GEMA REDAKSI
Meningkatkan Aksi Peduli Sesama Anak Bangsa Para pembaca yang budiman,
K
ITA bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa pada saat majalah ini sampai ke tangan pembaca, bangsa Indonesia sedang sibuk mempersiapkan suatu kerja berat dalam bidang politik berupa persiapan pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota secara serentak seperti halnya pada tahun yang lalu. Pemilihan itu termasuk untuk memilih Gubernur DKI Jakarta yang memunculkan tiga pasangan calon yang sama-sama tangguh. Tidak terhitung provinsi atau kabupaten dan kota lainnya di luar DKI Jakarta. Pemilihan serentak tahun depan ini akan lebih seru dengan caloncalon yang berbobot seperti halnya tahun yang lalu. Insya Allah setelah mereka terpilih seluruh perangkat itu akan segera dilantik dan harus mulai segera bekerja. Kita tidak ingin mengulas tentang pelantikan para Gubernur, bupati dan walikota, tetapi yang jelas mereka segera harus bekerja keras, cerdas dan tuntas karena target limabelas tahun ke depan sungguh sangat berat. Menurut petunjuk PBB, tahun ini kita memasuki era Pembangunan Berkelanjutan yang mengharuskan setiap pejabat memperluas kerja sama pertemanan dengan civil society agar pembangunan yang berkelanjutan dapat memperluas cakupannya diukur dari partisipasi seluruh anggota masyarakat. Masyarakat tidak boleh menjadi penonton pembangunan tetapi harus ikut aktif memberikan kontribusi positif katrena target yang harus diselesaikan dalam lima belas tahun mendatang bukan bertambah ringan, tetapi justru sangat berat dan mencakup sasaran yang makin sulit dijangkau. Disamping itu, bualn Oktober ditandai sebagai Hari Lansia Internasional. Para penduduk lanjut usia di Indonesia makin sadar bahwa peran mereka yang kaya pengalaman, dalam suasana pembangunan berkelanjutan, sustainable development, adalah mengingatkan
semua kalangan bahwa segala upaya pembangunan adalah untuk masa kini dan kesempatan yang makin luas untuk anak cucu di kelak kemudian hari. Pada akhir bulan ini PWRI dengan nggota tidak kurang dari 6 juta orang akan mengembangkan program cinta kasih, peduli dan berbagi terhadap tiga generasi, generasi sesama lansia, generasi muda dan anak-anak yang harus diberdayakan dan dididik menjadi anak yang cerdas, penuh prakarsa dan siap bekerja bersama membangun keluarga dan nusa bangsanya. Kita mohon doa restu, khususnya dari para pembaca, agar para pemimpin tingkat provinsi, kabupaten dan kota yang baru, yang natinya terpilih dan mendapat limpahan rahmat dan hidayah dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, betul-betul menjadi pemimpin yang amanah dan mementingkan kepentingan rakyat banyak serta mengantar rakyat menjadi keluarga yang sejahtera dan tetap menjunjung tinggi azas gotong royong peduli sesamanya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa juga selalu melindungi bangsa Indonesia membangun masa depan yang lebih jaya dan sejahtera.
Para penduduk lanjut usia di Indonesia makin sadar bahwa peran mereka yang kaya pengalaman, dalam suasana pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, adalah upaya pembangunan untuk masa kini dan kesempatan yang makin luas untuk anak cucu di kelak kemudian hari. [FOTO: MULYONO]
Prof Dr Haryono Suyono Pemimpin Umum Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
3
DAFTAR ISI
Pemimpin Umum: Prof. Dr. H. Haryono Suyono Wakil Pemimpin Umum: Dr. (HC) Drs. Subiakto Tjakrawerdaja Penasehat: Bambang Trihatmodjo Pemimpin Perusahaan: Drs. TP Suparta, MBA Pemimpin Redaksi: Drs. Dadi Parmadi, MA Wakil Pemimpin Redaksi: Hari Setiyowanto Redaktur Pelaksana: Dede Haeruddin Redaktur Senior/Koordinator Liputan Daerah: H Harun Nurochadi Staf Redaksi: Rahmawati Haris Fadillah A Sudrajat Irwan Riduan Fotografer: Tirto Andayanto, POV Kontributor Foto: Drs. Fajar Wiryono Naziruddin (Rudi) Lubis Designer: S Herman Ade Sudrajat H. M. Nizar
LAPORAN UTAMA
36
Pemuda Berkarakter dan Berkualitas Pelopor Bangsa Di tengah ketatnya kompetisi era global saat ini, sangat dibutuhkan SDM, utamanya kalangan pemuda yang berkarakter, mempunyai nilai-nilai kebaikan, budi pekerti, sopan santun, optimisme, mau kerja keras dan memiliki nilai-nilai kebangsaan yang tinggi.
Sekretaris Redaksi: Ari Yusnita, SE Gemari On-Line: Donni A Hanafie Abdurrahman Fadil Binnur, S. Kom Konsultan Ahli: Dr. Moch. Soedarmadi Dr. Mazwar Noerdin Dr. Sugito Suwito, MA Dr. Rohadi Haryanto, MSc Drs. Made Are Subrata Manajer Iklan dan Promosi: Dr. Mulyono D Prawiro Staf Tata Usaha dan Umum: Hendro B Setiadi, SE, Ak Irwan Febriansyah, SE Sandra Amelia, SE Produksi: Sidik Nurhidayat Sirkulasi dan Distribusi: Drs. FX Riswadi, Johari, Sulaeman. Alamat Redaksi: Jl. Pengadegan Barat No. 4 Jakarta Selatan 12770 Telp. (021) 794 3120 Fax. (021) 794 2802 E-Mail:
[email protected], http:// www.gemari.or.id. Penerbit: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri Pelaksana Penerbitan: Yayasan Anugerah Kencana Buana Percetakan: PT. Citra Kharisma Bunda Isi di luar tanggung jawab percetakan
4
CERITA SAMPUL
39
H Rano Karno, SIP Pekerjaan SosialAdalah Pekerjaan Sangat Menarik Siapa tak kenal Rano Karno? Aktor film ternama yang jadi birokrat di Provinsi Banten ini makin terkenal lantaran menjadi orang kepercayaan di provinsi Barat Pulau Jawa. Kumisnya yang daplang membuat ia makin gagah, tak heran bila Rano Karno tak lepas ingatan dari sosok “Si Doel Anak Sekolahan”, sinetron kisah cinta yang melegenda. “Provinsi Banten memiliki 4 kota dan 4 kabupaten, hari ini kita berada di Kota Tangerang. Spesifik sekali intensitas di Provinsi Banten bisa terlihat,” kata Rano berbicara tentang Banten. “Kota Tangerang, Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang populasinya sudah hampir 55% dari penduduk di Provinsi Banten yang hampir 12 juta penduduk. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kesenjangan sosial bisa terjadi, tidak ada bedanya,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1960 ini.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
LAPORAN DAERAH
56
Mbak Titiek Dampingi Panglima TNI Ziarah ke Makam Pak Harto
PENDIDIKAN
44
Kompetensi Momentum PT Hasilkan Lulusan Andal Kompetensi harus dijadikan momentum suatu perguruan tinggi (PT) untuk menghasilkan lulusan yang dapat diandalkan dan memberi manfaat besar terhadap masyarakat. Sementara akreditasi itu hendaknya dijadikan satu ukuran membangun suatu Road Map di mana suatu perguruan tinggi dapat ditingkatkan dari mutu yang rendah menjadi mutu yang lebih bagus.
POSDAYA MASYARAKAT
12
Posdaya Lumbung Karya Pacitan Bangun Pantai Ngiroboyo Jadi Destinasi Wisata Mempesona Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Lumbung Karya diamdiam terus memberdayakan masyakarat sekitarnya. Keberadaannya mampu memberi angin segar dan motivasi berharga untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Pasalnya, Posdaya yang terletak di Dusun Sambi, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ini mampu menyulap pantai dan sungai di wilayahnya menjadi destinasi wisata baru yang mempesona.
Redaksi menerima artikel via Pos, Faximile atau E-mail:
[email protected] yang sesuai dengan misi Majalah Gemari. Artikel diketik 2 (dua) spasi di atas kertas folio, antara 1,5 - 3 halaman. Redaksi berhak merubah tulisan tanpa merubah isi artikel. Karya yang dimuat diberikan imbalan.
Menyambut hari TNI ke 71 pada 5 Oktober 2016, Panglima TNI membuat tradisi baru mengajak seluruh jajajarn TNI untuk melakukan ziarah ke makam Presiden RI dan tokoh-tokoh nasional yang telah berjasa terhadap lahirnya TNI. Tradisi ziarah ini bertujuan agar tidak melupakan sejarah. Tradisi baru dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam membangun semangat nasionalisme anggotanya. Mulai tahun ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) mentradisikan melakukan ziarah ke makam para mantan presiden dan Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Gema Redaksi
3
Surat Pembaca
6
Posdaya Perguruan Tinggi
14
Posdaya Lembaga Keuangan
24
Posdaya Organisasi Sosial
34
Kolom Khusus
42
Forum Kita
54
www.gemari.or.id Foto Sampul: Istimewa
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
5
SURAT PEMBACA Setiap surat yang dikirim harus disertai identitas diri antara lain KTP/SIM atau lainnya.
DAMANDIRI BANTU OPERASI KATARAK GRATIS
M
ATARAK merupakan salah satu penyebab kebutaan yang dapat dicegah dan ditanggulangi jika penderitanya mendapatkan penangan medis pada saat yang tepat. Oleh karena itu, tujuan dilaksanakan operasi katarak gratis ini adalah menekan dan menanggulangi tingginya tingkat kebutaan di Indonesia yang menurut Kementerian Kesehatan adalah 1,5 persen dari jumlah penduduk. Memperingati HUT RI ke-71, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) pada 20 Agustus 2016 lalu menggelar Bakti Sosial Operasi Katarak gratis, bagi warga kurang mampu dari beberapa wilayah di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Sesuai misinya meningkatkan kesejahteraan keluarga-keluarga miskin, Yayasan Damandiri secara bertahap juga akan memberikan pelatihan wirausaha bagi penderita katarak yang telah memiliki kemampuan melihat secara normal untuk lebih ditingkatkan kesejahteraannya. Yayasan Damandiri yang didirikan Pak Harto (Presiden RI ke-2) punya misi menyejahteran keluarga miskin. Bersyukur bisa membantu keluarga yang menderita katarak. “Ini salah satu misi kami membantu mereka agar lebih sehat, dapat meningkatkan
usaha dan pendapatannya secara bertahap tidak lagi miskin tetapi menjadi keluarga sejahtera,” ungkap Ketua Yayasan Damandiri Subiakto Tjakrawerdaja. Tidak hanya membantu operasi katarak gratis, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Pertuni juga akan membantu mengikutsertakan mereka mengikuti latihan kewirausahaan. Terutama, apabila mereka sudah bisa melihat dengan jelas, bisa meningkatkan keterampilannya untuk usaha. Yayasan Damandiri juga akan membantu di bidang permodalan, apabila mereka membutuhkan modal usaha. Semoga langkah ini dapat diteruskan, karena masih ratusan ribu rakyat Indonesia yang butuh operasi katarak. Acara ini juga bisa menjadi momentum menggerakkan masyarakat yang
punya kemampuan untuk membantu mereka, sehingga ratusan ribu penderita katarak dapat disembuhkan. Rasa syukur tak terhingga ikut terlontar dari bibir dilontarkan Irvansyah (41), salah satu pasien penderita katarak yang pada hari itu mendapat pelayanan operasi katarak gratis di Klinik Mata Matanya, Teber, Jakarta Selatan. “Saya sudah pernah operasi mata kanan sebelumnya, biayanya cukup mahal sekitar 16 juta. Jadi saya sangat bersyukur mendapat pengobatan gratis di sini,” ungkap bapak tiga anak yang sehari-harinya bekerja sebagai outsoursing di Kemayoran, Jakarta Pusat. Irvansyah yang sudah menderita katarak selama hampir 5 tahun ini mengaku sakit yang dirasakannya ini memang cukup mengganggu konsentrasinya dalam bekerja, terutama siang hari. “Kadang ada bayang-bayang di retina mata, sehingga saya lebih nyaman memakai kaca mata hitam pada siang hari,” cetusnya, yang dihadiri persatuan dokter mata Indonesia Semoga saja ini berjalan lancar dan sukses tentunya. Aamiin. Terima kasih kepada Majalah Gemari dan salam redaksi. Ahmad Bahaswan Jl Jatayu 12A Kebayoran Lama Selatan Jakarta Selatan.
Formulir Berlangganan N a m a : ........................................................................................................ Alamat Lengkap : .............................................................................................................................................................. ............................................................ Kode Pos: ........................... Telp.: ....................................... Sebagai pelanggan tetap mulai nomor: ......... s/d. ........... Sebanyak: .............. eksemplar. Pembayaran dimuka melalui Yayasan Anugerah Kencana Buana Rekening Bank Central Asia (BCA) Irwan Febriansyah No. Rek.: 375 135 6941 Kantor Cabang Pembantu (KCP) Graha Inti Fauzi Pelanggan, (.....................…………….) 6
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
POSDAYA MASYARAKAT
Koperasi Posdaya Bacang
Salurkan Bantuan Tabur Puja Meski baru berumur 2 tahun, Posdaya Bacang sudah berhasil mendirikan dan mengembangkan koperasi yang menyalurkan bantuan permodalan Tabungan dan Kredit Pundi Sejahtera (Tabur Puja) dari Yayasan Damandiri. Anggota Koperasi Posdaya Bacang kini mencapai 135 orang.
Mereka berlatih mengimpelemntasikan hasil latihannya di kelompok koperasinya.
S
IAPA sangka Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Bacang, di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, meskipun baru berumur 2 tahun, tapi sudah berhasil mendirikan dan mengembangkan koperasi yang menyalurkan bantuan permodalan Tabungan dan Kredit Pundi Sejahtera (Tabur Puja) dari Yayasan Damandiri. Bahkan, anggota Koperasi Posdaya Bacang telah mencapai 135 orang. Mereka terdiri dari kaum Ibu yang membuka usaha sebagai pedagang kecil, antara lain pedagang gado-gado, pedagang nasi dan makanan kecil, pedagang baju kreditan, dan lain-lain. “Para pengusaha mikro itu seluruhnya sudah mendapat bantuan permodalan kredit Tabur Puja dari Yayasan Damandiri yang disalurkan koperasi Posdaya Bacang, bahkan ada yang sudah dua kali,” kata Ketua Posdaya Bacang, Tuti Rohati. Koperasi yang dibentuk Posdaya Bacang, lanjut dia, sudah menyalurkan 168 kali kredit Tabur Puja. “Jadi, di antara 135 anggota kope-
rasi itu, ada yang sudah dua kali menerima manfaat Tabur Puja,” kata Tuti. Adapun besar kredit yang disalurkan bervariasi dari Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Selain bunganya rendah, kredit Tabur Puja juga dijamin secara tanggung renteng, dengan asas gotong royong. “Kami bersyukur karena dengan sistem tanggung renteng, tidak ada kredit yang macet,” katanya. Tak dipungkiri, ujar Tuti, kalau pernah ada anggota koperasi yang tidak bisa menyetori kreditnya karena sakit. “Namun, karena kita tanggung renteng maka setoran kreditnya kemudian dibayar dari dana talangan yang dikumpulkan para anggota lain,” ujarnya. Tuti mengaku bersyukur dan berterima kasih atas bantuan kredit Tabur Puja, karena kini anggota masyarakat yang menjadi anggota koperasi di Posdaya Bacang bisa meningkatkan usahanya sehingga keuntungannya bertambah. “Sebelumnya, para pedagang kecil itu menambah modalnya dengan cara meminjam Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
7
Ketua Posdaya Bacang Tuti Rohati.
uang dari orang yang biasa meminjamkan uang tapi bunganya terlalu besar. Namun dengan Tabur Puja kami cuma membayar 18% setahun, sehingga tidak memberatkan,” kata Tuti sumringah.
Proses administrasi Tabur Puja yang mudah dan menyenangkan.
8
Banyak manfaat dirasakan pedagang kecil Adalah Ibu Neneng Hasanah dan Ibu Ara Komala, yang menuturkan kisah suksesnya sebagai penerima kredit Tabur Puja. Keduanya merupakan warga Srengseng Sawah. Neneng Hasanah, misalnya, ibu rumah tangga berusia 38 tahun itu bergabung dengan Posdaya Bacang sejak awal berdiri. “Sejak itu saya sudah dua kali mendapat pinjaman kredit Tabur Puja, masing-masing Rp 2 juta,” tutur Neneng yang sehari-hari berjualan makanan seperti nasi uduk, puding, spageti, donat, bihun goreng dan lain-lain. Ia menjajakan dagangannya di kantin sekolah
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
SDN Srengseng Sawah 14 Pagi, Jalan Raya Lenteng Agung Timur, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya. Modalnya katanya hanya sekitar Rp 150.000 sekali jualan. Dari modal itu ia bisa mendapatkan Rp 350.000. “Untungnya lumayan sih, untuk menambah penghasilan keluarga untuk sekolah anak-anak,” kata istri seorang karyawan swasta itu. Dengan tambahan modal dari pinjaman Tabur Puja lewat koperasi, Neneng pun melakukan pengembangan usaha atau ekspansi. Dia menyewa tempat di perempatan Gang Haji Sibi yang cukup ramai. Di situ ia berjualan jus buahbuahan. Modal Rp 2 juta dari Tabur Puja, antara lain ia gunakan untuk membeli gerobak jus yang sudah dilengkapi mesin blender dan pengepak gelas jus. “Saya sengaja beli bekas seharga Rp 1,5 juta, karena kalau gerobak baru lebih mahal,” tutur Neneng. Sisanya dipakai untuk membeli buahbuah-buahan seperti mangga, tomat, jambu biji, belimbing, apel, terong beranda dan banyak lagi, Neneng menambahkan. Dengan modal Rp 200.000 sekali berjualan, Neneng mengaku mendapatkan keuntungan sekitar 100.000. Dari jumlah keuntungan itu, sebanyak 30% ia berikan kepada orang yang membantunya berjualan jus. “Kadang setelah berjualan di kantin sekolah, saya istirahat di rumah, dan gerobak jus ditunggui sama yang bantu saya,” tutur Neneng. Dengan penghasilan dari jualan jus dan jualan makanan di kantin, Neneng mengaku tak susah mengembalikan pinjaman Tabur Puja yang ia peroleh lewat koperasi. “Saya meminjam Rp 2 juta dengan masa pengembalian 6 bulan. Tiap bulan saya setor Rp 370.000 ke koperasi,” kata Neneng. “Saya berterimakasih karena proses pinjaman ke koperasi tidak ribet. Cukup menyerahkan foto kopi KTP suami istri dan Kartu Keluarga,” ia menambahkan. Pengalaman sukses memanfaatkan pinjaman koperasi Bacang juga diungkapkan Ibu Ara Komala. Ara Komala yang tinggal di Jalan Haji Sarin, Srengseng Sawah, membuka usaha dengan berjualan
keripik bawang dan keripik pisang. Keripik bawang dibuat dari tepung terigu dicampur telur, mentega, dan irisan bawang merah. Sedangkan keripik pisang dibuat dari pisang nangka dan pisang kepok. “Saya memasarkan keripik ke warung-warung melalui orang kedua, atau berdasarkan pesanan orang. Ada juga yang membeli langsung ke rumah,” tutur Ara Komala yang mengaku menggeluti usaha ini sejak 6 tahun lalu. Usahanya makin berkembang setelah Ara Komala mendapat tambahan modal dari pinjaman Tabur Puja Koperasi Posdaya Bacang, dua tahun lalu. “Awalnya saya mendapat pinjaman 2 juta, lalu pada putaran kedua mendapat Rp 2,5 juta,” kata Ara. Modal itu Bu Ara, demikian biasa disapa, gunakan untuk meningkatkan produksi dagangannya. Kini ia memproduksi sekitar 10 kilogram keripik bawang seharga Rp 300.000 dan 10 kilogram keripik pisang senilai Rp 600.000 per sekali buat yang biasanya terjual habis selama 4 hari, dengan keuntungan sekitar Rp 600.000. Ia mempekerjakan dua orang yang membantunya membuat keripik yang ia bayar
masing-masing Rp 300.000 per bulan. Atas semua ini, Ara Komala mengaku bersyukur dan berterima kasih atas bantuan pinjaman Tabur Puja yang berbunga rendah dari Damandiri melalui koperasi Posdaya Bacan. Berkat bantuan permodalan itu kini usahanya makin meningkat. Meski demikian, Ara masih berharap, ke depan bisa mendapat pinjaman yang lebih besar lagi dari Koperasi Posdaya Bacan supaya usahanya terus berkembang. HARI
Peserta pelatihan tengah mendapatkan materi pelatihan dari narasumber.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
9
POSDAYA MASYARAKAT
Budidaya Pisang Cavendish,
Gelorakan Gerakan Sayang Keluarga Miskin Posdaya Plamboyan yang berlokasi di Kampung Sukamaju, Desa Kayuambon, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, telah menjadi pelopor gerakan menanam Pisang Cavendish. Dari 2.500 bibit pisang cavendish yang disebar ke tiap-tiap rumah warga dua tahun silam, kini telah beranakpinak menghasilkan jutaan pisang. Melalui penanaman pohon pisang cavendish secara masif di halaman rumah keluarga miskin ini, secara tidak langsung telah menambah pendapatan ekonomi keluarga, terutama anggota Posdaya. Penanaman buah bernilai ekonomis tinggi ini juga ikut mendukung gerakan sayang anak, sayang ibu dan sayang keluarga miskin.
Prof Dr Haryono Suyono menyaksikan sejumlah kader Posdaya Plamboyan saat menanam bibit Pisang Cavendish. [FOTO-FOTO: ADE S]
P
ISANG Cavendish yang diberikan kepada keluarga-keluarga miskin di Jawa Barat membawa berkah bagi keluarga miskin di sekitarnya. Menanamnya cepat, hasilnya pun cepat. Peluang yang cukup bagus untuk menyejahterakan keluarga miskin. “Ada yang unik, penanaman pisang cavendish ini kita namakan pisang barokah. Karena pada umumnya pisang beranak kalau sudah berbuah. Ini baru ditanam empat bulan sudah bisa beranak,” tukas Ketua Posdaya Plamboyan Nani Yuningsih. Hal menarik lainnya adalah, anak pisang cavendish ini oleh anggota Posdaya Plamboyan kemudian diberikan kepada keluargakeluarga pra sejahtera lainnnya, yang dalam 2 – 4 bulan ke depan sudah bisa berbuah. “Sepertiga hasilnya dibagikan kepada keluarga pra sejahtera dan duapertiganya kami jual,” ujar 10
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Nani. Saat penyerahan anak pisang cavendish untuk keluarga pra sejahtera ini terjadi proses menyentuh hati. Pasalnya, anggota Posdaya Plamboyan sebagian besar juga adalah keluarga pra sejahtera. “Tiba-tiba keluarga miskin melaksanakan upacara menyerahkan bantuan kepada keluarga miskin lain,” ungkap Nani yang tidak dapat menyembunyikan linangan air matanya karena menahan rasa haru. Cara budidaya Pisang Cavendish Untuk membudidayakan pisang cavendish, sebaiknya digunakan bibit kultur jaringan, karena memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan bibit dari anakan biasa. Salah satu keunggulannya adalah tanaman pisang akan lebih tahan terhadap penyakit yang disebabkan bakteri Layu Panama atau Fusatium
Oxysporum Cubense dan Layu Moko atau Psedeumonas Solanacaerum. Melalui teknologi jaringan kultur, pisang cavendis akan tumbuh dan menghasilkan buah pisang yang sama persis dengan induknya. Bibit dari kultur jaringan juga memiliki kualitas genetik baik yang seragam. Pengembangbiakan melalui kultur jaringan ini merupakan hasil penelitian Lembaga Peneliti Biotrop, Bogor, Jawa Barat. Untuk menghasilkan panen budidaya tanaman pisang cavendish dengan rasa manis dan tekstur yang sempurna diperlukan langkahlangkah sebagai berikut; pemilihan bibit unggul, pemilihan pupuk terbaik, pemilihan lahan dengan kualitas penggemburan yang sangat sempurna dan tahu cara merawatnya. Berikut cara budi daya penanaman pisang cavendish melalui kultur jaringan: 1. Buatlah lubang pada tanah sebagai persiapan penanaman buah pisang dengan ukuran 20 X 20 cm dan kedalaman sekitar 20 cm. 2. Sebaiknya jarak antara satu tanaman dengan yang lainnya yang paling baik adalah 3 X 3 cm. 3. Setelah lubang siap taburkan pupuk kandang sejumlah 2 kg, pupuk N, P, K sebanyak 1 sendok makan, dan pupuk puradon sebanyak 1 sendok makan. 4. Jangan langsung menanam bibit pisang tetapi diamkan tanah selama 3 hari agar uap panas yang berasal dari pupuk menghilang. 5. 3 hari kemudian tanamlah bibit pohon pisang cavendish pada lubang yang telah disiapkan sebelumnya. 6. Setiap 2 bulan sekali lakukan pemupukan dengan pupuk N, P, K sebanyak 2 sendok makan. 7. Periksalah tanaman pisang secara teratur dan buang hama berupa ulat yang sering berada pada sekitar daun pohon pisang.
