter serta wawancara terbatas dengan dengan alat bantu kuesioner. Variabel dan metode pengumpulan data secara ringkas disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Variabel dan Metode Pengumpulan Data Variabel Karakteristik responden dan keluarga Tekanan darah Aktifitas fisik Konsumsi pangan IMT/status gizi Tingkat stres
Metode
Intrumen
Wawancara
Kuesioner
Pengukuran Langsung Wawancara Wawancara Pengukuran TB dan penimbangan BB Wawancara
Spignomanometer Raksa Kuesioner Kuesioner Microtoise dan timbangan badan Kuesioner
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data Tahap pengolahan data meliputi: Cleaning yaitu sebelum dilakukan pengolahan, terlebih dahulu dilakukan pengecekan agar tidak ada data yang tidak perlu; Editing yaitu setelah data dikumpulkan lalu dilakukan pengeditan untuk mengecek kelengkapan dan kesinambungan data; Coding yang dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data termasuk dalam pengelompokan kategori dan pemberian skor; serta Entry Data yaitu memasukkan data ke program komputer untuk proses analisis data. Data umur responden dihitung berdasarkan pada ulang tahun terakhir yang telah dijalani. Kemudian umur tersebut dikelompokkan menjadi 2 kelompok umur yaitu kurang dari 40 dan kelompok 40 tahun atau lebih. Data jenis kelamin responden dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Data berat badan dan tinggi badan digunakan untuk menghitung Indek Masa Tubuh (IMT) dengan menggunakan rumus BB (kg) / TB (m)2. Berdasarkan data IMT yang didapatkan kemudian dikelompokkan menjadi dua katagori yaitu obesitas jika IMT lebih dari 25 dan tidak obesitas jika IMT kurang dari atau sama dengan 25. Data pendidikan responden dikelompokkan menjadi tiga yaitu rendah (SMU), sedang (D3 dan S1) dan katagori pendidikan tinggi (S2 dan S3).Data tekanan darah responden diukur secara langsung dengan menggunakan pengukur tekanan darah air raksa (spignomanometer) kemudian dikelompokkan pada 2 kelompok yaitu hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg dan kelompok tidak hipertensi jika tekanan darah sistolik kurang dari 140 mmHg dan atau tekan darah diastolik kurang dari 90 mmHg. Data riwayat keluarga/keturunan dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu ada keturunan jika terdapat riwayat keturunan langsung dari bapak dan ibu dan tidak langsung dari kakek dan nenek dan kelompok tidak ada riwayat keturunan. Data kebiasaan merokok responden adalah kebiasaan menghisap rokok atau pernah merokok dalam sehari-hari. Data ini dikelompokkan menjadi perokok berat jika lebih dari 12 batang per hari, perokok sedang jika 6-12 batang per hari, perokok ringan jika kurang dari 6 batang per hari dan kelompok bukan perokok. Data kebiasaan makan makanan asin dan lemak jenuh dikumpulkan dangan pengamatan dan wawancara dengan kuesioner. Kemudian dikelompokkan menjadi kelompok sering jika lebih dari atau sama dengan 3 kali seminggu atau setiap hari, kelompok sedang jika 1-2 kali seminggu, kelompok jarang jika belum tentu seminggu sekali dan kelompok tidak pernah. Data kebiasaan olahraga responden dikumpulkan dengan wawancara. Data tersebut kemudian dikelompokkan menjadi kelompok tidak pernah berolahraga jika responden tidak pernah berolahraga, kelompok olahraga tidak ideal jika
kurang dari 3 kali dalam seminggu denganwaktu kurang dari 30 menit, dan kelompok olahraga ideal jika olahraga minimal 3 kali seminggu dengan waktu menimal 30 menit setiap olahraga. Data penggunaan kontrasepsi estrogen (pil KB) selama 12 tahun berturutturut didapatkan dengan wawancara kemudian dikelompokkan menjadi kelompok pengguna dan tidak pengguna. Data stres kejiwaan wawancara dengan alat bantu kuesioner untuk melihat gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor dari luar dan masalah itu menyebabkan perasaan tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, rasa takut dan rasa bersalah. Kemudian data tersebut dikelompokkan menjadi kelompok yang mengalami stres dan kelompok yang tidak mengalami stres. Analisis Data Data yang sudah diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik responden menurut kasus dan kontrol, dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik untuk mengetahui proporsi masingmasing variabel. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan signifikan antara faktor risiko terhadap hipertensi. Selanjutnya juga ditentukan besar risiko (Odds Ratio / OR) paparan terhadap kasus sebagaimana tercantum pada Tabel 3. Tabel 3 Distribusi faktor risiko pada kelompok kasus dan kontrol Penyakit Paparan Terpapar Tidak terpapar
Kasus (+)
Kontrol (-)
a
B
c
D
Nilai Odds Ratio ditentukan dengan rumus OR = a.d / b.c, dengan selang kepercayaan 90%. Interpretasi hasil perhitungan nilai OR adalah sebagai berikut : jika OR lebih dari 1 dan 90% CI tidak mencakup nilai 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti merupakan faktor risiko; jika OR lebih dari 1 dan 90% CI mencakup nilai 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti bukan merupakan faktor risiko; dan jika OR kurang dari 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti merupakan faktor protektif. Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersamasama variabel bebas terhadap variabel terikat, dan variabel bebas yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpangaruh terhadap kejadian tekanan darah tinggi dilakukan dengan cara analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda(stepwise backward) dengan persamaan sebagai berikut: Y = C + β1X1 + β2X2+ β3X3 + β4X4+ β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 Keterangan: Y Kejadian hpertensi X1 Umur X2 Jenis kelamin X3 Tingkat pendidikan
