Dari Redaksi Pembaca yang terhormat, ahun 2015 ini tim redaksi melakukan penguatan isi pada Rubrik Gerbang. Biasanya, rubric ini tampil dengan 2 atau 4 halaman, bergantung pada isu yang paling menarik dikerjakan Pemkab Blitar. Maka, halaman awal ini menjadi materi paling diandalkan. Sadar akan pentingnya rubrik Gerbang, maka mulai sekarang bobotnya kami tambah. Halamannya juga kita tambah, narasumbernya pun kita perluas untuk membahas topic utama yang disuguhkan. Secara otomatis, maka lahirlah sebuah JUDUL, yang merupakan rangkuman atas isi Gerbang secara komprehensif. Seperti yang tersaji pada Edisi 01 tahun 2015 ini, kami angkat judul yaitu “MENJELANG BOYONGAN IBUKOTA”. Bagi sebuah rumah tangga, hajat-an seperti sunatan, mantenan, adalah peristiwa yang paling akbar. Seisi rumah, tersita pikiran dan perasaanya, jikalau hendak melangsungkan sebuah hajatan. Berbulan-bulan, sibapak-ibu-anakanak, selalu bergulat pikiran: bagaimana menyiapkan undangan, dimana sewa terob, memilih kuade yang cocok, order sound system yang tidak suka mbenging, dan sebagainya. Isu pindah Ibukota Kabupaten Blitar mirip orang mengandung yang nunggu brojolan saja. Bangunan fisik utama sudah selesai, menunggu fininshing touch-nya. Maka Majalah Penataran menyajikan gagasan-gagasan tersembunyi yang ada di balik tokoh-tokoh yang berperan dalam pembangunan fasilitas pusat pemerintahan itu. Bapak Bupati mempunyai mimpi besar menciptakan Kota Kanigoro yang besar, tetapi di sisi lain ada kendala besar, jalan tidak mudah diperlebar karena rumah-rumah penduduk dibangun tepat di bahu jalan. Begitupun Pak Wabup, yang lebih serius menangani fasilitas jalan, agar Kanigoro di masa depan tidak menjadi kota macet seperti dialami Kota Bogor, cantik tapi amburadul. Liputan Gerbang juga menggambarkan strategi jitu Pak Sekda, yang lihai bermain dakon, tetap memperhatikan kebutuhan SKPD, tetapi tetap menyisihkan untuk membangun Kantor Bupati di Kanigoro. Untuk mendukung keseriusan itu, ditampilkan pula kegiatan Dinas Perhubungan , Komunikasi dan Informatika yang susah payah membuat Rencana Induk LLAJ, maupun Dinas PU Cipta Karya yang sibuk mendesain gedung-gedung metropolitan. Semoga, pembenahan Majalah Penataran ini semakin menambah khasanah informasi tentang pembangunan di KabupatenBlitar yang terusmenerus bergerak masif. Redaksi.
T
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
Pelindung : HERRY NOEGROHO, SE. MH Drs. RIJANTO, MM Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung jawab : Drs. BUDI KUSUMARJOKO, M.Pd Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : BAJOE POERNA S. ATD. MT. Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO HENDRA NOVARIADI M. ENDRA PRASETYA Anggota : JONI HARSONO DWI AGUS SANTOSO, ST ASYIK FAUZI, ST
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555995. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
Majalah PENATARAN
Majalah PENATARAN
3
4
Majalah PENATARAN
T
itik Nol yang dipilih Kabupaten Blitar, adalah perempatan Kanigoro. Dari sanalah, patokan ukuran ke kota-kota lain harus direvisi. Selama ini Kabupaten Blitar tidak pernah memiliki basis Titik Nol, karena tempat kerjanya selama ini numpang di atas lahan Pemkot Blitar. “Ini pengejawantahan visi dan misi kami, yang telah kami janjikan kepada masyarakat lima tahun yang lalu,” ujar Bupati Blitar. Bersama soulmate-nya Wabup Drs. Rijanto, MM, pasangan ini menjanjikan akan mewujudkan masyarakat yang sejahtera, religius, dan berkeadilan. Berbekal Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 3 Tahun 2010 tentang “Pemindahan Ibukota Kabupaten Blitar dari wilayah Kota Blitar ke Wilayah Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur”, maka seluruh pihak tancap gas memusatkan perhatian ke Kanigoro. Merancang sebuah Ibukota Baru, dan menciptakan kota masa depan, adalah bentuk nyata bukti kesejahteraan itu. Ibarat sebuah rumah tangga, maka setelah kebutuhan dasar makan dan minum terpenuhi, maka sebuah keluarga tentu berpikir untuk memiliki rumah yang representatif, sehat, dan layak dibanggakan. “Saya yakin, warga kabupaten Blitar akan bercerita di luar daerah. Kepada orang lain, mereka akan mengaku bangga, punya kota sendiri, punya pendopo sendiri, dan punya kantor pemerintahan yang megah,” imbuh Bupati. Tapi yang lebih penting dari itu, lanjut pria yang telah berhasil memulihkan nama besar PSBI di kancah persepakbolaan nasional itu, warga Kanigoro sendiri harus bersiapsiap merubah diri menjadi ‘orang kota’. Misalnya, jika ada kebiasaan mandi, cuci, dan kakus di sungai, sebaiknya mulai ditinggalkan.
Titik Nol Kabupaten Blitar, episentrum pemikiran
Reputasi Kabupaten Blitar sebagai peraih Piala Adipura untuk Kota Wlingi, perlahan-lahan harus diarahkan ke Kanigoro. Pola hidup bersih, lingkungan nyaman, fasilitas kesehatan yang memadai, akan ditata bersama-sama dengan masyarakat yang harus mau berubah. Jika Pemda yang ngotot, tetapi masyarakatnya tidak berpartisipasi, hasilnya tidak akan maksimal. Di bidang lalu lintas, Piala Wahana Tata Nugraha, juga harus menjadi mimpi warga Kanigoro. “Kondisi jalan-jalan saat ini, memang belum memenuhi syarat. Tetapi asal paradigma masyarakat mau berubah, Insya Allah hal itu bisa kita capai,” lanjutnya. Misalnya saja Jalan Kusuma Bangsa yang saat ini memiliki lebar
14 meter, harus ditingkatkan menjadi 24 meter. Resiko yang harus dihadapi bersama adalah menyatukan visi dan misi, agar usaha pelebaran itu tidak malah menimbulkan ekses negatif antara kepentingan masyarakat dengan kebutuhan persyaratan sebuah kota di masa depan. Rencana Induk LLAJ untuk Ibukota Kanigoro telah disusun, secara terintegrasi antara Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, POLRI, Dinas PU Binamarga, serta Dinas PU Cipta Karya. Mimpi agar Kanigoro layak untuk ambil bagian dalam Kontes Adipura dan Wahana Tata Nugraha, menjadi harapan masa depan, setelah Kabupaten Blitar berhasil merampungkan etape: Boyongan Pindah Ibukota. (pur)
Menata rumah-rumah di bahu jalan, pekerjaan di masa depan
Majalah PENATARAN
5
Gerbang
Wabup: Awas, Hindarkan Kemacetan Wakil Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM meminta agar Ibukota Kanigoro tidak terjebak kemacetan di masamasa mendatang. Maka jalan lingkar (ringroad) harus dipikirkan sejak dini.
S
aat ini semua mata sedang terpusat kepada perampungan Pendopo Kabupaten Blitar di Kanigoro. Di kompleks tersebut, sedang dikebut penyelesaian Kantor Bupati, Wakil Bupati, Sekda, serta kantor kesekretariatan. Tenggat waktu penyelesaian tahun 2015, seiring dengan tahun akhir kepemimpinan pasangan Herry Noegroho, SE,MH-Drs. Rijanto, MM agaknya bakal terpenuhi. “Tapi jangan euphoria membangun kantor pusat pemerintahannya saja. Justru fasilitas mayarakat yang harus kami prioritaskan,” kata Wabup Rijanto kepada Majalah Penataran. Prioritas yang dimaksud adalah jalan-jalan utama yang berada di lingkaran kompleks kantor pemerintahan. Saat ini, satu-satunya akses utamanya itu jalur Blitar ke Kanigoro, terlihat sangat sibuk. Lalu Wabup menguraikan, akan memecah arus tersebut dengan cara memperlebar jalan di sisi selatan yaitu antara Karangsono ke arah Satriyan. Sedangkan di sisi utara, jalan antara Jalan Madura kearah Sawentar. Lantas Wabup Rijanto mencontohkan kasus Kota Bogor yang disebut kota angkot termacet di Indonesia. Padahal, kota tersebut memiliki histori yang tinggi bagi keberlangsungan pemerintahan, sejak zaman VOC Belanda hingga Pemerintah RI di era Bung Karno. Kota Bogor mengalami salah kelola di bidang lalu lintas, hingga menyebabkan kesemrawutan yang tidak kepalang tanggung. Saking rumitnya mengurai problem transportasi yang
Revolusi, merubah sawah menjadi pusat pemerintahan
6
Majalah PENATARAN
Drs. Rijanto, MM
membelit itu, memaksa Presiden Jokowi berniat memindah kantornya ke Istana Bogor. Di samping memaksa menata lalu lintas, kabarnya Presiden Jokowi juga bakal memaksa penataan jalur sungai agar tidak selalu mengirim banjir ke Jakarta. Belajar dari insiden tersebut, maka tidak heran Wabup Blitar membentuk tim khusus untuk melakukan kajian serius untuk menata trasportasi di Ibukota Kanigoro. Sejumlah instansi teknis dikumpulkan, untuk melakukan kajian mendalam, agar kota baru yang akan diresmikan itu, tidak malah menjadi kota macet di masa depan. “Selain mengatur jalan-jalan, saya juga meminta agar jalur hijau, serta jalur pedestrian untuk pejalan kaki, dibuat senyaman mungkin,” imbuh Wabup. Jika orang yang berjalan kaki bisa mendapatkan kenyamanan dan perlindungan keselamatannya, maka kota tersebut bisa dikatakan kota yang menyenangkan. Saat ini, Pemkab Blitar sudah
Usaha tradisional di Jalan Kusuma Bangsa. Bagaimana nasibnya kelak?
berhasil merevitalisasi jalan utama yang menghubungkan Kanigoro ke arah Surabaya melalui Malang. Jalan sempit di sepanjang Kanigoro, Talun, dan Selopuro, sudah diperlebar dan peningkatan kualitas aspalnya. Kalau duluhanya MPU yang bisa lewat,
sekarang ini bus-bus pariwisatapun sudah bisa melintasi ke sana. “Kami baru bisa menggarap hingga kawasan Siraman. Di tahuntahun mendatang, semoga bisa segera beres hingga ke Brongkos,” ujar Wabup optimis. (pur)
Kios-kios kecil bersiap untuk metropolis.
Majalah PENATARAN
7
Gerbang
P
Sekda Kab. Blitar: Drs. Palal Ali Santoso, MM
erhitungan matang itu dilakukan Sekda Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM setelah mempertimbangkan kekuatan APBD guna mencukupi seluruh kegiatan setiap tahun. “Kebutuhan-kebutuhan utama, seperti gaji dan kebutuhan masyarakat, kita prioritaskan. Sisanya, kita plot untuk membangun ibukota. Simpel kan?” ujar Sekda. Pengalaman sebelumnya sebagai Kepala Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar, ternyata benarbenar sangat bermanfaat untuk memetakan keuangan daerah guna mencukupi belanja pemerintahan dalam satu tahun anggaran. Di tangannya, distribusi
Sekda: Drs. Palal Ali Santoso, MM
Kita Bangun Tanpa Hutang Sana-sini Megaproyek pembangunan Kantor Kabupaten Blitar di Kanigoro, mengandalkan prinsip berdikari. Artinya berdiri di atas kaki sendiri. Uangnya mengandalkan APBD murni, tanpa mencari pinjaman ke sana-kemari.
Tahun pertama, hanya bisa bikin pondasi. (foto-foto:pur)
8
Majalah PENATARAN
anggaran kepada SKPD dilakukan dengan prinsip efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan vital, terus didorong untuk maju. Pihaknya tidak segan-segan mencoret kegiatan yang tidak terlalu urgen bagi kepentingan masyarakat. Dalam rangka merealisasikan visi dan misi pasangan Bupati Herry Noegroho, SE,MH dan Wabup Drs. Rijanto, MM, ia berani menyisihkan angka Rp 7 milyar untuk membuat pondasi panjang dan pengadaan tanah urug di atas tanah calon kompleks Pemkab Blitar pada tahun 2012. Tahun 2013 dan 2014 ia lebih mantap. Anggaran sebesar Rp 38 milyar disisihkan untuk memulai pembangunan pendopo, kantor sekretariat, dan alun-alun kecil. Dengan pengawasan yang ketat, target itu bisa tercapai dengan baik. Dan di tahun 2015, dialokasikan dana Rp
Membangun cara nyicil, lambat tapi selamat
15 milyar untuk finalisasi baik interior dan eksteriornya. “Saya memegang prinsip: bekerja keras dan ikhlas. Di sanalah, kita sudah ditunggu oleh keberhasilan,” tukas mantan Kabag Humas ini memaparkan resep manjurnya. Berbagai rintangan, ancaman, dan godaan yang muncul selama mengawal pembangunan kantor baru itu, tidak membuatnya bergeming. Sikapnya yang tegas dan mengedepankan akuntabilitas, menjadikan kondisi keuangan daerah menjadi mantap. Pemerintah Pusat pun memberi apresiasi yang positif, atas kinerja keuangan Pemkab Blitar dibawah kendali Sekda Palal Ali Santoso. Hal ini bisa dilihat, dengan bertambahnya porsi APBD Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun. “Tahun 2015 ini, kita mendapat APBD sebesar Rp 2,9 trilyun,” ujarnya. Padahal, di tahun 2008 lalu,
posisi APBD masih di bawah angka Rp 1 trilyun. Barulah tahun 2009, porsi anggaran mulai menembus angka Rp 1 trilyun, dan terus bertambah hingga tahun ini. Lantas, apa kebanggaan di mata Sekda, dengan rampungnya kantor baru Pemkab Blitar di Kanigoro kelak. “Saya bangga, karena bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Aparat kita ikut bangga dengan gedung megah, masyarakat kita juga bangga, karena pusat pemerintahannya tidak kusam dan kompetitif dibanding daerah lain,” ujarnya. (pur)
Sekda pandai-pandai membagi anggaran untuk sektor-sektor lain.