Prof Haryono saat berdialog dengan kader Posdaya Plamboyan Ace Saefudin (tengah) dan Ketua Posdaya Plamboyan Nani Yuningsih (kiri) seputar perkembangan budidaya pisang Cavendish dan Jeruk Lembang yang dikelolanya.
8. Tambahkan tanah secukupnya pada setiap pertumbuhan ke atas bonggol tanaman pisang. Salah satu ciri khas panen pisang cavendish adalah mengeringnya daun bendera. Cara panen pisang cavendish, buah pisang dipanen bersama tandannya dengan panjang tandan kira-kira 30cm dari pangkal sisir paling atas dengan menggunakan pisau tajam. Panen dilakukan 3 – 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman. Selamat mencoba! RW
Ketua Posdaya Plamboyan Nani Yuningsih didampingi salah seorang kadernya saat memamerkan hasil inovasi nya yaitu kue berbahan dasar pisang cavendish yang kini banyak digandrungi masyarakat.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
11
POSDAYA MASYARAKAT
Posdaya Lumbung Karya Pacitan
Bangun Pantai Ngiroboyo Jadi Destinasi Wisata Mempesona Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Lumbung Karya diam-diam terus memberdayakan masyakarat sekitarnya. Keberadaannya mampu memberi angin segar dan motivasi berharga untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Pasalnya, Posdaya yang terletak di Dusun Sambi, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ini mampu menyulap pantai dan sungai di wilayahnya menjadi destinasi wisata baru yang mempesona. Prof Dr Haryono Suyono didampingi Bupati Pacitan Drs Indartato, MM (ketiga dari kiri) dan Wakil Bupati Pacitan Drs H Yudi Sumbogo (ketiga dari kanan), Tantyo Sudharmono (kedua dari kiri), Niken Indra Dhamayanti Tantyo Sudharmono (kiri) dan pimpinan daerah setempat. [FOTO-FOTO: MULYONO]
Prof Dr Haryono Suyono dan Bupati Pacitan Drs Indartato, MM serta rombongan disambut hangat masyarakat Pantai Ngirobyo.
12
P
OSDAYA berbasis pariwisata yang baru berdiri dua tahun ini mampu menggerakkan seluruh masyarakatnya untuk bergotong royong membangun Pantai Ngiroboyo menjadi lebih cantik dan memukau. Bukan hanya itu, sungai Maron yang bermuara di pantai ini pun dibenahinya. Tak pelak, sungai ini pun menjadi wahana wisata sejumlah pengunjung yang bisa disusuri layaknya sungai di hutan Amazon di Brasil. Tak heran, bila Posdaya ini kerap menjadi
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
pusat perhatian sejumlah pejabat teras Pemerintah Kabupaten Pacitan bahkan tokoh nasional. Tepatnya, pada Kamis, 22 September 2016 lalu Posdaya ini mendapat kunjungan langsung dari Bupati Pacitan Drs Indartato, MM dan Prof Dr Haryono Suyono, Menko Kesra dan Taskin era Presiden HM Soeharto. Keberadaan Pantai Ngiroboyo dan Sungai Maron yang kini menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Pacitan membawa perubahan drastis bagi masyarakat sekitar. Walaupun baru berjalan dua tahun, keluarga-keluarga yang tergabung dalam Posdaya Lumbung Karya semakin meningkat kesejahteraannya. Pasalnya, pendapatan uang kas yang masuk setiap bulannya dari pengelolaan wisata itu sangat menggembirakan. Tidak kurang
dari Rp 13 sampai Rp 14 juta bisa dikantongi pengelola. Itulah sebabnya, Pantai Ngiroboyo yang terletak di Dusun Sambi, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ini dijadikan lokasi digelarnya acara Sarasehan dan Dialog Posdaya Lumbung Karya. Dihadiri langsung Bupati Pacitan Drs Indartato, MM dan Penasehat Pembina Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono. Tak ketinggalan sejumlah pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Pacitan, para camat, para lurah dan kepala desa, para kader Posdaya serta ribuan masyarakat sekitar yang antusias mengikuti berlangsungnya acara. Meneg Kependudukan dan Kepala BKKBN era Presiden HM Soeharto itu, mengungkapkan rasa bangga dan kagum sekaligus tersanjung atas tingginya perhatian masyarakat Pacitan kepada dirinya. Pasalnya, masyarakat setempat berharap, keberadaan dirinya di Pantai Ngiroboyo mampu menjadi pemicu semangat untuk terus membangun pariwisata pantai Ngiroboyo. Di hadapan ribuan masyarakat Pantai Ngiroboyo, Prof Dr Haryono Suyono mengatakan, pembangunan pantai harus dilakukan terus menerus bersama seluruh warga. “Bukan hanya di dalam pantai, pembangunan harus diwujudkan di luar pantai. Misalnya infrastruktur atau kegiatan ekonomi menuju pantai agar kehidupan masyarakat sejahtera bisa merata,” ujar pria kelahiran Pacitan, Jatim, 6 Mei 1938 ini menyemangati masyarakat Pacitan. Sedangkan Bupati Pacitan Drs Indartato, MM memaparkan seputar pantai-pantai yang ada di Kabupaten Pacitan yang juga mempunyai potensi sama seperti di Pantai Ngiroboyo. Menurutnya, pantai indah lainnya di Pacitan yang memiliki pengunjung paling banyak yaitu pantai
Prof Dr Haryono Suyono didampingi Wakil Bupati Pacitan Drs H Yudi Sumbogo (kedua dari kiri), Camat Donorojo dan relawan Posdaya Pacitan Dian Budi saat menikmati indahnya Pantai Ngiroboyo Pacitan, Jatim.
Klayar. “Sebelum menjadi pantai dengan infrastruktur memadai seperti sekarang, Pantai Klayar juga memiliki masalah sama dengan pantai Ngiroboyo yaitu infrastruktur,” ungkap Drs Indartato, MM. Diungkapkan Bupati Pacitan Indartato, dirinya sudah meminta bantuan kepada pihak camat dan kepala desa dalam hal perluasan lahan milik masyarakat. Bantuan dari APBD pun sudah mengalir. “Saya harapkan infrastruktur Pantai Ngiroboyo ini bisa selesai sebelum masa jabatan saya berakhir pada empat tahun mendatang,” imbuhnya. Ungkapan Bupati Pacitan Indartato langsung diaminkan Ketua Posdaya Lumbung Karya Wakino Azis. Dia mengatakan, pemandangan dan alam sekitar pantai yang indah sangat disukai wisatawan domestik dan mancanegara. “Saya berharap tiga buah penginapan di pantai ini bisa terwujud agar mampu menampung wisatawan lebih banyak,” pintanya. ADE S
Prof Dr Haryono Suyono didampingi Wakil Bupati Pacitan Drs H Yudi Sumbogo (kedua dari kiri), Camat Donorojo, Dr Mulyono D Prawiro, Tantyo Sudharmono (kedua dari kiri), Niken Indra Dhamayanti Tantyo Sudharmono dan relawan Posdaya Pacitan saat menikmati indahnya Pantai Klayar Pacitan, Jatim.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
13
POSDAYA PERGURUAN TINGGI
Ratusan Mahasiswa dari Perguruan Tinggi se-Indonesia
Ikuti KKN Kebangsaan 2016 Sebagai Negara yang memiliki semboyan Bineka Tunggal Ika, kita tidak fokus pada satu hal saja. Tapi dengan berinteraksi dengan masyarakat luar kita bisa makin mengenal budaya lain namun tetap satu bangsa. Oleh karenanya kegiatan KKN Kebangsaan inilah yang perlu banyak dilakukan.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, memberikan kuliah umum kepada mahasiswa peserta KKN Kebangsaan tahun 2016.
L
EBIH dari 800 mahasiswa dari 44 Universitas Se-Indonesia menghadiri penutupan KKN Kebangsaan 2016 yang berlangsung pada Jum’at, 26 Agustus 2016 lalu di Aula Kantor Gubernur Dompak. KKN Kebangsaan tahun 2016 kali ini merupakan gabungan dari 38 Universitas Negeri seluruh Indonesia yang diadakan di Kepulauan Riau. Sedangkan penyelenggara kali ini adalah Dirjen Dikti dan sebagai tuan rumah Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang yang merupakan salah satu Universitas Negeri berbasis Maritim yang ada di Indonesia. Dalam sambutan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Menristekdikti) dalam hal ini diwakili oleh Direktur Kemahasiswaan Dirjen Belmawa Kemenristekdikti oleh Prof Intan Ahmad, PhD. Selain mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasi atas berlangsungnya Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN Kebangsaan 2016, yang telah dilaksanakan di provinsi Kepulauan Riau, Prof Intan Ahmad juga bersyukur karena telah berlangsung sesuai yang diharapkan. “Saya bersyukur, bangga, berterima kasih, dan memberikan penghargaan yang setinggi-
14
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
tingginya kepada pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, pemerintah daerah, Bupati, TNI, Kepolisian dan tentu saja untuk Universitas Maritim Raja Ali Haji atas upaya yang luar biasa, sehingga KKN Kebangsaan ini bisa berlangsung dengan hasil yang luar biasa,” ujarnya. Menurut dia, pihaknya merasa perlu adanya KKN Kebangsaan ini pada dasarnya Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika sehingga kita tidak fokus pada satu hal saja, tapi dengan berinteraksi dengan masyarakat luar kita bisa makin mengenal budaya lain namun tetap satu bangsa. Ditambah lagi dengan ikut berpartisipasinya peserta delegasi dari UTM (Universitas Teknologi Malaysia). Ia juga mengucapkan selamat kepada para mahasiswa, karena telah melakukan sesuatu yang luar biasa. Pengalaman yang mereka dapatkan selama berkegiatan di KEPRI ini tidak akan mereka peroleh jika hanya belajar di kampus saja. Hanya mereka yang mengikuti KKN Kebangsaan inilah yang akan memahami betapa luar biasanya pengalaman yang mereka peroleh. Untuk itu, bisa dikatakan merekalah orang-orang yang beruntung. Ia menilai, peserta KKN Kebangsaan telah
berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini ditandai dengan kemampuan mereka berkomunikasi dengan masyarakat tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami. Dan merekapun mendapatkan respek yang baik dari masyarakat. Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa. Pada kesempatan itu, Prof Intan, juga sedikit bercerita mengenai kompleksitas abad 21. Ia mengatakan permasalahan abad 21 bisa di selesaikan dengan Sains, Teknologi, dan Inovasi. Tetapi itu belum cukup, perlu adanya pemahaman mengenai aspek sosial. Apa yang dilakukan para mahasiswa selama sebulan ini akan menjadi senjata yang lebih ampuh untuk menghadapi abad 21. “Masa depan Bangsa Indonesia ada dipundak anda tetapi kalau anda tidak memahami persoalan Bangsa Indonesia akan sulit bagi anda menjadikan negara kita lebih baik lagi,” katanya. Pada kesempatan itu, ia juga berpesan kepada mahasiswa ketika kembali ke daerahnya masing-masing, mereka dapat menceritakan pengalaman apa yang mereka dapat di Kepri ini. Sehingga dapat menginspirasi orang lain untuk ikut serta berkegiatan di luar. Pesan KSAL Salah satu pengisi materi dalam kegiatan KKN Kebangsaan 2016 berlangsung di Hotel Sunrise, Tanjungpinang, Kepulauan Riau ini adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, memberikan kuliah umum kepada mahasiswa peserta KKN Kebangsaan tahun 2016. Kuliah Umum sekaligus pembekalan kepada 800 orang mahasiswa tersebut oleh KSAL mengambil tema “Pembangunan Karakter Bangsa Guna Memperkuat Nasionalisme Dalam Mendukung Pembangunan Nasional Indonesia.” Kuiah umum ini berlangsung hidup dan interaktif tatkala KSAL membuka sesi tanya jawab. Acara tersebut diselingi dengan kuis. Selain itu, para mahasiswa peserta KKN Kebangsaan kali ini mendapat oleh-oleh dari KSAL berupa majalah Cakrawala edisi terbaru. Majalah itu diserahkan secara simbolis oleh KSAL kepada perwakilan
Prof. Dr. Intan Ahmad, ph. D (Kiri) dari Direktur Kemahasiswaan Dirjen Belmawa Kemenristekdikti menerima cendera mata dari Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji, Prof. Dr. Syafsir Akhlus, MSc (Kanan).
mahasiswa. Sementara itu, Rektor Umrah Prof Dr Safsir Akhlus sebagai Penanggungjawab KKN Kebangsaan tahun 2016, mengatakan KKN merupakan salah satu bentuk sasaran Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat. Hal tersebut sebagai bentuk dan tanggung jawab mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan di bangku kuliah untuk diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Khususnya masyarakat di daerah perbatasan dan pulau-pulau terpencil yang ada di Kepri. Menurutnya, KKN Kebangsaan 2016 merupakan suatu kegiatan intrakurikuler yang memadukan dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus dalam satu kegiatan. KKN merupakan bagian
Ketua LP3 Umrah Dr Novrizal, SPi saat menutup kegiatan KKN Kebangsaan
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
15
Foto bersama perwakilan Universiti Teknologi Malaysia, Dirjen Belmawa Kemenristekdikti , Rektor UMRAH, dan Perwakilan Universitas Negeri Gorontalo sebagai Tuan rumah KKN Kebangsaan 2017.
16
integral dari kurikulum pendidikan tinggi strata satu (S1) yang menekankan pada aspek pengalaman belajar dan menghubungkan konsep-konsep akademis dengan realita kehidupan masyarakat. Program ini merefleksikan pengetahuan teori yang disinergikan dengan pengalaman di lapangan sebagai unjuk kerja yang mampu mengembangkan soft skill mahasiswa, mematangkan kepribadian dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Turut hadir dalam Kuliah Umum sekaligus pembekalan kepada mahasiswa tersebut di antaranya Gubernur Nurdin Basirun,Komandan Lantamal IV Laksma TNI S. Irawan, Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) zona barat Laksma TNI Fredy Egam, Wakil Komandan Lantamal IV Kolonel Laut (P) Dwika Tjahya, para Asisten Danlantamal IV, para dosen pendamping dari berbagai perguruan tinggi yang terlibat dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2016. Sementara itu Ketua Lembaga Penelitian Pe-
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
ngabdian Masyarakat dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Maritim Raja Ali Haji, Dr Novrizal, SPi dalam penutupan KKN Kebangsaan di Aula kantor Gubernur KEPRI, Jum’at malam 26 Agustus 2016 lalu, mengungkapkan kegiatan KKN Kebangsaan tahun 2016 yang dilaksanakan di Provinsi KEPRI sudah terpublikasi sekitar 80 persen melalui situs web masing-masing desa lokasi KKN Kebangsaan. Dikarenakan banyak berbagai pihak yang telah ambil bagian untuk membantu mempublikasikan kegiatan-kegiatan KKN Kebangsaan baik media online maupun media cetak. “Publikasi Kegiatan KKN Kebangsaan tahun 2016 ini, alhamdulillah mencapai 80 persen di dalam website masing-masing desa yang menjadi lokasi KKN, ini sangat penting. Jika tidak ada publikasi, maka KKN Kebangsaan ini tidak diketahui di kalangan masyarakat umum“ ujarnya. Ia juga mengungkapkan bahwa Peserta KKN Kebangsaan 2016 sangat kreatif dalam melaksanakan kegiatan di sertai dengan publikasi. Selain itu, pihak Universitas Maritim Raja Ali Haji, ICT UMRAH memberikan fasilitas berupa akun website di setiap desa dengan link menambahkan nama desa disertai kknkebangsaan.umrah.ac.id. Hal ini bertujuan supaya publikasi pelaksanaan KKN Kebangsaan yang ditampilkan di laman website tentang profil desa serta informasi potensi wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau bisa diketahui oleh wisatawan dari luar daerah yang ingin mengunjungi provinsi KEPRI. HARI
POSDAYA PERGURUAN TINGGI
14 Kelompok Mahasiswa KKN UMY dan UNY
Tunjukkan Pendampingan Terbaik bagi Masyarakat Dlingo Kuliah kerja nyata (KKN) mungkin sudah menjadi hal biasa bagi mahasiswa yang ingin lulus dari studi mereka di perguruan tinggi. Sebuah kewajiban berbaur dengan masyarakat sembari mengaplikasikan ilmu mereka yang didapat di bangku kuliah. Namun, memberi manfaat terbaik bagi masyarakat di lokasi KKN boleh jadi tidak setiap kelompok mahasiswa bisa meraihnya. Itulah yang ditunjukkan 14 kelompok mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Mereka sukses memberi pendampingan terbaik bagi masyarakat di Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sejumlah mahasiswa KKN UMY dan UNY saat mendapat arahan dari aparat pemerintahan Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY.
K
EWAJIBAN berbaur dengan masyarakat dalam kurun waktu tertentu seperti yang ditugaskan kampus mereka masing-masing. Mahasiswa-mahasiswa ini nantinya akan melaksanakan program-program sesuai dengan kemampuan dan keinginan dari masyarakat lokasi mereka melaksanakan KKN. Hanya saja, terkadang KKN ini dilaksanakan secara ala kadarnya. Karena program-program yang dilaksanakan biasanya hanya mengambang, tidak sampai tuntas. Dengan alasan keterbatasan waktu, selama ini mahasiswa KKN kebanyakan hanya melaksanakan program populer
yang sangat biasa dilakukan oleh mahasiswamahasiswa KKN yang sebelumnya. Program seperti bimbingan belajar, tempat pendidikan agama (TPA), pemasangan neon ataupun pemasangan penunjuk arah dan papan nama pasti ada dalam setiap program mereka. Namun, berbeda dengan yang ada di Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Dua hari sejak Senin, 29 Agustus 2016 hingga Selasa 30 Agustus 2016 lalu, suasana di Balai Desa berubah total seperti ruang pameran dan ruang pertunjukkan. Kantor desa tak nampak lagi karena Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
17
Siswa sekolah dasar memperhatikan salah seorang mahasiswa KKN menyiapkan tanaman sayuran dengan sistem hidroponik.
18
dipenuhi oleh stan-stan dari mahasiswa KKN yang telah melaksanakan tugas di tempat tersebut selama dua bulan. Kepala Desa Dlingo Bahrun Wardoyo mengatakan, selama dua hari ini mahasiswa KKN di desa tersebut memang melaksanakan kewajiban yang diinginkan desa. Para mahasiswa KKN ini sedang melaksanakan pameran hasil program kerja mereka selama dua bulan di Desa Dlingo, tersebut. Para mahasiswa KKN ini semuanya diwajibkan untuk menunjukkan hasil pendampingan mereka kepada pemerintah desa, wisatawan, serta masyarakat sekitar. “Ini baru pertama kami lakukan, dan akan kami lakukan terus menerus,” tuturnya. Pihaknya sengaja mengemas program pameran mahasiswa KKN ini karena ingin mengukur keberhasilan mahasiswa KKN selama membaur dengan masyarakat. Di samping itu, dia juga ingin mengoptimalkan potensi yang ada di sepuluh dusun desa tersebut. Sehingga ke depan, desa akan membuat program berkesinambungan untuk memaksimalkan potensi tersebut. Selama ini, dia melihat KKN yang dilaksanakan mahasiswa hanya serampangan dan berjalan tanpa arah. Padahal, di desanya telah memiliki program satu dusun satu potensi. Dengan model simbiosis mutualisme dengan mahasiswa KKN, pihaknya ingin mahasiswa KKN membantu pemerintah desa mewujudkan satu desa satu potensi. “Di sini ada sepuluh dusun dengan potensi yang berbeda-beda, sehingga kami ingin memaksimalkan itu,” katanya. Kali ini, ada 14 kelompok KKN masing-
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
masing sepuluh kelompok dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan sisanya dari UNY. Mereka sudah memasuki masa akhir tugas di Desa Dlingo dan mulai tahap penilaian. Tahap penilaian ini nantinya akan menjadi dasar ketika ada mahasiswa KKN kelompok lain dari universitas yang sama melakukan KKN lagi di desa tersebut. “Kami sudah kontrak dengan UMY lima tahun dan UNY dua tahun untuk KKN di desa ini,” katanya. Dalam pameran dua hari ini nampak ada stan hasil pengolahan limbah kayu dari UMY di dusun Pakis I, serbuk gergaji di Pakis 2. Hasil pelatihan hidroponik, pelatihan kepariwisataan, pelatihan penanaman merica, dan pelatihan administrasi hingga pelatihan bahasa Inggris untuk pariwisata menjadi rupa-rupa program KKN kali ini. Anjar, salah seorang mahasiswa KKN mengaku tertantang dengan program pameran kali ini. Karena dengan pameran tersebut kelompoknya menjadi tertantang untuk menampilkan yang terbaik bagi masyarakat. Dengan pameran ini, ia merasa puas dengan hasilnya karena mampu memberikan kontribusi terhadap masyarakat Dlingo. Desa Dlingo Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY, acap kali dijuluki dengan Bantul rasa Gunung Kidul. Pasalnya, kondisi fisik Dlingo berbeda dengan wilayah Bantul lainnya. Desa ini lebih mirip dengan Kabupaten Gunung Kidul. Apalagi, secara administrasi, sebelah timur berbatasan langsung dengan Playen, Gunung Kidul. Batuan kapur, terletak di atas perbukitan, dan hutan yang tumbuh lebat, menjadi identitas fisik bagi wilayah Dlingo. Desa Dlingo merupakan satu dari enam desa yang ada di Kecamatan Dlingo, yang terdapat sepuluh dusun dengan karakternya sendiri-sendiri. Salah satu dusun yang ada Di Desa Dlingo adalah Dusun Dlingo yang letaknya mudah ditemui, karena berada di selatan Kantor Desa. Mata pencaharian ma-
syarakat Dusun Dlingo I banyak yang menjadi petani dan pengrajin kayu. Pertanian di dominasi tumbuhan tembakau, jagung, dan beberapa tanaman musiman seperi kedelai dan kacang. Tembakau banyak dipilih sebagai komoditas karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Per satu kilo daun tembakau basah jika dijual bernilai Rp 3.500 sampai Rp 5.000. Sedangkan satu kilo daun tembakau kering bernilai Rp 50.000 sampai Rp 60.000. Dusun Dlingo I ini disiapkan oleh Kepala Desa Dlingo sebagai kampung yang fokus bergerak pada bidang kebudayaan. Hal ini dikarenakan terdapat beragam seni budaya yang dijadikan sebagai salah satu unggulan di dusun ini. Setidaknya, ada sepuluh kesenian yang siap mewadahi darah seni masyarakat. Mulai dari tradisional, kesenian islam, sampai yang dipadukan dengan kesenian kontemporer. Kesepuluh kesenian tersebut adalah kethoprak, jathilan, karawitan, angklung, gejog lesung, bregodo, ronda tek-tek, hadrah, shalawat, dan waton gumyak. Kelompok kesenian tidak hanya menjadi wadah untuk berseni. Bagi Masyarakat Dlingo
I kesenian juga sebgai penghibur dikala penat. Kesenian juga menjadi alat untuk merekatkan masyarakat. Dengan berkesenian, bisa menjadi alat bagi anak muda untuk berkreasi. Karena sudah banyak yang merasakan manfaat dengan berkesenian. Sehingga perlu dipertahankan. Karena hidup matinya dusun, ada dikesenian. Itulah sisi menarik dari desa yang menjadi tujuan generasi muda, khususnya mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta melakukan kegiatan KKN-nya. HARI
Salah satu pintu gerbang masuk Desa Dlingo.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
19
POSDAYA PERGURUAN TINGGI
Penerjunan Mahasiswa KKN Cukup Efektif Penerjunan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke beberapa kecamatan yang ada di daerah kabupaten ternyata cukup efektif dalam menggali potensi yang ada. Hal itu terbukti banyaknya laporan yang masuk ke LPM (Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat) mengenai potensi yang ada.
Jajaran petinggi Universitas Jember (Unej) bersama Prof Haryono Suyono dan Dr Mazwar Noerdin saat kunjungan kerja ke Jember, Jatim, beberapa waktu lalu.
D
EMIKIAN diungkapkan Rektor Universitas Jember, Jawa Timur, Drs Moh Hasan, MSc, PhD pada kunjungan kerjanya di salah satu lahan milik kelonpok tani binaan di kecamatan Gumukmas. “Salah satunya, mengenai potensi terutamanya dalam bidang pertanian yang perlu dikembangkan oleh petani di desa-desa yang
Rektor Unej Jember Drs Moh Hasan, MSc, PhD, bergandeng akrab bersama Prof Dr Haryono Suyono.
