| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Unesa Universitas Negeri Surabaya
MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI PELINDUNG
Rektor PENASIHAT
Pembantu Rektor I Pembantu Rektor III Pembantu Rektor IV PENANGGUNG JAWAB
Pembantu Rektor II
K H U S U S
PEMIMPIN UMUM
Menuju Masysrakat Cerdas ...................................................................................2
Kepala BAU & K
U T A M A
PEMIMPIN REDAKSI
Suhardjo, SE.
Masa Kini dan Masa Depan ....................................................................................4
V
I
S
I
Meita Santi Budiani ..............................................................................6 Mochamad Nursalim Sua tu Impian Yang Menjadi K en y a taan Suatu Ken eny
PERSPEKTIF Yusuf Fuad ..........................................................................................8 Membangun Unesa Berbasis K e pakar an Ke
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
W AR TA KAMPUS ART FT Unesa Launching Website .................................................................14 Alumni Teknik Mesin Launching IKATNUSA .............................................15 Teknik Mesin Gelar Automotive Shot Training ...................................................................16 FT Gelar Pelatihan Sertifikasi Guru .............................................................................17 Buka SportMART bukan Pusat Perbelanjaan Semata .................................18 LKIM Tingkatkan Kualitas dan Budaya Ilmiah .............................................19 Tingkatkan Pendayagunaan ICT, Kerjasama Dengan Menkoinfo ..............22 Penghargaan dan Prestasi ..............................................................................21 LK dan UKM Dilantik Bersama ...............................................................22 Semiloka Untukmu Guruku di Telkom .............................................................22 Peduli Korban Bencana .........................................................................23
REDAKTUR PELAKSANA
Anwar Holil, S.Pd. REDAKSI
Suhardjo, SE. Sudiarto Dwi Basuki, SH. Warju, S.Pd., ST. Jarrot Budi Jatmoko, S.Sos. LAY OUT
Wahyu Rukmo S, ST. ADMINISTRASI
Supi’ah, SE. DISTRIBUTOR
Subiyanto DITERBITKAN OLEH
Humas Unesa ISSN 1411 - 397X Alamat Redaksi :
Kampus Ketintang Surabaya 60231 Telp : (031) 8280383 Psw 124 Fax : (031) 8280804
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Inf oSEHA T InfoSEHA oSEHAT Narkoba / Napza ............................................................................................25
Keterangan: Front Cover; Kerjasama Unesa dengan Menkominfo. Side Cover; Puting Beliung sempat singgah di Kampus Unesa Ketintang dan menumbangkan beberapa pohon besar.
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Majalah Unesa menerima artikel, reportase, foto, berita, kritik, saran, dan seluruh materi tulisan yang tersedia di rubrik majalah ini. Tulisan yang dikirim disertakan file dan print out. Redaksi berhak menyunting tulisan yang dikirim, dan bagi yang dimuat akan mendapat imbalan.
PEMASANGAN IKLAN Harga Dinegosiasikan Kontak: Redaksi Majalah Unesa
Perubahan Telah Mengalir PERUBAHAN telah muncul kepermukaan, perubahan telah mengalir ke kampus Unesa, banyak hal yang telah dilakukan selama ini. Universitas Negeri Surabaya, di ulang tahun yang ke 43 telah banyak hasil yang dicapai, baik berupa pengembangan fisik dalam bentuk pembangunan fasilitas perkuliahan, laboratorium dan perpustakaan, maupun pengembangan akademik seperti penguatan dan pengembangan kelembagaan program studi (prodi). Bertambahnya fakultas baru, jurusan serta prodi baru, perbaikan kualitas proses belajar mengajar, peningkatan kualitas dosen, membangun kerjasama dengan lemabaga lain serta ikut andil dalam sertifikasi guru, dan lain sebagainya. Namun demikian, kita masih merasakan dan menyadari bahwa masih banyak lagi upaya dan usaha yang perlu dilakukan dalam mewujudkan citra Unesa , untuk menjadi perguruan tinggi bermutu dan terkemuka. Unesa telah memberikan kemanfaatan kepada masyarakat luas, khususnya bidang pendidikan “Saya yakin Unesa mampu memberikan makna kemanfaatan di masyarakat jamak. Kita ini dalam komunitas pendidikan yang lebih dekat dengan guru dan dosen. Kalau kita mau mengembangkan pendidikan, taruhlah TK sampai pendidikan tinggi, kunci utamanya sing mulang sopo (siapa yang mengajar, red) kata kuncinya di gurunya itu. Kalau guru dan dosennya bagus,
1
Insya Allah bagus,” ujar Menkominfo Prof. Dr. M. Nuh, DEA ketika hadir di Unesa (27/12/ 07). Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, agar guru (baca : dosen.red) dihormati. Yang Pertama karena ilmunya, oleh karena itu seorang guru terus menerus meningkatkan kemampuan akademiknya, meningkatkan keilmuannya, karena tugas utama guru menyampaikan ilmunya. Untuk yang kedua karena kepribadiannya, karena memang seorang guru bukan hanya menyampaikan ilmu semata, tetapi seorang guru membentuk karakter. Membangun karakter. Sehingga seorang guru seorang dosen berkarakter, hatinya dipenuhi dengan sifat yang terpuji melekat dalam dirinya, sifat yang tercela lepas atau jauh dari dirinya. Sehingga tugas guru juga membentuk karakter peserta didik. Sedang yang ketiga karena cita-citanya, selain guru menyampaikan ilmu pengetahuan kepada sang murid, juga memberikan keteladanan untuk membentuk karakter, juga harus bisa menanamkan idealisme dan cita-cita dari sang murid itu. Orang yang kerja luar biasa, bisa diteruskan ke generasi berikutnya, karena ada kemuliaan cita-cita itu. Cita-cita itu bertujuan untuk perubahan. (Suhardjo)
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Menuju Masyarakat Cerdas dengan tidak adanya. Lebih baik itu dari pada KEHADIRAN Menkominfo RI Prof. Dr. M. kehadirannya justru merepotkan. Anekdot Nuh, DEA ke Unesa (27/12), meberikan nuansa bahasa surabayanya adalah “Mendingan baru menuju perubahan kedepan bagi Unesa. Sampeyan turu, tinimbang sampeyan melek Kehadirannya tidak hanya menyampaikan malah ngrepoti, mendingan sampeyan nggak materi saja, tetapi juga membangun kerjasama masuk kantor, dari pada masuk kantor malah antara Unesa dengan Departemen yang ubyek di kantor, lebih baik sampeyan absen, dipimpinnya, dalam bidang ICT (information, dari pada sampeyan masuk malah nambahi communication and technologi). Banyak hal kacau di kantor.” (Lebih baik kamu tidur, dari yang disampaikan saat hadir di Unesa, diantaranya bahwa masyarakat terbagi menjadi beberapa kelompok atau kwadran. Untuk Masyarakat yang tergolong kwadran pertama adalah masyarakat yang tidak tahu kalau dirinya tidak tahu. Orang seperti ini termasuk orang-orang yang tidak mau tahu. Orang yang masuk kwadran ini, adalah orang yang paling berat atau beban yang masuk dalam suatu institusi atau masuk dalam suatu negara. sehingga sangat sayang kalau kelompok satu ini masuk dalam dunia pendidikan kita. Sedangkan untuk kelompok kedua adalah masyarakat ini sadar kalau dia tahu bahwa dirinya tidak tahu. Kalau masyarakat tersebut bisa berubah, dari kwadran satu menjadi kwadran dua adalah Salah satu sudut ruang khusus ICT Suite di Greenacre school for Girls, London - Inggris (http:// www.greenacre.surrey.sch.uk/visitors/index.asp?content=visitors-ict-and-business-studies). perubahan yang luar biasa, tidak cukup dengan pada bangun tetapi menimbulkan repot, lebih pendekatan melalui edukasi instruksional, baik tidak masuk kantor, dari pada masuk tetapi juga pendekatan emosional untuk membuka mata hati dari seseorang yang tidak kantor malah menimbulkan kekacauan di tahu bahwa dirinya tidak tahu itu. kantor). Baik yang satu maupun yang kedua samaMemang di kelompok dua ini tidak sama nol. Padahal sebaik baik orang adalah membebani dimasyarakat itu, tapi dia tidak yang bisa memberi kemanfaatan orang lain. mampu memberi kemanfaatan, adanya sama | Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
2
atau ICT, yang paling bawah adalah data. Apapun yang mau kita lakukan harus berbasis pada data itu. Dari data itu kita naikkan menjadi informasi, dari informasi kita naikkan menjadi knowledge dari knowledge kita naikkan kepuncaknya menjadi leader. Jangan sekali-kali kita membangun ilmu pengetahuan di perguruan tinggi, sebelum kita IDEA ACTION merupakan salah satu sudut pemusatan program ICT reguler di Katmandu, Nepal dalam membangun data dulu, meningkatkan dan mengembangkan ICT dikalangan kaum muda (http://www.idea.org.np/). jika Unesa ingin membangun kedepan, Sekarang tugas kita setelah mentransformasikan harus dikuati membangun data itu. Jika kita ingin evaluasi tentang Unesa, kita ambil dulu dari kwadran satu ke kwadran dua, kita harus data, jangan kita melakukan persepsi. Sebab mentransformasikan dari kwadran dua ke persepsi itu kalau dipublikasikan tidak didukung kwadran tiga. oleh data itu, Informasi itu kalau terus menerus Sedangkan untuk kelompok ke tiga, dimana dipublikasikan akan membentuk opini, opini itu masyarakat ini tahu kalau dirinya tahu. Untuk akan membentuk kebiasaan dan kultur atau merubah masyarakat tahu kalau dirinya tahu, budaya. Kalau opini ini terus menerus di yaitu melalui fungsi-fungsi pembelajaran, informasikan akan menjadi pesimistis, dan akan fungsi-fungsi edukasi. Yaitu sebagai media membentuk masyarakat yang pesimis. untuk melakukan transformasi tadi. Masyarakat Kalau kita ingin menjadi besar, kita harus yang ketiga inilah sebetulnya masyarakat yang optimis jangan sampai kita pesimis, karena cerdas, masyarakat yang memiliki basis orang yang pesimis tidak punya harapan, pengetahuan, sehingga masyarakat ini tidak mudah peka, hipersensitif, bahasa kasarnya terjebak dalam kesalahan berpikir, banyak mudah marah. Kalau kita berhadapan dengan masyarakat yang terjebak dalam kesalahan alur orang yang hipersensitif sering salah, kadangberpikir. Sebuah contoh, makro ekonomi sudah kadang salah tompo (salah paham) dan ujung benar, tapi yang salah adalah mikro ekonomi, ujungnya adalah marah, dan orang yang sering kali pendapat itu diucapkan oleh para hipersensitif akan mati ngenes sendirian tapi ahli, sehingga kita ikut terjebak dalam alur kalau kita mampu menanamkan optimisme berpikir itu, karena yang mengucapkan adalah pada diri kita, kepada kolega kita kepada seorang ahli, seakan-akan makro itu peserta didik kita, kepada masyarakat kita, bertentangan dengan mikro itu, padahal makro nanti yang muncul adalah “percaya diri” Orang itu apresiasi dari mikro. Itulah yang sering yang memiliki percaya diri akan melakukan mucul di masyarakat kita. Contoh yang lain, etos ikhtiyar yang luar biasa, orang yang selalu sekarang yang sering muncul di permukaan berikhtiyar akan muncul kreativitas, orang yang adalah urusan kemiskinan, urusan kita yang kreativitas ujung-ujungnya akan memberikan menjadi gagal atau tidak gagal bukan inovasi, dan orang yang inovasi itu akan jumlahnya, tetapi data. Kita seringkali menjadikan produktif, ujung-ujungnya akan ada dibenturkan antara data dan persepsi, kita daya saing atau kompetitif. Kompetisi itu tidak seorang akademisi harus tahu mana yang data bisa kita hindari, dan yang menang adalah dan mana yang persepsi. Padahal kalau kita kompetitif plus. ingin membangun masyarakat yang berbasis (Suhardjo). pengetahuan, dan kalau kita berpikir tetang IT 3
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Masa Kini dan Masa Depan
Menghasilkan Pendidikan Yang Berkualitas Tua-tua keladi itulah Unesa saat ini. Semakin tua, Unesa kian menjadi. Tidak hanya gedung-gedung yang terus menjulang tinggi tetapi program-program Unesa terus berkembang sesuai pemikiran era global. Pada Usia 43, Unesa semakin berjaya. Demikian penuturan Pembantu Rektor III, Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. saat ditemui di ruang kerjanya. Apa yang menarik saat ini? Unesa telah melibatkan pihak dalam dan luar. Dalam merayakan ulang tahun ke-43, Unesa telah mengandeng pihak luar untuk berpartisipasi. Contohnya, Unesa melakukan penghijauan dengan Pemkot dan Astra Word. Upaya ini diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat untuk andil dalam pelestarian lingkungan. Momen dies natalis itu juga melibatkan mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) untuk pekan olahraga dan seni fakultas. Harapan untuk Unesa? “Unesa sebagai kampus kebanggaan yang mampu merespon perkembangan dunia yang pesat, menghasilkan pendidikan yang berkualitas, dan menjadi contoh masyarakat di sekitar,” tutur Guru Besar FIP itu.
