KECENDERUNGAN SWING VOTER MENJELANG PEMILU LEGISLATIF 2009 Trend Opini Publik LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)
Jakarta, November 2008
www.lsi.or.id
IHTISAR • Swing voter adalah sikap dan perilaku pemilih yang tidak terikat oleh sebuah partai politik dalam kurun waktu yang cukup lama. • Dalam pemilih Indonesia kekuatan swing voter sangat besar, sekitar 47% kalau dilihat dari perginya rata-rata pemilih 2004 sebuah partai ke partai lain atau menjadi “belum tahu memilih partai apa” bila pemilu diadakan sekarang. • Jumlah ini cukup untuk merontokan partai papan atas, dan untuk memunculkan partai baru. • Swing voter yang besar ini menuntut partai bekerja sangat keras untuk meyakinkan mereka. Tapi tidak banyak partai yang melakukannya hingga hari ini sehingga banyak partai yang ditinggalkan pemilihnya. • Untuk sementara hanya Demokrat dan Gerindra yang terlihat lebih keras meyakinkan pemilih. Karena itu, Demokrat mengancam dominasi Golkar dan PDIP di papan atas, dan Gerindra mengancam partai-partai lapisan tengah seperti PKB, PPP, PKS, dan PAN. • Bila Golkar dan PDIP tidak mampu mengimbangi mobilisasi pemilih oleh Demokrat dan Gerindra, dan bila krisis keuangan global tidak menerpa terlalu dalam perekonomian kita dalam empat bulan ke depan, maka kendali dua partai ini atas kekuatan partai secara nasional akan berakhir pasca pemilu 2009. • Sumber dari swing ini adalah buruknya citra partai di mata pemilih, tapi pemilih masih punya harapan sehingga lebih memilih untuk swing dari pada Golput. • Namun demikian, dalam jangka panjang, citra partai yang buruk bukan hanya mempebesar swing tapi juga memperbesar jumlah Golput.
Pendahuluan •
Swing voter dalam pemilu legislatif adalah pemilih yang punya sikap dan kecenderungan tidak punya hubungan cukup kuat dengan sebuah partai politik sehingga pilihannnya mudah berubah dari waktu ke waktu, dan sangat tergantung pada banyak faktor terakhir dalam menentukan pilihan pada sebuah partai politik.
•
Swing voter menunjukan bahwa pemilih partai sangat cair, dan menuntut partai bekerja lebih keras untuk meyakinkan mereka.
•
Yang mengarahkan swing voter akan memilih partai apa adalah keunggulan partai atas partai lainnya dalam mobilisasi pemilih.
•
Swing voter membuat sulit memperkirakan pemenang pemilu, dan dapat membuka ruang bagi perubahan besar dalam peta kekuatan partai politik. Sistem kepartaian akan menjadi kurang stabil: Mudah berubah partai mana yang unggul, dan berapa banyak partai yang akan duduk di parlemen.
•
Swing voter terutama menjadi ancaman atau tantangan bagi partai-partai papan atas, tapi sebaliknya akan menjadi peluang bagi partai menengah dan bagi partai baru untuk meningkatkan perolehan suara mereka.
•
Pertanyaannya, berapa besar potensi swing voter dalam pemilih Indonesia? Partai mana yang cenderung ditinngalkan, dan partai mana yang cenderung mampu mengakomodasi swing voter? Mengapa sebuah partai cenderung ditinngalkan, dan sebaliknya cenderung didukung pemilih? Secara umum mengapa swing voter terjadi?
Pengukuran • Potensi swing voter dapat diperkirakan dari: kecenderungan tingkat perubahan sikap elektoral pemilih dibanding hasil pemilu sebelumnya, 1999 dan 2004; kecenderungan perpindahan pilihan pemilih satu partai dalam pemilu 2004 ke partai lain atau mengambang sekarang; kecenderungan tidak mengidentifikasi diri dengan partai politik tertentu.
METODOLOGI ● Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. ● Jumlah sampel sebesar 2.197 responden, dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 2% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Penarikan sample dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling. ● Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden ● Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. ● Wawancara terakhir dilakukan 26 Oktober - 5 November 2008.
Methodologi Survei
Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional
Prop.k
Prop.1
…
…
Ds 1 … Ds m
Ds 1 … Ds n RT1
RT2
RT3
….