20
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
ada di Jember,” ujarnya. Tentu hal ini dinilai sejalan dengan salah satu visi dari Universitas Jember unggul dalam pengembangan pertanian industrial. “Unej terus melakukan kajian pengembangan potensi pertanian menuju industry,” ujar Rektor Universitas Jember. Ia mengaku, banyak laporan yang masuk pada pihaknya mengenai potensi pertanian di Jember yang perlu kami tindak lanjuti dan cukup beragam. Sementara itu, Drs Anwar MSi selaku Sekertaris LPM menyampaikan, salah satu tugas dari LPM adalah menindak lanjuti hasil dari temuan mahasiswa KKN mengenai potensi yang ada di wilayah mereka di tempatkan. “Dari laporan yang masuk kemudian dilakukan kajian untuk menentukan apakah laporan tersebut layak untuk dikembangkan,” ujarnya. Untuk itu, lanjut Anwar, perlu dilakukan kajian terhadap laporan yang masuk sehingga manakala
mungkin untuk dikembangkan bisa pihaknya berikan bantuan dan pelatihan berupa penggunaan peralatan tepat guna. Lebih lanjut Anwar menjelaskan peran lembaga tinggi dalam hal ini LPM Universitas Jember nantinya akan mampu meningkatkan produktifitas petani. Menurutnya, melalui peran LPM diharapkan hasil pertanian Jember khususnya buah-buahan dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga keberadaan buah impor bisa berkurang. “Harapannya adanya peran LPM dapat meningkatkan produktivitas pertanian khususnya bahan pokok sehingga petani Jember nantinya bisa menjadi tuan di negerinya sendiri,” imbuh Anwar. Anwar berharap Jember mampu swasembada khususnya kebutuhan pokok dan buah. Karena menurutnya, Kabupaten Jember memiliki potensi yang cukup besar untuk menuju ke sana bahkan masih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan daerah lain. “LPM berharap bisa turut merumuskan kebijakan daerah sehingga bisa memberikan sumbangan pemikiran, rumusan kebijakan dan pemetaan potensi pertanian sehingga masyarakat petani bisa semakin produktif,” pungkasnya. Sedangkan Kepala Pusat Program Pengelolaan dan Pengembangan KKN Dr Hidayat Teguh Wiyono mengatakan, Unej memiliki teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian. Teknologi itu mampu merangsang pohon agar berbunga sebelum musim, dan dengan teknologi itu petani bisa mengatur jadwal panen sesuai yang mereka inginkan. “Dengan hasil penelitian kami sekarang petani sudah bisa mengatur jadwal panen,”ujarnya. Selain merangsang bunga di luar musim, Teguh juga menuturkan pupuk organik yang diproduksi oleh Universitas Jember mampu meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen. “Pupuk produksi kami juga sangat bagus untuk meningkatkan hasil panen dan sangat membantu bagi petani yang
membutuhkan pupuk,” imbuhnya. Saat ini Unej juga menggandeng pihak Disperindag dan ESDM Jember untuk bersinergi dalam pengolahan pasca panen sehingga bisa memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan petani. HARI
Drs Anwar, MSi saat melihat kesuksesan menggarap petani klengkeng binaan Unej Jember.
POSDAYA KITA Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran kecil. Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran besar. Ada Posyandu, ada BKB, ada PAUD-nya Ada Koperasi, ada BKL, Kebun Bergizi Posdaya, Posdaya, Posdaya milik kita Posdaya, Posdaya, Keluarga Sejahtera.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
21
POSDAYA PERGURUAN TINGGI
Mahasiswa KKN STAIN Pekalongan
Gelar Pelatihan Internet Desa Penerjunan mahasiswa KKN ke beberapa kecamatan yang ada di daerah kabupaten memberi manfaat bagi banyak pihak termasuk aparat pemerintahan. Seperti yang dilakukan mahasiswa KKN STAIN Pekalongan di Desa Banjarsari, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang menggelar pelatihan Internet Desa.
Sejumlah mahasiswa KKN STAIN Pekalongan tengah memberi pelatihan website desa kepada sejumlah masyarakat di Desa Banjarsari, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, Jateng. [FOTO: DOK]
22
P
ELATIHAN itu didorong oleh semangat para perangkat desa dan tokoh desa yang ingin memanfaatkan internet untuk kemajuan desanya tersebut. Pelatihan diikuti oleh jajaran perangkat desa, tokoh NU, IPPNU dan beberapa warga didampingi mahasiswa bertempat di Posko KKN Desa Banjarsari, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Kepala Desa Banjarsari Guwono, mengatakan, kemajuan teknologi informasi yang demikian cepatnya harus benar-benar dimanfaatkan dengan positif. “Kami di perangkat desa, benar-benar membutuhkan pelatihan internet ini. Dengan internet, desa bisa lebih maju,” kata Guwono di sela-sela pelatihan. Ia mengatakan, masih banyak aparatur desa yang belum menguasai komputer dan internet. Padahal, komputer dan internet sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja dan memajukan desa. “Sudah saatnya potensi desa bisa dikembangkan dengan internet desa,” tuturnya.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Beri pelatihan Pelatih Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Sideka) Khusnul Kowim, memberikan pelatihan internet desa kepada jajaran perangkat desa dan tokoh masyarakat. Sementara itu Ketua Tanfidziyah NU Banjarsari, Harso, menyambut baik dengan rencana desa yang ingin mengembangkan internet desa. Namun dia khawatir dengan mudahnya akses internet untuk warga, bisa berdampak negatif untuk para pemuda. “Internet itu bagus, tapi harus difilter agar masyarakat tidak bisa mengakses situs-situs negatif,” terang Harso. Ketua Tanfidziyah NU Banjarsari ini menilai banyak masyarakat yang sudah paham dan akrab dengan internet belum memanfaatkannya untuk kemajuan desa. Sementara Koordinator KKN, Ahmad Muthohar, menuturkan, fenomena akses internet yang begitu mudah diakses dengan perangkat HP, harus diarahkan untuk hal-hal positif. Masyarakat tidak hanya memanfaatkannya untuk komunikasi saja, tapi juga untuk membagikan potensi desanya. Pelatih Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Sideka), Khusnul Kowim, menyesalkan beberapa desa yang tidak menyambut baik program internet desa dari Sideka. Namun, ternyata masih ada desa yang antusias dengan program internet desa (Sideka). “Semoga semangat Desa Banjarsari dalam memajukan desa dengan internet bisa menular ke desa-desa lain,” pungkasnya. HARI
POSDAYA PERGURUAN TINGGI
Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa memberikan pelatihan pemanfaat barangbarang bekas kepada ibuibu di Desa Tering,
Mahasiswa KKN UTS
Beri Pelatihan Daur Ulang Barang Bekas Mahasiswa KKN UTS kelompok 9 menggelar pelatihan kerajinan tangan dengan tim penggerak PKK Desa Batu Tering, Sumbawa, beberapa waktu lalu. Pelatihan yang berlangsung selama dua jam tersebut di hadiri oleh para ibu-ibu anggota PKK setempat.
P
ELATIHAN yang digelar di balai pertemuan tersebut bertujuan untuk membentuk peluang usaha masyarakat desa batu tering dan meningkatkan kreativitas ibu-ibu PKK dalam mendaur ulang barang bekas kain. Pelatihan ini dipandu langsung oleh para mahasiswi KKN UTS. Antusiasme mahasiswi dalam memandu pelatihan ini mendapat apresiasi positif dari Mariana selaku ketua PKK desa batu tering. Menurut Mariana, pelatihan daur ulang barang bekas kain sebenarnya sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu PKK karena sesuai dengan program kerja PKK yaitu pendidikan dan ketrampilan. “Pelatihan tentang kerajinan tangan dari kain bekas merupakan pelatihan perdana yang diberikan kepada ibu-ibu penggerak PKK, karena sebelumnya belum ada lembaga yang memberikan pelatihan semacam ini,” ungkap Mariana. Menurutnya, pelatihan yang diberikan oleh mahasiswi KKN UTS ini sangat inspiratif guna menambah wawasan kreativitas ibu-ibu PKK desa batu tering yang terampil. Pelatihan yang berlangsung selama dua jam tersebut menarik perhatian perserta untuk ikut serta dalam mencoba langsung meciptakan sebuah produk.
Peserta membuat langsung produk dan didampingi oleh mahasiswa KKN UTS . Kain bekas yang didaur ulang pun berhasil di daur ulang menjadi sebuah produk baru yang menarik berupa gantungan kunci dan bros. Hasil kerajinan tangan para pesertapun dirasa cukup memuaskan oleh mahasiswi yang memandu. Menurut mahasiswi KKN UTS sebenarnya tingkat kreativitas yang dimiliki oleh ibu-ibu PKK Desa Batu Tering cukup tinggi, namun hanya saja dibutuhkan sedikit pelatihan lagi agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya jual. Bahkan menurut mahasiswa mereka tidak ada kendala dalam membimbing para peserta terutama dari segi bahasa. Sehingga tidak dibutuhkan waktu yang lama bagi peserta untuk memahami paduan tahap demi tahap. Karya ibu-ibu PKK Desa Batu Tering Mahasiswi KKN UTS juga berharap agar dengan adanya pelatihan daur ulang barang bekas kain seperti ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat desa batu tering baik dari segi pendapatan ekonominya maupun dapat dijadikan home indutry sebagai kebutuhan souvenir para wisatawan asing yang nantinya akan berkunjung ke Desa Wisata Batu Tering. HARI Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
23
POSDAYA LEMBAGA KEUANGAN
Damandiri Dorong Masyarakat Lebih Inovatif Meneruskan perjuangan orang tua maupun kakek dan neneknya merupakan sesuatu yang mulia. Seperti dilakukan kolaborasi antara dua cucu mantan Presiden RI kedua yang melanjutkan misi pengentasan kemiskinan yang pernah dijalankan kakek dan neneknya beberapa waktu silam. Enno dan Danty, dua generasi muda yang membidani divisi kreatif Yayasan Damandiri mendorong masyarakat prasejahtera pemilik usaha ekonomi kecil produktif untuk lebih inovatif. ngah, Yogyakarta dan Bogor, Jawa Barat, untuk kemudian memikirkan bantuan apa yang tepat diberikan kepada masyarakat marginal. “Intinya, program yang sudah ada di Yayasan Damandiri tetap kita jalankan. Namun kita juga siapkan program-program baru yang lebih inovatif. Juga lebih sering berkunjung ke daerah,” ujar Mbak Enno.
Wakil Bendahara Yayasan Damandiri Danty I Purnamasari, dan Wakil Sekretaris Yayasan Damandiri Retno Sari Widowati, atau akrab disapa Enno.
24
D
ALAM kunjungan kerjanya selaku Wakil Sekretaris Yayasan Damandiri ke beberapa daerah, Retno Sari Widowati, atau akrab disapa Enno ini kerap terperangah menyaksikan kreativitas masyarakat. Ada yang punya ide membuat coklat tempe, beras hainan, hingga kerajinan tas sulam yang indah. “Sayangnya, mereka tak memiliki banyak modal untuk meningkatkan jumlah produksi dan memasarkannya secara luas,” ujarnya. Pemandangan yang kerap dijumpainya itu kian memantapkan langkah Mbak Enno turut aktif di Yayasan Damandiri, yayasan yang didirikan Presiden Soeharto untuk membantu masyarakat miskin mencapai kesejahteraan. Berkolaborasi dengan Mbak Danty I Purnamasari, Wakil Bendahara Yayasan Damandiri, dua generasi muda ini membidani divisi kreatif. Tugasnya, menjelajah berbagai daerah, untuk tahun ini secara khusus di wilayah Jawa Te-
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Membantu Menembus Pasar Untuk mendorong agar hasil usaha ekonomi kreatif masyarakat di daerah-daerah itu, Yayasan Damandiri sudah menyiapkan programprogram baru yang lebih inovatif. “Program yang sudah ada, antara lain Tabungan dan Kredit Pundi Sejahtera (Tabur Puja),” katanya. Dengan program ini, ujar Enno, tunjuannya untuk bisa menjangkau lebih banyak masyarakat. Tak terbatas pada mereka yang tergabung dalam kelompok Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) saja. Alasannya, banyak kelompok Posdaya tak lagi aktif, sementara ada kelompok lain yang sangat membutuhkan pinjaman modal. Maka, jelas Enno, ada syaratnya, yakni yang penting mereka tergabung dalam sebuah kelompok aktif. Karena pinjaman yang mereka terima harus diangsur secara tanggung renteng. Artinya, jika ada salah satu anggota yang mogok dalam angsuran, harus ditanggung oleh anggota kelompok lainnya. “Mereka tak hanya meminjam modal namun kami dorong juga untuk menabung. Kenapa? Supaya hasil usaha mereka tidak habis begitu saja. Selain bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan mendadak, tabungan ini nantinya tentu bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha mereka,” tutur Enno. Dengan kelompok yang sama pula mereka dapat mengajukan pelaksanaan berbagai pelatihan pengembangan usaha. Misalnya bagaimana membuat kemasan menarik, bagaimana menyusun administrasi dan pencatatan keuangan, atau bagaimana menciptakan teknik-teknik pemasaran menarik.
Ia menilai, banyak yang memiliki produk bagus tapi tidak tahu bagaimana memasarkannya. Di Cilacap misalnya, ada produk gula semut, tapi kenapa tidak maju? Mungkin karena pemasarannya kurang tepat. “Maka selain kami sendiri, ada juga tim survei yang akan menyeleksi kira-kira usaha di daerah mana saja yang potensial untuk dikembangkan,” lanjutnya. Selain tim survei internal,Yayasan Damandiri juga menjalin kerja sama dengan universitas-universitas di berbagai daerah. Melalui universitas bersangkutan, yang biasanya aktif melakukan pendampingan di daerah sekitar, para pelaku usaha kecil dapat mengajukan proposal. “Nanti kita lihat potensinya. Terutama untuk produk-produk unggulan suatu daerah ya,” ujarnya lagi. Pemberdayaan Kawasan Wisata Tak hanya mengulurkan tangan bagi para perintis dan pelaku usaha kecil, Enno bersama timnya juga menginisiasi pula program bedah rumah. Khusus daerah potensi wisata seperti Jepara dan Boyolali, pemilik rumah harus menyediakan satu kamar untuk disewakan pada para wisatawan. Hal ini melihat kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah daerah yang punya banyak potensi wisata. Namun yang menyedihkan, angka kemiskinan di wilayah ini cukup tinggi. Itulah mengapa tahun ini Yayasan Damandiri ingin memfokuskan programnya dua di daerah ini. “Ini salah satunya untuk menjawab tren wisatawan backpacker yang belakangan kian marak. Selain demi mengirit biaya, para wisatawan ini biasanya ingin menikmati perjalanannya seperti warga setempat,” papar Enno. Dengan penyewaan salah satu kamar mereka yang telah diperbaiki, diharapkan akan menambah pendapatan keluarga miskin bersangkutan. Model lain yang dikembangkan adalah menyediakan ruangan khusus untuk dibuat warung usaha. Adapun syaratnya, kata Enno, harus benar-benar rumah warga miskin. “Ini terlihat dari dindingnya yang bukan bata dan batu,” jelas Mbak Retno. Teknisnya, tutur dia, Yayasan Damandiri menyediakan dana untuk membeli berbagai kebutuhan pembangunan. Pelaksanaannya diharapkan
Salah seorang pengrajin batik pengguna program Tabur Puja kini bisa lebih produktif dan mandiri.
dapat menggerakkan gotong royong warga. “Ini menjadi salah satu perwujudan misi lain Yayasan Damandiri, yakni menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan gotong royong di tengah masyarakat,” ujar Enno. Selain itu, tambah dia, untuk memancing semangat ini, juga mewujudkan masyarakat yang sehat, Yayasan Damandiri melanjutkan program penyediaan jamban. Pertimbangannya, di beberapa daerah pedalaman masih banyak masyarakat yang belum memiliki fasilitas MCK yang memadai. “Tak dipungkiri bila masih ada di antara mereka yang buang air besar di kebun belakang rumah. Tentu ini tidak sehat. Kalau ada epidemi penyakit tertentu jelas bahaya. Nah jamban ini salah satunya menghambat yang begitu,” kata Wakil Sekretaris Yayasan Damandiri. Dia menegaskan, masalah kesehatan memang juga menjadi perhatian Yayasan Damandiri. Pasalnya, keluarga miskin tak dapat fokus mengembangkan berbagai langkah untuk mandiri jika kesehatan mereka terganggu. HARI
Sejumlah kader Posdaya yang sudah memanfaatkan Program Tabur Puja Yayasan Damandiri tengah memamerkan aneka produk unggulannya.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
25
POSDAYA LEMBAGA KEUANGAN
Dari Pelatihan Peningkatan Kapasitas Membangun Desa Komunitas Sahabat Damandiri NTB
Bisa Bankable dan Tingkatkan Kesejahteraan Pesatnya pertumbuhan usaha-usaha mikro dan kelompok-kelompok usaha di tanah air dewasa ini memang patut dibanggakan. Namun disayangkan usaha-usaha itu tumbuh kurang mendapat pendampingan sehingga tidak berkembang dengan baik. Apalagi kerap kali mendapat kendala minimnya pengetahuan tentang cara mengembangkan usaha dan kurangnya modal. Fenomena inilah yang menjadi perhatian Yayasan Damandiri yang terus komitmen dalam membantu pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia. Melalui Program Komunitas Sahabat Damandiri di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yayasan yang didirikan almarhun HM Soeharto ini menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasisitas Membangun Desa bagi sejumlah kelompok usaha se-NTB pada Jum’at pagi 7 Oktober 2016 lalu.
Ketua Yayasan Damandiri Dr (HC) Drs Subiakto Tjakrawerdaja tengah menyampaikan sambutan di hadapan peserta pelatihan Peningkatan Kapasisitas Membangun Desa bagi sejumlah kelompok usaha se-NTB belam lama ini. [FOTO-FOTO: ADE S]
26
P
ROGRAM penguatan ekonomi di Provinsi NTB melalui Program Komunitas Sahabat Damandiri yang dilaksanakan Yayasan Damandiri bekerja sama dengan BPR Nusamba Group khususnya BPR Mitra Harmoni Mataram yang berperan sebagai mitra yang mepersiapkan, membentuk dan membina komunitas Sahabat Damandiri. Melalui penyaluran modal yang dilakukannya dilanjutkan dengan pendampingan manajemen dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dari anggota tersebut diharapkan mampu memberi kontribusi berharga bagi peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat NTB.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Acara yang terselenggara atas kerja sama Yayasan Damandiri bersama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Mitra Harmoni Mataram, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) dan Pemerintah Provinsi NTB ini mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan. Puluhan ketua kelompok usaha pertanian dan peternakan serta sejumlah anggota Pertuni se-NTB antusias mengikuti pelatihan yang digelar mulai 7 hingga 8 Oktober 2016 ini. Apalagi menghadirkan langsung Pembina Yayasan Damandiri H Muhammad Hasan dan Ketua Yayasan Damandiri Dr (HC) Drs Subiakto Tjakrawerdaja. Tak pelak acara yang berlangsung di Ruang Bima, Hotel Narmada Con-
vention Hall, Jl Majapahit Mataram, NTB ini tampak penuh kesan dan makna. Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Damandiri Dr (HC) Drs Subiakto Tjakrawerdaja mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya atas pelaksanaan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Membangun Desa bagi para pimpinan sejumlah kelompok pertanian dan peternakan serta anggota Pertuni se-NTB. Menurutnya kegiatan ini walaupun digelar secara sederhana namun mempunyai peran sangat penting. “Karena hari ini kita akan melaksanakan satu latihan peningkatan kapasitas membangun desa bagi saudara-saudara semua yang merupakan bagian dari pelaksanaan program Yayasan Damandiri bersama BPR Mitra Harmoni Mataram,” tutur Dr (HC) Drs Subiakto Tjakrawerdaja saat mengawali sambutan di hadapan puluhan peserta pelatihan. Dijelaskannya, sekilas tentang sejarah berdirinya Yayasan Damandiri. Menurutnya, yayasan ini didirikan almarhum Presiden RI ke2 HM Soeharto pada 20 tahun yang lalu. “Jadi, Yayasan Damandiri ini didirikan oleh Pak Harto, pada saat itu beliau masih jadi Presiden RI. Beliau melihat masalah kemiskinan ini, nampaknya setelah 32 tahun beliau bangun ternyata masih banyak juga. Oleh karena itu, beliau menggagas yayasan untuk membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan dengan cara mengajak para pengusaha-pengusaha besar untuk membagi sebagian kecil dari keuntungan perusahaannya untuk membantu keluarga-keluarga miskin melalui yayasan ini. Dari langkah itu, lanjutnya, terkumpullah dana yang kemudian dikelola Yayasan Damandiri hingga saat ini. “Kebetulan saat ini saya sebagai Ketua, dibantu Pak Siswanto sebagai bendahara, Pak Firdaus sebagai sekretaris yang kali ini tidak hadir dalam acara ini. Dan Pembinanya adalah Bapak Mohammad Hasan dan
Subiakto Tjakrawerdaja menekankan pentingnya pelatihan ini untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi keluargakeluarga miskin yang ingin berusaha meningkatkan kesejahteraannya.
Ibu Mamiek Soeharto, yaitu pimpinan saya lagi,” jelas Subiakto. Di hadapan puluhan peserta pelatihan, dirinya menekankan kembali akan pentingnya kegiatan ini. “Jadi acara ini penting, karena merupakan bagian dari pelaksanaan program bersama kemitraan kita dengan BPR Mitra Harmoni Mataram untuk meningkatkan kapasitas membangun desa, mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi keluarga-keluarga miskin yang ingin berusaha meningkatkan kesejahteraannya. Dan biasanya, pasti yang menjadi permasalahannya itu adalah modal usaha,” papar Subiakto Tjakrawerdaja. Masalahnya sekarang, lanjutnya, untuk mendapatkan modal itu harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu. Apalagi kalau
Suasana berlangsugnya kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasisitas Membangun Desa Ruang Bima, Hotel Narmada Convention Hall, Jl Majapahit Mataram, NTB.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
27
Dirut BPR Nusamba Group Joko Suyanto, SE, MM, saat memberikan paparan seputar Program Komunitas Sahabat Damandiri di hadapan puluhan peserta pelatihan.
28
pinjam modalnya itu dari perbankan. Karena perbankan itu ada aturannya dan undangundangnya, terus diawasi oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. “Oleh karena itu, bagaimana caranya agar pihak perbankan bisa menjangkau bapak ibu sekalian. Sementara bapak ibu juga memenuhi syarat dari perbankan. Nah, lagu Indonesia Raya yang kita nyanyikan bersama tadi yaitu bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk merdeka. Orang miskin itu kan belum merdeka. Bapak ibu itu kan ingin supaya sejahtera dan menjadi warga Negara yang merdeka penuh, bukan saja secara politik tetapi juga ekonomi. “Mudah-mudahan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya menambah motivasi kita untuk lebih maju dan sejahtera,” tegas Subiakto seraya menekankan tanpa terkecuali harapannya itu bagi seluruh warga negara Indonesia termasuk para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Pertuni. “Mereka juga perlu diberi kesempatan berpeluang mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraannya,” tambahnya. Oleh karena itu, lanjut Subiakto, program inilah yang akan pihaknya kembangkan agar para peserta nantinya mampu mendapatkan modal dari perbankan. “Jadi bagi bapak ibu yang ingin mendapat modal dari perbankan maka perlu mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya agar nanti bisa memenuhi persyaratan perbankan,” tukasnya seraya mengabarkan para peserta pada pelatihan ini akan mendapat pelajaran dari sejumlah pakar yang ahli di bidang itu seperti Dirut BPR Nusamba Group Joko Suyanto, SE, MM. Kepada puluhan peserta, Subiakto mengatakan alasan kenapa program itu digulirkan
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
di NTB. Menurutnya, NTB ini terutama di Lombok nampaknya jumlah keluarga miskin masih cukup tinggi. “Dari catatan saya dari Bappeda NTB nampaknya masih sekitar 17 persen lebih. Bahkan nampaknya kemungkinan meningkat. Dan angka ini di atas angka nasional yang sekitar 11 persen,” ungkapnya. Dan ada data yang lebih mengkhawatirkan, ujar Subiakto, ternyata kemiskinan ini bukan hanya berkurang tetapi justru makin dalam dan makin parah. “Artinya bahwa keluarga-keluarga miskin ini sebetulnya ada batas rata-rata kemiskinan. Jadi, kalau keluarga-keluarga miskin ini makin dalam dan makin parah kemiskinan, maka semakin jauh pendapatannya dari cukup,” ucapnya. Dijelaskannya, berdasarkan sumber dari BPS (Badan Pusat Statistik, red) itu, keluarga yang dikatakan sudah tidak miskin itu, sehari punya pendapatan Rp 20 ribu. “Nah, nampaknya sekarang keluarga miskin itu yang tadinya pendapatannya Rp 10 ribu turun menjadi Rp 5 ribu. Jadi, jauh dari batas minimal yang ditetapkan. Inilah yang dikatakan kemiskinan saat ini makin dalam dan makin parah,” jelas Subiakto. Kondisi inilah, tambah Subiakto, yang menjadi perhatian pihaknya dari Yayasan Damandiri. “Itulah sebabnya, kami segera melakukan pertemuan dengan Pak Gubernur NTB. Dan alhamdulillah, Pak Gubernur juga sependapat dengan kami untuk bagaimana cara kita bisa turut membantu nyata bagi masyarakat NTB dan Lombok dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Alhamdulillah, setelah bertemu dengan Pak Gubernur kita bisa ikut serta untuk memberi sumbangan nyata bagi masyarakat NTB khususnya di Lombok untuk membantu keluargakeluarga yang belum sejahtera,” ungkapnya. Dirinya berharap, para peserta bisa memanfaatkan pelatihan yang akan digelar selama dua hari itu dengan baik. “Pelatihan ini merupakan kesempatan berharga baik saudarasaudara. Walau dua hari ini waktu yang cukup singkat namun bisa memanfaatkan pelatihan ini secara benar-benar dan sungguh-sungguh.