Majalah PENATARAN
9
Gerbang Sumantri, Kadin PU Cipta Karya dan Tata Ruang
Perlu Pencakar Langit di Masa Depan
Kadis PU Cipta Karya Kab. Blitar : Sumantri
K
Kantor Bupati empat lantai. Kelak ditambah 8 lantai.
10
Majalah PENATARAN
antor baru milik Pemkab Blitar di Kanigoro kelak akan menjadi simbol sebuah kota baru. Tidak tanggung-tanggung, gedung sayap yang mengapit pendopo, akan dibangun dengan delapan lantai. Rencana spektakuler itu dilontarkan oleh Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Sumantri, sebagai bentuk keseriusan mendesain sebuah kota baru. “Image kota itu identik dengan gedung pencakar langit. Kita akan membuat gedung tinggi sebagai tanda sebuah kota,” ujarnya. Master plan itu sudah diplot sejak awal. Sedangkan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, mengerjakan pembangunannya, sesuai dengan kemampuan anggaran yang tersedia. Jikalau harus dilakukan secara bertahap, semata-mata disebabkan kondisi anggaran yang harus berbagi dengan kebutuhan belanja daerah lainnya. Sumantri mencontohkan, pada awal pembangunan yaitu tahun 2012 pihaknya hanya membuat pondasi serta urugan di atas lahan seluas 6,5
hektar yang merupakan tanah asset desa, karena memang dana yang tersedia hanya cukup untuk hal tersebut. Pembangunan fisik baru dimulai tahun 2013 dan 2014, dengan fokus membuat kantor bupati dan sekretariat, pendopo, serta halamannya. Tahun 2015 pihaknya dideadline untuk melakukan finishing bangunan awal itu, guna diresmikan tanggal 31 Desember 2015 mendatang bersamaan dengan peringatan tanggal lahir Pemerintah Kabupaten Blitar. Empat tahun mewujudkan fasilitas pemerintahan yang representatif, merupakan sprint yang layak diacungi jempol. Bandingkan dengan Kabupaten Malang yang sudah mencanangkan pindah ibukota sejak tahun 1980, tetapi pelaksanaannya baru bisa dilaksanakan baru-baru ini.
Fasilitas Umum Tak hanya membuat tempat kerja yang nyaman dan menumental, Pemkab Blitar juga menyiapkan pro-
Alun-alun kecil, siasat menata taman.
gram untuk menampung kegiatan masyarakat. Fasilitas itu adalah Gedung Olahraga (GOR) yang akan ditempatkan di sebelah timur Kantor Pemkab, serta Islamic Centre yang dibangun di sebelah barat kompleks perkantoran. “Kedua fasilitas umum itu merupakan prioritas kita, karena untuk membangun jasmani dan rohani masyarakat,” imbuh Sumantri.
Fasilitas itu bukan sekedar gagahgagahan, tetapi memang sudah dibutuhkan untuk kelengkapan sebuah pemerintahan di daerah. Jika tidak disiapkan, tentu semua pihak akan kelabakan jikalau Kabupaten Blitar ditunjuk menyelenggarakan kegiatan besar selevel propinsi semacam Musbaqah Tilawatil Qur’an, event olahraga seperti Porprov, dan sebagainya. (pur)
Lahan kiri-kanan, untuk fasilitas masyarakat
Majalah PENATARAN
11
Hambangun Praja
Drs. Budi Kusumarjoko, M.Pd, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Setting Transportasi Yang Menyelamatkan Skenario transportasi di Ibukota Kanigoro, memprioritaskan prinsip keselamatan warga. Jalur dalam kota maupun ring road luar kota, sedang digodog untuk mencari alternatif paling minim kecelakaan.
K
epala Dinas Perhubungan dan Informatika Kab. Blitar, Drs. Budi Kusumarjoko, M.Pd, menjelaskan, pihaknya telah merampungkan kajian “Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)”. “Kami bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universirtas Brawijaya, agar mendapatkan pedoman ilmiah dan scientis,” ujarnya. Perpindahan pusat pemerintahan dari Kota Blitar menuju Kanigoro, lanjutnya, akan membawa dampak besar di sektor lalu
12
lintas. Ribuan karyawan Sekretariat Pemkab yang semula berbondongbondong ke Jalan Supriadi, bakal merubah kebiasan beralih ke Kanigoro. Padahal setiap pagi, arus pelajar dan pedagang dari timur yang hendak menuju kota, sudah memadati Jalan Kusuma Bangsa, yang merupakan jalur utama penghubung Kanigoro-Kota Blitar. “Jam 6.30 hingga 7.00 pagi, akan terjadi penumpukan lalu lintas di depan Kompleks Kantor Bupati di Kanigoro. Ini masalah yang amat serius,” imbuh Budi Kusumarjoko.
Majalah PENATARAN
Drs. Budi Kusumarjoko, M.Pd
Nylonong di jalan raya, butuh pendidikan lalu lintas di Kanigoro
Pak Yik, warga Kanigoro
Bikin Jalur Satu Arah
W
Ditambah lagi hilir mudik tamu-tamu yang membutuhkan layanan di kantor sekretariat. Pedoman ANDALALIN yang disusun tahun 2013 itu kemudian dituangkan dalam Rencana Induk LLAJ, yang merupakan sebuah sistem pengembangan transportasi. Berdasarkan kajian-kajian tersebut, Pemkab Blitar, lahirlah rancangan ringroad yang akan ditingkatkan kualitas maupun lebarnya, untuk memenuhi kebutuhan jalan yang layak untuk sebuah kota baru. Jalan lingkar bagian utara adalah akses yang menghubungkan Kuningan dengan Sambong. Jalan lingkar selatan menghubungkan Sambong dengan Jatinom. Akses dari barat: Jalan Kusuma Bangsa – Titik Nol (perempatan Kanigoro). Dan akses timur: Titik Nol – Jalan IrianTumpang- dst. (pur)
arga Kanigoro wanti-wanti, agar pemindahan ibukota ke Kanigoro tidak makin menyusahkan warga setempat. Pak Yik, tukang servis dynamo yang mangkal berjarak 300 meter di sebelah timur Pendopo Kabupaten Kanigoro, sudah merasakan sibuknya lalu lintas Jl. Kusuma Bangsa di awal tahun 2015. Padahal akhir tahun, boyongan kantor akan dilakukan. “Kalau ditambah gelombang karyawan Pemda, jalan ini bisa macet tiap hari,” ujar Pak Yik yang mulai merasakan pelanggannya tidak merasa nyaman parkir kendaraan di depan kiosnya, lantaran takut kesrempet kendaraan yang lewat. Menurutnya, pemda jangan menciptakan keruwetan lalu lintas di masa depan. Alternatifnya, Jalan Kusuma Bangsa yang hanya memiliki lebar 12 meter, harus diperlebar agar memuat tambahan lalu lintas yang bakal tiba. “Kalau ndak bisa nglebarin, Pak Bupati bikin jalan ini satu arah saja. Biar ndak ruwet seperti ini,” imbuh Pak Yik.(pur)
Pak Yik, tukang dynamo di dekat kantor bupati
Majalah PENATARAN
13
Hambangun Praja
Upacara Hari Ulang Tahun Pemkab Blitar Ke-184 Pada tanggal 31 Desember 2014 telah dilaksanakan acara Peringatan Hari Ulang Tahun Pemerintah Kabupaten Blitar. Peringatan Ulang Tahun Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun 2014 dilaksanakan dalam bentuk Upacara Hari Ulang Tahun Pemerintah Kabupaten Blitar Ke-184 Tahun 2014 yang dilaksanakan di Lapangan Brubuh Kel. Kalipang Kec. Sutojayan.
P
eringatan Hari Ulang Tahun Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun 2014 dilaksanakan dengan mengambil tema ‘Sesanti Huruf Hambangun Praja sebagai Landasan Terkokoh Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik Menuju Masyarakat yang Sejahtera Religius dan Berkeadilan’. Hadir dalam Upacara Hari Ulang Tahun Pemerintah Kabupaten Blitar Ke-184 Tahun 2014 yang dipimpin oleh Bupati Blitar H. Herry Noegroho ini diantaranya Ketua DPRD Kab. Blitar, Ketua Fraksi, Wakil Bupati Blitar, Sekretaris Daerah Kab. Blitar, anggota Forpinda, Kepala SKPD, seluruh Camat dan seluruh Kepala Kelurahan serta seluruh PNS dilingkungan Pemerintah Kab. Blitar Bupati Blitar membuka sambutannya dengan mengulas singkat sejarah Blitar. Disampaikan oleh Bupati, “Hari berdirinya
14
Upacara Peringatan Hari Jadi Pemkab Blitar berlangsung kidmat
Pemerintah Kabupaten Blitar dan Hari Jadi Blitar adalah dua hal yang berbeda.” Hari berdirinya pemerintah Kabupaten Blitar sesuai dengan Resolusi Nomor : 10 tanggal 31
Majalah PENATARAN
Desember Tahun 830 dengan Bupati pertama yaitu Raden Mas Haryo Ronggo Hadi Negoro. Yang mana, “Saat ini nama Raden Mas Haryo Ronggo Hadi Negoro telah kita abadikan sebagai nama pendopo
Bupati Blitar memimpin acara Upacara Peringatan Hari Jadi Pemkab Blitar
agung Kabupaten Blitar.” “Kabupaten Blitar memiliki peran yang sangat penting baik sebelum maupun sesudah berdiri sebagai pemerintahan sendiri,” tegas Bupati. Hal ini ditunjukkan dengan fakta sejarah berupa prasasti yang ditemukan dari Abad Ke-X sampai akhir Abad Ke-XII. Demikian pula pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit, “Kedudukan Blitar sangat penting.” Hal ini ditunjukkan dengan adanya Candi Kotes, Candi Simping dan Prasasti Blitar I dimana masingmasing prasasti ini memuat saat berdirinya Blitar yakni tanggal 5 Agustus 1324 M. Blitar juga ditulis dalam Kitab Negara Kertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca. Kemudian beberapa peninggalan candi pada jaman Kerajaan Majapahit pada abad yang Ke-IX pada masa kepemimpinan Raja Jayanegara dan Wikramawardana juga menunjukkan Blitar semakin penting kedudukannya dengan adanya Candi Penataran dan Candi Gambarwetan. Hari ini, lanjut H. Herry Noegroho, kita berkumpul bersamasama sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah Tuhan YME. Bupati Blitar mengajak mengingat dan mengimplementasikan sesanti Huruf Hambangun Praja. Yang bermakna, “Dengan semangat yang menyalanyala mari kita membangun Kabupaten Blitar.” Dengan sesanti itu hendaknya menjadi motivasi dalam meraih citacita untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pembangunan yang lebih baik menuju pembenahan kualitas aparatur pemerintahan dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Blitar sebagai upaya untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Dukungan karakteristik masyarakat Kabupaten Blitar yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan, kegotong-royongan, kekeluargaan dan toleransi merupakan potensi yang
Bupati Blitar ketika memberikan penghargaan kepada warga Kab Blitar para peraih prestasi
besar dalam upaya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran dan keadilan masyarakat sesuai visi dan misi Kabupaten Blitar Tahun 2011/ 2015 yaitu terwujudnya Kabupaten Blitar yang sejahtera, religius dan berkeadilan. Selama Tahun 2014, tutur Bupati, Pemerintah Kabupaten Blitar telah meraih berbagai prestasi dan penghargaan baik pada tingkat Provinsi maupun Nasional. Beberapa diantaranya berupa Penghargaan Wahana Tata Nugraha, Desa Wisata, Anugerah Wisata Jawa Timur, Pemuda Pelopor Tingkat Nasional,
Juara Pavorit Wisata Budaya, beberapa penghargaan pada bidang olah raga, dan lain-lain. Selanjutnya, pada akhir sambutannya Bupati Blitar berharap agar event ini bisa menjadi pemicu semangat untuk mewujudkan citacita bersama. “Yaitu untuk menuju Kabupaten Blitar yang sejahtera religius dan berkeadilan.” H. Herry Noegroho tidak lupa juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk selalu kreatif dan inovatif demi kemajuan Kabupaten Blitar yang kita cintai ini. (moza)
Suasana kompak antara Bupati & Ketua DPRD membangun Kab Blitar usai acara pemotongan tumpeng
Majalah PENATARAN
15
Hambangun Praja
Kabupaten Blitar Raih Dua Penghargaan PPID Award Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Blitar kembali menorehkan prestasi. Kali ini, sukses diraih dalam ajang PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Award Tahun 2014 Provinsi Jawa Timur. Kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk apresiasi kepada para pejabat yang bertanggung jawab dibidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan atau pelayanan informasi di badan publik Kabupaten dan Kota serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Prov. Jatim dilakukan pada akhir tahun kemaren.
P
ada malam penganugerahan PPID Award Tahun 2014 di Gedung Graha Pena, Jl. A. Yani Surabaya yang disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun TV nasional, PPID Kab. Blitar sukses dengan sekaligus meraih dua buah penghargaan sebagai Juara.
(empat dari kiri) Bupati Herry Noegroho, berfoto bersama Wagub Jatim dan Ketua Komisi Informasi Jatim dan penerima penghargaan dari daerah lainya
Yaitu sebagai PPID Kabupaten Terbaik Tahun 2014 dan PPID Kabupaten Terbaik Tahun 2014 Kategori Percepatan Layanan Publik Tingkat Prov Jatim. Penghargaan diterima langsung oleh Bupati Blitar H. Herry Noegroho. Dimana ketika dihubungi setelah
Bupati Blitar menerima penghargaan untuk kategori Percepatan Layanan Informasi
16
Majalah PENATARAN
acara penyerahan penghargaan dilakukan ia menyampaikan, “Dalam kategori PPID Terbaik Tingkat Provinsi Jawa Timur untuk Kabupaten merupakan hasil penilaian secara keseluruhan. Sehingga mulai dari pejabat penyelenggara, SKPD, semua dinilai bekerja dengan baik, profesional, akuntabel, dan transparan,” kata Herry. Sedangkan dalam Juara Kategori Percepatan Layanan Publik Tingkat Kabupaten, lanjut Herry, diraih karena Pemkab Blitar mampu memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Sehingga, akses informasi mengenai Pemkab bisa diterima dengan mudah oleh pengguna. “Harapan kami ke depan, makin banyak masyarakat yang mengakses informasi. Karena kami telah berkomitmen meningkatkan sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia untuk meningkatkan layanan informasi kepada masyarakat,” tandas Herry.