RT5
KK1 KK2
Laki-laki
Perempuan
Desa/kelurahan di tingkat Propinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional
Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan
DEMOGRAFI KATEGORI SAMPEL JENIS KELAMIN LAKI-LAKI 49.8 PEREMPUAN 50.2 DESA-KOTA DESA 59.0 KOTA 41.0 PENDAPATAN < 400 ribu 38.0 400 - 999 ribu 35.3 >= 1juta 26.7
BPS 50.0 50.0 59.0 41.0 42.0 38.0 20.0
KATEGORI SAMPEL BPS KELOMPOK PENDIDIKAN <= SD 55.9 60.0 SLTP 16.6 19.0 SLTA 20.4 18.0 Universitas 7.0 4.0 AGAMA Islam 88.6 87.0 Kristen 9.8 10.0 Hindu 1.1 2.0 Lainnya 0.5 1 ETNIS Jawa 42.7 41.6 Sunda 17.0 15.4 Melayu 3.9 3.4 Madura 3.9 3.4 Bugis 4.1 2.5 Betawi 2.0 2.5 Minang 2.9 2.7 Lainnya 23.6 28.5
DEMOGRAFI
KATEGORI NAD SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI DKI JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN
SAMPEL PROPINSI 1.8 5.5 2.3 2.3 1.4 3.2 0.9 3.2 0.5 0.5 3.6 17.3 15.0 1.8 16.8 4.1
BPS 1.9 5.3 2.1 2.2 1.3 3.2 0.8 3.4 0.5 0.6 3.5 17.4 15.2 1.6 16.7 4.1
KATEGORI SAMPEL PROPINSI BALI 1.4 NTB 1.8 NTT 1.8 KALBAR 1.8 KALTENG 0.9 KALSEL 1.4 KALTIM 1.4 SULUT 0.9 SULTENG 0.9 SULSEL 3.6 SULTRA 0.9 GORONTALO 0.5 SULBAR 0.5 MALUKU 0.5 MALUKU UTARA 0.5 PUPUA 0.9 IRJABAR 0.3
BPS 1.5 2.0 2.0 1.9 0.9 1.5 1.4 1.0 1.1 3.5 0.9 0.4 0.5 0.6 0.4 0.9 0.3
TEMUAN SURVEI
SIKAP ELEKTORAL
Swing pada partai papan tengah dan atas, 1999-2004 (%)
40
37 34
1999
2004
Swing
30 23 20
22
18.5 13
11
10
10
8
7
7
6
-1
1
-10
-15.5 -20
Golkar
PKB
-3
PPP
-3
PAN-1
7
0
0
PDIP
7
6
PKS
Demokrat
Total absolut swing
TEMUAN •
Swing voter pada dua pemilu dari 7 partai besar cukup besar, yakni sekitar 37% secara absolut.
•
Pemilih PDIP pada pemilu 1999 sebanyak 34%, dan dalam pemilu 2004 menurun menjadi 18,5%. Swing voter PDIP bersifat negatif, yakni pemilih meninggalkannya.
•
Swing voter negatif 1999-2004 juga diamali dengan kuantitas yang cukup besar oleh PKB dan PPP, masing-masing 3%.
•
Sementara pada Golkar dan PAN swing voter negatif relatif lebih kecil, masingmasing 1%.
•
Swing voter positif terjadi pada Demokrat dan pada PK yang kemudian menjadi PKS.
•
Demokrat, dari tidak ada atau nol, mendapat limpahan suara sekitar 7% dalam pemilu 2004, dan PKS sebanyak 6% menjadi sekitar 7% dari 1% suara PK 1999.
•
Swing voter membuat partai yang tidak ada menjadi ada, dan yang ada menjadi melemah, atau menguat secara signifkan..
2004 dan kecenderungan menjelang 2009
Partai yang dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang (%) (Survei : 26 Okt - 5 November 2008)
16.8
Demokrat
15.9
Golkar 14.2
PDIP 4.9
PKS
4.6
PKB 3.7
Gerindra PAN
3.2 3.1
PPP PPDK
1.2
Hanura
1.1
PBR
0.9
PKNU
0.8
PDS
0.7
PMB
0.7
Belum memutuskan: 25% ; Partai-partai lain: <1%.
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2008 (%)
24.2
25 24
22
21
21
20 20
19 19
18
18 18
18 16 15
13
15
15
14 13
14
14
12
10
11
13
12
14
17
16 18
19.7 19 17 16
18
18
14
14 13
12
13
11
11
20
15
13 12 12
20
18 18 17
17 16
16
14
21
20
10
12
9
10
9
Nov'08
Sep' 08
Jun' 08
Apr' 08
Jan' 08
Sept' 07
Jul' 07
Mei' 07
Mar'07
Feb' 07
Des' 06
Okt' 06
Agus' 06
Mar' 06
Jan' 06
Des' 05
Sept' 05
Juli'05
Feb' 05
Apr'04
5
Nov' 06
7
PD Golkar PDIP
3 4
0 4 8
7
4
5
2 4 4 4
Nov'08
5 7
Sep' 08
6 6
Jun' 08
6
Apr' 08
4 7
Jan' 08
5
Sept' 07
7
Jul' 07
7
Mei' 07
7
Mar'07
4 7
Feb' 07
3 6
Des' 06
5
Nov' 06
2 6
Okt' 06
7
Agus' 06
8
Mar' 06
2 6
Jan' 06
6
Des' 05
7
Sept' 05
10
Juli'05
12
Feb' 05
6
Apr'04
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2008 (%)
11
9
7.6 6 PKB
6 5 5
5 PKS
0 3 3
4
3
3
Nov'08
3
3 4
Sep' 08
4 5
Jun' 08
5
Apr' 08
Aliran? 4 4
Jan' 08
3 3
Sept' 07
3 3
Jul' 07
4
Mei' 07
3 4
Mar'07
3 4 4
Feb' 07
4
Des' 06
6
Nov' 06
4
Okt' 06
2 4
Agus' 06
1 3
Mar' 06
4
Jan' 06
2 3
Des' 05
2
Sept' 05
3
Juli'05
8
Feb' 05
5
Apr'04
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2008 (%)
9
8
7 6
6
5.1
4.5
4 3 PPP
3 3
2 2 PAN
0 1 1 1 1
Jun' 08 Sep' 08 Nov'08
0.5
Apr' 08
Jan' 08
Sept' 07
Jul' 07
Mei' 07
Mar'07
Feb' 07
Des' 06
Nov' 06
Okt' 06
Agus' 06
Mar' 06
Jan' 06
Des' 05
Sept' 05
Juli'05
Feb' 05
Apr'04
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2008 (%)
4.5
4 4
3.5 Gerindra
3 3
2.5
2
1.5 Hanura
1 1 1
TEMUAN •
Dalam survei Nov 2008, terjadi perubahan kecenderungan pilihan pada partai politik secara berarti, terutama pada partai-partai papan atas: PDI Perjuangan dan Golkar mengalami kemerosotan dukungan secara berarti.