Sehingga bapak ibu setelah mengikuti pelatihan ini bisa mendapatkan ilmu dan keterampilan baru yang diharapkan bermanfaat untuk bisa memenuhi persyaratan perbankan,” imbuh Subiakto. Sehingga nanti dalam waktu yang tidak terlampau lama, lanjutnya, BPR Harmoni Mataram yang ada di NTB ini bisa melayani permodalan para peserta. “Nah, saya berharap, kalau saudara-saudara sudah mendapatkan modal bisa dimanfaatkan dan dikerjakan dengan baik melalui pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan dari pelatihan ini. Sehingga bisa memulai dan melanjutkan usahanya dengan sebaik-baiknya dengan kerja keras dan kerja cerdas,” tukas Subiakto. “Kenapa harus kerja keras dan kerja cerdas?” ujar Subiakto. “Saat ini kita tidak cukup dengan kerja keras tetapi juga harus memakai akal dan pikiran kita. Karena saudara-saudara harus menghadap era baru, yang dinamakan globalisasi. Persaingan ada di mana-mana. Bukan hanya antar kawan di sini namun juga barangbarang dari luar negeri akan masuk ke sini. Karena Negara kita sekarang sudah membebaskan ekonomi kita di antara Negara-negara Asean. Barang-barang dari negara Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam itu bisa masuk ke sini tanpa ada batasan-batasan. Jadi, bapak ibu harus siap bersaing dengan barang-barang Negara-negara Asean,” papar Subiakto, seraya menambahkan persaingan semakin berat dengan datangnya barang-barang buatan China yang harganya jauh lebih murah. “Oleh karena itu, kami harapkan setelah saudara-saudara mendapatkan modal bisa melanjutkan usahanya dengan bekerja lebih keras dan cerdas. Sehinga mampu menghadapi berbagai tantangan usaha di masa-masa yang akan datang,” pungkas Subiakto seraya melanjutkannya dengan membuka resmi kegiatan pelatihan itu. Hadir dalam acara ini Pembina Yayasan Damandiri H Muhammad Hasan, Bendahara Yayasan Damandiri Siswanto, Direktur Utama (Dirut) BPR Nusamba Group Joko Suyanto, SE, MM, Dirut PT BPR Mitra Harmoni Matarama Gusti Lanang Karangasem, Dirut BPR Nusamba Cepiring Kendal Bambang Susanto,
Ketua Yayasan Damandiri Dr (HC) Subiakto Tjakrawerdaja bersama Dirut BPR Nusamba Group Joko Suyanto, SE, MM.
SE, MM, Ketua Umum Pertuni Arya Indrawati, Kepala Bagian Umum Yayasan Damandiri Fadil Binur, SKom, Ir Anna Murnijati dari Yayasan Damandiri, para ketua kelompok peternakan dan pertanian se-NTB, sejumlah anggota Pertuni NTB, sejumlah Staf Yayasan Damandiri serta undangan lainnya. Sedangkan Dirut BPR Nusamba Group Joko Suyanto, SE, MM, memaparkan seputar lahirnya Program Komunitas Sahabat Damandiri. Menurutnya, program itu sebagai wujud nyata dari semangat lahirnya Yayasan Damandiri dan BPR Nusamba Group dalam upaya membantu pertumbuhan ekonomi daerah dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Apalagi kondisi saat ini kesempatan kerja dan pertumbuhan penduduk semakin tidak berimbang. Minimnya pengembangan keterampilan usaha masyarakat dan kurangnya akses modal usaha bagi masyarakat. Itulah sebabnya, program ini diluncurkan mampu menjadi solusi persoalan tadi,” ujar Joko Suyanto, SE, MM. Dengan terbentuknya komunitas ini, lanjut Joko Suyanto, SE, MM, para keluarga miskin yang tergabung di dalamnya diharapkan mampu meningkatkan kapasitas komunitas usahanya. “Dengan meningkatnya komonitas usaha, maka akan lebih mudah untuk mengakses modal usaha dari perbankan atau bankable. Sehingga keluarga-keluarga yang tergabung dalam Komunitas Sahabat Damandiri akan mampu meningkatkan kesejahteraannya,” jelasnya. ADE S Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
29
POSDAYA LEMBAGA KEUANGAN
H Mohammad Hasan Beri Nasehat Kiat untuk Maju
Belajar Teknologinya, Belajar dari Ahlinya dan Suka Menabung Pelatihan Peningkatan Kapasitas Membangun Desa Komunitas Sahabat Damandiri di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jum’at pagi 7 Oktober 2016 lalu ternyata menyedot perhatian sejumlah tokoh nasional dan pengusaha sukses. Salah satu di antaranya H Mohammad Hasan, pengusaha sukses dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII era almarhum Presiden Soeharto. Dirinya pun tak segan untuk menyampaikan kiat-kiat sukses kepada seluruh peserta. Kunci kalau mau maju, belajar teknologinya, belajar dari yang sudah bisa atau ahlinya dan suka menabung.
Pembina Yayasan Damandiri Mohammad Hasan tengah memberi wejangan kepada puluhan peserta pelatihan tentang kiatkiat agar mencapai kemajuan dalam berbagai usaha yang dilakukan. [FOTO-FOTO: ADE S]
30
P
ULUHAN ketua kelompok usaha pertanian dan peternakan serta sejumlah anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) se-NTB peserta pelatihan ini tampak antusias mengikutinya. Tak sedikit sejumlah ahli dan narasumber dihadirkan dalam kegiatan yang diprakarsai Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Mitra Harmoni Mataram, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) dan Pemerintah Provinsi NTB ini. Tak pelak acara yang digelar selama dua hari mulai dari 7 hingga 8 Oktober 2016 di Ruang Bima, Hotel Narmada Convention Hall, Jl Majapahit Mataram, NTB ini tampak penuh kesan dan makna. Tampak hadir dalam acara ini Ketua Ya-
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
yasan Damandiri Dr (HC) Drs Subiakto Tjakrawerdaja, Bendahara Yayasan Damandiri Siswanto, Direktur Utama (Dirut) BPR Nusamba Group Joko Suyanto, SE, MM, Dirut PT BPR Mitra Harmoni Mataram Gusti Lanang Karangasem, Dirut BPR Nusamba Cepiring Kendal Bambang Susanto, SE, MM, Dewan Pembina Pertuni Jacky Makarim, Ketua Umum Pertuni Arya Indrawati, Kepala Bagian Umum Yayasan Damandiri Fadil Binur, SKom, Ir Anna Murnijati dari Yayasan Damandiri, para ketua kelompok peternakan dan pertanian se-NTB, sejumlah anggota Pertuni NTB, sejumlah Staf Yayasan Damandiri serta undangan lainnya. Pada kesempatan itu, Pembina Yayasan Damandiri Mohammad Hasan menyampaikan
apresiasi atas pelaksanaan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Membangun Desa bagi sejumlah kelompok usaha peternakan dan pertanian serta anggota Pertuni se-NTB. Bahkan kehadiran dirinya di acara itu diikuti oleh sejumlah pakar dan bidang entrepreneur. “Bapak ibu yang saya hormati. Kehadiran saya hari ini di sini tidak sendiri, saya ditemani Pak Zeki Makarim Dewan Pembina Pertuni,” tutur pengusaha sukses yang sejak kecil diasuh sebagai anak oleh Jenderal Gatot Subroto ini terus terang. Di hadapan puluhan peserta, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia ke-25 pada masa jabatan 16 Maret 1998 – 21 Mei 1998 era almarhum HM Soeharto ini, tampil sederhana dan rendah hati. “Biasanya yang kalian simak kan para ahli. Saya kan bukan ahli, saya gak ngerti soal pertanian. Tapi di sini ada yang ahli soal pertanian yaitu, Iki. Lalu yang mengerti soal keuangan di sini ada Pak Joko. Selain itu di sini juga ada ahli dalam bidang budidaya ikan lele dan ikan nila,” ujar Bob Hasan demikian panggilan akrab Muhammad Hasan kepada peserta pelatihan seraya memanggil nama-nama orang yang disebutnya itu untuk berdiri agar bisa dikenal para peserta pelatihan. “Nah, mereka itu ahli-ahli semua di bidangnya yang bisa kalian tanya. Bagaimana kalian itu bisa maju. Ada Pak Wisnu, ahli pemasaran hasil ikan dan hasil pertanian. Jadi kalau gak bisa jual cari dia,” ujar pria kelahiran Semarang, Jateng, 85 tahun silam ini yang langsung mendapat aplaus seluruh peserta. “Jadi, di sini ada ahli keuangan untuk pergi dari rentenir, ada ahli penjualan, ada ahli pertanian, ada ahli perikanan. Semuanya ada di sini. Apalagi besok ada lagi yang akan hadir pengurus Yayasan Damandiri yang lainnya. Di sini sudah ada Ketua Yayasan Damandiri Pak Biakto, Bendaharanya Pak Siswanto. Besok yang muda-muda datang yaitu Ibu Eno dan Ibu Danty akan bergabung dengan kita,”
Pembina Yayasan Damandiri Mohammad Hasan (kanan) berjabatan tangan dengan Bendahara Yayasan Damandiri Siswanto(kiri) disaksikan Ketua Yayasan Damandiri Subiakto Tjakrawerdaja.
kata Ketua PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) dan International Associations of Athletic Federation ini memotivasi semangat seluruh peserta. Selain itu, lanjut Bob Hasan, di sini juga ada Ketua Umum Pertuni hadir bersamanya. “Kalian sudah ketemu belum Ketua Umum Pertuni? Nah ini Ibu Arya Indrawati. Bu Arya ini jago bahasa Inggris, jago komputer, jago segala macam, bisa ditanya. Jadi, di sini banyak ahli yang bisa kalian tanyakan. Bisa majulah, dijamin bisa maju. Nanti mulai dari
Para peserta tampak antusias menyimak paparan Mohammad Hasan.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
31
Pembina Yayasan Damandiri Mohammad Hasan (kanan) bersama Ketua Umum Pertuni Arya Indrawati (kiri).
a sampai z, itu tanya aja, kalau gak ngerti nanya ya. Karena kalau nanya itu kelihatan bodonya cuma lima menit, tetapi kalau diam saja kelihatan bodonya seumur hidup,” imbuh
32
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Pendiri sekaligus pemilik media Gatra ini mengajak seluruh peserta untuk aktif dalam pelatihan itu. Jadi sebetulnya, tambah Bob Hasan, kalau mau maju itu gampang. “Kalau mau maju, belajar teknologinya, belajar dari yang sudah bisa atau ahlinya. Tetapi yang paling penting, masyarakat kita itu terutama di pedesaan, itu tidak suka menabung. Nah, kalau tidak suka menabung bagaimana mau maju. Jatuhnya ke rentenir nanti. Harus menabung. Jadi, kalau untungnya seratus yang dipakai sepuluh atau dua puluh, yang sembilan puluh ditabung. Lama-lama kan bisa kaya, nanti bisa maju,” tukas pria penerima penghargaan prestisius Kalpataru pada tahun 1997 ini seraya menyebut nama Ketua Umum Pertuni Arya Indrawati di antara salah seorang yang bisa dijadikan contoh para peserta. Tak ayal, Ketua Umum Pertuni Arya Indrawati pun menimpali apa yang disampaikan Bob Hasan. Dirinya berharap kepada peserta pelatihan terutama para anggota Pertuni yang sudah mengikuti pelatihan komputer supaya bisa mengikuti pelatihan ini dengan baik agar nantinya dapat lebih mandiri lagi kalau bekerja. “Selama dua hari ini kalian akan mendapat pelatihan UMKM. Untuk mendapat wawasan baru yang belum kalian kenal sebelumnya. Siapa tahu, selama dua hari ini kalian mengikuti pelatihan UMKM mungkin nanti ada yang bisa menjadi pengusaha ikan atau pengusaha tanaman dan lainnya,” ujarnya. Dirinya yakin, Indonesia akan lebih maju kalau bermunculan para wirausahawan baru. “Kita semua percaya, negeri kita akan lebih maju kalau ada lebih banyak warga negaranya yang menjadi wirausahawan,” cetus Arya Indrawati. ADE S
POSDAYA ORGANISASI SOSIAL
Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo
Raih Kehormatan Wredatama Nugraha Utama Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Prof Dr Haryono Suyono menganugerahkan Tanda Kehormatan Wredatama Nugraha Utama kepada Gubernur Gorontalo Drs H Rusli Habibie, MAP dan Wakil Gubernur Gorontalo Dr Ir Idris Rahim, MM, pada Senin pagi 10 Oktober 2016 lalu.
D
I hadapan para pejabat teras Gubernur Gorontalo dan para anggota dan Pengurus Daerah (Pengda) PWRI Gorontalo Prof Haryono Suyono juga melantik Pengurus Cabang (Pengcab) PWRI Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo. Tak pelak, acara yang berlangsung di Gedung Graha Azizah Kota Gorontalo ini tampak penuh kesan dan makna berharga. Pada kesempatan itu, Ketua Umum PB PWRI Prof Dr Haryono Suyono mengajak semua anggota PWRI untuk bergabung bersama masyarakat membangun dan mengembangkan Silver College di lingkungan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di seluruh Indonesia. Hadir pula dalam acara ini Ketua Pengda PWRI Gorontalo Abdullah, sejumlah pejabat teras Pemprov Gorontalo, Kepala Cabang PT Taspen dan beberapa pimpinan Bank Mitra PWRI. Pencerahan dan dorongan semangat Usai memberikan penghargaan Prof Dr Haryono bersilaturahmi dengan Bupati Gorontalo Prof Dr Ir Nelson Pomalingo, MPd. Dirinya
Ketua Umum PB PWRI Prof Dr Haryono Suyono saat menyematkan Tanda Kehormatan Wredatama Nugraha Utama kepada Gubernur Gorontalo Drs H Rusli Habibie, MAP dan Wakil Gubernur Gorontalo Dr Ir Idris Rahim, MM. [FOTO-FOTO: MULYONO}
pun didaulat untuk memberikan pencerahan, dorongan dan semangat kepada pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seKabupaten Gorontalo, para camat, ibu-ibu TP PKK dan sejumlah pejabat Pemkab Gorontalo. Di hadapan puluhan pimpinan Pemkab Gorontalo, Prof Haryono, memaparkan bagaimana upaya dalam meningkatkan sumberdaya manusia dan strategi pengentasan kemiskinan melalui Posdaya. ADE S
Prof Haryono saat melantik Pengurus Cabang (Pengcab) PWRI Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, (foto bawah kanan). Prof Haryono saat memberi pencerahan dan semangat kepada pejabat teras serta pimpinan SKPD Pemkab Gorontalo, (foto bawah kiri).
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
33
POSDAYA ORGANISASI SOSIAL
Yayasan Dharmais Gelar Pesantren Singkat
Pelatihan Usaha Produktif Ke-42 Santri jangan hanya sarungan. Tapi bisa jadi pengusaha. Asal memiliki keterampilan dan mau bekerja keras, bekerja cerdas. Untuk membantu memberikan bekal ke arah itu, Yayasan Dharmais mengelar pelatihan Pesantren Singkat Pelatihan Usaha Produktif (PSPUP), bagi santri yang ada di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mbak Titiek Soeharto mencoba menyablon bersama santri peserta PSPUP. [FOTO-FOTO: DOK]
34
P
Kulon Progo, Yogyakarta. “Ini sudah yang ke 42 dan mampu mencetak lebih dari 1.400 santri yang dibekali ketrampilan agar mandiri,” kata Siti Hediati Soeharto, putri mantan pendiri Yayasan Dharmais Soeharto saat menutup pelatihan PSPUP di gedung diklat Dharmasi, Kulon Progo, DIY belum lama ini. Menurutnya, santri peserta harus terampil dan memiliki keahlian sebagai bekal mandiri di masa depan. Perempuan yang juga wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini mengatakan pelatihan ini bertujuan mencetak usahawan yang professional dan berahlak baik. Ia berharap, selepas menjadi santri mereka bisa ke luar dan mampu menjadi wiraswasta. Beberapa keterampilan yang dibuka juga cukup bervariasi. Mulai dari sablon, bengkel, ternak, servis handphone dan juga tata boga dan rias kecantikan. “Ini akan menjadi bekal untuk mengentaskan kemiskinan,” tandas Mbak Titik, demikian akrab disapa. Dalam kesempatan itu Titik juga melihat langsung praktik peserta dalam usaha sablon. Bahkan Titik juga memborong beberapa kaos kreasi peserta yang bergambar dirinya dan mantan Presiden Soeharto. Peserta pelatihan atau yang akrab disebut santri merupakan seorang yang kelak dalam perjalanan hidupnya dikenal memiliki kemandiri santri harus mampu berkiprah dalam dunia usaha dan akademisi. Hal itu terbukti cukup banyak alumni yang mampu menciptakan lapangan kerja dan usaha produktif. “Santri itu tidak hanya sarungan, tetapi juga bias menjadi pengusaha, dan lain sebagainya. Bahkan, beberapa santri yang selepas mondok, juga banyak yang bergabung dalam mengembangkan usaha. Termasuk mendirikan himpunan pengusaha santri (Hipsi).
ERSAINGAN dunia usaha dan kerja di era globalisasi saat ini semakin ketat. Persaingan tidak hanya dengan sumber daya manusia setempat, namun juga bersaing dengan sumber daya manusia dari luar negeri. Akibatnya, gelar pendidikan bukan lagi menjadi hal utama, karena kebutuhan akan bekal keterampilan menjadi penting. Bekal kecakapan, ketrampilan dan kepribadian sangat menentukan kesuksesan seseorang dalam kerja maupun membuka usaha. Setidaknya anda bisa membentuk dan mengembangkan beberapa keterampilan pribadi berikut yang membantu anda dalam meraih sukses karir. Mencermati kondisi yang cukup berat dihadapi generasi muda bangsa, khususnya mereka sumber daya manusia (SDM) pemuda potensial asal keluarga kurang mampu secara ekonomi, untuk itulah Yayasan Dharmais mengelar pelatihan Pesantren Singkat Pelatihan Usaha Produktif (PSPUP), bagi santri di Balai Diklat Yayasan Dharmais Kulon Progo, Jalan Pesantren Singkat Pelatihan Usaha Produktif Sendangsari Pengasih RT 05 RW 05, Desa Dalam rangka membantu Pemerintah RI Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten mengatasi masalah anak ajalanan dan remaja
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
putus sekolah, pada tahun 2000 Yayasan Dharmais bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Kulon Progo dan Magetan untuk menyelenggarakan kegiatan Pesantren Singkat pelatihan Usaha produktif (PSPUP). Peserta didik dididik selama 60 hari dengan materi pendidikan Agama Islam, Akhlak, Budi Pekerti, Kewirausahaan dan Ketrampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Kemudian, mulai bulan Juli 2002 Yayasan Dharmais menjalin kerjasama dengan Yayasan Pondok Pesantren Al Ishlah, Bondowoso, Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk menyelenggarakan kegiatan sejenis di wilayah Kabupaten Bondowoso dan sekitarnya. Balai Pendidikan dan Latihan Yayasan Dharmais Bogor, beralamat di Jalan Dharmais RT 06 RW 01, Desa Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Sedangkan Balai Diklat Yayasan Dharmais Magetan, berlokasi di Jalan Raya Takeran RT 01 RW 01, Desa Takeran, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan Jawa Timur. Bekal Hidup Kegiatan pelatihan ini dilakukan sumbangsih nyata Yayasan Dharmais sebagai wujud dari sebuah organisasi sosial yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial,. Bantuan sosialnya selama ini tidak hanya dalam lingkup membantu panti dan di bidang kesehatan. Lebih dari itu yayasan juga memberi kontribusi yang signifikan dalam mempersiapkan generasi muda harapan bangsa menjadi pelaku ekonomi yang handal. Program yang diberi nama Pesantren Singkat Pelatihan Usaha Produktif (PSPUP), bertujuan untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah anak jalanan, remaja putus sekolah yang belum mempunyai pekerjaan. Program ini dikembangkan oleh yayasan sejak April 2000. Dalam pelaksanaannya yayasan bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan Pondok-pondok Pesantren (Ponpes). Kepedulian Yayasan Dharmais dalam mengemban misi sosialnya sudah dilakukan sejak didirikan Pak Harto pada 8 Agustus 1975. Konsisten melaksanakan visi dan misi sosial ini sangat membantu pemerintah dalam mengatasi kesulitan hidup masyarakat, terutama para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), seperti diamanatkan UUD 1945 pada Pasal 34, yang menyebutkan bahwa pemerintah berkewajiban memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar.
Sejak berdiri hingga saat ini, Yayasan Dharmais selalu memberikan bantuan secara rutin kepada panti-panti sosial (panti asuhan, panti werdha dan panti sosial lainnya) di seluruh Indonesia. Bantuan yang diberikan berupa tambahan biaya makan atau perbaikan gizi, perawatan kesehatan dan paket pakaian yang disumbangkan satu tahun sekali menjelang hari raya keagamaan, misalnya Idul Fitri dan Natal. Dharmais juga memberikan sumbangsihnya kepada penderita cacat perseorangan dimaksudkan agar mereka dapat hidup mandiri dan mengembangkan usahanya. Bantuan ini berupa sumbangan modal usaha (sebagian besar panti pijat) perorangan di luar panti yang telah mempunyai ijazah ketrampilan dan mendapat rekomendasi kantor Dinas Sosial. Di bidang kesehatan, Yayasan ini juga memberikan sumbangsih bagi Penderita Katarak dan Bibir Sumbing. Operasi mata katarak dan bibir sumbing diberikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Program kesehatan ini dalam rangka membantu pemerintah mengatasi masalah kesehatan. Penyelenggaraan kedua program ini bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) yang memberikan pelayanan operasi mata katarak dan Perhimpunan Dokter Ahli Bedah Plastik Indonesia (PERAPI) yang memberikan pelayanan operasi bibir sumbing dan langitan. Selain itu, Yayasan Dharmais juga memberikan bantuan untuk Anak Asuh secara tetap bagi anak tingkat SD dan SLTP. Program ini dimulai sejak tahun 1985. Sampai tahun 1995, bantuan untuk anak asuh disalurkan melalui gubernur. Namun, mulai tahun 1996 bantuan disalurkan Lembaga GN-OTA. HARI
Mbak Titiek Soeharto saat memberikan sambutannya di hadapan peserta PSPUP Angkatan II Tahun 2016 di Balai Diklat Yayasan Dharmais Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
35
LAPORAN UTAMA
Pemuda Berkarakter dan Berkualitas Pelopor Bangsa Di tengah ketatnya kompetisi era global saat ini, sangat dibutuhkan SDM, utamanya kalangan pemuda yang berkarakter, mempunyai nilai-nilai kebaikan, budi pekerti, sopan santun, optimisme, mau kerja keras dan memiliki nilai-nilai kebangsaan yang tinggi.
