MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN BIASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TELAGA SYAMSUDIN DANGKUA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Pembimbing 1. Dra. Martianty Nalole, M.Pd 2. Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Si ABSTRAK
Syamsudin
Dangkua,
2013.
“Meningkatkan
Kemampuan
Menyelesaikan
Pengurangan Pecahan Biasa Dengan Menggunakan Media Dakon Bilangan Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Telaga”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1, Dra. Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II, Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Si. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 16 siswa atau 66,7% dari 24 siswa mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dengan memperoleh nilai 65 ke atas, dan 8 siswa atau 33,3% dari 24 siswa yang belum mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dengan mendapat nilai 65 ke bawah sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 siswa atau 79,2 % dari 24 siswa mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dengan mendapat nilai 65 ke atas dan 5 siswa atau 20,8% dari 24 siswa belum mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dengan mendapat nilai 65 ke bawah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan menggunakan media dakon bilangan, kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga meningkat. Kata Kunci : Kemampuan, Menyelesaikan, Pengurangan, Dakon Bilangan
1
PENDAHULUAN Dari hasil observasi dan tanya jawab dengan guru mata pelajaran matematika tentang materi mengurangi pecahan biasa di SDN 1 Telaga, diperoleh bahwa pembelajaran mengurangi pecahan biasa di sekolah tersebut menghadapi kendala, seperti kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran karena pemilihan
metode
yang
monoton,
dan
kurangnya
penggunaan
media
pembelajaran. Pada materi pengurangan pecahan biasa khusunya berpenyebut tidak sama terdapat 41,7 % atau 10 dari 24 siswa sudah mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Selama proses pembelajaran berlangsung, perhatian mereka pada konsep yang diajarkan cenderung kurang antusiasme siswa rendah dikarenakan kesulitan dalam menentukan KPK pada pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. Kondisi ini berakibat rendahnya hasil belajar siswa pada konsep pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. Dari 24 siswa, hanya 10 siswa atau 41,7 % yang mencapai nilai 65 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh pihak sekolah, sedangkan 14 siswa lainnya atau 58,3 % belum mencapai KKM tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dipilihlah salah satu media pembelajaran yaitu media dakon bilangan, karena dengan media dakon bilangan siswa dapat dengan mudah menyelesaikan pengurangan pecahan biasa. Media dakon bilangan merupakan salah satu media pembelajaran matematika untuk materi KPK dan FPB. Peneliti menggunakan media ini dengan alasan bahwa untuk memahami konsep perkalian dan pembagian, maka siswa harus memahami penjumlahan dan pengurangan, karena perkalian merupakan penjumlahan berulang, sedangkan pembagian adalah pengurangan berulang. Oleh karena itu dalam materi pengurangan pecahan biasa peneliti menerapkan suatu permainan tradisional yaitu dakon bilangan dengan tujuan agar lebih menarik perhatian siswa, agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, menantang, sesuai tahap perkembangan anak, serta konstektual, yaitu dengan memanfaatkan benda-benda konkret yang dapat diperoleh dengan mudah dilingkungan sekitar, serta menyenangkan.
2
Dengan penjelasan yang telah diuraikan, maka peneliti melakukan penelitian dengan formulasi judul “meningkatkan kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dengan menggunakan media dakon bilangan pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga” Permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut 1.
Bagaimana kemampuan siswa menyelesaikan pengurangan pecahan biasa
2.
Bagaimana penggunaan media dakon bilangan dalam menentukan KPK pada materi pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama.
3.
Apakah kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dapat ditingkatkan dengan menggunakan media dakon bilangan pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga. Adapun yang menjadi tujuan utama dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan pengurangan pecahan biasa 2. Untuk mengetahui penggunaan media dakon bilangan dalam menentukan KPK pada pengurangan pecahan biasa khususnya berpenyebut tidak sama. 3. Untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dengan menggunakan media dakon bilangan pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga.