•
Dalam survei November 2008, Golkar mendapat 16%, PDIP 14%.
•
Kalau dibandingkan dengan hasil survei 5 bulan yang lalu (Juni 2008), PDIP mengalami penurunan sebesar 10%, Golkar sebesar 4%.
•
Kalau dibandingkan hasil survei november 2008 dengan perolehan suara 2004, PDIP mengalami penurunan sebesar 4,5%, dan Golkar sebesar 6%.
•
Partai-partai lain juga mengalami penurunan, kecuali Partai Demokrat.
•
Kalau dibandingkan survei Nov 2008 dengan hasil survei 5 bulan yang lalu (Juni 2008), Demokrat mengalami kenaikan 8%. Kalau survei November 2008 dibandingkan dengan hasil pemilu 2004, Demokrat mengalami kenaikan sebesar 10%.
•
Pada November 2008, telah terjadi perubahan sentimen politik pemilih pada partai politik di papan atas akibat dari kecenderungan swing voter. Dalam tiga tahun terakhir, perubahan seperti ini telah terjadi sebanyak empat kali. Golkar tidak lagi memimpin.
•
Fluktuasi dukungan ini menunjukan swing voter sangat besar menjelang pemilu 2008, dan partai papan atas mendapat tantangan paling keras.
DINAMIKA SWING VOTER DI MASINGMASING PARTAI POSITIF DAN NEGATIF
Kecenderungan Swing Voter dalam 3 tahun terakhir dibanding hasil pemilu 2004 (%)
25
Golkar
20
PDIP
PD
17 12 9
10
11 9
8
7
6
10
9
6
7
6
5
6
5 3 2
3
2
3
6 22
2 0.0
-6 -10 -15
-9
-8-8
-8-8
-7 -10
-7
-4 -8
-4-5
-6 -7
-5
-1
-1
-5
-5 -7
-2-3 -5
Jan' 08
-4
-1-2
Jan'07
Jan'05
-5
Jan' 06
0 -2
5.0
-4
-2 -4
-3.0
Nov'08
15
-5 -6
-1
-4
-5
-6
-7
-8
-2
-5 -5
-3
-5 -5 -5
-3
-4 -4 -4 -2
-3 -4 -4
-5 -6 -6 -3 -4
-2
-1
-4 -5
-3 -3
-4 -5
-7
-2 -3 -3
-6
-1.0
-6
Nov'08
0
Sep' 08
1
Jun' 08
Apr' 08
Jan' 08
Sept' 07
Jul' 07
Mei' 07
Mar'07
PKB
Feb' 07
Des' 06
2
Nov' 06
3
Okt' 06
Agus' 06
Mar' 06
Jan' 06
Des' 05
Sept' 05
2
Juli'05
Feb' 05
Kecenderungan Swing Voter … (%)
PKS 1
0
-3 -2
-4
-6
-1
-3
-7
-4
-6 -3 -4
-5
-2
-4 -2
-3
-4 -4
-2-2 -3
-4
-5
PPP -3
-4
-2
-5
-5
PAN
-3 -3
-5
-3
-4 -3
-4
-2
-3-3 -3 -3.0
-5
-6
-6.0
Nov'08
Sep' 08
Jun' 08
Apr' 08
Jan' 08
Sept' 07
Jul' 07
Mei' 07
Mar'07
Feb' 07
Des' 06
Nov' 06
Okt' 06
Agus' 06
Mar' 06
Jan' 06
Des' 05
Sept' 05
Juli'05
Feb' 05
Kecenderungan Swing Voter … (%)
0
-2
-2
-3 -3
-4 -4
-5 -5
Statistik dinamika swing voter pada 7 partai besar, 2005-2008 dibanding 2004
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Golkar
20
-10.00
-1.00
-5.0000
2.51312
PDIP
20
-7.50
5.50
-2.6000
4.00526
PD
20
2.00
17.00
7.1500
3.67459
PKB
20
-7.00
-3.00
-4.9500
.99868
PKS
20
-5.00
2.00
-2.3000
1.80933
PPP
20
-6.00
-2.00
-4.3500
.98809
PAN
20
-4.00
-2.00
-2.8000
.61559
Valid N (listwise)
20
TEMUAN •
Kecenderungan swing voter bersifat negatif terjadi pada semua partai besar hasil pemilu 2004 kecuali pada Demokrat.