Preseiden RI Joko Widodo bersama Altet Peraih Medali di Olimpiade 2016. [FOTO-FOTO: DOK]
36
“I
TULAH yang dibutuhkan bangsa ini, tetapi justru itu yang nampak mulai hilang. Padahal nilai-nilai ini adalah yang kita perlukan dalam era saat ini. Kita punya kekayaan alam yang luar biasa. Punya potensi ekonomi yang besar. Kita butuh kerja keras untuk itu. Kita butuh SDM (sumber daya manusia) yang baik, butuh SDM yang berakhlak,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sambutannya saat acara Resepsi Syukuran Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Senin 19 September 2016. Pernyataan Presiden RI ke 7 ini terkait pula dengan dukungannya atas gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi untuk menerapkan sistem sekolah sepanjang hari atau full day school. Rencana penerapan full day school untuk sementara hanya di sejumlah sekolah di beberapa provinsi. Jokowi mengaku sudah meminta Mendikbud untuk menambah porsi pendidikan etika, budi pekerti dan sopan santun diperbanyak dalam materi pembelajaran siswa SD dan SMP. “Kemarin sudah disampaikan full day school dan akan dicoba di beberapa provinsi untuk menambahkan hal-hal nilai. Tanpa itu, identitas dan jati diri kita akan hilang,” tutur mantan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Jokowi ini.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Prsiden Jokowi mengkhawatirkan nilai-nilai keindonesia akan semakin luntur. Hal itu dikatakannya terlihat dari komentar para netizen di media sosial yang jauh dari nilai-nilai yang selama ini menjadi karakter bangsa Indonesia. Suami Iriana Jokowi ini menyebut, lunturnya akhlak tercermin dari berbagai komentar para pengguna media sosial. Ia mengaku melihat begitu banyak komentar yang saling menghujat, merendahkan orang lain, saling mengolok dan saling menghina antar teman. Menurut dia, saat ini banyak warga yang kehilangan karakter, nilai-nilai kebaikan, budi pekerti, sopan santun, optimisme, kerja keras dan nilainilai Islami yang selama ini melekat pada bangsa Indonesia. “Apakah itu nilai Islami Indonesia? Saya katakan bukan. 40-50 tahun lalu hal seperti itu tidak kita temui. Saya sedih sekali membacanya. Ada nilai-nilai yang tidak sadar masuk menginfiltrasi kita dan itulah yang akan hilangkan karakter kita, identitas dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia,” tutur Jokowi. Menurut dia, kondisi tersebut harus menjadi perhatian khusus semua pihak. Termasuk para kiai dari pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia. Apa yang disampaikan orang nomor satu di negeri berpenduduk lebih dari 140 juta jiwa ini, tentu untuk mengingatkan seluruh masyarakat bahwa di tengah kompetisi era global, Indonesia membutuhkan SDM muda yang kuat, yang tangguh. Generasi muda yang mandiri, produktif, penuh optimisme dan memiliki daya juang tinggi. Anak muda negeri ini tidak boleh takut bersaing. Anak muda yang pantang menyerah. Namun, tetap menjadi anak muda yang mencintai sesama, rela menolong, menjaga sopan santun dan budi pekerti. Pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) baik wanita, anak dan remaja, dan pemuda merupakan bagian penting. Pembinaan anak dan remaja ditu-
jukan untuk membentuk manusia Indonesia berkualitas yaitu yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, tangguh, sehat, cerdas, patriotik, berdisiplin, kreatif, produktif, dan profesional. Pembinaan dan pengembangan pemuda diarahkan pada upaya persiapan generasi muda menjadi kader bangsa yang tangguh dan ulet dalam menghadapi tantangan pembangunan serta bertanggung jawab terhadap masa depan kehidupan bangsa dan negara. Pembangunan pemuda ditujukan untuk mewujudkan pemuda sebagai generasi pewaris nilai-nilai luhur budaya dan penerus citacita perjuangan bangsa, serta insan pembangunan yang memiliki serta percaya akan kemampuan dan kekuatan sendiri. Apalagi, Bulan Oktober ini menjadi Bulan Pemuda bagi segenap bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati peristiwa Sumpah Pemuda. Tahun 2016 ini untuk yang ke-88 kali. Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh berbagai kelompok pemuda di Indonesia merupakan penegasan sikap generasi muda kala itu untuk menyatukan perbedaan dalam satu visi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila merupakan pengejawantahan dari semangat pemuda dalam satu pondasi yang memayungi kehidupan berbangsa. Jadi semangat Sumpah Pemuda yang mengilhami tercetusnya dasar Negara Pancasila merupakan satu tarikan Nafas Bangsa. Sumpah yang diikrarkan oleh para wakil pemuda se-Indonesia pada waktu itu benarbenar mampu membangkitkan jiwa nasionalis bangsa untuk bersama-sama meniatkan bebas dari penjajahan kolonial. Peristiwa Sumpah Pemuda menjadi perekat rasa kebangsaan yang terus diimplementasikan hingga era global saat ini. Ingat kata Bung Karno “Kita jangan mewarisi abunya sumpah pemuda, tapi kita harus mewarisi apinya sumpah pemuda” Presiden RI pertama, Bung Karno, demikian Ir Soekarno biasa disapa oleh rakyatnya, pernah berkata dalam peringatan Sumpah Pemuda di tahun 1958, “Janganlah kita mengambil abunya Sumpah Pemuda, tapi kita harus mengambil apinya Sumpah Pemuda”. Api Sumpah Pemuda yang dimaksud Bung Karno adalah semangat pemuda untuk bisa mencintai tanah air dan bangsa ini dengan
seluruh jiwa serta menjunjung Bahasa Indonesia sebagai buah dari rasa persatuan. Sumpah Pemuda, merupakan buah dari dialektika bahwa untuk mencapai kemerdekaan itu yang pertama-tama harus dilakukan adalah ‘Persatuan’. Dalam Amanat Presiden Republik Indonesia pada Upacara Peringatan Hari Pramuka ke-55 Tahun 2016 dan Peresmian Pembukaan Jambore Nasional X Tahun 2016, 14 Agustus 2016, di Bumi Perkemahan Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Presiden Jokowi juga berpesan kepada para pandu yang terdiri para remaja dan pemuda bangsa, dan mengangkat tema “Bangun Karakter Kaum Muda melalui Kegiatan yang Keren, Gembira, dan Asyik”, dan sangat terasa jiwa dan semangat anak mudanya itu, Presiden pun berharap hari Pramuka tahun ini menjadi momentum bagi Gerakan Pramuka untuk kembali ke semangat anak-anak muda, untuk kembali menjadi ajang pembelajaran anak-anak muda yang keren, asyik, dan menyenangkan. “Saya titip pesan kepada anak-anak muda di Gerakan Pramuka yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan. Ingat kita adalah bangsa besar,” ujarnya. Kita, kata Presiden Jokowi, merupakan bangsa yang memiliki rentang geografis yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke dengan 250-an juta penduduk yang majemuk. Kita memiliki 17 ribu pulau, serta dua pertiga kita adalah air, adalah laut. Menurut Kepala Negara, sebagai bangsa yang besar, tantangan yang harus kita hadapi juga besar, mulai dari kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran. Ke depan, seiring dengan kompetisi yang terjadi antarnegara, antarkawasan maka kita juga dihadapkan dengan tantangan yang memiliki daya saing dan produktivitas yang tinggi. “Itulah tantangan yang akan
Pemuda Indonesia harus bangga dengan budaya bangsanya.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
37
Mantan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri bersama dua putri duta bidang pariwisata.
38
saudara-saudara hadapi di masa depan,” ingatnya. Untuk itu, ajak Presiden Jokowi, anak-anak muda di Gerakan Pramuka harus menyiapkan diri untuk menjadi generasi muda Indonesia yang kuat, yang tangguh. Siapkan diri menjadi anak muda yang produktif, anak muda yang penuh optimisme, anak muda yang memiliki daya juang yang tinggi, anak muda yang tidak takut bersaing, anak muda yang pantang menyerah. “Namun, tetap menjadi anak muda yang mencintai sesama, rela menolong, menjaga sopan santun dan budi pekerti,” tandasnya. Presiden juga mengajak Gerakan Pramuka untuk senantiasa mengikuti kemajuan teknologi informasi yang berkembang dengan cepat. Gerakan Pramuka juga harus memanfaatkan perkembangan teknologi informasi ini dengan baik dan cerdas. “Gunakan kemajuan teknologi informasi untuk menyebarkan pesan-pesan Gerakan Pramuka. Gunakan media sosial baru untuk mengajak anak-anak muda lainnya bergabung ke Gerakan Pramuka, untuk lebih menarik minat anak-anak muda terlibat dalam kegiatan Pramuka yang keren dan menyenangkan,” tuturnya. Sumpah Pemuda diikrarkan 86 tahun silam, yakni pada 28 Oktober 1928 dalam sebuah kongres. Kongres Sumpah Pemuda ini diselenggarakan oleh berbagai organisasi Indonesia, yakni Jong Java, Jong Soematra, Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi, dan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Rumusan Sumpah Pemuda merupakan bentuk identitas nasional yang menjadi simbol persatuan dalam menggalang kekuatan untuk menghadapi kekuatan kolonial kala itu. Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah air Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Menurut Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, Sumpah Pemuda juga tidak bisa dilepaskan dari Pancasila. Sumpah Pemuda dan Pancasila merupakan tonggak penting dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. “Bagi saya, Jiwa Sumpah Pemuda dan Pancasila memiliki tautan historis yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Sumpah Pemuda tidak hanya memberi visi kebangsaan. Sumpah Pemuda adalah pondasi terpenting keseluruhan gagasan Indonesia Merdeka, yang diawali dengan komitmen satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan Indonesia. Komitmen dalam bentuk sumpah inilah yang menjadi energi penggerak kesadaran berbangsa,” kata Megawati. Megawati yang juga putri proklamator Bung Karno ini menjelaskan, perwujudan dari jiwa Sumpah Pemuda ini nampak, ketika melalui Sidang Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pancasila diterima secara aklamasi sebagai dasar negara. Pancasila sebagai jiwa, filsafat, pikiran yang sedalamdalamnya, dan sekaligus tujuan Indonesia Merdeka. “Bung Karno menggali Pancasila dari buminya Indonesia. Karena itulah Pancasila hadir sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Dengan demikian jelaslah, bahwa Sumpah Pemuda dan Pancasila, merupakan satu tarikan napas perjuangan kemerdekaan Indonesia,” jelas Megawati. Namun kini rupanya generasi sekarang sudah banyak yang lupa dengan Sumpah Pemuda. Padahal peringatan Sumpah Pemuda merupakan hari pemersatu bangsa dari berbagai suku yang berbeda. HARI
CERITA SAMPUL
Gubernur Banten H Rano Karno, SIP
Pekerjaan Sosial Adalah Pekerjaan Sangat Menarik Siapa tak kenal Rano Karno? Aktor film ternama yang jadi birokrat di Provinsi Banten ini makin terkenal lantaran menjadi orang kepercayaan di provinsi Barat Pulau Jawa. Kumisnya yang daplang membuat ia makin gagah, tak heran bila Rano Karno tak lepas ingatan dari sosok “Si Doel Anak Sekolahan”, sinetron kisah cinta yang melegenda.
“P
ROVINSI Banten memiliki 4 kota dan 4 kabupaten, hari ini kita berada di Kota Tangerang. Spesifik sekali intensitas di Provinsi Banten bisa terlihat,” kata Rano berbicara tentang Banten. “Kota Tangerang, Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang populasinya sudah hampir 55% dari penduduk di Provinsi Banten yang hampir 12 juta penduduk. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kesenjangan sosial bisa terjadi, tidak ada bedanya,” ujarnya. “Saya ingin mengingatkan Lembaga Koordinator Kesejahteraan Sosial atau LKKS belum dibentuk oleh Walikota Tangerang. Yang saya tahu dia sangat konsen terhadap kegiatan sosial. Karena sebelum beliau jadi walikota, beliau punya rumah sakit besar di seluruh wilayah Banten ini,” dalih Rano yang mengaku, sebagai gubernur ia dilantik 12 Agustus 2015 dan jika tak ada aral 17 Januari 2017 selesai pengabdian. “Mudahmudahan seperti doa Benyamin Syuaeb, ‘Sekali-kali lo jadi gubernur, Dul. Saya hanya berusaha,” ujarnya tertawa. Provinsi Banten pada 4 oktober 2016 berusia 16 tahun. Diakui, Provinsi Banten belum ada rumah sakit jiwa. Padahal, ini bagian kesejahteraan sosial. “Dulu itu sedih, di saat mendarat di bandara Soekarno Hatta disebutkan selamat datang di bandara Soekarno Hatta Jakarta. Tapi kalau ada yang ditangkap di bandara, misal kasus narkoba, ditulisnya di Banten,” ujarnya. “Ini juga bagian dari kesejahteraan sosial. Alhamdulilah, mulai 15 januari 2015, sekarang sudah disebutkan Tangerang, Banten. Betapa berat saya sebagai Gubernur Banten saat datang ke konferensi internasional apabila mereka bertanya tentang Provinsi Banten yang menjadi pengedaran narkoba best of the drug. Luar biasa,” paparnya, berkeluh kesah.
H Rano Karno, SIP [FOTO: ISTIMEWA]
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
39
H Rano Karno, SIP, saat menandatangani pengesahan dirinya sebagai Gubernur Banten di hadapan Presiden RI ke-7 Joko Widodo.
Rano Karno bersama rekan-rekan pemeran Sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”
40
Yang menarik, Banten memiliki luas pantai 517 km namun pantainya belum tertata dengan baik. Artinya, Banten unik dan menarik. Poldanya ada dua, dan Pangdamnya dua. Polda Metro dan Polda Banten. Tangerang Polda Metro, kalau ada teroris itu urusan Polda Metro. “Ini bagian kesejahteraan sosial. Pangdam Siliwangi dan Pangdam Jaya. Bisa dibayangkan bagaimana mengaturnya. Ini bagian dari kesejahteraan sosial. Baru pelan-pelan sebagian Polda masuk ke Siliwangi,” kata Rano Karno. “Sebagai wilayah penyangga ibukota, KPID Banten baru Rp 90 triliun, aneh. Sepuluh menit masuk Jakarta Rp 70 triliun. Banten baru Rp 90 triliun. Logikanya dengan hampir Rp 13 milyar, mestinya hampir 130 industri bisa mengejar. Hotel dimana-mana, di Pandeglang, Lebak, dan banyak lagi,” ucapnya seusai
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
berkunjung dari desa Cisungsang, perbatasan Sukabumi, yang budayanya masih dengan budaya kuat. “Di mana hidup harus ada kesejahteraan. Lain dengan sinetron “Si Doel Anak Betawi” maka saya mohon maaf apabila dalam penyambutan tidak sempurna. Ini kegiatan pertama yang dipaksa,” ucapnya dibanding kisah sinetronnya yang nyaris sempurna, saat membuka kongres DNIKS. “Tahun ini menjadi tuan rumah Pekan Seni Olahraga Pondok Pesantren Seluruh Indonesia. Kita ada stadion kecil. Sudah waktunya Banten berani menjadi tuan rumah pada even-even internasional,” urainya. Untuk acara Indonesia Convention Center, sebetulnya pantai terbesar di Asia Pasifik ada di Banten. “Hotel hampir 600 buah, juga 38 mal. Dua tahun izin mendirikan Banten great sale. Seluruh industri yang ada di Jakarta itu pabriknya di Banten. Tahun pertama mereka untung Rp 1,4 triliun selama 1 bulan, dari November sampai Desember. Pada tahun kedua mereka untung Rp 24 triliun. Kemarin pameran mobil ternyata dalam waktu 15 hari, mobil mencapai Rp 15 triliun,” ujar Rano sumringah. Banten ini unik. Secara nasional ekonomi turun tapi investasi meningkat. “Saya diberi tugas oleh pemerintah pusat dimasukkan 4 besar investasi nasional. RPJMD kami memang Rp 14 triliun, ditargetkan Rp 50 trilin sampai di kwartal pertama sudah mencapai 37 triliun,” papar Rano. Diakuinya, pekerjaan sosial adalah pekerjaan yang sangat menarik. “Ibu saya sampai di kusi roda masih tetap bekerja sosial di Lion Club,” ujar Rano mengenang almarhumah ibundanya seraya sedih. Menurutnya, ia menganggap Prof Dr Haryono Suyono itu ayahnya. Dulu waktu di BKKBN, Rano Karno menjadi icon BKKBN. Pada saat pulang dari Padang bawahannya melapor, mungkinkah Banten bisa jadi tuan rumah DNIKS. Ia
pun yakin bisa sebab Banten memang provinsi yang semakin maju dan pantas menyelenggarakan berbagai even-even penting. Pelaksana Tugas Rano Karno lahir di Jakarta, 8 Oktober 1960. Pria berusia 55 tahun ini adalah seorang aktor, penyanyi, dan sutradara Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Banten sejak 12 Agustus 2015. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten sejak 13 Mei 2014 hingga 12 Agustus 2015 menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan karena terkait kasus suap pilkada di MK. Rano terkenal pada tahun 1970-an dan 1980-an sebagai aktor melalui sejumlah film seperti Rio Anakku, Gita Cinta dari SMA, dan Taksi, serta sebagai Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan pada tahun 1990-an. Selain aktor, Rano Karno juga dikenal sebagai penyanyi dan sutradara. Ayahnya adalah seorang aktor kawakan, Soekarno M Noer. Selain itu dia juga mempunyai saudara kandung yang juga turut bermain film seperti Tino Karno dan Suti Karno. Ia pernah diwacanakan menjadi pendamping Fauzi Bowo sebagai wakil gubernur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2007. Pada 22 Maret 2008, ia resmi dilantik menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008-2013. Namun tanggal 19 Desember 2011, ia mengundurkan diri dari jabatannya
Gubernur Banten H Rano Karno, SIP didampingi istri Dewi Indriati (tengah) saat menerima cinderamata dari Ketua LKKS Sumbar Hj Nevy Irwan Prayitno (kiri).
Wakil Bupati Tangerang, karena ia terpilih sebagai Wakil Gubernur Banten mendampingi Ratu Atut Chosiyah periode 2012-2017. Saat ini, Rano Karno merupakan Pelaksana Tugas dan kemudian menjadi Gubernur Banten yang menggantikan. Rano Karno menikah dengan Dewi Indriati pada 8 Februari 1988 dan mengadopsi dua orang anak, Raka Widyarma dan Deanti Rakasiwi. Ia pernah diangkat sebagai duta khusus Indonesia dalam bidang pendidikan oleh UNICEF, sebuah badan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang bergerak dalam bidang pendidikan. Rano bisa menjadi duta UNICEF dari Indonesia, setelah direkomendasikan oleh Prof Dr Emil Salim, Mantan Menteri Kesehatan (alm) Prof Dr Adhyatma, Ibu Prof Singgih, Ibu Prof Murprawoto. RW/DH
Gubernur Banten H Rano Karno, SIP saat memberi santunan kepada sejumlah anak yatim (foto bawah kiri) Rano Karno pun kerap membesuk warganya yang terbaring sakit (foto bawah kanan).
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
41
KOLOM KHUSUS
Prof Dr Haryono Suyono*)
Pantai Ngiroboyo yang Melindungi Kasih Sayang Nun menurut cerita yang beredar dari waktu ke waktu Pantai Ngiroboyo di Pacitan, Jawa Timur, yang dewasa ini menjadi salah satu obyek wisata yang sangat menarik, mengandung misteri yang sangat indah. Di mana sepasang anak raja dari Majapahit, karena cinta yang menggebu terpaksa “menghilangkan diri”, melindungi dan mempertahankan kasih sayang kepada kekasihnya, menikah dan menetap berpindah-pindah dari pantai dan wilayah yang indah itu. Keakraban tumbuh bersama yang dirancang kedua ibunya agar bersemi menjadi cinta kasih sejak masa kehamilan, masa kanak-kanak sampai kedua anak muda itu tumbuh dewasa akhirnya benar menjadi cinta kasih sepasang remaja yang tidak dapat dipisah oleh bujukan siapa saja, kekuatan prajurit atau larangan oleh seorang raja yang maha perkasa.
P
Pantai Ngiroboyo di Kabupaten Pacitan, Jatim, kini menjadi pantai yang indah, bersih dan nyaman sekali bagi para wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara yang berkunjung puas ke pantai ini. [FOTO: MULYONO]
42
ADA akhir bulan lalu, atas prakarsa dari relawan Posdaya yang dipimpin oleh Ibu Dian Budi Anggraeni, ditemani oleh Bupati Pacitan, Drs H Indartato, MM dan banyak pejabat maupun relawan lainnya, kami diundang menghadiri Sarasehan para Pengasuh Posdaya dari seluruh Pacitan di Pantai Ngiroboyo yang kami anggap sebagai simbul cinta kasih yang tidak dapat dipisahkan, indah dan sangat menarik itu. Biarpun belum ada fasilitas turis atau hotel bintang lima, tetapi sekali kita menginjakkan kaki di pantai itu terlihat masyarakat desa yang siap dengan fasilitas “turisme modern” untuk dinikmati. Pokoknya, kata para sukarelawan yang mengawal, “kalau sudah sampai di Ngiroboyo tidak mau pulang Prof, kami diyakin-
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
kan, pantainya indah, bersih dan nyaman sekali”. Bahkan beberapa hari sebelum kunjungan, seakan pengolah wisata yang unggul, para relawan telah mengirim foto-foto “fasilitas turis yang telah tersedia di lokasi. Fasilitas itu meliputi tersedianya perahu untuk para pengunjung yang ingin menikmati wisata pantai yang dapat dikelilingi sambil menikmati pemandangan alam dari laut lepas yang indah tanpa polusi. Kalau perahu yang ada sedang di laut, telah tersedia ruang tunggu yang nyaman sambil merasakan “sumilirnya” angin laut yang membawa kesegaran karena masih sangat alamiah tidak terkena polusi. Pada sekeliling tempat tunggu itu tersedia warung sederhana dengan sajian makanan lokal yang diolah dengan bahan baku segar yang dijamin menghilangkan lapar dan menghangatkan badan karena dimasak oleh ahli masak penduduk desa yang barangkali keturunan ahli masak kerajaan Majapahit pengawal Raja sewaktu tetirah di desa itu membujuk Putra Mahkota untuk kembali ke Kraton Majapahit dengan penuh kasih sayang. Apabila sambil berkunjung, seperti kisah Raja Majapahit, ingin menjadi “pahlawan pembangunan”, tersedia sanggar sesuluh di mana dapat didatangkan masyarakat guna mendengarkan pencerahan ten-
tang program pembangunan yang berguna untuk rakyat banyak. Keluarga di desa itu sudah tergabung dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang menjadi salah satu kebanggaan kabupaten Pacitan yang sepakat dan telah membuktikan dirinya sanggup bekerja sama membangun keluarga secara gotong royong dan mandiri. Kalau ingin santai sambil menunggu kesempatan melaut, para tamu bisa menikmati duduk santai sambil melihat pemandangan pantai yang indah yang sering dipergunakan buat memancing, atau menikmati sederetan pohon cemara yang tertata rindang dan dipelihara penduduk untuk sebagai jajaran seni indah sekaligus melestarikan lingkungan. Kalau kita datang dengan kendaraan, biarpun seluruh jalan belum teraspal dengan baik, tetapi jauh lebih baik dibanding jaman kerajaan Majapahit sewaktu jalan yang sama dilewati Raja Brawijaya mencoba menjemput Putra Mahkotanya, lebih-lebih tersedia lahan parkir yang nyaman. Kalaupun belum siap untuk melaut dengan perahu yang tersedia, para turis pendatang bisa melihat papan informasi guna mengetahui obyek yang bisa dinikmati di sekitar Pantai Ngiroboyo. Fasilitas itu antara lain adalah bermain di sungai Maron yang menarik karena di sekitarnya ada pemandangan indah dan tempat pelestarian penyu yang dikembalikan ke laut lepas demi kelestarian alam untuk masa depan anak cucu seperti dianjurkan PBB. Dipastikan karena tidak banyak jalan menuju pantai, setiap pengunjung dijamin pasti akan mudah sampai ke pantai Ngiroboyo yang langsung disambut pintu gerbang dengan pemandangan yang indah. Di luar pintu gerbang ada pertigaan dengan petunjuk jalan menuju ke pantai Klayar yang tidak kalah indahnya, sehingga kepuasan pengunjung dijamin sangat tinggi karena dengan sekali kunjungan bisa mendapatkan dua tiga pantai dengan ciri yang indah dan sama “perawan”-nya dibanding Pantai Pulau Bali atau wisata pantai Hawaii yang sudah banyak tercemar oleh jutaan turis yang menikmatinya. Itulah sebabnya cerita mitos Pantai dan pedesaan Ngiroboyo yang konon mulai terkenal sejak kunjungan Raja Majapahit Brawijaya dan para prajuritnya gara-gara Putra Mahkota dan putri yang berasal dari istri selirnya saling jatuh cinta. Biarpun keduanya telah dijodohkan kedua ibunya sejak dalam kandungan, kenyataannya tidak direstui oleh Raja. Keduanya memutuskan “keluar dari istana” guna mem-
pertahankan kasih sayangnya. Setelah berkelana ke banyak tempat akhirnya sampai di desa dengan pantai yang indah dan bertemu dengan Ki Ageng Buyut Ngaren, ya Kiai Bodo, juga di kenal sebagai Kiai Mojo dari Negeri Mojo, yang sekarang disebut Punung. Diceritakan bahwa saat bertemu keduanya mengaku suami istri dengan nama Raden Prawirayudha. Karena keduanya berlaku sopan, diterimanya sebagai bagian keluarga Kiai Mojo. Sebagai anak muda mereka rajin bertani dan mau mengerjakan pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh Kiai Mojo dan keluarganya. Tidak ada rasa curiga bahwa keduanya adalah Putra Mahkota dari Mojopahit, suatu kerajaan yang sangat agung. Dengan kehidupan baru itu Putra Mahkota merasa nyaman dan ikhlas memilih hidup sebagai petani dan pencari ikan di Pantai yang kaya itu guna mempertahankan cinta kasihnya. Cinta kasih keduanya dipelihara dalam kesederhanaan dan kerja keras tetapi indah karena diselimuti oleh komitmen tulus yang dengan kuat mempertahankan keduanya dari segala godaan kemewahan dan kekuasaan yang dijanjikan oleh keturunan mereka sebagai anak raja. Karena hilangnya Putra Mahkota, kerajaan Majapahit geger. Raja mengutus punggawa kerajaan ke segala penjuru mencari jejak. Sebagian punggawa sampai ke Negeri Mojo, sekarang Punung, dan tinggal lama di daerah itu menyelidiki apakah ada pelarian Putra Mahkota yang menyamar sebagai penduduk biasa. Setelah ada tanda-tanda diduga ada sepasang anak muda mengaku suami istri dan tinggal pada seorang sesepuh bernama Kiai Mojo, punggawa minta Kiai agar Putra Mahkota diserahkan kembali ke Majapahit. Setelah ada kesediaan akhirnya dilaporkan kepada Raja yang datang menjemput Putra Mahkotanya. Konon setelah beberapa kali dibujuk kedua sejoli itu tidak muncul dan selalu pindah tempat guna mempertahankan cinta kasihnya. Akhirnya Raja menyerah dan kembali karena kerajaan perlu dikelola dengan baik. Karena peristiwa ingkar janji itu, banyak yang menyebut desa tempat sembunyi itu sebagai desa Lirabaya atau Ngiroboyo, mengingkari janji. Saya menyebutnya desa itu sebagai monumen Desa Kasih Sayang di mana cinta kasih yang sejati tetap dipertahankan dari larangan atau kemewahan yang dijanjikan. *) Penulis adalah Ketua Umum DNIKS, Ketua Umum PB PWRI, Ketua Umum Hipprada, mantan Menko Kesra dan Taskin, Menteri Negara Kependudukan dan Kepala BKKBN, sangat mencintai anak bangsanya – www.haryono.com. Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
43
PENDIDIKAN
Kompetensi Momentum PT Hasilkan Lulusan Andal Kompetensi harus dijadikan momentum suatu perguruan tinggi (PT) untuk menghasilkan lulusan yang dapat diandalkan dan memberi manfaat besar terhadap masyarakat. Sementara akreditasi itu hendaknya dijadikan satu ukuran membangun suatu Road Map dimana suatu perguruan tinggi dapat ditingkatkan dari mutu yang rendah menjadi mutu yang lebih bagus.
