Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN PECAHAN BIASA MENGGUNAKAN MODEL PEMECAHAN MASALAH DI KELAS V SDN RARANGGONAU Sarifah, Gazali Lembah, dan Sahrudin Barasandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika. Alternatif pemecahan masalah adalah melalui penggunaan metode. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas atau dikenal dengan classroom action research. Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghitung siswa kelas V SD dalam menentukan kalimat utama , dengan melali penggunaan metode inkuiri .Subjek penelitian tindakan ini yaitu kelas IV yang berjumlah 22 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus I ke siklus II. Peningkatan persentase daya serap individu siklus I 75%, menjadi 80,22%. Persentase tuntas klasikal 77,27% siklus I menjadi 95,45% pada siklus II sedangkan aktivitas pembelajaran pada siklus I sebesar 80,21% kategori baik menjadi 94,45% pada siklus II kategori sangat baik, aktivitas proses pembelajaran oleh guru pada siklus I sebesar 87,5% kategori baik menjadi 94,79% pada siklus II kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melalui penggunaan metode dapat meningkatkan Hasil belajar siswa. Kata kunci ; Meningkatkan Hasil Belajar. Model Pemecahan Masalah
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X
1.
PENDAHULUAN Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan
pendidikan formal
paling dasar yang bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar calistung (baca tulis hitung), pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa yang sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Terkait dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar βbaca tulisβ maka peranan pengajaran bahasa Indonesia di SD menjadi sangat penting guna meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup empat aspek yaitu menyimak (Listening Skill), berbicara (Speaking Skill), membaca (Reading Skill) dan menulis (Writing Skill). Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya bisa dibedakan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan untuk mendidik para siswa agar memiliki keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tetapi kenyataannya, kualitas berbahasa indonesia para siswa masih sangat jauh dari harapan, yaitu untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari kesalahankesalahan dalam berbahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Seorang guru harus mampu memahami karakter siswanya,agar guru dapat memilih strategi dan metode yang efektif untuk meningkatkan minat belajar,serta partisipasi siswa didalam proses belajar mengajar, sehingga menumbuhkan kemauan siswa dalam belajar secara terus menerus khususnya membaca. Membaca tidak terlepas dari belajar,semakin banyak membaca, maka akan semakin banyak informasi yang didapat oleh siswa,agar mampu memahami dan dapat menhadapi masalah-masalah kehidupan dimasa yang akan datang.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Siswa SD didaerah pedesaan masih banyak ditemukan belum lancar membaca, ada beberapa faktor yang mengakibatkan siswa malas belajar khususnya membaca yaitu : 1. guru tidak berusaha membimbing siswanya agar mau membangun suatu kebiasaan hobi membaca. 2. kurangnya perhatian orang tua dirumah terhadap belajar anaknya, karena disibukan oleh berbagai pekerjaan disawah ataupun diladang. Orang tua pagi sudah pergi bekerja dan pulang setelah matahari hampir tenggelam dengan kondisi yang sangat lelah. Sehingga perhatian terhadap perkembangan belajar anaknya tersita oleh pekerjaan rutinitasnya. 3. kurangnya kemauan dari siswa itu sendiri yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yang kurang mendukung kearah pembelajaran tetapi lebih menekankan kearah bermain. Ketiga faktor diatas seharusnya selalu saling mendukung demi perkembangan belajar siswa. Untuk menanamkan kebiasaan suka membaca guru harus memberi motivasi kepada siswa dengan melatih siswa dengan membaca bacaan yang dapat menarik perhatian siswa. Orang tua harus selalu memperhatikan perkembangan belajar anak.orang tua harus menyadari bahwa anak pada usia SD belum mengrti tentang arti masa depan,maka diperlukan bimbingan orang tua agar anak dapat mengerti dan dapat memahami kehidupan dimasa yang akan datang.dengan demikian anak dapat mempersiapkan dirinya terutama kompetensinya untuk menghadapi tantangan kehidupan dimasa yang akan datang. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar pada mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat berbagai kompetensikompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yang mencakup empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan yang diharapkan dijabarkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk memaksimalkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia salah
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X satunya yaitu pada aspek membaca. Dalam aspek membaca siswa memperoleh informasi yang mereka perlukan dengan cepat dan tepat. Disamping pengenalan huruf, kata dan kalimat salah satu tujuan membaca adalah tercapainya salah satu kompetensi siswa menemukan kalimat utama paragraf yang mengandung ide pokok (Indraswati, 2011 : 1). Dalam pembelajaran menentukan kalimat utama atau pikiran pokok pada