Unesa Siap Terakreditasi Bertemakan “Dengan Dies Natalis Unesa ke 43 Tahun 2007, Kita Mantapkan Langkah Menuju Institusi yang Terakreditasi”. bukanlah tanpa maksud. Diharapkan tema tersebut dapat menjadi motivasi lembaga untuk segera menjadi universitas yang terakreditasi. “Tahun ini Unesa harus terakreditasi. Jurusanjurusan yang ada memang telah terakreditasi, namun berdasarkan aturan baru, saat ini bukan hanya bagian-bagian dari lembaga (jurusanjurusan) yang terakreditasi, lembaga (dalam arti Unesa secara utuh) juga harus terakreditasi. Unesa telah siap
Dies Natalis ke 43 Unesa telah Usai, bagaimana komentar-komentar tentang Unesa untuk masa kini dan ke depan? untuk itu,” ujar Pembantu Rektor II Unesa itu optimis. Sikap optimis PR II tersebut bertolak pada alasan bahwa semua perangkat dalam akreditasi, baik sumber daya manusia (SDM) maupun administrasi lembaga telah disiapkan dengan matang. Selain, diharapkan dengan dies natalis ini, dapat tercipta suasana kondusif antar civitas akademika. Nurhasan berharap agar antar civitas dapat saling menghargai dan mendukung untuk membangun Unesa bersama. Untuk Menjadi yang Terhebat Dengan semangat dan langkah yang mantap, Fakultas Ilmu Pendidkan terus mengepakkan sayap. Meski tantangan begitu berat dan persaingan semakin ketat, Fakultas Ilmu Pendidikan ingin menjadi yang terhebat. Inilah langkah-langkah mantapnya guna menatap hari esok yang lebih siap. Tahun ini FIP buka tiga program studi (prodi) baru, yakni prodi S-1 PGSD, S-1 Psikologi, dan S1 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). S-1 PGSD terbagi atas dua jenis, yakni S-1 PGSD berikatan dinas dan S-1 PGSD non ikatan dinas. S-1 PGSD berikatan dinas ini telah berlangsung selama dua tahun, yakni tahun 2006 dan 2007. Pada tahun 2006 telah menjaring 80 mahasiswa dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah diseleksi oleh pemprov NTT. Mahasiswa ini tinggal di asrama mahasiswa Unesa kampus Lidah Wetan. Begitu pula pada mahasiswa NTT tahun 2007 ini. “Program S-1 PGSD berikatan dinas ini memang
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
hasil kerjasama antara Unesa dan propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jadi mereka dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah propinsi NTT sehingga sepulang studi dari surabaya ini ia langsung ditempatkan di daerahnya,” ungkap Dekan FIP Drs. I Nyoman Sudarka, M.Si. Selain itu, ada pula S-1 PGSD non ikatan dinas, mahasiswa pada program ini diambil dari jalur PMDK, SPMB, dan Nonreguler yang diselenggarakan oleh Unesa. Tidak seperti mahasiswa PGSD berikatan dinas, mahasiswa PGSD non ikatan dinas ini tidak mendapatkan fasilitas asrama dari kampus, ia harus mencari kos sendiri seperti mahasiswa lain pada umumnya. “Sebelumnya masa kuliah prodi ini ialah dua tahun karena termasuk D-2 PGSD, namun mengikuti perkembangan zaman, khususnya berkaitan dengan adanya program sertifikasi guru yang mengharuskan semua guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah minimal harus berkualifikasi akademik S-1. Oleh karena itu, kami berupaya mengembangkan prodi D-2 PGSD menjadi S-1 PGSD,” jelas mantan Pembantu Dekan I FIP itu. Prodi lain yang baru dibuka ialah S-1 Psikologi. Prodi ini mulai menerima mahasiswa baru pada tahun ajaran 2007-2008. “Luar biasa minat masyarakat terhadap prodi psikologi murni ini, baru dibuka pada tahun pertama, peminatnya sangat banyak. Hal itu seperti yang terjadi pada SPMB 2007 Beberapa waktu yang lalu,” beber dekan asal Bali itu. “Kami membuka prodi psikologi murni ini karena melihat peluang pasar yang begitu besar. Saat ini ada kecenderungan kebutuhan masyarakat akan psikolog yang meningkat,” tambahnya. Satu lagi yang paling gress di FIP, yakni prodi S-1 PAUD. Lahirnya prodi ini lebih baru daripada prodi S-1 PGSD dan S-1 Psikologi. Kalau kedua prodi 4
tersebut sudah dapat menjaring mahasiswa melalui jalur SPMB 2007, prodi S-1 PAUD ini baru bisa menjaring mahasiswa pada September 2007 yang lalu dengan sistem seleksi yang diadakan oleh Unesa. “Untuk tahun perdana ini, kami baru bisa menajring 16 mahasiswa baru S-1 PAUD,” ucap Dekan FIP. “Nilai areditasi ketiga prodi baru tersebut memang belum ada hasilnya, namun kami telah mengusulkan proposal akreditasi tersebut ke Jakarta. Jadi ini masih dalam proses pengkajian dan penilaian,” tambahnya. Saat ini FIP juga melaunching website fip.unesa.ac.id. Kini website tersebut dapat diakses melalui internet. “Sebenarnya Puskom Unesa telah menyediakan bagian untuk fakultas-fakultas yang ada di Unesa untuk mengisinya, karena tidak mungkin semua info dari fakultas masuk, maka FIP berinisiatif untuk membuat sendiri website yang khusus menampung informasi dari fakultas,” katanya lagi. Refleksi berbuah apresiasi Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) kini telah berefleksi dan evaluasi diri. Berbagai jalan berliku telah dilewati, jatuh bangun telah dialami, kini saatnya melangkah menuju anganangan yang dulu menjadi asa bersama. Inilah refleksi yang berbuah apresiasi. Melengkapi sarana dan prasarana untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Itulah yang kini digencarkan oleh Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. selaku Dekan FBS. “FBS adalah salah satu fakultas yang mempunyai mahasiswa paling banyak di Unesa, khususnya jurusan Bahasa Inggris. Saat ini rasio antara jumlah ruang dan mahasiswa yang ada kurang relevan dalam penciptaan proses pembelajaran yang maksimal. Oleh karena itu, dalam waktu dekat akan dibangun gedung baru untuk jurusan Bahasa Inggris yang berada di sisi depan gedung Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia saat ini,” ungkap Guru Besar FBS itu. “Selain itu, FBS juga akan membangun satu gedung baru untuk jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik yang selama ini perkuliahannya lebih banyak di gedung pertunjukan 5
Sawunggaling karena gedung jurusan Sendratasik sudah tidak dapat menampung aktivitas perkuliahan mahasiswanya. Gedung baru tersebut nantinya akan dibangun di sisi gedung jurusan Bahasa Jawa, Bahasa Jepang, dan Bahasa Jerman,” tambah Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur itu. Kedua gedung baru tersebut sudah dirancang akan dibangun pada tahun ini. Bangunan fisiknya sudah rampung. Kini pembangunannya memasuki tahap penyelesaian. Selain itu rencana kantin ala Universitas Indonesia (UI) akan dilaunching keberadaannya di FBS. Ketika dikonfirmasi, Prof. Setya Yuwana mengatakan bahwa latar belakang dan konsep pendirian kantin baru tersebut berawal dari pengalamannya kuliah di UI. “Kantin yang ada di Fakultas Ilmu Budaya, UI dirancang menyatu dengan perpustakaan. Hal ini akan memudahkan mobilitas mahasiswa dalam memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk makan maupun kebutuhannya sebagai seorang mahasiswa yang harus gemar membaca. Dalam suasana seperti itu, diharapkan akan tumbuh suasana akademik yang kondusif di kampus,” beber Guru Besar Antropologi itu. Untuk menunjang iklim akademis yang berbasis teknologi informasi, dalam waktu dekat area Fakultas Bahasa da Seni akan dipasang hotspot yang dapat membantu mahasiswa maupun dosen yang ingin mengakses informasi dan berbagai pengetahuan melalui internet. “Tahun ini rencananya mulai merintis berdirinya Pusat Pembelajaran Bahasa dan Seni. Timnya sudah disiapkan. Rencananya akan memanfaatkan ruang bekas perpustakaan lama sebagai sekretariatnya,”ucap Dekan FBS itu. Rencananya gedung perpustakaan baru FBS yang menyatu dengan kantin diberi nama gedung Suripan Sadi Hutomo. Berikutnya ialah aula Fakutas Bahasa dan Seni yang akan diberi nama Aula Leo Idra Adriana. “Untuk gedung atau ruanganruangan yang lain juga akan kami beri nama. Hal ini untuk memberikan apresiasi bagi guru besar FBS lainnya yang telah memasuki masa purnatugas, namun pemberian nama tersebut tidak dalam waktu dekat,”
tambah Pak Yu panggilan akrab sehari hari. Cetak Entrepreneur Handal “Enterprenur, Profesional, dan Leadersip”. Itulah misi yang mengokohkan Fakultas Ekonomi (FE) Unesa untuk mencetak entrepreneur handal. Drs. Setyo Budiadi, MM bertutur, “Kami berharap out put FE bukanlah orang-orang yang mencari kerja, tetapi orang-orang yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar dekan FE. Berbagai upaya dilakukan FE untuk dapat mewujudkan misinya. Salah satunya adalah menyelenggarakan seminar dan ceramah ilmiah kewirausahaan dan MoU antara FE Unesa dengan PT Minalaut Gresik dengan topik Memasyarakatkan Produk Kewirausahaan Mahasiswa. Selain seminar, FE juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk praktik berwirausaha langsung, yaitu dengan membuka warung kewirausahaan. Tenda kewirausahan tersebut merupakan bagian dari aplikasi dari materi yang diberikan dalam perkuliahan. Tak cukup hanya itu, fakultas termuda Unesa ini juga bertekad untuk mebangun laboratorium kewirausahaan bagi mahasiswa. “Recananya FE juga akan membangun Bisnis Center dan Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Itu akan dijadikan laboratorium kewirausahaan bagi mahasiswa. Dengan adanya laboratorium itu diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan kegiatan-kegiatan kewirausahaan serta memperoleh kemudahan dalam mengakses info-info ekonomi aktual karena bisnis center itu rencananya akan dilengkapi dengan fasilitas internet,” ungkapnya Upaya FE dalam mengembangkan diri tak hanya dilakukan secara intern, tetapi juga menjangkau wilayah ekstern. Hal tersebut tampak pada jalinan fakultas termuda Unesa itu dengan berbagai instansi lain, misalnya sekolah-sekolah untuk kepentingan program studi pedidikan khususnya serta instansi non pendidikan seperti Bank Indonesia (BI). bersambung ke hal. 10
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
PRODI SI PSIKOLOGI
SUATU IMPIAN YANG MENJADI KENYATAAN
Meita Santi Budiani
Mochamad Nursalim
Sejak tahun 1999 Fakultas Ilmu Pendidikan, khususnya jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan telah memimpikan berdirinya prodi psikologi, melalui perjalanan panjang dan melelahkan akhirnya pada tanggal 29 Januari 2007, Dirjen Dikti menerbitkan ijin penyelenggaraan program S-1 pada Universitas Negeri Surabaya.
