e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI BILANGAN BULAT KELAS IV Ni Pt Sri Widiyastuti., I Md Suarjana2, I Md Citra Wibawa3 1,2,3
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected], Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Pembelajaran operasi bilangan bulat di kelas IV, (2) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat, (3) Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 2 Pemaron yang berjumlah 24 orang dan guru kelas IV. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, wawancara dan dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran operasi bilangan bulat termasuk dalam kategori baik, (2) Rata-rata secara klasikal sebesar 59,8 dengan kategori rendah dengan indikator tertinggi adalah menuliskan kalimat pengurangan ke bentuk penjumlahan 83,33% dan indikator terendah adalah melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan 34,68%, (3) Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat adalah menentukan bilangan bulat positif dan negatif dan menyelesaikan soal dengan garis bilangan. Dengan demikian kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat termasuk dalam kategori rendah. Kata Kunci: matematika, kemampuan, operasi bilangan bulat Abstract This study aimed to describe (1) Learning integer operations in the fourth grade, (2) the ability of students to complete the integer operations, (3) Constraints faced by students in completing integer operations. Subjects in this study were all fourth grade students of SD Negeri 2 Pemaron amounting to 24 people and a fourth grade teacher. Data collection methods used in this research is the method of testing, observation, interviews and documentation. Data analysis techniques in this study using a descriptive analysis of quantitative and qualitative descriptive analysis. The results of this study indicate that (1) Learning integer operations included in either category, (2) average of 59.8 in the classical style with low category with the highest indicator is to write a sentence reduction to form the sum of 83.33% and the lowest indicator perform integer arithmetic operations by using the sum of the number line 34.68%, (3) constraints faced by students in completing integer operations is determineing the positive and negative integers and solve problems with the number line. Thus the students' ability to complete the integer operations included in the low category. Keywords: mathematics, ability, integer operations
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu negara. Melalui proses pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya sehingga mengantarkannya menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualiats. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan, maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Hamalik, (2013:3) menyatakan bahwa, Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi di dalam kehidupan masyarakat. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pendidikan merupakan jalan menuju kesuksesan. Dengan pendidikan manusia dapat memiliki kecerdasan dan wawasan yang luas. Menurut Hamalik, (2013:3) “Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan”. Pendidikan merupakan hal yang wajib diterima oleh semua orang baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan formal dalam proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa dan matematika. Di tingkat sekolah dasar siswa diajarakan 9 mata pelajaran yang dapat mengembangkan pengetahuan bahkan keterampilan siswa. Salah satu 9 mata pelajaran tersebut adalah matematika. Japa dan Suarjana, (2012:3) menyatakan bahwa, “Perlu disadari bahwa dibelajarkannya matematika kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar adalah untuk membekali mereka dengan berbagai kemampuan seperti: kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama”. Jadi dapat di simpulkan bahwa matematika sangat perlu diajarkan kepada
semua siswa khususnya di sekolah dasar agar dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, peningkatan sifat kreativitas, kritis dan kemampuan bekerjasama siswa. Dengan dibelajarkannya matematika ini, siswa dapat mengenali permasalahan matematika tersebut dalam kehidupan kesehariannya dan bagaimana memecahkan permasalahan tersebut dengan pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah dan siswa dapat bekerjasama dengan temannya dalam menyelesaiakan permasalah matematika yang dihapai tersebut. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menurut Prihandoko, (2006) “Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajarai ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan betul dan benar sejak dini”. Bidang studi matematika ini diperlukan untuk proses penghitungan dan proses berpikir yang dibutuhkan orang dalam menyelesaikan berbagai masalah. Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain, oleh karena itu penguasan terhadap matematika diperlukan dan konsep matematika harus dipahami sejak dini. Karena belajar matematika merupakan suatu syarat yang cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Japa dan Suarjana, (2012:3) menyatakan bahwa, “pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika”. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, hal ini dikarenakan matematika memerlukan kemampuan berhitung yang baik untuk menyelesaikan soal dan memperoleh jawaban dengan benar dan tepat. Banyak siswa sekolah dasar yang kurang terampil 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dalam menyelesaikan soal hitung menghitung sekalipun soal yang sederhana. Materi pelajaran matematika yang harus dipelajari di kelas IV salah satunya adalah bilangan bulat. Bilangan bulat merupakan salah satu pokok bahasan atau materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran di kelas, ternyata masih ada siswa yang belum mampu menyelesaikan operasi yang terkait pada pokok bahasan bilangan bulat, siswa kurang memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pemahaman dan penggunaan bilangan bulat negatif sudah menjadi kebutuhan manusia untuk bisa hidup dalam lingkungannya, jadi semakin awal anak memahami bilangan bulat negatif makin baik. Namun karena perkembangan kesiapan anak SD untuk bisa memahami dan terbatasnya waktu yang tersedia untuk pembelajaran matematika maka topik bilangan negatif baru dapat diberikan pada kelas atas SD (Karso, 2014:3.4). Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Pembelajaran operasi bilangan bulat sering menyulitkan karena sering tercantumnya tanda positif dan negatif bilangan dengan operasi penjumlahan serta pengurangan, sehingga konsepnya tidak tertanam dengan baik (Subarinah, 2006). Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 7 Januari 2016 dengan guru kelas IV, salah satu materi yang dirasakan sulit pada mata pelajaran matematika kelas IV semester II adalah operasi bilangan bulat. Siswa terkadang masih bingung cara menyelesaikan soal gabungan/campuran antara bilangan bulat positif dan negatif. Bahkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa kelas IV tergolong masih rendah. Untuk melengkapi hasil wawancara maka dilakukan observasi pada pembelajaran bilangan bulat pada tanggal 7 Januari 2016 bahwa, pembelajaran operasi hitung bilangan bulat diajarkan di kelas IV. Di dalam proses pembelajaran guru hanya
menjelaskan materi dengan metode ceramah dan siswa hanya mendengarkan tanpa adanya timbal balik dari siswa. Oleh karena itu siswa kurang mengerti dan memahami materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa kebingungan di dalam mengerjakan soal matematika pada materi operasi penjumlahan dan pengurangn bilangan bulat. Untuk melengkapi hasil observasi pembelajaran operasi bilangan bulat, maka dilakukan studi dokumentasi pada tanggal 7 Januari 2016, terlihat bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa, ternyata masih ada beberapa siswa yang nilainya di bawah KKM yang ditentukan yaitu 60. Dari 24 siswa terdapat 9 siswa yang memperoleh nilai ulangan tengah semester dibawah KKM, hal ini berarti masih rendahnya kemampuan siswa dalam menyelsaikan soal matematika. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan menghitung bilangan bulat yaitu cara penggunaan model/media pembelajaran yang kurang inovatif. Di dalam proses penggunaan model/media pembelajaran sangat berpengaruh karena guru hanya menggunakan metode ceramah atau model pembelajaran yang bersifat konvensional sehingga siswa kurang memahami materi yang diberikan oleh guru dan siswa cenderung cepat melupakan materi yang telah diajarkan. Dilihat dari tahun ketahun guru di SD Negeri 2 Pemaron hanya menggunakan metode mengajar ceramah, guru disini kurang menggunakan model pembelajaran yang baru/model pembelajaran yang inovatif dan kurang variasi dalam mengajar serta jarang menggunakan media pembelajaran atau alat peraga yang mendukung di dalam proses pembelajaran seperti alat peraga garis bilangan di dalam menjelaskan materi operasi bilangan bulat, sehingga siswa cepat bosan dan kurang memperhatikan guru saat mengajar. Pembelajaran secara konvensional membuat siswa kurang memahami konsep dalam pelajaran matematika. Pembelajaran yang hanya bersifat satu arah, dimana guru bersikap lebih aktif dengan mencari dan 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
METODE Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu menjelaskan atau memaparkan data dari hasil penelitian. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sugiyono (2008:23) menyatakan bahwa data kualitatif adalah “data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar”. Data dalam penelitian ini dianalisis secara analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan bekerja sama antara peneliti dan guru kelas IV SD Negeri 2 Pemaron untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksnakan di SD Negeri 2 Pemaron. Subjek Penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Pemaron tahun ajaran 2015/2016. Pada penelitian ini hanya diambil satu kelas sebagai sumber penelitian. Jumlah dari siswa kelas IV sebanyak 24 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data pembelajaran operasi bilangan bulat, kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat dan kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat. Data pembelajaran operasi bilangan bulat dikumpulkan dengan instrumen berupa lembar observasi dan pedoman dokumentsi. Data kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat dikumpulkan dengan instrumen berupa tes essay yang terdiri atas 15 butir pertanyaan. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