•
Kecenderungan swing voter rata-rata paling besar sepanjang tiga tahun terakhir ditemukan pada Partai Golkar, rata-rata (minus) -5%, PKB juga -5%, PPP -4%, PAN -3%, PDIP -3%, dan PKS – 2%.
•
Kecenderungan swing voter positif hanya terjadi pada Partai Demokrat, +7%.
•
Swing voter negatif pada 6 partai diatas membuka peluang bagi Gerinda, dari tidak ada menjadi 4%.
•
Total swing voter negatif rata-rata dalam tiga tahun terakhir sebesar 22%, dan swing positif sebesar 11%. Jadi swing voter absolut rata-rata 33%. Ini hanya untuk 7 partai besar. Belum untuk partai-partai yang lain. Kalau dihitung semuanya dapat mencapai 45%. Ini tidak jauh berbeda dengan swing voter dari 1999 ke 2004, yang telah merubah kekuatan partai Papan atas, di mana PDIP tidak lagi menjadi nomor satu.
•
Dengan jumlah swing voter yang cenderung sama besar menjelang pemilu 2009, maka terbuka kemungkinan perubahan peta kekuatan partai di papan atas nanti. Terbuka kemungkinan Golkar tidak lagi menjadi nomor satu, dan PDIP tidak lagi nomor 2. Peluang Demokrat menjadi nomor satu dan nomor dua sama terbukanya dengan peluang Golkar dan PDIP.
Pemilih Partai 2004 pada November 2008: Tetap atau Pergi ke …(%)
57 51 48
21 18
9 4
18
8 2
Golkar
3
5
5 2 1
2 1 2
PDIP
4
5
6
5 5 5 2 2
PD
6
Golkar PDIP PKB PPP PD PPDK PKS PAN Gerindra Partai lain Belum tahu
Pemilih Partai 2004 pada November 2008: Tetap atau Pergi ke …(%)
49
41.5
41 38
29
19 12
3
10 7
2 PKB
2
19 14
6 2 2
19
3
9
11
10 7 3 3
PPP
2 PKS
5
3
5
6 3
3
2 PAN
Golkar PDIP PKB PPP PD PPDK PKS PAN Gerindra Partai lain Belum tahu
TEMUAN • Di antara partai-partai besar itu, rata-rata sebagian besar pemilihnya pada pemilu 2004 sudah pergi ke partai lain atau menjadi ragu hingga belum mengambil keputusan. • Sebagian besar partai besar mengalami defisit pemilih akibat swing voter tersebut: Yang meninggalkan lebih banyak dari yang datang. Sebaliknya dialami oleh Demokrat di mana yang datang ke partai tersebut lebih banyak dari yang pergi.
Mengapa Swing Voter? Identifikasi diri dengan partai sangat lemah? Citra Partai yang buruk? Sosialisasi mandeg dan tdak seimbang?
IDENTIFIKASI DIRI DENGAN PARTAI Merasa dekat dengan partai politik tertentu
Merasa dekat dengan partai politik tertentu (Survei Nov 2008 (%) )
Tidak tahu, 3
Tidak, 82
Ya, 15
Identifikasi diri dengan partai politik/merasa dekat dengan partai politik tertentu (Party ID) (%)
KAMPANYE
70 55
60 50
50 40
58
49
54 51
50 50
50 39 30 30
30 20 10
34
27
26 24
26
26
25
23 23
24
25.5 25 19
20
20
22
15
N
ov '03 M a'0 A 4 pr '0 M 4 ei' 0 Ju 4 ni '04 Ju li' A 04 gu s' 0 Se 4 pt '0 O 4 kt '0 N 4 ov '0 D 4 es '04 Ju li' Se 05 pt '0 D 5 es '0 Ja 5 n' 0 M 6 ar ' A 06 gu s' 0 O 6 kt '0 N 6 ov '0 D 6 es '0 Fe 6 b' 0 M 7 ar '0 7 Ju li' 0 Se 7 p' 0 Ja 7 n' 0 M 8 ei' 0 Ju 8 n' 08 Se p'0 N 8 ov '08
0
Dalam setahun terakhir hanya sekitar 25% pemilih loyal, selebihnya kurang loyal, dan ini mengindikasikan bahwa hubungan psikologis antara partai dan massa pemilih kurang stabil.
TEMUAN •
Identifikasi diri dengan partai politik di kalangan pemilih sangat lemah. Dalam survei terakhir hanya 15% dari total pemilih yang merasa sebagai “orang partai” tertentu. Selebihnya tidak punya perasaan positif apa-apa terhadap partai.
•
Keadaan pemilih yang tidak partisan tersebut, yang jumlahnya sangat besar merupakan sumber utama dari swing voter, dan bagi perubahan peta kekuatan partai politik secara cepat.
•
Mengapa pemilih Indonesia cenderung tidak atau kurang partisan? Apakah karena buruknya citra partai?