setiap
paragraf
perlu
dipahami
dengan
mengembangkan kemampuan berpikir dalam
harapan
siswa
dapat
menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan teks bacaan, mampu menjelaskan isi teks, menganalisis setiap paragraf untuk menentukan gagasan utama yang terletak pada kalimat utama. Akan tetapi berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan peneliti
terhadap siswa kelas IV di SD BK Towulu, peneliti menemukan sebagian besar siswa sulit dalam menemukan kalimat utama. Berdasarkan data pada observasi awal, dari 36 siswa hanya 5 orang yang memiliki kemampuan menemukan kalimat utama, dan 31 siswa yang belum memiliki kemampuan menemukan kalimat utama. Rendahnya kemampuan siswa ini disebabkan karena siswa belum dapat membedakan kalimat utama atau kalimat topik dan pokok pikiran. Akibatnya selalu terjadi kesalahan dalam menemukan kalimat utama paragraf. Bahkan ada siswa yang beranggapan bahwa kalimat utama itu selalu berada pada awal kalimat. Hal ini disebabkan metode pembelajaran yang digunakan guru pada materi ini membosankan bagi siswa serta kurang adanya bimbingan dari guru. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia tentang kalimat utama pada siswa kelas IV menuntut tanggung jawab guru bukan hanya menjelaskan materi saja kepada siswa, tetapi bagaimana menuangkan konsep materi tersebut sehingga siswa benar-benar memahami isi bacaan melalui metode-metode pembelajaran yang dapat menimbulkan keaktifan siswa dan berdampak pada kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama paragraf. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama paragraf, serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran perlu dicari metode pembelajaran yang secara langsung membimbing siswa untuk
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X menemukan kalimat utama dengan membaca intensif melalui teknik terbimbing. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, metode mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia di depan kelas. Terdapat berbagai macam
alternatif strategi dan metode yang dapat digunakan guru untuk
membelajarkan siswa guna memperoleh kemampuan membaca seperti metode kolaboratif, metode kooperatif, metode pemecahan masalah dan metode inkuiri (Indraswati, 2011 : 2). Oleh karena itu dengan penggunaan metode inkuiri ini diharapkan siswa mampu
menemukan kalimat utama paragraf
sehingga dapat
memperbaiki kesalahan maupun kesulitan yang dialami siswa. Sehubungan dengan ini, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tidakan Kelas dengan formulasi judul βPeningkatan Kemampuan Membaca Intensif dalam Menentukan Kalimat Utama menggunakan Metode Inkuiri Siswa Kelas IV SD BK Towuluβ II. METODOLOGI PENELITIAN 1.
Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK). dengan ciri utamanya adalah adanya tindakan yang berulang dan metode utamanya adalah refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. yang direncanakan 2 siklus.
2.
Desain atau Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap. meliputi; 1) tahap perencanaan. 2) tahap pelaksanaan. 3) tahap evaluasi/observasi. dan 4)tahap refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X
Rancangan dari model PTK Gambar 1 Desain Penelitian (Kemmis dan Mc dalam Depdiknas, 2005;30) 3.
Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD BK Towulu
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2014 sampai dengan 14 November 2014
1.
Definisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah tafsiran tentang istilah dalam penelitian ini. maka berikut ini di berikan definisi operasionalnya. 1. Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti adalah sanggup melakukan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan. Seseorang dikatakan mampu apabila bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus dilakukannya (KBBI, 2008 : 979). Sehingga, kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. 2. Paragraf merupakan satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat utama yang digunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada pembaca (Tarigan, 2008 : 7). 3. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri , mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. 4. Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara sunguhsungguh (mendalam), sehingga informasi yang disampaikan melalui tulisan dapat secepatnya dipahami.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X 1.
Jenis dan Sumber Data 1.
Jenis data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi. jurnal refleksi diri dan data kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar 2.
Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari
siswa dan guru. 1.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara. yaitu : 1.
Pada tahap ini , peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrument penilaian yang berbentuk buku tulis. Selanjutnya peneliti melakukan pengoreksian dan penyekoran dengan pedoman.