Penasehat HPTKes Indonesia Periode 20162020 Prof Dr Haryono Suyono bersama Direktur Mutu Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Prof Aris Djunaedi (tengah) dan Ketua Umum HPTKes Indonesia Dr Budi Djatmiko (kanan). [FOTO-FOTO: SYT]
D
EMIKIAN disampaikan Penasehat Pembina Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono yang juga Penasehat Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan (HPTKes) Indonesia periode 2016-2020, saat memberi paparan di hadapan para pengurus HPTKes Indonesia peiode 2016-2020 di Balai Kartini Jakarta, Senin pagi 5 September 2016 lalu lalu. Seperti salah satu peserta dari Makasar, lanjut Prof Haryono, dia mempunyai rumah sakit (RS) tetapi justru digratiskan bagi kaum dhuafa dan ternyata malah memberikan penghasilan yang lebih besar. “Kalau pasien datang bukan ditanya sudah bayar atau belum? Tetapi dilayani dulu dan yang tidak bayar itu dianggap sebagai zakat dari rumah sakit,” ujar pria kelahiran Pacitan, Jatim, 6 Mei 1938 ini. Uji Kompetensi ini, tambahnya, harus dilakukan tetapi harus lebih sering dilakukan agar uji kopetensi itu bukan mencegah tenaga lulusan dengan mutu yang bagus, bukan satu tahun hanya satu atau dua kali saja tetapi lebih sering dilakukan uji kompetesi sehingga setiap perguruan tinggi mengejar lulusan. Tantangan kemiskinan di Indonesia saat ini, ujar Menko Kesra dan Taskin era Presiden HM Soeharto ini, bukan kemiskinan pada tahun 2000-2005 turun tetapi karena angkanya 44
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
disesuaikan seakan jumlah kemiskinan naik tetapi angkanya disesuaikan dengan indikator baru. Untuk itu, jelasnya, perlu diadakan interfensi karena sebagian besar bonus demografi terdiri dari penduduk dengan tingkat kesehatan dan pendidikan rendah. “Oleh karena itu, keperluan ketenagaan kesehatan dan keperluan tenaga pendidikan untuk mendidik rakyat dengan tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan rendah masih sangat besar,” tegas Prof Haryono. “Pada zaman saya ada teori, kita menyediakan Bidan disetiap desa tetapi sekarang tinggal 20%-30% saja desa yang ada Bidannya, karena Bidannya masuk ke kota dan masuk ke rumah sakit. Sehingga Bidan di desa tidak ada lagi, alasannya adalah karena bidannya tidak tetap tinggal di desa. Tetapi sebenarnya karena Bidan di Desa tidak dijamin oleh pemerintah dengan honorium yang cukup. Bukan karena bidannya tidak mau,” ungkapnya. Kebutuhan utama yang diperlukan, ujar Prof Haryono, adalah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan mahasiswa di samping kompetensi bermutu harus sayang kepada rakyat desa. Selain disertai dengan kopetensi yang tinggi harus juga disertai pendidikan yang mencintai rakyat di desa yang belum men-
jamin adanya tenaga bermutu di desa. Hadir dalam acara ini Direktur Mutu Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Prof Aris Djunaedi, Ketua Umum Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan (HPTKes) Indonesia, Dr Budi Djatmiko, sejumlah ketua sekolah tinggi kesehatan seluruh Indonesia dan undangan lainnya. Sementara Direktur Mutu Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Prof Aris Djunaedi mengakui, saat ini Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengembangkan uji kompetensi yang jumlahnya masih belum memadai. Peserta yang mengikuti uji kompetensi mendapatkan sertifikat kompetensi. Dijelaskannya, untuk meningkatkan mutu uji kompetensi secara berkelanjutan, teknologi dan pendidikan tinggi melalui Dirjenpom dan kemahasiswaan akan melakukan penguatan standar uji dengan soal pemberdayaan manusia dan kelembagaan secara berkesinambungan. Selain itu, lanjut Prof Aris Djunaedi, juga uji kompetensi akan mejadi dasar pembinaan program studi dan kesehatan yang menentukan kuota penerimaan mahasiswa dalam program tersebut. “Untuk itu diperlukan kerja sama yang erat berbagai stacke holder asosiasi bidang pendidikan dan organisasi profesi,” tegasnya. Hal senada juga disampaikan Wayan Koster dari Komisi X DPP RI. Dirinya berharap, Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan Indonesia dapat menjadi mitra pemerintah dalam mewadahi aspirasi perguruan tinggi dan kegiatan di seluruh Indonesia untuk merumuskan kebijakan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan kesehatan di Indonesia. Pihaknya sangat mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan Indonesia untuk mewujudkan keinginannya sekaligus dalam membantu pemerintah. Menurutnya, yang menjadi masalah besar di Pendidikan adalah birokrasi pendidikan karena sangat kaku dan UU itu dijalankan seperti maunya penyelenggara. Karena kami
Prof Dr Haryono Suyono disaksikan Prof Aris Djunaedi saat menyampaikan sambutannya di hadapan para pengurus HPTKes Indonesia.
ingin mendorong untuk mempercepat unit penyelenggara pendidikan termasuk perijinan program perguruan tinggi baru termasuk uji kopentensi yang sedang dilaksanakan. Uji kompetensi itu, ujar Wayan Koster, harusnya dilaksanakan oleh perguruan tinggi penyelenggara karena kopetensi itu adalah proses kelulusan. “Uji kompetensi itu kebijakan ada hulu kemudian tengah terus ke hilir. Kalau mahasiswa sudah lulus kemudian diperlukan uji kompetensi maka diselenggarakan oleh perguruan tinggi asal,” jelasnya. “Untuk mengklirkan masalah ini ada jalan karena terjadi ketidaksingkronan antara UU, pembuat kebijakan dan pelaksanaan kebijakan. “Untuk itu saya akan terus mengawal ini sampai selesai,” janji Wayab Koster seraya menambahkan dengan adanya Lembaga Agreditasi Mandiri (LAM) yang dibuat pemerintah maka sebagai imbanganya harus ada lembaga agreditasi peguruan tinggi. ADE S
Para Pengurus Pusat HPTKes Indonesia Periode 2016-2020 melakukan sesi foto bersama usai pelantikan.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
45
PENDIDIKAN
HPTKes Bantu Pemerintah
Siapkan Dosen dan Tenaga Kesehatan Pada tahun 2014 kita memiliki permasalahan yaitu seluruh mahasiswa Indonesia bidang kesehatan, bidan, perawat dan dokter harus mengikuti uji kompetensi. Lahirnya HPTKes bermaksud untuk membantu pemerintah dalam hal ini khusunya perguruan tinggi kesehatan karena sangat minim dosen dan tenaga kesehatan yang masih kurang “ bermutu”.
Sejumlah anggota dan pengurus HPTKes Indonesia tampak serius menyimak paparan para pembicara di acara pelantikan pengurus HPTKes Indonesia Periode 2016-2020. [FOTO-FOTO: MULYONO]
H
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan (HPTKes) Indonesia, Dr Budi Djatmiko ketika memberi sambutan pada acara Pelantikan Pengurus Pusat Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan Indonesia periode tahun 2016-2020 di Balai Kartini Jakarta, Senin (5/9) pekan lalu. Lebih lanjut Budi Djatmiko mengatakan tahun 2014 tecatat 59 ribu lebih dosen Indonesia masih S1. Dan terbesar, tidak kurang dari 23 ribu berada di perguruan tinggi kesehatan. Satu-satunya yang harus diperjuangkan adalah bagaimana para pendidik (dosen) di seluruh perguruan tinggi kesehatan dalam waktu dekat mampu dan memiliki predikat lulusan S2. Oleh karena itu, pihaknya pada tahun 2014 pernah meminta Menteri Kemendikbut agar HPTKes diberikan mandat untuk membuka program setudi S2 terapan. “Namun adanya pergantian kabinet akhirnya kembali kepada kebijakan Meneteri yang baru dan distujui
46
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
menunjuk beberpa perguruan tinggi untuk disiapkan menjadi percotohan membuka S2,” keluh Dr Budi Djatmiko. Itu belum cukup dan masih ada masalah yang kedua, kata dia, yaitu tentang uji kompetensi. Kalau kita mengadakan uji kompetensi maka terlebih dahulu harus kompeten. Uji kompetensi sesuai dengan UU No 12 tahun 2012 tidak diperkenankan dilaksanakan oleh perkumpulan tetapi dilaksanakan sesuai dengan UU Perguruan Tinggi bersama dengan lembaga yang sama atau lembaga yang mendapatkan lisensi. Oleh karenanya itu, pekerjaan rumah tersebesar yang dihadapi adalah HPTKes harus mampu mendorong uji kopentensi bagi mahasiswa bidang kesehatan agar bisa melaksanakan uji kopetensi dengan perundangan yang berlaku. “Tekad terbesar kita adalah bagaiamana UU ini bisa dilaksanakan sekaligus membantu pemerintah sehingga kita bisa memetakan berapa mahasiswa yang lulus dengan baik
untuk mengikuti uji kopetensi. Orang yang menguji kopetensi harus lulus dari uji kopentensi. Tetapi kita belum mampu menstandarisasi kurikulum,” tegasnya. “Untuk itu kita harus mendorong kepada pemerintah agar mampu menstandarisasi dari proses pembelajaran yang ada yaitu dosen yang mengajar harus standar. Selama ini uji kopentensi kita 100% hanya dinilai dalam waktu satu atau dua hari. Padahal proses pembelajaran mereka sampai 4 tahun,” ujarnya. Budi Djatmiko menambahkan, di Lembaga Agreditasi Mandiri (LAM) Lam PTkes selama ini tidak terlibat terutama perguruan tinggi suwasta karena itu adalah proyek dari Dikti. Sebagai Ketua asosiasi saya mengetahui Perguruan Tinggi Suwasta (PTS) membuat proposal dan mereka mendeklarasikan di 22 provinsi untuk membuat Lembaga Agreditasi Mandiri Himpunan Perhguruan Tinggi Kesehatan. Mereka, kata Budi Djatmiko, sudah membentuk wadah membuat sistem berbasis ITI dan proses segera akan dilouncing untuk bisa diterapkan dalam waktu dekat. Tentu ini ditunggu oleh teman-teman perguruan tinggi kesehatan khususnya perguruan tingi suwasta. Dipaparkannya, dari prosentasi perguruan tinggi di Indonesia hampir berjumlah 4.500 dan 4.300 dari swasta. “Artinya, dalam hal ini pemrintah Dikti harus mendengarkan suara suwasta. Saya sudah sepakat dengan pak
Prof Dr Haryono Suyono bersama Prof Aris Djunaedi (tengah) dan Dr Budi Djatmiko (kanan).
Menteri kita bersisnergi untuk kemajuan perguruan tinggi seluruh Indonesia,” jelas Dr Budi Djatmiko. “Pak Menteri mengatakan PTS dan PTN tidak ada dikotomi tetapi kenyataannya di lapangan itu tetap dikotomi. PTS itu hanya marginal apalagi PTS kesehatan lebih termarginal padahal 2/3 mahasiswa dari 6,9 juta 2/3 nya swasta tetapi perhatian secara umum masyarakat, pemerintah sangat kurang. Padahal Indonesia APK disumbangkan swasta,” papar Dr Budi Djatmiko. Kenyataannya, lanjut dia, banyak regulasi persyaratan, kalau PTS persyaratannya khusus. “Pak Menteri keinginan tidak ada dikotomi tetapi kenyatannya di tingkat Dirjen masih dikotomi. Misalnya beasiswa kalau untuk swasta itu agretasinya harus A padahal kalau di PTN bisa B,” pungkasnya. ADE S
BERITA DUKA CITA Seluruh Pimpinan, Staf Redaksi dan Karyawan Majalah Gemari mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya:
Dr KH Muhammad Maftuh Basyuni Mantan Menteri Agama RI Periode 2004 - 2009
Pada 20 September 2016 dalam usia 77 tahun Semoga arwah almarhum diterima Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan serta kekuatan iman. Aamiin ya Robbal’aalamiin
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
47
PENDIDIKAN
Menpora Motivasi Ratusan Mahasiswa UIN Sunan Ampel Generasi muda Indonesia sebagai penentu masa depan bangsa harus dapat memaksimalkan potensi diri sehingga dapat bersaing pada kompetisi global. Apa yang dimiliki diri kita saat ini sangat terbatas dan amat sangat pendek waktunya, maka manfaatkanlah waktu sebaik mungkin.
Menpora RI H Imam Nahrawi, SAg, bergambar bersama pimpinan UIN Sunan Ampel Surabaya usasi menyampaikan Kuliah Umum di hadapan ratusan mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya. [FOTO-FOTO: DOK]
48
M
OTIVASI tersebut disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) H Imam Nahrawi, SAg, kepada mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, pada acara Kuliah Umum dengan tema Peran Pemuda Dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan Bonus Demografi 2025, September kemarin. Berbicara di depan ratusan mahasiswa, saat berkesempatan memberikan motivasi dan inspirasi, Menpora menekankan agar generasi muda Indonesia sebagai penentu masa depan bangsa dapat memaksimalkan potensi diri sehingga dapat bersaing pada kompetisi global. “Apa yang dimiliki diri kita saat ini sangat terbatas dan amat sangat pendek waktunya maka manfaatkanlah waktu sebaik mungkin. Termasuk pada saat kuliah di kelas, semua yang diajarkan dosen harus dicatat karena suatu saat akan sangat bermanfaat bagi masa depan. Oleh karena itu semua harus siap menghadapi pasar global,” kata Menpora Imam Nahrawi. Menpora menuturkan saat mendaftar dan menjalani masa kuliah dirinya tidak pernah bercita-cita sebagai Menteri. Ia hanya melakukan segala sesuatu sebaik mungkin dengan berusaha keras mengoptimalkan potensi diri.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
“Dulu ketika berangkat untuk kuliah, Ibu berkata agar manfaatkan ilmu untuk orang banyak. Semester 1 Ibu biayai selanjutnya saya cari sendiri. Akhirnya berbagai profesi digeluti mulai dari loper koran, kuli bangunan, berjualan kaligrafi hingga guru ngaji,” cerita Menpora yang akrab disapa Cak Imam ini. Terkait almamaternya, Alumni UINSA angkatan tahun 1991 ini mengungkapkan rasa bangga setinggi-tingginya karena selama menjalani masa kuliah telah banyak ilmu dan pengalaman yang diberikan pihak kampus. Meskipun harus lulus dengan masa kuliah selama tujuh tahun, Cak Imam tidak menyesal, pasalnya ketika itu tiga kegiatan harus dilakukan secara bersamaan yakni kuliah, bekerja dan berorganisasi. Sebagaimana dirinya yang juga pernah merasakan hal yang sama, yakni menjadi bagian dari UINSA (dulunya IAINSA, red) yang ingin sukses selepas kelulusannya. Ia memiliki pengalaman menjadi mahasiswa UINSA selama 7 tahun yang baginya merupakan pengalaman berharga. “Jadi kuliah itu tidak sertamerta kuliah, tapi menekuni kegiatan yang ada di kampus juga. Tapi kuliah 14 semester itu jangan ditiru ya,” ujarnya diiringi tawa. Dalam kesempatan ini, Menpora menceri-
takan bagaimana proses seorang alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAINSA bisa menjadi seorang Menpora RI. Mulai dari menjadi aktivis, pengurus kebun, penghulu, staf khusus pimpinan DPR, tim sukses presiden, pengalamannya bertemu dan berinteraksi dengan idolanya (Gus Dur, red) hingga latar belakang yang membuatnya diangkat menjadi Menpora RI. “Apa yang kita tanam akan berbuah suatu saat. Jangan lihat bagaimana seseorang hari ini, tapi lihat bagaimana ia kelak,” ungkapnya. Terkait antisipasi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), beliau berharap, sebagai masyarakat Indonesia tidak hanya sebagai penikmat tapi juga pencipta produksi. Beliau berpesan agar kita tidak hanya mampu menjadikan sebuah pohon menjadi kuat dan tinggi, tetapi juga bisa merawat, menanam hingga berbunga, berbuah, membawa manfaat, dan menjadikan akarnya kuat. Ia menekankan, bahwa kekuatan paling dahsyat adalah do’a. “Jangan kau tidak tahukan dirimu dengan Al-Qur’an dan masjid karena itu semualah yang akan menolong kita,” pesannya. Ia berpesan kepada mahasiswa agar bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dengan memperbaiki niat sejak awal. Potensi apapun yang dimiliki harus terus digali dan diasah, Ia yakin suatu saat akan berguna di masyarakat. “Bercita-citalah setinggi dan seluas langit karena itu tidak bayar. Lakukan sekarang masa depan menanti kita,”tukasnya. Sementara itu pada cara yang dihadiri beberapa Guru Besar, Dekan, Dosen dan civitas akademika lainnya, Rektor UINSA, Prof Dr Abdul A’la pada kesempatan ini menyampaikan selamat dan sukses atas ditunjuknya alumni UINSA H Imam Nahrawi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga RI dalam Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. “Selamat datang di almamater tercinta. Atas nama pimpinan dan civitas akademika UINSA kami mengucapkan selamat atas ditunjuknya H Imam Nahrawi sebagai Menpora RI,” ujarnya. Bahkan, ia berencana memberikan gelar doktor kehormatan untuk Men-
Menpora RI H Imam Nahrawi, SAg.
pora Imam Nahrawi. Gelar Doktor Honoris Causa tersebut akan diberikan mendatang. “Saya mengundang Bapak Imam Nahrawi untuk di Doktorkan di UIN Sunan Ampel Surabaya. Nanti juga akan ada dua tokoh nasional yang akan di Doktorkan yaitu Ketua PBNU As’ad Ali, ulama dan budayawan Mustofa Bisri,” papar Prof A’la. Selanjutnya Rektor meminta tim dari UINSA untuk mempersiapkan administrasi agar segera dapat diproses gelar Doktor kepada Menpora pada tahun depan. Rencananya, gelar Doktor yang akan diberikan pada bidang Pendidikan dan Pemuda. Usai acara Menpora mengunjungi Stand Pameran Hasil Produk Laut yang digelar Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan. Tanpa sungkan Imam Nahrawi berbaur dan bercengkrama dengan para mahasiswa, sesekali menyempatkan diri untuk berfoto bersama. HARI
Suasana berlangsungnya acara saat Menpora RI H Imam Nahrawi, SAg, menyampaikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
49
PENDIDIKAN
Hasil Karya Mahasiswa Indonesia
Unjuk Kebolehan di Dunia Internasional Mulai dari kepiawaiannya melakukan penelitian pemanfaatan lendir ikan hingga otak-atik olah mesin dan teknologi mampu membawa mahasiswa Indonesia berbicara di tingkat internasional. Jika pelajar Indonesia banjir prestasi, mahasiswa Indonesia pun demikian. Seperti, Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) misalnya yang berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi ASEAN Youth Initiatives (AYI) 2016.
Sejumlah pelajar Indonesia saat menerima penghargaan usai memenangkan Kompetisi ASEAN Youth Initiatives 2016 berkat lendir ikan. [FOTO-FOTO: DOK]
P
ADA kompetisi yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia berlangsung di University Technology Malaysia, pada 3-4 September 2016. Tim UGM yang beranggotakan Alif Kurniawan (Fakultas Kedokteran Hewan), Atikah Iffah Syakirah (Fakultas Kedokteran), Noviana Nur Sari (Fakultas Biologi), serta Qurrota A’yun (Fakultas Pertanian) ini sukses menjadi juara setelah berhasil menyisihkan puluhan tim lain dari sejumlah universitas di kawasan ASEAN. Dalam kompetisi tersebut mereka mengajukan karya tulis tentang potensi pemanfaatan lendir atau mukus pada ikan sebagai cairan pembersih tangan atau hand sanitizer. Qurrota A’yun, anggota tim UGM, menyampaikan bahwa mukus pada ikan memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan hand sanitizer. Dalam mukus ikan diketahui mengandung senyawa immunoglobin yang memiliki kemampuan menghambat bakteri gram positif dan negatif. “Immunoglobin dalam mukus ikan ini berperan sebagai antibiotik pada ikan. Selain itu, 50
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
dapat juga diaplikasikan pada kuman yang kerap menyerang manusia,”paparnya. Lebih lanjut dikatakan A’yun, sapaan akrab Qurrota A’yun, mukus ikan dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam hand sanitizer sebagai agen antimikrobial. Hal ini dikarenakan dalam mukus ikan mengandung berbagai enzim protease yang mempunyai aktivitas antibakteri yang kuat. Mukus juga mengandung lecitin yang terbukti dapat menyembuhkan luka. “Kandungan senyawa dalam mukus ikan ini mampu memberikan perlindungan dari patogen mikroba dan juga parasit,” tambahnya. Hand sanitizer berbahan mukus ikan ini ke depan sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Selain terbukti mampu memiliki aktivitas antibakteri yang kuat, ketersediaan mukus ikan sangat berlimpah di Indonesia dan cenderung belum banyak dimanfaatkan. “Mukus ikan bisa dimanfaatkan sebagai hand sanitizer pengganti alkohol dan juga meminimalkan kerusakan tangan karena kandungan alkohol yang berlebih,” pungkasnya. Prestasi dengan memanfaatkan lendir ikan
juga diraih mahasiswa UGM lainnya untuk obat luka diabetes. Penggagas ide pemanfaatan lendir lele sebagai obat luka diabetes ini datang dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Farmasi UGM. Mereka adalah Joshua Alif Wendy, Dion Adiriesta Dewanda, Megaria Ardiani, Utami Tri Khasanah, serta Raden Mas Ravi Hadyan. Mereka mengungkapkan, dalam lendir atau mukus lele mengandung senyawasenyawa protein aktif berupa Antimicrobial Peptides (AMPs). Senyawa ini memiliki potensi dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka karena memiliki aktivitas bakterisidal yang kuat untuk membunuh bakteri-bakteri patogen. “Ikan lele dikenal sebagai ikan air tawar yang punya mekanisme imunitas kompleks. Meski hidup di lingkungan air tercemar penuh bakteri patogen, tetapi jarang mengalami infeksi karena imunitas non spesifiknya berupa lendir pada kulit,” paparnya. Berawal dari hal itu, mereka berinisiatif meneliti lebih mendalam akan manfaat lendir lele untuk pengobatan luka kronis diabetes. Terutama, bagi penderita diabetes yang telah terinfeksi bakteri Methicillin Resistant Staphylococus aerus (MRSA). MRSA ini merupakan bakteri pathogen yang resisten terhadap berbagai jenis antibiotik dan menjadi penyebab utama luka infeksi kronis penderita diabetes. “Kita manfaatkan lendir lele yang murah dan ketersediaannya cukup tinggi di Indonesia sebagai produk salep untuk obat luka infeksi kronis penderita diabetes,” ujarnya. “Salep dari lendir lele ini berpotensi untuk dikomersialkan mengingat bisa menyembuhkan luka kronis diabetes yang terinfeksi MRSA,” ujarnya. Selain mahasiswa UGM, mahasiswa UPI Bandung juga meraih prestasi juara dunia mobil hemat energi. Tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia menjuarai lomba balap mobil hemat energi Shell Eco Marathon Drivers World Championship atau SEM DWC, di London, Inggris.