menjelaskan materi/informasi sedangkan siswa hanya bersikap pasif mendengarkan materi/informasi yang diberikan oleh guru. Jadi siswa tidak bisa memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga kemampuan berhitungnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Setelah melaksanakan beberapa kali proses pembelajaran, guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa, seberapa besar siswa telah menguasai pembelajaran yang diberikan oleh guru yaitu pada materi bilangan bulat. Sumantri,(2014:2.45) menyatakan, “Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan di sini dapat diartikan sebagai kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, atau kemampuan kognitif”. Secara umum kemampuan belajar matematika dapat dikatakan sebagai suatu kondisi dalam pembelajaran yang ditandai dengan adanya hambatanhambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar matematika sesuai dengan potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal matematika pada materi operasi bilangan bulat adalah hal yang sangatlah penting. Dilihat bahwa kemampuan dalam menyelesaikan soal matematika pada materi operasi bilangan bulat siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda, maka perlu untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan analisis kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika khususnya dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Oleh karena itu dilakukan suatu penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bilangan Bulat Kels IV di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016”.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi hari pertama yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 2 Pemaron menunjukkan bahwa, di awal pembelajaran guru tidak memberikan apersepsi sebelum menjelaskan materi 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
yang akan diajarkan dan kurang mempersiapan alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang materi yang akan dijelaskan seperti didalam menjelaskan materi mengenai operasi bilangan bulat, guru kurang menggunakan media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa di dalam menerima materi yang dijelaskan oleh guru. Kemudian pada observasi kedua, di awal pembelajaran guru memberikan apersepsi. Pada saat guru menjelaskan materi yang dijelaskan guru kurang menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa cenderung hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan tanpa adanya timbal balik dari siswa. Di dalam proses pembelajaran guru sering menggunakan model pembelajaran yang konvensional sehingga siswa hanya sebagai penerima dan guru sebagai fasilitator, hal ini tidak bagus diterapkan karena tidak adanya timbal balik dari siswa dan siswa cenderung menjadi pasif dan kurang aktif di dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa juga tidak dapat mengemukakan pendapatnya atau menanyakan hal-hal yang kurang dipahami. Diakhir pembelajaran hari pertama, guru tidak melakukan tes formatif kepada siswa sehingga tidak
diketahui keberhasilan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam menangkap materi yang sudah dijelas oleh guru, sedangkan pada hari kedua guru memberikan tes formatif kepada siswa untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diberikan khususnya pada materi operasi bilangan bulat. Hasil observasi pembelajaran operasi bilangan bulat yang telah dilakukan oleh guru secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah. Kemampuan siswa kelas IV di SD Negeri 2 Pemaron dalam menyelesaiikan operasi bilangan bulat dapat dilihat dari 6 indikator. Hasil tes kemampuan siswa menyelesaikan operasi bilangan bulat kelas IV di SD Negeri 2 Pemaron secara individu diperoleh nilai tertinggi yaitu 97,3 dan nilai terendah yaitu 16. Untuk ratarata hasil tes siswa menyelesaikan operasi bilangan bulat kelas IV di SD Negeri 2 Pemaron secara klasikal diperoleh nilai 59,8 yang termasuk dalam kriteria sangat kurang. Berikut ini disajikan hasil tes kemampuan siswa menyelesaikan operasi bilangan bulat kelas IV di SD Negeri 2 Pemaron dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Tabel 4.1 Perhitungan Mean Data Hasil Tes Menyelesaikan Operasi Bilangan Bulat
Interval Nilai
f (frekuensi)
X (Nilai tengah masingmasing interval)
fX
86-99 72-85 58-71 44-57 30-43 16-29 Total :
5 3 6 3 3 4 N = 24
92,5 78,5 64,5 50,5 36,5 22,5 -
462,5 235,5 387 151,5 109,5 90 ∑fX = 1.436
Berdasarkan perhitungan mean pada tabel 4.1 Perhitungan Mean Data Hasil Tes Menyelesaikan Operasi Bilangan Bulat, diperoleh hasil tes secara klasikal sebesar 59,8. Berdasrkan tabel 3.7
pedoman konversi penilaian acuan patokan (pap) skala lima tentang kemampuan siawa menyelesaikan soal operasi bilangan bulat, nilai rata-rata 59,8 termasuk dalam kategori rendah. Dilihat berdasarkan 6 indikator 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
tersebut bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal operasi bilangan bulat berbeda dari satu dengan yang lainnya.