TINJAUAN PUSTAKA Robbin (dalam Yusdi, 2011:1) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Dia juga melanjutkan, kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Menurut Untoro (2008:95) pecahan adalah suatu bilangan yang merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan bilangan asli dimana bilangan yang dibagi (pembilang) nilainya lebih kecil dari bilangan pembaginya (penyebut).Bilangan
3
pecahan adalah bilangan yang disajikan/ditampilkan dalam bentuk ; ; a , b bilangan asli dan b ≠ 0 Pecahan adalah bilangan yang lambangnya dapat ditulis dengan bentuk
a , b
a disebut pembilang, b disebut penyebut dari pecahan tersebut. Cara membaca pecahan ini adalah dengan menggunakan “per”. Jadi, pecahan
a dibaca a per b. b
(Untoro, 2008:95) Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulakan kemampuan menyelesaikan pecahan biasa adalah tingkat kemampuan atau kecakapan siswa dalam menyelesaikan pecahan biasa diukur berdasarkan aturan-aturan matematis. Mengurangkan
pecahan
yang
tidak
sama
penyebutnya,
operasi
penguranganya terlebih dahulu harus menyamakan penyebutnya, karena pecahan tidak bisa dijumlahkan apabila penyebutnya tidak sama. Perhatikan contoh berikut ini! 2 2 .... 3 7
Untuk menyelesaikan pengurangan diatas harus mencari KPK. Kelipatan suatu bilangan adalah himpunan-himpunan bilangan asli yang habis oleh bilangan tersebut. Jika A dan B merupakan dua himpunan kelipatan dari dua bilangan yang berbeda, maka irisan antara A dan B ditulis A ∩ B merupakan himpunan kelipatan persekutuan dari A dan B. Misalnya himpunan 2 adalah {2, 4, 6, 8, 10} himpunan kelipatan dari 4 adalah {4, 8, 12, 16,……} kelipatan persekutuan adalah himpunan irisan dari himpunan-himpunan kelipatan. Misalnya dari himpunan kelipatan persekutuan 2 dan 4 adalah {4, 8, 12,……} dari himpunan itu anggota terkecilnya adalah 4, yang merupakan anggota terkecil dari anggota himpunan kelipatan persekutuan. Jadi, Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah hasil perkalian dari sebuah faktor-faktor (prima) yang berbeda dengan mengambil pangkat tertinggi, (Marini, 2011:148). Melihat contoh soal tadi maka KPK dari 3 dan 7adalah: Kelipatan 3: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, ...
4
Kelipatan 7: 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 63, 70, ... Kelipatan dari 3 dan 7 yang sama diatas adalah 21, Jadi KPK dari 3 dan 7 adalah 21. 2 2 14 6 8 3 7 21 21 21
1. Ubahlah menjadi pecahan yang penyebutnya sama dengan mencari KPK dari bilangan penyebut. KPK penyebut dari pecahan di samping adalah (21) 2. Apabila penyebut dikalikan pada suatu bilangan, maka pembilang pun dikalikan pada bilangan yang sama. Menurut Sutiyono (2012;18) permainan Dakon merupakan permainan tradisional adat jawa. Menurut sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata datang ke Indonesia untuk berdagang atau berdakwah. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji dakon dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, ataupun kerikil. Permainan tradisional yang dimainkan oleh dua orang ini dikenal dengan berbagai macam nama di penjuru nusantara. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama dakon atau congklak. Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban. Sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Awuta, Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut Mancala. Langkah-langkah pembelajaran tentang mengurangi pecahan biasa menggunakan media dakon bilangan, yaitu : Guru mengatur tempat duduk, mengabsen siswa dan meminta ketua kelas memimpin doa untuk memulai pelajaran. Mengadakan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa “siapa yang masih ingat cara mengurangi pecahan berpenyebut sama?”, setelah siswa menjawab, guru mengajukan pertanyaan lagi pada siswa “bagaimana cara pengurangan bilangan pecahan berpenyebut sama?”, Setelah siswa menjawab lagi, guru kemudian menjelaskan cara mengurangi bilangan pecahan berpenyebut sama. Guru menjelaskan cara mengurangi bilangan
5
pecahan berpenyebut sama yaitu dengan mengurangkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tidak. Setelah menjelaskan cara mengurangkan bilangan pecahan berpenyebut sama, guru melanjutkan materi pada pengurangan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama. Guru memberikan contoh bilangan pecahan biasa. Dalam materi menyelesaikan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, yang harus dikerjakan pertama yaitu dengan menyamakan penyebutnya, yaitu dengan menemukan KPK dari bilangan penyebut tersebut. Dalam menentukan KPK ini guru menggunakan media pembelajaran yaitu media dakon bilangan.Kemudian pembilangnya dikurangkan sedangkan penyebutnya tetap. Gambar. 2.2. Media Dakon Bilangan
Syarat melakukan kegiatan permainan untuk topik Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah anak harus sudah menguasai kelipatan bilangan. Berikut ini merupakan contoh kegiatan untuk menentukan KPK dari bilangan 3 dan 4. Siapkan perangkat permainan dakon dengan dua warna manik-manik, misalnya warna merah untuk kelipatan 3, dan hijau untuk kelipatan 4. Anak diminta untuk 6