2.
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru / peneliti dan kepada subyek penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah di siapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan aktifitas guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
1.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Lembar observasi. untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kegiatan membaca intensif dalam menentukan kalimat utama.
2.
Tes hasil belajar. untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa setelah diterapkan teknik inkuiri
1. 1.
Teknik Analisis Data Analisis Kualitatif Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan
data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2) menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto. 1997:34). 1.
Mereduksi data Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi. memfokuskan. dan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X menyederhanakan semua data yang telah di peroleh mulai dari awal pengumpulan data. sampai dengan penyusunan laporan penelitian. 2.
Penyajian data Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam.
Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3.
Verifikasi Data/Penyimpulan Setelah data disusun ke dalam bentuk tabel dilakukan verifikasi dan
pentimpulan dengan teknik persentase dan konfirmasi dengan kriteria penilaian. 4.
Analisis data Kuantitatif Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data yang
diperoleh dari hasil tes. data kuantitatif diperoleh dari hasil presentase keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas individual dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1.
Tuntas Belajar Individu Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa menggunakan rumus sebagai berikut : DSI =
Skor yang diperoleh siswa Skor maksimal soal
x 100%
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70 % 2.
Ketuntasan Belajar Klasikal Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitiian ini. maka digunakan rumus sebagai berikut: KBK =
Skor yang diperoleh siswa Skor maksimal soal
x 100%
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah tuntas secara individual 1.
Indikator Keberhasilan Kinerja Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X data yang peroleh telah menunjukan hasil belajar siswa kelas IV SD BK Towulu selama kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan adanya daya serap individu minimal 70% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa yang ada. ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku di SD BK Towulu. III HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di kelas dan tahap persiapan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas subyek penelitian adalah 22 siswa. Hasil observasi sebelum penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa 7 siswa yang belum paham dan belum bisa menentukan kalimat utama. Selain itu, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal iniakan dijadikan acuan untuk menentukan rencana tindakan pada refleksi pada tindakan selanjutnya. 1.
Perencanaan Tindakan Siklus I Pada perencanaan tindakan ini, kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut: 1.
Menetapkan guru mitra sebagai observer.
2.
Membuat skenario pembelajaran
3.
Membuat Rencana Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran
4.
Membuat lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 1) lembar observasi aktivitas guru seperti terlihat pada lampiran.
5. 2.
Mempersiapkan tes formatif sebagai evaluasi hasil belajar siswa Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan mulai pada hari Jumat,31 Oktober 2014 selama
dua jam pelajaran (2 x 45 menit) dan berakhir pada hari Jumat tanggal 14 November 2014. Tahapan tindakan ini yaitu pendahuluan, tahap inti, dan tahap akhir, dengan uraian sebagai berikut : 1.
Pendahuluan Pada tahapan ini guru/peneliti menyampaikan salam pembuka, mengabsen siswa, memberikan apersepsi, memberikan motivasi, dan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X menyampaikan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dalam siklus I ini dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2.
Kegiatan Inti Pada tahap ini, peneliti menjelaskan materi tentang membaca dan menulis sesuai RPP. Guru menjelaskan materi tentang cara membaca yang baik dan benar serta memperhatikan tanda-tanda baca dalam pengucapan kalimat dengan menghafal dan intonasi yang tepat kepada siswa membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat. Dan menilai kemampuan membaca siswa dengan menggunakan lembar observasi atau tes kemampuan membaca siswa yang terdapat pada lampiran.
3.
Penutup Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, memberikan tugas untuk melatih siswa membaca.
3.