•
Tapi kalau citra buruk penyebabnya, tapi mengapa masih ada partai yang mengalami kemajuan? Apakah karena sosialisasi yang tidak seimbang antara partai di tengah-tengah pemilih yang tidak partisan tersebut sehingga tidak sepenuhnya Golput yang terjadi tapi swing voter?
CITRA PARTAI • Partai yang punya program-program yang bagus untuk rakyat. • Partai yang perhatian pada keinginan rakyat. • Partai yang pemimpin-pemimpinnya mampu. mengatasi masalahmasalah bangsa. • Partai yang bersih dari korupsi.
Partai yang paling … (%)
Bersih dari korupsi
Pemimpinya mampu
Programnya bagus
Perhatian pada rakyat
3 2 2 4
6
2 2 3 3
11
11
2 2 3 4
2 2 3
9
5
58
PAN PPP PKB
14 16
43
PKS PDIP
11 12
12 11
15
Golkar 40
Demokrat Tidak ada
15
38
Indeks Citra Partai Skala 0-100
45
Tidak ada 14
Demokrat Golkar
10
PDIP
10
PKS
5
PKB
3
PPP
2
PAN
2
Persentase rata-rata dari empat item citra partai
TEMUAN •
Dari empat indikator citra partai - partai yang paling bersih dari korupsi, paling punya program bagus untuk rakyat, paling perhatian pada keinginan rakyat, dan paling punya banyak pemimpin yang mampu mengatasi masalah-masalah bangsa – hampir separuh dari pemilih nasional tidak mampu menunjuk satupun dari semua partai nasional, yang lama maupun baru. Dengan kata lain, hampir sebagian dari pemilih menyatakan tidak ada partai yang punya citra tersebut.
•
Secara lebih khusus, mayoritas pemilih menyatakan tidak ada satupun partai yang bersih dari korupsi.
•
Hampir separuh dari pemilih menyatakan tidak ada partai yang punya pemimpin yang mampu mengatasi berbagai persoalan bangsa, yang punya program bagus untuk rakyat, dan yang peduli pada aspirasi rakyat.
•
Semua citra ini konsisten dengan besarnya swing voter.
•
Swing voter adalah fenomena yang lebih baik dari kaca mata penguatan sistem demokrasi dari pada Golput. Masih beruntung pemilih masih cenderung swing ketimbang Golput, sebab swing masih mengindikasikan bahwa pemilih masih ingin mencoba, masih membuka diri pada kemungkinan-kemungkinan, bukan menolak partai.
KAMPANYE DAN SOSIALISASI
Sering melihat spanduk, baliho, stiker, poster… dari partai … (%)
66
GOLKAR 62
PDIP 52
DEMOKRAT PAN
49
PPP
49 43
PKB 36
PKS 31
GERINDRA HANURA
21
Melihat iklan dari partai … dan tokohnya di TV dan suka dengan iklan tersebut (%)
62 64
GERINDRA
61
DEMOKRAT 46
GOLKAR
57
68
Sering Suka
PAN HANURA
35
52
33 47
TEMUAN •
Salah satu cara untuk mendekatkan partai dengan pemilih adalah lewat sosialisasi partai atau mobilisasi pemilih. Ini menjadi cara strategis untuk mengatasi pemilih yang tidak partisan, yang mengambang, yang tidak mampu melihat alasan mengapa harus memilih partai tertentu.
•
Setelah empat bulan masa kampanye resmi dibuka, dan setelah sebulan daftar pemilih diumumkan, tidak banyak partai yang mampu melakukan sosialisasi secara optimal. Kalaupun ada, maka sosialisasi konvensional seperti spanduk, poster, dll, yang cukup banyak.
•
Sosialisasi konvensional ini didominasi oleh partai-partai besar, terutama Golkar dan PDIP. Tapi kekuatan sosialisasi secara konvensional ini nampaknya tidak cukup efektif, terlihat dari menurunnya dukungan pada dua partai ini dalam tiga bulan terakhir, di saat kampanye partai mulai gencar.
•
Sosialisasi lewat iklan di media massa, terutama TV, belum digunakan oleh banyak partai. Partai yang konsisten dan massif melakukan kampanye lewat media massa ini hanya Gerindra dan Demokrat dalam tiga bulan terakhir. Dan hanya dua partai ini yang mengalami kemajuan dalam menaikan suara dalam kurun waktu yang sama.
•
Kampanye partai lewat media massa TV cukup mampu menarik massa pemilih yang kurang partisan dan mengarahkan swing voter ke partai bersangkutan.
TEMUAN •
Secara umum iklan-iklan itu dinilai positif oleh pemilih.
•
Demokar lewat iklan itu secara leluasa bercerita tentang sejumlah program populer pemerintah dan partai ini mendukungnya seperti BLT, Bos, dan PNPM Mandiri. Juga iklan tentang capaian pemberantasan korupsi.
•
Semua program populer itu dinilai positif oleh hampir semua warga.
INCUMBENCY • Partai pemerintah terkait dengan preferensi atas calon presiden, kinerja pemerintah, terutama Presiden, dan kinerja pemerintah untuk sejumlah isu krusial: penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, pendidikan dan kesehatan, pemberantasan korupsi, program-program sosial, dan evaluasi atas upaya pemerintah mencegah efek negatif krisis keuangan global. • Secara umum, kinerja pemerintah berkaitan dengan eveluasi atas kondisi ekonomi nasional.