X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
Riwayat keluarga Kebiasaan olahraga Kebiasaan makan asin Kebiasaan makan berlemak Indeks Masa Tubuh (IMT) Stress Kebiasaan merokok
Definisi Operasional Hipertensi. Pada penelitian ini tekanan darah responden dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Data tekanan darah dikumpulkan dengan cara pengukuran langsung dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah air raksa (Spignomanometer) dan dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak masingmasing 5 menit dalam keadaan berbaring. Usia. Usia responden pada penelitian ini dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir yg telah dijalani saat penelitian yang ditanyakan pada saat wawancara dengan responden. Kemudian umur responden dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kelompok umur kurang dari 40 tahun dan kelompok umur 40 tahun atau lebih. Riwayat keluarga hipertensi/keturunan. Pada penelitian ini responden dikatakan memiliki riwayat keluarga hipertensi jika ibu atau bapak (keturunan langsung), kakek atau nenek (keturunan tidak langsung) mengalami hipertensi. Data ini ditanyakan pada saat wawancara dengan responden yang kemudian dikelompokkan menjadi kelompok yang ada dan yang tidak ada keturunan. Kebiasaan merokok. Dalam penelitian ini yang dimaksud kebiasaan merokok adalah kebiasaan/perilaku menghisap rokok dan atau pernah merokok dalam sehari-hari yang ditanyakan pada saat wawancara dengan responden. Data kebiasaan merokok responden ini dikelompokkan menjadi kelompok perokok berat jika lebih dari 12 batang per hari, kelompok perokok sedang jika 6–12 batang per hari, kelompok perokok ringan jika kurang dari 6 batang per hari dan kelompok bukan perokok yaitu kelompok yang tidak merokok. Kebiasaan makan makanan asin. Kebiasaan makan makanan asin atau banyak mengadung garam yang dilakukan sehari-hari dalam periode waktu tertentu. Data kebiasaan makan makanan asin ini dikelompokkan menjadi kelompok sering jika 3 kali seminggu s/d setiap hari mengonsumsinya, kelompok sedang jika 1-2 kali semingu mengonsumsinya, kelompok jarang jika belum tentu seminggu sekali mengonsumsinya dan kelompok tidak pernah jika tidak makan makanan asin. Makanan asin adalah makanan yang mengandung kadar natrium tinggi seperti makanan yang diawetkan atau makanan lainnya yang menggunakan kadar natrium tinggi. Kebiasaan makan makanan berlemak. Kebiasaan makan makanan yang mengandung lemak sehari-hari dalam periode waktu tertentu. Data ini dikelompokkan menjadi kelompok sering jika 3 kali seminggu s/d setiap hari mengonsumsinya, kelompok sedang jika 1-2 kali semingu
mengonsumsinya, kelompok jarang jika belum tentu seminggu sekali mengonsumsinya dan kelompok tidak pernah jika tidak pernah makanan yg mengandung lemak jenuh. Makanan berlemak adalah makanan yang banyak mengandung asam lemak jenuh seperti jeroan (usus, babat, lidah, jantung, otak dan paru). Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol. Kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol sehari-hari dalam periode waktu tertentu. Data ini dikelompokkan menjadi kelompok sering jika lima kali atau lebih setiap minggu mengonsumsinya, kelompok kadang-kadang jika 1-3 kali setiap minggu, kelompok jarang jika satu kali atau kurang setiap minggu mengonsumsinya dan kelompok tidak pernah jika responden tidak pernah mengonsumsinya. Kebiasaan olahraga. Kebiasaan melakukan olahraga jenis tertentu dengan waktu rata-rata tertentu secara teratur selain aktivitas fisik sehari-hari. Data ini dikelompokkan menjadi kelompok tidak pernah berolahraga jika responden tidak pernah melakukan kegiatan olahraga, kelompok olah raga tidak ideal jika responden melakukan olahraga tertentu kurang dari 3 kali seminggu dengan waktu kurang dari 30 menit setiap kalinya dan kelompok olahraga ideal jika responden melakukan olahraga tertentu minimal 3 kali seminggu dengan waktu minimal 30 menit setiap kali olahraga. Obesitas. Suatu keadaan dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan di dalam jaringan tubuh, yang diketahui dari pengukuran tinggi badan dan berat badan. Nilai dari hasil penghitungan berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat dari tinggi badan dalam meter (IMT = BB (kg)/TB2 (m2)). Responden dikatakan obesitas jika hasil dari penghitungan IMT lebih dari 25. Penggunaan kontrasepsi estrogen. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan penggunaan kontrasepsi estrogen jika responden menggunakan kontrasepsi estrogen atau pil KB selama 12 tahun berturut-turut. Stres kejiwaan. Gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan faktor dari luar dan masalah itu menyebabkan perasaan tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut atau rasa bersalah. Hal tersebut ditanyakan pada saat wawancara dengan responden sesuai dengan kuesioner. Kemudian responden dikelompokkan menjadi kelompok yang mengalami stres jika nilai dari jawaban dari kuesionernya 26 atau lebih dan kelompok responden tidak mengalami stres jika skor kuesionernya kurang dari 26. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Responden Karakteristik responden yang diamati meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan riwayat keluarga. Data karakteristik responden secara lengkap disajikan pada Tabel 4. Umur