Observasi Tindakan Siklus I Observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dilakukan pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Obsevasi ini dilakukan oleh seorang pengamat. Cara mengamati aktivitas siswa dan guru dengan mengisi lembar observasi,. Secara singkat observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar pada dua kali tatap muka dapat dilihat pada Tabel 4.1 Berdasarkan hasil observasi pada Tabel 4.1 menunjukkan persentase taraf aktivitas siswa intuk siklus I, sebesar 70,83% pada pertemuan pertama dan 89,58% pada pertemuan kedua atau berada dalam kategori baik. Tabel 4.1 Hasil Observasi aktifitas siswa pada tindakan siklus I Pertemuan
Aspek yang diamati
I
II
Memperhatikan informasi yang disampaikan guru
2
cukup
4
Sangat baik
Menanggapi penjelasan dan permasalahan yang disampaikan
2
cukup
4
Sangat baik
3
baik
4
Sangat baik
oleh guru tentang materi yang diajarkan Memperhatikan penjelasan tentang konsep materi yang diajarkan dengan baik.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Menyesuaikan diri kedalam kelompok belajar yang sudah di
3
baik
4
Sangat baik
Mengambil gambar yang di bagikan
3
baik
4
Sangat baik
Mendengarkan arahan atau petunjuk dalam melihat gambar
3
baik
4
Sangat baik
2
cukup
3
baik
3
baik
3
baik
Menentukan kalimat utama dalam suatu bacaan
3
baik
3
baik
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2
cukup
3
baik
Menerima penghargaan
4
Sangat
3
baik
4
Sangat baik
bentuk
dan menemukan masalah Bekerja bersama teman kelompoknya dalam menyelesaikan tugas Menanggapi hasil kerja dari kelompok lain sehingga terjadi diskusi antar kelompok
dan mencatat tugas rumah yang
diberikan guru
baik
Mendengarkan informasi materi untuk pertemuan berikutnya
4
Sangt baik
Jumlah dicapai
34
43
Skor maksimal
48
48
70,83%
89,58%
Persentase pencapaian
Keterangan : 1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
Tabel 4.2 Hasil observasi aktivitas guru siklus I Pertemuan
Aspek yang diamati Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
I
II
3
baik
4
Sangat baik
Mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
3
baik
4
Sangat baik
Guru mengarahkan dan menjelaskan konsep materi yang
3
baik
4
Sangat baik
4
Sangat
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
pada pelajaran tersebut dan mempersiapkan serta memotivasi siswa belajar
diajarkan Mengatur siswa kedalam kelompok belajar yang sudah dibentuk Guru memberikan suatu bacaan yang diambil dari buku
baik 4
pelajaran bahasa indonesia Guru memberikan arahan atau petunjuk dalam menentukan
Sangat baik
4
kalimat utama dalam suatu bacaan
Sangat baik
Mengamati setiap kelompok secara bergiliran
3
baik
4
Sangat baik
Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami
3
baik
3
baik
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
3
baik
3
baik
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang
2
cukup
4
Sangat baik
kesulitan
diajarkan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Memberikan penghargaan dan memberikan tugas rumah
4
Sangat
4
Sangat baik
3
baik
baik Menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
3
baik
Jumlah dicapai
39
45
Skor maksimal
48
48
81,25%
93,75%
Persentase pencapaian
Keterangan : 1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
Selanjutnya hasil observasi terhadap aktivitas pengelolaan pembelajaran oleh guru dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Secara singkat observasi aktivitas guru siklus I yang dilaksanakan dalam dua kali tatap muka dapat dilihat pada table 4.2. Berdasarkan hasil observasi guru pada table 4.2 taraf keberhasilan dalam pengelolaan pembelajaran menurut pengamat sebesar 81,25% pada pertemuan pertama dan 93,75% pada pertemuan kedua atau berada dalam kategori sangat baik. 4. Hasil Tes Siklus I Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus I, kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes formatif. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal lima nomor. Tes ini diikuti oleh seluruh siswa. Secara singkat hasil analisis tes formatif siklus I dapat dilihat pada
Tabel 4.3 Hasil Analisis tes formatif siklus I No
Aspek Perolehan
Hasil
1.
Skor rata-rata
75
2.
Jumlah siswa
17 orang
3.
Persentase ketuntasan klasikal
77,27%
4.
Persentase daya serap klasikal
75%
5.
Daya serap siswa individu
6.
Aktivitas siswa
80,21%
7.
Aktivitas guru
87,5%
75
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil belajar siswa kelas IV SD BK Towulu sudah menunjukkan hasil yang baik. Hasil yang diperoleh sudah berada di atasratarata ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 70%. Observasi Aktivitas Siswa 5.
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Hasil analisis tes formatif siklus I dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang belum tuntas adalah 5 orang dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77,27% dan persentase daya serap klasikal sebesar 75%. Berdasarkan hasil tes formatif, observasi siswa dan guru pada siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Adapun hasil evaluasi tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Aktivitas kerja ilmiah siswa masih berada pada kondisi kriteria 2 (dua) artinya masih berada pada kondisi kurang memenuhi criteria kerja ilmiah.