Evaluasi atas kinerja Presiden: Puas dengan kinerja Presiden dan Wakil Presiden (%)
80 75
80 77
SBY JK 71
70
69
65
64 65 65 63
60 55 50
59
58
67
67
63 64 62 61 58 56 56 55 54 52 53 50
62.5 58 56 55.5 54.5 54 53 54 51 51 49 50 49 48
56 49
45
45
40
39
35
N
ov D '0 4 es '0 0 M 4 ar '0 Ju 5 n Se '05 pt ' D 05 es '0 Ja 5 n' M 06 ar '0 Ju 6 n' 0 Se 6 p N ' 06 ov '0 D 6 es ' Fe 0 6 b' 0 M 7 ar ' M 07 ei '0 Ju 7 n' 0 Se 7 p' 0 D 7 es '0 M 7 ar '0 Ju 8 n' 0 Se 8 p' 08 N ov '0 8
30
54
Kerja pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah berikut “Baik” atau “Sangat Baik,” Okt. 05 – Okt. 07 (%)
45 40 35 30
40
37 33 27
25
29
32
30 24
24 20
20 15 10
Mengurangi pengangguran
0
Mengurangi kemiskinan
5
Sep'05 Sep'06 Sep'07 Sep'08 Nov'08
Kinerja pemerintah dalam menggulangi masalah …: Baik atau sangat baik (%) 70 60
65 58
50
62
55
57
58
63 61
56
45
40
Konflik di daerah Korupsi
30 20 10 0 Sep'05
Sep'06
Sep'07
Sep'08
Nov'08
Kinerja pemrintah di sektor pendidikan dan kesehatan: Baik atau sangat baik (%)
85
75 70
80
79
80
76
75 69
67
77
74 70
70
65
Sep'05 Sep'06 Sep'07
60
Sep'08 Nov'08
55 50 45 40
Pendidikan
Kesehatan
Tahu ada krisis keuangan global (%)
43 Tahu Tidak tahu 57
Mulai merasa pengaruh negatif krisis itu pada ekonomi nasional (%) 19
Ya Tidak
81
Melihat pemerintah bekerja keras mencegah pengaruh negatif krisis itu (%) 19
Ya Tidak
81
Benar atau tidak benar bagaimana langkah-langkah pemerintah mencegah pengaruh negatif krisis itu (%)
17
Benar Tidak benar
83
Yakin atau tidak yakin pemerintah akan mampu mengatasi pengaruh negatif tersebut (%)
22
Yakin Tidak yakin
78
Bila “tidak yakin mampu” bisa dimaklumi atau tidak bisa dimaklumi karena pengaruh dari luar bukan karena pemerintah sendiri (%)
21 Bisa dimaklumi Tidak bisa dimaklumi 79
Kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu (%) 70 60 50 41 40 30
38
10
5
5
32 37 37
5
24 24 24 7
43 22
5
50
15 10
29 22 7
45
42
38 33 23
23 22
6
5
28 25 5
33 32 31
4
27 22 6
49
24 19 8
44
21 17 4
t'
Ok
Lebih baik
Sama
Lebih buruk
Tidak tahu
41
26 25
30 24
5
5
0 De 4 s' 0 Ap 4 r' 05 Ju n' 05 Se pt '0 5 De s' 0 Se 5 pt '0 6 De s' 0 Ap 6 r' 07 Ju n' 07 Se p' 07 De s' 07 Ap r '0 8 Ju n' 0 Se 8 p' 08 No v' 08
0
p' 03
0
Se
35 26 29
2328
47
32
31
29
36
20
58
53
Kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu (%) 70 60 50 41 40
29
30
2328
20
58
53 31 26 29
32 37 37
47 24
50 43
22
29
45
42
38 33 23
28
32 31
27
49
44 25
24 17
10
0 De 4 s' 0 Ap 4 r' 05 Ju n' 05 Se pt '0 5 De s' 0 Se 5 pt '0 6 De s' 0 Ap 6 r' 07 Ju n' 07 Se p' 07 De s' 07 Ap r '0 8 Ju n' 0 Se 8 p' 08 No v' 08
t'
Ok
Se
p' 03
0
Lebih baik
Lebih buruk
41 30
Awareness, Sikap, dan Penerima prgram sosial pemerintah (%) 100 90 80
95
92
85
78
70 60 50 40
92
58
34
53
48
Tahu Positif Penerima
30 20 10 0
BLT BOS PNPM Penerima: Responden mengaku penerima BLT, sekolah anggota keluarga menerima bantuan BOS, daerah (desa, kelurahan, kecamatan) responden penerima PNPM,
Korelasi komponen-komponen ekonomi-politik (r-pearson) Pilih SBY Pilih Kinerja Demokrat SBY Pilih SBY 1 .63 .69
Ekonomi Nasional .68
Pilih Demokrat Kinerja SBY Ekonomi nasional
.87
.86
1
.92
1
1
TEMUAN • Umumnya pemilih puas dengan kinerja Presiden. Survei terakhir menunjukan tingkat kepuasan pada inerja SBY kembali ke posisi “normal” setelah merosot tajam pada buan juni 2008. • Pemilih umumnya menilai buruk kinerja pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran. Penilaian “buruk” ini paling dalam tahun 2007, tapi pada 2008 menjadi lebih baik. • Tapi kinerja pemerintah dinilai baik dalam penyediaan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau. • Pemerintah juga dinilai berkinerja baik dalam pemberantasan korupsi dan dalam penanggulangan berbagai konflik sosialpolitik di daerah.