PERLUASAN mandat pada UNESA membutuhkan sarjana psikologi. Di tersebut tidak lain adalah untuk Jawa Timur ada sekitar 2000 sekolah merealisasikan usaha pemerintah menengah yang sangat memerlukan (dalam hal ini Departemen Pendidikan sarjana psikologi untuk bertindak Nasional) dalam rangka menghadapi sebagai psikolog sekolah atau desainer Milenium III dan era globalisasi program pendidikan dan pelatihan. Di informasi, budaya, dan teknologi. Usaha Jawa Timur terdapat 20 Pendidikan tersebut dalam rangka menetapkan Tinggi Psikologi, jika masing-masing program Pengembangan Sumber Daya memerlukan 40 dosen berarti terdapat Manusia, sebagai kebijaksanaan utama 800 dosen psikologi. Di rumah sakit tipe yang perlu mendapatkan perhatian dan C ke atas dipersyaratkan minimal ada 2 tindak lanjut. Mengacu pada uraian tersebut di atas maka FIP UNESA terpanggil untuk mengembangkan program studi S-1 Psikologi pada semester ganjil tahun 2007, sebagai rintisan yang nantinya menjadi jurusan dan faklutas yang berdiri sendiri dalam UNESA. Pendirian S-1 Psikologi ini, diharapkan pada Ketua Umum Himpsi Dr. Rahmad Ismail (kiri) bersama Rektor UNESA gilirannya nanti dapat Prof.Dr. Haris Supratno saat penendatanganan kesepakatan MOU memberi warna dan antara Himpsi dan UNESA dalam pendirian prodi Psikologi di UNESA. nuansa bagi perkembangan Ilmu Pendidikan dan orang psikolog. Di Jawa Timur terdapat kemajuan UNESA ke depan. sekitar 100 Rumah Sakit tipe C ke atas. Di lingkungan pemerintahan daerah Proyeksi Kebutuhan Sarjana khususnya pada dinas-dinas sosiall Psikologi diperlukan tenaga sarjana psikologi Sarjana Psikologi sangat untuk menangani persoalan-persoalan dibutuhkan oleh masyarakat diberbagai yang ada di masyarakat. Demikian pula bidang pekerjaan, antara lain di di kalangan militer baik angkatan darat, lingkungan perusahaan, baik angkatan udaara, angkatan laut, serta perusahaan manufaktur (industri) kepolisian sangat memerlukan sarjana maupun perusahaan jasa, di lingkungan psikologi. pendidikan, baik di pendidikan dasarSeiring bertambah rumitnya menengah maupun pendidikan tinggi, persoalan kehidupan sehari-hari yang di lingkungan instansi baik di instansi dihadapi masyarakat karena tekanan pemerintah maupun militer, di sekaligus kemajuan di bidang ekonomi, pelayanan kesehatan mental, baik di sosial, politik, dan budaya menimbulkan masyarakaat maupun di rumah sakit. problem-problem psikologis yang Sebagai gambaran di Jawa Timur semakin intens dan meluas. Guna jumlah perusahaan industri dan jasa membantu mengatasi persoalan tersebut sebanyak 2000 buah. Di perusahaan diperlukan kehadiran sarjana psikologi selalu ada bagian HRD (Human Resource yang semakin banyak. Jika setiap 100 Departement) yang pada umumnya ribu dibutuhkan 1 orang sarjana
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
6
psikologi, di Jawa Timur saja dengan jumlah penduduk 25 juta diperlukan 250 orang sarjana psikologi. Berdasarkan perhitungan kasar di atas, jumlah kebutuhan sarjana psikologi di Jawa Timur saja diperkirakan sekitar 5000 orang. Tentu proyeksi ini akan menjadi lebih besar lagi jika diperluas ke kawasan Indonesia Timur, belum lagi jika diperluas ke
tingkat nasional akan jauh lebih besar lagi.
Berdasarkan tabel tentang animo dan daya tampung pendidikan tinggi psikologi serta estimasi kebutuhan profesi sarjana psikologi pada saat ini dan masa yang akan datang, maka program ini mempunyai peluang keberlanjutan dan prospek yang cukup cerah. Berdasar polling terhadap 198 siswa SMU di Surabaya dan sekitarnya secara acak, dengan pertanyaan mengenai minat untuk mendaftar di program studi S-1 Psikologi PPB FIP UNESA yang akan didirikan, didapatkan data sebagai berikut: 141 siswa berminat mendaftar dan 57 siswa tidak berminat. Data di atas menunjukkan lulusan SMU di Surabaya dan sekitarnya yang berminat mendaftar adalah sekitar 71% dari keseluruhan responden.
saat itu, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) telah berusaha mengajukan usul ke Dikti untuk mendirikan prodi Psikologi, namun Dikti belum mengijinkan. Pada saat yang sama Unesa mengirim dosendosen untuk studi S-2 Psikologi di UGM, UI dan UNPAD. Pada tahun 2006, Ketua Jurusan PPB membentuk tim penyusun proposal pendirian prodi psikologi yang diketuai oleh Miftakhul Jannah, S.Psi, M.Si. Selanjutnya pada bulan Maret 2006 proposal pendirian prodi Psikologi dikirim ke Ditjen Dikti. Menanggapi permohonan pendirian prodi Psikologi maka pada tanggal 3 Mei 2006 Ditjen Dikti menerbitkan surat pertimbangan yang berisi bahwa UNESA dapat dipertimbangkan untuk membuka prodi psikologi, namun pada surat itu juga
Tenaga Pengajar Tenaga pengajar Program Psikologi PBB FIP UNESA terdiri atas dosen tetap prodi psikologi dan dosen tetap pada prodi lain yang memiliki latar belakang psikologi. Saat ini program studi Psikologi dibina oleh 14 tenaga dosen tetap, yang terdiri dari 1 orang guru besar, 5 orang bergolongan IV, dan 9 orang golongan III. Bila dilihat dari strata pendidikan, ada 1 orang lulusan S3, 13 orang lulusan S2 dan 9 orang lulusan S1.
Proyeksi Jumlah Peminat Animo terhadap program psikologi PTN tahun 2003-2004 adalah sebagai berikut : Keterangan: DT : Daya Tampung P : Peminat
dicantumkan bahwa surat itu tidak dapat dijadikan dasar untuk menerima mahasiswa baru. Dengan terbitnya surat pertimbangan tersebut diharapkan pada tahun 2006 sudah berdiri prodi psikologi dan sudah dapat menerima mahasiswa baru. Dosen-dosen PPB merasa gembira setelah mengetahui adanya surat pertimbangan tersebut, demikian juga para pimpinan jurusan dan fakultas. Setelah beberapa bulan ditunggu ternyata surat ijin penyelenggaraan prodi S1 psikologi belum juga turun, sehingga keinginan untuk membuka prodi pada tahun 2006 tak dapat diwujudkan. Setelah lama ditunggu tidak segera terbit surat ijin, pimpinan fakultas dan pimpinan jurusan melacak penyebab belum turunnya surat ijin ke Ditjen dikti. Akhirnya diketahui bahwa penyebabnya adalah belum adanya surat rekomendasi dari Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia). Melalui perjalanan yang cukup panjang akhirnya Ditjen dikti meminta Himpsi untuk melakukan visitasi dan penilaian terhadap kesiapan unesa mendirikan prodi psikologi. Pada akhir November 2006 menugaskan 2 assesor untuk melakukan visitasi. Dan pada akhir Desember 2007, Ketua Umum Himpsi dan Rektor UNESA menandatangani MOU pendirian prodi psikologi. Akhirnya pada tanggal 29 Januari 2007, melalui surat nomor : 172/D/T/ 2007 Ditjen Dikti menerbitkan surat ijin penyelenggaraan prodi Psikologi pada UNESA. Mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan... Alhamdulillah...
Mimpi yang menjadi Kenyataan Upaya pendirian prodi psikologi dimulai semenjak Unesa menerima perluasan mandat tahun 1999. Pada
7
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Membangun Unesa Berbasis Kepakaran
Yusuf Fuad
A. Posisi Strategis Dosen Judul di atas, jujur dan terangterangan, saya kutip dari salah satu subbab yang ada didalam Renstra Unesa 2005–2015. Kata membangun tentu dimaksudkan ke arah yang lebih baik dari kondisi saat ini. Seperti kita ketahui, Unesa adalah singkatan dari Universitas Negeri Surabaya. Institusi yang harus kita banggakan dan cintai. Secara pribadi, ada pihak-pihak yang mengartikan Unesa sebagai universitas nenek saya. Humor itu terasa indah dan menggelitik, misalnya, untuk mengkritisi kondisi Unesa saat ini. Humor akademik seperti itu, it is no hard feeling anyway. Bagaimana dengan berbasis kepakaran? Lebih baik saya tidak membahasnya, karena pembaca tentu lebih pakar dari saya. Apakah Unesa sudah membangun? Jawabnya hanya satu, SUDAH. Kita bisa mencermati bagaimana salasar-salasar bisa dinikmati para warga Unesa. Beberapa jurusan/fakultas mulai mempercantik penampilannya. Pemasangan AC pada ruang-ruang kuliah sudah banyak diupayakan untuk meningkatkan salah satu faktor dalam kualitas atmosfer akademik. Penggunaan komputer/LCD dalam pembelajaran mulai biasa dilakukan, dan semoga menjadi budaya yang tidak mudah punah. Banyak pembangunan yang sudah dilakukan Unesa untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikannya. Kita harus jujur mendukung setiap upaya untuk membangun Unesa. Kalau kondisi sekarang belum maksimal/ideal, tentu ada skala prioritas dalam kebijakan membangun Unesa. Didalam Renstra Unesa 2005–2015 ditegaskan adanya prioritas-prioritas maupun unggulanunggulan yang ingin dicapai oleh Unesa. Berdasarkan hasil pembangunan yang telah dicapai oleh Unesa, menurut pengamatan saya, masih ada satu komponen yang belum digarap oleh Unesa secara terencana, terukur, dan berkelanjutan. Komponen tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Unesa.
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Apabila Unesa belum serius membangun kualitas SDMnya, satu pertanyaan sederhana adalah “Pembangunan di Unesa apakah sudah menjawab Renstranya?” Sebagai konsekuensi logis, kualitas SDM bisa menjadi posisi kunci dalam pembangunan di Unesa. Apabila dikaitkan dengan Tridarma Perguruan Tinggi, maka sangat jelas bahwa para dosen Unesa menempati posisi strategis dalam pembangunan di Unesa. Secara khusus, Unesa harus mempunyai blue print untuk pembangunan dan peningkatan kualitas para dosennya. Salah satu indikator untuk mengukur kualitas dosen adalah kualifikasi pendidikannya. Banyaknya dosen yang berkualifikasi S– 1 , S–2, S–3, maupun yang mencapai jenjang Guru Besar dapat digunakan untuk menghitung peningkatan dalam pembangunan di Unesa. Dalam Pidato Rektor, disampaikan dalam rangka Dies Natalis XLIII, kondisi dosen Unesa disajikan pada tabel di bawah ini.
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa dosen dengan kualifikasi S–2 (± 55%) dan S–1 (± 33%) menempati ranking teratas. Dengan demikian perlu diterapkan kebijakan oleh Unesa yang sangat mengikat bagi para dosen yang masih berkualifikasi S–1, sedangkan bagi para dosen dengan kualifikasi S–2 perlu serius dipikirkan peningkatannya. Apabila potensi itu digarap dengan mekanisme terencana, maka Unesa dapat mempunyai kepakaran yang kokoh dan tak tertandingi di kemudian hari. 8
B. Beasiswa Studi Lanjut Untuk peningkatan kualifikasi S–1 dan S–2, tidak ada upaya yang lebih cerdas selain menugaskan para dosen tersebut untuk studi lanjut. Menurut catatan saya, kebijakan Unesa baru pada level himbauan dan belum digarap dengan mekanisme yang lebih terencana dan berkelanjutan sesuai dengan amanat Renstra Unesa 2005– 2015. Sering saya mendengar para dosen mengeluh tidak mempunyai biaya dan tidak bisa berbahasa Inggris untuk studi lanjut. Lebih sering saya mendengar para dosen merasa sudah nyaman dengan kondisinya sekarang. Apalagi sekarang Unesa sedang bersinar pamornya dengan kegiatan sertifikasi guru. Pamor tersebut jangan sampai menyilaukan para dosen Unesa untuk tetap meningkatkan kualitas kepakarannya.
Diklat sertifikasi, jangan lupa studi lanjut.