2.
Pada saat dilakukan diskusi sebagian siswa kurang memperhatikan sehingga proses belajar tidak efektif
3.
Hasil analisis hasil belajar pada siklus I memperoleh ketuntasan klasikal 77,27% dengan jumlah siswa yang tuntas 17 dan 5 orang tidak tuntas. Dari hasil refleksi di atas terdapat masih ada kekurangan pada siklus I
sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hal tersebut peneliti berusaha mempertahankan dan meningkatkan kelebihan pada siklus I dan meminimalisir kekurangan yang terjadi selama tindakan pada siklus I. Hasil Siklus II 2. Perencanaan Tindakan Siklus II Pada sikluss kedua rencana kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Membuat skenario pembelajaran 2. Membuat rencana pembelajaran 3. Membuat lembar observasi aktivitas siswa ,lembar observasi aktivitas guru. 4. Mempersiapkan tes formatif sebagai evaluasi hasil belajar siswa 3.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan 2 kali tatap muka dan ix tes formatif dengan alokasi waktu 3x35 menit. 4.
Observasi Tindakan Siklus II
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh seorang pengamat. Cara mengamati aktivitas siswa dan guru dengan mengisi lembar observasi,. Secara singkat observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar pada dua kali tatap muka dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil observasi aktivitas siswa pada tindakan siklus II Pertemuan
Aspek yang diamati
I
Memperhatikan informasi yang disampaikan guru
4
II Sangat
4
Sangat baik
4
Sangat baik
baik Menanggapi penjelasan dan permasalahan yang disampaikan
4
Sangat
oleh guru tentang materi yang diajarkan
baik
Memperhatikan penjelasan tentang konsep materi yang
3
baik
4
Sangat baik
4
Sangat
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
diajarkan dengan baik. Menyesuaikan diri kedalam kelompok belajar yang sudah di bentuk
baik
Mengambil gambar yang di bagikan
4
Sangat baik
Mendengarkan arahan atau petunjuk dalam melihat gambar
4
Sangat
dan menemukan masalah
baik
Bekerja bersama teman kelompoknya dalam menyelesaikan
4
Sangat
tugas
baik
Menanggapi hasil kerja dari kelompok lain sehingga terjadi
4
Sangat
diskusi antar kelompok
baik
Menentukan kalimat utama dalam suatu bacaan
3
baik
3
baik
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3
baik
4
Sangat baik
Menerima penghargaan
4
Sangat
3
baik
4
Sangat baik
dan mencatat tugas rumah yang
diberikan guru
baik
Mendengarkan informasi materi untuk pertemuan berikutnya
4
Sangat baik
Jumlah dicapai
45
46
Skor maksimal
48
48
93,75%
95,83%
Persentase pencapaian
Keterangan : 1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
Berdasarkan hasil observasi pada Tabel 4.4 menunjukkan persentase taraf aktivitas siswa untuk siklus II, sebesar 93,74% pada pertemuan pertama dan 95,38% atau berada dalam kategori sangat baik.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Berdasarkan hasil observasi guru pada Tabel 4.5 menunjukkan taraf keberhasilan dalam pengelolaan pembelajaran menurut pengamat sebesar 89,47% atau dalam kategori baik pada pertemuan pertama dan 90,79% pada pertemuan kedua atau berada dalam kategori sangat baik Tabel 4.5 Hasil observasi aktivitas guru siklus II Pertemuan
Aspek yang diamati Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
I 4
II Sangat
pada pelajaran tersebut dan mempersiapkan serta memotivasi
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
baik
siswa belajar Mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
4
Sangat baik
Guru mengarahkan dan menjelaskan
konsep materi yang
4
Sangat
diajarkan
baik
Mengatur siswa kedalam kelompok belajar yang sudah
4
Sangat
dibentuk
baik
Guru memberikan suatu bacaan yang diambil dari buku
4
Sangat
pelajaran bahasa indonesia Guru memberikan arahan atau petunjuk dalam menentukan
baik 4
Sangat
kalimat utama dalam suatu bacaan
baik
Mengamati setiap kelompok secara bergiliran
3
baik
4
Sangat baik
Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami
4
Sangat
3
baik
kesulitan
baik
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
3
baik
3
baik
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang
4
Sangat
4
Sangat baik
4
Sangat baik
4
Sangat baik
diajarkan
baik
Memberikan penghargaan dan memberikan tugas rumah
4
Sangat baik
Menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
baik
Jumlah dicapai
45
46
Skor maksimal
48
48
93,75%
95,83%
Persentase pencapaian
5.