TEMUAN • • • • • •
Pemilih umumnya sudah aware dengan terjadinya krisis keungan global. Sebagian besar dari mereka sudah melihat efek negatif dari krisis tersebut terhadap ekonomi nasional. Tapi pemilih umumnya melihat apa yang dilakukan pemerintah sejauh ini benar dalam menghadapi efek krisis itu. Pemilih juga umumnya percaya bahwa pemerintah akan mampu menanggulangi efek krisis tersebut. Kalaupun pemerintah “tidak mampu” pemilih umumnya “memaklumi” karena efek negatif itu bukan akibat kesalahan kebijakan pemerintah sendiri tapi pengaruh dari luar. Sampai survei November 2008, pemilih belum menyalahkan pemerintah atas efek negatif krisis global itu. Sampai kapan sikap ini dapat bertahan?
TEMUAN • Penilian pemilih terhadap kondisi ekonomi nasional secara umum masih negatif: Yang mengatakan bahwa kondisi ekonomi nasional sekarang lebih baik dibanding tahun lalu lebih sedikit jumlahnya dari pada yang menyatakan sebaliknya. • Tapi dalam 5 bulan terakhir, sentimen enagtif itu menurun, dan sentimen positif menaik. • Sentimen pemilih pada kondisi ekonomi nasional pada OktNov 2008 sama dengan Oktober 2004 ketika SBY baru dilantik, dan lebih baik dibanding Oktober 2003 ketika Megawti Presiden. • Dalam keadaan ekonomi yang kurang baik, pemerintah membuat kebijakan sosial-ekonomi untuk pengaman: BLT, BOS, dan PNPM Mandiri
TEMUAN • Hampir semua pemilih aware dengan program BLT, dan hampir semua warga memandang BLT positif, yakni sangat atau cukup berarti bagi masyarakat. • Hampir semua warga juga aware dengan program BOS, dan hampir semua warga menilai program BOS positif. • Tapi yang aware dengan PNPM Mandiri belum optimal, baru sebagian. Yang aware dengan PNPM hampir semuanya menilai positif.
TEMUAN • Pemilih yang merasakan kondisi ekonomi nasional membaik cenderung merasa puas dengan kinerja Presiden SBY, dan kemudian cenderung memilih Partai Demokrat. • Incumbent dan kinerjanya cukup mampu menarik swing voter untuk Demokrat. • Golkar dan partai-partai lain tidak men-share capaian incumbent.
WILAYAH SWING VOTER
Swing Voter menurut Wilayah: Sumatra (%)
25
22
21
22
20 15
20 13
10
15
Golkar
11
7
6
5 0
2004
Jun'08
Demokrat
Nov'08
Swing voter absolut: 2 + 6+ 5 = 13
PDIP
Swing Voter menurut Wilayah: DKI dan Banten (%)
25
20 20 15 10
16
16
18 14
15 14
Demokrat Golkar
12 PDIP
5 0
2004
Jun'08
Swing voter absolut: 14
Nov'08
Swing Voter menurut Wilayah: Jabar (%)
30
28
25
28 21
20 15 10
19 18
18
14 8
5
Golkar PDIP
6
0
2004
Demokrat
Jun'08
Swing voter absolut: 29
Nov'08
Swing Voter menurut Wilayah: Jateng dan Yogya (%)
35 30
32 29
Demokrat
25 20 15
16
18 11
10 5
12 9
7 5
0
2004
Jun'08
Swing voter absolut: 23
Golkar
Nov'08
PDIP
Swing Voter menurut Wilayah: Jatim (%)
35 30
31
32
25 20
21
16
18
15 10
22 20
8
0
2004
PDIP PKB
8
5
Demokrat
Jun'08
Swing voter absolut: 24
Nov'08
Swing Voter menurut Wilayah: Indonesia Tengah dan Timur (%)
40 35 30
35 32
25
20
20 15 10 5
Demokrat
14 5
12
22 16
Golkar
10
PDIP
0
2004
Jun'08
Swing voter absolut: 27
Nov'08
Tingkat Swing Voter 3 Partai Besar Juni-November 2008 di Sejumlah Wilayah (%)
Jabar
29
Indonesia Tengah dan Timur
27
Jatim
24
Jateng dan Yogya DKI dan Banten Sumatra
23 14 13
TEMUAN •
Menarik memperhatikan persaingan antara tiga partai papan atas dalam lima bulan terakhir (Juni-Nov 2008) menurut wilayah.
•
Kalau Indonesia dibagi ke dalam beberapa wilayah, sesuai dengan kecukupan sampel dalam survei, Jabar adalah wilayah swing voter paling besar. Secara historis, Jabar memang wilayah swing voter paling kuat: Tahun 1955 Masyumi paling kuat; sepanjang Orba menjadi basis utama Golkar; 1999 PDI Perjuangan menjadi partai paling kuat; dan 2004 Golkar mengambil alih kepemimpinan dalam perolehan suara.