Untuk peningkatan bahasa Inggris, Unesa bisa mewajibkan para dosen untuk memanfaatkan UPB. Bahkan dulu, era Ibu Dra. M. Kutsi, para dosen diwajibkan mempunyai Sertifikat Intermediate. Dengan demikian, seharusnya tidak ada keluhan untuk masalah bahasa. Kalau masih ada keluhan, sudah waktunya Unesa menerapkan diagram berikut: DIPAKSA à BISA à BIASA à BUDAYA. Dengan menerapkan diagram di atas, sekurang-kurangnya ada lima keuntungan sekaligus: (1) dosen lebih percaya diri dengan kemampuan bahasa Inggrisnya, (2) Unesa siap menghasilkan lulusan bertaraf internasional, (3) peningkatan atmosfer akademik yang mampu menjawab tantangan global, (4) warga 9
Unesa lebih memiliki UPB, dan (5) UPB lebih meningkat kinerjanya dengan didukung para dosen Unesa sebagai konsumen aktifnya. Kerjasama yang sangat bersinergi yang dapat mengkondisikan Unesa masuk kedalam pengakuan internasional (international recognition). Unesa dapat memanfaatkan jalur yang dibuka lebar-lebar oleh Dikti. Informasi sudah beredar luas bahwa saat ini Dikti membuka lebar tawaran untuk studi lanjut (bagi dosen PTN/ PTS) jenjang S–2 dan S–3 ke Luar Negeri dengan kuota yang sangat fantastis, yaitu 2.500 beasiswa. Persyaratannya sangat mudah dan tidak berbelit. Para dosen Unesa bisa mengecek surat dari Dirjen Dikti nomor 4097/D/T/2007 tertanggal 14 Desember 2007 (periksa website Dikti). Persyaratan yang dimaksud di atas adalah seperti berikut: (a) Mengisi Form A Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (b) Letter of Acceptance (LoA) dari Perguruan Tinggi di Luar Negeri yang terakreditasi, (c) Fotocopy ijazah S–1 bagi pelamar jenjang S–2, fotocopy ijazah S–1 dan S–2 bagi pelamar jenjang S–3, (d) Bukti kemampuan berbahasa Inggris (TOEFL/IELTS), Jerman, Perancis, Jepang, atau bahasa lain sesuai dengan negara tempat Perguruan Tinggi yang dituju (tidak lebih dari 2 tahun terakhir), dan (e) Khusus bagi pelamar jenjang S–3, melampirkan rencana riset. Khusus untuk pelamar jenjang S–3, akan lebih baik bila sudah mendapatkan LoA dari calon pembimbing di Luar Negeri. Untuk mendapatkan LoA, pelamar bisa searching dari internet dan melakukan komunikasi dengan calon pembimbing secara aktif, rutin, dan intens. Dengan memanfaatkan komunikasi email, biayanya cukup murah dan Unesa sudah mendeklarasikan diri dengan penerapan sistem ON LINE berbasis ICT. C. Investasi Dari Dana Hibah Kompetisi Pada Pidato Rektor, dalam rangka Dies Natalies XLIII, dilaporkan bahwa beberbagai prodi, jurusan di semua fakultas, serta ISS telah memperoleh dana-dana kompetisi seperti A1, A2, A3, B, INHERENT, Hibah Kemitraan, Hibah Peralatan, Hibah Pengelolaan
Lemlit, Hibah S–1 PGSD, maupun hibah kompetisi lainnya. Keberhasilan tersebut sangat membanggakan dan patut diberi apresiasi yang positif atas semua upaya dan kerja keras untuk membangun Unesa. Akan tetapi, berapa persen dari dana kompetisi tersebut yang dapat dialokasikan untuk peningkatan kualifikasi para dosen? Para pembaca bisa menghitungnya sendiri. Di pihak lain, Dikti telah mengatakan “dana itu ada dan tersedia” untuk beasiswa S2 dan S3 ke Luar Negeri. Apakah Unesa tidak berkeinginan membangun dirinya dengan memanfaatkan dana tersebut sebagai Dana Hibah Kompetisi? Misalkan Unesa mempunyai kebijakan tegas untuk menugaskan para dosen yang masih S–1 dan S–2 untuk melanjutkan studi ke Luar Negeri. Tidak usah bedol desa. Misalnya diterapkan kebijakan 10% tiap tahunnya. Misalnya untuk S–2 akan diperlukan 2 tahun masa studi dan untuk S–3 diperlukan 3 tahun. Dapatkah kita menghitung berapa dana hibah yang diterima oleh Unesa? Sekedar ilustrasi besarnya dana hibah kompetisi dari beasiswa tersebut, dengan estimasi kasar basis biaya di Australia (ekivalen dengan beasiswa TPSDP), untuk tahun 2009 akan bisa diperoleh dana hibah: a. Dari S–1 ke S–2: 30 dosen x Rp 166.480.000 = Rp 4.994.400.000 b. Dari S–2 ke S–3: 50 dosen x Rp 166.480.000 = Rp 8.324.000.000 Jumlah = Rp 13.318.400.000 Angka di atas adalah estimasi untuk satu tahun. Anggap Unesa rutin bisa konsisten mengirimkan dosennya dengan jumlah yang relatif konstan, periode 2009–2011 (3 tahun) Unesa akan menerima dana hibah: 3 tahun x Rp 13.318.400.000 = Rp 39.955.200.000. Untuk tahun 2008, 2 dosen FBS Unesa akan melanjutkan studi S–3 ke Australia (Rp 332.960.000). Bandingkan angka tersebut dengan misalnya: ITS (Rp 1,2 M), Poltek Negeri Malang (Rp 1,1 M), Unair (Rp 1,1 M), UGM (Rp 3,5 M), UII Yogyakarta (Rp 2,4 M), Unmuh Surakarta (Rp 4,6 M), dan Unibraw (Rp 6,9 M). Jadi, dapatkah kita meletakan koordinat pembangunan Unesa berbasis kepakaran?
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Selama bulan Januari sampai Pebruari 2008, pembaca Jawa Pos dapat melihat logo Unesa tampil di halaman metropolis. Unesa menjadi salah satu pendukung kegiatan Untukmu Guruku yang dihelat Jawa Pos. Acara rutin tahunan yang sudah 6 kali diselenggarakan Jawa Pos itu, khusus didedikasikan bagi para guru. “Program tersebut strategis untuk menjadi salah satu media untuk membangun pencitraan Unesa kepada masyarakat,” ujar Pembantu Rektor IV, Prof. Dr. Muchlas Samani yang menjadi inisiator kegiatan tersebut.
Prof. Dr. Muchlas Samani
Januari - Pebruari Unesa Tampil Setiap Hari di Jawa Pos SELAMA ini, antara Unesa dan Jawa Pos telah memiliki kerjasama dalam penerbitan Klinik Pendidikan mingguan. Kerjasama tersebut dikembangkan dalam program Untukmu Guruku, sehingga Unesa setiap hari menghiasi halaman metropolis Jawa Pos dan dibaca sekitar 1,2 juta pembaca setianya, baik secara online maupun cetak. “Salah satu keuntungannya kita dapat melakukan promosi gratis,” katanya lagi. Kegiatan Untukmu Guruku 2008 mengusung tema peduli profesionalitas guru mendukung sertifikasi. Diramaikan dengan acara pemilihan guru favorit yang berhadiah total senilai Rp. 368 juta, penerbitan klinik pendidikan harian, penerbitan artikel pendidikan harian yang ditulis oleh guru, dan semiloka pendidikan. Klinik Pendidikan dan Semiloka Dalam kegiatan Untukmu Guruku, Unesa mendapat beberapa peran, yaitu menangani rubrik Klinik Pendidikan Harian selama JanuariPebruari. Tim Klinik Pendidikan sebagian besar adalah staf ahli PR IV
dan dosen-dosen yang berasal dari 7 fakultas di Unesa, seperti Prof. Dr. Rusminingsih, Dr. Wahyu Sukartiningsih, Drs. Martadi, M.Sn, dan Drs. Suyatno, M.Pd, Prof. Dr. Moedjiarto, Dr. Luthfiyah Nurlaela, Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, Dr. Siti M Amin, Drs. Purwohandoko, MM, Prof. Dr. Warsono, dan Suroto, P.hD. Tim Klinik Pendidikan Unesa-Jawa Pos secara rutin menjawab pertanyaan para pembaca Jawa Pos. Pertanyaan banyak mengalir dari para guru, siswa, dan orang tua yang mengkonsultasikan permasalahannya tentang pendidikan yang dikirimkan melalui SMS dan fax. “Melalui klinik pendidikan, masyarakat menjadi sangat terbantu untuk mendapat inspirasi dalam mencari solusi permasalahan pendidikan yang dihadapinya. Masyarakat juga semakin tahu bahwa Unesa memiliki banyak pakar pendidikan,” kata Martadi dosen FBS yang juga salah satu pengasuh klinik pendidikan. Pertanyaan yang diajukan para pembaca, lanjut Martadi, sangat bervariasi. Misalnya para guru yang mengajukan pertanyaan tentang
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
sertifikasi guru, menangani siswa yang bermasalah, metode mengajar yang inovatif, manajemen sekolah, dan masih banyak lagi. Para guru yang bertanya mulai dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA. “Para pembaca sangat merespon positif dengan keberadaan klinik pendidikan. Tidak hanya guru yang terbantu. Siswa dan para orang tua yang membaca klinik pendidikan, juga aktif mengirimkan pertanyaan kepada para pengasuh,” papar Martadi. Selain klinik pendidikan, dalam kegiatan Untukmu Guruku, Unesa menjadi koordinator tim fasilitator pada acara Semiloka yang mengambil 5 topik. Yaitu metode pembelajaran inovatif, media pembelajaran alternatif, sertifikasi guru, penelitian tindakan kelas, dan penulisan artikel. Peserta yang mengikuti kegiatan semiloka jumlahnya mencapai 3500 guru, yang terbagi dalam 10 gelombang. Setiap satu gelombang peserta berjumlah 350 orang. Pada sesi seminar paparan narasumber, peserta menjadi satu kelompok besar. Sedangkan dalam kegiatan lokakarya, peserta dibagi dalam kelompok kecil yang berjumlah 25 orang perkelompok dan dipandu 2 fasilitator. Tim fasilitator semiloka seluruhnya diambil dari guru. Alasannya, kegiatan Untukmu Guruku berasal dari guru dan untuk guru juga. bersambung ke hal. 11 10
sambungan dari hal. 5 Masa Kini dan Masa Datang
sambungan dari hal. 10 Januari-Februari Unesa Tampil...
Selain itu FE juga memiliki Klinik Bursa Kerja, sebagai kepedulian terhadap lulusannya. Pimpinan FE juga menegaskan, kemajuan yang dicapai tak lain berkat kerja keras seluruh civitas akademik fakultas itu khususnya. Namun, di balik pesatnya kemajuan yang dicapai FE, Setyo Budiadi selaku dekan FE Unesa mengakui masih banyak hal yang belum dan harus dilakukan FE untuk dapat menjadi fakultas yang besar sehingga dapat sejajar dengan fakultas ekonomi Sudarka, yang ada MS. pada Drs. I Nyoman universitas-universitas besar di Indonesia.