3
Hasil Tes Siklus II Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus
II, kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes formatif. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah beberapa soal. Berdasarkan tabel 4.6 hasil belajar siswa kelas IV SD BK Towulu sudah menunjukkan hasil yng baik. Hasil yang
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X diperoleh sudah berada diatas rata-rata ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 70%. Tabel 4.6 Hasil analisis tes formatif siklus II No
6.
Aspek Perolehan
Hasil
1.
Skor rata-rata
80,22
2.
Jumlah siswa yang tuntas
21 orang
3.
Persentase ketuntasan klasikal
95,45%
4
Persentase daya serap klasikal
80,22%
5.
Daya serap siswa individu
6.
Aktivitas siswa
94,79%
7.
Aktivitas guru
94,79%
80,22
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Hasil pelaksanaan tindakan siklus I masih terdapat kekurangan oleh
karena itu peneliti mencoba untuk membuat alternative tindakan untuk menutupi kekurangan yang terjadi selama tindakan siklus I untuk diperbaiki pada siklus II. Setelah pelaksanaaan tindakan pada siklus II terdapat berbagai perubahan ke arah perbaikan tindakan di siklus II. Hal ini dapat terlihat pada aktivitas siswa mulai meningkat yaitu motivasi, keberanian mengemukakan gagasan, lebih berkosentrasi dan sudah berani bertanya.Aktivitas peneliti dalam pembelajaran lebih baik disbanding siklus I. Untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II digunakan persamaan berikut πππ π‘ π
ππ‘πβπ΅ππ π π
ππ‘π
P=
π΅ππ π π
ππ‘π
π₯ 100% (ππππππ‘π, π. π·ππππ πβπβπ. 2001: 95)
Dengan : P
=
Persentase peningkatan Hasil belajar
Post Rate
=
Nilai rata-rata/ skor tes siklus II
Base rate
=
Nilai rata- rata/ skor tes siklus Idengan menggunakan
persamaan diatas maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 6,96% yaitu dari 75% pada siklus I dan 80,22% pada siklus II. Sedangkan aktivitas siswa telah meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 14,58%dari nilai rata-rata siklus I 80,21% menjadi rata-rata 94,79% pada siklus II
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X dan aktivitas pembelajaran guru juga mengalami peningkatan dari rat-rata siklus I ke siklus II sebesar 7,25%.
Analisis Tes Formatif Siklus II No
Nama Siswa
Nomor Soal
skor
Persenta se Pencapa ian
Ketuntasan
1.
Andi
1 20 15
2 20 15
3 20 10
4 20 10
5 20 15
Ya 75
75
1.
2.
Afriza
15
10
10
20
15
70
70
2.
3.
Dedi
15
15
15
10
20
70
70
3.
4.
Dewi
15
15
15
20
15
90
90
4.
5.
Desi
10
10
10
10
5
50
50
6.
6.
Ewin
10
15
15
20
15
90
90
7.
7.
Edi
10
10
15
15
10
65
65
8.
8.
Firla
15
15
15
10
10
75
75
9.
9.
Galuh
10
10
15
20
10
70
70
10.
10.
Gita
15
10
15
20
15
90
90
11.
11.
Hariati
15
15
15
20
15
100
100
12.
12.
Indi
15
15
10
20
20
80
80
13.
13.
Ifa
15
15
10
20
10
80
80
14.
14.
Jaki
15
15
10
20
10
80
80
15.
15.
Jeni
15
15
15
20
10
85
85
16.
16.
Kartono
15
15
15
20
15
100
100
17.
17.
Kamal
15
10
15
20
15
90
90
18.
Tidak
5.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X 18.
Kartika
20
15
15
20
20
80
80
19.
19.
Lewi
20
10
10
20
20
80
80
20.
20.
Lina
10
15
10
20
15
75
75
21.
21.
Limin
10
5
15
20
10
70
70
22.
22.
Minati
15
15
15
20
15
100
100
23.