Seperti disampaikan oleh Ketua Komisi Informasi Jawa Timur Ketty Tri Setyorini, ajang ini diselenggarakan dalam rangka untuk mengoptimalkan kinerja PPID di Jawa Timur. Diselenggarakan setiap tahun, dan acara yang digelar kemarin itu merupakan yang ketiga kalinya. “Beberapa hal baru dilakukan demi menyempurnakan acara tahunan ini,” katanya. Yang mana, hal baru tersebut berupa pembagian dan penambahan kategori. Dulu, tutur Ketty Tri Setyorini, penghargaan diberikan kepada Kabupaten/Kota dan SKPD Prov. di Jatim. Tetapi sekarang disendirisendirikan. Penghargaan untuk tingkat kabupaten sendiri, tingkat kota sendiri dan penghargaan untuk SKPD Prov. juga ada sendiri. Sedangkan beberapa kategori baru itu yakni Kategori Pelopor Pemanfaatan Teknologi dan Informasi, Kategori Percepatan Layanan Informasi, Kategori PPID Paling Inovatif dan Kategori PPID Paling Favorit serta kategori Transparansi Anggaran “Semoga tahun mendatang langkah itu bisa diikuti oleh Kabupaten dan Kota yang lain yang ada di Provinsi Jawa Timur,” tegas Ketua Komisi Informasi Prov. Jawa Timur. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan instrument yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan, lanjut Ketty Tri Setyorini. Karena itu, pihaknya melibatkan juri dari luar yang sifatnya independent. Diantaranya dari unsur media, unsur akademisi dan unsur praktisi. “Penilaian ini dijamin bebas KKN dan atas dasar profesionalisme,” pungkasnya. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur H. Syaifullah Yusuf yang membuka acara dimaksud menyebutkan, pemberian penghargaan ini merupakan salah satu proses demokrasi yang harus kita lalui bersama-sama. Kita tahu Komisi Informasi ini lahir di era reformasi
Bupati H. Herry Noegroho (tengah) Kadis Dishubkominfo Drs. Budi Kusumarjoko, M.Pd (kanan) dan Kabid Kominfo Dra. Sri Wahyuni, M.Si (kiri) usai penyerahan penghargaan
yang kehadirannya untuk mempercepat agar rakyat segera memperoleh hak-haknya utamanya terkait dengan segala layanan informasi yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab dengan adanya keterbukaan seperti itu, masyarakat akan bisa ikut melihat, ikut berpartisipasi dan sekaligus ikut mengawasi dan kemudian pada akhirnya terpenuhi hak-hak mereka sebagai warga negara. “Kedepan dan seterusnya, kita semua akan hidup seperti di dalam
akuarium,” tutur H. Syaifullah Yusuf. Namanya juga didalam akuarium, jadi ya akan kelihatan semua aktifitas kita. Diantara kita bisa saling melihat, saling mengontrol, dan itulah chekc and balance, itulah pilihan kita bangsa Indonesia sebagai salah satu bentuk kesuksesan berdemokrasi. Mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami mengapresiasi kegiatan ini. “Penghargaan ini adalah contoh yang baik dari berbagai kelompok, berbagai lembaga yang ada di Jawa Timur,” pungkas Wagub Jatim mengakhiri sambutannya. (moza)
Bupati menerima piala dari Wagub Jatim untuk ketegori PPID Terbaik
Majalah PENATARAN
17
Hambangun Praja
Wabup Resmikan Kantor KONI
Insan olah raga di Kabupaten Blitar berkesempatan mengem-bangkan prestasinya secara optimal. Pasalnya masyarakat sudah memiliki Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Blitar.
K
antor tersebut merupakan eks kantor Dinas Porbudpar Kab. Blitar yang terletak di Pertigaan
Wakil Bupati Drs. Rijanto, MM memimpin peresmian
Gedog, Jalan Supriadi Blitar. Fasilitas tersebut kosong, menyusul boyongan Dinas Porbudpar menempati eks Gedung DPRD Kab. Blitar, karena
Kantor KONI Kabupaten Blitar eks Dinas Porbudpar
18
Majalah PENATARAN
seluruh kegiatan DPRD telah menempati kompleks baru di Ibukota Kanigoro. Peresmian Kantor KONI Kab.
Blitar itu dilakukan oleh Wakil Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM dihadapan dan seluruh komunitas olah raga di Kabupaten Blitar, 21 Januari 2015 silam. Tampak hadir seluruh fungsionaris pengurus cabang-cabang olahraga yang bernaung di bawah koordinasi KONI. Selain itu hadir pula para pelatih dan sejumlah atlit yang tampak sumringah lantaran memiliki kantor baru. Dalam sambutannya, Wabup Rijanto menyatakan, inilah momentum keseriusan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam memacu gerakan pengembangan olahraga masyarakat. “Jangan sampai kantor sebagus ini menjadi sepi dari kegiatan. Gunakanlah untuk rapat-rapat. Koordinasi antar pengurus cabang olahraga,” pesan Wabup. Wabup juga mengingatkan, tugas dan fungsi KONI adalah mengkoordinasikan seluruh potensi dalam rangka pembinaan olahraga. Dalam proses itu, dibutuhkan pendanaan, managerial, pengembangan IPTEK, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengurus KONI harus lincah menjalin komunikasi dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang-bidang itu. “Contohnya di bidang administrasi, kebutuhan anggaran KONI berujung di Dinas Porbudpar. Jadi suka atau tidak suka, pintu keluar-masuk anggaran harus di instansi tersebut,” imbuh Wabup. Langkah ini ditempuh, agar seluruh pihak dapat mengakses kebutuhan anggaran secara tepat dalam koridor administrasi keuangan Negara. Menanggapi pemberian kantor baru itu, Ketua KONI Kabupaten Blitar, Dwi Wahyu, menyambut gembira. “Kami mewakili seluruh komunitas olahraga, menyampaikan terima kasih kepada Bapak Wakil Bupati, selaku Pembina KONI,” ujarnya. Pasalnya baru kali ini, KONI mendapat perhatian besar, berupa
Para Ketua Pengurus Cabang Olahraga di Kab. Blitar
Tumpeng tanda peresmian kantor baru
kantor operasional yang representatif. Selama ini, kegiatan-kegiatan seperti pertemuan pengurus KONI Kabupaten Blitar dilakukan secara nomaden alias berpindah-pindah. “Terkadang di kantor saya di SMA Srengat. Kadang-kadang di Dinas Porbudpar. Yang penting bisa ketemu, antara teman-teman pengurus,”
imbuh Dwi Wahyu. Guna melengkapi standar operasionalnya, pengurus telah menyiagakan sejumlah petugas yang direkrut dari kalangan atlit. Di antaranya atlit Desy, Ari, Febri, dan Agus, yang pernah bersusah payah membela panji-panji Kabupaten Blitar di dalam arena olahraga. (pur)
Majalah PENATARAN
19
Hambangun Praja
Pemerintah Kabupaten Blitar terus melakukan pembenahan sarana lalu lintas. Hal ini dilakukan agar sarana lalu lintas yang baik tersebut dapat memperlancar lalu lintas dan meminimalisir angka kecelakaan. Kota Wlingi yang memiliki sarana lalu lintas yang baik ini pun mewakili Kabupaten Blitar dalam lomba Wahana Tata Nugraha (WTN) 2015 tingkat nasional.
Targetkan Raih Piala WTN 2015 P
enghargaan Wahana Tata Nugraha merupakan penghargaan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata lalu lintas dan transportasi publik dengan baik. Penilaiannya dibagi menjadi beberapa kategori di antaranya kategori kota metropolitan, kota sedang, dan kota kecil. Pemb en ah an - pemb en ah an sarana lalu lintas seperti rambu-rambu dan marka jalan dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar. Ditargetkan, tahun 2015 ini, Penghargaan WTN dari Pemerintah Republik Indonesia dapat diraih kembali. Tahun sebelumnya, Kota Wlingi meraih 2 plakat dan satu piala WTN. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, Drs. H. Budi Kusumardjoko, M.Pd. kepada Majalah Penataran mengungkapkan, saat ini bersama masyarakat di Kota Wlingi tengah bersiap untuk mengikuti lomba WTN. “Kita sudah melakukan
20
Drs. H. Budi Kusumardjoko, M.Pd.
pembenahan sarana lalu lintas seperti rambu-rambu dan marka jalan yang ada di Wlingi,” katanya. Menurutnya, keikutsertaan dalam lomba WTN bukan untuk kepentingan Pemerintah Kabupaten Blitar, namun untuk kepentingan masyarakat agar sadar dan tertib berlalu lintas di jalan raya. Lebih lanjut Budi Kusumar-
Majalah PENATARAN
djoko menambahkan, sosialisasi kepada masyarakat terkait tertib lalu lintas ini juga telah dilakukan. Di antaranya, dengan melakukan sosialisasi melalui media cetak, dan media elektronik, serta dilakukan langsung kepada masyarakat. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk menunjang pelaksanaan lomba WTN. Di antaranya melakukan perbaikan sarana dan prasarana jalan raya seperti penambalan jalan berlubang, penambahan pemarkaan jalan, penggantian rambu-rambu yang usang, penambahan rambu-rambu yang belum ada, dan merapikan pohon-pohon di pinggir jalan yang menghalangi pandangan pengguna jalan terhadap ramburambu lalu lintas. Aparat Dishubkominfo Kabupaten Blitar juga melakukan penataan parkir di pinggir jalan protokol di Wlingi. Selain itu juga memaksimalkan fungsi trotoar untuk pengguna jalan. “Semua akan difungsikan terkait tertib lalu lintas. Salah satunya dengan memaksimalkan fungsi
trotoar, membuat marka jalan. Kita juga memiliki Satgas WTN yang anggotanya dari masyarakat sendiri, untuk mengawal tertib berlalu lintas di Kota Wlingi ini,” jelas Budi Kusumardjoko. Fasilitas lainnya, seperti keberadaan Terminal Wlingi kini sudah dilakukan pembenahan dan perbaikan. Budi Kusumardjoko juga berharap, terkait sarana dan prasarana penunjang tertib lalu lintas yang sudah dibangun atau dipasang seperti rambu-rambu lalu lintas, agar dapat dijaga dengan baik. Lomba WTN ini diharapkan juga menjadi momentum yang baik untuk menyadarkan masyarakat untuk berlalu lintas yang baik. “Lomba ini mempunyai nilai positif bagi masyarakat. Di antaranya, sadar berlalu lintas, yang nantinya akan berdampak meminimalisir angka kecelakaan. Semoga kita juga dapat meraih piala lagi tahun ini, minimal kita bisa mempertahankan gelar seperti tahun lalu yang juga dapat piala WTN,” tambahnya. Penilaian lomba WTN ini dilakukan tim dari pusat mulai bulan
Lahan parkir di bahu jalan telah disediakan khusus roda empat
Feruari hingga September 2015. Titik pantau Penilaian lomba WTN di antaranya terminal, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, kelayakan jalan, dan penertiban parkir. Selain itu, penegmbalian fungsi trotoar untuk pejalan kaki juga menjadi point penilaian. Sementara itu, Camat Wlingi Totok Tri Wibisono mengaku bangga dengan keikutsertaan Kota Wlingi dalam lomba WTN. Menurutnya, dengan adanya lomba WTN ini, sarana lalu lintas menjadi lebih tertata
dan lebih baik. “Dengan adanya lomba ini, ketertiban lalu lintas di Wlingi lebih baik. Sehingga ini akan meminimalisir angka kecelakaan, karena jalan raya dan rambu-rambu sudah sangat baik,” katanya. Totok Tri Wibisono juga berharap dengan adanya sarana lalu lintas yang sudah baik ini agar dapat dimanfaatkan warga di Wlingi dan sekitarnya. Para pengguna jalan diharapkan dapat mentaati ramburambu lalu lintas yang banyak terpasang di Wlingi. (hend)
Jalan urip Sumoharjo Wlingi, Kawasan Tertib Lalu Lintas.(foto-foto: hendranova)
Majalah PENATARAN
21
Hambangun Praja
Bidik Penghargaan Adipura Kencana
Memasuki Kota Wlingi sudah disuguhi sejuknya pepohonan di pinggir jalan. (foto-foto: hendranova)
Pemerintah Kabupaten Blitar bersiap untuk mengikuti lomba Adipura 2015. Kembali Kecamatan Wlingi terpilih untuk mewakili Kabupaten Blitar untuk mengikuti lomba green and clean yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia tersebut. Pemerintah daerah bersama warga pun kini tengah berbenah diri untuk meraih penghargaan tertinggi di bidang kebersihan dan keteduhan tersebut.
K
epala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Ir. M. Krisna Triatmanto, M.Si. kepada Majalah Penataran mengungkapkan, di tahun 2015 ini, kembali Kecamatann Wlingi mengikuti lomba Adipura untuk kategori Kota Kecil. Berbagai persiapan pun sudah dilaksanakan bersama warga untuk menata Kota Wlingi lebih cantik dan bersih. “Berbagai langkah sudah kita siapkan untuk menghadapi lomba Adipura tahun 2015 ini,” katanya. Ditambahkan M. Krisna Triatmanto, pihak Kementerian Taman Kota, salah satu titik pantau tim penilai Adipura
22
Majalah PENATARAN
Lingkungan Hidup Republik Indonesia telah melakukan penilaian pertama kali pada bulan Oktober dan Nopember 2014 lalu. “Selanjutnya nilai pertama atau P1 tersebut diverifikasi lagi oleh tim penilai pertengahan Maret 2015,” jelasnya. Selanjutnya, penilaian akhir atau yang kedua akan dilakukan April mendatang. Penghargaan Adipura memberikan nilai positif bagi masyarakat terkait kebersihan dan penghijauan. Selain itu, juga untuk membiasakan masyarakat mengolah sampah yang biasa dikenal dengan istilah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Di Kabupaten Blitar, khususnya di Wlingi, sampah-sampah yang ada sudah dapat dimanfaatkan dan dikelola masyarakat. Salah satunya dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan bakat minyak. Tak hanya itu, beberapa kelompok masyarakat memanfaatkan sampah untuk pupuk organik dan bendabenda hiasan yang cantik. Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pengawasan Dampak Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup, Hermawan Priambodo, SP. M.Si. mengatakan, di Wlingi ada beberapa titik pantau tim penilai. “Tepatnya ada 13 titik yang dinilai tim dari Jakarta,” katanya. Titik-titik itu di antaranya, jalan protokol, perumahan/ pemukiman, sekolah, perkantoran, pasar, sungai/ irigasi, taman kota, hutan kota, sub terminal, Tempat Pembuangan Akhir, bank sampah, pengolahan/ pemilahan sampah, dan stasiun. “Penghargaan Adipura ini lebih difokuskan untuk membudayakan masyarakat dalam mengolah sampah. Selain itu untuk menciptakan suasana teduh dan asri di sekitar lingkungan pemukiman, sekolah, pertokoan, maupun perkantoran,” tambah Hermawan Priambodo Camat Wlingi, Totok Tri
Hermawan Priambodo, SP. M.Si.