•
Yang mengejutkan Swing di Indonesia Tengah dan Timur juga kuat. Golkar yang sangat dominan menurun cukup tajam, dan disaingi Demokrat.
•
Di Jatim, PKB yang selalu dominan, merosot tajam, diambil banyak oleh PDIP, tapi belakangan PDIP juga dihadang Demokrat.
•
Jateng juga menarik. Dalam survei terakhir PDIP mengalami penurunan cukup tajam, meskipun masih memimpin.
•
Di Sumtara yang merupakan salah satu basis utama Golkar sekarang sudah mulai ditantang secara keras oleh Demokrat.
KESIMPULAN •
Dalam survei November 2008, terjadi swing voter cukup besar dalam sentimen pemilih terhadap partai politik. Akibatnya, terjadi kecenderungan perubahan peta kekuatan partai di lapisan atas. Golkar dan PDI Perjuangan mengalami penurunan secara signifikan dalam 5 bulan terakhir, dan kalau dibandingkan dengan perolehan suara pemilu 2004.
•
Partai yang potensial merubah peta kekuatan partai papan atas adalah Partai Demokrat.
•
Di lapisan tengah, guncangan juga terjadi. Tiga partai papan tengah, yakni PKB, PPP, dan PAN cenderung mengalami kemunduran, sedangkan PKS cenderung stagnan.
•
Kalau dilhat dalam kuraun waktu yang cukup panjang, misalnya dari pemilu 1999, swing voter dalam populasi pemilih kita memang cukup besar.
•
Dalam pemilu 1999, PDI Perjuangan memimpin perolehan suara cukup jauh di atas partaipartai lain. Sejumlah partai baru muncul (PKB dan PAN), dan perolehan suara Golkar merosot tajam bila dibanding hasil-hasil pemilu Orde Baru.
•
Dalam pemilu 2004, dukungan pada PDI Perjuangan menurun tajam, 15,5%. Partai-partai lainnya menurun, tapi PKS dan Demokrat muncul sebagai kekuatan baru dengan perolehan suara cukup besar (masing-masing 7%).
KESIMPULAN •
Kalau sentimen elektoral pemilih dicermati dalam tiga tahun terakhir, swing voter mencapai sekitar 34%. Jumlah ini cukup besar untuk merubah peta kekuatan partai dalam 2009 mendatang bila partai-partai papan atas tidak mampu mengimbangi kekuatan mobilisasi pemilih oleh partai-partai papan tengah, terutama Demokrat dan Gerindra.
•
Swing voter bukan saja menjadi sumber bagi perubahan kekuatan partai di papan atas, tapi juga peluang bagi partai yang lebih bekerja keras dan bagi partai-partai baru.
•
Sumber utama dari swing voter ini adalah lemahnya ikatan psikologis atau identifikasi diri pemilih dengan partai politik tertentu. Secara umum, hanya 15% dari pemilih Indonesia yang merasa sebagai orang partai tertentu. Selebihnya mengambang. Tidak punya identitas partai atau identitas politik.
•
Sumber dari tidak adanya identitas partai ini terkait dengan pandangan publik tentang partai secara umum. Hampir sebagian dari pemilih (44%) tidak melihat satupun partai secara positif: tidak korup, punya program yang bagus untuk rakyat, peduli pada rakyat, dan punya pemimpin yang kompeten. Secara lebih khusus, mayoritas pemilih menilai tidak ada partai yang tidak korup. Semuanya korup!
KESIMPULAN •
Namun demikian, kita beruntung bahwa mayoritas pemilih masih mau memilih, meskipun pilihannya berubah-ubah sesuai dengan keunggulan mobilisasi oleh sebuah partai dibanding partai lainnya.
•
Kemungkinan Golput membesar masih terbuka, tapi yang mau memilih masih lebih besar.
•
Swing voter adalah peluang dan tantangan bagi semua partai untuk bekerja keras untuk meyakinkan pemilih, termasuk dalam kampanye.
•
Di antara partai-partai yang ada, hanya Demokrat dan Gerindra yang terlihat mampu kampanye secara lebih masif, jauh di atas lawan-lawannya. Inilah yang menjelaskan mengapa untuk sementara dalam lima bulan terakhir ini dua partai ini lebih mampu menarik swing voter hingga mengalami kemajuan cukup pesat, dan potensial merubah peta kekuatan partai dalam pemilu 2009 bila partai-partai lain tidak mampu mengimbanginya.
•
Di samping itu Demokrat sangat dibantu oleh faktor incumbent yang sejauh ini dinilai positif oleh pemilih. Nilai positif incumbent di-share secara ekslusif oleh Demokrat meskipun incumbent didukung juga oleh partai-partai lain sepeti Golkar, PKS, PKB, PPP, dan PAN.
•
Efeks positif incumbent tidak punya nilai apa-apa bagi partai-partai pendukung pemerintah selain Demokrat. Inilah yag membuat Demokrat makin mengancam partai-partai papan atas.