Sementara tugas koordinator fasilitator melakukan coaching kepada para fasilitator tentang kegiatan yang dilakukan pasca paparan narasumber. Para fasilitator bertugas mempraktikkan materi narasumber dalam kegiatan lokakarya. Para narasumber semiloka yang diundang berasal dari beberapa perguruan tinggi dan praktisi. Seperti Unesa,
Pertemukan Guru Besar di Forum Ilmiah Kurangnya nuansa akademis pada peringatan Dies Natalis ke-43 Unesa ini kali juga diakui oleh Prof. Dr. Warsono, “Secara umum, peringatan dies natalis tahun ini berjalan dengan baik. Hal itu terlihat dari kegiatankegiatan yang digelar dapat melibatkan seluruh warga Unesa. Namun mengenai kurangnya kegiatan yang berbau ilmiah, memang tidak dapat dipungkiri Meski ada lomba dan seminar-seminar yang berbau ilmiah. Tapi itu kurang bagi lembaga sebesar Unesa,” ucap Dekan Fakultas Ilmu Sosial itu. “Memang terdapat Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa Unesa, namun kalau kita rasakan gaung dari acara itu kurang luas efeknya. Seharusnya ada event khusus yang dapat mempertemukan semua guru besar Unesa untuk duduk bersama di forum ilmiah untuk memperbincangkan masalah-masalah yang sedang menjadi isu hangat bangsa Indonesia,” ujarnya. Selama ini refleksi dan evaluasi tetap dilakukan demi tercapainya kualitas FIS yang lebih baik. “Untuk meningkatkan kualitas FIS, dibangun secara sinergis. Mulai peningkatan kualifikasi akademis dosen hingga penyaringan kualitas mahasiswa yang masuk FIS,” tutur Prof. Warsono Dalam rangka pengembangan SDM FIS, saat ini terdapat empat dosen yang sedang mendapatkan bantuan 11
studi lanjut S-3 di Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, dan Universitas Negeri Malang, dan Universitas Brawijaya. Selain itu, untuk memperluas jaringan kerjasama, mengembangkan ilmu, dan mengukur kualitas pembelajaran terdapat pertukaran dosen FIS Unesa dengan Universitas Sains Malaysia. Selain itu pula, FIS Unesa juga tergabung dalam pertemuan Ikatan Sarjana Ilmu Sosial yang pada beberapa waktu lalu digelar di Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia. Sementara itu, dari segi kemahasiswaan, FIS terus meningkatkan kualitas dan menumbuhkan atmosfir akademik yang ilmiah di lingkungan kampus dengan mengadakan pelatihan penulisan karya tulis ilmiah bagi mahasiswa. Usaha itu telah terlihat hasilnya dalam ajang-ajang lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan oleh tingkat universitas pada tahun ini, mahasiswa FIS dapat menjuarainya seperti pada pemilihan mahasiswa berprestasi dan lomba karya tulis ilmiah bidang sosial. “Cara lain yang akan dilakukan ialah dengan memperketat saringan masuk mahasiswa FIS yakni dengan mengurangi mahasiswa nonreguler,” tambahnya. Idealisme dan Kerja Keras Menuju Sukses Setiap orang atau institusi selalu mendambakan kesuksesan. Namun hanya sedikit dari mereka yang memahami dan dapat merumuskan cara menggapai sukses. Dan Fakultas
ITS, UT, UM, Pustekkom, Unair, Dinas Pendidikan, dan Jawa Pos. Kegiatan yang dipusatkan di gedung Divre V Telkom tersebut sangat efektif. Walaupun jumlah peserta untuk setiap semiloka cukup banyak yaitu 350 orang, namun dengan model pengelompokkan dan dipandu fasilitator, mereka dapat mempraktikkan seluruh materi. Hasilnya dapat langsung dipresentasikan dan dibawa peserta untuk dipraktikkan di sekolahnya.(Lil)
Teknik (FT) Unesa termasuk dari yang sedikit itu. Dekan FT, Drs. I Wayan Susila, MT. merumuskan, kesuksesan adalah hasil akhir dari perpaduan idealisme dan kerja keras. “Komitmen untuk memegang idealisme dan kerja keras adalah kunci untuk mencapai sukses atau kemajuan. Sebagai warga kampus, seluruh civitas akademik harus punya idealisme. Dan idealisme itu harus direalisasikan. Nah, untuk merealiasasikan atau mewujudkan idealisme tersebut kita harus bekerja keras,” ungkap orang nomor satu di FT itu saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Lebih lanjut, dirinya menegaskan, idealisme dan kerja keras tidak dapat dipisahkan. Idealisme tanpa kerja keras mustahil untuk berbuah hasil. Sementara kerja keras tanpa idealisme akan mendorong seseorang untuk menghalalkan segala cara. Pimpinan FT Unesa itu menegaskan bahwa dengan idealisme seseorang atau institusi dapat melakukan evaluasi diri. “Selama satu tahun ini apa yang sudah dilakukan. Dari situ kita akan mengetahui kelemahan. Kemudian kelemahan itu kita cover (red) dengan menyusun program yang lebih baik dengan melibatkan civitas akademik,” tutur dosen asal Pulau Dewata itu. “Kami berharap, semua civitas akademik bersatu memajukan FT. Mari kita evaluasi diri, apa yang kita bisa sumbangkan pada lembaga ini Selain itu agar potensi kewirausahaan yang ada dalam FT khususnya jurusan Tata Boga dapat digali dan dikembangkan,” harapnya (Djo/Ffi/Ann/Byu)
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
FT Unesa Launching
Website FAKULTAS Teknik Unesa me-launching website http://www.ft-unesa.org bertempat di sekretariat FT.net Gedung A1 lantai 1 Kampus Unesa Ketintang, Kamis (12/ 9). Acara yang diawali dengan presentasi website oleh Joko Catur Condro S.Si, MT tersebut diikuti oleh pejabat fakultas, pimpinan jurusan, pengelola FT.net dan sejumlah perwakilan organisasi kemahasiswaan di lingkungan FT Unesa. Dalam website itu disediakan sejumlah informasi tentang jurusan/prodi yang dikelola oleh FT, fasilitas, tenaga dosen dan karyawan, kurikulum, berita, alumni, pengumuman, dan fasilitas lainnya. Menariknya, dalam website itu disediakan informasi lowongan pekerjaan dan beasiswa studi, baik di dalam maupun luar negeri. Dalam sambutannya, Dekan FT Unesa Drs. Ir. I Wayan Susila, MT mengucapkan selamat kepada pengelola FT.net yang akhirnya mampu menyelesaikan website dalam rangka pengembangan information and communication technology (ICT) di FT Unesa. “Saya berharap, dengan dilaunching-nya website ini bukan berarti pekerjaan telah selesai. Namun, menjaga kontinyuitas isi website merupakan pekerjaan yang cukup berat. Ingat pepatah yang mengatakan bahwa membuat jauh lebih mudah daripada mempertahankan,” pesannya. Menariknya, website FT beserta 2 (dua) fakultas lainnya, yakni FMIPA dan FIP yang menjadi pilot project pengembangan ICT di Unesa mendapatkan penghargaan atas 1 (satu) tahun pengelolaan website pada saat upacara Dies Natalis Unesa ke-43, Kamis (19/12). Dengan penghargaan tersebut, FT, FMIPA, dan FIP berhak atas hadiah berupa seperangkat komputer. Dengan hadiah komputer tersebut, pihak pengelola FT.net langsung berbenah. Komputer itu beserta 2 (dua) unit komputer yang telah ada akan dipakai sebagai unit jasa produksi untuk pengembangan FT.net. “Nanti akan kita pakai untuk mengadakan pelatihan-pelatihan. Hasil pelatihan dapat kita gunakan untuk pengembangan FT.net,” ujar Joko Catur Condro S.Si, MT, pengelola FT.net sekaligus dosen Jurusan Teknik Elektro FT Unesa. Wju
http://www.ft-unesa.org menyediakan sejumlah informasi tentang jurusan/prodi yang dikelola oleh FT, fasilitas, tenaga dosen dan karyawan, kurikulum, berita, alumni, pengumuman, dan fasilitas lainnya.
PPs Perkuat Soft Ware PROGRAM Pascasarjana (PPs) Unesa akan memperkuat basis software dalam prioritas pengembangannya. Hal itu diungkapkan direktur PPs Unesa Prof. Dr. Prabowo, M.Pd di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Selama ini PPs Unesa agak memfokuskan dalam pengembangan hardware perkuliahan, seperti pengadaan sarana fisik perkuliahan, renovasi, sampai pembangungan gedung baru. Saat ini PPs memiliki koleksi gedung baru yang cukup megah berlantai dua. “Dengan adanya gedung baru berlantai dua itu, memudahkan aktivitas mahasiswa dalam berkegiatan akademis. Sekarang, mahasiswa S3 yang melakukan ujian terbuka dapat dilaksanakan di gedung pasca,” kata direktur PPs yang berasal dari FMIPA itu. Menurut Prof. Prabowo, aspek kenyamanan dalam perkuliahan menjadi prioritas dirinya dalam membangun PPs. Ruang perkuliahan yang bersih dan dilengkapi pendingin diharapkan dapat mendukung proses perkuliahan yang kondusif. “Berkat kenyamanan dan kebersihan yang kami bangun, PPs berhasil meraih peringkat dua besar dalam lomba kebersihan yang diadakan Unesa. Hal ini akan kami pertahankan dan lanjutkan ke depan,” katanya lagi. Sebelumnya, gedung PPs yang pernah ditempati SMAN 18 Surabaya itu, kondisinya kurang layak untuk tempat
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
perkuliahan. Secara perlahan, kondisi itu mulai berubah. Image gedung PPs Unesa mulai terbentuk. Apalagi papan nama yang baru saja dibangun, menambah kesan anggun kampus yang telah mencetak ratusan Magister Pendidikan dan puluhan Doktor itu. Setelah berhasil membangun hard ware, lanjut Prof. Prabowo, pengembangan soft ware akan menjadi prioritasnya. “Yang kami maksud software adalah berupa penguatan dalam layanan akademis mahasiswa pascasarjana seperti penambahan koleksi buku perpustakaan, perkuliahan mengggunakan multimedia, dan jaringan perkuliahan yang memanfaatkan akses internet. “Saat ini lingkungan PPs Unesa sudah dapat diakses internet. Di ruang perpustakaan juga tersedia akses internet yang dapat dimanfaatkan mahasiswa,” tukasnya. Pengembangan software yang menjadi prioritas PPs Unesa, diharapkan akan mendukung perkuliahan 6 prodi S2 dan 3 prodi S3. Koleksi prodi S2 PPs Unesa diantaranya adalah Pendidikan Sains, Pendidikan Matematika, Manajemen Pendidikan, Pendidikan Bahasa dan Sastra, Pendidikan Olahraga, dan Pendidikan Dasar. Sedangkan untuk Prodi S3 adalah Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa dan Sastra, serta Ilmu Keolahragaan. (Al)
14
Alumni Teknik Mesin Unesa Launching IKATNUSA SETELAH mengadakan pertemuan beberapa kali di sejumlah tempat, akhirnya alumni Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (FT Unesa) sepakat melaunching Ikatan Alumni Teknik Mesin Unesa (IKATNUSA) saat kegiatan “PreJob Seminar dan Bursa Kerja 2007”, Minggu (28/10). Kegiatan yang diadakan atas kerjasama IKATNUSA dan BEMJ Teknik Mesin FT Unesa tersebut berlangsung di Ruang Dosen Jurusan Teknik Mesin Gedung A-6 lantai 2 Kampus Unesa Ketintang. Menurut Firman Yasa Utama S.Pd, ketua IKATNUSA, tujuan dibentuknya jaringan alumni tersebut sebagai wadah untuk mengumpulkan alumni IKIP Surabaya/Unesa yang kini banyak tersebar di seluruh penjuru tanah air. Selain itu, diharapkan IKATNUSA menjadi tempat para alumni untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan Jurusan Teknik Mesin Unesa. Apalagi, saat ini banyak alumni yang kini sudah sukses namun belum terakomodir. “Kita lihat ITS, ITB, UGM, Unair, dan perguruan tinggi yang telah mapan lainnya sukses, salah satunya karena jaringan alumninya. Saya berharap IKATNUSA juga bisa seperti itu untuk pengembangan Unesa pada umumnya dan Jurusan Teknik Mesin pada khususnya,” ujar Firman yang kini menjadi dosen luar biasa di Jurusan Teknik Mesin itu. Launching IKATNUSA tersebut sengaja dibuat bersamaan dengan kegiatan pre-job seminar dan bursa kerja sebagai wujud kegiatan perdana IKATNUSA untuk membantu mempersiapkan alumni Teknik Mesin yang akan diwisuda. Harapannya, mereka dibekali dengan keterampilan dasar (soft skill) sebelum terjun ke dunia kerja. Menariknya, kegiatan yang diikuti oleh sekitar 60 mahasiswa tingkat akhir dan alumni tersebut juga diisi dengan bursa kerja. Sehingga alumni yang tertarik dengan lowongan kerja yang disediakan dapat langsung mendaftar dan interview. Hadir dalam kegiatan tersebut 15
Rofiq Ali Muhsin S.Pd (WS Koordinator Silver Motor Sport), Andri Dwinanto S.Pd (Manager Produksi PUSKUD MINA JATIM), Warju S.Pd, ST, MT (Dosen Teknik Mesin FT Unesa), dan Luhur Edy Wibowo S.Pd (Wakasek Kurikulum SMK Wijaya Putra Surabaya). Menurut Rofiq, kesempatan alumni Teknik Mesin untuk bekerja terutama di bidang perbengkelan masih cukup luas. Buktinya, hingga saat ini populasi sepeda motor telah mencapai 42 juta unit. Penjualan sepeda motor tahun 2007 saja telah mencapai 4,8 juta unit, sedangkan penjalan mobil semester 1 tahun 2007 juga telah mencapai 235.721 unit. “Dengan populasi kendaraan yang begitu pesat, uang beredar untuk jasa service sepeda motor mencapai 296 milyar/bulan. Sedangkan uang keluar untuk jasa service roda empat mencapai 352 milyar/bulan,” ujarnya. Mengenai jenjang karir di bidang perbengkelan, setidaknya ada 6 (enam) jenjang karir yang bisa dibidik alumni Jurusan Teknik Mesin, mulai dari helper, mekanik junior, mekanik senior (front man), service advisor, kepala bengkel, dan service manager. “Kalau Anda alumni D3 Teknik Mesin, setidaknya Anda membidik posisi mekanik junior,” pesannya pada peserta. Di sisi lain, rofiq mengakui, banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya, post power sindrom, tidak ada relasi, kompetensi yang kurang memadai, malas dan manja, serta pilih-pilih kerja.