Skor yang diperoleh Skor maksimal
320
290
290
395
310
1765
1765
440
440
440
440
440
2200
2200
Persentase skor tercapai
72,73
65,90
65,90
89,77
70,45
80,22
80,22
1.
21
1
Pembahasan
Berdasarkan data hasil analisis tes formatif pada siklus I (Tabel 4.3) dapat dijelaskan bahwa penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri dalam proses pembelajaran siklus I belum memberikan hasil yang memadai sebagaimana yang diharapkan dan kinerja kerja ilmiah siswa juga memperlihatkan keaktifan yang belum baik. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat pencapaian hasil belajar siswa dimana hanya 17 dari 22 siswa yang mencapai ketuntasan. Kondisi tersebut disebabkan penggunaan pendekatan yang masih baru, sehingga proses pembelajaran masih terlihat kaku dan belum maksimal. Selain itu juga dikarenakan masih kuatnya pengaruh model pembelajaran yang sering digunakan sebelumnya. Berdasarkan data hasil tes perkembangan pada siklus I ke siklus II diperoleh poin perkembangan rata-rata hasil data siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 6,96% yaitu dari 75% pada siklus I dan 80,22% pada siklus II, sedangkan aktivitas siswa telah meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 14,58% dan aktivitas pembelajaran guru juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II aktivitas siswa yaitu siswa sudah lebih fokus dan lebih berani mengemukakan gagasan. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan pembelajaran metode inkuiri pada pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menentukan kalimat utama digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa, dimana
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X siswa yang kemampuannya rendah akhirnya mampu bersaing memperbaiki hasil belajarnya dibawah bimbingan teman-temannya. Mencermati pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka pada siklus II dilakukan refleksi dan melakukan perubahan dan terutama bagaimana menciptakan suasana kelas lebih kondusif seperti: Guru menyiapkan diri lebih matang dengan menerapkan model pembelajaran secara baik dan benar. Untuk siswa sendiri diharap mempertinggi aktivitasnya dalam proses pembelajaran. Pada siklus II siswa sudah mulai termotivasi mengeluarkan gagasannya akibat adanya penguatan yang diberikan oleh guru. Faktor yang juga menyebabkan hasil pembelajaran meningkat adalah peningkatan aktivitas guru dan guru sudah mengatasi kekurangannya pada siklus I yaitu lebih memotivasi siswa, peningkatan pemberian penguatan, memantau kegiatan belajar, memberi umpan balik, dan tidak membuat siswa takut.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan pendekatan inkuiri dalam menentukan kalimat utama dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa ke las IV SD BK Towulu. Terdapat peningkatan hasil belajar murid dari siklus I ke siklus II. Peningkatan persentase daya serap individu siklus I 75% menjadi 80,22%, persentase tuntas klasikal 77,27% siklus I menjadi 95,45% pada siklus II. Sedangkan aktivitas pembelajaran siswa pada siklus I sebesar 80,21% kategori baik menjadi 94,45% pada siklus II kategori sangat baik, aktivitas proses pembelajaran oleh guru pada siklus I sebesar 87,5% kategori baik menjadi 94,79% pada siklus II kategori sangat baik. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dalam menentukan kalimat utama dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas IV SD BK Towulu. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, guru memberikan saran sebagai berikut:
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X 1.
Dalam penggunaan pendekatan atau metode inkuiri dalam pembelajaran, pengajar atau guru perlu melakukan persiapan yang matang sebelum melaksanakannya.
2.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran inkuiri sangat efektif untuk materi tertentu, olehnya itu disarankan untuk menggunakan dan mengembangkan penggunaan pendekatan pembelajaran ini karena dapat membentuk konsep diri pada siswa.
IV DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2010. Strategi Membaca Teori dan Pembelajarannya. Bandung: Rizqi press Nurhamzah. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasi Sebagai Pengembangan profesi Guru. Bandung: Wahana Karya Grafika Rahim, Farida 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar Jakarta: PT Bumi Aksara Somadayo, Samsu, 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta : Graha Ilmu Tampubolon , Fernando. 1987 Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisisen . Bandung: Angkasa Tarigan, Henry Guntur.2003. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung: PT Angkasa Thoha. (2001). Analisis Data Kuantitatif. Jakarta : Depdiknas.