memasukan manik-manik merah kesetiap lubangan bilangan kelipatan 3 (yaitu 3, 6, 9, 12, dan seterusnya), serta manik-manik hijau ke setiap lubangan bilangan kelipatan 4 (yaitu, 4, 8, 12, 16, dan seterusnya). Akan terlihat ada lubangan bilangan yang terdapat 2 manik-manik (yaitu 12, 24, 36, dan seterusnya). Dengan tanya jawab beserta informasi bahwa bilangan yang mendapat 2 manik-manik merupakan kelipatan persekutuan dari 3 dan 4, karena merupakan kelipatan 3 sekaligus kelipatan 4. Selanjutnya anak diminta untuk menutup lubang dakon bilangan yang merupakan kelipatan persekutuan tersebut dengan tutup yang sesuai. Akan terlihat bahwa 12 merupakan persekutuan terkecil, sehingga dikatakan bahwa KPK dari 3 dan 4 adalah 12.Pada saat guru memberikan contoh,siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru. Setelah memberikan contoh, guru membagi kelompok secara heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan kemampuan yang beragam.Terdapat 24 siswa di dalam kelas, terdapat 4 kelompok yang terdiri dari 6 siswa setiap kelompoknya. Setelah siswa duduk dengan anggota kelompoknya, guru memberikan soal LKS beserta media dakon bilangan kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok mengerjakan tugas menggunakan media dakon bilangan tersebut agar siswa mudah mengerjakannya. Selesai
mengerjakan
tugas
masing-masing
kelompok
selanjutnya
dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. Pada saat presentase kelompok, perwakilan masing-masing kelompok akan menjelaskan hasil dengan menggunakan media dakon bilangan. Setelah presentase, guru menjelaskan materi secara singkat dan bersamasama dengan siswa memberikan kesimpulan. Adapun kesimpulan yang didapat yaitu dalam pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, harus menyamakan penyebutnya kemudian pembilangnya dikurangi. Selanjutnya, guru memberikan evaluasi kepada siswa. Setelah menilai kemampuan siswa, guru memberikan motivasi pada siswa untuk rajin belajar di rumah kemudian menutup pelajaran.
7
METODOLOGI PENELITIAN Adapun penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo yang berlokasi di Jl. Husin Bilondatu No. 182 Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 24 siswa yang terdiri 14 orang laki-laki dan 10 orang perempuan, dengan observasi awal siswa hanya mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa sebanyak 41,7% atau 10 siswa dari 24 siswa. Dalam penelitian tindakan kelas mengarah pada kemampuan siswa menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dengan menggunakan media dakon bilangan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengukur penggunaan media dakon bilangan terhadap peningkatan kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa pada siswa kelas IV di SDN 1 Telaga. Variabel input yang meliputi kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kemampuan guru dalam memilih media pembelajaran, bahan ajar, sumber belajar, prosedur, evaluasi, dan lingkungan belajar. Menyangkut proses pelaksanaan tindakan kelas yang telah direncanakan, dalam hal ini cara guru mempersiapkan siswa belajar, menjelaskan materi pembelajaran, keterampilan guru menjelaskan langkah-langkah penggunaan media dakon bilangan dalam pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama, cara bertanya
siswa,
serta penggunaan
media dakon bilangan dalam
meningkatkan kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa membagi siswa dalam kelompok, mengarahakan siswa mengisi LKS, membimbing siswa dalam kelompok, membimbing siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan menutup pelajaran. Variabel output pada penelitian ini adalah siswa mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa pada siswa kelas IV, yang dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: a. Mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa.
8
b. Mampu menentukan KPK dalam menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Dalam rangka pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan tahaptahap sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan 2) Tahap Pelaksanaaan 3) Tahap Pemantau dan Evaluasi 4) Tahap Analisis Data dan Refleksi 5) Teknik Pengumpulan Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut: Untuk aktivitas kegiatan tes digunakan untuk menilai keberhasilan siswa dalam menyelesaikan pengurangan pecahan biasa didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai 65 keatas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah diadakan pembelajaran siklus I dengan menggunakan media dakon bilangan pada materi pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama, peneliti dapat menggambarkan kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga pada tabel 4.1 Tabel 4.1. Kemampuan Menyelesaikan Pengurangan Pecahan Biasa Berpenyebut Tidak Sama Pada Siswa Kelas IV Pembelajaran Siklus I No.