Dalam balapan yang diadakan, tim Indonesia mengungguli tim dari Perancis dan Amerika Serikat di lintasan Queen Elizabeth Olympic Park. Sontak, keberhasilan tersebut membuat Rektor UPI, Prof Furqon mengaku sangat gembira atas kemenangan ini dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas Amin Sobirin sebagai manajer tim. “Ini prestasi luar biasa. Mereka telah berjuang sejak di tanah air saat bekerja keras di Malang, Jawa Timur. Mereka juga bekerja keras memenangi kompetisi Asia saat berlaga di Filipina, dan akhirnya di ajang dunia yang diselenggarakan di London,” kata Furqon. Mampu meraih juara di Shell Eco-Marathon Asia 2016 di Rizal Park Manila, Filipina, saja sudah luar biasa, apalagi kini Tim Bumi Siliwangi mengharumkan UPI sekaligus mengharumkan nama besar Indonesia di mata internasional. Dia menjelaskan, prestasi gemilang memberikan dampak positif dalam kehidupan. “Ini pertanda bahwa, tidak ada masalah yang tidak dapat dipecahkan, selama niatnya untuk kebaikan. Bila ada kesukaran bisa dikomunikasikan demi efektivitas dan efisiensi,” ujarnya. Rektor mengakui, semua dilakukan melalui berbagai tahapan yang sangat berat. Berbicara prestasi dan pengalaman dalam bidang pembuatan kendaraan hemat energi UPI sudah dua kali mengikuti lomba Shell Eco Asia yang mampu meraih posisi 8 di tahun 2012 dan posisi 6 di tahun 2015. Prestasi yang didapat oleh tim Bumi Sili-
Hasil karya mobil garapan mahasiswa UPI Bandung, Jabar, sukses meraih prestasi juara dunia mobil hemat energi.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
51
Tim B Bumi Siliwangi dan Team 4 UPI Bandung yang juga sukses meraih prestasi membanggakan bidang otomotif.
52
wangi ini tidak lepas dari dukungan penuh semua pihak khususnya UPI Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Departemen Pendidikan Teknik Mesin, dan Alumni Teknik Mesin. Untuk even skala nasional yaitu Indonesia Energi Marathon Challenge (IEMC) tim Bumi Siliwangi pernah menyabet sebagai the best team dan runner up tahun 2013 dan peringkat 3 Prototype Ethanol tahun 2014. Yang menarik, Tim Bima Sakti UGM pun meraih penghargaan pada kompetisi otomotif berkelas internasional. Mobil balap formula Bimasakti dari Universitas Gadjah Mada berhasil menyabet beberapa penghargaan dalam
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
ajang kompetisi mobil formula karya mahasiswa, Student Formula SAE Competition of Japan di Jepang 6-10 September. Dalam kompetisi kali ini tim Bimasakti dinobatkan sebagai tim terbaik yang berhasil mengungguli mobil balap dari tim asal Asia Tenggara lainnya karena menempati peringkat ke-26 dari 92 tim yang mengikuti kompetisi ini berdasarkan hasil poin secara keseluruhan. Selain itu, tim Bimasakti juga berhasil menempati urutan ketiga untuk kategori Overseas Team, bahkan tim asal kota Kota Yogyakarta Indonesia ini juga berhasil menempati peringkat 3 dalam kategori Efficiency kelas Internal Combustion Vehicle (ICV). Fajar Fitrahadi Danda, salah satu anggota tim, mengatakan prestasi yang diraih tim Bimasakti merupakan buah hasil kerja keras tim yang sudah dipersiapkan selama lebih kurang 2 tahun. “Prestasi yang diperoleh oleh Tim Bimasakti tahun ini merupakan prestasi tertinggi yang tercatat selama Indonesia mengikuti Student Formula Japan SAE Competition,” kata mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM. Fajar menambahkan, tim Bimasakti UGM beranggotakan 28 mahasiswa dari Departemen Teknik Mesin dan Industri, Elektronika dan Instrumentasi, Ekonomika dan Bisnis, serta dua orang dosen pembimbing. HARI
PENDIDIKAN
Mahasiswa UGM Latih Warga Blora
Olah Jerami Kering untuk Pakan Ternak Mahasiswa KKN UGM memberikan pelatihan pengolahan jerami padi kering menjadi jerami padi fermentasi bagi masyarakat Desa Kebonrejo, Kecamatan Banjarejo, Blora Jawa Tengah. Dalam kegiatan itu selain diberikan penyuluhan, masyarakat diajak melakukan praktek secara langsung pembuatan jerami fermentasi.
K
OORDINATOR mahasiswa KKN, Abdussalam Al Ghozali menyampaikan di musim kemarau sebagian besar peternak selalu mengalami kesulitan dalam pengadaan pakan khususnya berupa rumput atau hijauan. Bisanya sebagian besar masyarakat menggunakan pakan alternatif berupa jerami padi kering guna memenuhi kebutuhan pakan ternaknya di musim kemarau. Hanya saja, ujar dia, pemberian jerami padi kering dalam jangka waktu lama belum mampu mencukupi kebutuhan nutrisi ternak. “Jika pemberiannya sampai 5 bulan, sapi bisa kekurangan nutrisi karena kadar protein kasar dari jerami padi kering sangat rendah berkisar antara 3-4 persen saja,” kata mahasiswa Ilmu dan Industri Peternakan UGM ini, dalam rilisnya. Karenanya perlu adanya terobosan untuk mendukung pengadaan pakan yang telah dilakukan kebanyakan masyarakat agar tercipta pakan ternak yang berkualitas dan selalu tersedia sepanjang tahun. Salah satunya dapat dilakukan dengan mengolah jerami padi kering menjadi jerami padi fermentasi. Bahkan menjadi pakan komplit dengan penambahan bekatul sehingga kualitasnya dapat meningkat. “Kita beri pelatihan ini untuk mendukung pengadaan pakan sapi yang berkualitas di Blora,” jelasnya. Seperti diketahui Kabupaten Blora adalah salah satu daerah lumbung sapi potong di Jawa Tengah. Setidaknya 16-17 persen populasi sapi Jawa Tengah berada di wilayah ini. Ghozali mengatakan bahwa di Desa Kebonrejo ini hampir setiap kepala keluarga
memiliki ternak sapi. Oleh sebab itu, kegiatan peningkatan kualitas stok pakan jerami padi ini menjadi penting untuk disampaikan kepada warga setempat untuk segera direalisasikan. “Warga sangat antusias mengikuti sosialisasi dan pelatihan pembuatan jerami padi fermentasi ini. Bahkan tidak sedikit yang mengungkapkan ingin mencoba mengolah jeraminya menjadi jerami fermentasi,” urainya. Sementara Bambang Suwignyo, SPt, MP, PhD, dosen pembimbing lapangan mahasiswa KKN UGM mengatakan pengolahan jerami padi kering menjadi jerami fermentasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pakan. Terlebih jika bisa dilanjutkan menjadi complete feed (pakan komplit) dengan penambahan bekatul kualitas pakan dapat meningkat dari kadar protein 3-4 persen menjadi 7-8 persen. “Upaya peningkatan kualitas pakan ternak salah satunya lewat pengolahan jerami padi kering penting dilakukan untuk mendukung usaha peternakan di Indonesia,” kata Bambang Suwignyo. Humas UGM/HARI
Mahasiswa UGM Latih Warga Blora Olah Jerami Kering Untuk Pakan Ternak
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
53
FORUM KITA
Dr Mulyono D Prawiro *)
Menyikapi Duri Dalam Daging Tidak banyak orang atau pemimpin yang selalu memberikan semangat kepada bawahannya, agar bawahan atau stafnya bisa maju dan berkembang serta memiliki wawasan yang luas. Banyak pemimpin hebat, tetapi hebat hanya untuk dirinya sendiri. Untuk menjadi atasan yang hebat, biasanya atasan itu bisa menjadi teman, guru, pembimbing dan sekaligus sebagai inspirator. Atasan bisa membuat kita membentuk karakter dan cara-cara yang tidak pernah dibayangkan, dan kadang-kadang bisa mengubah hidup kita. Hanya terlihat perbedaan yang sangat mencolok adalah atasan yang buruk itu nyaris dapat membunuh kita.
Kini saatnya untuk berfokus pada alasan mengapa kita tetap bertahan dan bekerja, dan menempatkan atasan kita dalam perspektif buruk. Kemudian yang perlu dicermati adalah, dia bukan segala-galanya dalam hidup kita, dia hanyalah aspek negatif dari persetujuan karier atau hidup yang kita buat dengan diri kita sendiri. [FOTO: ISTIMEWA]
M
EMBUNUH bukan berarti secara harfiah, tetapi atasan yang buruk bisa membunuh sebagian jiwa yang menjadi sumber energi positif, komitmen dan harapan kita, bahkan dalam keadaan sehari-hari mereka bisa membuat kita marah, terluka, sakit hati dan bisa juga membuat sakit secara fisik. Sebagai bawahan kadang-kadang kita dihadapkan pada kondisi dimana atasan setiap periode tertentu berubah atau berganti dengan orang baru yang belum diketahui karekter dan kebiasaannya. Dengan adanya perubahan atasan, bisa juga merupakan kesempatan emas bagi orang-orang tertentu untuk maju dan menunjukan kemampuan yang dimiliki, apalagi ada kesamaan keinginan dan harapan. Namun bagi sebagian 54
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
bawahan yang tidak sepaham dengan pemikirannya, akan timbul suatu konflik sosial dan membuat situasi dan kondisi kerja tidak nyaman. Bagi mereka yang secara konsisten memperjuangkan program yang selama ini dijalankan dengan baik, dengan munculnya pemimpin baru yang tidak sepaham, maka tidak sedikit dari mereka akan menyerah atau keluar dari organisasi. Jack Welch, dalam bukunya yang sangat terkenal berjudul “Winning” (Meraih Keberhasilan) mengatakan, bahwa atasan yang buruk dapat mempunyai segala macam bentuk. Beberapa merebut semua prestasi, beberapa tidak kompeten, beberapa menjilat ke atas dan menginjak ke bawah, yang lain suka menggertak dan mempermalukan orang lain,
mempunyai suasana hati yang suka berubah, menahan pujian dan uang, melanggar janji, atau mempunyai favorit, dalam arti suka dan tidak suka dengan seseorang. Kadang-kadang mereka cenderung bertahan lebih lama dalam beberapa organisasi atau perusahaan, bisa saja mereka sangat berbakat dan berhasil mencapai target atau mereka sangat kreatif. Biasanya mereka memiliki aliansi politik yang cerdik, atau bahkan ada orang-orang besar dan memiliki pengaruh yang luar biasa yang berdiri di belakangnya. Sebagai bawahan yang menanggap tidak terlalu cocok dengan atasan baru, yang dianggap buruk atau kurang sesuai dengan harapan, tidaklah perlu untuk tetap bertahan dan sebaiknya mencari alternatif lain. Namun yang perlu diperhatikan adalah keputusan apapun termasuk mengundurkan diri tidak harus dibarengi dengan perasaan sebagai korban. Dalam situasi apapun memandang diri sendiri sebagai korban benar-benar mengalahkan diri sendiri. Kalau itu menyangkut masalah karier, maka itu merupakan sikap yang membunuh semua pilihan kita, bahkan bisa juga sebagai awal dari spiral kematian kita. Hal ini bisa diibaratkan, kita hidup dalam budaya di mana kebanyakan orang menyalahkan restoran siap saji yang akhir-akhir ini sudah mulai menjamur, yang membuat anakanak mereka menjadi gemuk dan tidak sehat, demikian juga dengan pemerintah yang menghabiskan banyak anggaran untuk hal-hal yang tidak tepat sasaran. Memang harus diakui, biasanya muncul perasaan yang tidak menyenangkan bila mana atasan tidak berada pada pihak kita. Salah satu jalan adalah menghindar atau sesedikit mungkin berada di kantor dimana kita bekerja atau pun menghabiskan waktu di luar bersama orang lain yang disukainya yang bisa membuat hati lebih tenang, meskipun imbalannya jauh berkurang. Adanya peristiwa yang muncul yang patut disayangkan, atau tidak adil yang kadangkadang menimpa dalam hidup kita, bekerja di bawah atasan yang sulit adalah masalah kita, dan kita sendiri yang harus menyelesaikan. Untuk melakukan itu dan mencari jalan keluar yang terbaik adalah menerima, memperbaiki atau mengakhiri tugas yang diberikan, meskipun semuanya terasa menyakitkan hati. Kita akan mengalami kesulitan, karena sifat orang satu dengan yang lain berbeda-beda, dengan sendirinya atasan pun juga memiliki sifat dan karakter yang berdeda pula. Atasan
bisa juga berindak seenaknya atau terlihat buruk, karena memang sifatnya seperti itu, namun yang perlu diingat, mungkin saja dia orangnya baik dengan pelanggan dan cukup logis dengan atasannya sendiri ataupun rekan-rekan sekerjanya, tetapi mereka memperlakukan setiap bawahannya dengan perlakukan yang buruk, bahkan sering mengintimidasi, senang bertengkar, membentak-bentak, arogan dan suka mengabaikan halhal yang sebenarnya penting. Masih menurut Jach Welch, pada umumnya Dr Mulyono D Prawiro atasan tidak bertindak tidak menyenangkan pada orang-orang yang disukai, dihormati dan diperlukan, jadi kita sebaiknya merenung, apakah kita sungguh-sungguh telah memiliki prestasi? Bila atasan kita bersifat negatif terhadap kita, sudah dapat dipastikan bahwa mereka mempunyai versi sendiri terhadap suatu peristiwa, dan versinya menyangkut sikap atau prestasi kita. Apabila kita dihadapkan pada kenyataan, yaitu situasi di mana atasan yang dianggap buruk itu dan tidak akan berubah dalam waktu yang relatif pendek, maka sebaiknya kita perlu untuk berkompromi dan bertanya kepada atasan, apakah pengorbanan selama ini dianggap cukup atau sebaliknya. Bila jawabannya ternyata tidak, maka kita perlu memulai dengan menyusun rencana untuk keluar dan membuat cara keluar dengan kerugian yang sedikit mungkin. Namun bila jawaban sebaliknya, dan atasan menawarkan semacam manfaat panjang yang bisa kita terima dan pahami, maka kita benar-benar tidak mempunyai pilihan. Kini saatnya untuk berfokus pada alasan mengapa kita tetap bertahan dan bekerja, dan menempatkan atasan kita dalam perspektif buruk. Kemudian yang perlu dicermati adalah, dia bukan segala-galanya dalam hidup kita, dia hanyalah aspek negatif dari persetujuan karier atau hidup yang kita buat dengan diri kita sendiri. Disadari atau tidak, bahwa fakta kita bekerja dengan atasan yang buruk menurut pilihan kita, itu berarti kita kehilangan hak untuk mengeluh dan kita tidak dapat lagi menganggap diri kita sebagai korban. Karena itu merupakan pilihan, maka kita mau tidak mau harus menanggung konsekuensinya. *) Penulis adalah Dosen Pascasarjana dan Anggota Senat Universitas Satyagama dan Universitas Trilogi, Jakarta Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
55
LAPORAN DAERAH
Mbak Titiek Soeharto Dampingi Panglima dan Petinggi TNI
Ziarah ke Makam Pak Harto Menyambut hari TNI ke 71 pada 5 Oktober 2016, Panglima TNI membuat tradisi baru mengajak seluruh jajajarn TNI untuk melakukan ziarah ke makam Presiden RI dan tokoh-tokoh nasional yang telah berjasa terhadap lahirnya TNI. Tradisi ziarah ini bertujuan agar tidak melupakan sejarah.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama sejumlah jajarannya didampingi Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid saat ziarah ke makam Gusdur. [FOTO-FOTO: DOK]
56
B
ANGUN Nasionalisme Dengan Mengenang Jejak Perjuangan Tokoh Nasional. Tradisi baru dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam membangun semangat nasionalisme anggotanya. Mulai tahun ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) mentradisikan melakukan ziarah ke makam para mantan presiden dan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Tradisi tersebut diakui oleh Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, sebagai upaya untuk menghormati para mantan pimpinan tertinggi TNI, menghargai jasa para pendahulu dan terus menjaga kesinambungan sejarah. “Kita jangan sekali-kali melupakan sejarah,” kata Panglima dengan didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Ade Supandi; Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Agus Supriyatna dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Mulyono, usai ziarah ke makam Presiden Republik Indonesia kedua yang juga mantan Panglima ABRI, Jenderal Besar (TNI) HM Soeharto, di Astana Giribangun Matesih, Karanganyar, Rabu, 28 September 2016 lalu. “Sejarah perjuangan bangsa itu ada peris-
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
tiwa-peristiwa sebagai pembelajaran,” terangnya. Oleh karena itu, lanjut Panglima, dalam rangka memperingati HUT ke-71 TNI dan mulai tahun ini Panglima TNI dan para panglima komando melakukan ziarah rombongan ke makam-makam mantan Presiden dan Panglima Besar Jenderal Soedirman. “Disamping untuk pembelajaran, di dalam peristiwa-peristiwa itu ada tokoh penting yang bisa diambil sebagai tauladan bagi para pendahulu kita, jelasnya. Pasalnya, TNI dilahirkan oleh para pahlawan pendahulu. Panglima TNI mengungkapkan, dalam perjalanan bangsa ada banyak peristiwa penting, dalam peristiwa penting ada tokoh penting yang kita harus mengambil teladan dari para pendahulu. TNI ini dilahirkan oleh para pendahulu tersebut.Ini juga untuk mengingatkan generasi muda supaya tidak menghapus sejarah. Jenderal Gatot mengatakan Gatot kepada wartawan, tradisi ziarah keliling tersebut merupakan keputusan rapat dengan para kepala staf ketiga matra di TNI. Rapat itu memutuskan bahwa mulai tahun ini, setiap menjelang peringatan hari TNI, dilakukan ziarah keliling ke makam para mantan presiden dan makam Jenderal Soedirman yang diikuti oleh Panglima TNI, para kepala staf dan para pangkotama. “Kita keliling ke mantan pimpinan tertinggi TNI karena seuasi Undang Undang, presiden adalah pimpinan tertinggi TNI. Kita juga perlu mengingatkan generasi muda jangan sampai terhapus perjalanan sejarah. Jangan sampai lupa sejarah,” lanjutnya. Rangkaian ziarah itu dilakukan sejak 27 September dengan mendatangi makam presiden pertama, Ir Soekarno, di Blitar dan
dilanjutkan ke makam presiden keempat, KH Abdurrahman Wahid, di Jombang. Sedangkan 28 September, dilanjutkan menziarahi makam presiden kedua, Soeharto, di Karanganyar, Jateng dan selanjutnya menuju Yogyakarta ke makam Jenderal Besar Soedirman. Di Giribangun para petinggi TNI itu nampak ditemani oleh salah satu putri almarhum Soeharto, Titiek Soeharto. Bangun Nasionalisme Dengan mengenang jejak perjuangan tokoh nasional melalui tradisi baru dilakukan TNI sebagai upaya membangun semangat nasionalisme anggotanya. Jika selama ini semangat nasionalisme dibangun dengan berbagai gemblengan fisik, kini mereka diminta giat melakukan ziarah kubur. Tradisi itu mereka mulai dengan menggelar ziarah ke makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH Hasyim Asyari di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, kemarin. Ziarah itu dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Panglima Gatot sempat melakukan prosesi upacara secara militer di areal makam Gus Dur dan KH Hasyim Asyari. Sebagai inspektur upacara, Gatot lantas menggelar doa bersama dan tabur bunga di makam para tokoh Nahdlatul Ulama (NU) tersebut. Aksi tabur bunga itu didampingi Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid dan putri Gus Dur, Yenni Wahid, dan sejumlah jajaran Muspida Kabupaten Jombang. “Ziarah seperti ini akan kami jadikan tradisi di TNI. Ini untuk mengenang para pahlawan yang sudah berjuang untuk kemerdekaan,” ungkap Gatot. Ziarah di makam mantan Panglima TNI dan tokoh perjuangan, kata dia, sebagai upaya untuk tidak melupakan sejarah. Menurutnya, ziarah ini juga untuk menghargai jasajasa tokoh pejuang kemerdekaan. Dalam hal Gus Dur dan KH Hasyim Asyari, kedua tokoh ini dianggap memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia. ”Peran KH Hasyim Asyari jelas telah memberikan banyak kontribusi untuk kemerdekaan ini. Adapun Gus Dur, dia pernah menjadi presiden dan panglima tertinggi kami adalah presiden,” ucapnya. Ia lantas menyebut detail keterlibatan KH Hasyim Asyari dalam perjuangan bangsa yang
mengeluarkan fatwa resolusi jihad. Dijelaskan, pada tanggal 17 September 1945 silam, mantan Presiden Soekarno meminta fatwa resolusi jihad kepada pendiri NU tersebut. Kemudian pada tanggal 5 Oktober TNI lahir. ”KH Hasyim Asyari mengeluarkan fatwa jihad sehingga warga NU ikut berjuang merebut kemerdekaan. Berkat itu pula kemerdekaan bisa direbut meski hanya dengan senjata tradisional melawan senjata modern,” paparnya. Jenderal Gatot melanjutkan, penetapan Hari Pahlawan juga tak luput dari peran KH hasyim Asyari. Menurutnya, awalnya Hari Pahlawan ditetapkan tanggal 9 November. Namun KH Hasyim Asyari memberikan saran agar penetapan itu menunggu ” singa Jawa Barat”, KH Abas, datang. Setelah itu, menurutnya, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan. ”Ziarah seperti ini agar generasi muda TNI bisa mencontoh perjuangan para pejuang terdahulu, termasuk KH Hasyim Asyari,” tambahnya. Lebih jauh Gatot menyebut tradisi ziarah ke makam pahlawan dan tokoh yang dianggap sebagai pejuang itu bukan hanya muncul dari dirinya. Hal itu disampaikan ke sejumlah staf dan mereka menyepakatinya. Setelah ini, menurut Gatot, dia akan memerintahkan jajarannya untuk bisa ikut berziarah di wilayah masing-masing. ”Ziarah terutama untuk menyambut Hari TNI yang jatuh pada tanggal 5 Oktober,” sebutnya. Sementara itu, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid menyambut baik tradisi baru berziarah di institusi TNI itu. Menurutnya, ziarah sebagai bentuk penghormatan terutama kepada sosok yang dianggap tokoh. ”Baik saja ada tradisi seperti ini. Tentunya selain berdoa, juga sebagai bentuk penghormatan,” kata Gus Sholah, sapaannya. HARI
Mbak Titiek Soeharto (ketiga dari kaan) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (ketiga dari kiri) didampingi KSAL Laksamana Ade Supandi, KSAU Marsekal Agus Supriyatna dan KSAD Jenderal TNI Mulyono, usai ziarah ke Jenderal Besar (TNI) HM Soeharto, di Astana Giribangun Matesih, Karanganyar, Jateng.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
57
LAPORAN DAERAH
Jambore Tagana Tingkat Nasional 2016 di Balikpapan Pertemuan Jambore Nasional Taruna Siaga Bencana (Tagana) 2016 memiliki arti sangat penting bagi Tagana dan mitra kerja Tagana sebagai kesempatan untuk saling tukar pikiran dan informasi khususnya peran relawan dalam penanggulangan bencana.