“Kebanyakan dari kita pilih-pilih kerja sehingga kita banyak yang menganggur. Padahal, untuk posisi-posisi strategis membutuhkan pengalaman kerja, kalau kita pilih-pilih kerja, kapan kita dapat pengalaman,” katanya. Pada kesempatan lain, Warju mengatakan, peluang alumni untuk menjadi tenaga dosen juga terbuka lebar. Syaratnya, harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal S2. “UU Guru dan Dosen telah mengatur untuk itu. Jadi, jika Anda ingin jadi dosen, ya Anda harus S2 dulu,” ujarnya mengawali pembicaraan. Lebih lanjut Warju mengakui, tingkat kesejahteraan guru dan dosen akhirakhir ini sudah mulai dipikirkan oleh pemerintah. “Saat ini sudah berlangsung sertifikasi guru yang akan disusul dosen. Jika para guru dan dosen sudah memiliki sertifikat pendidik, maka mereka akan mendapatkan tambahan satu kali gaji pokok,” katanya berpromosi. Di sisi lain, warju mengatakan, peluang masih terbuka lebar bagi dosen yang tertarik melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Setidaknya ada 7 (tujuh) program penelitian dari DP2M yang bisa diraih. Diantaranya, penelitian dosen muda, kajian wanita, hibah bersaing, hibah pekerti, fundamental, hibah tim penelitian pascasarjana, dan RAPID. Sedangkan untuk program pengabdian ada 6 (enam) program yang bisa dibidik. Diantaranya, penerapan ipteks, vucer, vucer multi tahun, kewirausahaan, unit jasa industri (UJI), dan sinergi bersama masyarakat (Sibermas). Wju
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Teknik Mesin Gelar Automotive Short Training BADAN Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) Teknik Mesin FT Unesa menggelar kegiatan yang bertajuk Automotive Short Training di Ruang Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Unesa, Sabtu-Minggu (14-15/ 11). Hadir dalam kegiatan itu, Taufik Budi S, S.Pd (Instruktur Siqma Training Center), Rofiq Ali Muhsin, S.Pd (WS Koordinator Silver Motor Sport), dan Warju, S.Pd, ST, MT (Dosen Teknik Mesin FT Unesa). Menurut Taufik, perkembangan teknologi otomotif akhir-akhir ini akan berdampak pada semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang ada di pasaran. Dengan teknologi mutakhir, mau tidak mau teknisi otomotif dituntut harus selalu belajar mengikuti perkembangan jaman. Salah satunya teknologi continous variable transmission (CVT) yang banyak dipakai pada sepeda motor matic. “Penetrasi pasar matic di pasar sepeda motor menarik kita kaji. Salah satunya keistimewaan matic jika dibandingkan dengan sepeda motor konvensional lainnya,” ujarnya mengawali pembicaraan. Masih menurut Taufiq, keistimewaan sepeda motor matic, semisal Yamaha Nouvo, Mio, Soul; Honda Vario; dan Suzuki Spin terletak pada kemudahan pengendaraan, biaya penggantian spare part yang lebih irit, dan umur pemakaian yang van belt yang lebih lama jika dibandingkan dengan rantai. “Harga penggantian V-belt untuk sepeda motor matic hanya sekitar Rp. 56 ribu, sedangkan untuk penggantian rantai set sekitar Rp. 130 ribu. Jadi, dilihat dari ongkos penggantian spare part, sepeda motor matic jauh lebih irit,” ujarnya. “Umur pemakaian V-belt sekitar 25 ribu km, sedangkan umur pemakaian rantai hanya sekitar 15 ribu km. Jadi, sepeda motor matic jauh lebih menguntungkan,” tambahnya berpromosi. Dilihat dari sisi waktu penggantian V-belt dan rantai, sepeda motor matic jauh lebih mudah dan cepat jika dibandingkan dengan sepeda motor yang memakai sistem pengerak rantai.
“Penggantian V-belt hanya membutuhkan waktu 15 menit, sedangkan penggantian rantai membutuhkan waktu 35 menit,” ujar alumni Teknik Mesin FT Unesa itu. Yang menjadikan sepeda motor matic laris terutama dari kalangan perempuan disebabkan kemudahan pengendaraannya. Karena menggunakan transmisi otomatis (CVT), mereka tidak perlu repot-repot memindahkan persnelling. Perpindahan percepatan terjadi secara otomatis mengikuti
putaran mesin dan tanpa hentakan, sehingga memudahkan pengoperasian sepeda motor. Namun, dirinya mengakui, sepeda matic cenderung lebih boros jika dibandingkan dengan sepeda motor yang menggunakan teknologi karburator. “Sepeda motor matic baru bisa berjalan kalau putaran mesin mencapai putaran 2400 rpm, sedangkan sepeda motor konvensional sudah bisa berjalan di atas putaran 1500 rpm. Dari sini dapat kita pahami kalau sepeda matic akan
(Euro II Emission Standard* lihat di http://en.wikipedia.org/wiki/European_emission_standards, http://auto.indiamart.com/going-green/emission-standards.html)
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
16
cenderung lebih boros. Namun untuk pemakaian luar kota, sepeda motor matic akan tetap lebih irit, ujarnya. Pada kesempatan lain, Warju mengatakan, kendaraan bermotor sejak tahun 2007 dituntut harus lulus uji emisi (Euro II Emission Standard*). Oleh karena itu, kendaraan bermotor perlu dilengkapi dengan teknologi inovatif yang lebih ramah lingkungan. Diantaranya, catalytic converter, injeksi udara, charchoal canister, PCV, EGR, dan lain sebagainya. “Pemakaian katalis di knalpot kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor merupakan sebuah keharusan. Mengapa? Karena emisi gas buang yang keluar dari knalpot seperti CO, HC, NOx, Pb, PM, dan SOx berkisar antara 65-85%,” ujarnya mengingatkan. Di sisi lain, Warju menyayangkan, bahan bakar di Indonesia kurang mendukung untuk penggunaan catalytic converter di kendaraan bermotor. “Teknologi catalytic converter memerlukan bahan bakar bebas timbal. Sayangnya, bensin kita masih mengandung timbal,” katanya lagi. Pada kesempatan lain, Rofiq mengakui, suatu saat nanti teknologi mobil maupun sepeda motor akan menggunakan sistem injeksi (EFI). Hal itu didasarkan kenyataan bahwa cadangan bahan bakar fosil yang cenderung menipis sehingga diperlukan teknologi otomotif yang lebih irit dan ramah lingkungan. “Tentunya suatu hari nanti, sistem injeksi akan menguasai pasar. Sistem injeksi terbukti lebih irit bahan bakar dan ramah lingkungan,” katanya. Wju
17
FT Gelar Pelatihan Ser tifikasi Guru
SERTIFIKASI guru telah dimulai pada beberapa bulan menjelang akhir tahun 2007, dan akan terus bergulir untuk tahun-tahun berikutnya. Namun, berdasarkan temuan dari Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang dibentuk Depdiknas menunjukkan ternyata banyak guru yang masih belum memahami sertifikasi dengan baik (Jawa Pos, Minggu, 9 Desember 2007). Bahkan pemahaman guruguru di Surabaya tentang sertifikasi guru masih kalah dengan pemahaman guru–guru di beberapa kota lain di Jawa Timur, khususnya di Malang dan Pasuruan. Berdasarkan hasil evaluasi sertifikasi guru pada Gelombang I dan II tahun 2007 di Rayon 14 Universitas Negeri Surabaya (unesa) ditunjukkan bahwa kelulusan guru dalam program sertifikasi baru mencapai sekitar 60%. Fakta lain menunjukkan bahwa informasi seputar sertifikasi guru di Surabaya masih sangat mahal dan yang lebih memprihatinkan banyak guru yang mengikuti seminar atau pelatihan sertifikasi hanya demi sertifikat, atau piagam
penghargaan; dan tidak mementingkan transfer ilmu dan pengetahuan dalam kegiatan tersebut. Hal ini tentu saja tidak membantu guru meningkatkan kompetensinya. Padahal seharusnya guru memperoleh peningkatan kompetensi senilai dengan biaya yang harus dikeluarkannya. Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis Unesa yang ke-43, Fakultas Teknik (FT) Unesa menyelenggarakan pelatihan sertifikasi guru, mulai TK, SD, SMP, dan SMA sederajat di Auditorium FT gedung A1 lantai 2 Kampus Unesa Ketintang, Minggu (6/1). Hadir dalam pelatihan itu, Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd (Deirektur Ketenagaan Dirjen Dikti), dan Prof. Dr. Haris Supratno, M.Pd (Ketua Rayon 14 Program Sertifikasi Guru). Menariknya, dalam pelatihan yang diikuti sekitar 190-an peserta tersebut, didampingi secara langsung oleh asesor-asesor sertifikasi guru sehingga peserta memperoleh banyak informasi seputar sertifikasi guru, dilatih tentang bagaimana menyusun portofolio, dan melakukan selfevaluation atas portofolionya. Wju
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Buka Sport Mart Bukan Pusat Perbelanjaan Semata DISELA kegiatan Jalan Sehat (9/12/ 2007), Unesa kembali meresmikan fasilitas umum untuk masyarakat luas yaitu sebuah swalayan yang menyediakan alat, fasilitas dan asesoris olah-raga, namanya Sport Mart. Sport Mart diresmikan langsung oleh Rektor Unesa Prof. Dr. H. Haris Supratno, dan Rektor mengharapkan dengan adanya kemudahan dalam memperoleh fasilitas dan alat olah-raga, bisa meningkatkan kesehatan masyarakat. Di saat keprihatinan menurunnya prestasi atlit nasional dalam SEA Games XXIV di Thailand, Rektor juga mengharapkan melalui Sport Mart bisa memupuk bibit-bibit atlit yang berkualitas, dan kelak bisa mengangkat prestasi olah raga nasional. Sport Mart tak hanya difungsikan sebagai sarana berbisnis. “Sport Mart ini juga dijadikan laboratorium kewirausahaan bagi mahasiswa. Jiwa kewirausahaan mahasiswa perlu ditumbuhkan karena dunia luar tak hanya menuntut kemampuan akademis, tetapi juga kemampuan berwirausaha,” ungkap Drs. Fathur Rahman K., M. Pd., selaku marketing Sport Mart. Didirikannya pertokoan olahraga yang mengusung konsep “Dari Kita untuk Kita” bertujuan untuk meningkatkan kadar cinta kepada produk-produk dalam negeri serta ikut menumbuhkan ekonomi rakyat. “Beberapa produk yang tersedia di Sport Mart merupakan produk home industry. Seperti produk sepatu olahraga ini adalah produk home industry di Bangil yang merupakan salah satu binaan Unesa,” tutur dosen kewirausahaan Ilmu keolahragaan (IKOR), FIK tersebut sambil menunjuk sepatu olahraga yang dipajang di salah satu rak. Sementara untuk produk kaos olahraga, Sport Mart mengekplorasi karya mahasiswa FIK Unesa. “Sebagaian kaos olahraga yang ditawarkan di sini
Sport Mart ‘M’ merupakan pusat pengembangan usaha bagi pengusaha kecil. Unesa memberikan layanan jasa mulai dari pembinaan, pendampingan, hingga pemasaran produkproduk pengusaha kecil.