1
2
Jumlah
Aspek yang dinilai
Kriteria
Kemampuan menentukan KPK
SM
4
16,7%
dua pecahan berpenyebut tidak
M
12
50 %
sama
KM
8
33,3%
Kemampuan menyelesaikan
SM
4
16,7%
pengurangan pecahan biasa
M
12
50 %
berpenyebut tidak sama
KM
8
33,3%
Siswa
Persentase
9
Sebagaimana yang dijelaskan pada observasi awal, siswa dikatakan mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama apabila siswa memenuhi dua kriteria pada tabel pengamatan kemampuan siswa, yaitu mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama dan mampu menentukan KPK. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa: a) Pada kedua aspek yang dinilai terdapat 4 siswa atau 16,7% yang sangat mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. b) Terdapat 12 siswa atau 50 %
yang mampu menyelesaikan pengurangan
pecahan biasa berpenyebut tidak sama. c) Terdapat 8 siswa atau 33,3 % yang kurang mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Setelah diadakan pembelajaran siklus II dengan menggunakan media dakon bilangan pada materi pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama, peneliti dapat menggambarkan kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga pada tabel 4.2 Tabel 4.2. Kemampuan Mengalikan Pecahan Biasa Pada Siswa Pembelajaran Siklus II No.
1
2
Jumlah
Aspek yang dinilai
Kriteria
Kemampuan menentukan KPK
SM
6
25 %
dua pecahan berpenyebut tidak
M
13
54,2 %
sama
KM
5
20,8 %
Kemampuan menyelesaikan
SM
6
25 %
pengurangan pecahan biasa
M
13
54,2 %
berpenyebut tidak sama
KM
5
20,8 %
Siswa
Persentase
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa: a) Pada kedua aspek yang dinilai terdapat 6 siswa atau 25 % yang sangat mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama.
10
b) Terdapat 13 siswa atau 54,21% yang mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama c) Terdapat 5 siswa atau 20,8 % yang kurang mampu menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Pada proses pembelajaran pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama dengan menggunakan media dakon bilangan terjadi peningkatan dari observasi awal ke siklus I, kemudia terjadi peningkatan persentase siswa pada pembelajaran siklus II seperti yang digambarkan pada grafik 1.
Grafik 1. Kemampuan Menyelesaikan Pengurangan Pecahan Biasa Berpenyebut Tidak Sama pada Siswa Kelas IV SDN 1 Telaga 20 18 16 14 12
Mampu
10
Belum Mampu
8 6 4 2 0 Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
SIMPULAN DAN SARAN 1) Kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa pada siswa kelas IV SDN Telaga meningkat sebanyak 37,5 % pada setelah dilaksanakn dua kali siklus pembelajaran. 2) Penggunaan media dakon bilangan dalam menentukan KPK pada pengamatan siswa dan guru juga mengalami peningkatan. Beberapa aspek yang pada siklus I berkriteria cukup telah menjadi baik pada siklus II setelah diadakan evaluasi
11
dan refleksi. Aspek yang pada siklus I dengan kriteria baik, ada beberapa yang meningkat menjadi sangat baik pada siklus II. 3) Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media dakon bilangan kemampuan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga meningkat. Saran: 1) Bagi Siswa Sebaiknya menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika
yang dianggap sulit dan biasakan mengerjakan soal latihan
pengurangan pecahan biasa agar belajar terasa lebih menyenangkan. 2) Bagi Guru Sebaiknya dalam meningkatkan menyelesaikan pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama pada siswa digunakan media dakon bilangan, dan sebaiknya digunakan media pembelajaran lain yang dapat menciptakan suasana menyenangkan di kelas sehingga siswa lebih antusias dalam menerima materi pembelajaran. 3) Bagi Sekolah Bagi pihak sekolah dan dinas pendidikan mengadakan sosialisasi penggunakan media dakon bilangan dalam pembelajaran matematika, sebab media ini masih baru dan jarang digunakan di sekolah-sekolah di kabupaten dan kota Gorontalo. 4) Bagi Peneliti Bagi peneliti sebaiknya lebih banyak mempelajari mengenai media pembelajaran yang cocok dalam materi pembelajaran khususnya matematika agar matematika
akan
dianggap
oleh
siswa
sebagai
mata
pelajaran
yang
menyenangkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Marini, Arita dan Iskandar Agung. 2011. Aritmatika untuk PGSD. Jakarta: PT. Bestari Syafaruddin. 2012. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana Publishing Untoro. 2008. Matematika SD untuk Kelas 4, 5, 6. Jakarta: Wahyu Media Sutiyono. 2012. PTK SD Peningkatan Kemampuan Melakukan Perkalian Dan Pembagian
Melalui
Permainan
Tradisional
Dakon.
(Onlie)
http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/ptk-sd-peningkatan-kemampuanmelakukan.html Diakses 1 Februari 2013 Widiastuti.
2009.
Kemampuan
(ability).
(Online).
http://alon-
alonwatonkelakon.blogspot.com/2009/05/kemampuan-ability_14.html. Diakses 25 maret 2013 Yusdi,
Milman. 2011. Pengertian Kemampuan. (online). http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html. Diakses 25 januari 2013
13