Wibisono mengungkapkan rasa bangganya Wlingi terpilih untuk mewakili Kabupaten Blitar dalam lomba Adipura tahun 2015. “Saya sangat bangga kita kembali mewakili Kabupaten Blitar untuk lomba Adipura tingkat nasional ini. Semoga tahun ini kita kembali meraih Adipura yang sempat tidak kita dapat tahun 2014 lalu,” ujarnya. Diakui Totok Tri Wibisono, bersama Satgas Bangun Praja dan
masyarakat di Wlingi, kini tengah bersiap untuk mengikuti lomba Adipura. Mereka bersama-sama turun ke lapangan untuk melakukan pembenahan di sana-sini untuk membuat Wlingi lebih asri dan bersih. Menurut Totok masyarakat di Wlingi sudah terbiasa dengan hidup bersih. Tak hanya itu, masyarakatnya pun terampil dalam mengolah sampah yang ada. “Masyarakat di sini sudah dapat melakukan pengolahan sampah secara mandiri. Warga sudah dapat memilah sampah untuk dijadikan kompos atau di daur ulang. Mereka juga punya bank sampah untuk menampung sampah anorganik,” ungkapnya. Totok Tri Wibisono juga berharap, lomba Adipura ini akan menyemangati dan membudayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Sehingga tak ada lagi warga yang membuang sampah sembarangan atau membuang sampah ke sungai. “Saya optimis tahun ini kita dapat meraih Adipura Kencana. Namun yang terpenting adalah, kita bisa membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat dengan menciptakan suasana sejuk, teduh dan asri,” tambah Totok. (hend)
Camat Wlingi, Totok Tri Wibisono
Majalah PENATARAN
23
Hambangun Praja
Gubernur Jatim t u b a SK Gunung Kelud C
Bupati Herry Noegroho bangga konflik Gunung Kelud temui titik terang
Kabar gembira bagi segenap warga Kabupaten Blitar. Ini setelah turunnya Surat Keputusan (SK) Gubernur Jatim Nomor: 188/828/ KPTS/013/2014 tentang pencabutan atas untuk mencabut SK Gubernur Jatim Nomor 188/113/KPTS/013/2012 tentang penyelesaian perselisihan batas daerah antara Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri yang terletak pada kawasan Gunung Kelud di Provinsi Jawa Timur.
B
upati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. didampingi Wakil Bupati Blitar, H. Drs. Rijanto, MM. saat Rapat Koordinasi Tim Penegasan Batas Daerah Kabupaten Blitar, akhir tahun 2014 lalu di Pendopo Ronggo Hadinegoro mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dicabutnya SK Gubernur Jatim Nomor 188/113/KPTS/013/2012. Herry Noegroho juga mnyampaikan apresiasi kepada jajaran pemerintah dan masyarakat Kabupaten Blitar dalam memperjuangkan hak atas
24
kepemilikan Gunung Kelud. Orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini menegaskan, setelah kurang lebih tiga tahun akhirnya masyarakat Kabupaten Blitar menemukan titik terang terkait konflik Gunung Kelud. Hal ini disampaikan , Herry Noegroho di hadapan Ketua DPRD, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Blitar, Anggota Tim Penegasan Batas Daerah Kabupaten Blitar, camat, kepala desa di daerah perbatasan yang berdampingan dengan Kelud, tokoh masyarakat serta LSM
Majalah PENATARAN
Bupati Herry Noegroho menyambut baik dan gembira, setelah Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 188/828/KPTS/013/2014 tentang pencabutan atas Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/113/ KPTS/013/2012 tentang penyelesaian perselisihan batas daerah antara Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri yang terletak pada kawasan Gunung Kelud di Provinsi Jawa Timur. Dijelaskan Herry Noegroho, keputusan tersebut disampaikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Surat Nomor:188/2534/011/ 2014 tanggal 12 Desember 2014. Seperti diketahui, Gubernur Jawa Timur dalam keputusan Nomor : 188/ 828/KPTS/013/2014 tersebut menimbang antara lain; berdasarkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Nomor : 51/ G.2012PTUN.Sby, gugatan penggugat terhadap Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/113/KPTS/013/ 2012 tentang penyelesaian perselisihan batas daerah antara Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri yang terletak pada kawasan Gunung kelud di Provinsi Jawa Timur. Di dalam pertimbangan hukum dijelaskan bahwa kapasitas Gubernur Jawa Timur dalam menerbitkan keputusan Gubernur Jawa Timur dimaksud adalah sedang dalam melaksanakan fungsi urusan pemerintahan tidak dalam kapasitas melaksanakan fungsi pembentukan peraturan perundang-undangan (wetgeving) dan fungsi mengadili (rechtspraak). Selain itu, Keputusan
Tim Penetapan Batas Daerah (PBD)Kabupaten Blitar siap duduk bersama dengan Tim PBD Kabupaten Kediri untuk bahas batas daerah
Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/ 113/KPTS/013/2012 oleh kalangan masyarakat tertentu dimaknai sebagai putusan batas daerah Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Blitar yang bersifat final sehingga menutup dialog untuk musyawarah mufakat terhadap penyelesaian batas daerah Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri. Agar terbuka ruang dialog untuk musyawarah mufakat terhadap masalah tersebut, maka Gubernur Jawa Timur mencabut Keputusannya Nomor 188/113/KPTS/013/2012, dengan menetapkan pencabutannya dalam Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/828/KPTS/013/ 2014. Salinan Keputusan tersebut disampaikan antara lain kepada: Menteri Dalam Negeri, Dirjen Pemerintahan Umum Kemendagri, Kepala Badan Informasi Geospasial, Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Timur, Bupati Kediri dan anggota Tim Penegasan Batas Daerah Provinsi Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut Bupati Blitar juga mengungkapkan, sebagai wujud tindak lanjut atas keputusan tersebut, Pemerintah Kabupaten Blitar akan segera mengirim surat resmi ke dinas terkait sebagai wujud keseriusan Pemkab
Blitar dalam upaya penyelesaian sengketa batas, menyebarluaskan SK GUBERNUR NO.188/828/KPTS/013/ 2014, kepada jajaran pemerintah sampai dengan desa, menerbitkan surat kepada TPBD Provinsi Jatim untuk permohonan tahapan penegasan batas daerah sebagai tindak lanjut SK tersebut dengan mengacu pada Permendagri No. 76 Tahun 2012. Selain itu mempublikasikan secara optimal tentang perkembangan penyelesaian batas daerah dan pembentukan opini untuk menetralisir upaya Pemerintah Kabupaten Kediri yang mengakui secara sepihak. Bupati Blitar juga menegaskan akan meningkatkan kerjasama secara maksimal dengan beberapa perguruan tinggi yakni ITB, Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya yang selama ini turut mengawal sengketa Gunung Kelud. Pasalnya, kedepan perang bukti tentu akan semakin meningkat. Sehingga data konkrit perlu dipersiapkan secara matang. Sementara itu, Suhendro Winarso,S.STP.M.Si Kepala Bagian Pemerintahan Kabupaten Blitar menjelaskan, dengan dicabutnya SK tersebut, akan membuka kembali pintu dialog dengan Pemerintah
Kabupaten Kediri, tentunya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai fasilitatornya. Pemerintah Kabupaten Blitar siap akan hal itu. Pemerintah Kabupaten Blitar akan segera meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memfasilitasi pertemuan Tim PBD Kabupaten Blitar dan Tim PBD Kabupaten Kediri untuk duduk bersama. Ini tentunya dari nol seperti sejak sebelum sengketa dengan mengacu berdasarkan tahapan-tahapan teknis yang dipersyarakatkan pada Permendagri No.76 Tahun 2012. Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Blitar perlu segera melaksanakan penegasan batas daerah sesuai amanat Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang pedoman penegasan batas daerah, sebagai pengganti aturan yang lama yaitu Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 tentang penegasan batas daerah yang dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan saat ini. Pemerintah Kabupaten Blitar akan berkirim surat kepada Tim Penegasan Batas Daerah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat tentang permohonan tahapan penegasan batas daerah sebagai tindak lanjut SK tersebut dalam konteks penegasan batas daerah antara Pemkab. Blitar dan Pemkab. Kediri sesuai dengan Permendagri Nomor 76 Tahun 2012. Pemerintah juga akan meningkatkan kerjasama dengan akademisi untuk membantu menambah bukti dan wawasan pemerintah saat melakukan mediasi yang difasilitasi oleh Tim Penegasan Batas Daerah Propinsi maupun pemerintah pusat. Pemkab Blitar membentuk tim untuk penegasan batas daerah dengan melibatkan 10 PNS yang ditunjuk untuk mengikuti gladi posko penegasan batas daerah, dan dilaksanakan di Tahun 2014 lalu. (hend)
Majalah PENATARAN
25
26
Majalah PENATARAN
Majalah PENATARAN
27
Hambangun Praja Upaya Pemkab Blitar Kurangi Angka Pengangguran
Gelar Pameran Bursa Kerja
Wabub Rijanto saat meresmikan Bursa Kerja Online di Kantor Disnaker Kabupaten Blitar
Pengangguran masih menjadi masalah krusial di negeri ini. Tak terkecuali bagi Pemerintah Kabupaten Blitar yang kini terus berupaya untuk meminimalisir angka pengangguran di daerahnya. Salah satu kegiatan dilakukan Pemkab Blitar untuk menekan angka pengangguran, yakni dengan menggelar Pameran Bursa Kerja dan mengadakan Bursa Kerja Online.
P
emerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggelar Pameran Bursa Kerja atau Job Market Fair akhir tahun 2014 lalu di halaman Kantor Disnakertrans Kabupaten Blitar. Kegiatan yang berlangsung hanya sehari tersebut, dihadiri ratusan para pencari kerja. Pihak Disnakertrans Kabupaten Blitar menghadirkan puluhan perusahaan, dalam kegiatan Bursa Kerja tersebut. Wakil Bupati Blitar, H. Drs. Rijanto, MM saat membuka kegiatan Pameran Bursa Kerja atau Job Market Fair dan peresmian Bursa Kerja Online di Kantor Disnakertran Kabupaten
28
Majalah PENATARAN
Blitar mengatakan menyambut positif digelarnya pameran bursa kerja ini. “Saya berharap melalui kegiatan ini, akan mampu menyerap tenaga kerja sesuai kualifikasi yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan. Sehingga tingkat pengangguran di Kabupaten Blitar mengalami penurunan,” jelasnya. Lebih lanjut ditegaskan, pameran bursa kerja merupakan suatu sarana atau media untuk menjembatani antara pencari kerja dan penyedia kerja. Di ajang tersebut, para pencari kerja dapat memilih langsung pekerjaan yang mereka inginkan. Sebaliknya, perusahaan pun dapat memilih karyawan sesuai kriteria persyaratan yang diperlukan. Diakui Wabub Rijanto, kegiatan bursa kerja ini patut mendapat apresiasi. Orang nomor dua di Pemerintah Kabupaten Blitar ini juga menjelaskan, data BPS, Sakernas (Sensus Angkatan Kerja Nasional) jumlah angkatan kerja 616.259 orang, pengangguran 23.046
Wabub Rijanto saat meninjau perangkat Bursa Kerja Online
orang dan bekerja 593.213 orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 3,74% (Jawa Timur 4,33% nasional 6,25%). “Saya menyambut baik kegiatan bursa kerja ini. Nyatanya, banyak perusahaan yang senang hadir di tempat ini. Selain itu banyak pencari kerja yang datang dengan membawa berkas dan berharap diterima kerja,” terang Wabub Rijanto saat dikonfirmasi Majalah Penataran. Diharapkan pula, kegiatan positif seperti Pameran Bursa Kerja harus sering digelar. Hal ini akan dimanfaatkan para pencari kerja dan perusahaan yang butuh tenaga kerja. “Saya juga berharap kegiatan Pameran Bursa Kerja ini lebih sering digelar, untuk menjembatani para pencari kerja dengan perusahaan pencari kerja,” harap Wabub Rijanto. Dalam kesempatan itu, Wabub Rijanto juga meresmikan Bursa Kerja Online yang berada di area Kantor Disnakertran Kabupaten Blitar, di Jalan Imam Bonjol Kota Blitar. Wabub Rijanto juga berharap, para pencari kerja dapat memaksimalkan fasilitas Bursa Kerja Online yang buka setiap jam kerja ini. Para pencari kerja akan lebih mudah mengakses informasi lowongan kerja setiap hari di kantor Disnakertran melalui Bursa Kerja Online tersebut. Sementara itu, Kepala Disnakertran Kabupaten Blitar, Herman Widodo, SH. mengungkapkan, dengan digelarnya Pameran Bursa Kerja dan Bursa Kerja Online ini sebagai upaya pemerintah Kabupaten Blitar untuk mengurangi angka pengangguran. “Dengan digelarnya Pameran Bursa Kerja dan diresmikannya Bursa Kerja Online ini akan lebih mempermudah akses para pencari kerja dengan periusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Yang terpenting melalui kegiatan ini, akan lebih memudahkan para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Wabub Rijanto memberikan potongan tumpeng kepada Kadisnaker Herman Widodo usai peresmian Bursa Kerja Online dan Pameran Bursa Kerja. (foto-foto: hendranova)
Herman Widodo juga berjanji akan lebih sering mengadakan kegiatan Pameran Bursa Kerja seperti ini. Hal ini sangat dibutuhkan para pencari kerja yang dibuktikan dengan hadirnya ratusan para pencari kerja yang mendatangi pameran Bursa Kerja yang digelar di Kantor Disnakertran tersebut. “Ke depan kegiatan seperti ini akan lebih sering kita gelar. Hal ini juga untuk membantu para pencari kerja di Kabupaten Blitar untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan,” jelasnya. Herman Widodo menjelaskan, upaya Pemerintah Kabupaten Blitar
untuk meminimalisir angka pengangguran ini harus benar-benar dapat dimanfaatkan para pencari kerja itu sendiri. Artinya, para pencari kerja harus memiliki kompetensi sesuai dengan perusahaan yang akan dilamar. “Selama ini banyak terjadi para pencari kerja yang pilih-pilih perkerjaan. Sedangkan para pencari kerja sendiri kurang memenuhi kompetensi yang ditarget perusahaan,” terang Herman Widodo. Diharapkan, para pencari kerja ini, dapat memilih perusahaan sesuai dengan kemampuan dan kompetensi mereka sendiri. (hend)
Ratusan pelamar kerja menyerbu stan perusahaan dalam Pameran Bursa Kerja
Majalah PENATARAN
29
Hambangun Praja
K
Kantor Dispenda Kabupaten Blitar
Pemkab Blitar Maksimalkan
Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar terus melakukan pembangunan demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Untuk membangun Kabupaten Blitar lebih maju, tentu membutuhkan anggaran yang cukup besar. Untuk itu, berbagai langkah ditempuh Pemkab Blitar untuk terus meningkatkan Pendapatan Daerah. Di antaranya dengan memaksimalkan pendapatan dari sektor pajak dan retribusi.