didesain oleh mahasiswa FIK, khususnya yang menempuh mata kuliah kewirausahaan,” ujarnya. Hal lain juga disampaikan oleh Manajer Sport Mart bahwa Unesa membuka pusat perbelanjaan Sport Mart. Namun, Sport Mart Unesa, bukanlah pusat perbelanjaan semata. “Sport Mart ‘M’ tak sekadar mini market alat olahraga, tetapi pusat pengembangan usaha bagi pengusaha kecil. Unesa memberikan layanan jasa mulai dari pembinaan, pendampingan, hingga pemasaran produk-produk pengusaha kecil,” tutur Drs. Purwohandoko, M.M., selaku manajer Sport Mart saat ditemui di ruang kerjanya (14/12). Menurut Purwo, Sport Mart merupakan program dari Menteri pemuda dan olahraga (Menpora). Unesa sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berpotensi di bidang keolahragaan dipercaya sebagai tim pengembangan program tersebut. “Pendanaan Sport Mart sepenuhnya diperoleh dari dana hibah dari Menpora,” ungkap Pembantu Dekan (PD) I Fakultas Ekonomi (FE) Unesa itu. Dengan SDM yang dimiliki, Unesa memberikan pembinaan beberapa bidang. Pembinaan yang dilakukan Unesa untuk pengusaha-pengusaha sasaran meliputi: pembinaan managemen keuangan dan pemasaran, pembinaan entrepreneur, pembinaan desain produk, dan pembinaan nilai manfaat produk yang relevan dengan
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
kebutuhan keolahragaan. Terkait dengan pembinaan tersebut, pihak FE, FT (khususnya jurusan TIK), dan FIK berperan aktif. Dengan SDM yang ada, mereka menyatukan kekuatan untuk melakukan pembinaan kepada perusahaan-perusahaan pemroduksi alat olahraga. “Kami sudah membina beberapa perusahaan di Pandaan dan Pasuruan. Sebagian besar dari perusahaanperusahaan itu hanya bisa memproduksi. Mereka belum bisa memanage keuangan serta bagaimana menganalisis pasar. Bahkan untuk desain produk, masih dipasok dari kita (jurusan TIK Unesa). Sementara untuk mengkaji produk-produk olahraga, seperti sepatu dan bola yang seperti apa yang sesuai standar keolahragaan, kita serahkan pada ahlinya, yaitu orangorang FIK,” ujar pakar kewirausahaan ini. “Kami tak melepas binaan kami begitu saja. Setelah memberikan pembinaan, kami terus mengadakan pendampingan kepada mereka hingga memberikan wajah untuk memasarkan produk-produk mereka berupa pertokoaan ini. Ke depan diharapkan dapat dibuka cabang-cabang sport mart di setiap wilayah,” tutur Purwohandoko. Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan fasilitas ini diharapkan datang langsung di Sport Mart di kawasan kolam renang Unesa kampus Lidah Wetan. (Djo/Ann) 18
Dies Natalis
Virus DB Dengue, http://en.wikipedia.org/ wiki/Dengue_fever
SIAPA tak kenal penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit menular yang disebabkan oleh virus famili fliviviridae dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepti. Kian populer di seluruh pelosok negeri ini layaknya seorang aktris yang sedang naik daun. Penyakit demam berdarah kali pertama di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak saat itu penyakit DBD menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit tersebut. Sejak kali pertama ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan selalu kejadian luar biasa setiap tahunnya. Fenomena itulah yang diteliti dan diangkat menjadi sebuah karya ilmiah oleh pasangan M. Helmi Abidin dan Achmad Fawait, mahasiswa jurusan Geografi, peraih juara I Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa (LKIM) dalam peringatan Dies Natalis ke 43 Unesa beberapa waktu lalu. Dalam presentasi pertanggungjawaban karya ilmiahnya yang dihelat di ruang sidang rektorat (26/12) ini, pasangan finalis yang berhasil menaklukkan 15 kelompok finalis lain dari berbagai fakultas yang ada di Unesa ini menjual idenya, yakni Pemanfaatan Sistem Informasi 19
LKIM Tingka tkan Tingkatkan Kualitas dan Buda ya Ilmiah Buday Geografi (SIG) dalam menganalisis kecenderungan penyakit DBD di kota Surabaya pada tahun 2003%2006. M. Helmi Abidin, ketua kelompok karya tulis ini mengatakan bahwa saat ini pemerintah kota (Dinas Kesehatan Surabaya) hanya menggunakan pengasapan dan himbauan melakukan 3M dalam mencegah kejadian luar biasa di Surabaya. Hingga saat ini pemerintah kota belum memunyai peta persebaran nyamuk yang dapat dianalisis melalui SIG. Jadi ada baiknya, pemerintah kota mengunakan cara tersebut untuk mengetahui kecenderungan penyebaran nyamuk ganas tersebut dalam rangka pengasapan lebih intensif di tempat yang menjadi kecenderungan penyebaran nyamuk aedes aegepti tersebut. Seberapa layakkah, karya mahasiswa FIS itu mendapatkan predikat juara I? Prof. Dr. Warsono, M.S. berkata, “Karya ilmiah mahasiswa ini bagus dan patut mendapatkan posisi nomor 1 dalam kompetisi ilmiah ini karena idenya cukup kreatif dan inovatif, selain itu bahasanya juga runtut. Jadi tak banyak pertanyaan yang muncul ketika kami (dewan juri, Red) membaca dan mendengar presentasi pasangan mahasiswa angkatan 2004 dan 2006 ini.” “Selain itu juga terdapat sejumlah karya tulis lain yang juga berkualitas. Secara umum penyelenggaraan LKIM ini telah berhasil menyuburkan budaya ilmiah yang ada di Unesa. Hal tersebut terlihat dari beragamnya angkatan pada peserta LKIM ini, mulai dari angkatan 2004, 2005, 2006, dan 2007 ada semuanya. Ini mengindikasikan bahwa penulisan karya ilmiah semakin diminati oleh mahasiswa,” tambah dewan juri yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial itu. “Sudah lama saya ingin mengikuti lomba penulisan ilmiah seperti ini,
tapi sayangnya info tentang LKTIM selalu telat datang ke kampus Unesa Gedangan. Untunglah info LKTIM ini tak lagi datang dadakan, jadi saya bisa mengikutinya,” tutur Lalu Rudi Hidayat, salah seorang peserta tampak antusias. Dalam lomba karya ilmiah yang baru kali ini diadakan dalam rangka peringatan Dies Natalis Unesa ini menghasilkan karya-karya ilmiah lain hasil penelitian yang juga berkualitas, di antaranya ialah “Pemanfaatan Ektrak Tumbuhan Ciplukan (Physalis Angulata) sebagai Metode Tradisional Penghambat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti untuk Melakukan Proses Bertelur “ karya David Irianto dan Yudi Aris Sulistiyo sebagai juara II, “Fenomena Kehidupan Anak Jalanan sebagai Produk Kemiskinan di Surabaya” karya Era Surya Aldi Fatmatika, Dianika Adiyanti, dan Anita Priana sebagai juara III, “Pengembangan Teknik Pembelajaran Berbasis Active Learning untuk Mengembangkan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intellegences) pada Pendidikan Anak Usia Dini di TK A Islam Asfiah Surabaya” karya Rosyidatul Hidayati dan Oktavia Catur Handini sebagai juara harapan I, dan “Studi Komparatif Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar Gregorc Energic Model of Minastyles pada Mata Pelajaran Melakukan Penghitungan Permesinan di SMKN 2 Probolinggo,” karya Ahmad Sobirin dan Sidik Jatmiko sebagai juara harapan II. “Kami akan mempublikasikan karya ilmiah mahasiswa hasil penelitian ini di jurnal atau media massa apabila karya ilmiah ini benarbenar berbobot dan berkualitas,” ucap Dr. Lutfiyah Nurlaela, M.Pd., Koordinator LKIM ini yang juga diamini oleh Drs. Budiarso,MM ketua panitia penyelenggaraan LKIM. Byu/Ann
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Menkominfo Prof. Dr. M. Nuh, Unesa telah melaksanakan MoU dengan Departemen komunikasi dan informasi sebagai tindak lanjut pengembangan IT (Information Technology) di kampus Unesa.
Tingkatkan Tingkatkan Kerjasama Kerjasama
bisa mengikutinya agar tidak tertinggal dengan orang lain. Begitu pula pada Unesa yang kini telah berusia 43, teknologi bukanlah hambatan dalam menjalankan pekerjaan. Justru itu, dengan teknologi
Pendayagunaan Pendayagunaan ICT, ICT, Dengan Dengan Menkominfo Menkominfo
PENDAYAGUNAAN ICT (Information, Communication and Technologi) untuk pendidikan telah menjadi pilihan di banyak negara, ICT menjadi solusi dalam peningkatan efisiensi penyampaian materi pelajaran. Menurut hasil penelitian di Amerika Serikat, ternyata jika dalam proses belajar mengajar dibantu oleh alat peraga telah berhasil meningkatkan efisiensi belajar sebesar 47%, maka dengan dukungan ICT bisa meningkatkan efisiensi sebesar 93%. Demikian pula dengan mendayagunakan teknologi multi media dan perangkat ICT lainnya, dapat memanfaatkan fungsi otak kanan siswa dan memanfaatkan memori jangka panjang anak didik sambil mengasah kemampuan berpikir dan berkreasi. Produk bahan belajar berbasis ICT dewasa ini masih terbatas. Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan telah aktif memproduksi bahan belajar, namun jika dibandingkan dengan kebutuhan yang ada masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan berbagai pihak untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya upaya memproduksi bahan belajar berbasis ICT. Langkah Unesa juga tidak mau ketinggalan untuk mengembangkan pendayagunakan ICT, terutama saat kehadiran Menkominfo Prof. Dr. M. Nuh, DEA (27/12/07). Dalam rangka peringatan Dies Natalis ke 43 Unesa telah melaksanakan MoU dengan Departemen komunikasi dan informasi sebagai tindak lanjut pengembangan IT (Information Technology) di kampus Unesa demi terwujudnya lingkungan kampus yang berbasis IT dan berbudaya ilmiah. Menkominfo juga memerintahkan pimpinan Telkom Divre V Jawa Timur agar segera membantu pengembangan jaringan IT di kampus Unesa, mengingat lokasi kampus Unesa yang tersebar dalam lima wilayah yang berbeda. Selain itu juga mengingatkan bahwa saat ini jaringan itu penting. Tanpa kerjasama dan perluasan mitra kerja, sebuah institusi seperti katak dalam tempurung, tidak dapat berkembang karena institusi itu tidak pernah melihat cepatnya perkembangan dan peningkatan kualitas di institusi lain. Kalau dahulu orang besar mengalahkan orang kecil, maka analogi saat ini berubah. Orang lambatlah yang akan mengalami kekakalahan karena ia tidak mampu bersaing mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu mau tidak mau perkembangan teknologi tidak dapat dihindari, kita harus
canggih sebuah institusi dapat berkembang dengan pesat. Dalam pengembangan teknologi harus ditopang oleh beberapa bagian yang saling mendukung, di antaranya ialah content dan contex. Adanya fasilitas, tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang memadai dalam mengoperasikan atau mengisi teknologi, maka teknologi itu tidak akan dapat berkembang dengan baik. Begitu pula sebaliknya, tanpa fasilitas yang memadai, seseorang tidak akan dapat mengisi dan memanfaatkan teknologi tersebut. Oleh karena itu keduanya harus berjalan secara beriringan. Byu/ Djo Kampus Unesa Perbanyak Hotspot Kedekatan lokasi PT Telkom Divre V dan Kampus Ketintang Unesa, seharusnya dapat bermanfaat dalam mempermudah akses internet bagi mahasiswa. Untuk mengembangkan internet di kampus bukan hal baru, sehingga Unesa perlu memperbanyak area internet gratis. Untuk mendukung program tersebut, Menkominfo M. Nuh meminta Telkom Divre V Jatim, memberikan layanan gratis sebelum Januari 2008 mendatang.”PT Telkom yang tonggo tembok dengan Unesa perlu memberikan layanan internet gratis pada Unesa,” kata Prof. M Nuh saat memberikan ceramah ilmiah pada Rapat Terbuka Senat Universitas Negeri Surabaya dalam rangka Dies Natalis Ke 43, di auditorium kantor pusat kampus Ketintang (27/12). Upaya memperbanyak layanan internet gratis melalui fasilitas wifi area itu dipasang di sejumlah titik, baik di taman maupun di ruang dosen, mahasiswa serta seluruh laboratorium yang ada. Saat ini bukan zamannya lagi transformasi dilakukan secara manual, atau hanya tatap muka. Tapi juga melalui internet di mana segala informasi lebih mudah diakses. Selain itu juga memudahkan karena di mana pun informasi yang dibutuhkan mahasiswa lebih cepat bisa diterima. Menurut mantan Rektor ITS itu, kampus masa depan adalah kampus yang memiliki jaringan internet. Sebab dengan internet bukan hanya membuka cakrawala ilmu, tapi mendekatkan hubungan silaturahmi. “Jadi saya pikir sudah saatnya kita menguasai teknologi, sebab sedikit saja kita tertinggal kita akan semakin ketinggalan jauh, karena teknologi terus berkembang setiap saat,” terangnya. (Sp)
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
20
Penghargaan dan Prestasi UPACARA peringatan hari ulang tahun ke 43 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) juga memberikan penghargaan bagi dosen, pegawai, dan mahasiswa yang berprestasi. Tidak hanya berupa piagam, para dosen, pegawai, dan mahasiswa berprestasi tersebut juga memperoleh uang. Jumlahnya sesuai dengan prestasi mereka, mulai Rp 1 juta hingga lebih dari Rp 3 juta. “Penghargaan itu diberikan kepada mereka saat upacara peringatan dies natalis, 19 Desember lalu,” ujar Kabag Kepegawaian Unesa Drs. Lamiran, MM. Tiga dosen berprestasi yang mendapatkan penghargaan pada tahun ini adalah Prof Dr Muhammad Nur, guru besar Fakultas Teknik yang berada di urutan pertama; Dr Rudiana Agustini MPd (Fakultas MIPA) di urutan kedua; dan Drs Martadi MSn (Fakultas Bahasa dan Seni) yang meraih posisi ketiga. “Penilaian terhadap para dosen berprestasi itu meliputi kinerja, prestasi, kepribadian, dan karya tridarma perguruan tinggi,” ujarnya. Selain itu, ada juga dosen berprestasi khusus di bidang olahraga, yakni Drs Mahfud Irsyad (Fakultas Ilmu Jeolahragaan). Dosen tersebut dianggap berprestasi sebagai pelatih tim bola voli Indonesia pada SEA Games di Thailand dan meraih medali emas. “Untuk mahasiswa, ada 26 orang yang mendapatkan penghargaan,” tutur Lamiran. Rinciannya adalah 25 orang yang mengikuti pekan olahraga mahasiswa nasional (Pomnas) dan satu orang yang berprestasi dalam kejuaraan MTQ. Untuk pegawai yang berprestasi, juga diberi penghargaan berupa piagam dan uang. Selain itu untuk fakultas serta unit kerja yang dianggap memiliki kepedulian tinggi terhadap kebersihan lingkungan juga memperoleh penghargaan.(djo)
21
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
LK dan UKM dilantik bersama BARU kali ini sejumlah 773 mahasiswa dilantik serempak oleh rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada acara pelantikan bersama Lembaga Kemahasiswaan (LK) dan Unit Kegiatan Kemahasiswaan Unesa (28/01). Karena selama ini Unesa melantik LK lebih dahulu baru UKM atau sebaliknya. Rektor Unesa Prof. Dr. Haris Supratno juga mengatakan merasa terharu dan sekaligus bangga pada pelantikan lembaga Kemahasiswaan kali ini cukup meriah karena yang dilantik lebih dari 700 mahasiswa, yang langsung disambut tepuk tangan para mahasiswa yang hadir, selain itu seorang pemimpin juga akan mempertanggungjawabkan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan tidak hanya kepada lembaga saja tetapi juga juga kepada yang Maha Kuasa. “Sebagai Pemimpin saudara mempunyai tugas menciptakan suasana kampus yang berbasis Religi, IT, dan berbasis lingkungan, “ ujar Rektor. Yang dimaksud berbasis Religi adalah berperilaku dan bertutur kata sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing. “ Selama ini masih belum banyak orang yang bisa mengimplementasikan ajaran agama kedalam rumah-tangga, dalam bermasyarakat, dalam berbangsa dan bernegara,” tutur rektor dihadapan para pengurus LK dan UKM.