Suasana pembukaan Jambore Nasional Taruna Siaga Bencana (Tagana) 2016 di Dome Balikpapan, Kamis 15 September 2016. [FOTO: KEMENSOS RI FOR BATUTIMES]
H
AL itu disampaikan Direktur Jenderal Perlindungan Sosial Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat, saat membuka secara resemi kegiatan Jambore Nasional Tagana 2016, di Dome Balikpapan, Kalimantan Timur, pertengahan September lalu. Jambore Nasional dan Bhakti Sosial Tagana merupakan kegiatan tahunan yang digelar Kementerian Sosial RI sejak 2004. Tahun ini memasuki penyelenggaraan yang ke-11. Pada Jambore Nasional Tagana berlangsung mulai 15—17 September 2016 dipusatkan di Pantai Lamaru, Balikpapan itu, Harry mengatakan dalam penanggulangan bencana, Kementerian Sosial RI bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dasar, shelter dan layanan psikososial bagi korban bencana. Dalam Jambore Nasional ini, sebanyak 1.300 personil Tagana yang hadir dari 34 provinsi memenuhi lokasi pembukaan di Dome Balikpapan. Turut hadir pula 200 orang mitra kerja Tagana dari Badan SAR Nasional, Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, LSM bidang kebencanaan, dan kalangan dunia usaha. 58
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Sehingga membuat kegiatan pembukaan jambore yang tahun ini bertema “Bersama Mengatasi Bencana di Bumi Kita” suasananya hangat dan penuh keakraban melingkupi para personil Tagana. Mereka terlihat antusias mengikuti kegiatan pembukaan. Mereka menyanyikan Mars Tagana dan meneriakkan yel-yel. “Memang pertemuan ini memiliki arti yang sangat penting bagi Tagana dan mitra kerja Tagana sebagai kesempatan untuk saling tukar pikiran dan informasi khususnya peran relawan dalam penanggulangan bencana,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan Sosial Kementerian Sosial. Harry juga mengatakan dalam penanggulangan bencana, Kementerian Sosial RI bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dasar, shelter dan layanan psikososial bagi korban bencana. Sementara itu Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, Adi Karyono mengungkapkan, penyelenggaraan Jambore Nasional Tagana ke-11 ini terasa sangat istimewa. Baik dari tema, peserta, dan ragam kegiatannya. Tagana pertama kali dibentuk pada 24
Maret tahun 2004. Tagana merupakan wadah relawan terlatih dalam penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Jumlah Tagana pada 2016 sebanyak 29.734 personil tersebar di seluruh Indonesia. Eksistensinya sampai saat ini terus melesat menjadi tenaga yang sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan penanggulangan bencana baik pada masa kesiapsiagaan, tanggap darurat maupun pasca bencana. Ia menyebutkan, beberapa bentuk kegiatan dalam acara tersebut seperti apel siaga bencana, simulasi penanganan bencana oleh Tagana dan mitra kerja, bakti sosial, penguatan personel Tagana, dan lomba bertema kesiapsiagaan dalam bidang logistik, pengungsian serta perlindungan korban bencana. Bahkan, pengibaran bendera berukuran 25x45 meter akan dilakukan tim Tagana bertempat di Pantai Lamaru. Lokasi yang sama juga digelar apel siaga bencana dan simulasi penanggulangan bencana oleh tim Tagana bersama Basarnas, PMI, BPBD, dan TNI/Polri. “Dan yang menarik tahun ini akan ada pemecahan rekor MURI untuk pengibaran bendera raksasa Tagana,” ucapnya. Adi menjelaskan, jambore yang tidak hanya diikuti dari unsur Tagana saja tetapi mitra kerja dalam penanggulangan bencana, seperti Badan SAR Nasional (Basarnas), Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, LSM bidang kebencanaan, kalangan dunia usaha, dan masyarakat ini sangat sejalan dengan tema jambore, “Bersama Mengatasi Bencana di Bumi Kita’. Artinya memang Tagana tidak bisa bekerja sendiri dalam penanggulangan bencana. Sinergi dan kolaborasi bersama mereka sangat penting,” katanya. Selain mitra kerja dari Indonesia, dalam jambore ini juga akan hadir utusan Perserikatan Bangsa Bangsa bidang Kemanusiaan (Office for the Coordination of Huma-
Pembersihan sampah di sekitar sungai yang ada di Balikpapan, Kaltim, menjadi salah satu aksi Tagana dalam Baksos.
nitarian Affairs) serta utusan negara ASEAN+3 (Jepang, Cina, Korea Selatan) yang memiliki relawan penanggulangan bencana berbasis masyarakat di negara masing-masing. ”Utusan ASEAN diundang untuk meninjau kegiatan sekaligus berbagi informasi dan pengalaman penanggulangan bencana di negara masing-masing. Sekaligus juga merayakan World Humanitarian Day atau Hari Kemanusiaan Internasional,” jelas Adhy lagi. Hadir dalam acara penutupan kegiatan Jambore Nasional Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Balikpapan, Kalimantan Timur, adalah Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa. HARI
Jambore yang bertema “Bersama Mengatasi Bencana di Bumi Kita” antusias diikuti para personil Tagana dalam suasana penuh hangat dan keakraban.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
59
LAPORAN DAERAH
Pemuda Lampung Timur
Peroleh Kegiatan Pemberdayaan Demi membangun dan memajukan daerahnya, pemuda Lampung Timur diajak bersama-sama bergotong royong. Agar lebih kreatif mereka memperoleh berbagai kegiatan pemberdayaan.
Sejumlah anggota KNPI Lampung Timur saat diterima Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim di ruang kerjanya. [FOTO-FOTO: DOK]
60
B
UPATI Lampung Timur Chusnunia Chalim saat menerima audiensi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lampung Timur, di kantor bupati, mengajak semua pihak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan pemuda di daerahnya. Pada kesempatan itu, Bupati meminta agar menguatkan upaya menjalin kerja sama dan membuka peluang bagi pemuda-pemuda Lampung Timur. Untuk itu, Chusnunia berharap KNPI Lampung Timur dapat membantu para pemuda menjadi pemuda yang kreatif dan produktif. “Pemuda-pemuda Lampung Timur butuh bimbingan dan motivasi, agar menjadi pemuda yang kreatif dan berwawasan,” ujar Chusnunia Chalim.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
Menurut Chusnunia yang merupakan bupati perempuan pertama di Lampung ini, perkembangan suatu daerah tidak luput dari pola pikir pemudanya. Maka, pembentukan pola pikir mandiri dan kreatif diperlukan. Ketua KNPI Lampung Timur, Mursalin menyambut ajakan Chusnunia untuk bersama-sama memberdayakan pemuda Lampung Timur. ”KNPI tentu bekerja sama dengan pemerintah untuk memajukan para pemuda Lampung Timur,” kata Mursalin. Pada kesenpatan lain, Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim juga menekankan perempuan di Lampung Timur, agar dapat memiliki kreativitas dan dapat bersaing di dunia global. “Maka isu gender harus terus disosialisasikan ke seluruh perempuan di Lampung Timur. Supaya, perempuan dapat bersaing dan meningkatkan sumber daya manusia Lampung Timur ke depannya. Kualitas manusia tidak dibatasi jenis kelamin, melainkan kemauan yang besar dan keuletan seseorang untuk maju berkreasi,” ujar Chusnunia Chalim. Chusnunia juga berharap agar perempuan di Lampung Timur dapat senantiasa kompak dan cerdas, dalam menghadapi tantangan globalisasi. “Kunci utama agar perempuan dapat sukses menghadapi tantangan globalisasi ialah kompak, dan memiliki komitmen untuk berjuang,” kata Chusnunia Chalim, pemimpin di era baru yang tak sungkan-sungkan menyambangi warga desa dan dengan sabar melayani permintaan warga yang hendak berfoto dengannya. Nampaknya, bupati yang satu ini memahami, ada harapan besar dari warga. Dan sebagai pemimpin, dia akan berusaha bekerja keras memberikan yang terbaik bagi warga Lampung Timur. Ia juga menyebut, saat ini, tidak sedikit pemimpin perempuan di berbagai daerah, sukses membawa daerah mereka maju di kancah nasional. Apa yang dilakukan pimpinannya dalam
memberikan perhatian pada generasi muda, termasuk perempaun juga diikuti para jajarannya. Seperti misalnya, Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dissosnakertrans) Lampung Timur membuka pelatihan eletronik dan las listrik di Balai Desa Gunung Mekar, Kecamatan Jabung, Lampung Timur, beberapa waktu lalu. Melalui pelatihan keterampilan bagi pemuda Lampung Timur yang bertema “Membangun Keterampilan Menuju Masyarakat yang Kreatif dan Produktif untuk Membangun Lampung Timur”, Kepala Dissosnakertrans Lampung Timur, Budi Yul mengungkapkan, pelatihan keterampilan bagi pemuda Lampung Timur itu digelar dalam dua gelombang. Setiap gelombang terdiri dari 40 orang peserta. “Total, nantinya ada 80 orang pemuda Lampung Timur dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Gunung Pelindung, Jabung, dan Melinting. Mereka dilatih selama 24 hari,” kata Budi Yul. Pada pembukaan pelatihan tersebut, Budi Yul juga menyampaikan pesan Bupati lampung Timur Chusnunia Chalim kepada para peserta pelatihan. “Ibu Bupati berpesan agar para pemuda Lampung Timur, terus mengembangkan sumber daya manusia untuk membangun Lampung Timur ke depannya,” ungkap Budi Yul. Turut hadir dalam pembukaan, para kepala desa, forkopimcam, dan Kepala Balai Latih Kerja (BLK). Diungkapkan juga oleh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Kadissosnakertrans) Lampung Timur Budi Yul saat bertandang ke Metro, tepatnya di Studio Djajan, untuk menemui anak-anak muda pegiat ekonomi kreatif asal Lampung Timur yang membuka usaha di Metro. ”Saya mengajak mereka untuk sama-sama bergotong royong membangun Lampung Timur. Mereka anak-anak muda kreatif. Lewat karya, mereka bisa memajukan Lampung Timur,” kata Budi. Dalam acara tersebut, para pegiat ekonomi kreatif muda tersebut berpromosi kepada Budi. Mereka memperlihatkan produk-produk yang mereka buat, seperti souvenir,
kresbag sebagai salah satu cara mengajak masyarakat untuk mengurangi kantong plastik, yang notabene susah diurai. Ia senang ketemu anak muda, mendapat informasi dan inspirasi baru. Budi menegaskan, pemerintah akan berupaya membantu anak muda pegiat ekonomi kreatif asal Lampung Timur. Meski begitu, dirinya masih akan meninjau kembali bidang yang cocok untuk menerapkan hal tersebut. Selain memberikan pelatihan, Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dissosnakertrans) Lampung Timur menerima bantuan satu unit truk operasional penanggulangan bencana, dari Kementerian Sosial Republik Indonesia. Bantuan tersebut diserahkan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo kepada Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim, saat pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Sukadana, Lampung Timur. Menurut Kepala Dissosnakertrans Lampung Timur, bantuan kendaraan berupa truk tangki penanggulangan bencana, berasal dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial. “Ada beberapa kabupaten di Lampung yang juga mendapatkan bantuan kendaraan operasional dari Kementerian Sosial, Lampung Timur salah satunya,” kata Budi Yul. Budi mengatakan, dengan penambahan fasilitas dari Kementerian Sosial tersebut, harapannya dapat meningkatkan kinerja Dissosnakertrans Lampung Timur saat terjadi bencana. HARI
KNPI Lampung Timur bergambar bersama sejumlah pimpinan Pemkab Lampung Timur.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
61
LAPORAN DAERAH
Globalisasi Beri Semangat
Generasi Muda Raih Prestasi Internasional Dalam menyikapi globalisasi ditengah ketatnya kompetisi dan keharusan melanjutkan program pembangunan berkelanjutan, ternyata memberi semangat baru para remaja, pelajar dan mahasiswa Indonesia. Mereka mampu mengukir prestasi di dunia internasional. Berbagai prestasi generasi muda itu diraih dalam berbagai ajang kompetisi, termasuk dalam bidang penelitian.
Tim None Developers dari Universitas Trunojoyo Madura, wakil Indonesia dalam Imagine Cup Final 2016, sedang mempresentasikan game buatan mereka di Kampus Microsoft, Redmond, Washington.
S
EKRETARIS Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Nuramaliati Prijono mengungkapkan kegembiraannya atas prestasi peneliti remaja Indonesia. Keberhasilan pelajar Indonesia ini menjadi indikator peningkatan kualitas peneliti remaja di Indonesia. “Kita harus dapat terus meningkatkan kualitas peneliti remaja dengan kompetisi sejenis di Indonesia, sehingga mereka nantinya akan terbiasa berkompetisi dan tertarik pada riset,” katanya saat memberikan ucapan kepada lima pelajar Indonesia yang baru saja berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan pada ajang bergengsi International Exhibition for Young Inventors (IEYI) yang berlangsung di Harbin, Tiongkok, pada Juli 2016 lalu. Para pelajar dengan tiga karya ilmiahnya itu meraih 1 medali emas, 1 medali perak, dan sejumlah penghargaan khusus ini merupakan binaan kompetisi ilmiah LIPI. Medali emas diraih atas karya inovasi berjudul D-box CC (Detector Box for CO and CO2) yang merupakan karya Aan Aria Nanda dan Feriawan Tan dari SMA Negeri 1 Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Alat ini mampu 62
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
mendeteksi kadar kandungan gas CO dan CO2 yang berbahaya bagi manusia. Medali perak diraih atas penemuan berjudul “Smart Trash Bin” yang merupakan karya Ryan Timothy Abisha dari Sampoerna Academy, Jakarta. Fungsi alat ini adalah memberikan solusi bagi masyarakat, khususnya anak-anak, yang belum paham dalam mengkategorikan dan memilah jenis sampah organik, non organik, atau metal. Alat ini dapat memberikan petunjuk jenis sampah yang akan dibuang. Selain meraih medali perak, temuan itu juga memperoleh penghargaan khusus dari Jepang dan Macau. Sementara itu, temuan berjudul Sistem Mitigasi Banjir (Flood Mitigation System) karya Asep Muhamady Anwar Salim dan Muchammad Alfarisi dari SMK Negeri 2 Cimahi, Provinsi Jawa Barat memperoleh penghargaan khusus dari Singapura dan Thailand. Karya ini berupa sistem informasi peringatan dini bencana banjir yang disampaikan melalui pesan singkat. Tujuan dari karya ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan deteksi dini kebencanaan lingkungan khususnya di daerah bencana banjir.
Dia berharap, prestasi yang diraih lima peneliti remaja tersebut dapat menstimulasi remaja lainnya agar ikut berinovasi menciptakan penelitian yang berguna untuk masyarakat. Serta pada akhirnya menciptakan bibit unggul peneliti Indonesia pada masa depan. Tak mau kalah unjuk prestasi, dua siswa Madrasah Indonesia pun meraih Juara Umum Asian Youth Robotic Olympiad (AYRO) 2016, di Singapura. Dua siswa Madrasah Pembangunan, Syahrozad Nalfa Nadia (9) dan Avicenna Roghid Putra Sidik (6), mencetak prestasi membanggakan dengan berhasil meraih emas pada ajang Asian Youth Robotic Olympiad (AYRO) 2016 yang digelar pada 13-14 Maret 2016 lalu. “Syahrozad Nalfa Nadia dan Avicenna Roghid Putra Sidik meraih Gold Prize medal brick Speed, Gold Prize Medal, Silver Prize Medals Maze Solving Junior, dan Bronze Medal Aerial Robotic Junior,” terang ibunda mereka berdua, Himatul Laily Waisnaini yang mengaku kaget sekaligus bangga dengan prestasi yang diraih kedua anaknya di usianya yang belum sampai sepuluh tahun. Kebanggaan itu semakin terasa karena dia merasa bahwa pilihan untuk menitipkan pendidikan anaknya di madrasah tidaklah keliru. Selain belajar agama, di madrasah anakanaknya juga belajar dan dilatih ilmu sains dan teknologi. “Saya terharu, saya melihat langsung di sana,” tuturnya singkat. Atas prestasi yang diraihnya, Ocha bahkan didaulat panitia membacakan puisi Dzikir karya D. Zawawi Imr on pada acara penutupan ajang robotic tersebut. “Saat Ocha membaca puisi, suasana menjadi hening,” tukas Laily. Selain Ocha dan Avicenna, Andi Faiz Naufal Zain yang mewakili Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tampil di tim senior juga berhasil meraih Gold Prize Medal Robot Kreatif dan BPM Animal Robotic. Tim MTs Negeri Pamulang juga berhasil mengukir prestasi pada ajang lomba robot ini. Ibrahim dan Ridho ber hasil meraih Gold Prize Medal Soccer Senior, sedangkan Nisa dan Nadya meraih Special Award Robot Kreatif dan Animasi. Siswa lainnya bernama Raka mendapat GPM Soccer Senior. Dari total 10 cabang yang dilombakan, siswa madrasah berhasil membo-
rong 9 piala. Mereka pun kembali ke Indonesia dengan status sebagai juara umum ajang kompetisi robot internasional tersebut. Prestasi lainnya juga diraih pelajar Indonesia di Kompetisi Teknologi Internasional Imagine Cup 2016, yang diselenggarakan di Seattle, USA tanggal 27 Juli lalu. Tim pelajar berhasil terpilih masuk menjadi finalis dunia, tim None Developers dari Universitas Trunojoyo, Madura, mampu mengikuti jejak keberhasilan senior mereka dengan menyabet posisi juara dua dunia dalam kategori games dengan karya berjudul “Froggy & The Pesticide”. Permainan ponsel yang mereka kembangkan ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran lingkungan kepada para penggunanya agar tidak lagi menggunakan pestisida kimia di lahan perkebunan dan pertanian. Permainan ini berpusat pada tokoh Froggy, yang ingin mengganti semua pestisida dengan biopestisida yang ramah lingkungan. HARI
Lima Pemuda Indonesia berprestasi di Tiongkok 2016.
Tim bulu tangkis pemuda Indonesia kerap menjuarai berbagai ajang kejuaraan internasional.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
63
LAPORAN DAERAH
Anak Muda Jangan Gampang Menyerah Generasi saat ini membutuhkan motivasi berdasarkan pengalaman agar dapat tumbuh berkembang, terus maju menjadi generasi yang lebih baik dalam rangka menghadapi tantangan yang ke-21 yang begitu kompleks. Itu, antara lain yang dikemukakan Agus Harimurti Yudhoyono. Putra pertama Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009, 2009-2014 ini juga mengingatkan generasi muda bahwa pendidikan bersifat abadi. Pendidikan harus dijalani sepanjang masa dengan terus menerus menanamkan karakter atau nilai-nilai baik dalam diri sendiri.
Agus Harimurti Yudhoyono saat bersama keluarga besarnya. [FOTO-FOTO: DOK]
“P
ENDIDIKAN tidak berhenti di kuliah, tapi sifatnya abadi. Nilainilai pendidikan formal menjadi pijakan untuk meraih kesuksesan selama menjalani masa depan,” ujarnya. Pemilik gelar MSc, MPA, dan MA kelahiran Bandung, 10 Agustus 1978 ini meyakini pendidikan adalah kunci untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik. Menurut lulus dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama serta medali Adhi Makayasa Akademi Militer Magelang pada Desember 2000 ini, hal yang penting, pendidikan tidak hanya menyiapkan manusia cerdas tetapi juga manusia berkarakter, yang bisa melihat tantangan sebagai peluang. Lulusan SMA Taruna Nusantara dan Akademi Militer ini menyebut, pendidikan militer melatihnya untuk hidup disiplin. Selain itu, sebagai militer, dia juga dilatih untuk memiliki passion (hasrat) atas apa yang dia jalani. “Dunia saat ini sangat kompleks maka 64
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
generasi muda harus punya mentalitas baik, tidak cepat menyerah dalam menghadapi permasalahan,” ujar Agus yang bergelar Master of Public Administration pada John F. Kennedy School of Government dari Harvard University, Massachusetts AS. Agus mengungkapkan, generasi muda Indonesia juga perlu memiliki kecerdasan emosi, termasuk jernih dalam mengambil setiap keputusan. Indonesia memiliki kearifan lokal yang menonjol dan perlu dibanggakan, yaitu kemajemukan. Ia pun merasa prihatin dengan sejumlah aksi kekerasan dan tawuran oleh anak muda. Oleh karena itu, keragaman Indonesia seharusnya semakin melatih anak-anak muda untuk belajar toleransi. Pasalnya, kata Agus, banyak negara yang homogen, maka seharusnya kemajemukan kita harus dieksploitasi dengan baik. Terkait kualitas pendidikan, suami Annisa Pohan pun menilai universitas di Indonesia tidak kalah dibanding universitas di luar negeri.
Di sisi lain, menurutnya, dunia pendidikan tinggi di Indonesia juga harus mengambil hal-hal positif dari luar. Ayah dari Almira Tunggadewi Yudhoyono juga mengajak generasi muda Indonesia untuk tidak mudah menyerah menghadapi berbagai macam rintangan dan hambatan. Dia menilai, sesungguhnya di setiap tantangan ada peluang. “Untuk itu kita harus selalu membangkitkan energi positif dan tetap optimis dalam setiap kesempatan,” ujar Agus saat tampil dalam acara off air talk show ‘Mata Najwa’ Metro TV di Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU), pada (5/ 4/2014) lalu, saat tampil sebagai nara sumber bersama tokoh muda Denny Indrayana, Wamenkum HAM dan Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina dengan pemandu acara Najwa Shihab. Saat itu Agus Harimurti Yudhoyono tampil mewakili generasi muda TNI dan menyampaikan tentang hal-hal perubahan yang terjadi dalam tubuh TNI menuju TNI yang semakin profesional, modern dan dicintai rakyat. Peraih gelar Master of Science di bidang Strategi Pertahanan di Nanyang Technological University, Singapura dan Master of Public Administration di Harvard University, Amerika Serikat itu mengungkapkan, generasi muda kita memang membutuhkan motivasi agar terus maju dan menjadi generasi yang lebih baik dalam rangka menghadapi tantangan yang ke-21 yang begitu kompleks. Agus juga mengatakan, di Indonesia saat ini terdapat kesenjangan antara pencari dan penyedia lapangan kerja. Di satu sisi, pengusaha susah mencari para pekerja terlatih, tapi di sisi lain para pekerja susah mendapatkan pekerjaan yang diidamkan. “Saya berharap generasi muda kita bisa setiap saat melengkapi dirinya dengan pengetahuan, dan pengalaman yang didapat oleh orang-orang yang dianggap sebagai mentor mereka,” ujar Agus Yudhoyono. Dengan pangkat terakhir Mayor (Inf) TNI AD dengan jabatan Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning ini, yang saat ini dipercaya menjadi calon gubernur (cagub) DKI Jakarta pada Pilkada 2017, yang diusung oleh Poros Cikeas (Demokrat, PPP,
PKB, PAN) ini, ia ingin berbagi semangat untuk terus melakukan sesuatu yang positif, sesuatu yang baik. Do the best in anything we do tanpa ada harapan-harapan tertentu untuk bisa diapresiasi, dapat penghargaan. “Tapi sekali lagi saya ingin sebarkan virus positif dalam arti, mari apapun yang kita lakukan, sekecil apapun, bernilai baik tentu akan memiliki bakat tersendiri dan positif di tengah masyarakat kita,” ujarnya. Dan, lanjut dia, jangan skeptis. “Saya bingung mulai dari mana, karena banyak masalah dari luar yang harus dihadapi, tapi always remember kalau kita punya sebuah komitmen, dedikasi untuk berbuat sesuatu itu baik meskipun kecil, nanti pasti ada nilainya,” tandas Cagub DKI yang berpasangan dengan Prof Dr Sylviana Murni ini. Sebagai generasi muda berbakat dalam dunia militer Indonesia, tetapi pada akhirnya dia harus memilih jalan mana yang harus ditempuhnya, sehingga dia pun dengan yakin memutuskan mengajukan berhenti dengan hormat dari dunia yang pernah ditekuni ayah (Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono dan juga kakeknya Letjen (Purn) TNI Sarwo Edhie Wibowo ini, mengakui inspirasinya memilih bidang militer sejak muda, tak lain terinspirasi dari ayahnya yang seorang perwira aktif di militer ketika itu yang memiliki rekam jejak yang sangat baik sebagai seorang perwira dan juga capaian-capaian tersendiri yang cukup fenomenal. Termasuk kakeknya, almarhum Sarwo
Agus Harimurti Yudhoyono saat masih berkarier di militer dengan pangkat Mayor (Inf) TNI bersama rekan-rekannya.
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
65
Agus Harimurti Yudhoyono usai mendaftar Calon Gubernur DKI Jakarta di KPUD DKI Jakarta bersama pasangannya Prof Dr Silvyana Murni.
Edhie Wibowo dan juga keluarga besarnya banyak yang militer, termasuk pamannya Pramono Edhie Wibowo. Mereka semua menjadi inspirasinya. Sejak kecil saya ingin masuk militer sebenarnya, masih SD, karena saya akrab dengan kehidupan militer. “Pada akhirnya, saat itu saya menentukan
66
Gemari Edisi 189/Tahun XVII/Oktober 2016
pilihan masuk di akademi militer. Saya berpendapat semua pekerjaan itu baik dan mulia tapi saya memilih militer. Itu semua lahir dari diri saya sendiri. Tidak ada paksaan, tidak ada keinginan dari luar, dan orangtua mendukung,” tuturnya. Jadi, kata Agus, akhirnya orang kalau dulu berpikir dengan memegang satu buku dia bisa ketahui dunia, karena buku adalah jendela dunia, tapi sekarang dengan gadget kita bukan hanya tahu dunia tapi jagat raya. Semuanya bisa kita ketahui hanya dalam waktu hitungan detik dengan teknologi gadget. “Jadi seharusnya generasi berikutnya harus semakin cerdas, semakin pintar dalam arti memiliki wawasan yang luas,” ucapnya. Kalau generasi muda ke depan tidak lebih pintar, menurut dia, aneh. “Tetapi yang saya concern, bukan khawatir ya tapi saya ingin kita semua berpikir bahwa jangan sampai kepintaran itu tidak dibarengi sebuah karakter yang kuat. Karena orang pintar tanpa karakter bisa menjadi monster. Berbahaya. Tapi dengan karakter yang baik meyakini bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus digunakan untuk kepentingan yang baik pula,” paparnya. Dia ingin anak muda kita tidak mudah menyerah. Generasi yang instan yang inginnya shortcut, kadang-kadang menjadi generasi yang lemah mentalnya. Menurutnya, generasi seperti itu tidak cukup kuat menghadapi permasalahan ataupun tantangan. Akhirnya the old generation kadang-kadang mengeluh melihat ini. Dulu kita tanpa apaapa kita siap. Kita, tutur Agus, dengan segala keterbatasan kita bisa melawan penjajah. Kenapa anak muda sekarang cengeng? Kenapa sedikitsedikit mengeluh? Kenapa pesimis? Kenapa selalu melihat negatifnya? “Nah ini harus ada striking to the balance, jadi pintar boleh tetapi punya karakter yang kuat,” tegas Agus Harimurti Yudhoyono. Dari berbagai sumber/HARI