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Ismuni, MM.
30
Majalah PENATARAN
epala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Ismuni, MM. Kepada Majalah Penataran mengungkapkan, berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk pencapaian target pendapatan asli daerah di tahun 2015 ini. “Pendapatan asli daerah disumbang dari sektor pajak dan retribusi. Sosialisasi ke masyarakat terkait pajak dan restribusi ini, terus kita lakukan untuk mendongkrak pendapatan asli daerah ini,” katanya. Dijelaskan Ismuni, sejak Pajak Bumi dan Bangunan, Perdesaan dan Perkotaan (PBB P-2) dikelola pemerintah daerah, pihaknya lebih giat melakukan sosialisasi ke masyarakat. Sosialisasi PBB P-2 ini terus gencar dilakukan. Sosialisasi ini dilakukan melalui berbagai media. Di antaranya, media cetak, media elektronik, dan baliho, spanduk, maupun brosur. “Dengan sosialisasi ini harapanya, pendapatan daerah dari sektor pajak akan meningkat,” katanya. Diakui Ismuni, Pemerintah Kabupaten Blitar telah melakukan sosilasisasi melalui media seperti baliho besar. Baliho-baliho ini dipasang di seluruh 22 wilayah kecamatan yang ada. Isi baliho ini di antaranya, Bayarlah Pajak sebelum jatuh tempo tanggal 30 September 2015, dan pembayaran melewati jatuh tempo, akan dikenakan denda 2 persen setiap bulan. Pendapatan pajak daerah untuk tahun 2014 sebesar Rp 41,226 milyar. Sementara Pendapatan Asli Daerah dari pendapatan pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan pendapatan sah lainnya sebesar Rp 176,2 milyar. Dengan total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di tahun 2014 lalu sebesar Rp 1,8 trilyun. Sedangkan untuk tahun 2015 ini pendapatan dari pajak daerah ditargetkan sebesar Rp 43,783 milyar.
Dengan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 176,939 milyar. Sementara, total APBD untuk tahun 2015 sebesar Rp 1,905 trilyun. “Dari PBB P-2 saja tahun 2014 lalu kita target Rp 19 milyar dan terealisasi Rp 20 milyar. Sementara target tahun 2015 ini kita targetkan sama dengan tahun lalu yakni rp 19 milyar pada semester pertama ini,” tambah Ismuni. Namun ia tetap optimis pendapatan dari sektor PBB P-2 akan melebihi target. Menurut Ismuni, ada beberapa kendala yang dialami dalam menangani PBB P-2 yang sebelumnya dikelola pemerintah pusat. Kendala tersebut diantaranya kendala administrasi. Hal ini tentu akan sangat perpengaruh terhadap target pendapatan dari sektor PBB P-2. “Kendala administrasi di antaranya adanya data base KPP Pratama banyak yang dobel SPPT karena tidak segera dibenahi, ada SPPT namun obyeknya tidak ada, adapula kesalahan nama,” jelas Ismuni. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Blitar mempercepat cetak SPPT. Alhasil, SPPT tersebut sudah terbagikan atau didistribusikan pada tanggal 19 Januari 2015 ke desa/ kelurahan yang ada di Kabupaten Blitar.
Baliho raksasa berisi himbauan bayar pajak, terpasang di tempat strategis seperti di Pasar Wlingi
Hal ini dilakukan agar dilakukan verifikasi SPPT dan selanjutnya diadakan pembetulan ke Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar. “Batas waktu pembetulan ini hingga 30 April 2015. Pembetulan sebelum tanggal itu,tanpa dipungut biaya alias gratis. Kami berharap masyarakat yang sudah menerima SPPT langsung diteliti. Apabila ada kesalahan segera dilakukan pembetulan,” ujar Ismuni.
Petugas layanan Dispenda Kabupaten Blitar, siap menerima pembetulan SPPT gratis hingga 30 April 2015
Ismuni juga menghimbau masyarakat agar, memastikan telah menerima SPPT PBB P-2 tahun 2015. Membayar PBB P-2 sebelum jatuh tempo, tgl 30 September 2015. Pembayaran pajak sebelum jatuh tempo untuk menghindari denda 2 persen yang dikenakan setiap bulan apabila melewati jatuh tempo. Dalam pengelolaan PBB P-2 ini Pemerintah Kabupaten Blitar juga mempunyai perhatian khusus bagi kecamatan maupun desa/ kelurahan. Yakni bagi kecamatan, desa/ kelurahan yang sudah melunasi pajak 100 persen akan diberikan reward. Penghargaan ini diberikan berupa uang, sesuai dengan klasifikasi yang sudah ditentukan Pemerintah Kabupaten Blitar. “Reward ini diberikan kepada kecamatan, desa/ kelurahan yang telah menyetor lunas PBB-P2 ke Dispenda. Ini untuk menyemangati aparat kecamatan ataupun desa dalam melakukan penarikan pajak,” tambah Ismuni. (hend)
Majalah PENATARAN
31
Hambangun Praja
KLB Demam Berdarah,
Pemkab Blitar Gelar Kerja Bakti Serentak
Bupati Blitar Herry Noegroho, menaburkan serbuk Abate ke bak mandi salah satu sekolah di Kesamben
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah beberapa waktu lalu, termasuk di Kabupaten Blitar. Akibat Demam Berdarah ini beberapa orang di Kabupaten Blitar, meninggal dunia. Tak tinggal diam, Bupati Blitar H. Herry Noegroho, SE. MH menyerukan pula agar masyarakat menggalakkan Pemberataan Sarang Nyamuk (PSN) dengan kerja bhakti.
S
eperti halnya pada awal Februari lalu, Bupati Blitar, H. Herry Noegroho memimpin langsung kegiatan kerja bhakti serentak di seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar. Bupati Herry Noegroho memimpin langsung kegiatan kerja bhakti di Kecamatan Kesamben. Bersama warga Kesamben, Bupati Blitar tampak serius memantau jentik nyamuk di bak mandi milik warga maupun bak mandi di beberapa sekolah di Kesamben. Dalam kunjungannya tersebut Bupati Herry Noegroho mengajak masyarakat terus melakukan langkah
32
Majalah PENATARAN
preventif terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah, dengan membiasakan hidup sehat dan bersih. Juga meningkatkan kegiatan PSN, yang murah dan efektif. “Saya mengajak masyarakat terus melakukan langkah preventif dengan membiasakan hidup sehat dan bersih. Juga meningkatkan kegiatan PSN, karena langkah ini sangat lebih murah murah dan efektif dibandingkan dengan menggunakan pengasapan atau fogging karena biayanya lebih mahal,” katanya. Orang nomor satu di Kabupaten Blitar yang didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar, Hj. Era Herry Noegroho, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar, Ninik Rijanto, dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Blitar, Ny. Tutik Palal Ali Santoso, serta beberapa Kepala SKPD meninjau 6 lokasi di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben. Di antaranya, SDN Jugo 2, SDN V Jugo, dan empat rumah
Bupati Blitar Herry Noegroho, bersama Ny. Era Herry Noegroho blusukan ke sekolah dan rumah warga Kesamben untuk memantau jentik nyamuk
milik warga. Bupati Blitar juga sempat berkomunikasi dengan warga, dan sekaligus menghimbau agar mereka waspada dengan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan, demi mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Blitar Herry Noegroho selain meninjau kebersihan lingkungan sekolah dan warga, ia juga meninjau langsung bak-bak mandi yang ada di sekolah maupun bak mandi milik warga. Tak sekedar meninjau keberadaan jentik nyamuk di bak mandi milik warga dan sekolah, Bupati Herry Noegroho juga menaburkan serbuk Abate ke dalam bak mandi tersebut. Demam Berdarah atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue ini. Demam dengue juga disebut sebagai “breakbone fever” atau “bonebreak fever” (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sementara itu, Wakil Bupati Blitar, H.Rijanto, MM. juga melakukan kegiatan kerja bhakti di Kecamatan Sutojayan. Dengan didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM juga beberapa kepala SKPD, memantau jentik nyamuk dan melakukan himbauan langsung ke warga yang ada di Kecamatan Sutojayan. Wakil Bupati Blitar, H.Rijanto mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit Demam Berdarah. “Saya menghimbau warga di Kabupaten Blitar waspada terhadap penyakit Demam Berdarah, mengingat wabah penyakit demam berdarah bisa menyerang siapa saja dan kapan saja,” katanya. Wabub Rijanto
Bupati Blitar Herry Noegroho, bersama Ny. Era Herry Noegroho meninjau sekolah dan rumah warga di Kecamatan Kesamben. (foto-foto: humaskabblitar)
juga menghimbau agar warga melaksanakan pola hidup bersih dan sehat agar selalu diterapkan. Selain itu, Wabub Rijanto juga berharap pula, kegiatan Gema Pramantik juga lebih digalakkan. Diharapkan pula anggota Muspika, lembaga-lembaga pendidikan, dan seluruh warga Kecamatan Sutojayan agar saling bekerjasama melaksanakan kerja bakti untuk mencegah penyakit Demam Berdarah tersebut. Dalam kesempatan itu, Wabup Rijanto berserta rombongan mengunjungi 5 titik lokasi di
Kelurahan Sutojayan. Wabup Rijanto juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan warga dan tak bosan berpesan kepada warga untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit terutama demam berdarah yang saat ini sedang mewabah di Kabupaten Blitar. Dalam kesempatan yang sama, sejumlah relawan dari Palang Merah Indonesia Kabupaten Blitar, pelajar, dan petugas medis dari Puskesmas Sutojayan membagikan abate kepada warga. Kegiatan pengasapan atau fogging juga dilakukan di perumahan warga. (hend)
Wabub Rijanto, didampingi Sekda Palal Ali Santoso saat mengunjungi warga Sutojayan
Majalah PENATARAN
33
Hambangun Praja
Pemilihan Putra-putri Batik Nusantara
Fashion show berbaju batik (sumber: www.jojopix.com)
J
Mau ikuti jejak Putri Indonesia asal Blitar yaitu Putri Raemawati? Atau, pengin jadi artis sinetron seperti Hengky Kurniawan, yang berawal dari kegemaranya ikut lomba modelling di Blitar?
ika memiliki mimpi-mimpi besar itu, maka siswa-siswi di Kabupaten Blitar diajak mencintai batik sejak dini. Salah satu
strateginya, mereka diikutkan dalam sebuah kontes berbusana dengan mengandalkan keindahan baju batik. Jika tidak ada aral, Piala Bupati
Penanggung jawab, Endik Susilo, ST
34
Majalah PENATARAN
Blitar Cup diandalkan untuk ajang Pemilihan Putra-putri Batik Nusantara itu dilaksanakan Minggu, 19 April 2015. Tidak tanggungtanggung, pesertanya dimulai dari Kelompok Usia PAUD hingga Kelompok SMU. Menurut Penanggung Jawab Acara, Endik Susilo ST, gerakan cinta batik ini difokuskan pada murid-murid sejak usia dini. “Anak-anak kita sekarang ini menjadi sasaran empuk produsen baju mode. Desain baju ala barat, terus member iming-iming kepada mereka. Akibatnya, baju tradisi nasional kita, mereka anggap kuno,” kata Endik. Fakta ini dapat dilihat dari hingga generasi 90-an, yang menganggap baju batik dianggap sebagai baju orang tua. Jika ada ABG mengenakan baju batik, langsung
diolok-olok menjadi “nuweki” alias kebapak-bapakan atau keibu-ibuan. Beruntunglah, para pegiat batik di Nusantara terus berjuang gigih agar batik menjadi pilihan utama dalam dunia mode. Berkat perjuangan mereka, akhirnya Unesco mengeluarkan statement bahwa batik merupakan baju nasional milik Indonesia. Sejak ada rilis dari badan PBB itu, gerakan cinta batik menjadi ujung tombak fashion di Indonesia. “Kami memilih lomba fashion sebagai ajang kampanye batik ini, karena dunia modeling bisa menjadi pintu gerbang anak-anak kita mengembangkan bakatnya di bisnis publik,” lanjut Endik. Cukup banyak anak-anak Blitar yang mampu menembus dunia entertainment, karena kemampuan mereka diasah sejak dini. Siapa tidak kenal artis sinetron Hengky Kurniawan, yang memulai karirnya dari ajang dunia modeling di Blitar. Bahkan yang paling sensasional, Putri Raemawati dinobatkan sebagai Putri Indonesia, karena kegigihannya mengikuti lomba-lomba demi di Blitar, biar pun level-nya kecil-kecilan.