Berikut ini disajikan tabel data hasil tes yang ditunjukkan siswa dalam kemampuan menyelesaikan operasi bilangan bulat.
Tabel 4.2 Kemampuan Siswa Menyelesaikan Operasi Bilangan Bulat Berdasarkan Indikator No
Indikator
Rata-Rata
Kategori
1
Menjumlahkan bilangan bulat tanpa menggunakan garis bilangan Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan Menuliskan kalimat penjumlahan ke bentuk pengurangan Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan Mengurangkan bilangan bulat dengan cara susun Menuliskan kalimat pengurangan ke bentuk penjumlahan
74,16%
Sedang
34,68%
Sangat Rendah Sangat Tinggi Sangat Rendah Rendah Tinggi
2 3 4 5 6
97,50% 49,30% 61,10% 83,33%
mampu menjawab soal mengenai melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan karena siswa belum memahami materi tersebut sehingga siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar. Di samping
Adapun penjelasan mengenai masing-masing indikator di atas yaitu sebagai berikut: Dalam hal “menjumlahkan bilangan bulat tanpa menggunakan garis bilangan”, rata-rata pada indikator ini adalah 74,16% yang termasuk dalam kriteria sedang, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memahami materi atau soal mengenai menjumlahkan bilangan bulat tanpa menggunakan garis bilangan dan soal yang diberikan termasuk dalam kategori mudah, selain itu siswa lebih mudah mengerjakan soal tanpa garis bilangan karena guru jarang mengajarkan siswa dengan garis bilangan melainkan sering kali langsung dengan langkahlangkah penyelesaiannya, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa bahwa mereka lebih mudah mengerjakan soal tanpa garis bilangan karena sudah terbiasa mengerjakan dengan cara manual. Dalam hal “melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan”,rata-rata pada indikator ini adalah 34,68% yang termasuk dalam kriteria sangat rendah, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa belum
itu di dalam proses pembelajaran guru juga jarang mengajarkan garis bilangan kepada siswa sehingga siswa kebingungan di dalam mengerjakan soal dengan garis bilangan, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa bahwa mereka memang kesulitan mengerjakan soal dengan garis bilangan dan kurang memahami cara menggunakan garis bilangan. Dalam hal “menuliskan kalimat penjumlahan ke bentuk pengurangan”, ratarata pada indikator ini adalah 97,50% yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memahami materi mengenai menuliskan kalimat penjumlahan ke bentuk pengurangan. Selain itu soal yang diberikan tersebut termasuk dalam kategori mudah karena siswa hanya menuliskan kalimat penjumlahan ke bentuk pengurangan 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
sehingga siswa dapat menjawab soal dengan benar. Dalam hal “melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan”, rata-rata pada indikator ini adalah 49,30% yang termasuk dalam kriteria sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang mampu menjawab soal mengenai melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa terletak pada cara menggunakan garis bilangan karena siswa terbiasa menyelesaikan soal tidak menggunakan garis bilangan, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa bahwa mereka kurang memahami cara penggunaan garis bilangan. Siswa terkadang menuliskan jawabannya langsung didalam menyelesaikan soal tanpa mengerjakan langkah-langkahnya. Dalam hal “mengurangkan bilangan bulat dengan cara susun”, rata-rata pada indikator ini adalah 61,10% yang termasuk dalam kriteria rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang mampu memahami materi mengenai mengurangkan bilangan bulat dengan cara susun sehingga dapat menjawab soal yang diberikan. Selain itu siswa seringkali keliru mengurangkan bilangan dan keliru di dalam menempatkan nilai tempat sehingga