Semiloka Untukmu Guruku di Telkom SEMILOKA Untukmu guruku yang dihelat Jawa Pos di Aula Telkom Divisi Regional V Jawa Timur Jl. Ketintang Surabaya. sangat mendukung peningkatan profesionalisme guru. Apalagi dalam pelaksanaan sertifikasi guru, para guru dituntut untuk aktif dalam meningkatkan kompetensi, salah satu caranya dengan aktif mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, lokakarya, pelatihan, menulis, dan sebagainya. Namun seseorang, termasuk guru, sering ragu ragu, bingung, dan tak tahu harus memulai dari mana ketika hendak menulis? Resep atas problem itu kemarin diberikan kepada para guru yang mengikuti semiloka bertema Menulis Artikel Pendidikan Sebagaimana dikatakan Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Haris Supratno dalam pembukaan semiloka kemarin (27/1), sebagian besar guru tak bisa naik golongan karena tak pernah menghasilkan tulisan atau karya ilmiah.
“Kenapa guru banyak yang berhenti pada level golongan IV a, karena pada kemampuan menulis ilmiah, dalam arti penelitian, karena selama ini guru hanya menulis dalam surat kabar,” ujar rektor. Meskipun begitu Prof. Haris juga menjelaskan bahwa kalau dikaitkan dengan sertifikasi, tulisan yang dimuat dalam surat kabar nilainya kecil, tapi kalau yang dimuat dalam jurnal nilainya besar. “Namun Jawa Pos siap memuat karya tulisan bapak ibu yang terbaik diantara yang baik. Meski nilainya kecil, namun nilai popularitas bapak ibu besar. Karena tulisan bapak ibu dimuat dikoran yang levelnya nasional, sehingga dibaca oleh banyak orang.” Lanjutnya. Tulisan yang dimuat itu yang bagaimana, itu adalah selera redaksi, “Sedangkan selera kami adalah selera ilmiah.,” ujar guru besar FBS ini Untuk cirri-ciri tulisan yang pop (tulisan yang dimuat di surat kabar. Red), pertama adalah tulisan yang saat ini menarik, berita terkini, sedang yang ke dua tulisan harus memiliki data, tidak seperti cerita, untuk yang ke tiga adalah Analisis, bisa menganalisis dengan baik dan selanjutnya penggunaan bahasa yang baik. Jawa pos sendiri akan membuat rubrik khusus atau kolom khusus yang akan memuat karya karya guru, “saya kira hal yang menarik, karena ini adalah yang pertama, dan merupakan program Jawa Pos, seandainya tulisan bapak ibu jelek semua, maka tetap diambil yang terbaik diantara yang terjelek ini.” Ujar Rektor yang disambut tertawa para peserta Namun seandainya Jawa Pos tidak memiliki komitmen untuk memuat tulisan guru, kalau jelek semua ya tidak akan dimuat.. Prof. Haris juga mengucapkan terima kasih kepada telkom dan Jawa Pos yang peduli terhadap pendidikan.” kepada Diknas saya nggak perlu terima kasih, karena itu sudah tanggung jawabnya, kalau seperti telkom, jawa pos itu kan orang luar kalau peduli perlu kita kasih sport.” Tandasnya.
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
22
Bagong Suyanto, penulis juga dosen Universitas Airlangga (Unair), yang menjadi salah satu pembicara menjelaskan, menulis itu bagaikan belanja baju. “Tentukan pilihan dulu, mau blus polos atau kotak-kotak. Celana polkadot atau polos gelap,” ujarnya. Setelah pilihan ditentukan, fokus membidik sasaran dan lupakan pilihan yang lain. “Sebagai penulis pemula, bapak-ibu biasanya lupa untuk fokus sehingga semua ingin ditulis. Yang terjadi akhirnya tulisan jadi mbulet,” ungkapnya. Bagong tampil bersama Muhammad Elman, redaktur pelaksana Jawa Pos, yang memberikan materi praktis cara menulis artikel. Kedua narasumber membahas pada sasaran tulis-menulis yang dihadapi guru selama ini. Terutama soal menghasilkan tulisan yang runtut dan mengena. “Menulis itu berkaitan erat dengan membaca. Bila bapak-ibu ingin bisa menulis dengan baik, harus rajin membaca dulu,” kata Bagong. Semiloka pendidikan dilanjutkan dengan tema Metode Pembelajaran Inovatif bersama Dr Imam Robandi (ketua Majelis Dosen ITS) dan Drs
Suyatno MPd dosen FBS Unesa. Sementara itu, dalam pemilihan guru favorit, Rektor Unesa akan menjadi salah satu juri. Para juri dalam pemilihan guru favorit itu diantaranya Dr. Rasiyo kepala dinas P & K Jawa Timur. “Kami telah menemui langsung pak rektor untuk meminta
kesediaan beliau. Ternyata responnya positif,” tukas Guntur ketua panitia Untukmu Guruku, Redaksi Jawa Pos yang juga alumni jurusan Bahasa Indonesia IKIP Surabaya (sekarang Unesa) Djo/ Lil
Peduli Korban Bencana BANJIR akibat luapan bengawan Solo di wilayah Bojonegoro cukup mengakibatkan kesengsaraan warga. Masih banyak korban terlantar meskipun sudah ada yang mendapatkan bantuan dan tidak sedikit yang terisolasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) juga mengulurkan tangan untuk membantu para korban bencana banjir dan longsor. Sejak Kamis (3/1) hingga Jumat kemarin (4/1), Unesa telah memdistribusikan bantuan yang bernilai lebih dari Rp 60 juta Bantuan tersebut diberikan untuk warga Blitar, Kediri, Bojonegoro, Magetan, dan Ngawi. Penghimpunan dana bantuan itu sekaligus memperingati Dies Natalis ke-43 dan Program Unesa Peduli Korban Bencana Alam. Untuk wilayah Blitar dan Kediri yang terkena musibah gunung kelud. Meskipun gunung kelud tidak jadi meletus namun bantuan tersebut bisa dimanfaatkan untuk keluarga miskin atau pembenahan infrastruktur kkhususnya untuk Desa Sugih Waras Kecamatan Wates Kabupaten Kediri mendapat bantuan Rp. 15 juta. “Sedangkan daerah Candi Sewu, Kali Kuning dan Kali Badak Desa Penataran wilayah Blitar dan Magetan masing masing mendapat bantuan Rp 10 juta,” kata Pembantu Rektor Unesa Dr. Nurhasan, M.Kes.. Selain itu, pihak Unesa juga memberikan bantuan beras dalam jumlah yang cukup besar ke Bojonegoro dan Ngawi. Serta makanan siap saji seperti mie instan, roti kaleng, dan minuman mineral produksi Unesa. Nilai bantuan itu lebih dari Rp 20 juta. “Kami berharap bantuan itu bermanfaat bagi para korban,” tuturnya. Selain itu Senin (7/1) nanti, Unesa juga akan mengirim bantuan buku tulis ke Magetan. Buku tersebut akan diberikan para anak-anak usia sekolah yang saat ini kesulitan mendapatkan sarana belajar. “Buku-buku milik siswa banyak yang hanyut, saat terjadi banjir,” ujar Nurhasan. (Djo) 23
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
Lensa Dies
Peduli Korban Bencana
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
24
Narkoba adalah Singkatan dari “Narkotika dan bahan obat berbahaya”. Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah “Napza” yang merupakan singkatan dari “Narkotika” “Psikotropika” dan “Zat Adiktif” bagi penggunanya yang umumnya mempunyai resiko “kecanduan”. Semua istilah ini, baik “narkoba” atau “napza”, mengacu pada sekelompok kecanduan”
NARKOBA / NAPZA
Awal sebuah narkoba Sebelum muncul istilah narkoba, kita sudah mengenal Candu. dalam catatan sejarah kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria ditemukan sari bunga opium atau kemudian lebih dikenal dengan nama OPIUM (Candu = Papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur didaerah dataran tinggi diatas ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke daerah India, Cina, dan Wilayah-wilayah asia lainnya. Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang dikenal dengan nama Morphin (diambil dari nama dewi mimpi yunani yang bernama Morphius).tahun 1856 waktu pecah perang saudara di Amerika Seriakt, Morphin ini dipergunakan untuk penghilang rasa sakit akibat lukaluka perang. Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur). Campuran ini membawa efek ketika diuji coba pada anjing. Anjing tersebut memberikan reaksi yaitu tiarap, ketakutan, mengantuk, dan muntahmuntah. Tahun 1898 pabrik obat “BAYER” memproduksi obat tersebut dengan nama HEROIN, sebagai obat resmi penghilang sakit. Sakit ini Heroin tidak lagi dipakai sebagai obat, hanya Morphin saja. Perkembangan teknologi tak dapat dibendung, sehingga candu tersebut diolah dengan berbagai campuran khusus dan jenisnyapun bertambah banyak seperti Extasy, Putaw, dan sebagainya. Adaptasi biologis tubuh kita
terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa Beberapa bentuk dari narkoba/napza berfungsi normal. (http://gpd.grinnelliowa.org/Drug_pics_edited.jpg) Salah satu contoh adaptasi biologis dapat yang akan dirasakan saat mengalami dilihat dengan alkohol. Alkohol GPO merupakan salah satu alasan mengganggu pelepasan dari mengapa mereka sulit untuk beberapa transmisi syaraf di otak. berhenti menggunakan narkoba, Alkohol juga meningkatkan cytocell terutama jenis putaw/heroin. dan mitokondria yang ada di dalam Mereka tidak mau merasakan pegal, liver untuk menetralisir zat-zat yang linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi dan persendian, kram otot, tergantung pada alkohol untuk insomnia, mual, muntah, dll yang menjaga keseimbangan baru ini. merupakan selalu muncul bila Tetapi, bila penggunaan narkoba pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan, ini akan mengubah dihentikan. semua susunan dan keseimbangan Selain ketergantungan sel-sel kimia tubuh. Mungkin akan ada tubuh, organ-organ vital dalam tubuh kelebihan suatu jenis enzym dan seperti liver, jantung, paru-paru, kurangnya transmisi syaraf tertentu. ginjal,dan otak juga mengalami Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk kerusakan akibat penggunaan jangka mengembalikan keseimbangan panjang narkoba. Banyak sekali didalamnya. Biasanya, hal-hal yang pecandu narkoba yang berakhiran ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh dengan katup jantung yang bocor, saat menggunakan narkoba, akan paru-paru yang bolong, gagal ginjal, dilakukan secara berlebihan pada serta liver yang rusak. Belum lagi masa Gejala Putus Obat (GPO) ini. kerusakan fisik yang muncul akibat GPO ini juga merupakan infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/ ‘momok’ tersendiri bagi para AIDS} yang sangat umum terjadi di pengguna/ pecandu narkoba. kalangan pengguna jarum suntik. Terutama, ketakutan terhadap sakit (Djo - Sumber dari berbagai media)
25
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |
| Majalah Unesa - No. 26 Tahun IX | Edisi Januari - Februari 2008 |