Di sisi lain, Kabupaten Blitar sendiri telah memiliki brand tersendiri yaitu batik tutur, yang telah diperkenalkan kepada dunia fashion sejak beberapa tahun belakangan ini. Berbagai event yang diikuti delegasi dari Kabupaten Blitar, senantiasa menjadikan batik tutur sebagai andalan. Dikutif dari Inspirasi.Com saat ini banyak ragam batik khas Blitar. Di antaranya batik Motif Koi Penataran (simbol kesuburan), Batik Kopi Blitar (simbol kepemimpinan), Batik Sidomulyo (simbol kemulyaan), Batik Singobarong (simbol baju perang), dan sebagainya. Situs lainya InilahBlitar.blogspot bahkan lebih menonjolkan kehebatan batik tutur yang terus dikembangkan Dewan Kesenian Kabupaten Blitar. Pemilihan Putra-putri Batik Nusantara di Kabupaten Blitar tahun 2015 ini akan mengambil lokasi di Museum Penataran. Panitia pelaksana mengatakan, kegiatan ini akan diagendakan agar terintegrasi dengan gerakan sadar pariwisata, yang menjadikan Kawasan Wisata Penataran sebagai kebanggaan masyarakat Kabupaten Blitar. (pur)
Batik Tutur yang dikembangkan Dewan Kesenian Kabupaten Blitar.
Batik Singobarong
Kampanye batik di berbagai cara (sumber: www.batik.co.id)
Batik Sidomulyo
Majalah PENATARAN
35
Suara Dewan
Blitar Sejahtera, Jadikan Semakin Dekat - Bukan Semakin Jauh
Dalam sebuah kesempatan Endar Soeparno ketika mengikuti rapat Komisi I
Mengawali Tahun 2015, berbagai langkah terkait rencana kerja dewan telah dan akan segera ditempuh oleh Komisi I DPRD Kab. Blitar. Hal itu setidaknya seperti yang diungkap oleh Endar Soeparno, SH –Ketua Komisi I DPRD Kab. Blitar Periode Tahun 2014 – 2019.
B
eberapa pekerjaan penting memang akan menjadi prioritas dari komisi yang dipimpin oleh politisi senior PDI-P ini. Sehingga secara umum ia katakan, “Kami akan melaksanakan program yang sudah dijadwalkan melalui rencana kerja dewan yang sudah dihimpun oleh sekretariat terhadap semua mitra kerja dan oleh Komisi I juga sudah di verifikasi mana-mana yang menjadi prioritas.” Komisi I akan fokus pada pemerintahan desa. Terutama terhadap anggaran desa baik yang diperoleh dari dana APBN maupun dana APBD. Dimana dalam hal ini diperkirakan pemerintah desa pada Tahun 2015 akan menerima anggaran
36
Majalah PENATARAN
Endar Soeparno SH Politisi kawakan PDI P
melalui dana APBD sebesar 500 juta dan dana APBN sebesar 150 juta. “Ini kita belum bicara APBNP,” yang berarti bisa jadi yang diterima desa akan berubah (baca: bertambah). Endar Soeparno berharap dana yang 650 juta ini harus menjadi rencana kerja desa. Harus masuk APBDES, ada rincian yang masuk ke lembaga berapa dan yang untuk kegiatan fisik berapa. “Dana ini harus masuk RAPBDES,” disamping juga akan mendorong desa untuk membuat rencana pembangunan dan peraturan desa. Endar Soeparno, SH juga menyampaikan, akan mendorong desa untuk tidak memprioritaskan aspek pembangunan desa secara fisik saja. Melainkan juga aspek administrasi pemerintahan dan keuangan desa. “Ini amat penting.” Mengapa? Desa dengan bantuan anggaran yang cukup besar jangan sampai nantinya menjadi masalah karena SDM yang tidak mendukung. Kemudian Komisi I juga akan fokus terhadap pengadaaan tanah calon tukar guling dengan perhutani untuk kepentingan Jalur Lintas Selatan atau JLS dengan panjang mencapai 62 Km, yang untuk pembangunan fisiknya sudah disediakan dari dana APBN. Dalam hal ini, tutur Endar Soeparno, “Setiap tahun kita (Kab. Blitar, red.) harus bisa menyerap anggaran lebih kurang 80 milyar untuk pembangunan fisik dengan tanahnya menjadi beban daripada Pemda.” Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan mengundang Bappeda, para pemilik tanah, Bagian Pemerintahan dan PU Bina Marga untuk mempersiapkan lahan seluas
lebih kurang 117 hektar itu. Dimana lahan seluas itu akan disiapkan untuk JLS 109 ha, kemudian 5 ha untuk Tempat Pelelangan Ikan serta 3 ha untuk lahan Tempat Pendaratan Ikan. Harus segera disiapkan pada tahun ini dengan dana APBD, “Karena kira-kira 117 hektar lahan ini perlu anggaran yang cukup besar,” timpalnya. Selanjutnya Ketua Komisi I berbicara tentang masalah perkebunan yang ada di Kab. Blitar. Saat ini, kata Endar Soeparno, banyak surat masuk yang mempermasalahkan HGU (Hak Guna Usaha) yang habis masa berlakunya untuk mendapatkan penyelesaian. Antara lain perkebunan PT. Roto Rejo Kruwuk, Perkebunan Karang Nangka, Perkebunan Kismo Handayani - Nyunyur dan Perkebunan PT. Piji Ombo. Komisi I melalui ketuanya juga berharap agar ada peningkatan dari segi pelayanan dibidang kependudukan kepada warga Kab. Blitar. Tahun ini pelayanan harus lebih baik lagi, kalau perlu pakai mobil keliling kemudian dijadwal bergantian dari satu kecamatan ke kecamatan lain. Mengapa? “Supaya pelayanan kepada masyarakat menjadi pelayanan prima atau pelayanan maksimal.” Pada kesempatan itu, Ketua Komisi I juga menyampaikan tentang Persiapan Pelaksanaan Pemilukada. Dimana menurut Undang-undang pemerintahan yang baru, pemilukada kali ini masih tetap Bupati dan Wakilnya satu paket. “Karena itu juga melibatkan APBD dalam hal pembiayaannya, maka kita harus segera berkoordinasi dengan KPUD dalam hal perencanaan penyusunan anggara kebutuhan pemilukada ini.” Kita (Kab. Blitar, red.) akan ikut pelaksanaan Pemilukada Tahun 2015. Sehingga nanti pada bulan Maret ini diperkirakan sudah dimulai dengan pembukaan pendaftaran dsb. Sehingga bagaimana Komisi I bisa
Endar Soeparno saat memimpin sidang dewan
menjaga stabilitas politik di Kab. Blitar dalam rangka menyongsong pemilu kada ini, “Hal itu juga masih dalam ranah dari Komisi I.” Silahkan pilih calon yang berkualitas. Berkualitas itu seperti apa? Dari aspek intelektualitas, kinerja dan rekam jejak ini perlu diperhatikan. Jangan sekedar memilih untuk memperoleh hadiah, “Tetapi pilih calon Kepala Daerah yang betulbetul qualified.” Kondisi Kab. Blitar saat ini
sudah lumayan, tinggal penyempurnaan dan bukan berangkat dari barang yang rusak. Bahkan sebaliknya, Kab. Blitar sekarang akan berangkat dari situasi dan kondisi yang bisa digambarkan rata-rata nilainya sudah 6. Supaya masyarakat paham, “Jangan memilih yang masih ragu-ragu agar pembangunan menuju Kabupaten Blitar sejahtera ini semakin dekat, bukan semakin jauh.” (moza)
Endar Soeparno bersama anggota lain di Komisi I
Majalah PENATARAN
37
Edukatif
Pendidikan Karakter untuk Hasilkan Siswa Berprestasi Mojorejo merupakan salah satu dari 8 desa yang berada di Kec. Wates. Kecamatan yang terletak di bagian tenggara pusat pemerintahan Kab. Blitar yang berbatasan langsung dengan Kec. Donomulyo Kab. Malang. Kurang lebih 40 Km dari pusat Kota Blitar dan sekitar 2 km dari kota Kec. Wates. Di desa inilah MIN Mojorejo Wates Blitar berada.
A
Kepala Madrasah mendampingi murid menerima Trofi Aksioma 2015
walnya madrasah ini bernama MI Mojorejo Wates yang berdiri dibawah Yayasan Hasanudin yang didirikan untuk memenuhi
kebutuhan akan lembaga pendidikan yang bercirikan Islam. Kemudian dalam perkembangannya sempat menjadi MI filial dari MI Olak Alen selama kurun waktu Tahun 1983 –
Sutrisno, S.Ag. MM Kepala MIN Mojorejo
38
Majalah PENATARAN
1994, lalu statusnya berubah lagi menjadi madrasah negeri yaitu MIN Mojorejo Wates Blitar. Dan seiring dengan perubahan status dari filial ke negeri itu, akhirnya lembaga pendidikan tersebut lebih mendapat kepercayaan dari masyarakat. Warga semakin antusias menyekolahkan putra/putrinya ke MIN Mojorejo Wates. Dimana setiap Tahun Ajaran baru, jumlah pendaftar di madrasah ini selalu meningkat sehingga saat ini jumlah siswa/siswinya mencapai 370 anak yang terbagi dalam 14 rombongan belajar. Kondisi fisik madrasah pun pelan tapi pasti ikut berkembang. Berdiri diatas lahan seluas kurang lebih 2.330 meter persegi, saat ini madrasah telah memiliki gedung sebanyak 6 lokal serta berbagai fasilitas lainnya guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Kemudian mulai Tahun 2008,
pihak madrasah juga telah mengembangkan armada antar jemput siswa. Armada ini semula untuk memenuhi kebutuhan siswa/siswi yang tinggal diluar Kec. Wates. Baik siswa/ siswi dari Kec. Binangun maupun mereka yang berasal dari Kec. Donomulyo. Dan sekarang MIN Mojorejo Wates sudah memiliki empat unit armada antar jemput siswa. Bukan itu saja, seperti disampaikan oleh Kepala MIN Mojorejo Wates, Sutrisno, S. Ag. MM, “Faktor yang paling menonjol sehingga menarik minat masyarakat untuk mempercayakan pendidikan putra-putri mereka adalah karena MIN Mojorejo Wates memiliki prestasi di bidang akademis dan non akademis yang bagus.” Dari segi akademis diantaranya, beberapa kali MIN Mojorejo Wates mendapat Nilai Ujian Nasional (NUN) tertinggi di Kab. Blitar dan sering kali mewakili Kab. Blitar baik pada ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Siswa Berprestasi, atau yang lainnya. Selain unggul di bidang akademis, MIN Mojorejo memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang sudah terbukti dapat bersaing baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten. Diantara kegiatan ekstrakurikulernya adalah tenis meja, voli, atletik dan catur. Kemudian untuk bidang seni ada MTQ, pidato, kaligrafi, lukis, paduan suara dan rebana. Dari beberapa ekstrakurikuler tersebut, tutur Kepala Madrasah, “Telah menelurkan beragam prestasi.” Diantara prestasi itu yakni menjadi wakil Kab. Blitar bersaing di Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) Tingkat Jawa Timur pada bulan April mendatang untuk cabang Pidato Bahasa Inggris, Tenis Meja dan Bulutangkis. Kemudian yang tidak kalah menarik, MIN Mojorejo Wates juga menanamkan pembelajaran karakter bagi peserta didik. Hal tersebut
diwujudkan dengan melatih siswa menjalankan perintah agama baik yang wajib maupun yang sunah, seperti Shalat Dzhuhur berjama’ah sebelum pulang sekolah, Shalat Dzhuha pada waktu jam istirahat, membaca dan menghafalkan suratsurat pendek sebelum pembelajaran dimulai, dll. Maka untuk melaksanakan seluruh kegiatan itu, tambah Sutrisno, S. Ag. MM, “Lembaga berusaha mengoptimalkan waktu pembelajaran mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 02.00 WIB.” Kemudian mulai di Tahun Pelajaran 2014/2015 ini, MIN Mojorejo Wates menerapkan pendidikan yang berbasis lingkungan hidup yang biasa disebut dengan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Kata Sutrisno, selain dilakukan dengan memberikan bimbingan secara kontinu kepada siswa akan pentingnya menjaga lingkungan dan bahaya makanan yang mengandung 5P ( Pewarna, Pengawet, Pemanis, Pengenyal, Penyedap ), “Banyak kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya PLH.” Untuk itu, setiap hari Sabtu diadakan kerja bakti baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan sekitar yang melibatkan
Gedung MIN Mojorejo yang representatif
semua warga madrasah. Menariknya dalam kegiatan tersebut, “Mereka tidak canggung-canggung memungut sampah yang ada di selokan-selokan.” Sedangkan upaya lainnya dilakukan dengan mengharuskan peserta didik untuk membawa bekal makanan agar mereka bebas dari 5P. “Alhamdulillah, dengan usaha yang tulus, komitmen dan keteguhan hati, MIN Mojorejo siap untuk menyongsong masa depan yang lebih baik,” kata Kepala MIN Mojorejo Wates bangga. (moza)
Kegiatan Marching Band MIN Mojorejo yang layak diunggulkan
Majalah PENATARAN
39
Artikel
Mari Budayakan ‘PSN 3M Plus’
Agar Bebas DBD Oleh: Eko Wahyudi, SKM., M. Kes. *)
M
emasuki musim penghujan di awal Tahun 2015 ini di beberapa wilayah Prov. Jatim termasuk Kab. Blitar muncul permasalahan di bidang kesehatan yaitu meningkatnnya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan Gubernur Jatim menyatakan di sebanyak dua puluh tiga Kab./Kota telah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Kondisi di Kab. Blitar sendiri sampai dengan tanggal 16 Pebruari 2015 jumlah kasus sebanyak 106 penderita dan yang meninggal dunia 3 orang. Hal ini mengalami peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan periode yang sama pada Tahun 2014. Sebenarnya DBD bukanlah penyakit baru karena terjadi hampir setiap tahun seiring dengan perubahan musim, terutama pada musim penghujan yang biasanya intensitas/ volume air mengalami peningkatan. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah tahu tanda-tanda dan cara penularan penyakit DBD, karena DBD masuk ke Indonesia sejak 36 tahun lalu. Yang masih perlu mendapat perhatian kita semua selaku warga masyarakat adalah bagaimana upaya pencegahan melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M Plus) bisa menjadi budaya atau kegiatan rutin
40
dalam menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Sementara sebagian besar masyarakat kita saat ini masih menganggap bahwa untuk mengatasi penyakit DBD adalah melalui fogging atau penyemprotan. DBD, ...ya fogging.... Tentunya hal ini kurang pas mengingat fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa, biaya mahal, menggunakan zat kimia. Menurut Rita Kusriastuti dari Bagian Arbovirosis Kemenkes, “Penyemprotan atau
Nyamuk Penyebar DBD
fogging bukanlah penyelesaian tepat untuk penanganan Demam Berdarah di Indonesia. Nyamuk bertelur 200400 butir per hari, disemprot lalu mati, tapi esok harinya nyamuk baru muncul lagi.” Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus betina. Dimana, gejala awal yang terjadi pada penderita penyakit DBD antara lain :
Majalah PENATARAN
Eko Wahyudi, SKM., M. Kes.