jawaban siswa terkadang salah, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa bahwa terkadang mereka keliru di dalam mengurangkan bilangan karena bilangan tersebut jumlahnya terlalu besar. Dalam hal “menuliskan kalimat pengurangan ke bentuk penjumlahan”, ratarata pada indikator ini adalah 83,33% yang termasuk dalam kriteria tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memahami materi mengenai menuliskan kalimat pengurangan ke bentuk penjumlahan. Selain itu soal yang diberikan tersebut termasuk dalam kategori mudah karena siswa hanya menuliskan kalimat pengurangan ke bentuk penjumlahan sehingga siswa dapat menjawab soal dengan benar. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari ke enam indikator yang telah dipaparkan, masih ada beberapa indikator soal yang belum dapat diselesaikan oleh siswa kelas IV hang disebabakan oleh berbagai kendala yang telah di paparkan sebelumnya. Kemampuan siswa menyelesaikan operasi bilangan bulat kelas IV SD Negeri 2 Pemaron jika diukur berdasarkan ranah kognitif. Berikut ini disajikan tabel 4.3 data hasil tes kemampuan siswa menyelesaikan operasi bilangan bulat jika dilihat dari tiga ranah kognitif.
Tabel 4.3 Kemampuan Menyelesaikan Operasi Bilangan Bulat Berdasarkan Ranah Kognitif Ranah Kognitif
Rata-rata
Jumlah Siswa Jumlah Siswa (%) Di bawah rata- Di atas rataDi bawah Di atas ratarata rata rata-rata rata C2 6,08 50,00 50,00 12 Orang 12 orang C3 6,27 13 Orang 11 Orang 54,17 45,83 C4 5,19 16 Orang 8 Orang 66,67 33,33 atau sebanyak 50,00% dan siswa yang Terlihat pada tabel 4.4 menunjukkan mendapat nilai diatas rata-rata pada ranah bahwa terdapat 3 ranah kognitif kognitif C2 yaitu 12 orang atau sebanyak kemampuan siswa dalam menyelesaikan 50,00%, hal ini menunjukkan bahwa siswa operasi bilangan bulat. Adapun penjelasan sudah mampu memahami materi yang dari masing-masing ranah kognitif yaitu dijelaskan dan mampu menjawab soal yang sebagai berikut: diberikan dengan bnar. Ranah kognitif C2 (Pemahaman) terlihat bahwa rata-rata siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata pada Ranah kognitif C3 ranah kognitif C2 yaitu sebanyak 12 orang (Mengaplikasikan) terlihat bahwa rata-rata 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
siswa yang mendapat nilai dibawah ratarata pada ranah kognitif C3 yaitu sebanyak 13 orang atau sebanyak 54,17%, hal ini dikarenakan siswa cukup mampu mengaplikasikan konsep-konsep pada materi tersebut sehingga siswa dapat menjawab soal yang diberikan, sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata pada ranah kognitif C3 yaitu 11 orang atau sebanyak 45,83%, hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu mengaplikasikan konsep-konsep yang diberikan sehingga siswa belum mampu menjawab soal dengan benar. Ranah kognitif C4 (Menganalisis) terlihat bahwa rata-rata siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata pada ranah kognitif C4 yaitu sebanyak 16 orang atau sebanyak 66,67%, hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menganalisis soal yang diberikan dengan benar, sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata pada ranah kognitif C3 yaitu 8 orang atau sebanyak 33,33%, hal ini dikarenakan siswa belum mampu menganalisis soal yang diberikan dengan benar. Jadi dapat disimpulakan bahwa, jika dilihat berdasarkan indikator soal yang diberikan, indikator melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan adalah indikator dengan kemampuan siswa yang paling rendah. Jika dilihat dari ranah kognitif, ranah kognitif C4 (menganalisis) merupakan ranah kognitif dengan kemampuan siswa yang paling rendah, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat kelas IV SD Negeri 2 Pemaron perlu ditingkat lagi agar kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat dapat meningkat. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sumantri, 2014:2.45 bahwa “Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan di sini dapat diartikan sebagai kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, atau kemampuan kognitif”. Guru juga harus pintar-pintar mengemas pembelajaran agar siswa lebih memahami materi yang di jelaskan sehingga siswa dapat
mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Jadi disarankan guru harus dapat memperhatikan kemampuan dari masing-masing siswa sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Hasil wawancara yang diperoleh bahwa kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat adalah menentukan bilangan yang bertanda positif dan negatif dan menyelesaikan soal dengan garis bilangan, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang siswa bahwa mereka kesulitan mengerjakan soal gabungan bilangan bulat negatif dan positif. Selain itu siswa juga malas mengerjakan soal yang penyelesaiannya menggunakan garis bilangan. Terkadang siswa bingung menentukan arah pada garis bilangan tersebut. Dan soal cerita yang berisikan diketahui, ditanya dan jawab, seringkali mereka menyelesaikan soal dengan langsung mencari jawabannya tanpa mengerjakan langkah-langkah pengerjaannya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru kelas IV. Hasil wawancara dengan guru kelas IV, diperoleh informasi bahwa kendala yang dihadapi siswa saat menyelesaikan soal operasi bilangan bulat yaitu siswa terkadang bingung antara menentukan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Selain itu siswa juga kebingungan di dalam membuat garis bilangan dan menentukan arah dari garis bilangan itu sendiri. Menurut guru kelas IV, untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan memberikan siswa lebih banyak latihan soal dan mungkin memberikan jam pelajaran tambahan seperti les di sekolah. Selain itu adapun solusi yang ditawarkan oleh peneliti yaitu: Hendaknya cara mengajar guru lebih ditingkatkan lagi, misalnya dengan mengemas pembelajaran agar lebih bervariasi dan mengurangi mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Saat mengajar hendaknya di dalam menjelaskan materi guru menggunakan media pembelajaran atau alat peraga agar 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
lebih mengerti dengan materi yang diajarkan dan siswa tidak cepat bosan. Hendaknya pada saat guru memberikan soal latihan, soal tersebut dibuat dengan lebih bervariasi sehingga siswa tertantang di dalam mengerjakan soal tersebut. Kemudian diakhir pembelajaran hendaknya guru memperhatikan perkembangan atau kemampuan siswa sejauh mana siswa sudah memahami materi yang diberikan dan jika ada waktu kosong hendaknya guru bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan melatih siswa yang kurang memahmi materi yang telah dijelaskan dan memberikan latihan soal lebih banyak. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Daryanto dan Mulyo, 2012:240) bahwa dalam membelajarakan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi siswa saat menyelesaikan soal operasi bilangan bulat yaitu terletak pada menentukan bilangan yang bertanda positif dan negatif dan menyelesaikan soal dengan garis bilangan. Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh (Japa dan Suarjana, 2012:214) bahwa “pembelajaran operasi bilangan bulat sering menyulitkan karena sering tercampurnya tanda positif dan negatif bilangan bulat dan tanda operasi penjumlahan serta pengurangan”, hal ini mengakibatkan konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang bertanda negatif dan positif serta penggunaan garis bilangan tidak dipahami dengan baik oleh siswa. Maka dari itu guru harus pintar-pintar mengemas pembelajaran dengan kreatif dan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa dapat memahami materi yang diberikan dengan mudah. Selain itu di dalam proses pembelajaran guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran atau alat peraga yang memudahkan guru untuk
menjelaskan materi akan yang di jelaskan sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang di jelaskan oleh guru terutama pada materi operasi bilangan bulat. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran operasi bilangan bulat secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik dan masih perlu ditingkatkan lagi. Pada proses pembelajaran guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dan kurang menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. Selain itu guru juga jarang menggunakan media pembelajaran pada saat mengajar. Guru di dalam proses pembelajaran juga selalu membimbing siswa di saat mereka mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan soal secara individu maupun kelompok. Diakhir pembelajaran guru terkadang memberikan soal untuk dikerjakan dirumah. Kemampuan siswa menyelesaikan operasi bilangan bulat kelas IV di SD Negeri Pemaron secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan karena tergolong kategori rendah. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 97,3 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 16. Dari rata-rata tersebut, maka diperoleh rata-rata hasil tes sebesar 59,8% dengan kategori rendah. Dari 24 siswa, 9 orang siswa atau 37,50% memperoleh nilai di bawah rata-rata, 2 orang siswa atau 8,33% memperoleh nilai sama dengan rata-rata, dan 13 orang siswa atau 54,17% memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan indikator dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat paling tinggi adalah menuliskan kalimat penjumlahan ke bentuk pengurangan dengan persentase 97,5% dan yang paling rendah melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan dengan persentase 34,7%, sedangkan jika dilihat dari ranah kognitif, ranah kognitif C4 (menganalisis) merupakan ranah kognitif dengan kemampuan siswa yang paling rendah. 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Hasil wawancara yang diperoleh bahwa kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat kelas IV adalah menentukan bilangan yang bertanda positif dan negatif dan menyelesaikan soal dengan garis bilangan, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan beberapa orang siswa bahwa mereka kesulitan mengerjakan soal gabungan bilangan bulat negatif dan positif. Selain itu siswa juga malas mengerjakan soal yang penyelesaiannya menggunakan garis bilangan. Terkadang siswa bingung menentukan arah pada garis bilangan. Dan soal cerita yang berisikan diketahui, ditanya dan jawab, seringkali mereka menyelesaikan soal dengan langsung mencari jawabannya tanpa mengerjakan langkah-langkah pengerjaannya. Selain itu pemilihan dan penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan di dalam mengajarkan materi operasi bilangan bulat agar siswa lebih memahami dan mengerti dengan materi tersebut. Menurut guru kelas IV, untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan memberikan siswa lebih banyak latihan soal dan mungkin memberikan jam pelajaran tambahan seperti les di sekolah. Selain itu solusi yang ditawarkan oleh peneliti yaitu pada saat proses pembelajaran sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan menggunakan media pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru khususnya pada operasi bilangan bulat. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. Kepada guru diisarankan kepada guru agar lebih kreatif, inovatif dan aktif dalam menyiapkan pembelajaran dan memilih media serta metode pembelajaran yang dapat melatih siswa dalam kegiatan menyelesaikan operasi bilangan bulat sehingga siswa semakin paham dan ingat mengenai materi yang telah dipelajari. Bagi siswa disarankan agar siswa lebih banyak berlatih soal-soal yang bervariasi agar siswa lebih terampil di dalam menyelesaikan soal mengenai operasi bilangan bulat sehingga mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat. Bagi sekolah hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan soal operasi bilangan bulat, sehingga dapat memperbaiki kualitas dari kegiatan pembelajaran. Bagi peneliti lain disarankan kepada peneliti lain, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian kembali tentang kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi bilangan bulat di sekolah dasar dengan menggunakan sasaran yang berbeda. UCAPAN TERIMAKASI Diucapkan terimakasi kepada Drs. I Made Suarjana, M.Pd. dan I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd yang selama ini telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga artikel ini dapat terselesaikan. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajara. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto dan Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Japa, I Gusti Ngurah & I Made Suarjana. 2012. Pembelajaran Matematika SD. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesa. Karso, dkk. 2014. Pendidikan Matematika I. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Prihandoko, Antonius Cahya. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas 2006.
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Afabeta
Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas 2006.
Sumantri, Mulyani. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
11