· Tubuh penderita yang mendadak panas tinggi yang dialami selama 2 hingga 7 hari. Pada saat yang bersamaan penderita akan tampak lemah lesu suhu badan antara 38ºC sampai 40ºC atau bahkan bisa lebih tinggi dari itu; · Terkadang penderita demam berdarah akan mengalami pendarahan pada hidung atau yang sering kita kenal dengan sebutan mimisan; · Tampak bintik-bintik merah yang muncul pada permukaan kulit dan jika kulit penderita direnggangkan bintik merah itu tidak hilang atau tetap terlihat; · Penderita mungkin akan terjadi muntah darah atau berak darah; · Pemeriksaan demam berdarah dengue melalui uji Torniquet yang menunjukkan hasil yang positif; · Mengalami perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura; · Kadang-kadang penderita akan merasakan nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
Penyakit demam berdarah yang sering menyerang warga di hampir seluruh wilayah di Indonesia ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang mengandung virus Dengue dalam tubuhnya. Kita dapat mencegah adanya penularan penyakit demam berdarah ini dengan cara waspada terhadap gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Ciri-ciri dari nyamuk Aedes Aegypti ini adalah : · Tubuh dari nyamuk ini berwarna hitam dengan belang-belang putih; · Nyamuk ini yang berkembang biak di tempat penampungan air disekitar rumah dan barang yang memungkinkan air tergenang didalamnya seperti bak mandi, vas bunga, dll.; · Kelemahan dari nyamuk ini adalah tidak dapat hidup di selokan atau kolam yang airnya langsung bersentuhan dengan tanah; · Nyamuk ini memiliki kebiasaan menggigit manusia di pagi dan sore hari; · Nyamuk ini hanya mampu terbang hingga 100 meter saja. Upaya untuk mencegah agar kita tidak terkena penyakit DBD ini: 1. Kenali gejala DBD, apabila mengalami gejala DBD segera periksa ke Puskesmas, Rumah Sakit atau petugas kesehatan; 2. Lakukan kegiatan “PSN 3M Plus” yaitu: a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/WC, drum dan lain-lain seminggu sekali.; b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/ tempayan, dll.; c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air ditambah “ Plus” dengan cara : Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat
Pembiasaan sejak dini sebagai upaya pencegahan wabah DBD
sejenis lainnya seminggu sekali; Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak; Menutup lubang pada potongan bambu/pohon dll.; Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat yang sulit di kuras atau di daerah yang sulit air; Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampungan air; Memasang kawat kasa; Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di kamar; Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai; Menggunakan kelambu dan Memakai
obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk. Upaya pencegahan melalui “PSN 3M Plus” inilah yang paling efektif, mengingat sampai saat ini vaksin untuk mencegah DBD belum diketemukan, masih dalam tahap penelitian. Marilah kita menjadi pemantau jentik di rumah masingmasing, sehingga di rumah kita, tidak ada jentik Aedes, tidak ada nyamuk Aedes dan tidak ada DBD. *) Kasi Pemberantasan Penyakit, Dinkes Kab. Blitar
Kader pemantau jentik berperan besar dalam pencegahan wabah DBD
Majalah PENATARAN
41
Liputan Khusus
Bupati Herry Noegroho, saat membuka Jambore Anak 2015 di Gedung Serbaguna Pemkab Blitar
Ratusan anak-anak Kabupaten Blitar mengikuti Jambore Anak 2015. Kegiatan ini digelar di Gedung Serbaguna, Kantor Pemerintah Kabupaten Blitar awal Februari lalu. Sekitar 300 anak dari perwakilan SMP dan SMA se derajat di Kabupaten Blitar antusias mengikuti Jambore Anak 2015 ini. Melalui kegiatan ini, anak-anak akan lebih mampu menggali potensi diri dan mempunyai sikap peduli terhadap lingkungan sekitar.
Jambore Anak 2015
Menuju Kabupaten Layak Anak J
ambore Anak 2015, dibuka langsung Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. didampingi Kepala BPPKB Wahid Rosidi, Kepala Dinas Pendidikan Totok Subihandono, dan Kepala Kemenag Kabupaten Blitar Ahmad Mubasyir. Bupati Blitar, Herry Noegroho menyambut baik kegiatan Jambore Anak 2015 ini. “Pemerintah memiliki komitmen mengembangkan Kabupaten Blitar Layak Anak. Pemenuhan hak-hak anak diimplementasikan, dalam bentuk kebijakan serta program secara terencana, menyeluruh dan berkelanjutan,” katanya. Dijelaskan Bupati Herry Noegroho, pelaksanaan KLA bisa dimulai dari bagian yang terkecil yaitu keluarga. Keluarga sebagai pendidik pertama dan utama harus bisa memberikan hak-hak anak. Seperti pengasuhan, pengayoman, pendidikan dan pengajaran yang tepat. Agar
42
Peserta Jambore Anak 2015, antusias mendengarkan paparan dari narasumber
terwujud kepribadian baik, dalam tumbuh kembang anak. Bupati Blitar, Herry Noegroho berharap kegiatan Jambore Anak dapat membangun pemahaman kelompok, tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab anak dalam
Majalah PENATARAN
pembangunan. Dan menghasilkan rekomendasi untuk pemerintah, seputar permasalahan yang di hadapi anak. Anak merupakan generasi penerus bangsa, sehingga perlu dilindungi maupun dipenuhi hak-
haknya. Agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang layak. Sesuai dengan Konvensi Hak Anak Tahun 1989, yang telah diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 menekankan pentingnya menjamin hak-hak anak. Seperti menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk mempercepat komitmen dunia layak anak, Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak maupun Kementrian terkait, mengembangkan kebijakan Kabupaten layak Anak (KLA). Sementara itu, Kepala Badan PP dan KB Kabupaten Blitar Wahid Rosidi, MM menyampaikan, untuk mengawal terwujudnya KLA, salah satunya adanya Forum Anak. Sementara itu di Kabupaten Blitar, kepengurusan Forum Anak ini sudah terbentuk baik di tingkat kabupaten hingga kecamatan. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan pembentukan Forum Anak Desa/kelurahan. “Saat ini Forum Anak sudah terbentuk di tingkat kabupaten dan kecamatan, selanjutnya akan dibentuk pula di tingkat desa atau kelurahan,” katanya. Wahid Rosidi juga menyampaikan, dalam kegiatan Jmbore Anak 2015 itu ada penentuan kriteria duta atau delegasi Forum Anak. Selanjutnya dipilih dua orang Duta Forum Anak untuk dikirim ke Provinsi dan Nasional mewakili Kabupaten Blitar. Proses pemilihan Duta Anak Kabupaten Blitar, didampingi Pembina Forum Anak Jawa Timur, Nanang Abdul Chanan yang juga tim juri Kabupaten layak Anak. “Kegiatan ini juga sebagai ajang seleksi duta anak, dan narasumbernya langsung dari tim penilai Provinsi Jawa Timur,” ungkap Wahid Rosidi Dalam Kegiatan Jambore
Bupati Herry Noegroho, melakukan sesi tanya jawab dengan peserta Jambore
Anak tersebut, juga dilakukan sesi tanya jawab antara Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE, MH dengan peserta. Sesi ini bertujuan untuk menyerap aspirasi anak-anak Kabupaten Blitar. Kegiatan Jambore Anak 2015 di Gedung Serbaguna tersebut, diikuti seluruh pengurus Forum Anak Kabupaten dan Kecamatan sebanyak 300 anak. (hend)
Ratusan siswa SMP dan SMA sederajat, amtusias ikuti Jambore Anak 2015. (foto-foto: dok. BPPKB)
Majalah PENATARAN
43
Peluang Bisnis
Dusun Dawuhan, Dusun Dimana ‘Pasar Bonsai’ Berada Saat kita melintas di Dusun Dawuhan – Kel. Dawuhan – Kec. Kademangan, disana akan kita dapati pemandangan yang sangat menarik. Bukan semata karena alam pedesaan disini yang memang asli alami, asri, dengan dikelilingi bukit-bukit kapur yang kokoh layaknya benteng yang anggun. Tetapi juga karena sebagian warga di dusun ini memiliki profesi sebagai pedagang tanaman untuk taman dan bonsai.
Bonsai yang sejenis ini cukup mahal harganya
Dusun Dawuhan pun kian terlihat cantik! isekeliling rumah sebagian warga, para penjual tanaman untuk taman dan bonsai itu, banyak sekali tanaman-tanaman hias yang indah. Layaknya showroom yang berjajar-jajar, di halaman depan, disamping dan dibelakang rumah warga ada berbagai jenis tanaman hias. Ada dari jenis tanaman Klampis, Rukem, Janjang, Gambiran, Wali Kukun, Pule, Apak, Serut, Cemara, dan sebagainya yang siap untuk ditawarkan. Tak pelak, ketika melintas di dusun ini seperti membawa kita sedang berjalan di
tengah taman yang luas dan sangat indah. Surajianto, salah seorang warga bercerita, “Kualitas tanaman untuk taman dan bonsai disini sudah diakui.” Buktinya, bukan hanya warga Blitar Raya yang membeli, tetapi juga banyak warga dari luar kota yang datang kesini. “Bahkan sampai ada yang diekspor ke Pulau Bali.” Harganya juga variatif. Mulai dari yang harganya seratus ribu rupiah, hingga ada yang harganya sampai lima belas juta rupiah atau bahkan lebih, tergantung kondisi tanaman untuk taman dan bonsai-nya. “Para pembeli bisa bebas memilih di pasar bonsai ini,” kata Surajianto bangga dengan kampungnya. Syaifuddin, warga yang lainnya mengatakan, “Bonsai-bonsai saya kerap kali tak ikutkan pameran.” Bukan hanya jago kandang, saya kerap ikut pameran diberbagai tempat. Bahkan saya juga pernah tampil di Tangerang. Tanggapan or-
D
44
Majalah PENATARAN
Halaman rumah warga seperti showroom bonsai
ang-orang juga sangat bagus, oleh karenanya, “Setelah pameran selesai, selalu terjual habis.” Meskipun perlu ketelatenan ekstra dan waktu yang cukup lama untuk merawat dan membentuk bonsai yang berkualitas, “Tetapi hasilnya lumayan juga,” tutur Syaifuddin. Sebab, lanjut Syaifuddin, satu bonggolan (pangkal batang pohon, red.) Klampis harganya bisa sampai enam juta rupiah. Tetapi untuk diketahui, agar memperoleh harga yang mahal itu atau agar bonggolan tadi bisa berbentuk bagus secara alami, biasanya sampai empat hingga lima tahun lamanya menunggu. Sementara itu, Mbah Karji -orang yang disebut-sebut sebagai pelopor usaha ini dan pakar bonsai di dusun itu menyebutkan, keberadaan bonsai di Dusun Dawuhan sudah dimulai sejak sekitar tahun 90an. Ketika itu, dia dan sekitar dua puluhan warga yang lain bukan hanya sebagai penjual Bonsai, melainkan juga para ‘pemburu’ (baca: pencari, red.) bonsai. Kelompok pemburu bonsai ini sampai memiliki sebuah paguyuban yang diberi nama Paguyuban Pencari Bonsai Dawuhan Kademangan atau disingkat PPBDK. Wilayah berburunya pun sangat luas. Bukan hanya di hutan-hutan yang ada di wilayah Kabupaten Blitar, melainkan sampai di hutan-hutan di wilayah Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek. Para pencari bonsai ini biasanya berburu secara berkelompok. Mengangkat tanaman dari tanah dengan menggunakan linggis dan gancu, kemudian meng-gendon (membungkus akar dan tanahnya, red.)-nya. Selanjutnya setelah mereka merasa cukup mendapatkan hasil, kemudian menyewa truk untuk membawanya pulang dan menanamnya dirumah masing-masing. Para pemburu tanaman untuk taman dan bonsai itu biasanya menyemaikannya di depan teras
Perlu ketelatenan ekstra untuk merawat bonsai
rumah atau di tempat-tempat lain yang mudah dijangkau dan terlihat oleh para calon pembeli. Dirawat dan dibentuk semenarik mungkin dan sekaligus dipastikan dalam kondisi sehat agar nantinya bisa laku mahal. “Tetapi sekarang kondisinya berbeda,” kata Mbah Karji. Dulu banyak sekali tanaman untuk taman dan bonsai di hutan-hutan perhutani. Tetapi karena terus diburu, sedangkan yang menanam tidak ada, “Saat ini tanaman untuk taman dan bonsai semakin susah dicari, walaupun sebenarnya tetap masih ada.” Kalaupun kita bisa menemukannya di hutan dengan mudah, biasanya tinggal yang kecil-
kecil. Sedangkan yang besar-besar, biasanya tinggal yang tumbuh di atas lahan yang sulit dijangkau dengan kendaraan atau tumbuh diatas tanah pemajekan. Kalau sudah begitu (tumbuh diatas tanah pemajekan), “Ya jadilah para pemburu bonsai sekarang harus membeli dulu ke pemilik lahan itu.” Tetapi meskipun lebih sulit cara mendapatkannya dan bahkan sebagian malah tidak gratis lagi, para pemburu tetap bisa mengambil untung. “Peminatnya masih tetap banyak.” Syaratnya, “Barang (tanaman untuk taman dan bonsai) kita harus nggambar (bentuknya bagus, red.).” (moza)
Para pemburu menyemaikan tanamannya di depan teras rumah
Majalah PENATARAN
45
Ana Dina Ana Upa
Ssssttt... Teman-teman
Seangkatan Pencari Pasir ini Sudah Meninggal
P
Mbah Mudhofar sejak tahun 70an menjadi pencari pasir
Tahun Baru Cina baru saja dirayakan oleh sebagian warga di negeri ini. Sebagian dari mereka yang tidak merayakannya pun juga kecipratan, minimal karena pada hari itu tanggal merah. Lalu bagaimana dengan Mbah Mudhofar? Ternyata, libur kerja pun tidak ia lakukan. Mengapa? Karena kakek tua si pencari pasir ini harus tetap bekerja agar dapurnya tidak berhenti mengepul.
Sabar dan telaten sedikit demi sedikit mengumpulkan pasir
46
Majalah PENATARAN
ada pagi setengah siang itu, seperti hari kemarin dan hari-hari sebelum, ia terlihat sedang bekerja di Kali Ganggangan Dusun Jabung Desa Jabung Kec. Talun. Ya, melakukan hal yang tampak sederhana, namun sejatinya begitu vital bagi kehidupan keluarganya. Meskipun masih layak disebut pagi, namun saat itu matahari tampak sudah begitu panas dan membakar tubuh pria tua ini. Dia masih tetap bertahan dengan celana yang basah dan baju yang ditanggalkan di tepian kali sambil hanya berlindung dibalik caping gunungnya yang sudah kusut. Perlahan tetapi konstan, Mbah Mudhofar mengayunkan cangkulnya ke dasar sungai. Sedikit-demi sedikit, butir-butir pasir yang nyangkut diangkatnya. Lalu dilemparnya ke gundukan kecil pasir hasil kerjanya sejak usai Shalat Subuh tadi. Begitu terus menerus. Kadangkadang sesaat dia tampak memasukkan anggota badannya ke air. Rupanya, tempat yang hendak dia ambil pasirnya itu harus dibersihkan dahulu agar hasilnya tidak bercampur dengan sampah. Meskipun kondisi fisiknya tampak ringkih, tetapi nyata-nyata dia masih cukup kuat untuk pekerjaan yang tidak ringan itu. Sebab ketika saya perhatikan, butuh waktu satu jam lebih sejak saya datang sehingga dia beranjak dan sejenak mengobrol sambil membuka bekalnya yang hanya berisi rokok tingwe alias nglinting dewe. Biasa saja, santai. Tidak seperti yang saya duga sebelumnya. Saya kira dia pasti akan terengah-engah
sesampainya di daratan. Ternyata salah. Sejenak kemudian kami mengobrol, dan dalam Bahasa Jawa yang sangat halus dia bercerita banyak tentang profesi serta sebagian kisah hidupnya. “Kula niki mpun ket taun pitung ndosaan pados pasir,” katanya. Sebuah kalimat pembuka yang cukup bombastis dari Mbah Mudhofar, jika dia ternyata sudah sejak Tahun 70an bekerja sebagai pencari pasir. Wah? Tetapi ya begitulah ceritanya. Sejak dia masih anak-anak, remaja, dewasa, kemudian berumah tangga. Bahkan sekarang, saat dua dari empat anaknya ada yang sudah berumah tangga dan memberinya dua orang cucu, dia masih tetap setia mencari pasir. Ringkas ceritanya, warga Desa Jabung ini tidak memiliki pekerjaan lain agar dia dan keluarganya tetap bisa bertahan hidup. “Ya, disyukuri saja. Untung saja saya tinggal didekat kali yang bisa diambil hasilnya,” tambahnya lirih. Dulu, kata Mbah Mudhofar, Kali Ganggangan ini sangat ramai. Banyak orang yang mencari pasir di kali yang pada saat Gunung Kelud meletus menjadi salah satu sungai yang dialiri lahar ini. Pasirnya bagus, terkenal dimana-mana. Kok belum pensiun Mbah? Jawabanya, “Gimana mau pensiun? Saya ini duda, dan dirumah saya masih memiliki dua orang anak yang masih menjadi tanggungan.” Kakek-kakek, duda dan sekaligus masih menjadi bapak dari dua anak. “Ya beginilah akibatnya kalau kawin telat,” timpalnya. Mbah Mudhofar ini usianya berapa? Dia bilang, “Saya tidak tahu pasti, orang dulu kan tidak ada KTPnya.” Yang dia maksud sebenarnya bukan KTP (Kartu Tanda Penduduk), melainkan Akta Kelahiran. Tahun kapan dia lahir dia tidak memiliki catatan otentik. Tetapi dalam kenangannya, saat agresi militer
Pekerjaan Kakek tua ini tidak bisa dikatakan ringan
Belanda dia sudah ingat. “Kala itu saya sudah mulai bisa bekerja,” pungkasnya. Tentang usia tadi, diperkirakannya kalau sudah delapan puluh tahun lebih. Kok bisa begitu? Sebab teman-teman seangkatan saya yang dulu sama-sama mencari pasir sudah habis (baca: meninggal, red.). Sambil menuding ke tujuh lokasi yang berbeda, Mbah Mudhofar berusaha menunjukkan rumah temantemannya sesama pencari pasir yang sudah pada meninggal itu. Pekerjaan seperti ini apa tidak berat Mbah? “Silahkan coba saja sendiri.” Sambungnya kemudian, kerja mencari pasir itu cukup berat. Terutama di bahu. Selain itu, bagi orang-orang yang tidak biasa, telapak
kakinya bisa melepuh karena terlalu lama terendam air. Belum lagi, “Orang-orang sekarang kan gampang masuk angin.” Lha terus jamune napa Mbah? Gampang. Jahe, Kencur, Kunir, Madu diaduk jadi satu terus diminum. Kalau ada rejeki lebih, sebaiknya ditambah telur ayam Jawa. Semakin sering, semakin bagus untuk badan. “Kalau saya minumnya lima belas hari sekali.” Nah, loohhh??... “Lha pripun Mas, hasilnya juga tidak seberapa.” Satu truk engkel pasir yang terkumpul dihargai tujuh puluh lima ribu rupiah. Padahal untuk mengumpulkannya, “Rata-rata saya butuh waktu tiga sampai empat hari lamanya.” (moza)
Tidak semua orang sanggup berendam untuk jangka waktu yang lama
Majalah PENATARAN
47
Pelesir
Anda penyuka wisata air terjun? Datanglah ke lokasi wisata Air Terjun Kedung Malang atau Air Terjun Tirto Galuh. Sungguh, lokasi wisata yang terletak di Dusun Bakung Selatan Desa Bakung Kecamatan Bakung yang masih terdengar kurang populer ini begitu eksotis yang tentu saja sangat disayangkan apabila sampai dilewatkan. Dengan memperhatikan safety banyak aktifitas bisa dilakukan di Air Terjun Kedung Malang
Air Terjun Kedung Malang
M
eskipun air terjun ini tidak terlalu tinggi, hanya sekitar sepuluh meter yang mungkin saja tidak seperti umumnya air terjun yang pernah anda jumpai, tetapi Air Terjun Kedung Malang ini memiliki daya tarik berbeda yang sangat mempesona. Airnya yang berasal dari sumber mata air di pegunungan mengalir deras. Suaranya cukup keras dan menantang, namun airnya sangat jernih sehingga kita bisa dengan jelas melihat kedasar tempat dimana air itu mengalir tak henti-henti. Air Terjun Kedung Malang atau Air Terjun Tirto Galuh sejatinya merupakan sebuah aliran sungai di wilayah pegunungan. Karena faktor alam disana, akhirnya membuat susunan bebatuan di dasar Kali Kedung Malang menjadi berundakundak yang pada akhirnya menyerupai sebuah air terjun. Batu-batu kali yang menyusunnya mulai yang berukuran besar-besar, kecil-kecil, yang halus dan yang rata tertata alami begitu
48
eloknya seperti lukisan. Dan teksturnya yang berupa bebatuan gunung kapur yang memiliki karakter warna putih pun menambah indah pemandangan salah satu obyek wisata yang berada di salah satu wilayah di Kabupaten Blitar selatan ini. Cantik sekali! Terlebih lagi, Air Terjun
Majalah PENATARAN
Kedung Malang atau Air Terjun Tirto Galuh ini memiliki area yang cukup luas. Lebarnya sekitar lima puluh meter. Luasan yang cukup ideal sehingga mata kita bisa begitu dimanjakan dalam menikmati pesona air terjun eksotis yang mengalir diatas batu-batu kapur itu. Nama Kedung Malang diambil
Dari berbagai sisi Air Terjun Kedung Malang tetap menawan
Air Terjun Kedung Malang yang eksotis
dari bentuk lokasi wisata air terjun ini secara keseluruhan. Kata Kedung berasal dari Bahasa Jawa yang berarti waduk, sedangkan Malang disini bukan berarti Kab./Kota Malang melainkan diambil dari Bahasa Jawa yang bisa diartikan melintang (tidak sejajar/segaris). Dan memang begitu adanya. Di kali yang membujur dari arah utara keselatan itu, disebelah selatan dibawah air terjun yang indah itu terdapat sebuah kedung (waduk, red.) yang berukuran cukup luas. Membujur dari timur ke barat dengan batu-batu kapur tingi yang kokoh seperti batu karang disekelilingnya. Mampu menampung air Kali Kedung Malang dalam jumlah yang sangat besar, sebelum akhirnya air Kali Kedung Malang itu mengalir menuju ke Pantai Pasur di laut selatan. Air Terjun Kedung Malang atau Air Terjun Tirto Galuh ini bukan hanya menawarkan pesona, keindahan dan daya magis eksotisnya. Dalam perkembangannya, berbagai kegiatan bisa dilakukan di
lokasi wisata ini. Pengunjung tidak hanya bisa datang lalu pulang, melainkan lokasi wisata ini juga telah menjadi bumi perkemahan yang menarik. Air Terjun Kedung Malang atau Air Terjun Tirto Galuh bukan hanya boleh dipandang, namun kita bisa sekaligus menyatu dengannya. Bermain air atau mandi di sungai yang berasal dari sumber mata air pegunungan yang jernih itu tentu akan memberikan sensasi tersendiri bagi para penikmatnya.
Lebih dari itu, bagi anda yang berjiwa muda dan menyukai tantangan, tentu tempat wisata air ini akan cukup menyenangkan untuk memacu adrenalin. Pengunjung bisa melompat dari ketinggian sebelum kemudian berenang di kawah Kedung Malang. Bahkan dengan tidak lupa memperhatikan unsur safety, biasanya para pecinta alam menggunakan parahu karet atau ban dalam mobil untuk menyusuri dan menuruni air terjun ini. (moza)
Kedung atau waduknya tidak sejajar dengan air terjunnya
Majalah PENATARAN
49
50
Majalah PENATARAN
intermezo PUTUSAN PENGADILAN Wagimin dan Wagimun disidang di pengadilan negeri, vonis hakim : Wagimin dihukum 2 bulan penjara karena membawa lari wanita. Wagimun dihukum 2 tahun karena mencuri kambing. “Pak hakim, saya tidak terima putusan pak hakim. Masa si Wagimin yang membawa lari wanita cuma dihukum 2 bulan , tetapi saya yang hanya membawa lari kambing dihukum 2 tahun, saya protes tidak terima !!!” kata Wagimun dengan nada tinggi. Kemudian hakimpun menjawab dengan tenang, “Si Wagimin divonis 2 bulan sebab dia berani tanggung jawab, terus menikahi wanita yang dibawa lari tersebut, kamu mau dinikahkan ama kambing ?? Kalau mau vonisnya saya rubah menjadi 2 hari !!” ARWAH SUAMI MENDATANGI ISTRI Ada seorang istri yang cantik dan seksi, baru di tinggal mati suaminya. Lalu suaminya ini mati jadi hantu. Malam harinya, arwah suaminya balik ke rumah mandatangi istrinya... Suami : Tok! Tok! Tok! Tok! Assallamu’alaikum??? Istri : “Siapa di luar???!!” Suami : “Nih aku.. suamimu...” Istri : “Aihh..kenapa Kamu balik, kan sudah mati??!!” Suami : “Ada yang mau aku sampaikan..!” Istri : “Gak usah ketemu aku lagi! Sudah mati ya mati aja.. jangan ganggu-ganggu aku lagi!!” Suami : “Penting please...” Istri : “Gak ah.. kamu udah mati, aku takut...” Suami : “Sebentar aja, paling cuma 2 menit doang...” Lalu si istri buka pintu... dan suaminya berkata, “CIE...CIE... CIE... JANDA NI YEEE!!!” Istri : “Hantu Gilaaa Loooooo...”
TUKANG OJEK DAN WANITA TUA Pada suatu malam, Anto seorang tukang ojek yang sedang menunggu pelanggan lagi duduk termenung.kemudian datanglah seorang wanita tua yang mendatangi saya.. Wanita Tua : Mas, ojek dong.. Ikut aja, nanti saya tunjukin jalannya.. Tukang Ojek : Baik bu.. Kemudian mereka pun berangkat menuju ke rumah sang wanita tua tersebut.. Wanita Tua : Mas, belok kiri.. terus ke Kanan mas.. Tukang Ojek : Baik bu.. Wanita Tua : Lurus mas, trus belok kanan lagi dan ambil jalan kiri setelahnya... Turun gunung ada jalan kekiri, setelah lewat sungai kanan ya.. setelah itu ada pertigaan belok kanan, ada gang kecil di samping kuburan itu rumah saya.. Tukang Ojek : Oh iya bu.. Akhirnya sampailah mereka kerumah wanita tua.. WanitaTua : Berapa mas? (Tukang Ojek diam saja ketika ditanya. Wanita Tua itu kemudian memberikan uang sebanyak 5 ribu rupiah.. Namun tiba-tiba Tukang Ojek terlihat sedih dan menangis.) Wanita : Kenapa mas? kurang uangnya? kalo kurang saya tambah 10 ribu. (Namun Tukang Ojek malah menangis lebih kencang lagi.) Wanita : Masih kurang mas? jangan nangis gitu dong mas.. Ini 50 ribu buat mas dan langsung pulang aja soalnya udah mulai gelap.. (Tukang Ojekpun bertambah kencang menangis) Wanita : Ada apa sih mas? Tukang Ojek : Sebenarnya saya baru pertama kali ngojek bu, saya lupa jalan pulangnya.
Majalah PENATARAN
51